Redesign Rumoh Aceh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam



Kelompok 6



Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam



– – • • •







Matheas



Matheas



• • • • • • • •



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Matheas



Beberapa bagian detail rumah Aceh : Tangga: Untuk memasuki Rumoh Aceh, pertama-tama harus melewati “reunyeun” (tangga). Tangga yang terdapat pada setiap Rumoh Aceh memiliki jumlah anak tangga ganjil yaitu antara 7 sampai 9 buah anak tangga. Makna dari jumlah anak tangga tersebut berdasarkan kepercayaan orang Aceh bahwa setiap jumlah hitungan selalu ada hubungan dan pengaruhnya dengan ketentuan langkah, rezeki, pertemuan dan maut.



Pintu: Tinggu pintu masuk Rumoh Aceh sekitar 120-150 cm. Dengan ketinggian yang tidak melebihi dahi manusia ini membuat siapapun yang hendak masuk ke dalam Rumoh harus merunduk. Hal ini merupakan aturan turun menurun yang berarti sebuah penghormatan kepada tuan rumah saat memasuki rumahnya.



Matheas Jendela: Jendela Rumoh Aceh umumnya dibuat pada dinding sebelah Barat dan Timur. Jendela ini merupakan jendela utama yang menyambut udara bersih dan sinar mataharai pagi ke dalam rumah. Sedangkan jendela yang dibuat pada dinding bagian Utara dan Selatan hanya berfungsi untuk menerangi bagian dalam rumah.



Dinding: Dinding Rumoh Aceh berbahan dasar kayu enau. Hanya berfungsi sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam. Lantai: Lantai Rumoh Aceh terbuat dari papan. Jarak celah antara papan sekitar 1 cm. Hal ini berfungsi untuk mempermudah pembuangan kotoran dari dalam rumah saat sedang menyapu.



Matheas



Matheas



Matheas



















Rekonstruksi (Arsitektur Vernakular) Rumoh Adat Aceh



Gambar Rumah Adat Aceh



Farah Ahlamia W



ORNAMEN RUMOH ACEH



Farah Ahlamia W Keberadaan Rumoh Aceh juga menunjukan status sosial penghuninya. Semakin banyak hiasan pada Rumoh Aceh, maka pastilah penghuninya semakin kaya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukup dengan hiasan yang relatif sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Tidak aneh, sebab hingga 1980-an warga masih mudah mendapatkan kayu sehingga biaya untuk membangun rumoh Aceh waktu itu terjangkau. Tapi, saat ini biaya untuk membangun rumah tradisional sudah dua kali lipat dari biaya rumah modern.



Rumoh Aceh penuh Ornamen



Rumoh Aceh tanpa Ornamen



di Desa Gronggrong, Kabupaten Pidie



Farah Ahlamia W



Teknik Pembuatan Ornamen Rumoh ukiran kayu tradisional Aceh dibuat dengan menggunakan pahat penghulu yang dapat menggurat dan menembus kayu dan menghasilkan pola-pola hiasan berupa relung-relung bagaikan renda



Teknik Seni warisan bangsa Melayu



Pola Ornamen Rumoh 1



Farah Ahlamia W



1pola-pola ceureupa 2Belah pola-pola hiasan berupa relung-relung bagaikan renda, ciri yang khas dan umum pada ragam hias rumah Aceh.



5



2



3



ketupat



4Sulur bunga dan daun



3garis-garis Tema pola ini berhubungan dengan lingkungan alam.



5pola 4



simetris



Farah Ahlamia



motif hiasan Dalam Rumoh Aceh (1) motif keagamaan. Hiasan Rumoh Aceh yang bercorak keagamaan merupakan ukiran-ukiran yang diambil dari ayat-ayat al-Quran;



(2) motif flora. Motif flora yang digunakan adalah stelirisasi tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ukiran berbentuk stilirisasi tumbuh-tumbuhan ini tidak diberi warna, jikapun ada, warna yang digunakan adalah Merah dan Hitam. Ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap, dan jendela rumah; (3) motif fauna. Motif binatang yang biasanya digunakan adalah binatang-binatang yang sering dilihat dan disukai; (4) motif alam. Motif alam yang digunakan oleh masyarakat Aceh di antaranya adalah: langit dan awannya, langit dan bulan, dan bintang dan laut; dan



(5) motif lainnya, seperti rantee, lidah, dan lain sebagainya.



Farah Ahlamia W “Kebanyakan ukiran hiasan rumah Aceh tidak mengandung lambang tertentu, melainkan sebagai unsur keindahan saja.” Wikipedia.com



Ragam Penempatan Ornamen



Farah Ahlamia W



Ukiran biasanya dipasang pada tangga (reunyeun), dinding (binteh), balok miring pasa bagian kap (indreng), dan jendela (tingkap) pada rumah dan meusanah. Di Mesjid, ukiran biasanya ditempatkan di tiang bagian atas, balok-balok kap (bara), dan mimbar serta pada dinding ruangan antara loteng dan kubah.



REKONSTRUKSI



Farah Ahlamia W



Progam Ruang



R. Pameran Utama R. Pameran



R. Pameran



R. (transisi) lobby



Program Ruang pada Rumoh Aceh memiliki ketentuan dengan hirarki yang kuat antara vertikal dan horizontal dari ruang privat menuju ke publik. Pada bangunan rumoh aceh yang telah di rekonstruksi ini kami mengambil unsur hirarki yang di tetapkan pada fungsi bangunan galeri dengan nama “Taman Nasional Rumoh Aceh” sebagai sarana edukasi tentang pengenalan adat aceh diikuti dengan identitas fisik bangunan, dengan mengambil unsur kosmologi ruang dan konstruksi dari bangunan rumoh aceh yang sebelumnya berfungsi sebagai rumah tinggal.



Farah Ahlamia W



Progam Ruang – Hirarki Vertikal



R. Pameran - Privat Lobby – Semi Publik Pintu Masuk - Publik



Semakin Keatas bangunan semakin Utama dan Privat. Pada bagian bawah merupakan pintu masuk bagi siapapun berkumpul. Menuju lobby pengunjung sudah jelas mengunjungi, kemudian ketika dipaling atas tujuan fungsi ruang tercapai.



Farah Ahlamia W



Progam Ruang – Hirarki Horizontal Privat



R. Pameran Utama R. Pameran



R. Pameran R. (transisi) lobby



Ruang dalam Galeri dibuat semakin kedalam hirarki semakin memusat dan mencapai tujuan klimaks. Dari ruang lobby menuju ke ruang pameran umum, kemudian dipaling belakang dicapai objek pameran yang paling menarik untuk menarik pengunjung.



Semi Privat Publik



Struktur Konstruksi