Proposal Kerja Praktek Pt. Bumi Sulawesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Bumi Indonesia dikenal mengandung kekayaan sumberdaya mineral yang besar, yang tersebar di sebagian besar di kepulauan nusantara. Sumberdaya alam yang sifatnya tidak terbaharukan yang memiliki nilai ekonomis yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri untuk kesejahteraan rakyat di dalam memenuhi kebutuhannya. Pada wilayah Indonesia Timur khususnya pada Daerah Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi sumberdaya nikel laterit yaitu di Kabaena Selatan , Kabupaten Bombana. Di sektor pertambangan pengolahan sumberdaya alam membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan handal, khususnya disiplin ilmu yang berhubungan langsung. Oleh karena itu, sebagai seorang yang berkecimpung dalam dunia pertambangan dituntut untuk menyiapkan diri berperan langsung dalam pengolahan sumberdaya alam. Dalam hal ini yang dibutuhkan bukan hanya pengetahuan secara teori, melainkan juga dibutuhkan keterampilan di lapangan. Nikel adalah salah satu produk tambang yang banyak diproduksi di Indonesia, bersama Kanada dan Australia. Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, Indonesia berada di urutan keempat setelah Australia, Kanada, New Caledonia. Keempat negara ini menguasai sekitar 65% supply dunia. Keadaan tersebut menarik perhatian kami agar lebih banyak tahu mengenai aktivitas penambangan nikel.



1



1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada kerja praktek ini meliputi



proses kegiatan



penambangan pada PT. Tambang Bumi Sulawesi. 1.3 Tujuan Adapun tujuan kerja praktek ini sebagai bberikut : a. Mahasiswa mampu meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang dunia kerja yang berhubungan dengan disiplin ilmu. b. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan dalam proses kegiatan penambangan tambang bijih Nikel oleh PT. Tambang Sulawesi Tbk. 1.4. Manfaat a. Sebagai latihan bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja b. Memperoleh ilmu dan pengalaman nyata tentang kondisi dunia tambang baik menejemen, sarana fisik, maupun peralatan yang digunakan secara praktis. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam melakukan kerja praktek



ini penulis melakukan tahapan



penelitian,yaitu : 1.Tahapan Persiapan Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan adalah pengurusan proposal dan surat izin pelaksanaan kerja praktek dari Universitas ke pihak perusahaan. Di dalam perusahaan dilakukan persiapan berupa pengurusan surat izin dari Kepala Teknik Tambang untuk dapat masuk ke daerah lokasi tambang.



2



2. Studi Kepustakaan Menggunakan berbagai literatur yang berkaitan



dengan proses



kegiatan penambangan material bijih Nikel yang kemudian membantu dalam penyusunan laporan ini. 1. Pengamatan Lapangan a. Pengenalan Lokasi Tambang. b. Melakkukan wawancara kepada setiap pengawas di lapangan yang mengawasi proses kegiatan penambangan tersebut. c. Pengumpulan data, berupa :  Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan  Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berhubungan dengan proses kegiatan penambangan. 2. Tahapan penyusunan laporan Pada tahap ini, data-data yang telah dikumpulkan kemudian dibuat dalam bentuk laporan sebagai hasil akhir dari kerja praktek yang dilakukan.



3



BAB II TINJAUAN UMUM



2.1 Profil PT. Tambang Bumi Sulawesi. Hak pengelolaan bahan galian Nikel PT. Tambang Bumi Sulawesi yang terletak di Desa Batuawu, Desa Puununu dan Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Kronologi Perizinan sebagai berikut : 1. Persetujuan Pencadangan Wilayah Pertambangan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bombana No. 277.C Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 dengan luas 1.724 Ha. 2. Kuasa Pertambangan (KP) Eksplorasi Pertambangan Bahan Galian Nikel melalui Keputusan Bupati Bombana No. 352.A tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008 dengan luas 1.724 Ha. 3. Penyesuaian Kuasa Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi melalui Keputusan Bupati Bombana No. 108 Tahun 2010 tanggal 22 April 2010 dengan luas area 1.724 Ha. 4. Izin Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Penambangan Bijih Nikel melalui Keputusan Bupati Bombana No. 456 Tahun 2012 tanggal 12 Nopember 2012. 5. Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi melalui Keputusan Bupati



4



Bombana No. 516 Tahun 2012 tanggal 29 Desember 2012 dengan luas area 1.533 Ha. Telah mendapatkan Sertifikat Clear And Clean Nom. 646/Min/12/2013 dari Direktur Jendral Mineral dan Batubara tanggal 18 Maret 2013. 2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan PT.Tambang Bumi Sulawesi selaku pemegang IUP Operasi Produksi bijih Nikel menjadi perusahaan yang handal dan professional dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan akan tumbuh secara menguntungkan sebagai penghasil bijih nikel yang dapat diandalkan. Kami memiliki komitmen kepada: 



Karyawan kami, dengan memastikan bahwa tempat kerja mereka aman, sehat dan memberi imbalan yang baik.







Pelanggan kami, dengan memenuhi kewajiban kami yang berkenaan dengan mutu, biaya dan pengiriman dari pengolahan produk kami.







Penanaman



modal,



melalui



sasaran



kami



terhadap



pertumbuhan



keuntungan yang berkesinambungan dan jangka panjang. 



Masyarakat, dengan menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta menangani lingkungan hidup dengan baik.







Pemerintah, berkomitmen dalam memenuhi aspek peraturan perundangundangan dan segala kewajiban kepada Negara.



2.1.2 Tujuan Utama Perusahaan 1. Memberikan keuntungan yang berkesinambungan dan kompetitif bagi



5



pemegang saham melalui kegiatan produksi bijih nikel yang menguntungkan. 2.



Mengoperasikan



lingkungan



kerja



yang



aman



dan



sehat



mencerminkan pemeliharaan lingkungan yang bertanggung jawab. 3. Secara aktif berkomunikasi dengan para pihak, termasuk pemegang saham, karyawan, masyarakat sekitar, pemerintah, pelanggan dan pemasok, untuk memastikan hubungan baik yang berkelanjutan. 2.1.3 Cadangan Berdasarkan hasil Eksplorasi PT. Tambang Bumi Sulawesi dan Detail Mapping diketahui bahwa area penyebaran Laterit Nikel sebanyak 227,48 Ha dari total luas area IUP sebesar 1.533 Ha dan telah dilakukan Detail Core Drilling dengan spacing 50 x 50 m untuk area seluas 35 Ha yang terbagi dalam 2 blok yaitu Blok Batuawu seluas 19,5 Ha dan Blok pununu seluas 15,5 ha. Dengan rincian deposit sebagai berikut : 1



2



3



Blok Batuawu luas area 56,39 Ha Cadangan Terkira (Indicated Resources)



= 6.315.680 ton



Cadangan Terbukti (Prooven Resources)



= 1.400.000 ton



Blok Puununu luas Area 118,5 Ha Cadangan Terkira (Indicated Resources)



= 11.4833.250 ton



Cadangan Terbukti (Prooven Resources)



= 609.000 ton



Blok Pongkalaero Area 52.59 Ha Cadangan Terkira (Indicated Resources)



6



= 5.890.000 ton



Berdasarkan data hasil eksplorasi detail dapat disimpulkan bahwa Cadangan bijih nikel PT. Tambang Bumi Sulawesi sangat prosepek dengan total bijih yang dapat ditambang saat ini sebesar 2.009.000 ton atau equivalen dengan 40 vessel sehingga dapat dikatakan sangat ekonomis. Mengingat area yang belum dilakukan boring masih sangat luas maka kemungkinan penambahan cadangan yang dapat ditambang atau Mineble Resources sangat besar dan kegatan core drilling detail akan dikembangakan ke area lain. 2.1.4 Kebijakan Pemeliharaan Etik Bisnis PT. Tambang Bumi Sulawesi berkomitmen untuk menjaga standar etika dan usaha yang tinggi terhadap kegiatan usaha Pertambangan. Semua pekerja dihimbau dan berkewajiban untuk memelihara kode etik dan bisnis yang dijalankan perusahaan yang berlaku untuk semua kegiatan usaha terutama pihak external perusahaan antara lain Pemerintah setempat, Klien, Rekan Usaha, Supplier, Sub-Kontraktor dan masyarakat secara umum. Aktivitas harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan hokum yang berlaku, kejujuran yang tulus serta kinerja yang sangat professional. 2.1.5 Kebijakan Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan PT.Tambang Bumi Sulawesi didukung oleh karyawan yang telah berpengalaman dan professional serta mempunyai keahlian dalam menjalankan tugas dan fungsi



7



kerja masing-masing.Setiap pekerja difasilitasi oleh perusahaan untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan job description masing-masing. PT.Tambang Bumi Sulawesi berkewajiban untuk memberikan jaminan perlindungan social , keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan baik terhadap pekerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. PT. Tambang Bumi Sulawesi dalam mencapai tujuan dan cita-cita perusahaan akan membina dan meningkatkan kinerja karyawan yang menjadi asset berharga perusahaan melalui program pelatihan dan peningkatan kinerja pekerja. PT. Tambang Bumi Sulawesi sangat memahami bahwa karyawan merupakan asset perusahaan yangat berharga yang perlu dipelihara dan berkomitmen tinggi untuk membina keharmonisan dengan seluruh karyawan berdasarkan asas kekeluargaan dan profesionalitas individu karyawan serta manajemen dan secara aktif melakukan komunikasi dengan karyawan baik langsung maupun tidak langsung untuk mendiskusikan segala aspek permasalahan demi mencapai tujuan dan cita-cita perusahaan. PT. Tambang Bumi Sulawesi menetapkan skema penggajian yang jelas dan baik berdasarkan kompotensi dan keahlian serta pengalaman kerja yang dimiliki oleh pekerja sesuai dengan standar upah pekerja pertambangan umum, dengan tujuan untuk dapat memberikan standar kepuasan dan kenyamanan dalam menciptakan kesejahteraan para pekerja.



8



Manajemen PT. Tambang Bumi Sulawesi menghimbau kepada seluruh pekerja untuk berperan aktif dan wajib menjaga seluruh asset perusahaan serta bekerja sama dengan manajemen perusahaan didalam mencapai tujuan dan cita-cita perusahaan. PT. Tambang Bumi Sulawesi menetapkan skema penggajian yang jelas dan baik berdasarkan kompotensi dan keahlian serta pengalaman kerja yang dimiliki oleh pekerja sesuai dengan standar upah pekerja pertambangan umum, dengan tujuan untuk dapat memberikan standar kepuasan dan kenyamanan dalam menciptakan kesejahteraan para pekerja. Manajemen PT. Tambang Bumi Sulawesi menghimbau kepada seluruh pekerja untuk berperan aktif dan wajib menjaga seluruh asset perusahaan serta bekerja sama dengan manajemen perusahaan didalam mencapai tujuan dan cita-cita perusahaan. 2.1.6 Kebijakan Keselamatan Kerja, Kesehatan dan Lingkungan PT.Tambang Bumi Sulawesi berkomitmen untuk mencapai standar yang tinggi sehubungan dengan aspek keselamatan, kesehatan dan lingkungan



kerja



dengan



berusaha



mencapai



sasaran



Dalam



menjalaperusahaan sebagai berikut : 



Mencegah terjadinya kecelakaan fatal dan pencemaran atau kerusakan terhadap lingkungan akibat kegiatan perusahaan.



9







Meminimalisir terjadinya kecelakaan yang dapat menimbulkan kehilangan waktu kerja dan berusaha mencapai zero lost time accident.







Melakukan penghematan terhadap pemanfaatan sumber energy dan material dengan efektif.







Memberikan pelatihan yang tepat dan sesuai kepada pekerja untuk menambah



pengetahuan



dan



kepedulian



pekerja



terhadap



aspek



keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja. 



Memenuhi semua persyaratan hukum, peraturan perundang-undangan dan perjanjian kerja tentang keselamatan,kesehatan dan lingkungan kerja.



2.1.7 Perizinan Hak pengelolaan bahan galian Nikel PT. Tambang Bumi Sulawesi yang terletak di Desa Batuawu, Desa Puununu dan Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi 2.2 Lokasi Kesampaian Daerah PT.Tambang Bumi Sulawesi secara administrasi terletak pada wilayah Pulau Kabaena Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun desa-desa yang masuk ke dalam wilayah IUP Operasi Produksi PT. Tambang Bumi Sulawesi antara lain Desa Batuawu, Desa Pu’ununu dan Desa Pongkalaero. Untuk sampai ke lokasi IUP Operasi Produksi PT. Tambang Bumi Sulawesi dapat dilakukan melalui perjalanan lewat darat dengan naik mobil sewa dari kota kendari ke pelabuhan kasipute dengan rute melewati Kabupaten Konawe Selatan kekabupaten Bombana dengan waktu tempuh yang digunakan 3 jam.



10



Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan perjalanan laut menuju Pulau Kabaena yaitu Kecamatan Kabaena Barat (Pelabuhan Sikeli) dengan waktu tempuh ± 5 jam, dari Kecamatan Kabaena Barat akan dilakukan perjalan menggunakan jalur darat menuju ke Wilayah IUP Eksplorasi PT. Tambang Bumi Sulawesi yang tepatnya berada pada wilayah Kecamatan Kabaena Selatan dengan waktu tempuh yang digunakan ± 1 jam.



Gambar 2.12.3 Iklim dan Curah Hujan.



Gambar 2.1 Lokasi Kesampain Daerah 2.3 Iklim dan Curah Hujan Data curah hujan PT.Tambang Bumi Sulawesi. Oktober



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0



November 0 25 32 3 51 0 0 0 0 0 0 0 0 19 35 0 0 0 34 0 2,5



0 0 0 26 3 30 0 5 25



Desember 35 2 2 10 0 4 95 0 93 0 0 0 5 0 0 2 0 35 8 55 0 0 26 0 6 0 2 0 4 6 0 Tabel 2.1 Curah Hujan



11



5 288 390



2.4 Topografi Dan Hidrologi.



2.4.1 Morfologi. Daerah penyelidikan dan sekitarnya terdiri dari tiga satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal berada pada sebelah timur iup dan satuan morfologi sedang berada pada daerah tengah iup dan serta morfologi dataran berada pada daerah sebelah barat iup produksi PT.Tambang Sulawesi. 2.4.2 Hidrologi Hidrologi daerah penyelidikan sangat berkembang dengan baik dengan arah aliran sungainya dari arah timur ke barat.



Gambar 2.2 Peta Topografi



12



2.5 Statigrafi Berdasarkan pengamatan di lapangan dan perbandingan dengan peta geologi regional batuan penyusun daerah penelitian tersusun batuan ultramafic dan alluvium kompleks batuan ultramafik merupakan forum formasi pembentuk endapan nikel daerah penyelidikan, tersingkap hampir di seluruh area PT.Tambang Bumi Sulawesi, menepati wilayah perbukitan dan tersingkap baik di tebing dan sepanjang jalan batuan penyusunya terdiri dari batuan Serpentin dan hazburgit. 2.5.1 Kondisi tanah Kondisi tanah penelitian terdiri dari tanah laterit yang berwarna merah meliputi 70% daerah penelitian yang terletak di sebelah timur tanah aluvial dan tanah endapan permukaan dan sedimen yang terdiri dari lempung batu pasir,aluvium yang terletak daerah sebelah barat. 2.5.2 Vegetasi Vegetasi yang berkembang pada derah penyelidikan termaksud hutan lahan sekunder,perkebunan dan semak belukar. 2.6 Keadaan Geologi 2.6.1 Geologi regional Secara geologi regional, Pulau Sulawesi terletak pertemuan tiga lempeng yang aktif bertubrukan: Lempeng Benua Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Pasifik.Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara ditempai oleh berbagai batuan yang berasal dari tiga mendala geologi (Mandala Sulawesi Tengah, Mandala Sulawesi Timur, dan Mandala Benua Renik).



13



Mandala Sulawesi Tengah berada di bagian barat Lengan Tenggara Sulawesi, yang berisikan batuan metamorf, merupakan alas dari batuan Mesozoikum dari Mendala Benua Renik. Dengan demikian di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara hanya ada dua mendala geologi, yakni Mendala Benua Renik dan Mendala Sulawesi Timur. Selanjutnya kedua himpunan batuan dari kedua mendala itu ditindih oleh batuan sedimen Tersier dari Molasa Sulawesi.



Gambar 2.3 Peta Geologi Lengan Tenggara Sulawesi



14



Gambar 2.4 Peta Geologi Regional Kabupaten. Bombana (Dinas Energi dan Sumber daya Mineral Propinsi Sulawesi Tenggara, tahun 2005.) Susunan dan tataan satuan batuan daerah penyelidikan berdasarkan hasil penyelidikan sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut: a.



Mandala Sulawesi Timur. Batuan asal samudra pembentuk Mandala Sulawesi Timur, menyebar di bagian timurutara Lengan Tenggara dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, Pulau Wowonii dan Pulau Kabaena serta sedikit di Pulau Buton. Batuannya terdiri dari dunit, harzburgit, leherzolit, pyroksinit, serpentinit dan mikrogabro serta basalt. Setempat batuan tersebut ditindih oleh batugamping dan/atau rijang laut dalam berwarna merah. Umur dari ofiolit di Sulawesi Tenggara ini Kapur Akhir - Oligosen.



15



b.



Mandala Benua Renik. Sebutan Mandala Benua Renik diberikan pada sekumpulan batuan asal benua yang berukuran kecil. Batuan asal benua terdiri atas batuan malihan berderajad rendah yang diterobos batuan granitan, ditintih oleh batuan sedimen klastik dan karbonat Mesozoikum. Batuan malihan dan granitan dipercaya sebagai batuan alas dari endapan sedimen Mesozoikum. Semula endapan Mesozoikum berupa sedimen klastik (Formasi Tinala dan Formasi Meluhu) yang berumur Trias, kemudian kearah atas ditindih batuan sedimen karbonat (Formasi Masiku dan Formasi Tetambahu). Sedimen Mesozoikum ini ditindih takselaras oleh batuan karbonat laut dangkal dari Formasi Tampakura.



c.



Molasa Sulawesi. Batuan ofiolit yang bergerak ke tenggara bertabrakan dengan kepingan benua di Sulawesi Tenggara pada akhir Oligosen. Proses trabrakan ini berlangsung terus sampai Miosen Tengah.



Setelah proses tabrakan itu



terhenti, proses perenggangan membentuk cekungan sedimen yang luas. Pada cekungan tersebut terjadi dan terendapkan Molasa Sulawesi. Batuan penyusun Molasa Sulawesi ini bervareasi mulai klastik berukuran kasar-halus sampai batuan karbonat laut dangkal. Batuan iniduk dari Molasa Sulawesi berasal dari batuan ofiolit dan batuan asal benua. 2.7 Geologi Daerah Penyelidikan Susunan dan tataan satuan batuan daerah penyelidikan berdasarkan hasil penyelidikan bahwa terdapat 3 satuan batuan yang terdiri dari satuan Batuan



16



Beku Ultrabasa yang batuannya terdiri dari dunit, harzburgit, leherzolit, pyroksinit, serpentinit dan mikrogabro serta basalt. Satuan Endapan permukaan dan Batuan Sedimen yang tersusun atas endapan alluvium, konglomerat, batupasir, batulanau, lempung pasiran serta Satuan batuan metamorf yang terdiri dari kuarsit, filit, sekis mika



Gambar 2.5 Profil Nikel Laterit.



17



Gambar 2.6 Peta Geologi Lokal



Gambar 2.7 Peta Blok Prospek Nikel.



18



BAB III DASAR TEORI



3.1 Kegiatan Penambangan Kegiatan Penambangan bijih Nikel di Tambang Bumi Sulawesi dilakukan dengan metode tambang terbuka ( system selective mine ) yang menggunakan alat dorong, gali-muat dan alat angkut. langkah-langkah kegiatan penambangan sebagai berikut: 3.1.1 Pembersihan lahan ( Land Clearing ) Land Clearing adalah kegiatan pembersihan lahan, pohon-pohon yang ada yang akan ditambang yeng pelaksanaanya tergantung pada kondisi topografi lahan yang akan dibersihkan serta kondisi pohon yang akan dibersihkan. Alat yang digunakan yaitu Buulldozer D 85 E-SS dan Excafator PC 200. 3.1.2 Pengupasan top soil Top Soil merupakan



lapisan tanah penutup bagian atas yang



mengandung banyak unsur hara yang berguna sebagai media tumbuh dari tanaman. Pada PT.Tambang Bumi Sulawesi. Pengalian Top Soil harus diperlakukan secara baik dan akan ditempatkan pada



stock top soil, yang



nantinya akan dipergunakan untuk kegiatan Reklamasi. 3.1.3 Pengupasan Overburden (OB) Tanah penutup (overburden) adalah material bagian atas yang menutupi lapisan yang berkadar tinggi (kadar bijih yang memenuhi kebutuhan pabrik). Tanah penutup dapat berupa, tanah (top soil) dan bijih kadar rendah (Limonit)



19



dengan tebal overburden 3 – 6 meter.Proses pengupasan tanah penutu biasanya dilakukan seiring dengan kegiatan Land clearing dengan menggunakan Excavator. Pekerjaan ini dimulai dari tempat yang tinggi dan tanah penutup di dorong kebawah ketempat yang lebih rendah sehingga alat dapat bekerja dengan maksimal. 3.1.4 Ore getting a. Loading Kegiatan loading pada PT. Tambang Bumi Sulawesi menggunakan Excavator tipe Kobelco PC 200, berdasarkan spesifikasi alat Hitachi PC 200 adalah 0,9 ton dengan rata-rata pengisian untuk satu



Dump Truck



250 adalah 3 bucket b. Hauling Kegiatan hauling PT. Tambang Bumi Sulawesi menggunakan Dump Truck 250 dengan kapasitas bak Dump Truck adalah 10 ton. Kegiatan Hauling Yaitu dari ETO selanjutnya di hauling ke StockPile dan selanjutnya ketika proses berging dilakukan Ore akan dihauling dari Stockpile menuju tongkang. c. Stockpile Stockpile yaitu penampungan Ore untuk sementara dari pit sebelum melakukan proses Barging. ditempat stockpile tersebut dilakukanlah proses loding kembali dengan menggunakan alat PC 200 dan hauling menggunakan Dump Truck yang enam roda.



20



3.1.5 Barging Barging yaitu proses pengapalan yang membawa Ore ke pabrik pengolahan.PT Tambang Bumi Sulawesi melakukan kegiatan penjualan bijih ke PT.Mega surya Pertiwi di Pulau OBI dan PT.IMIP Morowali. 3.1.6 Reklamasi Reklamasi



merupakan



kegiatan



yang



bertujuan



untuk



menata,memulihkan atau memperbaiki lahan yang terganggu akibat aktifits tambang,baik kegiatan pertambangan masih berlangsung atau sebagian telah selesai ditambang agar lahan tersebut dapat kembali sesui dengan peruntukanya.



21



BAB IV PROSES KEGIATAN PENAMBANGAN MATERIAL BIJIH NIKEL PT.TAMBANG BUMI SULAWESI 4.1 Kegiatan Penambangan Pada PT. Tambang Bumi Sulawesi ada 2



wilayah tambang yang



beroperasi dalam kegiatan proses penambangan, Tambang yang beroperasi, pada saat saya melakukan kegiatan penelitian adalah PIT 1 dan PIT 2. Metode penambangan yang dilakukan oleh PT. Tambang Bumi Sulawesi menggunakan metode penambangan Selectiv mine yaitu suatu sistem penambangan yang dilakukan dengan cara memilih suatu lokasi yang bersifat ekonomis karena arah penyebaran Ore yang bersifat heterogen. 4.1.1 Tahap Pembersihan Lahan Tambang (Land Clearing)



Tahap pembersihan lahan yang dilakukan bertujuan untuk membersihkan pohon-pohon yang terkecil sampe yang terbesar yang ada dilokasi yang akan ditambang . Pelaksanaanya tergantung pada kondisi topografi lahan yang akan dibersihkan serta kondisi pohon yang akan dibersihkan. Adapun alat yang digunakan untuk lend clearing yaitu Bulldozer D 85 E-SS, dan excavactor pc 200. Proses Land Clearing tersebut tidak bisa melewati area yang sudah ditentukan dan pembuangan material hasil Land Clearing berupa pohon-pohon disimpan atau dikumpul pada area yang telah disiapkan agar tidak menganggu



22



kegiatan selanjutnya. Kegiatan Land Clearing dilakukan sesuai dengan kebutuhan penambangan untuk menjaga kondisi alam agar tidak terganggu.



Gambar 4.1 Proses Land Clearing



4.1.2 Pengupasan Top Soil Top soil merupakan lapisan tanah penutup bagian atas yang mengandung banyak unsur hara yang berguna sebagai media tumbuh dari tanaman. Pada PT.Tambang Bumi Sulawesi penggalian lapisan Top Soil harus diperlakuakn secara baik serta ditempatkan pada stock top soil, Contohnya pada PIT 2 yang nantinya akan dipergunakan sebagai lahan reklamasi tambang. Adapun peralatan yang digunakan oleh PT.TAMBANG BUMI SULAWESI untuk kegiatan pemindahan Top Soil adalah Excavator PC 200 untuk alat gali atau muat dan Dump Truck sebagai alat angkutnya. Kegiatan penggalian Top Soil dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



23



Gambar 4.2 Proses pengupasan Top Soil



4.1.3 Pengupasan Overburden Overburden (OB) merupakan lapisan tanah penutup sebelum lapisan Saprolite, yang dianggap sebagai OB yaitu lapisan Limonit yang kadar nikelnya rendah yang dianggap kurang ekonomis, limonit tidak memenuhi spesifikasi standar pabrik di tumpuk pada stock top soil untuk persiapan Reklamasi. Proses pemindahan Overburden (OB) menggunakan Excavator PC 200 dan 300 sebagai alat gali/muat dan Dump Truck dari Pit ke Waste Dump Area. Kegiatan pengupasan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



24



Gambar 4.3 Proses pengupasan overburden (OB).



4.1.4 Proses Pengambilan Ore Getting Prose pengambilan ore Getting terbagi menjadi dua yaitu :



1. Ore Getting 2. Loading 3. Hauling



1. Ore Getting adalah proses pengambilan Ore yang bernilai ekonomis. 2. Loading adalah proses kegiatan pemuatan Ore yang akan dibawa di Stockpile untuk sementara waktu sebelum proses pengapalan, PT. Tambang Bumi Sulawesi melakukan proses



pemuatan Ore



menggunakan alat Excavator PC 200, berdasarkan spesifikasi alat Excafator PC 200 adalah 0,9 ton dengan rata-rata pengisian untuk satu Dump Truck 250 yaitu sebanyak 4 bucket. Kegiatan pemuatan ore tersebut dapat dilihat pada gambar d.bawah ini.



25



Gambar 4.4 Loding Ore



3. Hauling Kegiatan hauling PT. Tambang Bumi Sulawesi menggunakan Dump Truck 250 dengan kapasitas bak Dump Truck adalah 10 ton. Dimulai dari front penambngan pada Loding Point, Selanjutnya Oe diangankat/Hauling menuju Stockpile dengan jarak hauling



± 700



meter, Ore tersebut Selanjutnya ditampung di Stockpile dan menunggu kegiatan pengapalan (Barging) dilakukan. Kegiatan Hauling juga berlangsung dari Stockpile ke tongkang pada saat kegiatan pengapalan (barging berlangsung), Jarak Hauling Stockpile ke Jetty (pelabuhan) yaitu ± 300 meter. Kegiatan pengangkutan Ore tersebut dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.



26



Gambar 4.5 Hauling Ore



4. Stockpile Merupakan tempat menampung atau menyimpan Ore sementara waktu pada saat kegiatan penampungan Ore berlangsung. Ketika Dump truck yang membawa Ore dumping distockpile dilakukan pengambilan sampel, pengambilan sampel tersebut bertujuan untuk mengetahui kadar Ore tersebut apakah terjadi perubahan kadar Ore setelah dilakukan pencampuran Ore dari pit ke Stockpile atau tidak. Apabila hasil analisis kadar sampel di Stockpile (Cone) selesai tiap tumpukan atau Core diberi tanda berupa pita berupa informasi kadar,No SSM, dan No Cone kode pita untuk kadar Ni, kalau biru untuk high grade,Kuning untuk Medium grade dan Mera untuk Low grade.



27



Gambar 4.6 Stock Pile.



4.1.5 Proses Pengapalan (Barging). Pengapalan merupakan proses pemuatan Ore ketongkang untuk dibawa keperusahaan lain yang kadarnya Orenya sesui pesanan perusahaan. Jumlah tonase tiap pengapalan antara 7.500-10.000 WMT



Gambar.4.7 Kegiatan pengapalan.



28



Gambar 4.8 Kegiatan Pengapalan



4.1.6 Reklamasi. Kegiatan Reklamasi yaitu proses pemulihan area tambang yang meliputi penanaman



tanaman penutup tanah atau tanaman pioner untuk



mengendalikan erosi dan penanaman pohon yang telah direklamasi. Pemilihan jenis tanaman selain mempertimbangkan daya adaptasinya juga yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi atau tanaman yang mendukung penyediaan bahan baku industri, seperti jambu mente,jati puti, serta yang mampu mencegah terjadinya tanah longsor. reklamasi lahan



tambang diharapkan mampu me minimalkan



dampak negatif akibat proses penambangan. Penambangan tersebut dapat diminalisasi dan mengembalikan fungsi lahan yang telah ditambang untuk berbagai keperluan oleh masyarakat setempat.



29



Gambar 4.9 Lokasi pembibitan



Gambar 4.10 Bibit Tanaman



30



Gambar 4.11 Proses Penataan Lahan reklamas



31



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan di lapangan,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :



1. Metode penambangan yang digunakan pada PT. Tambang Bumi Sulawesi adalah metode tambang terbuka atau open cut mining, dengan sistem selective mining. 2. Dapat mengetahui proses kegiatan penambangan material bijih nikel yang dilakukan di PT.Tambang Bumi Sulawesi yaitu dimulai dari Lend clearing, Pengupasan top soil,pengupasan overbarden,Pengambilan Ore, proses hauling dan loading,berging,dan reklamasi



5.2 SARAN



1. Selektive Mining menyebabkan banyaknya lubang penggalian, sebaiknya lubang penggalian yang telah di produksi segera di tutup kembali.



2. Area yag tidak di produksi lagi Mine Out Segera dilakukan kegiatan reklamasi untuk memulihkan kondisi lingkungan.



32



DAFTAR PUSTAKA



Pt. Antam (Persero) Tbk. Ubpn Sultra Kabupaten Kolaka



Sulawesi Tenggara



Tahapan Penambangan Nikel Arifumiblog.Html Sanwani,



Edy.



(2009).



Pengolahan



Bahan



Galian.



Institut



Teknologi



Bandung.Bandung Sukandarrumidi, (1999). Bahan Galian Industri. Gajah Mada University Press. Yogyakarta



33