Referat Eritema Annulare Centrifugum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT ERITEMA ANNULARE CENTRIFUGUM



Disusun Oleh : Ilham Syahputra (1102015095)



Pembimbing : dr. Nenden Sobarna, Sp.KK, FINS-DV, MM



KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN PERIODE 17 MEI – 30 MEI 2020 FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI JAKARTA



DAFTAR ISI DAFTAR ISI ………………………………………………………………….i DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….ii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………2 2.1 Defini………………………………………………………………..2 2.2 Epidemiologi………………………………………………………..2 2.3 Etiopatogenesis……………………………………………………..2 2.4 Patofisiologi………………………………………………………...3 2.5 Manifetasi Klinis…………………………………………………...4 2.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding………………………………….5 2.7 Tatalaksana…………………………………………………………6 2.8 Prognosis…………………………………………………………...6 BAB III KESIMPULAN……………………………………………………...7 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………8



i



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Manifestasi klinis EAC dengan lesi annulus Gambar 2.2 Manifestasi klinis EAC dengan lesi polisiklik Gambar 2.3 Gambaran histopatologi dengan ilfiltrat perivascular menonjol Gambar 2.3 gambaran histopatologi dengan pembesaran yang lebih besar



ii



BAB 1 PENDAHULUAN



Eritema annulare centrifugum adalah penyakit kulit yang langkah ditandai dengan plak annular eritematosa dan violet yang biasanya mengenai paha dan tungkai. Letusan mungkin terkait dengan penyakit yang mendasari dan gejala khas yang menyertai. Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan gangguan yang mendasari. Gambaran eritema meliputi berbagai erupsi yang ditandai dengan lesi annulus dan polisiklik. Klasifikasi dari kelompok ini selalu menjadi perdebatan , literatur penuh dengan pertentangan, ketidakpastian dan berbagai macam sinonim. Darier pada tahun 1916 adalah orang pertama yang menggunakan istilah Eritema Annulare Centrifugum (EAC).1 Battoni dkk, melaporkan satu kasus EAC dengan awitan usia 6 hari dan menetap hingga usia lebih dari 20 tahun, lesi kulit swasirna pada episode febris yang tidak berhubungan dengan EAC. Diduga kuat karena ada gangguan regulasi proses inflamasi pada kulit oleh sitokin, misalnya IL-4 dan IL-5, yang diketahui mempnyai efek pada eosinofil, serta kemungkinan terjadi penyimpangan genetik.2



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Eritema annulare centrifugum (EAC) adalah lesi eritematosa annular yang muncul sebagai papula mirip urtikaria dan membesar secara sentrifugal, kemudian menghilang secara terpusat. Skuama halus terkadang hadir di tepi yang menonjol pada batas dalam lesi, yang dikenal sebagai skuama trailing. Eritema annulare centrifugum diklasifikasikan sebagai eritema reaktif dan telah dikaitkan dengan berbagai kondisi, termasuk infeksi, keganasan dan penyakit sistemik..3 2.2



Epidemiologi EAC adalah penyakit yang jarang. Tidak ada data epidemiologi yang tersedia. Hanya ada dua seri didalam literature : 66 kasus diidentifikasi secara klinis dan 73 pertama kali didiagnosis secara histologis. EAC tampaknya tidak memiliki kecenderungan untuk kedua jenis kelamin atau kelompok umur.2



2.3



Etiopatogenesis Etiologi dan patogenesis EAC belum diketahui secara pasti. Beberapa penulis berpendapat bahwa EAC merupakan manifestasi klinis reaksi hipersensitivitas dengan latar belakang kondisi atau peyakit yang beraneka ragam, misalnya infeksi dermatofita, kandida, bakteri, virus, askiriasis, tuberkolosis, serta kelainan imunologis Dilaporkan satu kasus yang berhubungan dengan makanan, yaitu hipersensitivitas terhadap Penicillium yang terdapat pada blue cheese dan tomat. Mekanisme terjadinya bentuk anular dan penyebaran ke perifer menimbulkan beberapa spekulasi. Banyak hipotesis tentang mekanisme tersebut terfokus pada



2



interaksi antara sel inflamasi, mediator, dan substansi dasar, akibat antigen asing berdifusi melalui kulit.4 Faktor risiko dari eritema annulare centrifugum adalah akibat terjadinya infeksi, keganasan, obat-obatan, kehamilan dan penyakit sistemik. Faktor Risiko dari terjadinya infeksi yang paling sering adalah pada pasien yang terinfeksi demorfita superfisial yaitu pada penyakit tinea pedis, selain itu infeksi yang dapat menjadi faktor risiko ialah infeksi kulit lain seperti moluskum kontagiosum, herpes zoster, sedangkan untuk faktor risiko keganasan yang paling



sering



adalah



pada



penyakit



limfoma



non-hodgkin,



leukemia



myelogenous akut dan pernah terjadi pada pasien kanker tiroid tetapi jarang ditemukan.5 2.4



Patofisiologi Hampir pasti EAC bukanlah penyakit tunggal tetapi temuan klinis dengan banyak penyebab. Annularity dan penjalaran perifer EAC telah menarik pemikiran tentang



mekanisme yang mungkin. Kebanyakan hipotesis telah



berpusat di sekitar interaksi antara sel-sel inflamasi, mediator-mediatornya, dan substansi dasar seperti antigen asing yang menyebar melalui kulit.2 Fenomena yang terjadi diperkirakan mirip dengan proses terjadinya urtika dan eritema reaktif lainnya. Lesi primer biasanya dimulai dengan papul eritematosa yang membesar secara perlahan dengan kecepatan rata-rata 2-5 mm/hari sampai mencapai diameter 6-8 cm hingga 20 cm dalam beberapa minggu dan membentuk konfigurasi cincin sementara bagian tengah menjadi datar dan bebas erupsi. Terkadang lesi tidak membentuk cincin yang sempurna tetapi berkembang menjadi bentuk tidak beraturan, dan dapat ditemukan lebih dari satu lesi. Kelainan secara khas ditandai adanya plak anular yang berbatas tegas, semakin meluas dengan tepi yang eritematosa dan central clearing, dapat ditemukan skuama dan vesikel pada batas dalam lesi. EAC timbul dengan satu lesi atau lebih yang diawali dengan makula eritema atau papul urtikaria dan



3



membesar dengan perluasan bagian perifer untuk membentuk cincin, arkuata atau bentuk polisiklik. Mereka menyebar secara bertahap untuk membentuk cincin besar dengan bagian tengah yang bersih, dengan tepi lesi sering meninggi beberapa millimeter per hari.6



2.5 Manifestasi Klinis Terdapat eritema yang menonjol dengan lesi annulus dan polisiklik kemudian skuama berbentuk lingkaran besar yang disebut dengan skuama trailing yang menunjukan terdapat perubahan pada epidermis.6,4



Gambar 2.1



4



Gambar 2.2 2.6



Diagnosis dan Diagnosis Banding Pemeriksaan histopatologi dapat menegakkan diagnosis EAC dan menyingkirkan diagnosis banding. Secara histologis EAC ditandai dengan keberadaan infiltrat perivaskular padat yang terdiri dari limfosit, histiosit dan eosinofil sesekali. Terdapat 2 tipe histologis pada EAC yaitu tipe superfisial dan tipe dalam. Pada tipe superficial terjadi perubahan pada lapisan epidermis meliputi



parakerotosis,



hiperkeratosis,



spongiosis,



generasi



vakuola,



sedangkan di dermis mengalami infiltrat perivaskular yang lebih menonjol. Pada tipe dalam, tidak terdapat perubahan pada epidermis hanya terdapat udema ringan di papiler dermis bersama dengan ilfiltrat perivaskular melibatkan pleksus vaskular dibagian atas dan dermis bawah.2 Dua sub-tipe EAC dapat diidentifikasi secara klinis maupun secara histologi : 1. Tipe superficial memiliki daerah pinggir yang tidak jelas dan jejak bersisik dan mungkin gatal. 2. Tipe dalam memiliki sebuah batas tegas yang mengeras, tidak memiliki sisik, dan sering sedikit gatal.



Gambar 2.3



Gambar 2.4



5



Diagnosis Banding Diagnosis banding untuk EAC termasuk lainnya lesi eritematosa annular, beberapa penyakit yang dijadikan diagnosis banding:       



2.7



Erythema chronicum migrans Annular subacute cutaneous lupus erythematosus Annular urticaria Erythema multiforme Tinea corporis Annular psoriasis Mycosis fungoides



Tatalaksana Meskipun pencarian penuh untuk penyebab yang mendasarinya adalah tujuan



utama



dari



pengobatan,



hanya



mengurangi



gejala-gejala



yang



muncul.



Glukokortikoid sistemik biasanya menekan EAC, tetapi kekambuhan umumnya kembali ketika obat ini dihentikan. Terapi sistemik dengan anti pruritus dapat membantu. Vitamin D analog topical, mungkin dipadukan dengan penyinaran ultraviolet, adalah pilihan lain. Berdasarkan pengalaman penggunaan antibiotic, antifungal atau anti candida kadang-kadang berguna. Secara umum, sebagian besar pendekatan terapi digunakan untuk urtikaria kronik dapat juga dicoba untuk EAC. Berbagai obat yang dilaporkan berhubungan dengan EAC, antara lain etizolam, piroksikam, amitriptilin, hidroksiklorokuin sulfat, hidroklorotiazid (HCT), simetidin, salisilat, estrogen, aldactone, ampicillin, dan vitamin K.7 2.8



Prognosis EAC cenderung menjadi penyakit kronis, bertambah dan berkurang.



Perjalanannya ditentukan oleh penyakit yang berhubungan atau pencetus. Pada type dalam biasa nya lesi bisa bertahan lebih lama tetapi pada tipe superfisial tingkat kekambuhan nya lebih tinggi.8



6



BAB III KESIMPULAN



Eritema anulare centrifugum merupakan penyakit kulit yang menyertai dari ada nya beberapa penyakit lain dengan etiologi yang tidak diketahui secara pasti, mempunyai bentuk khas lesi sirsinar polisiklik yang meluas dari bagian sentral ke tepi dan ETC dikelompokkan sebagai tipe dalam dan tipe superfasialis. Patogenesis sampai saat ini belum jelas tetapi sering dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas terhadap suatu penyakit sistemik atau menjadi petanda penyakit sistemik. Penatalaksanaan terutama menemukan dan mengobati penyakit yang mendasarinya.



7



DAFTAR PUSTAKA 1. Kim DH, Lee JH, Lee JY, et al. Erythema annulare centrifugum: analysis of associated diseases and clinical outcomes according to histopathologic classification. Ann Dermatol. 2016;28(2):257-259. 2. Mu EW, Sanchez M, Mir A, et al. Paraneoplastic erythema annulare centrifugum eruption (PEACE).Dermatol Online J. 2015;21(12) 3. Willard RJ. Erythema annulare centrifugum. eMedicine [didownload 05 Februari 2016] 4. Burgdorf WHC. Erythema annulare centrifugum and other figurate erythemas. Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. USA: McGraw-Hill; 2003. h. 977-9 5. Erythema annulare centrifugum. [disitasi 05 Februari 2016]. Tersedia di http://www.dermnetnz.org 6. Cohen BA. Figurate erythema. Pediatric Dermatology: Edisi ke-3. USA: Elsevier; 2005. h. 180-2. 7. Tuzun Y, Antonov M. Figurate erythemas. J Turk Acad Dermatol. 2007; 1 (1):2 8. Horii KA, Nopper AJ. Annular erythemas. Dalam: Harper J, Oranje A, Prose N,



penyunting.



Textbook



of



Pediatric



Dermatology.



Edisi



ke-2.



Massachusetts: Blackwell Publishing; 2006. h. 718-25



8