Resensi Lengkap Sitti Nurbaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



Judul



: Sitti Nurbaya



Pengarang



: Marah Rusli



Cetakan Pertama



: 1922



Penerbit



: Balai Pustaka



Jumlah halaman



: 363



Sinopsis Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Sitti Nurbaya, atau biasa dipanggil



Nur. Nur adalah seorang gadis yang sangat cantik,dengan rambut yang hitam tebal, pipi merah merona, dan lesung di pipi yang menambah manis parasnya. Nur memiliki seorang teman yang sedari kecil tidak pernah berpisah dengannya layaknya saudara sekandung, ia bernama Samsulbahri, atau biasa disebut Sam. Pada awalnya memang mereka seperti layaknya kakak beradik, namun setelah mereka tumbuh menjadi remaja perasaan itu mulai berubah berkembang menjadi cinta. Setelah ibunya meninggal, Nur hanya tinggal berdua dengan ayahnya yang bernama Baginda Sulaiman, Ayahnya adalah seorang saudagar kaya. Rumah Nur bersebelahan dengan Samsulbahri, anak dari Sutan Mahmud Syah seorang penghulu di kota Padang, yang juga kerabat dari ayah Nur yaitu Baginda Sulaiman. Sam harus pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studinya ke sekolah kedokteran, walau dengan berat hati ia harus meninggalkan Nur, tapi ini demi kebaikannya nanti. Suatu ketika Sam dan Nur pergi ke gunung Padang, dengan 2 orang teman Sam yang juga akan pergi ke Jakarta bersamanya, yaitu Zainularifin atau biasa di panggil Arifin, dan yang satu lagi bernama Muhammad Bakhtiar biasa di panggil Bakhtiar. Sesampainya mereka di Gunung Padang itu, Sam mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan, walau dengan malu-malu ia berkata. Sam sangat berat hati untuk meninggalkan Nur karna beberapa hari yang lalu sempat ia bermimpi sedang memanjat gunung Padang itu dan setelah ia sampai Sam merasa bahwa berada di kota jakarta dengan ramai orang, lalu datanglah Datuk Meringgih merenggut Nur



sehingga terjadi perkelahian, Sam dan Nur terjatuh dari tebing itu lalu terjatuh di dalam lubang. Pada malam terakhir Sam bersama Nur, ia menyatakan cintanya dengan berkata pada Nur bahwa maukah ia menjadi istrinya kelak, apabila ia sudah memiliki gelar dokter. Tak di sangka Nur juga memiliki perasaan yang terpendam lama pada Sam. Malam ini mereka menghabiskan waktu bersama dengan sangat bahagia walau disisi lain mereka sedih besok akan berpisah setidaknya ada rasa bahagia mengetahui Nur juga cinta padanya. Keesokan harinya Sam mengucapkan salam perpisahan pada semua, dan ia pun berbicara berdua dengan Nur, supaya ia bisa menjaga diri dan mengirim surat bila ada sesuatu terjadi. Saat Sam sudah berada di pelabuhan bernama anak negeri Teluk Bayur, Sam dan Nur tidak dapat membendung tangisannya walau ia berusaha tetap tegar, lalu ia mencium tangan ayah dan ibunya lalu pergi. Lambat laun kapal yang ditumpangi Sam semakin menjauh, Nur seperti tidak kuat menopang tubuhnya bila bukan ayahnya yang menguatkan hatinya. Ayah Nur yaitu Baginda Sulaiman terkenal sebagai saudagar yang kaya seperti Datuk Maringgih. Datuk Maringgih ini adalah seorang saudagar yang licik, pelit, dan tamak serta melakukan apapun untuk uang. Bila ia hendak mengeluarkan uang ia menjadi sangat perhitungan dan sangat sayang pada uangnya seperti tidak ingin bercerai dengan kekasihnya itu. Ia pun akan menghalalkan berbagai cara untuk menjatuhkan saingannya. Dan Datuk Maringgih tidak suka dengan kesuksesan yang diraih oleh Baginda Sulaiman. Setelah ia melihat semakin hari dagangan Baginda Sulaiman semakin bertambah maju. Sehingga ia memerintahkan anak buahnya untuk mencuri barang-barang milik Baginda Sulaiman, namun tidak akan terasa walau telah mengambil setengah barang-barang miliknya karna terlalu banyak. Akhirnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk menghancurkan kebun kelapa milik Baginda Sulaiman dan menenggelamkan kapalnya dan membeli barangnya dengan harga yang sangat murah. Baru setelah itu ia memerintahkan anak buahnya untuk membakar toko dan gudang milik Baginda Sulaiman. Api menjalar dengan cepat sehingga tidak bisa menyelamatkan satu barangpun. Ia pun masih belum puas setelah melakukan itu, Datuk Maringgih ini juga menghasut para pelanggan Baginda Sulaiman untuk tidak berlangganan kembali pada Baginda Sulaiman. Ia tidak pernah malu sekalipun saat ia berbuat sesuatu yang jahat dan kejam, ia tidak malu akan kelakuannya yang keji dan hina. Setelah tokonya hangus terbakar, Baginda Sulaiman pun jatuh miskin, dan disinilah awal mula kesengsaraan Baginda Sulaiman dan Sitti Nurbaya. Baginda Sulaiman tidak



memiliki prasangka buruk sedikitpun dan meminjam uang pada orang yang telah menyebabkan ia bangkrut. Datuk Maringgih pun meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman dengan syarat 3 bulan lagi sudah harus dikembalikan uang itu padanya. Karna Baginda Sulaiman telah di fitnah sehingga pelanggannya pun tidak ada, ia pun tidak mampu mengembalikan uang itu sesuai dengan yang mereka sepakati sebelumnya. Setelah sekian lamanya Samsulbahri meninggalkan tanah kelahirannya, juga meninggalkan sang kekasih Sitti Nurbaya. Nur selalu teringat pada Sam, semakin ia jauh rasanya semakin dekat, semakin ia mencoba ingin melupakan, maka semakin teringat. Lalu ia membayangkan apabila Sam telah pulang dan menjadikannya istri seorang dokter, dan telah memikirkan ia hidup bersama Sam kelak. Nur terkejut ketika mendengar ada tukang pos yg mengirimkan surat padanya. Nur membaca surat dari Sam dengan wajah berseri dan bibirnya membuat lengkungan senyum hingga membuat manis wajahnya, dan setelah selesai ia baca isi surat itu berhasil membuatnya menitihkan air mata. Setelah membaca Surat, Nur mendengar suara Datuk Maringgih yang menagih hutang. Baginda Sulaiman meminta keringan bagaimanapun tidak di terima. Lalu Datuk Maringgih mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman kecuali jika Nur diserahkan untuk menjadi istri mudanya. Dari sini barulah Baginda Sulaiman mengetahui watak Datuk Maringgih sesungguhnya. Tentu tidak seorang pun ayah yang akan mengorbankan anak gadisnya pada orang hidung belang seperti Datuk Maringgih apalagi Nur adalah putri tunggalnya, tetapi ia tidak bisa berbuat apapun, yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah untuk di penjara. Tetapi setelah Baginda Sulaiman memohon dengan susah payah, akhirnya mendapat keringanan untuk membayarkannya satu minggu lagi. Dalam waktu satu minggu ini Baginda Sulaiman mencari-cari uang tetapi tidak juga dapat, sekalipun ia mencari pada sahabatnya namun mereka telah meninggalkan Baginda Sulaiman. Satu-satunya harta yang dimiliki Baginda Sulaiman ialah kebun kelapa dan rumah yang tersisa itupun tidak laku di jual. Sampai akhirnya sampai pada waktu untuk membayar hutang, Datuk Mringgih pun mendatangi rumah Nur dan menunggu keputusan hingga keesok harinya ia kembali datang.dengan berat hati Nur merelakan di peristri oleh Datuk Maringgih. Nur menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar, berperilaku keji dan hina. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Memang berat untuk Nur menerima kenyataan, namun demi keselamatan dan kebahagiaan



ayahnya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya. Dan ia pun menjadi kurus setelah di perlakukan semena-mena setelah berhasil di nikahi oleh Datuk maringgih. Lalu Nur pun menceritakan segala yang terjadi dengannya pada Sam lewat surat yang ia kirimkan. Nur menjelaskan bahwa ia tidak ada bermaksud melukai hati Sam, bahwa ia masih memiliki perasaan yang seperti dulu dan menceritakan tentang apa yang terjadi pada ayahnnya dan dirinya. Setelah Sam menerima dan membaca surat itu, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Pada suatu hari ketika Samsulbahri kembali ke kampung halamannya di Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga ia sangat marah dan terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir. Nur yang mendengar bahwa Sam diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Sam ke Jakarta. Tetapi niatnya itu diketahui oleh kaki tangan Datuk Maringih. Karena itu dengan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuan kaki tangannya dapat memaksa Nur kembali dengan perantaraannya yaitu polisi.Tak lama kemudian Nur meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Nur itu terdengar oleh Sam sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi ia sangat beruntung karena ia tidak meninggal. Sejak saat itu Sam tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.



Sepuluh tahun kemudian, dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Sam yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Sam yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas bergegas menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Sam menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Sam dengan golok.Sam segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahnya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Sam sempat bertemu dengan orangtuanya.



II.



Komentar : Menurut saya novel ini banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kisah kasih tak sampai ini, adat dan budayanya masih kental, kisah cinta yang sangat indah membuat haru pembacanya karna cinta mereka yang awalnya hanya bisa di pendam, setelah mengungkapkan mereka harus langsung berpisah jauh dan pada akhirnya tidak dapat bersatu karna keadaan. Di novel ini juga banyak sekali nilai-nilai moral yang bisa saya ambil, seperti contoh, di dunia ini pasti ada saja orang yang menghalangi kita untuk meraih kesuksesan, banyak orang yang merasa iri dengan apa yang telah kita capai dan tidak pernah melihat bagaimana proses kita untuk dapat mencapai kesuksesan itu. dan tidak semua orang yang kita anggap baik, memang benar-benar baik pada kita. Dan saat kita sedang terpuruk kita akan tahu siapa sahabat kita yang sesungguhnya, karna sahabat di meja makan banyak, namun di saat kita susah mereka malah cenderung tidak peduli. Tetapi salah satu kelemahan pada novel ini yaitu, pengarang terlalu mudah membunuh pelaku-pelaku di dalam cerita.



III.



Keterkaitan dengan karakteristik 1. Sebagian besar sastra Balai Pustaka mengambil tema pokok masalah kawin paksa. Pada saat itu, kaum tua menganggap bahwa perkawinan adalah urusan mereka. Pihak orang tua memiliki kekuasaan mutlak dalam menentukan jodoh anaknya. Kutipan : Datuk Mringgih pun mendatangi rumah Nur dan menunggu keputusan hingga keesok harinya ia kembali datang.dengan berat hati Nur merelakan di peristri oleh Datuk Maringgih. Nur menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar, berperilaku keji dan hina. 2. Latar belakang sosial sastra Balai Pustaka umumnya berupa pertentangan paham kaum muda dan kaum tua. Kaum tua ingin mempertahankan adat istiadat sedangkan kaum muda hendak menyesuaikan adat dengan perkembangan zaman. Kutipan : Memang berat untuk Nur menerima kenyataan, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahnya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya. 3. Analisis psikologis pelaku-pelakunya belum dilukiskan secara mendalam. Kutipan : tiada beberapa lama kemudian daripada itu, hilanglah kapal ini daripada pandangan Nurbaya, tatkala itu hilanglah pula segala penglihatan dan



pendengaran. Nurbaya sebagai lulus tempatnya berpijak dan tergantung badannya awang-awangan. 4. Bahasa karya satra Balai Pustaka merupakan bahasa Indonesia pada masa permulaan perkembangan yang pada masa itu disebut bahasa Melayu Umum. Kutipan : Sekoyong-koyong kelihatanlah sekejap mata, kilat yang menerangi seluruh alam yang gelap gulita itu tatkala itu juga kedengaran halilintar berbunyi bagai membelah bumi.



1. Tema Tema dalam cerita novel berjudul Sitti Nurbaya atau biasa di sebut kasih tak sampai karya Marah Rusli ini tidak hanya pada kisah percintaan yang tak dapat bersatu/ kawin paksa, namun juga berkisah tentang perselisihan antara budaya barat dan timur tentang poligami. 2. Penokohan/ tokoh 



Sitti Nurbaya Lemah lembut, penurut, anak yang berbakti, rela melakukan apapun demi



menyelamatkan ayahnya. Sitti Nurbaya adalah peran utama yang protagonis. Nur merupakan tokoh yang bisa mengambil keputusan sendiri, seperti pada cerita ketika dia memutuskan untuk menikah dengan Datuk Meringgih ketika Datuk Meringgih mengancam ayahnya, dewasa dalam berpikir dan bertindak serta pelariannya dari Meringgih setelah ayahnya meninggal. Dia juga cukup berani dan mandiri untuk pergi ke Batavia sendiri untuk mencari Samsul. Tindakannya dianggap melanggar adat, dan ini akhirnya membuat dia diracuni. Karena kecantikannya, ia disebut "bunga Padang", dianggap sebagai wujud fisik dari hatinya yang baik dan akhlak yang indah. 



Samsul bahri



Samsul bahri adalah peran pria utama yang protagonis. Dia sangat baik hati. Rela berkorban dan bijaksana. Dia juga dinyatakan sebagai orang yang berkulit kuning langsat, dengan mata sehitam tinta; namun, dari jauh, di kira orang Belanda. Sifat fisik sebagai wujud sifatnya yang suka menjadi seperti orang Belanda. Penampilannya yang menarik juga dianggap sebagai wujud sifatnya yang baik dan berakhlak. 



Datuk Meringgih Egois, pendendam, iri, dengki, serakah.



Datuk Meringgih adalah antagonis utama dari novel ini, dorongan utama Meringgih dalam cerita ini ialah rasa iri dan keserakahan, karna dia tidak dapat menerima bahwa ada yang lebih kaya daripada dia. Meringgih adalah tokoh yang mampu untuk menyebabkan konflik di sekitarnya. 



Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman : Penyanyang, namun juga mudah menyerah dengan keadaan seringnya pasrah, kurang bijaksana.



Tidak pernah berpikiran buruk kepada orang lain, seperti pada cerita Baginda Sulaiman tidak sedikitpun ada rasa curiga pada Datuk Maringgih yang telah menyebabkan ia bangkrut, malah mengira semua kejadian itu murni sebuah kecelakaan. Ia juga sangat sabar dan rendah hati namun juga selalu mudah menyerah dengan keadaan. Membuat keputusan yang salah. 



Sultan Mahmud Syah



Sebagai pelaku tambahan (Toloh Protagonis), Ayahnya Samsul Bahri yang berwatak: Tidak Bijaksana, tidak berpikir panjang, dan ceroboh dalam memutuskan sesuatu.



3. Latar/Setting



a. Latar Tempat 



Di bawah pohon ketapang







Pasar Ambacang Padang







Gunung Padang Apenberg







Di kediaman Baginda Sulaiman







Di toko Baginda Sulaiman,







Kediaman Datuk Maringgih,







Di kediaman samsul Bahri,







Di serambi belakang rumah rapiah







Di kampung Ranah kota Padang







Di Stovia tempat Sam menuntut ilmu



b. Latar Waktu 



Pukul satu siang







Pada senja hari







Keesokan harinya, pada pukul lima pagi







Pukul enam lewat seperempat







Pada petang hari Ahad c. Latar Sosial Penggunaan unsur-unsur adat istiadat Melayu dalam isi cerita novel yang terasa begitu kental. d. Latar Suasana Kebahagiaan Sam saat mengetahui bahwa Nur juga mencintainya. Kebimbangan dan keputus asaan Nur harus menikah dengan Datuk Maringgih untuk menyelamatkan ayahnya. Kekecewaan Sam saat mengetahui Nur menikah dengan Datuk Maringgih. Marah dan sedihnya Sam ketika mengetahui Nur telah meninggal. Serta ketegangan dan balas dendam yang di lakukan Sam sehingga menghilangkan nyawa Datuk Maringgih sekaligus dirinya.



4. Plot/Alur Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Cerita novel yang berjudul Sitti Nurbaya ini ceritanya benar-benar dimulai dari eksposisi, komplikasi, klimaks, dan berakhir dengan resolusi atau pemecahan masalah. Pengarang menyajikan ceritanya secara terurut atau secara alami.



a. Eksposisi



Pada bagian ini penulis mulai mengenalkan Sitti Nurbaya dan Samsulbahri kepada pembaca, yaitu dua anak itu sedari kecil selalu bersama layaknya saudara sekandung. Serta mengenalkan pada pembaca tentang karakteristik dari tokoh tersebut, Nur dan Sam adalah anak biasa, namun karena cara berpakaiannya seperti itu, dia sering kali di anggap keturunan Belanda. Awalnya kedekatan mereka karna kakak beradik tapi semakin dewasa rasa itu mulai ada. Saat Sam menyatakan cinta pada Nur, Nur juga mencintainya, namun Sam harus pergi meninggalkan Nur untuk pergi ke Jakarta meneruskan studinya. b. Komplikasi



Pembakaran toko milik Baginda Sulaiman yang berujung pada perjodohan antara Datuk Maringgih dengan Siti Nurbaya. Sam mengetahui perihal perjodohan kekasihnya Nur dengan Datuk Maringgih. c. Klimaks Pada bagian ini sang penulis mulai menceritakan Samsul Bahri bermusuhan dengan Datuk Maringgih hingga akhirnya mereka saling membunuh. Samsulbahri menembak mati Datuk Maringgih dan jatuh tersungkur, lalu Datuk Maringgih membacok kepala Sam sehingga ia dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya ia meninggal. d. Resolusi Samsul Bahri akhirnya meninggal dan dikuburkan berdampingan dengan makam Siti Nurbaya. 5. Sudut Pandang Novel Sitti Nurbaya ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. sehingga penulis memposisikan dirinya pada posisi pencerita yang mengetahui banyak hal tentang isi cerita dalam novel. Sudut pandang orang ketiga ditunjukkan dengan adanya penggunaan kata ganti orang ketiga yaitu Dia atau penyebutan nama orang di dalamnya. 6. Gaya Bahasa Bahasa tulis yang digunakan oleh pengarang dalam novel Sitti Nurbaya ini lebih banyak menggunakan gaya bahasa Melayu. 7. Amanat 1. Kadang kita hidup perlu berkorban untuk seseorang yang kita sayangi dan merelakan diri kita berkorban untuk hal yang lebih baik. 2. Janganlah kita mudah percaya dengan orang lain yang baik di depan kita namun berniat sebaliknya. 3. Kita tidak boleh mudah putus asa pada masalah seberat apapun, sebesar apapun, dan kita harus yakin setiap masalah pasti ada jalan keluar, setiap kesulitan pasti ada kemudahan, kita hanya perlu sabar dan menyerahkan semua pada Allah dan



apapun keputusan Nya terima bahwa itu adalah keputusan yang terbaik Allah untuk kita. 4. Kita jangan sampai memiliki perasaan iri melihat kesuksesan yang telah di capai orang lain, tidak boleh saling menjatuhkan. 5. Kita melihat orang lain sukses hanya jadikan panutan dan motivasi agar kita bisa melampauinya juga dengan cara kita sendiri. 6. Bila ada cinta di hati kita, luasnya samudra tidak akan menghalangi kita untuk mencintainya, semakin jauh maka akan terasa semakin dekat, semakin ingin melupakan maka semakin ingat. 7. Bijaksanalah dalam mengambil sebuah keputusan, pikirkan apa yang akan terjadi dengan keputusan kita kelak, jangan sampai kita menjadi alasan untuk orang lain menderita.



.