Reproduksi Ampibi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Tia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REPRODUKSI AMPIBI



Makalah (Reproduksi Organisme Akuatik)



Oleh : Wiradarma Siahaan



16051102011



Novelia M A Pangalila



16051102016



FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2018



RINGKASAN Wiradarma Siahaan 16051102011 & Novelia M A Pangalila 16051102016 Reproduksi Ampibi



Sistem reproduksi katak memiliki cara berkembang biak yaitu dengan cara ovipar (Bertelur) dan ovovivipar (Bertelur & Beranak) Pada katak saat akan melakukan fertilisasi, katak jantan akan menempel pada punggung betina sambil menekan perut betina dengan menggunakan kaki bagian depan dan merangsang pengeluaran telur kedalam air. Pada katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantung oleh mesorsium. Pada katak betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (kurpus adiposum). Organogenesis katak sendiri terjadi dimulai dari setelah selesainya proses grastulasi yang menghasilkan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Selanjutnya katak berkembang terus megalami perubahan yang disebut dengan metamorphosis.



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Reproduksi Ampibi” Dalam penyusunan makalah ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, Penulis juga mengharapkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Hengky J Sinjal, M.Sc sebagai Dosen penanggung jawab Mata Kuliah reproduksi organisme akuatik yang telah memberikan materi pengajaran dan masukan kepada kami dalam menyusun makalah ini Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan untuk menjadi referensi bagi penulis yang lain



Manado, Mei 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



RINGKASAN .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv I.



PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ......................................................................................... 1



1.2



Tujuan ....................................................................................................... 1



II.



REPRODUKSI AMPHIBI (KATAK) ............................................................ 2 2.1



Sistem Reproduksi Katak ......................................................................... 2



2.2



Fertilisasi Katak ........................................................................................ 4



2.3



Embrio Katak ........................................................................................... 5



2.4



Organogenesis Katak ................................................................................ 5



Awal Organogenesis ....................................................................................... 6 2.5



Perkembangbiakan Katak ....................................................................... 13



2.5.1



Ovipar.............................................................................................. 13



2.5.2



Ovovivipar ...................................................................................... 14



III. 3.1



PENUTUP .................................................................................................. 17 Kesimpulan ............................................................................................. 17



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. v



iii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Sistem Reproduksi Katak Jantan Dan Betina ........................................ 3 Gambar 2. Tahapan perkembangan organogenesis ................................................. 6 Gambar 3. Pembentukan mata ................................................................................ 7 Gambar 4. Reproduksi secara ovipar .................................................................... 13 Gambar 5. Reproduksi secara ovovivipar ............................................................. 14



iv



I.



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reproduksi adalah perkembangan individu baru dari individu yang telah ada



dan merupakan cirri khas dari semua organism hidup. Dengan adanya reproduksi maka individu akan memperbanyak keturunan dan melestarikan spesiesnya. Jadi kelangsungan hidup individu sebgaian ditujukan untuk memenuhi kemampuan reproduksi yang mutlak bagi kelestarian spesies. Kelompok ampibi merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal Reproduksi pada katak yaitu dengan cara internal, katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan) 1.2 Tujuan 1



Untuk mengetahui sistem reproduksi katak



2



Untuk mengetahui cara katak bereproduksi



3



Untuk mengetahui metamorfosis telur katak



1



II.



REPRODUKSI AMPHIBI (KATAK) 2.1 Sistem Reproduksi Katak Proses reproduksi katak dimulai dengan pembuahan, dan seperti semua



amfibi lain kecuali sesilia, telurnya di luar tubuh betina. Katak-katak jantan dan betina menempatkan diri menjadi apa yang dikenal sebagai posisi amplexus. Mereka bisa tetap dalam posisi ini dari beberapa jam sampai beberapa hari pada waktu tertentu. Posisi ini memungkinkan untuk kesempatan terbaik pemupukan telur oleh sperma di luar tubuh. Para jantan dan betina yang bersanggama, melepaskan telur dan sperma untuk dibuahi pada waktu yang sama, dan kemudian meninggalkan telur mereka untuk berkembang sendiri. Katak lain merawat telur mereka dalam mode yang berbeda seperti: membawa telur mereka dalam kantung vokal /perut atau mengubur telurnya di darat (mereka menjaga kelembaban melalui penambahan periodik air atau urine ke sarang). Kemudian kecebong, muncul dari telur beberapa hari sampai beberapa minggu setelah dibuahi. Kecebong ini kemudian tumbuh dan perubahan dalam lingkungan berair melalui proses yang dikenal sebagai metamorfosis (proses perubahan drastis dari satu tahap kehidupan ke berikut dalam pengembangan organisme). Perubahan tubuh kecebong dengan urutan sebagai berikut: kaki belakang katak mulai terbentuk, diikuti oleh kaki depan, organ-organ internal mempersiapkan diri untuk kehidupan di darat, paru-paru berkembang, perubahan pencernaan untuk dapat memproses makanan katak, ekor hampir sepenuhnya menghilang. Setelah kecebong telah benar-benar membuat semua perubahan melalui metamorfosis, hewan mulai hidup di darat dan di air sebagai katak dewasa dan siklus dimulai lagi.



2



Gambar 1. Sistem Reproduksi Katak Jantan Dan Betina a



Pada katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantung oleh mesorsium. Sebelah kudal dijumpai korpus adiposum, terletak dibagian posterior rongga abdomen. Saluran reproduksinya yaitu tubulus ginjal akan menjadi duktus ofieren dan membawa spermatozoadari testis menuju duktus mesonefrus. Didekat kloak, duktus mesonefrus pada beberapa spesis akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vasikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian krunial ginjal, ia berjalan disebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.



b



Pada katak betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (kurpus adiposum). Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing 3



gunalis dan pars proyonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi berupaoviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infodibulum) dengan lubangnya yang disebut oksum abdominal. Oviduk disebelah katidal mengadakan pelebaran yang disebut dutus masonefrus, dan akhirnya bermuara di kloaka. 2.2 Fertilisasi Katak Saat katak akan melakukan fertilisasi, katak jantan akan menempel pada punggung betina sambil menekan perut betina dengan menggunakan kaki bagian depan dan merangsang pengeluaran telur kedalam air. Setiap telur yang dikeluarkan diseliputi oleh selaput telur (membran vitelin). Hal tersebut dikenal dengan amplexus. Bersamaan dengan itu, katak jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi sel telur tersebut, sehingga terjadilah fertilisasi. Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis



4



2.3 Embrio Katak Telur yang sudah dibuahi menyerap air sehingga membesar kemudian berkembang menjadi embrio. Embrio mendapat makanan dari kuning telur, kurang lebih seminggu setelah pembuahan embrio berkembang menjadi berudu. Selanjutnya katak berkembang terus megalami perubahan yang disebut dengan metamorphosis. 2.4 Organogenesis Katak Organogenesis katak sendiri terjadi dimulai dari setelah selesainya proses grastulasi yang menghasilkan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setelah itu lapisan-lapisan tersebut mengalami differensiasi atau dinamakan tahapan neurulasi dimana lapisan ectoderm akan menebal dan melipat membentuk neural plate yang akan berkembang menjadi neural crest yang merupakan bakal dari otak dan sumsum tulang belakang dan dari lapisan ini juga akan berkembang insang, kuping, alat optic dan saluran eustachius. Di waktu yang sama juga terjadi delaminasi khordamesoderm yang menghasilkan pembentukan notokord dan dua lapisan mesoderm dorsal dan lateral. Mesoderm dorsal akan membentuk muskulatur hewan dan jaringan ikat. mesoderm lateral membentuk nefrotom yang kelak akan berkembang menjadi ginjal pronefros dan sistem urogenital. Mesoderm juga berperan sebagai mesenkim yang akan membentuk pembuluh-pembuluh darah dan sistem mesodermal lainya. Sedangkan endoderm akan membentuk saluran pencernaan yang teridi dari tiga bagian yaitu foregut, midgut, dan hindgut. Foregut akan mengalami perkembangan menjadi mulut dan rongga hidung. Midgut akan menjadi usus halus dan usus buntu sedangkan hindgut akan menjadi colon,rectum, dan kloaka.



5



Itulah tahapan Organogenesis awal dimana terjadi differensiasi dari ketiga lapisan yang terbentuk dari proses grastulasi menjadi calon-calon organ dari katak. Untuk tahapan perkembangan selanjutnya dapat dilihat seperti gambar yang dimulai dari nomor 16 sampai 22 dibawah ini:



Gambar 2. Tahapan perkembangan organogenesis Awal Organogenesis Organogenesis awal dimulai dengan terjadinya Neurulasi ditandai dengan terbentuknya pelat neural dan lipatan Neural. Lalu setelah itu terjadi karena terbentuk notokord maka janin mengalami pemanjangan. a. Turunan ectoderm 1)



Pembentukan saraf dan indera Susunan saraf mula-mula teriri dari 3 bagian yaitu Bumbung neural, neural



kress, dan plakode indra. Bumbung neural akan menjadi otak yang terbagi dalam 3 bagian prosenceohalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Sedangkan Neural kress yang akan membangun saraf spinal. Neurilemma dan selaput schwan berasal dari spongioblast Neural crest sedangkan durameter dari sel mesenkim.



6



2)



Pembentukan mata Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa otak terdiri dari tiga bgian



salahsatunya proencephalon. Pada proencephalon ini terdapat vesikula optic yang merupakan bakal mata yang tampak sebagai sepasang penonjolan kearah latera. Vesikula optic melakukan invaginasi hingga terbentuk cawan optic yang berdinding rangkap. Bagian dalam adalah bakal lapisan sensoris retina dan bagian luar adalah lapisan berpigment yang tumbuh menjadi lapisan choroid. Bersamaan dengan berkembangnya cawan optic, plakoda lensa berinvaginasi pula dan kemudian terlepa sebagi vesikula lensa yang dicakup oleh cawan optic. Ektoderm tempat terlepasnya vesicular lensa kelak akan menjadi kornea mata



Gambar 3. Pembentukan mata 3)



Pembentukan insang dan telinga Setelah janin memanjang lalu lipatan neural akan menutup dan berubah



menjadi bumbung. Penutupan dari lipatan neural dimulai ditengah-tengah janin dan berangsur ke anterior dan posterior. Selain itu terjadi pembentukan lengkung insang yang akan berubah menjadi tunas insang dan insang serta lat pendengaran dari katak. Pembentukanya sendiri terjadi pada bagian plat anterolateral diman ectoderm mengalami penebalan dari ectoderm menjadi plat indera. Plat indera ini mengalami pelengkungan sebanyak 6 lengkung. Pelengkungan dimulai dari bagian anterior dan 7



berlanjut menuju posterior. Diantara Lengkung/ lipatan insang ke 3 sampai 6 ini, akan terbentuk lekuk insang dan kantong faring dan diantara lekuk insang dan kantong faring ini akan terbentuk celah insang sebanyak lima pasang celah yang pertama akan menjadi rongga telinga dan saluran eustachius. Selain itu celah insang ini juga akan berubah menjadi tunas insang dan akan berubah menjadi insanginsang luar pada Sedangkan bagian dalam penebalan ectoderm dari pelat indera merupakan primodial dari nerves Vagus dan cabang-cabag insang. 4)



Pembentukan Hidung Merupakan organ indera terakhir yang dibentuk dibandingkan mata dan



telinga. Bakal hidung tampak berupa lekuk hidung yang berasal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada ectoderm daidaerah telensefalon. 5)



Pembentukan Hipofisis Berasal dari infundibulum yaitu envaginasi ventral diensefalon dan kantung



Rathke (evaginasi dorsal stomodeum). Infundibulum akan membentuk pars distalis, pars intermedia, dan pars tuberalis. 6)



Pembentukan kulit Kulit terbentuk dari bumbung ectoderm awalnya terdiri dari selapis sel



epidermis kemudian tumbuh menjadi dua lapis sel yaitu periderm berupa sel gepeng berada disebelah luar dan stratum germanitivum berupa sel kubus berada disebelah dalam.Lapisan sebelah luar menanduk dan mengelupas terus menerus disebut stratum corneum.Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan dari Neural crest. b.



Turunan Mesoderm



1) Pembentukan Jaringan muscular



8



Pembentukan jaringan muscular setelah terbentuknya lipatan-lipatan insang dan tunas ekor waktunya. Jaringan muscular atau otot ini berasal dari differensiasi mesoderm. Diatas telah disebutkan bahwa mesoderm terbagi menjadi dua yaitu dorsal dan ventral perkembangan jaringan otot ini bersal dari mesoderm ventral yang terbagi-bagi dalam somit dimana setiap somit ini mempunyai rongga (miotom) dan yang membagi dua lapisan dalam yang lebih tebal yang dinamakan miotom dan luar dinamaka dermatotom. Dari miotom inilah jaringan otot bersal dan dari dermatotom inilah akan terbentuk jaringan ikat. 2)



Pembentukan ginjal Pembentukan ginjal pada katak dimulai dari pembentukan ginjal pronehros



yang berasal dari sel nefrotom. Nefrotom ini akan menjadi duktus profenik. duktus profenik dihubungkan dengan solom oleh dua saluran tubulus profenik yang hubunganya dengan solom melalui suatu corong nefrotom berambut getar, yang memungkinkan suatu aliran dari solom melalui tubulus profenik dan duktus profenik kebagian enteron belakang. Ginjal sederhana ini disebut pronefros yang berfungsi saat katak masih berudus. Pronefros memiliki glomus yang merupakan glomerulus primitive. Perkembangan selanjutnya pronefros akan berkembang menjadi mesonephros yang dilemgkapi dengan kapsula bowman yang berkembang saat dewasa. Saluran kemih terbentuk dari divertikulum ventral cloaca.



3)



Pembentukan alat reproduksi Terdiri dari gonad dan alat kelamin sekunder berupa saluran dan kelenjar.



Jaringan yang membentuk alat reproduksi ini terletakdi daerah antara mesenterium dorsal dan mesonephros. Yang disebut genital ridge. Jaringan ini terdiri dari epitel



9



germinal dan jaringan rete dari mesonephros, bersama sel-sel mesenkim sekitar epitel germinal. Pembentukan primordial germ cell yaitu berasal dari kantung yolk lapisan endoderm lalu bermigrasi ke genital ridge sel benih ini kemudian akan menjadi sel gametJaringan interstitial terbentuk dari sel-sel mesenkim. Waktu perkembangan gonad memisah dari mesonephros dan peritoneum yang menyeliputi jaringan mesomere, tinggal merupakan semacam mesentrium antara ginjal dan gonad, yang untuk testis disebut mesorchium dan ovarium disebut mesovarium. Pembentukan ductus epididymis, dan selebihnya sampai cloaca berasal dari ductus wolffi. Sedangkan Ductus Mulleri berasal dari pembentukan alur longitudinal ductus wolffi kemudian menjadi saluran tersendiri yang sempurna sampai kloaka itulah oviduct dan berdifferensiasi lebih lanjut membentuk daerah uterus dan vagina. 4)



Pembentukan Jantung Pembentukan jantung dimulai sesudah lipatan neural menutup. Didalam



janin yang kira-kira 33 mm panjangnya, mesoderm splankis segera sesudah farings melepaskan diri dari mesoderm somatic dan membangun suatu pendalaman median-langitudinal, yang kemudian diisi dengan sel-sel mesenkim yang lepas itu bersatu membentuk suatu bumbung di dalam pendalaman tadi. Pendalaman tersebut membangun suatu struktur bumbung yang menjadi miokarduim yang meliputi bumbung mesenkhim tadi. Akhirnya ia merupakan lapisan dalam dari jantung, dinamakan endokardium. Miokardium menjadi tebal dan membentuk lapisan luar yang tipis, yaitu epimiokardium.



10



Di bagian medioventral,epimiokadium menghubungkan diri kepada mesoderm somatic dengan suatu selaput yang dinamakan mesokardium ventral. Di sebelah dorsal ia menghunbungkan diri kepada Splankhnopleura dengan mesoderm dorsal. Splankhnopleura terdiri atas mesoderm splankhnis dan endoderm. Mesokardium ventral terdapatnya hanya sebentar saja. Tidak lama kemudian akan menghilang. Juga mesokardium dorsal akan hilang., kecuali bagian posterior sekali. Jadi bagian tengah dari bumbung jantung terdapat bebas didalam solom lainya ialah rongga pericardium yang kelak merupakan bagian terpisah dari rongga solom. Bagian anterior dari jantung berdefferensiasi menjadi bulbus anteriosus yang diikuti oleh bgian ventrikel. Pada bagian belakang terjadi atrium dan sinus venosus. 5) Pembentukan Pembuluh darah Pembuluh darah dibentuk oleh splankhnopleura dan oleh mesenkhim. Splankhnopleura yang meliputi bagian ventral dari deutoplasma membentuk penebalan-penebalan yang merupakan lakuna yang berdiffernsiasi menjadi endothelium dan badan-badan darah dengan jalan delaminasi dari dinding lakuna. Mula-mula lakuna-lakuna tersebut terpisah-pisah, tetapi setelah terbentuk banyak, mereka bersentuhan satu dengan yang lainya dan terbentuklah reticulum. Dekat pada hati mereka bersatu membangun suatu pembuluh darah besar yang berpasangan pada kedua sisi janin yaitu vena vitelina yang membawa darah dari yolk ke sinus venosus. Berbarengan dengan timbulnya sirkulasi vitelin, maka bulbus arteriosus tumbuh kemuka dan keatas menjadi trunkus arteriosus dan aorta ventralis yang kemudian membagi diri menjadi empat pasang lengkung aorta, yaitu lengkung-



11



lengkung aorta ke-3, ke-4, ke-5, dank e -6. Pembuluh-pembuluh darah terakhir ini bersatu lagi menjadi aorta dorsal yang mula-mula sepasang tetapi kemudian dibagian belakangnya bersatu menjadi pembuluh darah tunggal. Lengkung-lengkung aorta 1, 2, dan 5 menjadi hilang, sedangkan lengkung aorta ke-6 hanya tinggal bagian proksimalnya saja menjadi arteri pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru. c.



Turunan mesoderm



1)



Pembentukan mulut dan hidung Pembentukan mulut terjadi karena stomodeum atau invaginasi ectoderm



yang terjadi didaerah foregut bertemu dengan evaginasi endoderm didaerah fore gut.lalu tumbuh birai bakal platinum (langit-langit) sehingga stomodeum terbagi menjadi dua yaitu rongga hidung di dorsal dan rongga mulut di ventral. Sementara itu terbentuk pula penjorokkan dari atap ke lantai rongga hidung di median menjadi nasal septum sehingga rongga hidung terbagi menjadi dua. Stomodeum juga menumbuhkan pula peraltan mulut seperti lidah,kelenjarludah, dan gigi. 2) Pembentukan hati dan pancreas Hati tumbuh berupa evaginasi medio-ventral foregut yang berbatasan dengan midgut. Bagian posterior kemudian membuat divertikulum menjadi vesica vellea. Vena vitellin akan memasuki dan bercabang halus dalam hepar yang sedang tumbuh ini. Pankreas tumbuh tumbuh berupa evaginasi dekat hepar. Terjadi 3 evaginasi yaitu 1 dorsal dan 2 ventral. Ketiganya kemudian bersatu Tetapi saluranya ke duodenum ada dua, kadang juga ada tiga seperti asal.



12



3)



Pembentukan Duodenum Tumbuh dari daerah midgut sewdangkan colon dan rectum dari hindgut



Hindgut memiilki evaginasi jaringan extra embryonal di media ventral yakni allantois. Diverticulum allantois ini berasal dari cloaca. Vesica urinaria juga evaginasi hindgut. 2.5 Perkembangbiakan Katak 2.5.1



Ovipar



Ovipar adalah perkembangkian dengan cara dimana sel telur dan sel sperma bertemu didalam ovarium betina dan setelah sel sperma dan sel telur bertemu maka akan menghasilkan membentuk individu baru yaitu telur dan setelah telur sudah terbentuk maka telur akan di keluarkan ke perairan yang terdapat tumbuhan air dimana fungsi tumbuhan air tersebut adalah sebagai tempat berlindung agar telur selama berkembang tidak di mangsa oleh predator Ovipar juga adalah pertemuan sel telur dan sel sperma di luar induk dan akan membentuk individu baru (telur) yang akan berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa contoh spesies yaitu: Katak sawah (Fejervarya cancrivora Gravenhorst) spesies ini biasa di temukan di sekitar sawah



Gambar 4. Reproduksi secara ovipar



13



2.5.2



Ovovivipar



Ovovivipar adalah perkembangkian dengan cara dimana sel telur dan sel sperma bertemu didalam ovarium betina dan setelah sel sperma dan sel telur bertemu maka akan menghasilkan membentuk individu baru yaitu telur dan setelah telur sudah terbentuk maka telur akan disimpan dalam tubuh induk betina dan setelah telur menetas maka individu tersebut akan dikeluarkan dari tubuh induk betina contoh spesies yaitu: Limnonectes larvaepartus speies ini pertama ditemukan di Sulawesi



Gambar 5. Reproduksi secara ovovivipar Perkembangan Amfibi Amfibi bereproduksi secara generatif dengan baik fertilisasi eksternal atau internal. Amfibi dapat menarik pasangan dengan panggilan atau aroma. Perubahan apa yang harus terjadi supaya berudu ini untuk pindah ke tanah? Ini adalah berudu katak kuning. Tentu saja berudu tersebut dilahirkan di dalam air. Anda dapat melihat awal pembentukan kaki belakang Berudu amfibi bereproduksi secara generatif dengan baik fertilisasi eksternal atau internal. Mereka menarik pasangan dalam berbagai cara. Sebagai 14



contoh, bunyi Ruak keras katak adalah panggilan kawin mereka. Setiap spesies katak memiliki panggilan tersendiri yang anggota lain dari spesies mengakui sebagai milik mereka. Kebanyakan salamander menggunakan indra penciuman mereka untuk menemukan pasangan. Jantan menghasilkan bau kimia yang menarik spesies dari betina. Telur amfibi Tidak seperti vertebrata lainnya tetrapoda (reptil, burung, dan mamalia), amfibi tidak menghasilkan telur ketuban. Oleh karena itu, mereka harus bertelur di air sehingga mereka tidak akan mengering. Telurnya biasanya tertutupi dalam substansi seperti jelly, seperti telur katak yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. “jelly” ini membantu menjaga telur lembab dan menawarkan beberapa perlindungan dari predator. Amfibi umumnya meletakkan sejumlah besar telur. Seringkali, banyak orang dewasa bertelur di tempat yang sama pada waktu yang sama. Hal ini membantu untuk memastikan bahwa telur akan dibuahi dan setidaknya beberapa embrio akan bertahan hidup. Setelah telur telah diletakkan, sebagian besar amfibi akan diasuh oleh orangtua mereka. Larva amfibi Mayoritas spesies amfibi melalui tahap larva yang sangat berbeda dari bentuk dewasa, seperti yang Anda lihat dari katak pada Gambar di bawah ini. Larva awal, atau kecebong, merupakan tahap menyerupai ikan. Ini tidak memiliki kaki dan memiliki ekor panjang, yang digunakan untuk berenang. Kecebong juga memiliki insang yang menyerap oksigen dari air. Saat larva mengalami



15



metamorfosis, tumbuh kaki, kehilangan ekornya, dan mengembangkan paru-paru. Perubahan ini mempersiapkan untuk kehidupan di darat sebagai kodok dewasa. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapasdengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakanherbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atauinsektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidungdan paru-paru, serta celahcelah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insangdigantikan dengan anggota gerak depan.Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggotagerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air,sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan duaorgan, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang,sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulahmetamorfosis katak selesai



16



III.



PENUTUP



3.1 Kesimpulan Sistem reproduksi katak memiliki cara berkembang biak yang sama yaitu dengan cara ovipar (Bertelur) dan ovovivipar (Bertelur & Beranak). Amfibi bereproduksi secara generatif baik dengan fertilisasi eksternal. Amfibi dapat menarik pasangan dengan panggilan atau aroma. Amfibi tidak menghasilkan telur ketuban, sehingga mereka harus mereproduksi dalam air. Larva amfibi melalui metamorfosis untuk berubah menjadi bentuk dewasa.



17



DAFTAR PUSTAKA Ni Nyomna Werdi S, 2016, Fertilisasi Pada hewan, FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA, Denpasar, http:// erepo. unud. ac. Id / 3301 / 1 /64 eb88cc1318d99a73ed2c195b555917.pdf Wafila Sidik, 2016, Sistem Reproduksi Katak, http:// wafila sidik. blogspot. co. Id/ 2016/ 03/ sistem reproduksi katak. html Sridanti, 2018. Reproduksi dan Perkembangan Ampibi. http://www.sridianti. com/reproduksi-dan-perkembangan-amfibi.html Diakses 23-05-2018 Anonimous, 2013. Organogenesis pada katak. http://embriologikatak.blogspot.com /2013/03/organogenesis-pada-katak.html Diakses 23-05-2018 Anonimous, 2013. Fertilisasi Pada Katak. http://embriologikatak.blogspot.com /2013/03/fertilisasi-merupakan-peleburan.html Yatim, wildan. 1994. Reproduksi dan Embriology. Bandung: Tarsito. Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico Zaka, Akbar. Amphibia. [Online]. Tersedia : 2012. http://biologiglobal.blogspot. com/2012/04/amphibia.html. [27 Maret 2013]



v