PT Acara Pengaruh Suhu Dan Cahaya Terhadap Fotosintesis Pada Tanaman Hydrilla Verticillata L. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



1dari 7



PROPOSAL PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ACARA - 5 PENGARUH SUHU DAN CAHAYA TERHADAP FOTOSINTESIS PADA TANAMAN Hydrilla verticillata L.



Nama NIM Gol(Hari)/Kel Asisten



: Arisa Ayuda P : 16/393150/BI/09570 : A/Senin : Chalvia Zuyyina



LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



2dari 7



ACARA - 5 PENGARUH SUHU DAN CAHAYA TERHADAP FOTOSINTESIS PADA TANAMAN Hydrilla verticillata L. I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Makhluk hidup bernafas maka akan membutuhkan oksigen dalam kelangsungan hidupnya, dan bernafas merupakan ciri-ciri dari makhluk hidup dengan bernafas hewan akan mendapatkan energi sehingga tidak lemah dan lemas. Hewan herbivora juga membutuhkan sumber makanan dari tumbuhan, hewan memperoleh makanan yang berupa buah dan biji dimana buah dan biji merupakan hasil dari fotosintesis yang berupa karbohidrat, buah akan dimanfaatkan hewan sebagai makanan yang akan menambah energi, bahkan terdapat hewan mencari nektar bunga dari tumbuhan yang kesemuanya dapat dipengaruhi oleh proses fotosintesis. Tumbuhanmerupakan organism autotrof yang dapatmensintesissenyawa organic dari senyawa anorganikdengan bantuansinarmatahari melalui fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses sintesiskarbohidrat daribahananorganik seperti CO2dan H2Opadatumbuhan yang mempunyaipigmenklorofil dandibantu energi cahayamataharimenjadi tenagakimiaberupa ATP dan NADPH yang digunakanuntukmereduksi CO2. Faktor-faktor yang mempengaruhifotosintesisadalahketersediaan air, CO2, cahaya, unsur hara, umurtumbuhansertafaktorgenetika (Silverstein et al., 2008). Cahaya sering disebut sebagai faktor pembatas fotosintesis.Laju fotosintesis meningkat oleh naiknya tingkat radiasi serta konsentrasi CO2.Fotosintesis tidak tergantung pada energi total cahaya, namun tergantung pada jumlah foton yang diserap.Peningkatan suhu biasanya meningkatkan laju fotosintesis sampai enzim mengalami denaturasi dan perombakan fotosintem mulai terjadi.Suhu mempengaruhi semua reaksi biokimia dalam fotosintesis, oleh karena itu respons terhadap suhu sangat kompleks. Perubahan suhu berpengaruh luas pada laju fiksasi CO2. Laju respirasi meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu.Untukmengetahuipengaruhsuhudancahayaterhadaptumbuhan, dilakukan percobaanpengaruhsuhudancahayaterhadapfotosintesispadatanamanHydrilla verticillata L. yang diletakkan dibawah corong gelas dengan mediumair dan beberapa tetes 0,5 % natirum bikarbonat, serta diamati perbedaan jumlah gelembung udara pada perlakuan berbagai intensitas cahaya berbeda. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut rumusanmasalahdaripercobaaniniadalahbagaimana pengaruh suhudanintensitascahayaterhadapfotosintesispadatanamanHydrilla verticillataL.?



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



3dari 7



C. Tujuan Percobaaninibertujuanuntukmengetahuipengaruhsuhudanintensitascahayaterhadapfoto sintesispadatanamanHydrilla verticillata L. II. TINJAUAN PUSTAKA Fotosintesisadalah proses sintesiskarbohidrat daribahananorganikseperti CO2dan H2O padatumbuhan yang mempunyaipigmenklorofil dandibantudenganadanyaenergi cahayamatahari. Proses fotosintesis paling utamaterdapatpadabagian organ dauntanaman menggunakanpigmenklorofil untuk menyerap cahaya (Silverstein et al., 2008). Bahan utama yang digunakan dalam proses fotosintesis diantaranya adalah karbon dioksida (CO2), air, klorofil, dan cahaya matahari. Proses fotosintesis berawal dari karbon dioksida yang diambil oleh stomata daun yang umumnya pada malam hari, lalu dilanjutkan dengan mengambilan air dalam tanah dengan menggunakan akar dan kemudian dibawa oleh sistem transportasi pada tumbuhan berupa jaringan xilem dan floem. Jika cahaya matahari tersedia, maka klorofil tumbuhan akan menyerapnya sebagai energi utama dalam pembuatan glukosa, glukosa ini nantinya akan diolah lebih lanjut menjadi protein, lemak dan zat lainnya melalui proses yang kompleks (Zelitch, 2012). Secara umum, kebanyakan proses fotosintesis yang berlangsung dalam kloroplas membutuhkan cahaya matahari untuk membuat glukosa, tetapi terdapat proses fotosintesis yang tidak menggunakan cahaya. Sehingga reaksi fotosintesis terbagi atas reaksi terang dan reaksi gelap.Reaksi terang (reaksi Hill) merupakan reaksi yang membutuhkan cahaya dan menghasilkan energy kimia dengan mereduksi NADPH menjadi ATP dan terjadi di grana. Reaksi gelap (siklus Calvin) merupakan reaksi yang tidak membutuhkan cahaya namum memerlukan adanya ATP dan NADPH dan terjadi di stroma.Pada reaksi terangsebuah foton.Pada reaksi terang, sebuah foton dengan panjang gelombang yang sesuai diserap oleh berbagai molekul pigmen (klorofil a dan b, karotenoid) dari fotosistem 1 dan energinya ditrasnfer ke sebuah molekul klorofil.Sebuah elekton dari klorofil a tersebut di dirang naik ke tingkat energy yang kebih tinggi membentuk kombnasi sebuah molekul reseptor, bergerak menuruni gradient energy bebas dan pada akhirnya kembali ke titik awal. Pada proses ini dihasilkan ATP dalam jumlah kecil karena ATP dibentuk seiring dengan penyerapan cahaya maka reaksi ini disebut fotofosforilasi. Sedangkan reaksi gelap (Siklus Calvin) merupakan jalur dimana terjadi reduksi CO2menjadiglukosa.Komponen komponen reaksi tersebut ditrmukan di stroma kloroplas.Reaksi gelap tidak harus dalam kondisi gelap tetapi reaksi ini tidak tergantung pada cahaya. Hasil akhir dari reaksi gelap adalah PGAL yang akan membentuk gula seperti fruktosa, glukosa, dan amilum



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



4dari 7



Fotosintesis pada tumbuhan memiliki mekanisme berbeda tergantung jenis tumbuhannya.Secara umum ada tiga mekanisme fotosintesis berbeda yang terjadi pada tumbuhan C3, C4, dan CAM. Perbedaan ini terdapat pada tahapan reaksi gelap dari fotosintesis tersebut, sedangkan reaksi terangnya memiliki proses yang serupa. Berikut ini adalah perbedaan fotosintesis tumbuhan C3, C4, dan CAM.Tumbuhan C3 meliputi sebagian besar tumbuhan yang hidup di bumi, contonya padi, gandum, dan kedelai. Disebut tumbuhan C3 karena enzim rubisco yang akan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan ribulosa bifosfat menjadi 3-fosfogliserat yang merupakan molekul berkarbon 3. Molekul berkarbon 3 ini selanjutnya akan menjalani serangkaian proses siklus calvin dan melepaskan glukosa sebagai hasilnya.Pada siang hari tumbuhan C3 akan menutup sebagian stomata untuk mengurangi penguapan. Akibatnya konsentrasi CO2 di dalam jaringan akan berkurang dan konsentrasi O2 hasil fotosintesis akan meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya fotorespirasi yang kurang menguntungkan bagi tumbuhan. Fotorespirasi akan mengikat O2 untuk diolah dan menghasilkan CO2 menggunakan ATP yang membuang-buang energi tumbuhan. Tumbuhan C3 rentan mengalami fotorespirasi di siang hari yang panas (Wanget al., 2008). Tumbuhan C4 meliputi tanaman jagung, tebu, dan keluarga rumput-rumputan lainnya. Disebut tumbuhan C4 karena memiliki enzim PEP karboksilase yangakan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan fosfoenolpiruvat menjadi oksaloasetat yang merupakan molekul berkarbon 4. Penangkapan CO2 ini terjadi di mesofil daun, kemudian molekul berkarbon 4 tersebut akan diubah menjadi malat dan menuju sel seludang pembuluh untuk melepaskan CO2. Setelah dilepaskan, CO2akan menjalani siklus calvin di sel seludang pembuluh tersebut dan menghasilkan karbohidrat.Reaksi gelap dalam tumbuhan C4 terjadi di 2 sel yang berbeda. Penangkapan CO2 terjadi di sel mesofil daun, sedangkan siklus calvin terjadi di sel seludang pembuluh. Hal ini akan menjadikan konsentrasi CO2 di seludang pembuluh selalu tinggi sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya fotorespirasi yang kurang menguntungkan. Tumbuhan C4 umumnya hidup di tempat dengan kondisi cuaca yang panas dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi (Ye et al., 2013). Tumbuhan CAM meliputi kategori tanaman kelompok sukulen (menyimpan air) seperti lidah buaya, kaktus, dan nanas yang umumnya hidup di lingkungan kering. CAM adalah singkatan dari crassulacean acid metabolism, karena proses ini pertama dijumpai pada keluarga Crassulaceae. Tumbuhan CAM akan menangkap CO2 dan digabungkan dengan molekul lain menghasilkan asam organik.Stomata tumbuhan CAM akan terbuka di malam hari dan akan tertutup di siang hari. Ketika malam hari CO2akan ditangkap untuk membentuk asam organik yang kemudian disimpan hingga pagi tiba. Ketika pagi dan stomata mulai menutup, CO2akan dilepaskan untuk menjalani siklus calvin menghasilkan karbohidrat.Tumbuhan C4 dan CAM memiliki kemiripan dimana CO2 yang masuk tidak langsung menjalani siklus calvin tetapi ditangkap untuk membentuk molekul lain terlebih dahulu. Namun pada tumbuhan C4 penangkapan CO2 dan siklus calvin terjadi di sel yang berbeda, sedangkan pada tumbuhan CAM penangkapan CO2 dan siklus calvin terjadi pada waktu yang berbeda (Yamoriet al., 2014).



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



5dari 7



Fotosintesisdipengaruhiolehfaktor internal maupuneksternalyaknikonsentrasikarbondioksida (CO2), klorofil, cahaya, air,dansuhu Semakintinggikonsentrasikarbondioksida di udaramakalajufotosintesissemakinmeningkat. Begitu juga denganklorofil, semakinbanyakjumlahklorofildalamdaun maka proses fotosintesisberlangsungsemakincepat.Cahayamerupakan salah satufaktorpenting pada proses fotosintesiskarenaakanmempengaruhi panjanggelombangdanintensitaspenyinaran. Intensitascahaya yang sedikitakanmenghambatpertumbuhantanamandan proses fotosintesis.Pembentukan klorofil juga membutuhkan cahaya matahari dan agar fotosintesis berlangsung efiseien diperlukan intensitas cahaya matahari yangcukup (Lambers et al., 2008).Ketrersediaan ar mempengaruhi fotosintesis karean air merupakan bahan baku dalam proses fotosintesis, banyak sedikitnya jumlah air yang terkandung akan mempengaruhi fotosintesis. Temperatur mempunyai pengaruh besar terhadap aktivitas katalitik enzim, begitu pula dengan enzim pengkatalis fotosintesis. Peningkatan suhu berdampak pada kinetika enzim rubisco, dimana kecepatan maksimum reaksi akan meningkat namun nilai konstanta Michael-Menten (Km) juga meningkat. Hal ini menyebabkan rubisco jenuh terhadap substratnya, yaitu karbondioksida.Afinitas rubisco terhadap CO2 pun menurun sehingga pada suhu tinggi, pengikatan oksigen oleh enzim rubisco lebih tinggi dibanding karbondioksida. Oleh karena itu, fotorespirasi lebih sering terjadi dibanding fotosintesis (Smith and Dukes, 2012).Naum bila suhu terlalu tingggi fotositesis akan berhenti karena enzim-enzim yang berpran dalam fotosintesis tusak. Sehingga tumbuhan menghendaki suhu optimum agar fotosintesis dapat berjalan efisien Suhu optimum fotosintesis yaitu 28-30oC. Sumber energy cahaya alami yang digunakan dalam fotosintersis adalah matahari yang memiliki spectrum cahaya tidak tampak yaitu inframerah dan infraungu. Spektrum cahaya yang digunakan dalam proses fotosintesis adalahinframerah dan infraungu dan bersifat tampak meliputi cahaya merah, jingga, kunin, , biru , nila, ungu. Masingmasingcahaya memiliki pengaruh berbeda terhadap fotosintesis.Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.Cahaya yang jatuh ke permukaan daun hanya sekitar 1-2% yang digunakan untuk fotosintesis sisanya dipantulkan, ditransmisikan atau diserap dalam bentuk panas. Fotosistem I aktif dan menyerap energy cahaya pada panjang gelombang 700 nm sedangkan Fotosistem II aktif terhadap energy cahaya pada panjang gelombang 680 nmSebagianbesardaunmendapatkansinarmataharidanhanyamelakukanpenyerapanpadacah ayatampak, serta memilikiperbedaanbaikfaktor internal maupuneksternaldaristruktur tanaman. Oleh seabab itu jaringan yang tersediabagi tanaman tumbuh lebih cepat apaballa melakukan penyerapan cahaya dalam kondisi yang luas. Perbedaan proses fotosintesispadajenistanaman C3 mewakilisekitar 85% dariseluruhjenisspesies, sedangkan C4berkisar 4%, dansisanyapada tanaman CAM yakni 10% darikeseluruhjenistanamantersebut. Tanaman CAM merupakanjenistanaman yang terdapatdidaerahkeringsehinggamemiliki perbedaandalamfaktorcahayadan air dengan tanaman C4 danC3(Hopkins and Huner, 2008).



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



6dari 7



III. METODE A. AlatdanBahan Alat yang digunakandalampercobaaniniadalahtabungreaksi, gelaspiala, corongkecil, termometer danlampu. Sementarabahan yang digunakandalampercobaaniniadalahtanamanHydrilla verticillata L, larutan Natrium biokarbonat0,5% danakuades.



B. Cara Kerja Cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut Disiapkan medium = air dalam gelas piala + beberapa tetes 0,5 % natirum bikarbonat



H. verticillata sepanjang ± 10 cm disiapkan



Corong gelas dan tabung reaksi terbalik yang terisi air diletakkan di dalam gelas piala



Plastik filter dengan warna yang berbeda diletakkan di depan gelas piala dan diamati perbedaan jumlah gelembung udara



Diletakkan lampu dengan jarak 20, 30, dan 50 cm dari gelas piala, diukur kekuatan/ energi sinar dan dihitung gelembung udara



Suhu diusahakan tetap



Hasil pengamatan dicatat pada tabel



Tanaman H. verticillata diletakkan di bawah corong, pangkal tanaman mengarah pipa corong yang ditutup dengan tabung reaksi Dilakukan pengamatan laju fotosintesis pada intensitas cahaya yang berbeda dengan diatur jarak lampu dan plastik filter yang berbeda warna



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



7dari 7



1V. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan data – data yang disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut,



Filter Biru (37℃)



1.5 1 20 cm 0.5



30 cm 50 cm



0 1



3



Jumah Gelembung



Jumlah Gelembung



Filter Biru (27℃) 2.5 2



1.5



20 cm



1



30 cm



0.5



50 cm



0



5



1



Waktu (menit)



Filter Merah (37℃)



0.8 0.6



20 cm



0.4



30 cm



0.2



50 cm



0



Jumlah Gelembung



Jumlah Gelembung



1



3



6 5 4 3



20 cm



2



30 cm



1



50 cm



0



5



1



3



Waktu (menit)



5



Waktu (menit)



Kontrol (37℃)



1.2 1 0.8 0.6



20 cm



0.4



30 cm



0.2



50 cm



0



Jumlah Gelembung



Kontrol (27℃) Jumlah Gelembung



5



Waktu (menit)



Filter Merah (27℃)



1



3



1.2 1 0.8 0.6



20 cm



0.4



30 cm



0.2



50 cm



0 1



3



Waktu (menit)



5



1



3



5



Waktu (menit)



Gambar 1. Laju fotosintesis Hydrilla verticillapada a) filter biru suhu 27oC, b) filter biru suhu 37oC, c) filter merah suhu 27oC, d) filter merah suhu 37oC, e) filter control suhu 27oC, f) filter control suhu 37oC.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



8dari 7



Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada filter biru laju fotosintesis lebih efektif terjadi pada suhu 37oC. Pada filter merah laju fotosintesis lebih efektif terjadi pada suhu 37oC. Berbeda dengan filter control yang laju fotosintesisnya lebih efektif terjadi pada suhu 27oC. Dimana dilihat dari berapa jumlah gelembung yang terjadi pada tiap perlakuan.gelembung paling banyak terdapat pada filter merah pada suhu 37oC yaitu 12 gelembung pada jarak 20cm B. Pembahasan Percobaan ini bertujuan untuk mengamati dan mengetahui pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap fotosintesis pada tanaman air Hydrilla verticilla L. Pada percobaan yang dilakukan muncul gelembung – gelembung udara daritumbuhan air (Hydrilla verticilla L) yang menandakan adanya oksigen, dengan munculnya gelembung oksigen itulahmenunjukkan bahwa telah terjadi proses fotosintesis, karena itulah dipilih tanaman Hydrilla vericillatapada percobaan ini karena dapat melihat gelembung yang keluar dari tanaman ini sehingga mempermudah proses pengamata karena tanaman tersebut merupakan tanaman air yang dapat diamati di dalam air. .Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan O2. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut: 2H2O → 4H+ + O2 (Kimball, 2008) Pada percobaan fotosintesis ini, dilakukan perlakuan dengan memberikan cahayapada Hydrilla vericillata gelembung udara yang dihasilkan relatif banyak. Dikarenakan semakintinggi intensitas cahaya maka semakin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepatfotosintesis. Terdapat dua perlakuan suhu yaitu 27oC dan 37oC yang masing – masing suhu dilakuakan pada kertas filter merah, biru dan control dengan jarak cahaya terhadap tanamansejauh 20 cm, 30 cm dan 50 cm. Selain itu digunakan kertas filter yang berbeda warna agar dapat terlihatwarna yang efektif untuk proses fotosintesis berlangsung. Terdapat perlakuan khusus lainnya yaitu menggetok tabung pada saat percobaan yang bertujuan untuk mempermudah gelembung naik, dan juga penghilangan daun pada Hydrilla vericillatayang betujuan untuk mempermudah gelembung naik. Dari hasil percobaan yang dilakukan, pada suhu 27oC didapatkan bahwa pada filter warna control menghasilkan jumlah gelembung yang lebih banyak dibandingkan filter biru dan merah padajarak ke 50 cm semua waktu. . Pada filter biru terdapat satu gelembung gelembung pada jarak 30 cm pada waktu 5 menit, dan 1 gelembung pada jarak 30cm waktu 1, 3, 5 menit. Pada filter merah tidak tada gelembung padasemua jarak. . Pada filter control terdapat 19 gelembung pada jarak 20cm waktu 5menit, 14 gelembung jarak 30cm waktu 5menit dan 8 gelembung pada jarak 20cm waktu 3menit. Sementara pada suhu 37oC didapatkan bahwa pada filter merah menghasilkan jumlah gelembung yang lebih banyak dibandingkan filter biru dan control pada semua jarak dan waktu.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



9dari 7



Pada filter biru ada gelembung pada jarak 20cm waktu 3 dan 5 menitt dan tidak ada gelembung pada waktu 1 menit 5menit. Pada filter merah terdapt 3, 4, 6 gelembung pada jarak 20cm waktu 1, 3, dan 5 menit ,. Pada filter control hanya pada jarak 50 cm di waktu 5 menit ada 1 gelembung . Secara garis besar jumlah gelembungnya lebih banyak pada suhu 37oC di bandingkan pada suhu 27oC. Dari hasil tersebut dapat diartikan bawah pada suhu 37oC proses dapat berlangsung lebih cepat pada suhu optimum, yaitu sekitar 35o – 40oC. Dari hasil yang didapatkan dengan perlakuan filter warna yaitu warna biru, berah dan control (tanpa filter), pada suhu 27oC jumlah gelembung lebih banyak pada filter control dan pada suhu 37oC jumlah gelembung lebih banyak pada filter merah. Hal ini berhubungan dengan energi cahaya yang didapatkan tumbuhan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis yaitu panjang gelombang pada kisaran cahaya tampak (380-700nm).Pada filter control diasumsikan sesuai dengan keadaan di alam, sehingga menghasilkan gelembung yang banyak. Filter merah memiliki cahaya tampak (610-700nm) dan biru (410-500nm), dari hasil percobaan yang ada berbeda dengan teori yang ada dimanawarna biru memiliki panjang gelombang yang pendek dan memiliki pancara energi yang besar, karena pancaran energi yang besar sehingga dapat mengoptimalkan proses fotosintesis.Warna merah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dibandingkan warna biru serta memiliki energi yang lebih kecil dibandingkan dengan warna biru.Fotosintesis cenderung menyerap cahayapada warna biru, dikarenakan klorofil a lebih suka menangkap cahaya biru (Pertamawati, 2010). Tanaman (Hydrilla vericillata)ditambahnkan dengan NaHCO3 yang bertujuan untuk menambah atau pemberi CO2yang terdapatdalam air dan berfungsi sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis. Dengan persamaan reaksisebagai berikut : NaHCO3 + H2ONaOH + CO2 + H2O (Kimball, 2008). Dalam laju fotosintesis suhu dan intensitas cahaya sangat berpengaruh, dimana suhu yang tinggi dapat mempercepat laju fotosintesis terjadi, dimana suhu optimumnya adalah 35o- 40oC. Suhu yang terlalu tinggi dapat merusak enzim – enzim yang berperan dalam proses fotosintesis, sehingga bisa mengakibatkan laju fotosintesis terganggu. Intensitas cahaya yang tinggi juga akan meningkatkan laju fotosintesis, karena tanaman tersebut dapat menangkap banyak energi cahaya untuk proses fotosintesis. dimana energi cahaya yang didapatkan tumbuhan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis yaitu panjang gelombang pada kisaran cahaya tampak (380-700nm). Hubungan antara suhu, intensitas cahaya dan warna filter adalah pada suhu yang tinggi dan optimal, dapat mempercepat laju fotosintesis dan juga intensitas cahaya yang tinggi dapat menigkatkan laju fotosintesis karena semakin banyak energi yang diserap tanaman tersebut dan warna filter yang berbeda mengartikan beberapa cahaya tampak yang ada, dimana filte biru yang paling optimal dalam laju fotosintesis karena memiliki panjang gelombang (410-500nm) yang relatif pendek dan meiliki pancaran energi lebih besar, sehingga yang paling efektif dalam laju fotosintesis.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



10dari 7



IV. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada suhu 37oC laju fotosintesis pada Hydrilla vericillata menghasilkan lebih banyak gelembung karena suhu optimum fotosintesis pada kisaran 35o – 40oC, dan filter warna yang paling efektif dalam laju fotosintesis adalah filter warna biru karena memiliki panjang gelombang yang relatif pendek dan pancaran energinya besar.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN



No. Dokumen Berlakusejak Revisi



FO-UGM-BI-07-18 14 Maret2018 00



Halaman



11dari 7



DAFTAR PUSTAKA Hopkins, W.G. and N.P.A. Huner. 2008. Introduction to Plant Physiology. 4th ed. John Wiley & Sons. New Jersey, pp. 10-18. Kimball, J.W. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta, p. 25-26. Lambers, H., F.S., Chaplin III, and T.L., Pons. 2008. Plant Physiological Ecology. Springer. New York, p. 60. Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis terhadap Pertumbuhan TanamanKentang (Solanum tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secarain vitro. Sains dan Teknologi Indonesia12(1):31-37. Smith, N., and J. Dukes. 2012. Plant Respiration and Photosynthesis in global- scale Model: Incorporating Acclimation to temperature and CO2.Global Change Biology1(11):146-150. Silverstein, Alvin, V. Silverstein, and L. Silverstein. 2008. Photosynthesis. Lerner Publishing. USA, pp. 6-8. Wang, D., S.A. Heckathorn, D. Barua, P. Joshi, E.W. Hamilton, and JJ.LaCroix. 2008. Effects of elevated CO2 on the tolerance of photosynthesis to acute heat stress in C3, C4, and CAM species. American Journal of Botany95(2): 165–176. Yamori, W., K. Hikosaka, and D.A. Way. 2014. Temperature response of photosynthesis in C3, C4, and CAM plants: temperature acclimation and temperature adaptation. Photosynthesis Research 119(1–2): 101–117. Ye, Z., D.J. Suggett, P. Robakowski, and H. Kang. 2013. A mechanistic model for the photosynthesis–light response based on the photosynthetic electron transport of photosystem II in C3 and C4 species. New Phytologist 199(1): 110–120. Zelitch, I. 2012. Photosynthesis, Photorespiration, And Plant Productivity. Elsevier.Amsterdam, pp. 2-17.