Proposal Penelitian Sosiologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap anak bangsa karena dengan adanya pendidikan yang berkualitas, maka suatu bangsa menjadi maju dan sejahtera. Proses pembelajaran disekolah khususnya untuk di wilayah Indonesia sudah berjalan sebagaimana mestinya. Berhasilnya proses pembelajaran disekolah membuat banyaknya lulusan-lulusan akademik yang berkualitas yang dapat diandalkan di lingkungan masyarakat. Upaya keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran lingkungan sosial sebagai lingkungan hidup sehari-hari seorang siswa. Sebagai mahkluk sosial, manusia memang tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan sosial baik itu disadari maupun secara tidak sengaja, lingkungan sosial merupakan faktor utama yang memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Tidak terlepas dari hal tersebut, pengaruh lingkungan sosial begitu kuat dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran disekolah. Berbagai permasalahan mengenai pengaruh lingkungan sosial terhadap motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Sosiologi



bisa mengubah pola pikir



seorang siswa tentang mata pelajaran tersebut sehingga motivasi belajar siswa berkurang. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang selalu meremehkan mata pelajaran Sosiologi. Berbagai faktor lainnya seperti faktor lingkungan kelas juga mempengaruhi motivasi siswa dalam pembelajaran IPS Sosiologi, sebagai contoh guru bidang studi mata pelajaran terkait cara mengajarnya apakah dapat menarik perhatian siswa atau malah menjadi pelajaran yang membosankan. Hal itu juga dapat mengurangi semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Selain kedua faktor tadi, ada faktor lainnya yang turut mempengaruhi motivasi siswa dalam pembelajaran Sosiologi, seperti halnya ajakan teman sekelas untuk membolos saat mata pelajaran Sosiologi sedang berlangsung. Seorang guru sebagai pendidik dan pembimbing tentunya harus memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mendidik seorang anak yang masih butuh untuk proses perkembangan jiwa dan raganya, khususnya untuk proses pendidikan. 1



Berbagai teknik pengelolaan kelas harus dimiliki oleh setiap guru guna mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Dalam membangun karakter anak yang lebih baik seorang guru dapat menerapkan kedisiplinan dalam belajar dan guru harus mampu merubah pemahaman siswa terhadap kedisiplinan sehingga kedisiplinan dalam belajar bukanlah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa, namun merupakan hal yang menyenangkan sehingga dengan demikian dapat menciptakan atmosfer pembelajaran yang efektif dan maksimal. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang ada dapat dirumuskan adalah : “Apakah lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS Sosiologi di SMA Negeri 6 Cirebon?” 1.3 Tujuan penelitian Dengan memperhatikan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan lingkungan sosial terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Sosiologi di SMA Negeri 6 Cirebon. 1.4 Manfaat penelitian 1.



Bagi Sekolah, dalam hal ini untuk mengambil kebijakan sebagai bahan



masukkan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam rangka menciptakan atmosfer yang dapat mendukung proses pembelajaran Sosiologi di Lingkungan SMA Negeri 6 Cirebon 2. Bagi Guru, dalam hal ini sebagai pendidik diharapkan untuk lebih tegas dan disiplin terhadap anak didiknya dalam rangka mencapai tujuan utama pendidikan yaitu mendidik dan membimbing 3. Bagi Siswa, dalam hal ini sebagai orang yang dalam proses pembelajaran diharapkan untuk lebih menaati aturan yang ada disekolah dan lebih menghormati guru disekolahnya dalam rangka menuju pendewasaan dalam berfikir, dewasa dalam bertindak dan dewasa dalam bertutur kata. 4. Bagi peneliti, dalam hal ini adalah agar menjadi lebih peka terhadap pemasalahan sosial terutama pada aspek lingkungan sekolah sehingga sekiranya dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan mengenai lingkungan sosial di SMA Negeri 6 Cirebon.



2



BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Kajian Pustaka 2.2.1. Hakikat Lingkungan Sosial Menurut Eka Yunita (2011 : 2 ) lingkungan sosial adalah hubungan interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya. Lebih lanjut Eka Yunita dalam artikelnya membagi lingkungan sosial yang menurutnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :Pertama lingkungan sosial primer,lingkungan sosial primer adalah yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan erat antara satu anggota dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain Kedua lingkungan sosial sekunder, lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan sosial dimana hubungan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain agak renggang. (sumber : eka-yunita.blogspot.com diakses tanggal 1 Juni 2013 ) Definisi yang sama mengenai lingkungan sosial oleh Muhammad Addin Rizaldi (2012 : 1 ) bahwa lingkungan sosial adalah lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan manusia serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial ( keruangan ) yang mana ruang lingkupnyaditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut ( termasuk perilaku manusia didalamnya ), dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada didalamnya. (sumber : muhammadaddin18.blogspot.com diakses tanggal 1 Juni 2013 ) Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan yang didalamnya terdapat terdapat interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok dalam satu keruangan ( spasial ) dengan mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam adat istiadat masyarakat terkait. 2.2.2 Hakekat Motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Tiga elemen utama dalam motivasi adalah intensitas, arah dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dan berdasarkan teori x dan y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, menyebutkan bahwa motivasi adalah alas an yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang 3



kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Lain halnya dengan pendapat yang berkembang dimasyarakat mengenai arti dari motivasi itu sendiri. Motivasi menurut pendapat yang berkembang dari masyarakat diartikan sebagai suatu semangat. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa ada perbedaan dalam penggunaan istilah motivasi di masyarakat. ( sumber : id.wikipedia.org/wiki/motivasi, tanggal akses 19 Mei 2013 ) Pengertian motivasi sendiri menurut beberapa ahli berbeda dengan pengertian secara umum. Menurut Sumadi Suryabrata( 2005 : 71 ) dalam buku “Psikologi Anak Didik “ motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku kearah suatu tujuan. Menurut Mulyasa (2003 :112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perubahan tingkah laku kearah tertentu dengan tujuan yang tertentu.



Seorang siswa akan bersungguh-sungguh



dalam proses pembelajaran bila ia memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Demikian juga menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono ( 2002 : 80 ) yang mengutip pendapat Koeswara yang menyebutkan bahwa siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental yang berupa keinginan dan perhatian, kemauan serta cita-cita yang ingin diraih oleh seseorang sehingga timbuah keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.



Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah



keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar serta memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar, dorongan adalah kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam artian adalah pencapaian tujuan.



a) Fungsi Motivasi Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi pata siswa. Motivasi dapat dijadikan tolak ukur seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu Menurut Djamarah ada 3 fungsi motivasi yaitu : 4



1.



Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong



untuk mengetahui sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka pembelajaran: 2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu perbuatan yang tak terbendung yang kemudian menjadi dalam bentuk gerakan psikofisik: 3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan. b) Jenis Motivasi Menurut Dimyati dan Mudjiono motivasi adalah kekuatan mental individu yang memiliki 2 jenis tingkat kekuatan yaitu : 1. Motivasi Primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tesebut berasal dari aspek biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku



terdiri dari pemikiran tentang tujuan



danperasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan seperti mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya 2. Motivasi Sekunder Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motif motivasi ini dikaitkan dengan lingkungan sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan psikomotor sehingga motivasi primer dan sekunder sangat penting bagi siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.



c) Sifat Motivasi Dalam menumbuhkan motivasi belajar, tidak hanya timbul dari dalam diri siswa saja tetapi juga berasal dari luar diri siswa. Dimyati dan Mudjiono ( 2002 :90 ) membagi 2 sifat motivasi yaitu : 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh luar dari individu. Contohnya seorang siswa berkeinginan untuk menjadi juara umum di sekolahnya sehingga ia termotivasi untuk belajar dengan giat. 5



2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Dalam hal ini seseorang mendapatkan pengaruh dari luar pribadi dirinya sendiri. Contohnya seorang siswa bercita- cita menjadi juara karena diiming-imingi dengan hadiah bila ia menjadi juara. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsic dapat menumbuhkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ektrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik ketika ada keinginan yang kuat dari dalam diri. Contoh seorang siswa giat belajar karena ingin meraih cita- citanya, bukan karena diiming-imingi oleh hadiah. ( Sumber : www.sarjanaku.com/home/pendidikan/pengertianmotivasimenurutparaahli.htm, diakses tanggal 19 Mei 2013 ) Slameta dalam bukunya “ Belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya “ mengemukakan motivasi belajar siswa dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : 1. Pergunakan pujian yang verbal, penerimaan sosial yang mengikuti suatu tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup dapat dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis kearah yang diinginkan. Kata-kata seperti “bagus”, “baik” yang diucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang diinginkan, merupakan suatu motivasi belajar yang besar. Hal ini membuat siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran. 2. Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana Kenyataan bahwa tes dan nilai dipakai sebagai dasar berbagai hadiah sosial, ( seperti penerimaan lingkungan, promosi, pekerjaan yang baik, uang yang lebih banyak dan sebagainya) menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi siswa. Tapi tes dan nilai harus dipakai secara bijaksana, yaitu untuk memberikan informasi pada siswa dan untuk menilai penguasaan dan kemajuan siswa, bukan untuk menghukum atau membandingkan dengan siswa yang lain. 3. Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginan siswa untuk bereksplorasi. Dengan melontarkan masalah-masalah , pengajar dapat memunculkan suatu konflik konseptual yang merangsang siswa untuk bekerja dalam hal ini berpikir kritis terhadap permasalahan yang ada. 4. Untuk mendapatkan perhatian dari siswanya, sekali-kali pengajar melakukan hal-hal yang dianggap menarik oleh siswanya, sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal-hal yang dapat dilakukan seperti memberikan kesempatan siswa



6



untuk menyusun soal-soal yang terkait dengan materi, menceritakan permasalahan yang berkaitan dengan materi dan sebagainya. 5. Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan suatu hadiah yang akan diterima siswa bila siswa tersebut dapat menmberikan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang ada 6. Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, pergunakan materi-materi yang sudah dikenal siswa yang digunakan sebagai contoh model. 7. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar biasa agar siswa lebih terlibat dalam pembelajaran 8. Sarankan siswa untuk menghubungkan hal-hal yang sudah dipelajarinya terhadap pelajaran yang sedang dipelajarinya. Tujuannya adalah untuk menguatkan daya konsep pelajaran sehingga siswa tidak mudah lupa terhadap materi yang diajarkan dan daya pikir siswa dapat lebih terkembang 9. Pergunakan simulasi atau permainan pada materi yang terkait, kedua hal ini dapat memaksimalkan penyerapan tentang materi oleh siswa. 3. Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Motivasi Belajar Umumnya lingkungan sosial yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut : a).Lingkungan sosial dalam keluarga Lingkungan sosial dalam keluarga adalah faktor utama dalam penumbuhan motivasi siswa dalam belajar. Keluarga merupakan wadah sosialisasi yang pertama bagi seorang anak sebelum berinteraksi dengan lingkungan diluar yang lebih luas. Undang- undang sistem pendidikan nasional pasal 10 ayat 4 yang berbunyi : “Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai norma dan ketrampilan.” Suasana yang kondusif dalam lingkungan keluarga dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar seseorang yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar. Sebaliknya bila suasana dalam keluarga tidak kondusif seperti adanya broken home dalam keluarga sangat mempengaruhi semangat belajarnya dan dapat menurunkan prestasi belajarnya disekolah. ( Sumber : Paul Rumondor, 2005, pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi anak ) Motivasi orang tua terhadap anaknya menjadi salah satu faktor utama sebagai pendorong semangat belajar khususnya IPS Sosiologi. Orang tua merupakan salah satu unsur yang sangat dekat dengan anak ketika mereka berada di luar jam sekolah. Peranan orang tua sangat menentukan dalam membangkitkan minat belajar siswa. 7



Kemajuan dan kemunduran prestasi siswa ditentukan oleh kemampuan orang tua siswa dirumah dalam memberekian informasi mengenai mata pelajaran khususnya IPS Sosiologi, pemenuhan kebutuhan di sekolah dan yang paling utama adalah membimbing anaknya belajar di rumah. Namun pada kenyataannya tidak semua orang tua dapat menjalankan fungsinya sebagaimana yang diharapkan. Ada orang tua yang karena kesibukannya masingmasing lupa akan tugasnya sebagai pembimbing anaknya di rumah, kurangnya perhatian orang tua untuk mempersiapkan kebutuhan belajar anaknya ditambah lagi penerapan pola asuh anak dalam keluarga berdampak pada proses pembelajaran di sekolahnya. Dalam realita itu orang tua memiliki kewajiban untuk menciptakan suasana yang nyaman di dalam rumah sehingga anak merasa senang dan betah berada di rumah. Karena keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh keharmonisan dalam keluarga. b). Lingkungan Sosial dalam pergaulan Lingkungan bergaul anak merupakan faktor kedua terhadap motivasi belajar siswa di sekolah. Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi kesiapan mental dan fisik seseorang terhadap proses belajarnya disekolah. Dalam bergaul, seorang siswa harus memilih teman yang tepat untuk diajak bergaul. Alasannya sederhana, apabila siswa memilih teman yang baik, rajin belajar, maka sifat temannya tersebut akan menular keteman lainnya juga sebaliknya bila seorang siswa tersebut memilih teman yang kurang baik, gemar mabuk, kehidupannya selalu foya- foya maka sifat buruk tersebut secara otomatis menular ke teman lainnya juga sehingga berpengaruh terhadap proses belajar di sekolahnya. Hal demikian terjadi karena adanya ikatan yang kuat antar teman seperti kata peribahasa bijak mengatakan bila seseorang menaburkan minyak wangi di tubuhnya maka aromanya akan mengenai tubuh kita sehingga tubuh kita juga akan ikut wangi. Untuk menghindari dampak negatif dari lingkungan pergaulan ada baiknya orang tua berperan dalam membantu anak dalam memilih teman, menasihati cara memilih teman yang baik. Memanglah peran orang tua sangat penting bagi anaknya ketika dalam anaknya bergaul dengan orang lain, namun hal ini tidak berguna bila didalam keluarga anak itu sendiri mengalami masalah orang tua ( broken home) sehingga anak lebih mendengarkan kata temannya.



8



Tidak sedikitpun orang tua yang memberi peran tersebut kepada sekolah anaknya. Ini menggambarkan seolah-olah kewajiban sebagai orang tua selesai ketika anaknya berada disekolah. Padahal dari sisi waktu saja anak berada di sekolah hanya berkisar 8 jam, sedangkan sisanya merupakan tanggung jawab orang tua.memang tidak adil kedengarannya bila semua tanggung jawab tersebut dibebankan kepada sekolah. (sumber : http//.anneahira.com/pengaruh lingkunagn sosial terhadap prsetasi belajar/html, tanggal akses 2 Maret 2013 ). c). Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang paling mempengaruhi prestasi dan minat belajar siswa khusunya untuk mata pelajaran IPS Sosiologi. Baiknya pemilihan sekolah oleh anak juga mendukung motivasi belajar siswa. Adanya guru atau tenaga pengajar yang bagus sangat mendorong minat anak untuk belajar di sekolah atau adanya fasilitas sekolah yang begitu lengkap juga mempengaruhi motivasi belajar.. Karena itulah dalam pemilihan sekolah harus berhati- hati jangan memilih sekolah hanya karena gedungnya mewah, strategis tempatnya, dekat dari rumah atau berbagai alasan lainnya, namun pilihlah sekolah yang benar- benar membuat siswa merasa betah, nyaman, damai dan tentram dalam belajar sehingga memberi dampak positif bagi siswa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar lingkungan sekolah memberikan dampak positif terhadap peningkatan belajar antara lain sebagai berikut : 1). Fasilitas yang lengkap dan berkualitas tentu dapat meningkatkan semangat dan minat belajar siswa di sekolah khususnya mata pelajaran Sosiologi. Mata pelajaran Sosiologi memang menuntut adanya fasilitas lengkap mengenai ilmu bumi, seperti aplikasi arcgis 10 yang digunakan untuk memetakan suatu wilayah dengan memperhatikan koordinat, atau adanya alat pengukur cuaca, globe, peta, atlas dan berbagai fasilitas lainnya. 2). Adanya teman yang rajin atau yang memiliki prestasi bagus yang tentunya mendorong siswa untuk lebih giat belajar agar bisa melebihi teman- temannya 3). Sekolah yang baik memiliki guru- guru yang berkualitas, baik dari cara mengajarnya, cara penampilannya, kesopanannya atau cara mereka mengarahkan siswanya kearah yang baik.



9



2.3 Ringkasan dan Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran menurut Dr. H. Ahmad Ramadhan, M.Kes dalam Panduan Penyusunan Tugas Akhir FKIP UNTAD ( 2013 : 3 ) merupakan alur pemikiran guna memecahkan masalah yang diteliti tersebut. Penelitian Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Sosiologi di SMA Negeri 6 Cirebon diawali dengan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dilokasi penelitian. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber. Kemudian untuk lebih memahami permasalahan, peneliti melakukan kajian pustaka yang berhubungan dengan permesalahan yang ada. Kajian pustaka yang dilakukan adalah mencari referensi yang relevan yang mendukung topik permasalahan penelitian. Dari berbagai referensi yang relevan baik dari perpustakaan ataupun internet,



hipotesis penelitian dapat



dirumuskan berdasarkan rumusan masalah.



Namun untuk menguji hipotesis, dilakukan berbagai metode-metode penelitian ,metode yang digunakan adalah metode hubungan kausal yaitu metode yang mencari hubungan variabel X dengan variabel Y. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 4 teknik yaitu observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Setelah itu dilakukan analisis data secara inferensial untuk menguji validitas data dan menguji koefisien korelasi sehingga pada tahap akhir diperoleh hasil.



10



2.4 . Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berpikir. Untuk menjawab masalah, maka jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya adalah : H0



: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial terhadap



motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Sosiologi di SMA Negeri 6 Cirebon H1



: Ada pengaruh postif yang signifikan antara lingkungan sosial terhadap



motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Sosiologi di SMA Negeri 6 Cirebon



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Cirebon jalan Dr Wahidin Sudirohusodo 79 Kota Cirebon, Jawa Barat. 3.2 Objek Penelitian 3.2.1 Populasi Arikunto (2006:130) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah tempat variabel melekat. Variabel penelitian adalah objek penelitian. Sementara itu Sukardi (2010:53) menyatakan populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Di pihak lain, Sisworo dalam Mardalis (2009:54) mendefenisikan populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti. Jadi dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan 11



peneliti sebagai subjek penelitian dan menjadi target kesimpulan dari hasil suatu penelitian. 3.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Mardalis (2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yang dapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan terhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Dalam penelitian ini subjek penelitian berupa sampel yaitu siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Cirebon. 3.5 Teknik Sampling Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah .. siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelititan ini adalah sebagai berikut; 1. Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling) Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat kriteria tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. populasi penelitian yang akan diambil adalah beberapa siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Cirebon yang diduga 2.



sering membolos pada mata pelajaran Sosiologi. Sampling Sukarela (Voluntary Sampling) Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak pendapat. 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bog dan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif 12



merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.



3.7 Teknik Pengumpulann Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Budiyono (2003:52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pula interview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara menggunakan percakapan hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya. Biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) dikemukakan bahwa: “A clinical task-based interview can be seen as a situation where the interview-interviewee interaction on a task is regulated by a system of explicit and implicit norms, values, and rules”. Dalam jurnal lain, Hurst (2007 : 274) mengungkapkan bahwa: “Interview were chosen as the main data gathering strategy for the original project because it was felt that potentially ‘data rich’ environment this afforded would provide the best context for assesistry and probing for presence of three models of thinking (mathematical knowledge, contextual knowledge and strategic knowledge) both before and following the intevention phase of project”. Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di atas dapat dijelaskan bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi antara 13



pewawancara dan yang diwawancarai dengan pedoman wawancara berdasarkan pada hasil tes yang telah diberikan kepada yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang terbaik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.



DAFTAR PUSTAKA



Anonimus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan. Anonimus, (2016). Daftar Guru Tetap dan Guru Honor SMA Negeri 6 Cirebon Anonimus, (2016). Daftar Siswa SMA Negeri 6 Cirebon Bulan Maret Anonimus, (2016). Motivasi dan teori hierarki[Online] id.wikipedia.org/wiki/motivasi, [25 Maret 2016] Anneahira.com/pengaruhlingkungansosialterhadappresatsibelajar/html[Online]-[2 Maret 2013] Djamal, H, (2008). Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT.Bumi Aksara Eka Yunita, (2011). Lingkungan Sosial Masyarakat,[Online-html]ekayunita.blogspot.com [25 Maret 2016] Muhammad Addin Rizaldi, (2012). Pengertian lingkungan sosial[Online] muhammadaddin18.blogspot.com [25 Maret 2016] Slameta, (2004). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : PT.Asdi Mahasatya Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Research and Depelopment , Bandung: Alfabeta, Usman H.B. dkk, 2005 Universitas Tadulako , Pedoman Penyusunan Dan Penilaian Karya Ilmiah Yasin, Sanjaya, _____, Pengertian Motivasi menurut Para Ahli Definisi Fungsi Jenis Sifat Teori Ciri[Online], http://www.sarjanaku.com/2012/04/pengertianmotivasi-menurut-para-ahli.html [25 Maret 2016]



14



LAMPIRAN



15