Prosedur Pemindahan Tanah Pucuk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR PEMINDAHAN TANAH PUCUK I.



TAHAPAN PEKERJAAN 1. Pemuatan / Loading 1.1 Bulldozer / Excavator 1. Operator harus memeriksa lokasi kerja. Perhatikan dinding sekitar, kerataan tempat pijakan, material yang akan dipindahkan, unit/pekerja yang ada di sekitar, kerataan tempat “docking” truk, areal manuver truck, visibilitas terhadap truk. 2. Pilih tempat yang paling aman bagi truk untuk “docking”. Perhatikan kerataan tanah. Jika terpaksa harus miring, usahakan miring ke depan, dan jangan sekali – kali miring ke belakang atau ke samping. 3. Mengingat lokasi tambang PT. CK - Kideco Project merupakan hutan sekunder ( rawang ) dengan ketebalan tanah pucuk berkisar 5 - 15 cm serta ketebalan tanah bawah ( subsoil ) berkisar 0,5 – 1,25 m, maka dapat dilakukan pencampuran antara tanah pucuk dengan tanah bawah untuk meningkatkan volume tanah. Ketebalan total pemotongan tanah adalah maksimum 1,5 Meter. 4. Bulldozer mendorong, mengumpulkan dan mengarahkan tanah pucuk ke alat muat ( Excavator ). Bulldozer sebagai pengumpul dan pengumpan material guna meningkatkan efektifias kerja alat muat. 5. Jangan memuat kayu, batang pohon dan batu besar ke dalam truk pada posisi di atas material atau menggantung di tray truk. 6. “Gantungkan” bucket pada posisi cukup tinggi untuk truk. Jika terlalu tinggi, driver truk sukar melihat. Jika terlalu rendah akan menghantam tray truk. 7. Di dalam bucket tidak diperkenankan ada batu menggantung. Jika ada batu besar, posisikan di dalam bucket, tetapi harus dilakukan pada awal pengisian material ke dalam truk. 8. Beri tanda klakson kepada driver jika muatan sudah penuh dan dapat meninggalkan lokasi pemuatan.



1.2 Dump Truck 1. Tunggu giliran pemuatan pada tempat yang sudah ditentukan yang tidak mengganggu arus lalu lintas. 2. Menuju ke lokasi pemuatan jika bucket sudah menggantung menandakan posisi truk untuk pemuatan. 3. Mendekati areal muat dengan manuver searah jarum jam. 4. Operator truck tidak diperkenankan keluar selama pemuatan, 5. Tinggalkan lokasi jika sudah ada tanda dari operator Excavator.



2



Pembongkaran / Unloading 1. Pembongkaran tanah pucuk dapat dilakukan di dua lokasi berbeda yaitu topsoil disposal dan waste / overburden disposal



418139402.doc



1



2. Bagian Mine Planning, Operation dan HSE berkoordinasi untuk menentukan lokasi pembongkaran / penumpukan, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Bagian Mine Planning PT. Kideco Jaya Agung. 3. Pembongkaran dilakukan di waste disposal apabila terdapat lokasi yang sudah mencapai batas akhir penumpukan bahan ( final limit ). Pembongkaran di topsoil disposal apabila belum terdapat lokasi waste / overburden disposal yang telah mencapai batas akhir. 4. Tinggi maksimum topsoil disposal adalah 6 ( enam ) meter, dengan 2 ( dua ) jenjang / benching setiap 3 ( Tiga ) meter. 2.1 Dump Truk 1. Operator harus meyakinkan bahwa alat dorong / Bulldozer mengetahui kedatangan truk. Beri tanda / klakson bila perlu. 2. Pilih lokasi yang cukup jauh dari aktivitas dozer atau lokasi yang sesuai dengan panduan dari trafic man atau spotter. 3. Spotter harus memeriksa lokasi pembongaran dari bahaya terperosok atau terguling. Lokasi pijakan truk harus cukup keras untuk melakukan pembongkaran. 4. Ikuti aba – aba spotter saja. Jika diperlukan dan memungkinkan, sabagai acuan saja, perhatikan pula kondisi medan pembongkaran material melalui kaca spion lainnya. 5. Sebaiknya lakukan manuver searah jarum jam. Posisikan ban belakang paling dekat 3 (tiga) meter dari spotter. 6. Jika pembongkaran di tebing / slope, ambil jarak minimal 5 meter dari crest.



2.2 Bulldozer 1. Operator harus dapat memposisikan alat pada posisi aman ketika bekerja atau ketika menunggu pembongkaran material. 2. Jika lokasi pembongkaran dilakukan di Waste / Overburden disposal, maka dorong, sebar dan ratakan topsoil secara merata, dengan ketebalan minimum 0,30 meter 3. Jika lokasi pembongkaran dilakukan di topsoil disposal maka dorong, sebar dan ratakan topsoil secara merata hingga batas lokasi disposal. Buatlah jenjang ( bench ) setiap ketinggian 3 meter dari total tumpukan material.



3 Konservasi 1. Kegiatan konservasi tanah pucuk dilakukan jika penebaran tanah pucuk telah selesai dilaksanakan. Rencanakan kegiatan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca yang sesuai 2. Sasaran konservasi adalah tanah pucuk yang telah dipindahkan dan lingkungan di sekitarnya 3. Tujuan konservasi agar tanah pucuk yang telah disebar atau distok tidak mengalami pencucian hara, erosi dan penurunan kualitas karena faktor lain ( air, angin, dll ) sehingga tetap dalam kondisi baik sampai memasuki tahap rehabilitasi lahan selanjutnya 4. Kegiatan konservasi antara lain adalah : 418139402.doc



2



a) Semua jenis kegiatan sebagai tahap awal kegiatan rehabilitasi b) Pembuatan bangunan dan sarana pencegah erosi. Pencegahan erosi secara teknik sipil, ditempuh dengan penataan lahan dan perlindungan lereng, pemulasaan, perangkap sedimen ( sediment traps ) dan kolam sedimen ( sediment pond ). c) Penggunaan tanaman, tumbuhan dan sisa – sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh ke permukaan, mengurangi jumlah dan daya rusak aliran permukaan dan erosi.



3.1 Penataan lahan dan perlindungan lereng 1. 2. 3. 4.



Penataan lahan dilakukan bersamaan dengan kegiatan loading dan unloading material dari tambang. Bulldozer mendorong dan meratakan tanah. Bentuk semua sisi disposal area sehingga memiliki kemiringan akhir ( slope ) maksimum 30 % pada setiap jenjang atau bench Penebaran tanah pucuk ( topsoil spreading ) disesuaikan dengan kemiringan tersebut



3.2 Pemulsaan



1. Siapkan 5 ( lima ) ton / hektar batang padi ( jerami ) di lokasi disposal yang sudah mencapai final dan telah ditebar topsoil. 2. Sebarkan jerami tersebut di permukaan lahan dengan posisi memotong kontur. Tujuannya agar ketika hujan terjadi, air tidak akan membawa jerami dan tanah ke arah yang lebih rendah.



3.3 Kolam Sedimen ( Sediment Pond ) 1. Tentukan lokasi lahan dengan topografi paling rendah ( bukan sungai ) yang merupakan lokasi tempat arah air mengalir atau arahkan air agar mengalir ke lokasi tersebut ( melalui pemompaan atau penirisan ) 2. Bangun parit atau saluran penirisan untuk mengarahkan air limpasan hujan menuju ke kolam sedimen. 3. Bangun pintu keluar air dari kolam dengan kontruksi pipa atau gorong – gorong. Jika memungkinkan dibangun pengatur keluaran air sehingga volume air dapat dikendalikan.



3.4 Perangkap Sedimen 1. Arahkan air limpasan hujan menuju ke kolam sedimen dengan membuat parit atau saluran penirisan 2. Buatlah parit dari area sekitar disposal guna mengalirkan air menuju ke kolam atau penampungan air. 3. Buatlah tempat water rip rap atau lubang di lokasi tertentu pada parit tersebut dengan ukuran panjang 2 m x lebar 2 m x dalam 1,5 m guna menampung air larian dari lokasi disposal.



4 Lain – Lain 1. Pekerjaan pemindahan ( stripping ) tanah pucuk semaksimal mungkin tidak dilakukan dalam kondisi lahan masih basah guna menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.



418139402.doc



3



II. TINDAKAN KESELAMATAN 1. Pengawas mengawasi pekerjaan untuk memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi yang diberikan. 2. Peralatan keselamatan yang harus dikenakan adalah sepatu safety, helm serta dust masker bagi operator, sepatu safety, helm serta dust masker bagi pengawas dan personel yang berkepentingan. 3. Tidak diperkenankan satu orangpun berada dilokasi, kecuali operator dan pengawas pekerjaan tersebut.



418139402.doc



4