Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 4 Semester 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS 4 SEMESTER 2 A. Menyampaikan Kembali Isi Pengumuman (Tema 5) Pengumuman adalah proses atau cara, perbuatan mengumumkan. Pengumuman bersifat umum, artinya isi pengumuman untuk diketahui oleh banyak orang. Pengumuman



dapat



disampaikan



secara



lisan,



sehingga



kamu



dapat



mendengarnya. Pengumuman juga dapat ditempel di papan pengumuman atau majalah dinding sekolah, sehingga kamu dapat membacanya. Cara menulis pengumuman 



Pengumuman itu ditulis dengan bahasa yang singkat, tetapi jelas.







Isi pengumuman harus memuat kepada siapa pengumuman itu ditujukan, dari siapa pengumuman itu dibuat, dan tentang apa pengumuman itu.







Jika pengumuman tersebut berkaitan dengan waktu, harus jelas waktunya, misalnya pukul, hari, atau tanggal.







Jika berkaitan dengan alamat, harus jelas tempatnya, misalnya nama tempat, nama gedung, nama lapangan, nama jalan, nomor tempat, atau nomor teleponnya.



Hal-hal berikut ketika menyampaikan pengumuman. 



Kesesuaian isi pengumuman dengan naskah pengumuman.







Kelengkapan pokok-pokok pengumuman.







Pilihan kata yang tepat (menggunakan bahasa yang komunikatif, Artinya, bahasa



pengumuman



tidak



berbelit-belit



sehingga



mudah



dipahami.



Pengumuman yang disampaikan hendaknya informatif atau memiliki informasi penting yang harus diketahui orang banyak). 



Kejelasan pengucapan kata.







Tinggi rendah suara dan cepat lambatnya suara.







Sikap tegak dan pandangan mata tidak terus-menerus ke teks.



B. Dasar-dasar Puisi (Tema 6) Puisi: karya sastra yang terikat pada rima dan irama yang disusun dalam bentuk baris dan bait untuk menggambarkan perasaan pengarangnya. Ciri-ciri Puisi:



1. Ditulis dalam bentuk baris berjajar ke bawah secara berkelompok. Kelompok baris dalam puisi disebut bait. 2. Diksi (pemilihan kata) bersifat kias, padat, dan indah serta mempertimbangkan rima/persajakan. 3. Penggunaan majas (gaya bahasa, perumpamaan) sangat dominan. 4. Latar, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan. Unsur Puisi: 1. Kata: unsur utama dalam penyusunan puisi, menentukan kesatuan dan keindahan makna puisi secara keseluruhan. 2. Larik atau baris: paduan kata-kata yang dituliskan dalam kalimat berbentuk baris. 3. Kalimat dalam puisi tidak menggunakan aturan baku karena bisa berupa satu kata, frase, atau kalimat lengkap. 4. Bait: kumpulan larik yang tersusun harmonis, mengandung makna puisi. 5. Rima: bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi, umumnya berada di suku kata akhir setiap larik. Rima bisa berupa pengulangan bunyi (sajak a-a-a-a atau a-b-a-b) atau bunyi bebas tanpa pola. 6. Irama: pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut bunyi bacaan puisi. 7. Makna/Isi: informasi utama yang disampaikan dalam puisi. 8. Amanat: pesan yang disampaikan oleh penulis puisi kepada pembaca, tersirat di balik kata-kata dan berada di balik tema yang diungkapkan. Jenis-jenis Puisi: 1. Puisi Lama: puisi yang masih terikat oleh aturan rima dengan pola tertentu, pengaturan jumlah larik dalam setiap bait dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi. a. Pantun Pantun adalah salah satu jenis puisi lama Indonesia. Pantun merupakan sastra lisan yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia. a) Ciri-ciri pantun antara lain sebagai berikut.



1.



Pantun terdiri atas 1 bait.



2.



Setiap bait terdiri atas 4 baris.



3.



Baris pertama dan kedua disebut sampiran.



4.



Baris ketiga dan keempat disebut isi.



5.



Baris pantun bersajak a – b – a – b. (Bunyi akhir baris pertama dan ketiga sama. Baris kedua dan keempat pun bunyi akhirnya sama).



6.



Setiap baris dalam pantun terdiri atas delapan sampai dengan dua



belas suku kata b) Jenis Pantun :  Pantun bersuka cita Dibawa itik pulang petang Dapat di rumput bilang-bilang



Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki  Pantun nasihat



Melihat ibu sudah datang



Ke mana kancil akan dikejar



Hati cemas jadi hilang



Ke dalam pasar cobalah cari



 Pantun jenaka Di sini kosong di sana kosong Tak ada batang tembakau



Ketika kecil rajin belajar Sesudah besar senanglah nanti  Pantun agama



Bukan saya berkata bohong



Asam kandis asam gelugur



Ada katak memikul kerbau



Kedua masam siang riang



 Pantun teka-teki Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti



Menangis mayat di dalam kubur Teringat



badan



tidak



sembahyang



c) Mengenal Lafal dan Intonasi Pada pantun terdapat lafal dan intonasi. Kamu dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat. Ketepatannya akan menghasilkan keindahan pada pantun. o



Lafal



: cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan



bunyi bahasa. o



Intonasi : lagu kalimat; pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya.



b.



Gurindam



Ciri – ciri: Memiliki 2 larik, larik pertama berupa sampiran, larik terakhir berupa isi, rima a-aa-a) 2. Puisi Baru: tidak terikat dengan pola rima tertentu, jumlah baris, jumlah kata, maupun jumlah bait. Tetap mengandung irama, rima, musikalitas, makna, dan amanat. Bahasa dan Makna Puisi Bahasa Puisi: mengandung makna tersembunyi dan cenderung imajinatif 1. Bahasanya singkat, padat, dan bermakna 2. Menggunakan gaya bahasa (majas) 3. Memiliki rima (persamaan bunyi) yang menambah keindahan, memberikan efek musikal, dan memberi kesan sehingga puisi mudah diingat 4. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat, sesuai dengan tema yang disampaikan, agar mudah diingat, indah didengar/dibaca, dan menciptakan kekaguman 5. Tidak selamanya menggunakan kata kiasan, ada kalanya menggunakan kata bermakna lugas. Semua bergantung pada tema puisi yang dibuat Jenis-jenis Majas (Gaya Bahasa) dalam Puisi: 1. Personifikasi: membuat suatu benda mati seakan berperilaku seperti manusia. Contoh: Pucuk-pucuk teh yang menggeliat 2. Metafora: menjadikan suatu benda memiliki sifat baru di luar kebiasaan. Contoh: Batang usiaku sudah tinggi 3. Pengulangan (Repetisi): penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang sama. Contoh: Tak perlu sedu sedan itu 4. Hiperbola: pernyataan yang berlebihan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh. Contoh: Pekik merdeka berkumandang di angkasa. 5. Litotes: kebalikan hiperbola, mengecilkan atau mengurangi keadaan sebenarnya. Contoh: Aku bukanlah manusia yang berada. (padahal aslinya berada, digunakan untuk merendah)



6. Ironi: menyatakan makna yang bertentangan untuk mengolok-olok/menyindir. Contoh: Bagus benar kelakuanmu, adikmu sendiri kau sakiti Memahami Makna Puisi: mempelajari dan membaca puisi untuk dapat memahami makna sehingga mampu mengajak pendengar terhanyut ke dalam puisi yang dibawakan. Jenis-jenis Makna Puisi: 1. Makna lugas: makna sebenarnya, disampaikan secara jelas 2. Makna kias: makna yang melambangkan sesuatu, ditujukan untuk membangun imajinasi Menulis dan Mendeklamasikan Puisi Langkah-langkah Menulis Puisi: 1. Menentukan topik utama dan judul 2. Menentukan kata kunci yang akan digunakan 3. Menentukan ide pokok untuk setiap bait 4. Menuangkan ide pokok-ide pokok ke dalam bait-bait dengan memperhatikan gaya bahasa, diksi, dan rima 5. Mengembangkan puisi seindah mungkin Hal yang harus Diperhatikan dalam Menulis Puisi: 1. Bahasa yang digunakan harus ringkas, padat, dan indah 2. Kata-kata yang dipilih memiliki bunyi yang indah dan merdu saat dibaca 3. Makna kata bisa menimbulkan banyak arti, harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan 4. Mengandung imajinasi mendalam tentang topik yang dibicarakan Deklamasi Puisi: Membaca puisi tanpa membawa teks dengan diiringi lagu, dikuatkan dengan ekspresi dan gerak tubuh yang sesuai dengan makna puisi tersebut. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mendeklamasikan Puisi: 1. Ekspresi Wajah: penghayatan isi puisi yang digambarkan melalui raut wajah untuk menunjukkan perasaan. 2. Lafal: penyebutan atau pengejaan kata-kata harus jelas agar mudah dipahami.



3. Intonasi: tinggi rendahnya nada baca untuk memberi penekanan pada kata tertentu. 4. Irama: panjang pendek, keras lembut, kuat lemahnya suara. 5. Gerak Tubuh: penggambaran perasaan yang terkandung dalam puisi melalui gerak tubuh, melengkapi ekspresi wajah. Langkah-langkah Mendeklamasikan Puisi: 1. Pahami isi puisi 2. Tentukan nuansa pembacaan puisi, apakah gembira atau sedih 3. Berlatih mengucapkan kata-kata sulit yang terdapat dalam puisi 4. Berlatih dengan mengombinasikan puisi, ekspresi, gerak tubuh, dan lagu pengiring C. Cerita Fiksi (Tema 7) Cerita Fiksi: cerita yang tidak benar-benar terjadi, sengaja dikarang oleh pengarang. Termasuk karya sastra berbentuk prosa. Bagian-bagian Prosa: 1.



Tokoh: pelaku cerita Dalam cerita fiksi, tokoh dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Tokoh Utama: memiliki peran penting dan ditampilkan terus-menerus 2) Tokoh Tambahan: muncul beberapa kali saja untuk menghidupkan cerita



2. Alur: urutan rangkaian cerita 3. Tema: pokok masalah yang dibahas dalam cerita 4. Pencerita: pihak yang menceritakan kisah, bisa penulis atau salah satu tokoh 5. Latar: tempat dan waktu terjadinya cerita 6. Watak: sifat yang dimiliki masing-masing tokoh. Adapun watak pada tokoh cerita dibagi menjadi 3 yaitu: a. Protagonis: tokoh yang memiliki sifat baik b. Antagonis : tokoh yang memiliki sifat jahat



c. Tritagonis : tokoh yang bersifat netral, biasaya menjadi penengah antara tokoh antagonis dan protagonis Ciri-ciri cerita fiksi, diantaranya : 1. Sifatnya rekaan atau mewujudkan imajinasi yang dimiliki oleh pengarang. 2. Dalam cerita fiksi ada kebenaran yang relatif dan tidak mutlak. 3. Fiksi umumnya memakai bahasa dengan sifat konotatif dan bukan sebenarnya. 4. Cerita fiksi tida ada sistematika baku di dalamnya. 5. Karya fiksi umumnya menyasar pada emosi dan perasaan dari pembaca, bukan pada logikanya. Jenis – Jenis Fiksi 1. Dongeng Dongeng merupakan bentuk cerita yang bersifat khayal dan ajaib yang berasal  dari mulut ke mulut biasanya di ceritakan dari generasi ke generasi. Dongeng bertujuan sebagai cerita untuk menghilangkan kesedihan dan mendatangkan kegembiraan. Dalam dongeng banyak terkandung nilai-nilai moral dan nasehat bagi pembaca atau pendengarnya. Dongeng bisa dibagi menjadi beberapa jenis : a. Sage Yaitu merupakan jenis cerita fiksi yang berhubungan pada suatu kejadian atau peristiwa yang ada kaitanya dengan sejarah. Contohnya jenis cerita fiksi ini adalah Lutung Kasarung dan Damarwulan b. Mite Mite adalah jenis cerita fiksi yang menyangkut suatu kepercayaan dalam masyarakat. Misalnya : Cerita Tentang Dewi Sri adalah Ratu Padi. c. Legenda



Legenda merupakan jenis cerita fiksi yang bersifat khayal untuk menjelaskan tentang terjadinya suatu daerah foto tempat-tempat lainnya. Contohnya adalah Tangkuban Perahu dan Asal-usul Banyuwangi. d. Fabel Fabel yaitu jenis cerita fiksi yang berisikan cerita hewan hewan yang mempunyayi tingkah laku yang mirip dengan manusia. Contohnya adalah si Kancil dan Peladuk Jenaka. e. Dongeng Lucu  Dongeng lucu atau cerita jenaka merupakan cerita fiktif yang berisikan kisah atau perjalanan suatu tokoh yang menimbulkan kelucuan atau humor. Contohnya adalah Lebai Malang dan Abu Nawas. 2. Novel Novel adalah jenis cerita fiksi yang panjang dan mengandung suatu cerita tentang  kisah hidup manusia pada kurun waktu tak tentu dalam hidupnya dan belum ada penyelesaian secara sempurna. Contoh jenis cerita fiks ini adalah Koala Kumal dan ketika Cinta Bertasbih.  3. Cerpen atau Cerita Pendek Cerpen merupakan jenis cerita fiksi yang menceritakan suatu kejadian dalam hidup manusia secara sekilas dan biasanya tidak ada penyelesaian dalam akhir cerita. Contoh jenis cerita fiksi ini adalah Cinta Laki-laki dan Sepotong Cinta Dalam Diam. 4. Roman Roman yaitu suatu cerita yang berkisah tentang percintaan. Contoh jenis cerita fiksi ini adalah Layar Terkembang dan Siti Nurbaya. D. Menyampaikan Pesan Melalui telepon Ketika bercakap-cakap melalui telepon, kamu harus menunjukkan sikap santun. Misalnya, ketika akan mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan seseorang dalam telepon, terlebih dahulu kamu mengucapkan salam, seperti halo, selamat pagi, atau assalamualikum.



Begitu pula ketika bertelepon, sebaiknya kamu menyebutkan identitas terlebih dahulu, baru kemudian menyampaikan maksud dan tujuan menelepon. Hal lainnya yang penting diperhatikan saat berkomunikasi melalui telepon. Ketika Menerima Telepon o Memberikan perhatian sepenuhnya dalam keadaan apa pun dan berbicara dengan sopan serta ramah. o Menyediakan alat untuk mencatat seandainya ada yang harus dicatat. o Menyebutkan identitas diri, misalnya, ”Selamat pagi, di sini keluarga Yudi”. o Menyebutkan nama penelepon yang telah menyebutkan identitasnya, misalnya, ”Oh, Tante Nurul. Apa kabar?” o Menanyakan maksud penelepon dengan sopan. Misalnya, ”Maaf, saya belum mengerti maksud Kakak.” o Menjawab setiap pertanyan dengan santun, seperti kalimat, ”Baik, Tante” atau ”Terima kasih, Pak”. o Mengusahakan tidak me nutup pembicaraan terlebih dahulu sebelum penelepon menyudahi o pembicaraan. Kalaupun terpaksa menutup pembicaraan lebih dahulu, gunakan kalimat yang sopan, misalnya, ”Sudah dulu, ya!” atau ”Maaf, saya tutup dulu teleponya, ya!”. E. Membaca Bacaan Menggunakan Teknik Membaca Intensif Teknik membaca intensif adalah teknik membaca yang menitik beratkan pada persoalan pemahaman yang mendalam hingga hal-hal yang rinci. F. Kalimat Utama/Kalimat Pokok Setiap paragraf dalam suatu bacaan memiliki kalimat utama. Dalam kalimat utama terdapat pokok pikiran. Pokok pikiran merupakan inti pembicaraan dalam paragraf. Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, akhir paragraf, di tengah paragraf, atau di awal dan di akhir paragraf. G. Cara menyusun karangan seperti berikut. 1. Menentukan tema terlebih dahulu. 2. Membuat kerangka karangan. 3. Mencari dan membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan hal yang dibahas. 4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu. H. Penggunaan Huruf Besar Penggunaan huruf besar tidak pada semua kalimat. Penggunaan huruf besar telah diatur dalam EYD (Ejaan yang Disempurnakan).  Penggunaan huruf besar antara lain sebagai berikut.



1) Huruf besar digunakan di awal kalimat. Contoh: Kita harus rajin belajar agar tidak menyesal di hari kemudian. 2) Huruf besar digunakan untuk nama orang, organisasi, nama hari, bulan, judul buku, nama kitab, dan suku. Contoh: Ayah Budi bernama Suryawinata. Setiap hari Minggu, Dewi lari pagi. Toni sedang membaca buku “Sains dan Teknologi”. 3) Huruf besar digunakan untuk nama-nama geografi (pulau, kota, benua, laut, selat, sungai, dan lain-lain). Contoh: SelatMadura menghubungkan antara Madura dan Pulau Jawa. PulauBali terkenal dengan sebutan PulauDewata. 4) Huruf besar tidak digunakan untuk menulis nama jenis meskipun menggunakan nama kota, pulau, atau negara. Contoh: Sinta mendapat oleh-oleh pisang ambon dari desa. Dodi sangat suka jeruk bali.  Penggunaan Tanda Titik (.) Penggunaan tanda titik (.), antara lain sebagai berikut. 1) Tanda titik (.) digunakan di akhir kalimat. Contoh: Wati membeli buku. 2) Tanda titik (.) digunakan pada singkatan. Contoh: Bapak Mulyadi, S.Pd. adalah guru bahasa Indonesia di sekolahku. S.Pd. = Sarjana Pendidikan Rapat dimulai pukul 08.00 s.d. 10.00. s.d. = sampai dengan 3) Tanda titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik. Contoh: Pukul 15.35.20 kami berangkat ke Jakarta. 4) Tanda titik (.) tidak digunakan untuk memisahkan angka ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh: Dia lahir pada tahun 1995 di Madiun. Bacalah kamus ini halaman 1440. 5) Tanda titik (.) tidak digunakan di belakang alamat pengirim atau nama dan alamat penerima surat. Contoh: Jalan Merak 35 5 Agustus 2007 Yth. Santi Jalan Makam Pahlawan 25 Sidoarjo  Penggunaan Tanda Koma (,)



Penggunaan tanda koma (,), antara lain sebagai berikut. a. Tanda koma (,) digunakan untuk perincian. Contoh: Ibu membeli sayur, buah, dan bahan pokok. b. Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan tempat dan tanggal surat. Contoh: Surakarta, 20 Mei 2007 c. Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat. Contoh: Karena sakit, Soni tidak pergi ke sekolah. I. Penggunaan di sebagai Awalan dan Kata Depan di kamar dimakan di sana dikejar di belakang dipukul Di berlaku sebagai kata depan. Kata depan di, berfungsi untuk menunjukkan tempat. Berbeda dengan beberapa kata di sebelah kiri, beberapa kata di sebelah kanan penulisan di tidak dipisah atau disambung dengan kata yang mengikutinya. Dalam hal ini, di berlaku sebagai awalan. J. Menggunakan Preposisi Ruang (di, ke, dan dari) Kata depan (preposisi) di antaranya: a. di : penanda keberadaan contohnya : - di kelas - di jalan b. ke : penanda arah tujuan contohnya : - ke sekolah - ke panti asuhan c. dari : penanda asal contohnya : - dari Jakarta - dari SD Kartini K. Mengenal Kalimat Majemuk Setara dengan Kata dan Kata dan merupakan kata tugas yang berfungsi menggabungkan dua pola kalimat sehingga memiliki hubungan yang setara (kalimat majemuk setara). Perhatikan contoh berikut. Anan mengantarkan kue dan Dita menemaninya.



L. Wawancara Wawancara: percakapan antara narasumber dan pewawancara untuk mendapatkan suatu informasi Narasumber: orang yang memiliki pengetahuan atau penguasaan di bidang yang relevan dengan tema wawancara Pewawancara: orang yang mewawancarai dan menggali informasi dari narasumber Unsur Teks Wawancara: 5W + 1H 1. What (Apa): menanyakan kejadian 2. Who (Siapa): menanyakan pelaku (khusus untuk orang) 3. Where (Di mana): menanyakan tempat kejadian 4. When (Kapan): menanyakan waktu kejadian 5. Why (Mengapa): menanyakan alasan terjadinya sesuatu 6. How (Bagaimana): menanyakan proses terjadinya sesuatu Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Informasi Penting dari Wawancara: 1. Simak berbagai jawaban yang disampaikan narasumber 2. Buat kata kunci dari setiap kata yang disampaikan narasumber 3. Fokus pada topik yang dibahas 4. Tandai hal-hal penting terkait wawancara saat menuliskan kembali hasil wawancara Langkah Pelaksanaan Wawancara: 1. Menentukan topik yang akan dibahas 2. Mencari dan menghubungi narasumber yang relevan dengan topik 3. Menyusun daftar pertanyaan berdasarkan unsur 5W + 1H 4. Melaksanakan tanya jawab wawancara sambil merekam dan/atau mencatat jawaban narasumber 5. Membuat laporan hasil wawancara, berisi informasi yang didapat dari wawancara yang dilakukan Langkah Menarasikan Wawancara: 1. Baca teks wawancara dengan cermat



2. Catat pokok-pokok isi wawancara 3. Buat pengantar ke arah isi wawancara 4. Narasikan isi wawancara dengan mengembangkan pokok isi wawancara 5. Lengkapi narasi dengan bagian penutup Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mempresentasikan Hasil Wawancara: 1. Sikap badan tegak dan percaya diri 2. Menguasai materi laporan hasil wawancara 3. Pelafalan kata tepat dan jelas 4. Pemenggalan kata dilakukan dengan tepat agar tidak mengubah makna M. Teks Petunjuk Teks Petunjuk Penggunaan Alat: teks yang memberi arahan untuk menggunakan alat tertentu dengan benar Langkah Menyusun Teks Petunjuk Penggunaan Alat: 1. Tentukan alat apa yang akan diinformasikan petunjuk penggunaannya 2. Pahami semua hal yang berhubungan dengan penggunaan alat yang akan diinformasikan 3. Tulis petunjuk penggunaan secara berurutan dan sistematis 4. Lengkapi setiap tahapan dengan keterangan yang jelas, akan lebih baik jika disertakan gambar untuk memperjelas petunjuk