Rantek MRV50 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dhoto
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG MAHAKAM BERAU



RANCANGAN KEGIATAN PENANAMAN REHABILITASI MANGROVE TAHUN 2020



Blok Luas Fungsi Kawasan Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi DAS



: : : : : : : :



Samarinda,



I 50 Ha Hutan Produksi (HP) Tani Baru Anggana Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Belah Bumbung



Juli 2020



LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN KEGIATAN PENANAMAN REHABILITASI MANGROVE TAHUN 2020



Luas Fungsi Kawasan Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi DAS



: : : : : : :



50 Ha Hutan Produksi (HP) Tani Baru Anggana Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Belah Bumbung



Disahkan Oleh : Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Mahakam Berau,



Diketahui Oleh: Kepala KPHP Delta Mahakam



Dinilai Oleh : Kepala Seksi Program DAS dan HL Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Mahakam Berau,



Ir. Sudaryanto, M.Si. NIP. 19630803 199803 1 001



Christianus Benny, S.Hut, MH. NIP. 19770914 200112 1 003



Edy Suryawan, S.Hut.T, M.Hum. NIP. 19730814 199301 1 001



2



Samarinda, Juli 2020 Disusun Oleh : An. Tim Penyusun



Heri Siswanto, S.Hut. NIP. 19920331 201502 1 002



I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.105/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif, serta Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan Penanaman dalam rangka Rehabilitasi



Hutan



dan



Lahan



yang



telah



diubah



dalam



Peraturan



Menteri



Lingkungan



Republik



Indonesia



Nomor:



P.2/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2020 tanggal 13 Januari 2020, Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Nomor: P.8/PDASHL/SET/KUM.1/11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dan Peraturan Dirjen PDASHL Nomor : P.4/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebelum pelaksanaan kegiatan penanaman perlu dibuat rancangan kegiatan yang merupakan Desain teknis kegiatan RHL yang memuat informasi detail mengenai kejelasan lokasi, tata letak, perlakuan silvikultur, jenis tanaman, kebutuhan bibit, kebutuhan sarana dan prasarana, serta kebutuhan biaya yang diperlukan sesuai dengan kondisi lapangan. Selanjutnya rancangan kegiatan digunakan sebagai dasar pelaksanaan, pembinaan, monitoring dan evaluasi. Oleh karena itu penyusunan rancangan kegiatan ini harus ditunjang dengan data informasi yang mutakhir, objektif dan akurat sesuai dengan kondisi lapangan, dan memiliki sifat realistis dan aplikatif. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud disusunnya rancangan kegiatan ini adalah menyediakan acuan detail teknis Penanaman Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020 yang realistis dan mudah dilaksanakan di lapangan dengan memperhatikan situasi dan kondisi setempat. Sedangkan tujuan penyusunan rancangan kegiatan ini adalah :



3



1. Tersedianya Buku Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020 yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan. 2. Tercapainya pelaksanaan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020 sesuai target volume dan tata waktu yang direncanakan dengan mengacu dari data dan informasi yang sesuai kondisi lapangan. C. SASARAN Sasaran kegiatan penyusunan rancangan kegiatan ini adalah lokasi seluas 50 Ha di Hutan Produksi (HP)



yang dituangkan dalam



Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020; meliputi kegiatan Pengadaan Bibit, penanaman, dan pemeliharaan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, terdiri dari : 1. Tahun ke-1 (P0)



: Pengadaan Bibit, penanaman, dan pemeliharaan tahun berjalan



2. Tahun ke-2 (P1)



: Pemeliharaan tahun tertama



3. Tahun ke-3 (P2)



: Pemeliharaan tahun kedua



4. Akhir Tahun ke-3



: Evaluasi keberhasilan tanaman



4



II. RISALAH UMUM A. KONDISI BIOFISIK 1. Letak dan Luas a. Letak Administrasi Secara administrasi, lokasi kegiatan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020 yang tertuang dalam rancangan kegiatan ini berada di: - Luas



: 50 Ha



- Desa



: Tani Baru



- Kecamatan



: Anggana



- Kabupaten



: Kutai Kartanegara



- Provinsi



: Kalimantan Timur



b. Letak Geografis Secara hidrologis, lokasi terletak pada DAS Belah Bumbung. Lokasi kegiatan Penanaman pada Rehabilitasi Mangrove di wilayah Desa Tani Baru, yaitu pada lokasi 1 (satu) koordinat 117°33'52.155"E - 117°35'46.559"E dan 0°28'42.425"S - 0°29'2.129"S sedangkan lokasi 2 (dua) pada koordinat 117°36'16.861"E - 117°37'25.17"E dan 0°24'25.389"S - 0°25'14.156"S 2. Penutupan Lahan -



Tambak (ex)



: 4 ha



-



Lahan Ekosistem Mangrove Terbuka



: 46 Ha



5



3. Ketinggian Tempat dan Topografi Ketinggian tempat 0 - 1 meter dpl dengan topografi datar-landai dengan kelerengan termasuk dalam kelas datar (0 - 5%). B. KONDISI SOSIAL EKONOMI 1. Demografi a. Jumlah Penduduk



: 4.457 orang



b. Jumlah Laki-laki



: 2.428 orang



c. Jumlah Perempuan



: 2.029 orang



2. Aksesibilitas a. Jarak ke Ibukota Kecamatan



: 30 km



b. Jarak ke Ibukota Kabupaten



: 80 km



c. Jarak ke Ibukota Provinsi



: 60 km



3. Tenaga Kerja Untuk pelaksanaan kegiatan Penanaman Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020 ini dilakukan secara kontraktual. Tenaga kerja yang akan digunakan melibatkan masyarakat sekitar lokasi kegiatan. 4. Sosial Budaya Masyarakat di sekitar lokasi adalah masyarakat agraris yang bersifat dinamis dan sebagian besar telah lama mendiami lokasi, sehingga telah cukup akrab dengan hal bercocok tanam serta memiliki minat yang cukup tinggi akan arti pentingnya Rehabilitasi Mangrove. Dimana hal itu akan berdampak baik pada waktu prakondisi, sosialisasi, dan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.



6



5. Kelembagaan Masyarakat Masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan beberapa pendatang dari berbagai etnis seperti Etnis Bugis, Mandar, Jawa, dan lain-lain. Dalam aktifitas pemanfaatan lahan terdapat kebiasaan masyarakat lokal yaitu Nelayan, Petambak dan di sektor perdagangan.



7



III. RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENANAMAN RHL A. RANCANGAN PENYEDIAAN BIBIT 1. Lokasi Persemaian Kegiatan penyediaan bibit dilaksanakan melalui pengadaan bibit yang selanjutnya ditampung di persemaian sementara di lokasi kegiatan pada koordinat 117°34'56.114"E 0°28'55.362"S dan 117°36'45.315"E 0°24'53.086"S. 2. Kebutuhan dan Komposisi Jenis Tanaman Tabel 1. Rancangan Kebutuhan dan Komposisi Jenis Tanaman Kegiatan Penanaman RHL No



Jenis Tanaman



1 Rhizophora spp/ Avicenia spp Total



Kebutuhan Bibit (Btg) Jumlah Bibit/ha Pemeliharaan Tanaman Penanaman (P0) termasuk (Btg) Tahun Pertama (P1) (Bibit sulaman 10% Sulaman 20%) 3.300,00 181.500,00 33.000,00 3.300,00 181.500,00 33.000,00



Pemeliharaan Tanaman Total (Btg) Tahun Kedua (P2) (Bibit Sulaman 10%) 16.500,00 231.000,00 16.500,00 231.000,00



B. RANCANGAN PENANAMAN 1. Penyiapan Lahan Penyiapan lahan berkaitan dengan penyediaan habitat tumbuh yang sesuai bagi tanaman yang akan ditanam dengan mempertimbangkan aspek - aspek ekologi, fisik, pengelolaan, dan faktor sosial serta harus dilaksanakan secara efektif dan efisien dan tidak menimbulkan perubahan lingkungan yang besar.



8



Spesifikasi Pekerjaan Penyiapan Lahan 1) Persiapan - Lokasi dan luas penyiapan lahan didasarkan pada hasil inventarisasi dan rancangan pembagian blok dan petak. - Teknik penyiapan lahan didasarkan pada kondisi fisik, dan tipe penutupan lahan. - Penyiapan lahan disesuaikan dengan jenis-jenis tanaman yang akan ditanam dan pola tanam. Cara penanaman yang dipergunakan pada lokasi rehabilitasi mangrove dilakukan dengan benih jenis propagul, pada areal berlumpur. Benih/buah ditancapkan ke dalam lumpur dengan bakal kecambah menghadap keatas. Untuk menjaga agar buah tidak hanyut, bila perlu diikatkan pada ajir. Penanaman menggunakan bibit (atau propagul) ini sangat cocok digunakan untuk penanaman jenis Rhizophora spp atau Avicenia spp. Keunggulan dari metode menggunakan propagul ini dibandingkan menggunakan bibit adalah tingkat adaptasi yang cukup tinggi pada saat awal pertumbuhan ditambah lagi dengan kekuatan tanaman yang lebih baik dikarenakan akar lebih dulu tumbuh dibanding daun sehingga akar akan membuat ikatan terhadap media tanam untuk mempersiapkan tumbuhnya daun akan tetapi jenis Avicenia spp sebagai opsional diperlukan perlakuan khusus apabila digunakan jenis propagul. Sedangkan untuk pola tanam yang digunakan didasarkan pada hasil penggalian data risalah lapangan, pada lokasi yang akan ditanami, dapat dilaksanakan dengan 2 pola yaitu sebagai berikut: a) Pola penanaman rumpun berjarak (Luas 46 Ha)







Pola penanaman rumpun berjarak dimaksudkan untuk kekokohan, menjerat lumpur atau hara dan sesuai dengan media pasir yang labil akan ombak laut. Pola tanam ini lebih cocok untuk ekosistem mangrove di pulau-pulau kecil atau lokasi yang langsung menghadap laut lepas. Jenis yang ditanam yang digunakan pada pola ini merupakan jenis Rhizophora spp



atau Avicenia spp .







Penanaman rumpun berjarak dilaksanakan seperti halnya dengan penanaman murni akan tetapi anakan ditanam rapat membentuk rumpun-rumpun. Jumlah dan jarak antar rumpun per hektar dan jumlah anakan yang ditanam di tiap rumpun disesuaikan dengan kondisi tapak.







Pada saat menanam bibit, kantong plastik (polybag) media tanam tidak perlu dilepas tetapi cukup dirobek atau dilubangi 9



bagian dasarnya.







Penanaman pada areal yang rawan gerakan air laut, jika diperlukan dapat dibuat pagar pengaman.







Penanaman rumpun berjarak dilaksanakan seperti halnya dengan penanaman murni akan tetapi bibit ditanam rapat membentuk rumpun-rumpun. Rumpun dibuat dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 1 m dengan jarak tanam bibit propagul dalam rumpun adalah 10 cm x 10 cm sehingga jumlah mangrove yang ditanam dalam satu rumpun adalah sebanyak 200 batang dengan ajir dipasang pada setiap 1 tanaman. Dilihat dari mekanisme pola penanaman tersebut diperoleh jumlah rumpun yang harus dibuat dalam 1 ha luas penanaman adalah sebanyak 16,5 rumpun. Kemudian apabila luas penanaman dengan pola rumpun berjarak adalah seluas 46 ha maka jumlah rumpun yang harus dibuat adalah sebanyak 759 rumpun. Adapun penempatan rumpun harus tersebar secara merata ke seluruh lokasi penanaman dengan jarak antar rumpun menyesuaikan kondisi lapangan Laut Rumpun anakan



Dst Daratan



Gambar 1. Pola Tanam Rumpun Berjarak Ukuran 2x1 meter b) pola tanam murni (Luas 4 Ha)







penanaman murni meliputi penanaman merata dan/atau penanaman strip (jalur) pada areal tanam yang telah disiapkan sesuai rancangan. Sebaran tanaman dapat dilihat sebagaimana pada gambar 5.



10







cara penanaman dapat secara langsung dengan buah/benih atau menggunakan bibit yang telah disiapkan.







untuk penanaman merata atau penanaman strip (jalur) jarak tanam 1 m x 3 m atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan dengan jumlah bibit ekuivalen 3.300 batang per ha.







Pada areal yang peka terhadap ombak, jika diperlukan bibit diikat dengan ajir - - - -- - - laut - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x



a. Penanaman strip (jalur)



- - - -- - - laut - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x b. Penanaman merata x x x x x x x



Gambar 2. Pola Tanam Murni



- Kegiatan penyiapan lahan dilaksanakan pada saat air laut pasang sedang sehingga dapat menggunakan perahu - Pada daerah yang langsung menghadap ke laut menggunakan pola tanam rumpun berjarak sedangkan yang berada di lokasi yang terlindung dari ombak laut langsung menggunakan pola tanam strip. 2) Pelaksanaan a) Pembentukan satuan unit kerja penyiapan lahan. - Satuan kerja unit lahan beranggotakan minimal 5 orang. - Ketua regu kerja bertugas menentukan letak jalur atau rumpun penanaman dan merangkap sebagai pencatat kegiatan. - Dua anggota regu, bertugas membuat/menandai lokasi rumpun pada pola tanam rumpun berjarak atau jalur tanam untuk pola tanam strip. - Dua anggota regu bertugas membuat ajir dan memasang ajir pada rumpun/ jalur yang telah dibuat.



11



b) Persiapan Peralatan Kerja - Penyiapan peta kerja penyiapan lahan 1 : 10.000 - Persiapan peralatan kerja antara lain : parang/golok, cangkul, papan tanda, dan perlengkapan logistik lainnya. c) Perencanaan Kerja - Menentukan lokasi blok dan petak kerja. - Membuat peta kerja detail penyiapan lahan. - Merencanakan jumlah tenaga kerja dan anggaran biaya yang diperlukan. - Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan penyiapan lahan. d) Pelaksanaan - Mencari tanda lokasi penanaman yang akan dibuat. - Pada setiap ujung jalur diberi tanda patok kayu/ bahan lain yang tahan air dengan diameter minimal 5 cm dan tinggi 130 cm, dimana pada bagian ujung patok tersebut dicat dengan warna merah selebar 10 cm (untuk pola tanam strip) sedangkan untuk pola tanam rumpun berjarak maka ditentukan lokasi penempatan rumpun yang akan dibuat. - Menentukan lokasi tanaman sebanyak 3.300 lubang/ha dan menandai lokasi tanam dengan ajir yang berukuran lebar/diameter minimal 2 cm dan tinggi 100 cm, dimana pada bagian ujung ajir tersebut dicat warna kuning sepanjang 10 cm. e) Pencatatan dan pelaporan meliputi pekerjaan: - Nama lokasi blok dan petak kerja. - Jumlah jalur tanam atau rumpun pembuatan rehabilitasi hutan mangrove. - Rencana jenis dan jumlah tanaman pada masing-masing petak. - Jumlah hari orang kerja (HOK) yang telah digunakan, prestasi kerja dan mutu pekerjaan. - Buku register diisi setiap hari kegiatan. - Catatan monitoring dan evaluasi pekerjaan oleh penanggungjawab satuan unit kerja penyiapan lahan. 12



- Laporan kegiatan dan peta kerja penyiapan lahan harus memberikan informasi yang lengkap. - Dalam monitoring dan evaluasi kegiatan, sebuah petak dinyatakan telah selesai dilaksanakan penyiapan lahan. 2. Kebutuhan Bahan dan Peralatan Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penyiapan lahan meliputi bahan, peralatan, serta tenaga kerja sebagaimana Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Bahan dan Peralatan Kegiatan Penanaman RHL No. 1 2 3 4 5 6



Komponen Pengadaan Patok Arah Larikan Pengadaan Ajir Pengadaan Bahan Papan Nama Pengadaan Bahan Gubuk Kerja Pengadaan Pelindung Tanaman Sewa Perahu



Satuan



Kebutuhan Pemeliharaan Tahun Pertama



Penanaman



Patok Ajir Unit Unit Buah Unit



6.600,00 165.000,00 2,00 1,00 165.000,00 5,00



Pemeliharaan Tahun Kedua



33.000,00 5,00



5,00



3. Penanaman a. Rencana Penanaman Berdasarkan rencana penyiapan lahan diperoleh rencana penanaman pada areal kerja, seperti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rencana Kebutuhan Tenaga (HOK) Penanaman RHL No A 1 2 3 4 5 6 B 1 2 C 1 2



Komponen Persiapan Lahan Pembuatan Arah Larikan Pemancangan Ajir Pembuatan Papan Nama dan Gubuk Kerja Pengangkutan Bibit dan Penanaman Penyulaman Upah Pengawasan/ Mandor Tanaman Pemeliharaan Tahun Pertama Pembersihan Lapangan, Pengangkutan Bibit, Penyulaman dan Perlindungan Tanaman Pengawasan/ Mandor Tanam Pemeliharaan Tahun Kedua Pengangkutan Bibit, Penyulaman dan Perlindungan Tanaman Pengawasan/ Mandor Tanam



Satuan HOK HOK HOK HOK HOK OB



Kebutuhan Pemeliharaan Tahun Pertama



Penanaman 200,00 300,00 54,00 1.500,00 500,00 5,00



Pemeliharaan Tahun Kedua -



-



HOK



-



500,00



-



OB



-



5,00



-



HOK



-



-



400,00



OB



-



-



5,00



13



b. Teknik Pelaksanaan Pembentukan satuan unit kerja distribusi bibit dan penanaman 1) Ketua regu kerja bertugas menentukan letak lokasi distribusi bibit dan lokasi penanaman dan merangkap sebagai pencatat kegiatan. 2) Jumlah anggota regu, bertugas melakukan distribusi bibit dan penanaman disesuaikan dengan jumlah rencana bibit yang akan ditanam. 3) Persiapan peralatan kerja antara lain: alat angkut bibit, cangkul/sekop, dan perlengkapan logistik lainnya. 4) Menentukan lokasi blok dan petak kerja penanaman. 5) Menentukan titik/lokasi penempatan bibit. 6) Membuat peta kerja detail penanaman. 7) Merencanakan jumlah tenaga kerja dan anggaran biaya yang diperlukan. 8) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan distribusi dan penanaman. c. Pelaksanaan 1) Melakukan distribusi bibit propagul Persentase hidup bibit di lapangan sangat ditentukan oleh teknik pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke lubang tanam. Pengangkutan bibit yang kurang hati‐hati akan menyebabkan kerusakan pada bibit tanaman itu sendiri. Pengangkutan bibit ke lokasi tanam dilakukan dengan menggunakan keranjang yang terbuat dari steoform/bahan yang dapat mengapung di air dan lumpur. Bibit disusun di dalam keranjang sedemikian rupa sehingga tidak terdapat celah yang memungkinkan bibit bergesekan antara satu dengan lainnya. Jika memungkinkan bibit dapat dibawa dengan menggunakan perahu. 2) Melakukan penanaman Penanaman dilakukan dengan cara menusukkan propagul pada media tanam lumpur dengan posisi tunas di atas. 3) Mengikat propagul pada ajir yang telah dipasang 14



Pengikatan propagul pada ajir dilakukan dengan tujuan untuk menambah kekuatan propagul yang ditanam terhadap hempasan ombak laut dan factor perusak lainnya d. Pencatatan dan Pelaporan Dilakukan pencatatan pada laporan/register penanaman sebagai berikut: 1) Nama lokasi blok dan petak kerja. 2) Jumlah jalur tanam rehabilitasi hutan. 3) Rencana dan realisasi distribusi bibit dan penanaman pada masing-masing petak. 4) Jumlah hari orang kerja (HOK) yang telah digunakan, prestasi kerja, dan mutu pekerjaan. C. RANCANGAN PEMELIHARAAN TANAMAN Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi: 1. Pemeliharaan tanaman tahun berjalan, terdiri dari penyulaman (bibit sulaman 10%), penyiangan dan pemberantasan hama penyakit. 2. Pemeliharaan tanaman tahun pertama, terdiri dari penyulaman (bibit sulaman 20%), penyiangan dan pemberantasan hama penyakit. 3. Pemeliharaan tanaman tahun kedua, terdiri dari penyulaman (bibit sulaman 10%), penyiangan dan pemberantasan hama penyakit. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemeliharaan 1) Penyulaman Kegiatan ini merupakan tindakan mengganti tanaman di lapangan yang mati, atau tidak sehat pertumbuhannya,dengan bibit yang sehat dari persemaian yang memang dicadangkan untuk kebutuhan penyulaman.Penyulamandilaksanakan pada tahun berjalan, tahun pertama, dan tahun kedua. 2) Pemberantasan Hama dan Penyakit/Perlindungan Tanaman Pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara manual atau kimia apabila ditemukan adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Pemberantasan hama dan penyakit secara kimia dilakukan dengan menggunakan insektisida dan fungisida yang dosisnya disesuaikan dengan kondisi dan umur tanaman.



15



Untuk meningkatkan prosentase tumbuh bibit tanaman yang telah ditanam di lapangan dilakukan pemberian pelindung tanaman. Pelindung tanaman menggunakan bahan setempat yang bertujuan untuk melindungi bagian bawah batang tanaman (terutama tanaman bakau) dari hama kepiting atau terpaan ombak yang membawa pasir dan benda‐benda yang dapat merusak kulit pada bagian bawah batang tanaman. Rusaknya kulit pada bagian tersebut dapat menyebabkan kematian tanaman akibat terputusnya jaringan xylem dan ploem pada batang tanaman muda. Untuk penanaman dengan pola rumpun berjarak mengggunakan pelindung tanaman yang dibuat dari bahan setempat, ditempatkan menyelubungi rumpun tanaman mangrove dan dipasang sedemikian rupa sehingga tidak hilang atau larut oleh terpaan ombak sebagaimana gambar berikut.



Anyaman dari bahan setempat



2 0 10 cm c m



Gambar 3. Pelindung Tanaman pada Pola Rumpun Berjarak (kanan) dan pada Pola Tanaman Strip (kiri)



16



IV. RANCANGANANGGARAN BIAYA A. PENANAMAN (P0) Tabel 4.Rancangan Anggaran Biaya Penanaman Tahun Berjalan (P0) No



Standar Per Ha Satuan Volume 3 4



Uraian



1 2 A Gaji-Upah 1 Pembuatan Arah Larikan 2 Pemancangan Ajir 3 Pembuatan Papan Nama dan Gubuk Kerja 4 Pengangkutan Bibit dan Penanaman 5 Penyulaman 6 Upah Pengawasan/ Mandor Tanaman B Bahan 1 Pengadaan Patok Arah Larikan 2 Pengadaan Ajir 3 Pengadaan Bahan Papan Nama 4 Pengadaan Bahan Gubuk Kerja 5 Pengadaan Pelindung Tanaman C Lain-lain 1 Sewa Perahu D Bibit 1 Rhizophora spp/ Avicenia spp Total Biaya Umum dan Keuntungan (10%) Total Setelah Biaya Umum dan Keuntungan



HOK HOK HOK HOK HOK OB Patok Ajir Unit Unit Buah Unit Batang



17



Volume Kegiatan Kebutuhan (Rp/Ha) Satuan Volume Satuan Volume 5 6 7 8 9



4,00 6,00 1,08 30,00 10,00 0,10



95.000 95.000 95.000 95.000 95.000 4.200.000



HOK HOK HOK HOK HOK OB



50 50 50 50 50 50



Ha Ha Ha Ha Ha Ha



200,0 300,0 54,0 1.500,0 500,0 5,0



132,00 3.300,00 0,04 0,02 3.300,00



1.000 160 875.000 3.750.000 650



Patok Ajir Unit Unit Buah



50 50 50 50 50



Ha Ha Ha Ha Ha



6.600,0 165.000,0 2,0 1,0 165.000,0



50 Ha



5,0



50 Ha



181.500,0



0,10 3.630,00



1.750.000 Unit 2.100 Batang



Biaya 10 263.630.000 19.000.000 28.500.000 5.130.000 142.500.000 47.500.000 21.000.000 145.750.000 6.600.000 26.400.000 1.750.000 3.750.000 107.250.000 8.750.000 8.750.000 381.150.000 381.150.000 799.280.000 79.928.000 879.208.000



B. PEMELIHARAAN TANAMAN TAHUN BERJALAN (P1) Tabel 5.Rancangan Anggaran Biaya Kegiatan Pemeliharaan Tahun Berjalan (P1) No



Uraian



1 2 A Gaji-Upah Pembersihan Lapangan, Pengangkutan Bibit, Penyulaman dan 1 Perlindungan Tanaman 2 Pengawasan/ Mandor Tanam B Bahan 1 Pelindung Tanaman C Lain-lain 1 Sewa Perahu D Bibit 1 Rhizophora spp/ Avicenia spp Total Biaya Umum dan Keuntungan (10%) Total Setelah Biaya Umum dan Keuntungan



Standar Per Ha Satuan Volume 3 4



Volume Kegiatan Kebutuhan (Rp/Ha) Satuan Volume Satuan Volume 5 6 7 8 9



HOK



10,00



95.000



OB



0,10



4.200.000



Buah



660,00



650



Unit



0,10



1.750.000 Unit



Batang



660,00



Biaya 10 68.500.000



HOK



50



Ha



500,0



47.500.000



OB



50



Ha



5,0



Buah



50



Ha



33.000,0



50



Ha



5,0



50



Ha



33.000,0



21.000.000 21.450.000 21.450.000 8.750.000 8.750.000 69.300.000 69.300.000 168.000.000 16.800.000 184.800.000



2.100 Batang



C. PEMELIHARAAN TANAMAN TAHUN KEDUA (P2) Tabel 6.Rancangan Anggaran Biaya Kegiatan Pemeliharaan Tahun Kedua (P2) No



Standar Per Ha Satuan Volume 3 4



Uraian



1 2 A Gaji-Upah 1 Pengangkutan Bibit, Penyulaman dan Perlindungan Tanaman 2 Pengawasan/ Mandor Tanam B Lain-lain 1 Sewa Perahu C Bibit 1 Rhizophora spp/ Avicenia spp Total Biaya Umum dan Keuntungan (10%) Total Setelah Biaya Umum dan Keuntungan



HOK OB



8,00 0,10



95.000 4.200.000



HOK OB



50 50



Ha Ha



400,0 5,0



Unit



0,10



1.750.000



Unit



50



Ha



5,0



50



Ha



16.500,0



Batang



18



Volume Kegiatan Kebutuhan (Rp/Ha) Satuan Volume Satuan Volume 5 6 7 8 9



330,00



2.100 Batang



Biaya 10 59.000.000 38.000.000 21.000.000 8.750.000 8.750.000 34.650.000 34.650.000 102.400.000 10.240.000 112.640.000



D. REKAPITULASI RANCANGAN ANGGARAN BIAYA Tabel 7. Rekapitulasi Rancangan Anggaran Biaya



No



Uraian



Biaya



1 2 1 Penanaman (P0) 2 Pemeliharaan Tahun Pertama (P1) 3 Pemeliharaan Tahun Kedua (P2) Total



3 879.208.000 184.800.000 112.640.000 1.176.648.000



19



V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN A. JADWAL KEGIATAN PENANAMAN (P0) Tabel 8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penanaman (P0) Tahun 2020



No.



Jenis Kegiatan



Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2020 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jan



I.



Kegiatan



1. Penentuan arah larikan dan rumpun 2. Pembersihan lapangan/pembuatan jalur/rumpun 3. Pemasangan ajir 4. Pemasangan Penanda 5. Pembuatan papan nama dan gubuk kerja 6. Penanaman 7. Penyulaman 8. Penyiangan 9. pemberantasan hama dan penyakit 10. Pengawasan/mandor II.



Pengadaan Bahan - Bahan



1. Pengadaan patok arah larikan 2. Pengadaan ajir 3. Pengadaan papan nama petak 4. Pengadaan bahan gubuk kerja 6. Pengadaan obat – obatan 7. Penyediaan bibit



20



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



Jul



Agt



Sep



Okt



Nov



Des



B. JADWAL KEGIATAN PEMELIHARAAN TAHUN PERTAMA (P1) Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tahun Pertama (P1) Tahun 2021 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2021 No.



Jenis Kegiatan



Triwulan I Jan



I



Feb



Mar



Triwulan II Apr



Mei



Jun



Triwulan III Jul



Agt



Sep



Triwulan IV Okt



Nov



Des



Kegiatan



1. Distribusi bibit ke lubang tanam 2. Penyulaman 3. Penyiangan 4. Pemberantasan hama dan penyakit 5. Pengawasan/mandor II



Pengadaan bahan



1. Penyediaan bibit C. JADWAL KEGIATAN PEMELIHARAAN TAHUN KEDUA (P2) Tabel 10. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tahun Kedua (P2) Tahun 2022 No.



Jenis Kegiatan



Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2022 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jan



I



Kegiatan



1. Distribusi bibit ke lubang tanam 2. Penyulaman 3. Penyiangan 4. Pemberantasan hama dan penyakit 5. Pengawasan/mandor II



Pengadaan Bahan



1. Penyediaan bibit



21



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



Jul



Agt



Sep



Okt



Nov



Des



Gambar 4.Papan Nama Petak 120 cm KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DASDAN HUTAN LINDUNG BALAI PENGELOLAAN DAS DAN HUTAN LINDUNG MAHAKAM BERAU



KEGIATAN PENANAMAN REHABILITASI MANGROVE TAHUN 2020 Blok Desa Kecamatan Kabupaten KPHP Luas Jenis Tanaman Kayu2an Sumber Dana Pelaksana



: I : Tani Baru : Anggana : Kutai Kartanegara : Delta Mahakam : 50 Ha : Rhizophora spp/Avicenia spp : APBN DIPA 029 BPDAS HL Mahakam Berau Tahun 2020 : (Kontraktor yang ditunjuk)



80 cm



210 cm



Warna dasar cat hijau tua, Tulisan warna putih



50 cm 22



Gambar 5. GubukKerja



3m



4m



6m



23



Gambar 6. Tipikal Patok Arah Larikan dan Ajir



10 Cm



10 cm



24



Gambar 7. Cara Menanam Bibit



Ajir



Ajir



Tali



25