Pusat Sumber Belajar [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ulan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB berisi komponenkomponen perpustakaan, pelayanan audiovisual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam pengembangan sistem instruksional. PSB juga merupakan tempat bagi tenaga kependidikan untuk mengembangkan bahan-bahan pengajaran dengan bantuan multimedia pendidikan terpadu yang terdiri atas unsur-unsur perpustakaan, workshop, audio-visual dan laboratorium (Zainuddin : 1984). Menurut Sukorini (Warsito,2008:215), pusat sumber belajar merupakan tempat di mana berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran. Merril dan Drob berpendapat bahwa pusat sumber belajar merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi yang berhubungan dengan kurikulum dan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan (Warsito, 2008:215). Dengan demikian, Pusat sumber belajar merupakan sarana untuk mengelola dan mengembangkan sumber belajar. Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai media center, yang diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Pusat Sumber Belajar SMA Pusat Sumber Belajar SMA (PSB SMA) merupakan sistem pengelolaan yang terorganisasi untuk menyusun, mengembangkan, dan menyediakan sumber belajar dalam mendukung proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media informasi dan komunikasi, wahana belajar, dan media unjuk kinerja. Perlu kita cermati bahwa pelaksanaan PSB SMA berlandaskan pada aturan-aturan sebagai berikut. 1. Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 2006 tentang 7 (tujuh) Flagship



Program Pemerintah yang Berkaitan dengan TIK 2. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar (UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) 3. Kewajiban satuan pendidikan memiliki buku dan sumber belajar lainnya antar lain jurnal, majalah, artikel, website, dan compact disk (Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, Pasal 42). 4. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP No. 19/2005, Pasal 19 Ayat 1) 5. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel (Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, butir E. Sistem Informasi Manajemen) 6. Pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan untuk mempermudah dalam berbagi informasi dan pengetahuan antar peserta didik dan tenaga kependidikan (Renstra Depdiknas 2010-2014, 4.2.7 Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, butir c) 7. Pengembangan pusat sumber belajar berbasis TIK pada pendidikan dasar dan menengah (Renstra Depdiknas 2010-2014, 4.2.7 Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, butir d) Jika setiap satuan pendidikan SMA mengembakan PSB SMA dengan optimal maka PSB SMA akan berfungsi sebagai berikut. 1. Sebagai media informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan, proses pembelajaran dan forum diskusi



antarpendidik-pendidik, peserta didik-5. peserta didik, pendidik-peserta didik, dan satuan pendidikan-satuan pendidikan, serta satuan pendidikanmasyarakat, khususnya yang terkait dengan proses pembelajaran; 2. Sebagai wahana belajar melalui pertukaran dan pemanfaatan bahan ajar serta bahan uji berbasis TIK; 3. Sebagai media unjuk kinerja berbagai inovasi dalam proses pembelajaran. 4. Meningkatkan kualitas, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan pembelajaran berbasis TIK. dapun PSB SMA akan terasa manfaatnya sebagai berikut. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar berbasis TIK secara optimal. 1. Bagi satuan pendidikan a.



Sebagai media informasi berkaitan dengan pendidikan dan komunikasi antarpendidik, pendidik-peserta didik, maupun antarsatuan pendidikan. b. Sebagai wahana pembelajaran dalam memperluas pengetahuan tentang perencanaan pembelajaran (meliputi: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran); pelaksanaan pembelajaran (meliputi: modelmodel pembelajaran, bahan ajar); dan penilaian hasil belajar (meliputi bahan uji, analisis butir soal, dan laporan hasil belajar). c. Sebagai wahana untuk berbagi karya dan pengalaman dengan satuan pendidikan lain; 2. a. b. c.



3.



4.



Bagi pendidik Sebagai wahana untuk berbagi karya dan pengalaman dengan pendidik lain; Sebagai media untuk diskusi dengan pendidik lain khususnya yang mengampu mata pelajaran yang sama; Sebagai wahana untuk berbagi karyakarya baru dan unik seperti temuan tentang strategi, metode, dan model pembelajaran; artikel-artikel seputar pendidikan. Bagi siswa SMA sebagai media untuk mencari dan menemukan sumber belajar, bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai Bagi masyarakat umum sebagai media untuk memperoleh informasi, memberikan ide, dan saran seputar pendidikan dan pembelajaran.



Bagi kalangan akademis sebagai media diskusi, tukar pengalaman dan informasi, ide serta saran-saran yang membangun mengenai pendidikan khususnya pembelajaran. Dengan kebermanfaatan terserbut yang optimal maka peningkatan mutu pendidikan akan tercapai, karena dengan adanya PSB SMA akan saling berbagi dalam hal inovasi pembelajaran, akan saling mengatasi kesulitan proses pembelajaran, dan banyak lagi efek positifnya dalam peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya hal-hal tersebut, peserta didik, tenaga pendidik akan terus meningkatkan kompetensinya yang efeknya akan meningkatan prestasi satuan pendidikan. Jadi dengan adanya PSB SMA yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dan dibina oleh Direktorat PSMA, maka sudah tidak ada batas tempat, ruang dan waktu bagi masyarakat pendidikan untuk meningkatkan kompetensinya. Pada tahun 2013 merupakan tahap optimalisasi kondisi agar satuan pendidikan SMA dapat berjalan tanpa adanya pembinaan dari Direktorat Pembinaan SMA sehingga secara mandiri satuan pendidikan dapat melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. Dan pada tahun 2014 merupakan Tahap perluasan merupakan tahap replikasi kondisi optimal satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran berbasis TIK kepada satuan pendidikan lain agar ketiga fungsi PSB-SMA dapat dijangkau oleh lebih banyak pihak. Pihak Direktotrat Pembinaan SMA mengharapkan satuan pendidikan SMA di Indonesia memiliki profil sebagai berikut. 1. Memiliki SDM yang menguasai TIK 2. Sarana prasarana TIK yang memadai 3. Pengolaan yang baik dan optimal 4. Proses pembelajaran menggunakan TIK dengan optimal 5. Memiliki website sekolah interaktif dan dinamis 6. Memiliki dukungan eksternal yang baik



internal



yang dan



7. Pembiyaan yang mencukupi 8. Pengawasan yang berkelanjutan Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan salah satu divisi Makmal Pendidikan yang didesain untuk mengelola semua sumber yang dapat digunakan dalam belajar, baik dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk



menginisiasi program dan gerakan yang dapat mengoptimalkan pembelajaran. PSB juga menyelenggarakan program pendampingan perpustakaan sekolah dan komunitas, memproduksi dan mengembangkan berbagai media pembelajaran, serta mengadakan berbagai pelatihan kepustakaan, literasi, dan media pembelajaran.



partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar-mengajar. Di sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem pembejaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada di dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan efisiensi interaksi siswa dan pengajar dalam proses pembelajaran.



Awalnya PSB hanya melayani civitas akademika SMART Ekselensia Indonesia, namun seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap layanan PSB, maka pada 2012 PSB resmi dibuka untuk umum.



Secara umum, tujuan dari Pusat sumber belajar adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem pembelajaran. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional), yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajibankewajiban institusional yang direncanakan lainnya.



Ruang Media Pembelajaran dibangun untuk melayani guru dan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Ruangan ini terbagi menjadi dua bagian yakni zona workshop alat peraga dan zona anak berkreasi. Zona workshop alat peraga dibuat untuk memfasilitasi para guru yang ingin belajar memproduksi alat peraga sederhana. Sedangkan zona anak berkreasi adalah fasilitas untuk anak membuat kreasi dan bermain dengan edugames. Ruangan ini juga dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan materi alat peraga kreatif. Ruang Audio Visual memberikan layanan pemutaran film edukatif dan video pembelajaran. Layanan ini dapat diakses secara gratis. Pentingnya Pengembangan Pusat Sumber Belajar Pengembangan Pusat Sumber Belajar sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan persedian media yang ada. Di samping itu, media yang dikembangkan sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan (mismatch) karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik sehingga dihasilkan profesionalitas pendidik. Pusat Sumber Belajar berfungsi melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang hanya berfungsi melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan sumber belajar dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian perpustakaan mempunyai fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan fungsi Pusat Sumber Belajar, karena hanya melaksanakan sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar. Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus, yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan



Selain itu, secara khusus pusat sumber belajar bertujuan untuk : a. Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas tradisional. b. Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban institusional lainnya. c. Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan sistem pembelajaran yang ada. d. Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran e. Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efesien. f.



Menyediakan pelayanan produksi bahan ajar.



g. Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desai fasilitas sumber belajar. h. Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar. i. Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan. j. Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan peralatannya. k. Menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran. Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas,



pusat sumber belajar mempunyai fungsi dan kegiatan sebagai berikut : a.



Fungsi pengembangan sistem intruksional



Fungsi ini membantu jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang meliputi : (a) perencanaan kurikulum, (b) identifikasi pilihan program pembelajaran, (c) seleksi peralatan dan bahan, (d) perkiraan biaya, (d) pelatihan bagi tenaga pengajar, (e) perencanaan program, (f) prosedur evaluasi, dan (g) revisi program. b.



Fungsi Informasi



Ada beberapa macam sumber informasi, seperti pusat komputer (puskom), bahan bacaan, radio, televisi, perorangan, lembaga, dan sebagainya. Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yang memerlukannya juga sedikit, maka bahan informasinya dapat disimpan dalam satu file. Jika yang memerlukannnya lebih banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Bahkan jika lebih banyak lagi, harus menggunakan data base computer. c.



Fungsi pelayanan media



Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, yang meliputi : (a) sistem penggunaan media untuk kelompok besar, (b) sistem penggnaan media untuk kelompok kecil, (c) fasilitas danprogram belajar sendiri (individual), (d) pelayanan perpustakaan media/bahan pengajaran, (e) pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi, dan (f) pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan. d.



Fungsi Produksi



Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : (a) penyimpanan karya seni asli (original atwork) untuk tujuan pembelajaran, (b) produksi transparansi untuk OHP, (c) produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi, (d) pelayanan reproduksi fotografi, (e) pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman, dan (f) pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan sistem radio dan televisi di kampus. e. Fungsi administratif Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan



pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : (a) supervisi personalia untuk media, (b) pengembangan koleksi media untuk program pembelajaran, (c) pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru, (d) pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi, (e) pemeliharaan kelangsungan pelayanan produksi bahan pembelajaran, dan (f) penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan, peralatan, dan fasilitas. 3.



Trens Pengembangan Pusat Sumber Belajar



Di banyak sekolah konsep pusat belajar dikembangkan secara bertahap. Seringkali sebuah perpustakaansebagai pusat media atau ruang sumber belajar dikembangkan pertama. Hal ini kemudian mengakibatkan perpanjangan dari pendekatan ini untuk memenuhi kebutuhan dari populasi sekolah umum melalui pusat-pusat pembelajaran. Pusat-pusat belajar tidak hanya sekedar repositeries untuk bahan pengajaran. . Mereka telah berkembang menjadi tempat belajar mengajar yang dinamis yang menerapkan sistem pengaturan untuk mengidentifikasi , menyediakan kebutuhan belajar individu, dan mengevaluasi hasil dari instruksi. Konsep Pusat Sumber Belajar mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan perpustakaan dari “lingkungan hanya bahan cetak” menjadi “lingkungan bahan cetak dengan bahan non cetak”,. Pengelolaan perpustakaan berubah karena dibutuhkan jenis-jenis personalia yang baru di samping staf perpustakaan yang sudah ada. Personalia yang dibutuhkan adalah yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan dalam desain pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan bahan (media) pembelajaran, penyiapan bahan belajar, keterampilan dalam mengakses data atau informasi melalui internet. Tentu saja dibutuhkan juga staf teknis yang akan merawat agar semua peralatan dapat tetap berfungsi setiap saat digunakan. Staff (petugas) sangat berpengaruh langsung terhadap PSB. Betapapun modern mutu peralatan dan media yang disediakan, apabila tidak dikelola dengan baik oleh tenaga yang ahli dan trampil maka tidak mungkin PSB akan berfungsi dengan baik. Fasilitas untuk perpustakaan, peralatan, studio, laboratorium, dan staf yang memadai dengan penataan ruang yang baik akan membuat klien menjadi betah dan mendukung keberhasilan PSB. Apalagi bila dibarengi dengan pelayanan yang baik. Peralatan yang memadai berpengaruh langsung dalam efektifitas pelayanan. Kemajuan dan perkembangan peralatan dan teknologi yang sangat cepat seharusnya



membuat pengelolaan PSB juga mengikuti perkembangan peralatan yang baru. A. Philosofi dasar dari pusat-pusat pembelajaran Pusat pembelajaran didasarkan pada filosofi bahwa individu murid mampu memikul tanggung jawab untuk banyak belajar sendiri. Mereka didasarkan juga, pada: 1. pemahaman bahwa anak-anak belajar dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda-beda, dan 2. keyakinan bahwa adalah tugas para pendidik untuk memberikan perbedaan ini B. Tujuan untuk siswa Remediasi dalam membaca dan penguatan serta perluasan aktivitas belajar di kelas memegang peranan utama bagi pusat belajar. Selain itu, tujuan lainnya adalah menyediakan encrichment (pengayaan) dan kebebasan belajar-mengajar yang tidak dilaksanakan di kelas reguler. Oleh karena itu, pusat-pusat pembelajaran berusaha untuk mengembangkan karakteristik murid dan kemampuan sebagai inisiatif, arah dalam belajar, kemandirian, rasa tanggung jawab, teknik pemecahan masalah , dan penyelidikan, penelitian, serta skill evaluasi diri. C. Daerah pelayanan instrucsional pusat pembelajaran Daerah pelayanan pendidikan pada hampir seluruh pusat pembelajaran sebagian besar telah dimasukkan, dalam urutan, (1) membaca, (2) bahasa dan sastra, (3) mathmatics dan ilmu pengetahuan, dan (4) ilmu sosial dan seni. D. Staf dan perannya Fungsi dan prinsip-prinsip pengelolaan PSB, baru akan dapat berjalan apabila didukung oleh tenaga-tenaga yang kompeten, dinamis dan jumlah yang cukup. Hal ini dimaksudkan agar para tenaga tersebut dapat menjalankan tugas dan fungsi masing-masing dengan hasil yang memuaskan. Mudhoffir (1992) mengelompokkan ketenagaan pada PSB sebagai berikut : 1. Pimpinan Pusat Sumber Belajar Seorang pemimpin dari PSB adalah seorang yang berlatar belakang akademis yang kuat. Secara struktural dan bertanggung jawab langsung kepada wakil bidang akademis atau Kepala Sekolah. Secara ideal ia harus menguasai bidang pengembangan insruksional, ahli media, dan sekaligus teknisi untuk dapat mengukur bawahannya secara menyeluruh dan mendalam, tidak sekedar koordinator. Tetapi apabila hal tersebut tidak mungkin, maka pilihan hendaknya kembali tertuju



kepada orang yang mempunyai latar belakang dan pengalaman yang cukup didalam bidang akademis, khususnya sebagai pengembang instruksional ketimbang bidang lain. 2. Ahli Media (media professional) Ahli media tidak hanya menguasai teori tetapi juga terampil memproduksi Keterampilan memproduksi media dalam suatu pusat sumber belajar sekurangkurangnya meliputi produksi berbagai media. Ahli media tidak hanya ahli didalam media saja dan berdiri sendiri, melainkan harus memahami kaitannya dengan bidang pendidikan dan pengajaran. Beberapa prinsip dalam kaitannya dengan pendidikan dan pengajaran antara lain adalah sebagai berikut: a. Ahli media berada di garis depan dalam program dan praktek pendidikan dan selalu berperan serta dalam mendorong pembaharuan proses belajar-mengajar. b. Ahli media merupakan bagian dari staf pengajara.Oleh karena itu ikut serta dalam pengambilan keputusan instruksional c. Dalam program media ahli media membutuhkan kerja sama dengan contet expert teknisi dan tenaga administrasi d. Ahli media seyogyanya memiliki inisiatif dan dapat menerapkan program media dalam pendidikan, memiliki kemampuan dan keterampilan lebih dari satu keahlian dalam bidang teknologi pendidikan. 3. Tenaga Pelayanan Peminjaman dan Penyimpanan Kegiatan pelayanan adalah fungsi yang langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar karena keberadaan PSB dengan semua personel dan sarana serta peralatannya adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pelayanan yang diberikan dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan cetakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 4. Teknisi (technician) Teknisi yang khusus dalam media yang telah dilatih dan memiliki cukup pengalaman kerja teknisi media. Status teknisi adalah sebagai pembantu dan bertanggung jawab kepada ahli media. Perincian tugas teknisi ini antara lain adalah sebagai berikut :



a. Membantu ahli media dalam teknik pemprosesan informasi dan bahan-bahan



d. Membantu mengoperasikan perlatan dan mengadakan perbaikan kecil



b. Membantu dalam memproduksi grafis, display dan pameran bahan-bahan seerti transparansi, poster, chart, lukisan dan bahan-bahan untuk program televisi



e.



c. Membantu produksi program audio, fotografi, film, televisi d. Memasang komponen-komponen sistem audio recording, televisi, film dan lain-lain e.



Memperbaiki dan memelihara peralatan



f. Menjadi operator semua peralatan untuk keperluan dosen dalam mengajar. 5. Tenaga Administrasi Tenaga administrasi adalah staf yang berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Tugas dari pada tenaga ini adalah yang berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara yang sesuai. 6. Tenaga Bantu (Aide)



Tenaga bantu adalah staf atau petugas yang berkerja dalam bidang administrasi pelayanan dan pembantu produksi. Statusnya adalah pembantu dan tingkatnya lebih rendah dibanding dengan teknisi Sebagai tenaga administrasi mereka bekerja dalan hubungan dengan tugas-tugas seperti: a.



Korespondensi



b.



Pembuatan laporan



c.



Pembuatan bibliografi



d.



Pembukuan.



e.



Inventarisasi



f.



Pengetikan



g.



Pencatatan dan lain-lain.



Sebagai tenaga petugas pelayanan, mereka berhadapan langsung dengan pemakai atau klien dan bekerja dalam hubungan dengan tugas-tugas seperti: a. Menyiapkan memproses dan menerima order atau peminjaman atauun produksi media. b.



Memproses bahan-bahan



c. Menyimpan dan meminjamkan bahan-bahan maupun peralatan kepada klien dan membantu menggunakan bahan-bahan sumber belajar.



Ikut memelihara peralatan dan bahan



f. Membuat daftar check dan bibliografi untuk mengetahui apakah bahan dan peralatan tersedia atau tidak g. Melayani sirkulasi bahan dan peralatan, menagih, menarik denda, menyimpan dan mengembalikan jaminan, menyediakan dan mencatat pesan mengatur waktu penjadwalan dan pengiriman bahan serta peralatan. E. Ukuran dan Desain Pusat Belajar Pusat pembelajaran biasanya berkisar dalam ukuran dari 600 meter persegi sampai 3.600 meter persegi. Beberapa orang beranggapan, khususnya di tingkat SMP, dianggap membutuhkan ukuran yang lebih besar. Dalam kebanyakan kasus, ukuran dan desain dari pusat pembelajaran telah mempengaruhi penjadwalan dan layanan yang diberikan. Pada umumnya pusat-pusat belajar dipasang karpet yang memungkinkan anak-anak tingkat SD duduk dilantai dengan nyaman pada saat belajar. Ruangan diberi pembantas untuk membagi ruang belajar dengan menggunakan rak-rak buku. Luas dan tingginya tempat belajar yang diberi sekat tergantung pada ukuran bangunan, usia anak yang akan diberi pelayanan dan efek yang diinginkan dari sudut pandang estetika. Jenis pembatas ruangan dari rak sering digunakan untuk bagian dari bidang pelajaran. Ketinggian dan panjang dari pembagi seringkali tergantung pada ukuran fasilitas fisik, kelompok usia dari siswa yang akan dilayani, dan efek yang diinginkan dari sudut pandang estetika. F. Sumber dan Perlengkapan Instruksional (Pembelajaran) Selama ini bahan belajar cetakan (printed materials) seperti buku, ensiklopedia, jurnal, diktat, dan sebagainya merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset rekaman audio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat (PSB) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Tipe yang paling umum dari peralatan audio-visual dan media yang ada di pusat-pusat belajar, antara lain, (1)



pemutar kaset, filmstrip, dan buku, (2) kotak multilevel , (3) mesin tik , overhead proyektor, (4) filmloop proyektor dan proyektor slide, dan (5) tep recorder, pengontrol pembaca, slide previewers, proyektor film 16mm suara, majalah, kartu aktivitas, cetakan studi, dan permainan. Peralatan lain yang digunakan dalam pusat-pusat belajar antara lain: filmloop viewere, filmstrip-makers, audiocard readers, televisi, video rekaman dan perangkat pemutaran, sound-slide , dan berbagai macam mesin program pengajaran. G. Prosedur Penjadwalan Bentuk penjadwalan yang digunakan di pusat-pusat pembelajaran sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh ukuran, staf (petugas), sumber, dan tujuan dari pusat belajar. Ukuran jumlah murid juga perlu menjadi pertimbangan penting. Di sebagian besar pusat belajar, murid mengunjunginya secara perorangan atau dalam kelompok-kelompok kecil. Namun, untuk siswa tingkat SD pusat belajar membuat ketentuan kelas kunjungan . Kunjungan tersebut dengan didampingi oleh guru kelas Dalam kebanyakan kasus, telah ada usaha untuk memberikan jadwal secara terbuka dan fleksibel yang memungkinkan murid untuk datang dan pergi sesuai dengan keinginan. Meskipun demikian, sebagian besar pusat juga menyediakan jadwal kunjungan. Jadwal kunjungan yang sering dikembangkan oleh pimpinan pusat belajar berdasarkan konsultasi dengan guru kelas. Melalui penjadwalan seperti itu guru bisa mengadakan komunikasi dengan petugas perpustakaan untuk menyediakan kebutuhan bahan ajar yang diperlukan, baik berupa buku penunjang atau bahan yang lain. Dengan demikian harapannya fungsi perpustakaan akan lebih mengena sesui dengan kebutuhan siswa. H. Konsep Gaya Belajar Dalam pengembangan keahlian membaca, kita harus memperhatika beberapa aspek tertentu dari gaya belajar, seperti sebagai berikut: (1) organisasi dan urutan unit pembelajaran, (2) langkah dari unit pembelajaran, (3) modalitas preferensi; (4) metode analitik dan sintetik dari membaca dan menulis sandi, (5) instrumentasi untuk belajar seperti penggunaan buku berbeda dengan pendekatan audiovisual, dan (6) konteks sosial, seperti tutor teman sebaya, belajar mandiri, remedial kelompok kecil, pendekatan membaca secara "individual", dan kelompok prestasi.



Penelitian yang paling substansial dan penerapan pembelajaran kognitif serta prosedur pemetaan kognitif telah dilakukan di Oakland Community College di Michigan di bawah bimbingan Dr Joseph E. Hill. Hill menunjukkan bahwa gaya kognitif individu ditentukan oleh cara dia melihat keseluruhan lingkungan-bagaimana ia mencari makna dan menjadi informasi. Sebagai contoh: apakah siswa pendengar atau pembaca? apakah ia hanya peduli dengan sudut pandang sendiri atau dia dipengaruhi dalam pengambilan keputusan oleh keluarga atau rekan? Apakah alasan siswa di kategorikan sebagai seorang ahli matematika , atau dalam hubungan sebagai ilmuwan sosial ? Penelitian Hill menunjukkan bahwa sifat siswa dapat diatur dalam beberapa set dan peta kognitif yang dikembangkan memberikan gambaran yang lengkap dari berbagai cara di mana seorang individu memperoleh makna. Ia mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa sebagai dasar terhadap pembentukan program pendidikan secara individual. Meskipun penerapan konseptualisasi Hill tentang gaya belajar belum diteliti di tingkat SD atau SMP dan SMA, pendidik umumnya akan setuju bahwa siswa, pada kenyataannya, belajar dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda bahkan pada tingkat ini. Faktor pembelajaran meliputi kebiasaan perhatian, ci ri-ciri kepribadian, perlengkapan preferensi (misalnya, televisi, film, kaset a udio-tape, dll), dan karakteristik peserta didik lainnya. I. Konteks Sosial di mana siswa belajar Pusat pembelajaran umumnya menyediakan kesempatan pada siswa untuk belajar dalam berbagai konteks sosial. Yang paling umum adalah (1) studi indenpendent dengan bantuan orang dewasa sesuai kebutuhan, (2) secara perorangan dan kelompok yang terdiri dari tiga sampai tujuh murid, dan (3) berpasangan. Bantuan orang dewasa mungkin diberikan oleh asisten guru, relawan, atau pendidik profesional seperti direktur pusat belajar, pustakawan, atau guru kelas. Ada kecenderungan bagi murid di kelas utama untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil, dengan sering berinteraksi antara guru dan murid. Pada tingkat kelas yang lebih tinggi, siswa bekerja secara independen . Dengan demikian, di pusat-pusat pembelajaran sekolah dasar, siswa akan lebih sering ditemukan bekerja secara kooperatif dalam kelompok kecil dengan proyek-proyek atau kegiatan di mana tujuan bersama dibagi, sehingga memfasilitasi pengembangan keterampilan sosialisasi dan pengembangan bahasa lisan, yang merupakan tujuan penting dalam awal nilai. J. Evaluasi design



Metode yang digunakan untuk mengevaluasi pusat belajar siswa sebagian besar bersipat informal. Hal ini termasuk observasi, pada waktu penggunaan, sangat tidak jelas penetapan kriteria. Mereka juga termasuk sikap penilaian guru dan murid , dengan tipe baik secara formal maupun informal. Salah satu masalah dalam mengevaluasi pusat – pusat belajar yaitu kesulitan mengendalikan variabel penting . Beberapa variabel penting yang dapat digunakan sebagai parameter kemajuan perpustakaan sekolah dalam peran dan fungsinya sebagai sumber belajar siswa meliputi: 1. Keterampilan dan kemampuan direktur pusat belajar. 2.



Kualitas program-program sofware.



3.



Akurasi prosedur diagnosis dan diagnostik.



4. Akurasi prosedur pemrograman preskriptif, pengetahuan tentang media mana yang akan paling efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran tertentu, dan pengetahuan tentang kesesuaian berbagai bahan untuk pelajar yang berbeda. 5. Kualitas pelayanan yang disediakan oleh asisten guru, para propesionals,dan relawan. 6. Tingkat dukungan program audio-visual berkenaan dengan pemeliharaan dan perbaikan peralatan. 7. Pengalaman dan sikap guru, siswa, direktur pusat belajar, dan orang lain yang terlibat dalam pusat pembelajaran. 8.



Saluran hubungan interpersonal dan kommunikasi



9.



Dukungan Administrasi



10. Dukungan masyarakat. 11. Kecukupan dalam jumlah dan kualitas audio-visual hardware. 12. Kemahiran pada penggunaan jadwal dari pusat belajar dan frekuensi pertemuan per murid dalam pusat belajar. 13. Pengalaman guru sebelumnya terhadap sikap intruction individualized , persepsi, keterampilan, dan kemampuan. 14. Skill Organisasi yang terlibat dalam operasional dari pusat pembelajaran. 15. Kecukupan ukuran dan disain dari fasilitas fisik pusat pembelajaran. BAB III



Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka dapat diajukan beberapa saran kepada: 1. Kepala Sekolah Sebagai pemegang kebijakan sekolah sebaiknya memperhatikan dan memposisikan Perpustakaan Sekolah secara kelembagaan sejajar dengan sarana dan prasarana pendukung sekolah lainnya. 2. Guru Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sebagai sumber pengetahuan bagi siswa, sebab tanpa peran aktif guru untuk menggerakkan siswanya ke perpustakaan, kemungkinan kecil perpustakaan bisa berfungsi secara optimal sebagai sumber belajar. 3. Komite Sekolah Dukungan penuh dari Komite Sekolah, terutama dalam masalah pengembangan dan pengadaan buku mata pelajaran, walaupun Komite Sekolah bukan sebagai pengguna utama perpustakaan akan tetapi putra dan putrinya di sekolah sebagai pelanggan primer perpustakaan. 4. Kepala Tata Usaha Kepala Tata Usaha perlu melakukan rintisan gerakan wajib baca buku kepada staf tata usaha karena hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia terutama pada staf tata usaha itu sendiri. 5. Siswa Dalam pemanfaatan perpustakaan, hendaknya keterlibatan siswa bisa lebih dioptimalkan. Di samping itu, siswa diharapkan juga ikut berpartisipasi dalam menjaga keselamatan bahan bacaan atau bahan lainnya yang ada di perpustakaan.



Pusat sumber belajar (learning resoureces center) merupakan suatu perpaduan dari fungsi perpustakaan dan pusat multimedia pembelajaran. Pusat sumber belajar (PSB) pada dasarnya merupakan penerapan teknologi pembelajaran yang terfokus pada tujuan untuk memecahkan masalah-masalah belajar melalui intensifikasi dan diversifikasi pemanfaatan sumbersumber belajar (learning resources). Dengan cara demikian pembelajaran diharapkan terlaksana secara efektif dan efisien dan pada gilirannya dapat mempertinggi mutu pembelajaran. PSB bernilai ganda, dilihat dari segi pendidik dan pembelajar. Bagi pendidik, dengan pemanfaatan PSB secara tepat dapat meringankan tugasnya dalam



menyajikan bahan pembelajaran yang dalam pembelajaran konvensional merupakan beban yang cukup memberatkan. Kecuali itu, pendidik memiliki peluang untuk lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya. Bagi pembelajar, dengan penggunaan PSB dapat menyalurkan mereka dalam proses belajar yang menggairahkan sebab terbuka peluang untuk belajar yang sesuai dengan kekhasan gaya belajar (learning style) masing-masing. PSB dalam dimensinya yang lebih komprehensif dapat meluangkan terwujudnya pembelajaran yang adaptif dan akomodatif terhadap eksplorasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Jelasnya, eksplosi IPTEK dewasa ini, utamanya dimasa-masa mendatang, dari yang hanya mentransmisi pengetahuan kepada pembelajar menjadi memotivasi pembelajar untuk mampu mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. Ini berarti bahwa PSB telah merupakan kebutuhan dalam sistem persekolahan yang seharusnya diadakan dan dikelola secafa profesional. Hal tersebut terakhir ini pula yang menjadi pokok permasalahan tentang PSB dalam sistem persekolahan kita. PSB bermanfaat, paling tidak, dalam enam aspek pokok, yaitu: 1) meningkatkan produktivitas pendidikan 2) memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih sesuai dengan kekhasan tiap individu 3) memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran 4) dapat lebih memantapkan hasil pembelajaran 5) memungkinkan terjadinya belajar seketika secara bermakna (immediacy of learning) 6) memungkinkan penyajian pendidikan secara lebih luas, terutama dengan semakin beragamnya dan semakin canggihnya media massa dalam era reformasi dewasa ini. Dari enam aspek pokok tentang manfaat PSB tersebut di atas terungkap pengertian bahwa PSB bukan pusat multimedia yang ditujukan untuk sekedar memecahkan masalah kelangkaan media pembelajaran dalam ruang kelas tradisional, melainkan menyediakan fasilitas pembelajaran yang memang dibutuhkan untuk terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efisien. Seperti diungkapkannya terdahulu bahwa tujuan umum PSB adalah mempertinggi daya guna dan hasil guna kegiatan pembelajaran melalui pengembangan sistem pembelajaran. Hal ini diwujudkan dengan menyediakan berbagai macam media sebagai fasilitas dan pilihan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di ruang kelas biasa dan untuk mendorong pemanfaatan caracara yang inovatif serta paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis yang telah direncanakan secara baik.



Sesuai dengan tujuan umum itu, maka PSB mempunyai tujuan-tujuan khusus, antara lain: 1) menyediakan berbagai macam pilihan media untuk menunjang pembelajaran dalam kelas tradisional; 2) memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindakan lanjutan untuk pengembangan sistem pembelajaran; 3) melaksanakan latihan untuk staf pengajar mengenai pengembangan sistem pembelajaran; 4) mengembangkan penelitian yang penting untuk pemanfaatan media pembelajaran; 5) menyebarkan informasi yang bersifat kontributif dalam penggunaan berbagai sumber belajar; 6) menyediakan pelayanan produksi bahan pembelajaran; 7) memberikan konsultasi dalam mendesain dan memodifikasi fasilitas sumber belajar; 8) membantu mengembangkan patokan penggunaan sumber-sumber belajar; 9) menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan; 10) membantu dalam pemilihan dan pengadaan media dan peralatannya; 11) menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektivitas berbagai strategi pembelajaran.