5 0 3 MB
BAGIAN LABORATORIUM
REFERAT
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI
MARET
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
GAMBARAN RADIOLOGI PADA PASIEN DENGAN BRONKIOLITIS
Oleh : Ninis Ilmi Octasari, S. Ked K1A1 15 095 Pembimbing: dr. Albertus Varera, Sp.Rad
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020
HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa : Nama
: Ninis Ilmi Octasari, S. Ked
Nim
: K1A1 15 095
Judul referat
: Gambaran Radiologi pada Pasien dengan Bronkiolitis
Telah menyelesaikan referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
Kendari,
Maret 2020 Mengetahui, Pembimbing
dr. Albertus Varera, Sp.Rad
GAMBARAN RADIOLOGI PADA PASIEN DENGAN BRONKIOLITIS Ninis Ilmi Octasari, Albertus Varera (Subdivisi Neurologi dan Spesial Sense) I. Pendahuluan Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas kecil atau bronkiolus yang disebabkan oleh virus, biasanya dialami lebih berat pada bayi dan ditandai dengan obstruksi saluran napas dan mengi. Penyebab paling sering adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV). Episode mengi dapat terjadi beberapa bulan setelah serangan bronkiolitis. Episode pertama serangan, yang biasanya paling berat, terjadi paling sering pada bayi usia 2-6 bulan. Kejadian bronkiolitis dapat terjadi pada bulan pertama kehidupan dan episode berulang akan terjadi di tahun kedua kehidupan oleh virus yang sama.1 Bronkiolitis lebih sering menyerang anak-anak dengan usia < 24 bulan. dengan kejadian yang lebih parah sering terjadi pada bayi berusia 1-3 bulan. Tanda-tanda pertama infeksi adalah coryza dan kadang-kadang demam ringan, batuk, takipnea, hiperinflasi, retraksi dada, dan radang yang luas, mengi, atau keduanya. Bronkiolitis adalah diagnosis klinis. Tes laboratorium rutin menawarkan sedikit informasi bermanfaat dalam kebanyakan kasus. Abnormalitas pada foto toraks berkisar antara 20% hingga 96%.2 Bronkiolitis mengacu pada peradangan dan/atau fibrosis yang melibatkan saluran udara, biasanya bronkiolus (diameter 2 L/menit dengan maksimal 8-10 L/menit dapat menurunkan
kebutuhan rawat di Paediatrics Intensive Care Unit (PICU).8 Penggunaan kateter nasal serupa efektifnya dengan nasal CPAP bahkan mengurangi kebutuhan obat sedasi. 1 Pemberian oksigen suplemental pada anak dengan bronkiolitis perlu memperhatikan gejala klinis serta saturasi oksigen anak, karena tujuannya adalah untuk pemenuhan kebutuhan oksigen anak yang terganggu akibat obstruksi yang mengganggu perfusi ventilasi paru.5,9 Transient oxygen desaturation pada anak umum terjadi saat anak tertidur, durasinya