Proposal PKL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah, terutama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani melalui usaha ternak sapi potong. Kebutuhan protein hewani dapat terpenuhi apabila jumlah dan mutu genetik ternak dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi reproduksi yang tepat. Salah satu teknologi reproduksi yang dapat diterapkan adalah inseminasi buatan (IB). Inseminasi Buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina dengan tujuan untuk membuat betina menjadi bunting tanpa perlu terjadi perkawinan alami. Teknologi IB perlu dilaksanakan untuk memperbaiki mutu genetik ternak, mencegah penularan penyakit,



menghemat



dana



pemeliharaan



pejantan,



meningkatkan



pemanfaatan penjantan unggul, serta memperpendek calving interval (Siahaan, 2012). Pelaksanaan IB secara luas diakui mempunyai dampak yang besar pada program pembiakan sapi, khususnya di negara yang lebih maju dengan pelayanan inseminasi yang terorganisasi dengan baik, meskipun tujuan IB yang bertolak belakang tampaknya lebih banyak timbul pada negara kurang maju. Sebagai teknik untuk meningkatkan kinerja hewan ternak, teknik ini dengan sangat cepat dapat diterima setelah diperkenalkan secara komersial dan telah diterapkan dengan banyak memberi keuntungan ekonomi, khususnya dalam pembiakan sapi (Hunter, 1995). Puskeswan Sakra Timur adalah salah satu puskeswan memberikan pelayanan IB kepada ternak yang ada di daerah Sakra Timur. Pelayanan IB di daerah Sakra Timur diharapkan mampu meningkatkan populasi ternak dan mampu menerapkan sistem 1 induk, 1 anak dalam 1 tahun. Peningkatkan populasi ternak dapat menambah penghasilan dan peternak hidup lebih sejahtera. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan PKL untuk



1



mempelajari pelaksanaan pelayanan IB di Puskeswan Sakra Timur yang berlokasi di Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapangan a. Tujuan PKL Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan IB di Puskeswan Sakra Timur. 2. Untuk mengaplikasikan teori tentang IB. 3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam IB. b. Kegunaan PKL Adapun kegunaan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam pelaksanaan IB. 2. Mendapatkan pengalaman kerja sehingga nantinya siap didunia kerja. 3. Dasar pengalaman untuk melakukan penelitian untuk skripsi.



2



BAB II RENCANA KEGIATAN 2.1. Gambaran Umum Lokasi PKL Praktik kerja lapang ini akan dilaksanakan di Puskeswan Sakra Timur yang terletak di Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. Pada puskeswan ini menerapkan sistem 5 hari kerja, waktu hari Senin sampai kamis pelaksanaan kerja dilakukan dari pukul 08.00-15.00 WITA dan hari Jum’at dari pukul 08.00-11.00 WITA. Adapun pelayanan yang tersedia pada Puskeswan Sakra Timur yaitu pelayanan kesehatan hewan dan IB. Sistem kerja yang dilakukan di Puskeswan ini adalah denga nmendatangi peternak-peternak yang ada diwilayah Sakra Timur untuk mengontrol sekaligus memberi pelayanan kesehatan ataupun IB.



2.1. Macam Kegiatan 2.2.1. Kegiatan Utama Adapun kegiatan utama yang akan dilaksanakanantara lain: 1. Deteksi Birahi (estrus) Deteksi birahi merupakan pengamatan terhadap tanda – tanda birahi pada sapi yang akan diinseminasi. Deteksi birahi merupakan faktor penting dalam proses inseminasi buatan karena penentu waktu untuk melakukan perkawinan secara tepat dan berhasil. Estrus merupakan periode yang dialami oleh ternak betina secara alami ataupun yang disinkronisasi birahi dengan menunjukkan gejala-gejala birahi yang khas, yaitu vulva terlihat membengkak, memerah dan penuh dengan sekresi mucus (lendir) transparan yang menggantung dari vulva. Selain itu, ternak betina menaiki dan diam saat dinaiki, tampak gelisah, dan nafsu makan berkurang (Hafizuddin etal., 2012). Keberhasilan IB akan optimal apabila deteksi dan pelaporan birahi dilakukan dengan tepat, sehingga inseminasi dapat dilakukan



3



tepat waktu. Langkah untuk mengamati tanda-tanda birahi perlu diajarkan kepada peternak, pemilik atau penggembala agar peternak dapat melaporkan kepada petugas (inseminator), sehingga pelaksanaan inseminasi buatan tepat waktu (Herdis et al., 2001). 2. Inseminasi Buatan (IB) Inseminasi buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina dengan tujuan untuk membuat betina jadi bunting tanpa perlu terjadi perkawinan alami. Inseminasi buatan memiliki fungsi untuk memperbaiki mutu dari genetik suatu ternak, mencegah penularan penyakit, menghemat dana pemeliharaan pejantan, meningkatkan pemanfaatan penjantan unggul, serta memperpendek calving interval (Siahaan, 2012). Inseminasi buatan dapat dikatakan berhasil apabila sapi induk yang diinseminasi menjadi bunting pada masa periode kebuntingan sapi (gestation period) yaitu jangka waktu sejak terjadi pembuahan sperma terhadap sel telur sampai anak dilahirkan (Hastuti, 2008). Keberhasilan IB pada ternak ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kualitas semen beku (straw), keadaan sapi betina sebagai akseptor IB, ketepatan IB dan keterampilan tenaga pelaksana (inseminator). Faktor ini berhubungan satu dengan yang lain dan bila salah satu nilainya rendah akan menyebabkan hasil IB juga akan rendah, dalam pengertian efisiensi produksi dan reproduksi tidak optimal. 3. Pemeriksaan kebuntingan Kebuntingan dimulai sejak bersatunya sel kelamin jantan (spermatozoa) dengan sel kelamin betina (ovum) menjadi sel baru yang dikenal dengan istilah zigot (Nancarrow et al., 1981). Pemeriksaan kebuntingan dapat dilakukan dengan metode tradisional. Cara menentukan kebuntingan dengan metode ini adalah dengan mengamati birahi ternak yang diinseminasi. Ternak yang bunting tidak mengalami birahi setelah diinseminasi dan ternak



yang



gagal



bunting



akan



birahi



kembali



setelah



4



diinseminasi. Hewan yang telah diinseminasi diperiksa secara cermat paling tidak dua kali sehari. Ternak yang birahi kembali biasanya dapat diketahui dari tanda –tanda seperti menaiki dan menunggangi, kegelisahan yang tak wajar dan tanda –tanda klinis seperti menaikkan pangkal ekor, mucus yang melimpah pada vulva (Hunter, 1995). 2.2.2. Kegiatan Tambahan Adapun kegiatan tambahan yang akan dilaksanakan, antara lain: 1. Memeriksa kebersihan kandang dan ternak. 2. Memberikan pakan hijauan dan konsentrat. 3. Melakukan penyuntikan pada ternak. 4. Mengikuti intruksi dari fasilitator.



5



BAB III JADWAL KEGIATAN Adapun jadwal rencana kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang akan dilakukan adalah sesuai dengan matrik PKL di bawah:



Matrik PKL : No 1 2



3



4



Kegiatan



Waktu Pelaksanaan Juli



Agustus



September



Oktober



Persiapan Pelaksanaan kegiatan Pembuatan Laporan Rencana Evaluasi



6



DAFTAR PUSTAKA Hafizuddin T. N., M. Siregar., J. Akmal., M. Husnurial dan T. Armansyah, 2012. Perbandingan Intensitas Birahi sapi aceh yang disinkroniasasi dengan Prostaglandin F2 Alfa dan birahi alami. J. Kedokteran Hewan. 6 (2) : 8183. Hastuti D. 2008. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan Sapi potong ditinjau dari angka konsepsi dan service per conception. Mediagro. 4 (1): 12-20. Herdis K., Ida dan M. Surachman, 2001. Ineminasi buatan teknologi tepat guna solusi dalam meningkatkan populasi ternak akibat krisis ekonomi. Direktorat Teknologi Budidaya Pertanian Depiti Bidang TAP-BPPT. Jakarta. Hunter R.H.F., 1995. Fisiologi dan teknologi reproduksi hewan betina domestik. ITB: Bandung. Nancarrow C.D., A.L.C. Wallace and A.S. Grewal, 1981. The early pregnancy factor of sheep and cattle. J. Reprod. Fertil., Suppl., (30):191-199. Siahaan E. A., 2012. Efektivitas penambahan berbagai konsentrasi β-Karoten terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa sapi bali post thawing. Indonesia Medicus Veterinus, 1 (2): 239-251.



7



LAMPIRAN BIODATA MAHASISWA PKL



Nama



: SHAUPA IRDAWATI



NIM



: B1D 016 258



Tempat/TanggalLahir



: Tuntang/15 Juli 1999



Agama



: Islam



Jurusan



: S1 Peternakan



Fakultas



: Peternakan



Universitas



: UniversitasMataram



Total SKS



: 107



IPK



: 3,30



Alamat Asal



: Dusun Tuntang, Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB)



Alamat Sekarang



: Dasan Agung



No. Hp



: 083848408157



E-mail



:[email protected]



8