Rangkuman Modul 1 Dan 2 Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MANDIRI RANGKUMAN MODUL 2 & 3



PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



DIANA NURUL HIDAYAH 858697957



UPBJJ-UT SURABAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2021



MODUL 1 HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA Kegiatan Belajar 1 : Hakikat Bahasa A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan sistem lambang yang bermakna, arbiter, konvensional, dan produktif yang dipergunakan oleh setiap individu dan anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri. Karakteristik Bahasa antara lain : 1. Bahasa sebagai sebuah system 2. Bahasa merupakan system lambing yang arbiter (mana suka) dan konvensional 3. Bahasa bersifat produktif 4. Bahasa memiliki fungsi dan variasi B. Fungsi Bahasa 1. Fungsi personal, yakni mengacu pada peranan Bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk individu. Dengan bahasa, manusia menyatakan keinginan, cita-cita, kesetujuan dan ketidaksetujuan, serta rasa suka dan tidak suka. 2. Fungsi sosial, yakni pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antarindividu atau antarkelompok sosial. Dengan menggunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhu, saling bermusyawarah, dan bekerja sama. C. Ragam Bahasa Ragam Bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang disebabkan oleh pemakai dan pemakaian bahasa. Dari segi pemakai atau penutur bahasa, ragam bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan pada: 1. daerah asal penutur atau pemakai bahasa 2. kelompok sosial 3. sikap berbahasa Dari sudut pemakaian bahasa, klasifikasi ragam bahasa dapat dilakukan berdasarkan pada: 1. bidang atau pokok persoalan yang diperbincangkan 2. sarana atau media yang dipakai 3. situasi atau kondisi pemakaian Bahasa Dari segi kelompok sosial, ragam bahasa dapat kita bedakan berdasarkan: 1. kedudukan pemakai Bahasa 2. jenis pekerjaan 3. pendidikan Ragam bahasa menurut keberadaan media atau sarana yang digunakan terbagi atas ragam lisan dan ragam tulis. 1. Ragam bahasa lisan digunakan dalam situasi sesungguhnya, baik berhadapan secara tatap muka maupun menggunakan media, seperti telepon dan sebangsanya. 2. Ragam bahasa tulis hadir secara visual. Penulis memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan dan menyempurnakan tulisannya, sementara pembaca pun memiliki waktu yang leluasa untuk memahami dan mencerna tulisan itu. Kegiatan Belajar 2 : Hakikat Pembelajaran Bahasa A. A. Konsep Belajar Belajar adalah perubahan tingkah laku siswa melalui latihan dan pengalaman yang dilakukannya secara aktif. Hasil belajar berupa pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang telah dipahami dan dikuasainya. B. Belajar Bahasa Pola belajar bahasa pada anak



1. Semua komponen, sistem, dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu 2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik 3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya 4. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba dan strategi lainnya C. Pembelajaran Bahasa Tiga tipe belajar yang melibatkan bahasa menurut Halliday (1979, dalam Goodman, dkk., 1987) 1. Belajar bahasa Seseorang mempelajari suatu bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. 2. Belajar melalui Bahasa Bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari sesuatu seperti matematika. 3. Belajar tentang Bahasa Seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu bahasa seperti sejarah, sistem bahasa, kaidah berbahasa. Kemampuan berbahasa diklasifikasikan menjadi empat macam, yakni: 1. Kemampuan menyimak atau mendengar 2. Kemampuan berbicara 3. Kemampuan membaca 4. Kemampuan menulis Cara pandang belajar bahasa di SD: 1. Imersi, yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan 'menerjunkan' siswa secara langsung dalam kegiatan berbahasa yang dipelajarinya. 2. Pengerjaan (employment), yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang bermakna, fungsional, dan otentik. 3. Demonstrasi, yaitu siswa belajar bahasa melalui demonstrasi dengan pemodelan dan dukungan yang disediakan guru. 4. Tanggung jawab (responsibility), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih aktvitas berbahasa yang akan dilakukannya. 5. Uji-coba (trial-error), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan dari perspektif atau sudut pandang siswa. 6. Harapan (expectation), artinya siswa akan berupaya untuk sukses atau berhasil dalam belajar, jika dia merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi sukses.



MODUL 2 PEMEROLEHAN BAHASA ANAK Kegiatan Belajar 1 : Pemerolehan Bahasa Anak A. Pengertian Pemerolehan Bahasa Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak. Bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama. Dalam menguasai dua bahasa atau lebih, anak dapat melakukannya secara serempak atau berurut. B. Teori Pemerolehan Bahasa 1. Pandangan Nativistis Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan 'piranti pemerolehan bahasa' yang berpusat pada otak. 2. Pandangan Behavioristis Menurut behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan lingkungannya. 3. Pandangan Kognitif Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak 1. Faktor biologis Perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap. Kerbatasan pada salah satu, apalagi ketiganya, akan menghambat kemampuan berbahasa anak. 2. Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial yakni perilaku berbahasa orang tua, saudara, kerabat, teman, atau anggota masyarakat. Lingkungan yang kaya sumber, mendukung, dan aktif dalam berinteraksi dengan anak akan membuat pemerolehan bahasa anak semakin beraneka dan cepat. 3. Faktor intelegensi Dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat dan lebih bervariasi khasanah bahasanya. 4. Faktor motivasi Anak yang dibesarkan dengan motivasi belajar bahasa yang tinggi akan kian memicu proses belajar pada anak. Pemicuan motivasiitu diantaranya dengan cara merespons dengan bijak pertanyaan dan komentar anak, memperbaiki tindak berbahasa anak secara halus dan tidak langsung, dan tidak segera menyalahkan bila anak melakukan suatu kesalahan. D. Strategi Pemerolehan Bahasa 1. Mengingat 2. Meniru 3. Mengalami langsung 4. Bermain 5. Penyederhanaan E. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa 1. Tahap pralinguistik Pada tahap ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumir sekitar 12 bulan. Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vocal atau konsonan tertentu. 2. Tahap satu kata atau holofrasis Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada tahap ini anak menggunakan satu kata yang bermakna, misalnya mimik (minum), atit (sakit)



3. Tahap dua kata Fase ini berlangsung pada anak berusia 18-24 bulan. Dalam bertutur kata anak mulai menggunakan dua kata misalnya, papa ikut, mamah main. 4. Tahap telegrafis Antara usis 2-3 tahun anak menghasilkan ujaran dalam bentuk laimat-kalimat pendek. Seiring dengan bertambahnya usia dan perkembangan otak dan perangkat biologis lainnyakemampuan berbahasa anak pun akan semakin meningkat pula. Kegiatan Belajar 2 : Pemerolehan Bahasa Kedua A. Pengertian dan Cara Pemerolehan Bahasa Kedua Pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dipelajari dan dikuasai anak setelah menguasai satu bahasa. Dalam konteks anak Indonesia, yang menyandang status B2 itu dapat bahasa daerah, bahasa Indonesia atau bahasa asing. Tergantung pada bahasa mana yang pertama dikuasai anak lebih dahulu. Belajar B2 dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1. terpimpin, melalui pembelajaran khusus 2. alamiah, melalui kegiatan langsung berbahasa dalam suasana nyata 3. terpimpin dan alamiah. B. Teori Pemerolehan Bahasa Kedua 1. Model akulturasi, yang memandang penyesuaian budaya sangat mempengaruhi pemerolehan B2. Pengaruh itu ditentukan oleh jarak sosial dan psikologis antara kelompok pembelajar B2 dengan masyarakat asli pemilik B2. 2. Teori akomodasi, yang menyatakan bahwa cara pembelajar B2 membatasi diri dalam berhubungan dengan masyarakat ‘pemilik' B2. Identifikasi hubungan antara kedua kelompok akan menimbulkan motivasi yang mempengaruhi keberhasilan pemerolehan B2. 3. Teori wacana, yang berpendapat bahwa pembelajar B2 akan menemukan makna bahasa melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Semakin sering pembelajar terlibat dalam komunikasi alamiah (dalam konteks berbahasa langsung) maka akan semakin baik kemampuan B2-nya. 4. Model monitor, yang menyatakan tampilan berbahasa pembelajar B2 ditentukan oleh cara mereka menggunakan monitor. Penggunaan monitor yang berlebihan akan menghambat penguasaan bahasa pembelajar. 5. Model kompetensi variabel, yang berpendapat bahwa cara seseorang mempelajari bahasa akan mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya. 6. Hipotesis universal, yang menyatakan bahwa bahasa antara anak (interlangue) akan terisi dengan kaidah-kaidah bahasa yang bersifat universal. Penguasaan struktur B1 akan membantu pembelajar dalam pemerolehan B2. 7. Teori neurofungsional, yang berpandangan adanya hubungan antara pemerolehan B2 dengan anatomi otak syaraf dan sistem otak.