Proposal Inovasi Stase 1 Babulu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PROGRAM INOVASI PEMBENTUKAN PIK - R SMAN 4 PPU DI UPT PUSKESMAS BABULU



OLEH : KELOMPOK DEVI AGUSTRIA NANIK SARMILA TUKINI



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDY PROFESI BIDAN 2022/2023



1



BERITA ACARA SERAH TERIMA Pada hari Rabu, tanggal 26 Agustus 2022, telah terjadi penyerahan/ penerimaan hasil inovasi Mahasiswa Program Studi Profesi Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dalam rangka Pencapaian Penilaian Asuhan Kebidanan Pada Remaja dan Pranikah di UPT Puskesmas Babulu. Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama Inovasi



: Kelompok : Pembentukan PIK-R



Dalam hal ini bertindak atas nama mahasiswa Prodi Profesi Kebidanan yang menyerahkan inovasi, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA 2. Nama Jabatan



: Alif Patul Ulumi, S.ST : Preceptor Lahan di UPT Puskesmas Babulu



Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perwakilan dari UPT Puskesmas Babulu yang menerima inovasi, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Pihak Pertama menyerahkan ke Pihak Kedua dan Pihak kedua menerima inovasi berupa Pembentukan PIK-R yang dapat menjadi program pengembangan dalam membangun konselor sebaya yang ada di sekolah sebagai jejaring petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan pendidikan keterampilan hidup sehat dikalangan remaja. Demikian berita acara serah terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Kedua



Pihak Pertama/ Ketua Kelompok



Alif Patul Ulumi , S.ST NIP. 197609122005022004



................................... NIM. P07224420003



2



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan proposal program Inovasi Pembentukan PIK-R di UPT Puskesmas Babulu. Penyusunan proposal ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu,dan pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Supriadi B, S.K.p.,M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan KalimantanTimur. 2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan KalimantanTimur. 3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan KalimantanTimur. 4. Faridah Hariyani, M. Keb selaku Pembimbing Institusi yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan sabar kepada kelompok dalam penyusunan proposal ini. 5. Alif Patul Ulumi, S.ST selaku Preceptor Mentor yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan sabar kepada kelompok dalam penyusunan laporan ini 6. Dwi Sulistiyani, S. ST selaku kepala UPT Puskesmas Babulu. 7. Ernawati, A. Md. Keb selaku pemegang program Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Babulu tempat mahasiswa melakukan praktek lapangan yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan proposal ini. Akhir kata, kami berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga proposal inovasi ini membawa manfaat bagi Puskesmas dan remaja pada khususnya. Babulu, 22 Agustus 2022



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Menurut Word Health Organitation (WHO), yang termasuk kedalam kelompok remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan secara demografis kelompok dibagi menjadi kelompok usia 10-14 tahun dan kelompok usia 15-19 tahun. Sementara Undang-undang No.35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang



No.23



Tahun



2002



tentang



Perlindungan



Anak



mengelompokkan setiap orang yang berusia sampai dengan 18 tahun sebagai anak sehingga berdasarkan undang-undang ini remaja termasuk dalam kelompok anak. Berdasarkan data proyeksi 2010-2035, proporsi penduduk remaja berusia 10-19 tahun pada tahun 2018 adalah sekitar 17,03% dari total penduduk atau sekitar 45 juta jiwa. Data proyeksi yang dikeluarkan oleh BPS 2010-2035 ini menunjukkan bahwa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia anak dan lansia. Pada periode tersebut diperkirakan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 69% dari total jumlah penduduk yang ada. Jika dimanfaatkan dengan baik bonus demografi ini akan menjadi peluang emas untuk bisa mencapai tingkat pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode-periode lainnya. Pentingnya remaja sebagai aset masa depan peradaban manusia ditunjukkan dengan adanya beberapa indikator dalam Sustainable Depelovment Goals (SDGs) atau tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang merupakan kesepakatan dari 193 negara anggota PBB dan masyarakat madani dunia untuk 4



mencapai tujuan bersama dunia di tahun 2030. Salah satu indikator SDGs yang terkait langsung dengan remaja adalah tujuan ke 5 yaitu kesetaraan gender yang mencakup isu sunat perempuan, akses keluarga berencana (KB) serta komunikasi, informasi dan edukais kesehatan untuk wanita dan remaja. Remaja dalam masa transisi kehidupan menuju kedewasaan cenderung untuk mencari tahu dan mencoba banyak hal baru. Fenomena pergeseran perilaku remaja dapat dilihat dari berbagai laporan terkait dengan perilaku berisiko seperti data hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa 58% remaja perempuan dan 70% remaja laki-laki mulai minum alkohol pada kelompok usia sebelum 19 tahun. Sekitar 3% remaja usia 15-19 tahun terlibat penyalahgunaan NAPZA, 0,9% remaja perempuan dan 3,5% remaja laki-laki usia 15-19 tahun pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sekitar 30,2% remaja perempuan dan 33,6% remaja laki-laki mulai berpacaran pada saat mereka belum berusia 15 tahun. Serta 16,,4% remaja perempuan usia 15-19 tahun pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan. Hal ini sungguh memprihatikan karena kehamilan dan persalinan pada remaja dibawah 19 tahun akan meningkatkan resiko kematian ibu dan bayi. Data Riskesdas 2018 juga menunjukkan bahwa sebanyak 9,1% remaja pada populasi umur 10-18 tahun saat ini merokok. Jika para remaja tersebut tidak memiliki keterampilan hidup (life skills) yang memadai mereka akan terjatuh pada perilaku-perilaku berisiko seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Kurangnya pemahaman remaja tentang keterampilan hidup sehat, akan berdampak pada perilaku yang menyimpang. Melihat besaran permasalahan pada remaja maka sudah seharusnya pembinaan kesehatan remaja dijadikan sebagai bagian dari program prioritas pemerintah. Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan program kesehatan remaja di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sejak tahun 2003.



5



Dalam Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja diatur 5 aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan PKPR yaitu SDM kesehatan, fasilitas kesehatan, remaja, jejaring dan manajemen kesehatan. Kelompok mencoba untuk mengembangkan aspek ke 4 dari standar nasional pelayanan kesehatan peduli remaja yaitu jejaring, dimana salah satu permasalahan yang diungkapkan adalah remaja kurang dilibatkan dalam pengembangan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR). Kelompok mencoba membuat jejaring penyuluhan pendidikan keterampilan hidup sehat yang akan dilakukan dari remaja, oleh remaja dan untuk remaja.



B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan psikososial remaja untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.



2.



Tujuan Khusus a. Menjadikan PIK-R yang dibentuk dan dikembangkan dari, oleh dan untuk Remaja. b. Menjadikan PIK-R sebagai sumber informasi yang memperjelas pengetahuan, sikap dan keterampilan, dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. c. Meningkatkan keterampilan sosial remaja yang meliputi kesadaran diri, hubungan interpersonal, empati, dan komunikasi efektif. d. Meningkatkan keterampilan berpikir remaja yang meliputi berpikir kreatif, berpikir kritis, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. e. Menjadikan seluruh kegiatan PIK-R yang Ramah Remaja (adolescents friendly).



6



BAB II RANCANGAN KEGIATAN



A. Nama Program Inovasi Inovasi jejaring penyuluhan pada remaja berupa Pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK–R) SMAN 4 Penajam Paser Utara. B. Bentuk Program Inovasi Program inovasi ini dalam bentuk pengembangan metode pelayanan kesehatan peduli remaja yang melibatkan remaja secara langsung sebagai pelaksana penyuluh bagi teman sebaya baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. C. Waktu dan Tempat Kegiatan 1.



Waktu Pelaksanaan Kegiatan inovasi pembentukan PIK-R ini akan dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2022, pukul 08.00 wita.



2.



Tempat Kegiatan Kegiatan di laksanakan di ruang Laboratorium SMAN 4 PPU.



D. Sasaran Peserta Anak didik SMAN 4 PPU yang dipilih dan ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan ini pada tanggal 26 Agustus 2022. E. Sumber Dana Dana ini berasal dari dana pribadi mahasiswa profesi kebidanan yang sedang melaksanakan praktek lapangan di UPT Puskesmas Babulu.



7



BAB III PELAKSANAAN DAN PENERAPAN



A. Analisa masalah Masa remaja sering dianggap sebagai masa paling rawan dalam proses kehidupan remaja. Padahal bagi remaja sendiri, masa ini adalah masa yang menyenangkan dimana banyak petualangan dan tantangan yang harus dilalui sebagai proses pencarian jati dirinya. Pada proses pancarian jati diri, remaja membutuhkan lingkungan yang cukup kondusif, dalam arti kondisinya di warnai oleh hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh tanggungjawab, maka remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosional. Remaja harus memahami peran-perannya, mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebayanya. . Keberadaan dan peranan PIK-R dilingkungan remaja sangat penting artinya dalam membantu remaja untuk memperoleh informasi dan pelayanan konseling kehidupan berkeluarga bagi remaja. Menurut data yang diperoleh dari pemegang program kespro UPT Puskesmas Babulu, masih ada sekolah-sekolah yang belum terbentuk posyandu remaja sebagai jejaring penyuluhan kesehatan oleh konselor sebaya, begitu juga dengan PIK-R. Tetapi data yang diperoleh dari penyuluh KB setempat menyatakan sudah ada beberapa sekolah dengan PIK-R, yang merupakan program GenRe BKKBN. Dalam hal ini tidak ada kemitraan antara pihak puskesmas dengan program terkait. B. Gambaran bagaimana inovasi ini dilakukan Inovasi ini direncanakan dengan menargetkan terbentuknya jejaring penyuluh pendidikan keterampilan hidup sehat dikalangan anak usia remaja di lingkungan



8



sekolah, dengan membentuk kader kesehatan anak remaja sebagai konselor sebaya / konselor PIK-R Remaja yang direkrut sebagai jejaring penyuluh ini berkisar antara 10-15 orang yang akan mendapatkan bimbingan oleh petugas kesehatan mengenai PIKR. Remaja yang dipilih menjadi jejaring penyuluh tentunya adalah remaja yang aktif dan bisa menjalin komunikasi yang baik dengan teman sebayanya. Materi PIK-R akan diberikan oleh petugas kesehatan pada pertemuan pertama dan selanjutnya membangun PIK-R yang ramah remaja dengan melibatkan dan memberdayakan remaja dalam perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan. Melalui kegiatan ini remaja diharapkan dapat memberikan informasi



yang lengkap dan benar secara spesifik sesuai kebutuhan remaja



dengan



melakukan komunikasi, informasi, edukasi serta penyuluhan Program GenRe melalui kegiatan yang ramah remaja. C. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan program inovasi Pembentukan PIK-R ini tentunya melibatkan Kepala UPT Puskesmas Babulu, Kepala TU, dokter Puskesmas, PJ Promkes dan pemegang program kesehatan remaja. Puskesmas juga bekerja sama dengan pihak sekolah dimana sasaran tempat penyelenggaraan inovasi dilakukan.



9



BAB IV EVALUASI



A. Evaluasi Program Inovasi 1. Cara Mengevaluasi Program Inovasi Sebuah inovasi yang telah dibuat atau dikembangkan perlu dilakukan evaluasi untuk menilai apakah inovasi tersebut layak dilanjutkan atau tidak. Inovasi Pembentukan PIK-R ini tentunya bertujuan menguntungkan pihak Dinas Kesehatan, Puskemas, Sekolah dan Remaja sebagai sasaran utamanya. Sehingga untuk menghindari subyektifitas dalam hal evaluasi maka yang melakukan evaluasi sebaiknya adalah pihak-pihak yang berkepentingan tersebut atau yang merasakan secara langsung dampak dari inovasi. Adapun kriteria evaluasi dari inovasi Pembentukan PIK-R adalah: a. Evaluasi terstruktur 1) Adanya koordinasi antara pembuat inovasi dengan Puskesmas, sekolah dan kelompok remaja sebagai jejaring penyuluh. 2) Persiapan lounching acara sosialisasi inovasi Pembentukan PIK-R dilakukan dengan baik, tata ruang dan media tersedia. 3) Telah dilakukan perjanjian sebelumnya untuk kegiatan penyuluhan pada orang tua b. Evaluasi proses 1) Keberlangsungan pengelolaan dan kegiatan PIK-R 2) Persentase konselor sebaya PIK-R yang aktif dalam kegiatan. 3)



Akses dan kualitas pelayanan PIK R/M 10



4)



Meningkatnya jumlah remaja yang mendapat pelayanan di PIK R/M



5) Mendapatkan dukungan sumber dana 6)



Mengembangkan sistem rujukan



7)



Pencatatan dan pelaporan



c. Evaluasi hasil Meningkatnya kemampuan psikososial remaja untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. 2. Manfaat yang dihasilkan Program Inovasi Manfaat dari inovasi Pembentukan PIK-R tentunya akan dirasakan oleh pihak terkait sebagai media atau sarana penyuluhan yang secara langsung melibatkan remaja sebagai pelaku sekaligus sasaran utama, yang meliputi: 1) Mengatasi pengaruh lingkungan sekitar terutama teman sebaya 2) Mencegah perilaku berisiko 3) Membantu remaja mengambil keputusan dan merespon ancaman agar terhindar dari kekerasan baik fisik dan psikis. Melalui teman sebaya sebagai jejaring penyuluh remaja akan lebih mudah menguasai 10 kompetensi yaitu: 1) Kesadaran diri 2) Empati 3) Hubungan interpersonal 4) Komunikasi efektif 5) Berpikir kritis 6) Berpikir kreatif 7) Pengendalian emosi 8) Pemecahan masalah 9) Mengatasi stres



11



10) Pengambilan keputusan 3. Perbedaan sebelum dan dan sesudah dilaksanakannya program Inovasi Sampai saat ini beberapa sekolah yang berada diwilayah kerja Puskesmas Babulu belum semuanya yang memiliki kader PKPR maupun konselor sebaya di lingkungan sekolah. Dalam hal ini program GenRe hanya merupakan program BKKBN yang digaungkan oleh penyuluh lapangan KB saja tanpa adanya kemitraan. Inovasi ini menjadi langkah pengembangan untuk membantu terbentuknya konselor-konselor sebaya yang mampu memberikan penyuluhan secara langsung kepada teman sebayanya sekaligus meningkatkan kemitraan dengan program terkait. 4. Bagaimana inovasi ini telah menyelesaikan masalah dengan cara baru dan berbeda Penyuluhan yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan dalam waktu yang terbatas serta tidak kontinyu memberikan hasil yang kurang begitu memuaskan karena banyak dari peserta yang lupa akan materi yang telah diberikan setelah penyuluhan selesai diberikan. Termasuk kurangnya rasa percaya diri peserta dalam menyampaikan masalahnya kepada petugas. Namun dengan adanya jejaring penyuluh yang berasal dari remaja sendiri yang sebaya, kegiatan penyuluhan dapat dilakukan secara kontinyu dan materi-materi yang diberikan bisa di buka kembali untuk dipelajari. Permasalahan yang dihadapi oleh remaja begitu kompleks dan memerlukan keterampilan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan agar dapat terhindar dari permasalahan-permasalahan pada masa remaja. B. Keberkanjutan Program Inovasi 1. Apakah inovasi ini berkelanjutan



12



Inovasi ini akan tetap berlanjut dan menjadi sebuah kegiatan yang akan sangat membantu petugas kesehatan terutama dalam hal penyampaian infomasi, penguasaan terhadap 10 kompetensi pendidikan keterampilan hidup sehat, diskusi dan sharing solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh remaja. 2. Bagaimana inovasi ini dilanjutkan Inovasi ini bisa dilanjutkan dengan cara mensosialisasikan program inovasi kepada pihak terkait dalam hali ini UPT Puskesmas Babulu, Dinas Kesehatan dan sekolah-sekolah di wilayah kerja UPT Puskesmas Babulu.



13



BAB V KESIMPULAN



A. KESIMPULAN Melalui inovasi Pembentukan PIK-R ini akan didapatkan keluaran berupa: 1.



Meningkatnya kemampuan psikososial remaja untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.



2.



Meningkatkan keterampilan sosial remaja yang meliputi kesadaran diri, hubungan interpersonal, empati, dan komunikasi efektif.



3.



Meningkatkan keterampilan berpikir remaja yang meliputi berpikir kreatif, berpikir kritis, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.



4.



Meningkatkan keterampilan emosional remaja yang meliputi mengatasi stres dan mengendalikan emosi.



B. SARAN 1. Bagi UPT Puskesmas Babulu Diharapkan inovasi ini dapat disosialisasikan dan dilakukan pada semua sekolah yang berada diwilayah kerja UPT Puskesmas Babulu secara kontinyu dan dilakukan evaluasi terhadap inovasi paling tidak 2 kali dalam setahun. 2. Bagi Remaja Diharapkan informasi yang didapatkan dalam kegiatan PIK-R ini dapat betul-betul diaplikasikan bagi diri sendiri dan teman sebaya dalam 14



menerapkan 10 kompetensi pendidikan keterampilan hidup sehat agar terhindar dari berbagai permasalahan pada remaja.



15