Psikologi Kepribadian (Edward Spranger) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki kepribadian yang bermacam-macam. Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu lainnya. Para ahli beranggapan bahwa manusia itu memiliki banyak variasi, tetapi untuk dapat memahami manusia yang bermacam-macam tersebut, maka dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada pendekatan tipologis beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian manusia itu banyak, tetapi variasi tersebut memiliki komponen dasar yang hampir sama. Sehingga dominasi komponen-komponen dasar tersebut dilakukan untuk menggolongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu. Tipologi adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai kemungkinan kombinasi kepribadian. Karena salah satu sifatnya adalah penyederhanaan, maka apapun tipologi kepribadian sebenarnya tidak mampu untuk menggambarkan seluruh kemungkinan kepribadian. Namun, dengan tetap berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik, tipologi kepribadian bagaimanapun dapat membantu siapapun untuk lebih memahami kepribadian diri maupun orang lain. Salah satu tipologi tersebut adalah tipologi yang berdasarkan nilai kebudayaan yang lebih dikenal dengan tipologi Spranger. Tipologi ini mengelompokan manusia menjadi enam tipe. Enam tipe ini merupakan tipe-tipe pokok atau tipe-tipe ideal, artinya tipe-tipe yang ada hanya dalam teori dan tidak akan dijumpai pada dalam keadaan sebenarnya. Akan tetapi, keenam tipe ini dapat membantu untuk menempatkan individu-individu yang dihadapinya ke dalam kelompok yang paling dekat ke golongan atau tipe yang mana.



1



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1.



Siapakah Eduard Spranger itu?



2.



Apa saja pokok-pokok teori Spranger?



3.



Bagaimana hubungan antara roh subyektif dan roh obyektif?



4.



Bagaimana bentuk tipologi Spranger?



5.



Apa arti teori Spranger?



C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1.



Untuk mengetahui tentang Eduard Spranger



2.



Untuk mengetahui pokok-pokok teori Spranger



3.



Untuk mengetahui hubungan antara roh subyektif dan roh obyektif



4.



Untuk mengetahui bentuk tipologi Spranger



5.



Untuk mengetahui arti teori Spranger



2



BAB II PEMBAHASAN A. Eduard Spranger Eduard Spranger (27 Juni 1882 - 17 September 1963) adalah seorang filsuf dan psikolog Jerman. Seorang siswa dari Wilhelm Dilthey, Spranger lahir di Berlin dan meninggal di Tübingen. Ia dianggap sebagai seorang humanis yang mengembangkan pedagogi filosofis sebagai tindakan 'membela diri' terhadap teori eksperimental yang berorientasi pada psikologi pada masa itu (Wikipedia, 2019). Eduard Spranger merupakan tokoh aliran psikologi ilmu pengetahuan kerohanian. Karya utamanya yang mempersoalkan kepribadian manusia ialah: Lebensformen, Geistewissensshaftliche und Ethik der Personlichkeit. B. Pokok-pokok Teori Spranger Pokok-pokok pikiran Spranger (Suryabrata, 2016) mengenai kepribadian manusia adalah sebagai berikut. 1. Dua Macam Roh (Geist) Spranger membedakan adanya dua macam roh (Geist) yaitu roh subyektif (roh individual) dan roh obyektif (roh supra-individual atau kebudayaan). a. Roh subyektif atau roh individual yaitu roh yang terdapat pada masingmasing-masing (individual). Roh individual ini merupakan struktur yang bertujuan. Roh individual itu merupakan struktur karena roh individual itu harus dapat dipahami kalau ditinjau sebagai anggota daripada struktur yang lebih tinggi, yaitu kebudayaan. Roh individual itu bertujuan. Adapun tujuannya yaitu mencapai atau menjelmakan nilai-nilai tertentu, dan karena itu juga hanya dapat dipahami dengan jalan memahami sistem nilai-nilai itu. b. Roh obyektif atau roh supra-individual (kebudayaan) yaitu roh seluruh umat manusia, yang didalam concreto-nya merupakan kebudayaan yang telah terjelma dan berkembang selama berabad-abad bersama-sama manusia-manusia individual. 2. Lapangan-lapangan Hidup



3



Kebudayaan (kultur) oleh Spranger dipandang sebagai sistem nilai-nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai kebudayaan yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu. Kebudayaan sebagai sistem atau struktur nilai-nilai ini oleh Spranger digolongkan menjadi enam lapangan nilai atau lapangan hidup yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok, yaitu: a.



Lapangan-lapangan nilai yang bersangkutan dengan manusia sebagai individu, yang meliputi empat lapangan nilai, yaitu: 1) Lapangan pengetahuan (ilmu, teori) 2) Lapangan ekonomi 3) Lapangan kesenian 4) Lapangan keagamaan.



b. Lapangan-lapangan nilai yang bersangkutan dngan manusia sebagai anggota masyarakat. Lapangan-lapangan ini menyangkut manusia dengan kekuatan cinta (Macht der Liebe) dan cinta akan kekuasaan (Liebe zur Macht). Kelompok ini mencakup dua nilai, yaitu: 1) Lapangan kemasyarakatan 2) Lapangan politik Jadi, menurut Spranger (Suryabrata, 2016) dalam kebudayaan itu terdapat adanya enam macam nilai, atau yang disebut juga bentuk-bentuk kehidupan (Lebensfromen). C. Hubungan antara Roh Subyektif dan Roh Obyektif Roh subyektif dan roh obyektif berhubungan secara timbal balik (Suryabrata, 2016). Individu tidak dapat mengelak atau melepaskan diri dari pengaruh roh obyektif, tiap individu mesti menerima pengaruh dari susunan dan keadaan-keadaan lingkungan sosial dimana dia hidup. Oleh karena itu, roh obyektif tidak dapat dipisahkan dari roh subyektif, walaupun roh obyektif dalam batas tertentu dapat dinyatakan di luar jiwa perseorangan, namun tidak dapat dibayangkan lepas dari roh subyektif. Sebab individu-individulah yang dari abad ke abad menciptakan nilai kebudayaan itu.



4



Dalam hubungan antara roh subyektif dan roh obyektif, roh subyektif tetap primer dan roh obyektif mempunyai kedudukan sekunder, sebab sekalipun manusia sangat tergantung kepada unsur-unsur kebudayaan yang ada, akan tetapi dia tidak hanya pasif menerima saja, melainkan dia juga aktif dan kreatif. Manusia menerima kebudayaan yang telah ada dan mengembangkan itu dengan penciptaan-penciptaan baru. D. Tipologi Spranger 1. Enam Tipe Manusia Tipe-tipe yang dikemukakan oleh Spranger hanyalah merupakan tipe-tipe pokok (Grundtypen) atau tipe-tipe ideal (Idealtypen), artinya tipe-tipe yang hanya dalam teori, dan tidak akan dijumpai dalam kenyataan kehidupan. Tipetipe manusia menurut Spranger secara singkat dapat diikhtisiarkan dalam tabel dibawah ini. No Nilai



kebudayaan



Tipe



Tingkah laku dasar



1



yang dominan Ilmu pengetahuan



Manusia teori



Berpikir



2



Ekonomi



Manusia ekonomi



Bekerja



3



Kesenian



Manusia estetis



Menikmati keindahan



4



Keagamaan



Manusia agama



Memuja



5



Kemasyarakatan



Manusia sosial



Berbakti/berkorban



6



Politik/kenegaraan



Manusia kuasa



(ingin) berkuasa/memerintah



2. Pencandraan Tipe-tipe Pencandraan tipe-tipe menurut Spranger dalam bukunya Lebensformen adalah sebagai berikut. a. Manusia teori Seorang manusia teori adalah seorang intelektualis sejati, manusia ilmu. Cita-cita utamanya ialah mecapai kebenarannya dan hakikat daripada benda-benda. Tujuan yang dikejar oleh manusia teori adalah pengetahuan obyektif, sedangkan dari segi lain misalnya soal-soal miral, keindahan dan sebagainya terdesak dibelakang. b. Manusia ekonomi 5



Manusia golongan ini akan menilai segala sesuatu hanya dari segi kegunaan dan nilai ekonomisnya, dia bersikap egosentris, hidupnya dan kepentingannya sendirilah yang penting, dan orang-orang lain hanya menarik perhatiannya selama mereka masih berguna baginya. c. Manusia estetis Manusia estetis menghayati kehidupan seakan-akan tidak sebagai pemain, tetapi sebagai penonton. Manusia estetis itu cenderung ke arah induvidualisme, hubungan dengan orang-orang lain kurang kekal. Baginya yang nomor satu adalah keindahan. d. Manusia agama Bagi orang yang termasuk golongan tipe ini segala sesuatu itu diukur dari segi artinya bagi rohaniah kepribadian, yang ingin mencapai keselarasan antara pengalaman batin dengan arti daripada hidup ini. e. Manusia sosial Sifat utama dari tipe manusia golongan ini adalah besar kebutuhannya akan adanya resonansi dari sesama manusia, butuh hidup diantara manusia-manusia lain dan ingin mengabdi kepada kepentingan umum. f. Manusia kuasa Manusia kuasa bertujuan untuk mengejar kesenangan kesadaran akan kekuasaan



sendiri, dorongan pokoknya adalah ingin berkuasa. Kalau



manusia ekonomi mengejar penguasaan akan benda-benda maka manusia kuasa mengejar penguasaan atas manusia. 3. Diferensiasi Tipe-tipe Spranger mengemukakan diferensiasi tipe-tipe dan kombinasi tipetipe dari keenam tipe yang dikemukakannya. a. Diferensiasi tipe-tipe Pada masing-masing tipe masih ditemukan adanya variasi lagi, yaitu berdasarkan kepada komponen-komponen yang paling menentukan tipe dalam tersebut. Misalnya manusia teori dapat dibedakan adanya tiga variasi, yaitu manusia teori empiris, manusia teoris sebagai rasionalis, dan manusia teori sebagai kritisis.



6



b. Kombinasi tipe-tipe Mengkombinasi tipe-tipe , misalnya tipe teori dan tipe keagamaan, tipe teori dan tipe ekonomi, dan sebagainya, ataupun kombinasi lebih dari dua tipe. E. Arti Teori Spranger Arti teori Spranger dalam Suryabrata (2016) adalah sebagai berikut. 1. Teori Spranger walaupun banyak mengandung kelemahan, namun dalam kenyataannya besar pengaruhnya. Banyak ahli-ahli yang kemudian mengambil konsep Spranger sebagai bahan penyusunan konsepsinya. Pengaruh itu tidak terbatas pada lapangan psikologi kepribadian saja, tetapi juga meluas ke lapangan psikologi yang lain-lain, seperti misalnya pada lapangan psikologi pemuda, dan lebih dari itu juga meluas kelapangan pendidikan. 2. Disamping segi positifnya itu, teori Spranger juga tidak luput dari kelemahankelemahan. a.



Tipologi Spranger itu disusun secara dedukatif. Hasil dari pemikiran dedukatif itu adalah baik sekali, akan tetapi sebaiknya deduksi tersebut di verifikasikan secara induktif dengan data empiris; dan hal ini tidak ada dilakukan oleh Spranger.



b.



Deduksi Spranger mengenal Lebensformen itu didasarkan pada kegiatan rohani (Geistakt); akan tetapi hasil konsepsinya, yakni Lebensformen, ternyata bertinjauan statis. Dengan demikian, Lebensformen itu sukar dikenakan kepada kepribadian-kepribadian manusia dalam kehidupan praktis, yang mempunyai dasar dinamis. Lebensformen itu lebih mengatakan tentang “bagaimana individu itu adanya” daripada mengatakan tentang “apa yang dikerjakan atau apa yang dapat dikerjakan oleh individu itu”.



7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah disusun maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Eduard Spranger adalah seorang filsuf dan psikolog, sekaligus tokoh utama aliran psikologi yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan kerohanian. 2. Pokok-pokok pikiran Spranger mengenai kepribadian manusia adalah seperti berikut : dua macam roh (gest), hubungan antara roh subjektif dan roh objektif, lapangan-lapangan hidup, dan tipologi Spranger. 3. Spranger membedakan adanya dua macam roh yaitu roh subjektif atau roh individual yang memiliki struktur yang bertujuan dan roh objektif atau kebudayaan. 4. Roh subjektif dan roh objektif memiliki hubungan timbale balik karena roh subjektif dibentuk dan dipupuk dengan acuan roh objektif 5. Tipologi Spranger mengelompokkan manusia menjadi enam tipe berdasarkan nilai yang paling dominan, yaitu manusia teori, manusia ekonomi, manusia estetis, manusia agama, manusia sosial, dan manusia kuasa. 6. Tipologi Spranger memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya tipologi Spranger disusun secara dedukatif dan Lebensformen itu didasarkan pada kegiatan rohani. Akan tetapi walaupun memiliki kelemahan, banyak ahli yang kemudian memakai konsep Spranger untuk bahan konsepsinya. B. Saran Setelah penyusun menyusun makalah ini penyusun menjadi tahu tentang tipologi Spranger yang membagi manusia menjadi enam tipe. Tetapi keenam tipe tersebut jarang dapat kita temui dalam kehidupan nyata, karena biasanya yang kita jumpai adalah kombinasi dari tipe – tipe tersebut. Karena setiap tipe memiliki kelemahan dan kelebihan, maka kita dapat mengambil segi positifnya dan mencoba menerapkan pada diri kita. Sehingga kita bisa menjadi individu yang memiliki tingkah laku yang baik.



8



DAFTAR PUSTAKA Suryabrata, Sumadi. 2016. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wikipedia.



2019.



Eduard



Spranger.



(online).



(https://en.wikipedia.org/wiki/Eduard_Spranger) . diakses 3 september 2019



9