Proposal Skripsi Pra Perancangan Pabrik Asam Laurat Dari VCO [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ayub
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRA RANCANGAN PABRIK ASAM LAURAT DARI BAHAN BAKU VIRGIN COCONUT OIL MENGGUNAKAN PROSES HIDROLISIS CONTINUOUS FAT SPLITTING DENGAN KAPASITAS 5.000 TON/TAHUN



PROPOSAL SKRIPSI



Oleh: Freankgy Hockyawan



(1709065037)



Ayub Rohman Hafid



(1709065049)



PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2020



PROPOSAL SKRIPSI



Oleh: Freankgy Hockyawan



(1709065037)



Ayub Rohman Hafid



(1709065049)



PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA



FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN



LEMBAR PENGESAHAN Pra Rancangan Pabrik Asam Laurat Dari Bahan Baku Virgin Coconut Oil Menggunakan Proses Hidrolisis Continuous Fat Splitting Dengan Kapasitas 5.000 Ton/Tahun Oleh : Mahasiswa I



Mahasiswa II



Freankgy Hockyawan NIM. 1709065037



Ayub Rohman Hafid NIM. 1709065049



Samarinda, 25 November 2020 Menyetujui,



Pembimbing I



Pembimbing II



Tantra Diwa Larasati S.T., M.T.. NIP. 19930529 201903 2 020



Ari Susandy Sanjaya S.T., M.T. NIP. 19780319 201012 1 001



Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Kimia



Ari Susandy Sanjaya S. T., M.T. NIP. 19780319 201012 1 001 ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmad dan karunianya saya dapat menyelesaikan dan menyusul Proposal Skripsi ini dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Asam Laurat Dari Bahan Baku Virgin Coconut Oil Menggunakan Proses Hidrolisis Continuous Fat Splitting Dengan Kapasitas 5.000 Ton/Tahun” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S-1) Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal skripsi, yaitu: 1. Bapak Ari Susandy Sanjaya S.T., M.T selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. 2. Ibu Tantra Diwa Larasati S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan laporan ini. 3. Bapak Ari Susandy Sanjaya S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan laporan ini. 4. Seluruh teman-teman Teknik Kimia 2017 yang telah memberikan motivasi. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini. Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan Proposal Skripsi ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penyusun berharap semoga Proposal Skripsi ini bermanfaat bagi saya sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Samarinda, 25 November 2020 Penyusun iii



ABSTRAK Pra rancangan pabrik asam laurat dengan bahan baku minyak kelapa (Virgin Coconuts Oil) dibuat dan ingin didirikan atas dasar untuk memenuhi kebutuhan asam laurat di Indonesia. Asam laurat Asam laurat atau asam dedokanoat merupakan asam lemak yang memiliki 12 karbon dengan rumus kimia C12H24O2 dan juga merupakan asam lemak rantai menengah menengah (medium chaind fatty acid-MCFA) yang mudah diserap oleh tubuh sehingga dapat meningkatkan metabolisme. Pembuatan asam laurat dengan bahan baku minyak kelapa (virgin coconut oil) kali ini menggunakan proses hidrolisis fat splitting continous. Dalam tahapan ini, bahan baku yaitu minyak kelapa (virgin coconut oil) dan direncanakan akan didirikan di daerah Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pra rancangan pabrik asam laurat dengan bahan baku minyak kelapa (Virgin Coconuts Oil) yang akan didirikan memliki kapsitas sebesar 5.000 Ton/Tahun. Setelah dibandingkan dengan 3 proses didapatkan proses yang digunakan untuk memproduksi asam laurat dari



(Virgin



Coconuts Oil) yaitu proses hidrolisis fat splitting continous dimana proses ini memiliki 3 tahap. Pertama tahap persiapan bahan aku yaitu dimana bahan baku (Virgin Coconuts Oil) di simpan di tangki penyimpanan bahan baku sebelum masuk tahap selanjutnya, kedua tahap Continuous Fat Splitting dimana mengubah bahan baku agar terbentuk asam lemak, dan ketiga tahap Fractionation hasil yang didapatkan adalah asam laurat dan disimpan ditangki penyimpanan. Kata kunci: Asam laurat, Proses hidrolisis fat splitting continous, Virgin Coconuts Oil .



iv



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL



i



PENGESAHAN SKRIPSI ii KATA PENGANTAR ABSTRAK



iii



iv



DAFTAR ISI



v



DAFTAR TABEL



vi



DAFTAR GAMBAR



vii



BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Lokasi Pabrik



2



1.3 Kapasitas Pabrik



4



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk



9



2.2 Bahan Baku dan Penunjang



10



2.3 Proses Pembuatan Produk



12



BAB III. DESKRIPSI PROSES 3.1 Pemilihan Proses



17



3.2 Langkah Proses 18 BAB IV. KESIMPULAN



21



DAFTAR PUSTAKA



22



v



DAFTAR TABEL



Tabel 1.1 Perbandingan Pemilihan Lokasi Pabrik 2 Tabel 1.2 Data Produsen Virgin Coconut Oil di Kalimantan Tabel 1.3 Data Ekspor dan Impor Asam laurat Tabel 1.4 Data Produksi Asam laurat



5



Tabel 1.5 Data Konsumsi di Indonesia



5



3



4



Tabel 1.6 Data Perhitungan kebutuhan Konsumsi, Produksi, Ekspor dan Impor Asam Laurat pada tahun 2031



6



Tabel 2.1 Sifat Fisik dan Kimia Asam laurat



9



Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Tabel 2.3 Sifat Fisik dan Kimia Minyak Kelapa Tabel 2.4 Sifat Fisik dan Kimia Air



11



11



12



Tabel 3.1 Perbandingan Proses Fat Splitting



17



vi



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1.1 Lokasi Pabrik



3



Gambar 3.1 Diagram Alir Kualitatif Proses Pembuatan Asam Laurat



20



vii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara lain dalam bidang industri. Perkembangan industri di Indonesia sangat berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Sektor industri kimia banyak memegang peranan dalam memajukan perindustrian di Indonesia. Inovasi proses produksi maupun pembangunan pabrik baru yang berorientasi pada pengurangan ketergantungan kita pada produk luar negeri maupun untuk menambah devisa negara sangat diperlukan, salah satunya dengan mendirikan pabrik Asam laurat. Salah satu kekayaan alam Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan industri kimia Indonesia yaitu kelapa, dan memiliki manfaat yang sangat besar untuk kebutuhan manusia adalah asam laurat yang terkandung dalam virgin coconut oil. Kelapa juga mengalami peningkatan produksi dari tahun ke tahun di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur. Asam laurat atau asam dedokanoat merupakan asam lemak yang memiliki 12 karbon dengan rumus kimia C12H24O2 dan juga merupakan asam lemak rantai menengah menengah (Medium Chaind Fatty Acid-MCFA) yang mudah diserap oleh tubuh sehingga dapat meningkatkan metabolisme (Supriatna, 2008). Ketersedian asam laurat pada virgin coconut oil bekisar 47,5%. Di dalam tubuh manusia asam laurat akan diubah menjadi monolaurin yang bersifat antibakteri dan antiprotozoa serta asam asam lain seperti asam kaprilat yang di dalam tubuh manusia diubah menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus HSV2 dan HIV1 dan bakteri Neisseria Gonnorhoeae.



Adapun tujuan pra perancangan pabrik Asam Laurat dari Virgin Coconut Oil Dengan Proses Hidrolisis Continuous Fat Splitting yaitu mengaplikasikan ilmu teknik kimia seperti neraca massa dan energi, termodinamika, pepindahan panas, ekonomi teknik dan utilitas. Mengetahui kelayakan pendirian pabrik Asam Laurat dari Virgin 1



Coconut Oil Dengan Proses Hidrolisis Continuous Fat Splitting baik dari segi teknologi dan segi ekonominya. 1.2 Lokasi Pabrik Adapun yang menjadi 3 daerah pemilihan lokasi berdirinya pabrik terdiri atas Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Tabel 1.1 merupakan pertimbangan pemilihan lokasi pabrik, sebagai berikut: Tabel 1.1 Perbandingan Pemilihan Lokasi Pabrik



Parameter Luas lahan Ketersediaan bahan



Kabupaten Kutai Kartanegara Sangat luas dan memadai seluas 602.426 Ha Tidak ada



Utilitas



Sangat memadai (adanya listrik dari PLN sebanyak 1.894.608 Mwh, /pabrik, air dari PDAM sebanyak 1.468 L/detik, /sungai Mahakam)



Transportasi



Sangat memadai (adanya jalur darat yaitu jalan tol samarindabalikpapan; perairan melalui sungai Mahakam, Pelabuhan Laut Kuala dan Ambrawang Samboja; dan udara melalui bandara muara badak dan Tanjung Santan) Memadai (ada banyaknya tenaga ahli yang pendidikan akhirnya SMA/SMK sebanyak 1.734 orang dan S-1



Tenaga kerja



Kota Samarinda Memadai 7.025 Ha



Kota Balikpapan



seluas Memadai 6.815 Ha



Kurang memadai sebanyak 1.079,274 ton VCO/tahun Sangat memadai (adanya listrik dari PLN sebanyak 89.833 Mwh, /pabrik, air dari PDAM sebanyak 2.517 L/detik, /sungai Mahakam) Sangat memadai (adanya jalur darat yaitu jalan tol samarindabalikpapan dan perairan melalui sungai Mahakam dan Pelabuhan Samarinda, serta udara .melalui bandara APT Pranoto, ) Memadai (ada banyaknya tenaga ahli yang pendidikan akhirnya SMA/SMK sebanyak 6.978 orang dan S-1



seluas



Tidak ada Sangat memadai (adanya listrik dari PLN sebanyak 882.307 Mwh, /pabrik, air dari PDAM sebanyak 1.370 L/detik, /sungai Wain dan Manggar) Sangat memadai (adanya jalur darat yaitu jalan tol samarindabalikpapan dan perairan melalui Pelabuhan Kampung Baru dan Semayang; serta udara melalui bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan) Memadai (ada banyaknya tenaga ahli yang pendidikan akhirnya SMA/SMK sebanyak 7.039 orang dan S-1 2



sebanyak 296 sebanyak 1.864 sebanyak 1.911 orang) orang) orang) Pemasaran Sangat memadai (penjualan dapat dilakuka oleh pihak perusahaan melalui website perusahaan, atau melalui aplikasi belanja online, serta melalui pihak distributor lainnya) (Sumber: BPS Kaltim, 2020)



A B Gambar 1.1 Lokasi Pabrik A) Kabupaten Kutai Kartanegara, B) Kecamatan Samboja, letak lokasi pabrik ditandai kotak hitam (Sumber: Dispertaru kukar, 2020) Dari Tabel 1.1 maka lokasi pabrik Asam laurat dari Virgin Coconut Oil Dengan Proses Hidrolisis Continuous Fat Splitting di rencanakan akan didirikan di daerah Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dikarenakan kawasan tersebut masih merupakan lahan memiliki kosong yang dekat dengan perairan, sehingga memudahkan dalam transportasi pemasaran, pengolahan bahan baku dan utilitas serta bahan baku yang dekat dengan pabrik yang dapat menghemat biaya transportasi bahan baku. Adapun pemilihan lokasi ini didasarkan beberapa hal dengan mempertimbangkan: a. Produsen Bahan Baku Virgin Coconut Oil Tabel 1.2 Data Produsen Virgin Coconut Oil di Kalimantan



Perusahaan PT. Indowell Lintas Khatulistiwa BUMDes Karang Unarang Disbun Kaltim PT. Kalimantan Kelapa Jaya PT. Daxen KJP Agro (Sumber: Kemenperin, 2020).



Jumlah (kg/tahun) 20.000.000 5.777,6 1.079.274 1.543.236 219.000



3



Bahan baku pada Tabel 1.2 merupakan data produsen bahan baku virgin coconut oil yang berada di daerah Kalimantan timur yang masih berada di satu pulau terutama di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sedangkan bahan baku penunjang seperti air diperoleh dari air sungai Mahakam. a. Letak Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku pembuatan Asam laurat dari Virgin Coconut Oil dapat diperoleh dari Disbun Kaltim (sebagai pemasok utama), PT. Indowell Lintas, PT. Kalimantan Kelapa Jaya, dan PT. Daxen KJP Agro. b. Sarana Transportasi Mengenai transportasi di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur memiliki jalur darat yang melalui Jalan Tol Provinsi Poros Kota Samarinda-Kota Balikpapan yang akan mempermudah pengiriman dan jalur perairan melalui Sungai Mahakam serta dapat melalui Pelabuhan Laut Kuala dan Ambrawang Samboja. c. Penyediaan Utilitas Untuk penyediaan tenaga listrik akan menggunakan PLN atau generator pabrik (boiler). Sedangkan kebutuhan air dapat dipenuhi dari sumber air Sungai Mahakam. d. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan banyak tersedia, baik dari tenaga kerja ahli, menengah, maupun buruh. Untuk tenaga kerja ahli (S1) dapat diperoleh dan tenaga kerja menengah (Diploma dan SMK/sederajat). Sedangkan tenaga kerja terampil dan non terampil dapat diperoleh dari daerah sekitar, sehingga kebutuhan tenaga kerja dianggap mudah untuk dicukupi. e. Pemasaran Untuk menunjang pabrik, perlu diketahui kemana produk kita akan dipasarkan. Produk RBD Coconut Oil dapat dipasarkan di dalam negeri. 1.3 Kapasitas pabrik Adapun data ekspor dan impor Asam laurat yang ada di Indonesia pada tahun 2015 hingga 2019, dapat dilihat pada Tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3 Data Ekspor dan Impor Asam laurat



Tahun 2015 2016 2017 2018



Impor (ton) 7.695,02 5.660,024 8.134,707 4.165,936



Ekspor (ton) 198.375,255 230.388,939 130.051,004 159.022,095 4



2019 4.311,930 (Sumber: BPS, 2020)



202.332,787



Data Produksi Asam Laurat di Indonesia pada tahun 2015 hingga 2019, dapat dilihat pada Tabel 1.4 Tabel 1.4 Data Produksi Asam laurat di Indonesia



Tahun Jumlah (ton) 2015 475.262,43 2016 479.485,53 2017 484.783,58 2018 489.434,97 2019 500.974,565 (Sumber: BPS, 2020) Data Konsumsi Asam Laurat di Indonesia pada tahun 2015 hingga 2019, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.5. Tabel 1.5 Data Konsumsi Asam Laurat di Indonesia



Tahun 2015 2016 2017 2018 2019



Konsumsi (Ton) 273.582,196 248.756,615 366.867,286 312.578,806 361.135,240 Rata-rata



i (%) 0 -0,090743 0,474804 -0,147979 0,155341 0,078285



(Sumber: BPS, 2020)



Perhitungan kapasitas: Berdasarkan data kebutuhan konsumsi, produksi, ekspor dan impor asam laurat di Indonesia pada tahun 2015 – 2019 yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik pada Tabel 1.3-1.5 maka kapasitas perancangan pabrik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan discounted yaitu: n



F = P (1 + i) …………………………………. (1.1) (Perry. Pers.9-32.Hal.812, 1999) Dimana: F = Proyeksi data konsumi, produksi, ekspor dan impor asam laurat di Indonesia pada tahun 2031 (ton/tahun)



5



P = Jumlah konsumsi, produksi, ekspor dan impor asam laurat di Indonesia tahun terakhir (ton/tahun) i = Laju pertumbuhan (rata-rata) = Data pada tahun ke n−data pada tahun ke n−1 data pada tahun ke n−1 n = Jangka waktu pabrik berdiri



Sehingga didapatkan bahwa kebutuhan konsumsi, produksi, ekspor dan impor asam laurat di Indonesia tahun 2031 dengan menggunakan persamaan 1.1 yang telah disajikan dalam Tabel 1.6 sebagai berikut: Tabel 1.6 Data Perhitungan kebutuhan Konsumsi, Produksi, Ekspor dan Impor Asam Laurat pada tahun 2031



Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata F pada tahun 2031 (ton/tahun)



Impor (m1) Jumlah i (%) (ton/tahun) 7.695,02 0 5.660,02 -0,264456 8.134,71 0,437221 4.165,94 -0,487881 4.311,93 0,035045 5.993,5234



-0,056014



2.422,8463



Produksi Dalam Negeri (m2) Jumlah i (%) (ton/tahun) 475.262,43 0 479.485,53 0,008886 484.783,58 0,011049 489.434,97 0,009595 500.974,57 0,023577 485.988,215 0,010621 556.802,2105



Tabel 1.6 Data Perhitungan kebutuhan Konsumsi, Produksi, Ekspor dan Impor Asam Laurat pada tahun 2031 (Lanjutan)



Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata F pada tahun 2031 (ton/tahun)



Konsumsi Dalam Negeri (m4) Jumlah i (%) (ton/tahun) 273.582,20 0 248.756,62 -0,090743 366.867,29 0,474804 312.578,81 -0,147979 361.135,24 0,155341 312.584,086 0,078285 767.370,3



Ekspor (m5) Jumlah i (%) (ton/tahun) 198.375,26 0 230.388,94 0,161379 130.051,00 -0,435515 159.022,10 0,222767 202.332,79 0,272356 184.034,016



0,044198



311.812,0047



6



Direncanakan kapasitas pabrik Asam Laurat berdiri pada tahun 2031 dapat menggunakan persamaan: m1 + m2 + m3 = m4 + m5…………………………………………………………….1.2 Dimana: m1 = Kapasitas impor pada tahun n m2 = Produksi dalam negeri pada tahun n m3 = Kapasitas pabrik yang didirikan pada tahun n m4 = Konsumsi dalam negeri pada tahun n m5 = Kapasitas ekspor pada tahun n Dan untuk mendapatkan kapasitas pabrik baru dari data Tabel 1.6, maka: m3 = (m4+m5)-(m1+m2)……………………………………………………………….1.3 Diperoleh: m3 = (767.370,3 + 311.812,0047) – (2.422,8463 + 556.802,2105) = 519.957,2479 ton/tahun Direncanakan Kapasitas pabrik Asam Laurat berdiri pada tahun 2031 yang didasarkan pada data Produsen Virgin Coconut Oil di Kalimantan pada tahun 2020 yang diperoleh dari Kementerian Perindustrian pada Tabel 1.1, sehingga kapasitas pabrik sebesar: Jumlah Virgin Coconut Oil Disbun Kaltim



= 1.079.274 ton/tahun



Asumsi Jumlah penggunaan VCO untuk pabrik



= 50%



Konversi VCO menjadi asam lemak



= 99,5%



Kandungan asam laurat dalam asam lemak



= 47,5%



Perhitungan Jumlah penggunaan VCO untuk pabrik



= 50% × 1.079,274 ton/tahun = 539,637 ton/tahun



Jumlah asam laurat yang diperoleh



= 47,5%×99,5%×539,637 ton/tahun = 255,0459 ton /tahun ≈ 255 ton/tahun



Jika menggunakan penambahan Virgin Coconut Oil dari pabrik PT. Indowell Lintas, PT. Kalimantan Kelapa Jaya, PT. Daxen KJP Agro masing-masing Asumsikan sebesar 50%, maka kapasitas pabrik menjadi: Asumsi Jumlah penggunaan VCO untuk pabrik



= 47% 7



Konversi VCO menjadi asam lemak



= 99,5%



Kandungan asam laurat dalam asam lemak



= 47,5%



Perhitungan Jumlah VCO yang diperoleh



= 10.767,8879 ton/tahun



Jumlah asam laurat yang diperoleh = 47,5%×99,5%×5.327,3289 ton/tahun = 5.089,173 ton/tahun ≈ 5.000 ton/tahun Berdasarkan perhitungan dan pertimbangan bahan baku Virgin Coconut Oil (VCO) di Kalimantan Timur untuk memproduksi asam laurat pada tahun 2031, maka rencana kapasitas pabrik asam laurat yang akan didirikan pada tahun 2031 sebesar 5.089,173 ton/tahun, maka pabrik asam laurat dari Virgin Coconut Oil (VCO) kapasitas 5.000 ton/tahun.



8



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Produk Asam laurat atau asam dedokanoat merupakan asam lemak yang memiliki 12 karbon



dengan rumus kimia C12H24O2 dan juga merupakan asam lemak rantai menengah menengah (medium chaind fatty acid-MCFA) yang mudah diserap oleh tubuh sehingga dapat meningkatkan metabolisme (Supriatna, 2008). Adapun sifat fisik dan kimia adalah sebagai berikut; Tabel 2.1 Sifat Fisik dan Kimia Asam Laurat



Sifat Fisik dan Kimia Rumus molekul Berat molekul Titik beku Titik didih Densitas Wujud Warna Viskositas Kelarutan



Keterangan C12H24O2 200,3 gr/mol 44 - 46°C 225°C 0,880 Padat (Suhu ruang) Putih 7.30 mPa.s (50 °C) Larut larut dalam pelarut polar ; air dan lemak



(Sumber: Perry, 1999)



Adapun kegunaan dari asam laurat sebagai berikut (Fauzi, dkk, 2004): 1. Dalam indutri pencuci, yaitu sebagai bahan pengikat atau surfaktan pembuat sampo, sabun mandi dan detergen. 2. Pada indutri kosmetik, yaitu sebagai pengental, pelembab, dan pelembut. 3. Pada industri makanan bayi, yaitu meningkatkan kecerdasan, menambah daya tahan dan stamina tubuh, mencengah dan mengatasi masalah gizi, seperti kurang vitamin, mengoptimalkan kecerdasan anak. 4. Sebagai antimicrobial pada indutri farmasi (melindungi tubuh dari virus, herves, HIV, protozoa Oamblia, dan bakteri clamidya). 5. Dalam industri parfum, sebagai pengikat atau surfaktan 2.2



Bahan Baku dan Penunjang Untuk merancang suatu proses industri perlu di ketahui terlebih dahulu sifat kimia dan 9



sifat fisika dari bahan baku yang digunakan serta bahan baku dan penunjang yang akan dihasilkan. Dengan mengetahui sifat kimia dari bahan baku akan mempermudah pemilihan senyawa yang akan direaksikan sehingga terbentuk produk dengan sifat kimia yang diinginkan. Sedangkan sifat fisik suatu bahan akan mempermudah penentuan perlakuan terhadap bahan tersebut sehingga menghasilkan produk. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai sifat fisik dan kimia bahan baku dan penunjang yang digunakan dalam pra rancangan pabrik Asam laurat. 2.2.1 Bahan Baku Buah kelapa dewasa biasa memiliki berat lebih dari 1 kg dan berbentuk bulat telur dan berwarna hijau atau kuning. Kelapa memiliki kulit ari halus di atas mesocarp berserat (sekam) yang menutupi endocarp keras (cangkang). Di dalam cangkang adalah endosperm (kernel, daging) tebalnya sekitar 1–2 cm. Lapisan coklat tipis yang disebut testa memisahkan kernel dari permukaan bagian dalam cangkang. Rongga di dalam kernel memiliki volume rata-rata 300 mL dan berisi cairan endosperm (air kelapa). Buah kelapa terdiri dari sabut 33 persen, 12 persen tempurung, 28 persen daging buah dan 25 persen air; kadar minyak dalam perikarp sekitar 30 - 40 persen (Shahidi, 2005). Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan iod (iodine value), maka minyak kelapa termasuk ke dalam golongan non drying oil, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5 (Ketaren, 1986).



Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan minyak, misalnya fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tekoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (kurang dari 5%), sterol yang terdapat dalam minyak nabati disebut fitosterol dan mempunai dua isomer, yaitu betasitosterol (C29H50O) dan stigmasterol (C29H48O). Sterol bersifat tidak berwarna, tidak berbau, stabil, dan berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak. Tokoferol mempunyai tiga isomer, yaitu α-tokoferol (titik cair 158-1600C), β-tokoferol (titik cair 118-1200C). Persenyawaan tokoferol bersifat tidak dapat disabunkan, dan berfungsi sebagai anti oksidan (Ketaren, 1986). Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi (Ketaren, 1986). . Minyak kelapa adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. 10



Rata - rata komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut; Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa



Asam Lemak Asam Kaproat C6 Asam Kaprilat C8 Asam Kaprat C10 Asam Laurat C12 Asam Miristat C14 Asam Palmitat C16 Asam Stearat C18 Asam Oleat C18:1 Asam Linoleat C18:2 Asam Arakidat C20 Asam Dokekanoat C20:1 (Sumber: Shahidi, 2005)



Rata-rata Massa 0,4-0,6 6,9-9,4 6,2-7,8 45,9-50,3 16,8-19,2 7,7-9,7 2,3-3,2 5,4-7,4 1,3-2,1 t-0,2 t-0,2



Kandungan (%) 0,5 7,8 6,7 47,5 18,1 8,8 2,6 6,2 1,6 0,1 0



Adapun sifat fisik dan kimia dari minyak kelapa adalah sebagai berikut; Tabel 2.3 Sifat Fisik dan Kimia Minyak Kelapa



Sifat Fisik dan Kimia Titik cair (°C) Densitas (60°C) Berat spesifik (40°C/air pada 20°C) Indeks bias pada 40°C Bilangan penyabunan Bilangan Iod Bilangan peroksida Bilangan Reichert-Meissel Bilangan Polenske (Sumber: Shahidi, 2005)



Kandungan 22-26 0,890-0,895 0,908-0,921 1,448-1,450 248-265 6-11 10 max 6-8,5 13-18



2.2.2 Bahan Baku Penunjang Bahan baku penunjang yang digunakan dalam pembuatan Asam laurat ialah Air (H2O). Adapun sifat fisika dan kimia air bersih (H 2O) yang digunakan sebagai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi magnesium hidroksida dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2.4 Sifat Fisik dan Kimia Air



Sifat Fisik dan Kimia Rumus molekul Berat molekul Titik lebur



Keterangan H2O 18,015 g/mol 0°C 11



Titik didih Densitas Wujud Warna Viskositas Kelarutan



100°C 1 g/ml (4°C) Cair Tidak berwarna 0,9 cP Mudah larut dalam air, asam encer, dan alcohol



(Sumber: Kirk, 2007)



2.3



Proses Pembuatan Produk



2.3.1 Hidrolisis Reaksi hidrolisis dapat dikatalisasi dengan asam, basa, atau lipase, tetapi juga dapat direaksikan tanpa katalisasi yaitu antara lemak dan air yang dilarutkan dalam fase lemak pada suhu dan tekanan yang sesuai. Hidrolisis lemak dan minyak berhubungan dengan pemisahan triasilgliserol menjadi unsur asam lemak dan gliserol yang direaksikan dengan air. Hidrolisis triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu splitting dengan tekanan yang tinggi, hidrolisa dengan menggunakan basa (saponifikasi), dan hidrolisis enzim. Untuk memproduksi sabun dan gliserol, lemak dan minyak dihidrolisis dengan menggunakan steam yang prosesnya berkelanjutan dan dioperasikan pada suhu yang tinggi (250˚C) dan tekanan (50-60 bar). Adapun proses hidrolisis dari trigliserida tersebut adalah sebagai berikut:



….(2.1) ………



.(2.2) …… .(2.3)



Dari ketiga reaksi diatas dapat disimpulkan reaksi tersebut menjadi reaksi berikut ini: 12



…(2.4)



Adapun jenis-jenis hidrolisis adalah sebagai berikut:



1. Hidrolisis dengan katalis basa Pada umumnya, sabun diproduksi melalui hidrolisis alkali lemak dan minyak, dan proses ini dikenal dengan reaksi saponifikasi. Sabun yang sekarang dihasilkan melalui netralisasi asam lemak yang berasal dari fat splitting, tetapi hidrolisis alkali dapat digunakan untuk asam lemak yang sensitif terhadap panas. Pada skala laboratorium, hidrolisis alkali ini direaksikan dengan kelebihan basa, misalnya kalium hidroksida 1 M dalam etanol 95%, direfluks selama satu jam, dan asam lemak diperoleh kembali setelah asidifikasi campuran tersebut. Ini merupakan salah satu cara yang sederhana yang cukup banyak menghasilkan asam lemak, termasuk polyunsaturated, epoxi, dan siklopropena yang tidak diubah.



2. Fat splitting Industri yang memproduksi asam lemak menggunakan reaksi langsung antara air dan lemak, yang dilakukan pada suhu 250˚C dan tekanan 2-6 Mpa (20-60 bar). Dibawah kondisi tersebut, air menjadi terlarut dalam fase minyak, dan hidrolisis triasilgliserol berlangsung tanpa bantuan katalis. Reaksi tersebut direaksikan dengan air berubah menjadi sweet water (air yang mengandung gliserol), yang menghasilkan konversi asam lemaknya sebesar 99%. Gliserol diperoleh kembali dari fasa encer. Adapun jenis-jenis fat splitting sebagai berikut :



 Proses Twitchell Proses Twitchell ini merupakan proses yang paling tua. Dimana proses ini menggunakan reagen Twitchell dan asam sulfat sebagai katalis. Reagen tersebut merupakan campuran sulfonat oleat atau asam lemak lain dan naftalen. Proses ini menggunakan tangki tahan asam dimana air yang digunakan kira-kira setengah dari lemak, asam sulfat 1-2%, dan reagen Twitchell 0,7501 25% yang dididihkan pada tekanan atmosfer selama 36 sampai 48 jam, menggunakan steam terbuka. Proses ini biasanya diulangi dua sampai empat kali. Pada tahap terakhir, air ditambahkan dan campuran di didihkan untuk mencuci asam yang tersisa. Proses ini jarang digunakan karena waktu yang digunakan cukup lama, konsumsi steam yang tinggi, serta 13



perusakan terhadap warna asam lemak cukup besar.



 Proses AutoClave system batch Proses ini merupakan metode komersial tertua yang digunakan untuk memisahkan asam lemak tanpa merusak warna. Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan proses Twitchell, waktu yang dibutuhkan sekitar 6 - 10 jam. Proses ini menggunakan katalis, biasanya zink, magnesium, atau 19 kalsium oksida. Biasanya digunakan katalis zink karna paling aktif dan digunakan sekitar 2-4%. Autoklaf berbentuk silinder panjang, diameter dalamnya 1220-1829 mm dan tingginya 6-12 m, terbuat dari logam tahan korosi dan bersekat. Dalam proses ini, autoklaf diisi dengan minyak, air yang ditambahkan sekitar setengah dari minyak, serta katalis. Steam dialirkan terus menerus guna untuk menghilangkan udara terlarut, kemudian autoklaf ditutup. Steam dialirkan sampai tekanan naik menjadi 1135 kPa dan diinjeksikan secara terus menerus melalui bagian bawah. Konversi yang dihasilkan setelah 6-10 jam adalah lebih dari 95%. Lalu ditransfer menuju tangki pengendapan dimana terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas asam lemak dan bagian bawah sweet water. Lapisan asam lemak yang terpisah, ditambahkan dengan asam untuk memisahkan sabun yang terbentuk, dan terakhir dicuci untuk menghilangkan asam mineral yang terikut.



 Proses Continuous Proses ini berlawanan arah, menggunakan tekanan yang tinggi, dan merupakan proses hidrolisis yang sangat efisien. Suhu dan tekanan yang tinggi digunakan untuk waktu yang singkat. Aliran minyak dan air yang berlawanan arah menghasilkan derajat splitting yang tinggi tanpa menggunakan katalis. Bagaimanapun, katalis mungkin digunakan juga. Menara splitting merupakan jantung proses tersebut. Biasanya menara yang digunakan dengan diameter dalam 508 - 1220 mm dan tingginya 18 - 25 m serta terbuat dari bahan yang tahan korosi seperti baja 316 atau 20 logam inconel dengan tekanan operasinya sekitar 5000 kPa. Suhu yang tinggi sekitar 250 - 260˚C menjamin fase air terlarut pada minyak. Prosesnya adalah fase lemak dan minyak diumpankan melalui bawah lalu akan menuju atas, sedangkan air diumpankan melalui bagian atas lalu menuju bawah, sehingga akan berkontak langsung antara kedua fase tersebut dan terbentuk asam lemak. Derajat splitting dapat mencapai 99%. Proses kontinu ini dengan tekanan tinggi lebih efisien dibandingkan dengan proses lain, karena waktu reaksinya hanya 2 - 3 jam, perubahan warna asam lemak yang sedikit. 14



3. Hidrolisis dengan katalis enzim Hidrolisis dengan katalis enzim merupakan alternatif proses untuk menghasilkan asam lemak dan dibentuk pada kondisi suhu atau tekanan yang rendah. Kemudian, proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan asam lemak dari minyak yang mudah teroksidasi dimana mengandung asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi. Hidrolisis dengan katalis enzim lipase untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol tidak lebih ekonomis dibandingkan proses kimia yang konvensional karena harga enzim lipase yang cukup mahal. Bagaimanapun keekonomisan merupakan nilai tambah suatu produk. Hidrolisis minyak ikan dengan lipase untuk menghasilkan n-3 polyunsaturated fatty acid merupakan aplikasi penggunaan hidrolisis enzim untuk menghasilkan produk dengan harga komersial yang terjangkau. (Shahidi, 2005) 2.3.2 Fraksinasi Fraksinasi berguna untuk memisahkan minyak dan lemak menjadi fraksi-fraksi berdasarkan perbedaan titik lelehnya. Minyak dan lemak yang difraksinasi telah digunakan untuk menghasilkan makanan-makanan seperti margarin, mentega, minyak salad, minyak goreng, dan produk gula. Fraksinasi juga digunakan untuk memisahkan diasilgliserol (DAGs) dan monoasilgliserol (MAGs) untuk menghasilkan fraksi yang bermacam-macam dengan sifat-sifat yang diinginkan untuk sabun, atau aplikasi oleokimia dan obat-obatan. Prinsip dari fraksinasi minyak didasarkan pada perbedaan daya larut dari komponen triasilgliserol (TAGs). Perbedaan kelarutan secara langsung berhubungan dengan jenis-jenis TAGs dalam minyak dan lemak. Adapun jenis-jenis fraksinasi adalah sebagai berikut : 



Fraksinasi kering. Fraksinasi kering minyak dan lemak didasarkan pada pendinginan minyak secara bertahap dibawah kondisi yang diatur tanpa menggunakan pelarut. Pada proses ini, tidak ada penambahan zat kimia. Ketika minyak mencapai suhu yang diinginkan, pendinginan dihentikan dan TAGs padat dibiarkan agar terpisah dari TAGs cair. Pemisahan olein (cair) dan stearin (padat) dilakukan melalui sentrifugasi. Fraksinasi kering biasanya digunakan untuk memisahkan olein dan stearin.







Fraksinasi dengan menggunakan pelarut. Fraksinasi dengan menggunakan pelarut ini merupakan istilah yang digunakan untuk 15



menggambarkan proses kristalisasi dari fraksi lemak yang diinginkan dari minyak yang dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Fraksi lemak dikristalisasi pada suhu yang berbeda, setelah itu fraksi dipisahkan dan pelarut dihilangkan. Proses ini biasanya digunakan untuk produk mentega biji coklat dan medium-chain triacylglycerol (MCTs). 



Fraksinasi untuk detergen. Dalam fraksinasi detergen, larutan cair detergen (natrium lauril sulfat 5%) digunakan untuk mengkristalkan bahan tersebut yang berfungsi untuk membantu pemisahan olein cair dan stearin padat. Pemisahan dua fasa tersebut dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Kandungan detergen yang kecil dalam olein dapat dihilangkan dengan cara pembilasan air. Proses ini biasanya digunakan untuk minyak sawit dan lemak.







Fraksinasi dengan Pengembunan (Fractional Condentation). Proses fraksinasi ini merupakan suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada titik didih dari suatu zat / bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan kemurnian yang tinggi. Fraksinasi pengembunan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi namun proses produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi.



(Shahidi, 2005)



16



BAB III DESKRIPSI PROSES 3.1 Pemilihan Proses Dalam pemilihan proses pra rancangan pabrik asam laurat, membutuhkan biaya serendah–rendahnya dengan membandingkan dari aspek konsumsi energi, biaya produksi, dan kapasitas. . Tabel 3.1 menunjukkan perbandingan dari masing–masing metode hidrolisis fat splitting dari pabrik asam laurat. Tabel 3.1 Perbandingan Proses Fat Splitting



Parameter



Continuous



Twitchell



Waktu Temperature Tekanan Konversi Yield Gliserol



2 – 3 jam 250 – 260oC 5000 kPa 99%



36 – 48 jam 250oC 101,325 kPa 90 – 95%



AutoClave system batch 6 – 10 jam 280oC 1135 kPa 95%



10-25%



5-15%



10-15%



Tanpa Katalis



Alkyl-aryl silfonic acids atau cycloaliphatic sulfonic acids



Zinc, Calcium atau magnesium oxides



Katalis



Kelebihan



Waktu operasi tercepat diantara 2 proses Tekanan yang lainnya, kualitas digunakan rendah, produk seragam dapat digunakan pada ,konsentrasi gliserin skala kecil, biaya awal tinggi, lebih akurat, rendah karena relatif menggunakan kontrol sederhana. otomatis



Dapat digunakan pada skala kecil biaya awal lebih rendah dibandingkan sistem continous, waktu operasi lebih cepat dibandingkan Twitchell 17



Kekurangan



Biaya awal tinggi, temperatur dan tekanan yang digunakan tinggi, memerlukan bahan alat yang kemampuan operasi yang lebih baik



Harga katalis lebih mahal dibandingkan Batch Autoclave. Konsumsi uap tinggi, asam yang terbentuk berwarna gelap, butuh lebih dari satu tahap untuk dapat yield dan konsentrasi gliserin yang tinggi, tidak dapat menggunakan kontrol otomatis.



Perlu penanganan katalis, reaksi lebih lama dibandingkan continous, tidak dapat menggunakan kontrol otomatis, butuh lebih dari satu tahap untuk mendapat yield dan konsentrasi gliserin yang tinggi.



(Sumber: Shahidi, 2005) Berdasarkan Tabel 3.1, maka dipilih proses Continuous Fat Splitting dengan alasan memiliki banyak kelebihan dan sedikitnya kekurangan jika dibandingkan dengan Twittchel dan autoklaf sistem batch dan juga menggunakan proses fraksinasi pengembunan karena proses produksi lebih cepat dan kemurnian yang didapat sangat tinggi. 3.2



Langkah Proses



3.2.1 Unit persiapan bahan baku Hasil olahan minyak kelapa VCO yang diproduksi oleh beberapa pabrik selanjutnya disimpan dalam Tangki Penyimpanan sebelum masuk ke proses selanjutnya. 3.2.2 Continuous Fat Splitting Aliran minyak dan air yang berlawanan arah menghasilkan derajat splitting yang tinggi tanpa menggunakan katalis. Menara splitting merupakan proses utama. Tekanan operasinya sekitar 5000 kPa dengan suhu yang tinggi sekitar 250 - 260˚C menjamin fase air terlarut pada minyak. Prosesnya adalah fase lemak dan minyak diumpankan melalui bawah lalu akan menuju atas, sedangkan air diumpankan melalui bagian atas lalu menuju bawah, sehingga akan berkontak langsung antara kedua fase tersebut dan terbentuk asam lemak (Shahidi, 2005). . 3.2.3 Fractionation Setelah terbentuk asam lemak, kemudian dipisahkan asam laurat dari asam lemak dengan proses fraksinasi. Proses fraksinasi bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna mendapatkan zat asalnya, dimana fraksi - fraksinya didasarkan perbedaan titik 18



didihnya (berat atom). Unit fraksinasi terdiri dari 2 kolom fraksinasi. Pada proses fraksinasi, kondisi temperatur dan kolom divakumkan sesuai dengan jenis produk yang diinginkan. Di dalam kolom fraksinasi I terdapat struktur packing, pada kolom ini dihasilkan blanded C8 C10 akan dilewatkan di bagian atas kolom dan dialirkan menuju kondensor untuk diubah fasa dari gas menjadi cair, lalu menuju cooler I untuk diturunkan suhunya dari 158˚C menjadi 80˚C yang kemudian dialirkan menuju tangki penyimpanan akhir. Proses ini berlangsung pada tekanan 5 kPa dan suhu 200˚C. Dari bagian bawah kolom fraksinasi I residu kemudian dialirkan ke reboiler . Pada reboiler akan direcycle dan dialirkan ke kolom fraksinasi II. Di dalam kolom fraksinasi II dihasilkan C12 (99%) yang dilewatkan melalui bagian atas kolom dan dialirkan menuju kondensor untuk diubah fasa dari gas menjadi cair, lalu dialirkan menuju cooler II untuk diturunkan suhu dari 188˚C menjadi 80˚C yang kemudian dialirkan menuju tangki penyimpanan akhir. Proses ini berlangsung pada tekanan 5 kPa dan suhu 200˚C. Dari bagian bawah kolom fraksinasi II destilat kemudian dialirkan ke reboiler, kemudian dialirkan menuju cooler III untuk menurunkan suhu dari 236˚C menjadi 80˚C dan kemudian dialirkan menuju tangki penyimpanan akhir.



3.2.4 Unit Penanganan Produk Akhir Setelah melewati proses fraksinasi, asam laurat disimpan dalam gudang penyimpanan dan selanjutnya masuk keproses pengemasan dan siap didistribusikan. 3.2.5 Unit Penanganan Produk Samping Peralatan utama dalam proses ini adalah flash tank. Hasil bawah Reaktor diumpankan ke dalam flash tank residu dimana air yang berwujud gas akan terpisah kemudian didinginkan didalam cooler sehingga suhunya turun menjadi 30°C kemudian disimpan ke dalam tangki penyimpanan produk samping.



19



20



H 2O



Flash Tank I



H2O



H2O (Steam)



Asam Kaproat Asam Kaplirat Asam Kaprat Asam Laurat Asam Miristat Asam Palmitat Asam Stearat Asam Oleat Asam Linoleat Asam Arakidat



Reaktor Spliting



Menara Fraksinasi 2



H2O



Trigliserida H2O



VCO



Tangki Penyimpanan



Menara Fraksinasi 1



Asam Kaproat Asam Kaplirat Asam Kaprat Asam Laurat



H2O Gliserol Trigliserida



Flash Tank2



Tangki Penyimpanan



Asam Kaproat Asam Kaplirat Asam Kaprat Asam Laurat Asam Miristat Asam Laurat Asam Miristat Asam Palmitat Asam Stearat Asam Oleat Asam Linoleat Asam Arakidat



Gudang Penyimpanan



Tangki Penyimpanan



Tangki Penyimpanan H2O Gliserol Trigliserida



Gambar 3.1 Diagram Alir Kualitatif Proses Pembuatan Asam Laurat dari VCO



21



BAB IV NERACA MASSA DAN ENERGI 4.1 Neraca Massa Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan asam laurat dari VCO (Virgin Coconut Oil) diuraikan sebagai berikut: Kapasitas Produksi



= 5.000 ton/tahun



Waktu operasi



= 330 hari/tahun



Basis perhitungan



= 1 jam operasi



Laju Kapasitas Produksi = 5.000



ton 1000 kg 1 tahun 1 hari × × × tahun 1 ton 330 hari 24 jam



= 631,1234



kg jam



4.1.1. Kolom Splitting (C-101) 4.1.2. Flash Tank I (D-101) 4.1.3. Flash Tank II (D-102) 4.1.4. Kolom Fraksinasi I (C-102) 4.1.5. Kondensor I (CD-101) 4.1.6. Reboiler I (RB-101) 4.1.7. Kolom Fraksinasi II (C-103) 4.1.8. Kondensor II (CD-102) 4.1.9. Reboiler II (RB-102)



4.2 Neraca Energi



22



23



BAB X KESIMPULAN Berdasarkan data diatas dapat diperolah kesimpulan yaitu Pra Rancangan Pabrik Asam Laurat Dari Bahan Virgin Coconut Oil Menggunakan Proses Hidrolisis Continuous Fat Splitting Dengan Kapasitas 5.000 Ton/Tahun.



24



DAFTAR PUSTAKA



BPS. 2020. Statistik Indonesia Tahun 2019. Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS Kaltim. 2020. Statistik Kalimantan Timur Tahun 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Dispertaru Kukar.



2020. Peta Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,



Kalimantan Timur. Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara. Kemenperin. 2020. Data Perusahaan Virgin Coconut Oil. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Jakarta. Ketaren, S, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Cetakan I, UI Press, Jakarta. Kirk, R. & O. 2007. Encyclopedia of Chemical Engineering Technology, 5th Edition, Volume 25. John Wiley and Sons Inc, New York. Perry, Robert H. and Green, D. W. 1999. Perry's Chemical Engineers Handbook. McGraw-Hull Companies Inc, United States of America:. Shahidi, F. 2005. Bailey’s Industrial Oil And Fat (Vol. 6). A John Wiley & Sons Inc, United States of America. Supriatna, A; A, M. A. 2008. Cairan Ionik Berbasis Asam Lemak sebagai Pemodifikasi Organik pada Lumpur Pengeboran (Drilling Mud) Minyak Bumi. UPI, Bandung.



25