Proposal PT Banyan Koalindo Lestari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA DI PT BANYAN KOALINDO LESTARI, MUSI RAWAS UTARA, SUMATRA SELATAN



PROPOSAL Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dan program studi S1 teknik pertambangan dan memperoleh gelar sarjana teknik dari universitas cenderawasih



Oleh : ANGGA WICAKSONO 20180611044117



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2022



LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL “ANALISIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA DI PT BANYAN KOALINDO LESTARI, MUSI RAWAS UTARA, SUMATRA SELATAN”



Disusun Oleh : ANGGA WICAKSONO 20180611044117



Menyetujui/Mengetahui Ketua Program Studi Teknik Pertambangan



BEVIE M. NAHUMURY ST.MT 198104212008121003



ii



DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v DAFTAR TABEL...................................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Permasalahan.................................................................................................2 1.2.1. Rumusan Masalah..............................................................................2 1.2.2 Batasan Masalah..................................................................................2 1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................3 1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................................3 1.3.2 Manfaat Penelitian...............................................................................3 1.4 Keadaan Umum Daerah Penelitian...............................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5 2.1Sistem Penyaliran Tambang...........................................................................5 2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Sistem Penyaliran Tambang...........................6 2.4 Saluran Terbuka..........................................................................................12 2.6 Pompa..........................................................................................................15 2.7Kolam Pengendapan Lumpur.......................................................................17 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................19 3.1 Rencana Penelitian......................................................................................19 iii



3.2 Alat dan Bahan............................................................................................19 3.2.1 Alat....................................................................................................19 3.2.1. Bahan................................................................................................19 3.3 Tahapan Penelitian......................................................................................19 3.4 Diagram Alir Penelitian...............................................................................23 3.5 Jadwal Penelitian.........................................................................................24



iv



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Peta Geomorfologi Daerah Penelitian............................................................4



Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi ……………………………………………………..7 Gambar 2. 2 Unsur-unsur Geometris Penampang Saluran....................................15 Gambar 2. 3 Grafik Penentuan Volume Sumuran Air Tambang...........................16



v



DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Karakteristik Distribusi Frekuensi..........................................................9 Tabel 2. 2 Nilai Variabel Reduksi Gauss...............................................................10 Tabel 2. 3 Derajat dan Intensitas Curah Hujan......................................................11 Tabel 2. 4 Koefisien Limpasan Pada Berbagai Kondisi........................................13 Tabel 2. 5 Harga Koefisien Manning (n)...............................................................14 Tabel 3. 1 Tahap penelitian…………………………………………………........21 Tabel 3. 2 Jadwal penelitian...................................................................................25



vi



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi ketersediaan energi pada saat ini, baik digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, industri pembuatan semen, peleburan bijih besi, dan lain-lain. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya permintaan batubara, baik dari pasar domestik maupun mancanegara. Sehingga menuntut banyaknya perusahaan tambang berlombalomba meningkatkan produksi batubaranya untuk bersaing memenuhi permintaan pasar batubara dunia. Dalam mencapai target produksi, kelancaran suatu kegiatan penambangan



menjadi faktor



yang paling utama, yaitu dengan



cara



meminimalkan kendala-kendala yang dapat menghambat kegiatan penambangan. Kendala air merupakan aspek vital yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pertambangan terbuka, semakin banyak lahan yang akan ditambang, semakin banyak pula air yang masuk ke dalam tambang (Ramadandika & Putri, 2015). Oleh karena itu perlu adanya rancangan sistem penyaliran yang baik untuk mencegah front penambangan tergenang air. Sistem penyaliran tambang adalah suatu upaya yang diterapkan pada kegiatan penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengalirkan air yang masuk ke bukaan tambang. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas pertambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. PT Banyan Koalindo Lestari merupakan perusahaan dibidang pertambangan batubara dengan metode Stripe Mine yang dimana metode ini menyebabkan terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat berpotensi untuk menjadi daerah tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan maupun air tanah. Pada saat kondisi cuaca ekstrim dengan adanya curah hujan yang tinggi, maka air yang berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar dan menyebabkan front penambangan berlumpur sehingga dapat menghambat 1



kegiatan penambangan (Endriantho, 2009). Pada musim penghujan PT Banyan Koalindo Lestari memiliki curah hujan tinggi yaitu 155,55 mm/hari di tahun 2011-2020 yang mengakibatkan air limpasan masuk ke areal penambangan dan menimbulkan masalah seperti lokasi jalan tambang becek dan licin, peralatan tambang cepat rusak, efisiensi kerja menurun dan mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Penyaliran Tambang Batubara



di PT Banyan Koalindo Lestari, Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan”.



1.2 Permasalahan 1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan ditinjau dari beberapa aspek diantaranya: 1. Berapakah ukuran dimensi saluran terbuka yang dibutuhkan untuk mengalirkan air limpasan pada mine sump ? 2. Berapa unit dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan ? 3. Berapakah ukuran dimensi settling pond yang sesuai untuk menampung dan mengalirkan air dari mine sump utama ? 1.2.2 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai tujuannya, maka penelitian ini diberi batasan sebagai berikut: 1. Jumlah air yang akan dipompa dan dialirkan adalah air yang masuk ke dalam tambang mine sump PT. Banyan Koalindo Lestari. 2. Menentukan jumlah dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan PT. Banyan Koalindo Lestari. 3. Komponen–komponen



sistem



penyaliran



tambang



yang



akan



direncanakan adalah dimensi saluran terbuka dan settling pond yang sesuai untuk menampung dan mengalirkan air. 2



1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Mendapatkan ukuran dimensi saluran terbuka yang dibutuhkan untuk mengalirkan air limpasan pada mine sump utama pit barat PT Banyan Koalindo Lestari. 2. Mendapatkan jumlah dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan PT Banyan Koalindo Lestari. 3. Mendapatkan ukuran dimensi settling pond yang dibutuhkan untuk menampung air serta mengendapkan lumpur yang berasal dari mine sump utama PT Banyan Koalindo Lestari. 1.3.2 Manfaat Penelitian Setelah penelitian dilakukan, penulis berharap hasil penelitian dapat memberikan manfaat: 1. Bagi Perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menjadi pertimbangan untuk rencana teknis sistem penyaliran tambang. 2. Bagi Mahasiswa Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menganalisis suatu masalah serta dapat menuangkan ide-ide kritis dalam bentuk karya tulis ilmiah. 1.4 Keadaan Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian berada di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan. Luas daerah penelitian sebesar 15,1 km2. Lokasi ini berada di daerah perbukitan bergelombang dengan arah punggungan yang relatif memanjang NW-SE. Pola ini mengindikasikan adanya kendali struktur lipatan. Variasi ketinggian pada daerah penelitian mulai dari 23 mdpl hingga 83 mdpl. Pada TimurLaut-Timur daerah penelitian dibatasi oleh Sungai Celau dan pada Barat- BaratDaya daerah penelitian dibatasi oleh Sungai Putih. Variasi curah hujan pada daerah penelitian dari tahun 2011-2020 mulai dari 1.275,6 mm/tahun hingga 4.733 mm/tahun. 3



Gambar 1. 1 Peta Geomorfologi Daerah Penelitian



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Sistem Penyaliran Tambang Penyaliran tambang adalah usaha atau kegiatan pengelolaan air yang masuk ke dalam tambang agar tidak menganggu kegiatan penambangan. Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Mine drainage merupakan suatu upaya untuk mencegah masuknya air ke dalam lubang tambang. Hal ini umum dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Untuk itu dibuat sistem penyaliran air parit terbuka (open ditch), parit ini dibuat untuk mengalirkan air ke semua tempat agar tidak menganggu kegiatan penambangan. b. Mine dewatering merupakan usaha yang dilakukan untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke dalam areal penambangan, terutama untuk penanganan air hujan. Upaya penanganan digunakan pompa-pompa sehingga area produksi tidak terendam air dan kegiatan penambangan dapat terus beroperasi. 2.2 Siklus Hidrologi (Hydrologycal Cycle) Keberadaan air di bumi mengalami proses alam yang berlanjut dan berputar sehingga membentuk suatu siklus atau daur ulang. Dengan demikian jumlah air yang ada di bumi merupakan satu kesatuan yang utuh dan bersifat tetap. Proses pengurangan dan pengisian kembali sumber-sumber air di bumi dari suatu tempat ke tempat yang lain membutuhkan waktu yang lama dan diatur dalam suatu siklus tertutup yang disebut dengan siklus hidrologi yang melibatkan elemen-elemen presipitasi, evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, infiltrasi, dan limpasan di permukaan (surface run off). Proses siklus hidrologi ini bermula dari panas matahari yang menguapkan air di permukaan bumi. Uap air akan memasuki atmosfer dan bergerak mengikuti gerakan udara. Beberapa bagian akan mengumpul dan jatuh sebagai hujan dan salju kemudian mengalir kembali ke laut, sebagian daripadanya akan tertinggal di darat. Begitu pula hujan yang jatuh ke 5



permukaan akan mengalir ke laut. Siklus ini diperlihatkan pada gambar dibawah ini.



6



Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi 2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Sistem Penyaliran Tambang Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem penyaliran pada tambang terbuka adalah: a. Curah Hujan Curah Hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu satuan luas, dinyatakan dalam satuan mm. Sumber utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan. Pengamatan curah hujan dilakukan dengan alat pengukur curah hujan. Ada dua jenis alat pengukur curah hujan yaitu alat ukur manual dan otomatis. Alat ini biasanya diletakan ditempat terbuka agar air hujan yang jatuh tidak terhalangi oleh bangunan atau pepohonan. Data tersebut berguna pada saat penentuan hujan rancangan. Analisa terhadap curah hujan ini dapat dilakukandua metode, yaitu: 1) tahunnya yang berarti bahwa hanya besaran maksimum setiap tahun saja yang dianggap berpengaruh dalam analisa data penelitian. 2) Partial Duration Series yaitu metode dengan menentukan lebih dahulu batas awal tertentu curah hujan, selanjutnya data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan dijadikan data yang akan dianalisa. b. Periode Ulang Hujan 1) Annual Series yaitu metode dengan mengambil satu data maksimum setiap Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan



7



biasanya akan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal dengan periode ulang hujan. Sebelum menganalisis data hujan dengan salah satu distribusi di atas, perlu pendekatan dengan parameter-parameter statistik untuk menentukan distribusi yang tepat digunakan. Parameter-parameter tersebut meliputi antara lain: 1) Penentuan rata-rata (X) (2.1) 2) Penentuan deviasi standar (S)



(2.2)



3) Koefisien variasi (Cv) (2.3) 4) Koefisien skewness (Cs) (2.4) 5) Koefisien Kurtosis (Ck) (2.5) Keterangan: 𝐗̅ = Curah hujan rata-rata (mm/bulan) Xi = Curah hujan maksimun pada tahun x n = Lama tahun pengamatan S = Deviasi standar Cv = Koefisien variasi 8



Cs = Koefisien skewness Ck = Koefisien ketajaman Tabel 2. 1 Karakteristik Distribusi Frekuensi Jenis Distribusi Frekuensi



Syarat Distribusi



Distribusi Normal



Cs = 0 dan Ck = 3



Distribusi Log Normal



Cs >0 dan Ck >3



Distribusi Gumbel



Cs = 1,139 dan Ck =5,402



Distribusi Log-Person III



Cs antara 0 – 0,9



Sumber: Soewarno, 2004. Perhitungan periode ulang hujan dapat dilakukan dengan beberapa metode, metoda Gumbel, metode distribusi Log Normal , metode Log Person III. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode distribusi Log Normal dengan rumus sebagai berikut ini:



YT=Y+KTxS



(2.6)



(Sumber: Suripin , 2004) Keterangan: YT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T tahunan YT = Log X T̅



= Nilai rata-rata hitung variat



S



= Deviasi standar nilai variat



KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang. Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss.



9



Tabel 2. 2 Nilai Variabel Reduksi Gauss No



Periode Ulang



Peluang



KT



1



1,001



0,999



-3,05



2



1,005



0,995



-2,58



3



1,010



0,990



-2,33



4



1,050



0,950



-1,64



5



1,110



0,900



-1,28



6



1,250



0,800



-0,84



7



1,330



0,750



-0,67



8



1,430



0,700



-0,52



9



1,670



0,600



-0,25



10



2,000



0,500



0



11



2,500



0,400



0,25



12



3,330



0,300



0,52



13



4,000



0,250



0,67



14



5,000



0,200



0,84



15



10,000



0,100



1,28



16



20,000



0,050



1,64



17



50,000



0,020



2,05



18



100,000



0,010



2,33



19



200,000



0,005



2,58



20



500,000



0,002



2,88



21



1.000,000



0,001



3,09



Sumber:Suripin, 2004 c. Intensitas Curah Hujan (I) Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan dalam satuan waktu. Berdasarkan tinggi rendahnya nilai intensitas curah hujan, hujan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan yang dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.



10



Tabel 2. 3 Derajat dan Intensitas Curah Hujan No



1



Derajat



Intensitas



Hujan



Curah Hujan



Hujan sangat



Kondisi Tanah agak basah atau dibasahi



< 0,02



Lemah



sedikit.



2



Hujan lemah



0,02 - 0,05



Tanah menjadi basah semuanya.



3



Hujan normal



0,05 - 0,25



Bunyi curah hujan terdengar. Air tergenang diseluruh



4



Hujan deras



0,25 – 1,00



permukaan tanah dan terdengar bunyi dari genangan.



5



Hujan sangat



Hujan seperti ditumpahkan,



>1,00



Deras



seluruh drainase meluap.



Sumber: Rudy Sayoga,1999



(2.7) (Sumber: Awang Suwandhi, 2004) Harga tc dapat dicari dengan menggunakan rumus : (2.8) (Sumber: Awang Suwandhi, 2004) Keterangan: It



= Intensitas curah hujan (mm/jam)



R24 = Curah hujan rancangan (mm/hari) Tc = Lama waktu konsentrasi (jam) L



= Jarak terjauh sampai titik pengaliran (meter)



H



= Beda ketinggian dari titik terjauh sampai ke tempat berkumpulnya air (meter) 11



d. Daerah Tangkapan Hujan Daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah luasnya permukaan yang apabila terjadinya hujan, maka air hujan tersbut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju titik pengaliran. Air yang jatuh ke permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sebagian ditahan oleh tumbuhan (intersepsi), dan sebagian lagi akan mengisi liku-liku permukaan bumi dan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang dapat mengakibatkan air limpasan permukaan (run off) mengalir ke suatu daerah penambangan yang lebih rendah. Dalam menentukan batasan catchment area dapat dibatasi dari daerah pit limit penambangan, sedangkan daerah di luar areal penambangan tidak termasuk kedalam catchment area. e. Air Limpasan Air limpasan (run off) adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan asal atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Debit limpasan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut ini: (2.9)



QAL = C × I × A (Sumber: Rudy Sayoga, 1999) Keterangan: QAL = Debit limpasan (m3/detik) C



= Koefisien limpasan



I



= Intensitas curah hujan (mm/detik)



A



= Luas catchment area (km2)



12



Tabel 2. 4 Koefisien Limpasan Pada Berbagai Kondisi No 1



Kemiringan Datar 15%



0,4 0,5



daerah penimbunan



Curam



Nilai (C)



0,6 0,7 0,6



b. Perumahan dan kebun c. Tumbuhan yang jarang d. Tanpa tumbuhan dan daerah tambang



0,7 0,8 0,9 - 1



2.4 Saluran Terbuka Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alami (natural) dan saluran buatan (artificial). Bentuk penampang saluran air umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material pembentuk saluran serta kemudahan dalam pembuatanya. Saluran air dengan penampang segi empat atau segitiga umumnya untuk debit kecil sedangkan untuk penampang trapesium untuk debit yang besar. Bentuk penampang yang paling sering dan umum dipakai adalah bentuk trapesium, sebab mudah dalam pembuatannya, murah, efisien dan mudah dalam perawatannya serta stabilitas kemiringannya dapat disesuaikan menurut keadaan topografi dan geologi.



13



Kapasitas pengaliran suatu saluran ditentukan dengan rumus manning dan harga koefesien manning (n) dapat dilihat pada tabel 2.5 1



21



(2.10)



Q SA =x R x3S x 2A 𝑛



(Sumber: Rudy Sayoga, 1999) Keterangan: QSA = Debit aliran pada saluran (m3/detik) R = Jari-jari hidrolik S = Kemiringan dasar saluran (%) A = Luas penampang basah n = Harga koefisien manning



Tabel 2. 5 Harga Koefisien Manning (n) No



Tipe Dinding Saluran



N



1



Kaca



0,010



2



Saluran beton



0,013



3



Besi tulang dilapis



0,014



4



Bata dilapis mortar



0,015



5



Saluran air bersih



0,022



6



Pasangan batu sedimen



0,025



7



Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput



0,030



8



Saluran pada galian batu padas



0,040



9



Saluran pada galian batu padas



0,040



Sumber: Bambang Triatmodjo, 2008 14



Dimensi penampang yang paling efisien, yaitu dapat mengalirkan debit yang maksimum untuk suatu luas penampang basah tertentu. Untuk bentuk saluran yang akan dibuat ada beberapa macam bentuk dengan perhitungan geometrinya, dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.



Gambar 2. 2 Unsur-unsur Geometris Penampang Saluran



2.5 Sumuran (Sump) Sump adalah tempat yang paling rendah (semacam kolam kecil) dalam tambang (tambang dalam atau tambang terbuka) untuk menampung air dan dari tempat itu air dipompakan keluar tambang. Sump berfungsi sebagai tempat penampungan air sebelum dipompa keluar tambang. Dengan demikian dimensi sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang masuk serta keluar dari sumuran. Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan biasanya dibuat sumuran sementara yang disesuaikan dengan keadaan kemajuan medan kerja (front) penambangan. Jumlah air yang masuk kedalam sumuran merupakan jumlah air yang dialirkan oleh saluran-saluran, jumlah limpasan permukaan yang langsung mengalir kesumuran serta curah hujan yang langsung jatuh kesumuran. Sedangkan jumlah air yang keluar dapat dianggap sebagai yang berhasil dipompa, karena penguapan dianggap tidak terlalu berarti. Dengan melakukan optimalisasi antara input (masukan) dan output (keluaran), maka dapat ditentukan volume dari



15



sumuran. Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas (debit) air limpasan, kapasitas pompa, waktu pemompaan, kondisi lapangan seperti kondisi penggalian terutama pada lantai tambang (floor) dan lapisan batubara serta jenis tanah atau batuan



di



bukaan



tambang.



Volume



sumuran



ditentukan



dengan



menggabungkan grafik intensitas hujan yang dihitung dengan teori mononobe versus waktu, dan grafik debit pemompaan versus waktu, dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.



Gambar 2. 3 Grafik Penentuan Volume Sumuran Air Tambang



Setelah ukuran sumuran diketahui tahap berikutnya adalah menentukan lokasi sumuran pada bukaan tambang (Pit). Pada prinsipnya sumuran diletakkan pada lantai tambang (Floor) yang paling rendah, jauh dari aktifitas penggalian batubara, jenjang disekitarnya tidak mudah longsor, dekat dengan kolam pengendapan, dan mudah untuk dibersihkan. 2.6 Pompa Pompa merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ketempat lain. Berdasarkan prinsip kerjanya pompa dibedakan atas: a. Reciprocating Pump Pompa ini bekerja berdasarkan torak maju mundur secara horizontal di dalam silinder. Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya



16



dapat mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah beban yang berat serta perlu perawatan yang teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis pompa ini kurang sesuai untuk digunakan di tambang. b. Centrifugal Pump Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air yang masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan dilemparkan dengan kuat ke arah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini banyak



digunakan



ditambang,



karena



dapat



melayani



air



berlumpur,



kapasitasnya besar dan perawatannya lebih mudah. c. Axial Pump Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar poros) melalui kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal. 1) Daya Pompa Daya pompa merupakan usaha pompa tiap satuan waktu. Beberapa langkah yang harus ditempuh untuk menghitung daya pompa adalah dengan menghitung losses yang terjadi pada instalasi pompa yang akan direncanakan. Untuk menentukan daya pompa dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: (2.11)



Ppump = 𝑝 X g x 𝑄𝑝𝑢𝑚𝑝 X 𝐻 p



(Sumber: Syukriadi, 2005) Keterangan: Ppump = Daya pompa (Watt) Ρ G



= Kerapatan air (998,3 kg/m3 pada suhu 20º C) = Percepatan gravitasi ( 9.8m/s2)



Qpump = Kapasitas pompa (m3/s) H



= Head total pompa (m)



17



p



= Efisiensi pompa (%)



Untuk menghitung debit aktual pompa dapat menggunakan persamaan Xray berikut : 2



𝑄 = 3,14 × 𝑋𝑑 4√2𝑌/𝑔 ×



(2.12)



Keterangan: Q = Debit pompa (m3/det) X = Panjang stick horizontal (cm) Y = Tinggi stick vertikal (cm) G = Gravitasi (9,8 m/s2) D = Diameter pipa (cm) 2) Kapasitas Pompa Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per satuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang



harus



dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan. 2.7



Kolam Pengendapan Lumpur Kolam Pengendapan Lumpur (KPL) berfungsi sebagai tempat menampung



air tambang sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi penambangan. Kolam pengendapan akan berfungsi dengan baik apabila rancangan kolam pengendapan yang akan dibuat sesuai dengan debit air limpasan yang akan ditampung untuk pengendapan lumpur. Rancangan kolam pengendapan dari segi geometri harus mampu untuk menampung debit air dari lokasi penambangan. Kolam pengendapan lumpur selain sebagai tempat untuk mengendapkan material tersuspensi, di area tambang juga berfungsi sebagai penampungan air limbah yang mengandung air asam tambang (pH < 6), dimana di 18



dalam tampungan tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah atau tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang disyaratkan oleh pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan treatment berupa pengapuran, pemberian alum, aerasi, dan perlakuan-perlakuan lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya.



19



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan mengenai “Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Batubara Di PT Banyan Koalindo Lestari, Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan”. Estimasi waktu dalam penelitian di PT Banyan Koalindo Lestari berlangsung selama 2 sampai 3 bulan, dengan data yang diteliti berupa data primer (data yang diambil secara langsung di lapangan) dan data sekunder (data pendukung yang diperoleh dari perusahaan maupun sumbersumber atau referensi dari luar). 3.2 Alat dan Bahan Dalam kegiatan penelitian alat dan bahan yang akan digunakan penulis di lokasi penelitian yang berada di PT Banyak Koalindo Lestari yang berada di Provinsi Sumatra Selatan adalah sebagai berikut : 3.2.1 Alat alat yang dibutuhkan untuk penelitian sebagai berikut : 1. Laptop 2. Alat tulis 3. Alat ukur 4. Peralatan safety 3.2.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 5. Plastik Sampel 6. Kertas A4 3.3 Tahapan Penelitian



20



Tahapan atau kegiatan serta hasil dari penelitian selama proses pengambilan data di mulai dari awal dimana persiapan, studi pustaka, metode peneltian, penelitian di lapangan dan pengolahan data. Berikut tabel penjelasan alir penelitian : Tabel 3. 1 Tahap penelitian No Kegiatan



Keterangan



Hasil



1. Mencari, mengumpulkan pustaka dan 1. Proposal, 1



Persiapan



melakukan studi literatur tentang teknik Penirisan Tambang. 2. Konsultasi penelitian



dan



ujian



proposal



3. Surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas yang ditujukan kepada Pimpinan PT Banyan Koalindo Lestari. 4. Meminta ijin kepada pihak perusahan dalam hal ini PT Bayan Koalindo Lestari untuk sedianya menerim dalam permohonan izin praktek lapangan dan pengambilan



data untuk



keperluan



Tugas akhir.



2. Surat izin permohonan penelitian. 3. Surat izin melaksanaka n pengambilan data yang dikeluarkan oleh pihak PT Banyan Koalindo Lestari.



1. Membaca dan mencari referensi serta 1. Buku, jurnal



2



Studi Pustaka



mengambil keputusan terkait judul yang



terkait judul



akan menjadi bagian penting sebelum



yang akan



dan sesudah



diteliti.



penelitian.



21



1. Observasi atau pengamatan langsung di 1. Memahami lapangan Metode 3



Peneliti an



metode yang



2. Dokumentasi kegiatan lapangan selama proses pengambilan data serta interview Lestari.







Penelitian



penelitian.



kepada pihak PT Banyan Koalindo



1. Data Primer :



4 Data



serta alir



1. Memahami



Data beda ketinggian dilokasi



data yang



penambangan.



akan diteliti 2. Mengambil







Data debit aktual pompa.







Data pengukuran panjang dan



data secara



jumlah belokan pipa.



langsung







Data pengukuran dimensi saluran terbuka.







Data debit aktual air tanah



2. Data Sekunder 



Data curah hujan tahunan







Peta penyaliran tambang.







Peta catchment area.







Spesifikasi pompa yang digunakan







Data dimensi settling pond



22



dilapangan.







5



Pengolah an data



Menghitung luas catchment area



1.menganalisis



bagian pit barat berdasarkan peta



dampak operasi



situasi dan peta topografi.



pertambagan







Menentukan jenis sebaran



terhadap







Menghitung intensitas curah hujan



lingkungan



rencana dengan rumus.



serta aspek



Menghitung debit air limpasan



sosial dan



dengan rumus .



ekonomi.







Berdasarkan data yang terlah dikumpulkan .







Menghitung daya dan kebutuhan pompa







Menentukan dimensi saluran terbuka.



23



3.4



Diagram Alir Penelitian



Tahap Persiapan   



Pemilihan judul Studi Literatur/study pustaka Pengurusan surat izin



Pengambilan Data



Data Primer



Data Sekunder



1. Data pengukuran dimensi Saluran terbuka 2. Data debit aktual pompa 3. Data aktual air tanah 4. Data beda tinggi dilokasi penambangan 5. Data pengukuran panjang dan jumlah belokan pipa



1.



Data curah hujan tahunan.



2.



Peta penyaliran tambang.



3.



Peta catchment area.



4.



Spesifikasi pompa



5.



Data dimensi settling pond



Pengolahan Data 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Menghitung curah hujan rencana Menghitung intensitas curah hujan Menghitung luasan catchmen area Menghitung debit limpasan menghitungan dimensi saluran terbuka menghitung daya dan kebutuhan pompa menghitung settling pond



Hasil 1. Data saluran terbuka 2. Dimensi settling pond 3. Kapasitas dan jenis pompa



24



Tahun 2022 No



Kegiatan



Juli



Agustus



September



Oktober



1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1



Persiapan



2



pengambilan data



3



Pengolahan data



4



Penyusunan Laporan



3.5 Jadwal Penelitian Berikut ini adalah jadwal kegiatan selama proses pengerjaan tugas akhir. tabel 3. 2 Jadwal penelitian



25