PROPOSAL PROYEK INOVASI Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PROYEK INOVASI KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 2 “PENGARUH TEHNIK DISTRAKSI MENOTON FILM KARTUN UNTUK MENURUNKAN STRESS HOSPITALISASI PADA ANAK”



DISUSUN OLEH: AMALIA SURYANI, S.Tr. Kep DEA AMANDA AVILIANI RAHMAN, S.Tr. Kep DIMAS DEWA DHARMA, S.Tr. Kep GITA PUTRI DEI S.Tr. Kep



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS TAHUN AKADEMIK 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal Proyek Inovasi keperawatan anak “Pengaruh Tehnik Distraksi Menoton Film Kartun Untuk Menurunkan Stress Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah”. Proposal Proyek Inovasi keperawatan anak pengaruh tehnik distraksi menoton film kartun untuk menurunkan stress hospitalisasi pada anak pra sekolah yang disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen Pembimbing mata kuliah keperawatan anak yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian proposal proyek inovasi ini. 2. CI Klinik maupun Karu ruangan PICU Edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bemgkulu yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam



penyelesaian proposal proyek



inovasi ini. 3. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan proposal ini. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini Kedepan. Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.



Bengkulu,



Februari 2020



Penyusun



HALAMAN PENGESAHAN



PROPOSAL PROYEK INOVASI “Pengaruh Tehnik Distraksi Menoton Film Kartun Untuk Menurunkan Stress Hospitalisasi Pada Anak”



Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Maternitas Telah diperiksa dan disetujui



Preseptor Akademik



( Ns. Andra Saferi Wijaya, S.Kep.,M.Kep )



Preseptor Klinik



Preseptor Klinik



(Ns. Firman Oswari, S.Kep.,M.Kep)



( Ns. Mercy Nafratilova, M.Kep.Sp.Kep.An )



BAB 1 PENDAHULUAN A.



LATAR BELAKANG Anak-anak adalah suatu awal kehidupan untuk masa-masa berikutnya (Nursalam, 2013). Anak merupakan masa yang menyenangkan, dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak memiliki ketrampilan verbal dan perkembangan menjadi lebih baik untuk beradaptasi di berbagai situasi, tetapi penyakit dan hospitalisasi bisa menyebabkan stress. Tetapi kenyataaannya tidak semua anak mengalami masa-masa menyenangkan, anak juga mengalami sakit yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Utami, 2014). Sakit dan hospitalisasi terjadi pada anak bisa mengakibatkan stress dan kecemasan disemua tingkat usia. Penyebab kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, dari petugas rumah sakit (dokter, perawat, serta tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, reaksi keluarga yang mendampingi anak selama perawatan (Nursalam, dkk, 2013). Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu tersebut (Sarafino 2006). Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan stress (Supartini, 2004). WHO (2012) bahwa 3-10 % anak dirawat di Amerika Serikat baik anak usia toddler, prasekolah ataupun anak usia sekolah, di Jerman sekitar 3 - 7% anak toddler dan 5 - 10% anak prasekolah yang menjalani hospitalisasi (Purwandari, 2013 dalam Carla, 2017).



Di Indonesia sendiri jumlah anak yang dirawat pada tahun 2014 sebanyak 15,26% (Susenas, 2014). Anak usia prasekolah, anak usia sekolah merupakan usia rentan terhadap penyakit, sehingga banyak anak usia tersebut harus dirawat di rumah sakit, serta menyebabkan populasi anak yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan sangat dramatis (Wong, 2009). Miller (2002) kecemasan anak saat menjalani hospitalisasi berkisar 10% mengalami kecemasan ringan, itu berlanjut, sekitar 2% mengalami kecemasan berat. Penelitian dilakukan untuk melihat respon hospitalisasi terjadi anak usia 3-12 tahun didapatkan bahwa 77% anak mengatakan nyeri serta takut saat dilakukan pengambilan darah, 63% anak mengalami kekakuan otot, 63% anak menangis sampai berteriak (Burnsnader, 2014 dalam Carla, 2017). Untuk mengatasi permasalahan hospitalisasi, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan di antaranya adalah : meminimalkan dampak perpisahan, mengurangi kehilangan control, meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri. Tindakan perawat untuk mengatasi hospitalisasi pada anak salah satunya biasanya dilakukan dengan metode distraksi (Ulfa, 2014). Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan stress dan kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap cemas yang dialami. Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin yang bisa menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli cemas yang ditransmisikan ke otak (Potter & Perry, 2005). Adapun teknik yang dapat dilakukan diantaranya: bernafas lambat dan berirama secara teratur, menyanyi berirama dan menghitung ketukannya, mendengarkan musik, mendorong untuk menghayal, masage dan menonton film (Asmadi, 2008). Film adalah bentuk seni yang terkompresi, semacam puisi fisual (Legault,Michael.2006). Film merupakan media elektronik paling tua daripada media lainnya, apalagi film telah berhasil mempertunjukkan gambar-gambar hidup yang seolah-olah memindahkan realitas ke atas layar



besar. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar-benar disukai bahkan sampai sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat manusia yang sangat luas dan beraneka ragam (Liliweri, 2007). Kartun adalah sebuah gambar yang bersifat reprensentai dan simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering menyoroti masalah politik atau masalah publik. Namun masalah-masalah sosial kadang juga menjadi target, misalnya dengan mengangkat kebiasaan hidup masyarakat, peristiwa olahraga, atau mengenai kepribadian seseorang. Dengan kata lain, kartun merupakan metafora visual hasil ekspresi dan interpretasi atas lingkungan sosial politik yang tengah dihadapi oleh seniman pembuatnya (Nugroho, 2008). Manfaat menonton film kartun bagi anak-anak yaitu: sebagai hiburan, melatih daya tangkap anak, menanamkan nilai-nilai dan melatih kreatifitas anak (Legault, Micael, 2006). Tindakan teknik distraksi menonton film kartun belum direalisasikan diruang perawatan anak, sehingga proses hospitalisasi sering terganggu karena anak tidak kooperatif saat perawatan. Maka dari hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan inovasi tentang “Apakah Tehnik Distraksi Menoton Film Kartun Dapat Menurunkan Stress Hospitalisasi Pada Anak?”



B. TUJUAN 1. Tujuan umum Diharapkan ruangan PICU Edelweis RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu mampu melakukan teknik distraksi menonton film kartun dalam menurunkan stress hospitalisasi pada anak. 2. Tujuan khusus Keluarga pasien dapat menerapkan teknik distraksi menonton film kartun dalam menurunkan stress hospitalisasi pada anak secara mandiri dengan tuntunan SPO (audiovisual menonton film kartun), Upin Ipin, Doraemon



Frozen The Snow dan film kartun sesuai dengan kesediaan pasien yang diputar dengan menggunakan tablet phone di ruangan Mawar RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.



Konsep Distraksi Film Kartun 1.



Pengertian Distraksi Film Kartun Hospitalisasi adalah suatu proses yang menjadi alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,



menjalani



terapi



pengobatan



dan



perawatan



sampai



pemulangannya kembali ke rumah. Anak yang baru pertama kali dirawat di rumah sakit menunjukan perilaku kecemasan. Orang tua akan menunjukkan perasaan cemasnya juga apabila kurang mendapat dukungan emosi dan sosial dari keluarga, kerabat, maupun petugas kesehatan (Supartini, 2012). Distraksi merupakan pengalihan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri (Prasetyo, 2010). Pada prinsipnya teknik distraksi merupakan suatu cara untuk mengalihkan fokus anak dari rasa sakit pada kegiatan lain yang menyenangkan bagi anak (Pillitteri, 2010). 2.



Manfaat Distraksi Teknik distraksi dalam intervensi keperawatan bertujuan untuk pengalihan atau menjauhkan perhatian klien terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya rasa nyeri. Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan. Apabila tujuan dan manfaat distraksi tercapai, maka stress yang dialami saat hospitalisasi dapat diatasi. (Asmadi, 2012).



3.



Langkah-langkah Teknik Distraksi Menonton Film Kartun Menurut Asmadi (2012) ,teknik distraksi dapat bekerja secara efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Komunikasi antar perawat dan klien



b. Media distraksi yang dipakai c. Jangka waktu yang digunakan d. Tingkat stress, cemas maupun depresi yang dialami klien Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain (Asmadi, 2012) :  Distraksi audiovisual merupakan jenis distraksi gabungan dari distraksi audio dan distraksi visual. Contoh distraksi audioviual adalah menonton animasi kartun yang menggunakan media animasi kartun dalam pelaksanaannya. Media animasi adalah media berupa gambar yang bergerak disertai dengan suara (Utami, 2007). Kartun biasa disebut dengan animasi 2 dimensi. Kartun berasal dari kata Cartoon yang berarti gambar lucu. Contohnya: Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, Doraemon, Mulan, Lion King, Brother Bear, Spirit, Snow White and Pinocchio. Teknik ini dapat menggunakan bantuan dari media elektronik seperti TV, Tablet, Handphone, dan lain-lain tergantung dari usia anak., misalnya untuk anak usia dini dapat menggunakan media yang sesuai dengan ukuran tubuhnya agar anak dapat menikmati animasi kartun yang diberikan. Anak-anak menyukai unsurunsur seperti gambar, warna dan cerita pada film kartun animasi. Unsur-unsur seperti gambar, warna, cerita, dan emosi (senang, sedih, seru, bersemangat) yang terdapat pada film kartun merupakan unsur otak kanan dan suara yang timbul dari film tersebut merupakan unsur otak kiri. Sehingga dengan menonton film kartun animasi otak kanan dan otak kiri anak pada saat yang bersamaan digunakan duaduanya secara seimbang dan anak fokus pada film kartun (Windura, 2008)



4.



Kelebihan dan Kelemahan Distraksi Menonton Film Kartun Artawan (2010) mengemukakan bahwa animasi memiliki beberapa kelemahan serta kelebihan apabila digunakan sebagai media distraksi, diantaranya sebagai berikut : 1) Kelemahan a.



Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media distraksi



b.



Memerlukan media yang sesuai dengan usia untuk membukanya. Penggunaan media yang sesuai usia juga perlu diperhatikan agar saat digunakan dapat berfungsi dengan baik, misalnya ukuran gadget yang sesuai dengan usia anak.



2. Kelebihan a. Memudahkan tenaga kesehatan untuk membuat anak kooperatif saat tindakan keperawatan b. Memperkecil ukuran objek yang cukup besar. c. Mengalihkan perhatian anak terhadap stressor dengan menghadirkan daya tarik bagi anak terutama animasi yang dilengkapi dengan suara. d. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.



BAB III PROSES PENERAPAN INOVASI A.



Tahap Persiapan 1.



Hasil pengkajian awal Di ruangan PICU Edelweis RSUD Dr. M Yunus belum ada SPO tentang Teknik distraksi menonton film kartun dan pelaksanaannya belum diterapkan, sedangkan pengetahuan keluarga untuk menurunkan stress hospitalisasi dengan teknik distraksi menonton film kartun belum dimengerti. Pada kesempatan ini Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu berusaha untuk membantu pasien dan keluarga untuk melakukan tehnik distraksi menoton film kartun untuk menurunkan stress hospitalisasi pada anak.



2.



Sumber daya manusia Diharapkan keluarga yang mendampingi anak dapat menjadi sumber daya manusia penerapan teknik distraksi menonton film kartun.



3.



Penampilan kerja Selama praktik di ruang PICU Edelweis RSUD Dr. M. Yunus masih banyak perawat yang belum menerapkan SPO teknik distraksi menonton film kartun untuk menurunkan stress hospitalisasi pada anak.



4. Kesimpulan analisis awal Dari data diatas dapat disimpulakan bahwa teknik distraksi menonton film kartun dalam menurunkan stress hospitalisasi pada anak belum diterapkan. B.



Pelaksanaan Inovasi 1.



Waktu ( Tanggal Pelaksanaan) Proyek inovasi ini akan dilaksanakan mulai tanggal 04 Januari sampai dengan 08 Februari 2020.



2.



Tempat Ruangan PICU Edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu



3.



Setting SPO teknik distraksi menonton film kartun dapat ditempatkan pada dinding dekat tempat tidur anak, untuk mempermudah keluarga dalam melakukan teknik distraksi.



4.



Instrument ( Alat dan Bahan ) SPO perintah untuk melakukan teknik distraksi menonton film katun dan tablet phone.



5.



Prosedur Operasional Tindakan yang dilakukan Proposal inovasi diajukan kepada CT, CI klinik dan Karu ruangan PICU Edelweis, setelah proposal di ACC, kelompok langsung mendesaign SPO perintah untuk melakukan teknik distraksi menonton film katun dan kemudian mendiskusikan bersama CI untuk penerapan teknik distraksi menonton film kartun sesuai SPO.



6.



Referensi Jurnal-Jurnal referensi terlampir



BAB IV PENUTUP



A.



Kesimpulan Penerapan teknik distraksi menonton film kartun sangat bermanfaat bagi petugas



ruangan,



anak,



ataupun



keluarga



pasien,



dimana



dalam



penatalaksanaannya bisa dilakukan mandiri dengan melihat SPO yang diterapkan pada dinding dekat tempat tidur anak diruang perawatan, untuk mempermudah keluarga dalam melaksanakan teknik distraksi menonton film kartun.



B.



Saran dan Rencana Tindak lanjut Saran yang dapat kami berikan adalah untuk meningkatan mutu layanan ruang PICU Edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu adalah menerapkan teknik distraksi menonton film kartun sesuai SPO yang tatalaksananya bisa dilakukan keluarga pasien lainnya.



Daftar Pustaka



Agolla dan Ongori. (2009). Psychobiologyof Physical Activity. Champaign, Il.: Human Kinetics. Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta.Salemba Medika Dempsey. (2002). Riset Keperawatan: Buku Ajar & Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta, Trans InfoMedia. Hidayat, A.A.A, (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Sarafino, A. (2006). Kondisi Psikologi dalam Aspek Belajar. Bandung: Alfabeta. Supartini, Y. (2004).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Wong. (2002). Buku ajar keperawatan pediatrik, edisi 2, Jakarta : EGC.