Rebirth Doctor Ivonne Yuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rebirth Doctor Ivonne Yuan Bab 1 Melewati Dimensi Menjadi Permaisuri PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 176 44 59 Bab 1 Melewati Dimensi Menjadi Permaisuri



Dinasti Tang Utara, Paviliun Serenity, Kediaman Raja Ronald.



Cahaya lilin bergoyang, menyinari kertas setengah tua yang dipasang di mana-mana di ruangan itu. Cahaya dan bayangan dari tepi keemasan menyebar ke sekitar dengan lembut, menarik bayangan panjang dari sepasang bayangan yang saling bergumul di dinding.



Ivonne Yuan dihimpit di bawah tubuh Raja Ronald. Ivonne tidak melihat



rasa iba sedikit pun di mata Raja Ronald, hanya kebencian yang menggila.



Jantungnya hancur lebur pada saat itu, setelah menikah selama setahun, Raja Ronald tidak pernah menyentuhnya sama sekali, masuk Istana lusa kemarin, Ibu Suri memandangi perutnya yang rata dan mendesah bahkan sangat kecewa. Dan ketika dia menyebutkan ingin mengambil selir, Ivonne baru dengan terpaksa memberitahu Ibu Suri bahwa setelah menikah selama setahun Raja Ronald sama sekali belum menyentuhnya.



Ivonne tidak ingin menangis dan mengeluh. Dia hanya merasa tidak rela.



Ketika Ivonne melihatnya untuk pertama kalinya pada usia 13 tahun, hatinya sudah terikat pada Raja Ronald. Menggunakan semua metode, akhirnya bisa menikah dengannya dan menjadi Istrinya, dia berpikir bahwa dia bisa mendapatkannya, tapi Ivonne terlalu memandang tinggi dirinya sendiri.



Ada rasa sakit yang menusuk datang dari bawah tubuhnya. Melihat pandangan dingin di matanya, itu sangat menyakitkan. Bagaimana caranya agar bisa melewati rasa sakit hati ini?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Ivonne memeluk punggung Raja Ronald, dengan sekuat tenaga memegangi tubuhnya, menggigit bibir Raja Ronald dengan keras, darah mengalir keluar, darah yang amis dan manis itu menetes masuk ke mulut Ivonne.



Pandangan mata Raja Ronald menggelap, tubuh tingginya bangkit dari atas tubuh Ivonne, memberi tamparan di wajah Ivonne, dengan dingin berkata, "Ivonne, aku sudah bersetubuh denganmu seperti yang kamu inginkan, tapi mulai hari ini, kita akan menjadi orang asing."



Ivonne tertawa, tertawa dengan sangat putus asa dan sedih, "Kamu memang benar-benar membenciku."



Sebelum dia menikah, Ibunya mengajarkan padanya mengenai urusan ranjang, tapi dia sudah meminum obat perangsang, ketika efeknya datang, hanya menembus tubuhnya saja, tapi melakukannya tanpa ada jejak cinta.



Membungkus tubuhnya erat dengan jubah, kaki ramping Raja Ronald menendang kursi dan meja hingga terjatuh ke lantai, benda-benda hancur berserakan, suaranya sangat dingin, tatapan matanya menghina, "Benci? Kamu tidak pantas, aku hanya jijik melihatmu, di mataku, kamu ini seperti lalat busuk yang menjijikkan, jika tidak, aku tidak perlu meminum obat untuk bersetubuh denganmu."



Raja Ronald pergi, Ivonne melihat sosoknya yang memakai jubah hijau itu menghilang di pintu, hanya angin dingin yang masuk melalui pintu yang seketika langsung membekukan hatinya.



Suara Raja Ronald terdengar dari jauh, "Lain kali tidak perlu memandangnya sebagai majikan kalian, anggap saja dia salah satu anjing yang kupelihara di sini."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Sakit, benar-benar sakit, Ivonne sudah mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu bersetubuh dengannya, tapi, Raja Ronald malah menggunakan cara ini untuk menghancurkan hatinya.



Ivonne mencabut tusuk konde yang ada di kepalanya ...



Di Istana Serenity, terdengar teriakan pelayan wanita.



"Permaisuri bunuh diri..."



Kabut hitam menyelimuti Paviliun Serenity, Bibi Linda mengantar Tabib keluar, berbalik badan dengan wajah dinginnya masuk ke dalam rumah.



"Jika Permaisuri ingin mati, tunggu ketika Yang Mulia menceraikanmu dan kamu kembali baru pergi mati, jangan mengotori kediaman Yang Mulia dan memberikan nasib buruk pada Yang Mulia."



Ivonne perlahan membuka matanya, menatap wanita galak di hadapanya.



"Air ..."



Tenggorokannya sangat kering, seakan hampir berasap.



"Jika memiliki kemampuan untuk mati, maka kamu memiliki kemampuan untuk menuangkan air untuk dirimu sendiri." Setelah Bibi Linda selesai berbicara, dia memandang Ivonne dengan jijik, mendengus kemudian keluar.



Ivonne berjuang untuk bangkit, tubuhnya sakit seakan tulang-tulangnya patah, bersandar di atas meja, dengan kesulitan menuangkan segelas air, meminumnya dengan cepat, kemudian dia baru merasakan bahwa dia benar-benar masih hidup.



Ivonne melihat luka di pergelangan tangannya, terpaku untuk sesaat, dia masih tidak bisa menerima apa yang terjadi padanya.



Ivonne dipanggil sebagai anak jenius sejak kecil, setelah menyelesaikan tahun ketiga SMA-nya, dia kemudian diterima di jurusan Kedokteran Modern oleh Universitas Kedokteran Gershey, usia 16 tahun menyelesaikan gelar profesornya, merupakan mahasiswa Doctor termuda di abad ke 22, setelah itu, dia tidak mendalami Kedokteran, tapi kembali mempelajari ilmu biomedis, setelah mengambil gelar Ph.D kemudian tertarik di bidang virus dan membenamkan diri di lembaga penelitian virus selama dua tahun, dia dipekerjakan oleh sebuah perusahaan biologis untuk mengembangkan obat yang merangsang perkembangan otak.__ Bab 2 Denis Yang Terluka PROMOTED CONTENTAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day More...



132 33 44 Bab 2 Denis Yang Terluka



Ivonne pingsan setelah menyuntikkan obat yang dikembangkannya sendiri, ketika terbangun, dia sudah berada di sini.



Ada beberapa ingatan di otaknya yang bukan merupakan miliknya perlahan-lahan terjalin dengan ingatannya sendiri.



Ivonne sudah lama mencintai Raja Ronald, ketika usia 15 tahun dia pergi ke pesta jamuan di kediaman Putri, dia mengatur rencana untuk menjebak Raja Ronald "bertindak tidak senonoh" padanya, dalam kondisi yang seperti itu, dia akan menjadi Istri dari Raja Ronald sesuai yang diinginkannya.



Sayangnya, ketika menikah dan masuk ke Istana selama setahun, dan bahkan sudah berusaha keras pun, Raja Ronald bahkan tidak



memandangnya.



Sebagai wanita bidang teknik, meskipun dia belum pernah berpacaran, tapi dari rasa sakit di tubuh dan rasa sakit yang merobek yang tersisa di bagian tertentu, mengatakan padanya bahwa dia seharusnya mengalami perlakuan agresif sebelum kematian Ivonne, pemilik tubuh yang asli.



Ingatan akan pemilik tubuh asli yang tersisa di benaknya menegaskan hal ini.



Dari seorang Dokter jenius hingga menjadi seorang Permaisuri yang entah dari jaman apa. Satu-satunya yang disayangkan Ivonne adalah proyek penelitian yang dia tangani tidak bisa dijalankan lagi.



Jiwanya yang melewati ruang waktu, hal yang tidak ilmiah ini terjadi padanya, dia tidak terlalu khawatir tentang situasinya. Sebaliknya, dia berpikir bagaimana dia bisa kembali ke zaman modern, dia mungkin bisa pergi mempelajari mengenai spirit dan jiwa.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Kehilangan darah yang berlebihan membuatnya merasa kepalanya pusing, jadi dia tidak ingin memikirkan apa pun. Kembali ke ranjang kemudian tidur.



Tidak tahu sudah terlewat berapa lama, di luar terdengar suara keras disertai dengan jeritan kesakitan yang tragis.



"Cepat, pergi dan cepat panggil Tabib!"



Di luar pintu, terdengar suara panik dan juga cemas Bibi Linda.



Bau amis darah tercium dari balik pintu kayu yang tersembunyi.



Ivonne memegang kursi dengan kedua tangan, memantapkan langkah kakinya yang lemah.



Dia hanya melihat Bibi Linda dan seorang pelayan wanita sedang memapah seorang bocah pria duduk di depan koridor, mata bocah pria itu mengeluarkan darah, ada sesuatu yang tertancap di matanya, begitu kesakitan hingga menangis dengan kencang.



Bibi Linda sangat cemas, ingin mengulurkan tangan untuk menutupi bagian yang mengeluarkan darah itu, tapi benda tajam itu tertancap di bola mata, Bibi Linda benar-benar ingin mencabut benda tajam itu.



Ivonne melihat situasi itu, tidak mempedulikan rasa sakit di tubuhnya, dengan cepat berjalan keluar, "Jangan bergerak!"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Bibi Linda terkejut, menoleh dan melihat itu adalah Ivonne, berkata dengan nada tidak baik: "Ini tidak ada urusannya dengan Permaisuri, lebih baik Permaisuri kembali saja."



Ivonne melihat sekilas, hatinya sedikit lega, benda tajam itu adalah sebuah paku, tidak tertancap masuk ke dalam bola mata, tapi tertancap di sudut mata.



Paku itu tidak tertancap dalam, jika dicabut secara paksa, akan melukai kornea dan bahkan menyebabkan bola mata robek.



"Penjepit, kapas, jarum, alkohol, kemudian ambil Aconitum, Semen Hyoscyami, Paralysis, Rhododendron molle, bunga mandala, gabungkan



dan buat enjadi sup, harus cepat!" Ivonne menarik Bibi Linda, memberi perintah dengan tenang.



Bibi Linda mendorongnya, berkata dengan marah, "Jangan menyentuh cucuku."



"Kamu tunggu sampai Tabib ..."



Bibi Linda melihat Ivonne masih ingin berbicara, kemudian dia dengan kejam menariknya dan mendorongnya masuk ke dalam rumah kemudian mengunci pintunya.



Ivonne didorong jatuh ke lantai, ada sebuah kalimat dingin yang terngiang di benaknya, "Tidak perlu memandangnya sebagai majikan kalian, anggap saja dia salah satu anjing yang kupelihara di sini."



Dia hanyalah seekor anjing, tentu saja, para bawahan tidak akan menghormatinya.



Ivonne perlahan berbaring di ranjang, mendengarkan tangisan bocah kecil itu yang terdengar dari luar, hatinya sangat berat dan tidak berdaya.



Suara itu perlahan-lahan menjauh, seharusnya dia sudah dibawa ke tempat lain.



Anak itu, mungkin baru sekitar 10 tahun?



Sayangnya, jika pengobatannya ditunda, tidak usah membicarakan matanya yang terluka, nyawanya mungkin akan hilang karena infeksi.



Ivonne tidak memiliki hati yang empati, dia hanya berpikir bahwa dia mempelajari ilmu kedokteran, melakukan penelitian obat-obatan dan virus, keluarganya semuanya adalah Dokter, topik yang dibicarakan oleh para tetuanya di rumah adalah tanggung jawab dan cara pengobatan seorang Dokter.



Di mata keluarga Yuan, mengobati orang adalah panggilan jiwa.



Mereka berlatih dan menghabiskan sisa hidup mereka melakukan hal ini.__ Bab 3 Kemunculan Kotak Obat PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More...



335 84 112 Bab 3 Kemunculan Kotak Obat



Pemilik asli tubuh ini terlalu lemah, Ivonne tertidur dengan linglung.



Dia bermimpi, memimpikan dirinya kembali ke ruang penelitiannya.



Perusahaan telah mengatur ruang penelitian ini untuknya. Sangat rahasia, kecuali ketua perusahaan dan asistennya, hampir tidak ada yang tahu di mana ruang penelitian itu berada.



Semuanya tidak berubah, Ivonne menyentuh meja, komputer dan mikroskop. Jarum suntik yang dia pakai untuk menyuntik dirinya sendiri itu tertinggal di samping.



Komputernya menyala, banyak sekali pesan yang masuk melalui WA di



komputernya dan banyak chat yang terus bermunculan. Itu semua adalah chat dari keluarganya yang bertanya di mana dia sekarang.



Ivonne menyentuh keyboard, ada kesedihan di lubuk hatinya setelah kematian di zaman modern ini.



Dia sudah tidak bisa lagi melihat orang tua dan keluarganya.



Ketika dia sedang melamun. Dia melihat sebotol antiseptik di atas meja, ini diambilnya sebelum dia menyuntikkan dirinya sendiri, karena berada di ruang penelitian untuk waktu yang lama, jadi selalu ada berbagai obat di ruang penelitian ini.



Ivonne membuka kotak obat, hampir tidak ada obat yang tersentuh.



Jika dia memiliki obat-obat ini, mungkin anak itu akan selamat.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More



Tidak tahu berapa lama dia tertidur, ketika mendengar suara pintu, Ivonne tiba-tiba terbangun dari mimpinya.



Ada seorang pelayan yang memegang lilin dan membawa sepiring roti kukus di tangannya. Menempatkan di atas meja, kemudian dengan dingin berkata, "Permaisuri, silahkan nikmati!"



Setelah selesai berbicara, dia meletakkan lilin di atas meja kemudian pergi keluar.



Ivonne terpaku, itu adalah mimpi!



Dia benar-benar lapar, perlahan-lahan bangkit dan turun dari ranjang, tapi kakinya tiba-tiba tersandung, dia melihat ke bawah dan melihat ada sebuah kotak obat di lantai.



Darah di tubuhnya seketika membeku.



Kotak obat ini persis sama dengan kotak obat miliknya di ruang penelitiannya.



Dia bergegas mengangkat kotak obat dan membukanya di atas meja, tangannya dengan gemetar perlahan menyentuh obat di dalam kotak



obat, sama persis, ini adalah kotak obatnya di ruang penelitiannya.



Nafasnya terpaku, dia benar-benar tidak percaya apa yang dilihatnya.



Jiwanya yang melewati ruang dan waktu saja itu sudah luar biasa dan sekarang kotak obat ini juga mengikutinya kemari?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Tidak, tidak, sepertinya tadi benda ini tidak ada, setelah dia bermimpi kemudian kotak obat ini muncul.



Apa yang terjadi?



Dia pertama-tama menolak kejadian ini, mencoba menjelaskan masalah ini dari sudut pandang ilmiah.



Menganggap bahwa di sini adalah ruang paralel ...



Tidak, tidak, ini tidak bisa menjelaskan, bahkan jika ada ruang paralel, dia juga akan memasuki ruang paralel karena margin, tapi otaknya



adalah miliknya, tapi tubuh ini bukan tubuh miliknya, dia tidak bisa menjelaskan poin ini.



Sekian lama, dia baru bisa menenangkan diri.



Menyembunyikan kotak obat, memakan beberapa roti kukus, kemudian kembali berbaring di ranjang ingin melanjutkan tidurnya, ingin melihat apa dia bisa bermimpi dan kembali ke ruang penelitiannya.



Namun, hatinya penuh dengan emosi, dia terlalu bersemangat hingga tidak bisa tidur.



Bukan hanya itu, dua hari berikutnya, dia tidak bisa tertidur, bahkan walaupun tubuhnya tidak memiliki kekuatan, matanya tidak bisa terbuka, tapi otaknya masih berjalan dengan kecepatan tinggi, tidak bisa berhenti.



Pada hari ketiga, dia masih belum bisa tidur.



Duduk di depan cermin perunggu, Ivonne melihat dirinya seperti hantu.



Rambutnya berserakan, matanya mencekung ke dalam, wajahnya pucat, bekas luka kecil yang terbentuk di alis dan luka di pergelangan



tangan sudah tidak lagi menjadi masalah, hanya terkadang masih akan terasa sakit walau hanya sesaat.



Ini adalah gejala penyembuhan luka.



Tidak tahu bagaimana keadaan bocah itu.



Ivonne perlahan-lahan menyesuaikan pikirannya, merasa bahwa tidak ada gunanya juga dia terburu-buru, lebih baik beradaptasi dengan kehidupan di depannya.



Jadi, ketika pelayan wanita datang membawa makanan lagi, dia bertanya, "Letty, bagaimana keadaan cucu Bibi Linda?"



Pelayan ini bernama Letty, ada ingatan pemilik tubuh ini di otaknya.



Letty dengan dingin berkata, "Sudah sekarat, apa kamu senang?"



Kenapa Ivonne harus senang?______ Bab 4 Tabib Tidak Menyelamatkan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 454 114 151



Bab 4 Tabib Tidak Menyelamatkan



Ivonne tertegun, tiba-tiba ada beberapa ingatan di benaknya, sehari sebelum bocah kecil itu mengalami kecelakaan. Pemilk asli tubuh ini menegurnya dan memintanya untuk secepat mungkin menutup dengan erat penutup kayu di gubuk. Bocah itu bisa mengalami kecelakaan, seharusnya dikarenakan berguling turun dari gubuk dan terluka oleh paku.



Dan hal-hal ini seharusnya bukanlah hal yang dilakukan bocah itu.



Tidak hanya itu, karena orang-orang yang menemaninya kemari ketika menikah sudah diusir keluar, Ivonne melampiaskan amarahnya pada orang-orang yang diatur oleh Raja Ronald, biasanya dia meneriaki dan



juga memukul orang-orang di sekitarnya, Bibi Linda juga pernah dilempari oleh gelas olehnya, mengeluarkan begitu banyak darah.



Pemilik asli tubuh ini tidak memiliki hati yang begitu baik, tidak heran dia tidak disukai.



"Tanyakan Bibi Linda, bisakah aku pergi melihatnya?" Ivonne bertanya.



"Jika Permaisuri memiliki hati yang baik, maka hal seperti itu tidak akan terjadi. Tidak perlu berpura-pura, Bibi Linda dan Denis juga tidak ingin melihat Permaisuri." Setelah Letty selesai berbicara, dia berbalik badan dan keluar.



Pintunya kembali ditutup lagi.



Ivonne menghela nafas dengan pelan. Apa anak itu sudah hampir mati?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App



Ivonne tidak tahu seberapa berat luka Denis, dan juga tidak tahu bagaimana Tabib di sini mengobati lukanya, jika tidak ditangani dengan benar, paling-paling bola mata dan korneanya akan terinfeksi.



Nyawa manusia bagi dirinya, lebih dari segalanya, Ivonne masih tidak bisa makan dengan tenang. Membuka kotak obat dan mengambil beberapa antibiotik kemudian berjalan keluar.



Bibi Linda itu dijual ke istana. Denis juga merupakan budak di keluarga ini, tinggal di rumah rendah di belakang Paviliun Serenity.



Ivonne berjalan beberapa putaran dan akhirnya menemukannya.



"Untuk apa kamu datang?" Bibi Linda melihatnya, sepasang matanya yang membengkak dan merah menatap Ivonne penuh dengan kebencian.



"Aku ingin melihat Denis." kata Ivonne.



"Pergi, kami tidak mampu menyambutmu di sini!" Bibi Linda berkata dengan dingin.



Ivonne berusaha meminta maaf, "Maaf, aku tidak tahu dia akan



kecelakaan tidak disengaja seperti ini ketika aku memintanya untuk memperbaiki gubuk."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Kecelakaan tidak disengaja? Dia baru berusia 9 tahun, hanya bisa melakukan pekerjaan menyapu, tapi kamu menyuruhnya untuk memperbaiki gubuk, ada orang khusus yang bertugas melakukan pekerjaan perbaikan, tapi kamu tidak memperbolehkan orang lain untuk melakukannya dan malah menyuruhnya melakukannya, kamu ingin menyulitkannya, dia baru berusia 9 tahun, mengapa hatimu begitu kejam?"



Menghadapi amarah Bibi Linda, Ivonne tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.



Dia tidak ahli dalam berkata dengan bahasa baik.



Dia hanya bisa memberikan beberapa pil antibiotik pada Bibi Linda, "Kamu harus memberinya makan obat ini, tiga kali sehari, dua pil sekali makan..."



Pil di tangannya kemudian dilemparkan ke lantai oleh Bibi Linda, dia kemudian menginjaknya hingga hancur, "Tidak perlu, Permaisuri tolong kembali saja, aku tidak ingin memaki orang, ingin memupuk kebajikan untuk cucuku."



Ivonne melihat obat-obatan yang berubah menjadi bubuk itu, sangat sedih, tidak banyak obat antibiotik di kotak obatnya.



Melihat wajah Bibi Linda yang marah dan sedih, dia tahu bahwa tidak ada guannya, jadi dia hanya bisa berbalik dan pergi.



Denis malam itu kritis.



Bibi Linda mendapatkan empati Raja Ronald, setelah Raja Ronald mengetahui situasinya, dia secara khusus meminta menterinya untuk pergi memanggil Tabib Rudi yang terkenal di kota untuk datang kemari, ketika Tabib Rudi melihat kondisinya, dia tidak memberikan obat tapi hanya menggelengkan kepalanya, mengatakan untuk mempersiapkan pemakaman.



Bibi Linda menangis dengan sangat sedih, menangis hinga terdengar ke telinga Ivonne, kemudian Ivonne melangkah keluar, menarik Letty yang sedang bergegas pergi ke sana, "Apa yang terjadi?"



"Denis sudah hampir meninggal." Karena panik, Letty melupakan bahwa dia membenci Ivonne, jadi langsung mengatakannya.



Ivonne cemas, kembali ke dalam kamar kemudian membawa kotak obat dan berlari ke sana.



Bibi Linda berlutut di lantai dan memohon pada Tabib Rudi, Tabib Rudi memandang menteri keluarga, Yanto Tang, kemudian Yanto dengan kesulitan berkata: "Tabib, cobalah dulu?"



Tabib Rudi tertawa dingin, "Coba? Orang yang sudah akan mati, jika aku mengambil alih, yang hilang adalah reputasiku."



Setelah Bibi Linda mendengarkan perkataan ini, dia menangis hingga hampir pingsan, kemudian dia berteriak, "Cucuku yang bernasib buruk!"________________ Bab 5 Sebuah Tamparan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 607 152



202 Bab 5 Sebuah Tamparan



Letty maju untuk menenangkannya, membantu memapah Bibi Linda untuk duduk di samping.



Menteri Yanto berkata pada Tabib: "Anak itu benar-benar menderita, atau tidak kamu meresepkan obat untuk meredakan rasa sakitnya, tidak akan pernah mengatakan bahwa kamu pernah merawatnya."



Yanto berkata sambil menyisipkan uang ke balik lengan Tabib Rudi.



Tabib Rudi kemudian baru berkata: "Jika hanya menghentikan rasa sakit tidak masalah, hanya saja tidak ada gunanya untuk menghentikan rasa sakit, jika memang harus pergi maka akan pergi."



"Ya!" Yanto juga ingin Denis pergi dengan sedikit lebih nyaman, anak itu benar-benar sangat menyedihkan, dia juga melihat anak itu tumbuh dewasa.



Tabib Rudi sedang ingin menulis resep, tapi tanpa diduga, pintu itu ditutup dengan suara membanting yang keras, dan lagi dikunci dari dalam.



Letty mengenali sepotong pakaian yang dia lihat ketika pintu itu tertutup. Dengan terkejut berteriak, "Itu Permaisuri."



Ketika Bibi Linda mendengar Permaisuri yang masuk ke dalam, dia sedih dan marah. Seperti singa gila, bergegas menerjang dan menggedor pintu, "Buka pintunya! Buka pintunya! Apa yang kamu inginkan?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Suara Ivonne terdengar di dalam, suara itu tidak keras. Tidak banyak bicara hanya mengucapkan, "Masih bisa diselamatkan."



Tabib Rudi mencibir di tempat. "Orang itu sudah sekarat, masih bisa diselamatkan? Dari mana datangnya orang hebat seperti ini di Istana?"



Tubuh Bibi Linda lemas, melihat ke arah Yanto dengan putus asa, "Tuan Yanto, kumohon, biarkan orang untuk mendobrak pintu, aku ingin menemani cucuku, dia ketakutan!"



Yanto tidak berpikir Permaisuri akan datang di saat seperti ini, kekacauan apa yang dibuatnya?



Tampaknya dia tidak mendengarkan kata-kata Yang Mulia.



Kalau begitu, jangan menyalahkannya karena dia melapor kepada Yang Mulia.



Dia memerintahkan, "Letty, pergi mencari Yang Mulia, jika Yang Mulia tidak ada, kita tidak bisa bersikap tidak sopan pada Permaisuri, dan juga panggil beberapa kemari untuk mendobrak pintu."



"Baik!" Letty juga sangat marah, kemudian dia langsung berlari keluar.



Yanto meminta dokter untuk membuka resep, kemudian meminta orang untuk mendapatkan obatnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne mendengar pergerakan di luar, dia harus bergegas secepat mungkin.



Kesadaran Denis sudah menipis, tapi dia masih berteriak kesakitan.



Ivonne melihat lukanya, sudut matanya bernanah, seluruh matanya bengkak, sudah terinfeksi bakteri.



Ivonne membuka kotak obat, mengeluarkan jarum suntik, pertama-tama menyuntiknya dengan antibiotik, kemudian mengeluarkan pisau kecil dan antiseptik, mulai mengeluarkan darah bernanah setelah desinfeksi.



Tanpa anestesi, mengeluarkan dengan paksa, anak kecil tidak bisa menahannya, menjerit kesakitan.



Bibi Linda di luar mendengar cucunya berteriak, membenturkan kepalanya ke pintu, kemudian memaki bersumpah: "Jika kamu punya sesuatu arahkan padaku, kamu menyiksanya, bahkan jika aku mati, aku juga tidak akan melepaskanmu."



"Terlalu kejam!" Tabib Rudi mendengar jeritan yang menyedihkan itu,



menggelengkan kepalanya.



Yanto marah tapi juga tidak tega, tapi dia takut Bibi Linda akan melukai dirinya sendiri karena tindakannya itu, jadi dia hanya bisa maju dan menahan Bibi Linda.



Letty dengan cepat membawa Raja Ronald.



Ketika Raja Ronald memasuki pintu, dia mendengar teriakan Denis.



Ketika Bibi Linda melihat Raja Ronald datang, dia langsung berlutut di lantai dan meraung: "Yang Mulia, tolong cucuku!"



Pandangan mata Raja Ronald meredup, raut wajahnya dengan dingin berkata: "Pengawal, cepat dobrak pintu!"



Beberapa Pengawal di Istana bergegas mendobrak pintu, beberapa orang bersama-sama mendobrak, setelah tiga atau empat kali, pintu itu terbuka.



Bibi Linda bergegas masuk, melihat pisau di tangan Ivonne, kapas yang terkontaminasi dengan darah berserakan di lantai, dia segera menerjang ke depan, "Kamu ini memang menginginkan nyawaku,



benar-benar menginginkan nyawaku! "



"Nenek, aku sakit, aku sakit!" Sekujur tubuh Denis gemetar, menggunakan seluruh kekuatannya untuk menarik tangan Bibi Linda dan menangis.



Ivonne sudah selesai menanganinya, tadinya dia masih ingin membalutnya, tapi sepertinya sudah tidak ada waktu.



Ivonne mengangkat kotak obat, tiba-tiba ada bayangan yang menutupinya, baru mendongak, sebuah tamparan sudah mendarat di wajahnya, membuat telinganya berdenging, pipinya mati rasa untuk sementara waktu kemudian baru merasakan rasa sakit yang menyengat.______ Bab 6 Melewati Ini Semua PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 294 74 98



Bab 6 Melewati Ini Semua



Masih belum kembali fokus, leher Ivonne sudah dicekik oleh jari-jarinya yang keras itu, mata Ivonne membelalak lebar, melihat wajah Raja Ronald yang mengamuk, oksigennya secara paksa dikeluarkan dari paru-parunya, pandangannya menggelap, sudah hampir pingsan.



"Dia hanyalah anak yang berumur tidak sampai 10 tahun," suaranya menggertak di samping telinga Ivonne, "Kamu ternyata bertindak begitu kejam. Penjaga, bawa Permaisuri kemudian pukul 30 kali dengan tongkat!"



Ivonne tidak bisa tidur selama beberapa hari, kekuatan fisiknya hampir tidak ada. Setelah ditampar, dia sudah terlalu lemah untuk berdiri tegak, tangan yang mencekiknya terlepas, tubuhnya dengan lemas terjatuh di lantai, mendapatkan oksigennya kembali, dia kembali bernafas. Tapi tubuhnya tiba-tiba diseret secara paksa keluar.



Dalam keadaan linglung, Ivonne hanya melihat wajah dingin Raja Ronald, ada juga rasa jijik di pandangan matannya, sentuhan jubah brokat mewah itu ...



Ivonne langsung diseret menuruni tangga batu, kepalanya terbentur di tangga batu yang keras dan tajam. Ada sensasi kesakitan yang menyengat, kedua matanya menggelap, akhirnya dia pingsan.



Dia tidak pingsan terlalu lama, rasa sakit menjalar dari tubuhnya, itu adalah rasa sakit yang belum pernah dia alami sebelumnya, sebuah papan menghantam bagian pinggang dan pahanya, setiap pukulan itu sakitnya menusuk tulang, dia merasa bahwa pinggang dan kakinya mungkin sudah akan patah.



Ada bau darah di mulutnya, dia menggigit bibinya, menggigit lidahnya, tapi ini semua tidak bisa membuatnya kembali pingsan.



Rasa sakit membuatnya tersadar.



Setelah 30 pukulan selesai dilakukan, dia merasa dia melewatinya dengan begitu lama.



Ivonne, dia yang merupakan seorang jenius di abad ke-22, orang-orang yang menghormatinya bahkan bisa mengantri dengan begitu panjang, setiap kali dia menghadiri sebuah acara, dia akan menjadi fokus utama.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Berapa banyak pasien yang menunggu dengan sabar dan menantikan dirinya mengembangkan obat penyelamat nyawa.



Namun, di sini, dia hanya ingin menyelamatkan seorang bocah pria saja malah begitu sulitnya, sangat sulit hingga harus membayarnya dengan nyawanya.



Dia diseret kembali, tidak ada yang peduli pada hidup matinya, yang terbaik adalah dia mati.



Ivonne dibunag ke lantai marmer di Paviliun Serenity, dengan kotak obatnya yang dilemparkan dengan kencang dan terkena punggungnya.



Dia tidak bisa berbalik badan, dia bisa memikirkan bahwa punggungnya sudah berdarah, dia berusaha mengulurkan tangan dan mengambil



kotak obat, membukanya, mengambil pil kemudian menelannya, kemudian menyuntik dirinya sendiri, berharap dia dapat melewati ini semua.



Perlahan, dia pingsan.



Di halaman rumah Bibi Linda, Raja Ronald sudah memerintahkan orang untuk memukuli Ivonne tapi sisa amarahnya masih tidak hilang, dia mengucapkan beberapa kalimat penghiburan untuk Bibi Linda, kemudian dia pergi.



Yanto mengejarnya, "Yang Mulia, mengenai Permaisuri, apa ingin meminta Tabib untuk memeriksanya?"



Ada kabut di pandangan mata Ronald, "Tidak perli, jika mati laporkan saja dikarenakan kekerasan!"



"Pihak keluarga Permaisuri sana ... Bagaimana menjelaskannya?" Tanya Yanto.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight!



"Perlu bagaimana menjelaskan?" Suara Yuhao sangat dingin.



Yanto mengerti, "Baik!"



Ronald pergi dengan mengambil langkah besar.



Yanto kembali ke rumah Bibi Linda, memerintahkan Letty untuk mengambil obat untuk Denis.



Memasuki rumah, melihat Denis sudah benar-benar tidur.



Bibi Linda dengan berlinangan air mata membersihkan kapas dengan darah bernanah, menangis dan berkata: "Baguslah jika bisa tidur, dia tidak bisa tidur karena kesakitan."



Yanto melirik sekilas mata Denis, terpaku sesaat, "Sepertinya sudah tidak begitu bengkak."



Bibi Linda bergegas mendongak, benar-benar melihat bahwa bengkak di matanya telah menghilang sebagian, dan lagi nanahnya sudah tidak terlihat.



Yanto melihat barang yang dibereskan Bibi Linda, mengambil jarum dan melihatnya, "Benda apa ini?"



"Tidak tahu, wanita itu yang meninggalkannya di sini." Kata Bibi Linda.



Karena kebencian, dia hanya menyebut Ivonne dengan wanita itu.



Yanto belum pernah melihat benda seperti itu, "Tidak mungkin diracuni lagi bukan?"



"Apa Tabib sudah pergi?" Bibi Linda bertanya dengan cemas.



"Sudah pergi, dia meninggalkan resep." Yanto memandangi Denis, "Tenang saja, aku hanya menebak, sepertinya tidak diracuni."



Bibi Linda mendongakkan matanya yang sudah merah dan bengkak, sedikit lega, kemudian berkata pada Yanto: "Budak tua ingin menjaga cucuku, bisakah Tuan mengijinkan budak untuk ..."



"Tidak perlu mengatakannya, kamu temani Denis saja." Kata Yanto.



"Terima kasih Tuan!"



Yanto mendesah dengan pelan, "Tabib berkata, mungkin malam ini, kamu temani dengan baik."



Air mata Bibi Linda kembali menetes.________________ Bab 7 Menolong Diri Sendiri PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Unconventional Tips To Foster A Healthy Relationship More... 189 47 63 Bab 7 Menolong Diri Sendiri



Yanto memerintahkan Letty untuk mengambil obat, lalu menghibur Bibi Linda beberapa patah kata, kemudian berbalik dan pergi.



Bibi Linda terus berjaga. Ketika memasuki malam, dia mulai takut.



Letty datang menemani, keduanya tidak berbicara. Mengamati nafas Denis, takut dia tidak bisa bernafas.



Tapi Denis terus tertidur lelap, hingga mendekati subuh, dia terbangun dan membuka sebelah matanya menatap Bibi Linda, "Nenek, aku lapar!"



Bibi Linda terkejut dan nyaris melompat. Setelah lukanya menjadi parah, Denis tidak bisa makan apa pun, dia bahkan tidak bisa minum susu kambing yang telah dibawa Bibi Linda dengan susah payah.



Bibi Linda mengulurkan tangan dan menyentuh dahinya, tidak begitu panas lagi.



"Obat Tabib telah bekerja, obatnya bekerja!" Bibi Linda dengan senang berkata pada Letty.



"Ya, obat Tabib itu bekerja!" Letty juga sangat senang.



Tabib Rudi diundang ke Kediaman Raja Ronald keesokan harinya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Kudengar anak itu masih belum mati. Tabib Rudi juga merasa sangat ajaib, "Bocah ini bernyawa besar, tadinya sudah hampir meninggal."



Bibi Linda berlutut dan menyembah. "Tabib, resepkan obat lagi, tolong selamatkan cucuku."



Tabib Rudi tertegun. Obat yang diresepkannya kemarin itu tidak dapat menyembuhkan lukanya, paling-paling hanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Tidak memiliki sedikit efek pun pada lukanya.



Namun, itu mungkin sebuah kesalahan.



Dia memeriksa denyut nadi Denis, memang lebih baik dibandingkan kemarin, tubuhnya juga tidak begitu panas lagi.



Dia kemudian membuka resep baru, "Panggil pelayan untuk mengambil



obat, obat ini harus diberikan selama dua hari, dan ada juga bubuk untuk dioleskan di luka, jika membaik, maka terus lanjutkan memakainya."



"Terima kasih Tabib!"



"Siapa yang akan membayar biaya pengobatan?" Tanya Tabib Rudi.



Biaya kemarin diberikan oleh Yanto, tapi biaya hari ini harus diberikan oleh Bibi Linda.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Kemudian dia melihat tangan Tabib yang terangkat, bertanya dengan ragu-ragu, "Lima puluh sen?"



"Lima perak!" Tabib Rudi berkata dengan tidak senang.



Dia bukanlah Tabib sembarangan, tidak akan membuka resep obat dengan murah.



Mata Bibi Linda sudah hampir jatuh ke bawah.



Lima perak? Itu adalah upah kerjanya selama setengah tahun.



Ini hanyalah dua resep obat.



Tapi nyawa cucunya jelas lebih berharga dibanding perak, Bibi Linda menggertakkan giginya dan memberikan lima perak pada Tabib Rudi.



Letty menemani Tabib Rudi untuk mengambil obat, ketika dia kembali, dia melihat Bibi Linda berlinangan air mata, berkata menghibur: "Bibi jangan sedih, Denis akan baik-baik saja."



Bibi Linda berkata dengan benci: "Bagaimana bisa ada orang yang begitu kejam? Ketika teringat ketika aku mendobrak pintu dan masuk, aku melihat dia sedang memegang pisau dan sedang menggores mata Denis, aku sangat ingin membunuhnya, jika terjadi sesuatu pada Denis, maka aku juga tidak ingin hidup lagi, aku akan membunuhnya dengan mempertaruhkan nyawaku."



Letty berkata menghibur: "Jangan marah, marah tidak baik untuk dirimu, Yang Mulia telah memerintahkan, biarkan dia berjuang sendiri, dia dipukuli dengan sangat buruk, sepertinya tidak akan bisa hidup, aku juga tidak mengirimkannya makanan, biarkan dia mati karena kesakitan



atau mati karena kelaparan, yang pasti setidaknya sudah membalasnya."



Paviliun Serenity.



Ivonne tidak tahu berapa lama dia pingsam, bangun perlahan, ruangannya gelap.



Dia sangat kecewa karena tidak bermimpi kembali ke ruang penelitiannya.



Ivonne meraba-raba dan merangkak naik ke dekat meja, dia ingat ada teh dan juga roti kukus di atas meja.



Dia perlu minum air dan butuh sesuatu untuk dimakan.



Tidak ada glukosa di dalam kotak obatnya, tidak mungkin menginfus dirinya sendiri.



Beberapa langkah saja dia harus menggunakan sekian lama waktu untuk mencapainya, perlahan-lahan berjuang, tidak bisa berdiri tegak, kemudian dia kembali berlutut di lantai, tapi tangannya mendaparkan sebuah roti kukus, dia bersandar di lantai dan memakannya dengan



perlahan.



Ivonne tahu dirinya demam, tidak berani makan terlalu banyak, jadi tidak menambah beban pada perutnya. Bab 8 Permaisuri Mengobati Lukaku PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 518 130 173



Bab 8 Permaisuri Mengobati Lukaku



Setelah memakan sebagian besar roti kukus itu, Ivonne merasa kekuatannya telah pulih sedikit, berjuang untuk bersandar di atas meja, menggunakan tubuh bagian atasnya untuk menopang tubuhnya, tidak bisa menuangkan air, hanya bisa bersandar dan meminum apa yang tersisa di cangkirnya.



Merasa sudah lebih baik, perlahan-lahan dia mencoba menggerakkan kakinya, ingin membuat dirinya berjalan, tapi kekuatannya tidak cukup, masih saja terjatuh ke lantai, yang membuat luka di bagian punggungnya begitu kesakitan.



Dia menggertakkan giginya dan menahannya, kemudian mencoba merangkak untuk mencari kotak obat dengan dukungan sikunya, meskipun dia tidak bisa melihatnya, tapi dia ingat di mana obat anti-infeksi dan obat penurun panas ditempatkan.



Tidak bisa menyuntik, dia hanya bisa menambah dosis obat yang diminumnya.



Setelah sekitar setengah jam, Ivonne kemudian mengeluarkan vitamin C dan memakannya beberapa butir, menelannya tanpa air, sangat asam hingga membuatnya mengeryit.



Setelah memakan obat, dia meringkuk dan terengah-engah di lantai. Sejak lahir, dia tidak menderita seperti ini, pukulan kali ini membuatnya menyadari bahwa di era ini sangat berbeda dengan era di



kehidupannya, yang memiliki kedudukan tinggi berkuasa, yang berkuasa yang memegang hidup dan mati.



Dan nyawanya ini, digenggam di tangan Raja Ronald.



Dia harus beradaptasi dengan lingkungan hidup yang keras ini.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions Hanya saja tidak tahu bagaimana keadaan anak itu. Meskipun lukanya telah dibersihkan dari nanah, tapi jika tanpa obat itu juga tidak dapat sembuh.



Rumah Bibi Linda.



Setelah Denis meminum obat, dia kembali demam tinggi.



Bibi Linda sangat marah, jelas-jelas sudah jauh lebih baik pagi tadi, mengapa mulai panas tinggi ketika malam tiba?



Letty juga cemas, kemudian berkata: "Atau tidak aku akan pergi mencari



Tabib Rudi."



Bibi Linda memandangi cucu malangnya yang demam tinggi bahkan bernafas dengan terengah-engah, kemudian kembali teringat bahwa biaya Tabib Rudi itu begitu mahal, dia benar-benar tidak punya uang, dengan putus asa berkata: "Tidak berguna, tidak berguna lagi."



Letty cemas hingga meneteskan air mata, "Apa yang harus dilakukan? Apa akan melihat dengan mata kepala sendiri Denis ..." Kata itu, dia tidak tega untuk mengatakannya.



Bibi Linda menggertakkan giginya, matanya penuh dengan kesedihan dan kemarahan, "Jika Denis pergi, maka aku akan mempertaruhkan nyawaku ini untuk membunuh wanita itu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Dia hanya memiliki Denis seorang, jika cucunya sudah pergi, maka sudah tidak ada artinya dia hidup.



Wanita itu adalah Permaisuri, dan dia adalah merupakan seorang putri kerajaan, jika dia membunuhnya, maka dirinya juga tidak akan bia hidup



lagi, tapi, dia sudah tidak peduli dengan nyawa tuanya ini.



Ketika Denis mendengarkan perkataan ini, dia perlahan-lahan bangun.



Dia membuka matanya, wajahnya memerah karena demam tinggi, anak yang begitu kecil tapi sangat mengerti kondisi, dengan nada merengek berkata: "Nenek, aku baik-baik saja."



Bibi Linda meneteskan air mata, tangannya yang kasar menyentuh wajah cucunya, menggertakkan giginya dan berkata: "Kamu tenang saja, Nenek pasti akan membalasnya untukmu, tidak akan membiarkannya hidup dengan baik."



Denis terpaku, membungkuk sedikit untuk menarik napas, kemudian berkata: "Permaisuri ... mengobati lukaku, Permaisuri adalah orang yang baik."



Letty tercengang, "Apa Denis demam tinggi hingga menjadi linglung? Omong kosong apa yang kamu bicarakan?"



Denis panik, kemudian berkata: "Permaisuri mengeluarkan nanah di lukaku, dia berkata jika nanah sudah dikeluarkan kemudian memakan obat maka akan sembuh, Permaisuri juga mengelus kepalaku dan berkata bahwa aku akan baik-baik saja."



Setelah selesai berbicara, dia kembali berbaring di ranjang, kemudian bernafas dengan berat.



Bibi Linda berdiri, menatap Denis dengan terkejut, "Benarkah? Apa dia tidak menyakitimu?"



"Dia tidak menyakitiku ..." Salah satu mata Denis yang tersisa tampak agak kabur, fokusnya tersebar, dia mengulurkan tangan, "Nenek, aku kedinginan."



Sekujur tubuhnya gemetaran, membuka mulutnya terengah-engah, tapi hanya melihat dia menghembuskan nafas tapi tidak melihatnya menarik nafas.



"Letty, awasi Denis, aku akan pergi untuk meminta Permaisuri datang." Bibi Linda kemudian berlari keluar dengan membawa sebuah lentera.



Bibi Linda bergegas ke Paviliun Serenity, membuka pintu, menerangi dengan lentera, melihat Ivonne terbaring di lantai, begitu menyedihkan.



Di lantai, barangnya berserakan, sejak hari itu, tidak ada orang yang masuk untuk membersihkan Paviliun Serenity.________________



Bab 9 Malpraktik PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 345 86 115 Bab 9 Malpraktik



Ivonne sudah beradaptasi dengan kegelapan, tiba-tiba ada cahaya yang menusuk matanya, tanpa sadar dia mengulurkan tangan untuk menghalangi. Dia mendengar suara orang berlutut di lantai, "Permaisuri, budak tua ini tidak mengenal orang baik, jadinya menyalahkanmu, kumohon tolong selamatkan Denis."



"Bantu aku bangun!" Ivonne perlahan melepaskan tangan, berkata dengan suara serak.



Bibi Linda bergegas meletakkan lentera dan memapah Ivonne, melihat



jejak darah di belakang tubuh Ivonne, dia tahu bahwa itu adalah luka bekas pukulan kayu, dia ragu-ragu sesaat. Hatinya masih sangat jijik dengan wanita ini, tapi mungkin saja apa yang dikatakan Denis benar bukan?



"Permaisuri, apa kamu bisa berdiri?"



"Ambil kotak obatku!" Ivonne tahu bahwa Bibi Linda sangat membencinya, dia bersedia berlutut dan memohon, mungkin kondisi Denis sangat buruk, jadi dia juga sudah tidak mempedulikan jika orang lain menyadari kotak obatnya.



"Baik!" Bibi Linda bergegas mengambil kotak obat itu kemudian kembali untuk membantu memapahnya.



Ivonne berjalan selangkah, kemudian merasakan sakit di pinggul belakang dan kakinya. Baru saja keluar dari pintu, keringatnya sudah membanjiri sekujur tubuhnya, sangat kesakitan hingga dia gemetar.



"Permaisuri ..."



"Jangan banyak omong kosong, ayo pergi!" Ivonne menggertakkan giginya, berkata sambil menahan rasa sakitnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Menyelamatkan orang merupakan hal yang sewajarnya baginya, tapi sekarang ketika menyelamatkan Denis, dia memiliki tujuan lagi, yaitu ingin mengembalikan hati orang-orang, hanya dengan begitu maka dia bisa melanjutkan hidup di sini.



"Tidak akan mati."



Tiba-tiba, terdengar ada orang yang berbicara.



Ivonne menatapnya Bibi Linda tanpa sadar, tangan lain Bibi Linda sedang membawa lentera, satu tangannya lagi sedang memapahnya dan dia tidak berbicara, melihat Ivonne sedang memandangnya, dia mengerutkan keningnya dan bertanya: "Permaisuri, apa terlalu sakit hingga tidak bisa berjalan?"



Suaranya berbeda.



Suara Bibi Linda sudah tua, dan suara yang baru saja didengarnya itu lembut, seperti suara anak kecil.



Ivonne pelan-pelan menggelengkan kepalanya, kemudian mendengar beberapa suara masuk ke telinganya, kali ini, tidak terdengar dengan jelas, hanya bisa mengidentifikasi arah suara itu, merupakan sebuah pohon besar di halaman.



Ada dua ekor burung yang terbang dari pohon, kemudian terbang menjauh.



Apa itu suara burung? Hei, dia sudah gila, benar-benar berpikir ada orang yang sedang berbicara.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ketika sudah hampir tiba di rumah Bibi Linda, Ivonne telah kehabisan kekuatannya, kedua kakinya gemetar, tapi, dia bahkan tidak bisa duduk dan beristirahat.



"Kalian keluar dulu!" Ivonne berkata Bibi Linda dan Letty.



Bibi Linda sedikit ragu, dia masih tidak percaya pada Ivonne.



"Budak tua ada di sini untuk membantu."



Ivonne mengubah raut wajahnya, "Atau tidak, kamu saja yang mengobati?"



Bibi Linda melihat Denis yang sudah demam tinggi hingga sudah tidak sadar, berpikir sesaat bahwa kematian sudah di depan mata, kemudian dia berkata: "Baiklah, budak tua ini dan Letty akan berjaga di luar, jika Permaisuri membutuhkan sesuatu, perintahkan saja."



Dalam hatinya berpikir, jika terjadi sesuatu pada Denis, maka dia akan mempertaruhkan nyawanya ini.



Letty masih ingin bicara, tapi Bibi Linda sudah menariknya keluar.



Ivonne berkata: "Tutup pintunya, jangan mengintip, kalau tidak jika terjadi sesuatu maka aku tidak bertanggung jawab."



"Tidak akan berani mengintip." Bibi Linda berkata sambil menutup pintu.



Ivonne menghela nafas lega, perlahan-lahan berpindah dengan membawa kotak obat.



Mengulurkan tangan dan menyentuh dahi Denis, suhunya setidaknya mencapai 40 derajat.



Ivonne memberikan sebuah pil penurun panas, kemudian menyuntiknya.



Ivonne membuka kain kasa luka Denis, lukanya merah dan bengkak, ada sesuatu yang lengket di atasnya, sepeti bubuk obat, dia mengambilnya sedikit dan melihatnya, itu adalah bubuk Himalayan gingseng.



Lukanya meradang dan bernanah, malah menggunakan bubuk Himalayan gingseng, bagaimana tidak terus terinfeksi dan mengalami peradangan?



Ivonne marah, ini malpraktik.



Dia kemudian kembali membersihkan luka Denis, membersihkan darah dan bubuk Hilamayan gingseng itu, kemudian kembali membalutnya dengan kain kasa.__ Bab 10 Ada Masalah Dengan Kotak Obat



PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 529 132 176 Bab 10 Ada Masalah Dengan Kotak Obat



Setelah melakukan semua itu, Ivonne sangat kelelahan, dia beristirahat di atas meja untuk sementara waktu. Dia tahu bahwa gerakannya ini sangat tidak elegan, tapi dia sudah tidak mempedulikan semua ini.



Beristirahat sejenak, dia mendengar suara cemas Bibi Linda yang terdengar dari arah luar, "Permaisuri, bagaimana?"



Ivonne berdiri perlahan dengan bertumpu pada meja, dengan datar berkata: "Masuklah."



Pintu didorong terbuka, Bibi Linda dan Letty bergegas masuk, keduanya



berlari cepat untuk melihat Denis, ketika melihat napasnya sudah stabil, Bibi Linda akhirnya menghela nafas panjang dengan lega.



Ivonne membawa kotak obat dan berkata: "Maslah malam ini, kalian berdua harus rahasiakan, tidak boleh memberi tahu Raja Ronald dan siapa pun di Istana ini."



Bibi Linda dan Letty saling memandang, merasa sedikit terkejut.



Letty maju untuk memapah Ivonne, "Permaisuri, budak akan membantu memapahmu kembali."



"Tidak perlu, jaga dia, ada obat yang kutinggalkan di samping ranjang, berikan padanya tiap 2 jam sekali. Setelah makan sampai habis, cari aku untuk meminta obatnya lagi." Ivonne melepaskan diri dari tangannya, berjalan keluar dengan kesulitan.



"Permaisuri!" Bibi Linda berteriak. Tadinya ingin mengucapkan terima kasih, tapi ketika mengingat apa yang telah dilakukan Ivonne



sebelumnya, kalimat terima kasih ini tidak bisa diucapkannya, hanya bisa berkata dengan datar: "Jalannya gelap, bawalah sebuah lentera."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Dia menyerahkan lentera, Ivonne mengambilnya, "Terima kasih!"



Bibi Linda terkejut!



Terima kasih? Dia mengatakan terima kasih?



Ivonne kembali ke Paviliun Serenity, menyuntik dirinya sendiri dan terkapar di ranjang.



Lukanya sebisa mungkin dicegah agar tidak terjadi peradangan, tapi karena area lukanya terlalu besar ditambah efek antibiotik, dia benar-benar sangat lemah.



Setelah demam tinggi, semua kekuatannya bagai terkuras, terkulai lemah seperti bola kapas, bahkan sulit untuk mendongak.



Setelah beberapa saat, dia terjatuh ke dalam kegelapan, tertidur.



Tidak tahu terlewat berapa lama, mendengar ada seseorang yang mendorong pintu masuk dan dengan cemas berkata: "Permaisuri, cepat bangun."



Ivonne membuka matanya dengan kesulitan, melihat raut cemas Letty, melihat arah matahari yang bersinar, sepertinya hari sudah siang.



Dia perlahan-lahan bangun, "Apa Denis kembali demam tinggi?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Tidak, Anda cepat bangun, ada orang istana yang datang, memintamu dan Yang Mulia untuk bergegas ke Istana." Letty melihat jejak darah di punggung Ivonne, dengan cemas berkata: "Tapi, apa Anda bisa bergerak sekarang?"



"Apa yang terjadi di Istana?" Setelah Ivonne tertidur, dia tidak merasa lebih baik, malah menjadi makin pusing, lukanya tidak dirawat tepat waktu, obatnya tidak bisa menahan luka dan mulai meradang dan demam.



Letty berkata dengan suara pelan: "Kudengar Paduka Kaisar sebelumnya sudah hampir itu."



Otak Ivonne mencari informasi dari pemiliki aslinya, Paduka Kaisar sebelumnya?



Kaisar sekarang adalah Kaisar Mikael, dia dinobatkan 5 tahun yang lalu, saat itu, Paduka Kaisar memiliki penyakit jantung dan stroke, Tabib kerajaan mengatakan bahwa dia tidak akan bisa melewati tahun itu, ketika dia masih memiliki kesadaran, dia menobatkan Pangeran makota saat itu menjadi Kaisar, tapi tidak ada yang tahu, setelah Pangeran dinobatkan, Paduka Kaisar malah berangsur-angsur membaik, hanya saja selalu berada di ranjang dan tidak bisa beraktivitas dengan nyaman.



Musim dingin tahun lalu, kondisi Paduka Kaisar kembali memburuk.



Bisa melewati sampai sekarang, sepertinya sudah tidak akan lama lagi.



Ivonne tidak mengerti aturan Istana, tapi, bahkan di keluarga sipil pun, jika kakek meninggal, maka anak, menantu dan cucu-cucunya juga harus tidur.



Perlahan-lahan dia menopang tubuhnya, lukanya masih belum dirawat, darah dan pakaiannya melekat menjadi satu, ketika dia bergerak itu sangat menyakitkan hingga dia nyaris menangis.



Tadi malam ketika pergi untuk menyembuhkan luka Denis, lukanya tergores, darahnya terus merembes keluar, dan lukanya jauh lebih serius dari sebelumnya.



Kedua tangannya sudah tidak bisa menopang, kemudian kembali terjatuh ke ranjang.



Letty melihat kondisinya, kemudian berkata: "Budak akan kembali dan berkata pada Yang Mulia bahwa Anda benar-benar tidak bisa bergerak."



Ketika Ivonne bergerak tadi, dia kemudian makin linglung, terkapar di ranjang, mendengar suara derap langkah Letty yang bergegas keluar, benaknya samar-samar berpikir, dia sudah seperti ini, tidak mungkin Raja Ronald akan membawa orang yang tubuhnya dipenuhi sekujur luka untuk pergi ke istana bukan?



Ivonne berusaha bangkit, mengambil sebuah pil penurun panas, ketika menutup kotak obat, dia malah melihat ada sebotol atropine yang tergeletak di dalam.



Di dalam kotak obatnya tidak ada atropine.



Setelah berbaring sesaat, ternyata di bagian bawah ada suntikan dopamin, dan juga sebuah alat pendorong intravena yang dirancang olehnya sendiri.



Tidak mungkin.



Dopamin dan atropine, memang ada di ruang penelitian, ini adalah obat yang digunakan untuk pertolongan pertama, dia menyiapkan beberapa di raung penelitian, tapi dia tidak pernah meletakkannya di dalam kotak obat, dan juga alat pendorong intravena itu lebih tidak mungkin dimasukkan ke dalam kotak obat.



Terlebih lagi, ketika menemukan kotak obat ini, Ivonne sudah memeriksa obat di dalamnya dan memang tidak ada alat dan obat-obat ini.____ Bab 11 Paduka Kaisar Sakit Parah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 345



86 115 Bab 11 Paduka Kaisar Sakit Parah



Ivonne seakan sudah tidak bisa membedakan kenyataan dan mimpi, gemetar sambil mendorong kotak obat itu kembali ke bagian bawah ranjang. Saat kotak obat itu memasuki bagian bawah ranjang, ternyata benda itu menghilang.



Dia tidak berani bernapas selama tiga detik, mengulurkan tangan dan menyentuh bagian bawah ranjang, memang benar tidak ada apa-apa.



Dia gemetar, perlahan merangkak kembali ke ranjang, bernapas dengan terengah-engah.



Apa yang terjadi baru-baru ini, sudah melebihi ranah kognitifnya, pengetahuan profesionalnya dan pengetahuan non-profesionalnya sudah tidak dapat memberinya jawaban untuk hal-hal yang tidak diketahui ini, ada ketakutan dalam hatinya, dia benar-benar merasa takut.



Pintu didorong terbuka, Ivonne masih belum sempat mendongakkan kepalanya untuk melihat, dia sudah merasakan aura dingin di sekeliling, dia hanya merasakan rasa sakit di kulit kepalanya, tubuhnya kemudian dilempar turun dari atas ranjang.



"Apa kamu sedang berpura-pura mati? Jika ingin mati maka langsung mati, atau bangun kemudian ganti baju dan ikut aku ke Istana." Suara dingin itu terdengar di atas kepalanya, Ivonne kemudian dengan kasar ditarik, punggungnya dengan kasar menyentuh lantai, sangat menyakitkan hingga seluruh tubuhnya gemetar, masih belum sempat untuk mengambil nafas, dagunya sudah ditahan oleh sebuah tangan yang keras, kekuatannya sangat besar, bahkan hampir menghancurkan dagunya.



Pandangan mata Ivonne yang menyakitkan berbenturan dengan pandangan matanya yang marah, wajah yang dingin dan kejam, dia tidak bisa menyembunyikan raut jijik dan meremehkan pada Ivonne, "Aku peringatkan padamu, jangan berpikir melakukan trik apapun, jika masih berbicara sembarangan di depan Ibu Suri, maka aku menginginkan nyawamu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne kesakitan hingga menjadi sangat marah, nyawa manusia ada di mata mereka ini, apa begitu tidak berharga? Dia sudah begitu terluka, tapi orang ini masih tidak mau melepaskannya.



Ivonne menggunakan semua kekuatannya, menjambak rambut Raja Ronald, menopang tubuhnya dengan lututnya, kemudian membenturkan wajahnya ke kepala Raja Ronald dengan kencang, gerakan ini adalah rencananya untuk memberikan serangan terakhir.



Raja Ronald tidak menyangka bahwa Ivonne berani melawan, dan lagi menggunakan kepalanya sendiri untuk membenturkannya padanya, untuk sesaat dia tidak bisa mengelak, pandangan matanya berkunang dan dia pusing untuk sesaat.



Ivonne sudah hampir pingsan, tapi mencoba untuk menahannyaa, ketika Raja Ronald masih belum bereaksi, lututnya ditumpukan di punggung tangan Raja Ronald, darah segar menetes dari mulutnya ke wajah Raja Ronald, rambut panjangnya tergantung ke bawah, dengan gila berkata: "Melakukan sesuatu itu ada batasnya, mengapa kamu menindas orang sampai sebegitunya!"



Sebuah tamparan jatuh di wajah Ivonne.



Kepala Ivonne menoleh, pandangan matanya menggelap, dalam keburaman dia melihat langkah Bibi Linda yang berjalan masuk, "Yang Mulia, tolong berbelas kasihlah!"



Yang Mulia tidak menunjukkan belas kasihan, sebuah tamparan kembali dilayangkan, setelah kemarahannya, dia melihat darah di belakang punggung Ivonne, dengan dingin berkata: "Urus luka-lukanya, ganti pakaiannya, balut lukanya dengan kencang, kemudian berikan dia semangkuk sup golden purple agar dia bisa bertahan selama setengah hari."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne melihat sosoknya yang berjubah hitam emas yang berjalan langkah demi langkah menjauh dari pandangannya, akhirnya menarik napas lega, perlahan-lahan menjadi rileks.



Bibi Linda dan Letty maju untuk membantunya, mereka tidak berbicara, ketika membantu memapahnya ke atas ranjang kemudian dibaringkan secara telungkup dan memotong pakaiannya, keduanya mengambil napas dingin.



Letty dengan meringis berkata: "30 kali pukulan dengan papan, mereka benar-benar kejam, benar-benar memukul dengan kejam."



"Cepat ambil air panas, bubuk obat dan juga buat sup golden purple!"



Sekujur tubuh Ivonne kesakitan, terutama ketika pakaiannya digunting dan dengan perlahan dipisahkan dari tubuhnya yang sudah menempel, sekujur tubuhnya gemetaran, tapi dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa, tenggorokannya bagai terbakar di dalam api, tidak bisa mengatakan sepatah katapun.



Membersihkan luka, membersihkan darah yang menempel, mengoleskan bubuk obat, seluruh proses ini, Ivonne menahannya dalam diam, seakan sedang bermimpi buruk, dia akan baik-baik saja ketika bangun.



Dia mendengar Letty bertanya: "Bibi, apa benar-benar akan meminumkan sup golden purple?"



"Ya, jika tidak, sepertinya nyawanya tidak akan selamat." Setelah Bibi Linda selesai berkata, dia menghela nafas.



"Tapi sup golden purple ini ..."



"Jangan banyak omong kosong, cepat bantu papah Permaisuri."



Ivonne dipapah bagai gumpalan kapas yang lemah, cairan hangat mengalir masuk melalui sudut bibirnya, sangat pahit, dia hampir kehilangan kemampuan untuk menelan.



"Minumlah, Permaisuri, minum saja dan akan membaik." Bibi Linda berbisik pelan di telinganya.



Ivonne sangat ingin menyingkirkan rasa sakit ini, jadi dia meminumnya dalam satu tarikan napas.___ Bab 12 Sup Golden Purple PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 185 46 62 Bab 12 Sup Golden Purple



Ketika obatnya diminum, dia merasakan kehangatan di perutnya, membuatnya merasa jauh lebih nyaman.



Bibi Linda berbisik pelan: "Permaisuri, tunggu ketika kamu keluar dari Istana dan kembali ke pavilion, aku akan perlahan-lahan menyesuaikan kembali kondisi tubuhmu. Sekarang tolong tutup matamu dan istirahatlah sebentar, hanya sebentar saja."



Ivonne memejamkan matanya, hanya merasa ada percikan api di kepalanya yang terus menerus meledak, dan juga beberapa suara berisik yang bergema.



"Kamu tidak pantas membuatku membencimu, aku hanya jijik melihatmu, di mataku, kamu ini seperti lalat busuk yang menjijikkan, jika tidak, aku tidak perlu meminum obat untuk bersetubuh denganmu."



Itu adalah suara Raja Ronald, penuh dengan kebencian dan kekejaman



dalam suaranya, dia belum pernah mendengar perkataan yang begitu kejam.



Ada orang yang menangis di telinganya, percikan api di kepalanya perlahan berubah menjadi sekumpulan darah segar.



Perlahan-lahan, semuanya kembali tenang.



Seolah-olah berbagai hal yang berserakan di dalam pikirannya itu akhirnya bisa diluruskan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Rasa sakitnya juga perlahan-lahan menghilang. Atau bisa dikatakan, tidak menghilang tapi mati rasa.



Ivonne membuka matanya, melihat Letty berdiri di depan ranjang, mengerutkan kening dan menatapnya.



"Permaisuri, apa kamu sudah merasa lebih baik?" Letty melihatnya yang membuka matanya, bergegas bertanya.



"Sudah tidak sakit." Kata Ivonne dengan suara serak.



Sudah tidak sakit, tapi, sekujur tubuhnya mati rasa dengan begitu mengerikan, dia berusaha mengulurkan tangan dan mencubit wajahnya sendiri, tapi sama sekali tidak terasa sakit.



Ini bahkan lebih parah dibandingkan obat bius.



"Aku akan membantu memapahmu bangun, harus berganti pakaian, kalau tidak Yang Mulia akan marah." Letty mengulurkan tangan untuk membantunya, Bibi Linda juga datang dari luar dan masuk ke dalam, memegang pakaian di tangannya, melihat Ivonne sudah bangun, kemudian berkata: "Cepat ganti, Yang Mulia sudah mendesak."



Ivonne berdiri dengan mati rasa, membiarkan mereka berdua membantunya mengganti baju di tubuhnya, membalut lukanya, Ivonne sama sekali tidak merasapak apa-apa.



Setelah mengganti pakaian, duduk di depan cermin perunggu, Ivonne menatap orang yang ada di dalam cermin.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Fitur wajah yang sangat cantik, kulitnya putih, bulu mata panjang dan lentik, dengan sepasang mata begitu tak bernyawa.



Bibirnya sangat kering, sangat pucat, tidak terlihat jejak darah sama sekali, rambutnya berantakan, dahinya yang sedikit lebar tertutup, kulitnya sama sekali tidak berkilau.



Tapi, dengan tangan pintar Bibi Linda dan Letty di wajahnya, ketika dia melihat cermin perunggu lagi dirinya bagaikan orang lain, alis yang melengkung indah, bibir merah dengan gigi yang putih, mata yang memikat, dia mencoba untuk membuka matanya dengan lebih besar, terlihat lebih bersemangat.



"Apa itu Sup golden purple?" Ivonne berbicara, suaranya sangat serak.



"Kamu tidak ingat?" Letty tertegun.



Dia tidak ingat, ada banyak ingatan du benaknya yang bukan miliknya sendiri, terjerat dengan ingatan miliknya sendiri, dia tidak memiliki kekuatan untuk perlahan-lahan membedakan dengan ingatannya.



Tapi dia sudah tidak bertanya lagi, Letty malah mengatakan ini, Ivonne menenangkan diri dan perlahan-lahan memikirkannya, maka dia akan tahu apa itu Sup golden purple.



Dia sangat yakin bahwa itu bukan benda yang baik.



Dia berdiri dan berjalan beberapa langkah, lukanya tidak sakit sama sekali, hanya saja karena mati rasa jadi ketika melangkah sedikit aneh.



"Permaisuri, walaupun sudah tidak sakit lagi, tapi kamu juga harus berhati-hati ketika bergerak, cobalah sebisa mungkin jangan mengenai lukanya." Bibi Linda berkata mengingatkan.



"Apa Denis sudah lebih baik?" Ivonne memapah di ambang pintu, menoleh dan menatapnya.



Bibi Linda terpaku, tanpa sadar mengangguk, "Sudah jauh lebih baik."



Ivonne memandang langit di luar, tadi masih ada matahari, sekarang sudah malam, tampaknya badai hujan akan datang.



"Mengenai masalah Denis, aku minta maaf." katanya dengan suara yang amat pelan.



Bibi Linda dan Letty saling berpandangan, mereka sedikit terkejut.



Apa mereka tidak salah dengar? Dia bilang maaf?



Ivonne perlahan-lahan berjalan keluar, dia tidak terbiasa dengan pakaian seperti ini, karena tubuhnya yang mati rasa cara berjalannya canggung, karena itu dia berjalan dengan perlahan, dia meletakkan tangannya ke dalam lengan bajunya, sepertinya dia memegang sesuatu di dalam lengan bajunya, dia berdiri diam, mengeluarkannya, darah di sekujur tubuhnya seakan sudah hampir mengeras.



Bab 13 Memasuki Istana PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 402 101 134 Bab 13 Memasuki Istana



Kotak kecil itu, sekitar setengah ukuran kepalan tangan, bukan benda lain, itu adalah kotak obatnya yang hilang.



Bagaimana bisa seperti ini? Mengapa kotak obat ini menjadi lebih kecil dan bersembunyi di balik lengan bajunya?



Tubuh Ivonne yang mati rasa seketika bergidik.



Ada suara langkah kaki di belakangnya, dia buru-buru memasukkan kembali kotak kecil itu ke dalam lengan bajunya.



"Budak akan mengantar Permaisuri keluar." Letty membantu memapahnya, "Budak akan memohon pada Yang mulia untuk masuk bersamamu ke dalam istana."



Hati Ivonne bingung, dia tidak tahu apa yang dikatakan oleh Letty, hanya bisa mengangguk kemudian keluar bersamanya.



Melewati jalan demi jalan, memasuki koridor, berjalan berbelok untuk sekian lama, baru sampai di halaman depan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Kereta kuda telah disiapkan di depan pintu. Ronald tidak duduk di dalam kereta kuda, tapi duduk di atas seekor kuda hitam yang gagah.



Dia mengenakan pakaian senja dengan mahkota emas. Wajahnya mengeluarkan aura gelap, matanya ditutupi dengan ketidaksabaran dan kemarahan, melihat Ivonne datang hanya memicingkan matanya sekilas dengan datar, kemudian dengan dingin berkata: "Bersiaplah."



"Yang Mulia, apakah membutuhkan budak untuk mengikuti ke Istana?" Letty memberanikan diri untuk bertanya.



Ronald melirik sekilas pada Letty, kemudian berkata: "Baiklah, jika Ibu



Suri menanyakan mengenai kami, maka kamu bisa bersaksi."



Ada hampir sepuluh pelayan di gerbang yang sedang menunggu untuk memasuki Istana. Di antara mereka juga ada Yanto, Ronald mengatakan ini di hadapan mereka, sama sekali mengabaikan rasa malu Ivonne.



Ivonne tidak memiliki ekspresi sama sekali, ototnya seakan kaku, walaupun itu sangat memalukan tapi dia juga tidak bisa membuat ekspresi canggung.



Letty memapahnya kemudian naik ke kereta kuda, begitu tirai itu diturunkan, dia mendongak, melihat pandangan mata Ronald yang penuh kebencian, dan juga ekspresi orang-orang yang tampak gembira di atas penderitaan orang lain.



Menutup mata, menarik napas panjang, perkataan Ronald terdengar di samping telinganya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship Ivonne yang asli sangat cantik, seberapa Ronald membencinya hingga dia perlu menggunakan obat agar bisa bersetubuh dengannya?



Seberapa banyak penghinaan ini bagi peilik tubuh asli ini?



Tidak heran dia memilih untuk mati.



Mencoba menenangkan dirinya sepanjang jalan, perlahan-lahan menggali dengan jelas memori dari pemilik aslinya.



Sekian lama, Ivonne menghela nafas dengan pelan kemudian membuka matanya.



Ternyata Ronald bisa begitu membencinya dikarenakan ada alasannya.



Pemilik asli tubuh ini, menggunakan kata keras kepala untuk menggambarkannya itu sama sekali tidak berlebihan, ketika melihat Ronald pada usia 13 tahun, dia bersumpah untuk menikah dengannya, jika kedua belah pihak saling menyukai maka itu adalah hal yang indah, tapi orang yang Ronald sukai adalah Clara Chu dari keluarga Chu, pemilik tubuh ini demi mendapatkan tujuannya, di hari ulang tahun sang putri, Ivonne sengaja menjebak Ronald berlaku tidak senonoh padanya, nama baik wanita itu sangat penting, jadi sang Putri melaporkan pada Kaisar mengenai hal ini, reputasi Ronald jatuh, dan juga dia harus melepaskan kekasih yang dicinntainya dan juga menikah dengan Ivonne.



Ketika pangeran mahkota masih belum menduduki posisinya saat ini Ronald sejak kecil sudah terkenal, dan juga telah membuat kontribusi di medan perang, Kaisar sangat menghargainya, sekarang, reputasinya sudah hancur, sudah tidak mungkin lagi dia menjadi Putra Mahkota.



Menghancurkan masa depan, menghancurkan cintanya, bagaimana bisa itu bukan kejahatan yang kejam? Tidak heran Ronald bisa begitu membencinya dan menggunakan bebagai cara untuk mempermalukannya.



Ivonne, kepahitan yang kamu alami itu dikarenakan tindakanmu sendiri.



Sepanjang jalan suara tapak kaki kuda terdengar masuk ke telinga, Ivonne hanya merasa hatinya mati rasa dan dingin, kelahiran kembali di dunia asing ini juga membuatnya merasa bingung, tidak tahu harus berbuat apa.



Ivonne mengulurkan tangan ke dalam lengan bajunya, menyentuh kotak obat yang tiba-tiba berubah menjadi lebih kecil, hatinya baru bisa memiliki sedikit rasa aman.



Anginnya sangat kencang, tirainya berkibar, dia melihat sosok punggung Ronald yang sedang menunggangi kudanya, kuat dan cukup kokoh,



rambut hitam dan jubahnya berkobar di bawah cahaya matahari.



Orang itu, setidaknya akan menjadi mimpi buruknya dalam beberapa waktu.



Ivonne perlahan mengepalkan tinjunya, jika dia tidak melepaskan diri dari dilema ini, dia mungkin hanya akan memiliki satu jalan buntu, jadi dia tidak bisa membiarkan dirinya menjadi lemah dan panik. Bab 14 Clara PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 429 107 143 Bab 14 Clara



Di bawah kepemimpinan Ronald, kereta kuda langsung masuk menuju ke gerbang istana, Ivonne sekarang tidak penasaran sama sekali mengenai Istana, dia hanya melihat jalan istana yang panjang dan dinding bata merah di balik tirai yang sedikit terangkat.



Tidak bisa melihat ke kejauhan. Hanya sesekali ada paviliun tinggi yang terlihat, begitu megah, atap ubin mengkilap yang menyentuh cahaya matahari.



Kereta kuda berhenti, Ivonne menarik napas dalam-dalam, Letty membantu memapahnya turun dari kereta kuda.



Matahari bersinar menyinari dinding istana yang berwarna merah, ubin berlapis emas dari kejauhan memantulkan cahaya. Ivonne seperti hantu yang tidak bisa melihat cahaya, tanpa sadar dia berusaha menghalangi cahaya matahari.



Ronald juga turun dari kuda, kereta kuda dan kuda ditempatkan di luar, kemudian terus berjalan ke depan.



Tiba di luar Istana Gatina, Letty berbisik: "Permaisuri, budak tidak boleh masuk, hati-hatilah ketika berjalan."



Ivonne tahu bahwa Istana Gatina ini adalah tempat Paduka Kaisar sebelumnya tinggal. Di luar, sudah dipenuhi dengan para pelayan dari berbagai kediaman, Ivonne mengambil napas dalam, mengikuti Ronald langkah demi langkah masuk ke dalam.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Melewati halaman yang subur, memasuki aula utama, ada banyak orang berdiri di aula utama. Ivonne melirik sekilas, mereka semua berpakaian begitu mewah, tapi ekspresi wajah mereka berkabung.



Orang-orang ini, sebagian besar dia mengenalnya, berdasarkan pada ingatan dari pemilik tubuh asli ini.



Yang mengenakan pakaian satin berwarna hijau, wajahnya begitu serius, itu adalah Raja Juno, merupakan putra tertua dari Kaisar Mikael, berumur 30 tahun, dilahirkan oleh selir Qin, menikahi putri dari keluarga Ma, keluarga Ma dan keluarga Qin sekarang berada di sisinya, dan dia memiliki sepasang anak.



Raja Steve, Raja Stanley, Raja Robert, semuanya juga hadir, mereka juga membawa Permaisuri dan anak-anak mereka ke istana.



Para pangeran ini hanya mengangguk, tidak berbicara, suasananya sangat mengecam.



Ivonne merasa Ronald yang berdiri di sebelahnya tiba-tiba tubuhnya menegang, pandangan matanya dialihkan, dirnya tampak begitu kaku dan tidak nyaman.



Ivonne memandang ke arah pintu, melihat sepasang suami istri yang masuk.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Pria itu berusia sekitar puluhan tahun, parasnya tampan, sosoknya tinggi dan tegap, memakai pakaian putih yang terlihat luar biasa.



Tangannya menggenggam dengan erat wanita di sebelahnya, wanita itu menggelung tinggi rambutnya, memakai tusuk konde dengan motif kupu-kupu hijau, mengenakan gaun berwarna awan biru, dengan anyaman bunga delima yang terbuat dari satin, mengenakan sepasang sepatu satin mutiara di kedua kakinya.



Wajahnya begitu cantik, sepasang anting yang dipakai di telinganya



bergoyang seiring dengan langkah kakinya, begitu menawan dan juga sangat indah dan anggun.



Begitu dia memasuki pintu, merasa bahwa semua wanita di sini biasa saja.



Memori yang tersisa di otak Ivonne memberitahunya bahwa kedua orang ini adalah Raja Oscar dan istri Raja Oscar, Clara.



Clara merupakan orang yang disukai oleh Raja Ronald, setahun kemudian setelah Ronald menikahi Ivonne, dia menikah dengan Raja Oscar.



Setelah Ivonne memasuki pintu, pandangan matanya dan Ronald saling berhadapan, begitu jelas, begitu tenang, begitu menyanjung, tapi ada sesuatu yang tersembunyi.



Sekujur tubuh Ronald menegang, napasnya cepat, pandangan matanya sulit untuk berpaling, melihat sekilas pada wajah Ivonne dengan penuh kebencian.



Ivonne perlahan-lahan menurunkan pandangannya.



Hal ini, tidak ada yang memperhatikannya, bahkan Raja Oscar juga tidak menyadarinya, setelah dia mengangguk, mereka kemudian berdiri di samping dan memandangi tirai di bagian dalam.



Ivonne mulai merasa pusing, dia mencoba menstabilkan suasana hatinya, tapi rasa pusing menyerangnya, secara tidak sadar dia menarik tangan Ronald, Ronald langsung menghempaskannya, Ivonne terhuyung, kesulitan untuk berdiri tegak, benar-benar merasa sangat malu.



Beigtu banyak pandangan mata yang menyapu ke arahnya, itu merupakan pandangan mata yang menghina.



Ada satu tangan yang dengan lembut memapahnya, aroma parfum yang dalam menyelinap masuk ke dalam benaknya, disertai dengan suara yang begitu ringan dan memabukkan, "Apa kamu baik-baik saja? Apa tubuhmu tidak merasa nyaman?"______________ Bab 15 Sebelum Sakit PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 871



218 290



Bab 15 Sebelum Sakit



Ivonne mendongak, bertatapan dengan tatapan mata Clara yang lembut dan perhatian.



"Apa ingin duduk dan beristirahat?" Tanya Clara.



Ivonne menggelengkan kepalanya, tanpa sadar menarik kembali tangannya. "Tidak perlu, terima kasih."



Raja Oscar menarik kembali Clara. Pandangan matanya dengan tidak senang melirik sekilas ke wajah Ivonne, berkata pada Clara: "Orang seperti ini, untuk apa kamu mempedulikannya?"



Clara kembali berdiri ke sisi Raja Oscar, pandangan matanya dengan datar menyapu Ivonne. Tampaknya sediit merasa aneh, dia berbisik,



"Kita ini keluarga."



"Kamu benar-benar baik hati." Raja Oscar menggandeng tangan Clara, keduanya berdiri bersama, seperti pasangan dewa dan dewi.



Ivonne tiba-tiba merasakan kedinginan di sekitarnya begitu kuat, aura dingin ini berasal dari Ronald.



Orang yang dicintainya, berdiri di sebelah pria lain. Bagaimana mungkin dia tidak seidh dan marah? Pikir Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Terdengar suara tangisan dari dalam Istana.



Semua orang terkejut, melihat ke arah pintu.



Tirai diangkat, seorang kasim pelayan berambut putih keluar, matanya memerah dan bengkak, raut wajahnya begitu sedih, suaranya serak,



"Kaisar memerintahkan, meminta semua Putri, Pangeran, dan para Permaisuri untuk memasuki Istana."



Orang ini, merupakan Kasim Teddy yang telah melayani Kaisar selama 45 tahun.



Wajah semua orang terdiam, sedih, mengikuti Kasim Teddy masuk ke dalam, langkah kaki begitu ringan tapi napas mereka seakan terhenti.



Ivonne mengikuti di belakang Ronald, mencoba menahan rasa pusingnya.



Sudah ada begitu banyak orang di dalam istana.



Ibu Suri dan Kaisar duduk di samping ranjang, Sang Ratu juga berada di samping, saudara-saudara Paduka Kaisar sebelumnya yang disebut sebagai Para pangeran ini juga sudah kembali ke sini, mereka sudah memasuki Istana kemarin dan terus berjaga di dalam sini.



Hampir semua Tabib Kerajaan di Istana datang kemari, berdiri berjajar dalam dua baris, raut wajah mereka tampak serius.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne melihat diam-diam, dia melihat tirai emas itu sudah digulung naik, di ranjang cendana besar itu terbaring seorang pria tua dengan wajah yang pucat, bantalnya disusun dengan sangat tinggi, dia membuka mulut untuk bernapas, mulutnya seakan menyerupai lubang hitam, rongga matanya sangat dalam.



Tangisan itu berasal dari sang Ibu Suri, dia duduk di tepi ranjang, mengenakan gaun longgar, oker, tampak begitu kurus.



Dia menyeka air matanya dengan saputangannya, meskipun dia berusaha menekannya, tapi tetap saja pada akhirnya dia menangis.



Melihat semua orang sudah masuk, dia mendongak, air mata tidak bisa berhenti mengalir, dengan tercekat berkata: "Semuanya berlutut, antar Paduka Kaisar kalian."



Semua orang berlutut, Ivonne juga ikut berlutut.



Seekor anak anjing memasuki Istana dari luar, menggonggong dan naik ke atas ranjang Paduka Kaisar sebelumnya, tidak ada yang menghentikannya.



Sejak Paduka Kaisar merawat anak anjing itu, dia menganggapnya bagai bayi kesayangannya, ketika dia melihatnya, dia akan merasa senang, anak anjing itu pernah mencoba berlari selama dua atau tiga hari dan tidak pulang, Paduka Kaisar juga tidak mau makan selama dua atau tiga hari itu.



Paduka Kaisar melihat anak anjing itu, dia yang tadinya kesulitan bernapas, matanya kemudian menunjukkan raut hangat, mengangkat tangannya dan membelai anak anjing yang berbaring di samping ranjangnya.



Anak anjing itu menggonggong padanya.



Di dalam Istana, hanya ada suara anak anjing.



Ivonne malah terkejut seakan tersambar petir, dirinya terpaku.



Ivonne ternyata bisa mengerti arti gonggongan anak anjing itu, anak anjing itu sedang bersedih karena Tuannya yang akan pergi meninggalkannya.



Sejak kapan dia memiliki kemampuan ini? Dia bisa mengerti bahasa



anjing?



Paduka Kaisar membelai anak anjing itu dengan gemetar, lalu perlahan-lahan menoleh ke arah Kaisar, meskipun dia tidak bisa berbicara, tapi ada makna di pandangan matanya.



Kaisar Mikael mengerti maksud Paduka Kaisar, bergegas berkata: "Ayah tenang saja, aku akan memperlakukan Lucky dengan baik."



Paduka Kaisar tersenyum puas, pandangan matanya menatap lembut pada Lucky, napasnya jauh lebih teratur dari sebelumnya.



Ibu Suri tercekat berkata: "Paduka Kaisar, anak dan cucu-cucumu sudah ada di sini, apa kamu tidak ingin melihatnya?"



Bab 16 Menolong Atau Tidak Menolong PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship More... 56 14 19



Bab 16 Menolong Atau Tidak Menolong



Paduka Kaisar memalingkan matanya dan menatap sekumpulan orang yang sedang berlutut di lantai, mulutnya bergetar, tapi sepatah katapun tidak diucapkan. Dia menghela nafas dengan pelan, bahkan seakan tidak rela.



Ivonne tahu bahwa mereka di sini untuk menunggu Paduka Kaisar menghembuskan nafas terakhir, ketika masuk, Paduka Kaisar sudah kritis, seakan dia akan segera pergi.



Tapi melihatnya yang sekarang, tidak seperti sudah akan pergi, selain itu, napasnya juga sudah jauh lebih kuat.



Namun, mungkin itu efek dari obat yang diberikan oleh para Tabib.



Paduka Kaisar sepertinya memiliki penyakit jantung, dan juga pernah terkena stroke.



Seperti sekarang ini, sepertinya itu gagal jantung?



Gagal jantung, sulit bernapas ... Ada dopamin di kotak obatnya.



Ivonne berpikir banyak hal di dalam otaknya, guncangan karena dia mengerti bahasa anjing masih belum berhenti, dia harus kembali menghadapi ujian nyawa manusia yang sudah sekarat, tapi, seberapa cerobohnya dia, tidak akan ada yang percaya padanya dan membiarkannya untuk merawat Paduka Kaisar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Jared Kushner & Ivanka Trump Dropped Off The Planet Jadi, kemungkinan terakhir, dia harus melihat Paduka Kaisar di depannya ini menghembuskan nafas terakhirnya di depan matanya.



Bagi seorang praktisi medis, ini sangat sulit dilewati.



Berlutut selama 15 menit, tbuhnya mulai terhuyung. Posturnya ketika berlutut begitu canggung karena tubuhnya mati rasa dan juga karena dia tidak ingin membebani lukanya, ini akan menyebabkan lukanya menjadi lebih serius.



Dia diam-diam melihat Ronald di sebelahnya, dia berlutut dengan tegap, wajah sampingnya begitu jelas, dirinya diselimuti oleh aura kesedihan, sepertinya itu tidak palsi, jika dikatkaan keluarga kerajaan tidak memiliki kasih sayang, seprtinya itu tidak benar.



Kaisar Mikael dan para Tabib Kerajaan pergi dan berbicara di luar tirai.



Ivonne dapat mendengar beberapa patah kata, Kaisar Mikael melihat perubahan baik situasi Paduka Kaisar, bertanya pada Tabib apakah harus menggunakan obat lagi, tapi Tabib hanya mengatakan bahwa ini hanya sementara, mungkin hanya bertahan dalam waktu 1 jam saja.



Ketika Kaisar Mikael kembali masuk, dia memerintahkan orang untuk menurunkan tirai emas, kemudian meletakkan tenda berwarna biru di luar, dengan dalam berkata: "Kalian maju untuk memberi hormat pada Paduka Kaisar."



Ibu Suri kembali meneteskan air matanya, dirinya tampak begitu tak berdaya dan seduh, sang Ratu duduk di sampingnya dan memegang tangannya dengan erat. Ibu Suri memandang orang di atas ranjang itu, orang itu, orang yang menemaninya hampir seumur hidup.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ibu Suri dibujuk untuk keluar, Kaisar membantunya untuk duduk, begitu Ibu Suri duduk, dia sudah hampir pingsan.



Yang pertama masuk adalah Raja Ralph dan istrinya



Raja Ralph adalah anak Paduka Kaisar, bersaudara dengan Kaisar Mikael, anak dari Ibu Suri.



Keduanya masuk da mmeberi hormat, mengatakan beberapa patah



kata pada Paduka Kaisar, kemudian mengundurkan diri, setelah keluar, mata mereka memerah, tapi mereka menahan diri untuk tidak menangis.



Setelah itu, Raja Axel dan istrinya, yang juga keluar setelah mengucapkan beberapa patah kata, mengatakan agar Paduka Kaisar tenang dan semacamnya.



Ivonne dengan cepat menghitung, semua orang masuk ke dalam sekitar tiga menit, jika memberikan Dopamin pada Paduka Kaisar, berdasarkan reaksi dan kecepatan obat itu terhadap gagal jantung, setidaknya membutuhkan waktu 5 menit.



Dengan kata lain, Ivonne jika bisa berhasil menyeret waktu selama lima menit di dalam, maka dia bisa berhasil memberikan obat.



Menolong atau tidak menolongnya? Jika dia menolongnya, maka dia akan mengambil banyak risiko dan bahkan akan mempertaruhkan nyawanya.



Jika tidak menolongnya, tapi itu merupakan 1 nyawa.



Masalah ini, Ivonne tidak bergelut begitu lama, bagi seorang Dokter, ini bukan pertanyaan pilihan ganda.



Tapi ada 1 masalah sulit sekarang, dia harus masuk bersama dengan Ronald, Yu Wenxuan pasti bisa melihatnya memberikan obat padanya, jika dia berteriak atau menghentikannya, maka perbuatannya akan sia-sia.



Hipnosis? Anestesi?



Hipnosis tidak mungkin, dia tidak terlalu mahir dalam hipnotis, hanya bisa sedikit saja.



Anestesi ... Apa ada di dalam kotak obat?



Ivonne menundukkan kepalanya, mengeluarkan kotak obat dari balik lengan bajunya, menutupinya dengan pakaiannya yang lebar kemudian membukanya kemudian mencarinya, di bagian bawah, terdapat sebuah botol kecil anestesi ketamin2.



Hatinya seketika terpaku._ Bab 17 Bersiap Menghadapi Amarah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App



More... 779 195 260 Bab 17 Bersiap Menghadapi Amarah



Setelah putra keempat Kaisar Mikael, Raja Haris dan istrinya masuk, yang berikutnya masuk adalah Ronald dan Ivonne.



Ivonne perlahan-lahan menarik napas dalam-dalam, menyesuaikan emosinya, mengabaikan semua ketidaknyamanan di tubuh fisiknya.



Nyawa manusia lebih penting, dia tidak boleh lemah.



Kasim Artur berkata: "Raja Ronald, Permaisuri Raja Ronald, silakan masuk."



Ivonne bangkit bangun mengikuti Ronald, dia berjalan di depan, membuka tirai kemudian masuk ke dalam.



Ronald berlutut di samping ranjang, Ivonne berlutut di belakangnya, dengan cepat mengeluarkan kotak obat. Kotak obat itu seketika berubah menjadi besar ketika menyentuh lantai, Ivonne tidak memikirkan mengapa kotak obat itu bisa seperti itu, dia hanya bergegas mengeluarkan obat bius dan memasukkannya ke dalam jarum suntik.



Ronald yang sedang tenggelam dalam kesedihan, sama sekali tidak menyadari tindakan Ivonne, dia tercekat memanggil, "Kakek ..."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ivonne menarik tangannya, dia berbalik tanpa sadar. Memberikan tatapan jijik, Ivonne langsung menyuntikkan obat bius itu ke bagian dalam tangannya.



Raja Ronald terkejut, ada amarah di matanya. Ivonne menarik tangannya dan menatapnya, kemudian berkata, "Kakek, cucu menantumu ini memberi hormat ..."



Menghitung dalam hati: 1 detik. 2 detik, 3 detik ...



Tubuh Ronald dengan lemas terjatuh, tapi kedua matanya membelalak sangat lebar.



Ivonne terkejut dalam diam, ketamine dapat dengan cepat membuat orang masuk ke dalam kondisi bius dan tidak memiliki kesadaran, tapi Raja Ronald hanya tidak bisa bergerak, dia berusaha keras mempertahankan kesadarannya.



Paduka Kaisar juga menyadari ada kejanggalan, matanya menoleh, perlahan-lahan fokus pada Ivonne.



Ivonne terus mengucapkan kalimat memberi penghormatan, kemudian mengeluarkan jarum suntik buatannya, melarutkan dopamin dengan air glukosa, menggulung lengan baju Kaisar, menemukan urat nadi, lalu membungkuk dan berkata di samping telinga Paduka Kaisar: "Orang tua, jangan takut, aku menyelamatkanmu. "



Lucky melihat Ivonne mengarahkan jarum ke Paduka Kaisar, seketika dia menggonggong, Ivonne takut itu akan menarik perhatian orang luar, dia bergegas merendahkan suaranya dan berkata: "Bantu aku, aku akan menyelamatkan Tuanmu, pergi keluar untuk mengulur waktu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne mengerti kata-kata Lucky, tapi dia tidak tahu apa Lucky bisa mengerti kata-katanya.



Lucky benar-benar menerjang keluar, berkeliaran dan melompat di luar, melompat ke atas meja, membuat kursi jatuh, dan juga melompat ke arah Ibu Suri, semua orang merasa tidak nyaman, tapi tidak ada yang berani melakukan apapun pada Lucky di hadapan Paduka Kaisar. Hanya bisa membiarkannya berbuat gila.



Ronald tidak sepenuhnya terbius, dia masih melotot menatap marah pada Ivonne, kemarahan di pandangan matanya terbakar, memiliki keinginan untuk membuat Ivonne hancur menjadi debu.



Ivonne tidak berani menatap matanya, jantungnya sudah akan melompat ke atas tenggorokannya, dia hampir bisa memastikan bahwa jika ada orang yang melihat adegan ini, dia sudah pasti akan mati dan tidak dapat melarikan diri, mungkin saja dia akan membuat susah keluarga dari pemilik tubuh asli ini.



Satu menit, dua menit, tiga menit, empat menit sudah berlalu, melihat



obat di jarum suntiknya sudah selesai disuntikkan, dari arah luar, suara langkah kaki terdengar pelan, Ivonne cemas dan berkata: "Kakek, kamu tenang saja, cucu menantumu ini pasti akan melahirkan dua atau tiga putra untuk sang pangeran, pasti."



Injeksi sudah selesai.



Dia bergegas mengembalikan jarum suntik kemudian mengambil kotak obat, setelah kotak obat itu menjauh dari lantai, seketika menyusut menjadi kecil, kemudian dia menyembunyikannya kembali di balik lengan bajunya.



Ivonne membungkuk dan berbisik di samping telinga Paduka Kaisar: "Anda akan segera sembuth, tolong biarkan aku tetap berada di istana agar bisa lanjut memberikan obat."



Ivonne juga tidak peduli apa reaksi Paduka Kaisar, dia membuka tirai kemudian keluar, dengan sedih berkata: "Yang Mulia terlalu sedih, dia tidak bisa berdiri."



Kasim Artur bergegas masuk, melihat Ronald yang terduduk di tanah setengah berlutut, tampilannya begitu sedih dan kecewa.



Kaisar juga melihat sekilas, mendesah pelan, tatapan mata yang



menatap Ronald juga sedikit melembut, menyuruh orang masuk untuk membantu memapah Ronald ke aula samping untuk beristirahat.



Ivonne membungkuk pada Ratu dan Ibu Suri, sebagai Istri dari Ronald, dia tentu saja harus ikut dan merawatnya.



Dia sudah bersiap, menunggu sampai dia bangun untuk menghadapi amarahnya.



Paduka Kaisar masih membutuhkan perawatan, jadi dia harus menutup mulutnya, tidak peduli dengan menggunakan metode apa pun.



Selain itu, dia juga tidak bisa selalu dipukuli.___ Bab 18 Melawan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 511 128 170 Bab 18 Melawan



Dosis obat bius itu tidak banyak, Ronald berbaring di aula sebentar, kemudian dengan perlahan kembali normal.



Ivonne duduk di sisinya. Orang-orang yang melayani diusir keluar semuanya, di dalam ruangan itu begitu sepi.



Jari-jari yang keras bagai baja itu mencekik lehernya hingga dia tidak bisa bernafas, Ronald bagai binatang buas yang mengamuk, matanya penuh dengan kemarahan, ada kalimat yang keluar dari geramannya, "Kamu berani meracuni Kakek?"



Kepala Ivonne dipaksa untuk mendongak, wajahnya seketika emerah, matanya juga memerah, dengan kesulitan berkata: "Yang Mulia tidak melihat ke bawah."



Sengatan jarum yang menusuk daging pahanya begitu menusuk, jarum ini sangat istimewa, ada sebuah tabung kecil dengan cairan di dalamnya.



"Kamu boleh mencekikku hingga mati, tapi sebelum aku mati, kamu juga pasti akan mati. Jadi, mengapa kamu tidak mendengarkanku terlebih dulu?" Ivonne berkata dengan kesulitan, ada kekeraskepalaan di pandangan matanya.



Tangan Raja Ronald mengendur secara perlahan, tapi kemarahan di matanya makin membakar, wajah tampan itu sedikit terdistorsi oleh kemarahan. Dia mencoba menahan kemarahannya yang meluap.



"Katakan, racun apa yang kamu masukkan?" Dia tidak pernah tahu Ivonne bisa menggunakan racun, sepertinya dia benar-benar meremehkannya sebelumnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne menyingkirkan jarum, tersenyum dengan sinis, "Meracuni Paduka Kaisar di Istana Kekaisaran, apa aku tidak menginginkan nyawaku?"



"Katakan!" Dia berkata dengan tidak sabar.



Ivonne menarik napas dalam-dalam, "Itu bukan racun, itu adalah obat, kondisi Paduka Kaisar tidak begitu buruk, aku sedang menyelamatkannya."



Ronald mencibir, ada aura membunuh di matanya, "Aku tidak tahu bahwa diriku menikah dengan Tabib yang begitu hebat."



Dia berdiri dan menahan tangan Ivonne, "Ayo pergi, mengaku dosa pada Ayah Kaisar."



Ivonne ditarik hingga tersandung dan terjatuh di antai, dia berjuang untuk melawan genggaman tangannya yang kencang itu, diseret beberapa langkah, dalam kepanikan, dia berkata: "Baik, aku akan mengaku dosa, nanti aku akan mengatakan bahwa aku diperintahkan oleh Clara."



Ronald memberi tamparan padanya, langsung ke sisi wajahnya hingga Ivonne terpental.



Dia berlutut, jari-jarinya meremas dagu Ivonne seakan hampir menghancurkan tulang-tulangnya, matanya penuh dengan amarah bagai badai yang menerjang, mengertakkan gigi berkata: "Apa kamu



ingin mati!"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Sudut bibir Ivonne mengeluarkan darah dia tidak merasakan sakit sama sekali, dia tahu itu karena sup golden purple, tapi Ivonne sudah tidak bisa lagi menerima perlakukan ini.



Ivonne menyeringai dan mengungkapkan senyum tragis dengan kesulitan, kemudian menyuntikkan air jarum itu ke paha Ronald.



Ketika Ronald menyadarinya, itu sudah terlambat, tubuhnya mulai mengantuk, perlahan dia melepaskan Ivonne.



Ivonne membalas menampar wajahnya, sama sepertinya tadi, menggertakkan gigi sambil berkata: "Sebagai orang, jika kamu menghormatiku, maka aku akan menghormatimu, kamu mempermalukanku berulang kali, memukuliku dengan kejam, itu sudah melewati batas kesabarabku, walaupun kamu ini keluarga Kerajaan tapi itu tidak berarti bahwa aku akan membiarkanmu menindasku seenaknya, jika kamu memiliki kemampuan, maka katakan pada Kaisar untuk membiarkanmu menceraikanku, dan bukannya menjaga reputasimu sambil menindas seorang wnaita, apa kamu ini seorang



pria?"



Ronald sudah terjatuh ke lantai, matanya berkabut menatap Ivonne, sangat ingin menelannya hidup-hidup, tapi, racun ini tidak bisa ditahan lama, perlahan-lahan dia menutup matanya.



Pertama kali, tidak bisa sepenuhnya membiusnya, kali ini, dia berhasil.



Ivonne seketika lega, bernapas dengan mulut besar, air matanya hampir menetes, dia mendongak dan memaksa air matanya untuk kembali.



Sekarang, bukan saatnya untuk menangis, masih tidak ada cara untuk hidup.



Ivonne mengeluarkan kotak obat dan membukanya, setelah kotak obat itu mendarat di lantai, secara otomatis berubah menjadi besar, ketika meninggalkan lantai, dia berubah menjadi sekecil kotak korek api, benar-benar sangat aneh.



Ivonne bernafas dengan terengah sambil memeriksa obat yang ada di dalam.



Sebelumnya sebagian besar adalah obat untuk luka luar, tapi sekarang



semuanya telah berubah menjadi obat jantung, bahkan ada juga dua botol ampoule.



Ini sangat aneh, tidak ada ampoule di dalam ruang penelitiannya, bahkan beberapa obat seperti propranolol dan Danshen yang sebelumnya tidak ada malah muncul dalam kotak obat ini.



Sekarang, obat-obat itu terjejer rapi di bagian bawah kotak obat.



Yang lebih konyol lagi adalah ada sebuah stetoskop.



Ivonne duduk di lantai, mengucapkan kalimat yang tidak pernah dia katakan sebelumnya, "Benar-benar sial."___



INTERESTING FOR Bab 19 Paduka Kaisar Ingin Memakan Bubur PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 356 89 119



Bab 19 Paduka Kaisar Ingin Memakan Bubur



Ivonne menyeret tubuhnya yang mati rasa ke ranjang di mana Ronald berbaring tadi, dia berbaring, ketika tenang, dia merasa seluruh tubuhnya gemetar. Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah kejadian yang tidak akan terpikir olehnya bahkan jika dia menghabiskan semua sel otak yang bisa dia gunakan sebelumnya untuk berpikir.



Perkembangan otak tidak berhasil, tapi malah menuju pintu kematian.



Ada orang yang mengatakan bahwa ilmu sains dan teologi serta ilmu yang tak pasti pada akhirnya akan kembali ke jalan yang sama.



Ketika otak berkembang sampai batas tertentu, dapat mengambil sesuatu sesukamu, bisa pergi kemanapun dengan bebas, otak secara otomatis membaca semua jenis informasi, sama seperti para dewa yang disembah oleh dunia saat ini.



Dia mengangkat tangannya yang gemetar, ingin menyentuh kotak obat di balik lengan bajunya itu untuk mendapatkan perasaan kepastian, lengan baju itu meluncur ke bawah, memperlihatkan pergelangan tangan yang putih. Di pergelangan tangan itu, malah terdapat luka merah, merupakan luka baru.



Dia terpaku, sejak kapan dia terluka? Apa tadi ketika bertengkar dengan Ronald?



Tidak, darah di tepi luka sudah menering, lengan bajunya juga telah ternoda oleh darah. Ini setidaknya luka yang dibuat setengah jam yang lalu.



Setengah jam yang lalu?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne memicingkan matanya. Teringat ketika dia menunggu di luar istana, dia dihempaskan oleh Ronald kemudian Clara datang memapahnya.



Apakah dia memiliki niat lain ketika memapahnya?



Dia teringat ketika Clara kembali ke sisi Raja Oscar, pandangan matanya berkilat aneh.



Hati Ivonne seketika mengerti.



Clara sengaja menyakitinya, tapi dia tidak tahu bahwa Ivonne mati rasa dikarenakan sup golden purple, jika dia adalah pemilik tubuh yang asli ini, sudah pasti akan marah dan memaki bersumpah di tempat itu, pada kondisi yang sedemikian khusyuk, bahkan jika dia tidak akan dipenggal mati, setidaknya juga akan masuk penjara dan kemudian ditinggalkan.



Sekujur tubuh Ivonne dingin, benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa hati orang ternyata akan begitu kejam.



Dia awalnya berpikir bahwa Clara sangat baik, semua orang menggunakan pandangan meremehkan padanya, hanya dia yang memberi salam padanya.



Dan di balik wajahnya yang cantik dan lembut, ternyata terdapat hati yang kejam.



Ivonne ingin menemukan penjelasan yang masuk akal untuk perilaku Clara, misalnya, Ivonne menghancurkan hubungannya dengan Raja Ronald, yang membuatnya harus masuk ke pelukan Raja Oscar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Tapi Ivonne tidak bisa menerima penjelasan seperti itu.



Jika Clara tidak senang, dia bisa pergi mencari Ivonne, dan menuduhnya di depan banyak orang, bahkan menampar wajahnya juga boleh, melakukan perbuatan menyakiti orang di belakang seperti ini, benar-benar kejam.



Ivonne meletakkan tangannya, masalah Clara, bisa tidak memikirkannya untuk sementara waktu, tapi apakah Paduka Kaisar sudah baik-baik saja? Apa Paduka Kaisar mau mempercayainya?



Ivonne telah membaca banyak buku sejarah, tidak pernah ada negara yang bernama Tang Utara, karena itu, sejarah yang dipelajarinya tidak dapat membantunya untuk memahami karakter Paduka Kaisar.



Hidup dan mati tidak pasti, masa depan tidak jelas, membuat Ivonne tidak bisa bernafas.



Ivonne benar-benar sangat kelelahan, menoleh dan melihat Ronald yang berbaring di lantai, itu adalah seekor singa yang tertidur, ketika dia bangun, maka Ivonne akan gawat, kecuali, Paduka Kaisar memanggilnya.



Ivonne tersenyum pahit, sebenarnya dia memiliki maksud tertentu ketika menyelamatkan Paduka Kaisar.



Tidak ada perlindungan dari siapa pun, dia tidak akan bisa hidup di kediaman Raja Ronald.



Di dalam kamar Paduka Kaisar.



Semua pangeran sudah memasuki kamar dan memberi penghormatan, sekarang, semuanya sedang berlutut di luar, menunggu Paduka Kaisar menghembuskan nafas terakhirnya.



Suasana di Istana itu sangat sedih, pandangan mata semua orang hampir semuanya berkabut air mata, Ratu dan Ibu Suri terlalu sedih, sudah dipapah untuk kembali.



Kaisar Minguan juga duduk di luar, hanya menunggu Kasim Artur yang melayani di dalam mengatakan sebuah kalimat, maka dia harus berlutut untuk mengantarkan Paduka Kaisar.



Semua orang bersiap untuk momen itu.



Akhirnya, tirai dibuka, raut wajah Kaisar Mikael tampak tenggelam, pandangan matanya dipenuhi dengan kesedihan, tubuhnya lemas, tapi dia belum berlutur, Kasim Artur malah berkata dengan gembira: "Paduka Kaisar berkata dia ingin memakan bubur."



Kaisar terpaku, bergegas melangkah ke dalam, melihat bahwa Paduka Kaisar membuka matanya, membelai bulu Lucky, tampilannya jauh lebih baik dibanding sebelumnya.



"Cepat, minta bagian dapur untuk menyiapkan bubur!" Kaisar Mikael sangat gembira, nada suaranya sudah berubah.___ Bab 20 Panggil Raja Ronald PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More...



227 57 76



Bab 20 Panggil Raja Ronald



Semua Tabib Kerajaan tercengang.



Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Paduka Kaisar masih bisa memakan sesuatu? Gagal jantung ini sudah sangat serius, sudah saatnya dia akan pergi, bahkan dia tidak bisa meneguk satu tetes airpun.



Tabib bergegas masuk, memeriksa denyut nadi Paduka Kaisar, sambil memeriksa sambil menangis berkata, "Tuhan memberkati, Tuhan memberkati Kaisar!"



Denyut nadi Kaisar sudah membaik.



Tirai emas sudah digulung naik, tenda biru perlahan dibuka, raut wajah Paduka Kaisar lelah, pandangan matanya menyapu sekitar sekilas, dengan suara serak berkata: "Untuk apa kalian berlutut? Cepat



bangun!"



Suara itu, meskipun bagai suara dedaunan yang jatuh, begitu ringan dan tak berdaya, tapi ketika terdengar di telinga semua orang, mereka semua terkejut.



Semua orang menunjukkan ekspresi terkejut, setelah memberi hormat kemudian bangkit berdiri.



Paduka Kaisar menghela nafas lega. Warna ungu di bibirnya perlahan memudar, melihat sekilas kemudian berkata: "Mana Raja Ronald?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Kasim Artur bergegas berkata: "Raja Ronald terlalu mengkhawatirkanmu, dia pingsan, sekarng sudah dipapah ke aula samping untuk beristirahat."



"Panggil dia kemari." Paduka Kaisar menepuk-nepuk kepala Lucky, kemudian mengeluarkan senyum hangat, "Pergilah, anak baik, aku tidak



akan pergi untuk waktu yang lama."



Lucky melompat turun, pergi sambil menggoyangkan ekornya.



"Cepat sampaikan pada Raja Ronald!" Kata Kasim Artur.



"Istrinya itu..." Paduka Kaisar berpikir sejenak, sepertinya sedang mengumpulkan energi. Kedian mengucapkan beberapa kata dari bibir keringnya itu, "juga panggil kemari."



Semua orang terkejut.



Terutama Clara, dia terpaku untuk beberapa saat, Paduka Kaisar ingin melihat Ivonne?



Karena Paduka Kaisar telah membaik, maka Kaisar Mikael harus membubarkan orang di luar.



Semua pangeran sudah keluar dan pergi ke aula luar untuk menunggu, di dalam ruangan, hanya tersisa dirinya dan Raja Ralph dan juga Kasim Artur yang melayani di samping Paduka Kaisar, tentu saja masih ada Tabib Kerajaan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions Aula samping.



Ronald tidak terbius terlalu lama, Ivonne tidak menunggu panggilan dari Paduka Kaisar, Raja Ronald sudah tersadar.



Ivonne melihatnya berdiri, melihatnya kemudian memandangnya dengan marah, melihat ada niat membunuh di pandangan matanya itu, Ivonne tidak memiliki kekuatan untuk melawan lagi, hanya tersenyum menyedihkan, "Jika ingin bunuh maka bunuh saja, jangan banyak omong kosong!"



Pintu didorong terbuka dengan cepat, orang Istana berlari masuk. "Raja Ronald, Permaisuri, Paduka Kaisar memanggil kalian!"



Tangan Ronald telah terangkat, ketika mendengar perkataan orang Istana itu, dia terpaku sesaat, "Paduka Kaisar?"



Orang istana itu dengan gembira berkata: "Ya, Paduka Kaisar, Paduka Kaisar sudah membaik, ingin bertemu denganmu dan juga Permaisuri."



Tubuh Ivonne yang menegang perlahan-lahan menjadi rileksa, bertatapan dengan pandangan mata Ronald yang penuh dengan kecurigaan, perlahan-lahan bangkit kemudian mengulurkan tangan untuk merapikan rambutnya, berharap tidak akan terlihat terlalu menyedihkan.



Keduanya berjalan keluar, melewati aula luar, para Pangeran sedang berjaga di isni, Ivonne memandang Clara sekilas dengan tatapan datar, Clara juga memandangnya sekilas, kemudian mengangguk dan tersenyum padanya, dengan sangat ramah.



Ivonne tidak mempedulikannya, langsung berjalan masuk ke dalam.



Wajah Clara seketika menegang.



Sebelum memasuki aula bagian dalam, Ivonne menarik napas dalam-dalam, merasa bahwa lukanya mulai terasa sakit, pusingnya juga makin parah, merasa kedinginan, dia menggigil, tapi wajahnya malah panas.



Ivonne tahu bahwa dia mulai demam tinggi.



Ronald membuka tirai dan masuk ke dalam, tirai manik-manik itu menghantam wajah Ivonne, rasa sakitnya jelas terasa, tapi dia tidak



berani menunjukkannya, hanya mengikutinya langkah demi langkah.



Ruangan sangat hening, Paduka Kaisar melihat mereka masuk, wajahnya tidak terlalu lembut, dia memiliki harapan tinggi untuk Raja Ronald, tapi dia sangat kecewa dengan kejadian sembrono saat berada di rumah Putri, seberapa baik kemampuannya, jika perilakunya tidak baik, maka tidak akan bisa melakukan hal besar.



Hanya saja, Raja Ronald juga tahu bahwa Paduka Kaisar sayang padanya, sekarang kondisinya sudah membaik, jadi dia ingin menemaninya, sebagai cucu, tentu saja dia tidak akan menentang kemauannya.



Keduanya berlutut di depan ranjang Paduka Kaisar, Ronald memandangi Paduka Kaisar yang terjaga, pandangan matanya menatap tidak percaya, matanya juga perlahan menjadi berair. Bab 21 Mengarah Pada Kecurigaan PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 233 58



78 Bab 21 Mengarah Pada Kecurigaan



Ivonne melirik sekilas ke raut wajah Paduka Kaisar, melihat jejak keunguan yang memudar dengna jelas, dan juga napasnya sudah teratur Ivonne menghembuskan nafas lega, orang ini bisa dikatakan diselamatkan untuk sementara waktu.



Paduka Kaisar memandang Ronald, perlahan mencoba menopang tubuhnya, Ronald melihatnya, bergegas bangundan meletakkan bantal di belakang punggungnya ahar dia bisa setengah berbaring.



"Raja Ronald, Istrimu ini Kakek sepertinya tidak pernah melihatnya." Paduka Kaisar berkata lebih memiliki kekuatan dibandingkan sebelumnya, tapi jika dibandingkan dengan orang normal, dia masih terlihat lemah.



Hati Ronald tidak begitu nyaman, Kakek bangun, ternyata malah menannyakan mengenai wanita ini.



Paduka Kaisar dalam keadaan sakit berbaring di ranjang selama 1 tahun ini, ketika mereka menikah dan memasuki Istana, karena kondisi tubuh Paduka Kaisar yang tidak baik, maka Ronald tidak membawa Ivonne untuk pergi memberi hormat padanya.



Ivonne menundukkan kepalanya, tidak berbicara, dan juga tidak menunjukkan tampilan apa pun.



Tapi dia merasa pandangan mata Paduka Kaisar terpaku di wajahnya. Dengan pandangan menilai, pandangan mata ini tampaknya memiliki daya tembus yang kuat, ingin melihat Ivonne secara keseluruhan.



Paduka Kaisar memipin selama 38 tahun, dalam era kekuasaan yang tinggi, aura dan kharismanya ini didapat setelah melewati bertahun-tahun kepemimpinan.



"Kakek Kaisar. Dia ... kondisi tubuhnya tidak begitu naik, cucumu ini tidak membawanya untuk dilihat olehmu, agar dia tidak menyebarkan penyakit padamu." Ronald hanya bisa menjelaskan seperti ini.



"Aku saja sudah menjadi orang yang sekarat, masih takut tertular penyakit?" Paduka Kaisar tertawa, nadanya sudah sedikit melembut.



Ivonne perlahan-lahan mendongak, bertatapan dengan pandangan mata Paduka Kaisar yang tajam, terkejut hingga kembali menundukkan kepalanya.



"Kakek jangan asal berbicara, kamu akan baik-baik saja." Suara Ronald sedikit sedih.



Kaisar Mikael dan Raja Ralph berada di samping dan berkata: "Ayah akan panjang umur."



Pelayan istana membawakan bubur, Kasim Artur datang untuk melayani, Paduka Kaisar melotot sekilas padanya, "Kenapa? Apa aku tidak layak untuk dilayani oleh orang muda? Kamu yang sudah tua ini, lihatlah kantung matamu yang sudah begitu hitam, aku masih belum mati, melihatmu yang bagai hantu ini membuatku terkejut, sana pergi, tidurlah, ada Permaisuri Raja Ronald di sini untuk melayani, itu sudah cukup. "



Kasim Artur telah melayani Paduka Kaisar selama bertahun-tahun, tentu saja dia tahu sifat Paduka Kaisar, dia juga tahu bahwa Paduka Kaisar berbelas kasih padanya, air matanya menggenang, dengan tercekat berkata: "Budak tua ini tidak lelah, budak tua ini akan berada di sini untuk melayani Anda."



"Pergi!" Temperamen Paduka Kaisar muncul, mulai terengah-engah, dia memegang dadanya, "Apa kamu ingin membuatku marah dan mati?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Kasim Artur melihatnya yang seperti ini, sangat terkejut hingga wajahnya pucat, bergegas berkata: "Ya, ya, budak tua ini akan pergi, Anda jangan marah, aku akan pergi!"



Setelah kepergian Kasim Artur, Ivonne masih berlutut di lantai, Paduka Kaisar kembali melotot, "Kenapa? Tidak mau melayani orang tua ini?"



Ivonne bergegas berdiri, mengambil mangkuk dari pelayan Istana, dengan burur-burur kembali berlutut dan berkata: "Bukan, aku hanya ... hanya merasa tersanjung."



"Aku saja!" Ronald tidak rela membiarkan Ivonne mendekati Paduka Kaisar, kemudian dia ingin menyuapi makan Paduka Kaisar secara pribadi.



Paduka Kaisar mengangkat sudut matanya, "Kenapa? Tidak rela Istrimu melayani Kakekmu ini?"



"Bu ... bukan!" Ronald kemudian menjatuhkan tangannya, hatinya sangat canggung, meskipun dia tahu itu fakta, tapi dia tidak rela orang lain menyebut Ivonne sebagai istrinya.



Istri dan Permaisuri semuanya sebutan yang sama, tapi baginya, ada perbedaan yang besar.



Ivonne menegakkan tubuhnya, kemudian menyuapi Paduka Kaisar.



Paduka Kaisar memakannya masuk ke dalam mulutnya, menghela nafas dan mengangkat sudut matanya, "Hmm, di kehidupan ini, tidak kusangka aku masih bisa memakan makanan lagi."



Ketika perkataan ini diucapkan, mata Kaisar Mikael dan Raja Ralph seketika berair.



"Kamu duduk di tepi ranjang untuk melayani." kata Paduka Kaisar.



Ivonne tersenyum pahit, dia merasakan rasa sakit sekarang, mana mungkin bisa duduk?



"Cucu menantu tidak berani, aku berlutut saja."



"Aku menyuruhmu untuk duduk maka duduk!" Paduka Kaisar kembali melotot.



Ivonne hanya bisa berdiri dengan gemetar, duduk, meskipun ranjangnya ditutupi dengan selimut yang lembut, tapi, ketika dia mendudukinya dengan bobot tubuhnya, masih bisa merasakan rasa sakit yang menyerang, dia kesakitan hingga sekujur tubuhnya gemetar dengan pelan.



Ronald ada di sisinya, bisa merasakan tubuhnya yang gemetar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship



Efek sup golden purple sudah hilang.



Pandangan matanya meredup, perasaan dalam hatinya terasa rumit.



Setelah memberi makan semangkuk bubur kecil, Ivonne sudah begitu kesakitan hingga tubuhnya banjir keringat, dia hanya bisa menghibur dirinya sendiri, merupakan hal yang baik bisa berkeringat ketika demam.



Paduka Kaisar sudah tidak bisa memakannya lagi, melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa Ivonne boleh berhenti.



Kaisar Mikael dan Raja Ralph maju dan melihat sekilas, mereka melihat bahwa bubur itu habis hampir setengah mangkuk, mereka semua menghela napas lega.



Tabib juga menghela nafas lega.



Paduka Kaisar menarik napas dalam-dalam, kemudian memandang Ivonne dan berkata: "Kamu melayani dengan cukup baik, beberapa hari ini, berada di sampingku untuk merawatku."



Ivonne terus menunggu perkataan ini, dia membungkuk kemudian



berlutut, "Baik!"



Kaisar Mikael awalnya ingin menentangnya, tapi jarang dia melihat Paduka Kaisar begitu bahagia, jadi dia membiarkannya.



Ronald mendongak dengan sengit, memandang Paduka Kaisar dengan tidak berani mempercayainya, kemudian memandang Ivonne dan berkata: "Cucu juga ingin berada di sini untuk melayani kakek."



Wajah Kaisar Mikael menggelap, "Sembarangan!"



Ronald menyadari sesuatu, tahu bahwa dia telah mengucapkan kalimat yang salah, menundukkan pandangannya, "Aku salah berucap!"



Ivonne juga tahu mengapa Kaisar Mikael tiba-tiba marah.



Dia juga memiliki sedikit pemahaman tentang jaman ini, berasal dari ingatan pemilik tubuh yang asli.



Setelah berpikir sesaat, dia mengerti mengapa Kaisar Mikael bisa begitu marah.



Sekarang posisi Putra Mahkota masih belum ditetapkan, Paduka Kaisar adalah orang yang paling memenuhi otoritas untuk memiliki Putra Mahhota, Kaisar Mikael pasti berpikir Ronald menginginkan posisi itu jadi ingin tinggal di sini untuk melayani Paduka Kaisar.



Membuat Ronald keliru dikira oleh Kaisar Mikael bahwa dia memiliki ambisi ini, Ivonne sama sekali tidak merasa bersalah, orang ini ... memang benar-benar menyebalkan.



Paduka Kaisar menyela dan berkata dengan datar: "Jika benar-benar berbakti, datang saja ke istana setiap hari untuk mengucap salam."



"Baik!" Kata Ronald sambil membungkukkan badannya.



Orang-orang di aula luar ketika mengetahui bahwa Ivonne ditinggalkan sendirian di Istana Pearlhall untuk merawat Paduka Kaisar, semuanya terkejut sehingga tidak bisa berbicara.



Clara menundukkan wajahnya dan tersenyum: "Kakek tidak apa-apa itu lebih penting, siapa pun yang melayani itu sama saja."



Yang lainnya tidak berpikir demikian, yang datang duluan yang akan mendapatkannya, siapa yang tidak mengerti kebenaran ini? Kakek sudah sekarat, jika mendapatkan perawatan dari Istri Raja Ronald, maka



itu akan memberi keuntungan pada Raja Ronald.



Ketika Ronald keluar, semua orang menatapnya dengan tatapan aneh, Raja Juno yang biasa begitu sombong hanya tertawa dan berkata dengan dingin: "Cara Raja Ronald benar-benar bagus!"



Wajah Ronald meredup, "Aku tidak mengerti maksud Kakak tertua, mohon katakan dengan jelas."



Raja Juno berkata: "Kamu mengerti dalam hatimu."



Setelah selesai berbicara, dia membawa Permaisurinya dan pergi.



Semua orang melihat Raja Juno telah pergi, kemudian mereka juga ikut pergi, Raja Oscar maju untuk menghibur Ronald, "Kakak tertua memang mulutnya seperti itu, kamu jangan masukkan dalam hati."



Ronald melihat sekilas pada Raja Oscar, Clara berdiri diam di samping Raja Oscar, keduanya begitu serasi satu sama lain, benar-benar pasarangan, Ronald merasa hatinya tersumbat, jadi dia tidak mempedulikan Raja Oscar dan pergi.



Raja Oscar tersenyum, "Raja Ronald bahkan marah padaku juga."



Clara berkata, "Takutnya, dia hanya ingin menyembunyikan dari orang-orang saja."



Raja Oscar mengangkat tangannya, "Raja Ronald bukan orang seperti itu, ayo pergi, kita akan ke tempat Ibu untuk memberi salam."



Clara menundukkan pandangannya, menyembunyikan kecurigaan di matanya.______ Bab 22 Ambisi PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 471 118 157 Bab 22 Ambisi



Ronald kembali ke kediamannya, semakin dia pikir merasa ada yang tidak benar.



Dia melihat Ivonne menggunakan jarum untuk menusuk Kakek, tidak tahu apa yang dimasukkan ke dalamnya. Apa itu racun atau benda lain, itu tidak diketahui.



Meski kondisi Kakeknya sedikit lebih baik. Namun, racun itu ternyata bisa membuat Kakek kehilangan akal, mungkin juga memiliki efek lainnya, misalnya dapat dikontrol.



Ivonne tidak mengerti semua ini. Siapa yang mengajarinya di belakang?



Apa Ayah Ivonne, Jeremia?



Dia tidak memiliki keberanian ini, Jeremia hanyalah orang kecil.



Ronald memikirkan konsekuensi yang lebih serius, Ivonne adalah Permaisuri-nya, yang dia lakukan pada Paduka Kaisar, jika diekspos, maka dia sudah pasti akan dituduh menjadi penghasut di belakang layar, tidak akan ada yang percaya bahwa dia sama sekali tidak terlibat.



Semakin memikirkannya, dia semakin tidak tenang, kemudian meminta Yanto untuk memanggil Bibi Linda dan juga Letty kemari.



Keduanya melayani Ivonne dalam jarak dekat, jika ada tingkah laku yang tidak biasa, seharusnya tidak akan luput dari mata Bibi Linda.



Letty memang tadinya menemani ke Istana, tapi ketika keluar dari istana, dia diberitahu bahwa Ivonne harus tinggal di Istana Pearlhall untuk merawat Paduka Kaisar, dia kembali dan memberitahu Bibi Linda, dan Bibi Linda juga sangat terkejut.



Mendengar Yang Mulia memanggil mereka, keduanya bergegas pergi menghadap.



"Yang Mulia!" Ketika memasuki ruang kerja, keduanya memberi hormat.



Ronald menatap Bibi Linda sekilas, memikirkan hal mengenai cucunya, kemudian dia bertanya, "Bagaimana keadaan Denis?"



"Terima kasih atas perhatian Yang Mulia, sudah tidak ada hal besar lagi."



Ronald sedikit terkejut, "Sepertinya, perawatan medis Tabib Rudi tidak buruk."



"Ya ... Ya!" Bibi Linda berkata setelah ragu-ragu sejenak.



Ronald mengetahuinya, dengan datar menatapnya sekilas, "Apa ada hal yang disembunyikan Bibi Linda dariku?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Bibi Linda terpaku, bergegas berkata: "Aku tidak berani!"



"Kamu telah melayani di sisiku sejak kecil, kamu setia padaku, sepertinya, kamu tidak akan menyembunyikan apaun padaku." Suara Ronald dingin, raut wajahnya juga dingin.



Hati Bibi Linda takut, dia segera berlutut, "Budak tua ini bersalah, aku



bukannya ingin sengaja menyembunyikannya."



Mata Ronald sedikit terangkat, dan ada kilatan dingin di matanya, "Katakan!"



Bibi Linda hanya bisa berkata: "Menjawab Yang Mulia, Denis bukan disembuhkan oleh Tabib Rudi, tapi Permaisuri yang menyembuhkannya, hanya saja Permaisuri mengatakan tidak boleh mengatakan hal ini pada siapapun."



Yanto yang berada di samping terkejut: "Permaisuri? Sejak kapan Permaisuri mengetahui ilmu medis? Saat itu, Permaisuri juga menggunakan pisau pada Denis, karena itu dia dihukum oleh Yang Mulia dipukul sebanyak 30 kali dengan papan."



Bibi Linda kemudian menyampaikan perkataan dan juga kondisi setelahnya yang diucapkan oleh Denis, kemudian dengan merasa bersalah berkata: "Budak tua yang salah paham pada Permaisuri."



Ronald dan Yanto saling memandang, pandangan mata mereka terkejut.



"Aku tanya padamu, apa kamu pernah melihatnya memiliki sebuah kotak? Kotak itu ..." Ronald tiba-tiba terpaku, ketika masuk ke dalam ruangan, dia tidak membawa kotak itu, tapi setelah masuk, kotak itu



tidak tahu muncul dari mana, kemudian ketika melihatnya di aula samping, kotak itu juga tidak ada di sampingnya.



"Ada sebuah kotak!" Letty segera berkata, "Ada obat-obatan di dalam kotak itu, hanya saja obat-obatan itu, budak belum pernah melihatnya, dan kotak itu juga belum pernah Budak lihat sebelumnya."



Ronald kembali bertanya, "Siapa yang datang menemuinya baru-baru ini? Atau dia keluar menemui siapa?"



Bibi Linda menggelengkan kepalanya, "Sejak Permaisuri menikah dan masuk kemari, sangat jarang ada orang yang datang mengunjunginya, dan lagi dia juga tidak pulang ke rumah keluarganya dalam beberapa bulan terakhir."



Yanto juga berkata: "Memang benar, jika Permaisuri masuk dan keluar, petugas memiliki catatannya, aku pernah melihat Permaisuri terakhir kali kembali ke rumah keluarganya itu tiga bulan lalu, pergi selama setengah hari kemudian pulang dalam keadaan marah."



Bibi Linda merasa dia telah mengkhianati Ivonne, dia merasa bersalah, dan khawatir tentang kondisinya, kemudian dia berkata: "Sejak Permaisuri dipukuli dengan papan, dia tidak pernah keluar, Yang Mulia memerintahkan para Budak agar tidak mempedulikannya, karena itu, dia menangani lukanya sendiri, sebelum meminum sup golden purple,



dia sedang demam tinggi, sekarang sepertinya efek sup golden purple sudah hilang, tidak tahu apakah dia bisa bertahan di Istana."



Ronald teringat ketika Ivonne sedang memberi makan bubur pada Kakeknya, dia menahan rasa sakit dan sekujur tubuhnya gemetar, saat itu efek sup golden purple seharusnya sudah hilang.



Dia tidak khawatir pada Ivonne, hanya takut dia bersikap tidak sipan di sana, membuat masalah di Istana dan juga pada Ibunya.



Yanto diam sejenak kemudian berkata: "Yang Mulia, sebenarnya memukul 30 kali dengan papan, memang agak parah."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



As Soon As You Hear About Love You Start Screaming At Out Loud? Pengawal biasa, jika dipukul 30 kali, juga butuh istirahat selama beberapa hari baru bisa bangun.



Jika merupakan pelayan wanita yang lemah, takutnya nyawanya sudah melayang.



Yang Mulia benar-benar sangat membencinya.



Ronald berkata dengan dingin: "Hal-hal yang dia lakukan, bahkan jika menginginkan nyawanya pun itu tidak keterlaluan."



Jika bukan karena takut melibatkan Ibunya, dan juga merusak reputasi keluarga kerajaan, dia sudah lama ingin menceraikan Ivonne.



Bibi Linda mengumpulkan keberanian dan berkata: "Yang Mulia, budak merasa Permaisuri seakan berubah menjadi orang lain."



Ronald mendongak memandangnya, hatinya terpaku, "Bagaimana menurutmu?"



Bibi Linda berkata: "Permaisuri dulu begitu jahat, dan juga begitu sombong, tapi pada hari dia menolong Denis, sikapnya, nada bicaranya ... Dia bahkan berkata maaf pada budak tua ini, ini bahkan tidak pernah disangka-sangka olehku. "



Perkataan Bibi Linda ini, sebenarnya mengkonfirmasi dugaan dalam hati Ronald.



Mengingat sebelum pergi ke Istana, Ivonne menggunakan kepalanya untuk memukulnya, perkataan yang diucapkannya itu, "Melakukan



sesuatu itu ada batasnya, mengapa kamu menindas orang sampai sebegitunya."



Dia tidak pernah mengatakan kalimat seperti ini, karena dia tahu itu akan merugikannya, jadi Ivonne hanya berani bertingkah dan berlaku sombong pada para bawahan, dia tidak pernah berani begitu sombong di hadapannya.



Tapi, ketika dia mengatakan perkataaan ini hari ini, sepertinya dirinya sudah mengalami begitu banyak keluhan.



Dan lagi perlawanannya di aula samping ...



Dalam benaknya, muncul wajah Ivonne dengan raut dinginnya, teringat kembali apa yang dia katakan di aula samping.



Dia harus mencari tahu dengan jelas apa yang sedang terjadi.



Di dalam Istana Starlake milik Ratu.



Setelah Raja Oscar datang untuk memberi salam, da kemudian pergi mengunjungi adiknya kedelapan, Gerald, meninggalkan Clara dan Ratu untuk berbicara di dalam Istana.



Clara adalah keponakan perempuan sang Ratu, ketika Raja Oscar pergi, Clara kemudian meminta pelayan yang ada di dalam Istana untuk keluar.



Ketika Ratu melihatnya, dia tahu ada sesuatu, kemudian duduk tegak dan berkata, "Apa yang terjadi?"



"Bibi, Ivonne diminta oleh Paduka Kaisar tinggal di Istana Pearlhall untuk merawatnya, apa kamu tahu tentang hal ini?"



Ratu kembali terlebih dulu, jadi dia tidak tahu tentang hal itu, ketika dia mendengar Clara membicarakannya, dia sedikit terkejut, "Istri Raja Ronald? Paduka Kaisar memintanya yang merawatnya?"



Namun, dia kemudian segera melambaikan tangannya, "Merawat itu hanya merawat saja, itu juga membantuku agar tidak usah bolak-balik ke sana, akhir-akhir ini benar-benar sangat melelahkan."



Clara mendengus, "Bibi benar-benar ceroboh, kenapa kamu tidak memikirkannya dengan teliti?"



Sang Ratu tersenyum, "Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi,



jangan khawatir, tidak ada gunanya Raja Ronald melakukan apa pun, sekarang Kaisar sangat membencinya."



Clara perlahan menggelengkan kepalanya, "Bibi, Paduka Kaisar sekarang sudah sadar, segalanya akan berbeda."



Sang Ratu terpaku, raut wajahnya perlahan berubah menjadi serius.



Memang benar, mengenai Putra Mahkota, Kaisar masih sangat menghargai pendapat Paduka Kaisar.



Paduka Kaisar memang lebih menyayangi Raja Ronald, jika kali ini Ivonne mengambil kesempatan untuk berbicara, maka Raja Ronald masih merupakan kesempatan.



Tapi ...



Sang Ratu mendongakkan pandangnanya, "Bukankah Raja Ronald jijik pada Ivonne?"



Clara perlahan tertawa, "Orang yang beguna, walaupun jijik, tapi maish bisa ditoleransi."



Hati sang Ratu tenggelam, segera berkata: "Ibu Suri sudah begitu bekerja keras merawat penyakit Paduka Kaisar, hari ini, dia sudah pingsan beberapa kali, kamu ikuti aku untuk merawat Ibu Suri untuk menunjukkan rasa baktimu."



Clara berdiri dan membungkuk, "Aku mengerti." Bab 23 Benar-Benar Kelaparan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 518 130 173 Bab 23 Benar-Benar Kelaparan



Di dalam Istana Pearlhall



Ketika Paduka Kaisar, Kaisar Mikael dan Raja Ralph berbicara untuk beberapa saat, kemudian mereka pergi, bahkan Tabib kerajaan juga keluar, di dalam hanya menyisakan Ivonne.



Sebelum Kaisar Mikael pergi. Dia memandang Ivonne dengan tatapan penuh makna, tapi tidak mengatakan apa-apa.



Istana begitu hening, tirai pun tertutup erat, bahkan angin tidak bisa berhembus masuk.



Ivonne berdiri di samping ranjang. Untuk sesaat, tidak tahu harus berbuat apa.



Paduka Kaisar yang tadinya masih menutup matanya, tiba-tiba membuka matanya, dengan dingin menatap kemudian berkata dengan tegas: "Berlutut!"



Ivonne perlahan berlutut, postur berlutut ini, baginya, lebih mudah dibandingkan duduk, lagipula, efek sup golden purple sekarang sudah habis, sekujur pori-pori di tubuhnya menunjukkan rasa sakit.



"Apa kamu tahu dosa apa yang kamu perbuat?" Tanya Paduka Kaisar dengan dingin.



Ivonne tahu Paduka Kaisar tidak akan benar-benar menghukumnya. Setidaknya, saat ini tidak akan, selama dia masih memiliki rasa penyesalan di dunia ini, maka Ivonne adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya memiliki kesempatan untuk hidup.



Jadi, dia mendongak, dengan jujur berkata: "Aku tahu."



"Apa dosamu?"



"Keterampilan medisku tidak bagus tapi memaksa melakukannya." Ivonne menghindari tanggung jawab berat.



Paduka Kaisar dengan dingin berkata: "Dengan mengatakan kalimat keterampilan medismu tidak baik maka kamu telah menilai Tabib di Istana ini semuanya melakukan malpraktik."



Ketika Ivonne mendengar kalimat ini, dia mersa lega, Paduka Kaisar percaya akan keterampilan medisnya, kalau begitu semuanya mudah



untuk dibicarakan.



Benar saja, Paduka Kaisar kemudian dengan dingin berkata: "Kemarilah dan duduk, bicarakan mengenai penyakitku, hidup atau mati, jika mati maka kapan, jika hidup bisa hdup berapa kama?"



Ivonne perlahan berdiri dan berkata: "Aku masih tidak berani memutuskan, mohon Paduka Kaisar bersedia untuk mengijinkanku melakukan pemeriksaan padamu."



"Kalau begitu apa lagi yang kamu lakukan? Kemari dan periksalah."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Paduka Kaisar melihat Ivonne yang tidak tahu sejak kapan mengeluarkan sebuah benda yang aneh, menggantungnya di telinganya, tersenyum dan berkata, "Sekarang, mari kita dengarkan bunyi detak jantung terlebih dulu..."



Untuk sesaat, bibir Paduka Kaisar berkedut dan dengan marah berkata:



"Benda apa ini? Apa ingin membekukanku?"



Ivonne melepas stetoskop, kemudian meletakkannya di telinga Kaisar, dengan pelan berkata: "Ssst, Paduka Kaisar dengarkan dengan cermat."



Wajah murka Paduka Kaisar perlahan menghilang, ada kebingungan di matanya, hening sesaat, dia kemudian berkata: "Ini adalah detak jantungku!"



Ivonne mengangguk, "Ya, kedengarannya tidak begitu sehat, tapi, dalam beberapa jam, sepertinya Dewa Kematian masih tidak akan mengambilnya."



"Kurang ajar!" Paduka Kaisar menatapnya dengan dingin.



Ivonne bergegas ingin melakukan pose berlutut, "Maaf!"



"Sudahlah, untuk apa berlutut? Duduk!" Kaisar mendengus, untuk apa meminta maaf?



Ivonne tersenyum, "Tidak berani duduk."



Paduka Kaisar meliriknya sekilas dengan datar, "Bagaimana kamu bisa terluka?"



Ivonne terpaku.



Paduka mengetahui dirinya terluka?



"Kamu sesekali meringis kesakitan, apa kamu kita aku tuli? Tanganmu yang menempel di dahiku itu sudah terasa panas, sangat panas, apa yang terjadi?" Kata Paduka Kaisar dengan datar.



Ivonne teringat hari-hari gelap di kediaman Raja Ronald, kesedihan dan kemarahan menjadi satu, pada akhirnya, dia hanya berkata engan ringan: "Terjatuh, lukanya meradang, jadi demam."



"Apa kamu bisa mengobati dirimu sendiri?" Suara Paduka Kaisar sudah tidak begitu galak lagi.



Ivonne mengangguk, "Aku punya obat."



Mendengarkan tata cara berbicaranya Paduka Kaisar mengerutkan kening, bagaimana bisa seorang Putri bersikap tidak tahu aturan seperti ini?



Tapi sudahlah, di dalam Istana ini, bukankah yang kurang adalah orang yang tidak tahu aturan?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Setelah makan obat maka beristirahatlah, aku ingin tidur!" Paduka Kaisar menutup matanya, kemudian melepas stetoskop itu.



Ivonne menyimpan stetoskop, kemudian bersembunyi di samping untuk mencari kotak obat, ketika kotak obat dibuka, dia kembali tercengang, ini... bagaimana bisa ada botol infus di sini?



Ivonne tersenyum pahit, dia sudah tidak berpikir lagi, mengambil obat penurun panas dan obat anti-inflamasi kemudian menelannya, lalu membawa botol infus.



Paduka Kaisar tidak tertidur, ketika mendengar langkah kaki, dia mengerutkan kening, "Kenapa datang lagi? Bukankah menyuruhmu untuk beristirahat?"



"Infus terlebih dahulu, nanti baru tidur." Ivonne dengan hati-hati



mengeluarkan botol infus itu, takut Paduka Kaisar merasa botol itu aneh dan tidak mau diinfus.



Paduka Kaisar benar-benar merasa aneh, tapi, dia tidak punya tenaga untuk bertanya, dengan datar melirik sekilas, kemudian berkata: "Cepatlah."



Ivonne tidak begitu mahir dalam menginfus, tapi tidak sulit untuk menemukan pembuluh darah Paduka Kaisar, dengan mudah dia menusukkan jarum.



Setelah diinfus, Ivonne mendongak, melihat Paduka Kaisar sedang menatapnya.



Ivonne tesenyum, "Tunggu ketika Paduka sembuh, aku akan menjelaskannya."



Jika sekarang ingin dirinya membuat alasan, dia benar-benar tidak bisa menemukannya.



Paduka Kaisar berkata: "Yang terbaik adalah penjelasan yang masuk akal."



Ivonne terus tersenyum, dia hanya bisa mencoba yang terbaik.



Menginfus tidak lama, Ivonne takut seseorang akan datang, jadi setelah botol ini selesai, dia kemudian menyimpannya.



Paduka Kaisar membuat sedikit suara mendengkur, sudah tertidur.



Ivonne lelah, lapar dan sakit, tapi dia tidak bisa duduk, tidak bisa berbaring, dan juga tidak ada yang bsia dimakan, bahkan dia juga tidak mendapatkan minum.



Dia melihat secara diam-diam, tidak ada seorang pun di Istana ini, Paduka Kaisar tidak akan bangun dalam satu jam ini, Ivonne kemudian berdiri di depan meja, menangkupkan tubuhnya ke meja, menyandarkan kepalanya dengan menggunakan kedua tangannya sebagai bantal, meringkuk seperti marmut.



Tadinya Ivonne ingin berbaring seperti ini untuk menghilangkan kelelahan dan rasa sakit, tapi siapa tahu, dia benar-benar tertidur.



Kasim Artur kembali untuk beristirahat sejenak, tapi dia tidak bisa tenang akan Paduka Kaisar, mendengar bahwa hanya Permaisuri Raja Ronald yang melayani Paduka Kaisar, jadi dia bergegas datang.



Begitu dia masuk, dia melihat Ivonne tidur dengan posisi yang aneh, dia mengerutkan kening, apa ada orang yang merawat orang lain seperti ini? Permaisuri Raja Ronald ini memang tidak dapat diandalkan, dan lagi posisi tidur ini benar-benar jelek.



Ketika ingin membuat suara, dia malah mendengar Paduka Kaisar menekan suaranya dengan pelan dan berkata: "Jangan berisik."



Kasim Artur berjalan mendekat dengan berhati-hati, merapikan selimut Paduka Kaisar, ada beberapa keraguan.



Paduka Kaisar dengan pelan berkata: "Pergi dan berikan dia sedikit makanan."



Kasim Artur bahkan merasa lebih aneh lagi, Permaisuri Raja Ronald merawat orang sakit seperti ini, tapi Paduka Kaisar tidak hanya tidak marah, tapi juga menghadiahinya makanan?



Dia tidak bertanya, kemudian pergi keluar dalam diam.



Ivonne tidur hingga lengannya mati rasa, kemudian perlahan-lahan bangun.



Menyadari bahwa dirinya tertidur, punggungnnya merasakan dingin, bergegas menoleh ke arah ranjang di belakang, melihat Paduka Kaisar masih tertidur, dia menghela nafas lega.



Ivonne mengeluarkan kotak obat, kemudian mengambil termometer dan menyisipkannya di mulutnya sendiri, mendengar suara langkah kaki yang berasal dari luar, dia sangat terkejut hingga bergegas menutup kotak obat dan menyembunyikannya di balik lengan bajunya, berbalik badan dan melihat Kasim Artur datang dengan membawa makanan.



Kasim Artur melihat ada benda aneh di mulut Ivonne, tertegun sejenak, "Permaisuri, kamu ..."



Ivonne tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, menurunkan termometer itu salah, tidak menurunkannya juga salah, jadi dia hanya bisa menatap Kasim Artur dengan canggung.



Tapi Paduka Kaisar yang semula "tidur" kemudian membantunya, "Masih tidak bergegas menyiapkan makanan? Jika masih mengulur waktu, sepertinya dia juga akan memakan sepatuku."



"Baik!" Kasim Artur tersenyum, meletakkan makanan di atas meja, "Ternyata kelapara? Permaisuri cepatlah makan."



Ivonne benar-benar lapar, benar-benar amat sangat lapar, dan lagi bukan hanya lapar, tapi juga haus, tenggorokannya bagai akan terbakar.



Ketika melihat Kasim Artur membawa semangkuk sup, Ivonne sudah tidak mempedulikan untuk menjaga sikapnya, dia melepaskan termomternya kemudian mengambil sup dan langsung meminumnya, setelah semangkuk sup turun ke perutnya, membuka mulutnya dengan nnyaman, kemudian dia bergegas makan.



Kasim Artur melihatnya sambil mengerutkan alisnya, lapar juga tidak bisa kehilangan identitasnya seperti ini bukan? Dan lagi ini masih di hadapan Paduka Kaisar._______ Bab 24 Melewati Malam Dengan Aman PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship More... 144 36 48 Bab 24 Melewati Malam Dengan Aman



Pada malam hari, Kaisar Mikael datang untuk menjenguk, melihat kondisi Paduka Kaisar yang sudah membaik. Menemani Paduka Kaisar berbicara beberapa kalimat kemudian dia pergi.



Ivonne terus menundukkan kepalanya, keberadaannya tidak kuat. Tidak menarik perhatian Kaisar Mikael, jadi tidak ada masalah.



Setelah Kaisar Mikael pergi, Kasim Artur menyeka tubuh Paduka Kaisar seperti biasa. Ivonne kemudian menghindar ke aula luar.



Mumpung masih punya waktu, Ivonne menyuntik dirinya sendiri, tapi sayangnya dia tidak memiliki cara untuk membalut kembali lukanya, sekarang dia merasa lukanya lembab. Sepertinya darahnya kembali mengalir.



Setelah disuntik, Ivonne telungkup untuk beristirahat, mendengar langkah kaki dari dalam, dia tahu bahwa pekerjaan Kasim Artur telah selesai, Ivonne bangun, gerakan tiba-tiba ini membuat darah yang ada di dalam tubuhnya bergejolak, kemudian merasakan ada rasa amis darah di tenggorokannya, di mulutnya penuh dengan darah.



Ivonne gemetar dan berjalan keluar, meludahkan darah di dekat akar pohon.



Memapah pada pepohonan, butuh beberapa saat baginya untuk menstabilkan dirinya.



"Permaisuri kenapa?"



Di belakangnya, terdengar suara Kasim Artur.



Ivonne berbalik badan, melambaikan tangannya, "Tidak masalah, kekeyangan."



"Oh!" Raut wajah Kasim Artur terlihat sedikit aneh, tapi dia pergi tanpa mengatakan apa-apa.



Ivonne menahan keraguan hatinya dan kembali ke Istana, Paduka Kaisar



sedang setengah berbaring di ranjang, dirinya terlihat lebih bersemangat.



Ivonne berkata: "Paduka Kaisar, sudah saatnya untuk melakukan infus."



Paduka Kaisar mengulurkan tangannya, menatapnya dengan pandangan samar, "Aku sudah disuntikkan barang itu, jadi lakukan saja yang ingin kamu lakukan."



Ivonne pertama-tama mendengarkan detak jantung dan pernapasan, pernapasannya masih tidak terlalu lancar, kemudian memberikan dosis dopamin yang tepat lalu baru melakukan infus.



Ivonne mengeluarkan sebotol ampoule, menyerahkannya pada Paduka Kaisar, "Ini adalah obat untuk di saat kritis, jika merasakan bagian dadamu sakit, nafasmu sesak, maka gunakan obat ini."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Label dan penjelasan obat ampoule telah disobek oleh Ivonne.



Tapi botol itu sangat bersih, Paduka Kaisar meletakkannya di tangannya dan mengambilnya.



Setelah beberapa saat, Paduka Kaisar melihat Ivonne datang dengan membawa air, di tangannya ada pil yang tidak terlihat seperti pil, berwarna-warni, dengan sedikit tidak sabar berkata, "Apa ini?"



"Obat, sudah waktunya minum obat."



"Tidak mau!" Warnanya yang begitu wrna-warni, sudah pasti bukan benda yang baik.



"Harus dimakan!" Ivonne sekarang tahu bahwa Paduka Kaisar tidak akan menyulitkannya, jadi dia bisa lebih memaksa ketika berbicara, "Harus dimakan baru bisa sembuh, dan itu tidak pahit."



"Merepotkan!" Paduka Kaisar menatapnya sekilas, kemudian mengangkat beberapa butir obat itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya, Ivonne memberikan air, tapi dia malah melihat Paduka Kaisar mengunyahnya, wajah tua itu menjadi berkerut.



"Cepat minum air dan telan!" Ivonne bergegas menyerahkan air,



bagaimana bisa dia mengunyahnya? Anak kecil saja bahkan tahu bahwa mereka harus minum obat dengan air, apa di dalam Istana tidak ada obat seperti ini?



Setelah meminum secangkir air, kemudian Paduka Kaisar baru bisa menelan obat pahit di mulutnya, dengan marah berkata: "Tunggu aku sembuh, aku akan memotong kepalamu."



"Ya, ya!" Ivonne menjawabnya, dia benar-benar ingin tertawa dalam hatinya, dia juga sangat mengagumi dirinya sendiri, di saat sekarang pun masih bisa tertawa.



Paduka Kaisar kembali memaki beberapa kata, kemudian perlahan-lahan menoleh, Ivonne tahu bahwa dia mengantuk, Ivonne menyesuaikan posisi bantal kemudian membantunya untuk berbaring.



Setelah selesai diinfus sekitar satu jam, Ivonne membereskan barang-barangnya untuk sementara waktu, Kasim Artur kemudian datang dengan membawa Tabib Kerajaan.



Kasim Artur berkata pada Ivonne: "Paduka Kaisar baru memerintahkan agar Permaisuri beristirahat di aula luar, ketika matahari terbit besok, Anda baru datang lagi untuk merawatnya."



Ivonne sudah terlalu lelah, dia juga tahu seharusnya tidak akan ada masalah besar malam ini, kemudian dia mengangguk.



Aula luar adalah tempat di mana Ronald tidur hari ini, Ivonne menutup pintu kemudian tengkurap di atas ranjang, ketika menyentuh ranjang, dia langsung tertidur.



Terbangun sekali di tengah malam, Ivonne menyelinap ke aula bagian dalam diam-diam, Kasim Artur sedang tertidur di lantai, Paduka Kaisar tidur sangat nyenyak, Ivonne kemudian keluar sambil mengusap matanya sendiri untuk pergi minum obat dan lanjut tidur.



Hari belum terang, Ivonne sudah terbangun, tidak bermimpi semalaman, tapi dia memuntahkan darah ketika bangun, dan lagi, organ dalamnya seakan mengalami rasa sakit, Ivonne menelan beberapa obat anti-inflamasi, menunggu rasa sakitnya berkurang, kemudian masuk ke aula bagian dalam untuk merawat.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Kasim Artur sudah sadar, memerintahkan pelayan Istana untuk menyiapkan air panas, dan juga sekalian memberikan air panas juga untuk Ivonne.



Ivonne mencuci wajahnya, merasa dirinya sudah jauh lebih tersadar.



Paduka Kaisar juga sudah bangun, Kasim Artur sedang melayaninya.



Langit sudah cerah, kemudian Ivonne mendengar bahwa Ibu Suri datang.



Ivonne segera menepuk-nepuk wajahnya, membuat dirinya lebih tersadar.



Ibu Suri sudah masuk, hari ini dia mengenakan pakaian satin biru berpola, wajahnya terlihat sangat putih.



Permaisuri Raja Oscar, Clara juga menemani di samping Ibu Suri, ketika Ivonne memberi salam pada Ibu Suri, Clara maju dan menggenggam tangannya, berkata dengan lembut: "Merepotkan Permaisuri Raja Ronald."



Ivonne menunduk dan menatap tangannya, sepasang tangan putih terlihat di balik lengan baju yang lebar, mengenakan pelindung kuku berpola, memakai beberapa cincin cantik di jari-jari tangannya.



Tidak menemukan jarum atau pisau dan sebagainya.



Tapi, di ujung pelindung kuku sebelah kanan, terlihat agak berbeda, terlihat dingin.



Ketika Ivonne menarik kembali tangannya, dia menyapunya dengan sengaja, dingin dan keras, jarinya sedikit sakit, itu adalah pisau yang tipis.



Ternyata memang dia!



Ada pelayan Istana yang datang dari luar, membungkuk pada Paduka Kaisar, "Paduka Kaisar, Raja Ronald datang, sedang menunggu di luar kuil!"



"Masuklah!" Paduka Kaisar menyingkirkan tangan Kasim Artur, "Mana Lucky? Panggil Lucky kemari."



Ibu Suri tersenyum dan melangkah maju, "Baru saja lumayan sembuh, kamu kembali mengingat binatang itu."



Paduka Kaisar tidak ingin mendengarkan, mengerutkan wajahnya, "Binatang apa? Apa dia tidak memiliki nama?"



Ibu Suri duduk di tepi ranjang, mengambil handuk dan mengusap alis Paduka Kaisar dengan perlahan, matanya memerah, "Ya, da bernama Lucky, bukankah kamu memberikan nama itu berharap dia diberkati?"



Ronald melangkah maju, semua orang sudah berada di dalam Istana, tirai baru saja turun, dia langsung bergegas mempercepat langkahnya.



Sebelumnya, selama di tempat di mana ada Clara, pandangan mata Ronald selalu memandang Clara terlebih dulu, tapi hari ini, ketika dia memasuki Istana dia langsung mencari sosok Ivonne, pandangan matanya juga terpaku pada wajah Ivonne, untuk beberapa saat, dia baru maju untuk memberi salam.



Clara mundur ke samping, menundukkan kepalanya, kemarahan mengusir rasa benci yang baru saja dia buat.



Raja Ronald bahkan tidak melihatnya sama sekali?



"Hari ini sesi pertemuan pagi, mengapa semuanya memasuki istana sepagi ini?" Paduka Kaisar masih mengerutkan wajahnya, tapi nada bicaranya pada Raja Ronald sudah sedikit melembut.



"Cucu mengkhawatirkan Kakek, jadi bergegas datang." Ronald tidak tidur semalaman, ada kantong mata di bawah matanya.



"Aku tidak kenapa-kenapa!" Paduka Kaisar menghibur cucunya.



Setelah beberapa saat, Kaisar Mikael dan Ratu juga datang, Raja Ralph tidak meninggalkan istana tadi malam, dia juga datang.



Ivonne mundur ke samping, memperhatikan mereka.



Clara juga berdiri di sisinya, dia menatap Ivonne, wajahnya masih tersenyum dengan ramah dan lembut, "Kemarin malam pasti sangat lelah bukan?"



"Biasa saja!" Ivonne tidak mau terlalu mempedulikannya, hanya menjawab dengan kalimat datar.



Tabib Kerajaan datang untuk menyajikan sup obat, tapi Paduka Kaisar enggan untuk meminumnya, dengan marah berkata, "Bawa pergi, aku tidak mau minum!"



Bagaimanapun semua orang membujuk itu tidak berguna, Kaisar Mikael dan Ibu Suri juga sudah secara pribadi membujuk, tapi Paduka Kaisar



tidak mau meminumnya, membuat Ibu Suri cemas dan khawatir sampai meneteskan air mata.



Kaisar Mikael tahu sifat Paduka Kaisar, jika sudah marah, tidak akan mendengarkan apapun, ketika dia sedang ingin meminta orang untuk membawa obat itu keluar, tapi malah mendengar suara Ivonne yang berasal dari sudut, "Paduka Kaisar, obatnya masih harus diminum."



Orang-orang di Istana seakan baru menyadari keberadaan Ivonne, mereka semua melirik sekilas dengan datar padanya, sudah ada sedikit kemarahan di pandangan mata Kaisar Mikael, dia takut karena perkataan Ivonne maka Paduka Kaisar akan mengamuk.



Clara yang berada di samping Ivonne tidak bisa menahan senyum, benar-benar sangat bodoh, Paduka Kaisar sekarang sedang marah, Ibu Suri dan Kaisar saja tidak dapat membujuknya, apakah dia mengira Paduka Kaisar akan mendengarkan perkataannya? Bukankah dia sengaja membuat marah Paduk Kaisar?____ Bab 25 Apa Aku Sudah Hampir Mati? PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 69



17 23 Bab 25 Apa Aku Sudah Hampir Mati?



Benar saja, Clara melihat wajah Paduka Kaisar yang mulai menggelap.



Clara merasa lega, meskipun Paduka Kaisar menyayangi Raja Ronald. Dan karena rasa sayang ini pula maka dia baru bisa meminta Ivonne tinggal di Istana untuk merawat penyakitnya, tapi sayangnya. Ivonne ini tidak terlalu berguna.



Tabib Kerajaan melihat bahwa raut wajah Paduka Kaisar tidak baik, dia bergegas membawa obat itu kemudian berbalik dan pergi.



Paduka Kaisar malah dengan marah berkata: "Masih tidak cepat dibawa kemari? Apa tidak mendengar Permaisuri Raja Ronald mengatakan bahwa harus meminum obat?"



Semua orang tercengang, mereka memandang Ivonne.



Terutama Clara, raut wajahnya tiba-tiba berubah, sedikit tidak percaya akan pendengarannya.



Ivonne menundukkan kepalanya, benar-benar tidak ingin membuka mulutnya, tapi, jika Paduka Kaisar tidak meminum obat dan malah sembuh, maka itu akan menimbulkan kecurigaan.



Wajah Kaisar Mikael menjadi cerah, "Cepat bawa kemari."



Sejak semalam hingga sekarang, Kaisar Mikael akhirnya menatap Ivonne, dan lagi dengan tatapan persetujuan.



Paduka Kaisar meminum habis obat dalam sekali teguk, dapat dilihat bahwa dia benar-benar takut rasa pahit, setelah meminum obat, wajahnya mengerut. Ibu Suri bergegas menyerahkan buah manisan padanya, kemudian raut wajahnya baru terlihat agak membaik.



Ronald memandang Ivonne dengan tatapan rumit, situasi ini tidak membuatnya merasa lega, hanya membuatnya lebih khawatir, kakek



benar-benar mendengarkan kata-katanya, apa itu berarti, konspirasi Ivonne berhasil?



Paduka Kaisar meminum obat, Ibu Suri juga sangat senang, memanggil Ivonne mendekat, memujinya beberapa kata, bahkan Raja Ralph yang biasanya diam pun memuji Ivonne.



Meskipun Ratu juga tersenyum, tapi senyum itu sangat berat, tampaknya kekhawatiran Clara bukannya tidak beralasan.



Kaisar Mikael meletakkan urusan politiknya, secara khusus datang untuk melayani, meskipun Paduka Kaisar sudah membaik, tapi dia tetap tidak merasa tenang, lagipula, seluruh Tabib Kerajaan sudah mengatakan bahwa Paduka Kaisar sudah mendekati ajal.



Tapi, Paduka Kaisar jelas tidak ingin dilayani oleh mereka, menyuruh Kaisar Mikael dan Raja Ralph untuk kembali.



Sebelum Kaisar Mikael pergi kali ini, dia berkata kepada Ivonne: "Mumpung ada banyak orang di siang hari, kamu tidurlah terlebih dulu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Ya!" Ivonne membungkuk.



Ivonne pergi ke aula luar dan bersiap untuk tidur, Kasim Artur malah datang dan memberitahunya bahwa dia telah mengatur Ivonne pergi ke Paviliun Riverswood untuk beristirahat, dan juga memerintahkan pelayan untuk membawakan pakaian ganti dan juga obat untuk luka luar, selain itu juga menyiapkan air panas.



Ivonne sedikit terkejut.



Kasim Artur berkata dengan datar: "Paduka Kaisar yang memerintahkan, nanti Bibi Vera akan daang untuk mengoleskan obat padamu, Bibi Vera melayani Paduka Kaisar selama bertahun-tahun, tidak akan banyak berbicara, Permaisuri bisa tenang."



Meskipun sikap Kasim Artur masih seperti biasa, tapi Ivonne memiliki perasaan ingin menangis.



Pergi ke Paviliun Riverswood, setelah beberapa saat, pelayan wanita



membawa air panas dan masuk, yang mengikuti masuk ada juga seorang Bibi yang memakai pakaian abu-abu, berusia sekitar 50 tahun, rambutnya digulung ke atas, alis dan sudut bibirnya menukik turun, terlihat sangat tegas.



"Bibi Vera!" Ivonne memberi salam, orang di sekitar Paduka Kaisar bisa dikatakan sudah setengah penguasa.



"Kamu keluar!" Kata Bibi Vera pada pelayan Istana di sebelahnya.



"Baik!" Pelayang wanita itu membungkukkan badan dan mengundurkan diri.



Bibi Vera tidak basa-basi, langsung berkata pada Ivonne: "Budak tua ini akan melayani Permaisuri untuk menanggalkan pakaian."



Dia berkata sambil mengeluarkan beberapa botol bubuk obat dari balik lengan bajunya, meletakkannya di tepi ranjang.



Pasien tidak memiliki martabat, Ivonne hanya bisa membiarkannya melepas pakaiannya dan tengkurap di ranjang.



Dia mendengar Bibi Vera menarik napas.



Mendengar bunyi gunting, Bibi Vera sedang memotong kasa luka yang membalut lukanya, rasa sakit datang menyerang, Ivonne mengepalkan kedua tangannya.



"Jika Permaisuri tidak bisa menahannya, maka menggigit selimut saja." Suara Bibi Vera terdapat nada kasihan.



"Hmm!" Ivonne malah menggigit tangannya sendiri.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions ?Sakit, benar-benar sakit, Ivonne tidak pernah menerima rasa sakit yang begitu menusuk seperti ini seumur hidupnya.



Keluhan dan air mata kesakitan perlahan muncul.



Pintu kemudian dengan cepat dibuka, ada orang yang masuk dengan cepat.



Ivonne terkejut, mendengarkan suara langkah kaki, dia sudah tahu siapa



orang itu, Ivonne menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, Bibi Vera malah menahan tangannya, dengan datar berkata: "Yang datang adalah Raja Ronald, jangan bergerak!"



Justru karena yang datang Raja Ronald makanya harus menutupinya!



Ronald tidak menyangka Bibi Vera ada di sini, dia benar-benar tidak bisa bersabar, tadinya ingin bertanya dengan jelas, tapi malah melihat Bibi Vera seadang mengobati lukanya di sini.



Kemarahan dan keraguan tiba-tiba tercekat di tenggorokannya.



Melihat luka Ivonne, pandangan matanya meredup.



Bagian punggung, paha, bokong, tempat di mana kain kasa itu dipotong, itu semua penuh dengan luka yang bercampur dengan darah, darahnya masih merembes.



Lukanya benar-benar tidak ditangani.



Ivonne tadinya masih bisa menahan air mata, tapi dia sekarang telanjang dan dilihat olehnya, itu bahkan lebih sulit ditahan dibandingkan rasa sakit, dia menangis dalam diam.



Setetes demi setetes, Ivonne menggigit punggung tangannya, tidak berani menangis bersuara, tapi tidak bisa mengendalikan kedua pundaknya yang bergetar karena menangis.



Kemarahan Ronald perlahan menghilang, saat ini, dia tidak memikirkan masalah Ivonne yang menjebaknya di kediaman Putri, tapi dia teringat apa yang Ivonne katakan kemarin saat marah di aula samping itu, sepertinya itu kegilaan yang sudah dipaksa mencapai batas hingga dia harus melawan.



Keganasan waktu serta rintihan rapuh saat ini, perbandingannya sangat jauh berbeda.



Bibi Vera sudah selesai memotong kain kasa, dengan datar berkata pada Raja Ronald: "Mohon Raja Ronald mengambilkan handuk panas."



Ronald menoleh, melihat sebaskom air panas di sebelahnya, dia mengambil handuk kemudian mencelupkannya ke dalam air, memeras air kemudian menyerahkannya.



"Seka!" Kata Bibi Vera.



Ronald tidak bergerak, mengerutkan kening, lukanya itu hampir tidak mungkin untuk bertindak, dan yang paling penting adalah dia tidak mau menyentuh wanita ini.



Bibi Vera menghela nafas, kemudian mengambilnya, "Orang terbuat dari daging Yang Mulia!"



Ronald dibesarkan oleh Bibi Vera, tentu saja dia tidak berani berdebat, tapi wajahnya malah berubah warna.



Handuk itu diseka dengan lembut, Ivonne gemetar, rintihannya tercekat di tenggorokannya, suara ini jauh lebih menyedihkan dibandingkan menangis.



"Bagaimana luka ini didapat?" Bibi Vera menghela nafas dan menatap Ronald, "Kamu tidak menyeka lukanya, tapi kamu bisa mengoleskan bubuk obatnya bukan?"



Ronald mengambil bubuk obat itu, menaburkannya pada luka besar Ivonne, bagian tubuhnya itu masih lembab, ditaburi bubuk obat itu, terlihat sudah jauh lebih kering.



Tapi, setelah seluruh luka ditaburi dengan bubuk obat yang putih, malah terlihat begitu menyakitkan.



Ivonne mulai batuk, batuk ini, hampir tidak bisa berhenti, terbatuk hingga seluruh tubuhnya melengkung, batuk hingga air matanya mengalir keluar, dalam kekacauan dia tidak lupa untuk menutupi bagian depan dadanya dengan pakaian, benar-benar begitu menyedihkan.



Darah menyembur dari mulutnya.



Darah tersembur di atas bantal putih polos, seperti bunga peony merah besar yang mekar.



Wajah Bibi Vera berubah, mendongak menatap Ronald, "Kamu ..."



Perkataannya tidak diselesaikan, dia adalah anak yang dia cintai, dia enggan untuk memarahinya, hanya menggelengkan kepalanya, "Dosa apa ini, Permaisuri mana yang akan menerima perlakukan seperti itu? Kejahatan besar apa yang telah dilakukan?"



"Aku sudah akan mati bukan?" Ivonne tahu itu karena sup golden purple, dia tidak tahu apa itu, tapi muntah darah ini mungkin dikarenakan sup golden purple itu, saat itu ketika Bibi Linda dan Letty memberinya minum sup itu, Ivonne bisa melihat bahwa sup itu beracun.



Ivonne meraih lengan Ronald, wajah pucatnya sedikit terangkat, ada darah di sudut bibirnya, menggunakan tenaga seprti ini, membuatnya begitu kesakitan hingga mengertakkan giginya, dia menatap Ronald, pandangan matanya begitu tegas, "Kumohon satu hal padamu, sebelum aku mati, ceraikan aku, aku matipun tidak mau menjadi Permaisuri Raja Ronald. "___ Bab 26 Obat Yang Dia Berikan PROMOTED CONTENTAdskeeper



The 10 Most Successful Celebrity Brands More... 695 174 232 Bab 26 Obat Yang Dia Berikan



Hati Ronald terkejut, Ivonne mengatakan bahwa dia mati juga tidak ingin menjadi Permaisuri Raja Ronald?



Konyol, posisi Permaisuri Raja Ronald ini, bukankah didapatkannya dengan melakukan semua cara yang dia bisa?



"Bangun dan jelaskan!" Ronald marah dengan tidak bisa dijelaskan, kemudian menampar wajah Ivonne.



Bibi Vera marah, berdiri dan menghadang di depan Ivonne, "Mengapa kamu begitu kejam? Yang Mulia, bagaimana kamu menjadi begitu kejam? Tidak usah membicarakan perasaan antara suami istri, bahkan jika itu adalah orang asing, juga tidak perlu bersikap seperti ini padanya bukan? Mengapa kamu begitu kejam? "



Ronald melirik sekilas pada Ivonne yang wajahnya begitu pucat dan menyeramkan, air mata di pelupuk matanya sudah penuh, tapi dia menahan untuk tidak meneteskannya, terlihat begitu keras kepala dan dingin.



Raja Ronald tidak bisa menghadapi secara langsung kekeraskepalaannya ini, kemudian berbalik badan dan keluar.



Berdiri di bawah pohon beringin di luar aula samping, menyaksikan



dedaunan kuning yang berputar dikarenakan angin di depan matanya, hatinya juga seperti angin kencang yang berhembus, perasaan yang tidak bisa diucapkan.



"Raja Ronald!" Di belakangnya, terdengar suara Permaisuri Raja Oscar, Clara.



Ronald menarik pandangannya, menoleh menatapnya.



Dia berdiri di depan koridor, gaunnya terjuntai di belakang, begitu elegan seperti Dewi yang turun dari langit.



Kecantikannya itu selalu begitu luar biasa.



Teman masa kecilnya, tapi telah menjadi istri orang lain, hatinya sakit.



Clara melihat pandangan matanya yang tersembunyi, ada perasaan sombong di dalam hatinyag.



Raja Ronald ternyata masih tidak bisa melupakannya.



Clara mengangkat alisnya, berkata dengan sedikit menghibur: "Sekarang kondisi Paduka Kaisar sudah membaik, sikap Kaisar padamu juga telah sedikit berubah, aku ikut senang untukmu."



Raja Ronald tidak berkata apa-apa.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Untuk sekian lama, Clara dengan samar berkata: "Apa kamu baik-baik saja?"



Ronald menundukkan pandangannya, "Apanya baik-baik saja atau tidak? Aku masih hidup."



Clara tersenyum, "Ya, apanya yang baik-baik saja atau tidak? Sudah bisa hidup itu sudah cukup, sekarang hanya berharap apa yang aku takutkan tidak akan terjadi."



Ronald menatapnya, "Apa yang kamu takutkan?"



Pandangan mata Clara terdapat kabut air mata, bulu matanya bergetar, berkata dengan pelan: "Takut suatu hari nanti, kamu dan dia akan memperebutkan posisi itu dengan mempertaruhkan nyawa.



Ronald terdiam beberapa saat, perlahan menggelengkan kepalanya, "Tidak akan, aku tidak memikirkannya, kamu tidak perlu khawatir tentang itu, apa yang kujanjikan padamu, aku akan menepatinya."



Clara menghela nafas dengan lembut, memandangi wajahnya yang tampan, "Kamu tahu, aku selalu berharap itu adalah kamu." Setelah selesai berbicara, bulu matanya berkedip, ada air mata di matanya, setelah memastikan Ronald melihatnya, perlahan Clara berbalik dan berjalan pergi.



Ronald berdiri diam di tempat, yang dipikirkan ternyata bukanlah pandangan mata samar Clara tadi, tapi wajah menyedihkan menahan kesakitan Ivonne tadi.



Bibi Vera membawa air keluar, berdiri di belakang Ronald sejenak kemudian berkata dengan pelan: "Yang Mulia, masuklah, semuanya bisa dibicarakan dengan jelas."



Ronald perlahan mengangguk, berbalik badan dan masuk, dia memang punya banyak hal untuk ditanyakan pada Ivonne.



Ivonne masih tengkurap di ranjang, pakaiannya hanya diletakkan dengan lembut di atas punggungnya kemudian ditutupi dengan selimut, wajahnya dimiringkan, raut wajahnya pucat.



Melihat Ronald masuk, Ivonne perlahan-lahan menutup matanya, ada sedikit memar di bagian bawah matanya yang kelelahan, bayangan bulu mata yang dipejamkan, ada kelelahan yang begitu sangat di wajahnya yang pucat.



Ronald sudah jauh lebih tenang, menarik kursi dan duduk di depan ranjang, "Kita perlu berbicara."



Ivonne tidak membuka matanya, hanya berkata dengan datar, "Selama kamu tidak bertindak, aku akan bersedia membicarakannya setiap saat."



Perkataan ini, begitu acuh.



Ronald memicingkan matanya, melihat cedera di seluruh tubuh Ivonne, perkataan acuh ini mengandung makna agak ironis.



Ivonne perlahan membuka matanya dan menatapnya, "Kamu tidak



perlu menebak, apa yang kukatakan mewakilkan apa yang kupikirkan, karena Yang Mulia mau berkomunikasi, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku bukanlah seorang masokis yang harus dipukuli dahulu baru mau bekerja sama."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Kedua kaki ramping Ronald menempel di tepi ranjang, tubuhnya perlahan mundur, rasa dingin di wajahnya tidak memudar, tubuh dan pikirannya semua menolak Ivonne.



Tapi kata-kata Ivonne, tidak diragukan lagi mengurangi rasa penolakan dan kebenciannya padanya.



"Obat apa yang kamu berikan pada Paduka Kaisar?"



"Obat untuk situasi mendesak, dapat digunakan untuk gagal jantung dan sesak nafas." Kata Ivonne.



"Siapa yang memberikan obat untukmu?"



"Tidak ada yang memberikannya padaku, itu milikku."



Pandnagan Ronald dingin, "Sangat jelas, kamu tidak ingin mengatakan yang sebenarnya."



"Kamu yang tidak percaya padaku, jadi merasa aku tidak mengatakan yang sebenarnya."



Ronald tentu saja tidak percaya, bagaimana Ivonne bisa mendapatkan obat-obatan ini? Tapi, dia juga mengerti jika ada seorang ahli yang memberinya obat-obatan yang menyelamatkan jiwa ini, hal normal baginya untuk menyimpan rahasia.



Dia kemudian bertanya lagi: "Racun apa yang kamu gunakan padaku? Mengapa aku bisa kehilangan kesadaran? Dan tubuhku juga tidak bisa bergerak?"



"Itu bukan racun, itu adalah obat bius, digunakan untuk operasi, memiliki efek yang sama dengan Sup golden purple."



Ronald dengan dingin berkata: "Sup golden purple adalah racun."



Ivonne memandangnya, "Jadi, yang kamu berikan padaku adalah racun."



Ronald tidak berbicara, bisa dikatakan mengakuinya.



Ivonne berkata: "Lupakan saja, racun atau obat-obatan, aku tidak peduli lagi sekarang, tapi nyawa ini, jika kamu benar-benar tidak ingin melihatnya maka ambil saja, tapi, jika aku hidup, tolong Yang Mulia jangan mempersulitku, seidaknya, selama aku merawat Paduka Kaisar, tolong Yang Mulia memakluminya, mengenai hal-hal sebelumnya, tunggu setelah keluar dari Istana, aku akan memberikanmu penjelasan."



Ronald berkata dengan dingin: "Jika terjadi sesuatu pada Kakek, maka aku akan menyalahkanmu."



Ivonne membalasnya, "Lalu bagaimana jika Paduka Kaisar membaik? Perbuatanku ini, apakah kamu juga akan mengingatnya?"



Ronald memicingkan matanya, mencondongkan tubuh untuk memandangnya, mata dingin itu melintas di depan matanya, "Ya, aku akan membedakan dengan jelas dendam dan budi."



Dia segera bangkit berdiri, kursinya terdorong ke belakang, melemparkan sebuah pil ke atas meja, "Nanti minta Bibi Vera untuk memberimu makan pil itu." Setelah selesai berbicara dia berbalik dan pergi.



Ivonne sedikit terkejut dengan jawabannya, membedakan dengan jelas dendam dan budi? Benarkah?



Tidak tahu jika budi, tapi mengenai dendam dia memang membedakan dengan sangat jelas, setidaknya Ivonne yang asli yang menjebaknya, dia memiliki dendam yang harus dibalas, tidak membiarkan Ivonne menjalani hari yang baik.



Ivonne begitu kelelahan, tertidur dengan linglung.



Tidak tahu berapa lama dia tertidur, setelah bangun, melihat Bibi Vera duduk di tepi ranjang.



Melihat Ivonne sudah bangun, Bibi Vera mengulurkan tangan dan memegang dahinya, kemudian berkata: "Panasnya sudah turun."



Ivonne juga merasa dia sudah jauh lebih baik, dengan suara serak berkata: "Terima kasih atas perawatan Bibi Vera."



"Tidak perlu berterima kasih!" Bibi Vera berkata dengan datar, bangkit dan menuangkan segelas air, membawa obat yang dilempar oleh Ronald, "Minum obat."



"Obat apa ini?" Ivonne menopang badannya, memandang pil berwarna merah gelap itu, seperti cokelat Maltese.



"Pil golden purple."



"Pil golden purple?" Apa lagi itu? Meminum sup golden purple masih tidak cukup dan harus memakan untuk makan Pil golden purple?



Bibi Vera berkata, "Bisa menyembuhkan otot-ototmu, ini sangat baik untuk cederamu, obat ini bernilai sangat mahal, setiap Pangeran hanya memiliki 1 buah, jika terluka parah maka bisa menyelamatkan nyawa."



"Begitu menakjubkan? Dibuat dari apa?" Ivonne sangat tertarik dengan penelitian obat, jadi dia mengulurkan tangan dan mengambilnya, menciumnya sekilas, bau Himalayan gingseng begitu kuat, apa ini Himalayan gingseng?



"Tidak tahu, hanya tahu bahwa itu sangat berharga, Yang Mulia ..." Bibi Vera menatapnya, "Yang Mulia pernah mengalami luka parah terkena panah, dia bahkan enggan meminum obat ini."



Ivonne memiliki beberapa perasaan yang bercampur di hatinya, obat ini



begitu berharga, dia rela memberikannya padanya, jadi dia percaya bahwa Ivonne bisa menyembuhkan Paduka Kaisar._ Bab 27 Lucky Kecelakaan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 167 42 56 Bab 27 Lucky Kecelakaan



Setelah memakan pil golden purple, Ivonne kembali tertidur lebih dari satu jam, ketika tersadar, benar saja nyeri lukanya sudah berkurang banyak, dan lagi bisa merasakan bahwa lukanya tidak lagi merembes.



Ivonne turun dan berjalan beberapa langkah, dia juga merasa bahwa rasa sakit itu benar-benar sudah tidak begitu kuat, setidaknya berjalan seperti ini tidak akan menarik luka dan menyebabkan rasa sakit yang menusuk tajam.



Bibi Vera mendorong pintu dan masuk, melihat Ivonne sudah bangun, dia berkata: "Baguslah Permaisuri sudah bangun, keluar dan gerakkan tubuhmu, setelah memakan pil golden purple, perlu beraktivitas untuk melancarkan aliran darah."



Ivonne berkata: "Baik, kebetulan aku ingin keluar dan berjalan-jalan."



"Budak tua ini akan menemanimu."



Ketika keduanya baru saja meninggalkan halaman, mereka melihat seorang kasim muda bergegas berlari mendekat, wajahnya sangat pucat, "Permaisuri, Raja Ronald memintamu segera pergi ke Istana Pearlhall."



Bibi Vera menahan tangannya, "Ada apa? Mengapa begitu cemas."



Kasim itu hampir menangis, "Lucky jatuh dari Menara Ivylane. Sudah hampir tidak ada nafas, Paduka Kaisar tahu, seketika langsung pingsan, sekarang Istana sangat kacau, dan sudah memerintahkan orang untuk pergi memanggil Kaisar."



Bibi Vera seketika panik, Paduka Kaisar sangat menghargai Lucky seperti cucunya. Lucky dicelakakan oleh orang lain, Paduka Kaisar tentu saja sedih dan marah.



Hal ini merupakan hal tabu bagi orang berpenyakit jantung.



Bibi Vera bergegas menoleh memanggil Ivonne, tapi melihat Ivonne sudah bergegas pergi tanpa mempedulikan lukanya.



Ivonne berjalan cepat ke Istana Pearlhall, Istana itu memang kacau, Sang Ratu dan Clara berdiri di samping dengan cemas. Ronald dan Raja Oscar ada di depan ranjang, Tabib juga sedang sibuk memeriksa Paduka Kaisar.



Kaisar Mikael dan Ibu Suri masih belum datang.



Ivonne bergegas menekat, menarik Yu Wenyu dan membisikkan beberapa patah kata di telinganya, Ronald memandangnya sekilas, kemudian berjalan mendekat untuk menghentikan Tabib Kerajaan, "Tabib, bagaimana keadaan Paduka Kaisar?"



Ivonne segera berlalu, mengambil ampoule di bawah bantal kemudian meletakkannya di bagian bawah lidah Paduka Kaisar, karena itu memunggungi Ratu dan Clara, mereka tidak melihatnya, tapi Clara terus menatap Ivonne, merasakan ada yang aneh.



Tidak ada masalah dengan Paduka Kaisar, bukankah itu hanya pingsan saja.



Setelah Ivonne melihat Tabib maju dan menusukkan jarum, napas Paduka Kaisar menjadi lebih lancar, Ivonne menghela nafas lega, mengundurkan diri dan pergi bertanya pada kasim tadi, "Mana Lucky?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



No Wonder She’s Always In The Top 10 Of These Lists Si kasim berkata, "Permaisuri Raja Oscar berkata takut Paduka Kaisar sedih, sudah meminta orang untuk menggali lubang di luar kuil."



"Bukankah masih belum meninggal?" Ivonne mendengar perkataan itu, dia amat sangat cemas dan bergegas berlari keluar.



Ketika keluar, benar saja dia melihat dua orang kasim sedang menggali di bawah pohon beringin, Lucky penuh dengan darah, berbaring di atas selimut kecil, memang sedang sekarat.



Ivonne sudah tidak mempedulikan apapun, langsung membawa Lucky beserta selimut itu dan pergi ke arah Paviliun Riverswood.



Kedua kasim melihat itu adalah Permaisuri Raja Ronald, mereka tidak berani menghentikannya, mereka hanya bisa melihatnya membawa pergi Lucky.



Ronald tadinya memanggil Ivonne untuk menyelamatkan Paduka Kaisar, dia malah memberi sesuatu untuk dimakan Paduka Kaisar kemudian berlari keluar, untungnya Paduka Kaisar sudah sadar, kemudian Ronald keluar ingin menyalahkan Ivonne, tapi melihat dia memeluk Lucky kemudian pergi.



Ivonne buru-buru kembali ke Paviliun Riverswood, meletakkan Lucky di ranjang, mengeluarkan stetoskop dan menempelkannya ke bagian jantung, perut, dan paru-paru Lucky untuk mendengarkannya.



Benar saja, seperti yang dia duga.



Terjatuh dari ketinggian, limpanya pecah dan pendarahan.



"Anak baik, ini agak sulit, kamu harus bertahan!" Ivonne menyentuh kepala Lucky, kedua mata Lucky terbuka, darah tumpah dari mulutnya, tapi dia mengerti kata-kata Ivonne, berusaha keras menampilkan sikap sombongnya seperti biasa, tapi kedua cakar itu tidak bertenaga dan perlahan-lahan terjatuh.



Sebelum Ivonne membuka kotak obat, dia menutup matanya dan bergumam, harus ada pisau bedah.



Pada saat kotak obat terbuka, jantungnya mencelos.



Peralatan operasi, semuanya tersedia.



Kotak obat sialan yang berubah-ubah dan indah ini.



Menginfus untuk menghentikan darah, baru saja menggantungkan infus, pintu didorong terbuka.



"Kamu bukannya di depan Paduka..." Perkataannya terhenti di ujung bibirnya, melihat Ivonne tidak tahu dari mana mengeluarkan pisau pisau tipis itu, dia bertatapan dengannya.



"Cepat bantu!" Kata Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Lucky ..."



"Masih bisa diselamatkan!" Ivonne berkata dengan cepat, melemparkan handuk padanya, ini sebelumnya dipakai untuk menyeka luka Ivonne, "Aku akan mengoperasi untuk menjahit limpa yang rusak, kamu bantu untuk menyerap darah, Paduka Kaisar sangat peduli pada Lucky, Lucky adalah harapan jiwanya, jika Lucky benar-benar pergi, itu akan menjadi pukulan besar bagi Paduka, secara langsung mempengaruhi penyakitnya."



Ronald mengambil handuk, menatap lekat pada Ivonne yang sudah memakai masker, dia yang seperti ini sangat jelek, tapi juga begitu enak dilihat tanpa bisa dijelaskan.



Obat bius, pisau cukur, pisau bedah, Ivonne sangat terampil, dengan cepat menemukan limpa.



"Cepat serap darahnya!" Melihat Ronald hanya terpaku menatapnya, Ivonne kemudian berteriak.



Ronald kembali Fokus, mengambil handuk dan menyerap darah di sekitar luka yang terbuka, lalu kedua tangan Ivonne menggali masuk ke dalam, adegan ini sangat berdarah, tapi mengapa Ivonne sama sekali tidak takut?



Darah berceceran dan memercik di wajah, dahi, dan alis Ivonne, semuanya darah.



"Pembuluh darahnya pecah!" Raut wajah Ivonne berubah, "Harus menjahit pembuluh darah terlebih dahulu."



Ronald secara tidak sadar mengulurkan handuk untuk menyeka dahi dan alis Ivonne, darah itu menyebar di alisnya, seperti sebuah tanda lahir yang besar, benar-benar sangat aneh.



"Terima kasih!" Kata Ivonne sambil menunduk, memegang klip untuk menjepit pembuluh darah, kemudian menggunakan pinset untuk mengangkat beberapa, lalu mulai menjahit.



Pembuluh darah sudah dijahit, tapi pendarahan limpa masih belum berhenti.



Ivonne sangat cemas, sambil menjahit sambil berkata: "Lucky, bertahanlah, kita harus melewati ini semua, kamu harus sembuh, Paduka Kaisar tidak bisa tanpamu."



Ronald menyadari dirnya ternyata khawatir tentang seekor anjing.



"Kamu melakukan ini padanya, apa dia tidak kesakitan?" Ronald akhirnya tidak tahan untuk tidak bertanya.



"Aku sudah membiusnya!" Ivonne berkata tanpa mengangkat kepalanya.



"..." Dia pernah bernasib sama dengan anjing ini!



Melihat Ivonne yang menjahit lapisan demi lapisan daging Lucky, dengan sangat terampil dan profesional, Ronald memiliki banyak pertanyaan di dalam hatinya.



Tapi, dia tidak bisa merendahkan dirinya dan bertanya.



"Operasi sudah selesai, bisa hidup atau tidak, itu tergantung pada dirinya." Ivonne menghela nafas lega dan mulai membersihkan jejak



darah.



Lucky berbaring telentang, kakinya kaku, mulutnya membuka dan lidahnya keluar, matanya terpejam, tampak sangat menyedihkan.



Ronald bangkit berdiri, setengah berjongkok selama setengah jam, kakinya mati rasa.



Dia baru menyadari bahwa postur ini bisa begitu melelahkan, dan Ivonne yang terlika, dia bahkan tidak mendengar Ivonne mengeluh sekalipun, bagaimana bisa wanita ini memiliki ketahanan yang begitu kuat terhadap rasa sakit?



"Bagaimana Lucky akan ditangani? Membiarkannya di sini?" Tanya Ronald.



Ivonne memandangnya, "Lucky tidak mungkin terjatuh sendiri dari tempat setinggi itu."



Raut wajah Ronald sedikit berubah, "Apa maksudmu?"



"Tidak tahu." Ivonne tidak mengatakannya, Ronald akan mengerti.



Melukai Lucky, karena hidup dan mati Lucky dapat memengaruhi kondisi Paduka Kaisar.



Lucky mengalami kecelakaan, Paduka Kaisar akan segera jatuh sakit, dari poin ini bisa diliat ada maksud tertentu dari orang yang melakukan hal ini.



"Ivonne, tebakanmu itu, jangan mengungkitnya pada siapa pun saat ini." kata Ronald.



Ivonne menyeka tangannya, "Yang Mulia, aku tidak bicara, Kaisar juga akan terpikir."



Ronald berkata dengan dalam: "Siapa pun yang berpikir itu tidak masalah, intinya kita berdua tidak boleh mengungkitnya."



Ivonne memandang wajahnya yang serius, dia tahu bahwa satu tahun ini, Ronald sering dijadikan kambing hitam, tidak peduli apapun itu, pada akhirnya dia akan disalahkan.



Ronald tiba-tiba berkata: "Lucky jatuh dari Menara Ivylane."



Wajahnya berubah menjadi pucat!_____



Bab 28 Dia Dicurigai PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 481 120 160 Bab 28 Dia Dicurigai



Ivonne bisa melihat dari pandangan matanya.



"Target orang itu adalah dirimu? Sebelumnya kamu berada di Menara Ivylane?"



Ronald tidak menjawab, perlahan-lahan duduk dan melihat penampilan Lucky yang menyedihkan. Ada kemarahan di hati saya.



"Pihak itu ingin menghancurkan 2 orang, mencelakai Paduka Kaisar



kemudian juga menarikku ke dalamnya." Ronald tertawa dingin.



Ivonne diam sesaat, menatapnya dan berkata: "Karena tidak bisa mencelakai Paduka Kaisar, maka pasti akan menyeretmu, masalah ini tidak biasa. Kaisar pasti akan menyelidikinya, pada saat itu, takutnya Yang Mulia akan sulit melepaskan diri, dan mundur dari 10.000 langkah. Kaisar tidak menyalahkan Yang Mulia, tapi Paduka Kaisar juga akan kecewa pada Yang Mulia."



Kalimat terakhir itu, Ivonne tidak mengatakannya.



Yaitu dia tidak akan memiliki kemungkinan memenangkan posisi Putra Mahkota.



Ronald terdiam cukup lama, alisnya mengerut, pandangan matanya dingin.



Dia yang seperti ini sangat menakutkan, Ivonne tidak berani memprovokasinya.



Jebakan yang penuh intrik seperti ini, Ivonne juga tidak mau tahu.



Tapi, masalah ini pada akhirnya akan berhubungan dengan dirinya yang merupakan Permaisuri Raja Ronald, jadi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. "Selain kamu, siapa lagi yang berada di Menara Ivylane?"



Ronald tiba-tiba mendongak, berkata dengan tegas: "Apa yang ingin kamu katakan?"



"Clara!" Ivonne berseru.



"Tutup mulutmu!" Ada kemarahan di mata Ronald. "Siapa yang menyuruhmu memanggilnya dengan sembarangan?"



Ivonne tidak langsung menghadapi amarahnya, duduk di sebelah Lucky, mengulurkan tangannya untuk menyentuh bulu Lucky, samar-samar berkata: "Yang Mulia lebih baik bergegas pergi ke tempat Paduka untuk berjaga, jika Paduka Kaisar sadar, maka Kaisar pasti akan memerintahkan untuk menyelidiki, sebaiknya Yang Mulia ada di tempat."



Ronald memalingkan wajahnya dan berbalik pergi keluar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship Ivonne memandangi Lucky, menghela nafas dengan pelan, karena ada orang yang ingin menyakiti Lucky, dia tidak bisa menjaganya, jika ada orang yang memintanya pergi, maka pihak itu sudah pasti akan bertindak, jika Lucky ingin melewati semua ini, harus berada di sebelah Paduka Kaisar.



Ivonne menggunakan selimut untuk membungkus Lucky, memeluknya dan pergi ke arah Istana Pearlhall.



Menyelidiki masalah Lucky dengan saksama, itu diperintahkan oleh Kaisar.



Paduka Kaisar sangat tahu dengan jelas watak Lucky. Lucky takut ketinggian, dia bahkan gemetar ketika turun dari tangga batu, sangat mustahil dia bisa naik ke Menara Ivylane, dan juga tidak mungkin melompat dari Menara Ivylane.



Jadi, setelah Paduka Kaisar sadar, dia memerintahkan untuk melakukan penyelidikan dengan jelas, Kaisar Mikael datang dan menanyakan situasi dengan jelas, dia juga sangat marah, menyalahkan kesalahan pada kasim kecil yang bertanggung jawab untuk mengawasi anjing itu dan diberi hukuman dipukul 20 kali dengan menggunakan papan.



Yang bertanggung jawab atas penyelidikan menyeluruh adalah wakil kepala penjaga keluarga kerajaan, Peter Gu.



Tidak banyak orang di Istana Pearlhall, jika ingin meminta pengakuan maka bisa dilakukan dengan cepat.



Semuanya langsung merujuk pada Raja Ronald.



Ada orang melihat Ronald membawa Lucky ke atas Menara Ivylane.



"Panggil Raja Ronald!" Raut wajah Kaisar Mikael menggelap.



Ketika Ronald datang, dia mendengar kemarahan Kaisar Mikael.



Hatinya tenggelam, tidak menungu Peter datang, dia dengan cepat memasuki Istana.



Di dalam, Raja Ralph, Raja Oscar, Raja Juno dan para pangeran lainnya juga sudah datang, Ratu dan Clara berdiri di sisi Ibu Suri untuk menemaninya, Paduka Kaisar duduk setengah berbaring di ranjang, pandangan matanya tidak bisa ditebak, Kasim Artur memegang the dan melayani di sampingnya.



"Raja Ronald!" Peter melangkah maju, pandangan matanya agak rumit, "Apa kamu membawa Lucky ke atas Menara Ivylane hari ini?"



Ronald terdiam sesaat, perlahan mengangguk, "Ya!"



Wajah Kaisar Mikael tiba-tiba suram, "Untuk apa kamu membawa Lucky ke Menara Ivylane?"



Yu Wenzhao terdiam sebentar, "Aku merasa bosan, ingin naik ke Menara Ivylane untuk menghirup udara segar, Lucky mengikuti, kemudian aku sekalian membawanya."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day "Ketika Yang Mulia meninggalkan Menara Ivylane, apa Lucky juga ikut



turun?" Tanya Peter.



Yu Wenzhao menggelengkan kepalanya, "Aku tidak memperhatikannya saat itu."



"Kamu biasanya selalu waspada, dan kamu juga tahu bahwa Lucky adalah kesayangan Paduka Kaisar, kamu ternyata bisa tidak memperhatikannya?"



Kata-kata Kaisar Mikael sangat tajam, jelas menunjukkan bahwa dulu Ronald suka menyenangkan hati Paduka Kaisar dengan memperhatikan anjingnya, suasana di Istana itu begitu mencekam.



Bahkan Ibu Suri pun terpaku.



Dia berkata: "Sudahlah, apa yang kamu lakukan pada putramu hanya demi seekor anjing? Bahkan jika Ronald yang membawanya naik, tidak mungkin dia yang melemparkan Lucky ke bawah, hubungan antara Ronald dan Lucky tidak buruk."



Ibu Suri mana tahu bahwa ada pemikiran lagi dalam hati Kaisar Mikael? Hanya merasa bahwa Kaisar Mikael terlalu melebih-lebihkan, itu hanyalah seekor anjing, selidiki sesaat untuk membuat Paduka Kaisar senang itu sudah cukup, mengapa harus membuat malu Ronald di



depan wajah begitu banyak orang?



Ibu Suri melihat Kaisar Mikael tidak berbicara, tapi wajahnya masih suram, kemudian dia menoleh dan berkata pada Paduka Kaisar: "Paduka Kaisar, kamu katakanlah sesuati, Lucky sudah pergi, tidak bisa bukan dikarenakan Lucky lalu Ronald harus dihukum untuk itu."



Paduka Kaisar memandang Ronald, "Setelah kamu pergi, siapa yang masih ada di Menara Ivylane?"



Ada sedikit keraguan di mata Ronald, dia berkata: "Menjawab Paduka, tidak ada lagi."



Ketika Ivonne masuk, dia mendengar Paduka Kaisar bertanya pada Ronald, dan kemudian mendengarkan jawaban Ronald, Ivonne hampir bisa memastian bahwa masih ada orang di Menara Ivylane.



Tetapi orang ini adalah orang yang ingin Ronald lindungi.



Ivonne melirik Clara sekilas, dia berdiri di samping Ratu, berdiri dan mendengarkan jawaban Ronald, cahaya matanya sedikit berkilat.



Mata Kasim Artur tajam, melihat Ivonne memeluk sebuah selimut,



selimut itu milik Lucky, penuh dengan darah, hatinya tidak senang, apa-apaan Permaisuri Raja Ronald ini? Sudah tahu Paduka sedih akan masalah Fuubao, dan ternyata dia membawa selimut dengan darah Lucky kemari, bukankah ini ingin memprovokasi Paduka Kaisar?



Dia bergegas menghentikan Ivonne, tapi Ivonne sudah memasuki Istana.



Kerumunan itu juga melihat selimut yang Ivonne peluk.



Wajah Kaisar Mikael menjadi lebih suram, ketika ingin berbicara dan menyalahkan, Ivonne membungkuk dan berkata, "Paduka Kaisar, Kaisar, aku sudah mengobati luka Lucky, Lucky masih belum sadar, takut Paduka Kaisar terlalu khawatir akan dirinya jadi aku membawanya kemari untuk dilihat Paduku Kaisar."



Mata Paduka Kaisar melebar, begegas berkata: "Cepat bawa kemari!"



Ivonne berjalan ke samping ranjang, meletakkan Lucky bersama dengan selimutnya itu di lantai, Lucky masih belum sadar, tapi dia bernafas.



Paduka Kaisar menahan tubuhnya dan melihatnya sekilas, kemudian bertanya pada Ivonne, "Bagaimana lukanya? Mengapa dia tertidur?"



"Seharusnya sudah tidak masalah, cucu menantu memberinya obat untuk mengobati luka internalnya, tadi aku memintanya pada Yang Mulia." Kata Ivonne, menoleh dan menatap sekilas pada Ronald.



Suara Clara terdengar, "Tidak tahu obat apa yang diberikan, bisa menyelamatkan Lucky yang sudah sekarat."



Ivonne menoleh ke arah Clara dan berkata: "Pil golden purple, Yang Mulia mengatakan bahwa Lucky adalah kesayangan Paduka Kaisar, takut kondisi Paduka Kaisar akan berpengaruh dikarenakan Lucky, jadi memberikan pil itu pada Lucky untuk melihat apakah dapat menyelamatkan nyawa Lucky."



Ibu Suri berteriak sekilas, memandangi Ronald dengan pandangna menyalahkan, "Bagaimana bisa kamu begitu ceroboh? Pil golden purple itu kamu hanya punya satu, kamu sendiri tidak rela memakannya, bagaimana bisa kamu memberikannya pada Lucky?"



Ronald melihat sekilas pada Ivonne, Ivonne berdiri dengan tenang, pandangan matanya jernih.



Ronald berkata pelan: "Aku melihat penyakit Paduka kambuh dikarenakan Fubai, jadi tidak banyak berpikir ..."



Bersedia menyelamatkan Lucky dengan pil golden purple, dapat dilihat bahwa bukan Ronald yang mencelakakan Lucky.



Wajah Kaisar Mikael perlahan melebut, Raja Ralph melihat situasinya, kemudian berkata: "Mungkin Lucky naik ke Menara Ivylane, karena bermain-main dan melompat dengan senang jadi tanpa sadar dia melompat keluar dari pembatas, tidak disangka malah kehilangan keseimbangan dan terjatuh, ini adalah kecelakaan."



Kaisar Mikael jelas juga menerima penjelasan ini, yang paling penting adalah melihat sikap Paduka Kaisar.



Paduka Kaisar memiliki niat untuk menyudahi masalah ini.



Dia berkata: "Peter, kenapa masih tidak membawa Lucky turun?"



Paduka Kaisar mengulurkan tangan dan menahan, "Tidak perlu, biarakan dia merawat lukanya di sisiku, aku lelah, Permaisuri Raja Ronald, kamu tinggal di sini untuk merawatku seperti sebelumnya, yang lain semuanya keluar!"_______________ Bab 29 Paduka Kaisar Mengerti Dalam Hati PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 617 154 206



Bab 29 Paduka Kaisar Mengerti Dalam Hati



Setelah orang-orang di dalam ruangan keluar, Paduka Kaisar memandang Kasim Artur dengan tidak senang, mengapa dia tidak bergerak seperti kayu? Apa dia tidak mengerti?



Kasim Artur menatap Ivonne dengan pandangan benci, sejak Permaisuri Raja Ronald masuk ke istana untuk merawat, dia tidak punya tempat di depan Paduka Kaisar, tapi melihat bahwa Ivonne telah menyelamatkan Paduka Kaisar dan Lucky, jadi dia tidak mempermasalahkannya.



Kasim Artur keluar untuk mengusir para pelayan Istana yang masih menunggu di luar, Istana itu seketika sunyi.



Paduka Kaisar melirik sekilas pada Ivonne. "Apa itu di perut Lucky?"



"Kelabang ... !" Ivonne menjawab dengan lemah.



Semua orang tadi tidak menatap perut Lucky, lagipula, tubuh Lucky penuh darah.



Hanya pemilik yang benar-benar menyayanginya yang melihatnya.



"Masih tidak mengatakan yang sebenarnya? Apa perlu memanggil Ronald untuk menanyakan baru kamu mau berbicara?" Kata Paduka Kaisar dengan dingin.



Menanyakan pada Ronald apa hubungannya dengannya? Lebih baik membawanya untuk dipukul dengan papan, 30 kali, dengan begitu baru akan membalaskan kebenciannya.



Tapi, Ivonne tidak berani mengatakan hal ini, di bawah tatapan mata tajam Paduka Kaisar, dia berkata: "Limpa Lucky sobek, perlu dibuka dan dijahit, luka yang terlihat seperti kelabang ini adalah bekas luka yang dijahit."



Paduka Kaisar menutup mulutnya, benar-benar ingin bertanya bagaimana caranya dia melakukan ini, tapi martabatnya tidak memungkinkannya untuk bertanya. Dia tidak mungkin mengatakan bahwa dia belum pernah mendengar tentang perawatan seperti ini.



"Siapa yang memakan pil ungu emas?" Tanya Paduka Kaisar.



Ivonne berkata: "Aku yang memakannya."



"Ronald bersikap tidak buruk padamu." Paduka Kaisar mengangguk.



Ivonne tidak setuju dengan perkataan ini, menggunakan papan kayu untuk memukulnya, memberikan tamparan padanya, apa ini dinamakan tidak buruk?



"Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" Tanya Paduka Kaisar.



Kali ini, Ivonne tidak berani mengatakan yang sebenarnya, "Benar-benar terjatuh."



"Begitu keras kepala tidak mau mengatakan yang sebenarnya, benar-benar perlu dipukul, pukulan yang kamu terima masih kurang." Kata Paduka Kaisar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ivonne menundukkan kepalanya, "Kebenaran tidak selalu enak didengar."



"Apa masih kurang perkataan baik yang kudengar dalam hidup ini? Tapi seumur hidupku aku tidak mendengar perkataan yang jujur, kamu ingin mengatakannya atau tidak?"



Ivonne berdiri terpaku, kemudian berkata dengan pelan: "Dipukul dengan papan."



"Apa yang kamu lakukan?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Tidak tahu."



"Kalau begitu kamu sedang menuduh cucuku memukulmu tanpa alasan?" Alisnya terangkat.



Ivonne tidak dapat menebak apa yang dipikirkan dalam hati Paduka Kaisar, hanya merasa dia agresif tapi tidak memiliki niat jahat, Ivonne menjawab asal pertanyaan itu, mengatakan yang sebenarnya, dia tidak bahagia, keluarga ini benar-benar sulit untuk dilayani.



"Sudah waktunya untuk minum obat!" Ivonne mengalihkan topik pembicaraan, berjalan belakang tirai untuk mengambil obat, kemudian mengambil air dan membawakannya ke depan ranjang.



Paduka Kaisar marah, "Usia masih kecil, tapi begitu pendendam."



Meskipun bergumam, tapi Paduka masih menelan obatnya.



Setelah minum obat, Paduka Kaisar berbaring, menghela nafas lega kemudian berkata: "Ini sudah tiga kalinya nyawaku ditarik kembali dari gerbang kematian, jika masih ada lain kali lagi, takutnya aku benar-benar akan pergi, Permaisuri Raja Ronald, kamu membantuku melawan hantu-hantu jahat itu, kamu lemah, tidak tahu bagaimana kamu akan mati. "



Ivonne terpaku sesaat, menatap pandangan mata Paduka Kaisar yang memiliki makna lain.



Pria tua ini mengetahui dengan jelas di dalam hatinya.



Dia tahu bahwa ada orang yang ingin menyakitinya.



Ivonne dengan samar berkata, "Nyawaku satu, jika ingin ambil maka ambil saja."



Paduka Kaisar sedikit tidak menyangka, pandangan mata yang menatap Ivonne perlahan mengaguminya, tapi perkataan dari mulutnya masih saja beracun, "Takutnya kamu tidak akan mati dengan mudah, akan disiksa hingga kamu seakan di ambang hidup dan mati."



"Itu juga tidak perlu ditakutkan!" Kata Ivonne.



Bukanya tidak takut, hanya saja takut juga tidak berguna.



"Tadi ada begitu banyak orang di Istana, siapa yang baik, siapa yang jahat, apa kamu bisa melihatnya?" Tanya Paduka Kaisar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship Ivonne menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa."



"Lihat baik-baik, jika hatimu cukup tenang, matamu cukup tajam, kamu perlahan-lahan akan melihatnya, ambisi tidak akan bisa disembunyikan, ketika kamu mengerti dan melihatnya, aku akan memberitahumu bagaimana cara menghadapinya."



Ivonne benar-benar bingung, "Karena kamu sudah tahu siapa yang baik dan siapa yang jahat, mengapa kamu tidak bertindak sendiri?"



"Karena tidak akan ada habisnya, mereka yang tadinya baik, perlahan akan menjadi jahat, ambisi, akan melahap hatimu, dan aku sudah akan melangkah masuk ke dalam peti mati, sudah tidak memiliki kekuatan, mereka semua itu adalah keluarga kerajaan, merupakan penerusku, jika membunuh satu maka akan melukaiku satu kali juga."



Paduka Kaisar setelah mengucapkan kalimat ini, perlahan menutup matanya.



Ivonne merasa kalimat ini agak sedih, dia adalah Kaisar dari jaman ini, posisinya sangat dihormati, sayangnya, dia bahkan tidak bisa menangani orang yang melukai dirinya sendiri.



"Ronald adalah orang yang pintar, sayangnya, dia itu buta!" Paduka Kaisar memejamkan matanya tapi masih bergumam.



Ivonne merapikan selimut untuknya. "Tidurlah."



Paduka Kaisar tiba-tiba membuka matanya dan meraih pergelangan tangan Ivonne, "Kuharap keterampilan medismu dapat menyembuhkan penyakit butanya itu."



Ivonne memandangi pandangan mata kecemasan dan kekuatiran yang disembunyikan oleh Paduka Kaisar, dengan lembut berkata: "Hatinya yang buta, seberapa tinggi keterampilan medis pun itu tidak berguna."



Paduka Kaisar kembali memejamkan matanya, tampaknya setuju dengan perkataannya.



Setelah beberapa saat, suara dengkuran pelan terdengar, Paduka Kaisar sudah tertidur.



Lucky malah bangun, bergerak sedikit kemudian membuat suara melengking.



Ivonne berjongkok dan membelai kepalanya, "Beritahu padaku, siapa yang mencelakaimu?"



Lucky menringis 3 kali, itu merupakan sebuah nama, Ivonne mengerti.



"Anak baik, jangan takut, tidak masalah, dia tidak akan bisa menyakitimu." Ivonne berkata menghibur.



Lucky menjilat tangannya, pandangan matanya sangat bergantung.



Setelah beberapa saat, Ivonne berjalan keluar dari aula, Kasim Artur sedang menunggu di luar.



"Paduka Kaisar sudah tidur, tolong Kasim Artur menjaganya."



Kasim Artur menjawab sekilas dan berkta, "Permaisuri, aku sudah memerintahkan orang untuk menyiapkan makanan, cepatlah pergi makan."



"Merepotkanmu!"



"Makanan sudah diatur di Paviliun Riverswood, Yang Mulia seharusnya juga berada di sana."



"Apakah Permaisuri Raja Oscar sudah keluar dari istana?" Tanya Ivonne.



Kasim Artur berkata: "Seharusnya juga berada di Paviliun Riverswood, Raja Oscar juga berada di sana."



Ivonne melangkah pergi ke Paviliun Riverswood.



Ketika sampai di Paviliun Riverswood, dia tidak melihat Ronald dan Raja Oscar, hanya ada Clara yang berdiri di depan koridor.



Dia memandang Ivonne, pandangan matanya dingin, bibirnya terangkat, tapi penuh dengan ejekan.



Ketika Ivonne berjalan mendekat, Clara tiba-tiba berkata dengan pelan: "Apa kamu benar-benar berpikir sudah mendapatkan hatinya? Jangan mimpi, dia tidak bisa melupakanku, dia tidak akan jatuh cinta padamu seumur hidupnya, kamu bahkan tidak pantas menjadi pengganti."



Ivonne menatapnya dalam diam, Clara, seorang wanita berbakat, berpendidikan dan juga pintar, semua orang memujinya.



Tapi sekarang dia berkata dengan sinis, ambisinya terlihat, benar-benar sangat sombong.



"Kamu yang melemparkan Lucky bukan?" Ivonne bertanya dengan tenang.



Paduka Kaisar mengatakan bahwa selama hati manusia cukup tenang, maka semuanya dapat dilihat dengan jelas.



Clara tertawa dingin dan berkata: "Hati wanita ternyata benar-benar lebih sensitif dan peka, kamu tahu bahwa aku bersama Raja Ronald di Menara Ivylane, sayangnya, itu hanya tebakanmu saja, tidak ada yang akan mempercayaimu, hanya akan berpikir bahwa kamu ingin menjebakku, Raja Ronald rela mati sendiri dan dia mau melindungiku."



"Aku tahu tidak akan ada yang akan percaya pada apa yang kukatakan. aku hanya ingin mengkonfirmasi apakah tebakanku itu benar atau tidak, Lucky dilempar olehmu bukan?" Ivonne bertanya sekali lagi.



Clara mendekat ke telinganya, dengan bangga dan lembut berkata: "Tebakanmu benar, itu aku, apa kamu ingin tahu apa yang kubicarakan



dengan Raja Ronald di Menara Ivylane? Dia berkata, dia merasa kamu kotor, menyebalkan, bahkan menyentuhmu pun dia harus minum obat."



"Dia yang mengatakannya padamu?" Tanya Ivonne.



"Jika bukan dia yang mengatakannya, apa kamu pikir aku bisa tahu tahu?" Clara tersenyum sombong, dia memandang Ivonne, menunggu untuk melihat reaksinya, berdasarkan watak Ivonne sebelumnya, dia pasti akan menjadi gila._ Bab 30 Membicarakan Dengan Jelas PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 606 152 202 Bab 30 Membicarakan Dengan Jelas



Namun, Ivonne hanya berdiri diam, raut wajahnya tidak ada jejak kemarahan, bahkan sama sekali tidak peduli.



Clara tidak percaya dia benar-benar acuh tak acuh, dia terus memprovokasi, "Kamu tidak ingin tahu mengapa dia mengatakan hal ini padaku?"



Ivonne menahan pergelangan tangannya, menyeretnya masuk ke dalam, "Ingin, tapi aku merasa, tidak ada yang tidak bisa dibicarakan di antara kita kita berempat."



Ivonne yakin Ronald dan Raja Oscar ada di dalam, berdasarkan pada situasi yang dia tahu, tujuan Raja Oscar dan istrinya datang mencari Ronald, dia juga tahu, jadi Clara baru bisa berdiri di depan pintu dan tidak masuk.



Melihat Ivonne datang, sengaja memprovokasi, ingin membuatnya marah dengan menggunakan cara apa pun, membuatnya tidak akan bisa tinggal di Istana dan mendekati Paduka Kaisar.



"Lepaskan!" Clara tidak menyangka Ivonne akan melakukan ini. Dia



terkejut, ujung jarinya menekuk, pisau tipis tajam di ujung jarinya itu mengenai pergelangan tangan Ivonne, ingin memaksa Ivonne melepaskan tangannya.



Ivonne memiliki sifat keras kepala, apa yang harus dia lakukan maka dia akan bertarung mempertarukan nyawa untuk melakukannya.



Jadi, sepanjang jalan, darah menetes ke lantai, seluruh lantai diwarnai dengan tetesan-tetesan darah bagai bunga delima yang mekar.



"Raja Ronald, Raja Oscar!" Ivonne berteriak, tidak mempedulikan sopan santun lagi, langsung manarik Clara duduk di kursi, kemudian mengeluarkan saputangannya untuk membalut lukanya sendiri, tidak lupa berkata, "Ada yang ingin dikatakan Permaisuri Raja Oscar pada kita. "



Ronald menyaksikan tindakan Ivonne yang memperlakukan Clara dengan kasar, pandangan matanya menggelap, dengan dingin bertanya: "Apa yang ingin kamu lakukan?"



Clara tadi begitu menyedihkan, tapi setelah duduk, dia merapikan penampilannya, denan datar menatap Ivonne.



Dia tidak percaya Ivonne bisa mengucapkan kata-kata tadi, di sini tidak hanya ada Raja Ronald, tapi juga ada Raja Oscar, siapapun yang tahu rasa malu tidak akan mengatakan apa-apa mengenai urusan ranjang.



Tapi dia salah menebak, setelah Ivonne membalut pergelangan tangannya, dia mendongak menatap Raja Ronald, "Tadi, Permaisuri Raja Oscar memberitahuku bahwa kamu dan dia berduaan di Menara Ivylane, kamu memberitahunya bahwa ketika bersetubuh denganku kamu harus minum obat, dan mengatakan bahwa kamu tidak bisa melupakannya seumur hidupmu, ingin aku tahu diri, dan terakhir, dia berkata bahwa Lucky dilempar olehnya, perkataan ini, karena dia bisa mengatakannya padaku, sepertinya dia juga mengatakannya di hadapan kalian. "



Raut Wajah Clara berubah, dia menangis di tempat, sekujur tubuhnya gemetar,. "Kamu ... mengapa kamu berbicara omong kosong? Mengapa kamu ingin menjebakku?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ronald berdiri dan berjalan ke depan Ivonne, auranya begitu kelam dan mengerikan, pandangan matanya bagai terdapat badai, tangannya terangkat, sudah akan menamparnya.



Ivonne mendongak, ada kemarahan di matanya, "Pukul, pukul sepuasmu, jika tamparan ini dilayangkan, aku dapat memastikan bahwa kita berempat tidak akan bisa hidup, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk bermain dengan kalian!"



Ivonne sepertinya menyentuh batas Ronald, pandangan matanya menjadi lebih marah, tangannya sudah akan diturunkan, Raja Oscar bergegas berdiri dan menarik tangan Ronald, "Kak, jangan perhitungan dengan Istri cacat semacam ini."



Ivonne melepas tusuk rambutnya, untuk melindungi diri, dirinya sudah begitu marah dan emosional, "Raja Oscar, tutup mulutmu, jika aku adalah seorang Istri cacat, maka Istrimu itu adalah Istri beracun, apa yang bisa kamu lakukan dengan menikahi seorang wanita beracun? Apa dia benar-benar melihat dirimu? Dia hanya melihat bahwa kamu ini keturuan kerajaan saja."



Pandangan mata Raja Oscar dingin, kemudian dengan dingin berkata: "Aku pernah melihat wanita yang cacat, tapi aku belum pernah melihat yang sepertimu ini yang hatinya begitu jahat, kamu menjebak Clara, memutarbalikkan fakta, apa kamu tidak takut akan tersambar petir?"



Ivonne mendengarkan perkataan ini, benar-benar ingin tertawa, disambar petir? Apa ini yang dikatakan oleh seorang pangeran?



Tidak heran Clara bisa begitu cemas, dia menikah dengan orang yang tidak punya ambisi, jika dia tidak merencanakan, kapan pria ini akan berhasil?



Clara masih menangis, tapi dalam hati dia malah sedang memaki Raja Oscar yang bodoh.



Dia tahu Raja Oscar akan mempercayainya, tapi dia tidak bisa membantu Clara untuk melampiaskan, dia hanya bisa meminta bantuan Raja Ronald.



Dia berdiri, menatap Ronald dengan berlinangan air mata, "Raja Ronald, aku tahu dia membenciku, tapi perkataannya tadi, aku tidak mengatakannya, masalah ini, bahkan jika aku mati juga tidak akan mengatakannya."



Dengan kata lain, dia tidak begitu tidak tahu malunya akan membawa topik masalah ini untuk didiskusikan.



"Mengenai soal aku yang melemparkan Lucky, itu benar-benar omong kosong, aku telah menjadi vegetarian selama bertahun-tahun, aku tidak membunuh, bahkan aku tidak menginjak mati semut, apalagi Lucky."



Air matanya jatuh dari sudut matanya, air mata kristal itu meluncur di pipi putihnya, tidak bisa mengatakan itu menyedihkan atau mengharukan.



Raja Oscar begitu tidak tega, mengulurkan tangan dan memeluknya, "Benar dan salah, diri masing-masing tahu dalam hati, tidak perlu berurusan dengan wanita cacat ini."



Clara dipeluk oleh Raja Oscar, tapi menatap Ronald dengan pandangan menyedihkan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne melihat adegan ini dengan mata dingin, hatinya benar-benar merasa konyol dan bukannya marah.



Satu kalimat dari wanita cantik, mengalahkan berbagai argumen yang dikatakannya.



Tapi, kemarahan Ronald perlahan memudar, pada akhirnya, pandangan matanya menjadi tenang, berkata pada Raja Oscar: "Kalian pergilah lebih dulu."



"Baik, ayo kita pergi dulu, Kakak kamu jangan marah, anggap saja mendengarkan kata-kata orang gila." Raja Oscar takut Ronald akan memukul Istrinya di Istana, jika sampai terdengar di hadapan Kaisar, maka masalah ini akan sulit diselesaikan.



Setelah selesai berbicara, dia membawa Clara pergi.



Clara benar-benar ingin muntah darah, mengapa pergi sekarang? Hal ini masih belum dibicarakan dengan jelas.



Dia dengan tidak rela berbalik dan menatap Ronald, berkata dengan tercekat: "Kuharap Yang Mulia bisa membersihkan namaku."



Ronald sedikit mengangguk, "Kalian kembalilah lebih dulu."



Clara tidak mendapatkan sebuah jaminan, dia sangat marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya bisa pergi mengikuti Raja Oscar.



Dia bahkan tidak berani menoleh untuk memberikan sebuah tatapan pada Ivonne.



Ronald menarik kembali pandangan matanya, menatap Ivonne yang sedang memegang tusuk rambut dengan erat di tangannya, rambutnya tergerai, rambut di dahinya terkena keringat, menempel miring di sudut matanya, memperlihatkan sepasang mata tajam.



"Jangan kemari!" Ivonne mengangkat tusuk rambutnya, melotot padanya, "Jangan terlalu menindas orang, aku tidak takut padamu."



Ivonne sudah siap secara mental, jika Ronald bermain tangan, bahkan jika dirinya tidak bisa mengalahkannya, maka dia harus menyakitinya baru akan berhenti.



Ronald berjalan mendekatinya, membuat Ivonne takut dan langsung menusukkan tusuk rambut itu ke lengan Ronald.



Tusuk itu tertusuk masuk ke dalam.



Ivonne menggunakan kekuatan seluruh tubuhnya.



Setelah menusuknya, Ivonne terkejut hingga terpaku, ini adalah pertama kalinya dia melukai orang dengan senjata.



Darah segar segera menyebar ke pakaiannya, tidak berapa lama tangan itu penuh dengan darah yang mengalir keluar.



Ronald memandang Ivonne yang ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa, kemudian teringat bahwa ketika Ivonne menolong Lucky, wanita ini mengulurkan tangan masuk ke dalam untuk menangani luka Lucky dan menjahirnya, apa benar ini orang yang sama?



Ronald melepas tusuk rambut itu, melemparkannya ke arah Ivonne, secara tidak sadar dia menangkapnya, kemudian mendengar Ronald dengan datar berkata: "Makan!"



Dia berjalan melewati Ivonne, duduk di meja makan.



Dan lengannya itu masih mengeluarkan darah.



Ivonne merapikan rambutnya, mengenakan tusuk rambutnya, mengawasinya dengan hati-hati, tidak tahu apa yang sedang Ronald



mainkan.



Ronald mendongak dan menatapnya, "Duduk dan makan!"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Kamu bicarakan dengan jelas."



"Bukan semua hal harus dibicarakan dengan jelas, aku tadi hampir saja memukulmu dan sekarang meminta maaf padamu." Ronald meletakkan sumpit di mangkuk yang berlawanan, berkata dengan datar.



Minta maaf?



Ivonne berjalan perlahan ke sana, dengan ragu-ragu duduk di seberangnya, Ronald terbatuk, mengejutkan Ivonne hingga dia bergegas bangkit kemudian menarik tusuk rambut dan diarahkan pada Ronald, dengan tegas berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?" Bab 31 Tidak Melihatnya Masuk Istana PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 699



175 233 Bab 31 Tidak Melihatnya Masuk Istana



Ronald mengangkat sumpit dan memakan hidangan yang sudah dingin, memandang Ivonne dengan datar dan berkata, "Ingin bertarung? Makanlah terlebih dulu jadi punya energi yang cukup untuk bertarung lagi."



Ivonne tahu dia salah paham. Merasa agak canggung, kemudian kembali mengenakan tusuk rambutnya dan duduk di kursi.



Dia memang sangat lapar. Sejak datang ke sini, dia terus kelaparan.



Karena Ivonne selalu bersikap waspada, dia makan dengan sangat cepat, melahap semuanya bagai binatang buas.



Ronald makan dengan perlahan. Ekspresinya masih suram, tapi dirinya terlihat tenang, hanya saja jenis ketenangan ini membuat orang merasa sedikit tersembunyi.



Ivonne menyelesaikan makanannya dengan setengah hati. Kemudian dia pergi ke balik bilik dan menyuntik dirinya sendiri dan juga memakan obat.



Bilik sutera itu transparan, Ronald sebenarnya bisa melihat apa yang Ivonne lakukan di dalam.



Ronald menatapnya lekat-lekat. Beberapa hari ini, banyak hal terjadi di luar kendalinya, perubahan Ivonne membuat situasinya juga telah berubah.



Ronald sekali lagi ditempatkan di dalam kebimbangan.



Ini bukan hal yang baik. Tapi jika bisa membuat Paduka Kaisar sembuh, Ronald juga tidak peduli.



Perubahan Ivonne itu, dia bisa perlahan-lahan mengamati dan menyelidikinya ketika kembali ke kediamannya sendiri, dia tidak akan bisa lolos.



Setelah Ivonne selesai menyuntik dirinya sendiri, dia memasukkan obat ke dalam mulutnya, kemudian menelannya dengan air dingin.



Ronald mendongak menatapnya, dengan datar berkata: "Kembalilah ke Istana, jangan tanya apa-apa, jangan berdebat, aku akan keluar dari Istana."



Jika sikap Ivonne terhadapnya tiba-tiba berubah maka akan merasa aneh, Ivonne selalu merasa bahwa dia jahat.



"Lukamu itu, aku akan membantumu untuk membalutnya." Ivonne berkata, teringat kejahatannya, perkataannya ini memang tidak tulus.



Ronald menggelengkan kepalanya, bangkit berdiri dan berbalik pergi.



Ivonne menatap sosok punggungnya, merasa aneh, Ronald bisa pergi tanpa harus makan terlebih dulu.



Dan lagi, Ivonne tadi berlaku seperti itu pada Clara, dan Clara yang adalah orang paling dipedulikan Ronald, apa mungkin dia bisa berhenti begitu saja seperti ini?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Teringat saat Ronald melepaskan tamparannya, kengerian di pandangan matanya itu begitu mengerikan.



Sosok bayangannya membentang panjang dikarenakan cahaya matahari, setelah belokan, sosok bayangannya menghilang, tidak ada jejaknya sama sekali.



Hati Ivonne perlahan-lahan memiliki perasaan aneh.



Perasaan yang nyaris tak menyenangkan.



Kembali ke Istana Pearlhall, Paduka Kaisar dan Lucky, Ivonne duduk di samping, Kasim Artur berdiri di depan ranjang, berdiri sambil menundukkan kepala, terkadang melirik Ivonne sekilas dengan tatapan samar.



Keesokan harinya, Lucky sudah lebih bersemangat, sepertinya anak ini sudah melewatinya.



Lucky sudah membaik, suasana hati Paduka Kaisar juga sudah membaik, kondisinya juga membaik.



Pagi hari, Kaisar Mikael datang untuk memberi hormat, kemudian Raja Ralph, Ratu, Ibu Suri, para selir, kemudian para pangeran lainnya, Istana Pearlhall ini tidak pernah santai semenjak pagi.



Tapi Paduka Kaisar sebagian besar tidak berbicara, dan para Raja tersebut pergi setelah memberi salam.



Clara dan Raja Oscar juga datang, mata Clara memerah, Raja Oscar begitu melindunginya, selalu menggandeng tangannya.



Setelah Clara memasuki Istana, dia melihat sekilas pada Ivonne, pandangan matanya itu penuh dengan maksud yang tersembunyi.



Dan Ivonne saat ini sedang mendisinfeksi luka Lucky, sambil berkata pada Lucky: "Lucky, jika melihat orang yang melukaimu, kamu tidak boleh melepaskannya."



Raja Oscar melotot sekilas pada Ivonne, mengapa wanita ini begitu keji? Kak Ronald seharusnya memberinya beberapa pelajaran.



Setelah pasangan Raja Oscar pergi, Paduka Kaisar memandang Ivonne dan berkata: "Apa mulutmu tidak bisa diam? Untuk apa berbicara begitu banyak?"



Ivonne menyeka tangannya, "Ya, aku akan mengingat ajaran Paduka Kaisar."



"Tidak senang? Ini demi kebaikanmu!" Paduka Kaisar berkata sambil mendengus, "Apa kamu tidak tahu bagaimana posisimu? Masalah berasal dari perkataanmu sendiri."



Ivonne terpaku sejenak, dengan tulus berkata: "Ya, aku tahu."



Ivonne tidak memiliki orang yang bisa dijadikan sandaran, memang benar, dia tidak seharusnya mencari musuh.



Paduka Kaisar menepuk samping ranjangnya, "Berlutut kemari!"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Di samping ranjang sudah terdapat bantal yang empuk, memudahkan Ivonne untuk berlutut sambil duduk.



Paduka Kaisar tahu Ivonner terluka dan tidak bisa duduk, berlutut sambil duduk adalah yang paling nyaman, jadi dia meminta Kasim Artur untuk menyiapkan bantal empuk itu.



Ivonne duduk, selama melayani di Istana 3 hari ini, dia mengetahui karakter Paduka Kaisar, jika dia sudah lebih bersemangat maka dia akan memberi pelajaran pada orang lain, dan juga dia menolak menerima bantahan dan juga penolakan.



Benar saja, sudah dimulai.



"Apa kamu berpikir aku memintamu bersabar itu berarti membuatmu seperti kura-kura yang pengecut?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Aku tidak memiliki pemikiran seperti itu."



"Tidak ada? Jelas-jelas ada, kamu merasa tidak senang di dalam hatimu,



merasa bahwa hal yang tidak adil harus dibicarakan, kamu tidak bisa berkompromi."



Ivonne tidak begitu naif, jadi dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, "Aku benar-benar tidak berpikir begitu."



Paduka Kaisar mengetuk sisi ranjang dengan punggung tangannya, meningkatkan nada bicaranya. "Apa yang kamu takutkan? Semua orang bahkan berpikir seperti itu, aku juga berpikir seperti itu ketika muda, setelah mengalami penderitaan beberapa kali baru memahami kebenaran itu, ketika kamu memiliki kemampuan, kamu boleh mengutarakan hal apa saja yang kamu anggap tidak adil, tapi ketika kamu tidak memiliki kemampuan, jika orang lain menyuruhmu melakukan apapun maka kamu harus melakukannya."



"... Ya!" Ivonne menundukkan kepalanya, terlihat seperti orang yang sedang menerima pengajaran dengan berpikiran terbuka.



"Kembali merasa tidak senang?" Paduka Kaisar menaikkan alisnya.



Ivonne mendongak, pandangan matanya sama sekali tidak ada emosi ingin memberontak, bagai kelinci putih kecil yang patuh, dari mananya dia terlihat tidak senang?



"Tidak!" Ivonne berkata, matanya melirik sekilas ke luar, para Raja sudah datang, mengapa Ronald tidak terlihat? Ivonne awalnya sama sekali tidak berharap dia datang.



Ketika Paduka Kaisar melihat Ivonne melamun, dia kemudian berkata, "Jika kamu tidak mendengarkan perkataan orang tua ini, maka kamu yang akan kesulitan ke depannya, di kemudian hari kamu akan tahu bahwa perkataanku ini sangat bijak."



Bagus! Benar-benar perkataan yang bagus!



Tabib Istana masuk sambil membawakan obat, Ivonne menghela nafas lega di dalam hatinya, dia berkata: "Letakkan, biar aku saja!"



Tabib Istana dengan hormat berkata: "Kalau begitu merepotkan Permaisuri."



Ivonne membawa obat dan berjalan menghampiri, wajah Paduka Kaisar menggelap, melihat senyum lembut Ivonne, karma datang dengan sangat cepat.



Kasim Artur mengambil buah manisan dan menunggunya di samping, menunggunya selesai minum obat, segera menyerahkan buah manisan itu, Kasim Artur menatap pandangan mata Paduka Kaisar, dia begitu



tidak tega.



"Budak tua ini ingin menggantikan dirimu sakit."



Jika orang lain yang mengucapkan perkataan ini, mungkin akan mengira itu untuk menyanjung, tapi Kasim Artur yang mengucapkannya, itu penuh dengan perhatian dan cinta.



"Apa kamu memenuhi syarat untuk menggantikanku sakit?" Paduka Kaisar mengunyah buah manisan di mulutnya, berkata tanpa berpikir.



Kasim Artur hanya tersenyum padanya, tidak menjawab.



Ivonne memberi Lucky minum air, Lucky tidak begitu bersemangat, meminum dua teguk, kemudian kembali berbaring, Ivonne kemudian membelai kepala anjing itu.



Sinar matahari masuk dari luar, segala sesuatu di rumah itu tampak begitu sunyi.



Ada seorang kasim kecil yang masuk dari luar, dengan suara pelan berkata: "Paduka Kaisar, Raja Juno sedang menunggu di luar Istana."



Pandangan mata Paduka Kaisar sedikit terangkat, menyimpan kemarahannya yang tadi, dengan tenang berkata: "Masuk!"



Raja Juno memasuki Istana, memakai jubah berukir, begitu terlihat berwibawa, dengan hormat dia berlutut, "Aku memberi hormat pada Paduka Kaisar!"



Paduka Kaisar sedang berbaring di ranjang, pandangan matanya melirik sekilas pada Raja Juno, menjawab sekilas dengan suara serak yang dikeluarkan dari tenggorokannya, bisa dianggap itu sebagai jawaban.



Ivonne melihat perubahan emosi Paduka Kaisar, perubahan emosi seperti ini, benar-benar Raja aktor!



Raja Juno berlutut, "Bagaimana keadaan Paduka Kaisar hari ini?"



"Sudah jauh lebih baik!" Kata Paduka Kaisar, tapi, mendengar suara dan ekspresinya, benar-benar tidak terlihat baik.



"Kondisi Paduka Kaisar membaik, itu adalah berkah bagi kami semua." Raja Juno berkata dengan ekspresi penuh syukur.



Setelah mengucapkan beberapa kata, Raja Juno kemudian bangkit dan



mengundurkan diri.



Sebelum pergi, dia menatap Ivonne dengan tatapan yang disengaja atau tidak disengaja, pandangan mata itu seakan mengandung hal yang aneh.



Ivonne tanpa sadar merasa bergidik.______ Bab 32 Menemui Serangan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Jared Kushner & Ivanka Trump Dropped Off The Planet More... 557 139 186 Bab 32 Menemui Serangan



Sampai matahari terbenam menutupi Istana, Ronald masih tidak terlihat memasuki Istana.



Ivonne agak gelisah, hari ini berjalan begitu lancar, sejak melewati ruang dan waktu datang ke tempat ini, dia tidak pernah melewati hari



seperti ini.



Setelah mengobati luka Lucky di malam harinya, Kasim Artur membiarkannya kembali ke Paviliun Riverswood untuk beristirahat.



Ivonne pergi ke luar Istana, melihat tandu Kaisar Mikael tiba di depan gerbang Istana, Ivonner sedang ragu-ragu apa dia harus segera pergi dari sini atau menunggunya datang terlebih dulu untuk mengucapkan salam baru pergi, tapi dia melihat seseorang yang berpenampilan seperti pengawal maju dan mengucapkan beberapa kata, kemudian raut wajah. Kaisar Mikael berubah, dia berbalik badan dan pergi.



Setelah sampai di luar Istana kemudian berbalik dan pergi? Apa ada masalah besar yang muncul?



Ivonne kembali ke Paviliun Riverswood sambil melamun, Bibi Vera datang untuk membantunya untuk mengganti obat, Ivonne menyeka tubuhnya dengan air panas, mencuci wajahnya, dirinya sudah jauh merasa lebih nyaman.



Setelah makan obat antibiotik, Ivonne naik ke ranjang dan tidur.



Beberapa hari ini dia selalu memakan obat antibiotik, membuatnya depresi, tubuhnya lelah, ketika tubuhnya menyentuh kasur, kelopak matanya langsung menutup.



Bahkan Ivonne tidak punya waktu untuk memikirkan mengapa Kaisar Mikael datang kemudian langsung pergi.



Tengah malam, Bibi Vera masuk dan membangunkannya.



Ivonne mengusap matanya, melihat Bibi Vera yang berdiri di samping sambil membawa lentera. Ekspresinya memiliki kesedihan yang tersembunyi, Ivonne hampir meloncat dari ranjang, dengan suara serak bertanya: "Paduka Kaisar ..."



"Bukan, bukan!" Bibi Vera segera menyelanya. "Permaisuri cepat bangun, berpakaian dan cepat keluar Istana, Peter sedang menunggumu di luar."



"Keluar istana?" Ivonne bingung, tengah malam seperti ini, apanya yang keluar istana?



"Jangan tanya, cepat pergi!" Bibi Vera mengulurkan tangan dan menyibak selimutnya, menoleh dan berkata memerintahkan, "Bantu Permaisuri berganti pakaian."



Ivonne baru melihat bahwa tidak hanya Bibi Vera yang ada di sini, masih ada 2 pelayan wanita lainnya.



Handuk basah yang dingin diletakkan di wajahnya, Bibi Vera berkata, "Permaisuri harus lebih tersadar."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Rasa dingin membuat Ivonne tersadar, dia tidak bertanya, Bibi Vera adalah orang Paduka Kaisar, dia keluar Istana harusnya merupakan perintah dari Paduka Kaisar.



Apa Paduka Kaisar marah padanya?



Jadi dia mengusirnya di tengah malam?



Keluar, Ivonne melihat seorang pria muda mengenakan baju besi perak dengan pedang di pinggangnya sedang menunggunya di depan, melihat Ivonne keluar, pengawal itu memberi hormat, "Aku, Peter akan mengantar Permaisuri keluar dari Istana."



Ivonne mengenalinya, orang ini adalah Peter, wakil pengawal Istana.



Sehari sebelumnya dia bertanggung jawab menyelidiki kasus Lucky.



Hati Ivonne gelisah, Peter mengantarnya keluar dari Istana? Paduka Kaisar ingin mengusirnya pergi, dia bisa mengirim orang dengan asal untuk mengantarnya, untuk apa meminta wakil pengawal?



Ivonne tidak bertanya, pergi mengikuti Peter.



Langkah Peter sangat cepat, Ivonne mencoba mengejar, tapi tetap saja tertinggal jauh.



Sampai di luar gerbang Istana, Ivonne sudah terengah-engah.



Sebuah kereta kuda sudah diparkir di luar Istana, Ivonne mendongak, pria yang mengemudikan kereta kuda itu ternyata adalah Yanto, sang perdana menteri Istana.



Yanto turun, menurunkan pijakan kereta kuda dan berkata: "Silahkan Permaisuri naik ke kereta kuda."



Ivonne tidak bertanya, menginjak pijakan kereta itu dan naik ke atas kereta kuda.



Peter berada di depan mengendalikan kuda, Yanto bergegas menaiki kereta kuda, di sepanjang jalan yang gelap, pergi menuju Kediaman Raja Ronald.



Kereta melaju sangat cepat, sepanjang jalannya Ivonne merasakan lukanya sakit, tapi dia mempedulikan rasa sakitnya, karena ada kepanikan yang tak terlukiskan di dalam hatinya.



Kereta kuda itu tiba di Kediaman Ronald, berhenti, Yanto turun dari kereta kuda dan membuka tirai untuk membiarkan Ivonne turun.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Dua lentera besar digantung di luar gerbang Kediaman Ronald, diselimuti kabut, cahayanya bersinar.



Ivonne gelisah, pijakan kakinya salah, pergelangan kakinya keseleo, Peter membantu memapahnya, dengan suara pelan berkata: "Permaisuri, hati-hati."



"Terima kasih!" Ivonne mendongak, menyambut pandangan mata samar Peter.



"Apa bisa berjalan?" Peter melepaskannya dan bertanya.



Ivonne berjinjit, sangat sakit, tapi dia tidak membiarkan Peter membantunya, dengan tertatih-tatih masuk ke dalam.



Masuk ke dalam kediaman, sepanjang masuk ke dalam, Yanto baru berkata: "Malam sebelumnya, ketika Yang Mulia keluar Istana dia diserang, cederanya sangat berat."



"Seberapa berat?" Tidak heran dia kemarin tidak datang ke Istana, ternyata dia diserang.



"Sempat tidak bernafas, akhirnya Raja Oscar mengirimkan pil Golden Purple, jadi bisa diselamatkan, hanya saja masih belum sadar, dan lagi sejak kemarin, terus demam tinggi, nafasnya lemah, dan juga memuntahkan dua kali darah." Yanto berkata dengan suara berat.



"Mengapa baru mencariku sekarang?" Desak Ivonne.



Yanto melangkah dengan bergegas dan berkata: "Yang Mulia tidak mengizinkan untuk memberitahu pihak Istana, keadaan kemarin sangat berbahaya, jadi baru sekarang ke Istana untuk memberitahu Kaisar, ketika Paduka Kaisar mengetahui masalah ini, dia meminta orang-orang untuk menanyakan kondisinya, kemudian Kasim Artur meminta bawahannya untuk masuk Istana dan menjemput Permaisuri."



Yanto tidak tahu niat Paduka Kaisar memanggil Permaisuri kemari untuk apa, Kasim Artur hanya mengatakan bahwa Permaisuri adalah orang satu-satunya yang bisa menyelamatkan Raja Ronald.



Ivonne tidak memikirkan bagaimana Paduka Kaisar bisa tahu, teringat kemarin malam ketika Kaisar Mikael tiba di Istana Pearlhall kemudian pergi, mungkin orang-orang dari kediaman Ronald datang untuk melaporkan hal ini.



Peter mengikuti di belakang sepanjang jalan, mendengarkan kata-kata Yanto, tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Ivonne, "Apa Permaisuri mengetahui maksud dari Paduka Kaisar?"



"Tidak tahu, mari kita pergi dan melihat terlebih dulu." Ivonne merasa kakinya sangat sakit, hatinya juga panik, mungkin dikarenakan emosi dari pemilik tubuh asli.



Setelah tiba di Paviliun Eternity tempat Ronald tinggal, Rendi, kepala penjaga kediaman Ronald membuka pintu ketika mendengar langkah kaki, lampu-lampu di kediaman itu temaram, bau amis darah tercium, aura kematian melingkupi dengan berat.



Kaki Ivonne lemas dikarenakan bau amis darah ini, dia mengulurkan tangan dan mencoba memapah pada pintu, pintu itu terdorong dikarenakan gerakannya ini, dirinya kemudian maju dan terjatuh ke depan.



Pelayan Ronald, Ria bergegas memapahnya, "Permaisuri berhati-hatilah."



Dahi Ivonne lecet, mengeluarkan darah, kepalanya sedikit pening.



Hatinya kesal, apa yang terjadi padanya? Dia bukannya tidak pernah



berurusan dengan pasien dengan luka serius, mengapa sekarang dia begitu panik?



Dengan tidak mudah akhirnya dia sampai di depan ranjang, melihat orang yang berbaring di atas ranjang, Ivonne menarik nafas dingin.



Dia ... apa dia adalah Ronald yang itu?



Luka membentang dari sisi kiri telinga hingga ke tulang alis, lukanya dalam, tulangnya sudah terlihat, luka di sekitarnya sudah bengkak, kepalanya diperban, sepertinya bagian itu juga terluka.



Kedua matanya tertutup, wajahnya pucat bagai kertas, bibirnya juga tidak berwarna, sepertinya hampir tidak ada napas, seperti orang mati.



"18 luka, dua luka pedang di perut, kedua lengan, kedua kaki, punggung, semuanya terluka." Di sudut, ada seseorang yang berkata dengan pelan.



Ivonne mendongak dan melihat ke arah itu, Raja Oscar berdiri di sebelah, nada suaranya terasa menyedihkan.



Ivonne kembali menarik napas, 18 luka pisau dan dia masih hidup?



"Mana tabib Istana?" Tanya Ivonne, "Mengapa tidak memanggil Tabib Istana?"



"Tabib Istana sudah kembali ke istana." Yanto berkata dengan suara berat, dia yang mengantar Tabib Istana kembali ke Istana, Tabib Istana itu mengatakan bahkan Dewa pun sulit menyelamatkannya, sudah kritis.



"Buka selimutnya, aku ingin melihat lukanya." kata Ivonne.



Yanto melangkah maju dan menyibak selimut, pakaian Ronald dibuka, hanya menyisakan perut bagian bawah dan paha yang ditutupi selimut tipis, lukanya sudah dirawat, tapi luka itu masih mengeluarkan darah, kondisinya sangat buruk.



Ivonne membungkuk, mendengarkan detak jantung, mendengarkan pernapasan, detak jantungnya lemah, kadang berdetak kadang berhenti, kehilangan terlalu banyak darah, tidak dapat memasok darah, sudah menderita gagal jantung. Bab 33 Cedera Berat PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 459 115 153 Bab 33 Cedera Berat



Ivonne menepuk wajahnya dengan lembut, "Ronald, Ronald."



"Jangan menepuknya. Dia sudah pingsan." Raja Oscar marah.



Ivonne masih menepuk wajah Ronald, "Ronald. Bangun, coba buka matamu."



Ivonne memegang tangan Ronald, dengan lembut meluruskannya, lalu meraihnya dan menggenggamnya dengan erat. "Buka matamu."



"Wanita ini, benar-benar tidak tahu untuk apa Paduka Kaisar memanggilmu kemari?" Raja Oscar melangkah mendekat, ingin mengulurkan tangannya menarik pergi Ivonne.



Tapi dia malah melihat Ronald perlahan membuka matanya.



Ivonne mendorong Raja Oscar dan berkata: "Kamu mundurlah ke samping. Jangan halangi aku."



Raja Oscar menatapnya dengan terkejut, mengapa wanita ini begitu galak?



Kedua tangan Ivonne berada di atas kepala Ronald, dia bertanya: "Ronald, lihat aku, apa kamu tahu siapa aku?"



Adegan di depan Ronald tidak jelas, tapi dia dapat mendengar suara Ivonne, mengatakan beberapa kata. "Gadis jelek."



Bibir Ivonne tertegun, "Siapa kamu? Apa yang terjadi? Apa kamu tahu?"



"Aku diserang ..."



Dia sadar.



"Oke. Aku akan membantumu memeriksa, jika sakit katakan padaku, harus menghilangkan pendarahan otak dan pendarahan internal." Kedua tangan Ivonne mulai menekan tengkorak kepala Ronald dengan lembut dan perlahan-lahan bergerak ke bawah. Jantung, paru-paru ...



Ada suara yang terdengar dari dada Ronald, tubuhnya kaku, kemudian wajahnya memerah dan napasnya menjadi sulit.



Ivonne dengan cepat menilai bahwa ada cedera internal, batuk yang menyebabkan pneumotoraks.



"Kak Ronald..."



"Yang Mulia..."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ketika semua orang melihat situasi Ronald yang tiba-tiba menjadi kritis, mereka berteriak terkejut.



Ivonne bergegas berjalan ke belakang bilik, mengeluarkan kotak obat dan mengeluarkan jarum suntik.



"Yanto, tolong bantu aku untuk menahannya, dia mengalami pneumotoraks, akan membahayakan nyawanya, udara di paru-parunya harus dikeluarkan." Kata Ivonne.



"Apa?" Yanto bingung, terkejut melihat jarum yang ada di tangan Ivonne.



Ivonne terlalu malas untuk menjelaskan, menarik tangannya untuk menahan tangan kanan dan kiri Ronald, "Sebisa mungkin cobalah untuk mengendalikannya agar tidak bergerak."



"Oh, baik!" Yanto bukan orang yang tidak memiliki pendapat, tapi melihat Ronald begitu kesakitan, dan sekarang tidak ada Tabib di sini, dia hanya bisa mendengarkan perkataan Ivonne, lagipula ini adalah perintah Paduka Kaisar.



Paduka Kaisar memerintahkan semua orang mendengarkan kata-kata Permaisuri.



Ivonne menarik napas dalam-dalam, menarik udara dari paru-pari, dia sudah lama tidak melakukannya.



Jari-jarinya diturunkan, posisinya perlahan terkunci, di celah tulang rusuk kedua dia menusukkan jarum itu.



Untungnya, semuanya berjalan dengan lancar.



Semua orang terkejut, melihat jarumnya yang bergerak masuk dengan perlahan, dan juga seiring berjalannya waktu, Ronald terlihat jauh lebih tenang.



Semua orang merasa lebih tenang, tapi hati Ivonne malah sangat berat.



Ini berarti luka internalnya tidak ringan, tapi terluka di bagian mana, seberapa berat lukanya, Ivonne tidak tahu, sebagai Dokter medis modern yang memiliki sedikit pengalaman klinis, sebagian besar diagnosisnya bergantung pada instrumen medis.



Saat ini, kecuali stetoskop, dia tidak memiliki instrumen lain yang tersedia.



Dan sekarang hal pertama yang harus dilakukan adalah transfusi darah, Ronald telah kehilangan terlalu banyak darah, ini akan merenggut nyawanya.



Ivonne menutup matanya dan bergumam, di dalam kotak obat itu harus ada strip untuk melakukan tes darah dan peralatan transfusi darah.



Membuka kotak obat, ternyata benar-benar ada, apa yang diinginkannya benar-benar ada, menghibur dirinya sendiri, ini adalah kontrol pikiran, tidak ada hubungannya dengan kuasa Tuhan.



Ivonne meletakkan selembar kertas tes di atas meja, kemudian dengan serius berkata kepada Peter: "Kalian semua teteskan darah di atas kertas tes ini, Ronald telah kehilangan terlalu banyak darah, harus melakukan transfusi darah."



Peter tidak mengerti, "Apa itu transfusi darah?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App ??"Mengambil darahmu untuk diberikan padanya."



Penjaga Rendi mengangkat pergelangan tangannya, menggoresnya dengan kukunya, darah segar menetes, dia mengarahkannya ke mulut Ronald dan berkata: "Bahkan jika darahku diambil habis juga tidak masalah."



Ivonne memandangnya sekilas, "Kesetiaanmu ini sangat baik, tapi kamu tidak bisa membantunya jika seperti ini, bahkan jika darah itu tertelan itu hanya akan mencapai perut dan bukan pembuluh darah, itu tidak akan dapat diedarkan ke jantung, cepat hentikan darahmu, jangan disia-siakan."



Rendi tertegun, menatap Ronald yang mulutnya sudah penuh dengan darahnya, kemudian berkata: "Apa bukan seperti ini?"



Ivonne menjulurkan kertas tes darah dan mengenai darah Rendi, semua orang melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan Ivonne, meneteskan darah di atas kertas tes itu.



Ivonne kemudian menusuk ujung jari Ronald untuk melakukan tes darah.



Setelah menunggu beberapa saat, Ivonne melihat hasil tes dan berkata: "Peter, Yanto, darah kalian bisa dipakai."



Keduanya adalah golongan darah O, Ronald adalah golongan darah A.



Peter dan Yanto seketika berdiri tegak, menunggu instruksi Ivonne.



"Duduklah!" Ivonne mengambil kantong untuk mengambil darah, dalam situasi kritis mengambil darah, dia tidak bisa bersikap lebih teliti lagi, Ivonne hanya berharap mereka tidak sakit dan tidak berpenyakit, tidak minum alkohol dan tidak minum obat.



Peter dan Yanto menyaksikan darah mereka mengalir keluar dari sebuah tabung kecil, berubah menjadi dua kantong berwarna hitam, mereka mendongak dan memandang Ivonne sekilas, melihat raut wajah serius Ivonne, mereka tidak berani bertanya.



Setelah mengambil dua kantong darah, Ivonne menggantungnya di depan ranjang, dan melakukan transfusi darah untuk Ronald.



Mengambil stetoskop, mendengarkan kondisi organ-organ internalnya apakah ada yang pecah dan mengalami perdarahan internal.



Dalam kondisi hemothorax, tadi seharusnya dalam kondisi hemothorax, batuk menyebabkan pneumotoraks.



Ivonne kembali melakukan transfusi darah, Ronald sampai sekarang masih sadar, pandangan matanya terus mengikuti Ivonne, ketika Ivonne menundukkan kepalanya untuk mengeluarkan darah dari dalam dadanya, Ronald bahkan tidak merasakan sakit, hanya menatap dahi Ivonne yang berdarah.



Kemudian Ronald perlahan mengangkat tangannya ingin menghapus darah di dahi Ivonne.



Tangannya sedikit bergerak, Ivonne dengan tegas berkata: "Jangan bergerak."



Ronald mencoba melotot padanya, suaranya sangat keras, apa Ivonne mencoba menakutinya?



Ivonne menerima rasa ketidakpuasan Ronald dan berkata: "Kamu masih sedang melakukan transfusi darah."



Raja Oscar melihat situasi Ronald sudah sedikit membaik, berpikir itu adalah peran pil Golden purple kemudian berkata: "Kak Ronald, aku akan meminta pil Golden purple pada Kakka kedua."



Peter berkata: "Yang Mulia, Tabib Istana berkata pil Golden purple tidak boleh banyak digunakan."



Ivonne tahu Ronald memakan Pil Golden Purple, efeknya Ivonne pernah mengalaminya sendiri, karena itu dia tahu.



Jadi dia memandang Raja Oscar sekilas dan berkata, "Pil Golden purple milikmu itu bisa dikatakan untuk sementara menyelamatkan hidupnya."



Jika tidak, Ronald tidak akan bisa bertahan hingga sekarang.



Raja Oscar kemudian berkata, "Dia akan baik-baik saja, benar kan?"



"Tidak tahu!" Ivonne menarik kembali jarumnya kemudian membuangnya, "Pil Golden Purple bukanlah obat dewa, itu hanya menstabilkan kondisinya untuk sementara, dia kehilangan terlalu banyak darah, luka-lukanya parah, luka internalnya tidak jelas ..."



Ivonne berkata sambil menatap sekilas pada Ronald, dia sudah perlahan menutup matanya.



Memang sangat kejam mengatakan kondisi di depan orang yang terluka



secara langsung.



Tapi, Ivonne merasa Ronald bisa menanggungnya.



Dalam proses transfusi darah, perlu diawasi dengan ketat, dan langkah selanjutnya adalah menangani luka.



Ada begitu banyak luka, lukanya begitu dalam, jarum yang digunakan harus steril.



Menjahit luka adalah proses yang panjang dan menghabiskan tenaga.



Ronald seperti boneka kain yang hancur, di bawah tatapan semua orang, Ivonne menjahit lukanya sedikit demi sedikit dengan terampil.



Raja Oscar hampir saja meneteskan air mata, ini terlalu kejam.



Saat fajar, akhirnya luka di kepalanya akhirnya sudah selesai dijahit.



Tidak ada pendarahan di kepala, hal ini membuat Ivonne sangat puas.__ Bab 34 Sedikit Lebih Baik



PROMOTED CONTENTAdskeeper



The 10 Most Successful Celebrity Brands More... 586 147 195 Bab 34 Sedikit Lebih Baik



Ivonne berdiri dan menggerakkan tangannya yang pegal, pundak dan lehernya juga sudah sedikit sakit.



Ivonne melirik sekilas, tidak ada orang di sini yang memenuhi syarat sebagai Dokter magang atau bahkan perawat, tidak bisa membantu.



"Permaisuri, jika benar-benar sulit, lebih baik meminta Bibi Linda untuk datang membantu, dia memiliki keterampilan menjahit yang baik." Rendi berkata menyarankan, tadi dia melakukan kesalaham, berharap untuk mendapatkan kembali wajahnya saat ini.



"Jika Yang Mulia adalah sepotong pakaian, memang bisa meminta Bibi Linda untuk datang membantu." Ivonne berkata dengan datar.



Raja Oscar tidak bisa menahannya, "Apa yang kamu lakukan? Lukanya akan sembuh secara alami, mengapa harus dijahit?"



Tampaknya wanita ini tahu sedikit ilmu medis, tapi itu bukan pengobatan tradisional, seperti praktik penyihir dan lainnya, kotak itu adalah kotak penyihir.



Jika bukan karena perintah Paduka Kaisar, dia tidak bisa membiarkan Ivonne bertindak seenaknya seperti ini.



Hal yang paling konyol adalah Ivonne berkata bahwa darahnya tidak cocok untuk diberikan pada Kak Ronald, dia dan Kak Ronald adalah saudara 1 Ayah, darah mereka terhubung, kenapa tidak bisa digunakan?



Ivonne tidak ingin meladeninya, berbalik badan dan perlahan-lahan memutar lehernya untuk melakukan peregangan.



Raja Oscar sangat marah, yang dikatakan Clara benar, Ivonne ini penuh dengan kebohongan, sangat sombong dan juga tidak memandang orang lain.



Dia selalu percaya bahwa kondisi Kak Ronald bisa membaik itu semua dikarenakan pil Golden Purple miliknya.



Dan bukan karena Ivonne.



Dan Ivonne yang menyebalkan ini kembali mulai menjahit luka.



Dalam periode waktu itu, Ronald terbangun, tapi kesadarannya tidak begitu jelas, memandang Ivonne sekilas dengan tatapan samar, kemudian kembali pingsan.



Ivonne tahu Ronald sangat kesakitan, karena bahkan dalam keadaan koma, tubuhnya masih gemetar karena rasa sakit, tapi Ivonne juga tidak berdaya, karena sudah tidak ada obat anestesi lagi di dalam kotak obat.



Ini sangat aneh, kotak obat ini tampaknya bermusuhan dengan Ronald, kemarin Ivonne masih melihat sebotol obat anestesi di dalam kotak obat itu tapi dia tadi tidak dapat menemukannya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Kotak obat itu seperti punya pemikirannya sendiri, dia merasa Ronald terlalu menyebalkan, jadi tidak memberinya anestesi.



Ivonne berpikir sambil menjahit luka, mungkin kotak obat ini adalah reaksi alam bawah sadarnya, dan sekarang yang sedang terjadi, semuanya hanyalah kejadian dalam mimpinya.



Ingin bersikap bahagia di tengah kelelahan, sama sekali tidak akan bisa bahagia, karena ini berkaitan dengan nyawa seseorang.



Setelah luka selesai ditangani, sudah hampir siang hari.



Transfusi darah terus dilanjutkan, memberikan infus untuk mengurangi peradangan, menggunakan dua jarum.



Akhirnya ketika di malam hari, kondisinya berangsur-angsur stabil.



Namun masih tidak bisa dikatakan optimis, karena masih belum jelas seberapa serius luka internalnya, apakah lukanya akan menunjukkan reaksi di malam hari, itu masih belum diketahui.



Ivonne meminta mereka untuk beristirahat, dia juga memanfaatkan waktu untuk makan dan meletakkan bantal di lantai untuk tidur sejenak.



Ketika sore menjelang malam, Kasim Artur datang untuk menanyakan situasinya, Yanto bergegas membantu membangunkan Ivonne.



Ivonne bangun dari lantai, melihat Kasim Artur telah masuk ke dalam.



Kali ini pandangan mata Kasim Artur ketika menatapnya penuh dengan belas kasihan, Ivonne akhir-akhir ini sudah bekerja keras, dia melihat semuanya.



"Bagaimana keadaan Yang Mulia?" Kasim Artur bertanya dengan lembut.



"Sudah lebih baik, tapi masih harus mengamatinya malam ini." Kata



Ivonne, "Bagaimana dengan Paduka Kaisar?"



"Sedang mengamuk!" Kasim Artur berkata tanpa daya, "Tidak ada yang bisa membujuknya untuk minum obat, Kaisar Mikael datang juga tidak berguna, dia mengatakan obatnya itu pahit."



Ivonne mengangguk, "Aku akan meresepkan obat dan tolong Kasim Artur membawanya, menyusahkanmu untuk membantunya meminum obat."



Sekarang, Ivonne sudah tidak menyembunyikannya lagi, masalah dia mengerti ilmu medis sudah pasti akan tersebar.



Mata Raja Oscar melebar kemudian dia berkata: "Kamu ... kamu meresepkan obat untuk Paduka Kaisar? Apa kamu benar-benar mengerti ilmu pengobatan?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Kasim Artur tersenyum dan memandang Raja Oscar yang tidak mengetahui situasi itu, "Kalau tidak, bagaimana mungkin Paduka Kaisar akan memintanya pulang kemari di tengah malam untuk



menyembuhkan Yang Mulia?"



Raja Oscar menatap Ivonne, kali ini dia menilainya dari atas ke bawah, seolah-olah dia tidak mengenal Ivonne sama sekali.



Kasim Artur juga bertanya kepada Ivonne, "Paduka Kaisar juga meminta budak tua ini untuk bertanya apakah cedera Permaisuri sudah lebih baik?"



Ivonne menghela nafas dalam hati, pria tua itu tahu bagaimana cara perhatian pada orang lain.



"Terima kasih atas perhatian Paduka Kaisar, sudah jauh lebih baik."



Kasim Artur tersenyum, "Itu bagus. Paduka Kaisar mengatakan bahwa Permaisuri harus merawat lukamu dengan baik, harus terlatih dan kuat, sepertinya hukuman papan berikutnya tidak akan jauh lagi, memiliki tubuh yang kuat dapat menahan badai yang lebih ganas."



Ivonne menundukkan kepalanya, diam-diam menarik kembali kata-katanya di dalam hatinya, orang tua itu benar-benar sangat jahat.



Raja Oscar membelalakkan matanya, dengan iri hati serta benci melihat



Ivonne, dia tahu bahwa perkataan Paduka Kaisar memang selalu seperti itu, semakin dia menyayangi orang itu maka perkataan yang diucapkan akan seperti ini.



Atas dasar apa wanita ini? Dia hanya merawat selama beberapa hari di Istana, bisa mendapatkan perhatian dari Paduka Kaisar seperti ini.



Setelah Kasim Artur pergi, Raja Oscar menatap Ivonne dan bertanya dengan datar: "Apa yang kamu berikan pada Paduka Kaisar?"



Mata Ivonne meliriknya sekilas, tidak ingin menggubrisnya.



"Katakan, mengapa kamu begitu tidak sopan?" Raja Oscar sangat marah.



Alis Ivonne tidak terangkat, langsung berkata: "Kembalilah ke kediamanmu!"



"Apa maksudmu?" Raja Oscar tertegun, apa hubungannya ini dengan kembali ke kediamannya? Dia sedang mengatakan Ivonne tidak sopan.



"Aku mengusirmu!" Ivonne berkata dengan tidak segan.



"Kamu ... atas dasar apa?" Tanya Raja Oscar dengan marah.



Ivonne berkata: "Ini adalah Kediaman Ronald, aku adalah Istri Ronald, atas dasar ini."



Raja Oscar benar-benar marah, menunjuk dengan tangannya, "Jangan harap mengusirku pergi, aku di sini untuk mengawasimu, agar kamu tidak bertindak macam-macam."



"Jika kamu tidak pergi, maka tutup mulutmu!" Ivonne menatapnya sekilas, kemudian pergi mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuh Ronald.



Raja Oscar dengan marah duduk di samping, diam-diam bersumpah dalam hati, tunggu Kak Ronald sudah membaik, dia pasti akan meminta Kak Ronald untuk menghukum wanita ini.



Oscar tidak pergi, jadi Ivonne pergi setelah mengukur suhu tubuh Ronald, suhu tubuhnya perlahan sudah turun, Ivonne bisa keluar untuk sementara waktu.



Ivonne pergi untuk mengunjungi Denis.



Ketika Bibi Linda melihat Ivonne datang, dia bergegas bangkit.



Kondisi Denis memang jauh lebih baik, lukanya perlahan sembuh, Ivonne memeriksanya, berkata dengan lega: "Sangat bagus, tidak melukai kornea mata, penglihatannya tidak akan terpengaruh."



Denis berlutut di lantai, "Budak berterimakasih pada Permaisuri."



"Bangun, anak kecil apanya menyebut diri sebagai budak?" Ivonne menariknya bangun, dengan lembut mengelus kepalanya dan tersenyum.



Denis sedikit terkejut dengan tindakan Ivonne, menatap Bibi Linda dengan gugup, pandangan mata Bibi Linda juga rumit, Permaisuri memang seperti berubah menjadi orang lain, sangat baik hingga membuat orang tidak bisa mempercayainya.



Teringat diirnya pernah mengkhianati Permaisuri, hati Bibi Linda tidak tenang, ingin meminta maaf, tapi takut perubahan Ivonne hanya sementara waktu, jika dirinya mengatakan bahwa dia telah mengkhianatinya, maka jika Ivonne mempermasalahkannya maka hari-hari setelahnya akan mengerikan.



Ivonne meminta Denis pergi, duduk dan bertanya pada Bibi Linda, "Apa



itu sup Golden Purple? Apa efeknya bagi tubuh manusia?"



Pandangan mata Bibi Linda perlahan menggelap, baru teringat Ivonne pernah meminum sup golden purple.



"Apa Permaisuri pernah muntah darah?" Tanya Bibi Linda.



"Ya, muntah darah tiga kali di Istana." jawab Ivonne.



"Itu ... selain muntah darah, apa ada hal lain lagi?" Bibi Linda sedikit panik. Bab 35 Kalau Begitu Dengarkan Aku PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 219 55 73 Bab 35 Kalau Begitu Dengarkan Aku



Ivonne memandangnya, "Apa maksudmu dengan hal lainnya?"



Tubuhnya sekarang merasa tidak nyaman, itu dikarenakan berada di bawah tekanan tinggi. Dia tidak bisa merasakannya, tapi ketika duduk atau berbaring, Ivonne masih bisa merasa organ dalamnya bagai terlilit menjadi satu, sangat tidak nyaman melebihi rasa sakit luka.



Bibi Linda menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya, budak juga tidak tahu secara spesifik, mungkin Tuan Yanto atau pengawal Rendi tahu lebih jelas, budak hanya tahu bahwa setelah sup golden purple itu diminum maka akan merusak organ-organ internal, pertama akan memuntahkan darah, batuk, mimpi buruk dan kondisi lainnya. Dulu ada orang yang diam-diam menjual barang-barang antik di kediaman Yang Mulia, menolak untuk mengakuinya, dan juga membenturkan kepalanya ke dinding ingin bunuh diri. Tuan Yanto memberinya sup golden purple, dia kemudian mengaku, sekitar setengah bulan kemudian dia meninggal. "



Ivonne terkejut mendengarnya, "Dalam setengah bulan dia meninggal? Itu karena sup golden purple?"



"Tuan Yanto berkata, setelah meminum Sup golden purple, harus diobati dengan menggunakan obat selama satu setengah tahun baru bisa kembali normal, tapi orang itu benar-benar menjijikkan, Tuan Yanto tidak memberinya pengobatan jadi dia meninggal, sebelum meninggal, dia juga muntah darah, sakit perut, batuk dengan sangat parah, sekali batuk susah untuk berhenti, ketika meninggal wajahnya berwarna ungu. "



Batuk hingga kekurangan oksigen?



Bibi Linda ragu-ragu sejenak dan berkata: "Dan lagi sebelum dia meninggal, dia selalu mengatakan bahwa dia melihat banyak hantu, berkata ingin menangkapnya unutk diadili, dia sangat ketakutan, karena itu sup golden purple juga disebut sup kematian."



Ivonne menatap Bibi Linda lekat, kemudian perlahan-lahan mengulas senyum pahit, Ronald, seberapa bencinya dia pada Ivonne? Dan hal yang paling ironis adalah dia sebagai pengganti Ivonne malah berusaha untuk menyelamatkan Ronald.



Jika benar-benar ada reinkarnasi, maka dia dan Ivonne yang asli apakah



berbuat dosa pada leluhur keluarga Ronald hingga mendapat karma seperti ini.



Ivonne berpikir, apa yang disebut melihat hantu, itu harusnya adalah halusinasi, ilusi yang disebabkan oleh kurangnya oksigen di otak, jadi sup golden purple ini membuat orang kekurangan oksigen hingga berhalusinasi.



Ivonne mendengar Lucky berbicara, apa itu ilusi?



Ivonne bahkan tidak bisa membedakannya dengan jelas.



Bibi Linda memandangi tatapan Ivonne, merasa dia sedikit menyedihkan, tapi dia hanyalah seorang budak, tidak memenuhi syarat untuk mengasihani majikannya.



Ivonne kembali ke Paviliun Eternity, Raja Oscar dan Yanto masih berjaga di sana, ketika melihat Ivonne kembali, Yanto bergegas berkata: "Yang Mulia baru sadar, apa Permaisuri merasa harus memanggil Tabib kemari?"



"Tidak perlu untuk saat ini." Ivonne ingin pergi melihat, Oscar melangkah maju dan menghalanginya.



Ivonne memandangi pilar penghalang ini, benar-benar sudah tidak sabar, "Raja Oscar, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Mumpung kondisi Kak Ronald sudah membaik, kamu katakan dengan jelas, mengapa memfitnah Clara?" Raja Oscar berkata sambil memelototinya.



Ivonne menurunkan tangannya, "Apa menurutmu pantas untuk mengatakan hal ini sekarang?"



"Pantas, nanti Clara akan datang untuk menjenguk Kak Ronald, aku tidak ingin kamu membuatnya sedih lagi."



Ivonne tersenyum dingin, "Hatimu sangat besar, apa kamu tidak tahu bahwa orang yang ingin dinikahi Ronald adalah dia? Apa kamu begitu tenang Istrimu mengkhawatirkan pria lain?"



Raja Oscar sangat marah, "Clara dan Kak Ronald tidak seperti yang kamu pikirkan, hubungan mereka itu jelas."



Ketika Ivonne mendengarkan kalimat ini, sedikit tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.



Apa yang dipikirkan dalam hati Ronald, Ivonne tidak tahu, tapi apa yang ingin Clara lakukan, Ivonne tahu dengan jelas.



Sebagai seorang Raja, bisa begitu polos dan naif, percaya dan juga lurus, sebenarnya adalah hal yang sangat berharga.



Jadi, sebelum marah besar, Ivonne melunakkan nada bicaranya dan berkata: "Tenang saja, jika dia datang, aku tidak akan mempermalukannya, kecuali dia sendiri yang mencarinya."



Oscar terpaku, tadinya dia sudah menyiapkan kata-kata yang lebih pahit dan kasar untuk melawan kata-kata Ivonne tapi tiba-tiba dia terbuka, dia malah tidak tahu harus berbuat apa.



Hanya bisa dengan sinis berkata: "Dia tentu tidak akan melakukan hal yang memalukan dirinya sendiri, kamu tidak tahu betapa baiknya dia."



Ivonne menghela nafas, berjalan ke tepi ranjang, melihat Ronald yang tidak tahu sejak kapan sudah sadar, sedang menatap mereka.



Fokus pandangannya perlahan ditarik kembali, kemudian menatap bekas luka di dahi Ivonne.



Ivonne mengulurkan tangan dan menyentuhnya, lukanya telah mengering tapi darahnya belum terhapus.



"Yang Mulia apa yang kamu rasakan?" Ivonne menatapnya dengan agak tidak nyaman.



"Tidak akan bisa mati untuk sementara waktu." Ronald berkata dengan suara serak, pandangan matanya menunduk.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Oscar menghampiri, dengan senang berkata: "Kak Ronald, sudah sadar?"



Ronald sedikit meganggukkan kepalanya, menatap Oscar, "Semua berkat pil Golden purple milikmu."



Oscar melambaikan tangannya dengan murah hati, "Apa arti pil itu? Adikmu ini juga tidak maju ke medan perang, sama sekali tidak membutuhkan pil itu."



Ronald sedikit tersenyum, pandangna matanya dalam.



Beberapa saat dia kemudian berkata: "Oscar, Yanto, kalian keluarlah lebih dulu dan istirahat."



Oscar berkata: "Aku tidak lelah, aku sudah beristirahat."



Ronald menghela nafas pelan, menatap Yanto.



Yanto memegang tangan Raja Oscar, "Oh iya, Yang Mulia, aku masih ada beberapa hal yang perlu kutanyakan padamu, tolong kamu ikut keluar denganku."



"Kamu bisa mengatakannya di sini." Kata Oscar, tapi malah ditarik keluar oleh Yanto.



Tadinya Ivonne masih sedikit kesal, ketika dia melihat adegan ini, dia tidak bisa menahan senyum.



Ronald memberi isyarat, "Kamu kemarilah."



Suaranya sangat lemah, tidak ada kekuatan sama sekali, masih berada di gerbang kematian, tapi meskipun begitu, pandangan matanya masih relatif dingin.



Ivonne mendekat, berusaha membuatnya berbicara dengan tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga, "Katakan."



"Bagaimana situasi Kakek?" Tanya Ronald.



Ivonne berpikir Ronald akan menanyakan mengenai kondisinya sendiri, tidak menyangka dia malah mengkhawatirkan Paduka Kaisar, seperitnya orang ini meskipun jahat dan brutal, tapi rasa baktinya masih ada.



"Karena sudah lama sakit, maka butuh waktu lama untuk lebih baik."



"Kalau begitu kamu pergilah ke Istana untuk terus merawat penyakitnya, aku tidak membutuhkanmu di sini." kata Ronald.



Ivonne memandangnya dengan aneh, "Masa kritismu masih belum berlalu, jika aku pergi, maka kamu memiliki kemungkinan untuk mati."



"Aku punya perhitungan sendiri di dalam hatiku, aku bisa melewatinya." Kata Ronald.



Haha.



Begitu percaya diri.



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Aku akan tinggal selama dua hari lagi, tunggu kondisimu agak stabil, aku akan pergi ke Istana lagi."



"Aku menyuruhmu pergi maka kamu pergi!" Raut wajah Ronald dingin, wanita ini, benar-benar tidak bisa bersikap baik padanya.



"Aku punya perhitungan sendiri di hatiku." Ivonne berkata dengan datar.



"Kamu ..." Pandangan mata Ronald marah, dia memukul tangannya ke ranjang, Ronald berpikir itu adalah kekuatan yang menggelegar, sebenarnya bahkan itu tidak terguncang sama sekali, tangannya hanya terjatuh dengan lembut.



Ivonne tidak bisa menahan tawa, ternyata Ronald memiliki hari seperti



ini.



Meskipun tidak tahu siapa yang menyerangnya, Ivonne berterimakasih pada orang ini.



"Aku akan membunuhmu!" Melihat ejekan di mata Ivonne, Ronald marah.



Ivonne berbalik dan mengambil gunting kemudian melemparkannya ke depan ranjangnya, "Cobalah!"



Ronald memandangnya dengan tidak percaya, kepalanya berdengung, penghinaan, ini benar-benar penghinaan.



"Jika kamu memiliki kemampuan maka bunuh aku, jika tidak bisa membunuhku, maka dengarkan perkataanku, julurkan tanganmu, sudah waktunya diinfus." Ivonne berkata tanpa ada ekspresi di wajahnya.____ Bab 36 Pergi Matilah PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship More...



556 139 185 Bab 36 Pergi Matilah



Setelah Ivonne membantunya untuk melakukan infus, dia kembali untuk menyeka tubuhnya dan mengganti pakaiannya, kemudian melihat Clara yang membawa pelayannya memasuki kediamannya.



Clara mengenakan gaun bersulam ramping yang dibordir, lengan baju dan bagian pinggang berwarna sama, menampilkan pinggangnya yang ramping yang begitu memukau orang lain.



Rambutnya mengenakan hiasan phoenix jade emas, telinganya yang putih memakai anting-anting lentera kecil berongga emas. Ketika bergerak, anting-anting itu mengenai kulit dan mengeluarkan bunyi gemericik pelan.



Oscar melihat Clara datang, tersenyum lembut, maju dan menggandeng tangannya, "Apa lelah menaiki kereta kuda?"



Clara membalasnya dengan lembut berkata: "Tidak lelah."



Kedua jari mereka saling tertaut, bersama-sama menaiki tangga batu.



Ivonne berdiri di depan pintu, menatap Clara dengan datar.



Clara menarik tangannya yang digenggam Oscar, membungkuk pada Ivonne. "Aku memberi salam pada Permaisuri."



"Hmm!" Jawab Ivonne sekilas.



Oscar marah, menurut etiket, dia harusnya membalas salamnya dan bukan hanya mengatakan Hmm saja.



Hmm apanya? Begitu sombongnya?



Clara mengulurkan tangannya untuk menahan tangan Oscar, tersenyum



dan menggelengkan kepalanya, menunjukkan untuk tidak mempermasalahkannya.



Oscar melihat Clara yang begitu mengerti situasi, tanpa sadar mengasihani Ronald, dia ternyata menikahi wanita seperti ini menjadi Istrinya, benar-benar sangat disayangkan.



"Ayo kita masuk!" Oscar ingin menggenggam kembali tangan Clara, tapi Clara sudah terlebih dulu melangkah masuk.



Ivonne tidak ikut masuk, tapi hanya melihat di depan pintu, menyaksikan dan mendengarkan dengan tenang.



Clara berjalan ke tepi ranjang, dengan pandangan khawatir berkata, "Apa Yang Mulia baik-baik saja?"



Pandangan matanya tertuju pada luka di alisnya, jantungnya terkejut.



Bahkan sudah seperti ini saja, dia masih begitu tampan hinga membuat jantungnya berdetak kencang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship Pria ini, mengapa tidak berjuang sedikit? Jika dia bisa menjadi pangeran mahkota, maka apa dia akan seperti ini?



Hatinya seketika sedih, tatapan matanya yang memandang Ronald tanpa sadar berduka.



Ronald tampak sangat tenang, bahkan tersenyum tipis, "Tidak masalah, terima kasih kamu sudah menjengukku."



"Kamu dan aku ... kita bagai saudara, perkataan terima kasih ini kamu tidak harus mengatakannya." Clara menghela nafas, wajah cantik itu meneteskan air mata tapi tidak merusak riasannya, dia sedih.



Oscar berdiri di belakangnya, tidak melihat ekspresi Clara.



Ronald ragu terhadap perkataan Clara, senyum di bibirnya membeku.



"Orang macam apa yang begitu kejam?" Tanya Clara.



Oscar dengan dingin berkata: "Jika tahu itu siapa, aku tidak akan melepaskannya."



Clara menoleh menatapnya sekilas, ada sedikit ketidakberdayaan di matanya, kemudian kembali berbalik dan memandang Ronald, "Apa Yang Mulia tahu siapa itu itu? Pembunuh yang begitu kejam ini, untuk apa dia melakukannya?"



Pandangan mata Ronald menjadi suram, "Tidak tahu."



Clara agak bingung, "Bahkan Yang Mulia tidak tahu? Apa penyelidikan dari Jingzhaofu sudah keluar?"



"Belum ada yang melaporkan." Oscar menjawab.



Clara menjawab sekilas, kemudian berdiri dan tidak tahu harus berkata apa.



Sebaliknya Ronald perlahan menutup matanya, seolah dia mengantuk.



Oscar melihat kondisinya kemudian berkata: "Clara, kamu kembalilah lebih dulu, Kak Ronald sudah harus istirahat."



Clara mengambil napas dalam-dalam, melihat Ronald dan berkata: "Jika Yang Mulia tahu siapa yang melakukannya, maka harus mengatakannya."



Ronald tidak mengatakan apa-apa, seolah-olah dia sudah tidur.



Oscar menatap Clara sekilas, mengapa dia tampaknya sangat peduli tentang si pembunuh itu? Malah tidak menanyakan kondisi luka Kak Ronald.



"Ayo pergi!" Oscar berkata sambil menggandeng tangan Clara.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Clara melihat Ronald benar-benar terlihat seperti sedang tidur, jadi hanya bisa pergi keluar dengan Oscar.



Di depan pintu, Clara berdiri dan memandang Ivonne, "Rawat Yang Mulia baik-baik, jangan membuatnya tidak senang."



Ivonne dengan datar berkata: "Kamu terlalu ikut campur."



Oscar marah, takut Ivonne akan mengatakan perkataan yang lebih buruk lagi, jadi dia menarik Clara kemudian berkata: "Pergilah, jangan pedulikan dia, bukankah Paduka Kaisar yang memintanya kembali untuk merawat Kak Ronald? Jadi dia bisa melakukannya."



Pandangan mata Clara terpaku, tapi dia telah ditarik oleh Oscar.



Ivonne melihat ke arah yang mereka tuju, mendengar Clara bertanya pada Oscar, "Apa Paduka Kaisar yang memanggilnya kembali untuk merawat Kak Ronald?"



Oscar malah bertanya: "Mengapa kamu selalu menanyakan mengenai si pembunuh?"



Clara menghela nafas, "Aku berpikir demi dirimu, ada orang yang ingin membunuh Kak Ronald, pasti akan ada orang juga yang ingin membunuhmu, aku khawatir padamu, mengapa kamu tidak mengerti."



Ivonne menutup pintu, memblokir pembicaraan pasangan itu.



Perlahan melangkah maju, menjulurkan kepalanya melirik orang di atas ranjang, matanya terpejam, tapi nafasnya tidak teratur, dia tidak



tertidur.



Tidak tahu apa dia mendengarkan perkataan Oscar dan Clara tadi, dipisahkan oleh jarak, seharusnya dia tidak mendengarnya.



Tapi raut wajahnya begitu tidak enak dilihat.



"Apa yang kamu lihat?" Ronald tiba-tiba membuka matanya, menatapnya sekilas dengan kejam.



"Tidak ada!" Ivonne bangkit kemudian mengambil tikar untuk berbaring di depan ranjang, duduk setengah jongkok, seperti pose sedang berlatih yoga.



Ronald tidak mempedulikannya, dia juga tidak tidur, membuka matanya tidak tahu apa yang dia pikirkan.



Ivonne juga sedang memikirkan hal-hal, memikirkan kotak obat.



Awalnya Ivonne mengira hanya obat di laboratoriumnya saja yang akan muncul di kotak obat, tapi ternyata tidak, selama dia menginginkan obat apa, maka akan muncul di kotak obat itu.



Mengapa kotak obat ini sangat menakjubkan? Mungkinkah kotak obat itu yang menghubungkan antara dua dunia?



Namun, ini tidak masuk akal, obat di dalam kotak obat itu berubah-ubah, seperti ada seseorang yang mengendalikan, siapa yang mengendalikan kotak obat itu?



"Aku tidak mengucapkan perkataan itu padanya."



Ketika sedang berpikir macam-macam, suara Ronald tiba-tiba terdengar di telinganya.



Ivonne tertegun sesaat, "Apa?"



Ronald menatapnya, ingin berbicara tapi kemudian berhenti, pada akhirnya, menolehkan wajahnya dan berbalik, tidak lagi menatap Ivonne, dan juga tidak mengatakan apa-apa lagi.



Dasar aneh!



Ivonne tidak mempedulikannya, merasa kotak obat itu tidak masuk akal, maka dia tidak memikirkannya, lebih baik mengeluarkannya dan mempelajarinya.



Membuka kotak obat, mengeluarkan semua obat yang ada di dalam dan meletakkannya di lantai, memastikan sudah mengosongkan kotak obat itu kemudian menutup kembali kotak obat itu, dalam hati bergumam, salep wasir!



Perlahan membukanya, tidak ada apa-apa di dalam.



Ini sangat jelas, kotak obat ini bukan dikendalikan olehnya.



Ivonne tersenyum, merasa dirinya benar-benar kurang kerjaan, kemudian dia mengembalikan obat dan mengaturnya kembali, ketika dia akan menutup kotak obat, dia melihat di samping lapisan kapas, terdapat salep wasir di sana.



"Sial bagai melihat hantu!" Ivonne tanpa sadar berteriak terkejut.



Satu tangan terjulur dari ranjang dan wajah Ivonne mendapatkan tamparan.



Ivonne melompat bangun, dengan kemarahan dari lubuk hatinya, tidak mempedulikan luka di wajah Ronald, dia membalas tamparannya dan dengan dingin berkata, "Pergi matilah!"



Setelah selesai berbicara, Ivonne membawa kotak obat itu dan pergi keluar.



Ivonne menyerah, tidak ingin menyelamatkan orang itu, benar-benar keterlaluan.



Ronald melihat suasana hati Clara yang buruk tapi malah melampiaskan padanya, pria apa itu? Orang semacam ini, Ivonne malah menghabiskan banyak upaya untuk datang dan menyelamatkannya, lebih baik membiarkannya mati.



Membuka pintu, Yanto dan Rendi ada di depan pintu, mereka mendengar suara tamparan itu, tapi ketika mereka ragu apa ingin masuk, Ivonne sudah berjalan keluar.



Melihat cetakan telapak tangan di wajah Ivonne, Rendi merasa lega, yang dipukul bukanlah Yang Mulia, tapi Ivonne, untunglah._ Bab 37 Tidak Ikut Campur Dalam Masalah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More...



416 104 139 Bab 37 Tidak Ikut Campur Dalam Masalah



Rendi melihat Ivonne yang pergi dengan marah, dengan pensaran berkata: "Tidak tahu bagaimana dia membuat marah Yang Mulia, dia kembali dipukuli."



Yanto bergegas melangkah masuk, melihat alis Ronald yang mengalirkan darah, dan juga ada bekas tamparan di wajahnya yang pucat, dengan suara berat berkata: "Rendi, cepat ambil bubuk obat."



Rendi melangkah mendekat dan melihat, dengan marah berkata: "Dia beraninya memukul Yang Mulia?"



"Cepat ambil bubuk obat!" Yanto mendorongnya.



Ronald dengan datar berkata: "Tidak perlu."



Yanto bersikeras, tapi ketika Rendi membawa bubuk obat, Ronald malah berkata: "Tidak perlu diberi obat, dia sudah memberi obat tadi."



Rendi bingung, tidak bisa tidak mengeluh berkata: "Yang Mulia, dia berani memukulmu, mengapa kamu masih menggunakan obatnya? Sekarang dia semakin sombong."



Ronald tidak mempedulikannya, hanya berkata pada Yanto: "Kamu pergilah dan antarakan obat padanya, sup golden purple itu sepertinya sudah terlihat efeknya, tadi aku mendengarnya berkata melihat hantu."



"Apa sudah berilusi?" Yanto seketika mengerti, "Permaisuri salah paham pada Yang Mulia."



Ronald berkata dengan dingin: "Apanya yang salah pahan tidak salah paham? Itu bukan untuk menyadarkannya. Tunggu kondisiku sudah membaik aku juga akan menghukumnya."



Rendi mengangguk, "Ya, itu sudah seharusnya." Yang Mulia benar-benar



begitu mengancam, dia begitu menantikannya.



Yanto meliriknya sekilas dengan tidak senang, "Kamu di sini dan jaga Yang Mulia, aku akan pergi sebentar dan kembali dengan cepat."



"Baik!" Jawab Rendi.



Ivonne kembali ke Paviliun Serenity dengan keadaan marah.



Letty sedang menyeka meja, melihat Ivonne kembali, dengan bingung berkata: "Permaisuri bukankah kamu harusnya berada di tempat Yang Mulia?"



Ivonne mengangguk, Ronald terluka, semua orang di kediaman ini mengetahuinya, tapi seberapa parah lukanya, itu tidak diumumkan, bahkan mereka tidak berani memberitahu Selir Prilly, Ibu Ronald.



Kaisar Mikael memberi perintah, tidak boleh menyebarkan sedikitpun berita mengenai hal itu, hanya saja tidak tahu bagaimana caranya, Paduka Kaisar bisa mengetahuinya.



"Permaisuri, kamu ..." Letty melihat raut wajah Ivonne yang tidak terlalu baik, teringat sifat kejamnya di masa lalu, tubuhnya secara tidak sadar gemetar, "Budak akan keluar untuk menuangkan segelas air untukmu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions "Terima kasih!" Kata Ivonne.



Letty tertegun, dengan ragu berjalan keluar, dia berkata terima kasih?



Letty baru saja pergi, Yanto tiba.



Ivonne melihatnya masuk, berkata dengan dingin: "Kenapa? Dia ingin kamu menyampaikan kemarahannya? Tidak perlu!"



Yanto sedikit menggelengkan kepalanya, mengeluarkan sebuah botol porselen putih yang berukir bunga lotus, "Obat-obatan ini diminta Yang Mulia untuk diberikan pada Permaisuri."



"Obat?" Ivonne memandangi botol porselen kecil yang sangat indah ini, mengambilnya dan membuka tutupnya kemudian menuangkannya, pil kecil berwarna merah gelap.



"Jika Permaisuri melihat ilusi ... misalnya hantu dan semacamnya, maka harus segera meminum satu pil ini maka tidak akan ada masalah." Kata Yanto.



"Aku baik-baik saja, bagaimana mungkin bisa melihat ilusi ..." Ivonne tiba-tiba menghentikan perkataannya, menatap botol itu, jangan bilang Ronlad berpikir Ivonne sama seperti pencuri itu yang berhalusinasi setelah meminum sup golden purple?



Ivonne tadi memang sepertinya berteriak melihat hantu.



"Dia memukulku, karena berpikir aku ber ilusi?" Ivonne berdiri dan bertanya.



Yanto mengangguk, "Ya, dengan cedera Yang Mulia, tamparan ini seharusnya menghabiskan seluruh tenaganya, luka di alisnya kembali mengeluarkan darah."



Perkataan Yanto tidak menyalahkan, tapi pandangan matanya yang menatap Ivonne memiliki sedikit arti.



Ivonne berdiri, "Ayo pergi untuk melihat lukanya terlebih dulu."



"Permaisuri minumlah obat terlebih dulu" Kata Yanto.



Ivonne bertanya pada Yanto, "Apa dengan memakan obat ini bisa menawarkan racun sup golden purple?"



Yanto ragu-ragu sejenak, "Setidaknya itu bisa meredakan."



"Bagaimana baru bisa menawarkan racunnya sepenuhnya?"



Yanto menggelengkan kepalanya, "Ini takutnya harus menggunakan waktu yang lama."



Ivonne menelan sebutir obat kemudian berkata: "Baiklah, ayo pergi."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Ketika keluar, dia merasa paru-parunya sedikit lebih nyaman, pernapasannya menjadi lebih lancar.



Sepertinya obat ini memiliki efek melebarkan paru-paru dan membantu pernafasan.



Paru-paru melebar, pernapasannya menjadi lancar, otak tidak akan kekurangan oksigen hingga mengalami halusinasi.



Hanya saja tidak tahu siapa yang membuat golden purple dan obat penawarnya?



Ketika kembali datang ke Pavilion Xiaoyue, Yanto dan Rendi mengikuti Ivonne masuk, seolah-olah sangat waspada terhadapnya, dia ternyata berani memukuli Yang Mulia? Nyalinya benar-benar besar.



Ketika Ronald melihatnya, raut wajahnya masih datar, tidak mengatakan sepatah kata pun.



Tapi Ivonne melihat lukanya yang kembali terbuka, merasa bersalah, tapi tidak bisa mengucapkan perkataan maaf, hanya bisa duduk diam di tepi ranjang untuk mengobati lukanya.



"Duduk seperti ini, apa tidak sakit?" Ronald tiba-tiba membuka suaranya, membuat Ivonne terkejut.



Ivonne menatapnya, Ronald menatapnya lekat, pandangan matanya rumit.



"Tidak terlalu sakit!" Ivonne berkata dengan datar.



"Maaf!" Kata Ronald tiba-tiba.



Bibir Ivonne bergerak sedikit, 30 pukulan, dgantikan dengan sebuah kalimat maaf.



Ivonne tidak ingin berdamai, di antara mereka, perlu dipisahkan oleh sebuah tembok agar aman.



Karena itu, Ivonne harusnya dengan tegas mengatakan bahwa permintaan maaf tidak ada gunanya.



"Sudahlah, itu sudah lewat." Perkataan yang keluar malah seperti ini, membuat Ivonne memandang rendah dirinya sendiri.



Ronald perlahan menunjukkan senyum di pandangna matanya.



Ivonne melotot padanya dengan pandangan penuh kebencian, dia



malah mengeluarkan ekspresi nakal, "Aku sudah meminta maaf."



Ivonne menekan lukanya dengan keras, Ronald kesakitan hingga dia menggertakkan giginya dan wajahnya penuh dengan kemarahan.



"Kemampuanku masih belum cukup, tidak disengaja." Kata Ivonne.



Rendi benar-benar sudah tidak bisa melihatnya, "Permaisuri, pelan sedikit."



"Kamu saja yang lakukan!" Ivonne meliriknya sekilas, segera mundur.



Rendi melihatnya kemudian mundur, "Ini ... lebih baik Permaisuri yang melakukannya."



Tidak tahu bagaimana luka itu diiobati, bentuknya bagai kelabang, gerakan tangannya kasar, Rendi bisa menggunakan lebih banyak tenaga.



Ronald memandang sekilas pada Rendi dan Yanto, "Sudahlah, kalian boleh keluar, hari ini Permaisuri yang menjaga sudah cukup."



"Baik!" Yanto dan Rendi melihat Ronald sudah berkata demikian, jadi mereka mundur.



Ivonne sekalian menyeka wajah Ronald, kemudian berlutut di bantal di samping ranjang, "Mereka cukup menjagamu."



"Itu karena bayaran yang kuberikan pada mereka."



Ivonne mengangguk, memang benar, para pekerja akan melindungi majikan mereka.



Dan dia sebagai Istri majikan mereka, tentu saja bawahannya secara alami tidak akan menghargainya.



"Tidak sampai 3 hari, semua orang akan tahu bahwa kamu yang menyembuhkan Paduka Kaisar, kamu harus lebih berhati-hati." kata Ronald.



Ivonne meletakkan dagunya di samping ranjang, "Itu adalah Raja Juno, benar bukan?"



Wajah Ronald seketika berubah, "Siapa yang memberitahumu?"



"Menebak!" Ivonne teringat hari ketika Raja Juno memasuki Istana Pearlhall, pandangan matanya ketika menatap Ivonne sedikit berbeda, Raja Juno bersikap santai, bersemangat tinggi, jadi Ivonne merasa yang paling harus dicurigai adalah Raja Juno.



Ronald berkata dengan dingin: "Jangan berlagak pintar, tidak tahu bahwa sudah menyebabkan masalah untuk diri sendiri, perkataan ini tidak masalah jika kamu mengucapkannya di hadapanku, kamu tidak boleh membicarakannya di luar, terutama di Istana."



"Tentu saja aku tahu aku tidak boleh mengatakannya." Ivonne tersenyum datar, "Sebenarnya apa hubungannya semua ini denganku? Lebih baik aku tidak ikut campur."



Ronald menatap Ivonne, "Tidak ikut campur? Sepertinya tidak bisa."_____ Bab 38 Masih Ada Luka PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 168 42



56 Bab 38 Masih Ada Luka



Ivonne menatapnya dengan aneh, "Apa maksudmu?"



Ronald tidak menjawab dan balik bertanya: "Mengapa kamu berpikir bahwa yang melakukannya adalah Raja Juno?"



Ivonne berpikir sejenak kemudian berkata: "Intuisi."



Tentu saja Ivonne bukan tipe orang yang intuitif, hanya saja berdasarkan pemahamannya akan situasi saat ini, kesimpulannya adalah Raja Juno.



Ronald mengetahuinya. "AKu tidak mempercayai pernyataan ini, kamu hanya berkata asal."



Ivonne dengan datar berkata: "Memang hanya intuisi."



Ivonne kesal dengan dirinya yang banyak berkata, dia tidak ingin mencari lebih banyak masalah, meskipun analisis yang diucapkannya ini benar, tapi itu tidak memiliki manfaat baginya, malah akan membuat Ronald berpikir bahwa Ivonne memahami hal-hal ini ketika berada di Istana.



Seseorang yang membaca buku sejarah, memiliki perasaan yang tajam terhadap kondisi seperti ini, Raja Juno adalah putra tertua dan juga memiliki kemampuan perang, Kaisar juga mengapresiasi, dia juga memenagkan beberapa peperangan, sudah pasti menginginkan posisi Pangeran Mahkota.



Dan Raja lainnya, meskipun memiliki ambisi, tapi dengan kekuatan Raja Juno saat ini, mustahil untuk membantunya menyingkirkan Ronald.



Karena dengan mempertahankan Ronald maka itu sama saja dengan memberi penghalang bagi Raja Juno untuk mendapatkan posisi Pangeran Mahkota, bukannya mengatakan yang lainnya menyukai Ronald, hanya saja dengan kondisi saat ini, tidak seharusnya bertindak seperti itu.



Ronald juga sudah tidak bertanya, tapi hatinya sedikit terkejut. Ivonne, wanita bodoh ini ternyata tahu bahwa pelakunya adalah Raja Juno.



Sepertinya di kediaman Hendra terdapat banyak diskusi seperti ini.



Dalam hatinya, Ronald bahkan makin jijik terhadap Hendra.



Ivonne tengkurap di atas tikar, perlahan-lahan menutup matanya.



Akhir-akhir ini dia sangat lelah, ingin tidur ketika menyentuh ranjang.



Tapi ada banyak hal dalam benaknya yang terus berputar, membuat tubuhnya yang sudah lelah dan bahkan tidak bisa membuka matanya ini malah tidak bisa tidur.



"Gadis jelek!" Terdengar suara dari atas ranjang.



Ivonne menolehkan kepalanya ke arah luar, tidak ingin mempedulikan orang yang begitu tidak sopan ini.



Sebuah bantal dilemparkan ke bawah, mengenai kepala Ivonne.



Ivonne mengangkat kedua tangannya, membuka matanya tanpa semangat, "Apa?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Aku ingin buang air kecil!"



Ivonne bangkit, berjalan ke sudut di belakang bilik dan mengambil sebuah pot.



"Panggil Yanto masuk." Pandangan matanya meredup, terkadang Ivonne pintar, tapi selalu bodoh pada saat genting, memberitahunya ingin buang air kecil itu ingin agar dia memanggil Yanto untuk melayaninya, siapa yang menyuruhnya pergi untuk mengambil pispot?



Ivonne meletakkan pispot di bawah, berbalik dan keluar untuk memanggil Yanto.



Yanto masuk sebentar kemudian keluar dengan membawa pispot, berkata pada Ivonne: "Permaisuri sudah bisa masuk."



Ivonne mengangguk dan hendak masuk, Yanto tiba-tiba berkata: "Permaisuri tunggu sebentar."



Ivonne menoleh menatapnya, "Ada apa?"



Yanto berjalan ke arah halaman, kemudian melambai ke arah Ivonne, ekspresinya sangat misterius.



Ivonne menghampiri dengan curiga, "Jika ada sesuatu maka katakan."



Yanto merendahkan suaranya dan berkata: "Masih ada luka di tubuh Yang Mulia, tidak ada yang diizinkan untuk menanganinya, tadi??tadi aku baru melihatnya, tampaknya sedikit merah dan bengkak."



"Masih ada luka? Mengapa tidak ditangani?" Ivonne berkata dengan terkejut.



Dimana masih ada luka? Jelas-jelas Ivonne telah selesai menanganinya, dia telah memeriksanya sebelum dan sesudahnya.



Kecuali ...



Pandangan mata Ivonne perlahan-lahan semakin dalam, memandang Yanto, "Yang kamu katakan jangan bilang adalah ... benda milik pria itu?"



Di sini disebut seperti itu bukan?



Tahun ini, Yanto berusia 35 tahun, dia merupakan seorang veteran, mengikuti Ronald bolak-balik dari medan perang, dia adalah seorang pria yang telah melihat angin dan ombak besar.



Tapi sekarang pria gagah ini, wajahnya memerah, menghela napas di dalam hatinya, bisakan Permaisuri berkata dengan sedikit lebih lembut?



Apanya yang benda miliki pria? Tidak bisakah mengatakan itu adalah leluhur anak dan cucu Yang Mulia? Akar keturunannya juga lebih enak didengar.



"Benar tidak?" Ivonne melihat Yanto hanya melamun dan tidak berbicara, jadi Ivonne mengajukan pertanyaan lain.



"Yanto, sial, omong kosong apa yang kamu bicarakan?" Di dalam, terdengar suara teriakan kemarahan, teriakan ini hampir bisa menghancurkan ubin, sudah jelas bukan teriakan yang bisa dikeluarkan dengan kekuatan fisik Ronald yang sekarang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Yanto segera melarikan diri dengan membawa pispot.



Ivonne melamun sambil menarik kembali pendangan matanya, perlahan berjalan kembali.



Raut wajah Ronald membiru dan memerah, seperti palet, tapi ujung hidungnya putih.



Pandangan matanya terbakar amarah, menatap Ivonne lekat, masih merupakan jenis amarah yang ingin menelannya hidup-hidup.



"Itu ..." Ivonne tidak tahu mengapa dia begitu marah, "Yanto mengatakan kamu masih memiliki luka."



"Dia bicara sembarangan!" Ronald berkata sambil menggertakkan



giginya.



Ivonne semakin merasa Yanto tidak berkata sembarangan, tapi Ronald yang terlihat tidak mau mengakuinya.



Ivonne tahu ada beberapa orang yang anti akan Dokter, kemudian dia berkata: "Terhadap Dokter, kamu tidak boleh menyembunyikan lukamu, kalau tidak jika luka lain yang tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan infeksi dan demam tinggi, itu bisa merenggut nyawamu."



"Apa urusannya denganmu?" Kata Ronald dengan kejam.



Ivonne mengerutkan kening, "Jadi, tubuh bagian bawahmu benar-benar terluka? Bagaimana bisa melukai bagian itu? Apa kamu berbaring kemudian ditebas oleh orang?"



"Aku ingin membunuhmu!" Ronald sekali lagi meledak, benar-benar ingin bangun dan menghancurkan Ivonne.



Wajahnya benar-benar memerah hingga ke bagian belakang telinga.



"Jika kamu ingin membunuhku maka tunggu ketika kamu sembuh baru bunuh, sekarang biarkan aku melihatnya terlebih dulu, melihat



seberapa serius lukanya."



"Melihat kepalamu."



"Kamu boleh melihat kepalaku sesukamu, Yanto mengatakan itu sudah meradang dan bengkak, jika terinfeksi, kamu akan mati."



"Pergi!"



"Setelah melihatnya aku akan segera pergi."



Ronald mengertakkan gigi dan berkata, "Bahkan jika aku mati, aku tidak akan membiarkanmu melihatnya."



Ivonne menghela nafas dengan pelan, menundukkan pandangannya, "Sepertinya aku harus pergi ke Istana dan meminta Paduka Kaisar untuk memberikan surat perintah."



Surat perintah untuk melihat benda itu.



Ronald menyipitkan matanya, "Apa kamu tahu bagaimana menulis kata malu?"



Ivonne tidak berbicara dan menatapnya.



"Tidak perlu menatapku, aku sudah mengatakan, matipun aku tidak akan menunjukkannya padamu."



Air desinfektan, kapas, pinset, pencukur sudah disiapkan.



Ivonne memandangnya, "Aku akan membukanya, kamu jangan malu, anggap saja aku sebagai Tabib Istana."



"Tabib Istana? Jangan harap!" Ronald menggertakkan giginya, Ivonne mengancam akan memberinya obat bius, menunggunya pingsan kemudian baru memeriksanya.



Ronald tidak ingin dibius, siapa yang tahu apa yang akan Ivonne lakukan padanya?



Menggertakkan giginya, dia hanya bisa menyetujui Ivonne memeriksa lukanya.



Ronald menolehkan kepalanya ke bagian dalam ranjang, merasa malu karena Ivonne membuka lapisan terakhir yang menutupi tubuhnya.



"Lebarkan kakimu, tidak bisa melihat dengan jelas."



Ronald menelan air liurnya, menelan amarahnya, kemudian membuka kakinya.



Udara sangat dingin, udara dingin itu merembes masuk ke dalam kulit, membuat bulu di seluruh tubuh merinding.



"Kamu ..." Ronald merasa tersentuh oleh tangan Ivonne, marah saat itu juga, "Jangan menyentuh sembarangan dengan tanganmu."



"Jika aku tidak menyentuhnya, bagaimana aku bisa melihat lukanya? Ya ampun, luka ini bahkan sudah terlihat tulangnya, jika lebih dalam satu inci lagi, kamu tidak akan bisa mempertahankan akar kehidupan anak cucumu ini, dan lagi, jika kamu tidak menangani lukanya, bahkan jika sembuh, itu juga akan berpengaruh pada kemampuan reproduksimu."



Apa-apaan? "Kamu hanya mengatakan melihatnya saja."



"Jika lukanya tidak serius, aku bisa saja tidak menanganinya, tapi seperti kata Yanto, lukamu ini meradang dan harus dirawat." kata Ivonne dengan serius.



"Kamu ..."



"Diam, kamu akan berterima kasih padaku nanti ketika kamu berhubungan badan dengan wanita."



Pandangan mata Ronald penuh dengan aura membunuh, hatinya diam-diam bersumpah tunggu ketika dia pulih, dia pasti akan membuat Ivonne mati dengan mengenaskan.________________ Bab 39 Kasim David Datang PROMOTED CONTENTAdskeeper



The Stars Who Have The Most Successful Brands More... 502 126 167 Bab 39 Kasim David Datang



Di tengah amarah, dia melihat Ivonne mengangkat pisau cukur, dengan marah bertanya: "Apa yang ingin kamu lakukan?"



"Mencukur bulu. Jika tidak dicukur bulunya bagaimana cara mendisinfeksi dan merawat lukanya?" Ivonne menepuk sekilas kaki Ronald, "Lebarkan kakimu sedikit."



Ronald merasa semua darah di seluruh tubuhnya mengalir ke kepalanya, telinganya berdengung, sudah hampir meledak.



Mendengar suara pisau cukur yang menggores daging, bulu-bulu yang berjatuhan, menyapu pahanya, setiap sentuhan itu membawa rasa malu.



Hati Ivonne sebenarnya juga sangat tidak berdaya.



Apa Ivonne juga mau melihatnya? Bersedia mencukur bulunya? Bersedia merawat lukanya yang ada di sana?



Tapi jika karena infeksi dan Ronald mati, dia juga tidak bisa menjelaskannya pada Paduka Kaisar atau dirinya sendiri.



Meskipun dibilang Ronald mati itu dikarenakan perbuatan dirinya sendiri.



Lukanya itu cukup beruntung, menghindari aorta paha, melewati bagian samping, lukanya dalam, tidak tahu dia menggunakan metode apa untuk menghentikan pendarahan, seharusnya Ronald menuangkan bubuk obat untuk menghentikan pendarahan, karena terdapat bubuk lengket di bagian samping.



Dan lagi, jika sedikit mengarah ke tengah, bisa dipastikan akan memotong bagian itu.



Jika terpotong, itu benar-benar sangat bagus, akar kejahatan ini.



Ivonne memikirkannya, diam-diam mendongak dan menatap sekilas pada Ronald.



Ronald mengayunkan tinju, Ivonne bergegas menarik kembali kepalanya, dia melihat wajah Ronald yang memerah seperti petasan.



"Masih butuh dijahit!" Setelah Ivonne membersikan luka, dia berkata dengan serius.



"Tidak!" Ronald menolak, perlahan menutup kedua kakinya, tapi Ivonne sudah lebih dulu menahan dengan kedua tangannya, membiarkan Ronald menutup kedua kakinya.



Ronald merasa rambutnya bahkan sudah berdiri dan juga satu helai demi satu helai terbakar dikarenakan amarah.



"Baiklah!" Ivonne mengambil kotak obat, mencari obat anestesi dan berkata: "Aku akan memberimu beberapa obat untuk menghentikan pendarahan, bisa membuat luka menjadi lebih cepat menutup."



"Cepatlah!" Ronald berkata sambil melotot.



Setelah selesai mengolesi, Ivonne mendongak dan bertanya: "Apa kamu merasa luka ini tidak sakit?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More



Ronald merasakannya, memang tidak sakit, tapi dia tidak mau mengakuinya, dengan keras kepala berkata: "Siapa bilang tidak sakit? Apa kamu pikir obatmu itu begitu ajaib?"



Ivonne tahu dia keras kepala, dia sudah tidak mempedulikannya, mengambil jarum dan berkata: "Aku memberimu obat bius, aku akan mulai menjahit."



"Ivonne!" Ronald berteriak, sial, wanita jelek ini juga bisa berbohong?



Jahitan pada hari itu, begitu menyakitkan hingga giginya berderak, tempat yang akan dijahit sekarang adalah tempat paling menyakitkan di tubuhnya, apa Ivonne menginginkan nyawanya.



"Oke, tidak dijahit, tapi tetap harus membersihkan nanahnya, ini boleh bukan?" ??Kata Ivonne.



Ronald menghentikan amarahnya, mengawasi Ivonne yang menundukkan kepalanya, berpikir jika dia merasakan serangan yang menyakitkan, maka dia akan langsung menendang Ivonne.



Ivonne sebenarnya sedang menjahit luka.



Setelah mengolesi obat bius, jika gerakannya cepat, maka sebelum efeknya habis maka dia dapat menyelesaikannya.



Pintu didorong terbuka dengan keras.



Rendi masuk bagai angin puyuh.



Tirai terbuka, ketika melihatnya, dia terpaku di tempat seakan disambar petir.



Tuan Yanto berkata Yang Mulia membutuhkan seseorang untuk berjaga di malam hari, jadi Rendi datang untuk berjaga, ingin masuk dan melapor, tapi dia malah melihat Permaisuri sedang menundukkan kepalana di bawah tubuh Yang Mulia.



"Cepat pergi!" Ronald juga bagai disambar petir, terpaku selama beberapa saat baru mengamuk



Rendi berlari bagai melihat hantu, tidak berapa lama, dia berlari kembali untuk menutup pintu.



Tidak ada yang mendengar tangisan di dalam hatinya, wanita ini bahkan mengambil keuntungan darinya ketika dia terluka.



Seluruh proses hanya Ivonne yang paling tenang.



Setelah selesai menjahit dia berkata: "Oke, sudah selesai dijahit."



Sudah selesai dijahit? Dia benar-benar menjahit!



Kedua tangan Ronald menggantung dengan tidak bertenaga, tidak punya niat untuk mengatakan apa-apa lagi.



Ivonne membersihkan tempat kejadian, Ronald menolehkan kepala, menyaksikan Ivonne menjatuhkan benda-benda ke atas lantai, bulu-bulu berwarna hitam itu ...



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ronald harus membunuh beberapa orang untuk melampiaskan kebenciannya.



Tapi, sekarang dia hanya bisa menahannya, jika tidak bisa menahan hal kecil maka dia tidak bisa melakukan hal besar??



Selanjutnya, tidak ada yang berbicara.



Ivonne tengkurap dan tertidur.



Dalam mimpinya, dia dikejar dan ingin dibunuh, Ivonne berusaha bersembunyi, pada akhirnya dipojokkan oleh orang lain hingga jalan buntu, sebuah pisau besar terangkat, dia melihat ke arah celah di topeng itu, melihat wajah Ronald yang kejam.



Pisau itu ditebas, darah memercik di wajah Ivonne, dia menjerit dan bangun.



Ada rasa lembab di wajahnya, mengulurkan tangan untuk memegangnya, itu adalah air.



Dia mendongak, melihat Ronald sedang memegang mangkuk di tangannya, mangkuk itu menghadap ke bawah, dalamnya kosong.



Wajahnya begitu bangga dan licik.



Selalu ada semangkuk air di ranjang, cukup untuk diminumnya ketika dia haus.



Ivonne sangat marah, dia berusaha sekuat tenaga untuk merawatnya, tidak ditukar dengan ucapan terima kasih, tapi malah dikerjai oleh Ronald.



Tapi, Ivonne tidak menunjukkan kemarahannya, malah menatapnya dengan kasihan, "Benar-benar menyedihkan, seorang Raja yang bisa menghabisi musuh yang tak terhitung jumlahnya, sekarang hanya bisa membalas dendam padaku yang seorang wanita dengan menuangkan air."



Pandangan mata Ronald marahh, mengangkat tangannya kemudian melemparkan mangkuk itu.



Mangkuk itu tidak mengenai tubuh Ivonne, tapi malah terkena di kepala Ronald sendiri.



Mangkuk itu tergelincir, Ronald tidak memiliki kekuatan yang cukup, terlihat sedang melemparkannya tapi sebenarnya hanya melepaskan tangannya saja.



Mangkuk itu terkena di hidung Ronald, dia begitu kesakitan hingga air matanya keluar begitu saja saat itu.



Menyedihkan dan juga canggung.



Sudut bibir Ivonne berkedut, mengambil mangkuk kemudian keluar.



"Hahahaha", di luar pintu, Ivonne tertawa hingga lukanya hampir terbuka lagi.



Di dalam, Ronald mengelus tulang hidungnya, sekujur tubuhnya gemetar. "Benar-benar membuatku marah!"



Saat fajar, langit menunjukkan sentuhan cahaya oranye, awan perlahan-lahan diwarnai.



Rendi duduk di luar tadi malam, tertidur dengan linglung.



Dia terbangun oleh tawa Ivonne, mengusap matanya dan dengan terkejut memandang Ivonne yang wajahnya sudah agak terdistorsi dikarenakan tertawa dengan begitu hebatnya, "Permaisuri ... Apa kamu baik-baik saja?"



Ivonne tersenyum dan wajahnya memerah, dia menghentikan tawanya, alisnya menukik naik, menepuk pundak Rendi, "Rendi, masuk dan rawatlah Yang Mulia, dia ... nasibnya sedikit menyedihkan!"



Rendi melihat setelah Ivonne selesai mengucapkan kalimat ini, dia kembali mengeluarkan tawa yang membahana, mengejutkan Rendi hingga dia bergegas masuk ke dalam.



"Pergi!"



Rendi kembali menyelinap keluar, raut wajahnya suram.



Ivonne tidak masuk, melangkahkan kaki berjalan keluar, pergi ke danau, melihat lingkaran raksasa berwarna oranye-merah yang perlahan-lahan melompat keluar dari ujung langit.



Menyaksikan matahari terbit akan selalu membuat orang merasa penuh energi dan penuh semangat.



Setelah mati dan melewati ruang waktu, duka karena meninggalkan keluarga, perlahan-lahan ditekan oleh matahari terbit, ditekan ke tempat yang tidak mencolok yang sulit untuk disentuh.



Mungkin karena matahari terbit, mungkin karena tawa gila tadi itu membuat Ivonne merasa dirinya akhirnya melewati hidup normal selama beberapa menit.



Di bawah matahari, hal apa yang pantas ditakuti?



Ivonne berdiri di tepi danau selama lebih dari setengah jam.



Sampai dia merasakan cahaya matahari yang bersinar menusuk mata, dia baru perlahan-lahan menarik kembali garis pandangnya.



Yanto berjalan cepat, dengan suara berat berkata: "Permaisuri, Kasim David datang."



Ivonne menolehkan kepala, menatap wajah Yanto yang sedikit serius, "Kasim David?"



"Kasim David adalah Kasim di samping Kaisar."



"Ada masalah apa?" ??Ivonne tahu biasanya Yanto selalu bersikap tenang, hari ini dia tampaknya sedikit takut, sepertinya kehadiran Kasim David ini bukan hal baik.___ Bab 40 Rahasia Yang Tidak Boleh Diketahui Orang PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 313 78 104 Bab 40 Rahasia Yang Tidak Boleh Diketahui Orang



Ivonne mengikuti Yanto ke aula utama.



Sepanjang jalan, Yanto telah memberitahukan alasannya.



Masalah Ivonne yang merawat penyakit Paduka Kaisar secara pribadi, Kaisar sudah mengetahuinya. Dia sangat marah dan memerintahkan Kasim David untuk secara pribadi membawa Ivonne ke istana untuk diajukan pertanyaan.



Hati Ivonne sudah jelas sedikit panik, dia tahu aturan Istana, dia bukan Tabib Istana, dan juga bukan tabib biasa, tidak memenuhi syarat untuk menyembuhkan penyakit Paduka Kaisar.



Wajah Kasim David yang sedang duduk di aula utama sangat serius, ketika melihat Ivonne datang, dia berdiri dan berkata dengan datar: "Permaisuri, Kaisar memintamu untuk pergi ke Istana."



Ivonne hanya mengajukan pertanyaan. "Bagaimana keadaan Paduka Kaisar?"



"Paduka Kaisar keracunan dan tidak sadarkan diri." Kasim David berkata dengan dingin.



Ivonne menundukkan kepalanya.



Tidak heran Kaisar ingin menginterogasinya, jika hanya perawatan sederhana dan tidak ada yang terjadi, maka secara alami tidak akan ada kesalahan dan dia akan diberi penghargaan, tapi begitu ada yang salah maka semuanya adalah kesalahannya.



Apalagi itu keracunan.



Mengikuti Kasim David keluar ke gerbang kediaman, Ivonne baru melihat bahwa Peter juga ada di sana.



Raut wajah Peter redup. "Permaisuri, silahkan naik ke kereta kuda."



Tidak diberi pijakan di bagian bawah.



Ivonne memanjat ke atas kereta kuda dengan susah payah, ketika tirai itu dijatuhkan, dia baru teringat bahwa dia masih belum berkata pada Yanto untuk memperhatikan apakah Ronald demam atau tidak, jadi Ivonne menyibak tirai dan berkata pada Peter: "Aku ada beberapa kata ingin diucapkan pada Yanto."



Pandangan mata Peter dingin. "Permaisuri lebih baik tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna, pikirkan saja hal memasuki istana."



Ivonne terpaku, "Hal yang tidak berguna? Apa maksudmu?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Tanggung perbuatanmu sendiri, jangan menyeret Raja Ronald." Kata



Peter dengan dingin.



Ivonne tersenyum dingin, "Ternyata begitu, kalau begitu mohon Tuan Peter yang terhormat memberitahu Yanto untuk memperhatikan apakah Raja Ronald demam atau tidak, jika demam dan juga sangat parah makan minta dia memakan obat yang sudah kuletakkan di atas ranjang Yang Mulia, itu untuk menurunkan demamnya."



Tirai itu diturunkan, menutupi ekspresi wajah Ivonne yang dingin.



Hatinya benar-benar sangat dingin, ini adalah jaman di mana masyarakatnya penuh dengan kecurigaan.



Peter memimpin jalan, Kaisar juga memberi penghormatan pada Ivonne, tidak membawanya ke Istana bagai pendosa, tapi menggunakan kereta kuda yang mewah dan hanya berkata menjemputnya pergi untuk mengajukan pertanyaan.



Ivonne dibawa ke ruang kerja kerajaan.



Di ruang kerja kerajaan, pintu dan jendela tertutup, sinar matahari terhalang dari luar, ada aura sesak.



Dekorasi di dalam Istana begitu mewah, kayu cendana besar terukir dengan pola naga terbang, tirai berwarna kuning menggantung, kerutan sutra seperti angin yang menyapu riak-riak di permukaan danau, garis-garis itu terlihat begitu jelas.



Kaisar Mikael duduk di kursi kerajaannya, meletakkan kedua tangannya di atas sebuah kayu ukiran naga yang besar, terdapat pembakar dupa tembaga berkaki tiga dari emas yang berkobar dan mengeluarkan asap, mengeluarkan aroma seperti kapur barus, bau yang begitu menyengat yang membuat orang seketika tersadar.



Kekayaan dan keagungan keluarga surgawi terdapat di mana-mana, membuat orang tidak bisa tidak melemaskan kaki mereka dan ingin berlutut.



Ini adalah kekuatan kekaisaran.



Telah menembus ke udara.



Ivonne tidak berani melihat ke arah Kaisar Mikael, pandangan matanya hanya melihat ke arah sebuah bayangan, kemudian Ivonne berlutut, "Ivonne menghadap Kaisar!"



"Mendongak!" Suara Kaisar Mikael tidak kencang, tapi itu dapat



membuat orang merasa suaranya datang dari segala penjuru.



Ivonne perlahan-lahan mendongak, tapi cahaya matanya terkulai ke bawah, tidak berani menatap langsung ke Kaisar Mikael.



Kaisar Mikael memandangnya dengan dingin, "Apa kamu pernah mengobati Paduka Kaisar secara pribadi?"



Tidak seperti nada sedang menyalahkan, seperti bertanya dengan santai, tapi dengan dilapisi amarah.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App ?Ivonne tidak berani menyangkal, tahu bahwa Kaisar sudah pasti memiliki bukti, jadi dia berkata: "Menjawab pertanyaan Kaisar, ya."



"Di mana kamu belajar cara pengobatan?" Kaisar Mikael bertanya sekali lagi.



Ketika Ivonne memasuki istana, dia sudah berpikir bahwa Kaisar Mikael akan menanyakannya, jadi dia sudah memikirkan jawabannya terlebih dulu, "Menjawab Kaisar, ketika kecil, aku bertemu dengan seorang



gadis, dia dulunya tinggal di kota selama beberapa waktu, karena dia menyukaiku jadi dia membiarkanku mempelajari ilmu pengobatan darinya. "



"Sudah berapa lama kamu belajar?"



"Satu tahun."



"Siapa nama gurumu?" Kaisar Mikael makin memojokkannya, ingin menanyakannya dengan jelas.



Ivonne berkata: "Aku tidak tahu, guru tidak pernah mengungkapkannya."



Perkataan yang tidak persuasif itu membuat Kaisar sangat marah.



"Kamu mengobati Paduka Kaisar, apa Ronald yang menyetujuinya?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Raja Ronald tidak mengetahui akan hal ini."



"Tidak tahu?" Kaisar Mikael mengatupkan bibirnya, pandangan matanya



memicing, dengan dingin berkata: "Ketika pertama kali kamu mengobati Paduka Kaisar, Ronald berada di dalam bersamamu, kamu berani mengatakan bahwa dia tidak tahu?"



Ivonne tidak berniat menyeret Ronald, jadi, meskipun Kaisar sudah berkata seperti itu, dia masih bersikeras pada pernyataannya sendiri, "Raja Ronald memang tidak tahu, ketika memberi obat pada Paduka Kaisar, itu hanya membutuhkan waktu sekilas, itu hanyalah sebuah pil saja, aku memasukkannya ke dalam mulut Paduka Kaisar, membiarkan pil itu dengan perlahan meleleh di mulut, itu sudah cukup. "



Sebenarnya jika mengatakan bahwa Ronald mengetahui hal itu, Ivonne bisa menghindari menjadi pelaku utama, Kaisar pasti akan berpikir bahwa itu adalah instruksi Ronald, dengan begitu Ivonne bisa menyelamatkan nyawanya.



Dan Kaisar Mikael juga tidak mungkin akan membunuh Ronald.



Ini adalah cara yang paling aman.



Tapi Ivonne tidak ingin menyeret Ronald, itu tidak adil bagi Ronald, meskipun dia adalah orang yang begitu jahat.



"Apa botol obat ini?" Kaisar Mikael mengeluarkan sebotol obat dan



diletakkan di atas meja, bertanya pada Ivonne.



Ivonne mendongak dan melihatnya sekilas, itu adalah ampoule.



Ivonne mengangguk, "Ya!"



"Untuk apa obat ini digunakan? Bagaimana dibuat? Siapa yang memberikannya padamu?"



"Obat ini bertindak cepat untuk menyelamatkan jantung, terbuat dari Bezoar, Bufotoxin, ginseng, tanduk beludru, tanduk kijang, kantong empedu babi dan penyulingan bahan obat lainnya, dapat membuat jantung pulih dalam waktu singkat, ini adalah obat pertolongan pertama, diberikan oleh guruku tahun lalu ketika datang ke kota, dia mengatakan bahwa dia telah mengembangkan obat untuk menolong jantung jadi memintaku untuk membawanya berjaga-jaga."



Ketika Ivonne mengatakan hal ini, dia merasa bersalah, ampoule adalah nitrogliserin, sedangkan yang disebutkannya adalah komposisi obat jantung lain.



Kaisar Mikael mengambil obat itu kemudian mencium baunya, berkata dengan dingin: "Aku tidak mengerti mengenai obat, tapi aku tahu bahwa di dalam obat ini tidak mengandung ginseng, bezoar, dan lainnya



yang kamu sebutkan."



Ivonne kemudian berkata: "Itu ... Aku juga tidak tahu, guru memang mengatakan seperti itu padaku."



" Muru, ambil dan berikan obat ini untuk dimakan Permaisuri, berikan sesuai dengan cara dia memberikan obat itu untuk dimakan oleh Paduka Kaisar." Kata Kaisar Mikael dengan datar.



Kasim David menerima perintah kemudian mengambil sebutir pil untuk diberikan pada Ivonne, Ivonne mengambilnya kemudian meletakkannya di bagian bawah lidahnya.



Kasim David terus mengawasi gerakannya.



"Antarkan Permaisuri ke aula sebelah, biarkan Peter yang mengawasinya!" Kaisar Mikael berkata dengan samar, "Panggil Hendra."



Ivonne masih tidak terpikir siapa itu Hendra, setelah Kasim David membawanya ke aula, dia baru teringat bahwa Hendra adalah Ayah dari Ivonne yang asli.



Ayah Ivonne yang tidak tahu malu dan juga egois.



Saat itu Ivonne diundang ke kediaman Putri untuk menjebak Ronald, dia menerima dukungan kuat dari Hendra.



Ketika Ivonne menikah dan memasuki Kediaman Ronald, Hendra mendapati bahwa putrinya ini tidak disukai, bahkan tiga kali kembali ke rumahnya Ronald tidak ikut dengannya, ini membuatnya sangat kecewa.



Pada awalnya, Hendra juga mencoba menggunakan posisi sebagai Ayah mertua, tapi perlahan-lahan dia menyadari bahwa Ronald sama sekali tidak memandangnya, Hendra akhirnya menyerah dan akhirnya dia tidak mempedulikan dan betanya pada Ivonne.____ Bab 41 Kesialan Menjadi Satu PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 569 142 190 Bab 41 Kesialan Menjadi Satu



Jika kali ini melibatkan keluarga Hendra, maka takutnya Ivonne akan menjadi objek kebencian keluarga.



Perlahan Ivonne duduk, Peter berdiri di seberangnya, menatapnya dengan melipat kedua tangannya di depan dada, itu adalah tatapan yang benar-benar lekat.



Ivonne mendongak dan bertanya pada Peter, "Bisakah kamu memberitahuku, sebenarnya Paduka Kaisar keracunan apa?"



Peter mengatupkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa.



Ivonne tahu sebagai seorang penjaga, mulut mereka harus amat dijaga, jika dia tidak ingin mengatakannya maka bagaimanapun juga tidak akan bisa mendapatkan informasi darinya.



Ivonne tidak meragukan Paduka Kaisar akan diracuni.



Dapat dilihat dari masalah kejadian Lucky, Paduka Kaisar sangat mencolok di mata beberapa orang, ada orang yang menginginkannya mati.



Hanya saja, Istana Pearlhall itu dijaga sangat ketat, hampir tidak mungkin untuk berbuat sesuatu terhadap makanannya.



Sepertinya kemungkinan meracuni dengan obat juga tdak besar, karena obat-obatan yang diresepkan oleh Tabib Istana akan ada orang yang mencobanya, jika meracuni dengan obat, maka orang itu sudah pasti adalah Kasim Artur dan Bibi Vera. Di antara Kasim Artur dan Bibi Vera salah satunya yang mengawasi obat itu dicoba, setelah dicoba baru kemudian dibawa untuk diberikan pada Paduka Kaisar.



3 hari berada di Istana Pearlhall, Ivonne tahu proses ini.



Jika makanan dan obat-obatan tidak bisa diracuni, maka hanya bisa melalui dupa.



Tapi, tidak hanya ada Paduka Kaisar saja di sana, Kasim Artur terus menemani di sebelahnya. Jika Paduka Kaisar keracunan maka Kasim Artur juga sudah pasti akan keracunan.



Dan lagi di Istana pasti akan ada kasim lain yang keluar masuk untuk melayani, Ibu Suri, Kaisar Mikael, Raja Ralph juga selalu berkunjung, jika meracuni melalui dupa maka itu adalah tindakan yang sangat bodoh.



Kasim David berkata, Paduka Kaisar tidak sadarkan diri, kalau begitu siapa yang memberitahu Kaisar Mikael bahwa Ivonne yang memberikan pengobatan?



Kasim Artur? Tapi Kasim Artur tidak melihatnya memberikan obat ketika masuk ke dalam bersama dengan Ronald.



Tidak ada yang tahu kecuali Ronald.



Bahkan jika Ronald ingin mengatakannya, dia juga tidak bisa mengatakannya, beberapa hari ini dia bahkan tidak pernah memasuki Istana.



Apa dia pernah memberitahu orang lain? Ronald tidak seperti orang yang tidak tahu situasi, dia tahu jika hal ini diselidiki, maka dia sudah pasti akan terseret dan itu sama sekali tidak ada manfaat baginya.



Kecuali benar-benar adalah orang yang dia percaya, dia tidak mungkin akan mengatakannya.



Jika dia tidak mengatakannya, maka pasti ada seseorang yang menebaknya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Siapa yang memperhatikan pergerakannya ketika masuk ke dalam?



Ada dua orang, Raja Oscar dan juga Clara.



Raja Oscar adalah orang yang akan memperhatikan siapa saja yang masuk ke dalam, terutama jika Ronald yang masuk, dia pasti akan dengan serius mencuri dengar.



Apa itu Clara? Apa Ronald akan memberitahu Clara?



Ronald seharusnya memiliki kepercayaan mutlak pada Clara, mereka juga pernah bersama di Menara Ivylane.



Anggaplah itu adalah Clara, dia tidak akan mungkin secara langsung memberitahu Kaisar Mikael, dia akan memberitahu Ratu terlebih dulu.



Setelah memutar otaknya, Ivonne mendongak dan bertanya pada Peter, "Paduka Ratu tidak melihatku memberi obat pada Paduka Kaisar, mengapa Kaisar Mikael bisa begitu percaya pada Ratu?"



Ivonne menatap Peter.



Alis Peter sedikit terangkat, pandangna matanya tampak sedikit terkejut, tapi hanya sesaat kemudian kembali normal, masih tidak mengatakan sepatah kata pun.



Ivonne membutuhkan jawaban Peter, hanya melihat ekspresinya dan Ivonne sudah bisa menebaknya.



Ratu yang memberi tahu Kaisar Mikael, dan pemikiran sang Ratu tidak begitu teliti, jadi kesimpulannya benar, itu adalah Clara.



Sangat bagus Clara!



Raut wajah Ivonne menjadi dingin.



Ini adalah tempat di mana orang saling memangsa dan memakan.



Kediaman Ronald.



Ivonne dibawa masuk ke istana, Yanto segera memberitahu Ronald.



Setelah Ronald mengetahui hal ini, raut wajahnya menjadi tidak enak dilihat, seakan dia mendapat pukulan keras.



Setelah lewat jam 5 sore dan masih tidak ada berita dari Istana, Ronald memerintahkan Yanto untuk menyiapkan tandu, dia ingin memasuki istana.



Yanto menyarankan: "Cedera Yang Mulia terlalu berat, tidak bisa masuk ke istana."



"Jangan banyak omong kosong."



"Yang Mulia, situasinya tidak bagus, lebih baik melihat situasinya lagi." Kata Yanto.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions "Jika terus menunggu, apa situasinya akan berbalik?" Ronald berkata dengan dingin.



"Tidak, tapi setidaknya bisa meredam." Yanto menghela nafas. "Yang Mulia sekarang tidak bisa menjadi pusat perhatian, dan juga Yang Mulia sedang terluka berat, tidak pergi ke Istana untuk menjelaskan, Kaisar juga akan memakluminya, tapi jika Yang Mulia menyeret tubuh yang luka memasuki Istana, malah akan membuat Kaisar merasa bahwa Yang Mulia sengaja memanfaatkan luka yang diderita untuk melepaskan diri."



"Rendi, siapkan tandu." Ronald langsung memerintahkan Rendi.



Rendi memandangi Yanto dengan raut kesulitan, luka Yang Mulia begitu serius, bahkan dia tidak bisa turun dari ranjang, bagaimana caranya dia memasuki istana?



"Yang Mulia, tolong pikirkan ulang baik-baik!" Yanto bekata dengan suara berat.



Ronald berpikir ulang? Dia bahkan sudah memikirkan lebih dari 30 kali.



Sejak Ivonne dibawa pergi oleh Kasim David, pikirannya tidak berhenti memikirkannya.



Memikirkan begitu banyak argumen, tetapi tidak peduli jenis argumen apapun, dia tidak memiliki cara untuk sepenuhnya melepaskan dirinya.



Dan Ronald memikirkan kemungkinan terburuk, yaitu Ivonne demi menyelamatkan diri sendiri akan memfitnah Ronald menjadi dalang utama.



Ivonne memiliki kemungkinan untuk melakukan hal ini, selama 1 tahun lebih terakhir, Ivonne tidak terlalu bahagia di kediamannya, demi bertahan hidup, bukannya tidak mungkin dia menjual Ronald.



Jika itu adalah Ronald, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama.



Lagipula, tidak ada yang namanya perasaan antara pasangan.



Ketika Ronald bersiap hendak memasuki istana, ada orang yang bergegas melaporkan, "Yang Mulia, Tuan Welly dari kediaman JingZhaofu membawa orang kemari."



Yanto bergegas mendongak, "Mungkin sudah menangkap pelaku yang melukai Yang Mulia."



Rendi tampak bahagia, "Baguslah kalau begitu."



Hati Ronald malah berat.



Ada beberapa firasat buruk di dalam hatinya.



Tuan Welly membawa 6 penyelidik dari Jingzhaofu, mereka berenam berdiri di ambang pintu, Tuan Welly memasuki rumah.



Yanto bertanya: "Tuan Welly, apa Anda sudah menemukan pelaku yang ingin membunuh Yang Mulia?"



Tuan Welly mengangguk, "Ya, memang sudah menemukannya."



Dia melangkah maju, memberi hormat, "Aku memberi hormat pada



Yang Mulia."



"Tidak usah memberi hormat!" Ronald memandangnya, "Apa pelakunya sudah mengaku?"



Tuan Welly menatap langsung ke Ronald, "Sudah, aku kemari dengan membawa perintah dari Kaisar."



Wajah Yanto seketika berubah, "Datang dengan membawa perintah dari Kaisar? "



"Ya, pelakunya sudah mengaku, awalnya si pelaku mengaku bahwa dia dikirim oleh Raja Oscar, tapi setelah mendapat hukuman, si pelaku mengubah pengakuannya, mengatakan bahwa dia dikirim oleh dirimu, Raja Ronald." kata Tuan Welly.



Rendi langsung berkata: "Konyol. Yang Mulia mengirim orang untuk membunuh dirinya sendiri? Bagaimana mungkin ada hal yang bodoh seperti itu di dunia ini?"



Ronald bertanya dengan tenang: "Pelakunya bunuh diri?"



"Yang ditebak Yang Mulia benar, setelah si pelaku mengaku, dia



meminum racun dan bunuh diri."



Ronald tersenyum tipis.



Tidak tahan mendapat hukuman, setelah mengakui bahwa Ronald adalah perencana di belakang layar baru bunuh diri, ini tidak logis, tapi, tidak ada bukti kematian.



"Kaisar memintaku datang untuk bertanya pada Yang Mulia, apakah yang dikatakan oleh si pelaku itu benar?" Kata Tuan Welly.



Ronald perlahan menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak melakukannya."



Tuan Welly berkata: "Jika begitu, aku akan kembali ke Istana terlebih dulu untuk melaporkan jawaban Yang Mulia, beberapa hari ini lebih baik Yang Mulia tidak meninggalkan tempat ini."



"Aku ingin pergi ke Istana." Kata Ronald.



"Kaisar berkata, Raja Ronald jika tidak diperintah maka tidak boleh memasuki Istana." kata Tuan Welly.



Tubuh Ronald perlahan-lahan tenggelam, "Aku mengerti, antar Tuan Welly."



Yanto membungkuk dan berkata: "Tuan Welly, hati-hati di jalan."



Tuan Welly mengangguk, membungkuk dengan hormat pada Ronald, "Aku undur diri terlebih dulu!"



Tuan Welly melangkah mundur dua langkah, berbalik dan keluar, membawa para penyelidik yang ada di luar.



Yanto terdiam beberapa sesaat kemudian berkata: "Yang Mulia, musuh dalah kegelapan, kita benar-benar tidak boleh bertindak gegabah." Bab 42 Memasuki Istana PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 861 215 287 Bab 42 Memasuki Istana



Pavilion Xiaoyue masuk ke dalam keheningan yang cukup lama.



Ronald merenungkan berulang kali, mendongak dan berkata pada Yanto: "Kamu pergilah cari tahu, Paduka Kaisar terkena racun apa."



"Yang Mulia, takutnya sulit untuk mencari tahu."



"Peter pasti tahu!" Kata Ronald.



"Sekarang Peter harusnya bersiaga di depan Istana, sama sekali tidak bisa keluar, dan lagi tadi Peter juga datang kemari, jika dia bisa mengatakannya maka tadi dia pasti akan mencoba untuk memberitahu." Kata Yanto.



Mata Ronald penuh dengan raut kejam. "Laporkan ke Istana, bilang aku akan mengaku bersalah."



"Yang Mulia!" Rendi dan Yanto berseru terkejut bersamaan, apa Yang Mulia sudah gila? Dia ingin mengaku bersalah.



"Aku mengaku bersalah, semua yang dilakukan Ivonne itu adalah perintahku." Kata Ronald dengan raut wajah tanpa ekspresi.



Rendi menghela nafas, dia berpikir Yang Mulia ingin mengakui bahwa dialah yang meminta pembunuh itu untuk melukai dirinya sendiri.



Tapi, bahkan jika mengaku bahwa Permaisuri mengobati Paduka Kaisar itu atas perintah Ronald, itu juga tidak beguna.



"Itu tidak boleh, Yang Mulia, kamu sekarang sudah dituduh bersalah." Kata Rendi.



Yanto berpikir sejenak kemudian berkata: "Apa Yang Mulia percaya pada Permaisuri?"



"Hanya itu satu-satunya cara!" Kata Ronald dengan dingin.



Yanto menatap Ronald. "Yang Mulia memutuskan untuk melakukan ini, maka Permaisuri benar-benar di ujung tanduk, jika Permaisuri tidak dapat membalikkan kondisi, maka situasi Yang Mulia juga akan menjadi lebih buruk. Yang Mulia apa kamu sudah memikirkannya baik-baik?"



"Selain itu, apa masih ada cara lain?" Ronald marah. Darah di tenggorokanya kembali naik, dia berusaha menekannya, tapi masih tetap dapat tercum bau amis darah itu.



Raja Juno ketika bertindak selalu begitu rapi dan juga tidak ada celah.



Karena si pembunuh sudah membunuh dirinya sendiri, maka pasti tidak akan meninggalkan jejak apapun, masalah ini, Ronald sudah dipastikan akan mendapatkan kesulitan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions Jadi, tidak ada gunanya membuat keributan tentang masalah ini, hanya berharap Ivonne bisa menyembuhkan Paduka Kaisar, dengan begitu dia mungkin akan bisa lepas dari fitnah ini.



Seberapa kejam hati sang Ayah, dia tahu dengan sangat jelas.



Rendi tidak mengerti, "Sebenarnya ada apa ini?"



Yanto menjelaskan: "Paduka Kaisar awalnya sudah hampir tidak bernyawa, Permaisurilah yang menolongnya tepat waktu, jika keracunan Paduka Kaisar tidak ada hubungannya dengan Permaisuri, maka Permaisuri memiliki jasa dalam mengobati Paduka Kaisar, semua ini jika diinstruksikan oleh Yang Mulia maka Yang Mulia juga memiliki jasa. "



Rendi terkejut dan berkata: "Lalu jika Permaisuri tidak dapat membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?"



Yanto terdiam sesaat, dengan berat berkata: "Maka, Rendi, kamu dan aku harus mengikuti Yang Mulia untuk mati."



Rendi mengeluarkan semacam rasa kesetiaan, "Oke, mati ya mati, menunggu seperti ini juga hanya ada jalan buntu, lebih baik kita berjuang."



Yanto mengangguk dan menatap Ronald, "Sekarang Yang Mulia tidak



boleh memasuki Istana, mengenai rencana ini, hanya dapat mencari Raja Ralph."



"Ya!" Ronald perlahan berdiri, lukanya terbuka, bergerak sedikit saja sudah sakit, benar-benar menyakitkan, bisa membuat semangat juangnya tidak rileks.



Ivonne dapat menyeret tubuhnya yang penuh luka pergi ke Istana untuk merawat Kakeknya, mengapa Ronald tidak bisa?



Tenda sudah tiba di kediaman Raja Ralph.



Raja Ralph baru akan memasuki Istana, dia bertemu dengan Ronald di depan pintu.



Raja Ralph tahu bahwa Ronald terluka oarah, ketika melihat Ronald datang, dia begitu terkejut, Yanto maju dan melaporkan, "Raja Ralph, tolong Anda ke sana sebentar, Raja Ronald terluka parah, tidak bisa turun."



Raja Ralph menarik kudanya dan berjalan mendekat, Yanto membuka tirai, wajah Ronald yang pucat terlihat.



"Paman, Ivonne merawat Kakek karena permintaanku, tolong Paman membawaku masuk ke Istana."



Raja Ralph mengangguk, "Ayo pergi!"



Raja Ralph memerintahkan orang untuk mengganti kudanya menjadi tandu, kemudian memasuki Istana bersama Ronald.



Tandu dibawa melewati pintu Timur, sepanjang jalan masuk, karena ada Raja Ralph, jadi tidak ada yang menghalangi.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Tandu tiba di pintu masuk ruang kerja kerajaan baru berhenti.



Raja Ralph berkata pada Yanto: "Tunggulah dengan Yang Mulia-mu di sini, aku akan masuk dan menemui Kaisar."



"Baik!"



Kamudian Raja Ralph memasuki pintu ruang kerja kerajaan.



Yanto melihat Hendra berdiri di depan dengan gemetar, wajahnya pucat, sepertinya tidak bisa berdiri dengan tegap.



Yanto berjalan maju, "Tuan Hendra?"



Hendra terkejut, melihat itu adalah Yanto, dia baru kembali fokus dan menatapnya lurus, "Ternyata Tuan Yanto!"



"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Tanya Yanto.



Hendra dengan tidak berdaya berkata, "Menunggu panggilan dari Kaisar, aku juga tidak tahu apa yang terjadi, Kaisar memerintahkanku untuk datang, tapi dia tidak menemuiku, hanya meminta orang untuk bertanya padaku beberapa hal mengenai Permaisuri Ivonne... kemudian menyuruhku untuk menunggu di sini. "



Selama dia berbicara, Kasim David keluar dan berkata: "Raja Ronald silahkan masuk."



Yanto dan Rendi dengan cepat membantu Ronald, ketika Hendra melihat tampilan Ronald dia begitu terkejut, bergegas mundur beberapa langkah, takut akan menyentuhnya.



Benar-benar seperti orang kertas yang akan jatuh ketika tertiup angin.



"Kaisar hanya memanggil Raja Ronald!" Kasim David memisahkan Rendi dan Yanto, berkata dengan datar.



Yanto dan Rendi menatap sekilas pada Ronald dengan tatapan khawatir, Ronald perlahan berdiri dan berkata: "Tolong Kasim David memimpin jalan!"



Memasuki istana, tidak sampai 20 langkah sudah dapat mencapai aula utama ruang kerja Istana.



Ronald mengambil langkah demi langkah, darah di bawah kakinya menetes, luka di kakinya terbuka, menyeret jejak darah di belakangnya, membuat orang yang melihatnya merasa amat sangat kaget.



Kasim David terpaku sejenak, tidak menyangka bahwa luka Raja Roald begitu parah.



Tadinya dia berpikir hanya luka di bagian tulang alis wajah ke sisi telinga.



Kaisar Mikael mengerutkan kening, melihat jejak darah yang diseret oleh tubuh Ronald, wajahnya muram.



Sudah terluka selama dua hari, lukanya masih mengeluarkan darah, apa Ronald mengira dia itu bodoh?



Anak ini, pintar dengan sedikit berlebihan.



Dahi Ronald penuh dengan keringat, sepanjang jalan, sudah menghabiskan seluruh tenaganya, dia berdiri seperti ini, itu benar-benar sangat menyakitkan.



Tapi dia masih harus berlutut.



Tubuhnya perlahan bergerak turun, kakinya lemas, terdengar suara keras, luka di perutnya terbuka, darah segar mengalir keluar, Ronald seketika merasakan dunia berputar, pandangannya menggelap, tapi dia bersikeras meneriakkan sebuah kalimat, "Ayah, Ivonne mengobati Kakek, itu atas perintahku. "



Setelah mengeluarkan kata-kata itu, dia terjatuh ke lantai dan pingsan.



Ronald dikirim ke aula terdekat, Ivonne berada di dalam aula, melihat



Ronald yang berlumuran darah dibawa masuk ke dalam.



Kaisar Mikael dan Raja Ralph juga mengikuti masuk, Tabib Istana masih belum datang.



Ivonne kaget dan berkata: "Bagaimana dia bisa masuk Istana? Dia bahkan tidak bisa bangun dari ranjang, ya Tuhan, luka-lukanya semua terbuka."



Raja Ralph kemudian bertanya: "Apa kau yang merawat lukanya?"



"Ya, dia mendapat luka 18 sayatan pisau, sudah dalam kondisi kritis, ketika aku memasuki istana, dia masih belum melewati periode kritisnya." Jawab Ivonne, matanya melayang menatap Ronald, hatinya sangat cemas, jika luka ini tidak cepat diatasi maka dia akan mati.



Pandangan mata Kaisar bergetar, tapi tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya menatap Ivonne dengan tatapan penuh makna.



Ivonne sudah tidak mempedulikannya lagi, dia menerjang dan bergegas untuk menutupi luka pendarahan di perut Ronald, dia menjahitnya dengan menggunakan waktu yang cukup lama, apa Ronald gila? Dia malah datang ke Istana.



"Ronald, Ronald, sadarlah!" Ivonne menutup luka Ronald dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi menepuk wajah Ronald, "Jangan tidur, kamu tidak akan bisa bangun lagi jika tidur."



Kehilangan begitu banyak darah, dia benar-benar akan mati.



Bab 43 Benar-Benar Seharusnya Membiarkanmu Mati PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 197 49 66 Bab 43 Benar-Benar Seharusnya Membiarkanmu Mati



Raja Ralph juga sudah tidak tahan lagi, dia mengeluarkan sebuah pil dari balik lengan bajunya, memasukkan ke dalam mulut Ronald. Kemudian dia berbalik dan berlutut, "Kaisar, aku tidak percaya bahwa Ronald melukai dirinya sendiri, luka ini, bahkan Tabib Istana juga akan sulit untuk menyelamatkannya, jika hanya untuk mempertunjukkan drama padamu, dia tidak perlu terluka dengan begitu parahnya."



Ketika Ivonne mendengarkan perkataan ini, hatinya terkejut, Kaisar curiga Ronald melukai dirinya sendiri?



Peter yang dari awal mengawasi Ivonne juga ikut memohon, "Kaisar, aku juga merasa ini tidka mungkin, Tabib Istana bahkan tadinya sudah mengatakan bahwa Raja Ronald sudah terluka terlalu parah, ingin kita bersiap akan hal yang terburuk. Paduka Kaisar yang meminta Permaisuri keluar dari Istana untuk menyelamatkan Raja Ronald. Aku adalah seniman bela diri, tahu bahwa pisau dan senjata tidak memiliki mata, tidak mungkin bisa akurat melukai hingga begitu parah tapi tidak membahayakan nyawa. "



Kaisar Mikael dengan samar berkata: "Kalian semua bangunlah."



Pandangan Peter sedikit menggelap, Kaisar masih tidak menunjukkan reaksi.



Tabib Istana bergegas datang, bekerja di Istana, telah merawat Paduka Kaisar selama bertahun-tahun, dia sudah memiliki keterampilan ini, bisa berjalan sambil berlutut memberi hormat.



Karena situasinya sangat kritis, setelah berlutut harusnya dia menunggu jawaban Kaisar terlebih dulu.



Namun, kali ini, setelah dia berlutut dia segera berdiri tanpa menunggu Kaisar mengatakan apa-apa.



Ketika otak mengeluarkan perintah, dirinya sudah berdiri dan melangkah, berhenti kemudian kembali berlutut, kemudian kotak obatnya jatuh ke lantai, dirinya juga terjatuh.



Ivonne tidak mempedulikan apa yang akan dikatakan Kaisar, satu tangannya membuka kotak obat Tabib Istana, mengeluarkan gunting untuk memotong pakaian, kemudian kasa untuk segera melilit luka pendarahan Ronald, menghentikan pendarahan secara paksa.



Gerakan Ivonne sangat cepat, setelah selesai membalut luka di perut Ronald, segera melepas sepatu Ronald, kemudian memotong celananya, semua lukanya terpapar di hadapan Kaisar Mikael.



Melihat luka di sisi dalam paha, pandangan Kaisar Mikael menggelap, berkata dengan dingin pada Tabib Istana: "Mengapa masih tidak bergegas menghentikan pendarahannya?"



Tabib Istana bergegas bangun dan membantu.



Darah perlahan berhenti setelah Raja Ralph memberikan pil golden purple, tapi luka-lukanya masih terbuka, masih harus ditangani dengan baik.



Kaisar Mikael duduk dan menyaksikan Ivonne dengan terampil menangani luka itu, tidak ada jejak ketakutan dan kepanikan di matanya, tidak ada keraguan dan gemetar dalam gerakannya, wajahnya berlumuran darah, tapi Ivonne tidak mempedulikannya dan tidak menyekanya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Setelah menangani luka, Ivonne terus menepuk wajah Ronald, "Cepat bangun, jangan tidur."



Ronald tidak memiliki reaksi apa pun.



Tabib Istana melangkah maju dan memeriksa nafasnya, dengan terkejut melangkah mundur, "Kaisar ..."



Kaisar Mikael berdiri, meletakkan jarinya di bawah hidung Ronald, tidak ada nafas.



Raut wajahnya seketika berubah, bertanya pada Raja Ralph, "Bukankah kamu tadi memberikannya pil golden purple?"



"Yang Mulia pernah memakan 1 sebelumnya." Kata Peter.



Efek pertama pil golden purple memang sangat baik, tapi memakan yang kedua dalam waktu singkat, efeknya akan sangat berkurang, jka cederanya terlalu berat, itu sama sekali tidak membantu.



Kaisar Mikael sangat terkejut bagai mendapat pukulan keras.



Ivonne segera berlutut di samping Ronald, tangannya terlipat di atas dada Ronald, sekuat tenaga menekannya, memukulnya, "Ronald, jangan tidur, cepat bangun!"



"Permaisuri!" Peter ingin mengulurkan tangan untuk menariknya, tapi pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan, Kaisar juga masih berada di sini.



Rambut Ivonne berantakan, dahinya berkeringat, dia sangat panik, apa Ronald benar akan mati?



Sebuah nyawa menghilang di hadapannya, nyawa ini juga dulunya adalah pasiennya.



Hatinya merasa sangat sedih.



"Tarik Permaisuri pergi!" Kaisar Mikael memerintah dengan sedih, dia tidak mengira bahwa luka Ronald ternyata benar begitu parahnya, saat itu Tabib Istana melaporkannya bahwa cederanya cukup serius, tapi tidak tahu Ayahnya mengetahuinya dari mana, meminta Kasim Artur melaporkan agar dia tidak perlu khawatir, pergi menanyakan situasinya dan cukup baik, jadi dia terus mengira bahwa luka Ronald tidak begitu parah.



Kasim David pergi untuk menarik Ivonne, Ivonne sangat marah, "Jangan sentuh aku!" Setelah mengatakan itu, dia melemparkan bantar ke arah Kasim David.



Kasim David menatap Ivonne dengan takjub, tidak menyangka dia akan menjadi gila.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ivonne terus melakukan gerakan CPR, berharap Ronald hanya shock.



Kaisar Mikael merasa sangat sedih, putranya ini adalah putra yang dulunya sangat dia sukai, meskipun akhirnya mengecewakannya, tapi perasaan antara Ayah dan anak itu tidak bisa tergantikan.



Dia tidak bisa menatapnya, berbalik badan dan melangkah tapi dia terhuyung, Raja Ralph yang membantu memepahnya tepat waktu.



"Tarik dia!" Kaisar Mikael menelan rasa pahitnya, kepalanya pusing, "Beri tahu Ratu untuk datang dan melihatnya untuk terakhir kalinya."



Peter bersiap ingin menarik pergi Ivonne, tapi mendengar Tabib Istana berteriak di samping: "Yang Mulia bernafas, dia bernafas."



Kaisar Mikael menolehkan kepalanya, hampir tidak percaya dada Ronald perlahan bergerak naik turun.



Dia yang tadi secara pribadi memeriksa nafasnya.



Fisik Ivonne runtuh, tergelincir ke depan ranjang, terengah-engah, tidak tahu bagaimana air matanya mengalir keluar, amarah yang ditahannya di dalam dada, dia sangat ingin menangis dengan kencang, sebenarnya dia benar-benar sudah menangis.



Ivonne tahu bahwa dirinya tidak sopan, dia setengah berlutut, sambil menangis sambil mengaku bersalah, "Ayah, menantu tahu bahwa aku tidak sopan, tapi aku benar-benar ingin menangis, mohon Ayah membiarkanku menangis sebentar."



Perkataannya ini, Ivonne tidak peduli dengan tampilannya yang mengerikan, dia menangis dengan begitu jeleknya, mata dan hidungnya sudah memerah, tapi kaisar Mikael yang tadi baru kehilangan putranya dan kembali mendapatkannya lagi, sama sekali tidak mempermasalahkannya, malah sebaliknya, dia merasa menantu yang tadinya tidak dipandang baik ini, sedikit lucu.



Setelah Tabib Istana melakukan pemeriksaan, dia menghela nafas berulang-ulang dan berkata: "Ini ajaib, luar biasa, benar-benar diberkati oleh Tuhan!"



Raja Ralph dengan datar melirik sekilas pada Tabib Istana dan berkata: "Ini karena Raja Ronald bernyawa besar."



Tabib Istana bergegas mengubah perkataannya, "Ya, itu karena Raja



Ronald bernyawa besar."



"Bagaimana?" Kaisar Mikael bertanya pada Tabib Istana.



Tabib Istana dengan hormat berkata: "Menjawab Kaisar, Raja Ronald berangsur-angsur menjadi stabil, sepertia efek pil golden purple mulai terlihat."



Kaisar Mikael akhirnya menjadi lega, kemudian berkata: "Rawat dia baik-baik."



"Baik!" Jawab Tabib Istana.



Kaisar Mikael berbalik, menarik tangan Raja Ralph. "Ayo keluar."



Raja Ralph menjawab sekilas, membantu memapah tubuh Kaisar Mikael yang agak berat, tahu bahwa tadi Kaisar Mikael terlalu terpukul hingga menyebabkan kedua kakinya lemas.



Keluar dari ruangan dan sampai di ruang kerjanya, Kaisar Mikael perlahan-lahan duduk dan menatap Raja Ralph, "Aku tadi memeriksa nafas Ronald, dia memang benar-benar sudah tidak bernafas."



"Kaisar, sepertinya masalah mengenai pembunuh itu, sepertinya perlu lebih berhati-hati." Raja Ralph mengambil kesempatan untuk berkata.



Kaisar Mikael menatapnya sekilas dengan datar, "Apa aku akan benar-benar mencurigai Ronald? Aku hanya ingin melihat reaksi dari semua pihak."



Raja Ralph tertawa dalam lubuk hatinya, Kak, apa adikmu ini tidak mengenalmu? Kamu benar-benar mencurigai Ronald.



Tapi, raut wajahnya malah seakan tiba-tiba menyadari, "Kaisar bijaksana."



Kaisar Mikael berpikir, "Tapi, Permaisuri Ronald ini benar-benar memiliki kemampuan, orang yang sudah kehilangan nafasnya saja bisa diselamatkan olehnya."



Raja Ralph tersenyum dan berkata: "Apanya yang menyelamatkan? Apa bisa hidup kembali dengan tindakannya yang hanya menekan dan memukul saja? Ronald sepertinya takut mati begitu saja seperti ini."



Difitnah karena memiliki kemampuan! Raja Ralph tahu akan kebenaran ini, istri Ronald ini memiliki kemampuan, tidak boleh dibunuh.



Kaisar Mikael mengangguk, menerima pernyataan Raja Ralph.



Di aula Istana, Ivonne menangis dan masih terisak.



Sebuah tangan terjulur turun dari ranjang, jatuh di wajah Ivonne, gerakan ini mengenai air mata dan ingus Ivonne, orang yang baru saja sadar itu dengan jijik berkata: "Kamu sangat jorok."



Ivonne mengambil saputangannya dan menyekanya, mendongak menatap orang yang tidak bertenaga tapi masih bisa bersikap jijik padanya itu, inign menangis tapi dia malah tertawa, "Seharusnya aku biarkan kamu mati." Bab 44 Kamu Harus Memikirkan Konsekuensinya PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 550 138 183



Bab 44 Kamu Harus Memikirkan Konsekuensinya



"Menoleh kemari!" Kata Ronald dengan suara pelan.



Ivonne meletakkan dagunya di ranjang, tersenyum sambil menitikkan air mata, "Selamat keluar dari kematian."



"Bukankah kamu sangat ingin aku mati?" Ronald menatap wajahnya yang cantik, kening Ivonne memar kebiruan, matanya bengkak seperti buah persik, air matanya membasahi wajahnya yang memang sudah kotor, menampilkan dua garis aliran air matanya.



Benar-benar tidak menyangka, beberapa hari yang lalu, mereka masih seperti air dan api.



"Ya. Aku memang sangat ingin kamu mati." Ivonne menyeka air matanya dengan sedikit kekanak-kanakan, "Tapi bukannya mati di depanku, aku adalah seorang dokter, ada seorang pasien yang meninggal di depanku, itu adalah kelalaian tugasku."



Ronald menatapnya, perlahan-lahan tertawa.



Peter yang ada di samping melihat mereka, akhirnya dia tersenyum. Menatap Ivonne dengan tatapan mata yang rumit.



Permaisuri ini, sebenarnya tidak terlalu menyebalkan.



Ronald menarik nafas dalam-dalam, efek pil golden purple sedang berperan dalam tubuhnya, dia merasakan nafasnya perlahan naik.



Dia menatap Peter, "Paduka Kaisar terkena racun macam apa?"



Peter melangkah maju dan berkata: "Sebenarnya aku juga tidak terlalu jelas, aku hanya tahu semalam Paduka Kaisar tiba-tiba muntah darah dan tidak sadarkan diri, Tabib Istana mendiagnosis dia keracunan."



Ronald memandang Ivonne. "Apa obat yang kamu berikan pada Paduka Kaisar bisa menyebabkan muntah darah dan tidak sadarkan diri?"



Ivonne berkata: "Tidak mungkin."



"Kalau begitu menunggu penyelidikan Ayah, seharusnya pasti akan mendapat hasil." kata Ronald.



"Aku ingin memohon pada Kaisar untuk pergi menemui Paduka Kaisar." Kata Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Peter menggelengkan kepalanya, "Permaisuri jangan terburu-buru, Kaisar pasti memiliki pengaturannya sendiri, mungkin, Raja Ralph juga akan membantu berbicara."



Hendra yang berdiri di luar, dalam hati sudah memaki putrinya ratusan kali, mencoba yang terbaik untuk membantunya bisa menikah dan masuk ke istana, tapi tidak disangka, tidak mendapatkan hal yang baik, tapi ketika hal yang buruk terjadi, yang paling pertama dicari adalah dirinya.



Dia berpikir pasti Ivonne telah melakukan kesalahan dan membuat



Kaisar sangat marah, jika tidak, tidak mungkin dia akan dipanggil ke Istana pagi-pagi, dan juga membuatnya menunggu selama satu jam.



Akhirnya, Kasim David keluar dan berkata: "Hendra, Kaisar ingin kamu masuk."



Perut Hendra lemas, hanya kurang berlutut saja.



Dia dengan gemetar masuk ke dalam kemudian berlutut, Hendra memberi hormat hingga dahi dan wajahnya hampir menyentuh lantai, "Aku memberi hormat pada Kaisar!"



"Kamu tidak perli bersikap seperti itu!" Kata Kaisar Mikael.



Mendengar nada Kaisar Mikael yang begitu baik, suasana hati Hendra jauh lebih tenang, perlaha-lahan dia bangkit berdiri, berdiri di samping menunggu instruksi Kaisar.



Kaisar Mikael tersenyum dan berkata: "Aku memintamu ke Istana tidak ada hal lain, hanya ingin bertanya, apa keluargamu baik-baik saja di rumah?"



Hatinya kembali cemas, Paduka Kaisar sekarang sakit parah, Istana



sedang sibuk, Kaisar malah memiliki waktu santai memanggilnya ke istana untuk menanyakan apakah keadaan keluarganya di rumah baik-baik saja.



Takutnya itu memiliki maksud lain.



Pasti gadis pemberontak itu, tidak tahu apa yang telah dilakukannya.



Dengan gemetar dia berkata, "Menjawab Kaisar, semua yang ada di rumah baik-baik saja."



"Baguslah kalau begitu, pulanglah."



Hendra terpana.



Ketika dia keluar dari ruang kerja Istana, dia mencari orang untuk bertanya, memberikan uang baru mengetahui bahwa Ivonne dipanggil ke Istana oleh kaisar semenjak pagi dan belum ada berita sampai sekarang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Hatinya sangat marah, ternyata gadis itu benar-benar membuat masalah!



Kembali ke kediamannya, Hendra mengamuk pada Istrinya, "Lihatlah putrimu yang kamu ajari dengan baik itu, dengan sekuat tenaga mengirimnya ke posisi permaisuri, tapi apa yang dia berikan pada keluarga ini? Hari ini, Kaisar sedang dalam suasana hati yang baik, tidak bertanya padaku dan menyalahkanku, jika tidak sepertinya posisiku tidak akan terjamin."



Istrinya itu tidak memiliki pendapat, mendengar suaminya memaki putrinya, dia juga diam-diam membencinya, "Di kemudian hari biarkan saja dia, kita juga tidak usah mempedulikannya lagi."



"Mempedulikannya? Jika lain kali dia kembali ke sini untuk meminta uang, jangan berikan padanya." Teringat telah memberikan uang pada Ivonne untuk memintanya pergi, uang itu tidak pernah kembali, hatinya sakit.



Istirinya menjawab: "Aku tahu."



Hendra meminum secangkir teh, hatinya berpikir, Ivonne tidak mendapatkan perhatian dari Ronald, walaupun memiliki posisi sebagai



Permaisuri, itu juga tidak berguna, sepertinya dia harus mencari cara lain.



Dia telah bekerja sebagai menteri selama bertahun-tahun di departemen militer, posisi atas sudah digantikan oleh 3 orang, masih tidak ada kesempatan baginya untuk naik ke posisi atas, dia sudah tidak bisa menunggu lagi.



Di pihak keluarga Clara, sudah terdengar kabar, sudah ada banyak orang yang berkata bahwa peluang Raja Oscar menjadi seorang Pangeran Mahkota sangat tinggi, jika melakukan tindakan pada pihak keluarga Clara dengan mengeluarkan sedikit uang maka itu akan berhasil.



"Berapa banyak uang yang kita miliki sekarang?" Memikirkan ini, dia bertanya pada Istrinya.



"Sekitar 20 ribu." kata Istrinya.



"Kamu kembali dan bawakan padaku 3.000, aku ingin pergi ke kediaman keluarga Clara untuk berjalan-jalan."



Istrinya terpaku sesaat, "Keluarga Clara? Aku khawatir itu tidak pantas, lagipula Clara itu tadinya akan menikah dengan Ronald tapi dihancurkan oleh Ivonne, keluarganya sangat membenci kita, bagaimana mungkin



akan mempedulikan kita?"



Ibu Ivonne tidak akan melupakan pandangan Ibu Clara padanya yang begitu menghina.



"Apa yang diketahui oleh kalian pada wanita? Aku memintamu mengambilnya maka kamu ambil saja." Hendra berkata dengan marah.



Ibu Ivonne tidak berani mengeluarkan suara, secara pribadi pergi untuk mengambil uang untuk diberikan pada Hendra.



Kakek tua di keluarga Clara adalah asisten pertama kerajaan, dan juga merupakan Ayah mertua Kaisar Mikael.



Sebagian besar orang di Departemen militer merupakan orang-orangnya.



Hendra bisa melihatnya, jika ingin menjadi pemimpin di Departemen Militer, pertama-tama, dia harus menjalin hubungan dengan keluarga Clara.



Dia membawa uang sebanyak 3.000 dan juga membawa hadiah, langsung pergi ke kediaman keluarga Clara.



Kediaman Clara begitu ramai, di luar gerbang terdapat banyak kereta kuda yang berhenti, Hendra menanyakan hal itu dan mendapati bahwa hari ini adalah hari kepulangan Raja Oscar ke sini.



Hatinya gembira, kebetulan Raja Oscar ada di sini, maka dia pertama-tama akan meminta maaf untuk Ivonne, katanya Clara ini begitu murah hati, jika dia mengaku salah maka seharusnya dia tidak akan mendendam pada keluarganya.



Dia pergi untuk bertamu, tapi tidak menyangka petugas masuk untuk melapor kemudian mengatakan padanya bahwa hari ini adalah pesta keluarga dan tidak menerima tamu dari luar, Hendra sangat marah dan merasa malu, dia hanya bisa pergi.



Di dalam ruang kerja kediaman Clara.



Gilang sedang duduk di kursi, Clara menyalakan rokok untuknya, mengusir para pelayannya keluar, hanya menyisakan kakek dan cucu, mereka berdua di dalam ruangan itu.



"Kakek, menurutmu Hendra datang kemari saat ini untuk apa?" Clara duduk dan bertanya.



"Urusan apa lagi?" Gilang menghembuskan asap, melirik sekilas pada Clara dengan datar, "Sepertinya datang dikarenakan urusan Permaisuri Ronald."



"Ivonne?" Clara tertawa, "Takutnya tidak ada gunanya dia meminta tolong pada siapapun, dia dicurigai meracuni Paduka Kaisar, tapi tidak ada bukti, Kaisar tidak akan melepaskannya."



Gilang menatap Clara dengan tidak senang, "Kamu ini, tidak mendengarkan pengajaran, saat ini kamu tidak perlu menyinggung siapapun, tidak cukup Permaisuri Ronald dan Raja Ronald menjadi korban, untuk apa kamu bertindak pada mereka? Jika ada kesalahan, maka itu akan langsung merugikan Raja Oscar, tidak boleh melakukan kesalahan. "



Clara dengan tenang berkata: "Kakek tenang saja, masalah ini Bibi yang membicarakannya pada Kaisar, kudengar Ivonne juga mengakui bahwa dia secara pribadi mengobati Paduka Kaisar, dosa ini, dia tidak akan bisa melarikan diri."



Gilang meletakkan rokoknya di atas meja, terbatuk sekilas, kemudian makin tidak senang, "Hal yang paling salah kamu lakukan adalah membiarkan Bibimu ikut campur dalam masalah ini, apa kamu pernah memikirkannya, jika Ivonne bisa melepaskan diri dari tuduhan itu, masalah Paduka Kaisar yang keracunan tidak ada hubungannya dengannya, maka dia akan menjadi pahlawan yang menolong Paduka



Kaisar dan juga Kaisar akan memiliki rasa kecurigaan pada Bibimu itu. "_____ Bab 45 Menyelidiki Penyebab Penyakitnya PROMOTED CONTENTAdskeeper



The 10 Most Successful Celebrity Brands More... 476 119 159 Bab 45 Menyelidiki Penyebab Penyakitnya



Clara merasa Kakeknya terlalu khawatir, jadi dia berkata: "Kakek tidak perlu khawatir, Ivonne tidak akan bisa melepaskan diri dari tuduhan itu. Kondisi Paduka Kaisar sangat serius, sekarang terkena racun dan tidak sadarkan diri, mana mungkin masih bisa diselamatkan? Selama Paduka Kaisar meninggal, tidak peduli apa penyebab dia meninggal, Ivonne memiliki dosa karena telah mengobati Paduka Kaisar secara pribadi, tidak akan ada jasa baginya karena mengobati Paduka Kaisar."



Di Istana, keadaannya sudah kacau, dia saja masih tidak mengerti dengan jelas, apalagi Ivonne.



Saat ini, situasinya sangat rumit, Ronald telah terlibat dikarenakan dituduh melukai dirinya sendiri, Kediaman Ronald bisa dibilang di ujung tanduk.



Memikirkan Ronald, Clara masih menyayangkan di dalam harinya, tapi demi hal besar mengorbankan hal kecil, itu adalah nasih Ronald.



"Jangan terlalu yakin, semuanya belum sampai di langkah terakhir, masih mungkin terdapat perubahan." Gilang tiba-tiba menatapnya. "Masalah Paduka Kaisar diracuni, bukan kamu yang melakukannya kan?"



Clara terkejut. "Jelas bukan kamu yang melakukannya, bahkan jika memberiku nyali yang besarpun juga tidak berani meracuni Paduka Kaisar."



Gilang pertama-tama mengangguk, menundukkan kelopak mata tuanya,



"Baguslah jika bukan kalian yang melakukannya, aku akan menyelidikinya mengapa Ivonne bisa mengerti ilmu pengobatan, kamu keluarlah."



Clara bangkit dan mengundurkan diri.



Keluar dari pintu ruang kerja, di luar matahari bersinar, memikirkan Ronald, hatinya masih tidak rela.



Tadinya Clara berpikir Ronald tidak akan pernah melupakan perasaannya, tapi dari percakapan di Menara Ivylane, Clara sudah bisa merasakan sikap dinginya.



Apa dalam hati Ronald sudah ada Ivonne? Wanita dangkal itu mana layak untuk Ronald?



Menebak Ivonne mengobati penyakit Paduka Kaisar, itu setelah melihat cedera Ronald di kediamannya, dia mendengar Raja Oscar berkata bahwa lukanya diobati oleh Ivonne, jadi Clara berpikir sebelumnya kondisi Paduka Kaisar juga tiba-tiba membaik, seharusnya itu karena Ivonne juga bertindak mengobatinya.



Awalnya Clara terus memandangi ke arah dalam, Ivonne memang maju ke hadapan Paduka Kaisar, jika berdasarkan pada sifat Ivonne dulu, jika bukan karena ada tindakan, maka dia tidak akan pernah mendekat pada orang yang sekarat.



Meminta Bibinya untuk mencari tahu, itu memang sangat berbahaya, tapi sekarang masalahnya sudah seperti ini, tapi untungnya semuanya tebakannya benar.



Tersenyum melengkungkan bibirnya, dia dengan samar mengatakan pada pelayan di sebelahnya, "Pergilah untuk menghadang Hendra, bilang padanya untuk pegi ke Kediaman untuk mencariku."



Pemikiran Hendra, apa mungkin Clara tidak mengerti? Dia perlu membantu Raja Oscar untuk mendapatkan bantuan, begitu berusaha untuk mendapatkan posisi itu, maka Hendra juga haris memberikan sedikit usaha.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Pelayan itu pergi setelah mendapat perintah.



Clara kemudian memerintahkan seorang Bibi, "Pergi beritahu Raja Oscar, bersiap kembali ke Istana."



Bibi itu terpaku, "Bukankah akan kembali ke kediaman?"



"Kapan aku mengatakan akan kembali ke kediaman?" Clara melirik Bibi itu.



"Anda baru saja bukankah ..."



Clara dengan dingin berkata: "Kalau begitu biarkan dia menunggu, jika aku belum meninggalkan istana sampai malam, maka minta dia untuk datang lagi besok, beberapa hari seperti ini, jika dia memiliki kesabaran, maka aku akan menemuinya."



Bibi itu bingung, "Mengapa Permaisuri berbuat seperti ini?"



Clara mengulas senyum dingin, "Aku ingin melihat sikap keluarga Hendra, biarkan Hendra menyadari bahwa dirinya di hadapanku hanyalah seekor anjing, hanya ketika dia menyadari hal ini, maka dia



akan benar-benar setia padaku."



Setelah selesai berbicara, Clara dengan anggun berjalan menuruni tangga batu dan berjalan langkah demi langkah keluar.



Di istana.



Malam harinya, Kaisar Mikael meminta Kasim David pergi untuk meminta Ivonne datang ke Istana Pearlhall.



Ronald menatap Ivonne, ada sedikit kekhawatiran di pandangan matanya, "Berhati-hatilah, jangan bertindak sembarangan."



"Aku tahu." Ivonne menjawabnya.



Ivonne merasa hatinya cukup hangat, Ronald bisa dikatakan tidak terlalu jahat.



Kasim David membawa Ivonne keluar dari pintu samping, tidak melewati ruang kerja kerajaan.



Ketika datang ke Istana Pearlhall, baru menyadari bahwa Kaisar Mikael



dan Raja Ralph ada di sana.



Ibu Suri yang biasanya berjaga di sisi Paduka Kaisar tidak ada, Ratu juga tidak datang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day Tabib Istana, Kasim Artur dan Bibi Vera sedang bertugas melayani di depan ranjang, Lucky digendong ke ranjangnya untuk memulihkan lukanya, Lucky sudah sedikit lebih bersemangat, ketika melihat Ivonne, Lucky membuat suara melengking dari mulutnya.



Ivonne memandang Lucky, kemudian memintanya diam, Lucky seketika menjadi tenang.



Ketika Raja Ralph melihatnya, dia tersenyum dan berkata: "Binatang kecil ini juga mendengarkan perkataanmu? Benar-benar aneh."



Ivonne tersenyum, "Anjing itu mengerti manusia."



"Benar juga, kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa membuat Paduka Kaisar begitu bahagia? Anjing ini terkadang melihat dengan lebih



menyeluruh daripada manusia." Kata Raja Ralph sambil berpikir, kemudian menatap Kaisar Mikael sekilas dengan samar.



Kaisar Mikael juga samar-samar melirik sekilas pada Raja Ralph, apa sedang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melihat secara menyeluruh?



Dia berkata pada Ivonne: "Karena kamu mengerti ilmu pengobatan, maka pergilah untuk memeriksa bagaimana kondisi Paduka Kaisar."



Ivonne membungkukkan badan memberi hormat kemudian berjalan ke sana.



Bibi Vera dan Kasim Artur melangkah mundur, Ivonne melihat raut wajah Paduka Kaisar, kemudian bertanya pada Tabib di sebelahnya, "Apa Paduka Kaisar diracuni?"



Tabib Istana itu baru saja melihat kehebatan Ivonne ketika menolong Raja Ronald tadi, sikapnya juga menjadi sedikit lebih hormat, dia berkata: "Menjawab pertanyaan Permaisuri, Paduka Kaisar memiliki tanda-tanda keracunan."



"Bisakah kamu menunjukkan catatan pemeriksaanmu padaku?"



Tabib Istana mengambilnya dari dalam kotak obat dan menyerahkan pada Ivonne, "Silahkan Permaisuri lihat."



Ivonne membukanya, melihat catatan kondisi Paduka Kaisar semalam, muntah darah dua kali, kemudian tidak sadarkan diri, denyut nadi lemah, bibirnya ungu, didiagnosis keracunan.



Keracunan apa, tidak tertulis di sini.



Dan resep obatnya ditulis di bawah, itu adalah resep obat herbal, Ivonne tahu bahwa itu adalah formula untuk mendetoksifikasi racun, tapi setelah diberikan resep obat ini tidak tertulis itu meringankan kondisi penyakitnya.



Dengan kata lain, obatnya tidak memiliki efek.



Ivonne terus membacanya, menemukan bahwa Paduka Kaisar terus menerus memakan pil yang bernama Pil Trinity.



"Pil Trinity ini dibuat dari apa?" Ivonne bertanya.



"Pil Trinity ini dirancang khusus untuk Ibu Suri, bisa mengobati masuk



angin, meningkatkan kondisi tubuh, setelah Ibu Suri memakannya dia merasa obat ini baik, jadi memerintahkan untuk diberikan pada Paduka Kaisar, pembuatan Pil Trinity ada di halaman depan ..." Tabib Istana maju dan membantu Ivonne membuka halaman depan, kemudian menunjukkannnya untuk dilihat oleh Ivonne.



Atractylodes, cinnabar, jujube kernel, cypress seed, angelica dan bahan penyulingan obat lainnya, memang obat yang aman, sama sekali tidak mencurigakan.



"Bisakah kamu menunjukkan padaku Pil Trinity ini?" Ivonne bertanya.



Kasim Artur berkata: "Ada di Istana, karena itu adalah obat yang sering diminum oleh Paduka Kaisar maka selalu disiapkan."



Kasim Artur berjalan dan mengambiil sebuah kotak lalu memberikannya pada Ivonne, Ivonne membukanya, di dalam kotak itu terdapat 12 baris, 12 butir obat diletakkan di sana, sekarang sudah dikonsumsi sebanyak 10 butir, masih tersisa 2 butir.



Kasim Artur terpaku sesaat, "He? Seharusnya masih tersisa 3, mengapa bisa berkurang satu?"



"Berkurang 1?" Jantung Ivonne berdegup, "Apa kamu yakin?"



"Yakin, tiap harinya aku yang melayani Kaisar untuk meminum obat, terakhir kali aku memberikan obat, jelas-jeas ingat masih tersisa 3 butir."



Ivonne dengan serius berkata: "Kasim Artur ingat kembali, apa benar tidak ada kesalahan? Ini masalah besar."



Kasim Artur dengan tidak senang mengatakan: "Apa aku mungkin salah mengenai hal ini? Terakhir kali memberikan obat, Lucky tiba-tiba menggonggong, membuatku terkejut, obat itu bahkan jatuh ke lantai, setelah memungutnya aku lalu menaruhnya kembali, memastikan masih ada 3 butir."



"Obatnya jatuh ke lantai? Bukankah dengan begitu urutannya menjadi kacau?"



"Memang mengapa jika urutannya kacau? Obatnya sama." Kata Kasim Artur.



Ivonne berkata: "Takutnya belum tentu."



Ivonne meletakkan obat di atas meja, kedua obat itu ditempatkan



secara terpisah, mengambil cangkir dan membuka obat itu, menghancurkannya dan melihat warnanya, Ivonne menarik napas dan mengerutkan kening. "Kaisar, tolong kamu lihat."________________ Bab 46 Pil Trinity PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 85 21 28 Bab 46 Pil Trinity



Kaisar Mikael dan Raja Ralph maju dan melihatnya, salah satu obat itu, bagian tenagahnya ketika dibuka berwarna merah, dan satunya lagi warnanya hitam kekuningan.



"Kedua obat itu berbeda? Apa yang terjadi?" Raja Ralph bertanya kepada Tabib Istana.



Tabib Istana tertegun. "Ini tidak mungkin, obat ini dibuat bersamaan, tidak mungkin bisa berbeda warna."



"Kalau begitu tolong Tabib periksa, lihat mana yang beracun." Kata Ivonne.



Tabib menunjuk ke arah obat yang tengahnya berwarna merah, "Obat ini awalnya bukan berwarna seperti ini, mengapa bagian tengahnya bisa begitu merah?"



Dia mengambil sedikit obat itu kemudian menaruhnya di dalam cangkir, menuangkan air, kemudian meletakkan jarum perak. Jarum perak itu berubah warna menjadi hitam, menunjukkan racunnya begitu kuat.



"Kaisar!" Tabib Istana itu berlutut, bibirnya dengan gemetar berkata, "Ini benar-benar tidak mungkin, ada orang yang telah mengganti obatnya, obat yang diberikan oleh pihak Tabib Istana itu tidak beracun, sudah diuji."



Pandangan mata Kaisar Mikael menjadi dingin, "Pegawal, segel bagian pembuatan obat, periksa dengan seksama!"



Para penjaga menerima perintah dan keluar.



Raja Ralph memandang Ivonne, "Bagaimana kamu bisa tahu bahwa obat itu berbeda?"



Ivonne menjelaskan: "Obat itu berkurang satu, ini berarti ada seseorang yang mengambilnya, mengapa dia harus mengambilnya? Sudah jelas, obat yang diambil itu ada masalah, Kasim Artur mengatakan ketika memberikan obat terakhir kali, kotak obat itu pernah terjatuh di lantai, maka ada kemungkinan urutannya menjadi kacau, obat yang diambil itu tidak beracun, dan obat yang seharusnya diambil itu masih ada di sini."



"Analisismu benar!" pandangan mata Raja Ralph juga menjadi dingin, "Ada orang yang berani meracuni Paduka Kaisar, benar-benar tidak menginginkan nyawanya."



Kaisar Mikael melampiaskan amarahnya pada Tabib Istana, Ivonne ragu-ragu sejenak kemudian berkata: "Kaisar, takutnya masalahnya bukan berada di Tabib Istana."



Kaisar Mikael menatapnya, "Apa maksudmu?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day Ivonne berkata: "Ada 3 butir obat di dalam, ingin mengambil obat beracun itu, harus mengggantikan dengan obat lain, denga begitu baru tidak akan menimbulkan keraguan, tapi orang ini tidak bisa mendapatkan Pil Trinity, Pil Trinity itu dibuat oleh Tabib Istana, tentu saja para Tabib Istana pasti bisa mendapatkan lebih banyak Pil Trinity, tidak akan dicurigai jika berkurang 1."



Kaisar Mikael mengangguk, "Masuk akal."



Ivonne melanjutkan berkata: "Cara si pelaku mendapatkan obat, ada tiga tempat, satu di tempat Ibu Suri, satu di tempat Paduka Kaisar, satu lagi di tempat para Tabib Istana. Berdasarkan analisis tado, pihak Tabib Istana bisa dikecualikan, karena jika si pelaku bisa mendapatkan obat itu di tempat Tabib Istana naka tidak sulit mendapatkan 1 lagi, dan dengan logika yang sama, tempat Ibu Suri juga bisa dikecualikan, si pelaku mengambil obat itu dari tempat Paduka Kaisar secara langsung untuk diracuni, karena obat itu memiliki jumlah tertentu, setelah Paduka Kaisar terkena racun si pelaku harus segera mengambil obat beracun yang tersisa."



Raja Ralph tidak mengerti, "Mengapa orang ini harus mempersiapkan lebih banyak obat beracun? Menurut logika, 1 saja sudah bisa meracuni Paduka Kaisar."



Ivonne berkata: "Terburu-buru menggunakan racun, dosisnya tidak dapat dikendalikan secara akurat, jadi, obat kedua ini cadangan, jika 1 butir obat tidak memiliki efek, maka ditambah 1 butir lagi di hari berikutnya, akan lebih dapat memastikan Paduka Kaisar terkena racun."



"Bagaimana bisa otakmu ini berpikir dengan begitu cepat?" Raja Ralph memuji.



Tabib Istana sudah menghela nafas lega, perkataan Permaisuri telah membantu pada Tabib Istana lepas dari fitnah ini, mereka tidak dicurigai.



Kasim Artur berkata: "Tapi obat-obatan ini, yang bisa menjangkaunya hanya aku dan Bibi Vera, tidak ada orang lain yang dapat menjangkaunya."



Bibi Vera membungkukkan badannya, "Itu benar."



Kaisar Mikael sangat mempercayai Kasim Artur dan Bibi Vera, mereka sudah melayani Paduka Kaisar selama bertahun-tahun, sangat amat setia, tidak mungkin akan mencelakai Paduka Kaisar.



"Berapa banyak orang yang bisa masuk ke sini untuk melayani?" Tanya Kaisar Mikael pada Kasim Artur.



"Menjawab Kaisar, ada tiga orang, semuanya dipromosikan oleh Paduka Kaisar."



"Panggil kemari, aku ingin bertanya pada mereka!" Pandangan mata Kaisar Mikael sangat tajam.



"Baik!" Kata Kasim Artur kemudian berjalan keluar.



Yang memasuki Istana untuk melayani, ada Ade, Ade bertanggung jawab untuk membawa anjing berjalan-jalan, membawa Lucky masuk dan keluar aula.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ada juga yang bernama Merry, yang melayani Paduka Kaisar



memberishkan diri.



Yang lainnya lagi, bertanggung jawab untuk membersihkan Istana bagian dalam bernama Xiao Luozi, kamar di Istana begitu besar, dia yang membersihkannya sendirian, Paduka Kaisar tidak suka keramaina, sebagian besar Paduka Kaisar ada di atas ranjang, jadi Geri sebagian besar bertugas menyapu selama setengah hari.



Kasim Artur membawa Ade dan Merry, Geri menghilang.



Ade dan Merry tidak tahu apa-apa mengenai hal ini, ketika mereka ditanyai, jawaban mereka lancar, bahkan mereka tidak tahu di mana obat itu diletakkan.



Ivonne berkata: "Geri ini adalah kuncinya, karena dia bertanggung jawab untuk membersihkan kamar, dia pasti pernah menyentuh kotak obat itu ketika membersihkan ruangan, jika dia tidak tahu maka itu aneh, harus segera menemukannya."



Kaisar Mikael segera memerintahkan, mencari di seluruh Istana, harus menemukan Geri.



Setelah setengah jam kemudian, Geri ditemukan.



Tapi, itu sudah menjadi mayat yang tubuhnya sudah dingin, dibuang ke dalam sumur di Istana yang terasing.



Mayat ditemukan oleh penjaga Istana yang terasing, karena Kaisar Mikael memerintahkan seluruh Istana untuk mencari Geri, para penjaga istana yang terasing itu ingat bahwa mereka melihat Geri datang ke Istana terasing hari ini, jadi mereka mencarinya dan menemukan mayat itu.



Para penjaga istana itu dipanggil, Kaisar Mikael secara pribadi menginterogasinya.



"Selain Geri, apa masih ada lagi yang pergi ke istana terasing?" Kaisar Mikael bertanya.



Para penjaga menjawab: "Menjawab Kaisar, kami hanya melihat Geri sendirian, hanya ada empat orang penjaga di istana yang terasing, tiap harinya bertukar shift jaga, jadi tidak ada orang yang datang setelah itu, kami benar-benar tidak tahu."



Kasim Artur juga secara pribadi memeriksa ranjang Geri, menemukan selembar uang 1000 perak



Uang perak itu dikeluarkan oleh kediaman Istana.



Ivonne tidak mengerti cara melihat uang di isni, tapi ketika dia melihat segel besar Kediaman Ronald, hatinya mencelos, membuka mulutnya untuk berdebat, "Kaisar, itu tidak mungkin adalah Raja Ronald."



Kaisar Mikael bukan orang bodoh, tentu saja tahu jika pelakunya adalah Ronald tidak mungkin akan menggunakan uang yang dicetak dengan menggunakan simbol kediamannya.



Masalah ini jelas ada orang yang ingin mencelakai Ronald.



Selain itu, perencanaan lebih tergesa-gesa, bisa dilihat dipersiapkan tiba-tiba, orang ini mungkin tidak menyangka kondisi Paduka Kaisar akan membaik.



Bisa dikatakan, perbuatan Ivonne telah membuat rencana awal orang ini hancur berantakan, hanya bisa mempersiapkan strategi lain, dan strategi ini malah menunjukkan celah.



Dan celah ini, jika bukan orang yang teliti, maka tidak akan menemukannya, karena Paduka Kaisar sudah meminum Pil Trinity selama beberapa periode, dan juga Pil Trinity ini direkomendasikan oleh Ibu Suri, tidak akan ada orang yang curiga pada Pil Trinity.



Ketika Kaisar Mikael memikirkan hal ini, dia tanpa sadar menatap ke arah Ivonne, ketika Ronald menikahinya, benar-benar tidak diharapkan, dia juga merasa tidak puas pada menantunya ini, tapi dengan adanya skandal seperti itu, hanya bisa menerimanya, keluarga kerajaan tidak bisa menjadi bahan pergunjingan.



Sekarang melihatnya, dia malah menyukainya, hanya saja postur berjalannya agak aneh, seperti kepiting.



Kaisar Mikael melirik sekilas ke arah Tabib Istana, "Masih tidak cepat melihat itu racun apa?"



Tabib Istana bergegas berkata: "Baik, aku akan segera menyelidikinya."



Raja Ralph memandang ke arah Ivonne, "Apa kamu tahu?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mahir dalam racun."



Tabib Istana itu menghela nafas lega, jika Permaisuri tahu segalanya, untuk apa keberadaan para Tabib Istana di sini?



Ivonne sebenarnya pada dasarnya bisa menebak racun apa di dalam



obat itu.



Seharusnya itu adalah cinnabar, cinnabar dapat digunakan sebagai obat, tapi jika dikonsumsi berlebihan akan beracun, Pil Trinity ini awalnya sudah terdapat kandungan cinnabar, Paduka Kaisar telah meminumnya sejak lama, sudah sedikit terkena racun, tapi untuk sementara masalahnya tidak besar, tiba-tiba dosisnya bertambah besar, maka tubuhnya tidak bsia menerimanya._______________ Bab 47 Makan Berdua Dengan Kaisar PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 792 198 264 Bab 47 Makan Berdua Dengan Kaisar



Ivonne berjalan pelan ke depan, berdiri di depan ranjang Paduka Kaisar.



Tidak sampai 2 hari, Paduka Kaisar sudah kurus seperti ini. Wajahnya pucat, bibirnya ungu, alisnya yang berantakan dan garang ini satu-satunya harga dirinya.



Pria yang tadinya merupakan orang yang paling kuat di negeri ini.



Sekarang bahkan hidup dan matinya sendiri dia tidak dapat mengendalikannya.



Ivonne meletakkan tangannya di dadanya, merasakan jantungnya berdetak perlahan, nafasnya sedikit kacau.



"Bagaimana?" Raja Ralph berpikir Ivonne sedang memeriksa, jadi dia menghampiri dan bertanya.



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Masih belum jelas."



Mata Raja Ralph jelas sedikit kecewa.



Raut wajah Kaisar Mikael seperti biasa, memandangi Tabib Istana yang sedang menyelediki obat di samping.



Tabib Istana menghela nafas, berjalan menghampiri untuk melaporkan: "Kaisar, itu adalah racun cinnabar dengan wisteria."



"Apa sulit untuk ditawarkan?" Tanya Raja Ralph.



"Tidak sulit, mengetahui racun apa itu maka sudah dapat meresepkan obat yang tepat. Resep sebelumnya itu tidak efektif melawan cinnabar dan wisteria, harus diganti dengan resep lain." Kata Tabib Istana.



Karena Tabib Istana bisa menawarkan racun, maka Ivonne sudah tidak diperlukan di sini, Kaisar Mikael menyuruhnya kembali untuk merawat Ronald.



Ketika Ivonne mengundurkan diri, Kaisar menatapnya dan berkata, "Malam ini tinggal di Istana dan makan bersamaku."



Ivonne tidak tahu bahwa ini adalah hadiah yang sangat besar, hanya berpikir bahwa itu hanya makan biasa, lagipula, mereka ini juga bisa dikatakan merupakan sebuah keluarga, jadi Ivonne menjawabnya sekilas kemudian mengundurkan diri.



Raja Ralph melihat Ivonne yang bagai tidak peduli, tanpa sadar makin menghargainya.



Hati Ivonne sebenarnya memikirkan hal lain yaitu bagian akar keturunan Ronald.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Lukanya itu baru saja dijahit, tidak tahu apa luka itu terbuka lagi atau tidak, lagipula sepanjang jalan ke Istana, sudah pasti akan mengenai luka, dan juga dia melangkah ratusan langkah, lukanya itu dekat dengan bagian telur, ketika tertarik maka sakitnya itu akan membuat orang seakan menggila.



Pria ini, kemampuannya menahan sakit benar-benar hebat.



Sebelumnya ada terlalu banyak orang di aula, dan lagi situasinya lebih kritis, Ivonne tidak punya waktu untuk mengurusnya, sekarang seharusnya hanya ada Yanto dan Rendi di sana, maka sudah tidak masalah.



Memasuki aula, benar saja hanya ada Rendi dan Yanto yang sedang berjaga, melihat Ivonne kembali, Yanto bergegas bertanya: "Permaisuri, bagaimana situasi Paduka Kaisar?"



Ivonne melirik sekilas ke arah Ronald, Ronald juga menolehkan kepala melihat Ivonne, pandangan matanya juga memiliki makna bertanya.



"Sudah menemukan cara untuk mengobatinya." Kata Ivonne.



Ronald jelas merasa lega, kepala dan bahunya akhirnya terkulai turun.



Aula itu bukanlah tempat yang baik untuk berbicara, semua orang hanya bersyukur kemudian tidak lagi membahasnya.



Ivonne berkata pada Rendi dan Yanto: "Kalian keluarlah telebih dulu, aku ingin memeriksa luka Yang Mulia."



Ronald seketika menatap Ivonne dengan membelalakkan matanya, "Lukanya tidak masalah, kamu tidak perlu melihatnya."



"Aku ingin melihatnya!" Ivonne berkata dengan makna dalam.



Yanto kemudian menarik Rendi keluar, akhirnya berkata: "Kami akan berada di luar, Yang Mulia bisa berteriak jika membutuhkan sesuatu."



Wajah Ronald menggelap, apanya yang berteriak? Dia bukan seorang wanita.



Di sisi lain, Ivonne telah membuka kotak obat untuk mempersiapkannya infus dan juga obat penghilang rasa sakit dan anti peradangan, terhadap infus, sebenarnya Ronald menolak, melihat benda yang tidak diketahui apa itu mengalir ke dalam tubuhnya, itu sangat menakutkan.



Tapi yang lebih mengerikan adalah melihat pandangan mata Ivonne yang memiliki makna meremehkan, kemudian mendengarnya berkata: "Lebarkan kakimu!"



Ada beberapa gunjingan yang tersebar di Istana mengenai Ivonne.



Sebenarnya Ivonne benar-benar ingin memberi Ronald pemahaman ilmiah, ketika situasinya lebih lemah daripada orang biasanya, yang terbaik adalah jangan melawan, bersikap patuh, dengan begitu dapat meningkatkan efisiensi pihak lain dan juga mengurangi penderitaan bagi diri sendiri.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Masalah luka tidak begitu besar, hanya memerlukan sedikit perawatan.



Yuan Qing sangat lelah dan berkata: "Cobalah untuk berpindah sedikit



ke sana, biarkan aku berbaring sebentar."



"Tidak bisa bergerak." Ronald berkata dengan nada tidak baik, tapi ketika melihat wajah Ivonne yang kelelahan, dia perlahan bergerak dan memberikan posisi kosong.



Ivonne berbaring di sisi Ronald, kedua tangannya diletakkan di dahinya, menghela nafas berkata: "Kuharap semuanya baik-baik saja, biarkan aku menjalani hari yang tenang."



"Jika Paduka Kaisar baik-baik saja, maka kamu bisa meminta untuk kembali ke kediaman." kata Ronald.



"Setelah makan baru akan pergi." kata Ivonne.



Ronald berkata dengan nada tidak baik: "Apa tidak ada makanan di rumah? Memangnya makanan di Istana begitu enaknya?"



"Kaisar memintaku untuk menemaninya makan malam ini." Kata Ivonne.



Ronald terpaku, "Ayah memintamu menemaninya makan? Bukan menyuruhmu makan baru pergi?"



Sang Ayah suka makan sendirian, bahkan ketika pergi ke tempat Ratu, dia selalu makan terlebih dulu baru pergi ke sana.



Ronald tumbuh begitu besar, selain pesta Istana, dia tidak pernah makan bersama Ayahnya.



Ivonne dengan sedikit sebal berkata: "Tidak tahu, dia berkata seperti itu, mungkin hanya basa basi."



Ronald tahu Ayahnya tidak mungkin basa basi pada siapa pun, di mata sang Ayah, mengundang makan adalah hal yang sangat serius.



Jika bisa dikatakan, setelah Ayahnya dinobatkan menjadi Kaisar, yang pernah makan berdua bersamanya hanyalah Kakek saja.



"Apa yang harus kuperhatikan ketika makan dengan Kaisar?" Tanya Ivonne.



Wajah Ronald sedikit tidak enak dilihat, "Siapa yang tahu?"



Ivonne sedikit menopang kepalanya, "Tidak tahu?"



Berpikir Ronald tidak ingin mengatakannya, kemudian dengan samar berkata: "Jika aku membuat malu, maka kamu juga akan mendapatkan malu."



Ronald terdiam sesaat, dengan perlahan berkata: "Aku tidak pernah makan berdua dengan Ayah."



Ivonne tersenyum, "Ada begitu banyak orang dalam keluargamu, tentu saja bukan makan berdua, aku juga bukan makan berdua dengan Kaisar."



"Bukan hanya kamu dan Ayah? Lalu ada siapa lagi?" Ronald sedikit terkejut.



"Tidak tahu, biasanya dia makan dengan siapa?" Ivonne menoleh memandang ke arah Ronald, wajahnya perlahan menjadi serius, "Tidak mungkin hanya aku dan Kaisar makan berdua saja bukan?"



Ronald berkata: "Ayah tidak pernah makan berdua dengan siapa pun."



Ivonne terkejut, "Jadi biasanya dia makan sendirian?"



"Ya!"



"Kenapa?" Ivonne benar-benar tidak mengerti, begitu banyak Ratu di Istana ini, dan juga ada begitu banyak Pangeran dan juga Putri, semuanya bisa makan bersama, mengapa harus makan sendirian?



Ronald tidak bersuara, hanya menatap Ivonne dengan tatapan samar, dia tidak tahu mengapa sang Ayah suka makan sendirian, dan dia tidak tahu mengapa sang Ayah yang biasanya selalu suka makan sendirian itu hari ini ingin makan bersama dengan Ivonne.



Kepala Ivonne dibenamkan ke atas bantal, selama beberapa saat tidak menarik nafas, dia tidak ingin makan berdua dengan Kaisar.



"Jangan takut, Ayah juga tidak akan memakanmu."



Ivonne merasa sebal dan berkata: "Aku bukannya takut, tapi dua orang yang tidak dekat makan berdua itu benar-benar sangat canggung, tidak tahu harus berkata apa."



"Apa lagi yang bisa kamu katakan? Dia bertanya apa padamu maka kamu menjaabnya, jangan mengatakan lebih banyak." Suara Ronald jelas sedikit jengkel.



Ivonne mendengarkan emosi dalam nada bicara Ronald, dia tidak ingin memprovokasi pria ini, jadi dia menutup matanya untuk beristirahat.



Pria ini merasa sangat kesal, Ayahnya ingin makan bersama dengan Ivonne, dia merasa itu hanyalah alasan saja, sebenarnya Ayahnya ingin mengetahui pergerakan Kediaman Ronald dari mulut Ivonne, Ayahnya tidak percaya padanya.



Pelaku yang ingin membunuhnya itu sudah bunuh diri, masalah ini tidak bisa diselesaikan, Ronald tidak bisa membersihkan kecurigaan orang lain terhadap dirinya. Bab 48 Sang Ratu Sakit PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 345 86 115 Bab 48 Sang Ratu Sakit



Istana Rosebell kediaman Ratu.



Raja Oscar dan Clara memasuki Istana, mereka pergi memberi salam terlebih dahulu pada Ratu.



Ketika Clara memasuki ruangan, dia melihat raut wajah Ratu yang agak tidak baik, memegang dadanya dan duduk diam.



Clara menghampiri ke hadapan Ratu menaruh perhatian, bertanya padanya, tapi sang Ratu masih tidak begitu bahagia.



Clara tahu Sang Ratu memiliki masalah di dalam hatinya, kemudian dia tersenyum dan berkata pada Raja Oscar: "Bukankah Yang Mulia mengatakan memiliki puisi baru yang ingin diperdengarkan pada Raja Romeo bukan? Pergilah."



Oscar tidak suka menulis puisi, tapi Romeo menyukainya, baik Oscar maupun Romeo dilahirkan oleh sang Ratu, merupakan saudara, demi kesukaan adiknya yang menyedihkan ini, jadi Oscar mulai belajar



menulis puisi.



Hari ini dia memiliki sebuah puisi baru, jadi Oscar harus pamer di depan Romeo, mendengar Clara berkata seperti itu, Oscar pergi sambil tersenyum.



Setelah Oscar pergi, Clara meminta para pelayan yang melayani di Istana untuk keluaar, dia duduk di samping Ratu dan bertanya: "Bibi, sebenarnya ada apa?"



Ratu melihat putranya sudah pergi, dia baru dengan benci berkata: "Aku dan Kaisar, hubungan pasangan selama lebih dari 20 tahun, sejak hari pernikahanku, dia tidak pernah makan berdua denganku. Malam ini, dia malah meminta Ivonne untuk makan malam bersamanya."



Raut wajah Clara sangat terkejut. "Ivonne? Bukankah dia dibawa ke Istana untuk diinterogasi? Kenapa dia tidak dikurung?"



Ketika Clara memasuki istana dia tidak bertanya, berpikir bahwa Ivonne



telah melakukan kejahatan, bahkan jika tidak dipenjara, sudah pasti akan dikurung dalam kamar gelap terlebih dulul, kemudian menunggu hasil investigasi lalu turun dari posisinya sebagai permaisuri, hukuman selanjutnya adalah dibuang dengan identitas sebagai orang biasa.



Ratu dengan dingin berkata: "Dikurung? Sekarang dia sedang makan bersama Kaisar, hanya berdua, tidak tahu dia akan mengatakan apa di depan Kaisar."



Hati Clara sedikit terkejut, Ivonne tampaknya akhir-akhir ini sedikit lebih pintar, jika Ivonne mengatakan keraguannya pada dirinya di depan Kaisar, maka konsekuensinya tidak terbayangkan.



Clara berbalik dan menatap sang Ratu, cahaya matanya bersinar licik, "Bibi, apa kamu merasa pusing?"



Makan malam diatur di Istana Dragonhall, terpisah dari Istana Kekaisaran.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne berharap Raja Ralph juga akan ikut makan bersama, setidaknya bertambah satu orang lagi maka akan lebih tidak canggung.



Namun, ketika Kasim David membawanya ke Istana Dragonhall, api harapannya padam.



Sebuah meja bundar cendana kecil, jika bukan karena ditempatkan dengan peralatan makan, Ivonne hampir mengira itu adalah meja untuk minum teh, tidak, itu bahkan lebih kecil lagi, ini bisa menjadi menghidangkan 1 hidangan paling banyak.



Meja sekecil itu, bahkan jika duduk berseberangan, itu jaraknya sangat dekat.



Hari ini, Kaisar Mikael duduk di sebelah meja bundar, punggungnya tegap, tangannya diletakkan di atas lutut, mengangkat pandangannya yang sedikit tajam menatap Ivonne.



Dia mungkin mencoba ingin membuat tampilan yang lembut, tapi karena dia sudah bersikap tegas begitu lama, ekspresi lembut ini tidak dapat dilakukan, hanya bisa sedikit mengulas senyumnya yang kaku, ekspresi ini membuat orang yang melihatnya makin bergidik.



Ivonne perlahan berjalan mendekat, hendak memberi hormat, Kaisar Mikael malah berkata: "Kamu tidak perlu memberi hormat, duduklah."



Ivonne menjawab sekilas, berjalan ke depan meja itu dengan langkah kecil dan dengan berhati-hati duduk di sana.



"Kamu tidak perlu berhati-hati, ini adalah makan malam biasa." Ketika Kaisar Mikael melihat kegugupan Ivonne, dia berkata menghibur.



Ivonne berpikir di dalam hati, mana mungkin dia bisa tidak gugup? Makan malam biasa pun juga tidak mungkin hanya mertua dan juga menantu berdua saja, apalagi dia ini merupakan Kaisar.



"Ya!" Ivonne menjawab.



Ketika Ivonne datang, dia berpikir dalam hati, Kaisar Mikael memintanya datang untuk makan makan, dia pasti memiliki hal yang ingin ditanyakan padanya, dugaannya sebenarnya sama dengan dugaan Ronald, ini tidak lebih ingin mennayakan hal-hal mengenai Kediaman Ronald, ingin menanyakan pergerakan Ronald, dengan siapa dia berhubungan dan yang lainnya.



Ivonne juga sudah memikirkan kata-kata yang tepat sebelumnya.



Kaisar Mikael tidak bertanya, dengan samar berkata pada Kasim David, "Hidangkan makanan!"



Ivonne memandangi ukuran meja ini, menghidangkan makanan, tidak tahu berapa banyak makanan yang bisa dihidangkan?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions Hidangan pertama adalah sup.



Dua penanak kecil yang indah dibawa masuk, ditempatkan di depan Kaisar Mikael dan Ivonne, tutupnya dibuka, aromanya melayang keluar dan langsung menuju ke hidung Ivonne.



Seketika membuat Ivonne sangat ingin segera meminumnya.



Hanya saja Ivonne berpikir tidak mungkin sesederhana itu, ketika Kaisar makan, bukankah harus diperiksa dulu apakah beracun, kemudian mencuci tangannya dan sejenisnya?



Pelayan istana melangkah maju untuk menuangkan sup ke sebuah mangkuk kecil untuk Ivonne dan meletakkan sendok perak, sedangkan Kaisar Mikael dilayani oleh Kasim David.



Ivonne tidak berani bergerak, menunggu ketika Kaisar Mikael mengambil sendok perak dan mulai meminum sup, dia baru menghela nafas lega dan mengulurkan tangan untuk menyentuh sendok itu.



Benar-benar sangat lapar, makanan di depan mata, membuat hati yang tegang perlahan menjadi rileks, berpikir tidak peduli apa yang akan ditanyakan oleh sang Kaisar, dirinya punya jawaban, jadi tidak ada yang perlu ditakuti.



Sup itu diarahkan ke mulutnya, tapi sebelum dapat meminumnya, terdengar suara langkah kaki yang buru-buru dari luar, Ivonne meletakkan sendok dan melihat ke arah luar.



Kaism Muru tertegun, bergegas keluar, tidak berapa lama, raut wajah Kasim David sedikit berubah dan berkata: "Kaisar, kondisi Ratu tidak baik, dia pingsan."



Alis Kaisar Mikael berkerut, kemudian dia berdiri, "Siapkan tandu!"



Ivonne menghela nafas lega, Kaisar pergi maka dia bisa makan dengan



bebas.



Dia benar-benar sangat lapar, tidak bisa makan dengan begitu elegan.



Pandangan mata Kaisar Mikael menyapunya sekilas, berkata pada Ivonne: "Kamu juga ikuti."



Mata Ivonne dengan begitu sulit dialihkan dari sup dalam mangkuknya, bergegas berkata: "Baik!"



Ivonne berdiri, Kasim David mengeluarkan sebuah jubah, Kaisar Mikael membelakangi Ivonne dan membiarkan Kasim David untuk mengenakan jubah padanya dan merapikan kerutan pada pakaiannya.



Ivonne benar-benar sangat lapar, ketika Kaisar Mikael dan Kasim David tidak melihatnya, Ivonne mengambil mangkuk sup dan meminumnya dua teguk, semangkuk sup panas itu mengalir turun di sepanjang mulut ke tenggorokan, rasa panas itu terus hingga mencapai bagian lambung, sangat panas hingga membuat Ivonne mengalirkan air mata.



Kaisar Mikael menoleh, memandangnya dengan sedikit aneh.



Ivonne mengerjapkan matanya, berusaha tersenyum, berdiri di sana



dengan canggung.



Kaisar Mikael tiba-tiba bertanya pada Kasim David, "Hari ini, apa Raja Oscar dan istrinya memasuki istana?"



"Menjawab Kaisar, Raja Oscar dan istrinya memasuki istana tidak lama." jawab Kasim David.



Kaisar Mikael perlahan-lahan merapikan ikat pinggang jubahnya, berpikir dengan serius.



Dia kembali duduk, "Panggil tabib istana untuk pergi ke Istana Ratu dan memeriksanya, lanjutkan makan malam."



Ivonne sedikit terkejut, mendongak menatap Kasim David, tapi Kasim David seakan merasa lega.



Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Sang Ratu pingsan, mengapa Kaisar tidak ke sana?



Apa hubungannya dengan masuknya Raja Oscar dan istrinya ke Istana?



Ivonne tidak berani bertanya, perlahan-lahan meminum sup, kemudian sup itu dibawa pergi, lalu hidangan lain dihidangkan, ternyata hidangannya dihidangkan sepiring demi sepiring, Ivonne memandang Kaisar Mikael hanya memakan tiap hidangan 2 suap, tidak akan memakan 3 suap.



Ada sebuah hidangan daging yang Ivonne merasa itu cukup lumayan, Kaisar Mikael memakannya 1 suap, kemudian berkata pada Kasim David: "Hidangan ini lumayan, berikan pada Raja Ralph."



"Baik!" Kasim Muur keluar, meminta Kasim lainnya unutk mengantarkan hidangan itu pada Raja Ralph.



Ivonne tahu bahwa Kaisar memiliki hobi seperti itu, suka memberikan sisa makanannya pada orang lain, rahmat ini, biasanya orang yang diberikan akan merasa itu adalah sebuah kemuliaan. Bab 49 Tidak Perlu Pergi Untuk Memeriksa Penyakit PROMOTED CONTENTAdskeeper



As Soon As You Hear About Love You Start Screaming At Out Loud? More... 410 103



137 Bab 49 Tidak Perlu Pergi Untuk Memeriksa Penyakit



Tidak ada yang berbicara di ruangan, sampai hidangan terakhir, Ivonne menghitungnya, semuanya ada 10 hidangan.



Awalnya dia mengira bahwa Kaisar itu hemat, tapi tidak menyangka bahwa begitu mewah, makan berdua menghidangkan 9 hidangan dan 1 sup, nasi putih tidak dihitung, benar-benar luar biasa.



Kasim David menyerahkan handuk panas yang digunakan untuk menyeka sudut bibir Kaisar.



Sisa makanan telah dibawa pergi, Ivonne berpikir, sepertinya Kaisar tidak akan mengajukan pertanyaan padanya, sang Ratu sakit, dia harus pergi untuk melihat sang Ratu.



Ivonner berdiri, membungkukkan badan dan dengan hormat berkata: "Aku tidak berani menunda Ayah untuk mengunjungi Ibu, menantu



akan mengundurkan diri terlebih dahulu."



"Duduk!" Kaisar Mikael menyeka tangannya, pandangan matanya yang tegas menyapu sekilas pada Ivonne, kemudian mengangkat tangannya meminta Kasim David dan orang-orang yang ada di ruangan itu untuk keluar.



Kaisar Mikael duduk di seberang Ivonne, jarak di antara mereka hanya sejauh satu tangan, setelah orang-orang di dalam ruangan keluar, aura menekan itu muncul.



Tapi setelah melewati makan malam ini, Ivonne sudah jauh lebih santai.



"Bagaimana hubunganmu dengan Ronald?"



Pandangan Ivonne menjadi serius, akhirnya masuk ke topik utama.



Masalah ini, meskipun seperti yang dia tebak, tapi tidak sulit juga untuk dijawab. Tidak lebih dari satu kalimat, saling memaki dan memukul.



Ivonne tersenyum dan berkata: "Sangat harmonis satu sama lain!"



Kaisar Mikael menatapnya, seakan tersenyum dan tidak, "Bagaimana menurutmu watak Ronald?"



"Hati Yang Mulia Ronald sangat tulus dan baik!" Ivonne berusaha bersikap baik, berkata sambil tersenyum.



Ini bukanlah hal yang ingin diketahui Kaisar, Kaisar tidak punya waktu untuk peduli tentang keharmonisan atau ketidakharmonisan antara dirinya dan Ronald.



Kaisar Mikael tersenyum.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Sepertinya telah mendengar lelucon yang lucu.



Ivonne berusaha mempertahankan senyumnya.



"Sudah menikah selama 1 tahun bukan? Mengapa tidak ada kabar dari perutmu itu, harmonis yang kamu sebutkan itu hanya seperti itu saja." Kaisar Mikael tersenyum dan berkata dengan samar.



Begitu sederhana dan kasar dan juga langsung, Ivonne masih juga menjawabnya, "Masih sedang berusaha, aku yakin tidak lama lagi akan bisa menambahkan cucu untuk Kaisar."



Pandangan mata Kaisar Mikael memancarkan jejak terkejut, biasanya jika seorang menantu mendengarkan mertuanya mengatakan hal ini, bukankah seharusnya mereka gelisah atau tertunduk malu?



Ivonne bahkan berkata bahwa mereka sedang berusaha? Begitu tidak tahu malu?



Ivonne malah berpikir bahwa perkataannya tidak ada yang salah, wajahnya memancarkan senyum murah hati.



Kaisar Mikael dengan datar berkata: "Baiklah, aku akan menunggu untuk menggendong cucuku."



Ivonne tersenyum dan berkata: "Ya, pasti tidak akan membuat Ayah



kecewa."



Benar-benar tidak tahu malu!



Kaisar Mikael terpaku sejenak, "Bagaimana luka Ronald?"



Ivonne menjawab pertanyaan dengan lancar, "Untuk sementara masih stabil."



"Pergilah, pulang dan rawat Ronald!" Kaisar Mikael mengangkat tangannya.



Ivonne terpaku seketika, ini sudah berakhir? Ini baru mulai memasuki topik.



Kaisar Mikael berdiri dan pergi, Kasim David sudah ada di luar menyiapkan tandu, kemudian mereka pergi.



Ivonne masih terpaku, bahkan tidak menanyakan lebih banyak hal mengenai Ronald? Oh, sepertinya dia bertanya mengenai luka Roland, tapi Ivonner sudah menyiapkan pidato besar untuk menjawabnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Di Istana Rosebell, Clara sedang menunggu Tabib Istana.



Tabib Istana memeriksa denyut nadi Ratu, hanya berkata bahwa hanya bermasalah pada bagian hati, tapi masalahnya tidak besar, setelah meresepkan obat dia kemudian pergo.



Setelah Tabib pergi, mendengar seseorang di luar melaporkan: "Kaisar tiba!"



Clara berdiri, sekarang sudah lewat lebih dari setengah jam, Kaisar baru datang kemari, sepertinya makan malam itu sudah selesai?



Ketika Kaisar Mikael melangkah masuk, Clara bergegas memberi hormat, "Aku memberi hormat pada Ayah!"



Kaisar Mikael memandangnya sekilas dan berkata: "Permaisuri Oscar ada di sini? Benar-benar sangat berbakti."



"Ini sudah seharusnya dilakukan olehku." Clara berkata sambil tersenyum.



Sang Ratu mengangkat tubuhnya, dengan raut kesakitan berkata: "Mengapa Kaisar datang? Aku tidak apa-apa."



Kaisar Mikael duduk di depan ranjang, memandangi wajah sang Ratu, "Bukankah kamu yang meminta orang untuk pergi memanggilku?"



Raut wajah sang Ratu sedikit malu, menatap Clara.



Clara bergegas berkata: "Ayah, aku yang meminta orang untuk memanggilmu, aku melihat Ratu pingsan, aku panik dan juga Raja Oscar tidak berada di sisiku??.."



Kaisar Mikael berkata: "Kamu selalu memiliki pemikiran, mengapa hari ini tidak?"



Jantung Clara berdegup, mengapa perkataan Kaisar hari ini seakan menyembunyikan duri?



Pasti Ivonne mengatakan hal-hal buruk mengenai dirinya di depan Kaisar.



Ketika Clara melihat Kaisar Mikael masih menatapnya, dia kemudian



berkata: "Aku khawatir pada Ibu."



Kaisar Mikael memandangi sang Ratu, "Apa yang dikatakan oleh Tabib Istana?"



Sang Ratu dengan lembut berkata: "Tabib Istana berkata kurang darah dan juga ada masalah di bagian hati, jadi aku bisa pingsan, tidak akan ada masalah jika aku beristirahat untuk sementara waktu."



Kaisar Mikael merapikan selimut untuknya, dengan lembut berkata, "Baiklah, kalau begitu pulihkan dirimu baik-baik, mengenai Paduka Kaisar, kamu tidak perlu pergi ke sana."



Sang Ratu terpaku, bergegas berkata: "Aku tidak apa-apa."



"Aku tahu kamu berbakti." Kaisar Mikael tersenyum, pandangan matanya begitu lembut, kemudian dia memandang ke arah Clara., "Kamu harus merawat Ratu dengan baik, mengenai Paduka Kaisar ada Permaisuri Ronald yang menjaganya itu sudah cukup."



Wajah Clara seketika pucat pada saat itu, kata-kata Kaisar jelas tidak mengizinkan dirinya untuk pergi ke tempat Paduka Kaisar.



Permaisuri Ronald yang menjaganya itu sudah cukup? Sejak kapan Ivonne menjadi begitu penting?



Ratu berkata: "Maksud Permaisuri Ronald masih tidak jelas, Kaisar tidak bisa membiarkannya pergi ke Istana Pearlhall untuk merawat penyakit lagi, dia secara pribadi bertindak mengobati Paduka Kaisar, itu saja sudah melakukan kejahatan besar, Kaisar menyayangi Raja Ronald, tidak tega menghukumnya, tapi juga harus memikirkan kondisi Paduka Kaisar. "



Clara juga berkata: "Ayah, aku merasa bahwa kata-kata Ibu ada benarnya, tubuh Paduka Kaisar lebih penting, mana bisa membiarkan Permaisuri Ivonne mengobatinya dengan menggunakan cara yang tidak jelas? Bagaimana dengan para Tabib Istana?"



Kaisar Mikael memandang Clara, "Aku berpikir, caranya mungkin perlu dicoba, lagipula kondisi Paduka Kaisar telah membaik, itu semua juga dikarenakan pengobatan Permaisuri Ronald."



Kaisar Mikael menjadi serius, sekarang dia berbicara dengan lembut pada Clara, tapi hati Clara merasa panik tanpa alasan, akal sehat mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa berbicara lagi, tapi dia tidak rela, jadi dia kembali berkata: "Ayah, masalah Paduka Kaisar yang keracunan, apa sudah diselidiki dengan jelas bukan perbuatan Permaisuri Ivonne?"



Kaisar Mikael menatap Ratu dan berkata dengan datar: "Masalah keracunan Paduka Kaisar, aku merahasiakannya, mengapa kamu bisa tahu?"



Sang Ratu berkata: "Aku yang memberitahunya, masalah itu begitu penting, aku dan Clara mendiskusikannya, apa Kaisar berpikir itu tidak boleh?"



Dalam hatinya dia mengeluh karena Kaisar dan Ivonne makan malam berdua, sekarang melihat Kaisar datang dan tidak perhatian terhadap kondisi tubuhnya, tapi malah membicarakan kebaikan Ivonne, tanpa sadar amarahnya bangkit.



"Mendiskusikan?" Pandangan mata Kaisar Mikael menjadi semakin dingin, "Sejak kapan masalah mengenai Paduka Kaisar, Ratu dan juga Permaisuri Oscar harus mendiskusikannya secara pribadi? Sepertinya ada sesuatu di Istana Rosebell ini yang tidak bisa ditoleransi."



Sang Ratu marah, "Apa maksud perkataan Kaisar? Apa Kaisar mempermasalahkan bahwa aku dan juga Clara terlalu ikut campur? Aku bertanggung jawab atas Istana selama bertahun-tahun, bekerja tanpa kenal lelah, memikirkan segala sesuatu yang ada di istana sudah menjadi kebiasaan, semenjak Paduka Kaisar jatuh sakit, aku begitu khawatir, terhadap segala sesuatu di Istana dikarenakan Clara pintar



dan fasih, mka aku mendiskusikan berbagai hal dengannya, apa itu tidak boleh? Malah Kaisar yang sudah tahu bahwa Ivonne bersalah tapi tidak menghukumnya, jika Kaisar seperti ini, bagaimana aku mengurus pada Permaisuri ke depannya? Apa semua peraturan di Istana ini sudah rusak dan tidak berlaku?"



Bab 50 Membahas Masalah Anak PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship More... 706 177 235 Bab 50 Membahas Masalah Anak



Kaisar Mikael mendongak, dengan suara lembut berkata, "Jika seperti yang dikatakan Ratu, maka bagaimana cara menghukum Permaisuri Ronald?"



Ketika Ratu mendengar nada bicara Kaisar tidak memiliki nada ketidaksenangan, dia kemudian berkata: "Aku merasa kondisi tubuh Paduka Kaisar jauh lebih penting dari apapun, Permaisuri Ivonne merasa pintar, dia berpikir dirinya adalah orang yang mengerti ilmu pengobatan, mengobati Paduka Kaisar dengan obatnya sendiri, mengabaikan keselamatan Paduka Kaisar, ini benar-benar sangat keterlaluan, tapi untungnya tidak menyebabkan konsekuensi serius. Jadi aku merasa dia harus diusir, diturunkan pangkatnya dan jika tidak ada



ijin maka tidak diperbolehkan masuk ke Istana."



Kaisar Mikael tersenyum, "Apa yang Ratu katakan masuk akal, tidak dihukum ketika berbuat salah, tidak diberi penghargaan ketika berbuat jasa, ini memang bukan yang kulakukan, kalau begitu lakukan seperti yang Ratu katakan."



Ratu tahu bahwa Kaisar akan menyetujuinya, hukuman ini tidak bisa dibilang berat. Diturunkan pangkatnya itu hanyalah nama saja, lagipula Permaisuri Ivonne sudah masuk ke dalam silsilah kerajaan, pangkatnya masih dapat diangkat kembali lagi di kemudian hari.



Tentu saja dia juga tidak ingin memiliki konflik dengan Raja Ronald, yang paling penting adalah, Ivonne tidak bisa masuk ke dalam Istana, tidak bisa berada di sekitar Paduka Kaisar, itu sudah cukup.



Clara juga sedikit lebih lega, sepertinya, makan malam itu tidak mengubah Pandangan Kaisar terhadap Ivonne.



Tapi, Kaisar Mikael memutar topik dan berkata: "Jika ada salah harus diukum, tapi jika berjasa juga harus diberi penghargaan, Ivonne memiliki jasa karena menyelamatkan Paduka Kaisar, itu adalah jasa besar, jasa dan juga kesalahannya itu berimbang, setelah aku menurunkan pangkatnya maka aku akan kembali mengangkatnya dan juga tetap akan memberikannya pangkat Permaisuri Ronald, kemudian memberikannya hadiah dua kalung mutiara dari selatan, bagaimana?"



Clara benar-benar tidak dapat mempercayai apa yang didengarnya, jasa dan kesalahannya berimbang dan juga Ivonne akan mendapatkan hadiah? Kaisar sama sekali tidak berniat untuk menghukumnya.



"Dua kalung mutiara dari selatan?" Mata Ratu membelalak, wajahnya seketika meredup, "Kaisar, mutiara dari selatan itu yang ada di Istana totalnya berjumlah 3 buah."



Mutiara dari selatan itu merupakan mutiara bulat besar, dan juga adalah harta langka, tahun lalu mutiara dari selatan ini hanya ada 1 buah, Kaisar memberikannya pada Ibu Suri, tahun ini sangat jarang bisa mendapatkan 3 buah, sang Ratu berpikir dia bisa mendapatkan 1 buah, sekarang, Kaisar ingin memberikan 2 buah pada Ivonne, kalau begitu



sisanya harus diberikan pada Ibu Suri, dan sang Ratu tidak mendapatkannya.



"Ya, ternyata ada 3 buah tahun ini, produk mutiara itu tahun ini begitu kaya." Kaisar Mikael tersenyum.



Sang Ratu dengan tidak rela berkata: "Kaisar, bagaimana bisa Permaisri Ivonne dikatakan berjasa menyelamatkan Paduka Kaisar? Apa penyakit Paduka Kaisar disembuhkan olehnya?"



"Apa Ratu tidak tahu?" Kaisar Mikael sedikit terkejut, "Ratu tahu akan segala hal, orang di sekitarmu juga memiliki kemampuan, apa mungkin bisa tidak tahu bahwa Permaisuri Ivonne berjasa?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Sang Ratu melihat wajah Kaisar Mikael yang masih lembut walaupun sedang berkata sinis, seketika menyadari bahwa Kaisar sedang marah di dalam hatinya, sepertinya Kaisar dari awal sudah tahu pemikirannya dan juga Clara.



"Kaisar sedang bercanda." Sang Ratu perlahan bersikap melunak.



"Aku tentu saja sedang bercanda, jika tidak sejak awal aku akan mempermasalahkan mulut Ratu yang tidak bisa terkunci rapat." Senyum di wajah Kaisar Mikael ditarik, dia bangkit berdiri, "Ratu, karena kondisi tubuhmu tidak baik maka istirahatlah, aku pergi dulu."



"Selamat jalan Kaisar!" Clara bergegas membungkuk memberi hormat.



Kaisar Mikael melirik sekilas pada Clara, "Kudengar Oscar akhir-akhir ini suka menulis puisi, Permaisuri Calara juga pandai dalam hal puisi, jika punya waktu, kalian berdua bisa menulis puisi, membaca buku, itu juga hal yang menyenangkan, jangan selalu bolak balik ke Istana."



Raut wajah Clara pucat, dengan cemas berkata: "Baik, aku mengerti."



Kaisar Mikael melangkah pergi keluar.



Clara duduk perlahan di samping ranjang, jari?Cjarinya mengepal menusuk ke dalam daging, "Tidak tahu apa yang dikatakan Ivonne pada Kaisar, Ratu pingsan tapi Kaisar baru datang sekarang, setelah datang dia juga tidak menanyakan kondisi Ratu, perkataannya semuanya



menyalahkan, Ratu, takutnya kita harus menekan Selir Prilly."



Setelah sang Ratu mendengar perkataan Clara, dia merasa dadanya sesak, dia tiba-tiba marah dan sedih, kemudian mengatakan: "Apa ada gunanya mengatakannya pada Selir Prilly? Selir Prilly memiliki dukungan dari Ibu Suri, bahkan dia takut bertemu denganku."



Selir Prilly adalah keponakan Ibu Suri, masuk Istana selama bertahun-tahun, memiliki seorang putra dan seorang putri, memenangkan rasa sayang dari Kaisar, meskipun dikarenakan Ronald dia sempat kehilangan rasa sayang dari Kaisar selama beberapa bulan, tapi pada akhirnya Kaisar tetap sering pergi ke tempatnya.



Hati Clara cemas, dengan susah payah merencanakan mengusir Ivonne dari sini, tapi sekarang Ivonne malah mendapatkan perhatian Kaisar, jika ada Kaisar yang memandangnya, maka Clara tidak bisa berbuat apa-apa.



Ada begitu banyak hal yang terjadi di kediaman Ronald akhir-akhir ini, jika kembali bertindak, maka itu akan menguntungkan Ronald.



Setelah Ivonne makan malam dengan Kaisar dan kembali ke aula, Ronald sudah menunggu dengan tidak sabar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Bukannya dia takut Ayahnya menanyakan informasi apa-apa, tapi dia takut Ivonne mengatakan hal yang salah dan sembrono hingga membuat Ayahnya marah.



Gadis jelek itu tidak bisa lagi membuat kesalahan karena membuat marah sang Kaisar.



Melihat Ivonne yang kembali dengan linglung, tanpa sadar dia menyandarkan dirinya, Ivonne melihat dengan mata tajamnya, berjalan cepat ke arahnya kemudian menahan Ronald, "Kamu tidak boleh sembarangan bergerak."



"Singkirkan tangan kotormu." Ronald menyadari ternyata dia benar-benar memiliki sedikit perasaan perhatian pada Ivonne, dirinya menjadi sangat tidak nyaman, jadi dia berkata kejam seperti itu pada Ivonne.



Ivonne berpikir Ronald benar-benar memiliki penyakit mental, mempedulikan dirinya benar-benar hal yang sia-sia. "Mengapa kamu ini begitu tidak tahu diri? Aku ini perhatian padamu."



"Siapa yang butuh perhatianmu?" Ronald berkata dengan dingin.



"Aku malas mempedulikanmu." Ivonne berbaring di sisi Ronald, "Minggir sedikit, aku ingin tidur sebentar."



Ronald tidak bergerak, kedua lengan mereka menempel, tapi dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ini dikarenakan lukanya jadi dia tidak bisa bergerak, hingga dia membiarkan lengan mereka menempel.



Ivonne menolehkan kepalanya ke arah luar, hanya memperlihatkan belakang kepalanya dengan rambut hitamnya pada Ronald.



"Hei, apa yang Kaisar katakan padamu?"



"Menanyakan lukamu." Ivonne menutup mata, kelopak matanya sudah hampir tidak bisa dibuka, dia mengantuk karena kenyang.



"Apa lagi?"



"Menanyakan padaku kapan melahirkan anak."



Ronald terpaku, "Ayah bertanya seperti ini?"



"Tidak bisa dibilang bertanya, hanya berkata kita telah menikah selama setahun, mengapa sama sekali tidak ada kabar dari perutku, aku hanya berkata bahwa kita sedang berusaha, akan melahirkan untuknya 1 tahun kemudian." Nafas Ivonne sedikit memberat, tidur seperti ini benar-benar sangat nyaman.



"Melahirkan untuknya? Sebenarnya kamu bisa berbicara atau tidak?" Ronald marah, bukankah Ayahnya akan marah besar ketika mendengarkan jawaban seperti ini?



"Melahirkan cucunya." Ivonne tidak bisa menerima suara Ronald yang begitu keras, dengan kesal memalingkan wajahnya, Ronald juga kebetulan berpaling, Ivonne mengerjapkan matanya, bulu matanya hampir menyapu di wajah Ronald, Ivonne bergegas menggeser dan menarik jarak.



Jarak mereka tetap saja masih begitu dekat, Ronald bisa melihat bulu halus di wajahnya, kulit putih halusnya, karena kurang tidur dan memar di wajahnya membuat warnanya sangat kontras, matanya terlihat mengantuk dan malas dikarenakan mengantuk, bibirnya cemberut, kepalanya ditarik menjauh hingga membuat dagunya sedikit terangkat, mata hitam itu memiliki cahaya yang jernih.



Ivonne seperti beruang yang tengkurap dengan tanpa rasa bersalah.



Jika berdasarkan paras, Ivonne kalah jauh dibandingkan Clara.



Paras Ivonne sama sekali tidak sempurna, hidungnya tidak bisa dibilang mancung, bibirnya sedikit tebal, matanya tidak bisa dikatakan besar, tapi jika digabungkan bersama, terdapat kelembutan yang tidak bisa diungkapkan yang begitu menyenangkan mata, terutama ketika alisnya sedikit terangkat, dirinya begitu bersinar.



Ayahnya ternyata menanyakan kapan mereka melahirkan anak? Benar-benar membuat orang terkejut.



Bagaimana mungkin dia melahirkan anak dengan Ivonne? Seberapa jelek putra Ivonne nantinya.



Ronald tiba-tiba berkata dengan dingin: "Aku lebih suka melahirkan anak perempuan."



Ivonne tertawa, matanya memicing, "Di jaman ini, gadis itu menderita, aku enggan untuk melahirkan anak perempuan dan membiarkannya menderita, lebih baik melahirkan anak laki-laki."



Tapi, bahkan jika Ivonne ingin memiliki anak, juga tidak akan memiliki



anak dengan Ronald, mereka ditakdirkan untuk berpisah, tunggu ketika Ivonne memiliki cukup kemampuan, maka dia akan meninggalkan Ronald. Bab 51 Dia Menangis PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 741 185 247 Bab 51 Dia Menangis



Ronald mengerutkan keningnya, "Mengapa gadis sudah pasti akan menderita?"



Ivonne menarik napas dalam-dalam, menyesuaikan postur tubuhnya, "Mengapa tidak menderita? Ini adalah masyarakat patriarkal, seorang wanita selain menikah dan melahirkan anak tidak ada lagi jalan lain. Melayani suami adalah pekerjaan seumur hidupnya, tapi pekerjaan ini juga memiliki pesaing, kalian para pria memiliki lebih dari 1 istri, benar-benar tidak bisa setia, dan juga tidak mengerti arti dari ketulusan."



Ronald terpaku tidak bisa berkata-kata, teori apa ini?



Pekerjaan apa, pesaing apa? Selain itu, atas dasar apa dia tidk mengerti arti dari ketulusan?



"Apanya yang aku tidak mengerti?" Bekas luka di alis Ronald nyaris memelintir.



"Apa kamu mengerti? Anggap kamu akhirnya bisa menikah dengan Clara sesuai dengan keinginanmu. Apa kamu tidak akan mengambil selir demi dirinya untuk selamanya?" Tanya Ivonne.



Ronald dengan dingin berkata, "Aku mengambil selir atau tidak, apa hubungannya denganmu? Dan lagi, untuk apa kamu menarik Clara ke dalam pembicaraan ini?"



"Mari kita berdiskusi. Apa kamu bersedia atau tidak untuk tidak mengambil selir seumur hidup demi dirinya."



"Dia berbeda darimu, dia pengertian."



"Ya, dia pengertian. Dia juga akan secara pribadi memilihkan selir untukmu. Tapi yang kutanyakan adalah apa kamu bersedia hanya melewati seumur hidupmu dengan dirinya seorang? Jika tidak bersedia, kamu sama sekali tidak mencintainya." Ivonne bisa menjadi ahli cinta bagi pria jaman kuno.



Meskipun Ivonne tidak membaca buku chicken soup mengenai percintaan, tapi asistennya Amy membacanya, Amy paling suka mengungkapkan pandangannya tentang cinta di depannya.



Amy adalah seorang mahasiswa pascasarjana yang gemuk. Sampai sekarang belum pernah berpacaran, bahkan belum pernah melakukan ciuman pertama.



Namun Amy sangat optimis. Dia berkata suatu hari dia akan bertemu



dengan orang itu, kemudian dia akan melemparan dirinya sendiri pada orang itu.



Setelah Ivonne menyelesaikan kalimat ini, dia menolehkan kepalanya dan melanjutkan tidurnya.



Ronald terdiam tidak bisa berkata apa-apa.



Ronald tidak senang, sebenarnya siapa yang mengatakan mencintai seseorang harus hidup dengan orang itu saja seumur hidup? Mengambil selir itu untuk memperbanyak keturunan, tidak ada hubungannya dengan cinta.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Bukannya Ronald yang tidak mengerti cinta, tapi Ivonne yang terlalu keras kepala.



Ketika berpikir sampai sini, Ronald tiba-tiba ketakutan, jangan bilang Ivonne mengatakan hal seperti ini di depan Ayahnya?



Ronald ingin bertanya pada Ivonne, tapi ketika mendengar suara



nafasnya yang teratur, sepertinya Ivonne tertidur.



Dasar babi, masih bisa tidur dalam situasi seperti ini, apa yang Ivonne bicarakan tadi dengan Ayahnya.



Ivonne tadinya hanya ingin istirahat sebentar, tapi ketika tertidur, dia malah tertidur selama 2 jam.



Ketika terbangun, Ivonne melihat Rendi dan Yanto duduk berjaga di depan pintu, keduanya diam tidak bersuara.



Menoleh ke samping melihat sekilas pada Ronald, dia tertidur, cahaya lilin keemasan terpapar di wajahnya, bekas luka itu terlihat sangat mengerikan dikarenakan wajahnya yang tenang karena sedang tertidur, luka itu bengkaknya sudah sedikit berkurang, kondisinya sepertinya tampak lebih baik.



Ivonne mengulurkan tangan dan menyentuh dahi Ronald, suhu tubuhnya sedikit panas, masalahnya tidak besar.



Ivonne menghela nafas lega, pikirannya perlahan menjadi jernih.



Sulit membayangkan, beberapa hari yang lalu, Ronald bahkan masih



sangat ingin membunuhnya, tapi sekarang mereka malah berbaring dengan tenang di ranjang.



Memikirkan ekspresi Ronald yang dingin sebelumnya, Ivonne tidak bisa tidak berperang dingin, Ivonne tahu bahwa mereka berdua bisa begitu damai dikarenakan krisis di istana mempengaruhi mereka berdua, tapi, setelah masalah ini selesai, mereka pasti akan berubah kembali seperti sebelumnya.



Memikirkan hal ini Ivonne tidak bisa dengan tenang tidur bersama dengannya di ranjang, Ivonne turun dari ranjang, berhati-hati berjalan keluar.



Yanto dengan suaranya yang rendah bertanya, "Permaisuri ingin pergi kemana?"



Ivonne dengan pelan berkata, "Aku ingin keluar untuk mencari udara segar, akan kembali nanti."



"Kalau begitu Permaisuri jangan sembarangan keluar, berputar-putar di sekitar sini saja, penjagaan di istana ketat, para penjaga tidak mengenal Permaisuri, takutnya mereka akan melukai Permaisuri dengan tidak sengaja."



"Aku mengerti." Ivonne menjawab, membuka pintu kemudian keluar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Keluar dari Istana, Ivonne menarik napas dalam-dalam, ada Kasim yang berjaga di luar, melihat Ivonne keluar, dia tidak menghentikannya, hanya membungkuk dengan hormat.



Ivonne bertanya, "Jam berapa sekarang?"



"Menjawab Permaisuri, baru lewat jam 1 subuh."



Ivonne berjalan, ada lampu lentera yang tergantung di depan koridor, membuat halaman itu memiliki daya tarik yang mempesona.



Ivonne tidak pergi jauh, keluar dari kediaman, duduk di bawah pohon magnolia.



Sekeliling hening.



Suara katak terdengar memasuki telinga, Ivonne memejamkan matanya



dan menikmati karunia alam.



Untuk sesaat, Ivonne perlahan membuka matanya, menatap kosong ke rumput di sebelahnya, suara serangga dan katak itu, Ivonne ternyata mengerti.



Bisa mengerti perkataan Lucky sudah membuatnya sangat terkejut, sekarang dia bahwa bisa mengerti komunikasi antara serangga dan katak, sebenarnya apa yang terjadi? Apa dia sudah mati? Apa dia adalah roh yang kesepian? Benarkah ada hantu di dunia ini?



Seketika Ivonne merasakan perasaan ngeri yang perlahan mengelilinginya dari dalam kegelapan, hatinya panik, merangkak naik, pergi ke dalam Istana bagai dikejar hantu.



Yanto dan Rendi terkejut dengan langkah kaki Ivonne yang begitu kasar, mendongak menatapnya, melihat Ivonne merangkak naik ke atas ranjang dengan panik, menyibakkan selimut kemudian masuk ke dalamnya.



Ronald terbangun, membuka matanya menatap Ivonne, melihat wajah Ivonne yang pucat, nafasnya yang terengah-engah, tanpa sadar mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa?"



Ivonne bersandar di samping Ronald, "Takut!"



"Apa yang kamu takutkan?" Ronald terpaku seketika, merasakan tubuh Ivonne yang gemetar, Ivonne benar-benar takut.



Ivonne menguburkan kepalanya di bawah selimut, pikirannya kacau, merasakan ketakutan akan hal yang tidak diketahui.



Sebuah tangan dingin menggenggam tangan Ivonne yang gemetaran!



Telapak tangan itu kasar, jari-jarinya ramping, menggenggamnya dengan erat, menggunakan kekuatan yang dimilikinya.



Ivonne merasa tangan itu seakan memiliki kekuatan yang tak ada habisnya, menarik hatinya yang mengambang di udara, menggenggamnya, menggenggamnya dengan kuat di telapak tangannya.



Ivonne tidak pernah berpikir bahwa Ronald akan membuat tindakan yang hangat seperti itu, berpikir Ronald akan menertawakannya dan mengejeknya.



Kepala Ivonne perlahan-lahan dikeluarkan dari dalam selimut, kedua



mata yang panik itu juga berubah menjadi gelap dan hebing, Ivonne terlihat sangat lembut dan patuh.



Jantung Ronald tanpa sadar seakan tercubit, kemudian rasanya seperti digigit semut, memberi perasaan sakit padanya.



Lengan mereka sekali lagi merapat, karena ketakutan dalam hati Ivonne membuat dirinya melepaskan dirinya, mencoba untuk mendapatkan perasaan nyata dalam waktu singkat ini.



"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Ronald.



Suara Ivonne sedikit tercekat, "Merindukan rumah."



Itu hanya alasan yang asal saja, tapi setelah kata-kata merindukan rumah keluar, kesedihan yang mendalam dan kerinduan melanda hati, bagai awan kelam yang tidak pergi, hidungnya masam, Ivonne membenamkan wajahnya di lengan Ronald, air matanyab berlinang.



Sejak datang ke sini, serangkaian rasa sakit, hampir tidak pernah berhenti, lingkungan yang keras membuatnya tidak bisa dan tidak berani menangis dengan keras, seolah-olah jika menangis, maka kelemahan akan tumbuh dari dalam lubuk hati dan akan menelan keseluruhan dirinya.



Tidak ada yang bisa diandalkan di sini, Ivonne tidak memenuhi persyaratan untuk bersikap lemah.



Ivonne hanya bisa menghibur dirinya sendiri, sejal awal, Ivonne adalah yang terbaik, yang paling cerdas, IQ-nya 180, tidak ada yang tidak bisa dia atasi.



Tapi, saat ini di depan orang yang bisa dianggap musuh, Ivonne mau tidak mau membiarkan dirinya menjadi lemah.



Ronald merasakan lembab di tangannya, merasakan pundak Ivonne bergetar, merindukan rumah? Mungkin ada, lagipula, mendengarkan perkataan Yanto, sejak keluarga Ivonne tahu bahwa dirinya tidak disukai, mereka jarang berkomunikasi.



Namun, Ivonne menangis bukan karena dia merindukan rumah, tapi karena dia takut.__Bab 52 Bukan Geri PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 681



170 227 Bab 52 Bukan Geri



Ivonne tertidur.



Kemudian Ivonne berpikir sekian lama, mengapa dia bisa menangis hingga tertidur di sebelah Ronald, Ivonne merasa itu mungkin dikarenakan bau desinfektan di tubuh Ronald. Bau ini membuatnya merasa nyaman.



Ketika terbangun keesokan harinya, diirnya penuh dengan energi.



Berpandangan pada mata Ronald yang hitam kelam. Ivonne perlahan-lahan melepaskan tangannya, sedikit canggung mengatakan, "Pagi!"



"Kamu meneteskan air lir ketika tidur tadi malam, mengotori lengan bajuku." Ronald berkata dengan datar.



"Maaf!" Ivonne tidak berpikir bahwa tidurnya bisa begitu kotor, dia merasa malu.



Ronald memejamkan matanya. Kembali ke ekspresinya yang acuh.



Ivonne bangun, Yanto dan Rendi sudah tidak ada di sini, tapi mereka sudah meletakkan air untuk membersihkan diri, Ivonne menggosok giginya, mencuci mukanya, merapikan rambutnya kemudian pergi keluar. Bibi Vera dan pelayan wanita berjaga di luar, melihat Ivonne keluar, Bibi Vera membungkuk dengan hormat, "Permaisuri, Paduka Kaisar memberi perintah, jika Anda sudah bangun, ingin Anda pergi ke sana untuk merawatnya."



"Aku akan mengobati luka Raja Ronald terlebih dulu, oke?" Ivonne bertanya.



"Ada Tabib Istana yang akan merawatnya."



"Tapi ..."



Bibi Vera tersenyum dan berkata, "Perkataan asli Paduka Kaisar adalah, Ronald tidak akan mati, ada tabib Istana, suruh Ivonne segera kemari."



"..." Ivonne hanya bisa kembali berkata pada Ronald, "Aku harus pergi untuk merawat penyakit, ingat ketika tabib Istana mengobati lukamu jangan bersikap tidak sabar, harus mengoleskan obat."



Ronald mengerutkan kening, "Sejak kapan aku tidak sabar? Pergilah, benar-benar sangat cerewet."



Bagus, Kakek dan cucu sama saja. Tidak menghormati Dokter.



Di jaman ini, yang menjadi Dokter sama sekali tidak dihormati.



Ketika datang ke Istana Pearlhall, Ivonne melihat Oscar dan Clara menunggu di luar Istana.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



As Soon As You Hear About Love You Start Screaming At Out Loud? Ketika Oscar melihatnya, dia kemudian bertanya, "Bagaimana keadaan Kak Ronald?"



"Lumayan." Jawab Ivonne, dia memandang ke arah Clara, ada kebencian yang terlintas di mata Clara, kebencian yang tidak disembunyikan.



Ivonne tidak mempedulikannya, mengikuti Bibi Vera masuk ke dalam, tapi masih tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Bibi Vera, "Mengapa mereka di sini dan tidak masuk ke dalam?"



Bibi Vera dengan samar berkata, "Raja Oscar bisa masuk, sedangkan Permaisuri Clara? Sepertinya tidak diizinkan untuk masuk, tapi Permaisuri Clara adalah anak berbakti, menunggu di luar hingga Paduka Kaisar memanggilnya,." "Ternyata begitu." Ivonne tidak tahu apa yang terjadi, tapi, ini tidak ada hubungannya dengannya.



Dirinya belum memasuki Istana, dia sudah mendengar teriakan kemarahan Paduka Kaisar, "Bawa pergi, bawa pergi, apa-apaan itu? Meminum itu seharian, apa kesenangan hidup sebagai manusia? Lebih baik mati."



Kasim Artur menghela nafas dan berkata, "Paduka Kaisar tidak bisa seperti ini."



Ivonne bergegas ke sana dan berkata, "Apa yang kamu minum? Bisakah aku mencobanya?"



Kasim Artur melihat Ivonne datang, dirinya menghela nafas lega, "Baguslah Permaisuri datang, Paduka sedang mengamuk."



Lucky juga mengangkat kepalanya dari ranjangnya, menggonggong dua kali ke arah Ivonne.



Ivonne dengan senyum mengambil mangkuk obat itu dan meminumnya kemudian berkata, "Ada licorice, tidak pahit, rasanya manis."



Ivonne melihat ke arah Paduka Kaisar, ketika dia duduk, bahkan terlihat lebih kurus, matanya sangat dalam, pipinya tidak berdaging, raut wajahnya juga sangat buruk.



Paduka Kaisar sekarang mendongak menatap Ivonne, wajahnya masih menunjukkan rasa tidak sabar, sebenarnya, tidak peduli bentuk wajah maupun parasnya, Ronald sangat mirip dengan Paduka Kaisar, Ivonne merasa, jika Ronald sudah tua juga pasti seperti ini, sangat jelek.



"Aku tidak percaya, kamu minum lagi, obat ini pahit." Kata Paduka



Kaisar.



Ivonne menyesapnya lagi, "Tidak pahit!"



"Minum lebih banyak lagi!" Kata Paduka Kaisar dengan licik.



Ivonne duduk, mengambil sendok dan mengaduknya dengan pelan, kemudian menyuapkannya ke mulutnya, dengan tegas mengatakan, "Minum obat atau disuntik?"



Ingin menjebaknya?



Paduka Kaisar sangat tidak suka disuntik, jadi dia hanya bisa minum obat dengan patuh.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Wajahnya kembali mengerut bagai acar kering.



Ivonne tersenyum dan menyerahkan mangkuk obat pada Kasim Artur, Kasim Artur menghela nafas lega, "Permaisuri, kamu benar-benar tidak



boleh meninggalkan Istana Pearlhall."



Setelah itu, Kasim Artur membawa mangkuk dan berjalan keluar.



Ivonne tersenyum di depan ranjang, "Paduka Kaisar, obat sudah diminum, tapi tetap masih harus disuntik"



Ada kemarahan yang berkumpul di mata Paduka Kaisar, hendak memaki, Ivonne dengan tenang berkata, "Sepertinya Paduka terlihat sangat kesal, harus menambah satu suntikan untuk menenangkan amarah."



Mulutnya yang besar itu tiba-tiba menutup, tidak bersuara, dengan marah menatap ke arah Ivonne.



Tidak berapa lama, Paduka Kaisar kembali berteriak marah, "Bukankah kemarin-kemarin menyuntik di bagian tangan? Mengapa sekarang harus melepas celana? Apa kamu tidak tahu malu? Apa kamu tidak tahu bahwa pria dan wanita tidak boleh bersentuhan?"



"Ada beberapa suntikan yang memang harus dilakukan di bagian pinggul." Ivonne melepaskan udara yang ada di dalam jarum suntik, obat di dalamnya terpancar keluar, Ivonne memegang jarum, "Jika bekerja sama, aku akan melakukannya dengan pelan."



Walaupun Paduka Kaisar tetap memaki, tapi dia masih bekerja sama, dia masih ingin hidup.



Dia bahkan tidak bertanya kepada Ivonne apa gunanya suntikan itu.



Setelah selesai disuntik, Kasim Artur masuk, Paduka Kaisar mendongakkan pandangannya, dengan datar bertanya, "Apa orang itu masih di luar?"



"Ya." jawab Kasim Artur.



Ivonne tahu yang dimaksud adalah Oscar dan Clara, meskipun dia bertanya-tanya mengapa Paduka Kaisar tidak menemui mereka, tapi dia tidak berani bertanya.



Paduka Kaisar memejamkan matanya, "Suruh mereka pergi."



Ivonne melihat ke arah Lucky, luka Lucky sudah tidak memiliki masalah serius lagi, kemampuan penyembuhan diri anjing itu sangat kuat, jika memberikan obat yang benar, tidak berapa lama dia sudah sembuh.



Hanya saja, Lucky masih tidak bisa keluar untuk sembarangan melompat



dan beraktifitas.



"Patuh tidak?" Ivonne mengelus kepala Lucky, mulai berbicara dengan Lucky.



Lucky menggonggong, seperti seekor anjing husky.



Ivonne tertawa, "Benarkah? Kasim Artur tidak memberimu makan daging? Kamu sedang terluka, masih tidak boleh makan daging, masih untung ada susu kambing untuk diminum."



Kasim Artur memandangnya dengan aneh, "Hei, Permaisuri Ivonne, kamu benar-benar mengerti atau hanya menebak? Lucky benar-benar mengadu?"



Ivonne berkata, "Aku tidak mengerti, tapi anjing itu mengerti hati manusia, terkadang dari gonggongan dan pandangan matanya bisa melihat apa yang diinginkannya."



"Jadi kamu dapat mengetahui bahwa kami tidak memberikan daging dan hanya memberikannya susu kambing?"



Ivonne tertawa, "Aku menebak, karena perutnya kosong, dan ada bau



susu kambing di tubuhnya."



Paduka Kaisar berkata pada Kasim Artur, "Dia itu bukan anjing, bagaimana mungkin bisa mengerti bahasa anjing? Kamu benar-benar bodoh."



Ivonne tersenyum pahit, dia benar-benar memahaminya, Lucky juga bersikap seenaknya seperti Paduka Kaisar.



Hati Ivonne tiba-tiba terpaku, Lucky ada di istana ini, dia melihat semua orang yang keluar masuk, tentu saja melihat Geri mengganti obat itu.



Ivonne perlahan-lahan menggendong Lucky, berbisik di telinganya, "Apa kamu tahu siapa yang mengganti obatnya?"



Lucky menggonggong 3 kali, sedikit emosional.



Ivonne mendengarkan, tapi dia malah tertegun.



Lucky berkata itu bukan Geri.



"Lucky kamu tidak diperbolehkan berbohong, apa kamu benar-benar



melihatnya?" Ivonne tidak mempedulikan Kasim Artur dan Paduka Kaisar yang memandangnya dengan aneh yang sedang dengan serius bertanya pada Lucky.



Lucky menjadi lebih emosional, dia kembali menggonggong tidak kali, ternyata masih merupakan orang itu.



Ini tidak mungkin, orang itu tidak perlu melakukan hal yang berbahaya seperti ini, jika benar-benar adalah orang itu, bukankah Geri hanya dijadikan kambing hitam untuk pengalihan saja?



Ivonne hanya merasa bahwa masalah di Istana ini semakin lama semakin dalam, seperti tanaman merambat yang kusut, perlahan melilit lehernya, membuatnya sedikit tidak bisa bernapas._ Bab 53 Sebuah Surat Hutang PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 65 16 22 Bab 53 Sebuah Surat Hutang



Semua ini sudah direncanakan sebelumnya.



Geri menjadi kambing hitam, uang yang ditemukan di rumahnya merupakan uang yang dikeluarkan oleh Kediaman Ronald.



Ivonne dilaporkan merawat Paduka Kaisar secara pribadi, jika tidak menyelidiki masalah Pil Trinity, maka Ivonne tidak bisa membersihkan dirinya dari tuduhan ingin mencelakai Paduka Kaisar.



Sekarang, apa Ivonne sudah membersihkan namanya? Takutnya masih belum, Kaisar masih menyelidikinya diam-diam, Ronald masih menjadi pusat perhatian.



Bagaimana pandangan Paduka Kaisar tentang masalah ini? Ivonne tanpa sadar melihat sekilas ke arah Paduka Kaisar.



Paduka Kaisar juga sedang menatapnya. Pandangan matanya sangat serius.



Ivonne meletakkan Lucky, menundukkan kepalanya.



Ivonne tahu Paduka Kaisar mungkin mengetahui sesuatu, tapi jika Ivonne tidak mengatakannya, sepertinya Paduka Kaisar tidak akan mengerti apa yang dikatakan Lucky.



"Kemari!" Paduka Kaisar berkata dengan dingin.



Ivonne berdiri dan perlahan berjalan mendekat, "Silahkan Paduka Kaisar memberi perintah."



"Apa yang kamu pikirkan tadi? Mengapa raut wajahmu berubah?" Paduka Kaisar bertanya secara langsung.



Ivonne melirik sekilas ke arah Kasim Artur dan Bibi Vera, menggelengkan kepalanya, "Menjawab pertanyaan Paduka Kaisar, aku tidak memikirkan apa pun, raut wajahku berubah mungkin karena kondisi tubuhku lemah. Aku belum sarapan."



Bibi Vera tersenyum dan berkata, "Paduka Kaisar juga belum makan.



Sudah disiapkan, sebentar lagi sudah bisa makan."



"Terima kasih Bibi!" Kata Ivonne dengan suara pelan.



Paduka Kaisar sudah tidak bertanya lagi. Tubuhnya setelah detoksifikasi sangat lemah, bahkan melotot Ivonne juga tidak bisa melotot terlalu lama.



Sarapannya adalah bubur daging. Ivonne memakan dua mangkuk, merasakan tubuhnya sedikit lebih bertenaga. Lucky membuka mulutnya dan menjulurkan lidah panjangnya, air liurnya juga terus menetes, Ivonne tersenyum dan berkata pada Bibi Vera, "Lucky sudah bisa memakan bubur, berikan dia sedikit, jangan beri garam, anjing harus memakan makanan yang lebih tawar, sebenarnya Paduka Kaisar juga harus memakan makanan yang sedikit lebih tawar."



"Aku tidak bisa makan makanan yang tawar." kata Paduka Kaisar.



"Harus!" Ivonne menolehkan kepala, menatapnya dengan serius.



"Kamu ini dasar tukang atur, mengatur ini itu, dan juga mengaturku tidak boleh memakan makanan asin?" Paduka Kaisar marah, dia tahu bahwa memanggil Ivonne kemari hanya akan membuat dirinya marah saja.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Yang lainnya tidak diatur, tapi makanan harus diatur." Ivonne berkata dengan tegas.



Paduka Kaisar tidak berbicara.



Orang tua ini pintar.



Jadi, apa mungkin dia tidak tahu siapa yang memberikan obat padanya? Apa dia akan berpikir itu adalah Geri?



Bibi Vera pergi untuk mengambilkan bubur daging untuk Lucky, Kasim Artur juga pergi untuk mengawasi sup yang dimasak.



Ivonne baru mendekat dan ingin mencoba menguji beberapa kata pada Paduka Kaisar, dia malah mendengar suara dari luar, "Kaisar memberi hadiah pada Permaisuri Ivonne!"



Ivonne terpaku sesaat, melihat ke luar, Paduka Kaisar berkata, "Apa yang kamu lakukan? Kamu tidak pergi keluar untuk menerima hadiahnya?"



"Oh!" Ivonne bergegas keluar, melihat Kasim David memegang sebuah nampan yang indah dan berdiri di luar, Raja Oscar dan Clara masih belum pergi, keduanya memandang Ivonne.



"Kaisar memberi perintah, karena Permaisuri Ivonne memiliki jasa karena merawat penyakit, maka dihadiahkan dua kalung mutiara dari selatan dan juga uang senilai 1000 emas!" Kata Kasim David.



Ivonne berlutut, "Terima kasih atas kebaikan Kaisar."



Bola mata Clara sudah hampir jatuh, tidak cukup memberi hadiah mutiara dari selatan, dan juga menghadiahkan uang? Mengapa Kaisar begitu menghargai Ivonne?



Kasim David meletakkan nampan di tangan Ivonne, berkata sambil tersenyum, "Permaisuri, ini adalah Mutiara Selatan, benar-benar sangat



berharga, dan juga itu sangat jarang, Permaisuri harus menyimpannya dengan baik."



"Ya, terima kasih Kasim David." Ivonne berkata sambil berdiri.



"Mari kita masuk ke dalam untuk memberi salam pada Paduka Kaisar." Kata Kasim David, berbalik badan dan masuk ke dalam.



Ivonne memandangi nampan itu dan sama sekali tidak ada emas, hanya ada dua untaian mutiara yang berpendar, ada selembar kertas yang diletakkan di bawah mutiara selatan, ketika Ivonne membuka dan melihatnya, dia tertawa, itu adalah sebuah surat hutang senilai 1000 emas.



Memberi hadiah tapi masih memberikan surat hutang?



Clara maju ke depan, tersenyum dan berkata, "Selamat Permaisuri Ivonne menerima hadiah dari Kaisar."



Ivonne menatap Clara, wajahnya tersenyum dengan cerah, pandangan matanya dipenuhi dengan niad memberikan ucapan selamat dan tidak terlihat rasa kecemburuan dan iri.



Ivonne berkata, "Terima kasih."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Mutiara ini cocok dengan wanita cantik, apa Permaisuri Ivonne tidak ingin mencoba memakainya?" Kata Clara.



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku masih harus melayani Paduka Kaisar di dalam, tidak nyaman jika memakainya."



Ivonne merasa bahwa orang ini memiliki ambisi yang dalam, setiap kata yang Clara ucapkan harus diwaspadai, tidak tahu ada maksud apa di baliknya.



"Benar juga, oh iya, apa kondisi Paduka Kaisar sudah lebih baik?" Tanya Clara.



Ivonne menatapnya dan berkata, "Lebih baik Permaisuri Clara masuk dan secara langsung memberi salam pada Paduka Kaisar?"



Raut wajah Clara saat ini sedikit tidak enak dilihat.



Oscar melangkah maju, dengan bingung berkata, "Bisakah kamu bertanya mengapa Kakek tidak ingin menemuiku? Ini benar-benar sangat aneh."



Ivonne menghela nafas di lubuk hatinya, benar-benar dilema, Paduka Kaisar tidak mengijinkan Clara masuk ke dalam, di mananya tidak mengizinkannya masuk?



Tapi karena Oscar tidak bersikap buruk padanya, Ivonne juga tidak perlu menyinggung perasaannya, "Paduka Kaisar mungkin tidak ingin terlalu banyak orang membuat keributan di sekitarnya, dia lebih suka ketenangan."



"Aku juga berpikir begitu." Oscar menoleh menatap Clara, "Lebih baik kita kembali, tunggu Kakek menjadi lebih baik, baru kita datang untuk memberi salam."



Oscar sudah berdiri lebih dari setengah jam, sudah lelah.



Clara mengepalkan tangannya dengan erat, hatinya membenci, sebelumnya Paduka Kaisar sangat menyayangi Oscar dan juga dirinya, Kaisar tidak mengijinkannya datang, tapi Paduka Kaisar tidak akan seperti ini, Clara tidak bisa duduk diam, dia harus mendapatkan



perhatian dari Paduka Kaisar, jika Clara tidak bisa memasuki Istana, maka dia tidak bisa mencegah Ivonne.



Memikirkan hal ini, Clara sedikit tersenyum, "Tidak perlu, kami akan menunggu nanti saja."



"Kondisi tubuh Ibu Ratu tidak baik, mari kita kembali untuk menemani Ibu, oke?" Oscar tahu bahwa Clara memiliki jiwa berbakti pada Paduka Kaisar, tapi jika seperti ini maka akan membuat Clara lelah.



Ketika Clara mendengar perkataan ini, tiba-tiba dia berkata pada Oscar, "Benar juga, kudengar Selir Prilly akhir-akhir ini juga sering sakit kepala, atau kita pergi ke tempat Selir Prilly untuk mengunjunginya saja."



Ketika Clara mengatakannya, dia dengan sengaja menatap ke arah Ivonne.



Ivonne tidak mempedulikannya, berbalik badan dan masuk, hatinya diam-diam memiliki kecurigaan, Selir Prilly adalah Ibu Ronald, biasanya dia tidak peduli, kali ini Ronald terluka parah pun dia tidak datang, sepertinya Kaisar yang memblokir informasi, tidak membiarkan Selir Prilly tahu.



Memasuki ke dalam Istana, Kasim David juga keluar.



Bibi Vera sedang memberi makan bubur pada Lucky, Ivonne meletakkan mutiara itu di atas meja dengan asal, kemudian mengecek suhu tubuh Paduka Kaisar.



"Benda ini dingin." Paduka Kaisar mengeluh.



Ivonne merasa Paduka Kaisar tidak pernah tidak mengeluh, Ivonne sudah terbiasa mendengarnya jadi dia mengabaikannya.



Paduka Kaisar benar-benar merasa sangat bosan, melirik nampan di atas meja, "Benda apa yang diberikan padamu?"



"Mutiara dari selatan, dan juga surat hutang senilai 1000 emas." Kata Ivonne.



"Surat hutang?" Paduka Kaisar tersenyum, "Nak, kamu mendapatkan harta."



"Aku tahu, Kasim David mengatakan bahwa Mutiara Selatan ini adalah benda yang sangat langka dan merupakan hadiah yang sangat baik."



"Apa hebatnya mutiara selatan? Itu hanya benda mati, tidak bisa



mengeyangkan perut dan menghangatkan badan, yang merupakan harta adalah surat hutang itu."



Ivonne terkejut, "Mengapa surat hutang ini adalah harta?"



"Anak kura-kuraku itu tidak memberikan 1000 emas langsung padamu bukan? Mengapa memberimu surat hutang?" Tanya Paduka Kaisar.



"..." Anak kura-kura, jadi apakah Paduka Kaisar adalah kura-kura tua? Benar-benar semakin tua temperamennya semakin aneh, "Tolong minta pencerahan dari Paduka Kaisar."



"Kamu bukalah surat hutang ini dan melihatnya dengan lebih jelas, di kemudian hari jika kamu melakukan kesalahan, dengan membawa surat hutang ini memasuki Istana, mungkin bisa menyelamatkan nyawamu."



Ketika Ivonne mendengar perkataan ini, bergegas mengambil surat hutang dan membukanya, melihat tulisan berhutang pada Permaisuri Ivonne 1000 emas, di bawah stempel besar tertulis beberapa kalimat kecil, jika tidak menyukai uang, maka bisa menukarnya dengan yang lain.



Ivonne mengerti, "Mengapa kaisar menulis seperti ini?"



"Aku tidak tahu, mungkin, melihat sesuatu." Paduka Kaisar mengangkat bahunya.



Begitu dia mengangkat bahu dan ketiaknya terbuka, termometer itu terjatuh, dia kemudian menyerahkannya pada Ivonne, "Sudah."



Ivonne mengambil alih, melihat bahwa tidak demam, suhu tubuhnya normal.



"Aku ingin tidur, kamu keluarlah." Paduka Kaisar memejamkan matanya dan bergumam.



?___ Bab 54 Berdebat PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 831 208 277



Bab 54 Berdebat



Ivonne tidak mendengar terlalu jelas, tapi Ivonne mendengarnya bahwa dirinya diusir keluar.



Ivonne membungkuk memberi hormat kemudian mengundurkan diri, membawa mutiara keluar dari Istana Pearlhall. Bibi Vera juga baru saja selesai memberi makan Lucky dan keluar, dia memanggil pelayan istana untuk membawa pergi mangkuk itu.



"Apa Permaisuri sudah akan kembali? Aku akan ikut pergi bersamamu." Kata Bibi Vera.



Ivonne memandangi wajah serius Bibi Vera. Bibi tua ini, ketika Ivonne berada dalam kesulitan Bibi Vera pernah mebolongnya, Ivonne berterima kasih padanya.



Sepanjang jalan, Bibi Vera tersenyum dan berkata, "Mengapa Kaisar memberi hadiah dua untai kalung mutiara dari selatan sekaligus pada Permaisuri? Mutiara dari selatan ini sangat berharga, setiap tahunnya hanya ada 3-4 untai, sebagian besar diberikan pada Ibu Suri dan juga Baginda Ratu, Selir Prilly juga mendapatkan 1 untai, benar-benar tidak cukup untuk dibagikan."



"Oh." Ivonne menjawabnya dengan linglung.



Bibi Vera meliriknya sekilas dan berkata, "Permaisuri juga jangan menganggap aku terlalu banyak mengatur, Selir Prilly adalah Ibu mertua Permaisuri, seharusnya Permaisuri mencari cara untuk menyenangkan hatinya. Dua untai kalung mutiara ini sama, mengapa tidak berbuat bakti dan memberikan satu untai pada Selir Prilly?"



Ivonne memikirkan sesuatu dalam hatinya, mendengar Bibi Vera mengatakan seperti itu, kemudian berkata, "Perkataan Bibi masuk akal. Aku akan meminta orang untuk mengantarkannya ke sana."



Bibi Vera tersenyum dan berkata, "Aku kebetulan akan pergi ke sana, atau aku akan membantu Permaisuri untuk mengantarkannya ke sana?"



"Kalau begitu aku merepotkan Bibi." Ivonne mengambil seutas kalung mutiara lalu menyerahkannya pada Bibi Vera, pandangan matanya sedikit bersinar, "Sekalian katakan ini baktiku untuk Selir Prilly."



"Baik!" Bibi Vera mengambil alih, memandang Ivonne, "Kalau begitu ... Permaisuri silahkan kembali ke Istana terlebih dahulu."



"Baik!"



Ivonne berjalan pergi, Bibi Vera tiba-tiba menghentikannya, "Permaisuri!"



Ivonne menoleh, "Kenapa?"



Bibi Vera itu menatapnya, pandangan matanya sedikit ragu-ragu, pada akhirnya, dia berkata dengan samar, "Apa tahu jalannya?"



Ivonne menatapnya dengan tenang, "Tahu."



Bibi Vera mengangguk, perlahan berbalik badan, Ivonne berdiri diam tidak bergerak, memperhatikan langkahnya selangkah demi selangkah ke arah yang berlawanan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More



"Bibi!" Kali ini, Ivonne yang memanggilnya.



Bibi Vera terpaku sesaat, kemudian perlahan menolehkan kepalanya, ada raut ragu di matanya, "Permaisuri?"



Ivonne menatapnya, dengan pelan berkata, "Terima kasih!"



"Ini ..." Bibi Vera tertegun, "Aku tidak berani menerimanya."



"Lukaku sembuh dengan begitu cepat, itu karena Bibi yang membantuku, budi ini, Ivonne akan mengingatnya di dalam hati." Ivonne menatapnya, mengatakan satu kata demi satu kata dengan sangat jelas.



Bibi Vera diam di tempat bagai manusia batu, pandangan matanya terpaku, seolah-olah tidak ada fokus.



Ivonne berbalik badan dan pergi.



Hatinya sangat bimbang, berharap tidak seperti yang dipikirkannya.



Kalau tidak, Ivonne benar-benar tidak bisa mempercayai siapa pun.



Dengan pikiran gelisah kembali ke Istana, Tabib Istana baru saja pergi setelah merawat luka Ronald.



Ronald harusnya sangat kesakitan, raut wajahnya pucat.



Ivonne duduk melamun, meletakkan Mutiara dari selatan yang tersisa di atas meja, Ronald melihat Ivonne yang masuk ke dalam sambil melamun, kemudian bertanya, "Tampangmu seperti tidak ingin hidup, apa yang terjadi?"



Ivonne berkata dengan nada tidak baik, "Apa kamu tidak bisa mengucapkan perkataan yang baik?"



Alis Ronald berkerut, akhir-akhir ini Ivonne sangat berani, sudah berani berdebat dengannya?



Tapi, setelah melihat Ivonne sedikit tidak beres, Ronald juga khawatir, "Apa terjadi sesuatu pada Kakek?"



"Tidak ada, baik-baik saja!" Jawab Ivonne.



Kalau begitu Ronald tidak khawatir, Ronald melihat Mutiara Selatan di



atas meja, dia sedikit terkejut, "Ibu Suri yang menghadiahimu? Ini adalah Mutiara Selatan yang sangat langka."



Mutiara Selatan ini hanya dimiliki oleh Ibu Suri, bahkan Ratu juga tidak memilikinya, jadi seharusnya Ibu Suri yang menghadiahinya padamu.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne malah berkata, "Bukan, Ayah yang menghadiahkannya."



Ivonne menyembunyikan masalah surat hutang.



Ronald sangat terkejut, "Ayah yang memberikannya?"



Ivonne mengangguk, terdiam sesaat, memikirkan masalah Bibi Vera, Ivonne mendongak menatapnya, "Yang Mulia, apa kamu percaya padaku?"



Ronald memandangnya, "Mengapa kamu bertanya seperti itu?"



"Hanya menanyakannya saja, apa kamu percaya padaku?"



Ronald menatap ke depan, menatap ke langit ranjang, percaya? Tidak percaya



Meskipun Ivonne menyelamatkannya, tapi hal-hal yang telah dia lakukan terlalu licik, Ronald tidak percaya pada Ivonne.



Ivonne berbisik berkata, "Tidak peduli apa yang terjadi nanti, tolong percayalah padaku, berdiri di sisiku."



"Apa yang akan terjadi? Atau kamu melakukan sesuatu yang buruk?" Ronald menoleh, berkata dengan sangat tegas.



Ivonne melihat cahaya tajam di pandangan mata Ronald, tahu bahwa hampir tidak mungkin bagi Ronald untuk percaya padanya.



Ivonner tersenyum dengan dingin, "Mengapa kamu berpikir bahwa aku yang melakukannya dan bukan orang lain yang melakukannya?"



Ronald sangat kesal, "Bisakah kamu berhenti membuat masalah untukku?"



Ivonne menolehkan kepalanya, "Clara yang terus mencari masalah."



Wajah Ronald seketika suram, "Diam, kamu tidak pantas menyebutnya!"



Ruangan itu seketika hening.



Ketika pandangan mata mereka bertatapan, ada sedikit kejengkelan di mata Ronald, tapi melintas dalam sekejap, pandangan matanya masih dingin dan suram.



Hati Ivonne sedih dan marah, tersenyum dengan terpaksa, "Ya, aku tidak pantas!" Ivonne mengambil mutiara kemudian melangkah keluar.



Ivonne benar-benar tidak rela.



Tadi malam, Ivonne mendapatkan kehangatan dan keamanan dari Ronald, Ivonne dengan konyol mengira bahwa setidaknya ada kedamaian dan kepercayaan dasar di antara mereka, tapi ternyata itu semua hanyalah angan-angannya saja.



Bahkan jika Ivonne menyerahkan hidupnya padanya, itu tidak sebanding dengan sebuah senyum Clara.



Ivonne berjalan keliar, tidak tahu pergi ke mana, Istana ini berhubungan dengan ruang kerja Kekaisaran, berkeliaran seperti ini, ada kemungkinan bertemu dengan Kaisar Mikael.



Untungnya Ivonne menemukan pintu samping, dia keluar dari pintu samping, tidak mempedulikan lukanya yang sakit, dia berlari ke Taman Kekaisaran, ada sebuah batu di tanah yang menyandung kakinya, dia bahkan tidak berpikir dan menendangnya dengan keras.



Batu itu ditendang ke tengah taman bunga.



Terdengar suara "Aduhh", sebuah kepala terlihat di antara bunga-bunga, itu seorang pria muda, saat ini raut wajahnya sangat marah, "Beraninya? Siapa yang berani menyerangku?"



Ivonne melihat dirinya secara tidak sengaja melukai orang itu, kemarahannya hilang untuk sementara, kemudian melihat orang itu berparas lumayan, dengan tubuh besar, mengenakan pakaian hitam, tangannya memegang paha ayam yang sudah digigit setengahnya, mulutnya sangat berminyak, tidak cocok dengan raut wajahnya yang sedang marah.



Ivonne memutar otaknya, mengenali bahwa orang ini adalah putra kedua Kaisar Mikael, Raja Stanley.



Stanley adalah yang paling tidak memiliki kemajuan dari semua pangeran, tidak bekerja di kekaisaran, hanya menjadi pangeran yang menganggur.



Ibunya adalah Selir Sandra.



Ivonne meminta maaf, "Maaf, Yang Mulia, aku tidak tahu kamu bersembunyi di antara bunga-bunga ... sambil memakan paha ayam."



Stanley mengenali Ivonne, kemudian berkata, "Permaisuri, kudengar kamu kemarin makan malam bersama Ayahku."



Pandangan mata Ivonne sedikit berkedip, tampaknya makan bersama Kaisar benar-benar menyakiti hati banyak orang, bahkan Raja Stanley yang terkenal datar pun mengajukan pertanyaan ini.



Ivonne berkata dengan datar, "Ya."



Stanley menggigit paha ayam, paha ayam yang gemuk itu berminyak, Stanley mengambil satu langkah lebih dekat, sambil mengunyah sambil bertanya, "Memakan apa? Apa enak? Apa membuatkanmu tahu Chiba? Kudengar Kaisar juga memberikan daging untuk Paman Ralph,



kuberitahu padamu, daging yang ada di istana, sebaik apapun juru masak di luar, tidak akan bisa membuatnya, lain kali jika kamu makan dengan Ayah, bisakah meminta Ayah untuk memberikan satu hidangan padaku?"



Ada kilatan cahaya di mata Stanley, menatapnya dengan penuh harap.________ Bab 55 Selir Prilly Marah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 311 78 104 Bab 55 Selir Prilly Marah



Ivonne tersenyum, "Yang Mulia, sepertinya Kaisar tidak akan memintaku untuk makan bersamanya lagi."



"Itu belum tentu, kita bicarakan terlebih dulu." Kata Stanley dengan datar.



"Makan malam seperti itu, Yang Mulia juga sering memakannya bukan." Kata Ivonne dengan samar.



"Itu tidak sama. Kamu tidak tahu, juru masak Ayah hanya memasak untuk Ayah, apa kamu tidak bisa merasakan aroma lain yang tidak sama dengan makanan kerajaan biasanya?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa membedakannya."



"Sayang sekali. Sayang sekali!" Stanley berkata dengan sangat menyayangkan, "Kamu ini menyia-nyiakan makanan, benar-benar menyia-nyiakan makanan."



Stanley menatap paha ayam yang tersisa, menghela nafas panjang, "Paha ayam dan makanan kerajaan Kaisar, bagai langit dan bumi, hanya saja, kita juga tidak boleh menyia-nyiakan paha ayam."



Setelah selesai berbicara, Stanley melanjutkan memakan paha ayam itu.



Ivonne mengawasinya makan, terasa sangat enak, Stanley merasa sangat puas dan nyaman.



"Mengapa Yang Mulia bersembunyi di antara bunga untuk makan?" Ivonne melihat Stanley tidak berniat untuk pergi, dan dirinya juga tidak punya tempat untuk pergi. Ivonne tidak mengerti jalan di istana, takut akan bertemu dengan orang lain, jadi dia berharap Stanley cepat pergi.



"Aku tidak ingin orang lain tahu diriku sedang mencuri makan paha ayam." Stanley makan dengan sangat fokus, tapi meskipun dia meakan sesuatu di mulutnya, perkataannya masih sangat jelas, sama sekali tidak terganggu.



"Mencuri makan?" Ivonne bingung, apa Stanley masih perlu mencuri makan?



"Aku sedang menurunkan berat badan!" Ketika Stanley berbicara, dia sudah menghabiskan paha ayam itu, melemparkan tulang ayam ke



danau, membuat riak di danau, tulang itu tenggelam ke dasar danau, Stanley menyeka tangannya dan memandang Ivonne, melambaikan tangannya, "Aku pergi."



Sedang menurunkan berat badan tapi malah mencuri makan? Ivonne merasa para putra Kaisar Mikael tidak ada yang normal.



Ivonne mengambil napas dalam-dalam beberapa kali, ditanyai oleh Stanley mengenai jamuan makan itu, perhatiannya teralihkan, merasa hatinya jauh lebih lega.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship Sebenarnya apa yang membuatnya marah? Normal jika Ronald percaya pada Clara, mereka adalah teman dari kecil, jika bukan karena tindakan Ivonne yang menyela di tengah, maka mereka berdua sudah merupakan sepasang suami istri.



Jika Ivonne memiliki kekasih yang merupakan teman masa kecil, apa Ivonne akan memilih percaya pada kekasihnya atau percaya pada pria



jahat yang menghancurkan pernikahannya? Ini sudah sangat jelas.



Melihat danau yang secara bertahap menjadi tenang, hati Ivonne yang merasa sulit itu secara bertahap menghilang.



Pada saat keluar dari Istana, kata-kata yang diucapkan oleh Paduka Kaisar terekam jelas dalam benaknya.



Dia berkata, agar Ivonne pergi untuk bertarung.



Pria tua itu mengerti banyak hal dengan sangat jelas di dalam hatinya, dia tidak mengetahuinya sebelumnya, tapi setelah dipikirkan, sepertinya dia tahu segalanya.



Ada seseorang yang mengetahui dengan jelas, hati Ivonne jauh lebih tenang.



Istana Moonlight Selir Prilly.



Kondisi tubuh Selir Prilly akhir-akhir ini tidak sehat, begitu angin musim gugur berhembus, maka kepalanya mulai sakit, sudah beberapa hari dia tidak keluar dari Istana Moonlight selangkahpun, bahkan dia juga tidak pergi untuk memberi salam pada Baginda Ratu.



Beberapa hari ini, karena penyakit Paduka Kaisar, para selir di Istana semuanya mendengarkan berita, sama sekali tidak ada orang yang dikarenakan segan datang untuk mengunjunginya, kedatangan Clara bisa dibilang merupakan angin segar untuk Istana Moonlight.



Selir Prilly sangat menyukai Clara, wanita ini selain pandai, kekuatan keluarganya di tengah-tengah kekaisaran juga cukup kuat, jika Ronald menikahinya, akan sangat membantu bagi masa depannya.



Ibu Suri pernah berkata sebelumnya, Gilang sangat cerdas, tidak akan memusatkan semua kekuatan pada Pangeran yang dilahirkan oleh Ratu, jika Ronald dapat mengikat hubungan dengan keluarga Chu maka itu adalah harapan besar.



Sangat disayangkan semua ini telah dihancurkan oleh Ivonne.



Karena itu, Selir Prilly tidak mau melihat Ivonne sampai sekarang.



Dia sangat membenci Ivonne.



Saat ini ketika melihat Oscar dan Clara yang berdampingan masuk ke dalam, keduanya bagai sepasang pasangan surgawi, kepalanya makin



merasa sakit, tapi dia tidak bisa tidak mengulas senyum pada mereka.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Kami datang untuk menemui Selir Prilly!" Oscar dan Clara maju untuk memberi salam.



"Tidak usah terlalu sopan, ayo duduk!" Selir Prilly tersenyum.



Ketika mereka berdua duduk, Clara memandang ke arah Selir Prilly, bertanya dengan perhatian, "Kudengar kepala Selir Prilly sakit lagi dikarenakan angin yang berhembus, apa sudah mengundang tabib untuk memeriksa? Apa sudah lebih baik?"



Selir Prilly menghela nafas dalam hatinya, anak ini selalu memiliki hatinya, yang paling berbakti, bahkan Ronald tidak sebanding dengannya.



"Anginnya besar maka kepalaku akan sakit, sudah terbiasa, tidak masalah." Kata selir Prilly.



"Ibu harus menjaga kondisi tubuhmu." kata Clara sambil berdiri dan



berjalan ke sisi Selir Prilly, "Aku akan memijatmu."



Jari-jari lembut yang panas menempel dan memijat pelipis Selir Prilly, dipijat beberapa kali dengan begitu terampil, Selir Prilly menghela nafas dengan nyaman, "Keahlianmu ini, mengapa Bibi Lenny tidak bisa mempelajarinya."



Selir Prilly mendongak dan menatap Oscar, "Oscar, kamu menikah dengan istri yang baik, kamu diberkati."



Hati Selir Prilly sebenarnya sangat sedih, tapi dia telah berlatih di istana selama bertahun-tahun, tentu saja tidak akan dengan mudah memperlihatkan emosinya, karena ketika didengar di telinga Oscar, itu seperti semacam pujian.



Oscar dengan bangga memandang Clara, "Yang dikatakan Ibu memang benar."



Clara dengan wajah memerah malu memelototinya dan berkata, "Sudahlah, kamu pergi keluar, aku ingin mengobrol dengan Ibu."



Oscar tidak tertarik dengan perbincangan para wanita, jadi dia bangkit dan mengundurkan diri.



Ketika Oscar keluar, mata Clara makin memerah, "Bu, kamu harus menjaga kondisi tubuhmu dengan baik, aku tidak bisa selalu melayani di sisimu, jika kamu tidak menjaga diri, akan membuatku khawatir."



Selir Prilly meraih tangan Clara, dengan lembut menepuk punggung tangannya, "Ronald tidak memiliki keberuntungan, tidak bisa menikahimu, sekarang sudah terlambat untuk mengatakan apapun."



"Yang Mulia Ronald juga sangat baik sekarang, Permaisuri Ivonne dipandang oleh Kaisar, Kaisar memberinya dua untai Mutiara dari selatan, dia mengatakan akan mengantarkannya untuk Ibu, bisa dibilang dia memiliki hati yang berbakti." Kata Clara.



Selir Prilly terpaku, "Kaisar menghadiahinya mutiara selatan? Apa bukan mutiara biasa?"



"Bukan, mutiara selatan dari upeti."



"Apa Kaisar benar-benar memberinya hadiah mutiara selatan dari upeti?" Selir Prilly sangat terkejut, "Aku ingat bahwa Kaisar tidak begitu menyukainya."



"Dia memiliki jasa karena mengobati penyakit, Paduka Kaisar menyukainya, dan Kaisar juga menyukainya." Clara berkata sambil tersenyum.



"Apa hal seperti itu?" Selir Prilly tidak mengetahui hal ini, informasi tentang Istana Pearlhall selalu diblokir, dan dia juga tidak memenuhi syarat untuk pergi menjenguk, biasanya Ratu yang pergi, bahkan selir mulia pun tidak boleh mendekat ke Istana Pearlhall.



Tidak disangka Ivonne disukai oleh Paduka Kaisar dan Kaisar, dan juga dihadiahi Mutiara Selatan, jika begitu, maka akan menjadi masalah lain.



Clara dapat melihat perubahan emosi Selir Prillu, pandangan matanya menjadi dingin, hatinya mencibir.



Takutnya, Selir Prilly bahagia terlalu awal.



Setelah Clara pergi, Selir Prilly menunggu Ivonne kemari.



Mendapatkan dua untai Mutiara Selatan, memberikan padanya 1 untai, bisa dibilang Ivonne memiliki hati untuk berbakti.



Hanya saja menunggu setengah jam, dia tidak melihat Ivonne datang,



Selir Prilly mengirim Bibi Lenny untuk bertanya, tidak berapa lama Bibi Lenny pergi dia segera kembali, "Selir tidak usah menunggu, Permaisuri Ivonne sudah memberikan 1 untai mutiara selatan pada Ratu."



Selir Prilly mendengar perkataan itu, hatinya menjadi dingin, setelah beberapa saat dengan dingin berkata, "Ya, baguslah diberikan pada Ratu, dia ternyata adalah orang yang mengerti."



Bibi Lenny kemudian berkata, "Sebenarnya ada apa dengan Permaisuri Ivonne? Untuk apa mencari perhatian pada Ratu? Masuk ke Istana untuk merawat penyakit juga tidak mengucapkan salam pada Selir, mendapatkan hadiah dan hanya mengingat Ratu."



Selir Prilly dari awal sudah memiliki kemarahan pada Ivonne, sekarang Ivonne melakukan hal seperti itu, hatinya semakin marah, dengan dingin berkata, "Tidak tahu apa yang akan dipikirkan oleh Kaisar jika mengetahui bahwa hadiah yang diberikannya malah diberikan pada orang lain untuk mencari perhatian?"



Bibi Lenny terpaku, "Selir, sepertinya ini tidak bisa dilakukan, takutnya akan menyusahkan Yang Mulia Ronald."



Wanita yang sangat beracun, sejak dia kembali ke kediaman, dia akan menyinggung orang jika salah berucap, selalu hidup dalam perhitungan orang lain! Tidak ada bakat, tidak ada kebajikan, kasar dan tidak



bermoral, tidak bersih, menjual negara, semua fitnah kotor dilayangkan ke dirinya, benar-benar jatuh ke titik kematian yang tragis! Untungnya, Tuhan masih memiliki mata, membiarkannya hidup dan kembali sebelum menikah dengan pria tidak berhati itu!_____ Bab 56 Kemarahan Besar PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 388 97 129 Bab 56 Kemarahan Besar



Selir Prilly berpikir itu masuk akal, kemarahan ini pada akhirnya hanya bisa ditelannya.



Bibi Vera sampai pergi ke Istana Rosebell, mengantarkan mutiara selatan Ivonne kemudian berkata, "Permaisuri Ivonne berkata, Ratu tidak pernah memiliki Mutiara Selatan ini, jadi dia sebagai menantu tidak berani memilikinya sendiri, karena itu dia memberikan satu untai sebagai bentuk kebaktian."



Sang Ratu ketika mendengar perkataan ini, dia sangat marah, dengan dingin berkata, "Aku tidak berani menerimanya, kembalikan."



Bibi Vera tersenyum dan berkata, "Ratu, untuk apa kamu menolah rasa bakti dari Permaisuri? Setidaknya ini adalah hadiah yang diberikan oleh Kaisar jika Ratu tidak menerimanya, takutnya akan diberikan pada Selir Monita atau Selir Prilly. Mutiara Selatan ini sangat berharga, Ratu bahkan tidak pernah memilikinya, tapi Selir Monita dan Selir Prilly malah memilikinya. Bukankah ini sama saja mempermalukan dirimu sendiri? Lebih baik Anda menerimanya, mengenai bagaimana mengurusnya, itu adalah masalah Ratu. "



Bibi yang mengurus Istana Rosebell juga berkata, "Yang dikatakan Bibi Vera masuk akal. Ratu, lebih baik Anda menerimanya kemudian kirimkan ke hadapan Kaisar, mengenai apakah Permaisuri Ivonne sedang menyombongkan diri atau bermaksud untuk mencari perhatian, maka itu tergantung dari apa yang dipikirkan Kaisar."



Intinya, bagaimanapun, Kaisar akan marah.



Tadi Ratu baru saja sedang marah, tidak disangka ketika diingatkan oleh Bibi kemudian dengan dingin berkata, "Yang kamu katakan benar, terima saja, kemudian kirimkan ke tempat Kaisar, bahkan Ibu Suri tidak mendapatkan Mutiara Selatan ini, aku tidak berani menerimanya."



Dia tahu bahwa satu untai Mutiara Selatan di tangan Kaisar belum diserahkan pada Ibu Suri, jadi, pernyataan ini juga masuk akal.



Bibi Vera tersenyum dan berkata, "Budak tua ini harus kembali ke Istana untuk melayani Paduka Kaisar, jadi undur diri dulu."



"Antar Bibi Vera!" Kata Bibi yang bertugas.



Bibi Vera perlahan berjalan keluar dari Istana Rosebell, setelah berjalan keluar langkah kakinya tampak terpaku, dia menghela napas dalam-dalam dan berkata dengan pelan, "Hutang budi padamu sudah kukembalikan, di kehidupan ini sudah tidak ada hutang budi di antara kita."



Clara berjalan maju, tersenyum menatap Bibi Vera.



Bibi Vera membungkuk hormat, "Permaisuri."



"Halo Bibi!" Clara menatapnya, "Sudah merepotkanmu."



Bibi Vera tidak berkata-kata, membungkuk hormat kemudian pergi.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Clara melihat sosok Bibi Vera, mengulas senyum di bibirnya, dia harus melakukan ini, karena Kaisar memberikan dua untai Mutiara Selatan pada Ivonne dan juga makan malam berdua dengan Ivonne, itu merupakan masalah yang tak ada habisnya, Clara harus menghancurkan kepercayaan ini, membuat kecurigaan bahwa Ronald memiliki motif tersembunyi, baru bisa membuat Ronald mundur.



Clara menghela nafas pelan, Kak Ronald, ini semua demi dirimu, ini adalah bisnis menjual kehidupan, kamu tidak dapat berpartisipasi di dalamnya, lakukan saja tugasmu sesuai dengan posisimu, maka aku akan memastikan nyawamu tidak terancam dan juga masih bisa menjadi Raja yang bahagia.



Melihat Bibi Bertha membawa Mutiara itu keluar, Clara maju ke depan,



"Apa Bibi akan pergi ke tempat Kaisar?"



Bibi Bertha terpaku, "Permaisuri tahu?"



Clara tersenyum, "Bibi tolong dengarkan aku baik-baik, katakan pada Kaisar sesuai dengan perkataanku, ini adalah perintah Kakekku."



Bibi Bertha menatap Clara, menyimpan raut terkejutnya kemudian mengangguk.



Mutiara yang diberikan pada Ratu itu dikirim ke hadapan Kaisar.



Dikirim oleh Bibi Bertha, Bibi Bertha dengan suara pelan berkata, "Ratu berkata, Ibu Suri masih belum memiliki Mutiara Selatan ini, Ratu benar-benar tidak berani menerima hadiah besar dari Permaisuri Ivonne, dan juga Ratu tidak bisa memenuhi permintaan Permaisuri Ivonne."



Kaisar Mikael menatap Mutiara Selatan itu, "Permintaan apa yang diminta oleh Permaisuri Ivonne yang tidak bisa dipenuhi oleh Ratu?"



Bibi Bertha berkata, "Permaisuri Ivonne tahu bahwa Ratu sangat menghargai Mutiara Selatan ini, jadi memberikan Mutiara Selatan ini



pada Ratu dan meminta Ratu untuk mengatakan beberapa kata baik mengenai Raja Ronald di depan Kaisar, membiarkan Yang Mulia Ronald pergi ke Kementerian Perang untuk berlatih."



"Kementerian Perang?" Kaisar Mikael tertawa dingin, "Sudah, aku tahu, kamu pergilah."



Bibi Bertha membungkuk hormat dan mengundurkan diri.



Begitu Bibi Bertha pergi, raut wajah Kaisar Mikael agak suram, meraih Mutiara Selatan dan melemparkannya ke sudut ruangan, berkata dengan dingin, "Apa-apaan? Ronald masih tidak berubah!"



Kasim David melihat kemarahan Kaisar Mikael, bergegas memungut Mutiara Selatan itu dan berkata membujuk, "Mohon Kaisar jangan marah, takutnya ini mungkin bukan maksud Raja Ronald"



"Di kediaman Ronald, Ivonne tidak memiliki hak untuk membuat keputusan, Ivonne hanya akan bersikap patuh." Makin memikirkannya Kaisar Mikael makin marah, bahkan perasaan baik terhadap Ivonne itu juga lenyap. "Ivonne itu polos, apakah dia menginginkan posisi sebagai Istri dari Pangeran Mahkota? Waktu itu menggunakan trik tak tahu malu menjebak dan memaksa Ronald untuk menikahinya, apa itu diarahkan pada Ronald dan bukannya posisi Istri Putra Mahkota?"



Kasim David terpaku, Kaisar tahu bahwa Raja Ronald dijebak pada saat itu? Lalu mengapa Kaisar marah pada Raja Ronald? Dan juga memberi perintah agar Raja Ronald menikahi Nona Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Kasim David merasa meskipun dia telah melayani Kaisar untuk waktu yang lama, tapi dia tidak pernah tahu apa yang dipikirkan oleh Kaisar.



"Kaisar, karena Anda tahu bahwa Raja Ronald itu dijebak, mengapa kamu bersikap begitu dingin pada Raja Ronald?" Kasim David bertanya.



Kemarahan Kaisar Mikael masih belum hilang, "Satu adalah Hendra, satu adalah Ivonne, orang yang terguling dan masuk ke dalam pasir, begitu tidak berguna, untuk apa aku memberikan harapan terhadapnya?"



Kasim David melihat Kaisar begitu emosional, tidak berani membujuk.



Bagaimana temperamen majikannya, Kasim David tahu dengan sangat jelas, jika masih lanjut berkata saat ini, itu sama saja menambah minyak



ke dalam api.



Mengenai masalah ini, Kasim David sebenarnya merasa sedikit aneh, tapi karena dari pihak Ratu yang mengatakanannya adalah orang yang kredibel, dan lagi Kaisar juga percaya pada Ratu, Bibi Bertha juga adalah orang kepercayaan Ratu, sangat patuh terhadap aturan istana, jika itu bukan kebenaran, sepertinya Bibi Bertha tidak berani berkata sembarangan.



Raut wajah Kaisar Mikael sangat muram, tidak berniat untuk melepaskan masalah ini, menginginkan posisi Pangeran Mahkota, ini sudah menyentuh batasnya.



Dia boleh menyukai Ronald, tapi tidak bisa diperlakukan seperti ini.



"Karena Permaisuri Ivonne tidak menyukai hadiah Mutiara Selatan dariku, maka ambil kembali, dan juga bawa kembali juga surat hutang itu." Kaisar Mikael berkata dengan datar.



Kasim David menerima perintah, "Baik!"



Ivonne menenangkan diri sejenak di danau kembali ke Istana dan duduk di tangga batu di luar untuk sementara waktu, kemudian Kasim David tiba.



"Permaisuri!" Kasim David memberi hormat, memandang Permaisuri di hadapannya, tadinya memiliki kebanggaan, tapi karena terlalu memiliki ambisi, tidak bisa bersabar, sayang sekali.



"Kasim David!" Ivonne juga balas menyapa.



Kasim David berkata dengan raut wajah serius, "Kaisar memerintahkanku daang kemari untuk mengambil kembali Mutiara Selatan dan juga surat hutang yang dihadiahkan pada Permaisuri."



Ivonne sama sekali tidak terkejut dan berkata, "Mutiara Selatan hanya tersisa 1."



"Oh?" Kasim David pura-pura tidak tahu, "Mengapa hanya ada satu yang tersisa?"



"Yang satunya hilang." Kata Ivonne.



Kasim David tersenyum datar, memainkan trik, mana mungkin bisa menipu Kaisar? Benar-benar tidak mengerti situasi.



Kasim David memandang Raja Ronald, berkata mengingatkan, "Apakah



Permaisuri memberikannya pada orang lain? Pikirkan baik-baik? Kaisar tidak bisa dibodohi."



"Memang hilang." Kata Ivonne.



Wajah Kasim David tiba-tiba menjadi sangat tidak enak dilihat, Ivonne bukanlah orang yang pintar.



Yanto mendengarkan pembicaraan ini dan segera pergi untuk melaporkan pada Ronald, ekspresi Ronald tampak dingin, "Minta Kasim David masuk kemari."



Yanto melangkah keluar, mengangkat tangannya ke Kasim David dan berkata, "Kasim David, Anda telah bekerja keras, Yang Mulia mengundangmu masuk untuk minum teh."



Kasim David melambaikan tangannya, "Tidak perlu, aku sedang bertugas."



"Memang sedang bertugas, tapi Mutiara Selatan ini tidak bisa dikembalikan saat ini juga, lebih baik masuk dan mendiskusikannya?" Yanto dengan tulus menatap pada Kasim David.



Kasim David mengingat Raja Ronald juga adalah anak yang dilihatnya tumbuh dewasa, jika benar memiliki pemikiran seperti itu, itu benar-benar keterlaluan.



Kasim David harus mengingatkan beberapa kata padanya.



Jadi dia berkata, "Baiklah, sepanjang jalan kemari aku juga haus, sepertinya jika meminum teh sebentar juga tidak akan menunda terlalu banyak waktu."



"Ya!" Yanto menghela nafas lega, bergegas mengantar Kasim David untuk masuk ke dalam.



?_____ Bab 57 Tidak Percaya Ya Sudah PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 77 19 26



Bab 57 Tidak Percaya Ya Sudah



Setelah Kasim David masuk, Ivonne mengikuti masuk ke dalam.



Ronald mengangkat sedikit badannya dan bertanya, "Kasim David, mengapa Ayah ingin mengambil kembali Mutiara Selatan itu?"



Kasim David melihat Ronald sepertinya begitu terus terang bertanya, jadi dia juga mengatakan yang sebenarnya, "Karena Yang Mulia bertanya, maka aku akan mengatakan beberapa patah kata, Yang Mulia jangan berpikir bahwa aku tidak sopan, jika Yang Mulia ingin berbakti dan menghormati Ratu, memiliki banyak kesempatan, mengapa ketika Permaisuri Ivonne baru saja mendapatkan Mutiara Selatan itu langsung terburu-buru mengirimkannya ke sana?"



Pandangan mata Ronald seperti pisau tajam yang menatap ke wajah Ivonne.



Ivonne menundukkan pandangannya, tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak ada ekspresi di wajahnya.



Pandangan mata Ronald perlahan-lahan dialihkan ke wajah Kasim David kemudian dia berkata, "Tolong Kasim David kembali terlebih dulu, aku ingin berbicara beberapa kata secara pribadi dengan Permaisuri."



"Permaisuri, Mutiara Selatan yang tersisa dan juga surat hutang itu lebih baik dikembalikan terlebih dulu, Kaisar sekarang masih sangat marah." Kata Kasim David.



Ivonne berkata, "Kasim David, Mutiara Selatan ini hilang satu, aku akan mengaku salah pada Kaisar, kamu kembalilah terlebih dulu."



Kasim David tidak bisa menahan kemarahannya, "Masalahnya sudah sampai seperti ini sekarang, Permaisuri benar-benar tidak perlu mengatakan seperti itu, itu hanya akan membuat Kaisar menjadi lebih marah."



Ronald menatap Ivonne. "Berikan pada Kasim David."



Ivonne menyambut pandangan mata penuh amarah Ronald, perlahan menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku yang menghilangkannya, aku akan pergi sendiri untuk mengakuinya."



Kasim David dengan dingin berkata, "Permaisuri, jika kamu bersikeras mengatakan bahwa benda itu hilang, maka aku juga tidak dapat membantumu. Mutiara Selatan yang kamu katakan hilang itu, dikirimkan oleh Bibi Bertha dari Istana Rosebell ke hadapan Kaisar, jika kamu mengatakan hilang, maka akan menuduh orang dari Istana



Rosebell, ini masalah serius, tolong Permaisuri berpikir dua kali!"



Ketika Kasim David selesai berbicara, kemudian menatap ke arah Ronald, "Yang Mulia, aku akan kembali dulu, jika Permaisuri masih bersikeras pergi ke tempat Kaisar untuk mengakui kesalahannya, lebih baik jangan mengatakan kalau hilang, lebih baik dia mengatakan yang sejujurnya, itu juga tidak masalah."



"Terima kasih Kasim David sudah mengingatkan." Kata Ronald.



Kasim David melihat sekilas Ivonne, tidak mengatakan apa-apa dan menghela nafas, putri Hendra, memang tidak bisa naik ke posisi atas.



Setelah Kasim David pergi, Ronald mengambil gunting dari ranjang dan melemparkannya ke arah Ivonne, gunting tersebut digunakan oleh Ivonne untuk memotong kain kasa ketika dia merawat luka Ronald, karena sering digunakan, jadi diletakkan di dekat ranjang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ronald memiliki cedera di lengannya, tapi karena amarahnya, dia tidak mempedulikan rasa sakit di lukanya, menggunakan tenaga, Ivonne tidak



bisa menghindarinya, gunting itu melintas melewati samping telinganya, satu baret luka berdarah mengalir bersamaan dengan jatuhnya gunting itu ke lantai.



"Yang Mulia jangan marah, hati-hati lukamu!" Yanto bergegas berkata.



Rendi juga terkejut, jika dia membidik dengan sedikit lebih tepat, takutnya mata Permaisuri akan tertusuk.



Tapi Permaisuri juga tidak bisa dibantu, baru sedikit merasakan Permaisuri sudah sedikit berubah, dia kembali lagi ke sifat asalnya, dulu dia memang ingin mencari perhatian dari Baginda Ratu.



Ivonne perlahan berjongkok dan mengambil gunting itu, tadinya dia pikir dirinya akan sangat marah, tapi sama sekali tidak, Ivonne sangat tenang.



Seolah-olah ini adalah hasil yang telah diperkirakannya dari awal, hasil ini adalah hasil yang normal.



Ivonne tidak perlu menjelaskan sedikitpun, karena Ronald tidak pernah berpikir untuk mempercayainya.



"Jika aku tidak menceraikanmu, maka aku bersumpah aku bukan manusia!" Ronald berkata dengan penuh benci sambil menggertakkan giginya, matanya penuh kebencian, seperti ketika pertama kali Ivonne baru saja datang melewati ruang dan waktu.



Ivonne meletakkan gunting di atas meja, perlahan menatap Ronald, dengan pelan berkata, "Baik!"



Yanto melihat Ivonne yang bersikap demikian, dirinya juga menjadi marah, "Permaisuri, kamu harus tahu jika kamu melakukan ini, bagaimana Kaisar akan memandang Yang Mulia Ronald? Kamu sudah mencelakai Yang Mulai Ronald sekali, kumohon padamu untuk hentikan, bisakah?"



Pandangan mata Ivonne melewati Yanto, terjatuh di wajah Ronald, ekspresinya yang kejam itu, benar-benar sangat mengerikan.



Ivonne mengangguk, pandangan matanya tenang dan berkata, "Tenang saja, aku nanti akan menjelaskannya pada Kaisar, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, apapun yang akan dilakukan Kaisar, aku yang akan menanggungnya sendirian."



"Pergi!" Ronald berteriak dengan penuh rasa jijik.



Ivonne membawa Mutiara Selatan itu kemudian berbalik, mengambil dua langkah, kembali menoleh dan menatap Ronald kemudian berkata, "Yang Mulia tadi mengatakan, jika tidak menceraikanku, maka kamu bukan manusia, benarkah?"



"Aku sangat tidak sabar untuk membunuhmu." Kata Ronald dengan dingin.



"Membunuhku akan mengotori tanganmu, lebih baik Yang Mulia menepati janji, setelah masalah ini berlalu, ceraikan aku!" Setelah Ivonne selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Permaisuri!" Yanto menatap Ronald dengan cemas, "Jika Permaisuri pergi, takutnya akan makin membuat Kaisar menjadi lebih marah."



Ronald perlahan-lahan menundukkan kepalanya, perkataan Ivonne sebelum pergi, berputar di telinganya, semuanya saling terjerat, membuat kepalanya merasakan rasa sakit yang tidak dapat diungkapkan.



"Biarkan dia pergi, Ayah sudah sangat kecewa padaku, tidak akan ada bedannya kecewa sekali lagi." Ronald berkata dengan pelan.



"Untuk apa Permaisuri mengirim Mutiara Selatan pada Ratu?" Rendi memiliki sifat blak-blakan, bagaimanapun juga dia tidak memahami maksud Ivonne.



"Untuk apa? Tentu saja dia ingin mencari muka pada Ratu." Ronald berkata dengan dingin.



"Memangnya kenapa jika mencari muka pada Ratu?"



Yanto menatap Rendi sekilas dengan datar, "Apa kamu bodoh? Hendra terus ingin dekat dengan keluarga Kerajaan, kamu juga bukannya tidak tahu akan hal itu."



Rendi mendengus, "Hendra, pria tua itu, benar-benar tidak tahu malu, ketika Yang Mulia kita mendapatkan perhatian dari Kaisar, dia berusaha menggunakan berbagai cara untuk menjebak agar putrinya bisa menikah dengan Raja Ronald, sekarang setelah Yang Mulia kita kehilangan kekuatan, dia kemudian pergi ke keluarga Chu untuk mencari muka, apa dia masih memiliki muka?"



Yanto melihat raut wajah Ronald menjadi semakin dingin, kemudian



berkata pada Rendi, "Apa yang kamu bicarakan? Tutup mulutmu."



Rendi tahu bahwa dia telah mengucapkan perkataan yang salah, melihat sekilas pada Ronald, bergegas menutup mulutnya.



Ronald memejamkan matanya, ada rasa dingin dalam hatinya yang tidak bisa dia ungkapkan, tidak ada yang tahu seberapa besar harapannya Ivonne bisa berubah, tapi ternyata Ivonne tidak berubah sama sekali.



Ada kemarahan dalam hatinya yang tidak bisa diungkapkan.



Ivonne keluar, angin berhenbus di samping telinganya, dia menjulurkan tangan menyekanya, tangannya penuh dengan darah.



Ivonne mengulas senyumnya, terus berjalan maju ke depan, membiarkan darah mengalir turun, luka kecil itu tidak akan mengamil nyawanya, darahnya akan berhenti.



Antara tempatnya dan ruang kerja kerajaan tidak berjauhan, tapi Ivonne berjalan cukup lama.



Ketika tiba di pintu masuk ruang kerja Kekaisaran, Kasim David masuk



untuk melapor, Kaisar Mikael berkata dengan datar, "Biarkan dia menunggu terlebih dulu."



Ivonne berdiri di luar, tidak bergerak sama sekali.



Hatinya sangat tenang, sama sekali tidak ada gelombang emosi.



Ini adalah saat yang paling hening setelah dia melewati ruang dan waktu.



Seakan masalah dari si pemilik asli yang tertinggal di dalam benaknya, sudah telah sepenuhnya lenyap.



Ivonne berdiri selama setengah jam, Kaisar Mikael masih tidak menemuinya, Ivonne memainkan Mutiara Selatan di tangannya, seolah-olah sedang memutar rosario.



"Mengapa kamu ada di sini?" Ada suara yang terdengar dari samping, terdengar sedikit terkejut.



Ivonne mendongak, melihat itu adalah Stanley.



Jubah berwarna hijau miliknya berkibar tertiup angin, seperti seekor burung besar yang membengkak sampai ke ujungnya, wajahnya yang bulat dengan raut bingung, dia berjalan mendekat, dengan aroma daging panggang di tubuhnya, di sudut mulutnya masih ada sedikit bekas serpihan daging, sangat jelas bahwa dia makan dengan tergesa-gesa, tidak memiliki waktu untuk menyekanya.



"Yang Mulia!" Ivonne tersenyum padanya.



"Apa kamu memohon ingin bertemu dengan Kaisar? Aku akan mengatakannya untukmu." Kata Stanley dengan ramah.



"Tidak perlu, Kaisar sedang sibuk, tunggu ketika Kaisar tidak sibuk, dia akan menemuiku." Kata Ivonne.



"Apa Kaisar sedang sibuk?" Stanley terlihat senang, "Kalau begitu aku tidak akan menunggu."



Stanley berkata sambil berbalik dan ingin pergi, tapi Kasim David keluar dan berkata, "Yang Mulia, Kaisar berkata ingin menemuimu."



Stanley sedikit jengkel, berbalik dengan perlahan, "Aku tahu."



Tidak lama Stanley masuk, Ivonne mendengar suara barang dihancurkan dari dalam, disertai dengan teriakan kemarahan, setelah beberapa saat, Stanley menyelinap keluar dan menatap Ivonne dengan ekspresi menyedihkan, "Lebih baik kamu jangan masuk, Ayah sedang marah."



?_______Bab 58 Apa Aku Salah Dengar? PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship More... 642 161 214 Bab 58 Apa Aku Salah Dengar?



Tapi, Kaisar Mikael yang masih berada di bawah amarah, malah meminta Kasim David untuk mengatakan pada Ivonne dirinya ingin menemuinya.



Stanley memandang Ivonne dengan iba, benar-benar malu Ivonne yang menggantikannya menghadapi kemarahan sang Ayah. Dia mendengar bahwa Ronald sedang merawat lukanya di Istana, jadi lebih baik dia memberitahu Ronald, agar Ronald memikirkan cara untuk membawa



Ivonne kembali.



Ivonne memasuki Istana, Kaisar Mikael sama sekali tidak mengangkat kepalanya, hanya dengan datar berkata, "Berlutut!"



Ivonne berlutut, "Aku memberi salam pada Kaisar!"



Di Istana, keadaan kacau, Kasim David sedang membersihkan barang yang berserakan di lantai. Sepertinya sebelumnya Kaisar marah besar lalu melemparkan barang ke arah Yang Mulia Stanley.



Dan di lantai, terdapat seutas Mutiara Selatan yang tergeletak dengan tenang, tepat tidak jauh dari tempat Ivonne berlutut.



Kaisar Mikael dengan tenang bertanya, "Tadi David datang melapor, mengatakan bahwa Mutiara Selatan yang kuberikan padamu hilang 1, hilang di mana?"



"Menjawab pertanyaan Kaisar, hilang di Istana Pearlhall." Kata Ivonne.



"Kalau begitu lihatlah. Kalung yaang ada di lantai itu, apakah itu Mutiara Selatan yang kamu hilangkan di Istana Pearlhall?" Tanya Kaisar Mikael.



Ivonne melirik sekilas, kemudian berkata, "Ya."



" Mutiara Selatan ini diantarkan oleh orang di sekitar Ratu padaku, kamu mengatakan bahwa orang pihak Ratu yang mencuri Mutiara Selatanmu?" Suara Kaisar Mikael sudah sedikit marah.



Tapi, sepertinya Kaisar Mikael masih memberinya kesempatan.



Ivonne perlahan menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tahu siapa yang mengambilnya."



"Oh?" Kaisar Mikael mencibir, "Kamu tahu siapa yang mencurinya?"



"Ya, aku melihat siapa yang mengambilnya." Ivonne bersikeras menggunakan kata mengambil.



"Siapa?" Kaisar Mikael marah.



Ivonne terdiam sesaat kemudian bekata, "Bibi Vera!"



Kaisar Mikael menggebrak meja, "Jangan sembarangan bicara!"



Kasim David bergegas berkata, "Permaisuri, kamu tidak boleh sembarangan bicara, kamu harus tahu bahwa Bibi Vera adalah orang di sekitar Paduka Kaisar."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne kemudian berkata, "Aku tahu ..." Kata-katanya terhenti, ada seamcam maksud dia karena tahu identitas Bibi Vera maka dia tidak berani bertanya.



Kaisar Mikael menatapnya dengan dingin, perkataan itu benar-benar konyol, diucapkan pun tidak akan ada yang percaya.



Tetapi karena kekonyolan ini, membuat Kaisar Mikael memiliki persaaan bahwa kemungkinan itu mungkin.



Ivonne tidak cukup bodoh hingga memfitnah orang dari Paduka Kaisar.



Kaisar Mikael malah menjadi tenang.



Bibi Bertha berkata, Mutiara Selatan diantar oleh Bibi Vera, dengan kata lain, kata-kata itu juga disampaikan oleh Bibi Vera, jika yang diinginkan Ivonne adalah masa depan Ronald, maka untuk apa meminjam tangan orang lain?



Ivonne harusnya mengantarkannya secara langsung untuk mengungkapkan ketulusannya.



Ivonne terus berlutut, raut wajahnya sangat tenang.



Masalah sulit, Ivonne melemparkannya pada Kaisar Mikael.



Apa harus memanggil orang Paduka Kaisar kemari untuk ditanya, itu adalah urusan Kaisar Mikael.



Kaisar Mikael memikirkan berulang kali, kemudian memerintahkan, "Perintahkan, undang Ratu dan Bibi Vera datang ke Ruang kerja Kekaisaran."



Orang Istana pergi dengan membawa perintah.



Sebelum Bibi Vera dan Ratu datang, Selir Prilly malah datang.



Selir Prilly tidak bisa duduk diam lagi, mengetahui Ivonne memberikan Mutiara Selatan pada Ratu, dia tahu situasinya perlahan berubah, dia tidak bisa tinggal diam di Istana Monnlight hanya merawat penyakitnya.



Merawat sakitnya begitu lama, bahkan menantu tercela itu sudah berani tidak memandangnya.



Selir Prilly keluar, bukan demi masalah Mutiara Selatan, tapi hanya untuk menggerakkan tubuhnya, setidaknya membuat orang lain tahu bahwa dia masih belum mati.



Selir Prilly mengantarkan the gingseng, setelah memasuki aula Istana,



dia melihat Ivonne sedang berlutut di depan, ada seutas Mutiara Selatan di dekatnya, kemudian melihat raut wajah Kaisar yang marah, dan juga Kasim David yang tidak mengatakan sepatah kata pun di samping, hati Selir Prilly sedikit berat.



Dia tahu bahwa Kaisar mungkin marah karena Ivonne memberikan Mutiara Selatan pada Ratu, meskipun dia tahu bahwa hal ini akan berdampak pada putranya, tapi melihat Ivonne dihukum, hatinya masih sedikit bahagia.



Selir Prilly mengangkat senyumnya, "Kaisar, aku tahu kamu sibuk dengan urusan politik akhir-akhir ini, dan juga lelah karena masalah penyakit Paduka Kaisar, jadi aku telah memasak teh gingseng untuk diberikan padamu."



Kaisar Mikael dengan datar berkata, "Letakkan saja."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions Selir Prilly meletakkan the, kemudian memandang Ivonne, ragu-ragu sejenak dan berkata, " Ivonne juga ada di sini? Kalau begitu aku tidak akan mengganggu Kaisar."



Kaisar Mikael berkata, "Karena kamu sudah datang, masalah ini ada hubungannya dengan putramu, jadi duduklah."



Mendengar ada hubungannya dengan Ronald, Selir Prilly sangat ingin menelan Ivonne hidup-hidup.



Dia menahan amarahnya dan tersenyum di sudut bibirnya, "Baik!"



Selir Prilly melangkah ke sana dan duduk, pikirannya berputar dengan cepat, Kaisar berpikir bahwa Ivonne mencari muka pada Ratu adalah keinginan Ronald, tapi Ronald tidak mungkin melakukan hal seperti itu, ini adalah kesempatan baik untuk melindungi dirinya sendiri, mengapa Ronald tidak berbuat demikian?



Ronald menikahi Istri yang tidak baik.



Jika Ronald kembali diasingkan oleh Kaisar, Prilly tidak akan melepaskan Ivonne.



Mengapa Ronald bisa mendapatkan wanita seperti itu? Jika saat itu Ronald berhasil menikah dengan Clara, bagaimana mungkin akan ada situasi seperti hari ini?



Semakin Prilly memikirkannya, dia semakin jengkel, hatinya sudah sangat amat membenci Ivonne.



Ivonne masih berlutut dengan tegak, sama sekali tidak merasakan pandangan mata penuh dengan aura ingin membunuh milik Selir Prilly, bahkan jika bukan dikarenakan hal ini, Selir Prilly juga tidak akan menyukainya.



"Ratu tiba!" Di luar aula Istana, ada kasim yang mengabarkan.



Kaisar Mikael mengangkat tangannya untuk memberi isyarat, Kasim David bergegas keluar, melihat Ratu datang dengan membawa Bibi Bertha bersamanya, dan Bibi Vera juga baru saja tiba, dia membungkuk hormat, "Ratu, Kaisar mempersilahkanmu!"



Dia kemudian memandangi Bibi Vera, raut wajah Bibi Vera tampak tenang, ekspresinya tanpa ada rasa takut.



Kasim David berkata, "Bibi Vera, silahkan masuk!"



Ratu dan Bibi Bertha berjalan di depan, Bibi Vera mengikuti di belakang, ketiganya memasuki ruang kerja kerajaan bersama-sama.



Selir Prilly melihat Ratu datang, bergegas bangkit dan memberi salam, "Aku memberi salam pada Baginda Ratu."



Sang Ratu memandang sekilas Selir Prilly dengan tatapan datar, "Selir Prilly juga ada di sini."



Ratu berjalan ke depan, pandangan matanya dengan datar melirik sekilas pada Ivonne, dengan dingin melaluinya, memberi hormat pada Kaisar Mikael, "Kaisar, aku sudah datang."



"Duduklah!" Kaisar Mikael mengangkat tangannya.



Bibi Vera juga maju ke depan, membungkuk hormat dan berkata, "Budak tua datang untuk menemui Kaisar!"



Kaisar Mikael masih sangat menghormati Bibi Vera, Bibi Vera melihatnya tumbuh dewasa, dulunya Bibi Vera sering berkata membelanya di hadapan Ayahnya, jika masalah hari ini benar-benar murni Ivonne melakukan fitnah, maka dia tidak akan melepaskan kesalahan Ivonne.



"Tidak perlu memberi hormat!" Nada suara Kaisar Mikael sangat hangat dan ramah.



Bibi Vera melangkah mundur ke samping, pandangan matanya menatap lurus, sama sekali tidak menatap Ivonne sekalipun.



Kaisar Mikael mulai bertanya, "Bibi Vera, apa Mutiara Selatan ini kamu yang mengantarnya ke Istana milik Ratu?"



Bibi Vera sama sekali tidak ragu mengatakan, "Menjawab Kaisar, budak tua yang mengantarnya."



"Apa Permaisuri Ivonne yang memintamu untuk mengantarnya?" Kaisar Mikael bertanya lagi.



Bibi Vera mengangguk, "Ya!"



Pandangna mata Kaisar Mikael menyapu wajah Ivonne dengan dingin, kemudian kembali bertanya, "Permaisuri Ivonne memintamu mengantarkannya, apa yang dia minta kamu katakan?"



Wajah Bao Bibi seketika berubah di tempat.



Bibi Vera berkata, "Permaisuri mengatakan dia memiliki dua untai Mutiara Selatan, tapi Ratu tidak punya, jadi dia memberikan 1 untai



pada Ratu sebagai bentuk kebaktian."



"Selain itu?"



Bibi Vera menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang lain."



Mendengar perkataan ini, Kasim David berkata, "Bibi Vera pikirkan dengan teliti, apa dia meminta tolong menyampaikan kalimat kepada Ratu, meminta Ratu agar berkata mengenai hal baik akan Yang Mulia Ronald di hadapan Kaisar?"



Bibi Vera menggelengkan kepalanya, "Dia tidak pernah mengatakannya."



Pandangan mata Kaisar Mikael tampak dingin, "Ratu?"



Baginda Ratu terpaku, kemudian berkata, "Tidak mengatakan ingin agar aku berbicara untuk Ronald!"



Kaisar Mikael tersenyum dengan dingin, "Benarkah? Kalau begitu harusnya aku salah dengar, benarkah Bertha?"



Bibi Bertha seketika berlutut, wajahnya pucat, berkata dengan tergagap, "Menjawab Kaisar, budak ... mungkin budak yang salah dengar."



?_ Bab 59 Bibi Vera Mengaku Bersalah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 525 131 175 Bab 59 Bibi Vera Mengaku Bersalah



Ratu terkejut memandangi Bibi Bertha, "Apa yang kamu salah dengar? Aku memintamu untuk mengembalikan Mutiara Selatan, bagaimana kamu melaporkannya?"



"Ratu ..." Bibir Bibi Bertha pucat, dengan gemetar berkata, "Budak sok pintar, berpikir Permaisuri Ivonne memberikan Mutiara Selatan demi Yang Mulia Ronald, karena itu, aku mengatakan lebih banyak, mengatakan bahwa Permaisuri Ivonne ingin agar Ratu berkata hal yang



baik mengenai Yang Mulia Ronald di depan Kaisar."



Sang Ratu marah. "Kamu brani dengan lancang sembarangan menebak? Nyalimu sangat besar!"



Ratu tiba-tiba menajamkan pandangannya, Bertha telah mengikutinya selama bertahun-tahun, temperamennya tenang, tidak mungkin bisa mengatakan di depan Kaisar bahwa dia telah menebak dengan lancang.



Ratu segera terpikir Clara.



Sebelumnya Clara mengusulkan untuk pergi mencari Selir Prilly, tapi dia berpikir saat ini tidak perlu menghadapi Selir Prilly. Selir Prilly adalah keponakan Ibu Suri, jika menyinggung Selir Prilly maka masalahnya akan menjadi sulit untuk dilakukan.



Wajah Kaisar Mikael seketika menjadi makin tidak enak dilihat, bagaimana mungkin Bertha berani seperti itu? Takutnya itu adalah perintah sang Ratu, pandangan Kaisar Mikael dengan dingin menatap wajah sang Ratu.



Sang Ratu harus berdiri untuk mengekspresikan posisinya, menampar wajah Bibi Bertha, dengan marah berkata, "Lancang, perkataan yang kamu tebak dengan sembarangan, kamu juga berani mengatakannya di hadapan Kaisar? Berapa nyawa yang kamu miliki?"



Bibi Bertha berlutut di lantai, tidak berani menyentuh wajahnya, hanya berkata, "Mohon Kaisar mengampuni dosa. Mohon Kaisar mengampuni dosa!"



Kaisar Mikael memberi perintah tanpa berekspresi, "Penjaga, seret Bibi Bertha, beri hukuman 30 kali pukulan dengan papan."



Ratu merasa tidak tega, tapu juga tidak bisa membantunya berbicara, hanya bisa berkata, "Itu bisa dikatakan kemurahan hati untukmu, masih tidak berterima kasih?"



Bibi Bertha bersujud menyembah, tubuhnya sudah lemas, raut wajahnya dengan pucat berkata, "Terima kasih atas kebaikan Kaisar."



Bibi Bertha diseret keluar, setelah beberapa saat, dari luar terdengar suara pukulan dan juga suara tercekat Bertha yang menahan pukulan.



Raut wajah sang Ratu tenang, tapi hatinya sangat cemas, memaki Clara dalam hati.



Saat ini Selir Prilly seakan sedang menonton drama yang menarik, tadinya dia berpikir sang menantu pergi mencari muka pada Ratu dan menghinanya, tidak menyangka ternyata begitu banyak yang menikung di tengah, dia harus melihatnya dengan hati-hati.



Kaisar Mikael memandang Ivonne, pandangan matanya rumit.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Masalah ini tidak bisa lagi terus dipermasalahkan, bahkan jika Ivonne yang memerintahkan Bibi Vera untuk mengantarkan Mutiara Selatan itu, itu juga hanya bisa dilakukan dengan diam-diam.



Takutnya jika masalah ini terus dipermasalahkan maka akan ada masalah lainnya.



Bibi Vera adalah orang lama di sisi Paduka Kaisar, tidak mungkin melakukan kesalahan sedikitpun, agar tidak memancing kemarahan Paduka Kaisar hingga mengganggu kesehatannya.



Untuk sesaat, Mikael samar-samar berkata, "Karena masalahnya sudah jelas, yang harus dihukum juga sudah dihukum, kalian boleh kembali."



Ratu tahu Kaisar telah salah paham padanya, berpikir bahwa dia sengaja memfitnah Ronald, tapi sekarang jika membantah itu tidak membantu, lebih baik dia bertanya pada Clara dengan lebih jelas, jadi dia bergegas mengundurkan diri.



Selir Prilly menatap sekilas pada Ivonne, dia juga mengundurkan diri. Dia memiliki pemikiran sendiri di dalam hatinya, tapi Kaisar sangat jelas tidak mau menindaklanjuti keburukan masalah ini, keluarga kerajaan masih menginginkan harga diri.



Bibi Vera juga ingin mengundurkan diri, tapi Ivonne malah berkata, "Bibi, ada yang ingin kutanyakan padamu."



Kaisar Mikael memperingatkan, "Permaisuri, masalah ini sampai di sini saja."



Ivonne mengubah ketenangannya tadi, dengan marah berkata, "Kaisar, masalah ini sangat penting, jadi aku harus menanyakannya dengan jelas."



Bibi Vera menatap Ivonne, dengan datar berkata, "Apa yang ingin dikatakan Permaisuri? Ingin mengatakan bahwa kamu tidak meminta budak mengirimkan Mutiara Selatan ini ke Istana Ratu? Karena Permaisuri tidak mengakui, maka anggap saja budak tua ini yang berlaku sok pintar, budak tua ini mengaku bersalah. "



Ivonne memandangnya dan berkata, "Apakah kamu yang berlaku sok pintar atau tidak, kita tahu dalam hati, tapi yang ingin aku tanyakan padamu adalah mengapa kamu mengganti pil Trinity milik Paduka Kaisar dan kemudian menyalahkan Geri."



Begitu pernyataan ini keluar, pandangan mata Kaisar Mikael tiba-tiba menjadi dingin, "Permaisuri, omong kosong apa yang kamu katakan?"



Ivonne menatap langsung pada Kaisar Mikael, "Kaisar, seberapa besar nyaliku, aku juga tidak berani sembarangan bicara dan memfitnah orang lama yang melayani di samping Paduka Kaisar."



Kaisar Mikael seketika terpaku, berpikir Ivonne juga tidak mungkin berani berkata tanpa bukti.



Ivonne menoleh dan menatap Bibi Vera, "Paduka Kaisar memperlakukanmu dengan sangat baik, mengapa kamu ingin mencelakai nyawanya?"



"Diam!" Bibi Vera menatapnya dengan dingin, "Budak tua tidak pernah memiliki niat untuk melakukan hal yang mencelakai Paduka Kaisar."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Kamu berani mengatakan bahwa bukan kamu yang mengganti obatnya?" Tanya Ivonne.



Bibi Vera diam.



Kaisar Mikael tadinya ingin menggebrak meja, perlahan-lahan dia meletakkan tangannya, dia menatap Bibi Vera dengan lekat, hatinya perlahan-lahan tenggelam.



Bibi Vera bisa membantah, tetapi dia tidak melakukannya.



Dia mengakuinya.



Kaisar Mikael terkejut dan marah, bagaimana mungkin itu adalah Bibi Vera?



"Permaisuri Ivonne, apa kamu memiliki bukti?" Kasim David terkejut, tidak bisa tidak bertanya.



Ivonne dengan datar berkata, "Buktinya ada di Istana Pearlhall, ada di depan Paduka Kaisar, Bibi Vera, apa perlu pergi ke hadapan Paduka Kaisar baru kamu bersedia untuk mengakuinya? Kamu pernah mencelakainya sekali, sepertinya kamu juga tidak peduli apakah Paduka Kaisar akan marah dan juga penyakitnya kambuh dikarenakan dirimu, mari kita pergi ke Istana Pearlhall untuk membuktikannya."



Bibi Vera itu mendongak dengan cepat, cahaya dari pandangan matanya seketika meredup, kulit wajahnya yang tadinya menegang perlahan-lahan menjadi rileks, matanya menurun, dirinya seketika tampak menua beberapa tahun.



"Tidak harus pergi ke Istana Pearlhall, budak tua mengakuinya!" Perlahan Bibi Vera berlutut.



Istana seketika hening, tidak ada suara, kecuali suara nafas Kaisar Mikael yang sedang murka.



Setelah beberapa saat, suara Kaisar Mikael perlahan terdengar, sangat hampa dan pucat, "Kenapa?"



Wajah Bibi Vera menunjukkan senyum yang sangat tidak enak dilihat dibanding menangis, "Budak tua tidak pernah memiliki niat untuk membunuh Paduka Kaisar, obatnya memang diganti olehku, tapi, budak tua tidak tahu bahwa itu adalah racun, setelah mengetahuinya, itu sudah terlambat."



"Jadi kamu membunuh Geri untuk membuatnya menanggung dosamu!" Ivonne berkata dengan dingin.



"Bukan aku yang membunuhnya."



"Siapa yang menyuruhmu mengganti obatnya?" Kaisar Mikael merasa ada yang bermain di belakang, di istana, tidak banyak orang yang bisa memerintah Bibi Vera.



Bibi Vera bersujud membenturkan kepalanya, "Kaisar bunuh budak tua



saja, budak tua tidak bisa mengatakannya."



"Kamu ..." Kaisar Mikael sangat kecewa, "Masalahnya sudah sampai di sini, kamu bahkan tidak mau mengatakan siapa yang menyuruhmu? Sia-sia Paduka Kaisar telah mempercayaimu."



Bibi Vera gemetar, sangat menyesal dan sedih, "Kaisar lebih baik hukum mati budak tua saja, melihat budak tua dulu sering membantu kaisar, jangan memberi budak tua ini hukuman berat untuk mengaku, jika aku menggigit lidahku dan mati, aku tidak akan pernah membuka mulutku, itu juga akan menyelamatkan budak tua ini dari penderitaan daging dan darah sebelum mati. "



Kaisar Mikael benar-benar tidak tega. Dia bukanlah orang yang berhati lembut, tapi ketika dia berhadpaan dengan Bibi Vera dan juga Kasim Artur, dia tidak memandang mereka sebagai budak, ketika Mikael masih merupakana seorang pangeran mahkota, mereka banyak membantunya.



Ivonne tahu bahwa Bibi Vera tidak akan mengatakannya.



Di dalam hati Bibi Vera, Paduka Kaisar memiliki posisi yang sangat penting.



Dia bahkan rela menyerahkan nayawanya untuk Paduka Kaisar.



Bibi Vera bisa melakukan ini, itu demi orang yang lebih penting daripada Paduka Kaisar, dan Bibi Vera lebih baik mati, dia juga akan melindungi orang ini.



Ivonne kemudian baru bertanya mengenai Mutiara Selatan, "Jadi, siapa yang memintamu mengantar Mutiara Selatan itu untuk Ratu?"



Bibi Vera terdiam sesaat, ingin berkata tapi kemudian berhenti.



Kaisar Mikael sangat marah, "Bahkan kamu juga tidak bisa mengatakan hal ini?"



Air mata mengalir keluar dari mata Bibi Vera, dia menarik nafas dalam, dengan tercekat berkata, "Mengantar Mutiara Selatan untuk diberikan pada Ratu, itu adalah maksud dari Permaisuri Clara, dia membenci Permaisuri Ivonne yang waktu itu menjebak dan merampas Yang Mulia Ronald, karena itu dia ingin membalasnya. "



"Apa ide untuk mengganti obat juga merupakan maksud dari Permaisuri Clara?" Tanya Kaisar Mikael dengan pandangan mata marah.



Bibi Vera menggelengkan kepalanya, "Bukan dia, dia belum memiliki kemampuan seperti itu untuk memerintahkan budak tua untuk bertindak pada Paduka Kaisar."



? Bab 60 Tidak Bisa Melihat Dengan Jelas PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 535 134 178 Bab 60 Tidak Bisa Melihat Dengan Jelas



Bibi Vera tersenyum pahit, "Hutang budi pada orang lain harus dibayar. Budak tua tahun lalu mengidap penyakit serius, Permaisuri Clara lah yang memberikan pengobatan yang baik, sekarang membantu sekali, bisa dikatakan melunasi hutang budi ini, budak tua tahu bahwa Permaisuri Ivonne tidak akan dihukum, Paduka Kaisar masih membutuhkannya, paling-paling hanya dimarahi beberapa kata, budak tua tidak ingin menyakiti siapa pun."



Ketika Bibi Vera selesai berbicara, dia membenturkan kepalanya sekali ke lantai, ketika kembali mendongak, pandangan matanya sudah tenang, "Budak tua sudah tidak memiliki apa-apa untuk dikatakanlagi, mohon Kaisar berikan budak tua ini racun!"



Hutang budi dalam kehidupan ini, dia sudah melunasinya.



Dalam perjalanan ke alam baka, dia sudah tidak berutang budi lagi padanya.



Wajah Kaisar Mikael sangat suram, "Jika kamu mengatakan siapa orang di belakangmu, aku akan menganggap tidak terjadi apa pun."



Bibi Vera diam, seolah-olah sudah memutuskan hidup dan matinya.



Kaisar Mikael benci dan juga seidh, dia tentu saja tidak bisa membunuh Bibi Vera, bahkan tidak bisa menceritakan masalah ini pada Paduka Kaisar. Paduka Kaisar sekarang menderita penyakit jantung, bagaimana mungkin dia bisa menerima bahwa orang yang menemaninya selama



beberapa dekade itu adalah orang yang meracuni dan mencelakainya?



Terdiam beberapa saat, Mikael berkata dengan datar, "Karena kamu mengatakan bahwa kamu tidak memiliki niat untuk mencelakai Paduka Kaisar, aku percaya padamu, aku tidak akan mempermasalahkannya, hanya saja Bibi Vera sudah tua, sudah tidak cocok untuk melayani Paduka Kaisar, karena Permaisuri Ivonne dan Bibi Vera berjodoh, maka aku akan meminta pada Paduka Kaisar untuk membiarkan Bibi Vera menemani dan melayani Ivonne di kediaman Ronald."



Pada akhirnya, Kaisar Mikael tidak tega bertindak sendiri, Bibi Vera pernah mencelakai Ivonne, mengirimnya ke sisi Ivonne, membiarkan Ivonne sendiri yang membereskannya.



Ivonne tertegun!



"Bibi Vera kamu pergilah dulu." Kaisar Mikael sudah meredakan amarahnya, berkata dengan datar.



Bibi Vera memandang Ivonne sekilas dengan pandangan rumit, membungkuk hormat dan mengundurkan diri.



Kaisar Mikael memandang Kasim David, "Kamu awasi Bibi Vera, yang terbaik adalah memberinya beberapa kata, jangan biarkan dia memiliki pemikiran pendek di istana."



Sudah ada niat untuk mati di pandangan mata Bibi Vera, takutnya dia memiliki pemikiran pendek itu di dalam Istana dan diketahui oleh Paduka Kaisar.



"Baik!" Kasim David bergegar keluar setelah menerima perintah.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ivonne dan Kaisar Mikael Yuan saling memandang.



"Apa kamu tidak bisa memberitahuku terlebih dulu?" Kaisar Mikael berkata dengan nada tidak baik.



Ivonne tahu bahwa dia mengatasi masalah ini dengan agak sembrono,



tidak memikirkan apakah Kaisar bersedia mengekspos Bibi Vera atau tidak.



Nadine mengaku bersalah, "Aku tahu diriku salah."



Kaisar Mikael memandangnya, "Kamu sudah tahu dari awal bahwa Bibi Vera mengantarkan Mutiara Selatan itu ke tempat Ratu?"



"Dia berkata akan mengantarkannya ke tempat Ibu Prilly."



"Huh." Kaisar Mikael mendengus, "Bukankah kamu mengatakan dia mengambilnya secara pribadi?"



Ivonne berkata, "Aku tidak tahu apa dia akan mengakuinya atau tidak, jika dia mengaku, aku tentu saja juga akan mengakuinya, jika dia tidak mengakuinya, aku akan bersikeras berkata bahwa dia yang mengambilnya secara pribadi, tidak bisa memintaku untuk menerima fitnah ini."



Sedikit pintar.



Kaisar Mikael tidak mempermasalahkannya, tapi dia penasaran, "Dia memberitahumu akan mengantarkannya pada Selir Prilly, bagaimana



kamu tahu dia akhirnya akan memberikannya kepada Ratu?"



"Jika dia cukup baik hati ingin menjaga hubungan baik antara menantu dan mertua, maka dia akan menasihatiku untuk memberikannya secara pribadi, bukannya dia yang mengantarkannya, dan lagi, Mutiara Selatan ini Ratu bahkan tidak pernah mendapatkannya, dia menyarankan untuk memberikannya pada Ibu Prilly, itu benar-benar tidak pantas, Bibi Vera tidak akan melakukan kesalahan ini kecuali dia memang memiliki niat untuk mencelakaiku. "



Hatinya sangat jernih, bahkan sudah seperti ini, otaknya masih bisa begitu jernih.



Kaisar Mikael dengan datar berkata, "Sekarang, aku menyerahkan Bibi Vera ke sampingmu, bagaimana kamu ingin menghukumnya itu semua terserah padamu, hanya saja, jangan sampai diketahui oleh Paduka Kaisar."



Ivonne sangat tak berdaya berkata, "Kaisar, sebenarnya sangat tidak pantas untuk menyerahkannya padaku, aku juga tidak bisa menghukumnya." Meminjam tangannya untuk membereskan Bibi Vera, maka dia akan menyinggung Paduka Kaisar, Ivonne tidak ingin menghancurkan dukungannya satu-satunya.



"Yang pasti orang itu sudah diberikan padamu, terserah padamu



bagaimana ingin menghukumnya, aku tidak peduli."



Ivonne diam-diam memaki kelicikan Kaisar Mikael, tapi Ivonne juga tidak punya pilihan, dia adalah seorang Kaisar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Kaisar Mikael memandangnya, "Jika kamu benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, mungkin, kamu bisa pulang dan bertanya pada Ayahmu."



Ivonne sangat tak berdaya, apakah ini adalah ujian secara terang-terangan?



"Aku tidak akan membuat Ayahku ikut campur." kata Ivonne.



Jawaban ini, Kaisar Mikael sangat puas, memandang Ivonne untuk sesaat, tiba-tiba kembali berkata, "Tadi Bibi Vera mengatakan bahwa Clara sangat membencimu jadi ingin mencelakaimu, kamu yang berbuat terlebih dulu, tidak boleh membalas dendam secara pribadi, mengerti?"



"Bagaimana jika dia yang datang untuk memprovokasiku lebih dulu?" Ivonne balik bertanya, dia tidak bisa menerima ditindas begitu saja oleh



orang lain.



"Dia tidak akan berani lagi, keluarganya juga tidak akan membiarkannya berbuat sembarangan, masih ada satu hal lagi," Kaisar Mikael terdiam untuk sesaat, menatapnya dan berkata, "Selir Prilly pernah mengungkit padaku, Ronald dan Clara adalah teman baik dari kecil dan tumbuh bersama, pada akhirnya tidak memiliki jodoh untuk menikah, itu sangat disayangkan, Clara memiliki seorang adik perempuan yang terlihat sangat mirip dengannya, aku bermaksud untuk memberikannya pada Ronald, mengambil putri kedua dari keluarga Chu sebagai selir Ronald, apa ada yang ingin kamu katakan?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Tidak ada!"



Kaisar Mikael sedikit terkejut, begitu murah hatinya?



Adik Clara adalah putri keluarga terhormat, begitu masuk, maka posisi Ivonne sebagai istri sah akan terancam, apa Ivonne benar-benar tidak peduli?



Ataukah, Ivonne tidak tahu kekuatan keluarga Chu?



Jelas Ivonne bukan orang yang bodoh, harusnya dia mengerti akan hal ini.



"Pergilah." Kaisar Mikael berkata dengan datar.



Ivonne mengundurkan diri dan keluar.



Keluar dari pintu, Ivonne menarik napas panjang, mengambil selir? Bagus, apanya yang tidak bagus? Dengan mengambil selir, maka akan mengikuti keinginan Ronald, kemudian mereka mereka akan saling mencintai dan tidak akan lagi mencari masalah pada Ivonne.



Kembali ke aula, Ivonne melihat Bibi Vera berdiri di bawah pohon beringin, kedua tangannya terkulai ke bawah, menatapnya dalam diam.



Pandangan matanya tampaknya tidak memiliki emosi, seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka, begitu tenang hingga membuat orang merasa takut.



Ivonne berjalan mendekat dan bertatapan dengan Bibi Vera.



Bibi Vera menundukkan kepala, membungkukkan badan, "Permaisuri!"



"Apa Bibi Vera menungguku?"



Bibi Vera menatapnya, "Jika Permaisuri sudah mengetahuinya sejak awal, mengapa tidak mengekspos budak tua ini?"



"Aku memiliki harapan, berpikir Bibi Vera pada akhirnya tidak akan memberikan Mutiara Selatan itu pada Ratu."



Pandangan mata Bibi Vera menjadi suram, kemudian berkata, "Apa Permaisuri sangat kecewa? Budak tua tidak menghargai kesempatan yang kamu berikan, dan juga mengirimkan Mutiara Selatan itu ke tangan Ratu."



"Ya, sangat mengecewakan." Pandangna mata Ivonne tidak berubah, tetapi nada suaranya terdengar sangat lelah, "Kupikir masih ada orang yang baik terhadapku di istana ini, sepertinya aku berpikir terlalu jauh."



Ivonne melihat pintu aula, mendengar tawa Stanley, jika masuk maka Ivonne akan melihat Ronald, Ivonne tidak ingin melihatnya, seketika Ivonne merasa bahwa dunia begitu besar tapi dia tidak punya tempat untuk pergi.



Ivonne pergi ke Istana Pearlhall.



Meskipun pria tua ini memiliki temperamen buruk, dan juga sering memakinya, tapi dia mengerti bagaimana cara menghiburnya setelah memakinya.



Dalam perjalanan ke sana, Ivonne masih merenungkan siapa orang yang menghasut di belakang, sebenarnya siapa yang bisa membuat Bibi Vera mengkhianati Paduka kaisar, dan lagi lebih memilih mati dibandingkan mengatakan siapa orang ini?



Tidak mungkin itu adalah Clara, Bibi Vera tidak akan mencelakai nyawa Paduka Kaisar demi Clara.



Bibi Vera mengatakan bahwa dia tidak tahu bahwa itu racun, dia tidak memiliki niat untuk mencelakai Paduka Kaisar, tapi dia berada di istana selama bertahun-tahun, mungkinkah dia akan dengan polos berpikir bahwa orang itu memintanya untuk menggantikan obat Paduka Kaisar dengan dua permen?



Sikap Kaisar juga sangat aneh, bahkan jika peduli dengan kondisi tubuh Kaisar, juga tidak mungkin untuk tidak menyelidikinya bukan? Ini adalah rencana pembunuhan Paduka Kaisar, kejahatannya sangat berat, dan lagi jika pembunuhnya tidak dicari tahu, maka Paduka Kaisar masih terancam bahaya.



Ivonne merasa bahwa dia makin tidak bisa melihat dengan jelas



masalah yang ada di dalam Istana.________________ Bab 61 Pria Tua Itu Sudah Pasti Tahu Semuanya PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship More... 53 13 18 Bab 61 Pria Tua Itu Sudah Pasti Tahu Semuanya



Ketika tiba di Istana Pearlhall, Paduka Kaisar ternyata sedang setengah berbaring sambil memakan kuaci.



Selain Kasim Artur, masih ada satu orang lagi di dalam ruangan. Orang ini berpakaian serba hitam dan membawa pedang. Rambutnya berwarna putih, sudah berumur, dia melihat Ivonne memasuki ruangan, pandangannya menyapu sekilas, pandangannya itu sedingin petir.



Paduka Kaisar memakan kuaci sambil berkata, "Kamu keluarlah."



Pria berbaju hitam itu memberi hormat kemudian mengundurkan diri.



Langkah kakinya sangat ringan, bahkan mendengarnya dengan teliti pun, juga merasa bahwa tumitnya tidak menyentuh tanah, dalam beberapa saat, pria itu sudah menghilang ke luar ruangan.



"Apa yang kamu lihat? Dia adalah pengawal bayanganku, apa masalahmu sudah selesai?" Paduka Kaisar meliriknya sekilas, bertanya dengan santai, kondisinya terlihat baik.



Ivonne tiba-tiba memiliki perasaan bahwa pria tua ini benar-benar tahu semuanya, termasuk siapa yang menginstruksikan Bibi Vera.



Pria tua itu memandang Ivonne, mengeluarkan senyum aneh.



Kulit kepala Ivonne mati rasa, pasti dia tidak salah menebak, pria tua ini tahu segalanya.



"Kasim Artur, aku punya sesuatu yang ingin kubicarakan berdua dengan Paduka Kaisar, bisakah kamu keluar sebentar." Ivonne merasa dirinya tidak bisa menjadi orang yang bodoh, dia harus menanyakannya dengan jelas.



Kasim Artur mengerti, kemudian dia mengundurkan diri keluar.



Paduka Kaisar masih memakan kuacinya, raut wajahnya itu sangat minta untuk ditinju, "Apa yang ingin kamu tanyakan? Aku belum tentu bisa menjawabnya."



"Siapa yang mengganti obatnya?" Ivonne mendekat dan bertanya, "Kamu tahu bukan?"



"Ya!" Pandangan matanya bahkan tidak terangkat, "Geri."



"Jangan membodohiku ..."



"Kurang ajar!" Paduka Kaisar dengan marah berteriak, "Sedang siapa kamu berbicara?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne menundukkan pandangannya, menahan semua keluhannya, "Maaf, aku salah."



Paduka Kaisar mendengus, terus melanjutkan memakan kuacinya, tapi akhirnya dia mengatakan, "Ya, aku tahu."



Ivonne memandangnya dengan terkejut, semua orang menjaga perasaannya, tapi Paduka Kaisar tahu semuanya? Jika dia tahu dengan jelas, mengapa dia masih membiarkan Bibi Vera melayani di sini? Apa tidak takut dia akan meracuni lagi?



"Tidak mengerti?" Kaisar mendengus sekilas, kemudian memuntahkan kulit kuaci.



"Kamu adalah orang bijak." Ivonne berkata merendah.



Paduka Kaisar menatap Ivonne, mengulurkan tangan dan berkata, "Kemarilah!"



Ivonne bergegas mendekat, menunggunya untuk berbicara.



Paduka Kaisar malah mengambil segenggam kuaci dan menyerahkannya padanya, "Kupas!"



Ivonne marah, tapi dia hanya bisa membantu Paduka Kaisar untuk mengupasnya.



Satu demi satu biji kuaci diletakkan di telapak tangan Paduka Kaisar, dia tidak terburu-buru untuk memakannya, menunggu ketika sudah dikupas 8-10 biji, barulah dia memasukkannya ke dalam mulutnya dan mengunyahnya, dengan sebal berkata, "Bukan diri sendiri yang mengupasnya, sama sekali tidak enak."



Ivonne berkata, "Memakan kuaci memang bukan demi memakan biji yang ada di dalamnya, tapi untuk menikmati proses mengupas kuacinya."



"Baguslah jika tahu!" Paduka Kaisar dengan datar berkata, "Kalau begitu untuk apa kamu bertanya begitu banyak? Perlahan-lahan membukanya sendiri, perlahan-lahan melihatnya, bukankah itu sudah cukup."



Oke, mengubah cara untuk membuat Ivonne melakukan pekerjaan untuk berpikir ideologis.



"Kamu sudah tidak harus merawatku di Istana lagi, bawalah Ronald kembali ke kediaman kalian, jika aku ingin menemuimu, maka aku akan memanggilmu." Paduka Kaisar bertepuk tangan, berbaring dengan malas.



Memikirkan akan kembali ke kediaman Ronald, Ivonne merasa tertekan, dirinya menjadi tidak bersemangat.



"Tidak bahagia?" Tanya Paduka Kaisar yang melihat raut wajahnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City "Itu bukan hal yang layak untuk bahagia."



Paduka Kaisar tersenyum, "Apa karena masalah Ronald akan mengambil selir? Ini adalah ide Selir Prilly, kamu tidak terlalu peduli dengan Ronald, ikuti saja, mengapa harus repot-repot?"



Hal ini pun dia juga tahu? Sepertinya masalah mengambil selir ini sudah dibicarakan sejak awal.



"Bukan karena hal ini, bagiku, itu bukanlah masalah." Bahkan jika ini adalah masalah juga merupakan hal yang baik, "Bibi Vera akan mengikutiku keluar Istana, apa Paduka Kaisar tahu?"



"Tahu!"



Tahu? Masalah ini baru saja diputuskan, sudah ada orang yang begitu cepat telah melaporkannya padanya?. Siapa yang begitu cepat? Ivonne tidak bisa tidak teringat pria berbaju hitam tadi, mungkin, pria berbaju hitam itu adalah mata dan telinga Paduka Kaisar?



"Bersikap baiklah padanya, meskipun aku kecewa padanya, tapi tidak pernah membencinya." Paduka Kaisar berkata sambil menundukkan pandangannya dan menyeka tangannya.



Paduka Kaisar yang merupakan orang dengan status yang begitu tinggi, ada orang yang ingin membunuhnya, dia bahkan tidak membencinya, dan berkata pada Ivonne untuk bersikap sedikit lebih baik pada Bibi Vera, benar-benar aneh.



Di dalam aula di istana, Stanley tahu bahwa Ronald sedang merawat lukanya di istana, tapi dia tidak tahu bahwa luka itu sangat serius, ketika melihat Ronald yang bahkan tidak marah sedang berbaring di ranjang, Stanley merasa sangat marah, wajahnya sangat serius, "Siapa yang melakukannya? Aku ingin mencincangnya dan menjadikannya saus



daging."



Sambil memaki, tangannya mengambil segenggam manisan buah yang diberikan pada Ronald ketika meminum obat, Stanley dengan marah memasukkannya ke dalam mulutnya dan mengunyahnya.



Ronald sangat tenang, melihat Stanley yang sedang mengunyah dan berkata, "Ada camilan di sana, itu diantarkan oleh Kasim Artur."



Itu untuk Ivonne, Ronald tidak mengucapkan kalimat ini, sebenarnya dia sangat cemas, terus melihat ke luar.



Yanto mengambil camilan dan meletakkannya di depan Stanley, Stanley melambaikan tangannya, "Aku tidak bisa makan lagi, camilan itu mudah membuat gemuk ... Ini, diantar oleh Kasim Artur? Apa itu dibuat oleh juru masak kakek? Sepertinya sangat enak, aku akan memakan satu."



Stanley mengambil sepotong, Yanto kemudian membawa pergi, Stanley menahannya, "Apa yang ingin kamu lakukan? Letakkan saja di sini, Yanto, kamu sangat pelit, apa ini memakan milikmu?"



Yanto tersenyum dan berkata, "Yang Mulia, aku takut kamu kekeyangan memakannya."



"Kapan aku pernah kekeyangan?" Mata Stanley melotot.



"Ya, ya!" Kapan kamu tidak makan kekeyangan?



Hati Ronald sangat kacau, berpikir membiarkannya pergi setelah selesai makan, Ronald benar-benar tidak punya energi untuk mendiskusikan makanan dengannya, "Makanlah, biarkan dia makan, makan lebih banyak nanti keluar berjalan-jalan untuk menurunkan makan."



Stanley memakan camilan dan berkata, "Oh iya, aku baru saja datang dari tempat Ayah, terkena omelan, Ayah sedang mengamuk, Istrimu masuk ke sana, tidak tahu apakah Ayah juga akan memarahi dan memakinya."



Ronald mengangkat kepalanya, "Apa Ayah sangat marah?"



"Ya, tidak tahu mengapa bisa begitu marah, aku hanya masuk untuk memberi salam, lalu diomeli habis-habisan olehnya, mengatakan bahwa aku tidak bekerja, sepanjang hari hanya tahu untuk makan dan minum, benar-benar fitnah, dia memintaku untuk pergi ke Jingzhaofu untuk bekerja, di mananya aku cocok untuk melakukan pekerjaan ini? Aku merekomendasikanmu."



"Jingzhaofu?" Ronald tak berdaya, "Kamu merekomendasikanku menjadi apa? Menjadi sersan?"



"Menjadi Jenderal."



"Apa?" Ronald terkejut. "Ayah menunjukmu sebagai Jenderal"



Jingzhaofu, merupakan sebuah Ibukota, memeriksa sumber daya, mengamati adat istiadat rakyatnya, mengatur penjara, mengawasi pejabat, kekuasaannya sangat luar biasa, sang ayah malah menunjuk Stanley menjadi Jenderal di Jingzhaofu?



Ronald seketika mengerti, Ayahnya bukan ingin menunjuk Stanley, tapi ingin memilih satu dari para pangeran untuk menduduki jabatan Jenderal di Jingzhaofu.



Sebagai Jenderal Jingzhaofu jelas bukan main-main, dengan serius bisa dikatakan bahwa itu adalah posisi yang menyinggung banyak orang, tapi jika Ayahnya memilih kandidat dari para putranya, maka bagi begitu banyak putranya, itu adalah hal baik, sang Ayah juga merupakan orang yang telah melewati pengalaman ini.



Dulu, posisi Jenderal Jingzhaofu sebagian besar diduduki oleh pangeran, ketika Paduka Kaisar yang memerintah, dia dengan berani mengubah



sistem, menggunakan pejabat asing dan memainkan peran pengawasan dalam keluarga kekaisaran, lagipula, jika bukan diduduki oleh Pangeran maka tidak akan memiliki begitu banyak masalah.



Ronald terkejut, apa yang dilakukan oleh Ayahnya? Begitu berita ini menyebar, tadinya yang hanya pembunuhan di belakang, takutnya akan menjadi pembunuhan di permukaan.



"Kak, mengapa kamu bisa merekomendasikanku pada Ayah?" Hati Ronald benar-benar menyalahkan Stanley, Ayahnya tidak mempercayainya, sekarang Kakaknya merekomendasikan dirinya tanpa mengatakan apa-apa padanya, apa yang akan Ayahnya pikirkan? Takutnya dia akan menduga bahwa Ronald sudah memiliki pemikiran ini sejak awal.



?_______________ Bab 62 Maksud Kaisar PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 844 211



281 Bab 62 Maksud Kaisar



Stanley tersenyum, "Aku merasa kamu lebih cocok, Kakak tertua sepertinya sangat menginginkannya, tapi aku tidak menyukai Kakak tertua, tentu saja aku tidak merekomendasikannya."



Wajah Yanto juga menjadi suram, "Yang Mulia Stanley, rekomendasimu ini akan membahayakan Yang Mulia Ronald."



Stanley terpaku, "Bagaimana bisa membahayakannya? Aku hanya mengatakan itu dengan asal, tidak bisa dikatakan merekomendasikannya dengan formal, Ayah juga tidak akan mendengarkanku, Yanto, kamu terlalu berhati-hati, jika hidup sepertimu, mana bisa bahagia?"



Yanto tidak berdaya, Stanley benar-benar sangat tahu diri, jelas-jelas tahu bahwa Kaisar tidak akan mendengarkannya, untuk apa dia mengatakannya? Yang Mulia Stanley ini benar-benar sangat naif.



Stanley memandangi raut wajah semua orang yang tidak beres, tahu bahwa dia mungkin mengatakan hal yang salah, dia menepuk mulutnya sendiri. "Mulutku yang bodoh, apa aku salah berkata lagi?"



"Tidak masalah." Ronald menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang salah, Kakak menghargaiku, tentu saja tidak salah jika merekomendasikanku."



Mata Ronald terus melirik ke arah luar, Ivonne masih belum kembali. Sang Ayah sedang mengamuk, bagaimana sang Ayah akan menghukum Ivonne?



Stanley pergi setelah menghabiskan camilan, sebelum pergi dia melampiaskan kemarahan dengan memaki pelaku yang menyerang Ronald, itu biasa dikatakan sebagai rasa persaudaraan, tidak hanya itu, dia juga mengeluarkan pil Golden Purpe miliknya dan menyerahkannya kepada Yanto.



Ronald berkata tidak menginginkannya, Stanley langsung melemparkannya ke arah Ronald, "Benda ini tidak enak dimakan, aku tidak mau, dan lagi, aku tidak memiliki niat untuk menduduki posisi sebagai Pangeran Mahkota, tidak ada orang yang akan bertindak padaku."



Setelah melemparnya, dia kemudian pergi.



Yanto bergegas menyimpan benda itu bagai harta, kemudian berkata, "Yang Mulia Stanley masih sangat khawatir terhadap Yang Mulia."



Ronald berkata pelan, "Aku tahu."



Meskipun Kak Stanley tidak bertanya apa-apa, tapi dia paham bahwa persaingan posisi Pangeran Mahkota sudah mulai memanas.



Setelah Stanley pergi sekitar setengah jam, Ivonne baru kembali.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ronald tidak menunggu Ivonne duduk dan langsung bertanya, "Bagaimana Ayah menghukummu?"



Ivonne memandang Ronald dan berkata, "Ayah tidak menghukumku, masalah mengenai Mutiara Selatan itu juga tidak terlalu dipermasalahkan, hanya bertanya mengenai hal dirimu yang akan mengambil selir, kemudian menyuruhku pergi, lalu Paduka Kaisar menyuruh kita keluar Istana."



Cedera Ronald sebenarnya tidak bisa untuk bergerak, tapi Ivonne tidak mengatakannya.



Apa hubungannya hidup dan mati Ronald dengannya?



"Masalah Mutiara Selatan itu sudah diselesaikan?" Ronald tidak mempercayainya, tapi informasi di ruang kerja kerajaan selalu diblokir, jadi Ronald juga tidak bisa mendapatkan informasi bagaimanapun juga.



"Ya, sudah selesai." Ivonne berkata dengan wajahnya yang tidak memiliki ekspresi.



Yanto mendengar poin penting, "Kaisar mengatakan masalah Yang Mulia Ronald akan mengambil selir? Lalu apa yang dikatakan oleh Permaisuri?"



"Aku setuju." Kata Ivonne.



Yanto sedikit terkejut, Permaisuri setuju? Setuju dengan begitu murah hati seperti ini?



Ronald tidak bersuara, mengenai masalah mengambil selir ini, Ibunya yang memiliki pemikiran ini, dia tahu niat sang ibu, Ibunya masih ingin dirinya memiliki hubungan dengan keluarga Chu.



Tapi putri keluarga Chu, dia hanya menyukai 1 orang, dan jika bukan dia, Ronald tidak tertarik pada orang lain.



Yanto dan Rendi keluar dari istana, Ronald tidak bisa berjalan keluar sendiri, hanya bisa diangkat keluar.



Kaisar Mikael memerintahkan Peter untuk mempersiapkan kerta kuda dan mengawal sepanjang jalan, kereta kuda istana luas dan nyaman, akan membuatnya merasa lebih nyaman.



Ivonne duduk di samping Ronald, Yanto mengendarai kereta kuda, Rendi dan Peter membuka jalan di depan, rombongan ini cukup besar.



Bibi Vera juga berkemas, duduk di sebuah kereta kuda kecil dan



mengikuti di belakang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



No Wonder She’s Always In The Top 10 Of These Lists Ronald memejamkan matanya, bagaimanapun kereta kuda juga tetap memiliki guncangan, pil golden purpe yang diberikan Raja Ralph sebelumnya bisa memberikan energi, sekarang, kemanjuran pil itu telah surut, cederanya terlalu berat, guncangan seperti ini masih bisa membuatnya merasa sakit.



Ivonne tadinya tidak ingin mempedulikannya, tapi melihat alis Ronald yang mengernyit erat dan raut wajahnya yang kesakitan, akhirnya Ivonne mengeluarkan kotak obat dan menyuntikkan obat penghilang rasa sakit dengan efek yang kuat.



Ronald tidak mengeluarkan suara, setelah disuntikkan obat penghilang rasa sakit, Ronald merasa rasa sakitnya berkurang, kemudian baru perlahan membuka matanya dan menatap sekilas pada Ivonne.



Ivonne hanya mempedulikan kotak obatnya, tidak menatap Ronald, rambut di dahinya terjuntai turun, menutupi sudut matanya.



"Apa Ayah benar-benar tidak menyalahkanmu?" Ronald bertanya dengan suara serak.



Ivonne menutup kotak obat, dengan datar berkata, "Ayah sudah menyelidikinya dengan jelas, tahu bahwa aku tidak ada hubungannya dengan masalah ini, tentu saja tidak akan menyalahkanku."



"Siapa yang melakukannya? Mengapa Bibi Vera mengikutimu keluar Istana?"



"Ibu Prilly juga ada di tempat pada waktu itu, mungkin, tunggu ketika Yang Mulia sudah sembuh, bisa menanyakannya pada Ibu Prilly." Ivonne mendapat pelajaran, tidak lagi membicarakan hal buruk mengenai Clara di depan Ronald.



Setelah kembali ke Kediaman Ronald, dia harus menjalani kehidupan yang membuat orang merasa sesak, lebih baik mengurangi masalah dibanding menambah masalah.



Mendengar Ibunya juga ada di tempat, Ronald perlahan mengerutkan keningnya.



Kondisi tubuh sang ibu tidak baik, selalu tidak mempedulikan masalah yang ada di Istana, mengapa kali ini dia terlibat?



Masalah dirinya yang terluka parah, Ayahnya bahkan memblokir berita itu dan tidak mengizinkan untuk disebarkan di dalam istana, dan lagi dia juga tinggal di aula di dalam Istana karena takut ada yang mengetahuinya.



Ivonne memejamkan mata, menyandarkan kepalanya ke jendela, merasakan angin dingin yang menyusup dari luar, hatinya seakan seperti musim gugur yang suram.



Ronald menatapnya, sinar matahari terpapar di pipinya, ada kehangatan cahaya yang lembut, sementara sisi lain wajahnya, malah begitu dingin dan kusam.



Beberapa hari yang lalu, Ivonne memiliki sisi yang hangat dan lembut, hari ini hanya tersisa kesuraman yang dingin.



Kembali ke kediaman Ronald, setelah Ivonne turun dari kereta kudam dia langsung membawa Bibi Vera kembali ke Paviliun Serenity.



Letty dan Bibi Linda melihat Ivonne kembali dengan membawa Bibi Vera yang berasal dari Istana, mereka sangat terkejut, Ivonne juga tidak ingin menjelaskan, hanya meminta Bibi Linda untuk mengatur tempat tinggal bagi Bibi Vera, kemudian memerintahkan Letty berkata, "Persiapkan air



panas untukku, aku ingin mandi."



Air panas sudah disiapkan, dituangkan ke dalam sebuah bak mandi besar, Letty menyebarkan bunga-bunga, Ivonne berkata, "Tidak perlu memasukkan apa-apa, kalian keluarlah, jika aku tidak memanggilmu, jangan masuk."



"Baik!" Letty merasa Ivonne sedikit aneh, tapi dia tidak berani bertanya, berbalik badan dan keluar kemudian menutup pintu.



Ivonne menanggalkan pakaiannya, masuk ke dalam bak mandi, lukanya sebenarnya tidak boleh terkena air, tapi dia butuh untuk bersantai.



Suhu air agak panas, rasa sakit di lukanya sangat terasa, Ivonne menahan nafas, menenggelamkan kepalanya ke dalam air sampai dia merasa bahwa rongga dadanya akan meledak baru dia keluar dari dalam air, menghirup udara dengan terengah-engah, merasakan napasnya perlahan kembali, sirkulasi darahnya mengalir sampai ke seluruh anggota badannya.



Ruangan itu sangat hening, ada suara langkah kaki orang-orang yang sedang berjalan di luar, telinga Ivonne sangat sensitif, bisa mendengar suara daun yang jatuh, masih ada juga beberapa suara yang lebih melengking tinggi, itu adalah suara lolongan anjing, tapi itu terdengar datang dari tempat yang sangat amat jauh.



Suara lolongan anjing memberinya perasaan hidup dengan nyata.



Sebenarnya beberapa hari ini, Ivonne selalu memiliki mimpi khusus, mimpi yang kejam, menginjak tanah itu terasa seperti ilusi, setiap kali sebelum tidur, dia akan berpikir mungkin ketika dia membuka matanya, dia akan menyadari bahwa ini hanyalah mimpi buruk.



Tapi lolongan anjing ini, membuatnya melihat kembang api di dunia.



Sudah lama dia tidak bermimpi kembali ke tempat penelitiannya, Ivonne berharap setelah tidur malam ini, dia bisa bermimpi kembali ke tempat penelitiannya, membuatnya memiliki tempat untuk bernafas.



Berendam selama sekitar 15 menit, air perlahan-lahan menjadi dingin, Ivonne baru bangkit berdiri.



Desinfeksi, mengoles obat-obatan, menyuntik, dia merasa kedua tangannya bisa diputar ke belakang, menangani luka tanpa kesulitan, lehernya juga sama, bahkan dia bisa melihat punggungnya sendiri, Ivonne pemilik asli tubuh ini benar-benar sangat fleksibel. Bab 63 Selir Prilly Keluar Istana PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 333 83 111 Bab 63 Selir Prilly Keluar Istana



Makan malam disiapkan oleh Bibi Linda, Ivonne tidak memiliki nafsu makan, hanya memakan sedikit sup kemudian meminta Bibi Linda membawanya pergi.



Bibi Linda merasa Ivonne dalam suasana hati yang buruk, tidak berani bertanya hal-hal lain, memerintahkan Letty untuk masuk dan membawa pergi semua hidangan.



Ketika Bibi Linda berbalik ingin keluar, Ivonne bertanya, "Bibi, apa Denis sudah sembuh?"



Setelah Bibi Linda mendengar ucapan Ivonne, dia bergegas berbalik dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Permaisuri, Denis sudah baik-baik saja."



"Aku akan melihatnya besok." Kata Ivonne.



"Ya. Terima kasih!" Bibi Linda tidak menyangka Ivonne masih memikirkan kondisi Denis walaupun Ivonne dalam suasana hati yang buruk, seketika hatinya terharu.



Ivonne membaca buku sejenak, kemudian dia berencana untuk tidur, berharap memiliki mimpi yang indah.



Bibi Vera malah masuk, setelah masuk dia menutup pintunya.



Ivonne menatapnya, "Apa ada masalah?"



Bibi Vera dengan datar berkata, "Permaisuri lebih baik kamu mengatakannya secara langsung bagaimana ingin menghukumku."



Ivonne tersenyum datar, "Tidak menghukummu."



Suara Bibi Vera terdengar dingin, "Budak tua mengerti, maksud Permaisuri adalah ingin budak tua ini mengakhiri nyawaku sendiri, ini



pasti adalah maksud dari Kaisar."



Ivonne dengan datar berkata, "Apa maksud Kaisar, aku tidak tahu. Jangan berani berspekulasi mengenai maksud Kaisar, tapi Paduka Kaisar berkata padaku untuk memperlakukanmu dengan baik."



Bibi Vera terpaku menatap Ivonne, bibirnya bergetar, "Paduka Kaisar benar-benar mengatakan ini?"



"Aku tidak perlu berbohong padamu, mengenai apakah kamu akan mengakhiri nyawamu atau hidup baik-baik dan menghargai rahmat dari Kaisar, itu adalah urusanmu, aku tidak bisa membuat keputusan untukmu, kembalilah, aku ingin beristirahat." Ivonne langsung memerintahkannya untuk keluar.



Bibi Vera berbalik dan berjalan kelua, setelah keluar untuk waktu yang cukup lama, Ivonne masih mendengar suara helaan nafasnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Perasaan yang Bibi Vera berikan padanya adalah, dia memiliki banyak ketidakberdayaan, tidak dapat menceritakan kesulitannya, Ivonne tidak memiliki niat untuk mengkritik tindakannya, dan juga tidak memiliki hak ini, hanya saja setiap orang harus bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.



Mengenai Clara, apa Kaisar akan menghukumnya atau tidak, Ivonne merasa itu tidak ada hubungannya dengan dirinya, di belakang Clara ada Keluarga Cui yang mendukungnya, Ratu juga adalah putri dari keluarga Cui, mengenai masalah ini Kaisar juga akan mempertimbangkannya, paling-paling juga hanya akan diberi peringatan verbal.



Tidak bermimpi semalaman.



Setelah bangun, Ivonne masih merasa linglung, ini bisa dibilang adalah tidur terbaik setelah dia datang melewati ruang dan waktu, tapi dirinya sama sekali tidak bahagia.



Setelah membersihkan diri, Ivonne pergi melihat Denis.



Luka Denis pada dasarnya sudah sembuh, tapi meninggalkan bekas luka.



Denis hormat dan takut padanya, tidak berani berbicara, hanya sesekali menatapnya dengan pandangan mata kagum.



"Sudah tidak masalah!" Ivonne mengulurkan tangan dan mengelus rambut Denis, "Kamu tidak harus melakukan pekerjaan berat di kemudian hari, anak seusiamu harusnya belajar membaca dan menulis."



"Membaca dan menulis?" Mata Denis terbuka lebar.



"Ya, aku akan mencarikan sekolah untukmu." Ivonne berkata, kemudian baru menyadari bahwa mungkin tidak ada sekolah di sini, keluarga kaya akan mempekerjakan seorang guru untuk mengajar, anak-anak keluarga biasa akan pergi ke sekolah bersama, hampir tidak mungkin bagi keluarga rendah untuk pergi ke sekolah.



Tapi Ivonne sudah mengatakannya, dia merasa sedikit canggung.



Bibi Linda membantunya dan berkata, "Permaisuri memiliki niat baik, Denis adalah budak keluarga, dia harus bekerja."



"Nenek, aku ingin belajar membaca." Kata Denis dengan suara pelan.



"Jangan sembarangan bicara!" Bibi Linda melotot padanya sekilas.



Denis takut, tidak berani mengatakannya lagi.



Keinginan di pelupuk matanya perlahan memudar, Denis tahu bahwa itu hanyalah angannya saja.



Hati Ivonne sedikit tidak nyaman, ini bukan masyarakat yang adil, dan juga kemampuannya terbatas.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ada orang yang terburu-buru datang, seolah-olah ada hal yang sangat penting, melihat Ivonne di sini, orang itu terpaku sesaat, mengapa Permaisuri bisa berada di rumah Bibi Linda?



"Ada apa?" ??Tanya Bibi Linda.



Bawahan itu kembali fokus, pertama-tama memberi hormat pada Ivonne, kemudian berkata, "Tuan Yanto meminta Anda untuk menyiapkan camilan, mengatakan bahwa ada berita yang datang dari istana, Selir Prillu akan keluar Istana dan datang kemari."



"Selir Prilly akan datang?" Bibi Linda tiba-tiba terpana, "Baiklah, kamu berikan jawaban pada Tuan Yanto, katakan bahwa aku akan mengaturnya dengan baik."



Bibi Linda adalah pelayan yang menemani Selir Prilly ketika dia menikah, dan ketika Ronald terpisah dari Istana, Selir Prilly memberikan Bibi Linda pada Ronald.



Mendengar bahwa majikan lamanya akan datang, tentu saja Bibi Linda sangat senang.



Hati Ivonne malah seakan tertutup bayangan.



Selir Prilly, orang yang paling tidak menyukainya di seluruh istana. Kali ini dia keluar Istana, mungkin karena berita bahwa Ronald terluka sudah menyebar di Istana pada selir? Sebenarnya mudah bagi Selir Prilly untuk menanyakan tentang masalah ini, tapi sebelumnya kondisi tubuhnya tidak baik jadi dia tidak keluar dari Istananya.



Ivonne kembali ke Paviliun Serenity, Selir Prilly akan datang, tentu saja sebagai menantu Ivonne harus berdandan untuk menyambutnya.



Bekas luka di dahi, Bibi Vera menutupinya dengan bedak tebal, tapi masih saja meninggalkan jejak, seolah-olah itu membekas dengan sangat jelas.



Ivonne berparas lumayan cantik, tapi bukanlah yang sangat amat cantik, jika dibandingkan dengan Clara, dia masih lebih buruk, tapi, Ivonne menang di matanya yang jernih, melakukan hal juga tahu batasnya dan memiliki temperamen yang tenang.



Bibi Vera bertatapan dengan mata Ivonne di cermin, ada perasaan bersalah yang tak bisa diungkapkan di lubuk hatinya.



Mata Ivonne sudah sangat tenang dan tanpa gelombang.



Ketika Selir Prilly sampai di kediaman, waktu sudah hampir siang.



Matahari musim gugur pada hari itu sangat terik, meskipun ada angin sepoi-sepoi, tapi ketika Ivonne berdiri di depan gerbang untuk meyambut, dia masih merasa sedikit pusing dikarenakan cahaya matahari yang terpapar di kepalanya.



Tandu phoenix Selir Prilly tiba di gerbang, tirai sutra kuning muda dibuka oleh pelayan istana, menampilkan warna keemasan lalu kemudian, wajah Selir Prilly yang sudah didandan cantik itu terlihat.



Pandangan mata Ivonne terpaku, kemudian memimpin Yanto, Rendi dan yang lainnya untuk menyambutnya.



Selir Prilly turun dari kereta kuda, dia memakai pakaian Istana yang berwarna-warni dan bercorak, rambutnya dimiringkan, memakai sebuah hiasan phoenix emas, ada batu bulat yang terdapat di dahinya, terlihat elegan dan juga tegas, dia memandang sekilas pada Ivonne, "Tidak perlu mengucap salam!"



Ivonne membungkukkan badan dan berkata, "Silahkan, Ibu!"



Selir Prilly membawa Bibi dan juga pelayan Istana masuk ke dalam, Bibi Vera berdiri di samping, Selir Prilly melihatnya, ada keterkejutan di pandangan matanya, tapi dengan cepat segera pulih.



Selir Prilly diantar ke tengah kediaman Ronald, ketika dia melihat luka Ronald yang begitu serius, tiba-tiba dia menoleh dan memandang Ivonne, dengan sangat marah berkata, "Mengapa ketika berada di ruang kerja kerajaan kemarin, kamu sama sekali tidak mengungkitnya?"



Ivonne berkata, "Kaisar tidak mengizinkan untuk mengatakannya."



"Saat itu tidak bisa mengatakannya, apa kamu tidak bisa mencari seseorang untuk secara pribadi melaporkannya?" Selir Prilly berkata dengan dingin.



"Setelah itu, Paduka Kaisar memerintahkan kami untuk keluar dari istana." Ivonne masih menjawab dengan raut wajah yang tidak berubah, tidak takut akan kemurkaan Selir Prilly.



"Ibu!" Ronald memanggilnya, mengerutkan kening dengan perlahan, "Sudahlah, aku sudah tidak apa-apa, dan lagi, Ayah tidak mengizinkan untuk memberitahumu mengenai hal ini karena takut akan kondisi tubuhmu, mana mungkin Ivonne berani menentang perintah Ayah?"



Selir Prilly mengangkat alisnya, apa yang terjadi pada Ronald? Ronald membantu Ivonne berbicara?



"Menyembunyikan dariku, jika sesuatu benar-benar terjadi, apa yang harus kulakukan?" Selir Prilly masih marah, memandangi luka di wajah Ronald, dia begitu tidak tega, duduk di sebelah ranjang, mengeluarkan saputangan kemudian dengan lembut menyeka pinggiran luka, bertanya dengan begitu prihatin, "Apa sakit?"



"Sudah tidak sakit." kata Ronald.



"Bohong, luka yang begitu besar, bagaimana mungkin tidak sakit?" Mata Selir Prilly memerah, "Sebenarnya siapa yang melakukannya?"



"Ayah akan menyelidikinya." Ronald berkata dengan datar.



Ronald mengerti, investigasi itu tidak dapat dilakukan, pembunuhnya telah bunuh diri, sulit untuk mencari penghasut di belakang layar.



?______ Bab 64 Aku Akan Membunuhnya PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 215 54 72 Bab 64 Aku Akan Membunuhnya



Selir Prilly khawatir, "Sebenarnya siapa yang kamu singgung? Kenapa bisa diincar oleh seorang pembunuh seperti ini?"



"Aku tidak menyinggung orang lain." Ronald berkata menghibur, "Sudahlah, tidak apa-apa. Pembunuhnya telah dimusnahkan, aku tidak lagi berada dalam bahaya."



"Ibu tidak bodoh ..." Prilly mendongak dan menatap sekilas Ivonne, amarahnya muncul, "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak tahu menyuruh orang untuk membuatkan sup untuk Ronald? Apa ada orang yang melayani sepertimu?"



Ivonne memandang Ronald, "Apa ada yang ingin Yang Mulia makan?"



Selir Prilly dengan marah berkata, "Kamu pergi suruh orang untuk membuatnya. Kamu bahkan harus bertanya apa yang harus dimakan oleh orang yang sakit. Sepertinya, hal yang ada di kediaman ini, kamu tidak dapat menanggungnya, lebih baik menemukan seseorang untuk berbagi beban denganmu."



Ivonne mencibir di lubuk hatinya, datang demi masalah mengambil selir bukan? Takut Ivonne akan membuat masalah? Sepertinya mereka melebih-lebihkan Ivonne, dia tidak mampu untuk membuat masalah.



Selir Prilly perlahan duduk tegak, pandangan matanya serius, "Kali ini Ibu datang, selain untuk melihat lukamu, ada satu hal lagi yang ingin didiskusikan denganmu."



Ronald tahu apa yang ingin Ibunya katakan, dia kemudian berkata, "Nanti saja, sekarang lukaku belum sembuh, jangan bicarakan dulu."



"Harus dibicarakan." Selir Prilly dengan keras kepala berkata, "Ibu sudah mengungkit hal ini pada Ayahmu, Ayahmu tidak keberatan, hanya menunggu menyuruh orang untuk menanyakan pada keluarga Cui. Jika keluarga Cui setuju, maka hal ini akan dilaksanakan, dan lagi, jika Ayahmu yang membuka mulut untukmu, Keluarga Cui tidak mungkin tidak setuju, kamu hanya perlu merawat lukamu, setelah lukamu sembuh, maka hal ini akan dilaksanakan. "



"Sudahlah, jangan bicarakan lagi." Hati Ronald sangat kesal, dia tidak ingin mengungkit hal ini pada saat ini.



Selir Prilly dengan serius berkata, "Tidak ada orang luar di sini, apa yang tidak bisa dibicarakan? Jika tidak ada masalah satu tahun lalu itu, kamu sudah menikah dengan Clara, bagaimana mungkin bisa jatuh seperti sekarang? Diasingkan oleh Ayahmu, itu tidak masalah, dan juga dibantai dan dibunuh orang lain secara sewenang-wenang, jika memiliki sedikit hati nurani, dia tidak akan keberatan jika kamu mengambil selir, mengkonsolidasikan posisi."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Perkataan ini, Selir Prilly jelas mengatakannya pada Ivonne.



Kebencian Selir Prilly terhadap Ivonne tidak sedikit, harapan bertahun-tahun telah dihancurkan, masalah yang terjadi tiba-tiba, membuatnya tidak bisa melepaskannya selama setahun penuh.



Kesehatannya buruk selama satu tahun ini, itu juga disebabkan oleh amarah yang ada di dalam hatinya.



Prilly dengan dingin melirik sekilas pada Ivonne, tapi Ivonne seakan tidak mendengarnya, raut wajahnya tidak berubah sama sekali, amarah Prilly bangkit, dengan dingin berkata, "Aku peringatkan padamu, kamu



harus bersedia menerima hal ini, jika tidak menerima tetap saja juga harus menerima, jika berani melakukan sesuatu di belakang, aku tidak akan melepaskanmu."



Ivonne dengan datar berkata, "Bahkan jika menceraikanku, aku juga tidak punya pendapat, apalagi jika Ronald ingin mengambil selir, masalah ini, aku sudah mengatakannya di hadapan Kaisar, kalan bicaralah perlahan, aku akan mengundurkan diri terlebih dulu!"



Setelah selesai berbicara, Ivonne berbalik badan dan keluar.



Selir Prilly tidak menyangka Ivonne akan menggunakan sikap seperti ini padanya, ini bukanlah sikap kompromi, dilihat juga tahu bahwa Ivonne akan membuat masalah, sepertinya Ivonne menentang Ronald mengambil selir.



Wajah Selir Prilly suram, menatap sekilas pada Ronald dengan dingin, "Apa kamu selalu membiarkannya bersikap seperti ini?"



Ronald mengangkat pandangannya, "Nyawaku ini ditolong olehnya, saat itu tabib istana pun sudah menyerah."



Selir Prilly terpaku, "Dia? Dia mengerti teknik pengobatan?"



Kemudian Prilly dengan sinis berkata, "Lihatlah dirimu yang tidak brguna, awalnya kamu yang paling enggan menikahinya, sekarang kamu malah mencari alasan untuknya, ini baru satu tahun, kamu sudah memiliki perasaan padanya? Jangan lupa, bagaimana dia dan Hendra menjebakmu, dan lagi Hendra benar-benar orang yang tidak bisa dipercaya, kamu harus berjuang untuk mendapatkan dukungan dari keluarga Cui, jadi kamu bisa membalikkan situasimu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Ronald sedikit tidak sabar, "Ibu, bisakah bicarakan hal ini nanti? Aku benar-benar tidak memiliki hati untuk memikirkan hal-hal seperti ini."



Selir Prilly menghela nafas, "Ibu berbuat ini demi kebaikanmu, jika kamu tidak memperebutkan posisi ini, yang lainnya juga tidak akan melepaskanmu, mengapa kamu tidak berusaha? Jika waktu itu bukan karena keluarga Cui yang merusak semuanya, Ibumu ini sudah menjadi Ratu, dan kamu adalah anak yang dilahirkan oleh Ratu, mana mungkin butuh untuk berebut seperti ini?"



Ronald memejamakan matanya, berebut? Dari awal hingga sekarang, dia tidak pernah berpikir untuk berebut.



Sang Ayah masih muda, bahkan jika menjadi Pangeran mahkota, berapa lama posisi ini bisa diduduki? Dari hari pertama pertempurannya di medan perang, yang Ronald pikirkan hanyalah menjaga perbatasan demi Negara.



Tapi tindakannya ini, malah membuat semua orang berpikir bahwa dia mengincar posisi Pangeran Mahkota.



Prilly melihat Ronald yang sedang linglung, tampaknya telah kehilangan semangat juangnya, Prilly tidak bisa menahan amarah, "Lihatlah dirimu yang sekarang? Jika kamu masih seperti ini, maka Ayahmu cepat atau lambat akan menarik kembali gelarmu, apa kamu tidak bisa berjuang demi Ibumu?"



Ronald tiba-tiba membuka matanya, ada kebencian di pandangan matanya, "Berjuang? Ibu ingin aku memperjuangkan apa? Apa berjuang untuk bersaing memperebutkan posisi Pangeran Mahkota?"



"Untuk apa kamu berbicara dengan begitu keras? Takut orang lain tidak bisa mendengarnya?" Selir Prilly berdiri, menatapnya dengan dingin, "Posisi Pangeran Mahkota ini sudah sepantasnya kamu dapatkan, sekarang sampai harus memperjuangkannya, itu sudah sangat tidak adil padamu dan juga padaku, berapa banyak pengorbanan dari klan Ibu demi dirimu, apa kamu tahu? Bagaimana bisa kamu mengecewakan



mereka?"



Ketika Ronald mendengar pernyataan ini, dia tidak marah tapi malah tertawa, "Berapa banyak pengorbanan yang mereka berikan? Tapi berapa banyak yang mereka minta padaku? Aku tidak pernah meminta mereka mengorbankan apapun, mereka adalah pejabat Ayah, cukup bagi mereka untuk bersikap setia pada Ayah dan Negara, Ayah masih muda, apa yang ingin mereka lakukan?"



"Kamu benar-benar tidak masuk akal!" Selir Prilly marah hingga tubuhnya gemetar, "Sepertinya, aku salah datang hari ini, kamu keras kepala, tidak tahu menghargai niat baik orang lain, akan ada hari ketika kamu menderita."



Yanto yang berada di samping ketika mendengar perkataan ini bergegas datang untuk mendamaikan, "Selir Prilly, Yang Mulia masih terluka parah sekarang, benar-benar tidak pantas untuk membicarakan hal ini sekarang, atau tunggu ketika Yang Mulia pulih baru direncanakan kembali?"



"Tidak ada yang harus direncanakan, masalah selir, itu harus dilaksanakan, sangat jarang Ayahmu setuju, jika kamu takut karena Ivonne tidak setuju maka tidak mengambil selir, maka aku akan membunuhnya."



Ronald benar-benar tidak ingin berdebat dengan Ibunya, dengan datar berkata, "Bunuhlah, yang penting Ibu bahagia."



Pandangan mata Selir Prilly sangat dingin, "Kamu jangan sembarangan bicara, jangan sampai ketika Ibu benar-benar bertindak, kamu malan menyalahkan Ibu."



Yanto berkata sambil tersenyum, "Selir Prily jangan marah, Yang Mulia terluka parah, benar-benar tidak bisa memikirkan hal-hal lain, silakan Anda keluar untuk memakan sedikit cemilan, Bibi Linda mengetahui Anda datang, jadi dia sudah menyiapan makanan yang kamu suka."



Hati Selir Prilly sangat marah, dengan dingin berkata, "Aku tidak makan, aku datang ke rumah putraku sendiri dan dibuat marah seperti ini, makan apa? Kamu rawatlah dia dengan baik, aku pergi dulu."



Selir Prilly menatap sekilas pada wajah Ronald yang tanpa ekspresi, dia semakin marah, hatinya menjadi dinign, kemudian berbalik badan dan pergi.



Yanto bergegas mengantar Prilly keluar, Bibi Linda baru saja datang dengan membawakan camilan, "Selir Prilly, budak membuatkanmu..."



Selir Prilly bahkan tidak melihatnya, menghempaskan tangannya, kue



itu terjatuh ke lantai, Bibi Linda sangat terkejut hingga bergegas berlutut, "Budak tua bersalah!"



Selir Prilly tidak menghentikan langkahnya, berlalu dengan dingin melewati tangga batu.



Tips: Mulai minggu ini, cerita ini akan diupdate setiap Senin, Rabu dan Jumat ya, tiap kali akan diupdate 3 bab, silakan dinantikan ya!__ Bab 65 Ceraikan Dia PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 556 139 185 Bab 65 Ceraikan Dia



Bibi Linda melihat hasil usahanya sendiri sudah terkontaminasi oleh debu, dia ketakutan, Rendi keluar dan berkata, "Bibi bangunlah, Selir Prilly tidak marah padamu, dia marah pada Yang Mulia."



Bibi Linda tidak berani bertanya, hanya memungut camilan di lantai, kemudian mengundurkan diri.



Dalam perjalanan Selir Prilly ke istana, makin memikirkannya dia semakin marah, dia memanggil orang kepercayaannya dan berkata, "Kamu pergi katakan pada Ayah, katakan bahwa masalah selir terdapat halangan, minta dia pergi mencari Hendra dan bicarakan beberapa kata."



"Baik!" Bibi kepercayaan Prilly itu menerima perintah dan pergi.



Hendra akhir-akhir ini benar-benar dilanda amarah, hari itu Permaisuri Clara meminta orang untuk menyampaikan kata padanya, ingin agar dia pergi ke kediaman Raja Oscar untuk menunggu, hasilnya dia pergi selama dua hari berturut-turut dan Permaisuri Clara juga tidak menemuinya.



Hendra tadinya tidak ingin pergi lagi, tapi sekarang situasinya benar-benar tak tertahankan, dia hanya bisa menunggu di depan pintu kediaman, menunggu selama lebih dari setengah jam, kemudian baru melihat tandu Permaisuri Clara yang baru kembali.



Hendra menyimpan kemarahan di dalam hatinya, dengan raut wajah tersenyum memberi hormat, "Aku memberi salam pada Permaisuri Clara!"



Clara membuka tirai, menatapnya sekilas dengan dingin, "Ternyata Tuan Hendra?"



"Ya!" Hendra mendengar nada suara Clara yang tidak baik, tidak berani banyak bicara.



Clara dengan datar berkata, "Tuan Hendra, kamu pulanglah, gerbang kediaman Raja Oscar ini rendah, takutnya akan menyusahkanmu. Jika Permaisuri Ivonne tidak senang kemudian dia mengadu macam-macam mengenaiku di hadapan Kaisra, maka itu tidak baik, Anda kembalilah."



Setelah selesai berbicara, Clara menurunkan tirai, tenda lanjut diangkat masuk ke dalam, meninggalkan Hendra yang terpaku diam di sana.



Hendra setidaknya juga merupakan bagian dari keluarga kerajaan, sangat memalukan untuk menunggu selama tiga hari berturut-turut tapi disuruh menunggu di luar, benar-benar penghinaan besar, wajahnya sangat tidak enak dilihat saat itu, mundur salah, maju pun salah.



Sampai matanya bertatapan dengan pandangan mata mengejek penjaga pintu Kediaman Raja Oscar, Hendra baru dengan marah berbalik badan dan pergi.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Tuan Hendra!" Terdengar panggilan dari belakang.



Hendra berbalik badan dengan marah, melihat pelayan Clara yang datang, dia memasang senyum dingin di wajahnya, "Permaisuri mengatakan tadi dia bersikap tidak sopan, jadi memintaku untuk meminta maaf padamu."



Hendra terpaku, meminta seorang pelayan untuk meminta maaf



padanya? Bukankah itu sama saja menurunkan harga dirinya? Permaisuri Clara ini memandang rendah orang lain.



Pelayan itu berkata, "Tuan Hendra, Anda jangan marah, Permaisuri Clara juga menerima penindasan di Istana."



Mendengar masalah terkait dengan Istana, Hendra terpaku saat itu juga, dengan hati-hati bertanya, "Penindasan apa yang diderita oleh Permaisuri Clara?"



Pelayan itu dengan samar berkata, "Aku tidak bisa mengatakannya, lebih baik Tuan Hendra kembali dan bertanya pada Permaisuri Ivonne, Ratu berkata, menjadi orang harusnya sedikit tahu diri, Kaisar tidak perlu menunggu untuk melihatnya, hanya saja itu semua demi kepentingan kerajaan, Tuan Hendra pikirkan sendiri saja, jangan sampai Permaisuri Ivonne menghambat jalanmu sendiri, oh, sangat disayangkan, Permaisuri Clara tadinya masih ingin membawamu untuk pergi menemnui Tuan Gilang.... "



Setelah pelayan itu selesai berbicara, dia membungkuk hormat dan mengundurkan diri.



Setelah Hendra mendengarkan kata-kata ini, dia terkejut dan marah, sebenarnya apa yang dilakukan Ivonne? Hingga membuat Permaisuri Clara begitu marah.



Hendra tahu Permaisuri Clara memintanya datang kemari, pasti memiliki niat baik padanya, tapi tidak disangka itu semua dihancurkan oleh Ivonne.



Gadis pembangkang ini, sama sekali tidak membantunya dalam hal apa pun, tapi malah selalu menghancurkan urusannya, Hendra benar-benar marah.



Setelah memikirkannya, Hendra meminta orang untuk mengantarkan berita ke kediaman Ronlad, mengatakan bahwa kondisi Ibunya sangat buruk, meminta Ivonne untuk pulang.



Clara memasuki gerbang kediamannya, dengan perlahan menyeruput teh, melihat pelayannya yang sudah kembali, dia bertanya dengan lemah, "Apa sudah disampaikan?"



Pelayan itu menjawab, "Permaisuri tenang saja, disampaikan tanpa ada kalimat yang kurang, Tuan Hendra sangat marah."



Clara menjawab sekilas, tidak lagi berbicara.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Kali ini sebelum keluar dari istana, Kaisar memerintahkan Kasim David untuk memperingatkannya, mengatakan agar di kemudian hari Clara tidak ikut campur dalam urusan Istana.



Sang Ratu juga memarahinya, jika bukan karena membawa nama kakeknya, takutnya sang Bibi tidak akan mengampuni dengan mudah.



Mengapa Ivonne bisa melihat semuanya dengan jelas? Itu di luar harapannya.



Orang ini tidak bisa tidak diawasi, yang bisa mengaturnya hanyalah Hendra, jika keluarga Hendra masih meninginkan kesuksesan, maka Ivonne harus dibereskan.



Ivonne tidak mendapat kasih sayang di kediaman Ronald, Kak Ronald sama sekali tidak memandangnya, Ivonne tidak bisa kehilangan dukungan dari keluarganya, jadi Ivonne mau tidak mau harus mendengarkan perkataan Hendra, dan juga mau tidak mau harus melakukannya.



Hanya saja hati Clara diam-diam bingung, dia tidak menyangka Ivonne mengerti akan teknik pengobatan, dan juga pemikirannya sangat jernih,



seakan-akan diri Ivonne yang dulu itu hanyalah berpura-pura.



Sepertinya jika Hendra tidak bisa mengaturnya, maka Ivonne tidak bisa dibiarkan.



Orang Hendra datang ke Kediaman Ronald untuk melapor, mengatakan bahwa kondisi Nenek Ivonne tidak baik, meminta Ivonne untuk pulang dan menjenguknya.



Ketika Ivonne mendengar perkataan ini, dia mulai bekerja keras untuk mengingat situasi di kediaman keluarga Ivonne yang asli.



Nenek tua di kediaman Hendra bermarga Lu, lahir di kota, ketika dia masih muda, dia adalah sosok yang sangat populer, ketika menikah ke keluarga ini semuanya berjalan dengan mulus, Hendra juga menduduki posisi asisten menteri di departemen militer.



Tapi, 8 tahun yang lalu, nenek tua menderita penyakit serius, sejak saat itu dia terbaring di ranjang, tabib berkata beberapa kali bahwa dia tidak akan dapat melewatinya, tetapi dia benar-benar keras kepala, berhasil melewatinya lagi dan lagi.



Sekarang nenek tua sudah tidak lagi mengurus hal yang ada di kediaman, Ibu dari Ivonne yang asli bermarga Huang, dia adalah orang



yang tidak memiliki pendapat, segala sesuatu yang ada di dalam rumah diserahkan pada istri kedua yang bermarga Zhou bernama Viona.



Berbicara mengenai Viona, sebenarnya dia juga bisa dibilang wanita berkarakter.



Dia awalnya adalah pelayan yang datang menemani ketika menikah, menurut rutinitas umum, dia kemungkinan akan menjadi wanita dari pria tua, tapi dia berwajah cantik, juga memiliki keterampilan, tidak tahu bagaimana dia hamil dengan Tuan kedua, tadinya dengan kondisi ini, hanya tinggal menyuruh Tuan nuda Kedua untuk mengangkatnya sebagai selir, itu sudah cukup, tapi wanita itu tidak mau menjadi selir, dia lebih baik mati, jadi dia bunuh diri dengan menggantung dirinya yang membuat Tuan muda kedua begitu sedih dan juga terharu, lagipula ada seorang wanita yang rela mati demu dirinya, itu sudah memuaskan kesombongan sorang pria.



Setelah wanita itu diselamatkan, Tuan muda kedua mengabaikan bantahan keluarganya dan menikahinya sebagai istrinya.



Setelah nenek tua jatuh sakit, kebanyakan wanita itu yang mengurus semua hal yang ada di rumah, sedangkan Nyonya rumah itu, yang merupakan Ibu Ivonne, juga harus mendengarkan perkataan wanita itu.



Hendra juga sangat percaya dan hormat pada Bibi Viona ini, sekarang



tidak ada orang di rumah yang mengingat nenek tua yang jatuh sakit di ranjang, hanya tahu Nyonya Viona ini, karena yang bersosialisasi dan melakukan pekerjaan di luar, semuanya dilakukan oleh Nyonya Viona ini.



Perasaan Ivonne yang asli terhadap neneknya seharusnya cukup baik, karena ketika Ivonne mendengar kondisi neneknya memburuk, hatinya panik.



Ivonne mengaturnya, mengatakan bahwa besok dia akan pulang ke rumahnya untuk menjenguk.



Bibi Linda seperti biasanya memberi tahu Yanto akan keberadaan Ivonne, kemudian Yanto pergi untuk melaporkannya pada Ronald.



Ketika Ronald mendengarnya dia tersenyum dingin, "Sepertinya mertuaku sudah tidak bisa menahannya."



"Sebenarnya Yang Mulia bisa tidak memperbolehkan Permaisuri pulang." Yanto berpikir sekarang kondisinya sedang panas, jika Permaisuri pulang, tidak tahu apa lagi yang akan dilakukan oleh Hendra, lagipula, Permaisuri paling mendengarkan perkataan Hendra, dulu ketika hubungan Permaisuri dan Yang Mulia begitu buruk, dikarenakan tekanan dari Hendra, Permaisuri akan melakukan berbagai macam hal untuk menyusahkan Yang Mulia.



Hal-hal itu, memikirkannya saja Yanto merasa jijik.



"Nenek sakit parah, dia akan pulang, tunggu setelah dia kembali, jika dia kembali melakukan hal yang menyusahkan, maka anggap saja tidak melihatnya, dan juga jangan memperbolehkannya datang ke tempatku." Ronald berkata dengan dingin.



"Takutnya tidak tahu apa trik yang akan diajarkan oleh Hendra, jika menyuruhnya bunuh diri dengan cara menggantung diri, itu benar-benar gawat, lagipula, Paduka Kaisar masih memperhatikannya, dan juga mengirim Bibi Vera untuk menemaninya keluar dengan istana." Yanto berkata dengan khawatir.



Ronald mengingat masalah yang dibuat Ivonne dulu, ada rasa jijik di pandangan matanya, "Jika begitu, bahkan jika aku disalahkan oleh Ayahku, aku tetap akan menceraikannya."



?_ Bab 66 Kembali Ke Rumah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight!



More... 832 208 277 Bab 66 Kembali Ke Rumah



Hati Yanto terkejut, jika begitu, Kaisar dan Paduka Kaisar takutnya akan menjadi makin marah.



Tapi, kemarahan itu hanya sesaat, setelah menceraikan permaisuri, kediaman ini akan damai, dan lagi tidak harus terjerat oleh Hendra, jika dilihat dalam jangka panjang, lebih banyak keuntungan daripada kerugian.



"Bagaimana dengan masalah menikahi putri kedua dari keluarga Cui, bagaimana pendapat Yang Mulia?" Tanya Yanto.



Ronald sudah bosan dengan topik ini, tapi Ayah dan Ibunya terus mengungkitnya, ini adalah masalah yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi, dia balik bertanya pada Yanto, "Bagaimana menurutmu?"



Yanto menganalisis dan berkata, "Dari sudut pandang situasi, ini memang bermanfaat bagi Yang Mulia, keluarga Cui meskipun sudah menikahkan putri tertua pada Raja Oscar, tapi Gilang masih belum sepenuhnya menyatakan dukungannya untuk Raja Oscar, dikarenakan Ibu Suri, Gilang masih memiliki beberapa pertimbangan. Ditambah Paduka Kaisar selalu menghargai Yang Mulia, dirimu ini, jadi ini membuat keluarga Cui mau tidak mau berperilaku konservatif. Ini adalah situasi saat ini, tapi begitu Yang Mulia menikah dengan putri kedua dari keluarga Cui, maka keluarga Cui sedikit banyak akan mendukungmu, jika Raja Oscar tidak berguna, maka Gilang akan mengerahkan seluruh kekuatannya padamu. "



Ronald dengan samar berkata, "Sepertinya, kamu juga setuju dengan kata-kata Ibu."



Yanto menggelengkan kepalanya. "Tidak. Jika mengnalisis situasi memang seperti itu, tapi aku tahu Yang Mulia tidak memiliki hati untuk mengejar posisi Pangeran Mahkota, tapi aku masih berharap Yang Mulia bisa menikahi putri kedua keluarga Cui sebagai selir, jika putri kedua keluarga Cui itu rela menjadi selir."



"Mengapa perkataanmu ini saling bertentangan?" Ronald mengerutkan kening.



"Tidak bertentangan. Selir Prilly ingin dirimu menikah dengan putri kedua keluarga Cui demi berjuang memperebutkan tahta, tapi aku berhadap Yang Mulia menikahi putri itu demi mendapatkan perlindungan."



"Aku masih perlu mendapatkan perlindungan?" Ronald berkata dengan dingin.



"Yang Mulia, ada beberapa hal yang tidak bisa kamu lakukan, tapi keluarga Cui bisa melakukannya." Yanto berkata dengan jelas, "Seperti tindakan Raja Juno saat ini, jika keluarga Cui berdiri di sisimu, bukankah bisa memberikan pelajaran pada Raja Juno? Raja Juno sekarang benar-benar terlalu sombong. "



Prajurit sombong akan dikalahkan, sebelum bisa dikalahkan, masih sangat mematikan.



Ronald dengan samar berkata, "Aku mengerti maksudmu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Itu ..." Yanto bertanya ragu-ragu, "Apa yang Yang Mulia pikirkan?"



"Tidak perlu seperti itu!" Kata Ronald.



Yanto paham, jadi dia tidak berkata lagi.



Ronald malah bertanya, "Menceraikan Ivonne, bagaimana menurutmu?"



Yanto ragu-ragu sejenak dan berkata, "Aku setuju."



Ronald terdiam.



Dini hari berikutnya, Ivonne meminta Bibi Linda pergi ke gudang untuk mengemas beberapa sarang burung dan ginseng untuk dibawa kembali ke rumah keluarganya.



Ivonne pulang kali ini, tidak membawa Bibi Linda atau Bibi Vera, hanya membawa Letty.



Ketika kereta tiba di kediaman Hendra, portir menyambutnya.



Hendra sudah memerintahkan sejak awal, mengatakan bahwa Ivonne pulang hari ini, jadi Nenek Viona sudah membawa menantunya dan menunggu di aula utama, melihat Ivonne masuk dia bangkit bangun dan tersenyum, "Ivonne sudah kembali? Cepat kemari dan duduk."



Sesuai dengan aturan, dia harusnya memanggilnya dengan sebutan gelar Permaisuri, dan juga memberi hormat, tapi dengan panggilan itu, sudah menentukan senioritasnya.



Ivonne tidak bodoh, dia bisa mendengarnya, melihat orang-orang yang duduk di dalam rumah, setelah Nenek Viona bangun, mereka baru bangkit, raut mereka tidak terlalu hormat, dengan malas saling menyapa nama, dan bukannya memanggilnya Permaisuri.



Ivonne tidak menanggapi, dan langsung duduk.



Melihatnya sekilas dia mengenalinya, yang berdiri di sebelah Nenek Viona adalah menantu tertuanya bermarga Luan, mengenakan rok sutra biru bersulam, alisnya tipis, matanya sipit, hidungnya pesek, ada



beberapa kerutan di sudut matanya, tapi tidak terlihat begitu jelas, bisa dilihat perawatannya cukup baik.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Di sebelahnya ada istri dari Kakak Ivonne yang asli, Lundy, bermarga Cui, mengenakan rok sutra bercorak bunga kuning, mengenakan gelang giok di pergelangan tangannya, aksesoris di kepalanya juga sangat mahal, dia terlahir di keluarga kaya, wataknya agak sombong, ketika melihat Ivonne saat ini, pandangan matanya juga agak sombong.



Berdiri di sebelahnya adalah adik dari Ivonne yang asli, Cecil, berusia 15 tahun, baru mencapai usia dewasa, memakai riasan, menatapnya dengan dua mata bundarnya, mata bagian putihnya lebih banyak dibanding bola matanya, tampak seperti bentuk mata segitiga, bibirnya sedikit lebih tipis, terlihat seperti orang yang tidak bisa menjaga omongan, tapi pada pandangan pertama, masih terlihat cantik.



Selain itu, ada dua anak gadis dari selir, berdiri di samping dengan patuh, menundukkan pandangannya, karena dilahirkan oleh selir, jadi penampilan mereka tidak begitu indah.



Masih ada banyak wanita di dalam rumah yang belum keluar, tapi



karena Nenek Viona melihat orangnya terlalu sedikit, jadi dia memanggil dua cucu perempuan yang dilahirkan oleh selir untuk keluar.



Ivonne kembali memandangi Nenek Viona, dia sekarang lebih berisi, wajahnya bundar, keriputnya sedikit, rambutnya juga dicat, sama sekali tidak ada uban yang terlihat. Dia mengenakan pakaian yang mahal, ditutupi satin, rambutnya disanggul ke atas, terlihat elegan, mana terlihat dulunya dia adalah pelayan menyedihkan yang menemani nenek ketika menikah? Jika orang yang tidak tahu, takutnya mengira bahwa dia dilahirkan di keluarga terhormat.



Wajah semua orang dipenuhi dengan senyum datar, senyum itu sedikir meremehkan, tanpa dibayangkan juga bisa tahu, orang-orang di kediaman ini terhadap Ivonne yang merupakan seorang Permaisuri yang tidak mendapat kasih sayang sama sekali tidak dipandang.



Ivonne bertanya, "Ada yang melaporkan bahwa kondisi Nenek semakin memburuk, bagaimana kondisinya sekarang?"



Nenek Viona melirik ke luar sekilas, melihat bahwa Ivonne hanya membawa 1 pelayan kecil dan bukannya membawa Bibi Linda kemari, ekspresi seriusnya berkurang, "Nenekmu sama seperti sebelumnya, tapi kali ini Ayahmu yang memanggilmu pulang, perrgilah ke ruang kerja untuk mencarinya. "



Ivonne mengerti maksudnya, tidak membawa orang, tentu saja tidak perlu memberi muka pada Ronald, dan juga terlalu malas untuk menjamunya, jadi dia langsung mengusirnya ke ruang kerja.



Ivonne mengerutkan kening, ingin menemuinya, bukankah bisa langsung datang ke kediaman Ronald, untuk apa repot-repot berbohong memberitahu bahwa nenek sakit?



Karena bukan Nenek yang sakit, jadi Ivonne tidak terburu-buru, dengan samar berkata, "Aku masih belum sarapan."



Dia bukannya ingin bersikap seenaknya, pagi ini dia buru-buru pulang, dia bahkan belum sarapan dia kelaparan hingga tangan dan kakinya agak lemas.



Nenek Viona menatapnya dan berkata, "Kalau begitu kamu pergilah ke ruang kerja terlebih dulu, aku akan meminta orang untuk menyiapkan bubur millet untukmu."



"Sekarang!" Ivonne menatapnya.



Nenek Viona memandangnya sebentar, berbalik badan dan memerintahkan, "Pelayan, hidangkan bubur millet."



Menantu tertua Nenek Viona duduk, bibirnya mencinir, "Benar-benar sombong, ketika pulang langsung ingin makan bubur, kamu tidak mendapatkan makanan enak di rumahmu?"



Ketika dia berbicara demikian, menantu lainnya kemudian tertawa.



Luan adalah putri hakim daerah, bagi keluarga ini, bisa dibilang merupakan keluarga kecil, ketika Ayah Luan masih belum menjadi pejabat, sejak kecil Luan menemani Ibunya menjual sulaman untuk membantu ekonomi keluarga, sudah terbiasa berkecimpung di pasar, jadi wataknya saat masih menjadi pedagang kecil masih ada, ketika melihat Ivonne yang bersikap seperti itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata sinis.



Ivonne bahkan tidak mengangkat matanya dan berkata, "Apa maksud bibi berarti Ronald begitu miskin hingga tidak bisa memakan bubur millet?"



Luan terpaku, "Aku tidak berkata Ronald miskin."



"Kalau begitu maksudnya bahwa aku yang sebagai Permaisuri ini gagal, berada di dalam kediaman Ronald bahkan aku tidak bisa makan dengan kenyang, dan harus kembali ke rumahku untuk meminta bubur untuk



kumakan."



Pandangan mata Ivonne sangat tajam, menatap ke arah Luan.



Luan sangat marah, apa-apaan ini? Ketika Ivonne pulang dulu, bukankah dia harus mencari muka di sini? Hari ini mengapa dia bersikap begitu sombong?



Nenek Zhpu berkata sambil tersenyum di permukaan tapi tidak di dalam hatinya, "Sudahlah, kalian berdua mengapa malah bertengkar? Sarapan mengapa masih belum dihidangkan? Cepat pergi lihat, oh iya, hari ini bukankah Bibi Zhang membuat kue? Bawakan beberapa untuk Permaisuri."



Pada akhirnya kekuasaan yang menang, jika tidak mengatakannya, hanya memakan bubur bubur millet.



Setelah berkata seperti itu, Ivonne malah memiliki kue untuk dimakan.



?___ Bab 67 Aku Tidak Terlalu Peduli PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 498 125 166 Bab 67 Aku Tidak Terlalu Peduli



Namun, Ivonne hanya memakan bubur millet, dan tidak memakan kue, biasanya dia tidak memakan makanan manis di pagi hari.



Kue itu dihidangkan dan dibiarkan begitu saja, sama sekali tidak tersentuh.



Setelah memakan bubur millet, Ivonne berdiri dan berkata, "Nenek Viona, aku mengundurkan diri!"



Nenek Viona dengan ramah berkata, "Silakan, Ayahmu sedang menunggumu."



Ivonne mengangguk dan langsung berjalan keluar.



Ketika Ivonne sudah keluar, sudah mendengar suara pahit luan, "Apa-apaan sikapnya itu, kita juga bukannya tidak tahu seperti apa situasi dirinya di sana, jika tidak mendapat dukungan dari ita, takutnya dia bahkan tidak bisa memakan bubur millet. Aku bahkan mendengar, Raja Ronald itu jika tidak memukul maka memakinya. Apa kalian melihat dahinya? Masih ada luka, itu pasti karena dipukul oleh Raja Ronald, sudah setahun sejak dia menikah dan masih juga belum berhubungan badan, benar-benar tidak malu."



Istri Lundy, berkata, "Aku malah mendengar mereka sudah berhubungan badan, tapi, kudengar dikarenakan paksaan dan tekanan dari Ibu Suri, Raja Ronald meminum obat dan akhirny amereka berhubungan badan, jelas terlihat Raja Ronald tidak tertarik padanya."



"Sudahlah, jangan bicarakan lagi. Biarkan saja orang luar membicarakannya, untuk apa kita juga mengikutinya? Semuanya bubar." Nenek Viona berkata memimpin, hanya saja ada sedikit raut kebahagiaan di wajahnya. Perlu meminum obat untuk berhubungan badan, bisa dilihat betapa Raja Ronald merendahkan Ivonne.



Yang konyolnya adalah Ivonne masih berpikir bahwa dia sudah berhubungan badan dengan Raja Ronalad maka Raja Ronald akan memandangnya dengan cara yang berbeda, kembali ke sini dan malah menunjukkan sikap seorang Permaisuri.



Ketidaktahuan dangkal dan bodoh.



Cecil baru saja dewasa, dia juga tahu sedikit banyak mengenai hal-hal ini, mendengar perkataan ini, dia mengerutkan kening, kemudian segera mengejar Ivonne.



Dia menghentikan Ivonne, dengan kasar menarik lengan bajunya, "Mengapa kamu bisa begitu tidak berguna? Kamu ini sudah menjadi Permaisuri dan masih tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari Yang Mulia, orang-orang menertawakanmu."



Ivonne menghempaskannya, pandangan matanya datar, "Memang apa hubungannya denganmu jika mereka menertawakanku?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Tentu saja ada hubungan, semua orang tahu bahwa kakakku begitu tidak berguna, menertawakanmu sama saja menertawakanku, bisakah kamu sedikit lebih berguna?" Cecil berkata marah.



Ivonne memandangi gadis yang baru berusia 15 tahun itu, Dia masih belum tahu bahwa urusan dunia ini tidak sepenuhnya berporos pada diri sendiri, apa jika berguna maka akan mendapatkan apa yang diinginkan?



Ivonne tidak berbicara dan berjalan melewatinya.



Cecil sangat marah hingga dia menghentakkan kakinya, benar-benar belum pernah melihat orang yang begitu tidak berguna.



Ivonne pergi ke depan pintu ruang kerja, pelayan di samping Hendra sudah menunggu, ketika melihat Ivonne datang, dia membungkuk hormat dan berkata, "Tuan sudah menunggu Permaisuri di dalam, silahkan Permaisuri masuk."



Ivonne mengangguk dan memerintahkan Letty untuk berjaga di luar, Ivonne membuka pintu dan masuk ke dalam.



Cahaya di dalam ruangan tidak terlalu terang, seluruh deretan rak buku diletakkan di sisi timur rumah, seorang pria setengah baya dengan pakaian satin hitam berdiri di depan rak buku, memegang sebuah buku di tangannya, ekspresinya sangat tidak sabar.



Tatapannya tajam, matanya kejam, alisnya mengerut, dagunya sedikit terangkat, garis wajahnya sangat tegas dan dingin, kantung matanya sangat tebal, dirinya terlihat tua.



Melihat Ivonne masuk, dia bergegas meletakkan buku itu ke rak, dengan dingin berkata, "Mengapa begitu lama?"



Dia bergegas berjalan ke kursi di belakang meja dan duduk, kedua tangannya diletakkan di atas meja, wajahnya terlihat seperti sedang menanyakan kejahatan.



"Memakan bubur dulu di luar!" Kata Ivonne, perlahan-lahan dia berjalan mendekat, sepertinya sejak dia memasuki gerbang kediaman ini, dia sudah menunggu kedatangan Ivonne.



Tatapan mata Hendra sangat tidak sabar, "Memakan bubur apa? Apa kamu tidak tahu aku mencarimu karena ada urusan penting? Aku tanya padamu, apa kamu memasuki Istana?"



Ivonne tidak terlalu menyukai nada bicara ini, alisnya sedikit terangkat, tapi masih dengan sabar berkata, "Ya."



"Siapa yang memanggilmu ke istana?" Hendra bertanya, dia tahu tidak ada seorang pun di istana yang menyukai Ivonne, bahkan Ibu Suri pun juga dikarenakan menghargai Ronald, jadi Ibu Suri tidak akan bersikap dingin pada Ivonne, tapi umumnya tidak akan ada orang yang sengaja memanggilnya untuk pergi ke sana.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City "Paduka Kaisar!" Kata Ivonne.



Hendra seketika berdiri, "Paduka Kaisar?"



Hendra tampak sangat terkejut, itu adalah orang yang hampir tidak mungkin memanggil Ivoone ke sana, Paduka Kaisar sudah tidak mengurus hal-hal di Istana.



"Untuk apa dia memanggilmu ke istana?"



"Merawat penyakit!"



Ekspresi Hendra perlahan berubah, menjadi sedikit lebih lembut, "Paduka Kaisar benar-benar memintamu pergi untuk merawatnya? Kalau begitu kamu harus mempergunakan kesempatan itu baik-baik, bersikap patuh dan buat Paduka Kaisar menyukaimu."



Ivonne merasa tidak nyaman ketika melihat amarah Hendra yang menghilang dan digantikan dengan pandangan mata penuh rencana, "Tidak bisa, aku sudah menyinggung Paduka Kaisar, dia sudah mengusirku keluar dari istana."



Hendra melabrak meja, dengan marah berkata, "Kenapa kamu begitu tidak berguna? Kesempatan begitu langka dihancurkan olehmu, apa gunanya dirimu? Mengapa kamu menyinggung Paduka Kaisar? Apa kamu mengatakan sesuatu mengenai Permaisuri Clara di depan Paduka Kaisar dan juga Kaisar? "



"Bisa dibilang begitu!" Ivonne tidak ingin menjelaskan terlalu banyak, hatinya sudah merasa terganggu, keluarga ini begitu dingin dan kejam, dia tidak mau tinggal di sini untuk waktu yang lama.



Hendra dengan marah berkata, "Apa kamu telah memakan nyali beruang dan macan tutul, beraninya membuat masalah dengan Permaisuri Clara, aku benar-benar salah percaya padamu, saat itu jika bukan karena kamu mengatakan bahwa kamu memiliki kepercayaan diri



untuk membuat Raja Ronald mencintaimu, bagaimana mungkin aku membuat jebakan dan membuatmu bisa menikah dan masuk ke dalam kediaman Ronald? Dan aku malah menyinggung keluarga Cui."



Ivonne mengingatkan, "Aku membawa Letty kemari, Letty mendapat instruksi dari Yang Mulia, kata-kata dan perbuatanku di rumah ini, atau kata-kata dan perbuatan apa yang kamu perbuat padaku, harus dilaporkan pada Yang Mulia, lebih baik Ayah berhati-hati ketika berbicara dia masih ada di luar. "



"Kamu ..." Hendra benar-benar sangat tidak sabar ingin memuntahkan darah di wajah Ivonne, dia menyesal dan penyesalannya terlambat, sekarang Ivonne malah menyinggung Permaisuri Clara di Istana, bagaimana mungkin keluarga Cui tidak menganggap mereka sebagai duri dalam daging?



Hendra berkata ingin meminta posisi di Kementerian Urusan Militer, sebenarnya dalam hati dia mengerti, dapat mempertahankan posisi sekarang saja itu sudah tidak buruk, sekarang tampaknya, posisinya itu tidak akan dapat diselamatkan.



"Kamu segera pergi ke kediaman Raja Oscar besok untuk meminta maaf kepada Permaisuri Clara." Hendra memerintahkan. Karena Letty ada di luar, volumenya suaranya sudah sedikit lebih rendah.



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mungkin meminta maaf padanya."



Amarah Hendra perlahan muncul, sepasang bola matanya bahkan hampir menyemburkan nyala api, "Sebenarnya kamu ini masih ingin hidup atau tidak? Ap kamu tahu bagaimana akhir jika menyinggung keluarga Cui? Jangan katakan sekarang kamu hanyalah seorang Permaisuri yang tidak mendapat kasih sayang, bahkan jika kamu mendapat kasih sayang, keluarga Cui juga bukanlah orang yang bisa kamu singgung. "



Ivonne tidak mau mendengarkan lagi, membungkuk dan berkata, "Aku akan pergi untuk menjenguk Nenenk dulu, kali ini aku keluar dengan mengatakan pada Yang Mulia bahwa aku pergi berkunjung unutk menjenguk Nenekku."



Setelah selesai berbicara, Ivonne berbalik badan dan keluar.



Hendra sangat marah, "Berhenti!"



Ivonne seakan tidak bisa mendengarnya, keluar dari pintu dan berkata pada Letty, "Ayo pergi, aku ingin mengunjungi nenekku."



Letty melihat ke dalam, teriakan keras tadi membuat orang merasa



takut, melihat wajah Permaisuri, seakan seperti tidak terjadi apa-apa.



Letty menemani Ivonne kembali ke kediaman ini beberapa kali, mengetahui bahwa sikap Ivonne terhadap orang-orang di sini sangat hormat, karena keluarga Ivonne akan membantunya, memberinya uang untuk meningkatkan statusnya di istana, untuk membeli hati orang-orang.



Tapi mengapa Permaisuri hari ini terlihat tidak peduli?



Ivonne mengikuti ingatan Ivonne yang asli, datang kediaman Neneknya.



Di sini, adalah tempat paling terpencil di halaman belakang, merupakan yang paling bersih dan paling terpencil dari keseluruhan kediaman ini.



Orang yang sebelumnya memiliki kekusaan besar di dalam keluarga, Neneknya yang tegas itu, sekarang hanya bisa tinggal di tempat yang begitu terpencil dan menunggu kematiannya dengan tenang.



Tips: Mulai minggu ini, cerita ini akan diupdate setiap Senin, Rabu dan Jumat, silakan dinantikan ya!______ Bab 68 Penyakit Nenek PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 431 108 144 Bab 68 Penyakit Nenek



Nenek menyukai keheningan, hanya ada Bibi Sunny yang melayani di dalam rumah.



Melihat Ivonne pulang, Bibi Sunny mengangkat senyumnya, " Permaisuri datang? Cepat masuk."



Ivonne menghela nafas dalam hatinya, benar-benar tidak mudah untuk melihat sebuah senyum tulus di kediaman ini.



Ketika Ivonne masuk, dia kemudian bertanya, "Bagaimana kondisi tubuh Nenek?"



Bibi Sunny menghentikannya dengan satu tangan, tersenyum dengan canggung dan berkata, "Lumayan, hari ini memakan setengah mangkuk besar bubur, dulunya seharian hanya memakan setengah mangkuk bubur."



Ivonne menatap tangannya yang terulur, apa dia tidak diizinkan masuk?



"Bibi Sunny, aku ingin masuk dan melihat Nenekku." Kata Ivonne.



Bibi Sunny menghela nafas, "Permaisuri, lebih baik kamu kembalilah, kemarahan Nyonya masih belum reda, beberapa hari lalu aku mengungkitmu, Nyonya langsung marah dan tidak mau berbicara."



Ivonne langsung teringat, Nenek memang menentang rencananya untuk menjebak Ronald agar bisa menikah dengannya. Bahkan sebelum Ivonne menikah, Nenek bersikeras bangun dan duduk kemudian memakinya, mengatakan bahwa Ivonne begitu ceroboh, mengatakan bahwa dia tidak mandiri, mengatakan bahwa dia egois.



Dan Ivonne yang asli sebelumnya pulang beberapa kali dan meminta menemui Neneknya, Neneknya tidak ingin menemuinya, neneknya sudah sangat kecewa padanya.



Di rumah ini, ada orang yang mengerti, itu sangat bagus.



Cara dari si pemilik tubuh asli ini memang sedikit ceroboh dan juga bodoh.



Ivonne berkata pelan, "Bibi Sunny, kali ini ada sesuatu yang penting, aku baru saja keluar dari istana kemarin, ada beberapa hal yang harus ditanyakan pada nenek."



Ketika Bibi Sunny mendengar bahwa Ivonne baru kembali dari istana kemarin., dia kemudian berkata, "Kalau begitu cobalah kamu masuk, jika Nyonya masih marah, maka tidak boleh dilanjutkan lagi, kondisi tubuhnya yang sekarang tidak memungkinkan dirinya untuk menahan marah."



"Aku tahu!" Kata Ivonne, kemudian masuk ke dalam.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Cahaya di dalam kamar tidak bagus, jendelanya semua tertutup, musim gugur ini dingin dan angin menyusup dari celah pintu, itu saja sudah cukup dingin.



Ivonne melihat Neneknya berbaring di ranjang, sangat amat kurus, tidak ada daging di wajahnya, hanya tulang berbalut kulit, raut wajahnya tidak bersemangat, tidak ada semangat juga di pandangan matanya, ketika Neneknya melihatnya bahwa itu adalah Ivonne, baru ada sorotan tajam di pandangan mata itu.



Namun, raut wajahnya seketika menjadi suram, tenggorokannya yang serak dengan dingin berkata, "Aku tidak tahu bahwa Permaisuri akan datang, tidak melakukan penyambutan, mohon Permaisuri memaafkan!"



Hati Ivonne benar-benar sakit, sepertinya Ivonne yang asli benar-benar peduli pada neneknya.



Dia berbisik pelan, "Nenek tolong jangan marah."



Raut wajah Nenek dingin, memalingkan wajahnya, tidak mau mempedulikannya.



Ivonne berjalan mendekat, melihat wajah neneknya yyang tampak pucat, kedua matanya yang dalam, itu memang ciri-ciri penyakit jangka panjang.



"Nenek!" Ivonne duduk, "Bagaimana kondisimu?"



"Tidak akan mati!" Suara nenek masih ada nada marah, tapi sepertinya kemarahan itu malah membuatnya tampak lebih bersemangat.



Ivonne bertanya pada Bibi Sunny, "Apa saja gejala nenek?"



"Masih sulit untuk bernapas, batuk, terengah-engah dengan cukup parah."



"Apa kata Tabib?"



"Tabib berkata itu adlah cedera paru-paru."



"Jangan ikut campur!" Nenek menatap Bibi Sunny dengan dingin.



Ivonne mengeluarkan stetoskop di balik lengan bajunya dan berkata, "Ini adalah benda yang diberikan oleh Paduka Kaisar ketika datang ke Istana kemarin, dikatakan bahwa benda ini dapat mendengar di dalam paru-paru seseorang tersembunyi penyakit apa ..."



Mendengarkan itu adalah benda yang dihadiahkan Paduka Kaisar, Nenek perlahan memalingkan wajahnya, menatapnya dengan tajam, "Paduka Kaisar bertemu denganmu?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Ya, beberapa hari yang lalu, aku terus bertugas merawat penyakit di Istana, dan baru keluar dari istana kemarin." Kata Ivonne sambil tersenyum.



Bibi Sunny bergegas berkata, "Lihatlah Permaisuri yang begitu memiliki hati, baru keluar dari Istana kemarin, sudah datang untuk mengunjungi Neneknya pagi ini."



Wajah nenek makin tidak enak dilihat, dia tiba-tiba bangkit duduk, menampar wjaah Ivonne, seluruh tubuhnya gemetar, "Kamu masih berani mengarang cerita? Paduka Kaisar bisa memanggilmu memasuki



istana untuk bertugas merawat penyakit?"



Tamparan ini didaratkan di wajah Ivonne, tetapi tidak ada kekuatan sama sekali, Ivonne bahkan tidak merasakan sakit.



Semua kekuatan Nenek digunakan untuk memaki kalimat tadi, setelah itu, dia terengah-engah, tidak batuk, gas di dalam paru-parunya seakan air yang mendidih.



Wajah nenek berangsur-angsur berubah warna menjadi ungu, bibirnya juga sangat pucat, tubuhnya lemas, dia berbaring dan masih tidak berhenti terengah-engah.



Ivonne buru-buru berbalik badan dan mengeluarkan kotak obat, membuka kotak obat, di dalamnya ternyata terdapat inhaler asma, Ivonne bergegas membukanya dan menyodorkannya ke mulut Nenek, dengan panik berkata, "Hirup sekuat tenaga, ini adalah obat di istana, sangat bagus."



Nenek terengah-engah, meskipun dia tidak ingin mendengarkan kata-kata Ivonne, tapi menghirup dan menghembuskannya, pada akhirnya dia menyerap inhalansinya.



Ivonne melihat inhaler tersebut, tahu bahwa nenek telah berhasil



menghirupnya, perlahan-lahan melepaskan, kemudian mengurut dada Nenek, "Bernafaslah perlahan-lahan, tenangkan dirimu!"



Napas nenek perlahan menjadi lancar, warna keunguan di wajahnya perlahan-lahan surut.



Bibi Sunny terkejut dan berkata, "Obat apa ini? Sungguh luar biasa."



"Obat di istana, Paduka Kaisar juga menggunakan ini." Ivonne meletakkan obat di ranjang, "Jika di kemudian hari nenek kambuh, berikan padanya untuk dihirup."



Nenek perlahan-lahan menjadi tenang, Ivonne mengeluarkan stetoskop, mendengarkan detak jantung dan paru-parunya.



Ivonne ingat bahwa Nenek dulu menderita asma, seharusnya dia juga mengidap emfisema, ini yang menyebabkan penurunan kondisi tubuh, ketika kambuh maka akan hampir merenggut nyawa.



Asma saja sudah sangat sulit diobati, ditambah penyakit kronis seperti emfisema, jika tidak diobati dalam jangka panjang, takutnya sulit untuk menjadi lebih baik.



Nenek sudah sakit selama bertahun-tahun, tidak pernah bernapas dengan lancar seperti saat ini.



Dulu, setiap kali dia bernafas, dia harus memaksa tekanan itu turun, kekurangan oksigen dalam jangka panjang menyebabkan otaknya kadang-kadang sangat tidak terjaga, karena itu, dia memberikan kekuasaan untuk menjadi tuan rumah pada Ibu Ivonne, sayangnya Ibu Ivonne begitu tidak berguna, dalam beberapa bulan, kekuasaan untuk menjadi tuan rumah diberikan pada Viona.



Nenek dan Viona itu biasanya saling bertentangan, setelah Viona memiliki kekuasaan untuk berkuasa di rumah, Nenek sudah tidak mau peduli, kemudian pindah ke sini, merawat penyakitnya dengan tenang.



Setelah nafas nenek sudah lancar, dia tidak semarah tadi, dengan sedikit keraguan bertanya, "Apa ini benar-benar obat di istana? Kamu benar-benar masuk ke Istana untuk bertugas merawat penyakit?"



Ivonne mengangguk, "Tentu saja benar, nenek, banyak orang yang tahu akan hal ini, Ayah juga tahu."



Nenek kemudian baru melembutkan raut wajahnya, menatap Ivonne dan bertanya, "Apa sakit?"



Ivonne tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Nenek bahkan enggan menggunakan tenaga."



Nenek mendengus, "Itu karena aku tidak memiliki kekuatan, jika masih memiliki kekuatan, aku sudah memukulmu hingga mati, tidak akan membiarkanmu membuatku malu."



Ivonne melihat kasih sayang di pandangan mata Nenek, hatinya terpana, menggenggam tangan Neneknya dan berkata, "Nek, aku salah, harusnya aku mendengarkanmu."



Nenek melihat bekas luka di dahinya, mendesah pelan, "Jalan itu kamu pilih sendiri, sudah tidak bisa kembali, kamu hanya bisa terus menjalaninya, tapi, kamu tidak harus menyenangkan hati siapa pun, tidak perlu melakukan apa pun untuk Ayahmu, cukup urus saja hidupmu dengan baik, bisa hidup di dalam kediaman Ronald, itu juga karena tindakanmu sendiri, kamu tidak harus memikirkan yang lainnya."



Ivonne mengangguk dalam diam.



Nenek malah tiba-tiba berkata dengan tegas, "Tapi, juga tidak boleh membungkukkan lutut kita secara sembarangan, itu menghina harga diri keluarga kita, nyawa hanya ada satu, jika benar-benar sangat tertindas, maka harus melawan dengan mempertaruhkan nyawa, terus menudukkan kepala juga tidak akan menyelesaikan masalah, apa kamu



sudah ingat?"



Hidung Ivonne masam, nenek takut dia menderita, dan juga takut dia tertindas, nenek benar-benar tulus menyayanginya.



"Aku ingat."



?______________ Bab 69 Sedikit Stabil PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 176 44 59 Bab 69 Sedikit Stabil



Ivonne masih di kediaman Nenek, Paman Negara Sam Su datang berkunjung.



Paman Sam adalah adik dari Ibu Suri, diberi gelar Paman Negara. Keluarga Su memang tidak memiliki beberapa orang yang memiliki kemampuan dalam beberapa tahun ini, tapi banyak sekali masalah yang ditimbulkan. Bagaimanapun, satu adalah Ratu, satu adalah Selir Prilly, mereka adalah orang yang memiliki kekuasaan sangat besar.



Paman Sam tiba di kediaman Hendra, langsung masuk ke dalam, mengatakan masalah mengenai Raja Ronald yang akan mengambil selir. Dalam perkataannya itu, dia selalu menyebut Ratu, ingin membuat Hendra memastikan bahwa ketika Raja Ronald mengambil selir, Permaisuri Ivonne dan Hendra dengan tulus menyetujuinya.



Ketika Hendra mendengar Raja Ronald akan menikahi putri kedua keluarga Cui sebagai selir, jantungnya mencelos, jika tahu seperti ini sejak awal, dia tidak akan merencanakan jebakan itu di kediaman sang Putri pada waktu itu.



Sekarang masih belum berhasil mencari muka dari Raja Ronald, dia juga telah menyinggung keluarga Cui, ini semua dikarenakan putrinya.



Menghadapi ancaman dari Paman Sam, Hendra hanya bisa dengan tulus dan ikhlas berkata, "Tuan tenang saja, aku berani memastikan bahwa Permaisuri juga akan bahagia. Lagipula, setelah putri kedua keluarga Cui memasuki pintu, mereka kan menjadi saudara, melayani Raja Ronald bersama-sama, bisa dibilang sebuah keluarga. ""



Paman Sam dengan datar berkata, "Tuan Hendra juga adalah orang yang tahu sikap, memiliki perkataanmu ini, kupikir Ibu Suri dan Selir Prilly dapat merasa tenang, kamu tenang saja, mengenai masalahmu, Selir Prilly mengingatnya, tidak akan membuatmu merasa tertindas"



Hendra tersenyum getir, masalahnya bagaimana mungkin Selir Prilly bisa membantu? Bahkan jika itu adalah Ibu Suri, keluarga Su tidak sekuat keluarga Cui, saat ini, setengah dari Dinasti Tang Utara di bawah kekuasaan milik keluarga Cui.



Tapi, Hendra pasti tidak akan berani mengatakan ini di permukaan, hanya bisa berpura-pura terkejut dan berkata, "Kalau begitu harus berterima kasih pada Ratu, berterima kasih pada Selir Prilly."



Paman Sam pergi dengan puas.



Ketika Ivonne keluar dari kamar Neneknya, dia dihentikan oleh dua penjaga, langsung "dibawa" ke ruang kerja, Letty sudah dibawa oleh seorang Bibi pergi memakan camilan, dia tidak diizinkan untuk mengikuti Ivonne.



Kali ini, Hendra sangat marah, "Aku tanya padamu, jawab dengan jujur, apa kamu diusir dari Istana karena menentang Raja Ronald mengambil



selir? Apa karena ini kamu menyinggung Selir Prilly?"



Ivonne dibawa kemari dengan paksa, hatinya tadinya sudah sangat marah, setelah mendengarkan pertanyaannya yang begitu sengit, raut wajah Ivonne saat itu mengeras, "Memang kenapa jika iya atau tidak?"



"Memang kenaoa?" Hendra melihat Ivonne tidak memiliki niat untuk berubah, dan juga masih berani berteriak padanya, amarahnya seketika meledak, mengangkat tangannya dan ingin menampar Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Saat mengangkat tangannya, Ivonne berkata dengan dingin, "Aku masih harus menemui Raja Ronald ketika pulang, pukullah jika Ayah mau."



Tangan yang terangkat itu kemudian terjatuh dengan terpaksa, masih sulit untuk menutupi kemarahan, "Kenapa aku bisa memiliki putri yang begitu ceroboh? Raja Ronald ingin menikahi putri keluarga Cui, kamu harusnya setuju, bahkan harus membantu, itu baru bisa meredakan amarah keluarga Cui, jika kamu harus merelakan posisimu itu, kamu juga harus merelakannya. "



Ivonne dengan dingin berkata, "Terhadap urusan Raja Ronald ingin mengambil selir, aku tidak memiliki pendapat, jangankan membiarkan posisiku, bahkan jika ingin menceraikanku, aku juga tidak punya pendapat, perkataan ini, Ayah beritahukan pada keluarga Cui, aku akan menepati perkataanku."



Setelah selesai berbicara, Ivonne membungkuk hormat dan mengundurkan diri, bisa dibilang ini hanyalah kesopanan sebagai seorang putri, "Aku akan kembali dulu, kondisi Ronald tidak baik akhir-akhir ini, aku harus kembali untuk mengurusnya."



Hendra masih terpaku, Ivonne telah membuka pintu dan keluar.



Hendra hampir tidak percaya akan apa yang telah dikatakan Ivonne, dia berkata dia tidak memiliki pendapat bahkan jika diceraikan? Tapi pada awalnya, dia bahkan rela mati demi menikah dengan Ronald.



Sekarang Ivonne berubah?



Bagaimanapun, Hendra menghela nafas lega.



Saat itu sangat berbahaya, ketika memikirkannya sekarang pun dirinya masih berkeringat dingin.



Pada saat itu, Paduka Kaisar sangat menaruh perhatian besar pada Raja Ronald, dan juga Raja Ronald memiliki kemampuan untuk berperang, kemungkinan besar dijadikan sebagai Pangeran Mahkota sangat tinggi, jadi Hendra baru bisa bertindak tanpa ragu untuk menyinggung keluarga Cui.



Siapa tahu, Raja Ronald dihukum karena masalah ini, kondisi penyakit Paduka Kaisar pun menjadi makin parah, hampir tidak mungkin bagi Raja Ronald menjadi seorang pangeran mahkota.



Jika Ivonne secara sukarela melepaskan posisinya, mungkin kemarahan keluarga Cui bisa mereda, kemudian di kemudian hari Hendra akan mencari muka pada Keluarga Cui, tidak berharap akan dinaikkan jabatan, hanya berharap tidak dianggap sebagai penganggu di mata keluarga Cui saja, dia sudah sangat bersyukur.



Mengenai Ivonne yang kembali kemari, nantinya mencari keluarga kecil dan menikah kembali, itu juga sudah bisa dibilang keberuntungan.



Ketika memikirkannya, suasana hati Hendra menjadi sangat lega.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Namun, masalah ini masih mengharuskan dia untuk mengambil tindakan, harus menjaga harga diri di kedua sisi, dan juga dia tidak boleh menyinggung Raja Ronald, dia harus menggunakan alasan apa untuk meminta hal itu?



Tidak akan merusak harga diri Raja Ronald, dan juga tidak merusak harga diri keluarganya, maka hanya bisa mengorbankan Ivonne.



Ada sedikit kebencian di pandangan matanya dan berkata, "Pelayan, tolong panggilkan Nyonya Viona."



Setelah Ivonne kembali ke kediaman Ronald tidak sampai 3 hari, desas-desus di dalam kota sudah tersebar, mengatakan bahwa Ivonne kembali ke rumahnya meminta Nenek Viona mencari Tabib terbaik, hasilnya dia malah didiagnosis memiliki gejala bawaan tidak bisa hamil.



Orang-orang mengatakan bahwa informasi ini benar adanya, karena dikatakan oleh orang-orang di sekitar Nenek Viona dari kediaman Hendra.



Ketika Ivonne mendengar berita itu, itu sudah tiga hari kemudian.



Itu adalah ketika Letty keluar untuk membeli jarum dan benang, dia mendengarkan desas-desus ini, dan segera memberitahu Ivonne.



Letty sangat marah ketika mendengarnya, hari itu dia yang menemani Ivonne kembali ke rumahnya, mana ada mencari tabib yang terbaik?



Setelah Ivonne mendengarkan, dia hanya tersenyum samar, berpikiran jernih, dia sudah melihat rencana Hendra sejak awal.



Ivonne sekarang hanyalah pengganggu di keluarganya, tidak bisa membantu keluarganya, menjadi Permaisuri di Kediaman Ronald, tapi juga menjadi penghalang di mata keluarga Cui, Hendra ingin mencari muka pada Keluarga Cui, tentu saja Hendra harus membuangnya.



Mencari tumbal, menyerahkan diri, itu bisa dibilang adalah hadiah untuk keluarga Cui.



Pihak keluarga Cui tidak pernah membicarakan pernikahan, mungkin karena mereka tidak ingin putri keduanya, Steffie, menjadi selir ketika menikah, jika ketika menikah menjadi istri sah, maka itu masalah lain.



Perihal mencari muka, Hendra benar-benar sangat hebat.



Jika pikiran ini digunakan demi negara dan rakyat, mana mungkin hanya memiliki pencapaian seperti hari ini saja?



"Permaisuri, mengapa kamu tidak marah? Orang di luaran sana berbicara omong kosong." Letty berkata merasa tidak adil, meskipun dia juga tidak menyukai Permaisuri sebelumnya, tapi sekarang Permaisuri telah banyak berubah, berbeda dengan yang sebelumnya, Letty benar-benar menganggapnya sebagai majikan, dia tidak mengizinkan orang lain berkata seenaknya.



Ivonne tersenyum dan berkata, "Kamu tahu bahwa itu omong kosong, untuk apa kamu marah? Itu mulut orang lain, biarkan mereka mengatakan apa yang ingin mereka katakan."



Letty terpekik, "Omong kosong ini bisa merusak nama baik."



Ivonne tahu, bagi seorang wanita, penghinaan terbesar adalah kehilangan kesucian dan juga tidak bisa melahirkan.



Hendra saat ini bertindak cukup kejam.



Ivonne memang tidak menganggap Hendra sebagai Ayah, tetapi hatinya tidak bisa menahan kesedihan, jika Ivonne yang asli masih hidup, seberapa sedihnya dia?



Itu adalah putri kandungnya!



Demi masa depan, dia bahkan tidak mengorbankan keluarganya.



Bibi Vera mendengarkan percakapan antara kedua orang itu di samping, memandang Ivonne dengan tatapan samar, pandangan matanya dalam, tapi dia tidak berbicara.



Ronald merawat lukanya selama beberapa hari, sudah jauh lebih baik, Kaisar Mikael langsung memerintahkan seorang Tabib Istana untuk merawatnya di kediaman Ronald, tentu saja Ivonne sudah tidak mengurusnya, keluar dari Istana selama beberapa hari, mereka bahkan tidak bertemu satu kalipun.



Hari-hari juga berlalu dengan tenang.



Tapi, hari yang tenang seperti ini, akan segera berakhir.



Pada hari kelima setelah keluar dari Istana, Kaisar Mikael memberi perintah ingin Ivonne segera pergi ke Istana untuk menemuinya.



?_Bab 70 Dia Adalah Tameng



PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 482 121 161 Bab 70 Dia Adalah Tameng



Ivonne berpikir, masalah selir itu sudah terjadi selama beberapa hari, dan lagi desas-desus di luar mengatakan bahwa dia tidak bisa melahirkan, kali ini dia dipanggil untuk datang ke Istana, seharusnya dikarenakan hal ini.



Ivonne bertanya pada Bibi Linda, apa ada orang-orang dari istana yang datang hari ini atau semalam.



Bibi Linda berkata, "Kasim David secara pribadi datang."



Kalau begitu benar, seharusnya Kaisar sedang menanyakan pendapat Ronald, menikahi putri keluarga Cui adalah keinginannya, bagaimana mungkin Ronald tidak bahagia?



Hati Ivonne sangat tenang, karena keluarga kerajaan yang akan mencerikannya, sudah pasti akan memberikan kompensasi yang cukup hingga dia tidak perlu khawatir akan kehidupannya di masa depan. Dan lagi jika terpaksa, dia masih memiliki surat hutang, Ivonne percaya dengan surat hutang ini dia dapat menukarnya dengan sebuah rumah kecil.



Dengan membawa perasaan yang akhirnya terbebas, Ivonne menginjakkan kaki menaiki kereta kuda.



Di gerbang istana, Ivonne membuka tirai gerbong dan memandangi pemandangan keemasan yang tak ada habisnya, hatinya berpikir, ini mungkin adalah kali terakhirnya dirinya memasuki Istana.



Dalam hatinya, ada sukacita dan kebebasan yang tidak bisa Ivonne ungkapkan.



Dengan membawa suasana hati ini, ketika Ivonne turun dari kereta kuda dan pergi ke ruang kerja kerajaan, dia juga menikmati pemandangan di istana dengan suasana hati yang baik.



Istana Kerajaan Dinasti Tang Utara memang sangat indah, bukan semacam keanggunan dari Paviliun Sungai Yangtze, Istana Dinasti Tang



Utara memiliki keindahan yang luar biasa. Menara itu berdiri tinggi, bangunannya dibangun dengan begitu luar biasa, pilarnya dilapisi dengan cat emas, kekuatan kekuasaan kekaisaran ada di mana-mana.



Ketika datang ke pintu masuk ruang kerja Kekaisaran, melihat ada seseorang yang keluar dari dalam.



Orang ini mengenakan kostum Konfusianisme berwarna biru, topi resminya disulam dengan batu delima, berusia sekitar 60-70 tahun, rambutnya berwarna putih, pipinya tirus, terlihat kurus kering, tapi cahaya di pandangan matanya sangat tajam, ketika dia keluar, dia melirik sekilas dan jatuh ke wajah Ivonne, seperti ada lampu laser yang ditembakkan ke arahnya, Ivonne terkejut.



Orang ini dia mengenalnya, dia adalah Gilang, orang yang memegang setengah dari Dinasti Tang Utara, orang yang berada di atas puluhan ribu orang.



Pandangan mata Gilang terpaku di wajah Ivonne sekitar satu detik, kemudian dia mengalihkannya, dia tidak menyapa, tapi langsung berjalan dari beranda di sebelah kiri.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Hanya saja detik ketika dia memandang wajah Ivonne, itu seperti air salju yang mengalir menuruni gunung, benar-benar sangat dingin.



Ivonne belum pernah melihat pandangan mata seseorang yang begitu menyeramkan, ketika dia memandang sekilas, bagai ribuan pasukan berkuda yang menyerang.



Tidak mengherankan Hendra rela mengorbankan putrinya dan ingin mencari muka pada Gilang, tetapi siapa yang akan memberinya keberanian saat itu hingga Ivonne yang asli merampas Ronlad yang menyita perhatiannya?



Hendra memiliki ambisi seperti itu, tapi sayangnya, Hendra tidak memiliki kekuatan ini.



Setelah gagal, dia hanya bisa menjadi anjing yang mengibaskan ekor demi menyenangkan majikannya.



Ketika sedang berpikir, Kasim David keluar, wajahnya sedikit pucat, tidak usah dipikir juga tahu, kejadian di dalam tadi sepertinya tidak begitu menyenangkan.



"Permaisuri sudah datang? Masuklah, Kaisar menunggumu." Kata Kasim David.



Ivonne membungkuk hormat kemudian masuk.



Kaisar Mikael duduk di kursi naga-nya, memegang dua mutiara giok bundar di tangannya, ketika melihat Ivonne masuk, dia perlahan-lahan meletakkannya, tubuhnya jelas terlihat lebih rileks, Ivonne melihat gerakannya ini, menduga tadi Kaisar sedang merada dalam kondisi tegang.



"Aku memberi salam pada Kaisar!" Ivonne maju dan berlutut untuk memberi salam.



"Bangun!" Suara Kaisar Mikael begitu lemah tidak bertenaga.



"Terima kasih Kaisar!" Ivonne berdiri.



Kaisar Mikael menatapnya, "Aku ingat aku bertanya padamu pada hari itu, kamu tidak memiliki pendapat jika Ronald mengambil selir, benar bukan?



Ivonne berkata, "Ya, aku dengan bahagia menyetujuinya."



"Bahagia menyetujuinya?" Suara Kaisar Mikael menjadi makin tegas, "Aku memerintahkan David keluar istana untuk bertanya pada Ronald, tapi Ronald malah mengatakan bahwa kamu sangat tidak menyetujuinya, dia peduli dengan perasaanmu, tidak ingin hubungan kalian kehilangan kedamaian dan menjadi lelucon untuk semua orang."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne terpaku dengan bodohnya, Ronald, apa yang sebenarnya dia lakukan?



"Aku tidak keberatan." Ivonne buru-buru menjelaskan, "Mengenai masalah ini, Ronald sama sekali tidak pernah menanyakan pendapatku."



"Maksudmu, Ronald tidak menghormatimu?" Suara Kaisar Mikael bahkan menjadi lebih dalam.



"Tidak, maksudku bukan seperti itu ..."



Ini terlalu jauh dari pemikirkannya, Ivonne pikir dia hanya perlu membuat pernyataan bahwa dia tidak punya pendapat, kemudian dia



hanya menunggu untuk diceraikan, maka dia sudah bisa mengemasi barangnya dan pergi, lagipula, desas-desus di luar disebarkan agar dia turun dari posisinya.



"Jawaban yang didapat Kasim David adalah kalian baru menikah selama 1 tahun, tidak sepantasnya mengambil selir begitu cepat, aku ingat bahwa kamu juga berjanji padaku bahwa kamu akan segera memberikan keturunan, perkataanmu ini saling bertentangan, sebenarnya apa maksudmu? "



Ivonne tidak bisa menjelaskan.



Pada saat itu, dia mengatakan bahwa akan segera melahirkan anak, itu karena kondisi saat itu mengharuskan Ivonne mengatakan apa yang harus dia katakan, mana mungkin Ivonne memikirkan tentang tindak lanjutnya?



"Sebenarnya kamu setuju atau tidak setuju?" Tanya Kaisar Mikael.



Ivonne membuka mulutnya, kalimat dia setuju sudah berada di ujung lidahnya, tapi Kasim David malah berkata, "Permaisuri pertimbangkan baik-baik, jangan sampai kamu bahkan tidak tahu bahwa sudah melakukan kejahatan menipu Kaisar."



Ivonne tidak berdaya, kejahatan menipu Kaisar?



Tapi, bagaimana dia menjawab agar dia tidak dianggap menipu Kaisar? Setuju atau tidak setuju, dua-duanya sama saja melakukan kejahatan menipu Kaisar.



Kasim David berkata mengingatkan, "Permaisuri saat itu berkata setuju, demi agar Yang Mulia Ronald dapat memiliki keturunan, benar bukan? Tapi jika Permaisuri melahirkan keturunan dalam kurun waktu 1 tahun, maka tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini, benar kan?"



"Ini ..." Ivonne benar-benar pusing.



Mengatakan bukan, maka bukankah sama saja mengakui bahwa perkataannya pada waktu itu hanyalah bualan saja, masalah ini terkait dengan keturunan kerajaan, ini memang benar-benar kejahatan menipu Kaisar, dan lagi orang ini adalah Kaisar.



Tapi jika mengatakan iya, maka bukankah itu berarti dia mengakui bahwa dia tidak setuju Ronald menikah dengan putri kedua keluarga Cui? Lalu bukankah keluarga Cui akan mengulitinya hidup-hidup? Dan lagi sepertinya Hendra sudah pergi memberitahu Gilang bahwa dia bersedia turun dari posisi, jika begini, maka Hendra akan menjilat ludahnya sendiri, maka rumahnya itu, mungkin Ivonne tidak akan bisa kembali lagi ke sana nanti.



Hati Ivonne tiba-tiba membangkitkan amarah, Ronald, dirinya yang tidak mau menikah, mengapa menjadikan dirinya sebagai tameng? Ronald bersembunyi di belakang seorang wanita, apa itu masuk akal?



"Apa kamu bisu?" Suara Kaisar Mikael terdengar.



Ivonne hanya bisa dengan tergagap berkata, "Tolong Kaisar jangan marah, aku ... sebenarnya tidak ingin Ronald begitu cepat mengambil selir."



Kaisar Mikael mendengus, "Kalau begitu untuk apa kamu berkata dengan begitu murah hati, mengatakan bahwa kamu setuju dengan hal ini?"



"Aku takut akan melakukan kejahatan karena cemburu." Ivonne berkata dengan malu, dia sudah memaki Ronald ratusan kali dalam hatinya.



"Pemikiran wanita, apa mungkin aku tidak mengerti? Jika tidak setuju, kamu langsung mengatakannya saja, apa aku akan memaksa Ronald untuk mengambil selir?" Tatapan Kaisar Mikael melembut, nada bicaranya juga tidak begitu tajam lagi.



Ivonne memandang sekilas pada Kaisar Mikael, tiba-tiba ada sebuah pemikiran di dalam benaknya, mungkin, Kaisar juga tidak mau membiarkan Ronald mengambil selir dari Keluarga Cui, hanya saja dia dipaksa harus mengungkit hal ini.



Tidak heran hari itu ketika Ivonne mengatakan bahwa dia setuju, Kaisar tidak begitu bahagia.



Dan Ronald menggunakannya sebagai tameng untuk menolak hal ini, Kaisar malah merasa lega.



Ronald mendapatkan reputasi sebagai orang yang baik, bagaimana dengan Ivonne? Cemburu, pelit, berpikiran sempit, tidak bisa mentolerir suami memiliki selir, dan juga menyinggung keluarganya dan juga menyinggung keluarga Cui.



Tidak heran tadi Gilang menatapnya dengan pandangan mata seperti itu, begitu dingin.



Kemarahan dalam hati Ivonne, benar-benar mencapai kepalanya dan meledak._______________ Bab 71 Permaisuri Yang Berbuat Gila Dikarenakan Mabuk PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 155 39 52 Bab 71 Permaisuri Yang Berbuat Gila Dikarenakan Mabuk



Kaisar Mikael berkata, "Karena Ronald menghormatimu, maka aku juga akan menghormati Ronald kali ini, pernikahan tidak dapat dipaksakan. Jangan sampai itu akan menjadi keluhan di kemudian hari, masalah ini aku akan menjelaskannya pada Selir Prilly. Kamu pergilah."



Benar, masih ada Selir Prilly, kali ini Ivonne bahkan benar-benar telah menyinggung Ibu mertuanya sendiri. Benar-benar dikelilingi oleh musuh.



Keluar dari ruang kerja kerajaan, Ivonne sedang mempersiapkan pisau sepanjang 40 cm di dalam hatinya. Jika membunuh orang tidak berdosa, maka Ronald harus mati di tangannya.



Meninggalkan ruang kerja kerajaan, ada orang yang menunggunya di luar, mengatakan bahwa Selir Prilly ingin menemuinya.



Tidak tahu kapan tekanan dari dunia luar tiba, tapi Selir Prilly adalah yang tercepat.



Ketika sedang memantapkan diri pergi ke Istana Moonlight tempat Selir Prilly, tanpa diduga, di tengah jalan muncul Kasim Artur.



"Permaisuri, Paduka Kaisar mengundangmu!"



Bibi dari Istana Monnlight berkata, "Kasim Artur, Selir Prilly yang terlebih dahulu mengundang Permaisuri, dia hanya ingin memerintahkan beberapa kata. Atau tidak, bagaimana jika Permaisuri pergi terlebih dulu ke Istana Monnlight baru kemudian ke Istana Pearlhall?"



Kasim Artur tersenyum seperti Buddha Maitreya. "Tidak masalah, hanya saja takutnya Paduka Kaisar tidak sabar menunggu dan kemudian akan marah."



Bibi itu juga tidak lagi bersikeras, "Kalau begitu, tolong setelah Permaisuri menemui Paduka Kaisar langsung pergi ke Istana Monnlight."



Kasim Artur berkata, "Takutnya tidak akan begitu cepat. Ada banyak hal di tempat Paduka Kaisar sana. Dan lagi ada satu hal yang mengharuskan Permaisuri untuk segera keluar dari Istana untuk mengurusnya, kamu jawab saja pada Selir Prilly, katakan bahwa Permaisuri akan memasuki istana lagi lain kali dan akan pergi menemuinya."



Raut wajah Bibi itu sedikit berubah.



"Ini adalah maksud Paduka Kaisar." Kasim Artur berkata mengingatkan.



Bibi itu membungkukkan badab, "Ya, kalau begitu aku akan kembali dan memberitahukannya pada Selir Prilly."



Ivonne menghela nafas lega, berjalan mengikuti Kasim Artur.



Sepanjang jalan Ivonne berkata, "Terima kasih atas bantuan Kasim Artur."



"Itu karena Paduka Kaisar yang sudah mengetahuinuya." Kasim Artur berkata sambil tersenyum.



Ya, orang tua itu memang pintar.



Tapi berapa lama dia bisa melindunginya? Di istana ini, tangannya bisa melindungi Ivonne, tapi ketika meninggalkan istana, maka tidak bisa mencapainya lagi.



Ketika sampai di Istana Pearlhall, Paduka Kaisar ternyata sedang berjalan-jalan di halaman, walaupun langkahnya canggung, tapi sudah lebih bersemangat dibanding hari-hari sebelumnyna.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions "Aku datang menemui Paduka Kaisar." Ivonne memberi salam dengan sopan, melihat tubuhnya yang terhuyung, secara tidak sadar mengulurkan tangan untuk membantu memapahnya.



Kasim Artur bergegas berkata, "Tidak perlu ..."



Paduka Kaisar memandangnya sekilas, kemudian mendengus.



Hatinya benar-benar begitu keras kepala, seperti tadi saja masih tidak mengizinkan orang lain untuk membantu?



"Masuklah untuk bicara." Kata Paduka Kaisar.



Ivonne menjawab sekilas, memapahnya berjalan masuk ke dalam.



Pria tua itu juga tidak berbaring, hanya duduk bersila dan bersandar di ranjang, Kasim Artur menghidangkan the, Paduka Kaisar malah dengan santai membunyikan sendi-sendi jarinya.



"Kudengar kamu menentang Ronald mengambil selir." Paduka Kaisar memejamkan matanya, bertanya dengan santai.



Benar-benar hal baik tidak tersebar, hal buruk malah tersebar luas.



"Yang Mulia berkata aku keberatan, maka aku keberatan bukan." Ivonne tidak bisa mengungkapkan kemarahannya.



"Ya, baguslah jika keberatan." Paduka Kaisar berkata samar.



Ivonne memandangnya, "Kenapa bagitu?"



"Apanya yang tidak baik? Dengan begitu keluarga Cui akan membereskan Hendra, kemudian Hendra akan membereskanmu, Selir Prilly juga akan membereskanmu, bahkan Keluarga Su juga mungkin akan menjadikanmu sebagai sate."



Senang di atas penderitaan orang lain!



Paduka Kaisar membuka matanya, tersenyum menatap Ivonne, "Selamat, di kemudian hari, kamu akan menjadi pusat pusarannya."



"Berbuat sesuatu janganlah begitu kejam, setidaknya berikan jalan untuk hidup, Paduka Kaisar." Ivonne berkata mengeluh, perlukah begitu sinisnya?



"Bukan aku yang mendorongmu ke dalam badai, mengapa kamu mengeluh?"



Ivonne berkecil hati.



Kaisar memandang Ivonne sekilas, tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku akakn menraktirmu minum."



"Aku tidak minum alkohol." Alkohol tidak baik untuk hati, hidup Ivonne sangat teratur, tidak memiliki kebiasaan buruk ini.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Minumlah seteguk, untuk melampiaskan, jangan dipendam di dalam hati, hari-harimu sudah berat, jangan takut mabuk, jika mabuk aku akan mencari orang untuk mengantarmu kembali."



Paduka Kaisar berkata sambil mengangkat tangannya memanggil Kasim Artur untuk mengambil anggur.



Alkohol paling kuat yang pernah diminum Ivonne adalah sampanye, meminum dua gelas, dia sudah benar-benar mabuk, tapi dengan tubuh yang berbeda seharusnya kemampuan minumnya tidak akan begitu buruk, lagipula, orang-orang jaman kuno ini terkadang juga meminum alkohol.



Ketika mencium bau anggur osmanthus yang dibawa oleh Kasim Artur, Ivonne mencium baunya, tidak memiliki bau alkohol yang kuat.



"Aku tidak boleh minum, Artur juga tidak suka minum, aku ingin mencium aroma alkohol pun sangat sulit." Paduka Kaisar sangat jelas terlihat sedikit bersemangat.



Kasim Artur sedang menungkan anggur, menuangkan secangkir untuknya. Ivonne menahannya dengan satu tangan, berkata



memperingatkan, "Kamu hanya boleh mencium aromanya."



"Mencium aromanya juga tidak apa-apa." Paduka Kaisar menarik napas dalam-dalam, aroma anggur perlahan-lahan masuk ke dalam penciumannya, mengingatkan kembali bagaimana rasanya minum anggur, merasa bahwa dirinya sedikit melayang.



"Ayo, kamu minumlah, aku mencium aromanya!" Paduka Kaisar mengangkat gelasnya kemudian bersulang dengan Ivonne.



Paduka Kaisar meletakkan gelas di bibirnya, "Apa anggur ini berubah rasanya? Mengapa ketika dicium aromanya tidak seperti sebelumnya? Pada pelayan ini tidak menempatkannya dengan baik, aku akan mencicipinya, jika rasanya memang berubah, maka tarik mereka semua keluar dan beri hukuman dipukul dengan papan."



Setelah selesai berbicara, dia mencicipi satu teguk, kemudian berkata, "Aku tidak bisa merasakannya."



Baru mengangkat tangannya ingin terus mencicipi, Kasim Artur menahannya dengan satu tangan, "Paduka Kaisar, bisakah kamu mengganti caramu ini? Kamu kembali berbohong dan minum."



Paduka Kaisar sangat marah, "Apa aku perlu berbohong untuk minum?



Aku memang mau minum, memang kalian bisa menghentikanku?"



"Budak salah, kalau begitu kamu lepaskan, cium aromanya saja." Kata Kasim Artur.



Paduka Kaisar memaki dan meletakkannya, menatap ke arah Ivonne, "Kamu minumlah."



Ivonne menyesap seteguk, merasa baik-baik saja, manis, sedikit bau alkohol, seperti alkohol buah, jenis anggur ini tingkat alkoholnya tidak tinggi.



30 menit kemudian.



Kasim Artur bertanya dengan khawatir, "Paduka Kaisar, menurutmu apa yang harus dilakukana?"



Paduka Kaisar jelas juga terkejut, "Mana aku tahu? Kamu yang membawa anggurnyaa."



"Kamu yang memerintahkannya." Kasim Artur menatapnya dengan aneh.



"Siapa yang menhuruhmu memberinya minum begitu banyak?" Paduka Kaisar marah, tadinya ingin membiarkan Ivonne setengah mabuk, agar lebih mudah untuk ditanyai, tapi tidak menyangka bahwa Ivonne benar-benar mabuk.



"Banyak? Itu adalah anggur osmanthus, rata-rata orang meminum setengah botol pun tidak masalah bukan? Dia baru minum segelas." Bahkan gelas itu pun tidak lebih dari setengah.



Paduka Kaisar sakit kepala, menutup telinganya, "Suruh dia diam, berisik sekali."



Kasim Artur memandang Ivonne yang sedang berada di atas meja sedang berkacak pinggang dan memaki, mulutnya mengatakan begitu anyak kalimat, tapi tidak tahu apa yang dia katakan, terlihat begitu emosional.



Tidak masalah jika memaki, tapi juga melemparkan barang, jika tidak menutup pintu, takutnya sudah banyak orang yang datang dan menontonnya.



"Apa sebenarnya yang dia katakan? Ini tidak seperti bahasa Dinasti Tang Utara."



"Bahasa burung!" Paduka Kaisar berkata dengan tegas.



"Hei, berikan dia sup pnghilang mabuk, kemudian antar dia keluar." Kasim Artur bergegas membuka pintu, memerintahkan pelayan istana untuk menyiapkan sup penghilang mabuk itu, pelayan istana itu pergi dengan ekspresi terkejut, sebenarnya apa yang terjadi di dalam? Kedengarannya seperti wanita tidak masuk akal yang sedang melampiaskan makian, apa itu ilusi? Siapa yang berani memaki di dalam Istana Pearlhall? Wanita tidak masuk akal dari mana?



Sup penghilang mabuk dibawakan, Ivonne memaki dengan keras, duduk di atas meja, terengah-engah.



"Ayo, lanjut minum!" Kasim Artur mendekatinya, mengapa kemampuan minumnya begitu buruk? Benar-benar memusingkan.



Ivonne mengambilnya, sup penghilang mabuk itu tumpah, Ivonne malah berkata, "Minum, minum ... mengapa anggur ini begitu panas?"



"Anggur yang dihangatkan lebih kuat." kata Kasim Artur.



Setelah Ivonne minum seteguk, dia merasa perutnya bergejolak, perlahan-lahan turun dan berjalan ke hadapan Paduka Kaisar, menatapnya sambil tersenyum, "Pria tua, aku ingin muntah."



"Pergi!" Paduka Kaisar memaki dengan ngeri.



"Permaisuri, tidak boleh berlaku tidak sopan!" Kasim Artur bergegas berkata, bagaimana bisa meyebut Paduka Kaisar pria tua?



Ivonne menoleh dengan linglung, menarik Kasim Artur dan tersenyum dalam, "Kasim Artur, aku ingin ... hueekk..."



Kasim Artur menatap langit dengan penuh duka, pakaian sutra hadiah yang diberikan Paduka Kaisar padanya.



Peter dipanggil ke Istana Pearlhall, dipercayakan sebuah tugas penting.



Peter dengan pandangan gugup memerintahkan tandu yang berwarna biru keluar dari Istana Pearlhall, kecepatan pembawa tandu sangat cepat, bahkan seakan sedang berlari keluar, ketika berada di luar Istana, diganti dengan kereta kuda, Peter yang secara pribadi mengendarai kereta kuda, ditemani oleh seorang pelayan wanita dari Istana Pearlhall, yang sangat amat takut hingga hampir mati di dalam.



Jika diketahui Kaisar Permaisuri mabuk di Istana Pearlhall dan berbuat hal gila, maka takutnya semua orang akan menderita.



Bab 72 Membunuh Pria Itu PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 128 32 43 Bab 72 Membunuh Pria Itu



Ivonne dikirim kembali ke Paviliun Serenity, kedua Bibi dan juga Letty ketika melihatnya yang seperti itu benar-benar terkejut. Bibi Vera yang masih lebih tenang, bergegas meminta Letty menyiapkan sup penghilang mabuk. Kemudian menanyakan kondisinya pada Peter.



Peter berkata, "Mabuk di Istana Paduka Kaisar, sudah diberikan sup penghilang mabuk tapi semuanya dimuntahkannya."



"Mabuk di Istana Paduka Kaisar? Ya Tuhan. Apa membuat marah Paduka Kaisar?" Bibi Vera berkata dengan terkejut.



"Marah atau tidak itu tidak tahu, tapi wajah Kasim Artur benar-benar



pucat." Kata Peter.



"Haiya!" Bibi Vera berbalik dan menatap Ivonne. Dia duduk di ranjang. Bibi Linda ingin membaringkannya, tapi Ivoone malah memegang tangannya dan berkata, "Jangan sentuh aku, aku pusing!"



"Tuan Peter silakan kembali. Terima kasih." Kata Bibi Vera.



Peter memandang Ivonne. Wajah Ivonne merah dengan sangat mengerikan, matanya juga merah. Rambutnya berantakan, pakaiannya juga acak-acakan dan kusut, benar-benar sangat menyedihkan.



"Aku undur diri!" Peter berbalik badan dan keluar.



Tidak disangka Permaisuri Ivonne yang biasanya terlihat begitu tenang, ketika mabuk benar-benar sangat menakutkan.



Ketika Peter baru tiba di Istana Pearlhall, dia melihat Ivonne sedang mengangkat bangku dan ingin melemparkannya. Paduka Kaisar meringkuk di sudut ranjang, sekujur tubuh Kasim Artur terkena muntahan, dengan kesal menghentakkan kakinya dan dengan menyedihkan meratapi pakaian barunya.



Peter belum pernah melihat Istana Pearlhall begitu ... berperikemanusiaan.



Dan juga belum pernah melihat raut wajah Paduka Kaisar selain serius masih memiliki ekspresi lainnya. Misalnya, seperti kelinci yang ketakutan.



Mungkin, dia harus membicarakan hal ini dengan Yang Mulia Ronald.



Ivonne duduk di ranjang, merasa dunianya berputar, benda-benda di depannya tiba-tiba membesar dan mengecil, suara berisik terus menerus terdengar di telinganya, dia sepertinya mendengar suara yang datang dari kejauhan, tidak ada hubungannya dengannya, tapi dia merasa kepalanya sudah akan meledak.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ivonne harus melakukan sesuatu, jika tidak, dirinya akan marah.



"Permaisuri, berapa banyak yang kamu minum? Mengapa bisa mabuk sampai seperti ini?" Bibi Vera menghela nafas dan ingin membantunya untuk berbaring.



Ivonne meraih pergelangan tangannya, perlahan-lahan mendongakkan kepalanya.



Bibi Vera melihat aura membunuh yang melintas di matanya.



Bibi Vera perlahan menundukkan kepalanya, dia, ternyata benar-benar ingin membunuh, hanya saja memberi muka pada Paduka Kaisar.



"Di mana dapurnya?" Ivonne bertanya dengan suara pelan, "Bawa aku ke sana."



"Dapur? Untuk apa Permaisuri ingin ke dapur?"



"Bawa ..." Ivonne bersendawa, wajahnya menjadi lebih merah, sudah hampir gila, "Cukup bawa aku ke sana, utnuk apa banyak bertanya?"



"Lebih baik berbaring ..."



"Bawa aku ke sana!" Ivonne berteriak, mengejutkan Bibi Vera dan Bibi Linda.



Bibi Vera memandangi matanya yang penuh benci, memikirkan Letty sedang di dapur untuk membuat sup penghilang mabuk, lebih baik mengikuti kemauan Ivonne, membawanya ke sana sekalian meminum sup penghilang mabuk itu.



"Baik, budak tua akan membawamu ke sana, apa Permaisuri bisa berjalan?" Bibi Vera membantu memapahnya.



"Aku bisa berjalan, tidak perlu dipapah olehmu ..." Ivonne mengangkat tangannya, mereka semua ini adalah orang yang memiliki maksud jahat, Ivonne tidak ingin menyentuhnya, tidak mau bersentuhan, setelah mengambil satu langkah, Ivonne merasa dunianya berputar, dia menarik Bibi Vera. "Lebih baik bantu papah aku ... papah aku!"



Setelah dua langkah, Bibi Vera baru memapahnya dengan satbil, seluruh berat tubuh Ivonne ditekan ke bawah, Bibi Vera hampir saja tidak bisa berdiri dengan stabil, Bibi Linda bergegas datang dan membantu, mereka berdua mengangkat Ivonne dan membawanya keluar.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Langkah kaki Ivonne terhuyung, mulutnya bergumam, "Kembali membawaku pergi lagi? Kesialan apa yang kudapat akhir-akhir ini?



Datang kemari malah diperlakukan sebagai tahanan, akan ada hari di mana kalian memohon padaku."



"Ya, ya!" Keduanya menjawabnya, tidak berani mengatakan apa-apa, tapi dalam hati mereka bingung, sebenarnya apa yang terjadi pada Permaisuri, mengapa Kasim Artur bisa membiarkannya minum begitu banyak?



Keluar merasakan hembusan angin, Ivonne tidak merasa nyaman, malah membuatnya makin pusing, tapi pikiran yang mengganggu di hatinya terus muncul.



Ada kemarahan di dalam hatinya yang membara, kemarahan ini ditekan hingga membuatnya merasa tidak nyaman, mengapa dia tidak memiliki hal yang baik? Ronald ingin menolak pernikahan itu, kenapa tidak mengatakannya sendiri, mengapa harus menggunakannya sebagai perisai? Apa dirinya begitu mudah untuk ditindas?



Sekarang Ivonne telah menyinggung begitu banyak orang, kepalanya ini hanya menunggu kapan orang-orang datang untuk mengambilnya.



Nyawanya begitu rendah, nyawanya begitu rendah, Ivonne berulang kali melafalkan kalimat ini di hatinya, jika Ivonne akan mati, bagaimanapun juga dia harus membunuh pelakunya.



Dengan memiliki obsesi ini, Ivonne bersikeras untuk datang ke dapur, berjuang melepaskan diri dari 2 orang itu dan masuk ke dalam, kekacauan terjadi, membuat Letty begitu ketakutan, "Permaisuri, apa yang kamu cari? Kamu katakan, aku akan membantumu mencarinya."



Ivonne melihatnya, bergegas ke sana, mengambil pisau dapur besar, kemudian melayangkannya pada Letty, Ivonne menggeram dan berkata, "Siapa pun yang ingin menyakitiku, aku akan membunuhnya terlebih dulu."



Gerakan ini membuat kedua Bibi dan Letty begitu ketakutan, Ivonne melambaikan pisau dapur, bukannya takut Ivonne melukai orang, tapi takut dia tanpa sengaja melukai dirinya sendiri.



"Permaisuri, jika ada sesuatu maka bicarakan baik-baik!" Bibi Vera memberikan isyarat pada Letty, membiarkannya pergi untuk mencari penjaga.



Letty mengerti, berpikir ingin mencari celah dan berlari keluar, Ivonne menyadari niatnya, menendang bangku kecil dan bangku itu terbang ke arah pintu, "Siapa yang berani pergi?"



Letty bergegas menghentikan langkahnya, mengangkat kedua



tangannya, "Aku tidak pergi, aku tidak pergi, Permaisuri, kamu jangan emosional, letakkan pisaumu, jika nanti Yang Mulia tahu maka akan gawat."



Ketika Ivonne mendengar kata Yang Mulia, kebencian di pandangan matanya semakin menyala, menggertakkan giginya dan berkata, "Aku yang akan membunuhnya terlebih dulu."



Ivonne berlari keluar dengan membawa pisau dapur, orang yang meminum anggur dan mabuk bebar-benar sangat kuar, berlari dengan begitu kencang, Letty begitu ketakutan hingga kedua kakinya lemas, mengejarnya dua langkah kemudian langkahnya terseok, kedua Bibi umurnya sudah tua, tidak bisa berlari, hanya bisa berteriak dengan kencang, "Cepat, hentikan Permaisuri."



Orang yang sedang memegang pisau dapur dan sedang mabuk, tidak ada yang bisa menghentikannya, Ivonne berlari sepanjang jalan ke Paviliun Eternity tanpa hambatan.



Rendi baru keluar dari dalam, Peter datang, Ronald memintanya untuk memerintahkan orang mempersiapkan makanan.



Hasilnya, baru saja melangkahkan kaki menuruni tangga batu, dia melihat seseorang bergegas menerjang masuk, cahaya perak di tangannya menyala, aura membunuhnya begitu mematikan.



Tanpa sadar dia terbang dan menendang ke arah sana, ketika melihat dengan jelas bahwa itu adalah Ivonne, Rendi bergegas ingin menghentikannya, tapi kekuatan yang digunakannya terlalu besar, memaksa menarik kekuatannya untuk mundur, Rendi terhuyung ke depan dan jatuh di bawah kaki Ivonne.



Ivonne berlari dengan sangat cepat, tiba-tiba ada seseorang yang terjatuh di depannya, dia juga tidak bisa menghentikan langkahnya, langsung melangkah menginjak belakang kepalanya.



Ketika menginjak bagian belakang kepala saya, karena terlalu licin, kakinya terseok kemudian menginjak telinga Rendi, Rendi hanya merasa telinganya diinjak dengan begitu mengenaskan.



Tiba-tiba pinggangnya diinjak, Rendi mendengar suara renyah, kedua kaki Ivonne melangkah melewati pantatnya, secara tidak sadar Rendi membungkuk untuk menghindari diinjak lagi, ketika dia berdiri, Ivonne sudah menerjang masuk ke dalam.



Berlari sepanjang jalan, sekujur tubuhnya berkeringat, Ivonne sudah lebih tersadar.



Ketika dia menerjang masuk ke kamar Ronald dengan membawa pisau



dapur, dia menyadari apa yang sedang dirinya lakukan, tapi Ivonne tidak ingin memikirkan konsekuensinya.



Tidak ada jalan untuk kembali, Ivonne perlu meminta pernyataan untuk dirinya sendiri, tidak bisa ditindas seperti ini sepanjang waktu.



Kata-kata Nenek bergema di benaknya, nyawa hanya ada satu, jika benar-benar sangat tertindas maka harus melawan dengan mempertaruhkan nyawa.



Peter melompat maju lebih dulu, ketika dia melihat pisau dapur hitam di tangan Ivonne, dia berkata dengan suara berat, "Permaisuri, letakkan pisaunya."



"Orang yang tidak berhubungan segera keluar!" Ivonne memicingkan matanya, menghembuskan nafasnya meniup rambutnya yang berserakan, tampak penuh dengan antusiasme sosial, rambut yang ditiup itu kembali terjatuh, pandangan matanya terdapat kekejaman.



?_ Bab 73 Apa Kamu Itu Anjing? PROMOTED CONTENTAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions More... 752 188 251 Bab 73 Apa Kamu Itu Anjing?



Yanto melihat tampilan Ivonne yang mengangkat pisau dapur, jantungnya berdegup kencang ketakutan, ketika ingin membuka suara, Ronald perlahan berdiri, tangannya memapah meja, dengan suara dalam berkata, "Kalian keluarlah lebih dulu, Permaisuri mencariku."



Peter menatapnya, "Yakin?"



"Pergilah." kata Ronald.



Peter mengangguk. Berkata pada Yanto, "Ayo pergi".



Yanto sangat khawatir, Peter baru saja berkata bahwa Permaisuri dikirim pulang dalam keadaan mabuk. Kemudian Permaisuri datang kemari dengan membawa pisau dapur, benar-benar sama sekali tidak ada pertahanan.



Seorang wanita yang mabuk itu benar-benar berbahaya. Luka Yang Mulia masih belum sembuh, tapi masih tidak masalah untuk merebut pisau itu dari tangan Permaisuri.



Dia kemudian pergi dengan Peter.



"Tutup pintunya!" Ivonne melambaikan pisau dapur, berkata dengan dingin.



Yanto menatap ke arah Ronald, kemudian Ronald berkata, "Dengarkan Permaisuri, dia punya senjata sekarang, dia yang paling hebat."



Pintunya ditutup, ruangan itu sunyi, napas Ivonne terengah-engah, dada bergerak turun naik tanpa henti.



Ronald menatapnya, tidak ada kemarahan di wajahnya.



"Kamu menyindirku." Ivonne semakin marah ketika mendengar kalimat yang baru saja Ronald ucapkan, dia punya senjata, jadi merasa yang paling hebat? Ivonne tahu, bahkan jika dirinya memiliki senapan mesin, dirinya masih adalah orang lemah di hadapan Ronald.



"Tidak menyindir, kamu mabuk," Ronald mencoba berjalan menghampiri, suaranya sangat lembut.



"Jangan mendekat, berdiri di sana, kamu mendekat aku merasa itu berbahaya." Ivonne berkata dengan marah sambil mengangkat pisau dapur.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Aku tidak bersenjata dan juga terluka parah, akulah yang harusnya merasa itu berbahaya." kata Ronald.



Ivonne berusaha memicingkan matanya, mencoba membuat ekspresi sengit, tetapi karena mabuk membuat matanya berair, sama sekali tidak ada aura mematikan.



Ivonne sedikit terhuyung-huyung, setelah berlari dia merasa kepalanya berputar, Ronald di depan matanya ini terus bergoyang tanpa henti, Ivonne menggumamkan kata kotor di mulutnya, "Sial, aku peringatkan untuk tidak bergerak."



Ronald mengangkat tangannya dengan tidak berdosa, "Aku tidak



bergerak."



Ivonne merasa bahwa dia perlu menyelesaikannya secepat mungkin, dia sangat mengantuk, "Aku tanya padamu, mengapa kamu mengatakan bahwa aku tidak setuju kamu mengambil selir?"



Ronald memandangnya, "Kamu memang tidak setuju."



"Kapan aku mengatakan bahwa aku tidak setuju?" Ivonne berkata dengan sangat galak, pisau di tangannya kembali dihunuskan, sepotong daging cincang di pisau itu terlempar dan menempel di atas rambut Ivonne, kemudian Ivonne dengan asal mengulurkan tangan untuk menyingkirkannya, dengan kejam membuangnya ke lantai, Ivonne merasa gerakan ini benar-benar memalukan, karena itu ketika berhadapan Ivonne meningkatkan kepercayaan dirinya.



Sudut bibir Ronald berkedut, "Ketika kita menikah, kamu memperingatkanku bahwa tidak mengijinkanku mengambil selir."



Benarkah? Ivonne memikirkannya sejenak, dia tidak mengingatnya. tidak memiliki ingatan ini dalam otaknya.



"Kamu tidak mengingatnya? Aku akan membantumu mengingatnya." Ronald berjalan menghampiri tanpat mengubah raut wajahnya,



terdapat nada menggoda dalam nada suaranya, "Apa kamu ingat situasinya saat itu? Aku setengah mabuk kembali ke kamar, kamu... "



Ivonne mendengarkan dengan linglung, mencoba membuka matanya lebar-lebar, melihat wajah Ronald yang berayun di hadapanya, Ivonne tersentak mundur satu langkah, "Kamu menjauh, jangan mendekat, ucapkan perkataanmu baik-baik."



Ronald hampir bisa memegang pergelangan tangan Ivonne, wanita ini begitu waspada, Ronald sudah sedikit kesal, tapi dia juga mundur selangkah, memandang Ivonne lekat.



Langkah Ivonne tidak stabil, menunjuk padanya dengan pisau dapur, wajahnya sangat merah, "Mundur, terus mundur, yang terbaik berdiri di samping ranjang, aku pusing, aku harus duduk baru bisa berbicara baik-baik denganmu."



"Baik,baik, aku mundur." Ronald perlahan mundur, mundur hingga ke sisi ranjang dan duduk di ranjang.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Jared Kushner & Ivanka Trump Dropped Off The Planet



Ivonne dengan terhuyung-huyung berjalan ke depan meja, melihat bangku dan ingin duduk, tapi terduduk dengan tidak stabil dan terjatuh ke lantai, kursi itu terguling dan terkena lututnya.



Ivonne dengan kasar menendangnya, tapi dia sudah tidak bisa mengembalikan tatapannya yang kejam tadi, pisau dapur itu juga berat, pergelangan tangannya sudah sakit, sudah tidak ada tenaga lagi memegangnya, pisau itu terjatuh ke lantai dengan suara keras, ketika pisau itu memantul kebetulan lengan Ivonne terangkat, lengannya tergores pisau, sebuah goresan memercikkan darah.



Ivonne duduk di lantai terpaku selama dua detik, memikirkan dirinya datang kemari dengan memegang pisau dapur ingin menebas orang, pada akhirnya malah dirinya sendiri yang terluka, kemarahan dalam hatinya berubah menjadi kesedihan, kemudian Ivonne menangis dengan kencang.



Ronald melihat Ivonne duduk di lantai dan menangis keras tanpa memikirkan citranya, seperti seorang anak kecil yang begitu tertindas, hatinya sakit tanpa bisa dijelaskan, kemudian melihat tangannya masih mengalirkan darah. Ivonne mengangkat tangannya dengan asal untuk menyeka air matanya, darahnya mengenai wajahnya, tampilannya begitu menyedihkan seperti anjing liar yang kalah.



Ronald berjalan menghampiri dalam diam, merobek sepotong kain kasa yang ditinggalkannya sebelumnya, berjongkok untuk membalut lukanya,



menghela nafas pelan dan berkata, "Anggap aku salah, oke? Jangan menangis, awalnya sudah jelek, begitu menangis makin bertambah jelek ."



Ketika Ivonne mendengarkan kalimat ini, dia menangis makin sedih, mendorongnya pergi, "Kamu pergi, siapa yang menginginkan kebaikan palsumu itu? Aku bisa sampai seperti ini hari ini juga dikarenakan dirimu."



Ronald didorong hingga terjatuh ke lantai olehnya, menjulurkan tangan memegang dadanya, dengan menyakitkan berkata, "Kamu mengenai lukaku."



"Mengapa aku tidak melihatmu mati?" Ivonne berkata marah.



Alis Ronald terangkat, "Aku belum pernah melihat orang yang begitu ingin menjadi janda, jika aku mati, kamu akan menangis dengan hebatnya."



Ivonne lupa akan tangisannya, memelotot marah padanya, "Jika kamu mati aku tidak akan menitikkan air mata setetes pun."



"Ya, kamu tidak menangis, kamu bahkan akan menyalakan petasan untuk merayakannya." Ronald berkata sambil tertawa.



Ivonne menyeka air matanya, "Menyalakan petasan itu tidak ramah lingkungan."



"Ramah lingkungan? Apa itu ramah lingkungan?"



Ivonne memandangi wajah tampan Ronald yang mendekat padanya, teringat apa yang telah dia lakukan pada dirinya, berpikir bahwa kepalanya ini hanya akan bertahan sebentar di lehernya di kemudian hari, kepalanya pusing, kesedihan menerjangnya.



Ivonne mengulurkan tangannya, saat dia menyentuh pisau dapur, Ronald langsung menjulurkan kaki dan menendangnya, ketika menendang pisau dapur dia juga mengenai lengan Ivonne, hanya kurang tidak menendang hingga lengannya terlepas saja.



Rasa sakit menerjang, kemarahan di hati Ivonne tiba-tiba bangkit, dia berbalik dan bergegas menerjang Ronald, dengan penuh kebencian berkata, "kekerasan rumah tangga? Aku peringatkan padamu, tidak boleh memukulku, apa aku begitu mudah ditindas? Dasar pria brengsek, Ivonne itu buta makanya dia bisa melihatmu, wanita seperti ini jika tidka mati aku juga akan membunuhnya dengan tanganku sendiri."



Ivonne menerjang sambil memaki dan memukul, langsung menduduki



di atas tubuh Ronald, memukul dengan kedua tangannya, karena Ivonne sudah tidak bertenaga, ketika memukul seakan menggunakan kekuatan untuk memijat, sama sekali tidak bertenaga, tidak sakit malah terasa sedikit nyaman.



Tapi, Ivonne duduk ... di tempat yang sepertinya tidak sepantasnya, ada ... luka.



"Yang Mulia, apa butuh bantuan?" Suara cemas Yanto terdengar dari luar.



Ronald menanggapi dalam kesulitan, "Diam di luar, tidak diizinkan masuk."



Dalam posisi seperti ini, jika mereka melihatnya, bukankah mereka akan menertawakannya seumur hidup?



Ronald meraih tangan Ivonne, berkata dengan marah, "Cukup, jangan berpikir aku tidak berani bertindak padamu dikarenakan dirimu sedang mabuk."



Kedua tangan Ivonne tidak bisa bergerak, langsung menggunakan kepalanya untuk dibenturkan ke kepala Ronald, suara keras terdengar, Ivonne menggertakkan giginya, kepalanya berdengung.



Hidung Ronald sudah hampir miring dibentur oleh Ivonne, sangat sakit hingga air matanya sudah hampir menetes, memegang dagu Ivonne dengan satu tangannya, "Berhenti, dengar tidak?"



Ivonne menolehkan kepalanya, membuka mulutnya kemudian menggigit Robkad.



"Apa kamu itu seekor anjing?" Ronald sangat marah, ingin menendang Ivonne, tapi melihat kebencian di wajah merah Ivonne, memikirkan bahwa kali ini dirinya memang sudah menyengsarakan Ivonne, akhirnya Ronald tidak mempermasalahkannya dengan Ivonne.



?_______________Bab 74 Di Balik Lengan Pakaian Itu PROMOTED CONTENTAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day More... 558 140 186 Bab 74 Di Balik Lengan Pakaian Itu



Ivonne memukul dan menggigit Ronald lagi, kemarahannya sudah hilang sebagian besar. Dia benar-benar sangat pusing, matanya berputar, rubuh di atas tubuh Ronald, benar-benar pusing.



Ronald melihat Ivonnea tiba-tiba tidak bergerak, kemudian mendorongnya, "Hei!"



Ivonne mengerang sekilas, mengubur kepalanya di atas bahu Ronald, sambil bergumam berkata, "Aku ingin pulang, aku bisa pulang setelah terbangun dari tidur."



Ronald marah, setelah Ivonne membuat kegilaan karena mabuk dia langsung tidur begitu saja, pulang? Baik, besok dia akan mengirim Ivonne pulang. Benar-benar aneh, kediaman Hendra itu, apa yang perlu diingat?



Dengan kesulitan mendorong Ivonne menyingkir dari atas tubuhnya, menatap Ivonne yang terbaring di lantai yang dingin, tanpa sadar



Ivonne meringkuk. Meskipun Ronald marah, tapi dia juga tidak tega dan hatinya tergerak.



Perlahan-lahan dia membungkuk dan menggendongnya, Ivonne seakan tidak memiliki bobot tubuh, Ronald yang terluka begitu parah saja tidak merasa kesulitan ketika menggendongnya.



Menggendongnya ke atas ranjang, berpikir, kemudian menyelimutinya dengan selimut. Melihat wajah merah Ivonne setelah kegilaannya, dengan lembut menggelengkan kepalanya, "Benar-benar wanita gila."



Ronald berdiri dan membuka pintu, Peter, Yanto dan Rendi bergegas maju, menjulurkan kepala masuk untuk melihat sekilas.



"Tidak perlu melihat, sudah tidur!" Ronald berkata dengan nada tidak baik.



"Apa Yang Mulia baik-baik saja?" Rendi bertanya sambil mengelus telinganya sendiri.



"Apa yang bisa terjadi?" Ronald melihat Rendi yang terus menggosok telinganya, kemudian bertanya, "Apa kamu memiliki dendam dengan telingamu?"



"Diinjak oleh Permaisuri, benar-benar sakit." Rendi berkata mengeluh.



Peter dan Yanto keduanya tertawa, menatap Rendi yang menyedihkan tapi juga lucu.



Ronald kemudian bertanya pada Yanto, "Berapa banyak yang dia minum di Istana Pearlhall?"



Peter berkata, "Mendengar dari Kasim Artur, meminum segelas alkohol osmanthus."



"Seberapa besar gelasnya? Mabuk hingga seperti ini." Rendi membelalakkan matanya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Peter membuka tangannya, membuat sebuah lingkaran, mulutnya berkata, "Hanya sebesar ... ini." Ketika dia berbicara, tangan yang membuat gerakan itu menyusut, membentuk sebuah lingkaran dengan diameter kecil.



Rendi tertegun, "Hanya gelas kecil? Hanya 1 gelas? Apa itu bukan anggur osmanthus?"



"Kasim Artur yang berkata seperti itu."



Yanto juga tidak mempercayainya, "Apa pura-pura mabuk?"



Ronald juga merasa itu sangat mungkin, berpura-pura mabuk untuk berbuat hal gila.



Peter memikirkan kejadian mengerikan tadi kemudian menghela nafas berkata, "Tidak mungkin berpura-pura mabuk, lagipula Permaisuri juga membuat hal gila karena mabuk di Istana Pearlhall, kamu tidak tahu ketika aku masuk, benda-benda yang bisa dihancurkan di kamar Paduka Kaisar sudah hancur, Paduka Kaisar meringkut menghindar di ujung ranjang, sekujur tubuh Kasim Artur penuh dengan muntahan, Permaisuri sendiri berdiri di atas meja dan berteriak memaki, hanya saja



tidak tahu memaki apa, sepertinya yang diucapkannya itu bukan bahasa Dinasti Tang Utara."



Ketiganya saling berpandangan, ada kengerian di wajah mereka.



Rendi perlahan-lahan mengulurkan jempolnya, dengan gemetar berkata, "Permaisuri benar-benar hebat."



Orang-orang yang berani bertindak liar di Istana Pearlhall belum pernah terlihat sebelumnya, Paduka Kaisar ternyata malah tidak menghukumnya, dan malah meminta Peter secara pribadi mengantarkannya kembali ke kediamannya, itu benar-benar hal yang aneh!



Hati Ronald terkejut, sebenarnya bagian mana dari wanita jelek yang begitu dipandang oleh Ayah dan juga Kakeknya? Bahkan mereka berulang kali melepaskan Ivonne.



Jika begini bukankah Ivonne di kemudian hari akan semakin seenaknya?



Yanto memerintahkan Bibi Vera dan Bibi Linda untuk merawat Ivonne, mereka berempat mencari tempat lain untuk berbicara.



Peter menghela nafas, duduk, memicingkan matanya, matanya bersinar tajam, "Yang Mulia, mengenai masalah mengambil selir, apa rencanamu? Hari ini Gilang datang ke Istana, mendengar Hendra sudah menjamin berkata bahwa Ivonne bersedia secara sukarela melepaskan posisinya, jadi hari ini Gilang memberi jawaban pada Kaisar, mengatakan bahwa dia setuju dengan pernikahan itu, siapa tahu Kaisar mengatakan bahwa Permaisuri Ivonne tidak setuju, rencana pernikahan itu batal, aku melihat raut wajah Gilang dari luar, tidak tahu sudah seberapa jelek raut wajahnya, dan juga dia mengucapkan beberapa kalimat melawan Kaisar."



Yanto berkata, "Jika begitu, bukankah Gilang akan lebih membenci Hendra?"



"Gilang memandang sekilas pada Permaisuri, hanya kurang tidak mencincang Permaisuri saja." Kata Peter sambil menatap ke arah Ronald, "Sebenarnya Permaisuri yang tidak mau atau Yang Mulia yang tidak mau?"



Ronald dengan samar berkata, "Aku yang tidak mau."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight!



"Kenapa?" ??Peter tidak mengerti, jika menikahi putri kedua dari keluarga Cui, bahkan jika keluarga Cui tidak membantu Ronald, mereka juga tidak akan bertindak padanya, setidaknya satu musuh yang kuat berkurang, dan lagi itu adalah musuh terkuat.



Pandangan mata Ronalg sangat dingin, "Aku tidak pernah berpikiran untuk menikah dengan Steffie."



"Dia ... kudengar sangat mirip dengan Permaisuri Clara." Peter berkata pelan, terus menatap Ronald.



Pandangan Ronald menyapu sekilas bagai kilat, "Memang kenapa jika mirip? Itu bukan dia."



Peter tidak bisa menahan diri kemudian berkata, "Jika itu adalah dia pun juga tidak bisa dinikahi."



Ronald terdiam selama beberapa detik, perlahan-lahan menatap Peter, "Kamu terlalu ikut campur."



Peter menggelengkan kepalanya, "Memang aku ikut campur, tapi juga berniat baik, mengharapkan orang yang tidak boleh diharapkan, itu akan membuat situasimu sangat berbahaya, dan juga itu akan merusak hubunganmu dengan Raja Oscar."



Yanto sangat ingin bertepuk tangan berkata setuju, tapi ketika melihat wajah Yang Mulia Oscar yang suram, dia menahan diri.



"Lepaskanlah dirimu!" Kata Peter.



Ronald terdiam, raut wajahnya tidak baik.



Peter tahu bahwa ucapannya tidak didengar kemudian dia berdiri, "Baiklah, aku sudah harus kembali ke Istana, aku bertugas hari ini."



Setelah selesai berbicara, dia memberi hormat kemudian berbalik lalu pergi.



Yanto malah berharap Peter bisa berkata lebih banyak, ada beberapa perkataan, jika dia yang mengucapkannya itu tidak cocok, tapi Peter adalah teman Yang Mulia, Yang Mulia juga tidak akan benar-benar marah padanya.



Ronald hening untuk sekian lama, memikirkan begitu banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, tapi itu malah membuat otaknya makin lebih jernih, satu per satu orang yang memiliki niat buruk keluar, seperti sedang mempersiapkan sebuah drama besar.



Ronald tidak ingin terlibat, tapi apa daya dirinya sudah berada di pusat pusaran ini, kali ini menggunakan Ivonne sebagai penghalang untuk menolak pernikahan, tidak peduli apa itu disengaja atau tidak, itu memang sudah menyeret Ivonne.



Awalnya berpikir paling-paling Ivonne hanya akan sedikit memaki, tidak menyangka Ivonne malah mabuk dan melakukan hal gila, dan juga berani membawa pisau dapur untuk meminta keadilan, teringat akan wajah marah Ivonne yang memerah, Ronald tanpa sadar tersenyum.



Invonne pernah menjebaknya sekali, hari ini, bisa dibilang mereka impas.



Yanto tadinya melihat Ronald sangat marah, jadi dia berdiri di samping dan tidak berani bersuara, siapa tahu, Ronald marah tapi malah kemudian tertawa.



Hari ini benar-benar terjadi hal yang aneh.



Ronald berdiri, "Aku sudah lelah, kembali ke kamar untuk tidur, pergilah lakukan apa yang harus kamu lakukan, tidak perlu terus berjaga, cederaku sudah tidak memiliki masalah besar."



"Atau lebih baik makan saja pil Golden purple milik Raja Stanley." saran Yanto.



"Tidak, lebih baik simpan saja, mungkin tidak tahu kapan, akan ada orang yang merencanakan pembunuhan, aku sekarang sudah menjadi sasaran musuh." Ronald berjalan keluar sambil menaruh tangannya di belakang, seperti pria tua kecil yang agung.



Perkataannya sangat berat, tapi nada suaranya sangat santai, tampaknya tiba-tiba ada semacam keberanian, semacam keberanian utnuk menghadapi semua konfrontasi yang tak tertahankan.



Bahkan Rendi yang pemikirannya sederhana pun bisa melihatnya.



Ronald kembali ke kamar, berjalan di sekitar ruangan, pada akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk duduk di depan ranjang dan menatap Ivonne yang tertidur.



Rambutnya berantakan, mulutnya sedikit terbuka, sudut bibirnya ... Hei, apa wanita jelek ini meneteskan air liur saat tidur?



Melihat Ivonne yang berbaring telentang, gaya tidurnya tidak cantik sama sekali, benar-benar ingin menamparnya untuk membangunkannya, apa dia tahu bahwa dia adalah seorang



Permaisuri? Benar-benar membuatnya malu.



Ketika Ronald sedang berpikir, kedua kaki Ivonne menendang selimut, membalikkan tubuhnya, tangannya kemudian terjulur dan langsung menampar kepala Ronald.



Ronald sangat marah, ada benda apa di lengan bajunya itu, ketika terkena pukulan benar-benar sakit.



Tiba-tiba Ronald teringat hari itu ketika berada di Istana Pearlhall, mereka memasuki ruangan bersama, kotak milik Ivonne itu ...



Mata Ronald jatuh di lengan baju Ivonne, ragu-ragu sejenak, kemudian menggulung lengan bajunya untuk mengambil sesuatu di balik kantong di lengan baju Ivonne.



? Bab 75 Apa Dia Itu Pria Brengsek? PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More...



152 38 51 Bab 75 Apa Dia Itu Pria Brengsek?



Menarik keluar dua benda dari dalam lengan baju.



Sebuah kotak kecil yang indah, Ronald pernah melihat kotak itu, tapi kotak yang pernah dilihatinya itu tidak sekecil ini.



Yang satunya lagi adalah selembar kertas. Dilipat menjadi bentuk burung kertas, Ronald membuka kertas itu terlebih dahulu, melihat itu adalah surat hutang yang diberikan oleh Ayahnya pada Ivonne, dan juga ada stempel besar di bawahnya.



Pikirannya agak rumit, wanita yang biasanya diabaikan oleh semua orang dan juga yang begitu menjengkelkan dan dibenci orang ini, mengapa seketika bisa berubah menjadi begitu disukai oleh Ayah dan Kakeknya?



Ronald mulai mengotak atik kotak, ada sebuah tombol kecil yang



tersembunyi, Ronald menyentuhnya kemudian kotak itu terbuka, bagian dalamnya kosong, sama sekali tidak ada apa-apa.



Aneh, di dalam kotak ini seharusnya terdapat sesuatu, Ivonne berkata isinya obat, dan lagi jarum suntik itu juga diambil Ivonne dari dalam kotak ini, apa sudah habis digunakan?



Baguslah jika sudah habis digunakan, di kemudian hari sudah tidak bisa mengancamnya lagi.



Tapi, karena ini adalah kotak Ivonne yang berharga maka harus disembunyikan, siapa suruh Ivonne mabuk dan melakukan gila, dan lagi membawa pisau dapur ingin membantai orang.



Ronald mengambil kotak itu, dengan asal memasukkannya ke bagian bawah ranjang.



Kemudian Ronald tercengang.



Kotak itu berubah menjadi besar ketika menyentuh lantai.



Meskipun sejak awal dia berpikir bahwa kotak ini aneh, tapi ketika melihat kotak ini berubah dari seukuran jari menjadi sebesar kotak obat biasa dengan mata kepalanya sendiri, dirinya masih begitu terkejut.



Apa yang dilihatnya ini?



"Kamu mencuri barangku?" Dari atas kepalanya, terdengar suara Ivonne yang serak dan juga terkejut.



Ronald mendongak, bertatapan dengan pandangan matanya yang marah, ada kepanikan di matanya, kemudian Ronald berdiri sambil memegang kotak obat itu, meletakkannya di samping ranjang dan menunjuk ke kotak obat itu sambil bertanya dengan marah, "Beritahu padaku, apa ini?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Kotak obat!" Ivonne memijat kepalanya yang sakit, dirinya masih sangat pusing, otaknya masih tidak terlalu tersadar.



"Mengapa kotak obat ini bisa berubah menjadi besar dan kecil?" Ronald bertanya dengan serius.



"Mana aku tahu?" Pandangan Ivonne tampak panik, kemudian melupakan dirinya ingin menanyakan dosa Ronald yang mencuri barangnya.



"Kamu jelaskan padaku, masalah ini sangat penting, ini bisa membuatmu kehilangan nyawamu." Ronald berkata dengan sangat serius, seolah-olah ini adalah hal besar.



Ivonne perlahan-lahan duduk, melihat ke kotak obat, raut wajahnya bingung, "Mengapa bisa kehilangan nyawa?"



Ronald berkata dengan dingin, "Ayah paling membenci praktek penyihir, kotak obatmu ini jika dibilang adalah benda penyihir itu tidak salah bukan? Jika Ayah tahu, memotong kepalamu itu hanyalah hal kecil, takutnya bahkan ratusan nyawa orang yang ada di kediaman keluargamu juga akan menemanimu. "



Mana mungkin Ivonne percaya, "Jangan kamu anggap aku ini bodoh, itu hanya kotak obat, apanya yang praktek penyihir? Dan juga masih ratusan nyawa orang yang menemani, apa kamu tidka terlalu melebih-lebihkan?"



"Kamu lebih baik mempercayainya!" Ronald menatapnya, tidak melepaskan ekspresi apa pun di wajah Ivonne, "5 tahun lalu pernah muncul masalah serupa, pada waktu itu seorang hakim daerah menghadiahkan sebuah kotak perhiasan, kotak perhiasan itu sangat aneh, ketika memasukkan benda berharga ke dalamnya, maka akan berubah menjadi dua, saat itu ketika Ayah menerima kotak perhiasan ini, dia sangat senang, tapi, di saat bersamaan kasus-kasus pencurian di rakyat sipil meningkat, pada akhirnya setelah diselidiki diketahui alasan mengapa kotak itu bisa memunculkan benda yang lebih, ternyata itu didapatkan dengan mencuri dari warga, Ayah murka, kemudian hakim daerah itu dan sekeluarganya dimusnahkan, kasus ini sangat sensasional, harusnya kamu pernah mendengarnya bukan?"



Ivonne menggelengkan kepalanya dengan linglung, "Aku tidak pernah mendengarnya."



"Kamu tidak pernah mendengarnya?" Ronald memandangnya dengan aneh, "Pantas saja kamu berbuat salah tapi tidak takut dihukum."



Ivonne berkata, "Tapi ini bukan apa itu yang kamu sebut praktek penyihir."



"Di mata Ayah, hal yang tidak jelas seperti ini adalah praktek penyihir."



Ivonne mulai percaya, hatinya mulai merasa takut, jika menginginkan nyawanya itu tidak masalah ... Tidak, tidak bisa jika menginginkan nyawanya, Ivonne tidak rela, dan lagi jika karena hal ini kemudian menyeret keluarga Hendra dan yang lainnya, maka dosanya itu terlalu besar.



"Apa kamu sedang menakutiku?" Ivonne memicingkan mata menatap Ronald, merasa ada sesuatu yang aneh di balik keseriusan orang ini.



Ronald dengan datar berkata, "Jika kamu tidak percaya, maka bawalah kotak ini masuk ke Istana, lihat apa kepalamu masih akan dengan aman berada di lehermu itu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne benar-benar tidak menyangka bahwa menjadi Permaisuri di zaman kuno ini akan menjadi pekerjaan yang berisiko tinggi, dalam sejarah yang panjang, bukankah para Permaisuri itu hidup aman dan bahagia? Mengapa kehidupannya bisa begitu menyedihkan?



Melewati ruang dan waktu sampai di zaman kuno tidak lebih dari setengah bulan, Ivonne merasa dirinya sudah hampir gila.



Memikirkan bahwa dia sudah pasti akan mati, hatinya seketika menjadi dingin, mengangkat kotak obat itu di hadapan Ronald, kotak itu menjadi kecil, Ivonne juga sekalian menyembunyikan surat hutang itu di balik lengan bajunya, mengangkat kepala dan dagunya berkata, "Karena sudah seperti ni, jika kamu berani menindasku lagi di kemudian hari, aku akan menyeretmu untuk mati bersama. "



Kotak obat yang tiba-tiba menjadi kecil itu membuat Ronald tercengang di tempat, kemudian ditambah dengan perkataan Ivonne yang begitu sombongnya, Ronald seketika marah, "Kamu orang bodoh yang membawa pisau dapur dan sembarangan menghunusnya, tidak mengenai siapapun tapi malah mengenai diri sendiri, ternyata berani mengancamku? Apa kamu sudah tidak menginginkan harga dirimu?"



"Ya, aku sudah tidak ingin apa-apa, tidak menginginkan harga diri, tidak menginginkan martabat, tidak menginginkan moral, singkatnya, jika aku tidak bisa mempertahankan nyawaku maka kamu orang pertama yang akan menderita." Ivonne berkata dengan begitu kejam.



Ronald entah kenapa merasa lucu.



Ronald seakan melihat seekor semut yang mengatakan bahwa dia ingin pergi bertarung melawan harimau itu.



"Hahaha!" Ronald tertawa keras.



Wajah Ivonne seketika menjadi suram, melihat Ronald yang tersenyum hingga matanya pun tidak terlihat, kekejamannya yang sebelumnya tersapu habis, Ivonne benar-benar marah tapi??.perasaan ini tidak bisa diungkapkan.



Tapi Ivonne tidak berniat untuk berdamai dengan Ronald, masalah di antara mereka ini sangat besar.



Menunggu Ronald selesai tertawa, Ivonne berkata dengan dingin, "Kamu jangan tertawa, kali ini kamu menyakitiku, kamu berhutang padaku ..."



"Tunggu," Ronald memotong perkataannya, tawa Ronald tadi membuat pandangan matanya melembut dan tidak ada aura berbahaya, "Ketika berada di kediaman Putri, kamu dan Ayahmu menjebakku waktu itu, bagaimana memperhitungkannya?"



Ivonne berpikir sekian lama.



Ronald kemudian berkata, "Kita impas."



Otak Ivonne kali ini tersadar, mengapa seakan dia memiliki perasaan



bagai dibodohi?



Ivonne tidak bodoh, perlahan-lahan membaringkan tubuhnya, memejamkan matanya, dengan tangannya yang tidak bertenaga menarik selimut untuk menutupi wajahnya, "Aku sangat mabuk, jika ada sesuatu bicarakan ketika aku sadar."



Ronald menyibakkan selimutnya, "Jangan berpura-pura, katakan, apa kata Ayah setelah kamu memasuki istana? Apakah dia menyalahkanmu?"



"Kamu tanyakan sendiri saja." Ivonne sama sekali tidak bekerja sama.



Ronald memperingatkan, "Jika kamu tidak mengatakannya, aku tidak memiliki cara untuk membantumu menganalisisnya, mengenai kepalamu itu, kamu pikirkan saja sendiri."



Ivonne benar-benar sangat marah dan tak berdaya, dia kembali duduk, memutar bola matanya pada Ronald kemudian berkata, "Ayah bertanya mengapa aku bersikap plin plan, sudah setuju kamu mengambil selir kemudian pada akhirnya tidak setuju, melihat raut wajah Ayah sepertinya tidak terlalu marah, namun, aku bertemu dengan Gilang di pintu masuk ruang kerja kerajaan, dia sepertinya sedikit marah. "



"Apa dia mengatakan sesuatu padamu?" Ronald bertanya.



"Tidak, bahkan tidak memberi salam, langsung berjalan melewati koridor." Ivonne memandang Ronald, "Mengapa kamu tidak menikahi Steffie?"



Ronald mengangkat sekilas jubah pakaiannya, "Aku tidak ingin."



Ivonne berkata, "Meskipun aku tidak suka kamu mendorongku untuk menjadi perisai, tapi tidak dapat disangkal bahwa yang kamu lakukan ini benar."



Ronald menoleh ke samping memandang Ivonner, "Benar?"



Ivonne berkata, "Jangan salah paham, aku tidak menentangmu mengambil selir, hanya merasa jika kamu masih memiliki seorang wanita di hatimu, kamu tidak boleh menyakiti wanita lain lagi, kamu tidak menyukai Steffie, jika menikahinya dan membawanya masuk dia juga tidak akan bahagia, bagimu itu adalah semacam batu loncatan untuk berkuasa, bagi Steffie, itu adalah seumur hidupnya, selain dirinya sendiri, tidak ada yang berhak menghancurkan hidupnya."



Ronald menatap Ivonne dengan lekat, perkataannya ini sangat jelas memujinya, tetapi Ronald merasa dia tidak pantas menerimanya.



Ronald tidak pernah memikirkan Steffie, dan lebih tidak pernah memikirkan apa itu akan menghancurkan seumur hidup wanita itu.



? Bab 76 Apa Kamu Yang Melakukannya PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 620 155 207 Bab 76 Apa Kamu Yang Melakukannya



Ivonne tentu saja tidak tahu pemikiran dalam hati Ronald, hanya berpikir bahwa Ronald tidak begitu jahatnya, hanya melihat ke depan, jika Ronald menikah dengan Steffie maka tidak ada kerugian untuknya, tapi Ronald tidak ingin menghancurkan seumur hidup Steffie, jadi dia lebih rela melepaskan keuntungan sebesar itu.



Ini tidak bisa dianggap pria brengsek, jika dipaksakan bisa dibilang pria



yang melakukan kekerasan rumah tangga.



"Berdamai, oke?" Ronald berkata sambil menatap Ivonne.



Nada suara Ronald begitu baik, tidak menunjukkan kesombongan dan superior. Ivonne menatapnya, pandangan matanya tulus.



Ivonne sekarang memiliki banyak musuh, benar-benar tidak perlu berkelahi dengan Ronald, Ivonne memegang kepalanya, mencoba membuatnya dirinya dapat melihat Ronald dengan jelas, dengan serius berkata, "Berdamai boleh saja, tapi aku punya syarat."



"Katakan!" Ronald begitu lugas.



"Pertama, masih merupakan kalimat itu, tidak boleh memukulku."



"Baik!"



"Kedua, tidak boleh memakaiku lagi sebagai perisai untuk menolak masalah dirimu yang ingin mengambil selir jika masalah itu harus



ditinjau kembali."



Ronald memikirkannya sejenak. "Baik!"



"Ketiga, tidak boleh terlalu mengganggu kebebasanku."



"Tentu saja." Ronald tidak ingin mengganggunya, bahkan dulu dia tidak mau mempedulikannya.



"Keempat, jika ada kesempatan, lebih baik kamu ceraikan aku, mari kita hidup bahagia melalui jalan masing-masing ketika berpisah." Ivonne berkata dengan tulus.



Ronald perlahan-lahan mengangguk, "Kamu tenang saja, ini juga yang kupikirkan."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Kelima ..."



Ronald mengerutkan kening, "Apa masih belum selesai? Atau tidak usah berdamai saja."



"Yang terakhir." Ivonne bergegas berkata, "Ini mengenai masalah kotak obatku, kamu tidak boleh mengungkitnya pada siapa pun."



Ronald mendekat, "Jika ingin aku menjaga rahasia, maka itu sama saja memintaku untuk mengambil risiko demi dirimu, jika begitu, kamu harus memberitahuku, sumber kotak obat ini, penggunaannya, dan juga mengapa benda itu bisa membesar dan mengecil. "



Ivonne tadi sudah memgarang cerita di dalam otaknya, mendengar Ronald berkata seperti itu, Ivonne kemudian berkata, "Aku juga bingung mengenai kotak obat ini, apa kamu ingat masalah aku dipukuli karena masalah Denis? Saat itu aku pingsan dan bermimpi, ada seorang pria yang mengaku dirinya sebagai tabib hantu dalam mimpiku, mengajariku keterampilan medis, saat itu aku juga merasa konyol, tapi ketika aku bangun, di sampingku ternyata terdapat kotak obat ini, aku mengulurkan tangan untuk mengangkatnya, kotak obat itu kemudian menjadi kecil, sampai sekarang aku bahkan masih sedang bermimpi. "



Di zaman kuno ini, Ivonne juga sudah mencari tahu, tabib yang paling terkenal di seluruh daratan ini adalah tabib hantu yang legendaris, tidka hanya orang Dinasti Tang Utara, ini sudah telah terdengar sejak lama,



kisah tabib hantu ini juga beredar di lima negara lainnya.



Benar saja, begitu Ronald mendengar Ivonne berkata seperti itu, dia sedikit mempercayainya, karena Ronald pernah mendengar tentang tabib hantu, juga tahu bahwa tabib hantu pandai dalam menggunakan jarum, dan juga yang digunakan adalah jarum yang unik, seharusnya seperti jenis jarum dalam kotak obat Ivonne.



Ronald percaya juga didasarkan pada fakta, karena sudah menyelidiki bahwa Ivonne memang tidak mengerti akan keterampilan medis, Ivonne juga tidak keluar dalam beberapa hari ini, perubahannya adalah setelah masalah Denis.



Ditambah lagi, Ivonne bisa membuat banyak kebohongan, mengatakan mengenai tabib hantu ini, kedengarannya memang absurd, jika dipikirkan tidak bisa meyakinkan siapa pun, Ivonne tidak perlu berbuat demikian.



Sepertinya itu adalah fakta.



Ronald berkata, "Kotak obat itu kosong, apa kamu sudha menghabiskan obat yang ada di dalam?"



Ivonne terkejut, "Kosong?"



Ivonne segera mengeluarkan kotak obat dan membukanya, di dalam terdapat berbagai macam obat, "Tidak."



Dua bola mata Ronald sudah hampir jatuh, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri tadi, kotak obat itu kosong.



Untuk sekian lama, Ronald mengangkat wajahnya yang terkejut "Ivonne, apa kamu hantu?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



6 Uncommon Tips For Building A Healthy Relationship Ivonne sebenarnya beberapa hari ini sudah memahami secara garis besar mengenai kotak obat ini, kotak obat ini berubah sesuai dengan situasi saat itu atau sesuai pikirannya, bisa dikatakan tergantung dari kontrol pikiran.



Kematian Ivonne di zaman modern dikarenakan dirinya menyuntikkan obat yang mengembangkan otaknya sendiri.



Ketika obat itu baru dikembangkan, obat itu pernah disuntikkan ke seekor monyet, mendapati bahwa monyet itu ternyata dapat



memahami bahasa manusia, dalam penelitian lebih lanjut, monyet itu berlari keluar dan tertabrak mobil dikarenakan mabuk setelah mencuri minum alkohol yang diberikan oleh Presdir.



Ivonne dengan berani berasumsi bahwa otaknya ini sudah dikembangkan, mengenai apakah otaknya membentuk penyeberangan jiwa atau pelarian pikiran, ini masih harus diteliti lebih lanjut.



Tentu saja, saat ini Ivonne tidak bisa menelitinya, bahkan tidak memiliki waktu untuk memikirkannya, lagipula situasi di depan matanya ini jauh lebih rumit, berkaitan dengan masalah hidup dan mati.



Dikarenakan kotak obat ini membuat kontroversi kedua orang ini untuk sementara berhenti.



Bagaimanapun, kediaman Ronald ini akhirnya memiliki kedamaian yang tidak pernah terjadi sebelumnya, mereka berdua makan bersama pertama kali di malam itu.



Suasana di kediaman Ronald begitu menyenangkan, sedangkan di kediaman Cui terdapat sedikit aroma pertengkaran.



Hari ini, Clara pulang ke rumah keluarganya, Raja Oscara harus pergi dikarenakan mendapat tugas dan tidak bisa menemani, Gilang sudah



pulang sejak tadi, memerintahkan orang memanggil Clara yang sedang berbicara dengan Neneknya untuk pergi ke ruang kerja.



Ketika Clara memasuki ruang kerja, Gilang bertanya dengan suara tegas, "Masalah Paduka Kaisar yang diracuni, sebenarnya apa yang terjadi?"



Clara tercengan, "Kakek, bagaimana mungkin aku bisa tahu?"



"Kamu tidak tahu?" Pandangan mata Gilang sangat tajam.



Clara berpikir sejenak, "Apa itu Raja Juno?"



"Raja Juno bukan orang bodoh, apa dia perlu bertindak pada Paduka Kaisar pada saat penting seperti ini?" Gilang menatap Clara, "Apa kamu melakukan sesuatu yang kamu sembunyikan di belakangku?"



Clara menggelengkan kepalanya dengan polos, "Semua yang kulakukan, sesuai dengan instruksi yang Kakek perintahkan, tidak ada yang disembunyikan dari Kakek."



Suara Gilang sangat dingin, "Lalu bagaimana dengan Bibi Vera? Mengapa dia harus mendengarkan perintahmu untuk mengantarkan mutiara selatan itu pada Ratu?"



Clara sudah dimarahi sekali oleh Ratu dikarenakan hal ini, berpikir kali ini pasti Ratu yang mengaku, jadi, dia sudah mempersiapkan perkataannya dan berkata, "Ini dikarenakan kurangnya pertimbanganku, berpikir ingin membuat perselisihan antara Selir Prilly dan Ivonne, tapi tidak disangka malah membuat Bibi juga ikut terseret oleh Kaisar. "



"Aku bertanya padamu, mengapa kamu membuat Bibi Vera yang bertindak?" Gilang menatapnya, raut wajahnya sangat dingin.



Clara menyambut tatapan mata yang seperti kilat ini, dalam lubuk hatinya dia takut, tapi masih dengan lancar menjawabnya, "Ketika di istana, Bibi Vera banyak membantuku, kali ini aku menjalankan rencana ini, bisa dibilang direncanakan oleh Bibi Vera, tapi Kakek tenang saja, Kaisar tidak menyalahkan, Bibi juga sudah melindungiku, mengatakan bahwa aku berniat baik inign membuat hubungan antara Ivonne dan Ratu menjadi lebih baik.



"Kemarin aku datang ke Istana, Kaisar mengatakan padaku agar aku mendisiplinkanmu dengan baik, kamu mengira Bibimu itu yang mengadu padaku?" Terdapat amarah di suara Gilang.



Jantung Clara mencelos, "Kaisar marah?"



"Bibi Vera bukannya membantumu, tapi karena kamu yang memaksanya, benar atau tidak?"



Clara menggelengkan kepalanya, "Benar-benar bukan, bagaimana mungkin aku berani memaksa orang-orang di Istana Pearlhall? Bagaimanapun gegabahnya diriku, aku juga tidak mungkin akan membuat kesalahan seperti itu."



Gilang tertawa dingin, "Kamu bukan gegabah, kamu tahu hubungan antara Bibi Vera dan diriku, kamu tahu bahwa dia akan membantumu kali ini, bahkan, racun yang terdapat di Istana Pearlhall pun juga kamu yang memintanya untuk melakukannya."



Clara terkejut dan wajahnya pucat, "Tidak, bagaimana mungkin? Mengapa aku harus melakukan hal itu?"



Gilang menatap Clara tajam, "Sebaiknya kamu jujur, posisi Permaisuri Raja Oscar ini, aku bisa membuatmu mendudukinya, aku juga bisa menarikmu turun, lebih baik kamu tidak menantang kesabaranku."



Clara masih bersikap tenang, "Kakek, dengarkan aku ..."



"Katakan!" Gilang berteriak marah, benar-benar membuat Clara terkejut hingga seketika dia bergegas berlutut.



?____ Bab 77 Badai Di Keluarga Cui PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 316 79 105



Bab 77 Badai Di Keluarga Cui



Kemarahan di wajah Gilang perlahan-lahan redup, duduk di kursinya, tapi raut wajahnya masih suram, "Ini adalah kesempatan terakhir, jika kamu tidak mengatakannya, maka posisi sebagai Permaisuri Raja Oscar kamu sudah tidak perlu mendudukinya lagi, yang dimiliki oleh Keluarga Cui adalah gadis yang patuh."



"Kakek, dengarkan perkataanku, aku tidak pernah bermaksud untuk ..." Clara terisak, air matanya menyelinap dari sudut matanya, benar-benar



terlihat begitu menyedihkan, siapa pun yang melihat tampilannya yang begitu menyedihkan ini sudah pasti akan melunak hatinya.



Sayang sekali, Gilang tidak, dia tidak pernah percaya pada air mata.



"Simpan air matamu, keluar!" Gilang berkata dengan dingin.



Wajah Clara akhirnya menunjukkan ekspresi ketakutan dan penyesalan, bergegas berkata, "Kakek, aku salah, aku yang salah. Aku tidak seharusnya memanfaatkan hubunganmu dengan Bibi Vera, memang aku yang memintanya untuk memberi racun pada obat Paduka Kaisar, aku hanya takut Paduka Kaisar sembuh maka Ronald akan mendapatkan kekuasaan lagi, aku melakukan ini karena memikirkan situasinya secara keseluruhan."



"Bagaimana kamu bisa mengetahui hubunganku dan Bibi Vera?" Suara Gilang begitu dingin, dirinya tenggelam dalam aura ingin membunuh.



Clara belum pernah melihat ekspresi yang begitu mengerikan di wajah



Kakeknya itu, dia begitu ketakutan hingga bibirnya gemetar, mengatakan segalanya, "Nenek yang mengatakannya, masalah ini juga diperintahkan oleh Nenek. Selama mengatakan bahwa itu adalah maksudmu maka Bibi Vera juga akan melakukannya demi dirimu walaupun akan kehilangan nyawanya, aku awalnya juga tidak mempercayainya, tapi aku mengatakan seperti itu pada Bibi Vera itu, dia langsung setuju. "



Setelah selesai berbicara, Clara bergegas berkata, "Kakek, Bibi Vera tidak akan pernah mengatakan siapa yang ingin membunuh Paduka Kaisar, dan dia tidak akan pernah menyeretmu, kamu tenang saja."



Gilang memejamkan matanya, sama sekali tidak terlihat emosi apapun di wajahnya, seakan itu seperti orang-orangan kayu.



Hati Clara sangat gelisah, memainkan tangannya, tidak tahu harus berbuat apa.



Sekian lama, Gilang baru membuka matanya, pandangan matanya begitu tenang, "Mengenai masalah Ronald yang ingin mengambil adikmu sebagai selir, apa pendapatmu?"



Clara bergegas berkata, "Kakek, ini benar-benar tidak boleh."



"Kenapa tidak?" Tanya Gilang dengan dingin.



Clara terpaku sejenak, "Adik adalah anak dari istri sah, bagaimana bisa dijadikan selir?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Hendra datang dan berkata, bisa membiarkan Ivonne melepaskan posisinya, maka saat itu Adikmu menjadi Permaisuri sah."



Clara terkejut dan tertegun, "Hendra berkata seperti itu?"



"Tapi, Ivonne menentang, Kaisar berkata bahwa dia menghormati maksud Permaisuri Ivonne, jadi, masalah mengenai Adikmu dan Ronald itu dibatalkan."



Clara menghela nafas lega, "Baguslah kalau begitu, di saat penting



seperti ini, lebih baik mengurangi masalah dibanding menambah masalah."



Gilang dengan datar berkata, "Ya, karena itu aku memutuskan Adikmu akan melayani Raja Oscar bersama denganmu."



"Apa?" Clara jatuh terduduk di lantai, wajahnya sangat pucat.



Clara bergegas kembali berlutut, berkata dengan tegas, "Tidak, Kakek, Ivonne akan setuju, dia tidak bisa tidak setuju, aku jamin, Ronald pasti akan menikahi Adik sebagai Permaisuri sah."



Gilang berkata tanpa berekspresi. "Ini adalah kesempatan terakhirmu, aku tidak peduli cara apa pun yang kamu gunakan, harus bersih dan rapi, tentu saja, aku berharap mendapatkan kabar baik, jika kamu tidak menanganinya dengan baik, atau malah membuat masalah, posisimu sebagai Permaisuri Raja Oscar ini akan diserahkan."



Dengan kata lain, Kakeknya berharap Ivonne secara sukarela menarik diri, dan jika benar-benar harus bertindak, maka tidak boleh meninggalkan jejak.



Clara berkata, "Kakek tenang saja, aku akan melakukannya dengan baik."



Gilang melambaikan tangannya, wajahnya tampak lelah, "Pergilah."



"Aku undur diri!" Clara membungkuk hormat kemudian undur diri.



Ketika Clara baru pergi, Gilang kemudian memanggil orang masuk dan dengan datar berkata, "Aku tidak ingin mendengar ada orang yang membicarakan Vera, kirimkan semangkuk obat ke tempat Nyonya besar."



Orang itu adalah seorang pria tua yang badannya tinggi, wajahnya sangat kurus, ketika mendengar perkataan ini, dia menundukkan pandangan matanya, "Lalu bagaimana dengan Permaisuri?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Dia adalah orang yang cerdas, ketika dia melihat akhir dari Neneknya, dia akan menutup mulutnya dengan erat." Gilang memejamkan matanya dan menarik kembali aura membunuh di pandangan matanya.



Clara meninggalkan ruang kerja, dia tidak segera pergi, sebaliknya dia malah pergi ke tempat adiknya, Steffie.



Steffie sudah mencapai umur untuk menikah, wajahnya sangat mirip dengan Clara, tapi Steffie lebih terlihat sombong, tidak setenang dan sesabar Clara.



Ketika Steffie lahir, Kakeknya sembuh dan juga pangkatnya naik, karena itu, Steffie sangat disayang dan dimanja sejak kecil, bahkan tingkat rasa sayang itu tidak kalah dari anak laki-laki yang dilahirkan oleh istri sah.



Clara bahkan curiga, Kakeknya sebenarnya sejak awal tidak berpikir ingin membiarkan Adiknya menjadi selir Ronald, jika Adiknya menikah dengan Ronald maka posisi sebagai Istri sah cepat atau lambat juga akan didapatkannya.



Jadi, Clara tidak boleh membiarkan Steffie menikah dengan Ronald sebagai selir, ini secara langsung mengancam posisinya sebagai Permaisuri sah, Kakeknya memandang dirinya itu karena dirinya memiliki emosi tenang, sekarang dirinya malah membuat masalah, sulit untuk menjamin bahwa Kakeknya tidak meninggalkannya.



Ketika memikirkan hal ini, Clara menjadi makin khawatir, tapi ketika melihat Steffie, Clara masih mengangkat senyum hangat sebagai seorang Kakak.



"Kak." Steffie sangat senang ketika melihat Clara pulang, merangkul lengannya kemudian berjalan masuk ke dalam, wajah cantik itu merona merah, sepertinya dia tidak diam di dalam ruangan, "Aku akan menunjukkan padamu mainan baruku."



Clara mencium bau amis darah, terhadap hobi adiknya ini, Clara mengetahuinya, hanya saja kali ini tidak tahu siapa yang disulitkan olehnya.



Benar saja, ketika Clara ditarik masuk, dia melihat seorang pelayan kecil sedang berlutu di lantai, pelayan itu baru berusia 13 atau 14 tahun, ada sebuah mangkuk di atas kepalanya, di dalam mangkuk itu diisi dengan air jernih.



Ketika pelayan itu melihat ada orang yang datang, dia sedikit bergerak, tidak menyangka air itu terjatuh beberapa tetes, Steffie kemudian mengambil cambuk di atas meja dan mengarahkan padanya, berteriak berkata, "Berlutut!"



Pelayan itu kesakitan, perlahan-lahan berlutut, wajahnya memerah, air matanya berlinang, tidak berani meneteskannya.



Sudah ada beberapa mangkuk yang pecah di lantai, dan juga lantainya sudah basah, sepertinya pelayan ini sudah banyak menderita tadi, di wajahnya juga terdapat beberapa bekas tanda cambukan.



"Menyenangkan bukan?" Steffie menatap Clara dengan sikap puas diri dan dengan bangga memamerkannya.



Clara berkata dengan penuh kasih sayang, "Jika kamu merasa itu menyenangkan maka itu menyenangkan."



Steffie duduk, melemparkan cambuknya, "Sebenarnya itu sama sekali tidak menyenangkan, tapi aku benar-benar bosan, Kakek tidak mengijinkanku keluar."



Steffie melotot sekilas pada pelayan itu, "Keluar!"



Pelayan itu seakan mendapat hadiah besar, bergegas menurunkan mangkuk dan memberi hormat kemudian keluar.



Sisa pelayan lainnya bergegas membersihkan ruangan, menghidangkan teh dan makanan ringan kemudian menutup pintu untuk membiarkan kakak beradik itu mengobrol.



Clara berpikir sejenak, kemudian baru bertanya sambil tersenyum, "Adik, Kakek ingin menikahkanmu, apa kamu tahu?"



"Tahu!" Wajah Steffie dingin, "Tapi aku tidak ingin menikah terlalu dini."



"Perkataan Kakek, tidak pernah ada orang yang bisa menentangnya." Clara menghela nafas dengan lembut, "Mengapa Kakak bersedia menikah begitu cepat? Aku sangat ingin menemani Nenek, di rumah adalah mutiara, tapi setelah menikah dengan orang lain ..."



"Kenapa? Apa Kakak ipar tidak bersikap baik pada Kakak? Aku malah merasa Kakak Ipar sangat baik terhadap Kakka, setiap kali Kakak pulang, dia selalu menemanimu." Steffie bertanya dengan serius.



Clara tersenyum pahit, "Itu hanyalah di permukaannya saja, sebagai menantu keluarga kerajaan, mana mungkin benar-benar bebas? Ada begitu banyak aturan dalam kediaman, ada begitu banyak orang yang mengawasi, jika melakukan kesalahan, maka akan segera dilaporkan ke Istana, teguran dari sang Ratu juga akan segera menghampiri."



Steffie terkejut, "Apa begitu tegasnya?"



"Bukankah seperti itu? Jika memiliki keluhan juga tidak boleh memberitahu Kakek, dan juga Kakek tidak boleh ikut campur dalam masalah keluarga kerajaan."



?



Bab 78 Semuanya Sangat Marah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 779 195 260 Bab 78 Semuanya Sangat Marah



Steffie sedih, "Sebelumnya, Ibu malah berkata aku akan menikah dengan Raja Ronald, aku tidak ingin menikah dengan Raja Ronald. Dan lagi jika menikah dengannya aku malah menjadi selir, aku tidak mau



menjadi selir."



Pandangan mata Clara bercahaya, kemudian berkata, "Raja Ronald itu baik, Ibu Suri tidak akan terlalu mempersulit Permaisuri Raja Ronald, karena Ibu dari Raja Ronald adalah keponakan Ibu Suri. Dengan adanya hubungan ini, Ibu Suri akan lebih toleran terhadap orang-orang dari kediaman Raja Ronald. Kamu lihatlah Permaisuri Ivonne itu, setelah menikah dia jarang datang ke Istana untuk memberi salam, tapi Ibu Suri tidak pernah membicarakannya."



"Raja Ronald..." Di dalam benak Steffie perlahan-lahan muncul sosok seorang pria tampan, terakhir kali Steffie melihatnya adalah ketika berada di gerbang kota. Saat itu, Raja Ronald kembali ke kota setelah memenangkan pertarungan, menunggang kuda yang tinggi, memakai jirah besi berwarna emas, benar-benar gagah.



Sebenarnya sejak kecil dia sudah mengenal Raja Ronald, pada saat itu Raja Ronald sering berkunjung ke rumah, tapi semua orang tahu bahwa dia datang kemari untuk menemui Kakak.



Steffie berkata dengan lemah, "Aku tidak mau menikah dengan Raja Ronald."



Clara tercengang, "Kenapa?" Clara sebenarnya tahu pemikiran Adiknya, dulu ketika Ronald sering datang kemari, Steffie diam-diam bersembunyi di balik pintu dan melihatnya.



"Dia menikahi putri dari keluarga Hendra, Ivonne, wanita seperti ini saja dia nikahi, aku tidak memandangnya." Kata Steffie.



"Dia dijebak oleh keluarga Ivonne, terpaksa melakukannya, dan lagi Kakek berkata jika kamu bersedia menikah, maka akan meminta Raja Ronald untuk menceraikan Ivonne."



Steffie menatap Clara, sudut bibirnya terangkat, "Mengapa Kakak terus membujukku untuk menikah dengan Raja Ronalad?"



Clara berkata, "Ini demi kebaikanmu, Raja Ronald adalah pria baik yang langka, kamu akan bahagia jika menikah dengannya."



Steffie tertawa dingin, "Benarkah? Begitu baik mengapa kamu tidak menikah dengannya?"



Pandangan Clara berubah suram, "Itu karena dia sudah menikah dengan Ivonne."



"Mengapa Hendra bisa bertindak di kediaman Putri waktu itu? Bukankah Kakak membantunya dari belakang?" Steffie berkata sinis.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Clara terkejut, "Apa yang kamu bicarakan?"



Steffie mengangkat bahu, "Sebelum Kakak menikah, aku tidak terpisah denganmu, apa yang kamu pikirkan dalam hatimu, apa yang kamu lakukan, aku tahu dengan sangat jelas, aku tidak mengatakannya tidak berarti aku bodoh, Kakak pulanglah, tidak perlu membujukku, jika aku mau menikah dengan Raja Ronald, itu karena aku bersedia untuk menikah, tapi sudah pasti bukan karena maksud pikiranmu itu makanya aku menikah, yang diketahui oleh orang di luar adalah Raja Ronald bersalah padamu, tapi hanya aku yang tahu karena hatimu yang berubah terlebih dulu."



Clara sangat terkejut hingga dia tidak bisa berkata-kata, menatap lekat pada Adiknya yang dikiranya tidak memilikki otak, tapi tidak disangka pikirannya begitu teliti.



Clara tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Neneknya, di keluarga Cui, tidak ada wanita yang meiliki pemikiran sederhana.



Seperti ketenangan dan kewaspadaan Clara yang merupkan kamuflase, dan Steffie, sifatnya yang egois dan seenaknya itu adalah kamuflase, pikiran macam apa yang tersembunyi di balik kamuflase ini? Clara sangat terkejut.



Ada seorang pelayan yang bergegas masuk, "Permaisuri, Nona Steffie, terjadi sesuatu pada Nyonya besar."



Clara terkejut, dengan pucat bertanya, "Apa yang terjadi?"



Pelayan itu juga sangat ketakutan hingga wajahnya pucat, kemudian berkata, "Tadi Nyonya besar meminum semangkuk sup, setelah sup itu diminum, dia muntah darah, sekarang dia pingsan."



Clara bagai kehilangan jiwanya, bergumam berkata, "Ya Tuhan!"



Seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya, suaranya tidak bisa dikeluarkan, napasnya sesak, dia merasa dunianya berputar, pandangannya menggelap kemudian pingsan.



Ketika Clara sadar, dia sudah berada di kediamannya.



Oscar duduk di sebelahnya, menatapnya dengan cemas, "Sudah sadar?"



Clara bergegas bangkit meraih tangan Oscar, sekujur tubuhnya gemetar, "Bagaimana keadaan Nenek?"



Oscar memeluknya, menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan, "Tenang saja, dia baik-baik saja, hanya tenggorokannya terluka, sudah tidak bisa bicara lagi di kemudian hari."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



The 10 Most Successful Celebrity Brands Tidak bisa berbicara?



Clara terkejut seperti orang gila, menangis kemudian tertawa,



"Benar-benar kejam, benar-benar sangat kejam."



Oscar menatapnya dengan bingung, "Kenapa? Siapa yang kejam?"



Clara teringat akan mata dingin Kakeknya itu, kemudian teringat kekejamannya ini, Istrinya selama bertahun-tahun, hanya mengucapkan perkataan buruk mengenai Bibi Vera bahkan diracuni sampai bisu.



Clara tiba-tiba merasa sangat takut.



Meringkuk dalam pelukan Oscar, Clara menangis, "Nenek sudah tua, mendapatkan bencana seperti ini, itu benar-benar sangat menyedihkan."



Oscar mengelus rambutnya untuk menenangkannya, "Aku sudah bertanya, salah seorang pelayan salah memberikan obat sebagai sup kemudian memberikannya untuk Nenekmu, Nenekmu tubuhnya lemah tidak bisa menerimanya, menyebabkannya kehilangan suaranya, nanti akan berkonsultasi dengan Dokter, tidak apa-apa."



Hati Clara langsung memaki kebodohan Oscar, bahkan alasan yang tidak masuk akal seperti ini pun dia percaya.



Orang yang begitu sederhana dan bodoh ini, bagaimana bisa diandalkannya di masa depan? Bagaimana bisa memenangkan posisi sebagai Pangeran Mahkota? Untuk pertama kalinya, Clara merasa bahwa dirinya mungkin telah memilih orang yang salah.



Jika itu adalah Kak Ronald, dia harusnya sudah memahami ada yng tidak beres dengan semua ini, dan juga mengambil tindakan pencegahan untuk membuatnya merasa aman.



Memikirkan Ronald, hati Clara sakit.



Ketika Clara menjebaknya waktu itu, dia terpaksa, karena Kakeknya saat itu memutuskan untuk sepenuhnya membantu Oscar, ditambah Paduka Kaisar yang sakit parah dan tidak mempedulikan Kak Ronald, Clara hanya bisa menahan sakit dan menyerah akan dirinya.



Clara tidak mau menanggung kejahatan karena rasa bersalahnya, hanya bisa diam-diam mengirim orang untuk mendekati Nenek Viona, membuat agar Nenek Viona bisa membujuk Hendra, ketika menjalankan rencana di Kediaman sang Putri, Clara juga sengaja menciptakan peluang untuk Ivonne, hanya saja saat itu dia berpikir, bahkan jika Kaisar ingin menjaga martabatnya, paling-paling dia akan meminta Kak Ronald untuk menjadikan Ivonne sebagai selirnya, tidak disangka, malah langsung menjadikannya Permaisuri sah.



Mengenai hal ini Clara membencinya untuk sekian lama, tapi setelah menikah dengan Oscar, dia lupa untuk sejenak, bagaimana dia bisa tahu bahwa situasinya berubah seperti hari ini?



Oscar tidak tahu apa yang Clara pikirkan dalam hati, hanya merasa tubuh Clara semakin lemas, mengetahui bahwa Clara khawatir mengenai kondisi neneknya, Oscar makin memeluknya dengan erat.



Kediaman Hendra.



Hendra benar-benar marah akhir-akhir ini, tadinya sudah akan mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu menemui Gilang, jika hubungan kedua keluarga ingin diperbaiki, hanya perlu Ivonne untuk menyerahkan posisi Permaisurinya, Hendra juga berjanji, mengatakan bahwa Ivonne pasti akan bersedia, tetapi dia masih belum merencanakannya, hanya meminta Nenek Viona untuk menyebarkan beberapa desas-desus, Gilang sudah datang ke Istana untuk menemui Kaisar, mengetahui berita bahwa Ivonne menentang untuk mengambil selir, apalagi memberikan posisi sebagai Permaisuri.



Ketika Hendra kembali pergi ke kediaman Cui untuk mencari Gilang, bahkan dia sudah tidak bisa memasuki pintu gerbang.



Tidak hanya itu, penilaian departmen resmi akan segera dimulai, atasannya mengatakan kepadanya bahwa Departemen resmi



bertanggung jawab untuk menilainya.



Departemen resmi ini adalah kekuasaan keluarga Cui, Hendra tahu bahwa ini adalah peringatan dari Gilang untuknya.



Semakin Hendra berpikir, dia semakin merasa ada yang tidak beres, sekarang dia masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya, dia harus memanggil Ivonne pulang, dia akan menegurnya, yang terbaik adalah Ivonne menyerahkan posisi Permaisuri dengan patuh.



Hendra segera memerintahkan orang untuk pergi ke kediaman Ronald, masih mengandalkan alasan Neneknya yang sakit, memanggil Ivonne pulang ke rumah.



Siapa sangka, orang yang membawa pesan itu melaporkan bahwa Permaisuri Ivonne harus merawat Yang Mulia Ronald yang belum sembuh, tidak bisa pulang ke rumah, meminta Ayahnya untuk memanggil tabib untuk memeriksa penyakit Neneknya.



Hendra sangat marah, tanpa menghiraukan identitasnya dia tiba-tiba memaki dengan keras di ruang kerja, "Apa dia sudah hebat? Merawat Yang Mulia? Dia menikah dan bertemu berapa kali dengan Yang Mulia, apa dirinya sendiri tidak tahu? Benar-benar kurang ajar, kamu segera katakan padanya, jika dia tidak pulang, maka dia akan ada saat di mana dia menangis."



Bawahannya hanya bisa membawakan pesan itu lagi.



Tabib Istana yang bermarga Cao yang tinggal di kediaman Ronald, Ivonne memiliki masalah dengan nada bicaranya, dia mendengar namanya menjadi Tabib Chao, sekarang Tabib Chao tiap harinya hanya merawat luka Ronald, lukanya perlahan sudah menering, ketika Tabib itu melihat jahitan di lukanya, dia merasa terkejut, jika ini sebagai gadis penyulam, maka sudah pasti akan langsung bisa dibandingkan dengan para gadis penyulam di Istana.



? Bab 79 Kehidupan Yang Tenang PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 151 38 50 Bab 79 Kehidupan Yang Tenang



Dokter Chao seperti biasanya datang untuk menangani luka Ronald, bertanya bagaimana cara menangani benang itu, Yanto kemudian meminta seseorang untuk meminta Ivonne datang.



Ivonne berkata pada Tabib Chao, "Ini adalah benang protein, tubuh manusia dapat menyerapnya, tidak perlu dilepas."



"Protein ternyata bisa dibuat menjadi benang? Hebat sekali! Hebat sekali!" Puji tabib Chao.



Tapi Ronald sangat kesal, "Apa aku harus hidup dengan benang-benar ini di kemudian hari sampai mati?"



"Ya, benangnya ada dirimu ada, benangnya mati kamu juga." Ivonne berkata sambil tersenyum.



Dalam dua hari ini, hubungan mereka cukup menyenangkan, jadi terkadang mereka juga bisa saling berkata sinis satu sama lain.



Rendi sangat kagum pada ketrampilan medis Tabib Chao, ketika dia sudah selesai merawat luka-luka Yang Mulia, Rendi bergegas maju



untuk meminta saran, "Tabib, aku akhir-akhir ini merasa tidak enak badan, bisakah kamu memeriksaku?"



"Pengawal Rendi di mananya merasa tidak nyaman?" Tabib Chao mudah didekati, tidak meremehkan Rendi hanya karena dia seorang pengawal.



"Aku selalu mengantuk akhir-akrhi ini, pikiranku sedikit linglung, suka buang gas, gas itu sangat bau, nafasku juga bau, rambut berminyak, di bokongku juga muncul banyak bentolan, Tabib, kamu masuklah, aku akan menunjukkan bentolannya itu padamu, itu sangat mengerikan ..." Kata Rendi, kemudian menarik Tabib itu ke ruangan belakang.



Ivonne sedang duduk di bagian depan, dia bisa mendengar suara Rendi melepaskan pakaian, Ivonne merasa sedikit canggung.



Ronald dengan marah berkata pada Rendi di belakang, "Rendi, kembali ke kamarmu untuk melepas pakaianmu."



Di belakang terdengar suara kentut panjang Rendi, ritmenya sangat kuat, sampai pada akhirnya suara kencang terdengar kemudian semuanya terdiam.



"Aromanya seperti ini, Tabib, kamu lihatlah, apa aku mengidap suatu penyakit?" Rendi tampaknya mengabaikan kemarahan Ronald.



Tabib kerajaan menutup hidungnya dan melarikan diri, "Baik, Pengawal Rendi, aku tahu penyakit apa yang kamu idap, ada masalah dengan limpamu, aku akan memberimu dua obat, aku undur diri dulu."



Ivonne menahan nafasnya, aromanya agak berat, Ivonne berdiri dan berjalan keluar, Yanto mengikuti di belakang, Ronald masih terbaring, pakaiannya masih belum dirapikan, jika keluar dengan keadaan seperti ini sangat tidak senonoh, dia hanya bisa memaki Rendi.



Rendi sendiri juga tidak tahan dengan bau busuk itu, kemudian melarikan diri.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ivonne duduk di koridor depan, merasakan hembusan lembut angin.



Ronald sudah berpakaian rapi dan berjalan keluar, ketika melihat Ivonne duduk di depan koridor, dirinya tampak sangat mungil, sinar matahari terpapar dan terpendar di kepalanya melewati dedaunan, tampilannya begitu tenang.



Ronald ragu-ragu sejenak, kemudian dia juga duduk.



"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Ronald dengan datar, begitu dikerjai dengan masalah Rendi tadi, seakan suasananya sudah jauh lebih santar, ternyata tidak terlalu sulit untuk berinisiatif berbicara dengan Ivonne.



"Berjemur sinar matahari untuk asupan kalsium, aku tidak memikirkan apa-apa." Ivonne sebenarnya sedang memikirkan mengenai masalah yang tadi dilaporkan oleh orang yang membawa pesan, Ivonne tahu bukan Neneknya yang sakit, tapi Hendra ingin mencari perhitungan dengannya.



"Asupan apa?" Ronald untuk sesaat tidak mendengar dengan jelas.



"Asupan ..." Ivonne menyerah akan kata-kata sains dari jaman modern, "Asupan otak, otak tidak mudah untuk digunakan."



"Sudah sebesar ini masih asupan otak? Sembarangan!" Suasana hati Ronald agak baik hari ini, mungkin terkait dengan cuaca yang cerah.



Ronald melirik sekilas matahari yang cerah, merasa itu menusuk mata, kemudian segera menghindar.



"Terkena sedikit sinar matahari itu baik, juga tidak akan menjadi begitu sialnya." Ivonne masih berpangku tangan, terlihat benar-benar sangat bosan.



"Istri jelek ..."



Ivonne menolehkan kepalanya menatap Ronald, "Kita harus menambahkan satu syarat lagi, yaitu tidak boleh memanggilku Istri jelek, wanita jelek, atau barang jelek dan yang lainnya."



"Apa yang kukatakan ini bukan fakta?"



"Itu tergantung dibandingkan dengan siapa." Kecantikan biasanya sering dijadian perbandingan.



"Dibandingkan denganku!" Ronald berkata sambil mencibir.



Ivonne memandangnya, matahari terjatuh di matanya, membuat Ronald tampak memiliki cahaya yang lembut, wajah tampannya juga sedkit bersinar, warna kulit seperti gandum itu terlihat sangat sehat, fitur wajahnya sangat indah, matanya tajam, bulu matanya panjang, bahkan jika terdapat bekas luka, dia masih begitu tampan yang membuat orang kesulitan bernafas.



Ivonne kalah.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Dia mengakuinya dengan senang.



Perlahan-lahan mengalihkan pandangan, "Kalau begitu cepat ceraikan aku, nikahi wanita yang lebih cantik dariku untuk menjadi Permaisurimu."



Hati Ronald terbakar, "Itu hal yang terjadi cepat atau lambat."



Berkata seakan terlalu menjijikkan menjadi Istrinya, tapi bukankah Ivonne yang datang kepadanya sendiri?



Ronald mengalihkan topik, "Tadi Yanto berkata orang dari kediaman Hendra datang."



"Ya, berkata bahwa Nenekku sakit, ingin aku pulang."



"Kalau begitu mengapa kamu masih duduk di sini?" Ronald terpaku.



Ivonne memandangnya, "Aku mengatakan bahwa luka Yang Mulia belum sembuh, aku harus memenuhi tugas sebagai Permaisuri dan menjagamu di sini."



"Siapa yang ingin dirawat ..." Ronald berkata, kemudian dia mengerti, dengan datar berkata, "Sepertinya Ayahmu sangat cemas."



"Berkat Yang Mulia, takutnya ini hanya permulaan saja." Kata Ivonne.



Ronald dengan kesal berkata, "Kita sudah impas, jangan ada yang mengungkit lagi."



"Bahkan mengungkit sedikitpun tidak boleh, Yang Mulia, apa kamu begitu merasa bersalah?"



"Ivonne!" Ronald berteriak, melihat pandangan matanya yang polos dan jernih, Ronald menghela nafas kemudian kembali melunak, "Aku benar-benar sangat ingin menjahit mulutmu."



Pandangan mata Ivonne bergerak turun, "Menjahit? Sepertinya Yang Mulia tidak seterbiasa diriku melakukannya, ngomong-ngomong, apa bagianmu itu sudah sembuh sepenuhnya sekarang?"



Ronald marah, menutup kedua kakinya, dengan marah berkata, "Jangan ungkit hal ini lagi, jika mengungkitnya aku akan membunuh seluruh keluargamu."



Ivonne tersenyum, ketika sedang ingin menyindir dua kalimat, malah melihat Yanto membawa orang dari kediaman Hendra masuk ke dalam.



"Permaisuri, ada pesan yang dibawa oleh orang dari kediaman Hendra." Kata Yanto.



Pandangan mata Ivonne sedikit terangkat, "Ada apa?"



Bawahan itu melihat Ronald, bergegas berlutut memberi hormat, "Budak memberi hormat pada Yang Mulia dan Permaisuri."



"Ada apa?" Tanya Ronald dengan wajah suram.



Bawahan itu ketika mendengar suara yang tegas ini, bibirnya bergetar dan berkata, "Itu ... Tuan Hendra meminta budak untuk mengantarkan pesan pada Permaisuri, kondisi Nyonya besar memburuk, meminta jika Permaisuri punya waktu maka pulanglah ke rumah."



"Aku sudah mengatakan tidak punya waktu, aku harus merawat Yang Mulia!" Ivonne berdiri, kemudian membungkuk dan mengulurkan tangannya, "Yang Mulia, anginnya kencang, tidak boleh duduk di sini untuk waktu yang lama, cepat masuk bersamaku."



Ronald meletakkan tangannya di telapak tangan Ivonne, kedua tangan itu saling menggenggam, Ronald bangkit, tapi malah terjatuh dengan lemah ke arah Ivonne, "Baik, semuanya mendengar perkataan Permaisuri."



Ivonne hampir saja terjatuh ditekan olehnya ke tanah, dengan sekuat tenaga mencoba membantu memapahnya masuk ke dalam, wajahnya memerah, tapi Ivonne tidak berani marah.



"Apa sudah lihat? Permaisuri ingin merawat Yang Mulia, jika Nyonya besar benar-benar sakit patah, ada Tabib di sini, panggil Tabib pergi ke sana saja." Yanto berkata dengan dingin.



Ketika Ivonne mendengar perkataan ini, dia kemudian mendorong Ronald dan berkata, "Tuan Yanto, itu ide yang bagus, biarkan Tabib Chao mengikutinya pulang, itu juga akan membuatku merasa lebih tenang akan kondisi penyakit Nenekku."



Yanto tahu bahwa Nyonya besar itu benar-benar sakit, Permaisuri juga memiliki jiwa berbakti, tentu saja dia langsung menyetujui, "Ya!"



Dengan begitu, bawahan itu membawa Tabib Chao dan Rendi pergi ke kediaman Hendra.



Hendra masih harus menerima kunjungan, mendengarkan bawahannya mengatakan bahwa hubungan Ivonne dan Ronald begitu dekat, tanpa sadar dia mengerutkan alisnya, ini pasti hal yang mustahil.



Ronald bahkan tidak sabar ingin memakan daging Ivonne, meminum habis darah Ivonne, bagaimana mungkin bisa begitu dekat dengan Ivonne?



Hendra juga tidak bisa bertanya dengan lebih rinci, hanya mengikuti



Tabib memasuki kamar Nenek Ivonne.



Ketika Nenek Ivonne mendengar itu adalah Tabib kerajaan yang dipanggil oleh Ivonne, dia sangat kooperatif, setelah Tabib memeriksa denyut nadinya, dia berkata, "Nyonya memang menderita radang paru-paru basah, jadi bisa batuk tidak berhenti, aku akan memberi resep beberapa obat, jika setelah Nyonya memakannya dan merasa itu efektif, maka ikuti resep dan terus meminum obatnya, memakannya selama dua bulan, meskipun mungkin tidak dapat menyingkirkan penyakit, tapi itu bisa membuat kondisi jauh lebih baik. "



"Merepotkan Tabib!" Nenek Ivonne tersenyum._ Bab 80 Datang Menjenguk PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 533 133 178 Bab 80 Datang Menjenguk



Ketika Tabib selesai memeriksa dan keluar, Hendra kemudian menarik



Tabib dan Rendi pergi ke aula utama untuk minum teh.



Hendra mencoba bertanya pada Rendi, "Bagaimana cedera Yang Mulia?"



"Terima kasih atas perhatian Tuan Hendra, Yang Mulia sudah jauh lebih baik." Rendi masih sangat baik di luar.



"Itu ..." Hendra tertawa, "Apa Permaisuri merawat Yang Mulia secara pribadi? Putriku ini, ketika berada di rumah itu sangat dimanjakan, takutnya dia malah membuat Yang Mulia marah bukan?"



"Yang Mulia tidak pernah marah pada Permaisuri." kata Rendi yang berbohong, tentu saja ini sudah diperintahkan oleh Yanto, dia mengatakan bahwa jika Hendra tahu Permaisuri dan Yang Mulia memiliki hubungan yang kuat, tentu saja tidak akan menyulitkan Permaisuri.



"Benarkah?" Hendra sedikit tidak percaya, tapi bawahannya mengatakan bahwa Ivonne membantu memapah Ronald memasuki kamar, ini dilihatnya sendiri, kecuali, Ivonne benar-benar telah mendapatkan hati Ronald?



Tabib kerajaan membantu, dia berkata, "Hubungan Yang Mulia dan Permaisuri benar-benar sangat baik, beberapa hari ini demi merawat luka Yang Mulia, Permaisuri terus berada di samping untuk merawatnya."



Tentu saja, Tabib Cao tidak tahu bahwa Ivonne datang hanya untuk mencuri ilmu, Ivonne tidak mengerti pengobatan tradisional, tapi dia percaya pada pengobatan medis tradisional, lagipula setelah melakukan penelitian terhadap obat sekian lama, dia juga pernah mencoba mengekstrak tumbuhan herbal untuk pengembangan obat-obatan herbal.



Artemisinin, yang digunakan untuk mengobati malaria dan lupus, itu juga secara langsung diekstraksi dari Artemisia, atau diekstraksi dari asam artemisinat yang memiliki kandungan tinggi dalam Artemisia.



Jadi dalam beberapa hari terakhir, Ivonne memikirkan cara untuk belajar pengobatan tradisional dari Tabib kerajaan.



Ketika Hendra mendengar perkataan Tabib Chao, dia baru percaya.



Terlepas dari mengapa Ronald mengubah pandangannya terhadap Ivonne, itu merupakan hal yang baik, lagipula sekarang mereka sudah menyinggung keluarga Cui, sudah tidak ada ruang untuk kembali, lebih baik berhadap pada Ronald.



Meskipun dikatakan bahwa Ronald tidak dipandang oleh Kaisar, tapi kekuasaannya masih ada, jika Ronald bersedia membantu, tidak sulit baginya untuk mempertahankan posisi menteri.



Hendra dengan puas mengantar pergi Tabib Chao dan Rendi.



Rendi kembali dan melapor pada Ronald, mengatakan bahwa Hendra sangat bahagia, mungkin dia tidak akan mencari masalah dengan Permaisuri untuk sementara waktu.



Ronald memandang Ivonne dengan sedikit marah, "Tidak perlu



berterima kasih padaku!"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Ivonne mengertakkan giginya, berdiri kemudian berbalik badan lalu pergi.



Ronald menang, dia tersenyum bangga.



Kenyataan menunjukkan bahwa Hendra adalah orang yang sangat tidak tahu malu.



Beberapa hari yang lalu masih ingin memarahi Ivonne, hati ini dia meminta Istrinya untuk datang membawa hadiah dan berkata bahwa ingin menjenguk Ronald.



Dulu mereka tidak berani datang untuk menjenguk, tapi setelah pernyataan dari Tabib Chao dan Rendi kemarin, mengetahui bahwa hubungan Permaisuri dan Yang Mulia sekarang sangat dekat, jadi mereka segera datang.



Di satu sisi juga ingin memastikan apakah perkataan Tabib Cao dan



Rendi itu benar.



Di sisi lain juga mengambil kesempatan untuk bersikap baik, berusaha untuk menjalin hubungan keluarga yang normal.



Hendra tidak datang, bahkan Istri Hendra, Nelly juga tidak datang, terhadap Keluarga Cui sana, mereka masih menyimpan harapan, jika mereka datang menjenguk Ronald, maka sama saja sudah menyerah akan Keluarga Cui.



Nenek Viona datang membawa menantu dari putra tertuanya, Yenny dan juga Cecil.



Hadiah yang dibawanya adalah obat untuk imunitas tubuh, tidak bisa dibilang mahal, dapat dibeli di toko obat.



Ivonne bertemu mereka di Paviliun Serenity, Yenny memasuki pintu dan berjalan berputar-putar melihat sekeliling, Paviliun Serenity ini sangat besar, sayangnya memajang benda-benda yang tidak berharga, dia menyeringai, Ivonne tidak terlihat disukai.



Nenek Viona dengan ramah berbicara pada Ivonne, "Apa luka Yang Mulia sudah lebih baik? Aku harusnya datang berkunjung lebih awal, hanya saja aku harus mengurus segala sesuatunya di rumah, jadi aku



baru bisa datang sekarang, kuharap Yang Mulia memaklumi."



Ivonne merasa tidak nyaman dengan keramahannya, berkata dengan datar, "Dia memaklumi atau tidak aku tidak tahu, apa lebih baik Nenek Viona yang bertanya padanya?"



Lebih baik pergi ke tempat Ronald sana, agar Ivonne tidak perlu menjamu mereka.



Nenek Viona berpikir Ivonne bersikap sombong, tapi tidak masalah, jika dia bisa bersikap demikian maka membuktikan bahwa dia memiliki kuasa, manusia harus seperti ini, ketika mendapat kekuasaan maka harus berlagak, ketika kehilangan kekuasaan maka harus menanggungnya.



Sikapnya menjadi lebih melembut, "Apa itu akan mengganggu Yang Mulia? Jika tidak mengganggu, maka tolong Permaisuri untuk mengaturnya."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day Ivonne berkata, "Tidak perlu mengatur, langsung pergi ke Paviliun



Eternity saja, dia ada di dalam."



Ketika Yenny mendengar kata-kata itu, dengan sengaja bersikap terkejut, "Bukankah Yang Mulia dan Permaisuri tidak tinggal di satu atap? Bukankah kalian suami istri, dan lagi masih belum mengambil selir, mengapa tinggal terpisah?"



Terhadap kata-kata yang sangat provokatif ini, Ivonne langsing mengaggap tidak mendengar, tapi Bibi Vera yang berada di samping langsung berkata, "Luka Yang Mulia masih belum sembuh, takut mengganggu tidur Permaisuri, jadi dia pindah ke Paviliun Eternity."



Yenny memandangi Bibi Vera, "Kamu siapa? Mengapa tidak pernah melihatmu?"



"Dia Bibi Vera, bertugas melayani di sisi Paduka Kaisar, karena Paduka Kaisar takut tidak ada orang yang perhatian di kediamanku, jadi memintanya keluar dari Istana untuk melayaniku." Ivonne berkata dengan datar.



Ketika Nenek Viona mendengar perkataan itu, dia bergegas berdiri dan membungkuk hormat pada Bibi Vera, "Ternyata kamu adalah Bibi Vera yang melayani di sisi Paduka Kaisar, aku sering mendengar namamu, aku memberi hormat untukmu."



"Nyonya tidak perlu begitu sopan, aku hanya seorang budak yang melayani majikan."



Majikannya adalah Permaisuri, mereka saja tidak begitu menghormati Permaisuri, mereka berlaku sopan pada dirinya yang merupakan seorang budak, perlakukan apa ini?



Perkataan yang memiliki maksud ini, Nenek Viona juga paham, dia tidak peduli, tersenyum dan berkata, "Bibi Vera adalah orang yang berada di sekitar kaisar, merupakan pejabat wanita di Istana, selama aku masih hidup, ketika bertemu dan memberi hormat itu sudah seharusnya."



Bibi Vera tidak berbicara, tapi raut wajahnya sudah sedikit tidak sabar.



Selama dia masih hidup, apa-apaan perkataannya ini? Memberi hormat ya memberi hormat, tidak perlu menekankan hal ini.



Cecil memandang Ivonne dan bertanya, "Mereka mengatakan bahwa Yang Mulia sekarang sudah bersikap baik padamu, apa itu benar?"



Cecil adalah orang yang lugas, langsung menanyakan apa yang ingin dia tahu, tidak perlu basa-basi.



Ivonne memainkan cangkir tehnya, "Tidak bisa dibilang baik."



"Mengapa?" Cecil mengerutkan keningnya, "Mengapa dia tidak baik padamu?"



Ivonne sedikit tidak mengerti Adiknya ini sedang bermaksud baik atau sedang menyindirinya, tapi dalam ingatannya, tidak ada perasaan khusus terhadap Adiknya ini.



Yenny menarik tangan Cecil, tersenyum berkata, "Keponakanku yang baik, jangan tanyakan lagi, itu akan membuat Kakakmu malu karena tidak tahu bagaimana menjawabmu."



Cecil menghempaskan tangannya, berkata dengan benci, "Pria di dunia ini semuanya adalah anjing, Raja Ronald ini sepertina juga bukan orang yang baik."



Ivonne langsung menyukai Adiknya ini, pemikirannya begitu unik, terutama kalimat yang terakhir.



"Aku ingin tinggal di sini selama beberapa hari, apa kamu bisa mengaturnya?" Cecil bertanya padanya.



Ivonne mengangguk, "Kamu tinggal di rumahku, aku yang akan menjadi tuannya, tidak perlu bertanya pada orang lain."



Nenek Viona kembali mengungkit, "Tidak tahu apa bisa pergi mengunjungi Yang Mulia?"



"Ya." Kata Ivonne.



Nenek Viona sedikit canggung, "Apa Permaisuri tidak menemani pergi ke sana?"



"Aku tidak pergi!" Ivonne melirik sekilas, "Aku punya banyak urusan untuk diurus."



"Permaisuri ada urusan apa? Kudengar semua hal di sini diatur oleh Tuan Yanto, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh Permaisuri, takutnya Yang Mulia tidak ingin menemui Permaisuri, jadi Permaisuri tidak berani pergi?"



Ivonne masih belum menjawab, sudah ada sosok yang bergerak di luar.



"Yang Mulia tiba!"



Suara Rendi terdengar.



Orang-orang di ruangan itu seketika tercengang, Nenek Viona sudah bergegas bangun, tersenyum ke arah pintu.



?_ Bab 81 Maaf PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 659 165 220 Ronald perlahan berjalan masuk dengan bantuan Rendi.



Menggunakan pakaian berwarna putih dengan sabuk giok emas di pinggangnya, wajah tampannya itu diselimuti sinar matahari, seolah-olah dia adalah Pangeran sakit... yang turun dari langit. Karena gerakannya yang terlalu lambat, berjalan satu langkah saja seakan menghabiskan banyak tenaganya.



Ronald datang kemari dengan kesulitan, wajahnya gembira, alisnya lembut, bibirnya melengkung naik menatap Ivonne.



"Bagaimana kondisi Yang Mulia?" Nenek Viona bergegas menyapa.



Yenny juga berdiri, terlihat sedikit terkejut.



Ronald mengalihkan padangan matanya dari Ivonne ke wajah wanita tua itu, sambil tersenyum dia berkata, "Nyonya Viona memiliki hati, aku sudah jauh lebih baik."



Setelah Ronald selesai berbicara, dia dengan perlahan berjalan ke sisi Ivonne. Dengan nada cemberut dia bertanya, "Apa masih marah? Hari ini saja tidak pergi untuk melihatku, jangan marah lagi, oke?"



Ivonne menatapnya, sebenarnya apa yang diinginkan orang ini? Sengaja membuat tindakan seperti ini, bahkan jika itu demi Ivonne juga tidak harus sampai seperti ini.



Ivonne perlahan berkata, "Aku tidak marah."



Ronald akhirnya menghela nafas lega, "Baguslah jika tidak marah. Lalu



kamu berkata bahwa kamu akan menemaniku keluar hari ini, mengapa tidak pergi?"



Apa Ivonne pernah mengatakannya?



"Aku ada tamu."



Ronald memandangi Nenek Viona dengan raut sulit, "Begitu? Kalau begitu apakah kita tidak bisa pergi?"



Nenek Viona bergegas berkata, "Waktunya sudah tidak pagi lagi, aku sudah harus kembali."



"Begitu cepat? Tidak duduk lagi untuk sementara waktu?" Ronald tampak sangat ramah.



"Tidak, tidak, aku masih ada urusan. Jika ada waktu aku akan datang lagi untuk menjenguk Yang Mulia... dan Permaisuri." Kata Nenek Vioana, kemudian dia memberi isyarat pada Yenny dan Cecil.



Cecil berkata, "Kakak tadi berkata bahwa aku bisa tinggal di sini selama beberapa hari."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App "Itu..." Nenek Viona bergegas melirik sekilas pada Ronald, melihat ekspresinya tidak menunjukkan ketidaksenangan, dia kemudian berkata, "Baiklah, kamu temani Permaisuri baik-baik, jangan membuat masalah, mengerti?"



"Ya!" Cecil langsung menjawab.



Setelah Nenek Viona dan Yenny pergi, Ronald memerintahkan Bibi Linda, "Minta orang untuk mengatur adik iparku tinggal di sini."



"Baik!" Bibi Linda maju dan memberi hormat, "Nona Cecil, tolong kamu ikut dengaku, lihat kamar mana yang kamu sukai."



Cecil tadinya masih ingin di sana, tapi dia sangat rewel akan tempat di mana dia tingal, jadi Cecil mengikuti Bibi Linda pergi.



Ivonne memandangi Ronald, "Sebenarnya Yang Mulia tidak perlu seperti ini, sekarang semua orang di keluargaku berpikir bahwa hubungan di antara kita ini benar-benar nyata, di kemudian hari takutnya akan membuat masalah untukmu, aku tidak ingin berutang budi padamu."



Yang paling penting adalah untuk menghindari Ronald mengeluh di masa depan, Hendra itu orang seperti apa, Ivonne tahu dengan sangat jelas di dalam hatinya, jika dia tahu bahwa Ronald memiliki hubungan yang cukup baik dengannya, takutnya tidak tahu akan ada berapa banyak penculikan akan terjadi di masa depan.



Ronald menarik kembali kelembutannya yang tadi, dengan datar berkata, "Aku tidak mau menghancurkan hubunganmu dengan keluargamu, setidaknya, jika aku melakukan ini, sikap Ayahmu terhadapmu juga akan lebih toleran."



Ivonne berkata, "Aku tidak peduli mengenai sikapnya terhadapku, aku berada di sini, juga tidak perlu berhadapan dengan mereka setiap harinya."



"Jika kamu tidak peduli, maka kamu tidak akan mabuk dan menangis lalu berkata bahwa kamu ingin pulang." kata Ronald.



Ivonne terpaku, "Aku ... aku menangis dan berkata ingin pulang?"



"Kamu tidak ingat perbuatan yang kamu lakukan ketika mabuk?" Ronald memandang Ivonne.



Ivonne sedikit malu, "Ingat apa yang kulakukan, tapi aku tidak ingat apa yang kuucapkan."



Ronald menatapnya, "Berapa banyak yang kamu ingat? Apa kamu ingat hal di istana?"



"Hal di Istana? Memang ada apa di Istana?" Ivonne terpaku seketika.



"Kamu mabuk di Istana, apa yang terjadi di Istana Pearlhall, kamu tidak ingat?" Ronald memandang wajah Ivonne yang seketika pucat, hatinya samar-samar sedikit bahagia, sangat bahagia di atas penderitaan orang lain.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne teringat, dia terlalu marah saat itu, melompat ke meja dan berteriak, tentu saja, dia masih memiliki sedikit akal sehat, dia



menggunakan bahasa Inggris untuk memaki.



Tapi, astaga... dia ternyata berbuat begitu kurang ajar di Istana Pearlhall.



"Mendengar Peter mengatakan bahwa Kakek dibuat terkejut olehmu hingga bersembunyi di sudut ranjang, sama sekali tidak berani bersuara!" Ronald membantunya untuk memperkuat ingatannya.



Ivonne menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Dewa petir, sambar dia saja!



Setelah beberapa saat, Ivonne melepaskan tangannya, melihat senyum Ronald yang begitu bahagia di depannya yang menusuk pandangan Ivonne, dia kemudian marah, "Itu semua karena kamu."



Ronald sangat tenang, "Perkataan ini sudah tidak boleh dikatakan lagi, kita sudah impas."



Apanya yang impas!



Ivonne benar-benar sangat kesal, tapi setelah berpikir dalam, situasi Ronald pada waktu itu juga tidak jauh lebih baik darinya, benar-benar



ingin membenci pun tidak bisa.



"Tidak bisa, aku harus pergi ke istana untuk mengaku dosa." Ivonne berdiri dan berputar, "Ganti baju, kamu keluar dulu, aku harus ganti baju."



Ronald berdiri dengan malas, "Karena lukaku sudah jauh lebih baik, aku akan menemanimu ke Istana, aku akan membantumu di hadapan Kakek."



"Terima kasih, terima kasih!" Ivonne sedang bingung tidak tahu bagaimana menghadapi Paduka Kaisar, ada orang yang menemaninya itu jauh lebih baik, kali ini Ivonne berterima kasih tulus dari lubuk hatinya.



Di sisi lain, Cecil memilih kamar terlebih dulu, kemudian segera kembali ke Paviliun Serenity.



Tapi malah melihat Ivonne sudah berpakaian rapi dan bersiap pergi bersama Ronald, Cecil maju ke depan dan bertanya, "Kalian mau ke mana?"



"Akan pergi ke Istana sebentar, kamu di sini dan tunggu aku kembali." Ivonne sangat gelisah.



"Apa yang terjadi?" Cecil ketakutan oleh tampilan Ivonne, "Kalau begitu kalian cepatlah pergi."



Ivonne merasa Adiknya ini terkadang cukup baik, kemudian dia berkata, "Ya, jika kamu lapar maka minga Bibi untuk membawakanmu makanan, jika bosan kamu bisa keluar dan berjalan-jalan."



"Baik, pergilah, mengapa begitu bawel? Sama sekali tidak cekatan dalam melakukan sesuatu." Cecil berkata dengan tidak senang.



Ronald menatap sekilas pada Cecil, omelannya sangat bagus!



Mereka berdua keluar, kereta kuda itu pergi menuju Istana, Ivonne gelisah sepanjang perjalanan, meskipun Paduka Kaisar cukup baik padanya, tapi takutnya dia tidak akan bisa menolerir perbuatannya yang begitu kurang ajar ini.



Ada sedikit bayangan di benaknya, itu adalah penampilan jeleknya ketika Ivonne melompat ke atas meja dan berteriak dengan keras, ketika berbuat hal yang memalukan dia malah melakukannya di Istana Pearlhall.



Yang sedikit membuatnya terhibur adalah setidaknya selama dua hari terakhir, tidak ada perintah yang memintanya untuk mengaku dosa yang datang dari Istana.



Namun, Ronald mematahkan rasa senangnya dengan sangat kejam, "Kudengar penyakit jantung Kakek kambuh setelah kamu meninggalkan istana, pihak Istana Pearlhall itu untuk sementara dapat menyembunyikannya untukmu, tapi jika Ayah mencari tahu, masalah ini sudah tidak bisa ditutupi, Ayah adalah orang yang paling berbakti, jika Ayah tahu, bahkan jika kamu tidak mati juga akan dikuliti."



Ivonne dengan berdayaberkata, "Aku punya surat hutang."



Karier Permaisuri ini benar-benar sangat mengejutkan.



"Tidak tahu bagaimana jika Nenek mengetahuinya, bagaimana dia akan marah?" Ronald berkata dengan santai.



Ivonne menggertakkan giginya dan berkata, "Bisakah kamu menutup mulutmu? Aku sudah sangat pusing."



Ronald menaikkan alisnya, "Sikapmu sekarang ini sedikit bermasalah, tolong kamu introspeksi diri, atau aku tidak akan meminta pengampunan untukmu dari Nenek, kamu harusnya tahu bahwa di



antara begitu banyaknya Raja, Nenek paling sayang padaku."



Ivonne menahan keinginan untuk merobek mulut Ronald, dengan suara pelan dia berkata, "Aku salah, aku akan mengintrospeksi diri."



"Apa telingaku bermasalah? Aku tidak mendengar kata maaf."



"Maaf!" Ivonne marah, menahan telinga Ronald kemudian berteriak keras.



"Ivonne, kamu cari mati!" Ronald membalasnya dengan menahan leher Ivonne, kemudian menekan kepala Ivonne mendekat ke tubuhnya, kedua tangan Ivonne masih menarik telinga Ronald, ditarik oleh Ivonne, Ronald berteriak kesakitan, Ivonne kemudian langsung menggigit dada Ronald.



?_____ Bab 82 Hukuman Kaisar PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More...



231 58 77 Bab 82 Hukuman Kaisar



Ronald mengertakkan gigi, mengelus bagian dadanya itu, bersumpah dalam hati, setelah semuanya mereda, dia pasti akan menarik Ivonne ke kamar gelap, kemudian membiarkan anjing gila menggigitnya seratus kali untuk membalas dendam hari ini.



Setelah Ivonne melampiaskannya, dia begitu lega, hatinya juga sudah tidak begitu gelisah.



Tapi, ketika melihat raut wajah Ronald yang membiaru, tadi gigitannya itu memang agak kejam, Ivonne kemudian dengan tulus mengatakan, "Maaf, aku tidak seharusnya menggigitmu."



Ronald melihat pandangan matanya yang tulus dan jernih, menampar dirinya sendiri dalam hati seratus kali dengan kejam, dia tidak boleh bersikap lunak, wanita ini tidak benar-benar meminta maaf dengan tulus, dia berpura-pura.



"Hei. aku juga tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, berubah menjadi seperti orang gila, aku benar-benar minta maaf." Ivonne terus meminta maaf. Penampilannya sangat menyedihkan, "Aku tahu kamu seperti ini demi kebaikanku, juga membantuku bermain drama di depan keluargaku, dan masih ingat ketika mabuk aku berkata bahwa aku ingin pulang, kamu sebenarnya sangat baik, aku yang tidak tahu sebenarnya ada apa dengan diriku, selalu ingin melawanmu. "



Wajah Ronald dingin, "Sudahlah, aku malas mempermasalahkannya denganmu."



Ivonne berkata dengan penuh rasa terima kasih, "Aku tahu bahwa kamu adalah orang yang murah hati, kalau begitu di hadapan Ibu Suri, kumohon Yang Mulia membantuku berkata hal yang baik."



"Yang kujanjikan padamu, pasti tidak akan kuingkari." Ronad melambaikan tangannya.



Ivonne menunjukkan senyum yang cerah, "Terima kasih Yang Mulia."



Pria sebenarnya sangat mudah untuk dibujuk, hanya dengan dipuji maka sudah beres.



Ronald sebenarnya diam-diam merasa bahwa dia sudah dijebak, tapi, lupakan saja, dia tidak mempermasalahkan dengan wanita, terlebih dengan wanita jelek.



Setelah bertengkar tadi, merasa bahwa suasana hatinya dalam perjalanan menuju Istana sudah tidak terlalu berat.



Sejak menikah dengan Ivonne satu tahun yang lalu, Ronald selalu berada dalam suasana hati yang buruk setiap kali dia memasuki Istana, pandangan mata orang-orang yang dia pedulikan di Istana mengungkapkan raut kekecewaan.



Seiring waktu, ketika Ronald menginjakkan kaki di jalan ini, suasana hatinya akan menjadi lebih buruk.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Satu tahun menderita, itu dikarenakan Ivonne dan juga berakhir karena Ivonne.



Hal di dunia ini benar-benar tidak bisa dijelaskan.



Setelah memasuki istana, mereka langsung pergi langsung ke Istana Pearlhall untuk memberi salam.



Sikap Ivonne ketika mengaku bersalah sangat baik, setelah masuk dia mengalihkan pandangan dan langsung berlutut di lantai kemudian berkata, "Paduka Kaisar, aku salah, aku tidak seharusnya mabuk dan hilang kendali pada hari itu, membuat Paduka Kaisar terkejut, membuat penyakitmu kambuh, tolong Paduka Kaisar memaafkanku kali ini."



"Mabuk dan hilang kendali?" di sebelahnya, terdengar suara yang familiar dan tegas.



Ivonne perlahan mendongak, dia sangat terkejut hingga wajahnya pucat, mengapa Kaisar ada di sini?



"Ka ... Kaisar, kamu juga ada di sini!" Ivonne berkata dengan tergagap.



Paduka Kaisar dan Ronald memandang Ivonne bersamaan, wanita ini suatu saat akan mati dengan mengenaskan dikarenakan kebodohannya sendiri.



"Mabuk dan hilang kendali hingga membuat penyakit Paduka Kaisar kambuh? Permaisuri coba kamu ceritakan apa yang terjadi." Nada suara Kaisar Mikael sangat datar.



Kepala Ivonne dengan cepat ditundukkan ke bawah, suaranya begitu kecil berkata, "Aku hari itu banyak minum, seketika hilang kendali dan mengejutkan Paduka Kaisar, tolong Kaisar memaafkanku."



"Kurang ajar!" Kaisar Mikael menggebrak sandaran tangan di kursi, orang-orang di dalam Istana seketika berlutut, bahkan Kasim David yang begitu senior pun berlutut, "Kaisar jangan marah!"



Kaisar Mikael dengan marah berkata, "Sebagai Permaisuri, tindakanmu itu harusnya bermartabat, minum alkohol tanpa alasan saja itu sudah salah, dan lagi berbuat hal di luar kendali di hadapan Paduka Kaisar, menyebabkan penyakitnya kambuh, dan juga malah menghilang, setelah lewat 3 hari baru datang ke Istana untuk mengaku dosa, apa



kamu masih memiliki aturan kerajaan di matamu? Apa kamu mengingat identitasmu? Jika aku tidak menghukummu hari ini, takutnya kamu hanya akan terus melakukan kesalahan ceroboh seperti ini."



"Aku menerima hukuman." Ivonne begitu tidak berdaya dalam hatinya, apa matanya ada di belakang? Mengapa dia tidak menyadari Kaisar ada di sini. Ivonne kemudian menatap Paduka Kaisar untuk meminta bantuan, berharap dia bisa berkata sesuatu untuknya, agar hukumannya bisa sedikit lebih ringan.



Paduka Kaisar hanya memutar bola matanya pada Ivonne, dia tidak mau ikut campur, Ivonne sendiri yang melakukan hal bodoh, apa hubungannya dengannya?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Kaisar Mikael lanjut berkata, "Karena ini adalah kesalahan pertamamu, dan juga untungnya Paduka Kaisar sudah tidak memiliki masalah besar, aku akan menghukummu untuk membersihkan Istana Pearlhall dan Ruang kerja Kekaisaran, setelah membersihkannya kamu baru boleh makan, Ronald, kamu juga akan dihukum bersama."



Mata Ronald melebar, apa hubungannya ini dengannya?



"Kenapa? Apa kamu keberatan?" Kaisar Mikael berteriak.



"Aku tidak keberatan!" Ronald bergegas berkata.



Kaisar Mikael mendengus sekilas, "Melihat kalian berdua yang tidak berguna ini, aku benar-benar marah, sepertinya kalian terlalu santai, Ronald, jika lukamu sudah lebih baik, maka kamu bisa pergi ke Jingzhaofu untuk mengambil alih tugas, jika tidak memberimu sesuatu untuk dilakukan, kamu benar-benar hanya berbuat hal yang tidak berguna."



Setelah Kaisar Mikael selesai berbicara, dia bangkit dan berkata pada Paduka Kaisar, "Ayah kamu istirahatlah, jangan pedulikan mereka, kamu tidak boleh terlalu lembut dan kasihan pada orang-orang seperti ini, nantinya dengan menggunakan rasa sayangmu, tidak tahu hal gila apa lagi yang akan dilakukannya, aku undur diri terlebih dahulu."



"Pergilah!" Paduka Kaisar mendongak, terlihat sedikit bahagia.



Kaisar Mikael pergi dengan begitu berwibawa dengan membawa Kasim David.



Setelah keluar, bibir Kaisar Mikael terangkat, akhirnya dia bisa melampiaskannya, apa masalah Ivonne yang mabuk dan berbuat hal gila bisa disembunyikan darinya? Mengapa Ivonne mabuk? Bukankah itu dikarenakan membuatnya menjadi kambing hitam ketika berada di Ruang Kerja Kerajaan, Ivonne tidak senang padanya, jadi dia mengambil kesempatan untuk mabuk dan berbuat hal di luar batas.



Paduka Kaisar yang melindunginya, Mikael tidak dapat menemukan kesempatan untuk menegur Ivonne, tidak disangka hari ini Ivonne yang datang sendiri, ini benar-benar sangat memuaskan.



Ronald masih terpaku untuk beberapa saat, bahkan berpikir bahwa dirinya salah dengar, Ayahnya mengirimnya pergi ke Jingzhaofu? Bekerja di JingZhaofu ini merupakan hal yang sangat penting, apa sang Ayah begitu mempercayainya?



"Untuk apa masih berlutut? Sana pergi untuk membersihkan ruangan!" Paduka Kaisar berteriak dengan begitu keras.



Mereka saling membantu untuk bangun, di sisi lain, Kasim Artur telah memerintahkan orang untuk menyiapkan sapu dan diletakkan di samping pintu.



Mereka saling menghela nafas, saling menatap benci sekilas, kemudian masing-masing mengambil sapu dan keluar.



Di musim gugur ini, dedaunan berjatuhan, di halaman, di koridor, semuanya adalah dedaunan kuning yang tersebar di mana-mana.



"Ini semua karenamu, apa matamu ada di bawah kakimu? Tidakkah kamu melihat Ayah ada di sana?" Ronald benar-benar marah, dia yang merupakan seorang Raja malah sekarang menjadi seorang tukang sapu, ini semua dikarenakan Ivonne.



Ivonne meringis, "Jika kamu melihatnya mengapa kamu tidak berlutut dan memberi salam pada Ayah? Jika kamu memberi salam maka aku akan mengetahuinya."



"Ada Kakek, aku harus memberi salam pada Kakek terlebih dulu, kamu bahkan masih belum memberi salam dan langsung mengatakan pada intinya, apa kamu punya otak?" Ronald berkata dengan amrah.



"Sudah terlambat untuk mengatakan apapun, untungnya hanya menyapu lantai, jika dihukum dipukul dengan papan maka itu yang gawat, sapulah." Ivonne sangat optimis, sebenarnya Ivonne sudah bersiap diri jika dipukul dengan papan.



"Aku lebih rela dipukul dengan papan, tanganku ini digunakan untuk memegang pisau dan pedang, bukannya sapu." Kata Ronald dengan



wajah muram, jika Raja lainnya melihatnya, bukankah Ronald tidak memiliki wajah lagi?



"Berisik, kamu pergi menyapu Ruang Kerja Kerajaan, aku menyapu di sini, bekerja membagi tugas." Ivonne benar-benar sudah tidak mau mendengarkan celotehan Ronald.



"Cepat pergi!" Ronald marah.



Ivonne mengambil sapu dan pergi, ketika dia berjalan keluar, para orang di Istana diam-diam menutup mulutnya dan terkekeh.



Ketika datang ke ruang kerja kerajaan, Peter sudah berdiri di luar dan menatapnya sekilas dengan datar, "Kaisar memerintahkanku untuk mengawasi pekerjaan."



Ivonne menatapnya dengan tatapan tak berdaya, sepertinya dia belum pernah melakukan tugas serupa sebelumnya.



"Apa hanya menyapu saja?" Tanya Ivonne.



"Tidak, masih harus masuk dan membersihkan debu." kata Peter.



Memasuki ruang kerja kerajaan? Ivonne sakit kepala, ruang kerja kerajaan ini ada begitu banyak orang yang keluar masukm jika melihat seorang Permaisuri sedang mengelap debu, seberapa malunya itu.___ Bab 83 Ingin Mencelakai Orang Malah Mencelakai Diri Sendiri PROMOTED CONTENTAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions More... 821 205 274 Bab 83 Ingin Mencelakai Orang Malah Mencelakai Diri Sendiri



Ronald sekuat tenaga menyapu lantai, menyapu tanah tampaknya sederhana, tapi ternyata membutuhkan banyak pengetahuan.



Misalnya, dedaunan sebaiknya disapu menjadi satu, jika volumenya besar, maka tidak akan mudah tertiup angin, jika ada dibagi menjadi banyak tumpukan, jika angin lebih besar bertiup maka akan tertiup berantakan sekaligus.



Menyapu sebenarnya juga tidak terlalu sulit, suasana hatinya juga sudah jauh lebih baik.



"Yang Mulia, berhati-hatilah ketika di Paviliun Warmth, ada sarang lebah di atas pohon, tunggulah ketika malam hari baru menyapu, jangan sampai tersentuh, kalau tidak akan gawat." Kasim Artur mengingatkan.



"Sarang lebah?" Ronald memicingkan matanya, dadanya yang tadi digigit itu masih merasa sakit, benar-benar harusnya membiarkan Ivonne yang menyapu.



"Ya, lebah ini sangat hebat, tidak ada yang berani menyapu di siang hari. Paduka Kaisar tidak mau menutup pintu dan jendela, hanya bisa menyapu pada malam hari." Kata Kasim Artur



"Ya. Aku tahu." Kata Ronald.



Kasim Artur juga tidak mempedulikannya lagi, masuk ke dalam ruangan



untuk melayani Paduka Kaisar.



Ronald kemudian berkata pada Yanto, "Kamu pergilah dan panggil Permaisuri datang, katakan padanya aku bersedia bertukar dengannya."



Yanto berkata, "Yang Mulia, ada begitu banyak orang yang keluar masuk di ruang kerja kerajaan. Bukankah tidak pantas jika kamu pergi ke sana untuk menyapu?"



Ronald mengulas senyum di bibirnya, "Tidak masalah, Peter ada di sana, nanti minta dia untuk membantuku melihat, jika ada seseorang akan datang maka aku akan bersembunyi."



Yanto kemudian pergi.



Ketika Ivonne mendengar Ronald bersedia untuk bertukar dengannya, dalam hati berkata, orang ini tidak terlalu buruk, dibandingkan dirinya sendiri yang malu, baiklah, Ivonne akan menerima niat baiknya.



Kembali ke Istana Pearlhall dengan membawa sapu, melihat Ronald sudah selesai menyapu halaman depan, kecepatannya ini sangat cepat.



Ronald menghampiri dan berkata, "Jangan katakan aku tidak mengerti dirimu, sapu ini sangat berat, kamu tidak punya kekuatan untuk membersihkannya, jadi aku membantumu untuk menyapu halaman, kamu sapu saja Paviliun Warmth dan kebun samping itu sudah cukup."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ivonne dengan bersyukur berkata, "Terima kasih Yang Mulia."



Ronald menunjuk ke Paviliun Warmth, "Pergilah, sapu di bagian sana."



Ivonne menunjuk ke arah dedaunan yang berantakan di tanah, "Lalu ini..."



"Sudahlah, aku nanti akan kembali untuk membantumu membersihkannya bersama."



"Terima kasih!" Ivonne tersenyum, mengambil sapu dan pergi ke



Paviliun Warmth.



Ronald mengambil sebuah batu kecil, menyelinap diam-diam dari luar tembok memutar ke sana, mendengar suara Ivonne yang sedang menyapu, Ronald mengeluarkan senyum licik.



Ronald pernah mengatakan, jika pria membalas dendam, tidak terlambat bahkan jika itu selama sepuluh tahun.



Batu di tangannya terbang melesar dari tangannya, membentuk sebuah lengkungan indah di udara, tepat mengenai sarang lebah di atas pohon beringin besar.



Sarang lebah besar itu tiba-tiba berdengung kencang seperti panci air yang mendidih, setelah berdengung beberapa saat, kemudian mendengar suara "Ngungg ngungg ngunggg" yang teredam.



Ivonne mendongak, melihat cahaya di depannya tertutup, ketika Ivonne melihatnya dengan jelas, itu ternyata adalah segerombol lebah.



"Ah ..." Ivonne berteriak, "Pergi!"



Ronald mendengar teriakan ini, hanya merasa hatinya benar-benar



amat sangat puas, dengan bangga mengangkat sapu, ketika hendak pergi ke ruang kerja kerajaan, dia malah mendengar suara "ngungg ngungg ngungg" di belakangnya, menoleh ke belakang, matanya menggelap, lebah-lebah itu semuanya terbang ke arahnya.



Lebah itu terbang menuju arahnya, wajahnya, kepalanya, telinganya, dan ketika Ronald merasakan sakit dan mengayunkan sapu, dia sudah digigit beberapa kali, lukanya masih belum sembuh, tidak berdaya menggunakan tenaga untuk mengayunkan sapu terlalu keras, dia hanya bisa berbalik badan dan lari.



"Yang Mulia cepat menunduk, tidak akan bisa kabur." Yanto menyadarinya, bergegas berteriak pada Ronald.



Ronald berjongkok dan memeluk kepalanya, Yanto bergegas datang, melepas jubahnya dan menutupi kepala Ronald, mengambil sapu di satu tangan, melambaikannya di udara, ketika orang-orang Istana mendengar berita itu mereka segera menyalakan obor, setelah kekacauan itu, akhirnya bisa mengusir lebah itu pergi.



Ketika Ivonne mendengar suara itu, dia berlari keluar, malah melihat Yanto memapah Ronald dan berjalan ke arahnya, kepala Ronald sangat bengkak, kelopak kirinya tersengat, sangat bengkak hingga matanya setengah terbuka.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Kamu disengat oleh lebah?" Ivonne memandangi wajahnya yang bengkak, menahan senyumnya dan pura-pura mengeluarkan raut perhatian.



Kasim Artur yang mendengar pergerakan itu juga keluar dari dalam Istana, ketika dia melihat tampilan Ronald, dia menggelengkan kepalanya berkata, "Yang Mulia, budak sudah mengingatkanmu, jangan sampai menyentuh sarang lebah, mengapa kamu bisa tersengat?"



"Siapa tahu ada sarang lebah?" Ronald kesakitan hingga bibirnya sampai miring, bibirnya sepertinya juga disengat, rasa sakitnya serasa membakar.



"Bukankah sudah memberitahumu?" Kasim Artur berjalan mendekat, "Hei, disengat dengan begitu parah, harus memanggil Tabib."



Wajah Ivonne terlihat dingin, menarik kembali raut perhatian dari wajahnya, Ronald tahu dari awal bahwa ada lebah, sengaja meminta Yanto pergi memanggilnya untuk bertukar dengannya, kemudian menyentuh sarang lebah untuk menyengat Ivonne.



Pria ini benar-benar keterlaluan, benar-benar jahat.



Ivonne dengan datar berkata, "Memang harus memanggil Tabib, tapi Yang Mulia haarus bergegas ke ruang kerja kerajaan, tugas menyapu tidak boleh tertunda."



"Kamu dasar wanita kejam, lebah itu jelas-jelas menerjang ke arahmu, mengapa tiba-tiba malah menerjang ke arahku?" Perkataan Ronald bahan sudah tidak segan, dia marah hingga bibirnya sedikit meringis.



"Ingin mencelakai orang malah mencelakai diri sendiri." Ivonne dengan bangga mengangkat sapu, berbalik badan dan masuk.



Ivonne juga merasa aneh, jelas-jelas tawon itu menerjangnya, berteriak menyuruh lebah-lebah itu pergi, lebah-lebah itu benar-benar terbang keluar.



Ronald sangat marah hingga dia menggertakkan giginya, tapi setelah niad buruknya ketahuan oleh Ivonne dia juga tidak enak untuk melampiaskan, hanya bisa membawa sapu berjalan sambil marah.



Yanto memandang Ronald dengan terpaku, dia benar-benar tidak tahu bahwa Yang Mulia ingin membuat lebah-lebah itu menyengat Permaisuri, Yang Mulia bagaimana bisa berbuat hal kekanakan seperti



itu?



Ini tidak seperti diri Yang Mulia yang biasanya.



Apa Yang Mulia dirasuki hantu?



Yanto memandang Ivonne dengan penuh arti, Permaisuri juga seperti orang lain, apa dia juga dirasuki hantu?



Ronald datang ke ruang kerja kerajaan, Peter menatap tampilannya yang seperti kepala babi, tidak bisa menahan tawa, "Mengapa kamu bisa sampai seperti ini? Menganggu sarang lebah?"



"Jangan ungkit!" Ronald mengangkat sapunya, mulai bekerja keras untuk menyapu, hatinya penuh amarah, apa Ivonne tidak menyapunya? Masih banyak dedaunan yang menyebar.



"Pergilah terlebih dahulu untuk meminta Tabib memberimu obat, memakan pil obat untuk penawar racun." Kata Peter.



"Tidak perlu, tidak beracun, aku pernah melihatnya, itu adalah lebah biasa, paling-paling hanya merasa sakit untuk sementara waktu." Sambil berkata, Ronald kembali meringis, ini benar-benar sakit.



Peter menarik lengannya, "Jika begitu, tidak perlu menyapu terlebih dulu, masuk dan bersihkan debu dulu?"



Ronald tercengang menatapnya, "Bukankah hanya menyapu? Mengapa masih harus membersihkan debu?"



"Kaisar berkata ada banyak debu di ruang kerja, perlu dibersihkan."



"Ruang kerja kerajaan tiap harinya ada orang yang ..." Ronald menghentikan kata-katanya, dia sudah mengerti, Ayahnya disengaja.



Ronald merasa sangat aneh, Ayahnya tidak pernah mau mempedlikannya sebelumnya, sekarang dia diizinkan pergi ke Jingzhaofu, dan juga dia diizinkan keluar masuk ruang kerja kerajaan, seolah-olah sama seperti 1 tahun yang lalu, tidak ada yang berubah.



Ronald makin tidak bisa melihat dengan jelas rencana Ayahnya.



Posisi di Jingzhaofu benar-benar sangat penting, Ronald bahkan dia tidak pernah memikirkannya dalam mimpinya sekalipun bahwa Ayahnya akan mendelegasikannya ke sana.



Sebenarnya, setelah mendengarkan perkataan Kak Stanley, Ronald berpikir bahwa mungkin Kak Juno yang akan mendudukinya, dan sepertinya Kak Juno juga sangat bertekad untuk mendapatkan posisi di JingZhaofu.



Ronald meletakkan sapu, mengambil air, meletakkan lap di bahunya, memasuki ruang kerja kerajaan di bawah pengawasan Kasim David.



Ronald mencoba menundukkan kepalanya, tidak ingin Ayahnya melihat wajahnya yang bengkak.



?



Bab 84 Siapa Yang Berubah PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 289 72 96 Bab 84 Siapa Yang Berubah



Kaisar Mikael sedang membaca peninjauan, sebelum Ronald datang, Sekretariat Wawan baru saja pergi. Sekretariat Wawan adalah terkenal bermulut besar, jika dia melihat Ronald sedang bebersih di ruang kerja kerajaan, takutnya tidak sampai 1 hari semua orang akan mengetahuinya.



"Angkat kepalamu!" Suara Kaisar Mikael terdengar dari sisi sebelah kirinya.



Ronald mengambil kain, perlahan berbalik. Berusaha mengulas senyum, "Kaisar!"



Bibir Kaisar Mikael berkedut, terpaku beberapa detik, memastikan bahwa dirinya dapat menekan tawanya, baru dengan dingin berkata,



"Orang jelek sering melakukan hal aneh yang menyusahkan orang lain."



Ronald berdiri tanpa daya, apa hubungannya ini dengan orang jelek?



"David, ambil salep obat penawar dan oleskan padanya!" Kaisar Mikael memerintahkan.



"Salep obat penawar?" Kasim David tertegun sejenak. "Ini ada..."



"Untuk apa masih berkata omong kosong?" Kaisar Mikael.



Kasim David bergegas merespons, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari lemari, berjalan ke hadapan Ronald, tersenyum dan berkata, "Yang Mulia, kamu tahanlah sedikit, ketika salep ini dioleskan akan sedikit pedas."



"Tidak masalah, aku tidak takut sakit." Hati Ronald sedikit terharu, sang Ayah benar-benar baik.



Tapi, mengapa di pandangan mata Kasim David terdapat raut kasihan?



Segera, Ronald tidak perlu memikirkannya, ketika salep ini dioleskan, apanya yang hanya terasa sedikit pedas? Ini benar-benar sangat menyakitkan. Seakan ada jarum yang menusuk ke dalam dagingnya, langsung menembus ke dalam, Ronald terengah-engah, "Pelan sedikit, pelan sedikit!"



"Rasa sakit seperti ini saja tidak bisa menahannya, apa kehebatanmu?" Kaisar Mikael berkata dengan marah.



Ronald menelan jeritan kesakitan yang sudah berada di ujung bibirnya, tapi itu benar-benar sangat menyakitkan, ini menjelaskan mengapa pandangan mata Kasim David tadi memiliki raut belas kasihan padanya.



Setelah salep dioleskan, Ronald merasa bagian dari lehernya ke atas itu bukan miliknya, sakitnya benar-benar sangat sakit hingga hampir mati rasa.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Dan lagi, dia merasa kelopak matanya semakin membengkak, tadi dia masih bisa membuka setengah matanya, sekarang hanya tersisa satu garis saja, hanya bisa melihat dengan samar-samar.



"Keluar!" Kaisar Mikael berteriak, melepaskan Ronald dari tugas menyapu.



"Ya, aku undur diri!" Ronald bergegas memberi hormat dan undur diri, pandangannya tidak jelas, bahkan tidak bisa membedakan pintu, berusaha menarik cincin tembaga di sebelah pintu.



Kasim David tersenyum dan membuka pintu, "Yang Mulia, sebelah sini!"



Ketika cahaya masuk, Ronald baru bisa melihat, kemudian bergegas ke sana, kebetulan menabrak pintu, Ronald kesakitan hingga menggertakkan giginya, dengan terseok-seok berjalan keluar.



Kasim David benar-benar sudah tidak bisa menahan tawa, ketika dia melihat tatapan serius Kaisar Mikael, dia bergegas menahan senyumnya



dan berkata, "Wajah Yang Mulia Ronald benar-benar bengkak."



Dari luar, terdengar suara sesuatu berguling menuruni tangga batu, Kaisar Mikael berkata tanpa ekspresi, "Dia pantas mendapatkannya."



Kasim Favid melirik sekilas, Yang Mulia Roland yang terguling di tangga batu, Peter membantu memapahnya pergi, benar-benar sangat meyedihkan.



"Kaisar, di sini ada salep bunga, mengapa harus memberikan salep penawar racun pada Yang Mulia Ronald? Itu benar-benar sakit!" Kasim David pernah menggunakan salep itu, rasa sakitnya itu tidak seperti biasa, salep penawar racun hanya untuk pembengkakan, jika masih ada luka luar, itu akan membengkak dengan sangat hebat.



"Jika tidak sakit bagaimana dia bisa ingat?" Kaisar Mikael memasang raut wajah serius, "Sudahlah, kirimkan salep bunga untuknya."



Ronald sangat amat kesakitan, dibawa kembali oleh Peter ke Paviliun Warmth di Istana Pearlhall untuk beristirahat.



Ivonne sedang menyapu di luar Paviliun Warmth, melihat wajah Ronald yang semakin bengkak, dan juga matanya sampai tidak bisa dibuka, Ivonne tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa yang kamu oleskan



di wajahmu? Mengapa lukanya terlihat makin bengkak?"



Ronald penuh dengan amarah, tidak ingin mempedulikannya, memicingkan matanya ke arah Peter dan berkata, "Papah aku masuk ke dalam, aku tidak ingin melihat seseorang yang membuatku kesal."



Ivonne benar-benar tidak pernah menemui orang yang berhati sempit seperti itu, memikirkan awalnya Ronald yang ingin mencelakai Ivonne baru bisa disengat oleh lebah, sekarang seakan Ivonne yang menjadi pelaku utamanya, kemudian Ivonne dengan dingin berkata, "Berkata seakan jika kamu ingin melihat maka kamu bisa melihatnya saja, tidak melihat seberapa bengkak kedua matamu hingga sudah seperti pantat monyet, benar-benar sangat jelek."



"Ivonne!" Ronald sangat marah hingga dadanya ingin meledak. "Tutup mulutmu."



Ivonne meletakkan sapu di pundaknya, "Mengapa aku harus tutup mulut? Aku malah ingin pergi, Kasim Artur berkata sudah menyiapkan sup kacang hijau, aku pergi untuk meminum sup kacang hijau, kamu mengamuklah perlahan seorang diri."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Mereka benar-benar tidak bisa berhubungan dengan baik, Ivonne benar-benar terlalu naif sebelumnya.



Ronald dipapah oleh Peter masuk ke dalam, setelah berbaring Ronald masih memaki.



Peter benar-benar sudah tidak tahan mendengarkannya, "Yang Mulia, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu tidak bisa berbaikan dengan Permaisuri?"



"Peter," Ronald memukul ranjang dengan marah, "Apa kamu tidak mendengar betapa kejam mulutnya itu? Dia berkata bahwa mataku seperti pantat monyet."



"Yang Mulia, aku bertanya padamu, Permaisuri yang dulu lebih menyebalkan atau yang sekarang?" Tanya Peter.



Ronald tidak berpikir, "Sama-sama menyebalkan."



"Dulu jangankan bertengkar, bahkan kamu tidak ingin mempedulikannya sama sekali, kenapa sekarang satu kalimatnya saja sudah bisa mengganggumu? Dia yang berubah atau Yang Mulia yang



berubah?" Tanya Peter.



Ronald seketika terpaku.



Ya, mengapa sekarang dia begitu peduli dengan apa yang Ivonne katakan? Apa hal yang Ivonne lakukan sebelumnya tidak menyebalkan? Tidak hanya menyebalkan bukan? Itu malah membuatnya benci dan jijik.



Lalu sekarang?



Ronald mengambil napas dalam, memikirkan apa yang telah Ivonne lakukan baru-baru ini, terkadang sangat menjengkelkan, terkadang sangat masuk akal, terkadang bahkan sedikit lucu, seperti ketika dia membawa pisau dapur ketika sedang mabuk dan berbuat hal gila.



Ronald mau tidak mau harus mengakui, hanya dengan menggumamkan nama Ivonne, sudah bisa membuatnya nafasnya menjadi cepat, pikirannya bahkan sudah berada di tepian dan hampir meledak.



Tapi, mengapa bisa seperti itu?



Peter berkata, "Yang Mulia pikirkan baik-baik."



Setelah selesai berbicara, Peter berbalik dan keluar.



Ronald meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya, tanpa sadar memicingkan matanya, tiba-tiba dia terkejut, tidak perlu memicingkan mata, dia tidak bisa melihat.



Ronald yang dulu, apa akan melakukan hal naif seperti itu? Melihat sebuah sarang burung, langsung berpikir untuk berbuat iseng pada wanita jelek yang jahat itu, hal seperti ini tidak dilakukan setelah dia berumur lebih dari 10 tahun.



Mengapa situasinya bisa seperti ini, Ronald juga menghancurkan citranya di Istana Pearlhall? Itu semua hanya untuk membuat marah Ivonne?



Sepertinya sudah harus menjaga jarak dengan wanita itu, jika tidak, tidak tahu hal kekanakan apa yang bisa dilakukannya di kemudian hari.



Ivonne kembali ke Istana Pearlhall, hatinya masih merasa kesal.



Paduka Kaisar menatapnya, "Bisakah kamu makan sesuatu jangan berisik? Itu benar-benar sangat tidak enak didengar."



Ivonne meletakkan sendoknya, "Aku tidak makan."



"Marah?" Tanya Paduka Kaisar.



"Tidak marah." Ivonne berpikir sejenak, merasa tidak perlu menutupi emosinya, dia kemudian berkata, "Jika tidak marah itu bohong, benar-benar tidak pernah bertemu dengan orang brengsek seperti itu, kupikir awalnya dia cukup baik hati membantuku menyapu ruang kerja kerajaan, hatiku bersyukur, siapa tahu dia malah sengaja mengganggu sarang lebah untuk mencelakaiku."



"Bukankah pada akhirnya dia melukai dirinya sendiri?" Kata Paduka Kaisar.



"Bukan masalah ini, ini mengenai kesenjangan mentalku, aku awalnya berencana untuk berhubungan baik dengannya, ketika memasuki Istana hari ini, kami sudah mencapai kesepakatan, menurut Paduka Kaisar mengapa orang ini tidak bisa berhenti? Apa aku begitu menjengkelkan? Apa perlu baginya menemukan cara untuk menyakitiku baru dia puas?" Ivonne makin memikirkannya dia semakin marah.



Paduka Kaisar menggelengkan kepalanya, "Aku tidak percaya dia bisa melakukan hal ini, kamu salah paham padanya."



"Tidak salah paham, dia yang mengakuinya sendiri." Ivonne berkata dengan nada buruk.



"Ronald selalu tenang dan teliti dalam melakukan sesuatu, Ayahnya baru saja membiarkannya pergi ke Jingzhaofu untuk menjabat, bagaimana mungkin dia berbuat kekacauan di Istana?" Paduka Kaisar benar-benar tidak percaya, tapi jika itu benar, maka cucunya ini masih bisa terselamatkan, setidaknya, masih memiliki sedikit popularitas.



?________ Bab 85 Pergi Berjalan-Jalan PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 293 73 98 Bab 85 Pergi Berjalan-Jalan



Ivonne mengeluarkan stetoskop, "Jangan membicarakan dia, aku akan



memeriksamu."



Paduka Kaisar dengan santai berbaring. Membuka pakaian, menunggu benda dingin itu menempel di dekat jantungnya, menolehkan kepala menatap Ivonne, "Aku ingin mendengarnya."



Ivonne memasang stetoskop di telinga Paduka Kaisar kemudian berkata, "Dengarkan baik-baik. Hitung."



Kaisar menghela nafas, mendengarkan detak jantungnya sendiri. Benar-benar seperti lagu pengantar tidur.



"Berapa?" ??Ivonne memperkirakan satu menit telah berlalu, kemudian dia bertanya



"56." Paduka Kaisar tersenyum memperlihatkan giginya yang sangat kuning.



Ivonne mengambil alih dan mendengarkan, "Tidak bisa dianggap mencapai standar. Tapi ada kemajuan."



Kasim Artur dengan penasaran menjulurkan kepalanya, "Apa benda ini menarik untuk dimainkan? Bisakah memberikannya padaku untuk



kucoba?"



Ivonne tersenyum dan memberikannya padanya. "Ya, masukkan di telingamu, tempelkan di dekat jantungmu, kemudian sudah bisa mendengar detak jantungmu sendiri."



Kasim Artur melakukannya sesuai dengan instruksi Ivonne, alisnya tidak berhenti terangkat naik, dengan senang berkata, "Ini benar-benar aneh, seperti gong dan gendang, suaranya berdegup."



Dia dengan enggan mengembalikannya pada Ivonne, "Di mana benda ini dijual? Aku juga ingin membeli satu."



"Ketika aku kembali aku akan menanyakannya, jika ada maka aku akan membeli satu untukmu. Kamu akan bertanggung jawab untuk mendengarkan detak jantung Paduka Kaisar setiap harinya." Kata Ivonne.



"Baiklah!" Kata Kasim Artur dengan gembira.



Lucky kemudian menyelinap masuk, bermain di bawah kaki Ivonne.



Ivonne membungkuk dan menggendong Lucky. Lucky mengeluarkan



lidahnya dan menjilat tangan Ivonne, membuatnya geli, Ivonne menjepit lidah Lucky, "Nakal!"



Air liur Lucky mengalir, raut wajahnya terlihat sangat senang.



"Lucky sangat jarang mencium orang seperti itu." Kata Kasim Artur.



"Anjing itu memiliki pemikirannya, tahu bagaimana membedakan." Ivonne mengelus kepala Lucky, "Benar kan Lucky?"



Lucky menggonggong dua kali, bisa diangap menjawab.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Hei." Kasim Artur tersenyum dan memandang Lucky, "Mengapa seakan kamu mengerti kata-kata Permaisuri?"



"Tentu saja dia mengerti, Lucky adalah anak yang pintar." Ivonne menurunkan Lucky. "Pergilah, ambil mantel Paduka Kaisar kemari, kita akan pergi berjalan-jalan dengan Paduka Kaisar."



Lucky kemudian pergi berlari sambil mengayunkan ekornya.



Kasim Artur senang, "Permaisuri, kamu benar-benar memperlakukannya sebagai manusia? Dia mana mengerti utnuk mengambil barang? Dan bahkan lebih tidak tahu apa itu mantel."



Ivonne hanya tersenyum dan tidak berbicara.



Setelah beberapa saat Lucky menggigit mantel Paduka Kaisar dan berlari mendekat, mantel itu terseret di lantai, tapi kaki Lucky sangat lincah, tidak menginjaknya, menyeretnya sepanjang jalan, untungnya Istana itu bersih, sama sekali tidak ada debu.



Mata Paduka Kaisar melebar, "Benar-benar mengerti bahasa manusia?"



Kasim Artur benar-benar terpana, "Bagaimana mungkin?"



Ivonne tertawa kemudian berjongkok, mengulurkan tangan ke arah Lucky, "Tangan!"



Lucky duduk, dengan patuh menyerahkan tangannya pada Ivonne, lidahnya terjulur keluar dan tertawa.



Senyum anjing itu bisa membuat perasaan orang lain sembuh dalam sekejap, tawa ini juga membuat seluruh hati Paduka Kaisar terbang.



"Yang satunya lagi!" Kata Ivonne.



Lucky bergegas meletakkan, kemudian mengulurkan tangan lainnya di telapak tangan Ivonne.



"Pintar!" Ivonne tersenyum dan mengelus kepala Lucky, Lucky sangat senang hingga dia berputar-putar mengelilingi sekitar Ivonne.



"Lucky, kemari!" Kata Paduka Kaisar.



Lucky kemudian berlari ke sana, melompat dan duduk di pangkuan Paduka Kaisar, Paduka Kaisar memeluknya, "Hei, tidak kusangka kamu yang begitu kecil bisa melayani orang, benar-benar hebat."



Di dalam Istana Pearlhall, suara tawa terdengar keluar, bahkan dari jauh pun sudah terdengar.



Segala sesuatu yang ada di dalam Istana Pearlhall, sudah diteruskan ke telinga Kaisar Mikael.



"Permaisuri bermain dengan Lucky, Lucky sangat patuh, Paduka Kaisar sangat senang."



"Permaisuri berkata akan mengajak Paduka Kaisar keluar berjalan-jalan, dan Paduka Kaisar setuju."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Ketika Kaisar Mikael mendengar laporan itu, alisnya semakin terentang, Paduka Kaisar tidak pernah rela meninggalkan Istana Pearlhall setelah sekian lama, sekarang ternyata dia mau keluar, itu benar-benar baik.



Sepertinya sang Ayah sangat puas dengan cucu menantunya ini.



Ronald bocah ini, secara tidak sengaja menabrak kesalahan, tapi yang dinikahinya ini adalah sebuah harta.



Matahari bersinar.



Paduka Kaisar dipapah oleh Ivonne, dia mengulurkan tangan dan menghalangi sinar matahari, menghela nafas berkata, "Dunia ini, masih sangat indah."



Ivonne tersenyum dan berkata, "Paduka Kaisar harus keluar dan bergerak, tubuh manusia itu seperti mesin, jika tidak bekerja, maka bagian-bagiannya juga akan menua."



Paduka Kaisar mendengar perkataan ini, dia kemudian berpikir, "Perkataanmu ini, aku pernah mendengarnya."



Ketika Ivonne mengatakan kalimat ini, dia sedikit lupa, ketika Ivonne tersadar, dia sudah mengucapkannya dan tidak bisa ditarik kembali.



Ketika sedang merasa pusing, mendengar Paduka Kaisar berkata seperti itu, tanpa sadar dia terpaku, "Paduka Kaisar pernah mendengarnya?"



"Siapa yang mengatakannya?" Paduka Kaisar berbalik ke arah Kasim Artur.



Kasim Artur menggelengkan kepalanya, "Budak belum pernah mendengarnya."



"Mengapa tidak pernah mendengarnya? Perkataan ini begitu familiar." Paduka Kaisar berkata, "Kamu memiliki ingatan yang buruk."



"Budak sudah tua, ingatan sudah meburuk." Kasim Artur menghela nafas.



"Paduka Kaisar, kamu pikirkan baik-baik, sebenarnya siapa yang mengatakannya?" Desak Ivonne.



Paduka Kaisar berhenti sejenak, mencoba untuk memikirkannya, "Hei, aku ingat, Tuan Joshua yang mengatakannya."



"Tuan Joshua?" Ivonne tidak memiliki informasi mengenai orang ini di kepalanya.



"Kamu tidak mengenal Tuan Joshua, dia sudah tua." Raut wajah Paduka Kaisar terlihat canggung, sepertinya memikirkan hal masa lalu, "Dia lebih tua beberapa tahun dariku, kudengar dia memiliki banyak penyakit, tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang?"



"Paduka Kaisar tenang saja, kondisi Tuan Joshua masih tidak masalah." Kata Kasim Artur.



Ivonne sangat ingin tahu siapa Tuan Joshua ini, dia bertanya, "Di mana Tuan Joshua ini tinggal? Dia orang mana?"



"Tinggal di tengah kota, juga merupakan orang dari ibu kota, ketika Paduka Kaisar memimpin, dia adalah seorang Sekretariat utama, kemudian dia pensiun karena sakit, sudah bertahun-tahun semenjak dia pensiun." Kata Kasim Artur.



Ivonne mengingat diam-diam, jika ada kesempatan, dia harus mengunjungi Tuan Joshua.



Hari ini, cuaca sangat cerah, banyak dari para selir yang keluar untuk berjalan-jalan, bahkan Selir Prilly juga tidak terkecuali, membawa Bibi di sebelahnya keluar untuk berjemur sinar matahari.



Bunga Osmanthus mekar yang membuat seluruh taman begitu wangi, sang Ratu juga keluar, duduk di paviliun mengobrol bersama dengan Selir Monita dan Selir Prilly.



Ayah dari Selir Monita adalah seorang Jenderal besar bernama Xavier Di, memiliki seorang putra dan seorang putri, sedangkan putra Selir Monita adalah Raja Haris.



Selir Monita diangkat menjadi selir, dilahirkan dalam keluarga militer, tidak pernah terlibat dalam hal yang benar dan yang salah di dalam Istana.



Dia duduk bersama dengan Ratu, terlihat bermartabat, dewasa dan tenang, malah dia yang agak seperti seorang Ratu.



Tapi Selir Monita biasanya tidak bisa terlalu mengobrol dengan sang Ratu dan juga Selir Prilly, dia adalah orang yang cepat dan tegas, pada dasarnya dia tidak tertarik pada topik pembicaraan wanita, hari ini dia yang pertama kali duduk di gazebo, kemudian Selir Prilly datang, dan tak lama kemudian sang Ratu datang, dia tidak bisa langsung pergi.



Dengan bosan melihat sekeliling, memusatkan pandangan mata dan berkata dengan terkejut, "Bukankah itu adalah Paduka Kaisar? Mengapa dia bisa keluar hari ini?"



Ratu dan Selir Prilly melihat ke arah pandangannya, benar saja mereka melihat Paduka Kaisar sedang berjalan-jalan di sekitar danau.



"Yang memapah Paduka Kaisar, sepertinya bukan pelayan." Kata Selir Monita.



Jaraknya terlalu jauh, wajahnya tidak terlihat jelas, Selir Prilly mencoba menajamkan penglihatannya, juga masih tidak bisa melihatnya dengan jelas.



Sang Ratu akhirnya mengenalinya, dengan datar berkata, "Itu adalah



Permaisuri Ivonne."



Selir Prilly tercengang, "Dia?"



Ratu tersenyum datar, pandangan matanya dengan dingin menatap ke arah Selir Prilly, "Selir Prilly bahkan tidak bsia mengenali menantu sendiri?"



Selir Prilly mendengar sindiran ini, tersenyum kecil, "Penglihatanku memang kurang bagus, tidak seperti Ratu yang telinga dan matanya sangat tajam."



Lagi-lagi! Selir Monita memutar bola matanya, dia paling tidak suka ketika para wanita mengobrol bersama dan mulai saling menyindir dan memaki, apa tidak bisa dikatakan secara langsung?



Selir Monita kemudian berdiri, "Aku pergi dulu untuk memberi salam pada Paduka Kaisar."



?__ Bab 86 Wanita Ini Terlalu Licik PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 258 65 86 Bab 86 Wanita Ini Terlalu Licik



Selir Monita pergi untuk memberi salam, Ratu dan Selir Prilly juga tidak memiliki alasan untuk duduk di sini, jadi mereka juga bangkit.



Ivonne memapah Paduka Kaisar dan berjalan beberapa langkah di sepanjang danau. Paduka Kaisar merasa sedikit lelah, duduk di kursi kayu di tepi danau. Ivonne merapikan mantelnya, cuacanya dibilang dingin tidak dingin, dibilang panas juga tidak.



"Sudahlah, apa perlu begitu teliti?" Paduka Kaisar berkata dengan tidak sabar.



"Harus, Paduka keluar dan juga sudah berjalan cukup jauh. Jika panas, maka tidak bisa terkena angin dingin." Kata Ivonne.



"Umurmu sangat muda, tapi begitu bawel." Paduka Kaisar menyusutkan lehernya, membiarkan Ivonne melakukan tugasnya, ketika mendongak



dia melihat Ratu dan yang lainnya datang.



Alis Paduka Kaisar ditarik ke bawah, "Tidak menarik."



Ivonne melirik sekilas ke belakang, segera berdiri dan menurunkan tangannya. Dalam hatinya merasa ini tidak menarik.



Satu adalah Ratu, satu adalah Selir Monita, satu adalah Selir Prilly, ketiganya datang, otomatis diikuti oleh banyak pelayan, sekelompok besar orang ini mendatangi kemari, membuat orang merasa saat ini Taman Kerajaan ini sedikit sesak.



Ivonne maju dan dengan hormat memberi salam, "Aku memberi salam pada Ratu, memberi salam pada Selir Monita, memberi salam pada Selir Prilly."



Ivonne mengucapkan kesalahan ketika memberi salam, menurut aturan, dia harus memanggil Ratu sebagai Ibunda Ratu, Selir Monita dengan Ibunda Selir Monita, dan Selir Prilly dengan Ibunda Prilly.



Tapi Paduka Kaisar ada di sini, tidak ada yang mempermasalahkannya dengan Ivonne, mereka maju bersama, membungkuk dan memberi salam, "Kami memberi salam pada Paduka Kaisar."



Paduka Kaisar adalah pria tua yang lembut hari ini, mengulas senyum dan berkata, "Semuanya ada di sini."



Sang Ratu melangkah maju dan menjawab dengan hormat, "Menjawab perkataan Paduka Kaisar, cuaca hari ini sangat baik, para adik semuanya keluar untuk bergerak, bagaimana kondisi tubuh Paduka Kaisar?"



"Baik, jika tidak baik bagaimana mungkin keluar untuk berjalan-jalan?" Paduka Kaisar berkata dengan penuh semangat.



"Jika Paduka Kaisar sehat, itu adalah berkah bagi Dinasti Tang Utara, benar kan Permaisuri Ivonne?" Selir Prilly berkata sambil tersenyum.



Ivonne sedang melamun, berkat? Berkat apa?



Ivonne menjawab, "Ya, itu berkat."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Wajah Selir Prilly menjadi suram, "Apa Permaisuri Ivonne lelah?"



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Tidak lelah, terima kasih atas perhatian Selir Prilly."



Selir Prilly benar-benar dibuat marah olehnya.



Selir Monita menilai Ivonne, akhir-akhir ini Permaisuri Ivonne ini sangat terkenal, meskipun dia tidak berurusan dengan selir lain di Istana, tapi tidak ada rahasia di Istana, biasanya dalam beberapa hari, berita akan tersebar ke seluruh penjuru Istana.



Permaisuri Ivonne ini, adalah Permaisuri pertama yang memasuki Istana untuk merawat penyakit, dulu namanya tidak baik, tapi sekarang melihat Ivonne yang begitu patuh dan tenang berdiri di samping Paduka Kaisar, tidak melawan pada Ratu dan juga Selir Prilly, dia merupakan orang yang pintar.



Sepertinya rumor tentang hal ini tidak benar.



Sang Ratu juga mengawasi Ivonne, semenjak insiden mutiara selatan itu, dia memusuhi Ivonne, dia tidak pernah terlalu memandang Ivonne di matanya, tapi sekarang melihat Ivonne yang menemani Paduka Kaisar keluar untuk berjalan-jalan, bahkan, Ivonne yang memapah Paduka Kaisar, mau tidak mau dia harus memandang Ivonne.



Perasaan Selir Prilly yang paling rumit.



Dia masih tidak menyukai Ivonne, bahkan berharap Ronald dapat dengan tega menceraikannya, dia masih memiliki harapan terhadap Keluarga Cui, tadinya dia sudah melihat masalah ini sudah setengah berhasil, tapi malah hancur dikarenakan satu kalimat tidak setuju dari Ivonne.



Semua hal ini, membuatnya bisa dibilang sangat membenci Ivonne.



Tapi melihat Ivonne sekarang yang begitu disukai Paduka Kaisar, dan Paduka Kaisar juga adalah pembuat keputusan akhir yang memutuskan siapa Pangeran Mahkota.



Selir Prilly memutuskan untuk menunggu dan melihat, untuk sementara waktu membuang niat hatinya untuk berurusan dengan Ivonne.



Paduka Kaisar dengan samar berkata, "Sudahlah, ayo kembali."



Ivonne menjawab sekilas, mengulurkan tangan untuk membantunya, "Kalau begitu ayo pergi."



"Selamat jalan Paduka Kaisar!" Ketiganya membungkuk dengan hormat.



Setelah Ivonne mengirim Paduka Kaisar kembali ke Istana, Yanto datang untuk melaporkan mengatakan bahwa sudah akan kembali ke kediaman.



Sepanjang jalan kembali ke kediaman, Ivonne tidak mengeluarkan suara, dan juga tidak melihat ke arah Ronald, hanya memikirkan kejadian di Taman kerajaan tadi.



Dia dapat merasakan perubahan Selir Prilly, sekarang Selir Prilly dan keluarganya tidak memiliki pemikiran akan dirinya saat ini, karena Kaisar dan Paduka Kaisar memandangnya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Tapi itu tidak berarti bahwa situasinya akan membaik, Keluarga Cui atau Clara, sudah pasti akan bertambah benci padanya dikarenakan hal ini.



Ditambah Ronald sudah akan menjabat di JingZhaofu, ini setara dengan melempar batu kecil di danau yang tenang, air di danau itu tiba-tiba menjadi beriak.



Kaisar Mikael bersikap dingin terhadap Ronald, ini adalah hal yang diketahui semua orang, menurut logika sangat mustahil ditunjuk untuk menanggung tanggung jawab yang berat.



Jadi, ada orang yang akan menebak, ini adalah maksud dari Paduka Kaisar.



Saat ini, orang yang paling disukai di sekitar Paduka Kaisar adalah Ivonne, dan juga dia adalah Istri Ronald, mengatakan beberapa patah kata yang baik mengenai Ronald di dean Paduka Kaisar, maka Ronald akan menjadi orang penting di mata Kaisar.



Bagimana jika Ronald memiliki ambisi menanyakan posisi Pangeran Mahkota?



Ivonne teringat saat Ronald ingin dibunuh waktu itu, dia bergidik.



"Bantu aku menggaruk punggungku!" Ketika sedang berpikir, ada suara kesal Ronald yang terdengar dari sampingnya.



Ronald menggunakan punggungnya digesekkan dengan bantal, wajahnya yang bengkak membuat suasana hatinya buruk, matanya juga tidak bisa terbuka.



Ivonne berkata, "Kamu bisa menggunakan tanganmu sendiri."



Ronald menggerakkan tangannya, dengan menyedihkan mencoba membuka matanya untuk menatap Ivonn, meskipun hanya ada garis, tapi wajah Ivonne masih terpantul di matanya.



Kedua tangannya bengkak seperti kaki babi, bagian di mana tidak tertutup pakaian, semuanya disengat oleh lebah.



Lukanya benar-benar menyedihkan.



Meskipun Ivonne berpikir orang ini benar-benar jahat dan seenaknya, tapi tampilannya yang seperti ini memang sangat menyedihkan.



Ivonne membantunya menggaruk melalui pakaian, "Apa di sini?"



Ivonne tidak memiliki kuku, tidak bisa mengenai bagian yang gatal melewati pakaian, bahkan gerakannya ini membuat makin gatal.



"Bukan, langsung masukkan saja tanganmu ke dalam, melalui kerah di leher!" Ronald berkata sambil memutar tubuhnya.



Ivonne setengah berlutut, menarik kerah lehernya dan mengulurkan tangan ke dalamnya.



"Di sini?"



"Sedikit ke dalam."



"Apa di sebelah kiri sayap ayam?"



"Apanya yang sayap ayam, di bawah tulang pundak." Ronald berusaha keras untuk melotot, tetapi sama sekali tidak ada hasil.



"Di mana?"



"... mengapa kamu bisa begitu bodoh?" Ronald kesal, "Sebelah kiri bagian sayap ayam."



Ivonne tertawa, sebenarnya Ivonne tahu di mana, karena ketika tangannya dimasukkan ke dalam, punggung Ronald terus-menerus bergerak seiring dengan jari-jarinya.



"Baik---seekor ayam jantan yang sombong." Ivonne berkata sambil tersenyum.



"Diam!" Ronald memejamkan matanya tanpa kesulitan, merasakan tempat di mana kuku Ivonne menyapu kulitnya, merasa sangat amat nyaman, jadi Ronald memaafkan sikap Ivonne yang kurang ajar.



Meskipun jika tidak memaafkan, Ronald juga tidak punya cara untuk berhadapan dengan Ivonne.



"Lebih kencang, agak turun ke bawah." Ronald berkata mendesah pelan.



Ivonne menekan tubuhnya ke depan, mencoba menjulurkan tangannya lebih ke bawah, dada Ivonne hampir menempel ke wajah Ronald.



Wajah Ronald yang awalnya sudah panas, sakit dan juga masam, tiba-tiba mengenai gumpalan yang lembut, merasa bahwa rasa sakit pedas itu seketika jauh lebih mereda.



Wanita ini terlalu licik, sudah seperti ini, masih tidak lupa untuk menggodanya



Namun, melihat Ivonne yang menggaruk dengan sangat nyaman, Ronald tidak mempermasalahkannya untuk saat ini.



Hanya saja apa dadanya disumpal dengan kapas? Mengapa bisa begitu lembut dan nyaman?



Sangat nyaman hingga wajahnya tanpa sadar bergerak dan terkubur masuk ke dalamnya.? Bab 87 Bukannya Tidak Berperasaan PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 629



157 210 Bab 87 Bukannya Tidak Berperasaan



Ivonne bergegas menarik kembali tangannya dan mendorong Ronald, "Apa yang kamu lakukan?"



Ronald menatapnya lekat, "Apanya yang melakukan apa?"



"Wajahmu!" Tuduh Ivonne, tidak menyangka Ronald adalah seorang mesum.



Ronald mendengus sekilas, "Kamu sendiri yang mendekat, aku hanya ingin menyingkirkan kepalaku, tidak ingin dituduh olehmu?"



"Itu masih adalah salahku?"



"Lalu apa itu salahku? Apa aku yang menarikmu mendekat?"



Ronald duduk tegak, dengan dingin berkata, "Memang apa hebatnya? Aku juga bukannya belum pernah melihatnya, dan lagi, tubuhku sudah dilihat semuanya olehmu, kamu juga tidak melihatku tidak senang."



Ivonne benar-benar tidak berdaya, "Itu karena aku sedang merawat lukamu."



"Siapa yang ingin kamu ikut campur?"



"Jika tahu dari awal aku tidak akan mempedulikanmu, membiarkanmu di kemudian hari malu dan juga tidak bisa memiliki keturunan." Ivonne merasa bahwa emosinya sudah tidak dapat ditekan lagi, alasan utamanya adalah karena Ronald begitu keterlaluan.



"Kamu adalah Istriku, jika aku tidak memiliki keturunan maka kamu juga tidak memiliki keturunan."



"Kamu akan menceraikanku di kemudian hari." Ivonne memicingkan matanya, "Kita sudah sepakat."



"Sebelum memikirkan masalah ini, lebih baik merenungkan baik-baik janjimu pada Kaisar, kamu mengatakan bahwa dia akan menggendong cucunya dalam waktu satu tahun." Ronald berkata dengan dingin.



Ivonne dengan santai berkata, "Satu tahun, bisa terdapat banyak perubahan, dipikirkan sekarang juga itu berlebihan."



Ronald tidak mengatakan apa-apa, tapi ada kemarahan di hatinya yang tidak bisa diungkapkan.



Itu karena perkataan Ivonne yang santai dan juga karena perubahan dalam perkataan Ivonne.



Sepanjang jalan mereka tidak lagi berbicara, keduanya duduk sambil mengambil jarak, tidak saling menyukai.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight!



Kembali ke rumah, Ivonne langsung kembali ke Paviliun Serenity.



Di halaman, Cecil sedang makan sup kacang merah yang dibuat oleh Bibi Linda untuknya, melihat Ivonne kembali, alisnya mengerut dan berkata, "Mengapa baru kembali?"



"Tertunda karena ada berberapa masalah." Ivonne duduk, melihat ke arahnya, sup kacang merah itu sepertinya sangat enak, "Bibi, berikan aku semangkuk."



"Apa yang terjadi?" Tanya Cecil.



"Masalah kecil." Ivonne melihat Cecil yang menatap dirinya, menunjukkan sedikit raut kekhawatiran, tanpa sadar terpaku, adiknya ini sepertinya baik padanya.



"Apa kamu tidak bisa lebih pintar?" Cecil berkata dengan sebal.



"Benar-benar tidak apa-apa."



Cecil sama sekali tidak percaya, tapi, ini bukan sesuatu yang bisa dia khawatirkan.



Dengan datar Cecil berkata, "Nenek Viona memintaku untuk menanyakan apakah hubunganmu dengan Yang Mulia benar-benar seperti yang kamu katakan."



"Ya." Ivonne tanpa sadar menjawab sekilas.



Cecil memakan beberapa suap, mendorong mangkuk, dengan sedikit marah berkata, "Mengapa kamu tidak khawatir? Pihak keluarga bertanya mengenai dirimu itu karena memiliki tujuan, mengapa otakmu itu begitu naif?"



Ivonne menatap wajah Cecil yang tiba-tiba marah, tersenyum berkata, "Apa tujuannya?"



"Mana aku tahu? Pasti ada hubungannya dengan karier Ayah, jika kamu tidak dapat membantu Ayah, maka konsekuensinya pasti sangat serius, aku bisa melihat bahwa hubunganmu dengan Yang Mulia sebenarnya tidak benar-benar baik."



Ivonne seperti memiliki pemikiran kemudian berkata, "Kamu berpikiran jernih."



Cecil berkata dengan nada tidak baik, "Apanya yang jernih? Beberapa tahun terakhir, Ayah berjuang demi apa, siapa yang tidak tahu? Aku



bukan orang bodoh."



"Itu urusannya, kamu jangan pedulikan." Kata Ivonne.



Cecil tersenyum dingin, "Jangan pedulikan? Aku juga tidak ingin peduli, tapi apa dayaku, dia bahkan telah mengatur pernikahanku, hanya menunggu untuk menjualku, hanya demi karier masa depannya."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Pernikahanmu telah diatur? Kenapa aku tidak tahu?" Ivonne terkejut, bukankah Cecil baru saja beranjak dewasa? Mengapa pernikahannya begitu cepat sudah diatur?



"Karakter kelahiranku bahkan telah dikirimkan ke sana."



"Siapa?" Tanya Ivonne.



Cecil berkata dengan dingin, "Daniel"



"Siapa itu Daniel?"



Bibi Vera berkata dengan samar di samping, "Keponakan Tuan Gilang, sudah berumur lebih dari 30 rahun, Istri sahnya sudah 3 orang yang meninggal."



"Kamu baru berusia 15 tahun, menikahi seseorang yang berusia 30 tahunan? Benar-benar tidak masuk akal!" Ivonne sangat marah ketika mendengar perkataan ini, apa Hendra gila? Menindas putrinya sampai seperti ini.



"Ayah berkata, aku beruntung, meskipun dia baru berusia 30-an, tapi sudah mendapat jabatan yang tinggi, statusnya itu terhormat."



"Lalu memangnya kenapa?" Tanya Ivonne.



"Tidak kenapa-kenapa, hanya bisa mendengarkan perintah dan menjalankannya." Nada bicara Cecil masih sangat dingin, dia baru berusia 15 tahun, sudah banyak melihat, terhadap pernikahannya sendiri, dia tidak memiliki hak untuk mengajukan keberatan.



Ivonne bertanya pada Bibi Vera, "Bagaimana karakter Daniel ini?"



Bibi Vera berkata, "Permaisuri bisa pergi untuk bertanya pada Yang



Mulia, Yang Mulia pergi berperang sejak umur 15 tahun, dia mengikuti Daniel, pada usia 20 tahun, Yang Mulia baru secara pribadi bertanggung jawab mengambil alih komando."



Ivonne memandang Cecil yang wajahnya muram, "Sepertinya kamu sudah mencari tahu sejak awal?"



Wajah Cecil pucat, "Aku sudah mencari tahu, orangnya kasar."



Kasar, takut kata ini hanyalah ringkasan umum.



Ivonne tiba-tiba menyadari, Cecil bukannya ingin tinggal di sini untuk menemani dirinya, tapi ingin bersembunyi di sini, mencari udara segar.



15 tahun, baru merupakan siswa SMP.



Demi masa depannya sendiri, Hendra benar-benar melakukan hal apapun.



Pandangan mata Cecil memandangnya dengan tajam, "Aku pernah membencimu, jika kamu mendapatkan hati Raja Ronald, membantu Ayahnya untuk naik pangkat, mungkin aku tidak harus menikahi Daniel, tapi aku tahu bahwa jika aku berpikir seperti itu maka terlalu egois. "



Ivonne memandangi wajah Cecil yang penuh kebencian dan kontradiksi, terlalu kejam bagi seorang siswa SMP untuk menanggung semua ini.



"Apa kamu punya cara untuk membantuku? Aku tidak ingin menikah dengan Daniel, aku ingin mati." Mata Cecil dipenuhi air mata, dan air mata itu sepertinya sudah lama tertahan di matanya, ketika permohonan itu diucapkan, air mata itu sudah tidak bisa ditahan lagi.



Ivonne diam, di jaman ini, pernikahan mengikuti perkataan orangtua, dirinya yang merupakan kakaknya yang kontroversial, mana mungkin memiliki kualifikasi untuk berbicara?



"Tidak bisa, benar bukan?" Cecil tertawa dingin, mengusap air matanya dengan satu tangan, "Aku tahu aku keterlaluan memohon padamu, dirimu sendiri saja sulit untuk melindungi diri sendiri, mana mungkin memikirkanku?"



Ivonne dengan kesulitan berkata, "Pernikahanmu itu, aku tidak punya hak untuk turun tangan."



"Kamu tidak memilikinya, tapi jika kamu mendapat kasih sayang, kamu bisa meminta Yang Mulia untuk campur tangan, dia adalah seorang Raja, selama dia mengatakan bahwa Daniel tidak cocok, maka Ayah



akan mendengarkannya, tapi kamu tidak bisa memohon pada Yang Mulia Ronald, benar bukan?" Cecil bertanya menatapnya.



Ivonne masih tidak berbicara, apa dia bisa memohonnya? Dia tidak yakin, dia juga tidak bisa dengan mudah memberi janji pada Cecil, jangan sampai jika masalah ini tidak berhasil, Cecil akan kecewa.



"Permaisuri, sup kacang merah ...." Bibi Linda membawa sup kacang merah masuk, melihat suasana di antara Kakak beradik itu yang sedikit kaku, tanpa sadar dia ragu.



Ivonne mengambilnya, meminumnya dengan perlahan, Ivonne percaya dirinya tampak begitu tidak berguna.



Cecil menelan air matanya, sulit menyembunyikan kekecewaannya, "Sudahlah, kamu juga memiliki kesulitanmu sendiri, dan lagi, aku bersikap tidak baik padamu sebelumnya, kamu tidak memiliki keharusan untuk membantuku."



Ada beberapa kenangan di benak Ivonne, perkataan adiknya ini sewaktu dulu memang benar-benar pahit dan kejam, dan juga sangat suka menyindir orang.



Tapi, juga ada potongan-potongan ingatan yang hangat, misalnya setiap



kali pemilik tubuh asli ini dimarahi oleh Ayah dan Ibunya, adiknya ini akan membantu. Dan jika benda-benda yang disukai oleh pemilik tubuh asli ini, Adiknya ini jarang berebut dengannya, bahkan jika Adiknya ini juga menyukainya.



Hubungan kakak beradik ini, tidak bisa dibilang terlalu dalam, tapi tidak bisa dibilang tidak berperasaan sama sekali.



Mungkin, dia harus membuka mulutnya ini untuk memohon pada Ronald.



?_______________ Bab 88 Ada Maksud Tersembunyi PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 112 28 37 Bab 88 Ada Maksud Tersembunyi



Ketika memikirkan orang brengsek itu, hati Ivonne sedikit enggan, Ronald tidak akan begitu mudah membantunya.



Dan lagi bahkan jika Ronald mau, Hendra juga tidak harus mendengarkan perkataannya. Pemikiran Cecil terlalu sederhana.



Tapi, jika Ronald bersedia membantu, pasti dia memiliki cara.



"Kamu kembalilah ke kamar untuk beristirahat, kita akan mencari cara mengenai masalah ini." Kata Ivonne.



Hati Cecil tidak nyaman.



Sebenarnya Cecil benar-benar tidak berharap pada Ivonne, datang kemari juga hanya ingin menghindar. Hari ini Ivonne keluar dari istana, tadinya ingin mencoba bertanya, hanya saja ketika bertanya, hatinya pasti akan menumbuhkan beberapa harapan.



Tapi Ivonne menjawab dengan mengucapkan kalimat ini, memikirkan cara? Itu hanya kata penolakan.



Ivonne tidak memiliki otak seumur hidupnya, bahkan mengenai Raja Ronald saja, Ivonne mendengarkan kata-kata Ayahnya berdasarkan



obsesinya, tapi Ivonne tidak pernah berpikir, apa yang didapatkan dengan paksa tidak akan berbuah manis, bahkan jika Raja Ronald menikahinya, apa dia akan bersikap baik padanya?



Sang Ayah terpaksa membuat pilihan ini, mencoba dengan mengambil resiko, jika tidak bisa maka hanya mengorbankan satu anak perempuannya.



Tapi dia seharusnya tidak melakukan ini, itu adalah kebahagiaan hidupnya.



Setelah itu, yang tersisa untuk Ivonne hanyalah keluhan dan juga dendam.



Ivonne bertanya pada Bibi Linda, "Yang Mulia paling suka makan apa?"



"Bebek kemangi." Bibi Linda menatapnya. Apa dia benar-benar akan memohon demi Cecil?



"Ajari aku!" Kata Ivonne.



Bibi Linda ragu-ragu sejenak kemudian berkata, "Permaisuri, lebih baik kamu tidak campur tangan dalam masalah ini, Yang Mulia juga mungkin



tidak akan membantumu, dan lagi, bahkan jika Yang Mulia berjanji, dia campur tangan dalam pernikahan adikmu, itu sama saja memberi harapan besar untuk Ayahmu, Ayahmu ... "



"Akan tidak berhenti menjerat?" Ivonne melanjutkan kata-kata yang tidak bisa dia ucapkan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Budak tidak bermaksud seperti ini." Bibi Linda berkata dengan canggung.



Ivonne berkata, "Dia tidak bisa menjerat Yang Mulia." Ronald tahu cara menolak seseorang, terutama jenis orang yang begitu tidak tahu malu.



"Apa Permaisuri akan melakukannya? Tidak yakin akan berguna." Bibi Linda merasa itu tidak tepat.



"Itu Adikku, hanya mencoba yang terbaik, agar diriku juga tidak begitu merasa bersalah jika teringat hal ini di kemudian hari."



Bibi Vera dengan samar berkata, "Biarkan dia mencobanya, itu adalah



hal seumur hidup bagi Adiknya."



Mendengar Bibi Vera berkata demikian, Bibi Linda hanya bisa berkata, "Baiklah, bebek kemangi adalah favorit Yang Mulia, jika dipasangkan dengan alkohol yang baik, Yang Mulia bahkan lebih bahagia."



"Baik, aku juga akan menemani Yang Mulia minum malam ini." kata Ivonne dengan lugas.



"Jangan!" Kedua Bibi itu segera berteriak untuk menghentikannya.



Ivonne tertawa dan berkata, "Meremehkan orang."



Ivonne memutuskan untuk belajar minum, tinggal di sini, jika tidak bisa minum maka akan mendapat kesulitan, terutama, Ivonne sekarang sudah dikenal tidak dapat minum alkohol, jika ada orang yang mencelakainya, secara paksa memaksanya minum segelas anggur, tidak tahu hal apa yang akan Ivonne lakukan.



Jeritan kehidupan kecil.



Bebek kemangi, ditambah anggur yang enak, Ivonne membawa nampan, tersenyum di depan pintu Pavilion Eternity.



"Hei, mengapa hari ini Permaisuri sendiri yang mengantarkan makanan?" Yanto melihatnya, bergegas mengulurkan tangan untuk mengambilnya.



Ivonne menjulurkan kepalanya melihat ke dalam, "Tidak perlu, aku saja, melayani Yang Mulia adalah tugasku."



Ronald sedang berbaring di dalam, mendengar suara Ivonne, mengucapkan sepatah kata dengan lemah, "Pergi!"



Ivonne menganggap tidak mendengarnya, meletakkan nampan di atas meja, berjalan menghampiri dan menyapanya, "Apa Yang Mulia sudah merasa lebih baik?"



"Apa matamu buta? Tidak bisa melihatnya sendiri?" Ronald berbalik, memunggungi Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Terlihat bengkaknya sudah berkurang." Ivonne tersenyum memuji, "Harus diakui, wajah Yang Mulia benar-benar luar biasa, bengkak



seperti ini saja masih terlihat tampan."



"Jika ada sesuatu cepat katakan, setelah itu keluar." Ronald merasa dirinya sedikit demam, seluruh tubuhnya tidak bertenaga, lebah ini begitu beracun, tapi tidak seberacun Ivonne.



"Tidak ada apa-apa, hanya ingin melayani Yang Mulia untuk makan, aku secara pribadi membuatkan bebek kemangi, dan juga membawa sebotol alkohol, Yang Mulia bangun dan temani aku minum." Ivonne mengulurkan tangan untuk membantunya.



"Jangan menyentuhku!" Ronald menyingkirkan tangan Ivonne, dengan marah berkata, "Kamu adalah gadis beracun."



Ivonne dengan tulus berkata, "Yang Mulia, kamu adalah orang besar yang berhati besar, jangan perhitungan padaku yang seorang wanita ini, mengenai masalah ini memang aku salah, aku seharusnya berdiri patuh di sana, tidak bersembunyi dan tidak berteriak, membiarkan lebah itu menyengatku, hei, aku sangat sedih melihat Yang Mulia disengat. "



"Kamu ingin membuatku jijik?" Ronald berbalik badan, berusaha membuka matanya, melihat wajah Ivonne yang memohon dengan ekspresi yang baik, "Hanya 1 kesempatan, katakan atau tidak? Jika tidak maka pergi."



"Minumlah seteguk anggur ..." Ivonne menatap wajah Ronald, benar-benar jelek, "Lupakan saja, wajahmu sekarang sangat bengkak, kamu tidak boleh minum, makan saja, ini pertama kalinya aku membuat bebek kemangi, wanginya sangat harum, kamu tenang saka, aku jamin tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja merasa jika kita bertengkar seperti ini itu juga tidak berdaya, kita masih harus melanjutkan hari, bukankah begitu? Lebih baik berdamai."



Perkataan ini dikatakan dengan tulus, dan juga Ivonne berusaha untuk menyenangkan hati Ronald demi menghilangkan kecurigaan, Ronald yang mendengarkan perkataannya ini juga benar-benar menerimanya.



Ronald juga merasa sangat menjengkelkan jika terus bertengkar, bahkan tidak lebih baik ketika dia sama sekali tidak mempedulikan Ivonne seperti sebelumnya.



Dan lagi, Ivonne sekarang tidak tampak begitu menyebalkan, seharusnya dia tidak boleh begitu kejam.



Memikirkan hal itu, Ronald duduk, "Kamu bisa membuat bebek kemangi?"



"Bibi Linda yang mengajari, ciumlah aroma kemangi ini, apa kamu



sangat ingin memakannya." Ivonne mengulurkan tangan untuk membantu memapah Ronald.



Ronald membiarkan Ivonne memapahnya berjalan, dia bisa melihat bebek-bebek itu dipotong di hadapannya, kemudian diletakkan dengan rapi di atas piring porselen putih, di atas kepala bebek itu juga diletakkan bunga, penyusunan di piring itu sangat indah.



Bebek itu baru saja selesai dimasak, masih panas, memancarkan aroma yang merangsang asam lambung, jari telunjuk Ronald bergerak, duduk kemudian memakannya.



"Bagaimana?" Tanya Ivonne sambil tersenyum.



Ronald melirik Ivonne sekilas, "Tuang anggurnya."



"Tidak boleh minum."



"Jika tidak boleh minum untuk apa kamu membawa anggur?"



"Aku tidak ingat kamu terluka."



"Itu menunjukkan bahwa kamu tidak punya hati, sama sekali tidak perhatian padaku." Ronald menuduh dengan tegas.



Sikap Ivonne yang mengaku bersalah sangat baik, "Itu salahku, aku akan mengoreksi diri, aku akan memperhatikannya di kemudian hari."



Ivonne dengan penuh perhatian mencapitkan dada bebek untuk Ronald, "Ayo, cepat makan."



Ronald memakan tiga potong berturut-turut, meletakkan sumpit, "Tidak makan lagi."



Ivonne tercengan, "Tidak makan lagi? Apa itu tidak enak?"



Ronald berkata dengan datar, "Makanan seenak apapun, kamu tidak bisa makan terlalu banyak, kamu harus membatasinya."



Ivonne sedikit terkejut, itu hanya satu hidangan makanan saja, jika ingin makan, maka bisa memakannya lebih banyak, mengapa masih perlu dibatasi?



Dan lagi, Ronald begitu dingin, demi sebuah hidangan bebek, Ronald bersedia berdamai dengannya, sangat jelas terlihat betapa dia sangat



suka memakannya.



Suka tapi membatasi, itu adalah gaya militer.



Tapi, Ronald hanya makan beberapa suap, Ivonne benar-benar malu untuk membuka mulutnya dan mengatakan mengenai masalah Cecil.



Tapi, Ronald bisa membaca pemikiran Ivonne, menyeka sudut bibirnya, mengulurkan tangannya untuk menyentuh sekilas wajahnya yang bengkak, berkata dengan datar, "Katakan saja, ada masalah apa."



Ivonne tersenyum, "Kamu bisa melihatnya?"



"Bersikap baik seperti ini pasti ada maksud tersembunyi!" Ronald berkata dengan nada tidak baik, "Apa aku tidak mengenalmu?"



?_____Bab 89 Kata-Kata Wanita Tidak Bisa Dipercaya PROMOTED CONTENTAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More More... 490



123 163 Bab 89 Kata-Kata Wanita Tidak Bisa Dipercaya



Jika begitu, Ivonne tidak segan lagi, duduk dan langsung berkata, "Aku ingin bertanya mengenai 2 orang pada Yang Mulia."



Ivonne merasa, mengenai memohon pada orang lain, harus dilakukan dari yang dangkal ke dalam, tidak boleh secara langsung meminta permohonan yang sulit pada orang lain.



"Siapa?" ??Ronald ternyata tidak menunjukkan penolakan.



"Tuan Joshua."



Wajah Ronald sedikit berubah, "Untuk apa kamu menanyakan mengenai dirinya?"



"Aku mendengar Paduka Kaisar membicarakannya, sedikit penasaran."



"Mengenai dirinya, aku tidak tahu apa-apa, tidak perlu repot-repot bertanya." Ronald berkata dengan raut wajah yang jelek.



Ivonne memiliki beberapa keraguan, bukankah Tuan Joshua ini adalah mantan Sekretariat utama? Bagaimana mungkin Ronald bisa tidak tahu apa-apa?



Sudut mata Ivonne menatap ke arah Yanto yang mengerutkan aslinya, mengetahui bahwa Tuan Joshua ini mungkin ada dendam dengan Ronald, Ivonne kemudian berkata, "Ya sudah, ingin menanyakan yang kedua. Daniel."



Ronald berusaha mengerutkan kening, wajahnya yang bengkak dan merah terlihat begitu berkilat, "Dia?"



"Bagaimana karakter orang ini?" Ivonne menatap raut wajah Ronald, dia tahu bahwa tidak akan ada jawaban yang baik.



"Satu kata, kejam!" Ronald berkata dingin.



Ivonne menolak gagasan untuk mengoreksi kata kejam ini, lubuk hatinya sangat terkejut, dengan watak Ronald, dia tidak akan sembarangan mengatai orang lain, mulut Ronald itu hanya berkata kejam pada Ivonne saja.



Tapi, hanya menggunakan kata kejam terhadap Daniel, bisa dilihat bahwa dia benar-benar adalah seorang bajingan.



"Aku ingin mendengar detailnya." Ivonne bergegas berkata.



"Untuk apa kamu mencari tahu mengenai dirinya?" Ronald bertanya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne ragu-ragu sejenak, kemudian berkata, "Ayahku ingin menikahkan Cecil padanya."



Ronald tercengang, kemudian dengan dingin berkata, "Kalau begitu kamu hanya akan tinggal menunggu mengambil mayat Adikmu."



Ivonne terkejut, "Begitu serius?"



Yanto yang berada di sebelah menyela, "Permaisuri, dia sudah menikah dengan 3 wanita, semuanya mati."



"Bagaimana bisa mati?"



"Menyebarkan berita di luar berkata meninggal dikarenakan sakit parah, pejabat kerajaan mengatakan bahwa itu karena dia terlalu banyak membunuh, Istrinya tidak ingin melanjutkan, tapi dia membunuh itu semua demi Negara, tentu saja Kaisar secara alami lebih merawatnya."



"Mungkin benar-benar mati dikarenakan sakit?" Ivonne tidak tenang, tapi masih berusaha seoptimis mungkin.



Ronald dengan datar berkata, "Jika kamu percaya, maka biarkan Adikmu menikah dengannya, lihat apakah pada akhirnya Adikmu akan dengan kebetulan meninggal dikarenakan sakit."



Ivonne seketika panik, itu adalah sebuah nyawa, bahkan jika Cecil bukanlah adik kandungnya, dia juga tidak bisa tidak mempedulikannya.



"Kalian mengetahui kebenarannya bukan?" Tanya Ivonne.



Yanto memandang sekilas pada Ronald, kemudian Ronald mengangguk, "Katakan saja, beritahukan padanya."



Yanto kemudian berkata, "Daniel ini, memiliki hobi melecehkan wanita,



wanita yang mati di tangannya, sepertinya tidak hanya 3 istri sahnya saja? Wanita yang tinggal di kediamannya, pelayan pemerintah, gadis desa di pinggiran kota, takutnya itu tidak kurang dari 10 orang, ini masih belum terhitung pada saat ekspedisi, dan juga para wanita direkrut dari desa-desa tetangga."



Ivonne sangat marah ketika mendengarnya, menggebrak meja dan berdiri, "Tidak ada yang mengurus masalah ini?"



"Siapa yang mengurus? Tidak ada mengadu, siapa yang bisa mengurusnya? Masalah ini tidak bisa diadukan, dia telah menyelesaikannya secara pribadi, jika dapat menyelesaikannya dengan uang, dia akan memberikan uang, orang yang tidak menginginkan uang, dan berencana untuk menuntut, dia akan menggunakan kekuatan untuk memaksa orang-orang itu pindah atau meminum obat untuk bunuh diri." Kata Yanto.



"Bukankah Yang Mulia tahu? Mengapa Yang Mulia tidak mengurusnya?" Ivonne memandang dan bertanya pada Ronald, dia sangat marah hingga sekujur tubuhnya gemetar mengapa orang yang begitu jahat ini tidak menerima hukuman?



"Yang Mulia banyak memiliki konflik dengannya, kemudian mengadukannya di hadapan Kaisar, lalu Kaisar memerintahkan untuk melakukan penyelidikan, tapi ternyata tidak ada hal seperti itu, Yang Mulia akhirnya ditegur oleh Kaisar dikarenakan hal ini, mengatakan



bahwa sudah memfitnah Jenderal." Kata Yanto.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Hati Ivonne terkejut, "Jika begitu, dia telah membunuh begitu banyak wanita, dia masih bisa hidup dengan begitu tenang?"



"Kecuali satu orang, orang itu adalah ibu dari Istri ketigannya, bernama Leona, kebetulan ketika wanita itu meninggal, Leona berada di kota, melihat mayat putrinya, seluruh tubuhnya penuh dengan luka, sangat mengerikan, dan lagi ada anak di perut putrinya, langsung mengalami keguguran, Leona tentu saja tidak rela menyerah begitu saja, ingin menyelidiki masalah ini ... "



"Lalu?" Ivonne melihat Yanto tiba-tiba menghentikan perkataannya, bergegas bertanya.



Yanto menghela nafas, "Penyelidikannya tidak berhasil, Leona gila."



Sekujur tubuh Ivonne gemetar, kemarahan menjalar ke seluruh pori-porinya, dia merasa rambutnya bahkan sudah beterbangan, "Tidak ada yang bisa melawannya?"



Ronald dengan datar berkata, "Dia malah dipukuli oleh seseorang."



"Siapa yang memukulnya? Bagus sekali." kata Ivonne sambil menggertakkan giginya, "Mengapa tidak memukulnya sampai mati?"



"Tuan Joshua!" Ronald menatap Ivonne sekilas dan berkata.



"Tuan Joshua?" Ivonne terkejut, Tuan Joshua sudah tua, ternyata bisa memukul Daniel? Hebat! Ivonne benar-benar harus pergi untuk mengunjungi Tuan Joshua.



Yanto berkata, "Setelah Istri ketiga Daniel meninggal, dia ingin menikah dengan cucu perempuan Tuan Joshua, bahkan meminta Gilang untuk membantunya, tadinya pernikahan ini sudah akan berhasil, tidak tahu dari mana Tuan Joshua mengetahuinya, membawa tongkat kepala naga kemudian memukul Daniel, hingga membuatnya tidak bisa turun dari ranjang selama 3 hari, bisa dilihat betapa kejamnya Tuan Joshua memukulinya."



"Tongkat kepala naga? Kedengarannya sangat hebat." Ivonne tidak sabar ingin bertemu dengan Tuan Joshua ini, dia benar-benar sangat memujanya.



"Tentu saja, tongkat kepala naga ini adalah hadiah yang diberikan Kaisar kepadanya, bagian atas untuk memukul penguasa bodoh ..."



Ivonne idak bisa menahan diri untuk melanjutkan perkataannya, "bagian bawah untuk memukul pengkhianat."



Yanto tercengang, "Permaisuri tahu?"



Orang-orang modern semuanya tahu, itu bukan hal yang aneh.



Darah Ivonne mendidih, "Jika Tuan Joshua bisa menghentikan Daniel ini, aku bisa memohon padanya."



Wajah Ronald yang bengkak itu tiba-tiba berubah menggelap, "Kamu pergi menemuinya? Tidak diijinkan!"



"Sebenarnya di mananya Yang Mulia tidak senang padanya?" Ivonne bertanya, pahlawan yang begitu hebat, mengapa Ronald begitu tidak senang pada orang itu?



"Tidak diizinkan ya tidak diizinkan!" Ronald berdiri, berkata dengan dingin, "Jika kamu berani pergi, aku akan mematahkan kakimu."



"Kita memiliki perjanjian, kamu tidak boleh memukulku." bantah Ivonne.



Ronald mendengus berkata, "Aku tidak perlu turun tangan secara langsung."



Ivonne tercengang sesaat, lupa bahwa Ronald memiliki banyak bawahan, tapi, tidak peduli secara langsung atau tidak, artinya itu sama, dia tidak boleh menggunakan kekerasan terhadap Ivonne.



"Jika aku tidak pergi mencari Tuan Joshua, apa kamu punya cara?" Tanya Ivonne.



"Kenapa aku harus membantu adikmu?"



"Itu adalah adik iparmu."



"Kamu yang berkata bahwa aku harus menceraikanmu cepat atau lambat, jangan lupa akan kata-katamu." Ronald akhirnya bisa melampiaskannya, wanita ini sangat mengerikan, selalu mengucapkan perkataan ini padanya, seakan Ronald tidak berani melakukannya saja.



Ivonne menghela nafas panjang dan berkata, "Yang Mulia, perkataan



wanita itu tidak bisa dipercaya."



"Jadi," Ronald mencoba untuk menyipitkan matanya, tapi malah menyadari bahwa ketika dia mencoba memicingkan mata malah menjadi memejamkan matanya, hatinya menjadi lebih marah, "Kamu mengatakan bahwa tidak boleh bersikap kasar terhadapmu, itu juga tidak bisa dipercaya?"



Ivonne dengan terkejut menyadari, membalikkan perkataan sebenarnya dapat dilatih, reaksi Ronald lebih cerdik dibandingkan sebelumnya.



Ivonne mungkin telah menyia-nyiakan seekor bebek dan juga membuang-buang waktu dan pikiran untuk membuat bebek itu.



?_____ Bab 90 Jangan Bermimpi PROMOTED CONTENTAdskeeper



6 Unconventional Tips To Foster A Healthy Relationship More... 578 145



193 Bab 90 Jangan Bermimpi



Ivonne memutar otaknya, sebenarnya apa kelemahan Ronald?



Ada, Clara. Tapi, itu juga adalah batas Ronald. Memegang kelemahannya di saat bersamaan juga menyentuh batasnya, konsekuensinya sangat serius.



"Sudahlah, aku akan memikirkan cara lain. Jika benar-benar tidak bsia, aku akan secara pribadi menemui Daniel ini." Ivonne pergi dengan marah.



Ronald mencibir, dia secara pribadi menemui Daniel? Jika Ivonne memiliki keberanian ini, maka Ronald akan membawakan sepatu Ivonne.



Bukannya Ronald meremehkan orang, tapi tidak ada orang dari keluarga Ivonne yang berani membuat masalah pada orang dari keluarga Cui.



Ivonne adalah orang yang berpegang teguh pada kata-katanya, keesokan harinya, dia meminta Letty pergi mengirimkan undangan untuk berkunjung. Tapi, jelas saja Daniel tidak menganggap serius seorang Permaisuri yang keluar dari keluarga Hendra, langsung ditolak, mengatakan bahwa Daniel tidak berada di kediamannya selama dua hari terakhir.



Letty sangat marah ketika kembali, di hadapan Ivonne dia berkata, "Daniel sangat tidak menghormatiu. Jelas-jelas dia berada di rumahnya, budak pun melihat ketika petugas pergi melapor, dia kebetulan berada di koridor."



"Letty, jangan sembarangan bicara!" Bibi Linda menegurnya.



Ivonne dengan datar berkata, "Dia adalah Marquis yang populer, bersikap sombong atau tidak mau menemuiku, itu juga wajar."



"Dia bahkan tidak memandang Yang Mulia."



"Tentu saja, dulu Yang Mulia adalah bawahannya." Siapa yang akan



menempatkan bawahannya dulu di matanya? Dan lagi itu adalah orang yang pernah menyinggungnya.



Ivonne tidak dapat melakukan apapun.



Jika berdasarkan pernikahan normal, jika Daniel memandang keluarganya, maka dia juga akan menemui calon kakak iparnya ini, tapi dia menolak, itu menyatakan bahwa sebenarnya dia tidak menghormati keluarganya.



Dengan kata lain, pernikahan ini tidak setara.



"Permaisuri, lebih baik kamu pergi memohon pada Tuan Hendra." Kata Letty.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Dibanding memohon padanya lebih baik memohon pada Kaisar!" Kata Ivonne dengan dingin.



"Kalau begitu kita pergi memohon pada Kaisar." Letty berpikir Ivonne sedang berkata serius, sebenarnya ketika orang benar-benar tidak



dapat melakukan apa-apa, mereka hanya dapat memohon dan meminta pada Tuhan.



Ivonne berpikir sejenak kemudian berkata, "Bantu aku bersiap, aku akan pulang ke rumah sebentar."



"Bukankah tadi berkata memohon pada Tuan Hendra tidak berguna?" Bibi Linda bertanya.



"Pernikahan adalah hal besar, orangtua yang memutuskan, Ayahku itu keras kepala, kuharap Ibuku bisa memikirkan putrinya, Ibuku yang membujuk akan lebih baik dibanding aku yang membujuk." Ivonne berkata seperti itu, merasa dirinya sedikit optimis secara berlebihan.



Fakta juga membuktikan pemikirannya.



Ibunya, Nelly, benar-benar sudah dicuci otaknya sepenuhnya oleh Hendra, dicuci otak dengan sangat bersih.



Setelah mendengarkan pertentangan Ivonne akan pernikahan ini, dia bahkan sangat amat marah, menunjuk ke arah Ivonne dan dengan marah berkata, "Sebenarnya ada apa denganmu? Adikmu jarang bisa mendapatkan seorang pejabat tinggi, kamu tidak berbahagia untuknya tapi malah menentang pernikahan ini?"



Ivonne memandangi wanita di depan wajahnya ini, apa dia memiliki tampilan sebagai seorang Ibu?



"Ibu, sudah ada 3 istri yang meninggal setelah menikah dengan Daniel, kamu tahu masalah ini bukan?" Ivonne merasa masih bisa menyelamatkannya, sebagai seorang Ibu tidak mungkin akan membiarkan putrinya pergi mengantarkan kematian, dia adalah wanita yang berada di rumah, mungkin dia tidka tahu orang seperti apa Daniel.



Alis Ibunya menukik naik, "Memang kenapa? Nasib 3 wanita itu tidak baik, bisa menyalahkan siapa jika sudah meninggal? Hanya bisa menyalahkan nasib mereka terlalu tipis, tidka bisa menerima kehidupan makmur, menjadi Nyonya seorang Marquise, maka sudah tidak perlu mengkhawatirkan sisa hidup di kemudian hari."



"Ibu juga adalah Istri seorang Marquise." Ivonne berkata dengan datar.



Raut Ibunya seketika suram, serangkaian makian kemarahan diucapkan, "Bagaimana bisa keluarga ini dibandingkan dengan Keluarga Daniel? Daniel itu berasal dari keluarga Cui, dan juga masih merupakan Jenderal yang terkenal, Kaisar bahkan sangat memandang penting dirinya, aku peringatkan padamu, jangan berpikir untuk menghancurkan pernikahan Adikmu, jika tidak maka aku tidak akan melepaskanmu, aku bahkan belum menegurmu, Ayahmu telah mencoba yang terbaik agar kamu



bisa menikah dengan Ronald, setelah menikah, hal apa yang telah kamu lakukan untuk keluarga? Benar-benar seperti hantu penagih utang, hanya bisa pulang dan meminta uang, sama sekali tidka dapat melakukan apa-apa, tidak heran Ayahmu marah padamu."



Pernyataan ini benar-benar sama seperti Hendra, bukan orang yang sama maka tidak akan berkumpul menjadi satu.



Ivonne tidak ingin bicara omong kosong dengannya, "Aku pergi dulu."



"Berhenti!" Nelly berteriak, "Jangan kira aku tidak tahu bahwa kamu ingin pergi ke tempat Nenekmu untuk meminta bantuan, aku peringatkan padamu, Nenek Viona tidak suka ada orang yang pergi mengganggu Nenekmu, sebaiknya kamu tidak pergi, jika kamu pergi itu juga akan sia-sia."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne tersenyum, "Terima kasih, jika kamu tidak mengingatkanku, aku masih tidak terpikir untuk pergi mencari Nenek."



Tapi, apa maksud perkataan Nenek Viona tidak suka ada orang yang



pergi mengganggu Neneknya? Dia adalah cucu perempuannya, pergi menjenguk Neneknya yang sakit, bukankah itu adalah hal normal?



Nelly amat sangat marah hingga kepalanya sakit, "Benar-benar membuatku marah, semuanya tidak ada yang berguna, tidak ada yang mengerti."



Ivonne tidak mempedulikannya, dan langsung pergi.



Begitu keluar dari pintu, hampir saja bertabrakan dengan orang lain.



Ivonne bergegas melangkah mundur, berdiri dengan stabil, melihat di depannya berdiri seorang pria muda yang tampan berpakaian rapi, Ivonne kemudian berkata, "Kakak!"



Orang ini adalah Kakak dari Ivonne yang asli, Lundy, yang merupakan seorang shujishi kerajaan.



Dulunya merupakan kebanggaan keluarga, tapi karena perkataannya menyinggung Keluarga Cui, sekarang menjadi seorang pengangguran yang keberadaannya boleh ada dan boleh tidak di Akademi Hanlin.



"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Lundy dengan serius.



"Aku ada urusan, undur diri dulu." Ivonne tidak menyukai keluarganya ini, dia terlalu malas untuk mempedulikan Lundy.



Di dalam terdengar suara makian Ibunya, Lundy menarik lengan Ivonne, "Kenapa kamu kembali membuat Ibu marah?"



"Dia sendiri yang suka marah."



"Tidak boleh tidak sopan!" Lundy menaiki wajahnya dan berteriak marah.



Ada amarah di hati Ivonne, tidak bisa melampiaskan ke Ibunya, sekarang melihat wajah Lundy yang menyebalkan ini, amarahnya seketika meluap, "Lebih baik bersikap tidak sopan dibanding kejam."



"Apanya yang kejam?" Lundy berkata dengan marah.



"Bukankah itu kejam jika ingin menikahkan outrinya dengan orang jahat seperti Daniel?" Kata Ivonne dengan dingin.



"Siapa yang akan menikah dengan Daniel?" Wajah Lundy seketika berubah.



Ivonne menatapnya, "Apa Kakak tidak tahu? Ayah ingin menikahkan Cecil pada Daniel, dengan begitu bisa menjadi hubungan dengan keluarga Cui."



"Keterlaluan!" Lundy sangat marah, wajahnya pucat.



Ivonne tidak menyangka masih ada orang yang waras di keluarga ini, dia kemudian berkata, "Apa Kakak juga menentang? Tolong Kakak bujuk Ayah baik-baik, jika Cecil menikah dengannya, takutnya dia hanya memiliki jalan kematian."



Lundy tidak banyak omong, "Kamu pergi cari Nnek, aku akan pergi mencari Ayah, masalah ini harus dihentikan."



Setelah selesai berbicara, dia kemudian langsung pergi.



Ivonne memandangi sosok Kakaknya yang begitu membara, hatinya sedikit terhibur, setidaknya masih ada orang yang masuk akal.



Ivonne membawa Letty pergi ke tempat Neneknya, tapi sebelum dia tiba, dia sudah dihentikan oleh menantu Nenek Viona, Yenny.



Yenny memandang Ivonne sambil tersenyum samar, "Hei, Permaisuri pulang?"



"Bibi!" Ivonne memandangi wajahnya yang aneh, terlalu malas untuk meladeninya, "Aku akan pergi mengunjungi Nenekku, undur diri dulu."



"Mengapa buru-buru?" Yenny menghalanginya, mengangkat wajahnya yang memasang raut aneh, "Nenekmu sakit parah, tidak bisa menemui orang, lebih baik Permaisuri kembali."



"Nenek sakit parah, aku sebagai cucunya ingin menjenguknya, kamu memiliki alasan apa untuk menghalangiku?" Ivonne bertanya dengan dingin.



"Menjenguk?" Yenny tersenyum, "Apa aku tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan? Jangan bermimpi, tidak ada gunanya memohon pada Nenekmu, Nenekmu itu adalah orang sakit, bahkan di rumah ini tidak ada bawahan yang mendengarkannya, apalagi Tuan Hendra, lebih baik Permaisuri menyerah saja."



Ivonne tiba-tiba menyadari, ketika seluruh orang di rumah ini sudah merencanakan untuk mencapai suatu tujuan, itu benar-benar adalah kekuatan yang sangat kuat dan terdistorsi._ Bab 91 Tidak Ada Alasan Tidak Bisa Mengalahkan



PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 883 221 294 Bab 91 Tidak Ada Alasan Tidak Bisa Mengalahkan



"Kesatuan" dari keluarga Hendra telah membangkitkan sifat kemarahan pemberontak dari dalam diri Ivonne.



"Aku akan menghitung sampai tiga, lepaskan!" Ivonne menatap dan berkata dengan dingin pada Yenny.



Yenny tertawa pelan, "Aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu pergi. Jangan sampai Permaisuri mengganggu Nyonya besar yang sedang merawat penyakitnya."



Masih menghitung sampai tiga, kekanak-kanakan.



Ivonne menatapnya, "..."



Kedua tangannya mendorongnya, Yenny jatuh, berlutut di atas lantai.



"Maaf, disengaja!" Ivonne berjalan cepat ke sana.



"Hei, Permaisuri memukulku. Permaisuri memukulku..." Yenny berteriak dan menjerit kesakitan di lantai, menari perhatian orang yang ada di dalam kediamaan.



Ivonne menghentikan langkahnya, terpaku untuk sesaat, menoleh dan berjalan kembali.



Yenny menangis dan berkata, "Tidak beralasan, setidaknya aku ini adalah Istri dari Pamanmu. Kamu ternyata bisa memukulku, memangnya jika kamu Permaisuri maka bisa seenaknya? Pulang ke rumah keluargamu tapi makan menindas orang yang lebih senior."



Ivonne membungkuk, dengan dingin tersenyum dan berkata, "Bibi, kusarankan kamu untuk menutup mulutmu, hari ini Nenek Viola saja tidak berani keluar untuk menghentikanku. Kamu ini malah maju untuk menjadi orang yang memimpin."



"Kamu ... apa sebenarnya yang ingin kamu katakan?" Yenny tiba-tiba berhenti menangis, matanya tidak bisa dipaksakan untuk mengeluarkan air mata.



"Dulu ketika aku ingin pulang, aku harus meminta berkali-kali pada Yang Mulia, tapi sekarang aku bebas ingin pergi kemanapun aku ingin pergi, bagaimana menurutmu?" Ivonne berkata dengan makna dalam.



Pandangan mata Yenny terkejut, "Kamu jangan menakut-nakuti orang, Yang Mulia tidak memandangmu sama sekali, kalian hanya memainkan pertunjukan sandiwara untuk kami pada hari itu." Mereka hari itu memang benar melakukan sandiwara bagai pasangan suami istri yang penuh cinta, tapi makin seperti itu, makin membuat orang curiga.



"Bahkan jika itu sandiwara, itu juga harus Yang Mulia bersedia menemaniku untuk melakukannya."



Yenny berpikir itu memang memiliki kemungkinan besar, sebelumnya ketika Ivonne pulang dia selali bersikap takut, tapi dua kali ini dia pulang sikapnya tidak seperti itu.



Yenny tidak berani bersuara, hanya menyaksikan Ivonne bergegas pergi dengan matanya sendiri.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne pergi ke kamar Neneknya, Neneknya itu memang sakit parah, dia sedang tertidur, tapi tidurnya tidak pulas, wajahnya pucat.



Bibi Sunny menarik Ivonne keluar, dengan pelan berkata, "Jangan ganggu dia, kemarin tidak tidur semalaman, batuk semalaman."



"Bagaimana dengan obat yang kuberikan? Tidak diberikan untuk Nenek?" Tanya Ivonne.



Bibi Sunny menghela nafas, "Dibuang."



"Dibuang? Mengapa dibuang?" Ivonne berkata dengan terkejut.



"Nyonya Viona yang membuangnya, mengatakan dia akan membawanya untuk meminta Tabib melihat itu obat apa, hasilnya, obat itu tidak dikembalikan lagi setelah diambil." Bibi Sunny berkata dengan marah.



"Mengapa dia melakukan ini?" Ivonne bingung, obat ini akan memiliki efek jika diminum, dan sudah mengatakan pada Bibi Sunny dan juga Nenek bahwa itu adalah obat di Istana, mengapa Nenek Viona mengambilnya dan meminta Tabib untuk melihat obat dari Istana?



Bibi Sunny dengan marah dan berkata, "Mengapa kenapa lagi? Dia takut Nyonya sembuh dan akan merebut kekuasaannya."



Kekuasaan? Kekuasaan lagi.



Ivonne sangat membenci kata ini hingga ke masuk ke dalam tulangnya.



"Aku akan meminta orang untuk mengantarkan beberapa obat besok, tapi kali ini kamu harus menyembunyikannya, jangan sampai dibuang



olehnya." Kata Ivonne.



"Aku mengerti, oh iya, Permaisuri datang kali ini apa karena pernikahan Nona Cecil?" Tanya Bibi Sunny.



"Kamu juga tahu? Apa nenek juga tahu?"



Bibi Sunny menggelengkan kepalanya, "Mana mungkin berani memberitahunya? Jika membicarakannya takutny akan membuatnya marah, tubuhnya yang sekarang tidak akan bisa menanggungnya, Permaisuri tidak boleh memberitahunya."



Ivonne mengangguk dengan tidak berdaya, "Aku mengerti."



Tidak menunggu Nenek bangun, Ivonne langsung pergi, tampaknya Nenek tidak akan dapat membantu apa-apa, hari ini dia datang sia-sia, tapi, berharap ada kabar baik dari Kak Lundy.



Tentu saja tidak ada.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Jared Kushner & Ivanka Trump Dropped Off The Planet Tidak lama setelah Ivonne kembali ke kediaman Ronald, mendengar bahwa Lundy datang.



Ivonne memandangi wajahnya, di wajah putih dan halus itu terdapat bekas tamparan, setengah pipinya juga bengkak, Hendra adalah Jenderal komandan militer, sebuah tamparan saja bisa berakibat fatal.



Lundy sangat marah dan juga sangat tak berdaya, berkata pada Ivonne, "Mengenai masalah ini tidak ada gunanya membicarakannya dengan Ayah, dia bersikeras ingin menikahi Cecil dengan keluarga Cui untuk mengambil hati keluarga Cui."



Ivonne menghela nafas pelan, memerintahkan Letty, "Ambil sepotong es yang dibalut dengan handuk dan berikan padaku."



Letty menerima perintah dan pergi, segera membawakan es, Ivonne mengambil handuk untuk membalutnya kemudian menekannya di wajah Lundy.



Lundy memandang Ivonne, "Ivonne, apa kamu punya jalan? Apa kamu bisa memohon pada Yang Mulia?"



"Aku sudah memohon, orang itu tidak mau." Kata Ivonne.



Lundy mendengus sekilas, "Ivonne kamu tidak boleh membicarakan Yang Mulia, Yang Mulia itu adalah orang yang cukup baik."



"Kak, dari mananya kamu melihat orang itu cukup baik?" Ivonne berkata dengan nada tidak baik, jangan bilang bahwa Kakaknya ini juga ingin menyenangkan hati Ronald?



"Yang Mulia berperang berjuang untuk negara, memperjuangkannya segenap hati, apanya yang tidak baik?" Lundy menatapnya sekilas dengan datar, "Jika mengatakan bahwa dia bersikap tidak baik padamu itu juga dikarenakan dirimu sendiri, kamu menjebak dan menyulitkan Yang Mulia."



Ya, ini adalah dosanya sedari awal, bagaimanapun tidak akan bisa dibersihkan.



Ivonne mengalihkan topik, "Apa Daniel ini benar-benar buruk?"



Jika seseorang bisa begitu buruknya, bagaimana mungkin bisa dia hidup di di dunia ini dengan kulit wajahnya yang begitu tebal?



"Tidak jelas, tapi di luaran sana dikabarkan bahwa dia telah membunuh 3 istrinya, dan lagi orang ini begitu mesum, selama ada gadis desa yang menarik minatnya atau yang datang dari keluarga kecil, dia akan membawanya pergi, tapi sayangnya, tidak ada bukti. "



Hati Ivonne tergerak.



"Wanita seperti apa yang menarik di matanya?"



Lundy berkata, "Tentu saja wanita yang bertampang cantik, tapi, kudengar dia juga menyukai sesama, jika ada wanita yang bertampang tampan, itu yang sangat disukainya."



Ivonne meletakkan es, seperti sedang memikirkan sesuatu kemudian bertanya, "Jika ada bukti kejahatan, atau ditangkap di tempat, dia tidak akan bisa melarikan diri bukan?"



Lundy menunjuk ke wajahnya, "Lanjutkan, itu sangat nyaman."



Ivonne menjawab ??Oh?? sekilas, "Kak, menurutmu jika dia mencoba untuk menghina Permaisuri saat ini, kejahatan apa yang akan dia dapatkan?"



Lundy tertawa dingin, "Kejahatan itu sangat besar, melecehkan Permaisuri, bahkan jika dulunya dia memiliki banyak kontribusi dalam peperangan, setidaknya akan diasingkan, jika benar-benar ingin dipermasalahkan, maka kematian juga tidak keterlaluan."



Setelah Lundy selesai berbicara, dia tiba-tiba menatap Ivonne dengan membelalakkan matanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"



"Aku? Aku hanya bertanya asal." Ivonne melambaikan tangannya, "Mana mungkin aku berani memprovokasinya?"



Lundy menatapnya dengan serius, "Kamu jangan bertindak sembarangan."



"Aku tidak berani, aku tidak berani, nyaliku kecil." Ivonne menghindari tatapan matanya, "Yang paling penting adalah hubunganku dan Cecil tidak sampai tahap di mana aku berani mengambil risiko membahayakan diriku sendiri."



Bukan demi Cecil, tapi jika orang ini tidak diadili, tidak tahu berapa banyak wanita yang menjadi korban.



Ivonne secara tidak sengaja menjelma menjadi malaikat keadilan, memikirkan wanita yang telah dicelakai oleh Daniel, amarah di hatinya



meledak.



Setiap orang memiliki pahlawan yang tinggal di dalam dasar hatinya, Ivoone tidak terkecuali.



Namun, Ivonne tahu dirinya tidak akan bisa dengan mudah memprovokasi Daniel, dia tidak bisa menghadapinya begitu saja, ketika memikirkan hal ini, Lexie tanpa sadar menghela nafas, andaikan dia memiliki seni bela diri yang hebat.



Tapi begitu ide ini lahir, tampaknya sudah berakar di dalam hatinya, dan lagi sudah berkembang pesat.



Ivonne memutuskan untuk merenungkan rencana itu.



Dia memiliki IQ yang sangat tinggi, tidak ada alasan untuk tidak bisa mengalahkan seorang ahli bela diri.



?________ Bab 92 Masuk Ke Dalam Gua Harimau PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 754 189 251 Bab 92 Masuk Ke Dalam Gua Harimau



Gagasan gila ini masih terus tumbuh sampai Lundy pergi.



Ivonne memeriksa kotak obatnya di kamarnya. Anestesi, ada. Kasa, ada. Hemostatik, Dopamin untuk keadaan darurat, ada. Atropin, ada. Dan masih banyak macam-macam obat lainnya.



Belati, tidak ada, dia bisa meminjamnya dari Rendi.



Semuanya sudah siap, hanya kurang penyelidikan.



Ivonne ingin menyelidiki Daniel suka pergi kemana, menyelidiki dia akan pergi melalui rute apa, berapa banyak penjaga keamanan yang ada di sisinya, senjata apa yang mereka bawa.



Rendi merasa Permaisuri sangat aneh baru-baru ini, datang padanya untuk meminjam belati, kemudian datang lagi bertanya padanya apakah dia memiliki senjata tersembunyi, lalu datang lagi bertanya padanya apa tanda paling menonjol dari seorang pria.



Dua yang pertama itu tidak masalah, yang terakhir ini benar-benar tidak baik, bukankah tanda paling menonjol seorang pria adalah otot-otot dada yang menonjol dan juga terdapat otot di bagian bawah?



Permaisuri benar-benar terlalu polos.



Sampai suatu hari, dia melihat Permaisuri keluar mengenakan pakaian pria, dan lagi dia keluar dari pintu belakang, tidak membawa Letty, dan juga tidak membawa Bibi Vera dan juga Bibi Linda.



Rendi merasa aneh, tapi tidak enak ingin bertanya, Permaisuri memiliki kegemaran seperti ini, dia benar-benar tidak enak untuk bertanya.



Keesokan harinya, Permaisuri membawa dua roti kemudian keluar lagi, sekali keluar dia keluar seharian, baru kembali ketika hari sudah gelap.



Hari ketiga juga seperti itu.



Rendi merasa bahwa dirinya perlu memberi tahu Yang Mulia.



Ronald segera pergi ke Jingzhaofu untuk bertugas setelah bengkaknya sudah hilang, secara resmi mengambil alih jabatan di Jingzhaofu.



Personil baru yang menjabat tentu saja harus ditata ulang, ada puluhan pejabat besar dan kecil di Jingzhaofu, berbagai kontradiksi rumit dan hubungan interpersonal terjalin, semua orang saling bertempur demi posisi, itu sama sekali tidak dibesar-besarkan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ronald harus dengan cepat familiar dengan semua jenis bisnis sesegera mungkin, jadi dia sibuk dari pagi hingga malam.



Ketika kembali ke kediamannya hari ini, Rendi menghadapnya dan berkata, "Yang Mulia, akhir-akhir ini Permaisuri sangat aneh."



Ronald masih terluka, ketika mendengar masalah mengenai Ivonne, dia tidak memiliki minat sama sekali, "Aku tidak ingin mendengar kata Permaisuri atau Ivonne."



Rendi melirik sekilas pandangna mata lelah Yang Mulia, menelan kembali apa yang ingin dikatakannya, "Oh."



Yanto menarik Rendi keluar dan bertanya, "Permaisuri aneh bagaimana?"



Rendi berkata, "Permaisuri akhir-akhir ini keluar dengan berpakaian seperti seorang pria, pergi pagi dan pulang malam."



"Apa dia membawa uang?"



"Tidak, membawa roti dan air."



Yanto juga merasa aneh, "Apa kamu sudah bertanya pada Letty atau Bibi Linda?"



"Sudah kutanyakan, Bibi Linda mengatakan bahwa Permaisuri tidak tahu ingin membuat obat apa untuk diberikan pada Paduka Kaisar, mengatakan bukankah Paduka Kaisar sudah akan segera berulang tahun? Tapi mereka tidak diizinkan untuk mengikuti, takut akan ketahuan jika inign memberikan kejutan."



"Permaisuri memang sangat aneh dalam melakukan sesuatu akhir-akhir ini." Yanto berpikir dan tidak merasakan ada yang salah, ulang tahun Paduka Kaisar, semua orang sangat mementingkannya, jika Permaisuri memberi hadiah pada Paduka Kaisar, dan membuat Paduka Kaisar senang, maka itu juga menguntungkan Yang Mulia.



Namun, demi kewaspadaan, Yanto berkata, "Nanti jika Permaisuri pergi, kamu ikuti diam-diam, tapi sampai ketahuan oleh Permaisuri."



"Aku mengerti." jawab Rendi.



Setelah Yanto masuk, dia memberitahu Ronald, "Permaisuri sedang mempersiapkan hadiah untuk ulang tahun Paduka Kaisar."



Ronald mendengus, "Dia memang yang paling pandai dalam masalah mencari muka."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Ivonne menyelidiki selama beberapa hari, menemukan bahwa Daniel suka mendengarkan lagu di Sensory.



Namun, dia tidak pergi secara teratur, hanya pergi ketika dia punya waktu, tidak pergi setiap hari, biasanya ketika kembali dari kamp militer, sejalur melewati Sensory jadi masuk untuk mendengarkan beberapa lagi.



Ivonne awalnya tidak bisa masuk, karena jika masuk untuk mendengarkan lagu perlu membayar uang teh dan juga hadiah, dia tidak membawa uang, jadi hanya bisa menunggu di luar.



Daniel menunggang kuda untuk kembali ke kota, biasanya hanya membawa dua orang, dua orang membawa pisau di pinggangnya, raut wajah mereka serius, ada satu orang yang mengikuti masuk untuk mendengarkan lagu, satu lagi menunggu di luar.



Pada hari ini, Ivonne membawa uang, masuk untuk mendengarkan lagu.



Memakai pakaian pria berwarna biru, memakai ikat pinggang, rambut



halus dan lembut itu diikat dengan kain handuk, tidak memakai apapun tapi bibirnya merah merekah, giginya putih, alisnya sangat menawan, begitu mengangkat tangan sudah jelas terlihat gaya putrinya.



Namun, Ivonne sengaja melukis alisnya menjadi lebih tebal, alisnya menukik naik, dalam kecantikan feminin ini, terdapat sedikit ketampanan.



Dia mempelajari cara berjalan Rendi di kediaman, benar-benar berlatih dengan serius, membusungkan dada, punggungnya tegap, langkahnya stabil, Rendi biasanya membawa pedang, tapi Ivonne membawa sebuah kipas lipat, berpakaian seperti orang terpelajar dengan gaya militer, tapi itu sama sekali tidak terlihat aneh.



Ketika keluar hari ini sedikit tertunda karena Cecil mengatakan bahwa dia ingin pulang, jadi Ivonne menemaninya untuk makan, melihat ada kemuraman dari pandangan mata Cecil, Ivonne menghiburnya dengan beberapa kata.



Ketika tiba di Sensory, Ivonne dengan terkejut mengetahui bahwa salah seorang bawahan Daniel sedang berdiri di luar, kalau begitu seharusnya Daniel ada di dalam.



Setelah menunggu selama berhari-hari, akhirnya dia bisa melakukan kontak dekat dengan Daniel, hati Ivonne berdegup kencang.



Dia juga merasa terkejut takut dan bahagia.



Ivonne berdeham, membuat tampilan kesombongan para orang terpelajar dan berjalan masuk ke dalam.



Dalam sekilas sudah melihat Daniel yang mengenakan satin sutra hitam bermotif bunga sedang duduk di barisan depan, di sebelahnya berdiri bawahannya yang lain, sedang menonton penyanyi yang sedang bernyanyi di panggung.



Penyanyi wanita itu berparas sangat tampan, sambil bernyanyi sambil melihat ke sekeliling dengan menawan, suaranya renyah, manis, dan juga terdapat kelembutan.



Ivonne menemukan kursi yang tidak jauh dari tempat Daniel duduk, kemudian ada pelayan yang datang menghidangkan the dan juga kudapan, Ivonne kemudian menghadiahi beberapa uang tembaga, pelayan itu mengucapkan terima kasih.



Ivonne meminum teh, sudut matanya diam-diam menatap ke arah Daniel, hanya melihat Daniel memejamkan matanya, jari-jarinya dengan lembut mengetuk sandaran lengan kursi, tampilannya begitu menikmati.



Dia memiliki wajah seorang pria berusia 30-an, ada guratan di dahinya yang terlihat jelas ketika dia memejamkan matanya, ini menunjukkan bahwa orang ini sangat suka marah.



Kulitnya berwarna perunggu, menggunakan mata dari orang jaman modern, jenis warna kulit ini sangat populer.



Wajahnya kotak, penuh, alisnya sangat tebal, tapi di depan alisnya itu terdapat banyak bulu, ketika sekilas dilihat, merasa bahwa orang ini sangat ganas.



Daniel tiba-tiba membuka matanya, pandangan matanya seperti pisau yang berkilat, hati Ivonne terkejur, bergegas memalingkan pandangannya dan melihat ke arah penyanyi itu.



Ternyata lagu tiba-tiba berubah, suara alat musik pipa terdengar di udara seolah-olah memenuhi udara dengan keeksotisan yang aneh, seperti tangisan, kesedihan, jari-jari wanita penyanyi itu memainkan pipa, bibir merahnya bergerak dan mulai bernyanyi, "Angin bertiup, menuakan wajahku, menantikan melihat ke arah pintu kayu, kapan Jenderal akan menolehkan pandangannya..."



Wanita cantik yang menangis, membuat hati tergerak, langsung masuk



ke dalam hati, kesedihan dan kesuraman itu membuat hati Ivonne juga ikut sedih, untuk sesaat dia lupa bahwa dia sedang memantau Daniel, tanpa sadar itu memicu kerinduannya akan rumah, pandangan matanya berubah menjadi sedih, ingin menangis.



Ivonne terpaku menatap alat musik pipa di tangan penyanyi itu, kemudian jari-jarinya ikut bergoyang, masa lalunya terpampang di hadapannya.



Hanya sebuah lagu, Ivonne terpaku masih tidak bisa melepaskan diri.



Ivonne sama sekali tidak melihat, tidak tahu sejak kapan tatapan mata Daniel berpindah ke wajahnya, tadinya itu hanya skeilas, tapi pada akhirnya menatapnya lekat.



Ada keterkejutan di pandangan mata Ivonne, bertatapan dengan garis pandang Daniel, Ivonne sangat ketakutan hingga jantungnya berdegup kencang, dengan cepat berpaling, mengambil cangkir teh dan menyesap, air teh turun menuruni tenggorokannya.



Daniel melihat gerakan menelannya, menatap leher yang indah itu, kemudian tersenyum penuh arti.



?_



Bab 93 Dibawa Pergi PROMOTED CONTENTAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City More... 134 34 45 Bab 93 Dibawa Pergi



Ivonne tahu bahwa dirinya sudah dilihat oleh Dainel, memaksa dirinya untuk tenang.



Rencana Ivonne adalah membuatnya tertarik pada dirinya sendiri terlebih dahulu, tapi dia tidak akan bertindak di tempat yang ramai. Ivonne akan mengaturnya dengan baik, kemudian menciptakan kesempatan untuk membuatnya bertindak.



Pada saat itu, apa masih memusingkan tidak bisa menangkapnya?



Jadi, Ivonne berhenti saat ini, kemudian bangkit dan pergi.



Rendi mengikuti perintah Yanto, dua hari ini dia telah mengikuti Ivonne, ketika Ivonne memasuki Sensory, dia juga masuk melalui pintu samping, tapi, dia tidak duduk, hanya melihat di pintu.



Rendi juga melihat Daniel, tapi, Permaisuri seharusnya tidak memiliki hubungan apapun dengan Daniel, melihat Permaisuri pergi, Rendi juga perlahan-lahan keluar dari pintu belakang dan mengikutinya dari jauh.



Ivonne berjalan kaki, keluar dalam beberapa hari ini, dia sudah sangat familiar dengan jalan-jalan di sekitarnya, tapi belum pernah setenang seperti hari ini memperhatikan gaya jalanan jaman kuno.



Ibukota Dinasti Tang Utara benar-benar sangat makmur. Toko-tokonya sangat mempesona, semua kota sangat makmur, toko satin sutra, toko perhiasan, toko beras, toko serbuk bubuk, semuanya penuh dengan tamu.



Ivonne berjalan sambil melihat-lihat di sepanjang jalan, tapi dia tidak memperhatikan ternyata ada sebuah kereta kuda yang berhenti di sisinya.



Ketika ada bayangan kereta kuda, Ivonne menoleh ke samping, melihat gorden kereta kuda itu terangkat, ternyata itu adalah Daniel.



Ivonne sibuk beberapa hari ini hanya untuk orang ini, meskipun dia terkejut, tapi dia tidak menunjukkan kewaspadaannya, hanya melihat Daniel dengan pandangan mata kosong.



Hatinya merasa sedikit aneh, sebelumnya melihat dia selalu menunggang kuda, kenapa hari ini dia menaiki kereta kuda.



"Tuan muda, aku akan memberimu tumpangan." Kata Daniel.



Ivonne menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, rumahku tidak jauh, akan sampai hanya dengan berjalan beberapa saat."



Sekarang itu bukan waktunya, Ivonne masih tidak memiliki pertahanan dan pengaturan.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! "Aku tadi juga mendengarkan lagu di Sensory dengan Tuan, menyadari bahwa Tuan juga adalah orang yang memiliki hati, atau, kita pergi ke sebuah kedai untuk minum?" Daniel bertanya sambil tersenyum, aura yang dikeluarkannya sangat dominan, seolah-olah dia benar-benar bertemu dengan orang yang satu hati denagnnya, sedang mengundang



dengan tulus.



Ivonne masih menolak sambil tersenyum, "Terima kasih atas undangannya Tuan, hanya saja aku ada urusan hari ini, kita buat janji lain hari."



Setelah selesai mengucapkannya, Ivonne memberi hormat kemudian pergi.



Rendi terus mengikuti, melihat Daniel ternyata menghentikan kereta kuda dan berbicara dengan Permaisuri, tanpa sadar dia menjadi panik, melihat Ivonne pergi, dia baru bisa merasa lega.



Daniel menurunkan tirai, sudut bibirnya sedikit terangkat, tangannya mencuat keluar dari dalam tirai, membuat gerakan, kemudian kembali menariknya.



Setelah Ivonne pergi, detak jantungnya masih berdegup dengan sangat cepat, tapi rencananya sudah berhasil satu langkah, menarik perhatian Daniel, Ivonne sudah dapat mempersiapkan hal berikutnya.



Ivonne tahu bahwa dia masih harus meminta tolong bantuan pada Ronald, sekarang Ronald adalag gubernur di Jingzhaofu, selama Ronald bekerja sama untuk membuat jebakan, maka tidak perlu memusingkan



tidak akan bisa menangkap Daniel.



Dan lagi, jika masalah ini diawasi secara pribadi oleh Ronald, maka masalah ini juga tidak akan tersebar keluar, dan merusak nama baik.



Sekarang yang perlu Ivonne lakukan adalah meyakinkan Ronald, Ronald ini sedikit kolot, dan lagi, dia tidak terlalu rela bekerja sama dengan Ivonne, jadi Ivonne perlu bekerja keras.



Negosiasi adalah pekerjaan teknis, harus menggunakan cara yang tepat untuk dapat memegang kelemahannya.



Ivonne merenungkannya sepanjang jalan, tidak menemukan ada kereta kuda yang sedang mengikutinya.



Tiba-tiba, dia merasakan pinggangnya mengetat, dengan terkejut melihat ke bawah, hanya melihat ada sebuah cambuk di pinggangnya, masih belum tersadar, cambuk itu sudah mengencang. Ivonne terbang tinggi dan terjatuh masuk ke dalam kereta.



Dalam kepanikan, dia menoleh dan melihat sebuah wajah, itu adalah Daniel.



Darah di seluruh tubuh Ivonne membeku, jantungnya berdeup kencang, tidak, dia harus pergi, ini bukan waktunya, Ivonne masih belum mengaturnya.



Daniel sedikit tersenyum, "Tuan, maaf."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions "Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan? Lepaskan aku!" Ivonne bangkit berdiri, berkata dengan marah sambil memaksakan dirinya untuk tenang.



Daniel menatapnya dengan pandangan mata melecehkan, seolah-olah Ivonne adalah sebuah makanan besar, gairah di pandangan matanya itu tidak ditutupi.



Tangan besar itu mencubit dagunya, kekuatannya sangat kencang, Ivonne kesakitan higga air matanya sudah hampir menetes, mengingat kecenderungan kekerasan orang ini, hatinya sangat cemas.



Tangannya tiba-tiba dilepaskan, kemudian menyentuh wajah Ivonne, satu tangannya melepas topi Ivonne, rambutnya kemudian jatuh



tergerai.



"Ternyata adalah seorang gadis kecil." Senyum Daniel semakin dalam, bibirnya mendekat, napasnya terpapar di wajah Ivonne, membuat Ivonne mual dan ingin muntah.



Otaknya berputar dengan cepat, orang yang kejam, jika berhadapan dengan yang membangkang, akan semakin memprovokasi faktor kekerasan di dalam hatinya, jadi Ivonne tidak boleh membangkang.



Tapi apa yang harus dia lakukan? Ivonne tidak berpikir bahwa Daniel berani bertindak ketika Ivonne sedang berada di jalan, sebenarnya seberapa tidak takutnya Daniel?



Memikirkan tadi dirinya yang terbang dengan kecepatan yang begitu cepat, takutnya tidak ada orang yang menyadarinya, bahkan jika menyadarinya juga orang lain akan berpikir bahwa itu hanya sosok bayangan sekilas, mana mungkin terpikir orang di dalam gerbong kerta sedang menculik wanita?



Ivonne menyesuaikan napasnya, perlahan-lahan menenangkan diri.



Tubuhnya sedikit melangkah mundur, tangannya memegang bantal di dalam kereta, bibirnya terangkat naik, memperlihatkan senyum yang



menawan, "Memang kenapa kalau seorang gadis kecil? Apa kamu memandang rendah wanita?"



Daniel terpaku, tidak menyangkan Ivonne akan tiba-tiba berubah dari panik menjadi menggoda seperti sekarang, tapi cara wanita itu, Daniel juga sudah terbiasa, sedikit tersenyum dan berkata, "Mana mungkin berani memandang rendah wanita? Bukankah aku mengungang Nona ke kedai untuk minum dan membicarakan tentang lagu?"



"Meskipun aku tidak suka kamu menggunakan cara seperti ini untuk mengundang, tapi aku memaafkanmu karena melihat ketulusanmu." Bibir Ivonne terangkat naik, penuh dengan kepolosan.



Ivonne merasa dirinya memiliki potensi untuk menjadi seorang wanita penghibur.



Daniel tersenyum perlahan, dia tidak buru-buru bertindak, menaiki kereta kuda miliknya, cepat atau lambat itu merupakan makanannya, dia tidak peduli untuk menunggu sebentar lagi.



Rendi awalnya mengikuti Ivonne, namun, ketika kereta kuda melintas, Ivonne kemudian menghilang, Rendi berpikir mungkin Ivonne masuk ke dalam toko untuk membeli barang, jadi dia menunggu di luar untuk sementara waktu, tidak melihat Ivonne keluar, Rendi menjadi sedikit cemas, bergegas berlari masuk ke beberapa toko tapi tidak menemukan



tanda-tanda keberadaan Ivonne.



Raut wajahnya seketika menjadi pucat, kereta kuda yang baru saja melintas tadi adalah milik Daniel.



Gawat, ini gawat.



Rendi berlari secepat mungkin, berlari ke depan gerbang Jingzhaofu dalam satu tarikan napas.



Yanto melihat Rendi yang berlari mati-matian kemari, nafasnya bahkan sudah tidak beraturan, meraih bahunya dan bertanya, "Katakan, ada apa?"



"Permaisuri ... Permaisuri ..." Rendi menampar wajahnya sendiri, agar dirinya bisa berbicara dengan lancar, "Dibawa pergi oleh Daniel."



Raut wajah Yanto berubah, "Bukankah menyuruhmu untuk mengikutinya?"



"Aku kehilangan jejak, cepat melapor pada Yang Mulia!" Rendi sangat panik hingga paru-parunya sudah hampir meledak.



Yanto bergegas masuk, Ronald sedang berbicara dengan pejabat pemerintahan, melihat Yanto yang biasanya tenang sekarang berwajah pucat dan juga masuk dengan terburu-buru, Ronald tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi, jadi dia berkata pada pejabat pemerintahan itu, "Kamu keluarlah lebih dulu."



"Baik!" Orang itu kemudian mengundurkan diri.



Ronald mengangkat pandangannya dan bertanya pada Yanto, "Apa yang terjadi?"



Yanto merendahkan suaranya dan berkata, "Permaisuri dibawa pergi oleh Daniel."



Ronald seketika berdiri, "Apa? Dia ternyata berani bertindak pada orangku?"



Ronald tidak tahu akan kelakuan Ivonne akhir-akrhi ini, hanya berpikir Daniel secara langsung pergi ke kediamannya dan membawa pergi Ivonne.



"Tidak, Permaisuri keluar selama beberapa hari ini, aku sudah meminta Rendi untuk mengikuti, seharusnya menemui masalah ketika berada di luar."



"Panggil Rendi!" Ronald benar-benar marah, seberapa tidak patuhnya Ivonne? Bab 94 Mengetahui Identitas PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 322 81 107



Bab 94 Mengetahui Identitas



Rendi bergegas masuk ke dalam, tidak berani melihat secara langsung pada Ronald yang sedang marah, "Dua hari ini aku terus mengikuti Permaisuri. Dia hari ini berpakaian seperti seorang pria dan pergi untuk mendengarkan musik di Sensory, bertemu dengan Daniel. Saat pergi, kereta kuda Daniel menghalanginya, aku tidak tahu apa yang mereka katakan, tapi Permaisuri hanya menjawab dua kalimat kemudian pergi, aku mengikuti di belakangnya, tapi tidak menyangka tiba-tiba kereta Daniel melintas dengan cepat melewatinya, setelah beberapa saat,



Permaisuri hilang. Aku curiga, Permaisuri dibawa pergi oleh Daniel."



"Menyamar sebagai pria? Apa yang ingin dilakukannya?" Ronald benar-benar sangat marah, apa Ivonne sendiri tidak tahu bahwa dia sudah memiliki banyak musuh, masih berani menyamar sebagai pria dan pergi berlarian.



Orang seperti ini, benar-benar jika tidak mati juga tidak berguna.



"Tidak usah pedulikan dia, biarkan saja dia mati." Ronald menghela nafas dan berkata dengan dingin.



Yanto menasehati berkata, "Yang Mulia, sekarang bukan waktunya untuk melampiaskan amarah, kamu juga tahu orang seperti apa Daniel itu, dia juga tidak tahu identitas Permaisuri. Sekarang Permaisuri jatuh di tangannya, kematian sepertinya itu masih hal yang ringan."



"Itu merupakan hal yang dicarinya sendiri, siapa yang menyuruhnya berkeliaran." Ronald tiba-tiba menyipitkan matanya, "Tidak benar, apa



dia keluar untuk mendekati Daniel? Demi masalah pernikahan adiknya."



Yanto terkejut dengan tebakan Ronald yang berani, tiba-tiba dia berkata, "Tidak mungkin bukan? Permaisuri tidak mungkin begitu berani."



"Dia tidak berani, tapi dia bodoh." Ronald berkata dengan marah.



Rendi bertanya, "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Pergi langsung ke tempat Daniel untuk mencarinya?"



"Tidak pergi!" Ronald berkata dengan dingin.



Yanto juga berkata, "Jika Yang Mulia membawa orang ke tempat Daniel itu sedikit berisiko, lagipula, itu hanya dugaan Rendi, jika Permaisuri tidak berada di tempat Daniel, maka Yang Mulia akan sulit untuk mundur, Yang Mulia baru saja menjabat di Jingzhaofu, jika membuat masalah, maka Kaisar akan menyalahkan, kemudian jabatan Yang Mulia di Jingzhaofu ini akan berakhir, ini bukan hal yang paling penting, yang penting adalah ke depannya."



Wajah Rendi pucat, "Kalau begitu Permaisuri kali ini benar-benar gawat."



Ronald kesal dan juga marah menaruh kedua tangannya di belakang dan mondar mandir, hatinya dipenuhi dengan kemarahan, benar-benar tidak memiliki cara untuk tenang dan berpikir baik-baik.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Rendi dan Yanto saling berpandangan, bagaimana caranya memutuskan?



Menikah dengan Permaisuri selama satu tahun, Kaisar bersikap dingin terhadap Yang Mulia selama satu tahun, bahkan Yang Mulia juga tidak diizinkan untuk pergi ke militer, dengan tidak mudah akhirnya menjabat di Jingzhaofu, jika terjadi kesalahan, apa yang bisa dia lakukan di kemudian hari?



Ronald menghentikan langkahnya dan memandang Rendi, "Rendi, panggil semua prajurit di kediaman, Yanto, bawa perintahku dan



perintahkan prajurit di Jingzhaofu untuk berpartisipasi dalam pertahanan militer sebanyak 50 tentara, bersama-sama dengan prajurit dari kediamanku untuk pergi ke kediaman Daniel."



Ketika Yanto mendengar kata-kata itu, dia sangat terkejut, "Yang Mulia, kamu tidak bisa melakukannya, jika hanya menggunakan prajurit dari kediaman itu tidak masalah, tidak bisa menggunakan orang-orang dari Jingzhaofu, jika menggunakan prajurit dari kediaman itu paling-paling merupakan dendam pribadi, tapi jika melibatkan Jingzhaofu, itu sudah melibatkan pemerintahan, jika tidak dapat menemukan Permaisuri, maka itu adalah tindakan pencemaran dan pelecehan nama Komandan militer, itu adalah dosa besar.



Ronald dengan suara berat berkata, "Hanya dengan menggunakan prajurit pemerintah, maka Daniel tidak akan bisa bersikap seenaknya, dan lagi, prajurit di kediaman Daniel itu sangat patuh dan berani, prajurit dari kediamanku tidak akan bisa menyerang masuk, tapi jika aku menggunakan statusku sebagai gubernur dari Jingzhaofu untuk melakukan hal ini, maka dia tidak punya alasan untuk menghalanginya, jika menghalangi maka itu berarti dia menganggap hukum negara itu tidak ada."



"Dengan alasan apa?" Tanya Rendi.



Ronald terdiam untuk sesaat, kemudian berkata, "Katakan saja bahwa ada orang yang melaporkan bahwa melihat Daniel telah menculik



Permaisuri Ivonne di jalan."



Yanto tertegun, tidak dapat berkata-kata untuk sekian lama.



"Yang Mulia, kamu sudah memikirkan dengan baik? Jika masalah ini tersebar, maka reputasimu dan Permaisuri akan benar-benar hancur."



Pikiran Ronald berangsur-angsur sudah menjadi jernih, "Aku tahu apa yang ingin dilakukan Ivonne, dia tidak menginginkan reputasinya sendiri, maka aku juga tidak perlu memikirkan begitu banyak, meskipun dia ceroboh, tapi dia sudah mengambil langkah pertama, memprovokasi orang yang tidak mampu dia provokasi, tidak peduli apa tujuannya, singkatnya, dia melakukan apa yang selalu ingin kulakukan."



Ronald mengangkat kepalanya, kemudian memerintahkan, "Jangan bicara omong kosong, cepat segera lakukan."



"Baik!" Kedua pria itu menerima perintah kemudian segera pergi.



Ivonne dibawa ke kediaman Daniel dengan kereta kuda.



Sepanjang jalan, Ivonne sudah perlahan-lahan menjadi tenang, mulai berbicara dengan Daniel, "Kamu membawaku naik ke kereta kuda



seperti ini, apa kamu tidak ingin tahu siapa aku?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



These Strange Ways Will Keep Your Relationship Strong Day To Day Daniel memandangnya sekilas dengan tatapan licik, "Karena hatiku sudah tergerak, mengapa repot-repot untuk bertanya?"



Ivonne berkata, "Kamu Daniel kan?"



Daniel sama sekali tidak merasa aneh Ivonne bisa mengetahuinya, Daniel mendekat ke arah Ivonne, "Takut?"



Wajah Daniel berada di hadapan Ivonne, ada nyala api yang membara di pandangan matanya, nyala api yang menurutnya sangat menyenangkan, sudut bibirnya sedikit terangkat, sama sekali tidak seperti sedang tertawa, tapi seperti sedang bersikap sinis, kejam, dan juga terdapat kekerasan.



Orang ini dipenuhi dengan faktor kekerasan di sekujur tubuhnya.



Jika Ivonne tidak takut itu bohong, tapi bibirnya bergetar sekilas, "Takut, kamu begitu dekat, aku tentu saja takut."



Ivonne meletakkan kedua tangannya di balik lengan baju, berharap bisa membuka kotak obat, untuk dapat mengambil sesuatu dari dalam demi membela diri.



Namun, Daniel sudah menyadarinya, dengan dingin menatap tangan Ivonne, mencibir, kemudian menarik pergelangan tangan Ivoone, Ivonne dengan cepat mengangkat sebuah saputangan, tertawa sambil melambaikannya di depannya.



Daniel menahan dagu Ivonne, memaksa Ivonne untuk mendongak dan menatapnya, ada raut mengejek di pandangan matanya, "Permaisuri Ivonne, mengikutiku selama beberapa hari, tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan?"



Ivonne benar-benar terkejut kali ini, Daniel tahu identitasnya?



Daniel tahu identitas Ivonne, tapi malah berani membawanya pergi, astaga, orang ini begitu sombong hingga mencapai titik ini?



Ivonne berpikir bahwa penyelidikannya itu sangat rahasia, tidak menyangka sudah menari perhatian Daniel sejak lama, Ivonne tanpa sadar tersenyum getir dalam hati, terlalu percaya diri bisa mengancam jiwa.



"Atau," kekuatan tangannya makin diperkuat, menekan tulang dagu Ivonne hingga seakan sudah akan hancur, bahaya di pandangan matanya semakin meningkat, "Apa Raja Ronald yang memerintahkanmu untuk datang?"



Ivonne menahan rasa sakit, berkata dengan susah payah, "Itu tidak ada hubungannya dengan Raja Ronald, aku sendiri yang ingin melihat orang seperti apa calon adik iparku."



"Adik ipar?" Daniel sedikit terpaku, kemudian dia teringat lalu tertawa kencang, "Ya, aku akan segera menikah dengan putri kedua dari Hendra."



Ketika Ivonne mendengarkan perkataan ini, Ivonne tahu bahwa Daniel tidak menganggap serius pernikahan itu, Hendra dasar pria tua brengsek, benar-benar mengabaikan hidup mati putrinya.



Daniel melepaskan dagu Ivonne, dengan lembut menepuk-nepuk wajah Ivonne dan berkata, "Tenang saja, dengan adanya hubungan ini, aku akan bersikap lembut padamu."



Terhadap orang gila ini, Ivonne tidak mengeluarkan postur Permaisuri untuk mengancamnya, karena dia tahu itu tidak berguna, hanya akan



membuatnya terlihat konyol.



Daniel tahu identitas Ivonne dan masih berani membawanya pergi, itu menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak menganggap Ronald.



Tapi kenapa dia berani berbuat begitu gila?



"Tuan Daniel membawaku pergi dengan paksa, apa kamu tidak takut akan menyinggung Yang Mulia Ronald?" Tanya Ivonne.



"Siapa yang melihatnya?" Daniel mencibir, "Bahkan jika melihatnya, Raja Ronald dengan tidak mudah berjuang membalikkan posisinya, sekarang berhati-hati dalam melakukan sesuatu, apa dia berani menyinggungku?"



Ivonne benar-benar terpaku, yang dikatakan Daniel itu masuk akal.



Bahkan jika Ronald tahu bahwa Ivonne ada di tangan Daniel, sepertinya dia juga tidak akan mengorbankan masa depannya sendiri untuk menyelamatkan Ivonne, Daniel adalah anggota keluarga Cui, dan di dalam keluarga Cui terdapat orang yang dicintai Ronald dan juga orang yang paling tidak ingin dia singgung.



Tampaknya jika ingin melarikan diri kali ini, Ivonne haru mengandalkan dirinya sendiri.



?_ Bab 95 Ruang Hukuman PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 650 163 217



Bab 95 Ruang Hukuman



Ivonne dibawa masuk melalui pintu belakang kediaman Daniel, seorang wanita yang mengenakan pakaian pria dengan rambut yang tergerai, orang-orang di kediaman Daniel tidak terkejut ketika melihatnya, bahkan seperti sudah terbiasa.



Siapa yang tidak tahu kegemaran Tuan Daniel inI?



"Aku akan mengurus sesuaru, kalian awasi dia dengan baik!" Daniel menariknya ke sebuah ruangan, kemudian memerintahkan pelayan wanita di sekitarnya.



"Baik!" Kedua pelayan wanita itu membungkuk sambil menjawab.



Ivonne menatap kedua wanita ini bertubuh tinggi besar, tangannya juga kasar, sepertinya merupakan orang yang memiliki keahlian seni bela diri.



Ivonne ingin melarikan diri dari tangan kedua orang ini, sepertinya akan sangat mustahil jika menggunakan kekerasan.



Tapi ... Ivonne mengulurkan tangannya masuk ke balik lengan bajunya untuk mencari kotak obat, pandangan matanya berkedip sekilas.



"Kak, aku ingin buang air, di mana kamar kecilnya?" Tanya Ivonne.



Kedua pelayan wanita itu menatapnya dengan tampang sama sekali tidak terkejut, mengenakan pakaian pria tapi dengan paras seorang wanita, kemudian melihat alis dan juga gaya femininnya, sepertinya merupakan seorang gadis penghibur dari rumah bordir atau tempat semacamnya, datang kemari dengan sukarela. Tapi Tuan Daniel memerintahkan untuk mengawasinya, kemudian dia berkata, "Kamu masuklah ke balik bilik, di sana ada ember untuk buang air."



"Apa tidak ada kamar kecil?" Ivonne mengerutkan kening.



"Itu terlalu jauh, Tuan memerintahkan tidak boleh meninggalkan ruangan ini, jangan sampai anjing ganas di kediaman ini akan membuat takut Nona."



Anjing ganas? Ivonne ingat ketika masuk memang dia mendengar suara gonggongan anjing, seharusnya dia memelihara sekelompok anjing ganas untuk menjaga kediaman ini.



Sudahlah, di balik bilik Ivonne juga bisa mengeluarkan kotak obat, mereka tidak mungkin akan masuk dan mengawasinya bukan?



Ivonne masuk ke belakang bilik, berjongkok di atas ember itu, mendengarkan baik-baik pergerakan di luar, kedua pelayan wanita itu berdiri diam tidak bergerak, tapi mereka juga tidak masuk ke dalam.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



He's Using This Secret Trick To Make Millions Ivonner bergegas mengeluarkan kotak obat dengan perlahan, awalnya dia meminjam sebuah belati pada Rendi untuk dimasukkan ke dalam kotak obat, tapi ketika kotak obat itu ditutup tidak dapat mengecil dikarenakan ada belati itu, jadi Ivonne pada akhirnya tidak memasukkan belati itu.



Sepertinya satu-satunya senjata yang bisa digunakannya hanyalah obat anestesi.



Namun Ivonne dengan sangat tidak berdaya menyadari bahwa hanya ada satu botol obat anestesi, dan dosisnya hanya cukup untuk membius 1 orang, jika itu adalah Daniel, maka Ivonne merasa obat anestesi ini kira-kira hanya dapat bertahan selama sekitar tiga menit.



Ivonne mencari sekilas, mengingat dengan jelas bahwa dia masih memiliki beberapa botol tetracaine, mengapa menghilang? Kotak obat, kamu tidak memberi kekuatan kali ini.



Hati Ivonne diam-diam gelisah.



"Apa Nona sudah selesai?" Di luar, terdengar pertanyaan dari pelayan wanita itu.



"Sudah hampir selesai!" Jawab Ivonne.



Mengatur jarum, menyembunyikan di balik lengan baju, menyimpan kembali kotak obat, kemudian merapikan rambut, jangan sampai terlihat berantakan dan menyedihkan.



Ketika Ivonne masuk, dia dibawa masuk dari pintu belakang, dibawa sepanjang jalan kemari, dia ingat dengan jelas jalurnya, jika ingin melarikan diri, akan lebih baik jika menggunakan pintu belakang.



Tapi masalahnya adalah hanya ada satu botol obat anestesi, ada dua orang di sini, dan juga tidak tahu apa Daniel berada di luar atau tidak, jika Daniel berada di luar, bahkan jika Ivonne melarikan diri dari pintu ini, dia juga tidak akan bisa keluar dari pintu rumah ini.



Sepertinya obat anestesi ini hanya dapat diberikan pada Daniel.



Daniel pergi ke ruang kerja, memanggil orang kepercayaannya, "Kamu bawa orang untuk menjaga di sekitar, tidak ada orang yang diizinkan masuk, jika Raja Ronald datang, maka ulur waktu, kemudian biarkan dia berpikir bahwa Permaisurinya ada di sini, kemudian baru biarkan dia masuk."



Orang kepercayaannya terpaku, "Tuan, lalu bagaimana jika dia menemukan Permaisuri Ivonne?"



Daniel tersenyum, "Orang yang mendapatkan kesenanganku maka akan menjadi orangku, bahkan jika aku harus menghancurkan tulang-tulangnya, juga tidak akan membuat orang lain menemukan jejaknya."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Orang kepercayaannya itu mengerti, "Baik, kalau begitu tunggu Tuan mengirim pergi Permaisuri Ivonne dari jalur rahasia, aku baru akan membiarkan Raja Ronald masuk ke dalam."



Daniel mengambil belati dari meja, memainkannya sebentar, kemudian dengan kejam menusukkan belati itu ke meja, belati itu tidak masuk sampai ke bagian pegangan, dengan dingin berkata, "Ronald bocah itu, aku sudah lama tidak senang melihatnya, tidak tahu apa yang dipikirkan Kaisar, ternyata membiarkannya menduduki jabatan gubernur di Jingzhaofu, tapi itu tidak masalah, dia memiliki kemampuan untuk naik, tapi tidak memiliki kemampuan untuk duduk dengan mantap di jabatannya, kali ini wanita bodoh ini mengantarkan dirinya secara pribadi, aku akan menggunakan wanita ini untuk membuat Ronald masuk ke dalam jurang dan tidak akan pernah bisa berbalik."



Orang kepercayaannya itu juga tertawa dingin, "Ya, Tuan bisa membersihkan rasa penghinaanmu."



Daniel teringat akan penghinaan pada hari itu, di dalam dadanya masih terdapat kebencian, "Saat itu, dia hanyalah bawahanku, dengan identitas sebagai anak Kaisar, dia berani memukulku di hadapan para prajurit, membuatku kehilangan muka, bahkan hampir saja disalahkan oleh Kaisar, jika bukan karena Paman yang mendukungku saat itu, mungkin akan sulit bagiku untuk mencapai kesuksesan hari ini, amarah ini, sudah kutekan selama bertahun-tahun di dalam hatiku, hari ini, akhirnya bisa dilampiaskan."



"Tuan tenang saja, hari ini dipastikan akan membuat Raja Ronald menerima kesalahan karena memfitnah dan juga menerobos kediaman



pribadi Tuan Daniel." Orang kepercayaannya berkata kemudian mendongak, "Lalu bagaimana cara menangani Permaisuri Ivonne?"



Daniel mencibir, "Karena dia yang menyodorkan diri, tentu saja aku harus menggunakannya untuk mempermalukan Raja Ronald bukan? Hanya saja tidak tahu setelah dia mengetahui bahwa Istrinya dipermainkan olehku, apa yang akan dirasakannya?"



"Baik, kalau begitu aku akan menunggu perintah Tuan, kemudian baru mengirim Permaisuri Ivonne memasuki kamar gelap, untuk sementara ditempatkan di kediaman lain, menunggu Tuan Daniel." Kata orang kepercayaannya.



Daniel memicingkan matanya, Ronald Ronald, seberapa berani dirimu hari itu? Tidak usah membicarakan kamu memukulku, tapi juga berkali-kali merebut kontribusiku, mana mungkin aku membiarkanmu berbuat seenaknya lagi.



Memikirkan Ivonne, Daniel mencibir, tentu saja dia tidak percaya apa yang dikatakan oleh Ivonne, ingin melihat orang seperti apa adik iparnya di kemudian hari? Sepertinya itu adalah perangkap yang dikirim oleh Ronald si pengecut itu, jadi, dia memastikan bahwa Ronald akan datang hari ini, Ronald begitu membencinya, begitu menduduki jabatan, orang pertama yang ditindaknya adalah dia.



Terlalu terburu-buru.



Ivonne akhirnya melepaskan gagasan untuk membius pelayan wanita, karena dia mendengar suara rendah dari arah luar, sepertinya masih mengirim seseorang di luar untuk berjaga, Ivonne hanya memiliki satu botol obat anestesi, tidak boleh disia-siakan.



Tapi kotak obat ini kali ini benar-benar tidak begitu bermanfaat, itu membuatnya merasa geligah, sebelumnya Ivonne masih berpikir bahwa kotak obat ini akan memunculkan benda-benda yang ada dalam pikirannya atau menurut pada situasinya, tapi sangat jelas itu tidak, Ivonne sekarang sangat berharap ada sebuah pistol di dalam kotak obat.



Ivonne duduk, menjernihkan pikirannya, hatinya perlahan-lahan menjadi tenang.



Hanya ada satu kesempatan, dia tidak boleh membuat kesalahan, begitu ada kesalahan, maka tidak usah membicarakan nyawanya ini, dia juga akan dilecehkan dulu sebelum mati.



"Nona, Tuan Daniel memanggilmu!" Pelayan wanita itu keluar dan mengucapkan beberapa kalimat, lalu kembali masuk dan berkata pada Ivonne.



"Memanggilku?" Ivonne menatapnya, "Di mana?"



Pelayan wanita itu tersenyum dan berkata, "Tuan Daniel sedang menunggumu di kamar, sudah menyiapkan hidangan."



Ivonne tahu bahwa dia tidak bisa tidak mengikuti, jadi dia berkata, "Baik, pimpin jalan."



Keluar dari pintu, berjalan di koridor dan berbelok sekitar tiga tikungan, akhirnya tiba di depan sebuah pintu ruangan, Ivonne diam-diam mengingat jalan, di sini jauh lebih terpencil dibanding tempat tadi, suara anjing menggonggong sangat keras, kedengarannya datang dari rumah sebelah.



Pintu terbuka dan pelayan wanita itu tiba-tiba tersenyum dengan dingin, "Masuklah Nona!"



Dia mendorong punggung Ivonne dengan satu tangan, Ivonne kemudian terjatuh masuk ke dalam ruangan, dengan tidak mudah akhirnya dia berdiri, tapi dia mendengar suara pintu ditutup.



Cahaya di ruangan itu sangat redup, jendela ditutupi dengan tirai biru



tebal, pintu juga ditutupi dengan kertas kuning yang menghalangi cahaya, Ivonne menahan rasa takut di dalam hatinya, melihat cahaya lilin di ujung sisi kiri.



Cahaya lilin itu makin lama menjadi makin terang, menyinari semua yang ada di ruangan itu, yang datang dengan membawa lilin itu adalah Daniel, raut wajahnya begitu jahat dan sangat kejam, dan lagi dia tidak memakai baju atasan, menampilkan tubuh bagian atasnya yang kuat dan penuh dengan bekas luka pisau.



Yang membuat Ivonne merasa takut bukanlah orang ini, tapi banyaknya alat penyiksaan yang tergantung di dinding ruangan ini?? itu adalah alat yang digunakan untuk melecehkan wanita.



Di antaranya, banyak yang ternoda darah, dan bau yang dikeluarkan itu amis dan juga busuk.



Ivonne secara tidak sadar menutupi hidungnya, kemarahan di dalam hatinya jauh melebihi rasa takutnya, sebenarnya berapa banyak nyawa wanita yang telah mati di ruangan ini?



?________________ Bab 96 Selamat PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 784 196 261 Bab 96 Selamat



"Takut?" Daniel tertawa jahat, "Aku kagum padamu, demi membantu Ronald malah datang sendiri padaku, kamu benar-benar tidak mempedulikan nyawamu."



Karena amarahnya, diri Ivonne malah menjadi tenang.



Dia menatap Daniel, berjalan perlahan ke sana, "Yang dikatakan Tuan Daniel salah, aku bukan datang demi dirinya."



"Benarkah? Lalu demi siapa? Apa demi agar diriku dapat menikmati tubuh indahmu?" Daniel mencibir, tapi pandangan matanya masih terpaku pada tubuh Ivonne, pada akhirnya menatap lekat pada dada Ivonne, mengeluarkan gerakan menelan ludah, pandangan matanya haus darah dan penuh kegilaan.



Ivonne tersenyum, kedua tangannya tersembunyi di balik lengan bajunya, memegang botol obat anestesi.



"Para wanita menyukai para Jendral yang perkasa." Ivonne menatapnya, melangkah lebih dekat, ada kekhawatiran di pandangan matanya, "Sayangnya, aku keliru melihat Ronald, dia tidak menyukaiku ya sudah, tapi dai juga merupakan orang lemah."



"Benarkah?" Daniel membuang lilin, merangkul pinggang Ivonne, menekannya di depan tubuhnya, menundukkan kepalanya ke bawah dan menyeringai berkata, "Jika menyesal sekarang, masih keburu, Ronald dari awal memang orang lemah, dia bukan apa-apa."



Tangan Ivonne naik ke punggungnya, masih menatapnya dengan terpesona, "Ya, aku sebenarnya membencinya ..."



Kuku Ivonne menancap di dagingnya, membuat pandangan mata Daniel



menggelap, dirinya gemetar pelan, menikmati sensasi sedikit rasa sakit ini.



Ivonne meletakkan kepalanya di dadanya, makin di saat seperti ini, Ivonne semakin tenang, jarum sudah disuntikkan pada posisi ketika kukunya melintas, kemudian tangan yang lainnya memegang otot-otot kulit di sebelahnya.



Tangan besi itu memegang lehernya, satu tangannya lagi menjangkau ke belakang dan meraih tangan Ivonne kemudian mengambil jarum itu, matanya memerah, penuh dengan amarah, memberikan sebuah tamparan di wajah Ivonne, "Ingin menggunakan senjata tersembunyi?"



Ivonne merasa bagai kepalanya sudah tidak ada, dia merasakan sakit yang membakar seakan mati rasa, pandangannya menggelap, rasa pusing menghantamnya, ada rasa amis manis di mulutnya.



Ivonne berusaha berdiri, melihat sekilas pada jarum suntik, jantungnya seketika tenang, obat anestesi telah disuntikkan.



Ivonne menyeringai, darah segar mengalir dari sudut bibirnya, "Aku benci dia saat itu bersikap lembek dan tidak membunuhmu saat itu."



Ivonne tidak tahu bahwa senyumnya itu hampir bisa dibilang mendekati kejam, kekejaman ini memprovikasi Daniel, ada keinginan membunuh di mata Daniel, menariknya dengan satu tangan, membuka pakaiannya, memperlihatkan setengah bahunya.



Daniel membungkuk dan menggigit bahu Ivonne.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City "... tiga, dua, satu!" Ivonne tidak bisa menghindar, hanya bisa menghitung dalan diam.



Daniel kemudian terjatuh ke lantai.



Obat anestesi itu akhirnya bereaksi.



Ivonne tadinya ingin melangkahkan kaki kemudian pergi, tapi karena dia telah dibius dan jatuh ke tangan Ivonne, tentu saja Ivonne tidak akan membiarkannya melewati hidup dengan baik.



Ivonne melakukan hal yang menurutnya paling berani dalam hidupnya.



Mengangkat sebuah kursi, kemudian dengan kejam menghantam bagian penting tubuh Daniel dengan kursi.



Ayam terbang telur pecah!



Ini adalah cara yang sangat berbahaya, karena dosis obat anestesi itu tidak besar, dan juga seni bela diri Daniel tinggi, mungkin saja dia dapat terbangun oleh rasa sakit yang begitu hebat, tapi jika ditinggalkan begitu saja, dia akan membahayakan wanita lain di masa depan.



Ivonne berpikir untuk membunuhnya, tapi Ivonne tidak pernah menyakiti nyawa orang, dia tidak bisa melakukannya.



Untungnya, Daniel tidak tersadar.



Dia melihat ada gunting berdarah di lantai, mengambilnya dan menyembunyikannya di balik lengan bajunya, bergegas mundur ke pintu, ada seseorang di luar, Ivonne menghela nafas dan berkata dengan nada tinggi, "Maaf, Tuan Daniel, aku benar-benar salah makan hari ini, aku akan kembali setelah pergi ke kamar kecil, sangat cepat, kamu tunggu aku."



Ivonne berbalik, membuka pintu kemudian dengan cepat menutupnya, di luar berdiri dua pelayan wanita yang tadi.



Mereka juga mendengar perkataan Ivonne, kemudian berkata, "Nona ingin pergi ke kamar kecil? Aku akan mengantarmu ke sana."



Ivonne memegang perutnya dan berkata, "Baik, terima kasih!"



Ivonne berkata sambil melihat sekeliling, selain dua orang ini, sama sekali tidak ada orang yang berjaga.



Tampaknya Daniel tidak suka ada terlalu banyak orang yang mendengarkan "penampilannya".



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Mengikuti pelayan itu keluar, tepat keluar dari ruangan, sudah mendengar suara salah seorang pelayan wanita lainnya berkata di belakang, "Dia menyakiti Tuan, cepat tangkap dia."



Ivonne mendengarnya berteriak dan tahu bahwa dirinya sudah ketahuan, sebelum pelayan wanita itu bertindak, dia dengan cepat mengeluarkan gunting dan menusuk ke arah telinga pelayan wanita itu.



Seseorang yang memiliki keterampilan bela diri, menusuk di bagian tubuh lain maka dia akan dapat melawan balik dalam waktu singkat, tapi jika langsung menusuk ke arah telinga, itu akan melukai gendang telinga, akan menyebabkan rasa sakit yang hebat, membuatnya menutupnya tanpa sadar, dan tidak bisa melakukan serangan balik.



Pelayan wanita itu berteriak, Ivonne kemudian melarikan diri.



Teriakan pelayan wanita itu menarik perhatian penjaga, kemudian suara langkah kaki terdengar, Ivonne dengan terburu-buru memasuki kediaman di sebelahnya.



Baru saja masuk Ivonne dan melihat, dia begitu ketakutan hingga perut dan kakinya lemas.



Setidaknya ada 20 ekor anjing yang ganas, sedang dengan kejam mengonggong bersamaan, anjing-anjing ini sangat lapar, mata mereka merah, dan sekilas dilihat juga tahu bahwa mereka diberi makan daging mentah.



Anjing yang diberi makan daging mentah itu sangat ganas dan juga sangat patuh, jika pemiliknya mengeluarkan perintah maka mereka akan langsung menggigit musuh.



Ivonne berpegangan pada dinding, perlahan-lahan dia mundur, pasukan yang mengejar sudah mendekat.



"Melukai Tuan Daniel dan ingin kabur?" Seorang pria berusia 30-an berdiri di hadapan Ivonne dengan kejam.



Ivonne mengenalinya, dia adalah pengawal yang menemani Daniel ke Sensory untuk mendengarkan musik.



Dicegat di depan dan belakang, Ivonne putus asa, benar-benar tidak menyangka rencananya untuk melarikan diri akan gagal begitu cepat.



Dia sudah melukai bagian penting tubuh Daniel, mungkinkah Daniel tidak membunuhnya?



Memikirkan alat penyiksaan yang ada di ruangan itu, Ivonne lebih suka digigit oleh anjing ganas ini sampai mati, berharap untuk digigit langsung di tenggorokannya, jadi dia bisa mati dengan lebih cepat.



Tidak tahu apa Ronald akan sangat bahagia ketika dia tahu bahwa Ivonne sudah mati?



Menjelang kematian, yang dipikirkan Ivonne ternyata adalah pria brengsek ini.



Para penjaga maju selangkah demi selangkah, memegang cambuk di tangannya, raut wajahnya sangat kejam dan haus darah, bahkan lebih mengerikan daripada mata anjing-anjing ganas itu.



Ivonne berbalik dan melihat ke arah lebih dari 20 ekor anjing besar ganas itu, tidak tahu apakah mereka bisa memahami perkataannya, "Kemari, gigit tenggorokanku, gigit dengan kejam, aku tidak akan mau mati di tangan mereka."



Perkataannya baru saja diucapkan, semua anjing ganas itu tiba-tiba mneghentikan langkahnya untuk maju, berdiri diam di tempat yang sama, warna kemerahan di mata mereka tampak memudar.



Bahkan terdapat sedikit kesedihan.



Ivonne terpaku, ada kebahagiaan di lubuk hatinya, apakah itu sama seperti Lucky, Ivonne bisa berkomunikasi dengan mereka?



Lagipula dia juga terpojok, jadi lebih baik mencobanya. Ivonne melangkah maju, menunjuk ke arah para penjaga dan berkata pada para anjing ganas itu, "Kalian, kita itu sama, kita sejenis, gigit mereka."



Lebih dari 20 ekor anjing ganas itu kemudian menggonggong pada Ivonne, dan kemudian langsung menerjang ke arahnya.



Wajah Ivonne pucat, Ivonne bisa memahaminya, tapi itu adalah slogan serangan anjing.



Nyawa kecilnya sudah berakhir.



Namun, situasinya dengan cepat berbalik, anjing itu tidak menyerangnya, hanya berlari melewatinya kemudian menyerang ke arah para penjaga.



Para penjaga itu tampaknya tidak menyangka bahwa anjing-anjing itu akan menyerang mereka, seketika marah dan berteriak beberapa kali, dulu ketika mereka memberi perintah ini maka para anjing-anjing itu akan mendengarkan, tapi hari ini anjing-anjing ini bagai anjing gila, melihat orang dan langsung menggigit, para penjangan menjadi kacau, hanya memikirkan melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa, tapi anjing-anjing itu tidak benar-benar menggigit mereka, hanya menggigit



celana, atau hanya menggigit hingga berdarah dan bukan jenis menggigit hingga terlihat tulang.



Meski begitu, keadaannya memang sangat kacau.



Ivonne begitu terkejut hingga terpaku dikarenakan pemandangan di depan matanya, mendengar anjing hitam paling besar berekor pendek menggonggong ke arahnya, maksudnya itu menyuruh Ivonne untuk segera melarikan diri, dasar idiot dan semacamnya.



Ivonne sangat bingung, dia sendiri tidak yakin apa anjing itu menyebut idiot atau tidak, singkatnya dia tidak mempedulikannya, Ivonne berlari bagai orang gila, ada sangkar besi di bawah dinding, jika dia berlari, dia bisa menginjak sangkar besi itu dan melewati dinding.



? Bab 97 Pencarian PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 486 122



162 Bab 97 Pencarian



Semuanya berjalan mulus tanpa terduga.



Ivonne menginjak sangkar besi, dengan lancar melompat melewati dinding, seperti orang yang terbang turun mendarat di lantai. Tapi Ivonne terjatuh dengan begitu menyedihkan, bagian belakang kepalanya terpentok di atas batu, ketika mengulurkan tangan dan menyentuhnya, kepalanya berdarah.



Tidak mempedulikan begitu banyak, Ivonne berlari sekuat tenaga. Anjing ganas itu juga berlari mengikuti, tapi bukan untuk mengejarnya, sebaliknya ingin menghentikan pengawal yang ingin mengejarnya.



Ada perlindungan dari anjing ganas itu, Ivonne berlari dengan lancar keluar dari pintu belakang.



Keluar dari pintu belakang, Ivonne masih berlari denan sekuat tenaga, dirinya sendiri bahkan tidak percaya bahwa dia berhasil melarikan diri.



Berlari keluar sejauh mungkin, Ivonne bersembunyi di sebuah gang kecil, terduduk di lantai, bernafas dengan terengah-engah, menyadari bahwa jantungnya sudah hampir melompat keluar.



Kepalanya sangat sakit, wajahnya sangat sakit, benar-benar sangat sakit.



Ivonne bergegas mengambil kotak obat, mengeluarkan kain kasa kemudian menyekanya dengan air desinfeksi lalu membalut kepalanya. Bicarakan kembali setelah kembali ke kediaman Ronald, tidak bisa tinggal di sini, akan gawat jika dia ditemukan oleh orang-orang Daniel.



Ivonne berdiri, dia baru merasakan kedua kakinya bergetar.



Benar-benar, sudah hidup selama dua kehidupan, dia bahkan belum pernah mencoba hal yang begitu menegangkan seperti ini.



Di kehidupan lalu, Ivonne adalah seorang gadis baik-baik, bahkan bolos kelas pun dia tidak pernah mencobanya, terlebih melarikan diri seperti



ini.



Memikirkan anjing ganas yang membantunya hari ini ... Tidak, anjing-anjing itu, tidak tahu bagaimana nasib mereka nantinya?



Menyerang pemilik, sepertinya saya takut bahwa akhirnya akan sangat buruk, bukan?



Tapi kemampuan apa yang dia miliki untuk menyelamatkan mereka?



Ivonne merasa sedih, anjing hitam besar dengan ekor pendek dan telinga yang naik itu tadi juga menyuruhnya untuk melarikan diri.



Daniel adalah pria yang kejam, dia sudah dilukai di bagian penting tubuhnya, anjing hitam itu membantu Ivonne untuk melarikan diri, mana mungkin dia akan melepaskannya dengan mudah? Sudahlah, kembali dulu ke kediaman baru temukan cara, Ivonne menghibur dirinya sendiri seperti itu, membuat hati nuraninya merasa sedikit lebih baik.



Ivonne perlahan-lahan berjalan keluar dari gang, menjulurkan kepala untuk memastikan tidak ada pengawal yang mengejar, ketika dia ingin keluar, dia malah melihat dan mengengar suara derap langkah kaki kuda yang tiba-tiba terdengar, lalu segerombol orang muncul.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! Gerombolan itu terdiri dari puluhan orang, semuanya mengendarai kuda yang tinggi nesar, sangat terlihat gagah.



Ivonne bergegas mundur, berpikir itu adalah pengawal yang mengejar.



Namun, ketika dia mundur Ivonne kemudian tertegun, sepertinya yang memimpin di depan yang menunggang kuda itu adalah Ronald?



Ivonne menempel di dinding, menjulurkan kepalanya untuk melihatnya, benar-benar adalah Ronald.



Dia mengenakan seragam resmi berwarna ungu dengan pola sulam matahari dan bulan, mengenakan topi resmi, wajahnya begitu tegas, serius dan bermartabat.



Rendi dan Yanto juga mengikutinya, beberapa orang di belakangnya juga dikenal Ivonne, itu adalah pengawal di kediaman, selalu melihat mereka ketika keluar masuk.



Mengenao orang-orang di belakang... Ivonne melihatnya sekilas, dia tidak mengenalnya, tapi, pakaian mereka sama, langkahnya juga seragam, sepertinya juga prajurit.



Ke mana Ronald pergi dengan membawa begitu banyak prajurit kediaman dan juga prajurit dari Jingzhaofu?



Melihat arah yang Ronald tuju, tampaknya itu adalah kediaman Daniel.



Ivonne seketika terpaku, Ronald tidak mungkin membawa orang untuk menyelamatkannya bukan?



Tapi bagaimana dia bisa tahu bahwa Daniel telah menangkapnya?



Seharusnya bukan, Ronald tidak begitu baik.



Ronald bahkan tidak sabar ingin Ivonne mati.



Ivonne menunggu gerombolan prajurit itu lewat, kemudian dengan perlahan berjalan keluar, menutup kepalanya, dirinya yang mengenakan pakaian pria, wajahnya memar, benar-benar terlihat jelas, seharusnya tampilannya ini akan menarik perhatian orang.



Tapi tidak, pejalan kaki yang berdiri di kedua sisi jalan hanya mengawasi keperhian gerombolan prajurit itu.



"Apa itu Raja Ronald? Ke mana dia pergi dengan membawa para prajurit berkuda dari Jingzhaofu?"



"Itu memang benar adalah Raja Ronald, baru menjabat, sepertinya ingin mencari masalah dengan seseorang."



"Baru menjabat dan sudah mengirim begitu banyak tentara berkuda, tidak tahu kasus besar apa yang sedang diurusnya?"



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



As Soon As You Hear About Love You Start Screaming At Out Loud? Ivonne mendengarkan, hatinya merasa ada yang tidak beres.



Bagaimana jika Ronald benar-benar pergi ke kediaman Daniel untuk menyelamatkan dirinya?



Membawa begitu banyak orang pergi ke sana, sepertinya ingin melakukan pencarian di kediaman, tidak tau apakah memiliki perintah dari Kaisar atau tidak, jika tidak memiliki perintah dari Kaisar, maka tidak ada alasan untuk melakukan pencarian, jika tidak ada yang ditemukan, maka Kaisar sudah pasti akan mempertanyakannya.



Ronald tidak akan tidak begitu gegabah bukan?



Ivonne juga tidak berani mengikuti, hanya berlutut di tanah, mencoba menenangkan dirinya.



Tidak lama setelah Ivonne melarikan diri, Daniel sudah bangun, ada seorang Tabib di kediamannya, melihat luka Daniel, hanya menggelengkan kepalanya, "Tuan Daniel, sepertinya tidak akan bisa memiliki keturunan lagi."



Daniel perlahan-lahan menutup matanya, mengambil napas dalam-dalam beberapa kali, kemudian ketika kembali membuka matanya lagi, mata itu sudah berwarna merah.



Kekejaman, haus darah, kebengisan, bagai serigala yang dipaksa hingga



ke jalan buntu.



Kemarahan membuat wajahnya yang pucat memperlihatkan rona sentuhan merah, raut wajahnya benar-benar sangat buruk.



Orang kepercayaannya maju, hari ini dirinya juga benar-benar menyerdihkan, pakaiannya digigit anjing, tapi untungnya dia tidak terluka.



"Tuan, ada fakta lain yang aneh, ketika Permaisuri Ivonne melarikan diri, tapi semua anjing yang ada di halaman malah membuka jalan untuknya, bahkan anjing-anjing itu menggigit pengawal di kediaman."



Daniel benar-benar tidak berani percaya, lebih dari 20 anjing serigala di kediamannya itu dibawanya kembali dan diberi pelatihan personil khusus, benar-benar sangat ganas dan juga taat, seekor anjing itu setara dengan seorang ahli bela diri.



"Serangan balik, bunuh!" Daniel berkata sambil menggertakkan giginya.



"Baik!" Bawahannya itu kemudian berkata, "Masih ada lagi, ada yang melapor, mengatakan bahwa Raja Ronald sudah akan tiba di sini."



Aura membunuh di mata Daniel seketika naik, menatap Tabib kemudian berkata, "Balut lukaku dengan baik, aku ingin menemui Ronald."



"Tuan, lukamu ini tidak bisa..."



Daniel menyela Tabib dengan dingin, "Jika aku tidak bergerak, apa lukaku bisa disembuhkan?"



Tabib menundukkan kepalanya, "Sepertinya... itu juga tidak akan bisa."



"Kalau begitu jangan banyak omong kosong." Daniel berkata dengan marah.



Tidak peduli apa itu Ronald atau Ivonne, dia tidak akan melepaskannya, tidak akan membiarkan mereka hidup dengan baik dan juga mati dengan mudah.



Ronald tiba di luar kediaman Daniel, dia turun dari kudanya, tidak menunggu penjaga pintu keluar untuk bertanya, dia dengan begitu seenaknya masuk ke dalam.



Daniel keluar bersama tentara dan juga pengawalnya, ketika dia melihat Ronald, dia benar-benar ingin menghancurkan orang ini hingga menjadi



abu, dendam lama dan baru, dia akan langsung memperhitungkannya.



"Yang Mulia membawa begitu banyak orang ke kediamanku, ada apa?" ??Daniel bertanya dengan dingin.



Ronald juga menatapnya dengan dingin, terhadap Daniel, Ronald benar-benar amat membencinya.



Pertama kali dia menjadi tentara, Ronald menjadi bawahannya, sejak hari pertama dia memasuki kamp militer, tidak pernah dilihat oleh Daniel, perkataan Danel padanya itu kebanyakan sinis dan menghina, dengan sengaja menyembunyikan kontribusinya, bahkan berulang kali mengatakan bahwa Ronald tamak, menggunakan tentara dengan kejam, jika pada akhirnya bukan karena pengawas tentara yang menjadi saksi untuk Ronald, sepertinya hari ini Ronald juga tidak akan bisa mengangkat kepalanya.



Kemudian, karena Daniel membunuh seorang wanita dengan kejam, Ronald kemudian bertengkar dengannya.



Jenderal Kenny maju dan dengan hormat berkata, "Ada orang yang menyaksikan Tuan Daniel membawa pergi Permaisuri Ivonne, karena takut reputasi Tuan Daniel hancur, Yang Mulia Ronald secara khusus membawa orang datang untuk memeriksa, demi mengembalikan nama baik Tuan Daniel."



Daniel dengan marah berkata, "Kurang ajar, aku bahkan tidak pernah melihat tampilan Permaisuri Ivonne seperti apa, bagaimana aku membawanya pergi?"



Jenderal Kenny bertanya, "Kalau begitu aku bertanya pada Tuan Daniel, apa ada membawa pergi satu orang di jalan hari ini?"



Daniel dengan dingin berkata, "Tidak, ini murni adalah fitnah."



Ronald menatapnya dengan dingin dan tajam, "Apa itu fitnah atau bukan, akan diketahui setelah melakukan pencarian?



Daniel tidak marah tapi malah tertawa, menampilkan giginya yang hitam kekuningan, tapi itu malah tampak seperti serigala yang sedang membuka mulutnya, "Yang Mulia, ini adalah kediamanku, apa kamu bisa seenaknya ingin melakukan pencarian? "



"Apa Tuan Daniel takut kalau aku menemukannya di dalam?" Ronald berkata sambil menatapnya.



Daniel juga menatapnya, perlahan-lahan maju ke depan, setiap langkahnya, benar-benar terasa menyakitkan, kedua pria itu saling



bertatapan, pandangan mata itu bagai pedang yang saling bersinggungan, mereka tidak bergerak, tapi sudah menciptakan medan perang antar pedang._____ Bab 98 Membunuhmu Dengan Tanganku Sendiri PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 142 36 47 Bab 98 Membunuhmu Dengan Tanganku Sendiri



Ronald mencium bau amis darah dari tubuh Daniel, hatinya sedikit mencelos.



Daniel itu ahli bela diri, seharusnya dia tidak terluka, kalau begitu, itu bau amis darah milik siapa?



Wanita jelek itu, mungkinkah sudah berakhir dengan begitu



menyedihkan?



Memikirkan hal itu, hati Ronald seketika panik, kemudian berkata, "Aku hari ini menggerakkan tentara berkuda dari Jingzhaofu untuk menyelidiki kasus hilangnya Permaisurim mohon Tuan Daniel untuk bekerja sama."



Daniel perlahan menarik pandangan matanya yang tajam, kemudian mendengus sekilas. "Yang Mulia adalah seorang pejabat besar, karena datang untuk menyelidiki kasus ini, maka aku tidak punya alasan untuk tidak bekerja sama, tapi jika kamu tidak dapat menemukannya di kediamanku ini, maka aku akan melaporkanmu ke hadapan Kaisar."



Di antara perkataannya itu, terdapat ancaman. Dan ancaman ini mana mungkin sesederhana itu?



Ronald kemudian memberikan dua perintah, "Kenny, Yanto, kalian bawa orang masuk ke dalam kediaman untuk melakukan pemeriksaan, ingat, harus melihat apakah ada ruang dan jalur tersembunyi, tidak boleh melepaskan sudut manapun."



"Rendi, kamu bawa orang untuk mencari ke bagian pintu depan dan belakang, sebelum penyelidikan selesai, tidak ada yang diizinkan untuk meninggalkan kediaman ini."



"Baik!"



Para tentara bertindak cepat, sudah menyebar dan melakukan pencarian.



Daniel dan Ronald masih berdiri di tempat yang sama, tapi hati Ronald sudah merasa tidak tenang, tidak seyakin ketika dia datang kemari.



Ronald datang dengan membawa tentara dari Jingzhaofu, dan Daniel pada akhirnya bekerja sama, tapi, tidak mungkin dia akan begitu bekerja sama, kecuali, Ivonne telah ditangani?



Daniel melihat Ronald menunjukkan raut kegelisahan, tersenyum dengna dingin, raut wajahnya begitu licik, pandangan matanya suram, "Yang Mulia, jika kamu tidak bisa menemukannya, kamu lihat saja nanti."



Ronald tidak berbicara, pandangan matanya sangat suram.



Dari pandangan mata Daniel, Ronald bisa merasakan adanya konspirasi.



Antara Rendi tertipu, sebenarnya Daniel tidak membawa pergi Ivonne.



Atau, Daniel membawa pergi Ivonne, tapi tidak membawanya kembali ke kediamannya.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Tidak peduli yang mana, hari ini dia sudah membuat kesalahan fatal.



Menggunakan perasaan dalam melakukan sesuatu, tidak menyelidiki dengan jelas.



Tapi dia tidak punya waktu untuk menyelidiki, jika wanita jelek itu



benar-benar jatuh ke tangannya, maka konsekuensinya tidak terbayangkan.



Ronald hanya bisa bertaruh untuk yang satu ini, anggap untuk membalas budi pada Ivonne, meskipun Ronald enggan untuk mengakuinya.



"Apa kamu tahu kenapa aku terus mengincarmu?" Daniel terus melakukan yang terbaik untuk bersikap sini, menarik sudut bibirnya, menutupi kekejaman yang ada di dalam pandangan matanya.



Ronald sedikit kesal, "Aku selalu ingin tahu, tolong minta pencerahan dari Tuan Daniel."



Daniel menegakkan ujung jarinya, dengan sinis berkata, "Karena aku memandang rendah dirimu, selain seni bela dirimu yang sedikit lebih baik, pemikiranmu dan perencanaanmu itu tidak baik, keras kepala dan sombong, tidak mendengarkan perintah, tidak menghormati seniormu, Kaisar memiliki niat untuk membuatkan jalan bagimu, kamu menggunakan kesempatan ini untuk mendukungmu naik ke posisi atas, jika Ayahmu bukan seorang Kaisar, apa mungkin kamu bisa berdiri di sini dan berbicara denganku hari ini?"



Ronald tersenyum, "Salahkan nasibmu yang tidak baik, tidak memiliki Ayah yang merupakan seorang Kaisar."



Daniel tertawa kemudian berkata, "Benarkah? Sepertinya memiliki Ayah yang merupakan seorang kaisar juga tidak selalu berguna, hari ini kamu jatuh ke tanganku, aku akan membuatmu benar-benar hancur hingga tidak akan bisa membalikkan keadaan."



Raut wajah Daniel tampak sangat bangga, ada kebencian yang menggila di pandangan matanya, dia menatap Ronald, hampir membakar Ronald sepenuhnya.



Pandangan Ronald tampak tenang, tapi hatinya sangat gelisah.



Takut tidak dapat menemukan Ivonne di kediaman Daniel ini, dan juga takut menemukannya, karena jika menemukan Ivonne, takut dia...



Ronald memiliki rasa takut yang tidak berani dia bayangkan.



Para prajurit kediaman kembali satu per satu dan melaporkan, "Yang Mulia, ruang utama sudah dicari, tidak menemukan apa-apa."



"Yang Mulia, halaman belakang sudah dicari, tidak menemukan apapun."



"Yang Mulia, seluruh kediaman sudah dicari, menemukan ruangan tersembunyi, tapi tidak menemukan Permaisuri."



Hati Ronald perlahan mencelos, dia mendongak menatap sekilas pada Daniel, Daniel dengan bangga tersenyum.



Yanto bergegas menghampiri, melaporkan berkata, "Yang Mulia, di bagian belakang kediaman ditemukan sebuah ruangan, di dalamnya penuh dengan alat siksaan."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Ronald mengangkat tangannya, kemudian melihat beberapa tentara datang dengan membawa beberapa alat penyiksaan itu, diletakkan di hadapan Ronald.



Ronald melihat alat-alat penyiksaan itu kebanyakan sudah berlumuran darah.



Daniel dengan dingin berkata, "Kenapa? Apa kamar penyiksaanku juga ingin digeledah?"



"Tidak tahu untuk apa Tuan Daniel memiliki ruangan penyiksaan?" Ronald bertanya dengan perlahan.



"Untuk menghukum bawahanku yang tidak taat, Yang Mulia juga dapat berpartisipasi untuk melihatnya, kemudian mengatakan bahwa aku mendirikan ruang penyiksaan dan bersikap kejam pada bawahanku." kata Daniel sambil mendengus.



Yanto terlihat sangat cemas, hari ini semua tempat pada dasarnya sudah diperiksa, benar-benar tidak menemukan jejak Permaisuri.



Rendi, anak ini sebenarnya melihat dengan jelas atau tidak? Jika ini adalah kesalahan, ini benar-benar adalah bencana yang besar.



Kenny juga kembali dan berkata, "Yang Mulia, kecuali rumah yang dikunci tempat untuk mengurung anjing-anjing yang ganas, sisanya semuanya sudah diperiksa."



"Anjing ganas?" Pandangan mata Ronald menyala.



Daniel dengan malas berkata, "Semua orang tahu bahwa aku memelihara lebih dari 20 ekor anjing ganas untuk mengawasi kediaman ini, jika Yang Mulia berpikir aku akan menyembunyikan Permaisuri di dalamnya, maka silakan masuk dan carilah, hanya saja anjing-anjing itu



sangat ganas, jika terjadi sesuatu, maka jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu sebelumnya."



"Yang Mulia, hanya rumah ini saja yang belum digeledah." Yanto berkata, "Atau tidak biarkan bawahan untuk masuk dan melihatnya."



Ronald terdiam sesaat, kemudian berkata, "Aku yang akan pergi sendiri."



Seni bela diri Yanto masih lumayan, tapi tidak sepandai Ronald, jika anjing ganas itu mengejar dan menggigitnya, maka dia tidak akan bisa melarikan diri.



Yanto cemas, "Yang Mulia, itu berbahaya."



"Tidak masalah," Ronald berkata sambil memandang Daniel sekilas dengan tatapan datar, "Jika terjadi apa-apa padaku di kediaman Tuan Daniel ini, maka Tuan Daniel juga akan merasa tidak enak hati."



Walaupun Daniel tidak memandangnya, setidaknya Ronald adalah seorang pangeran.



Daniel hanya tersenyum dingin, cahaya matahari menembus melalui



pepohonan dan terpapar di wajahnya, berbintik-bintik dan suram.



"Aku sudah memperingatkan sebelumnya, jika Yang Mulia kehilangan salah satu lengan dikarenakan hal ini, maka jangan menyalahkanku."



"Tidak masalah!" Ronald memandangnya dengan kejam, "Setidaknya nyawaku ini tidak hilang, selama masih memiliki nafas, aku pasti akan mengingat kebaikan Tuan Daniel."



"Yang Mulia, aku akan menemanimu masuk." Kata Yanto.



"Aku juga akan menemani Yang Mulia untuk masuk." Kenny juga maju dan berkata demikian.



Ronald menahannya, "Kalian ikut ke sana, tapi tidak harus ikut masuk ke dalam."



Dia memandang Daniel, "Silakan pimpin jalan."



"Dengan senang hati!" Daniel berkata dengan membungkuk hormat.



Orang kepercayaan Daniel melihat hal ini, kemudian mengeluarkan



senyum beracun.



Anjing-anjing ganas ini, akan dibunuh cepat atau lambat, jika mereka menyakiti Raja Ronald hari ini, membunuh anjing-anjing ini kemudian mengaku bersalah pada Kaisar, maka Kaisar juga tidak akan dapat marah terhadap hewan-hewan itu, dan bisa dianggap kediaman Tuan Daniel ini sudah cukup bertanggung jawab.



Dan anjing-anjing ganas ini menggigit majikan mereka, setelah ditangkap kembali mereka dipukuli dengan kejam, dipukul hingga mereka mengingatnya, jadi ketika mereka melihat musuh, hanya perlu satu gerakan saja, mereka akan dapat langsung menyerang.



Sekelompok orang itu pergi ke tempat di mana para anjing itu berada.



Dari kejauhan, sudah terdengar gonggongan anjing-anjing gila itu, suaranya membuat orang bergidik, suara itu makin lama makin keras, makin memekakkan telinga.



Pintu utamanya tertutup, tapi suara anjing-ajing gila itu seakan sudah akan meledak keluar dari dalam.



Ronald mengeraskan kulit kepalanya, dia pernah menyelamatkan nyawanya dari mulut anjing, sejak saat itu dia memiliki trauma



ketakutan dengan anjing, hari ini jika bukan karena tidak berdaya, Ronald tidak akan pernah masuk ke dalam.



Ivonne, kamu lebih baik masih hidup.



Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri.



?________ Bab 99 Ivonne Turun Dari Langit PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Janitor Became A Millionaire Almost Overnight! More... 96 24 32 Bab 99 Ivonne Turun Dari Langit



Begitu pintu terbuka, kulit kepala Ronald mati rasa.



Lebih dari 20 ekor anjing ganas yang terluka mengonggong dan bersikap



waspada padanya. Mata anjing-anjing itu memerah dan penuh kebenciann, seolah-olah jika Ronald bergerak satu langkah, maka mereka akan segera maju untuk menggigitnya.



Daniel dengan dingin berkata, "Yang Mulia, apa kamu tidak berani masuk?"



"Yang Mulia, jangan!" Yanto bergegas membujuk, meskipun dia bukan ahli dalam memelihara anjing, tapi melihat luka-luka pada anjing-anjing ganas ini, seharusnya mereka dipukuli dengan kejam, sedang dalam keadaan mengamuk.



Ronald menenangkan dirinya, udara di sekitar menjadi dingin, ingin melewati anjing-anjing ganas itu, tapi siapa tahu, orang kepercayaan Daniel memberi isyarat pada anjing-anjing itu, seketika anjing ganas itu tiba-tiba menerjang ke arahnya, melompat, dan mengelilinginya, Ronald sama sekali tidak bisa mendekat ke ruangan yang ada di dalam.



Ronald melompat beberapa kali, lengan baju serta baju bagian bawahnya sudah digigit, jika bukan karena reaksinya yang cepat, sepertinya dagingnya sudah digigit pergi.



"Yang Mulia hati-hati!" Yanto berteriak padanya.



Ronald bergegas berbalik, melihat seekor anjing ganas dengan ekor dan telinga yang pendek melompat, tubuhnya bagai sebuah busur yang ditarik ke udara, seperti kilat yang menerjang ke bagian punggung belakang Ronald.



Ronald bergegas bergerak ke samping, menghindar dengan begitu menyedihkan, tapi cakar anjing itu menyapu bagian belakang lehernya, menunjukkan beberapa tanda jejak luka yang berdarah.



Kenny dan Yanto ingin menerjang masuk, tapi Daniel menghentikannya dan berkata, "Berhenti, tanpa seijinku, tidak ada yang diizinkan untuk memasuki halaman ini."



Yanto melihat orang kepercayaan Daniel yang berada di sebelah Daniel



terus-menerus membuat isyarat, bersiul, dan juga mengeluarkan suara dari mulutnya, seharunsya itu adalah kode untuk melakukan serangan.



Yanto sangat marah, "Tuan Daniel, kamu sengaja melukai orang dengan niat buruk."



"Niat buruk? Aku sudah memperingatkan Yang Mulia untuk jangan masuk, tapi dia yang bersikeras ingin pergi." Daniel berkata dengan dingin dan sombong.



Yanto menggertakkan giginya, melihat situasi Ronald yang sudah sangat berbahaya, meskipun dengan keahlian bela diri Ronald bisa melarikan diri keluar, tapi jika begitu tidak bisa melakukan pencarian di dalam.



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A 25-Year-Old Becomes The Richest Man In His City Karena masalah ini sudah sampai di sini, jika tidak dapat menemukan Permaisuri hari ini, itu juga merupakan sebuah kejahatan besar, jadi hanya bisa mencoba upaya terakhir.



Dengan suara berat Yanto berkata, "Para terntara, terobos masuk ke dalam, geledah ruangan di dalam, jangan melukai anjingnya, pastikan untuk bergerak dengan cepat."



Jika menyakiti anjing-anjing itu, bau amis darah akan menyebabkan mereka menjadi makin menggila, begitu terjerat, kecuali anjing itu terbunuh, atau tidak selama anjing itu masih bernafas maka mereka sudah pasti akan terus menggigit dan membalas dendam.



Dan lagi, menerjang masuk ke dalam kediaman Daniel, tidak menemukan apa pun tapi malah membunuh anjing yang merupakan "penjaga" dari kediaman ini, dosa itu tidak akan dapat dibersihkan bagaimanapun juga.



Puluhan orang bergegas menerjang masuk, membantu Ronald membereskan kesulitannya, Ronald mampu keluar, dan bergegas masuk ke dalam ruangan dengan beberapa orang tentara.



Semua pintu di rumah itu terbuka, tidak ada satu orangpun.



Ada salah satu ruang yang tampaknya merupakan ruang kerja dilihat dari dekorasinya.



Hati Ronald mencelos, dia terjebak.



"Yang Mulia!" Daniel dan penjaga kediaman sudah masuk ke dalam, anjing-anjing ganas itu berhenti menyerang, semua diam di sudut halaman, Daniel berjalan ke hadapan Ronald, kemudian berkata dengan tegas, "Ini adalah ruang kerjaku, di dalamnya terdapat dokumen rahasia militer dan juga sketsa senjata, jika kamu membawa orang masuk ke dalam, mencuri dokumen dan sketsa rahasia militerku, apa niatmu sebenarnya? "



Yanto akhirnya mengerti, Daniel membiarkan mereka menggeledah, tujuan akhirnya adalah di sini.



Jika tanpa alasan menggeledah kediaman Daniel, merusak dan juga menghancurkan salah satu pejabat kerajaan, hukuman Kaisar juga tidak akan terlalu berat.



Tapi jika mencuri dokumen rahasia dan sketsa senjata, itu adalah dosa besar, bahkan jika tidak dibunuh juga akan masuk penjara.



Hati Yanto sekilas panik, memandang ke arah Ronald, "Yang Mulia ..."



Ronald sudah menjadi tenang, perlahan berbalik untuk melihat ke arah Daniel, dengan dingin berkata, "Strategi Tuan Daniel sangat bagus."



Pandangan mata Daniel dan anjing itu memiliki warna yang sama, haus akan darah, dengan sombong berkata, "Apa masih ingat apa yang kukatakan pada hari itu? Suatu hari, jika kamu jatuh ke tanganku, maka aku akan membuat hidupmu sengsara, tidak akan pernah bisa membalikkan keadaan."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More Bau amis darah di tubuhnya semakin lama semakin pekat, kebencian di pandangan matanya itu sudah tidak diragukan lagi.



Hati Ronald hampir putus asa.



Dia hampir yakin bahwa Ivonne sudah mati.



Tidak tahu mengapa, masalah sudah seperti ini, Ronald malah tidak mengkhawatirkan masa depannya, sebaliknya, dia sudah terbiasa dengan perlakuan dingin, Ayahnya tidak akan menginginkan nyawanya.



Ronald menatap Daniel, seperti binatang buas yang dipaksa hingga ke jalan buntu, dengan dingin dan kejam berkata, "Jika aku menyelidiki bahwa Ivonne benar-benar mati di tanganmu, aku akan



mempertaruhkan nyawaku untuk menjadikanmu alas di bawah mayarnya."



Daniel ??tertawa keras, "Yang Mulia benar-benar terlalu memandang tinggi diri sendiri, takutnya setelah hari ini, Yang Mulia akan sulit melindungi diri sendiri, lebih baik simpan kekuatanmu untuk menjaga nyawa kecilmu itu."



Ronald mengertakkan gigi, tapi dia juga tidak berdaya.



Seumur hidupnya ini, kecuali kejadian di kediaman Tuan Putri, dia tidak pernah mengalami penghinaan seperti itu.



Orang kepercayaan Daniel maju dan berkata dengan hormat, "Tuan Daniel, apa hari ini akan pergi ke Istana untuk menemui Kaisar?"



Tawa gila Daniel akhirnya ditarik, pandangan matanya menggelap, mengangkat tangannya dan berkata, "Siapkan kuda, kemudian panggil Sekretaris Negara, aku ingin pergi ke Istana kerajaan dan berdiskusi bersama Yang Mulia."



Wajah Yanto seketika memucat dan maju ke depan, "Yang Mulia ..."



Ronald dengan dingin berkata, "Tarik semua tentara!"



Yanto terpaku, apa yang terjadi di kediaman Daniel ini, perubahan ini setara dengan langit cerah yang berubah menjadi gelap, Yang Mulia baru saja membalikkan keadaan, dan itu hanya terjadi dalam sesaat, langsung menghilang menjadi hampa.



Kenny juga tidak tahu harus berbuat apa, hanya menghela nafas dan merasa bahwa dirinya tidak beruntung, jika benar-benar diminta pertanggungjawaban, melihat kejadian hari ini sepertinya dirinya tidak akan bisa lepas.



Tentara kediaman dan juga tentara dari Jingzhaofu ketika mundur sama sekali tidak mengeluarkan suara, amat sangat hening.



Daniel benar-benar sangat senang, dendam ini sudah ada di dalam hatinya selama beberapa tahun, jika bukan karena dihalang oleh Pamannya, dia sudah bertindak pada Ronald dalam beberapa tahun ini, mana mugnkin dia bisa membiarkan Ronald sampai sekarang?



Namun, sekarang juga saat yang baik, Ronald berpikir bahwa dia kembali menduduki posisi puncak, benar-benar saat ketika dia sangat bangga, di saat seperti ini menariknya ke bawah dan jatuh, itu akan lebih menyakitkan dan menyedihkan.



Daniel tersenyum licik, pandangan matanya memancarkan cahaya yang sangat beracun seperti ular berbisa.



Ronald tiba-tiba berbalik, karena sudah seperti ini, lebih baik dia melampiaskannya terlebih dulu.



Ronald tersenyum pada Daniel, Daniel masih belum tersadar, sudah melihat Ronald yang meninjunya dengan kecepatan bagai sambaran petir, tepat mengenai hidungnya, kemudian kembali meninju, kali ini mengenai pelipisnya, Daniel hanya merasakan seketika dia pusing, hampir tidak bisa berdiri dengan stabil.



Para penjaga dan orang kepercayaannya bergegas maju untuk memapahnya, dengan marah melotot pada Ronald.



Amarah Ronald sudah berkurang setengahnya, alisnya terangkat naik, "Status Tuan Daniel begitu terhormat, di kemudian hari hati-hati ketika keluar masuk, mungkin saja tidak tahu kapan pangeran yang sudah terjatuh akan memberikanmu pukulan fatal."



Daniel memuntahkan darah segar, memandang Ronald dengan kejam, seolah dia ingin mengulitinya hidup-hidup dan menelannya, "Tenang saja, aku akan mengingatnya, bahkan dua tinju hari ini aku juga akan



memintanya kembali beserta bunganya."



Ronald tersenyum dengan dingin, ketika berbalik, sudut matanya melihat seseorang yang dengan cepat berlari dari belakang halaman ...



"Tolong, Yang Mulia tolong!" Orang itu berteriak dengan panik sambil berlari, dari kejauhan melihat wajahnya yang penuh darah dan debu, pakaiannya juga hancur dan rusak, berpakaian pria tapi mengeluarkan suara wanita.



Pada saat itu, Ronald merasa bahwa darah di seluruh tubuhnya mendidih seketika, dia berdiri diam tidak bergerak, hatinya perlahan kembali tenang di tempatnya.



Yanto belum pernah bersikap tidak sopan seumur hidupnya seperti sekarang, dia berteriak berkata, "Permaisuri, itu Permaisuri!"



?



Bab 100 Kembali Ditinju PROMOTED CONTENTAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App More... 148 37 49 Bab 100 Kembali Ditinju



Sekelompok tentara menerjang ke sana, Kenny juga ikut berlari ke sana, memapah Ivonne.



Daniel hampir tidak bisa bereaksi, tanpa sadar melihat ke arah orang kepercayaannya, orang kepercayaannya itu sudah mengeluarkan raut wajah panik.



Ivonne dibantu dipapah, Ronald memeluknya, melepas mantelnya kemudian memakaikannya pada Ivonne, Ivonne tampak sangat bingung, dirinya bahkan sedang gemetar dan juga nafasnya terengah-engah.



Wajahnya bengkak sangat parah, belakang kepalanya berdarah, terlihat sudah akan pingsan.



Tapi dia bersandar pada Ronald dan berbalik menunjuk ke arah Daniel, dengan suara hampir menangis dia berkata, "Dia, dia membawaku pergi, dan lagi dia bertindak padaku, ingin aku mengatakan alasan mengapa Kaisar menunjuk Yang Mulia untuk menjabat sebagai gubernur di Jingzhaofu."



Ronald berbalik badan dan memandang ke arah Daniel, menyaksikan rona merah di wajahnya yang perlahan memudar dan menjadi pucat.



"Tuan Daniel." Ronald menarik senyum dingin, "Apa kudanya sudah disiapkan? Apa ingin ke Istana atau ikut denganku ke Jingzhaofu?"



Daniel menatap Ronald dengan raut wajah gelap, setelah beberapa saat, dia baru berbalik dan memerintah, "Undang Sekretaris Negara ke Jingzhaofu."



Pandangan matanya menatap Ivonne, seolah-olah dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Ivonne berlari kembali ke sini, kebencian di pandangan matanya menenggelamkan segalanya, bahkan kebencian ini jauh lebih dalam dibanding terhadap Ronald.



Kebenciannya sangat dalam, bahkan Ronald bisa merasakannya.



Ronald menatap Ivonne dalam diam, Ivonne meringkuk di dalam pelukannya, gemetar, seolah-olah dia mengalami mimpi buruk.



Tangan Ronald menyentuh bagian belakang kepala Ivonne, tangannya penuh dengan darah, kemarahan dan kejengkelan yang tidak bisa diungkapkan muncul di dalam hatinya, dia berkata pada Yanto, "Antar Permaisuri kembali ke kediaman terlebih dahulu."



Ivonne perlahan mengangkat wajahnya yang menyedihkan, menunjuk ke arah sekelompok anjing ganas di dalam, "Yang Mulia, Daniel memerintahkan anjing-anjing itu untuk menyakiti orang, harus membawa anjing-anjing itu kembali."



"Akan dibunuh!" Ada kemarahan di pandangan mata Ronald.



"Tidak!" Ivonne bergegas berkata, "Tidak boleh dibunuh."



Ronald memicingkan matanya, Ivonne berdiri dengan tegak sekarang, di mananya terdapat kepanikan?



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



Islamabad Man Earns Thousands Of Dollars Via This App Melihat Ronald yang menatap dirinya, pandangan mata Ivonne menunduk, berusaha mengeluarkan sedikit air matanya, "Diselidiki duli baru dibunuh."



Ronald tidak tahu trik apa yang sedang Ivonne mainkan, setelah keterkejutan dan gembira, sekarang hatinya penuh kemarahan, dia akan berurusan dengan Daniel terlebih dulu, kemudian dia akan



kembali ke kediaman dan perlahan-lahan memperhitungkannya dengan Ivonne nanti malam.



"Bawa pergi!" Ronald berkata dengan dingin pada Yanto.



"Anjing ... bagaimana dengan anjing itu?" Tanya Ivonne.



"Juga dibawa kembali terlebih dulu." Ronald berkata dengan datar.



Ivonne baru mengikuti Yanto dengan tenang, melewati sisi Daniel, Daniel hanya merasakan rasa sakit di bagian selangkangannya, penghinaan dan kemarahan seketika mengalir naik, mengulurkan tangan dan mencekik leher Ivonne.



Ivonne langsung mengangkat lututnya dan menyerang ke bagian selangkangannya, Daniel berteriak kesakitan, terjatuh ke tanah, memegang selangkangannya, berguling-guling di tanah.



Darah segar mengalir keluar.



Semua orang terkejut, bahkan Ronald juga sangat terkejut.



Ivonne menghempaskan sekilas lengan bajunya, kemudian berkata pada Yanto, "Ayo pergi!".



Sama sekali tidak ada rasa ketakutan atau keterkejutan.



Ronald memicingkan matanya dan menatap sosok punggung Ivonne yang sangat tegap, dia merasa ada sesuatu yang salah, apa Ivonne memiliki tampilan menyedihkan sesudah diselamatkan? Tidak, malah sebaliknya, dia pergi seakan seperti ayam jantan yang memenangkan pertarungan.



Yanto membawa Ivonne kembali ke kediaman, dalam perjalanan, Yanto tidak bertanya apa-apa, dia hanya menunggu Ivonne pergi mandi dan berganti pakaian, kemudian memanggil Tabib di kediaman untuk mengobati luka Ivonne.



Setelah Tabib pergi, Yanto kemudian bertanya, "Permaisuri, apa yang sebenarnya terjadi?"



Ivonne penuh dengan air mata...



"Permaisuri lebih baik tidak usah berpura-pura." Yanto mengeksposnya tanpa belas kasihan.



Ivonne menarik kembali raut wajahnya, dengan sangat bosan berkata, "Seperti yang kamu lihat, aku dibawa pergi dan hampir mati di kediaman Daniel itu."



INTERESTING FOR YOUAdskeeper



A Pakistani Man Has Accidentally Found A Way Of Earning More "Hanya seperti itu?"



"Ya, hanya seperti itu." Ivonne perlahan berdiri sambil memegangi kepalanya, "Mungkin masih ada hal lain, tapi kepalaku sangat sakit, aku tidak bisa memikirkan apa pun, oh iya, tolong kamu beritahu Yang Mulia, sepertinya aku tidak bisa keluar selama beberapa hari ini, dan juga tidak nyaman untuk bertemu dengan orang."



Yanto tidak berdaya, sudahlah, dia harus kembali ke Jingzhaofu terlebih dulu, karena Permaisuri sudah aman, masalahnya bisa ditanyakan secara perlahan.



"Tuan Yanto!" Ivonne memanggilnya, "Jika bisa, tolong perlakukan anjing-anjing itu dengan baik."



"Jika kamu tidak mengatakan alasannya, takutnya Yang Mulia akan membunuh semua anjing itu." Kata Yanto.



Ivonne tahu bahwa Yanto sangat licik, dia hanya bisa berkata, "Aku bisa melarikan diri, itu semua berkat anjing-anjing ini, mereka yang menyelamatkanku."



Ketika perkataan ini diucapkan, itu sudah mengkonfirmasi apa yang dipikirkan oleh Yanto, dia berkata dengan hormat, "Aku akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menyelamatkan penolong Permaisuri."



Setelah Yanto pergi, Bibi Vera baru dengan terkejut berkata, "Permaisuri benar-benar jatuh ke tangan Daniel?"



Ivonne berkata, "Untungnya Yang Mulia datang menyelamatkan tepat waktu."



"Apakah Permaisuri..." Bibi Vera ragu-ragu sesaat, akhirnya menggelengkan kepalanya dan tidak bertanya.



"Tidak!" Ivonne tahu apa yang ingin dia tanyakan, jadi Ivonne menjawabnya.



Bibi Vera akhirnya baru bisa tenang.



"Aku mengantuk, akan tidur sebentar, Bibi, jika Yang Mulia pulang dan datang kemari, bantu aku untuk menghalangnya." Ivonne berkata mengingatkan.



"Aku mengerti." kata Bibi Vera sambil tersenyum, "Namun, bisa bersembunyi satu kali, juga tidak akan bisa bersembunyi untuk seterusnya."



"Tidak masalah, lebih baik bersembunyi setelah melewati semuanya, kemarahannya akan perlahan memudar." Kata Ivonne dengan sangat optimis.



Dia berbaring telungkup, akhir-akhir ini posisi tidur dengan telungkup hampir bisa dianggap sebagai kebiasaannya, bagian belakang kepalanya sakit, jadi Ivonne hanya bisa tidur dengan posisi seperti ini.



Kenyataan membuktirkan bahwa keoptimisannya itu sangat naif.



Ronald kembali dari Jingzhaofu dan langsung pergi menuju Paviliun Serenity.



Bibi Vera tentu saja tidak bisa menghentikannya.



Setelah Daniel ditangani, menginterogasi pengawal dan juga orang kepercayaan Daniel, kemudian pihak Daniel mengundang Gilang yang menjabat sebagai Sekretaris Negara, Gilang mengatakan bahwa Daniel terluka terlalu parah, membutuhkan perawatan, setelah sembuh baru akan diadili.



Mengenai cederanya seperti apa, Ronald melihatnya dengan matanya sendiri, kepalanya benar-benar berasap, bergegas kembali ke rumah tanpa berpikir.



Ronald penuh amarah, malah melihat Ivonne yang sedang tidur dengan pulas, seolah-olah tidak ada yang terjadi, saat itu kemarahannya langsung muncul, mengangkat tangannya, kemudian memukul bokong Ivonne berkali-kali.



Pukulan ini dipukul dengan kejam, Ronald melampiaskan kemarahan yang ada di hatinya.



Ivonne yang berada di alam mimpi terlonjak kaget, tertegun utnuk sesaat, kemudian menyadari dirinya kembali dipukuli, saat itu dia balas memukulnya sambil menggertakakn giginya, "Kamu berkata tidak akan memukulku lagi, jika tidak membalas apa kamu kira aku mudah ditindas?"



Ronald menahan wajah Ivonne dengan satu tangannya, dengan marah berkata, "Katakan, sebenarnya ada apa dengan cedera Daniel?"



Ivonne melepaskan tangan Ronald, kemarahannya seketika menghilang, mengangkat pandangan matanya yang terkejut, "Cedera apa? Siapa yang terluka? Daniel? Bagaimana aku bisa tahu, aku dikurung olehnya, dengan tidak mudah akhirnya bisa melarikan diri."



Ronald berdiri di depan ranjang, kedua tangannya terlipat di depan dadanya, berkata dengan dingin, "Katakan atau tidak?"



"Aku benar-benar tidak tahu." Ivonne berkata dengan jujur.



"Tidak mengatakannya? Baik, kamu juga adalah salah satu orang yang terlibat dalam kasus ini, aku akan membawamu untuk diinterogasi." Ronald mendinginkan ekspresinya, berteriak ke arah luar, "Yanto, siapkan borgol, bawa dia ke Jingzhaofu untuk diinterogasi."



Ivonne memandang Yanto yang sudah bersiap sejak awal, Rendi juga mengikutinya di belakangnya dan masuk ke dalam, memegang sepasang borgol di tangannya, berjalan mendekat dengan wajah licik.



"Lebih baik Permaisuri mengatakannya, kasus ini harus dilaporkan pada Kaisar, tidak boleh ada kesalahan, ini bukanlah hal yang memalukan." Yanto membujuknya dengan baik hati.



Ivonne tidak merasa bahwa hal ini memalukan, tapi masalah melukai bagian terpenting dari seorang pria itu yang terlalu memalukan, Ivonne tidak ingin mengatakannya.



Tapi, jika masalah ini harus dilaporkan pada Kaisar, maka dia harus menjelaskannya pada Ronald, biarkan Ronald yang membuat penjelasan untuk dilaporkan pada Kaisar._______________ more next chapter www.allnovelworld.com