Proposal Manajemen Penangkapan Ikan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Fikri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI KM. BERKAT NAFIRI



PROPOSAL KERJA PRAKTEK AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN



Oleh :



JULIFANDY SIGO NIT. 16.1.01.036



KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG 2018



LEMBAR PERSETUJUAN Judul



: Manajemen Penangkapan Ikan Alat Tangkap Purse Seine



Nama



: Julifandy Sigo



NIT



: 16.1.01.036



Proposal Kerja Praktek Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Kerja Praktek Akhir Program Studi Teknik Penangkapan Ikan Pada Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung



Menyetujui :



Pembimbing Utama



Pembimbing Pendamping



Ir. Mohammad Zaini,M.Si NIP. 19580107 199003 1 001



Drs. Jerry D Kalesaran, DEA NIP. 19560506 198203 1 003



Mengetahui : Ketua Program Studi



Ir. Mohammad Zaini, M.Si NIP. 19580107 199003 1 001



UCAPAN TERIMA KASIH



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat



menyelesaikan



Proposal Kerja Praktek Akhir pada Politeknik Kelautan



dan Perikanan



Bitung.



ucapan terima



Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan



kasih kepada : 1. Ir. Adi Suseno, M.Si selaku Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung yang telah menugaskan Penulis untuk mengikuti KPA. 2. Ir. Mohammad Zaini, M.Si selaku Dosen pembimbing utama dan Drs. Jerry D Kalesaran, DEA selaku Dosen pembimbing pendamping yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal Kerja Praktek Akhir ini. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal Kerja Praktek Akhir. Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Proposal Kerja Praktek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis. Bitung,



Desember 2018



Penulis



DAFTAR ISI Halaman



LEMBAR PERSETUJUAN............................................................



i



UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................



ii



DAFTAR ISI...........................................................................



iii



DAFTAR TABEL.......................................................................



v



DAFTAR GAMBAR....................................................................



vi



DAFTAR LAMPIRAN.................................................................



vii



BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang............................................................



1



1.2. Tujuan.......................................................................



3



1.3. Ruang Lingkup Pembahasan.........................................



3



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi purse seine....................................................



4



2.1.1 Tenik Pengoperasian purse seine............................



6



2.1.2 Penurunan alat tangkap (setting)...........................



9



2.1.3 Pengangkatan alat tangkap (hauling)......................



11



2.2. Manajemen dan Kepemimpinan....................................



14



2.2.1 Pengertian Manajemen..........................................



14



2.2.2 Definisis Kepemimpinan........................................



18



2.2.3 Menerapkan kepemimpinana diatas kapal................



18



2.3. Tipe-tipe kepemimpinan...............................................



19



2.4. Pembagian tugas personil diatas kapal..........................



21



2.5. Struktur organisasi kapal perikanan..............................



24



2.6



25



Analisa Usaha............................................................



BAB III. METODE PRAKTEK 3.1. Waktu dan Tempat.....................................................



26



3.2. Alat dan Bahan..........................................................



26



3.3. Metode Pengumpulan Data..........................................



27



3.3.1 Data Yang Diperlukan............................................



27



3.3.2 Cara Pengambilan Data..........................................



28



3.3.3 Analisa Data.........................................................



28



3.4.



Prosedur kerja.........................................................



30



DAFTAR PUSTAKA...................................................................



32



DAFTAR LAMPIRAN.................................................................



34



DAFTAR TABEL



Tabel



Halaman



01. Jenis alat bantu penarikan tali kerut....................................



12



02. Rencana Kegiatan.............................................................



31



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



01. Kontruksi alat tangkap purse seine....................................



5



02. Penataan jaring purse seine...............................................



7



03. Arah putaran baling-baling kapal........................................



8



04. Kedudukan kapal saat pengoperasian.................................



10



05. Pengoperasian purse seine saat setting...............................



11



06. Penarikan tali kolor...........................................................



12



07. Penarikan jarring hauling..................................................



13



08. Struktur organisasi kapal penangkapan ikan........................



24



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran



Halaman



01. Data spesfikasi kapal beserta data alat tangkap...................



30



02. Jenis kegiatan yang dibutuhkan dalam proses penangkapan. .



33



03. Tabel produksi.................................................................



38



04. Tabel analisa usaha..........................................................



39



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia



terdiri dari 17.508 pulau dengan garis terpanjang di dunia yaitu sekitar 81.000 km sebagian besar (62 %) wilayah kedaulatan Indonesia berupa laut, yang meliputi 0,3 juta km 2 laut nusantara. Selain itu kita memiliki kewenangan untuk memanfaatkan dan mengelolah segenap sumberdaya alam yang terdapat dalam laut Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta km 2. Potensi perairan wilayah Indonesia sekitar 6,4 juta ton/tahun yang terdiri dari potensi wilaya Indonesia sekitar 4,4 juta ton/tahun , dimana baru dimanfaatkan sekitar 57% http://nautica perikanan laut vedca join polije pengoperasian purse seine.com jelajanya rendah dan peralatan serta teknologi yang di gunakan relative sederhana Salah satu upaya untuk mengelolah sumberdaya perikanan adalah



melaui



usaha



penangkapan



ikan.



Seiring



dengan



berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka upayaupaya dalam mengeksploitasi sumber daya perikanan pun ikut mengalami perkembangan dalam segi penangkapannnya. Salah satu teknik penangkapan ikan berkembang sampai saat ini adalah



penangkapan dengan mengunakan alat tangkap purse seine (Umar H 2004). Purse seine merupakan alat tangkap yangb efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang bersifat bergerombol dan hidup di dekat perairan yang dalam.alat tangkap ini bersifat aktif karena pengoperasiannya



bersifat



menghalangi,



mengurung



serta



mempersempit ruang gerak baik ke samping (horizontal) maupun kea rah dalam (vertical). Setelah itu. Bagian bawah jarring dikerucutkan sehingga iakn tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap (tomasila dan usemahu, 2004). Pengoperasian purse seine dilakukan dengan 2 (dua) tahap yaitu setting dan hauling sangat dipengaruhi oleh beberpa faktor, diantranya faktor internal seperti seperti kecepatan melingkar jaring, kecepatan tenggelam pemberat serta kecepatan penarikan tali kolor, dimana faktor-faktor ini dapat mempngaruhi tingkat efisiensi serta keberhasilan pengoperasian purse seine.(Mallawa, A dan Sudirman, H 2000). Berdasarkan urayan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan Kerja Praktek Akhir pada sebua perusaan penangkapan



ikan,



dengan



judul



laporan



“Manajemen



Penangkapan Ikan Alat Tangkap Purse Seine Di KM.BERKAT NAFIRI”.



1.2



Tujuan 1.Dapat menjelaskan manajemen diatas kapal pukat cincin (Purse Seine). 2.Dapat



menjelaskan



fungsi-fungsi



manajemen



yang



dilaksanakan dalam kegiatan operasi penangkapan. 3.Dapat menjelaskan peranan Nakhoda, KKM, dan ABK selama kegiatan operasi penangkapan. 1.3



Ruang Lingkup Pembahasan Menurut kalender akademik Politeknik Kelautan dan Perikanan



Bitung Kerja Praktek Akhir ini akan dilaksanakan mulai tanggal 01 Ferbuari 2019 sampai dengan 15 Juni 2019. Adapun tempat penulis melaksanakan Kerja Praktek Akhir bertempat di kapal KM.Berkat Nafiri. Pada Kerja Praktek Akhir (KPA) penulis membatasi fokus pembahasan



hanya



pada



manajemen



penangkapan



ikan



alat



tangkap purse seine di KM.Berkat Nafiri dan peran atau tugas setiap personil diatas kapal selama proses penngkapan.



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Purse Seinei Purse Seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan ke dalam kelompok jaring lingkar (surrounding nets) jaring ini di operasikan dengan jalan melingkar ikan, baik dari bagian samping maupun dari bagian bawah, sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan dari jaring. Purse Seine merupakan alat tangkap yang cocok dominan dipergunakan nelayan diberbagai perairan Indonesia dikarenakan alat tangkap ini cukup efisien dalam menangkap ikan (Baskoro dan Suherman 2007). Purse Seine menangkap



jenis



merupakan alat tangkap yang efektif untuk ikan



pelagis.



Alat



ini



dipergunakan



untuk



menangkap dengan melingkari jaring pada gerombolan ikan, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan akan



berkumpul



dibagian



kantong.



Dengan



perkataan



lain



memperkacil ruang lingkuop dari gerak ikan sehingga ikan dapat melakukan/melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Menurut



Tomasila



dan



Usemahu



(2004),



purse



seine



digunakan untuk menangkap ikan ang bergelombolan (schooling) sipermukaan laut. Oleh karena itu, jenis-jenis ikan yang terangkap adalah jenis ikan pelagis yang hidupnya bergelombong seperti layang, lemuru, kembung, cakalang dan tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine tersebut dikurung oleh jaring



sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya ke samping (horizontal) maupun pergerakan ke arah dalam (vertical).



(Photo credit : google)



Gambar 01. Kontruksi alat tangkap purse seine



2.1.1 Teknik Pengoperasian Puse Sein Pengoperasian Purse sein dapat dilakukan pada siang hari dan malam hari. Penangkapan yang dilekukkan pada malam hari ternyata hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan waktu lainnya (Dirjen Perikanan, 1991 dalam Baskoro, Suherman 2007). Metode pengoperasian Purse sein ditekankan pada kecepatan tenggelam jaring dalama arti cepat mengurung ikan dari sisi atas dan bawah. (Surur dan Hermawan, 2004). Menurut Tomasila dan Usemuhu (2004), setelah sampai didaerah yang dianggap baik untuk melakukan penangkapan, serta



keadaan cuaca yang memungkinkan, maka alat tangkap Purse sein perlu dipersiapkan, persiapan-persiapan tersebut antara lain : 1) Mengikat cincin pada tempat pendaratan 2) Memasang tali pelampung pada pelampung 3) Memasukkan tali kolor kecincin yang dipasangkan Ring Stik 4) Memperbaiki jaring apabila terjadi kerusakan Pengoperasian penangkapan terdiri dari : Persiapan dan penurunana tangkap alat (Setting), menaikkan jaring (Hauling) dan menaikkan ikan keatas kapal. 1)Persiapan ; Perbekalan dan peralatan yang akan digunakan pada saat operasi penagkapan harus dipersiapkan secara matang, sehingga pada saat operasi penangkapan dapat berjalan lancar. Adapun persiapan yang dilaksanakan meliputi : Dokumen kapal dan surat ijin berlayar, bahan bakar, minyak pelumas, es (Bahan pengawet ikan), bahan makanan, air tawar, bahan-nahan rumpon, dan menyusun alat tangkap ikan. 2)Persiapan Alat Tangkap ; Penyusunan alat tangkap harus sudah dipersiapkan sebelum kapal



berangkat menuju fishing



ground. Penataan jaring diatas dek kapal biasanya antara pelampung badan jaring dan pemberat (termasuk cincin) dipisahkan.



Bagian



atas



jaring



yang



berpelampung



dipersiapkan diturunkan paling awal kemudian diikuti dengan badan



jaring



dan



selanjutnya



pemberat



beserta



cincin-



cincinnya. Cincin disusun secara berurutan sehingga jaring tidak kusut pada saat diturunkan seperti gambar berikut ini :



(Photo credit : google)



Gambar 02. Penataan jaring purse seine Penataan jaring disesuikan juga dengan arah putaran balingbaling kapal dana rah pelingkaran jaring. Arah putaran baling-baling kapal kekiri maka penyusunan alat tangkap dibagian lambung kiri kapal, demikian juga pula jika putaran baling-baling kekanan, maka alat tangkap disusun dilambung kanan. Sedangkan penyusunan jaring diburitan dapat dilakukan pada kapal dengan baling-baling putar kekanan maupun kekiri.



(Photo credit : google)



Gambar 03. Arah putaran baling-baling kapal



2.1.2 Penurunan Alat Tangkap (Setting)



Setting



merupakan



kegiatan



penurunan



alat



tangkap



mengitari dan membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung gerombolan ikan yang terkumpul. Setelah sampai didaerah penangkapan yang dianggap itu baik untuk melakukan penangkapan serta keadaan cuaca memungkinkan, maka jaring dapat



segera



Menurut



diturunkan



Tomasila



dan



untuk



Usemahu



melingkari (2004),



gerombolan



hal-hal



yang



ikan. harus



diperhatikan dalam pelingkaran purse seine ini yaitu: 1)Arah



pelingkaran



alat;



pelingkaran



jaring



dapat



dilakukan



kearah kiri dan kanan yaitu disesuikan dengan arah putaran baling-baling kapal dan tatanan jaring diatas kapal. Untuk balingbaling putaran kiri pelingkaran alat dilakukan kearah kiri demikian juga untuk kapal yang baling-baling putaran kekanan maka arah putaran dilakukan kearah kanan. 2)Kedudukan alat dan gerombolan ikan tehadap kapal penangkap. Pada waktu pelingkaran alat untuk mengepung gerombolan ikan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut: a) Arah angin terhadap arah datangnya angin, kedudukan gerombolan ikan dan jaring harus ditempatkan diatas angin sedangkan kapal harus berada dibawah angina. b) Arah arus kebalikan dari kedudukan terhadap arah angin, kedudukan



kapal



terhadap



arus



adalah



diatas



arus,



sedangkan gerombolan ikan dan jaring dibawah arus. c) Arah gerombolan ikan terhadap arah pergerakan gerombolan ikan,



kedudukan



jaring



harus



menghalang



kemuka



gerombolan



ikan



,sedangkan



kedudukan



kapal



berada



dibelakang gerombolan ikan. d) Arah datang sinar matahari, terhadap arah datangnya sinar matahari,gerombolan ikan dan jaring harus ditempatkan kearah datngnya sinar matahari, sedangkan kapal adalah sebaliknya yaitu harus bertentangan dengan arah datangnya sinar matahari.



Terhadap kawanan ikan



Terhadap matahari



Terhadap arah angin



Terhadap arah arus



(Photo credit : google)



Gambar 04. Kedudukan kapal saat pengoperasian



Proses setting dimulai dengan komando nahkoda, pelampung besar (buoy) dilepas kelaut, kapal dijalankan dengan cepat hampir searah ataupun memotong arus, kemudian jaring dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penurunan jaring maka pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke atas kapal.



(Photo credit :google)



Gambar 05. Pengoperasian purse seine saat setting



2.1.3 Pengangkatan Alat Tangkap (Hauling) Menurut (hauling)



Ben



dilakukan



Yami segera



(1999) setelah



pengangkatan alat



tangkap



alat



tangkap



dilingkarkan



mengelilingi gerombolan ikan, kegiatan ini terbagi dalam 2 kegiatan utama, yaitu penarikan tali kolor dan penarikan isi jaring. 1) Penarikan Tali Kolor



Menurut (Marzuki dalam Gardjito 2000), sebaliknya penarikan tali kolor tidak memakan waktu yang lama kira-kira yang berkisar 30 menit dengan kecepatan sedsang agar supaya tali kolor



tidak



cepat



haus



sehingga



tidak



mudah



putus,



disamping itu penarikan tali kolor yang terlalu cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik masuk kedalam lingkaran jaring. Guna menghindari ikan-ikan melarikan diri (escape) kearah vertical ataupun horizontal maka kecepatan penarikan tali kolor harus diperhatikan setelah jaring dilingkarkan. Pada penarikan alat tangkap tidak mempengaruhi hasil tangkapan, dikarenakan dipengaruhi



faktor oleh



keberhasilan



volume



scholling



penangkapan buatan



bayal



(sementara)



Gardjito (2000).



(Photo credit : google)



Gambar 06. Penarikan tali kolor



Alat-alat bantu penarikan tali kolor dapat dibedakan dalam 5 jenis, sesuai dengan jenis tali kolor yang digunakan, yaitu :



Tabel 01. Jenis Alat Bantu Penarikan Tali Kolor No 1 2 3 4 5



Jenis Bahan Tali



Jenis Alat



Kolor Serat Manila Serat Manila Kawat Baja Kawat Baja Kawat Baja



Capstand Windlass One Drum Winch Two Drum Trawl Winch Three-Four Seine Winch



2)Penarikan isi jaring; Penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati mengingat ikan masih dapat lolos



dan



melarikan



diri



dengan



cara



melompati



tali



pelampungnya (Ben Yami 1999). Sedangkan menurut Tomasila dan Usemahu (2004), dalam penarikan jaring, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: -



Setelah tali kolor tertarik semua, maka sedikit demi sedikit bagian-bagian jaring dinaikkan ke atas kapal yang mulai dari ujung-ujung sayap.



-



Setelah sebagian jaring dinaikkan ke atas kapal, ikan-ikan yang terkurung dapat langsung diambil atau dinaikkan keatas kapal dengan menggunakan serok atau tanggok.



-



Kemudian jaring dapat dinaikkan ke atas kapal sambil disusun ditempat yang telah ditentukan sperti pada waktu mulai operasi dengan tujuan agar jaring langsung dapat dipergunakan untuk operasi berikutnya.



(Photo credit : google)



Gambar 07. Penarikan jaring (hauling) 2.2



Manajemen dan Kepemimpinan



2.2.1 Pengertian Manajemen Nafitri M, (2012) Secara etimologis kata manajemen berasal dari



bahasa



Perancis



kuno



ménagement,



yang



berarti



seni



melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya: Menurut Follet yang dikutip oleh Wijayanti mengartikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner yang dikutip oleh Wijayanti manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber



daya-sumber



daya



manusia



organisasi



lainnya



agar



mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Gulick dalam Wijayanti mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersamasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih



bermanfaat bagi kemanusiaan. Schein memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurut (George R Terry 2006) manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para professional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para professional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat. Terry memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi



pengetahuan



tentang



apa



yang



harus



dilakukan,



menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usahausaha yang telah dilakukan. Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan perencanaan



organisasi



dengan



(planning),



pelaksanaan



pengorganisasian



fungsi-fungsi (organizing),



penyususnan (staffing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).



Manajemen



merupakan



sebuah



kegiatan;



pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut



manajer.



Manajemen



dibutuhkan



setidaknya



untuk



mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan



efektivitas. Manajemen terdiri dari berbagai unsur, yakni man, money,



method,



machine,



market,



material



dan



information.



(Setiono B 2010). 1) Man : Sumber daya manusia 2) Money : Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan 3) Method : Cara atau sistem untuk mencapai tujuan 4) Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi 5) Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan 6) Market : Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi 7) Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan. Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Nafitri M, (2012) fungsi manajemen dapat dibagi menjadi lima



bagian,



yakni:



(pengorganisasian),



planning staffing



(perencanaan), (penyusunan),



organizing actuating



(pelaksanaan), dan controlling (pengawasan) : 1. Perencanaan (planning) Perencanaan



dapat



didefinisikan



sebagai



persiapan



penentuan-penentuan terlebih dahulu tentang apa yang akan



dilaksanakan dalam batas waktu tertentu, biaya dan fasilitas tertentu untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.



2. Pengorganisasian (Organizing) Fungsi pengorganisasian meliputi: pemberian tugas yang terpisah



kepada



masing-masing



bawahan,



menetapkan



jalur



wewenang dan komunikasi serta mengkoordinir kerja bawahan. 3. Penyusunan (staffing) Fungsi ini meliputi: penentuan jenis orang seperti apa yang akan dipekerjakan, menarik calon karyawan, memilih karyawan, menentukan standart kerja, menilai hasil kerja, melatih



dan



mengembangkan karyawan. 4. pelaksanaan (actuating) Fungsi ini meliputi: Membuat orang lain untuk melakukan pekerjaan, mempertahakan modal karyawan, mendorong karyawan dalam bekerja menciptakan situasi psikologis yang baik. 5. Pengawasan (controlling) Pengertian pengawasan sampai sekarang masih digunakan bermacam-macam istilah, antara lain penelitian, pemeriksaan, pengendalian, dan pengamatan. Fungsi ini merupakan sebagai tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah program atau rencana yang telah dilaksanakan



sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki.



2.2.2 Definisi Kepemimpinan Menurut Petrusfs (2007) kepemimpinan adalah suatu proses terencana yang dinamis melalui suatu periode waktu dalam situasi yang didalamnya pemimpin menggunakan perilaku kepemimipinan yang khusus dan sarana serta prasarana kepemimpinan untuk memimpin



(menggerakan/mempengaruhi)



bawahannya



guna



melaksanakan tugas/pekerjaan kearah tujuan yang menguntungkan bagi pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan biasa juga disebut Seni mempengaruhi dan menggerakan orang



untuk bekerja secara



terkoordinasi. 2.2.3 Menerapkan Kepemimpinan di Atas Kapal Dalam



Undang-Udang



nomor.



21



Tahun



1992



tantang



pelayaran mendefinisikan pemimpin kapal itu adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pemimpin umum diatas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan



tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil. Anak Buah Kapal (ABK) adalah awak kapal selain Nakhoda atau pemimpin kapal. Semua pelaut yang bekerja diatas kapal tanpa terkecuali disebut awak kapal (ship’s crew) termasuk Nakhoda.( Budiman H 2006 ). Demikian juga dengan halnya dengan pemimpin kapal atau Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) yang terdiri dati perwira kapal dan yang bukan perwira kapal. 2.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Kartono (2003) Tipe-tipe kepemimpinan yaitu: 1. Tipe pemimpin otokratos Tipe pemimpin Otokratos adalah suatu tipe dimana seorang pemimpi: a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi b. Menyamakan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat e. Dalam



tindakan



pergerakannya



sering



menggunakan



Approach yang mengandung unsur paksaan dan Punitive ( bersifat menghukum) 2. Tipe pemimpin Militeris Seorang pemimpin yang bertipe Militeris ialah orang yang memiliki sifat-sifat:



a. Dalam menggerakan bawahan system perintah yang lebih sering digunakan b. Dalam menggerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat jabatannya c. Senang kepada formalitas yang berlebihan d. Menuntut disiplin yang tinggi fan kaku dari bawahan e. Sukar menerima kritikan dari bawahan f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan 3. Tipe Pemimpin Paternalistis Yang tergolong paternalistis yakni sebagai berikut : a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa b. Bersikap terlalu melindungi c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya d. Sering bersikap maha tahu 4. Tipe pemimpin Kharismatik Hingga kini para ahli belum berhasi =l menemukan sebabsebab mengapa seorang pemimpin memiliki charisma, yang diketahui



bahwa



pemimpin



demikian



mempunyai



daya



penarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya dangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa merka menjadi pengikut pemimpin itu. 5. Tipe pemimpin Demokratis



Pengetahuan tentang pemimpin telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern, karena: a. Untuk menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk termulia di dunia b. Senang menyatukan kepentingan dan tujuan organisasi c. Senang



menerima



saran,



pendapat



dan



kritik



dari



bawahannya d. Selalu



berusaha



mengutamakan



kerjasama



untuk



mencapai tujuan e. Memberikan



kebebasan



yang



seluas



luasnya kepada



bawahan f. Berusaha



mengembangkan



kapasitas-kapasitas



diri



pribadinya sebagai pemimpin 2.4



Pembagian Tugas Personal Diatas Kapal Menurut John Dacosta (2009) pada sebuah kapal memiliki



awak kapal yaitu nakhoda, mualim, KKM, masinis, oiler, dan ABK ditambah dengan koki, yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut : 1. Nakhoda - Melayarkan kapal, - Bertanggung jawab terhadap kondisi kapal , - Bertanggung jawab terhadap kondisi ABK,



- Sebagai



pengawas



pada



saat



operasi



penangkapan



berlangsung, - Bertanggung jawab terhadap hasil tangkapan , 2. Fishing master - membantu



nakoda



dalam



menentukan



daerah



penangkapan, - membantu nakoda dalam pengoprasian alat tangkap, - menjumlah hasil tangkapan, 3. Kepala kamar mesin - bertanggung jawab terhadap kondisi mesin, - menjaga dan mengkordinir perkerjaan masinis dan juru minyak , - mengontrol jumlah harian mesin, - memperbaiki bila ada kerusakan, 4. Mualim 1 - pengatur muatan, - mengatur persediaan logistic, - persediaan air tawar - pengatur alat navigasi, 5. Masinis 1 - mengisi jurnal harian, - bertanggung jawab terhadap mesin induk, 6. Boatswain - Bertanggung jawab terhadap peralatan alat tangkap, - Menkordinir pekerjaan di atas deck setiap harinya,



7. Oiler - Membantu masinis - Bertanggung jawab terhadap kebersian kamar mesin - Melaksanakan perawatan kamar mesin - Mengisi bahan bakar dan minyak pelumas 8. ABK - Melaksanakan operasi penangkapan - Merawat dan memperbaiki alat tangkap - Menjaga



kebersian



deck



dan



menanggani



tangkapan 9. Koki - Menyiapkan makanan untuk awak kapal, - Mengatur bahan makanan selama dalam pelayaran, - Mengatur kebutuhan awak kapal,



hasil



2.5 Struktur Organisasi Kapal Perikanan Menurut Hasibuan (2005) dalam Pengorganisasian diatas kapal perikanan tanagkap menurut tingkat kepemimpinan diatas kapal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



NAKHODA



--------------------



FISHING MASTER



KKM



MUALIM 1



MASINIS 1



BOATSWAIN



OILER



ABK



KOKI Gambar 08: Struktur organisasi kapal penangkapan ikan



2.6 Analisa Usaha Analisa berasal dari kata Yunanai kuno “analusis” yang berarti melepaskan. Analusis berasal dari dua suku kata yaitu “ana” yang artinya kembali “luein” yang artinya melepas. Sehingga pengetian analisah yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponenkomponen atau menyususn komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut. Kata analisa atau analisis banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu Bahasa, alam dan ilmu sosial. Didalam



semua



kehidudpan



ini



sesungguhnya



semua



bisa



dianalisa, hanya saja cara dan metode analisanya berbeda-beda pada



tiap



kehidupan.



Analisa



adalah



memecahkan



atau



menguraikan sesuatu unit menjadi bebagai unit terkecil, menurut Harahap (2004). Rumus perhitungan laba/rugi: L= TR-TC -Keterangan: L : Laba/Rugi TR: Penerimaan Total TC: Pengeluaran (biaya total) -Jika, L: negatif berarti Rugi L: positif berarti Laba L: 0 berarti Impas



BAB III METODE PRAKTEK



3.1



Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Akhir akan dilaksanakan pada



bulan 1 Februari 2019 sampai dengan 15 Juni 2019, bertempat di KM.Berkat Nafiri. 3.2 Alat dan Bahan 1) Kapal 2) Alat Tangkap 3) Mesin Bantu 4) Seperangkat Kunci-kunci 5) Peralatan Keselamatan 6) Proposal 7) Alat Tulis menulis 8) Kamera 9) Peralatan Navigasi



3.3



Metode Pengambilan Data



3.3.1 Data Yang Diperlukan 1).Data Primer, Adapun data yang diambil yaitu data diperoleh



dari



operasi



penangkapan,



yaitu



yang



sebagai



berikut: a) Pengoperasian purse seine b) Jumlah setting-hauling dalam satu trip c) Komposisi dan jenis hasil tangkapan ikan tiap satu kali setting-hauling selama operasi penangkapan d) Operasi daerah penangkapan e) Lamanya waktu pelingkaran dan lama penarikan tali kolor f) Alat bantu penangkapan g) Alat-alat navigasi di atas kapal h) alat bantu penarikan tali kolor i) cara penanganan ikan diatas kapal 2).Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan tidak dari pengamatan langsung melainkan dari dokumen yang telah tersedia, yakni meliputi : a) Keadaan geografis lokasi praktek b) Sarana dan prasarana produksi



c) Data spesifikasi kapal d) Data spesifikasi alat tangkap e) Data time series hasil tangkapan yang ada. 3.3.2 Cara Pengambilan Data 1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan dan penanganan ikan di kapal purse seine, mencatat jurnal kegiatan settinghauling, mencatat komposisi dan jenis hasil tangkapan. 2. Interview yaitu mengadakan wawancara dan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait/ahli, guna menunjang data



yang



telah



didapat



dilapangan,



seperti



data



perusahaan. 3. Melakukan studi literatur sebagai bahan pertimbangan dan penunjang dalam penyusunan laporan. 4. Dokumentasi yaitu mengambil data yang telah disediakan oleh pihak perusahaan serta mengambil gambar pada pelaksanaan operasi penangkapan. 3.3.3 Analisa Data Adapun rencana kegiatan selama pelaksanaan Kerja Praktek Akhir adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan



persiapan;



kegiatan



ini



dilakukan



berangkat kelokasi praktek yaitu: a) Konsultasi awal dengan dosen pembimbing b) Penyiapan proposal c) Melapor keperusahan terkait



sebelum



d) Konsultasi proposal dengan perusahan dan orientasi lapangan 2) Pelaksanaan kegiatan a) Mengamati secara langsung b) Mengalami atau terjun langsung melakukan pekerjaan c) Wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner 3) Pengetikan a) Penyusunan laporan Praktek Kerja Akhir b) Konsultasi dengan dosen pembimbing c) Seminar laporan dan ujian komprehensif 4) Jadwal kegiatan; sebelum melaksanakan Kerja Praktek Akhir terlebih dahulu melakukan persiapan dan tahapan perencanaan agar kegiatan yang akan dilakukan dapat dikendalikan.



3.4 Prosedur Kerja Fishing Base : Membantu pengurus menyiapkan dokumen kapal Membantu memuat bahan bakar Membantu menyiapkan bahan makanan Mengangkut es balok ke dalam palka Membantu mengisi air bersih ke dalam palka,



Menuju Fishing Ground : 1. Mencatat kecepatan



Kembali ke Fishing Base dan di Fishing Base 1. Mencatat tugas jaga kapal 2. Mencatat kecepatan kapal apabila terjadi cuaca buruk 3. Mencatat bongkar hasil tangkapan 4. Membantu bersihkan kapal 5. Membantu menyiapkan alat tangkap 6. Mencatat ikan hasil tangkapan ke dalam keranjang atau menaikan ke atas mobil pengangkut. 7. Mencatat ikan hasil tangkapan keperusahaan atau kepasar ikan.



Saat di Fishing Ground : 1. Mempersiapkan alat tangkap. 2. Mengambil posisi di haluan kapal. 3. Memperhatikan gerombolan ikan. 4. Mencatat hasil tangkapan 5. Mensortir Ikan target tangkapan dan target sampingan. 6. Melakukan penanganan hasil tangkapan.



1. 2. 3. 4. 5.



kapal 2.



Melakukan tugas jaga



3.



Mencatat posisi kapal



4.



Mencatat posisi rumpon



DAFTAR PUSTAKA



Baskoro, Mulyono dan Agus Suherman. 2007. Teknologi penangkapan.



ikan dengan cahaya. Universitas



Diponegoro : Semarang. Ben Yami. 1999. Teori penangkapan ikan. Departemen



pendidikan



dan kebudayaan, Direktorat Pendidikan dan Menengah Kejuruan. Budiman H,2006. Studi Tentang Manajemen, Tipe dan Fungsi Kepemimpinan. Laporan Praktek Kerja Akhir. Akademi Perikanan Bitung. (tidak diakses). Gardjito, 2000. Alat Bantu dalam pengoperasian purse seine. Balai Pelatihan Penangkapan Ikan. Tegal George R. Terry.Ph.D,2006. Asas-asas Manajemen. P.T. ALUMNI, Bandung. Hasibuan, M.S.P.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Catatan ke-7. Jakarta. Bumi aksara. John. D, 2009. Sifat-sifat Oceanografi- Daerah. http://www.johndoank.blogspot.com. Di akses tanggal 08 desember 2018 Kartono, Kartini,2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. Edisi I. PT. Grafindo persada. Jakarta. Mallawa, A dan Sudirman, H. 2000. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta.



Nafitri M (2012). Manajemen Sanggar Tari Pesona Nusantara di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa Dan Seni Unversitas Negeri Yogyakarta. Petrusfs,2007.DefinisiKepemimpinanhttp://www.Petrusfs.blogspot.c om. Diakses tanggal 1 Desember 2018 Surur,



Fatichus.



2004.



Alat



dan



cara



penangkapan



ikan.



Departemen Kelautan dan perikanan pusat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan: Jakarta. Sofyan Safri Harahap, 2004. Analisa kritis atas laporan keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Setiono, B. 2010. Operasi dan Manajemen penangkapan ikan. http://www.crayonpedia.blogspot.com. Di akses 3 Desember 2018. Syarifudin H, 2002. Metodelogi Penelitian. Mandar Maju, Bandung. Tomasila dan Usemahu. 2004. Teknologi penangkapan ikan. Departemen kelautan dan perikanan. Jakarta. Umar, H. 2004. Riset sumberdaya manusia. Gramedia pustaka utama; Jakarta. http://www. Nautica Perikanan Laut Vedca Join Polije pengoperasian purse seine.com; 2 Desember 2018. Jam 13.24 pm.



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran



01. Data Spesifikasi Kapal Beserta Data Alat



Tangkap 1. Data Kapal  Nama Kapal



:



 No. SIUP / SIPI



:



 Pembuatan



:



 Tahun Pembuatan



:



 Call Sign



:



 Bahan



:



 Bentuk Dasar



:



 Jenis Alat Tangkap



:



 Sistem Kemudi



:



 Kecepatan Kapal



:



 Jenis Penggerak Utama



:



2. Ukuran Kapal  LOA



:



 Breath



:



 Draft



:



 Groos Tonnage



:



 Kapasitas Tangki Bahan Bakar



:



3. Data Engine  Merk



:



 Bahan Bakar



:



 Sistem Pendingin



:



 Langkah Kerja



:



 Putaran



:



4. Alat-alat Keselamatan Kapal  Life Buoy



:



 Life Craft



:



 Life Jacket



:



 Sekoci Penolong



:



 Pemadam Api



:



 Roket Tanda Bahaya



:



5. Alat-alat Bantu Navigasi 1. Radar 



Type



:







Range



:







Power



:



2. GPS 



Type



:







Channel



:







Power



:



3. Fish Finder / Echosounder 



Type



:







Depth



:







Power



:



4. Teropong (Binacullar)



:



6. Data-data Alat Tangkap 1. Pancing 



Bahan Tali (Line)



:







Bahan Joran (Pole)



:







Jumlah



:



7. Alat-alat Bantu Penangkapan Sprayer



:



Rumpon



:



Ember



:



Tangguk/seser



:



Lampiran 02. Jenis Kegiatan Yang Dibutuhkan Dalam Proses Penangkapan No



Jenis Aktivitas



Uraian Kegiatan



Waktu yang dibutu hkan( Menit)



Jadwal Kegiatan Tenaga Mulai Jam



Selesai Jam



kerja terlibat



Lampiran 03: Tabel Produksi



No



Trip ke



Hari / tanggal



Lintang



Bujur



Nama Ikan



Jumlah (kg/ton)



Lampiran 04 : Tabel Analisa Usaha NO



Keterangan



Satuan



Jumla



Harga per unit



Jumlah harga



h unit 1



Biaya perbekalan 1 trip Pengadaan ABK Air



minum



dan



mandi



-



Rp.



Rp.



Litar



Rp.



Rp.



Rp.



Rp.



4



palka



Litar



Rp.



Rp.



BBM



Litar



Rp.



Rp.



Oil



Buah



Rp.



Rp.



Gas LPG



Ton



Rp.



Rp.



Es batu



-



Rp.



Rp.



2



Bahan makanan Beban biaya persiapan melaut 10 %



Rp.



Rp.



3



(pendapatan per trip) Biaya surat per trip



Rp.



Rp. Rp. Rp.



Jumlah Total Modal Kerja Per Trip