Rasio Nilai Pasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RASIO NILAI PASAR Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham,digunakan untuk membantu investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang besar sebelum melakukan penanaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang menunjukan tingkat efisiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan jika diihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan. Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham dengan laba, nilai buku per saham, dan dividen. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusabaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham.Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan relatif terhadap nilai bukunya.Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan dalam rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari: Rasio Harga/Laba Rasio harga atau laba (Price Earning Ratio-P/E) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Oleh para investor, rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PE sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PE yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PE yang rendah pula. Rumus yang biasa digunakan dalam menghitung rasio harga/laba seperti berikut :



Rasio harga/laba (P/E) =



Harga per saham Laba per saham



500 2.086 = 23.9x =



Rata-rata industry = 11.3x Rasio P/E akan lebih tinggi bagi perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang bagus dan risikonya relative rendah. Rasio P/E Gudang Garam berada di atas rata-rata perusahaan rokok lainnya, ini menunjukkan perusahaan yang dinilai kecil resiko dari pada perusahaan pada umumnya, memiliki prospek pertumbuhan yang baik atau keduanya. Rasio Harga/Arus Kas Rasio Harga Saham/Arus Kas per Saham digunakan untuk menunjukkan harga dibayarkan pemegang saham terhadap arus kas dari aktivitas operasi per lembar saham perusahaan . Valuasi harga saham



Harga per saham Arus kasper persaham saham Harga



terhadap arus kas dari aktivitas operasi digunakan untuk lebih mengetahui kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari aktivitas operasinya. Arus kas tidak mudah "dimanipulasi" karena tidak dipengaruhi oleh faktor non kas seperti depresiasi, amortisasi, dan faktor non kas lain.



Rasio harga / arus kas (P/E) = Rata-Rata industri = 5.4%



Perlu dicatat bahwa karena alasan tertentu, analisis juga melihat rasio-rasio lain selain rasio harga/laba dan harga/arus kas. Misalnya, tergantung dari industrinya, analisis mungkin melihat harga/penjualan, harga/pelanggan, atau harga/EBITDA per saham. Namun pada akhirnya, nilai perusahaan akan bergantung pada laba dan arus kas, Jadi jika rasio-rasio "eksotik" tersebut tidak meramalkan tingkat EPS dan arus kas di masa depan, mereka ternyata memiliki kemungkinan yang menyesatkan. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku Rasio ini menunjukkan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan. Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial . Bila seorang investor pesimistik atau prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimis maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya. Rumus yang biasa digunakan untuk menghitung rasio ini adalah :



Nilai buku per saham =



Ekuitas biasa Jumlah saham beredar



Rasio nilai pasar / nilai buku =



Harga pasar per saham M = Nilai buku per saham B



Rata-Rata industri = 1,7x



Biasanya rasio M/B pada umumnya lebih besar dari 1, ini artinya investor bersedia membayar saham lebih besar daripada nilai buku akuntansinya. Situasi seperti biasanya terjadi karena nilai asset, seperti yang dilaporkan oleh akuntan dalam neraca perusahaan tidak mencerminkan inflasi maupun goodwill. Jika suatu perusahaan menerima tingkat pengembalian atas asset yang rendah, maka rasio M/B-nya akan relative rendah dibandingkan rata-rata perusahaan lain.



ANALISIS TREN Analisis tren merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suats estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif



cukup panjang. sehingga dari hasil analhsis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoritis, dalam analisis time series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikunipulkan, Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimas atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek. Tren Indeks Tren indeks (index trend) adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat tren dengan mengkonversi jumlah rupiah kedalam indeks. Setiap pos pada periode 1 (periode dasar atau basis) dinyatakan dengan nilai 100 (100%) . Angka indeks untuk setiap periode berikutnya (periode ke n, dimana n adalah 2, 3, 4, dan seterusnya) dihitung dengan cara sebagai berikut: Jumlah rupiah periode ke-n x 100% Jumlah rupiah periode ke 1 Penyesuaian Inflasi Ketika membandingkan hasil operasi, terutama ketika menganalisis angka-angka tren, haruslah diperhatikan pengaruh perubahan nilai uang terhadap hasil operasi tersebut. 100 ton beras beberapa tahun yang lalu memiliki kuantitas yang sama dengan 100 ton beras saat ini, akan tetapi jumlah uang yang diperlukan untuk membeli 100 ton beras saat ini jelas lebih tinggi dibanding dengan jumlah uang yang diperlukan untuk itu beberapa tahun lalu. Hal ini berlaku untuk semua jenis biaya, karena harga berubah dari waktu ke waktu. Oleh karenanya dampak inflasi harus dipertimbangkan ketika membandingkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.



Pemilihan Angka Indeks Di antara berbagai angka indeks yang tersedia, indeks harga konsumen merupakan angka indeks yang = paling umum digunakan dan dipahami secara luas. Dengan mennggunakan angka indeks ini, konversi nilai rupiah periode yang lalu ke dalam nilai rupiah periode (sekarang) akan mudah dilakukan. Rupiah historis x angka indeks tahun berjalan = Rupiah saat ini Angka indeks periode yang lalu PERSAMAAN DU PONT Analisis Du Pont System merupakan analisis yang mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan Dari analisis ini juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan Yang dapat diuraikan dengan menggunakan analisis Du Pon adalah ROI (Rate Of Return on Investment) yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang diperole perusahaan dengan besarnya total aktiva perusahaan Analisis ini biasanya digunakan oleh



perusahaan-perusahaan besar. Diharapkan melalui Du Pon System, perusahaan pusat dapat menilai kinerja keuangan divisi/departemen/pusat investasi berdasarkan ROI yang telah dicapai. Bagan Du Pont adalah bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva dan margin laba. Du pont tersebut merupakan uraian dari skema ROI, yang merupakan rasio antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya perputaran aktiva perusahaan. Perputaran total aktiva didefinisikan sebagai hasil bagi antara penjualan dengan total aktiva, sedangakan margin laba didefinisikan sebagai rasio antara laba bersih dengan hasil penjualan. Selanjutnya total aktiva didefinisikan sebagai penjumlahan antara aktiva lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba bersih didapatkan dari pengurangan antara penjualan dan total biaya. Analisis Du Pont System adalah ROI vang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen penjualan serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Du Pont juga dapat digunakan sebagai analisis untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan net profit margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ROI. Analisis Du Pont penting bagi manajer untuk mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan total asset turnover terhadap ROI. Disamping itu dengan menggunakan analisis ini, pengendalian biaya dapat diukur dan efisiensi perputaran aktiva sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur. Perhitungan yang dapat digunakan adalah: ROA = Margin laba x perputaran total asset = Laba bersih Penjualan



x



Penjualan Total Aset



Jika perusahaan di danai hanya dengan equitas biasa , tingkat pengembalian atau aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) akan sama karena total aset akan sama dengan ekuitas biasa: ROA =



Laba bersih X Total Aset



Laba bersih Ekuitas biasa



= ROE



Persamaan ini hanya berlaku jika perusahaan tidak menggunakan utang. Perusahaan yang menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih besar) seharusnya akan memiliki multiplier ekuitas yang tinggimakin besar utang, makin rendah ekuitas sehingga makin tinggi multiplier ekuitasnya.