Proposal Project [PDF]

  • Author / Uploaded
  • maya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERANAN WARGA BIOLOGI DALAM PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN GREEN CAMPUS



PROPOSAL diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Kualitatif yang dibina oleh Dr. Sueb M.Kes



OLEH NINDIANA CHOIRUNISA’ NIM 190341764436



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI AGUSTUS 2019



PERANAN WARGA BIOLOGI DALAM PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN GREEN CAMPUS 1. PENDAHULUAN Permasalahan lingkungan menjadi salah satu hal utama dan paling diperhatikan dalam beberapa tahun ini. Setiap elemen masyarakat mulai menyadari bahwa bumi memang tidak sedang dalam keadaan baik, sehingga harus melakukan tindakan untuk menyelamatkan Bumi. Salah satu permasalahan yang saat ini sedang marak menjadi perbincangan publik yaitu isu pemanasan global dan perubahan iklim. Adanya perubahan tersebut bukan lagi sekedar permasalahan sederhana, tetapi sudah merupakan permasalahan global yang sedang dialami tidak hanya oleh manusia namun seluruh makhluk hidup di Bumi. Beberapa peneliti telah menunjukkan adanya peningkatan yang tak terbatas pada kadar gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan, salah satu usaha yang dilakukan di lingkungan kampus, yaitu penerapan konsep green campus. Lingkungan kampus dinilai sebagai salah satu tempat yang berpotensi memberikan dampak lingkungan yang besar, sehingga dapat membantu mengurangi masalah lingkungan yang semakin merugikan bumi. Kampus atau Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi dengan salah satu tujuannya untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa [1]. Perguruan Tinggi dalam pelaksanaannya menganut basis Tridharma sesuai dengan potensi unggulan daerah untuk mendukung kebutuhan pembangunan nasional [2]. Salah satu bentuk pembangunan nasional yang dapat dibangun di lingkungan kampus yaitu berupa pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan melestarikannya untuk kebutuhan saat ini dan masa mendatang. Hal tersebut sesuai dengan program dari PBB bahwa pada tahun 2005-2014 telah dicanangkan adanya ”the Decade of Education for Sustainable Development”, yaitu pembangunan berkelanjutan dan terus berkembang untuk meningkatkan kualitas hidup setiap orang, termasuk generasi masa depan, melalui penyelarasan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan ke dalam semua aspek pendidikan [3]. Pemilihan aspek pendidikan dianggap sebagai langkah awal dari adanya sebuah perubahan, karena pendidikan adalah motor untuk perubahan [4]. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan akan berperan dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan yang akan dihadapi baik untuk generasi muda maupun masyarakat secara luas [5]. Sehingga, prinsip keberlanjutan dan pengembangan keberlanjutan merupakan poin utama dalam pengembangan kebijakan dan kegiatan lembaga pendidikan tinggi, baik untuk mengevaluasi dampaknya terhadap lingkungan maupun perannya dalam masyarakat [6]. Salah satu program pengembangan berkelanjutan yang dapat diterapkan di lingkungan kampus yaitu green campus. Green campus merupakan pengembangan kampus yang berwawasan lingkungan, yang diwujudkan dengan cara pengintegrasian ilmu lingkungan ke dalam kebijakan, manajemen dan kegiatan tridharma perguruan tinggi [7]. Program green campus merupakan salah satu gerakan kampus untuk peduli dan berbudaya lingkungan serta telah melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis yang telah dilakukan di berbagai kampus baik di negara maju maupun negara berkembang [8]. Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan lima kampus sebagai kampus percontohan untuk program green campus [7]. Keberadaan program green campus diharapkan dapat menciptakan kesadaran serta kepedulian masyarakat kampus untuk turut serta berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mewujudkan



kelestarian serta keberlanjutan sumberdaya lingkungan [3]. Implementasi program green campus di Indonesia tidaklah mudah, manajemen kampus hingga mahasiswa perlu bekerja sama dalam mewujudkan program tersebut. Sehingga, terdapat standar pemeringkatan perguruan tinggi pertama di dunia yaitu UI Greenmetric yang basis penilaian utamanya adalah komitmen perguruan tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup kampus [4]. Beberapa kriteria penilaian UI Greenmetric meliputi: i) Setting and Infrastructure (SI); ii) Energy and Climate Change (EC); iii) Waste (WS); iv) Water; v) Transportation; dan vi) Education [8]. Untuk mewujudkan lingkungan kampus dengan prinsip green campus dan memenuhi standar penilaian UI Greenmetric, maka semua warga kampus harus berperan dalam mewujudkan pembangunan yang keberlanjutan dan sesuai dengan etika lingkungan. Secara umum, peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) [9]. Seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal itu berarti dia menjalankan suatu peran. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peranan atau role memiliki beberapa bagian, meliputi: 1) Peranan nyata (Anacted Role) yaitu suatu cara yang betul-betul dijalankan seseorang dalam menjalankan suatu peranan, 2) Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah cara yang diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan peranan tertentu. 3) Konflik peranan (Role Conflict) adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang menduduki suatu status atau lebih yang menuntut harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain, 4) Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah pelaksanaan peranan secara emosional, 5) Kegagalan Peran (Role Failure) adalah kagagalan seseorang dalam menjalankan peranan tertentu, 6) Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti, 7) Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah hubungan seseorang dengan individu lainnya pada saat dia sedang menjalankan perannya, dan 8) Ketegangan peranan (Role Strain) adalah kondisi yang timbul bila seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan peranan yang dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan yang bertentangan satu sama lain. Berbagai jenis peranan ini akan tampak dan terlaksana sesuai dengan kondisi maupun peraturan yang berlaku di suatu lembaga [10]. Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu: (1) ketentuan peranan, adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya, (2) gambaran peranan, yaitu suatu gambaran tentang perilaku yang secara aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya, dan (3) harapan peranan, adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam menampilkan peranannya [11]. Adapun beberapa komponen yang memiliki berbagai peran di lingkungan kampus sering dikenal dengan istilah warga kampus. Warga kampus yang terdiri dari dosen, mahasiswa, staf administrasi, laboran, maupun petugas kebersihan hendaknya selain memahami juga menerapkan etika lingkungan disetiap kondisi. Secara teoretis, etika sekurang-kurangnya mengandung dua arti, yakni i) sebagai ilmu, dan ii) sebagai pedoman baik buruknya perilaku [12], sedangkan lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung [13]. Berdasarkan kedua konsep tersebut, dapat dikatakan bahwa etika lingkungan merupakan pedoman bagi manusia dalam bergaul dengan sekitarnya baik berupa makhluk hidup maupun benda tidak hidup. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara



cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Etika lingkungan dapat diamati melalui perilaku atau kebiasaaan dari seorang individu [12]. Secara filosofis, terdapat tiga aliran tentang etika lingkungan yaitu teori antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme [14]. Ketiga teori ini memiliki cara pandang yang berbeda tentang manusia dan alam, serta hubungan manusia dengan alam. Antroposentrisme memaparkan bahwa hanya manusia yang berhak mendapat pertimbangan moral sedangkan makhluk lainnya hanya digunakan sebagai sarana dalam pencapaian berbagai macam tujuan manusia [11,14]. Sedangkan dua aliran lain menyatakan hal yang berlainan, etika biosentrisme memiliki pandangan bahwa setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri [11,12,14]. Lebih luas, etika ekosentrisme menyatakan bahwa perjuangan penyelamatan dan kepedulian terhadap lingkungan alam tidak hanya mengutamakan penghormatan atas spesies (makhluk hidup saja), melainkan perhatian setara atas seluruh kehidupan [11,13,14]. Artinya etika ini berlaku pada keseluruhan komponen lingkungan, seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun mati. Ekosentrisme atau The Deep Ecology bertindak dalam dua ranah, yakni ranah praktis dan ranah filosofis, pada ranah praktis manusia “hidup dalam tempat tinggal’ dengan entropi dan gaya hidup yang sangat sedikit [14]. Sedangkan dalam ranah filosofis, the deep ecology bisa disebut sebagai ecosophy yaitu kearifan yang mengatur kehidupan selaras dengan alam sebagai rumah tangga dalam arti luas [11,12]. Adapun beberapa prinsip dari etika lingkungan meliputi: hormat terhadap alam, tanggung jawab, solidaritas kosmis, kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, tidak merugikan, hidup sederhana dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, dan integritas moral [12]. Berkaitan dengan terciptanya green campus yang berkelanjutan tentu warga kampus harus saling bekerjasama dalam menjaga lingkungan sesuai prinsip ekosentris, sehingga pada penelitian ini akan dibahas mengenai peranan warga kampus khususnya warga biologi dalam penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus. 2. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana peranan warga Biologi dalam penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus? b. Apa faktor yang mempengaruhi peranan warga Biologi dalam penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus? 3. TUJUAN a. Untuk mengetahui peranan warga Biologi dalam penerapan etika lingkungan dalam mewujudkan green campus b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peranan warga Biologi dalam penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus? 4. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk pada penelitian deskriptif kualitatif. 4.2 Lokasi Penelitian ini dilakukan di lingkungan gedung O5 Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 4.3 Waktu Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai dari bulan Oktober hingga bulan November 4.4 Populasi



Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh warga Biologi mulai dari dosen, staf administrasi, laboran, petugas kebersihan dan mahasiswa. 4.5 Sampel Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang meliputi 5 orang dosen, 1 orang staf administrasi, 3 orang laboran, 1 orang petugas kebersihan dan 50 orang mahasiswa. 4.6 Teknik sampling Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berupa purposive sampling, dengan memperhatikan kedudukan dari setiap warga Biologi yang meliputi dosen, staf administrasi, laboran, petugas kebersihan dan mahasiswa. 4.7 Instrumen (alat bahan) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa 20 butir pertanyaan terbuka menurut Kruck [17] tentang pengukuran etika lingkungan pada lingkungan kampus. Beberapa pertanyaan ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui peranan warga Biologi dalam penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus. Berbagai pertanyaan tentang penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus yang diajukan kepada warga Biologi yang meliputi dosen, staf administrasi, laboran, petugas kebersihan dan mahasiswa. Adapun pemilihan daftar pertanyaan terbuka didasarkan pada prinsip bahwa pertanyaan yang tidak memiliki pilihan jawaban dapat memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan informasi tertentu sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki dengan selengkap mungkin. Adapun instrumen lain yang digunakan untuk pengumpulan data berupa observasi yaitu dengan menggunakan pedoman observasi menurut Ciesielska [18]. 4.8 Prosedur pengumpulan data Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada narasumber. Adapun wawancara dilakukan secara semitersruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Pemilihan teknik pengumpulan data dengan wawancara semiterstruktur ini disebabkan peneliti belum dapat mengetahui secara pasti jawaban apa yang akan diperoleh dari narasumber [15]. Namun teknik pengumpulan data ini sudah termasuk kategori in-dept interview di mana dalam pelaksanaanya narasumber juga dapat menyampaikan pendapat atau ide terkait permasalahan yang diajukan. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari berbagai sumber informasi baik berupa artikel ilmiah maupun penelitian ilmiah lainnya. 4.9 Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mengetahui peranan warga biologi dalam penerapan etika lingkungan untuk mewujudkan green campus menggunakan model Miles and Huberman, di mana pada analaisis dengan metode ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis data baik selama pengumpulan data maupun setelah selesai pengumpulan data hingga di dapatkan data yang jenuh [13]. Adapun tahapan analisis data meliputi [16]:



Gambar 1. Bagan Metode Analisis Data



1. Pengumpulan data Peneliti melakukan pengumpulan data penelitian melalui: a. Observasi etika terhadap warga Biologi dilakukan dalam bentuk observasi natural, yaitu observasi yang dilakukan di lingkungan alamiah subjek tanpa adanya upaya untuk melakukan kontrol atau direncanakan manipulasi terhadap perilaku subjek b. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap warga Biologi dilakukan dalam bentuk wawancara terstruktur baik melalui face to face, maupun secara online. c. Dokumentasi yang dilakukan dapat berupa daftar sarana dan prasarana yang ada di Biologi dan prosedur pengelolaan baik sarana dan prasarana maupun manajemen infrastruktur di Biologi. 2. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada hal penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang terjadi dalam catatan – catatan lapangan tertulis. Reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek kualitatif berlangsung sampai laporan tersusun. 3. Penyajian Data Alur yang paling penting selanjutnya dari analisis data adalah penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4. Penarikan simpulan atau verifikasi Adapun yang dimaksud dengan verifikasi data adalah usaha untuk mencari, menguji, mengecek kembali atau memahami makna atau arti, keteraturan, pola, penjelasan, alur, sebabakibat, atau preposisi. Sedangkan simpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih bias atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.



DAFTAR RUJUKAN [1]



[2] [3] [4]



[5]



Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. (Online). http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-12tahun-2012-ttg-pendidikan-tinggi.pdf. diakses 5 September 2019. Rahadian, D. 2018. Pergeseran Paradigma Pembelajaran Pada Pendidikan Tinggi. Jurnal Pendidikan, 1(2): 1-7 UNESCO. UN Decade of Education for Sustainable Development. 2005. France: UNESCO . Sriyono. 2011. The Application of Green Campus For My City as a Contextual Learning Model in The Eyes of Education Environment (PLH) to Increase The Affect of Students a Fiscal Geography of Environmental Education to Achieve Natural Conservation Education. Geography journal. 8(1): 1-10. Listiawati, N. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan Oleh Beberapa Lembaga. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 19(3): 430-450.



[6]



[7] [8] [9]



[10]



[11]



[12] [13]



[14] [15] [16] [17] [18]



Buana, R.P., Wimala, M., Evelina, R. 2018. Pengembangan Indikator Peran Serta Pihak Manajemen Perguruan Tinggi dalam Penerapan Konsep Green Campus. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. 2(4): 1-12. Mahendra, Saam, Z., Nasution, S. 2017. Implementation of Green Campus Concept in College High Riau University. Journal of Environmental Science. 11(2): 164-178. Ragazzi, M. & Ghidini, F. 2017. Environmental Sustainability of Universities: Critical Analysis of a Green Ranking. Energy Procedia. 119 (1): 111-120. Wimala, M., Akmalah, E., Irawati, I., Sururi, M., R. 2016. Overcoming the Obstacles to Green Campus Implementation in Indonesia. International Scholarly and Scientific Research & Innovation. 10(10): 1360-1365 Gu, Y., Wang, H., Robinson, Z., P., Wang, X., Wu, J., Li. X., Xu, J., Li. 2018. Environmental Footprint Assessment of Green Campus From a Food-Water-Energy Nexus Perspective. Energy Procedia. 152 (4): 240-246. Nurkamilah, C. 2018. Etika Lingkungan dan Implementasinya dalam Pemeliharaan Lingkungan Alam Pada Masyarakat Kampung Naga. Jurnal Studi Agama-agama dan Lintas Budaya, 2(2): 136-148 Hudha, A., M., Husamah, Rahardjanto, A. 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Praktik Pembelajarannya). Malang: UMM Press. Ariwidodo, E. 2014. Relevance of Community Knowledge about the Environment and Environmental Ethics with its Participation in Environmental Conservation. Environmental Journal. 11(1): 1-20. Keraf, S. 2002. Etika Lingkungan: Jakarta: Kompas Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Miles, M, B. Huberman, A, M. & Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Method Sourcebook. USA: Sage Kruck, S., E. 2012. Students’ Responses to Ethical Dilemmas in an Academic Setting and in the Work Place. Information Systems Education Journal. 10(4):4-13. Ciesielska, M., Katarzyna, W., Boström, & Öhlander, M. 2018. Observation Methods. Qualitative Methodologies in Organization Studies. https://doi.org/10.1007/978-3-319-654423_



Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Nama Subyek : Jenis Kelamin : Jabatan Tanggal Wawancara :



:



1) Bagaimana langkah nyata yang pernah saudara lakukan sebagai upaya untuk hormat terhadap alam? 2) Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda peroleh selama menjadi warga Biologi, bagaimanakah pengelolaan sampah yang ada di lingkungan Biologi? 3) Bagaimanakah cara saudara menunjukkan sikap hormat terhadap lingkungan secara khusu yang berkaitan dengan pengelolaan sampah yang ada di lingkungan Biologi? 4) Menurut pandangan saudara, apakah infrastruktur dan manajemen yang ada di Biologi sudah menerapkan prinsip bertanggung jawab terhadap lingkungan? 5) Bagaimanakah sikap saudara untuk menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan berbagai infrastruktur maupun pengaturan yang ada di lingkungan Biologi? 6) melakukan tebang pilih pohon, tidak mengeksploitasi sumber daya alam(SDA) secara berlebihan, serta memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku yang merusak alam, seperti menebang pohon secara sembarangan. 7) Bagaimanakah cara saudara untuk menunjukkan sikap keseimbangan kosmis terhadap penggunaan energi yang ada di lingkungan kampus? 8) Bagaimanakah sikap yang telah saudara lakukan dalam penggunaan energi di lingkungan kampus? 9) Bagaimanakah sikap yang telah saudara tunjukkan untuk memelihara keseimbangan kosmis dalam upaya mencegah perubahan iklim? 10) Seberapa sering saudara melakukan berbagai sikap keseimbangan kosmis dalam upaya mencegah perubahan iklim? 11) Mengapa anda melakukan sikap tersebut untuk memlihara keseimbangan kosmis dalam upaya mencegah perubahan iklim? 12) Apakah saudara telah menerapkan sikap hidup sederhana



dan selaras dengan terhadap



penggunaan transportasi di Lingkungan Kampus? 13) Bagaimana tanggapan anda mengenai penggunaan transportasi di Lingkungan Kampus yang sederhana namun selaras dengan alam? 14) Bagaimanakah sikap kasih sayang yang telah saudara lakukan untuk memelihara keberlanjutan sumberdaya air di lingkungan Kampus? 15) Bagaimanakah sikap peduli terhadap lingkungan yang telah saudara lakukan untuk memelihara keberlanjutan sumberdaya air di lingkungan Kampus? 16) Bagaimanakah sikap yang anda lakukan untuk memanfaatkan energi yang ada di Kampus agar tidak merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain? 17) Bagaimanakah sikap yang anda lakukan untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di Kampus agar tidak merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain?



18) Bagaimana sikap keadilan yang telah saudara lakukan dalam memanfaatkan transportasi di Lingkungan Kampus? 19) Apakah Kampus telah menyediakan pendidikan baik secara formal maupun non formal yang demokratis bagi warga kampus? 20) Apakah berbagai peraturan di lingkungan Kampus telah memenuhi integritas moral dalam menjaga keberlanjutan lingkungan? Sumber: Kruck, 2012



Lampiran 2. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI Tanggal Lokasi Observer Subyek Observasi No 1



: : : : Aspek yang diamati



Kebiasaan warga kampus dalam memanfaatkan infratruktur



Keterangan



2



Kebiasaan warga kampus dalam menggunakan energi



3



Kebiasaan warga kampus dalam menjalankan upaya mencegah adanya perubahan iklim



4



Kebiasaan warga kampus dalam mengelola sampah



5



Kebiasaan warga kampus dalam menggunakan air



6



Kebiasaan warga kampus dalam menggunakan transportasi ramah lingkungan



7



Kontribusi warga kampus dalam mengikuti pendidikan berbasis lingkungan



Sumber: Ciesielska et all., 2018 [18]