Psikologi Dalam Kondisi Kedaruratan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PSIKOLOGI PASIEN DAN KELUARGA DALAM KONDISI KEGAWATDARURATAN



OLEH : KELOMPOK 4 Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya



(P07120214005)



Ni Made Desi Sugiani



(P07120214017)



Ni Ketut Ayu Pratiwi Catur W



(P07120214019)



Ni Nyoman Tria Sunita



(P07120214020)



Pande Putu Setianingsih



(P07120214022)



I Gede Suyadnya Putra



(P07120214023)



Ayu Indah Agustini



(P07120214027)



Ayu Putu Eka Tusniati



(P07120214032)



Ni Putu Ayu Savitri



(P07120214033)



Ni Putu Soniya Darmayanti



(P07120214040)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR DIV KEPERAWATAN TK.II / SEMESTER III JURUSAN KEPERAWATAN 2015



KATA PENGANTAR



1



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,



karena



atas



rahmat



dan



karunia-Nya,



penulis



menyelesaikan makalah dengan judul “ Psikologi Pasien



dapat dan



Keluarga Dalam Kondisi Kegawatdaruratan “ tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis temukan. Hal ini disebabkan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah Psikologi. Di samping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya.



Denpasar, 3 Desember 2015



Penulis



DAFTAR ISI



2



Kata Pengantar...............................................................................i Daftar Isi ........................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2 1.3 Tujuan ...................................................................................... 2 1.4 Manfaat..................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kedaruratan.......................................................... 3 2.2 Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan....................... 3 2.3 Psikologis Dalam Kondisi Kedaruratan................................... 4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................ 10 3.2 Saran ..................................................................................... 10



BAB I



3



PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Psikologi adalah suatu ilmu yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas sebagai manifestasi hayati (hidup) yang meliputi motorik, kognitif, dan afektif. Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksudmaksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalamanpengalaman mereka sendiri. Penampilan kelakuan yang tak disangka dan tak rasional pada seseorang secara tiba-tiba tanpa diduga, dianggap suatu kedaruratan psikiatrik. Pasien ini membutuhkan tindakan segera untuk mencegah mencederai dirinya sendiri atau orang di sekitarnya.



Pasien



biasa



terangsang,



teragitasi,



gelisah,



menyerang, diam, menarik diri atau membisu. Yang terpenting bahwa kelakuannya tidak biasa untuk dia. Ia bisa disorientasi (tidak sadar akan tempat dan waktu), atau orientasinya bisa berubah-ubah sepanjang waktu. Sebaliknya, ia bisa terorientasi tetapi kebingungan atau konfusi. Pikiran pasien bisa tak berhubungan, sehingga pembicaraannya sedikit atau tidak mempunyai arti. Sewaktu pertama menemui keluarga dalam kondisi gawat darurat



yang



terganggu



emosinya,



ambil



waktu



untuk



mengamatinya. Bicara kepada saksi, teman dan keluarga pasien serta minta bantuan mereka dalam berbicara dengan pasien. Usahakan berbicara dengan pasien untuk bekerja sama. Pelayanan kegawatdaruratan psikogi keluarga umumnya beresiko tinggi mendapatkan kekerasan akibat keadaan mental pasien mereka. Pasien biasanya datang atas kemauan pribadi



4



mereka, dianjurkan oleh petugas kesehatan lainnya, atau tanpa disengaja. Berdasarkan pemaparan tersebut dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Psikologi Pasien dan Keluarga Dalam Kondisi Kegawatdaruratan.” B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pengertian kedaruratan? 2. Bagaimanakah prinsip



dasar



penanganan



kegawatdaruratan? 3. Bagaimanakah aspek psikologis dalam kondisi kedaruratan? B. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami yang dimaksud dengan pengertian kedaruratan. 2. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami yang dimaksud dengan prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan. 3. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang bagian dari psikologis dalam kondisi kedaruratan. C. MANFAAT Dengan ditulisnya makalah ini, mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengerti dan memahami aspek psikologi pasien dan keluarga dalam kondisi kegawatdaruratan.



BAB II LANDASAN TEORI A. KONSEP DASAR KEDARURATAN 1. PENGERTIAN Kondisi kedaruratan adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan integritas fisiologis atau psikologis secara mendadak.



5



2. PRINSIP DASAR PENANGANAN KEDARURATAN a. Tenang dan Cepat Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan



utama



(diagnosa)



dan



tindakan



pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak panik, walaupun suasana keluarga pasien



ataupun



pengantarnya



mungkin



dalam



kepanikan. Semuanya dilakukan dengan cepat, cermat, dan terarah. Walaupun prosedur pemeriksaan dan pertolongan



dilakukan



dengan



cepat,



prinsip



komunikasi dan hubungan antara dokter-pasien dalam menerima



dan



menangani



pasien



harus



tetap



diperhatikan. b. Sabar Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa



dalam



situasi



dan



kondisi



gawatdarurat



perasaan cemas, ketakutan, dan keprihatinan adalah wajar



bagi



setiap



mengalaminya. c. Komunikatif Petugas kesehatan



manusia



harus



dan



kelurga



berkomunikasi



yang



dengan



pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat, mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat. Dalam melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa yang akan diperiksa dan apa yang diharapkan. Apabila hasil pemeriksaan



normal



atau



kondisi



pasien



sudah



stabil,upaya untuk memastikan hal itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien sangatlah penting. d. Menghormati Hak Pasien



6



Setiap pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat, tanpa memandang status sosial dan ekonominya. Selain itu, hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan menolak



informed pengobatan



consent, hak yang



akan



pasien



untuk



diberikan



dan



kerahasiaan status medik pasien. e. Dukungan Keluarga (Family Support) Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh



karena



itu,



petugas



kesehatan



harus



mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan



penjelasan



kepada



keluarga



pasien



tentang kondisi pasien, peka akan masalah keluarga yang



berkaitan



dengan



keterbatasan



keuangan,



keterbatasan transportasi, dan sebagainya. B. PSIKOLOGIS DALAM KONDISI KEDARURATAN 1. Cemas Cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difius, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervaniasi, pada setiap orang tidak sama. 2. Histeris Dalam penggunaan sehari-hari nya histeria menjelaskan ekses emosi yang tidak terkendali. Orang yang "histeris" sering kehilangan kontrol diri karena ketakutan yang luar biasa karena suatu kejadian atau suatu kondisi 3. Mudah marah Hal ini terjadi apabila seseorang dalam kondisi gelisah dan tidak tahu apa yang harus di perbuat 4. Keinginan bunuh diri



7



Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah (Keliat, 1993). Perilaku bunuh diri atau destruktif diri langsung terjadi terus menerus dan intensif pada diri kehidupan seseorang. Perilaku yang tampak adalah berlebihan, gejala atau ucapan verbal ingin bunuh diri, luka atau nyeri (Rawlin dan Heacock, 1993). Berikut ini adalah tanda-tanda bunuh diri yang mungkin terjadi : a. Bicara mengenai kematian: Bicara tentang keinginan menghilang, melompat, menembak diri sendiri atau ungkapan membahayakan diri. b. Baru saja kehilangan: kematian, perceraian, putus dengan pacar atau kehilangan pekerjaan, semuanya bisa mengarah pada pemikiran bunuh diri atau percobaan bunuh diri. Kehilangan lainnya yang bisa menandakan bunuh diri termasuk hilangnya keyakinan beragama dan hilangnya ketertarikan pada seseorang atau pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati. c. Perubahan kepribadian: seseorang mungkin memperlihatkan tanda-tanda kelelahan, keraguan atau kecemasan yang tidak biasa. d. Perubahan perilaku: kurangnya konsentrasi dalam bekerja, sekolah atau kegiatan sehari-hari, seperti pekerjaan rumah tangga. e. Perubahan pola tidur: tidur berlebihan, insomnia dan jenis gangguan tidur lainnya bisa menjadi tanda-tanda dan gejala bunuh diri.



8



f.



Perubahan kebiasaan makan: kehilangan nafsu makan atau bertambahnya nafsu makan. Perubahan lain bisa



termasuk penambahan atau penurunan berat badan. g. Berkurangnya ketertarikan seksual: perubahan seperti ini bisa mencakup impotensi, keterlambatan atau ketidakteraturan menstruasi. h. Harga diri rendah: gejala



bunuh



diri



ini



bisa



diperlihatkan melalui emosi seperti malu, minder atau i.



membenci diri sendiri. Ketakutan atau kehilangan kendali: seseorang khawatir akan kehilangan jiwanya dan khawatir membahayakan



j.



dirinya atau orang lain. Kurangnya harapan akan masa depan: tanda bunuh diri lainnya adalah seseorang merasa bahwa tidak ada harapan untuk masa depan dan segala hal tidak akan pernah bertambah baik.



5. Perilaku kekerasan Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993 dalam Depkes, 2000). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman ( Stuart dan Sunden, 1997 ). Pengertian perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai dimana seseorang melakukan



tindakan-tindakan



yang



dapat



membahayakan/mencederai diri sendiri, orang lain bahkan dapat merusak lingkungan.



9



Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien masuk kerumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Dapat dilakukan pengkajian dengan cara : a. Observasi Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara yang tinggi, berdebat. Sering pula tampak klien memaksakan



kehendak



:



merampas



makanan,



memukul jika tidak senang b. Wawancara Diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang dirasakan klien.Keliat (2002) mengemukakan bahwa tanda -tanda marah adalah sebagai berikut : 1) Emosi : tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam), jengkel. 2) Fisik : muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik, penyalahgunaan obat dan tekanan darah. 3) Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan. 4) Spiritual : kemahakuasaan, kebajikan/kebenaran diri,



keraguan,



tidak



bermoral,



kebejatan,



kreativitas terhambat. 5) Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan humor. Gambaran klinis menurut Stuart dan Sundeen (1995) adalah sebagai berikut : a. Muka merah b. Pandangan tajam c. Otot tegang d. Nada suara tinggi e. Berdebat



10



f. Kadang memaksakan kehendak Gejala yang muncul : a. Stress b. Mengungkapkan secara verbal c. Menentang Gambaran klinis menurut Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat



Jendral



Pelayanan



Kesehatan



Departemen



Kesehatan RI (1994) adalah sebagai berikut : a. Pasif agresif 1) Sikap suka menghambat 2) Bermalas-malasan 3) Bermuka masam 4) Keras kepala dan pendendam b. Gejala agresif yang terbuka (tingkah laku agresif) 1) Suka membantah 2) Menolak sikap penjelasan 3) Bicara kasar 4) Cenderung menuntut secara terus-menerus 5) Hiperaktivitas 6) Bertingkah laku kasar disertai kekerasan 6. Gaduh/Gelisah Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami gaduh gelisah diantaranya: a. Gelisah b. Mondar-mandir c. Berteriak-teriak d. Loncat-loncat e. Marah-marah



11



f. Curiga +++ g. Agresif h. Beringas i. Agitasi j. Gembira +++ k. Bernyanyi +++ l. Bicara kacau m. Mengganggu orang lain n. Tidak tidur beberapa hari o. Sulit berkomunikasi



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kondisi kedaruratan adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan integritas fisiologis atau psikologis secara mendadak. Prinsip dasar penanganan pada saat kondisi kedaruratan yaitu tenang dan cepat, sabar, komunikatif, menghormati hak pasien, dan dukungan keluarga (Family Support). Beberapa aspek psikologis dalam kondisi kedaruratan yaitu cemas, histeris, mudah marah, keinginan bunuh diri, perilaku kekerasan, gaduh/gelisah. B. SARAN Diharapkan



laporan



ini



dapat



meningkatkan



pemahaman



perawat mengenai perubahan psikologis pada saat kondisi darurat.



12



DAFTAR PUSTAKA Jevon & Beverley. 2008. Pemantuan pasien kritis. Jakarta.EMS Krisanty Paula. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat darurat. Jakarta. CV Trans info Media. Oman s kathleen dkk. 2008. Panduan belajar Keperawatan Emergency. Jakarta.EGC Lidya, Syerly. 2015. Keperawatan Gawat Darurat. (Online) https://www.scribd.com/doc/289716920/Keperawatan-GawatDarurat Diakses tanggal 03 Desember 2015 pukul 18.30 WITA Wahyu. 2015. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. (Online) https://www.scribd.com/doc/238637948/Konsep-DasarKeperawatan-Gawat-Darurat Diakses tanggal 03 Desember 2015 pukul 18.55 WITA



13