Radar Militer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Radar Militer 1. Sistem kerja Radar Militer Perkembangan teknologi penerbangan baik sipil maupun militer berkembang sangat cepat. Teknologi penerbangan militer mengembangkan kemampuan untuk dapat melakukan pengamatan dan pengintaian kepada lawannya, tanpa diketahui, atau tersamar, dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan teknologi siluman (stealth) yang awalnya hanya diaplikasikan kepada pesawat terbang dan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) kini kapal perang pun telah mengadopsi teknologi ini. Teknologi siluman dibuat untuk menyerap dan membelokkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh radar lawan, sehingga nyaris tidak ada gelombang elektromagnetik yang terpantul kembali dan ditangkap radar, sehingga tidak terbaca ada target pada layar monitor radar. Hal ini tentu saja harus diantisipasi, salah satunya dengan menggelar Radar Pasif. Istilah Radar atau Radio Detecting and Ranging adalah suatu sistem peralatan elektronika yang digunakan untuk mendeteksi suatu obyek dengan menggunakan gelombang elektromagnetik guna mendapatkan informasi berupa jarak, arah pergerakan dan ketinggian target dalam lingkup wilayah cakupannya. Berdasarkan jenis sensornya, dibedakan atas Radar Aktif dan Radar Pasif.



Contoh gelar Radar Pasif (image : Era) Prinsip kerja Radar Aktif adalah memancarkan gelombang elektromagnetik ke udara dan menangkapnya kembali setelah dipantulkan oleh suatu terget di udara. Terdapat berbagai jenis Radar Aktif sesuai kegunaannya seperti Survellance Radar, Tracking Radar, Airborne Early Warning Radar, Weather Radar dan lain



sebagainya. Radar Pasif merupakan salah satu jenis radar yang berfungsi untuk mendeteksi, melakukan identifikasi, menentukan lokasi, dan melakukan pelacakan (tracking) pada target di udara maupun di permukaan. Berbeda dengan Radar Aktif, Radar Pasif tidak memancarkan sinyal, namun memiliki sensitifitas tinggi sehingga mampu melacak target yang memancarkan sinyal. Dengan memiliki sensitifitas tinggi untuk melacak target, Radar Pasif dibekali kemampuan guna mendeteksi frekuensi gelombang elektronik yang sangat lebar, sehingga mampu mendeteksi gelombang elektromagnetik mulai dari yang dipancarkan oleh pemancar radio lokal, dan seluruh gelombang yang dipancarkan atau diterima oleh pesawat maupun UAV seperti komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, early warning radar, peralatan navigasi, transponder IFF, GPS, ADSB (Automatic Dependent Surveillance Broadcast). Kecanggihan inilah yang membedakannya dengan Radar Aktif, sehingga memiliki kemampuan dalam mengendus keberadaan pesawat siluman (stealth) Radar Pasif dapat mengetahui posisi target real time secara 3 (tiga) dimensi yaitu jarak, ketinggian, dan sudut bearing. Untuk mengetahui posisi target yang memancarkan sinyal tersebut, Radar Pasif menggunakan metode Multilaterasi (MLAT) dengan prinsip TDOA (Time Different of Arrival). Metode ini memanfaatkan beberapa stasiun penerima yang ditempatkan pada posisi strategis dengan jarak tertentu sehingga dapat menghasilkan cakupan area pemantauan yang maksimal. Sesuai prinsip TDOA, masing-masing menerima sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh target (pesawat/UAV dll) dengan waktu yang berbeda, menggunakan proses komputerisasi maka perbedaan waktu yang diterima oleh masing-masing stasiun memungkinkan posisi target dapat dihitung dan diketahui secara



tepat.



Tampilan pada layar monitor (photo : Patriot) Teknologi Radar Pasif sebenarnya terinspirasi dari teknologi Electronic Support Measure (ESM), Electronic Intelligent (Elint) dan Signal Intelligent (Sigint), dengan memanfaatkan teknologi dasar Elint dikembangkan menjadi sensor pasif atau sering disebut IFD (Intelligent Flight Detector) atau EIC (Electronic Intelligent Complex) maupun PSS (Passive Suveillance System). Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar



ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer. Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat. Pada umumnya cara kerja radar adalah dengan mengaktifkan transmitter. Transmitter atau pemancar ini memancarkan gelombang radio pendek berfrekuensi tinggi dan dengan intensitas tinggi. Burst berlangsung dalam hitungan mikrosekon. Radar kemudian seecara otomatis mematikan pemancar dan mengaktifkan penerima yang mendengarkan gema hasil pantulan obyek yang dihasilkan. Radar mengukur waktu yang dibutuhkan hingga gema terdengar termasuk memperhitungkan Doppler shift dari gema. Semua itu terjadi secara sangat cepat. Gelombang radio merambat dalam kecepatan cahaya, sekitar 0,3 meter per mikrosekon. Jadi, jika radar memiliki sistem penghitungan waktu yang sangat cepat, jarak pesawat dapat ditentukan dengan sangat akurat. Menggunakan peralatan pengolah sinyal khusus, radar dapat mengukur Doppler shift dengan tepat sekaligus menentukan kecepatan pesawat. Singkatnya, cara kerja radar adalah antena radar mengirimkan gelombang radio pendek berkekuatan tinggi pada frekuensi yang diketahui. Ketika gelombang menabrak sebuah obyek terbang, gelombang ini memantul. Antena yang sama digunakan untuk menerima sinyal kembali yang lebih lemah. Dibandingkan dengan radar berbasis udara, radar berbasis darat lebih berpotensi mengalami gangguan. Ketika radar menembakkan gelombang, gema yang datang merupakan hasil pantulan gelombang pada berbagai obyek seperti pagar, jembatan, gunung, gedung, dan lain-lain. Lalu pantulan yang mana yang layak di tampilkan di layar operator? Cara mudah untuk menghilangkan gangguan ini adalah dengan menyaring gema yang tidak terkena efek Doppler shift. Radar hanya memperhatikan sinyal yang dipengaruhi Doppler shift dan karena pancaran radar terfokus dengan tepat, gelombang hanya menabrak pesawat.



Radar Militer yang ada di Indonesia sebagai berikut : a. AWS II Radar



AWS II Radar



Radar AWS II merupakan salah satu radar analog yang masih digunakan oleh TNI AU. Namun radar ini telah dimodifikasi sehingga dapat diubah menjadi digital. Radar ini dapat memandu pesawat tempur menuju pesawat lawan. TNI AU sangat membutuhkan radar dengan teknologi yang lebih tinggi, keberadaan radar sangat penting bagi pesawat tempur. Terlebih dalam pertempuran moderen beberapa pesawat tempur diciptakan untuk dapat mengurangi dari deteksi radar. b. Giraffe Radar



Giraffe Radar Giraffe radar andalan dan paling legendaris yang digunakan oleh TNI AD. Radar ini digolongkan sebagai Passive electronically scanned array radar, mampu



mendeteksi sasaran dari jarak 350 Km dengan ketinggian 20 Km. Beberapa satuan artileri pertahanan udara Kostrad, menggunakan radar ini sebagai alat deteksi dini. Radar Giraffe dibuat oleh Saab Swedia. c. Mistral Post Radar



Mistral Post Radar Tidak hanya Korps TNI AU yang mengoperasikan radar udara, TNI AD menggunakan radar udara untuk melindungi aset tempur miliknya dari serangan udara. TNI AD menggunakan Mistral Coordination Post, sebagai alat deteksi dini rudal Mistral miliknya. Mampu mendeteksi musuh di udara dari jarak 30 Km, dengan ketinggian terbang mencapai 4 Km. d. Radar AR 327



Radar AR 327 Radar AR 327 tergolong ke dalam radar tipe S-band long-range tactical radar, diciptakan oleh BAE Systems. TNI AU menggunakan radar ini untuk mendeteksi penerbangan asing, atau biasa dikenal dengan sebutan black flight. TNI AU melakukan sejumlah modifikasi untuk meningkatkan kemampuan dari Radar AR 327.



Radar ini sudah teruji di wilayah Irak dan Afganistan, sangat mudah dipindahkan atau biasa disebut dengan Radar Mobile. e. Master T Radar



Master T Radar Master-T radar deteksi paling canggih yang digunakan oleh TNI AU, diciptakan oleh Thales Raytheon System Perancis. Kecanggihan radar ini mampu mendeteksi ketinggian, azimuth dan jarak pesawat di udara, sehingga radar ini sangat cocok untuk dijadikan early warning system. Mampu mendeteksi wilayah seluas 444 Km, dengan ketinggian mencapai 30 Km. Radar ini terintegrasi dengan pesawat tempur TNI dan artileri pertahanan udara. TNI AU sudah memiliki 20 unit radar Master T, yang ditempatkan di beberapa tempat vital di Indonesia. f. Thompson Radar TRS 2215



Thompson Radar TRS 2215 Radar Thomson tipe TRS 2215R (Reflector), merupakan salah satu radar andalan milik TNI AU. Radar ini diciptakan oleh Thomson CSF Prancis, mampu



mendeteksi objek di ketinggian dalam kondisi cuaca yang buruk. Radar ini berfungsi sebagai Radar Early Warning/EW, Radar Ground Control Interception/GCI. Selain itu radar ini mampu membedakan lawan maupun kawan, mampu menjangkau wilayah hingga 350 Nm jelas  sistem radar di atas nanti berhubungan dengan rencana pembelian alusista baru bisa digunakan  untuk membantu drone UAV dan Pespur TNI. 2. Mamfaat Radar Militer Bagi militer, Radar digunakan untuk : a. Mendeteksi pesawat terbang lain b. Sebagai pertahanan dari serangan musuh c. Sebagai suatu sistem dalam penyerangan di udara. d. Mendeteksi objek di ketinggian dalam kondisi cuaca yang buruk e. Mengintegrasikan peralatan tempur f. Mendeteksi dini serangan dari musuh



-



sumber : Tentara Nasional Indonesia / KOHANUDNAS



-



https://jakartagreater.com/45921/mengenal-radar-milliter-indonesia/ 00.16



-



https://www.hobbymiliter.com/7377/begini-lho-cara-kerja-radar-mata-dantelinga-angkatan-udara/#:~:text=Militer%20menggunakan%20radar%20untuk %20mendeteksi,menyalakan%20radar%20onboard%20di %20pesawat.&text=Cara%20kerja%20radar%20dengan%20menggunakan %20prinsip%20gema%20dan%20Doppler%20shift 00.23



-



https://id.wikipedia.org/wiki/Radar 00.30



-



http://defense-studies.blogspot.com/2020/04/radar-pasif-alutsista-tni-penjaga.html 00.55