Rahmat - 044359126 - Tugas 1 Pendidikan Agama Kristen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Rahmat NIM : 044359126 Kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan baik. 1.



Ada empat argumentasi/ alasan mengapa manusia percaya bahwa Tuhan itu ada. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 3 alasan/argumentasi tersebut! a. Argumen Ontologis Pembahasan argumen tentang keberadaan Tuhan yang pertama ini akan dilihat secara ontologis. Kata ontologi sendiri berasal dari bahasa Latin “ontos” berarti “berada (yang ada)”. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. b. Argumen Kosmologis Argumen kosmologis ini disebut sebagai argumen dalam ranah sebab-musabab atau sebab-akibat



yang



muncul



dari



paham



bahwa



alam



bersifat



mungkin



(mumkin-contingent) dan bukan bersifat wajib dalam wujudnya. Dengan kata lain alam adalah akibat dan setiap akibat tentu ada sebabnya. Alam menjadi lebih wajib



adanya



ketimbang



akibat



dan



sekaligus mendahului



alam.



Zat



yang



menyebabkan alam tidak mungkin alam itu sendiri. Sebab itu harus ada zat yang lebih sempurna dari alam, Dia yang menjadi awal dan yang terakhir.



Argumen



kosmologis tentang keberadaan Tuhan ini pertama kali juga dicetuskan oleh Plato dengan melakukan sebuah pembuktian adanya Tuhan berdasarkan dua macam gerakan yang ada di dunia ini, yakni gerakan asli dan gerakan yang digerakan. Gerakan asli hanya bisa dilakukan oleh wujud yang hidup, sedangkan gerakan yang digerakan tergantung pada gerakan dari wujud yang hidup. Plato menyatakan bahwa seluruh gerak alam semesta ini secara mutlak disebabkan oleh aktivitas sesuatu yang berjiwa. Dan wujud inilah yang mengatur dan memelihara sehingga disebut sebagai Yang Maha Pemelihara dan bersifat Maha Bijaksana.



c. Argumen Teologis Argumen teologis merupakan pembuktian yang lebih spesifik dari pembuktian kosmologis. Pembuktian ini pada dasarnya berangkat dari kenyataan tentang adanya aturan-aturan yang terdapat dalam alam semesta yang tertib, tapih dan bertujuan. Secara sederhana pembuktian ini beranggapan bahwa: 1) Serba teraturnya alam memiliki tujuan, 2) Serba teraturnya dan keharmonisan ala mini tidaklah oleh kemampuan alam itu sendiri, 3) Di balik ala mini ada sebab yang Maha Bijak. William Paley (1743 – 1805 M.), seorang teolog Inggris, menyatakan bahwa alam ini penuh dengan keteraturan. Di balik itu semua ada Pencipta Yang Maha Kuasa. Tuhan menciptakan



itu



semua



ada



tujuan



tertentu.



Seperti



halnya



Tuhan



menciptakan mata bagi makhluknya. d. Argumen Moral Argumen ini bertanya tentang tujuan dari hukum moral: Kemanakah keberlakuan mutlak hukum ini terarah? Oleh karena makna dari suatu tindakan pada akhirnya ditentukan oleh tujuannya juga, maka kiranya bisa dikatakan bahwa argumen kedua



ini



mau



bertolak



dari makna



tindakan



kita



yang



bebas



dan



bertanggungjawab. Ia bertanya tentang makna hidup manusia secara keseluruhan sebagai hidup yang berada di bawah hukum kebebasan. Dalam kaitannya dengan masalah ini, di dalam buku Kritik der reinen Vernunft (Kritik atas Rasio Murni, 1781) Kant untuk pertama kali mengembangkan cara yang khas bagi pembuktian eksistensi Tuhan lewat jalan moral 2.



Jelaskan argumentasi berdasarkan Alkitab yang dimaksud dengan Allah Tritunggal Tritunggal atau Trinitas yaitu doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya yaitu sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal (Inggris: trinity, Latin: trinitas) mengandung guna tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani yaitu hupostasis, diartikan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person).



Sejak awal seratus tahun ketiga[1] doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu keberadaan (Yunani: ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus " Kamus Oxford Gereja Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menjelaskan Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen".[2] Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan Orthodoks. Alkitab, patut dalam Akad Lama maupun Akad Baru, tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersirat dalam banyak ayat, patut secara terpisah maupun bersama-sama. Berlandaskan ruang lingkup dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19: "Karenanya pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI). Doktrin Tritunggal mendapatkan wujudnya seperti sekarang, yaitu berlandaskan Firman Tuhan dalam Injil. Ucapan Yesus: "Saya di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku", mampu dipakai sebagai menjelaskan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilahistilah yang belum pernah dipakai oleh para Rasul. Karena kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kumpulan menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada seratus tahun ke-4 tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan suatu kelainan dari nasihat Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan mempunyai yang menyalakan bahwa doktrin tersebut meminjam pemikiran pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato. Namun sebenarnya justru pemikiran trinitas ini muncul dari pembacaan semakin mendalam dari Alkitab itu sendiri. 3.



Imago Dei (Rupa dan gambar Allah) yang secara sederhana dapat diartikan bahwa manusia diciptakan menyerupai Allah. Jelaskan secara singkat 5 pengertian tentang Imago Dei pada diri manusia. Imago Dei atau The Image of God atau ‫ ֶצלֶם אֱ ֹלהִים‬,( Tselem Elohim ) menegaskan bahwa manusia makhluk diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Gambar dan rupa Allah. Citra yang hadir dalam Adam pada penciptaan sebagian hilang dengan Kejatuhan manusia kedalam dosa , dan bahwa melalui kurban penebusan Yesus di salib , manusia dapat dipersatukan kembali dengan Allah. Para penulis Kristen telah menyatakan bahwa meskipun



Gambar Allah sebagian hilang, setiap orang pada dasarnya memiliki nilai tanpa memandang kelas, ras, gender atau cacat. Dalam Kejadian 5:3. tertulis,"Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya." Manusia mulai dicatat bukan lagi dalm gambar dan rupa Allah melainkan dalam gambar dan rupa Adam. Citra yang hadir dalam Adam pada penciptaan sebagian hilang dengan Kejatuhan manusia kedalam dosa , dan bahwa melalui kurban penebusan Yesus di salib , manusia dapat dipersatukan kembali dengan Allah dan terjadi pemulihan gambar dan rupa Allah Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah gambar yang terlihat dari Allah. Hal itu berdasarkan antara lain: Ibrani 1:3. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, Kolose 1:15. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 2 Korintus 4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Hingga melalui Yesus maka gambar dan rupa Allah dapat kembali hadir dalam kehidupan manusia setelah rusak akibat dosa Adam dan Hawa. Meskipun manusia saat ini tidak secara utuh/ rusak / hilang, sebagai wujud gambar dan rupa Allah melainkan gambar dan rupa Adam, tetapi masih ada sisa dari gambar dan rupa Allah sehingga ada hukuman Allah jika menumpahkan darah sesama manusia. (Kejadian 9:6. Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.) Menurut gambar dan rupa Allah, Dalam The Wycliffe Bible Commentary,"Gambar" dan "rupa" disini tidak memaknakan kepada sesuatu hal secara fisik, tetapi lebih kepada sifat dan otoritas. Hal itu mengandung arti :



Allah berpribadi, malaikat berpribadi, maka manusia berpribadi. Karena memiliki roh, maka manusia juga merupakan satu person, berarti satu oknum. 'Oknum' itu mempunyai keunikan tersendiri, yaitu : mempunyai sifat kekekalan, mempunyai eksistensi yang tidak berhenti keberadaannya, dan mempunyai kesadaran tentang keberadaan diri sendiri. Old Testament scholarship mengemukakan bahwa Para ahli Perjanjian Lama mengakui bahwa kata Ibrani untuk "gambar" dalam Kejadian 1 ( selem ) sering merujuk pada patung atau citra fisik. Sementara fisik gambar mungkin sangat penting, karena orang-orang Israel Kuno tidak memisahkan antara fisik dan spiritual di dalam pribadi, adalah tepat untuk berpikir tentang selem sebagai awalnya menggabungkan komponen fisik dan spiritual. Rasul Paulus pada waktu itu menunjukkan penghargaan dan penolakan tubuh jasmani sebagai gambar Allah. Sebuah contoh tentang pentingnya tubuh fisik dan Imago Dei dapat ditemukan dalam 2 Korintus 4: 4, di mana Paulus mengklaim bahwa Yesus Kristus, dalam seluruh keberadaannya, adalah gambar Allah. Paulus menyatakan bahwa dalam memproklamasikan Yesus, pembaruan citra Allah dialami, bukan hanya secara eskatologis tetapi juga secara fisik (lih. Ay 10-12,16). Dalam 2 Korintus 4:10, Paulus menyatakan bahwa orang Kristen "selalu membawa kematian Yesus, sehingga kehidupan Yesus juga dapat terlihat di dalam tubuh kita." Namun, dalam ay 16 ia menyatakan bahwa meskipun tubuh eksternal "membuang-buang waktu," makhluk batin diperbarui setiap hari. Singkatnya, bagi Paulus kelihatannya bahwa dipulihkan di dalam Kristus dan mewarisi Gambar Allah menuntun pada perubahan jasmani yang sebenarnya. Menurut Millard J. Erickson, Introducing Christian Doctrine, 2nd ed. (Grand Rapids: Baker Book House, 2001), 172-175. Dalam teologi Kristen ada tiga cara umum untuk memahami cara manusia ada di Imago Dei yaitu: Substantif, Menempatkan gambar Tuhan dalam susunan psikologis atau spiritual manusia. Melihat citra Tuhan sebagai hadir dalam kemanusiaan Relasional, Seseorang harus memiliki hubungan dengan Tuhan untuk memiliki 'citra' Tuhan Fungsional. Menafsirkan gambar Tuhan sebagai peran dalam tatanan yang diciptakan, di mana manusia adalah raja atau penguasa atas ciptaan / bumi



B.S. Sidjabat menyatakan bahwa manusia pembawa imago Dei karena Allah menciptakan manusia memiliki dimensi fisik dan non-fisik (roh, jiwa, pikiran dan kehendak). Jauh di dalam lubuk diri manusia ada roh yang diberikan oleh Sang Pencipta (Kej 3:7; Ams 20:27). Roh itu sangat sentral dalam kehidupan setiap orang, serta mempengaruhi aspek fisik dan non fisik lainnya. Roh manusia itu tampaknya yang membuatnya mampu berkomunikasi dengan Allah yang adalah ROH (Bd Yoh 4:24). Jika Roh Allah hadir dalam diri orang percaya maka dimensi rohnya diperbaharui, begitu juga dengan dimensi lain kehidupannya (bd 2 Kor 3:17,18). Jika roh manusia tidak diterangi dan dikuasai Roh Allah maka kuasakuasa roh jahat dapat dengan mudah menguasai dirinya secara utuh. Manusia sebagai Imago Dei maka tidak berhak hidup untuk dirinya sendiri, manusia harus hidup hanya bagi Dia yang menciptakannya. Bila tidak demikian berarti suatu pemberontakan terhadap Penciptanya. Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk ciptaan mendorong seseorang membangun terus menerus hubungan yang proporsional atau yang benar dengan Tuhan sebagai Pencipta. serta mempunyai kualitas ilahi dan membawa kemuliaan Tuhan Allah. 4.



Sebagai pengikut Tuhan, manusia wajib menolong sesamanya yang menderita. Jelaskan secara singkat 5 tindakan prkatis sebagai wujud tanggung jawab terhadap sesame Tanggung jawab dalam masyarakat Sikap tanggung jawab dalam masyarakat diwujudkan dengan: Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat, mislanya menjaga kebersihan lingkungan, menjaga keamanan, dan ketertiban masyarakat. Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan oeraturan atau norma yang berlaku. Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang berwenang. Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya. Tanggung jawab kepada bangsa dan negara Sikap tanggung jawab kepada bangsa dan negara, yaitu: Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Mencintai tanah air Melestarikan bahasa dan seni budaya Menghargai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia Mencintai produk-produk dalam negeri



5.



Sebutkan dan jelaskan secara singkat 3 tindakan yang dapat dilakukan manusia untuk memperbaiki kerusakan alam! Alam merupakan sumber utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Segala kebutuhan dan keperluan hidup makhluk hidup di dunia ini berasal dari alam. Kerusakan alam akan menjadi kerugian yang sangat besar di kemudian hari. Oleh sebab itu, menjaga alam merupakan hal yang sangat penting agar kehidupan berlangsung tanpa krisis dan berkecukupan. Kerusakan alam terjadi karena dua faktor, yakni cuaca dan manusia. Faktor cuaca ekstrim dapat mengakibatkan kerusakan alam seperti pohon tumbang, kebakaran hutan, dsb. Namun, pada dasarnya kelalaian manusialah yang menjadi penyebab utama kerusakan alam. Kerusakan alam oleh manusia didasari karena eksploitasi berlebihan terhadap alam. Kebutuhan manusia dengan memanfaatkan alam sebagai lahan industri seperti menebang pohon secara besar-besaran tanpa diikuti dengan reboisasi mengakibatkan hutan menjadi gundul. Hutan gundul akan mengakibatkan bencana alam seperti longsor yang dapat merugikan dan merenggut nyawa apabila tidak dicegah sejak dini. Selain itu, industri pabrik juga dapat menyebabkan pencemaran air. Pencemaran air terjadi akibat limbah dibuang sembarangan ke aliran sungai dan laut sehingga berdampak pada kesehatan biota sungai dan laut. Pencemaran air juga terjadi karena perilaku manusia dalam membuang sampah sembarangan ke aliran sungai atau selokan yang mengakibatkan terhambatnya aliran sehingga terjadi banjir. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama dalam mencegah kerusakan alam yang dapat merugikan bagi keberlangsungan hidup. Pencegahan dapat dimulai dari hal terkecil sekalipun. Berikut adalah 5 cara dalam mencegah kerusakan alam. 1) Pemilahan sampah dengan cara memisahkan antara sampah yang dapat didaur ulang dan pupuk dapat mengurangi limbah sampah yang dibuang. Selain itu, buang sampah pada tempatnya agar terhindar dari bencana banjir dan kebersihan lingkungan terjaga. 2) Reboisasi atau penanaman kembali pada hutan atau tanah yang gundul dapat mencegah dari bencana longsor.



3) Tidak membuang limbah ke sungai dan laut. Pabrik harus memaksimalkan pemanfaatan limbah agar tidak terjadi pembuangan secara sembarang dan merusak ekosistem. 4) Membuat perencanaan terasering terhadap tanah yang memiliki kemiringan agar tidak terjadi erosi akibat kurangnya resapan air dan tanah mudah terkikis. 5) Menghargai dan mencintai alam sepenuh hati Dengan menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam secara tidak langsung menjadikan lingkungan kita aman ditinggali dan meminimalisir risiko krisis kesehatan akibat bencana karena lingkungan yang rusak. 6.



Sebutkan hambatan-hambatan penegakan Hak Asasi Manusia dengan teknologinya itu sendiri. Dalam memasuki abad ke-21 banyak tantangan besar yang dihadapi dalam penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia khususnya di dalam era reformasi hukum dan dapat dielaborasi ke dalam tiga model lingkungan, yaitu sebagai berikut. 1) Lingkungan yang memiliki aspek-aspek nasional dan internasional. Kedua lingkungan tersebut berinteraksi secara simbiosis mutualistis, karena baik buruknya penegakan hukum di Indonesia dapat dipengaruhi oleh dua lingkungan tersebut. 2) Lingkungan strategis yang memiliki aspek internasional berkaitan langsung dengan politik perdagangan global yang menempatkan Negara Selatan sebagai tempat pemasaran produk-produk global Negara Utara. Oleh karena itu, timbul tuntutan untuk menciptakan iklim dan lingkungan dunia perdagangan serta usaha kondusif dan sehat bagi hubungan perdagangan, baik bilateral ataupun multilateral. Menghadapi tantangan lingkungan strategis yang bersifat internasional, pemerintah Republik Indonesia telah melakukan



kebijakan-kebijakan.



Kebijakan-kebijakan



tersebut



yaitu



penegakan



GTO/WTO, melakukan penyusunan rancangan Undang-Undang Arbitrase, UndangUndang Kepailitan, telah melakukan serta revisi undang-undang dalam bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), telah memberlakukan undang-undang persaingan usaha dan anti monopoli (competition act), serta sudah memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen (consumer’s protection act) Undang-Undang no. 8 Tahun 1998/1999.



3) Lingkungan strategis yang memiliki aspek nasional dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial



politik dan keamanan. Di dalamnya termasuk pembentukan hukum yang aspiratif terhadap kebutuhan masyarakat dan mendukung kehidupan politik yang sehat. Hal tersebut juga disertai dan diperkuat oleh penegakan hukum yang tegas konsisten dengan dilandasi asas kepastian hukum, asas proporsionalitas, asas keadilan, dan asas mufakat.