Resume Buku BK .... [PDF]

  • Author / Uploaded
  • yulfa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN BUKU PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN BAB I KONSEP BIMBINGAN DAN ONSELING A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Pengertian Bimbingan Dipandang dari segi etimologi, istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu, “guidance”, artinya : bantuan atau tuntunan. Namun, kita harus ingat bahwa tidak semua antuan atau tuntunan itu berarti bimbingan (guidance). Adapun menurut Jear Book of Education: definisi bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social. Jadi, bimbingan tersebut pada hakikatnya adalah pemberian bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi konseli. Pemberian bantuan itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan disusun secara sistematis agar konseli dapat memahami dan menerima dirinya dan memiliki kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat (M. Solihin, 2004: 14-15). 2. Pengertian Konseling Seperti halnya dengan pengertian bimbingan (guidance), konseling juga merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu “counselling” yang artinya penyuluhan. Pada prinsipnya, konseling dilaksanakan secara individual, yaitu antar konseli dan konselor. Pemecahan masalah dalam proses konseling dilakukan dengan wawancara atau diskusi secara face to face. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya dengan cara wawancara atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu tersebut untuk mencapai kesejahteraan hidupnya (M. solihin, 2004: 15-16).



B. Hakikat dan Urgensi Bimbingan dan Konseling Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum atau ketentuan dan atas, namun yang lebih penting adalah



menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang



selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugastugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan moral-spiritual. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/Madrasah lainnya, orang tua konseli, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara enuh, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karir. Atas dasar itu , maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, social, belajar, dan karir atau terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiapiritual (biologis, psikis, social, dan spiritual). C. Hubungan antara Bimbingan , Konseling, dan Pendidikan Konseling lebih identik dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menggarap menolong individu yang mengalami kesulitan dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan bimbingan dalam pandangan ini dianggap sebagai identic dengan pendidikan. Pandangan lain berpendapat bahwa keduanya merupakan kegiatan integral, tak dapat dipisahkan dan selalu dirangkaikan. Konseling merupakan salah stau metode dari bimbingan. Dengan demikian, pengertian bimbingan lebih luas dari pada konseling. Oleh karena itu, konseling merupakan bimbingan, tetapi tidak semua bentuk bimbingan merupakan konseling. Dengan memperhatikan pendapat diatas, jelaslah bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yait dengan memberikan bantuan individual (face to face relationship). Bimbingan dan konseling mempunyai hubungan yang erat. Perbedaannya terletak di dalam tingkatannya (Pupuh Fathurrahman,2004:18-19).



D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Secara umum bimbingan dan konseling dalam keseluruhan bimbingan di lembaga pendidikan adalah membantu seluruh peserta didik melalui pelayanan (yang tertujukepada masing-masing) pribadi, agar mencapai tahap perkembangan optimal baik secara akademis, psikologis, maupun social. Secara akademis pelayanan ini bertujuan agar setiap peserta didik mencapai penyesuaian akademis secara memadai dan mencapai prestasi belajar secara optimal.



Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan : •



Memiliki pemahaman diri







Mengembangkan sifat positif







Membuat pilihan kegiatan secara sehat







Mampu menghargai orang lain







Memiliki rasa tanggung jawab







Mengembangkan keterampilan hubungan antara pribadi







Dapat menyelesaikan masalah







Dapat membuat keputusan secara baik.



E. Fungsi Bimbingan dan Konseling 1. Fungsi Pencegahan Fungsi ini bertujuan agar peserta didik terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. 2. Fungsi Penyaluran Yang dimaksud dari fungsi ini adalah untuk setiap peserta didik hendaknya mendapatkan kesempatan untuk mengembnagkan dirinya, sesuai dengan keadaannya masing-masing.



3. Fungsi Penyesuaian Yang dimaksud dari fungsi ini adalah pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antara peserta didik dengan lingkungannya. 4. Fungsi Perbaikan Meskipun programpencegahan, penyaluran dan penyesuaian telah dilaksanakan, namun peserta didik yang bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan dalam pelayanan berfungsi. Bantuan yang diberikan akan bergantung pada masalah yang dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya maupun bentuknya. 5. Fungsi Pengembangan Yang dimaksud fungsi ini adalah bimbingan dan konseling harus berfungsi membantu peserta didik agar dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal.



F. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga (keluarga), maupun masyarakat pada umumnya. Uraian G. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling •



Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu







Bimbingan bersifat individualisasi







Bimbingan menekankan hal yang positif







Bimbingan merupakan usaha bersama







Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan







Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.



H. Asas-asas Bimbingan dan Konseling 1. Asas Kerahasiaan Segala sesuatu yang dibicarakan konseli kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain. 2. Asas Kesukarelaan Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak terbimbing atau konseli, maupun dari pihak konselor. 3. Asas Keterbukaan Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik dari konseli dan konselor untuk kepentingan pemecahan masalah. 4. Asas Kekinian Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang mungkin akan dialami dimasa yang akan datang. 5. Asas Kemandirian Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.



6. Asas Kegiatan Usaha bimbingan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila konseli tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. 7. Asas Kedinamisan



Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri konseli yaitu perubahan tingkah laku kea rah yang lebih baik. 8. Asas Keterpaduan Pelayanan bibingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian konseli. 9. Asas Kenormatifan Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. 10. Asas Keahlian Usaha bimbingan dan konselingperlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik, dan alat yang memadai. 11. Asas Alih Tangan Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika konselor sudah mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada tugas atau badan yang lebih ahli. 12. Asas Tutwuri Handayani Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan konseli. I. Kedudukan Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Proses pendidikan dapat bersifat formal dan informal. Pendidikan formal lazimnya diberikan di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang bersifat formal, dan pendidikan informal yaitu yang diberikan dalam lingkungan dan lingkungan lain yang sifatnya informal.



BAB II LANDASAN-LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING •



Landasan Historis Secara umum, konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia melalui sejarah. Sejarah tentang “developing one’s potential” (pengembangan potensi individu) dapat ditelusuri dari masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan tentang upaya-upaya untuk mengembangkan



dan memperkuat individu melalui pendidikan,



sehingga mereka dapat mengisi peranan nya di masyarakat. Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kekuatan yang dapat distimulasi dan dibimbing kea rah tujuan-tujuan yang berguna, bermanfaat, atau menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. •



Landasan Filosofis Filsafat sebagai suatu “ usaha manusia untuk memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa makna hidup manusia di alam semesta ini”. Pembahsan tentang makna filsafat diatas kaitannya dengan layanan bimbingan dan konseling yaitu bahwa “Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filsafat tentang berbagai hal yang tersangkut paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam mengambil keputusan yang tepat.







Landasan Religius Bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok, yaitu : •



Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.







Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan







Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu/







Landasan Psikologis Di lingkungan pendidikan



yang menjadi sasaran layanan bimbingan dan



konseling adalah peserta didik. Peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses berkembang kearah pematangan. Agar perkembangan pribadi peserta didik itu dapat berlangsung dengan baik, dan terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis, maka mereka perlu diberikan bantuan yang sifatnya pribadi. Bantuan yang dapat memfasilitasi perkembangan peserta didik melalui pendekatan psikologis adalah layanan bimbingan dan konseling. •



Landasan Sosial Budaya Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keaadaannya, semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu. Jadi kebutuhan akan bimbingan itu timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat di mana individu itu hidup.







Landasan Ilmiah dan Teknologis Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelanksanaan kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan itu secara berkelanjutan.







Landasan Pedagogis



Pendidikan merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial. Dengan reproduksi sosial ini nilai-nilai budaya dan normanorma sosial yang melandasi kehidupan masyarakat itu diwujudkan dan dibina ketangguhannya. Karena itulah pendidikan dilakukan masyarakat untuk mendidik anggotanya. Kegiatan pendidikan ini meluas dilakukan disekolah dengan menggunakan alat bantu yang didukung dengan teknologi modern.



BAB IV KONSELI DAN KONSELOR DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konseli dalam Bimbingan dan Konseling Para konselor perlu memahami konsep psikologi sebagai landasan dalam konseling, dan mengkaji berbagai teori. Daya psikologis pada dasarnya merupakan satu daya atau kekuatan yang menggerakan individu untuk berbuat dalam menjalani tuntunan keseluruhan hidupnya. Dimensi pemenuhan kebutuhan merujuk pada kekuatan psikis yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup agar dapat mencapai kualitas kehidupan secara bermakna dan memberikan kebahagiaan. Makin banyak kekuatan psikis dalam dimensi ini, makin besar kemungkinan individu mampu memenuhi kebutuhan hidup agar lebih bermakna. Tugas konselor adalah memperkuat ketiga dimensi daya psikis sehingga saling terkait untuk kemudian memperkuat derajat fungsi daya psikis secara keseluruhan. 1. Pemenuhan Kebutuhan Makin banyak dicapai kebutuhan psikologis, orang akan makin kuat secara psikologis seperti halnya orang yang cukup gizi akan makin kuat fisiknya. Orang yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan akan menikmati fungsi-fungsi psikologis secara normal, terbebas dari stres dan gangguan-gangguan lainnya. sebaliknya orang yang pemenuhan kebutuhannya dalam derajat tidak memadai, cenderung akan banyak mengalami gangguan psikologis dan berada dalam rentangan fungsi psikologis yang tergolong distres atau abnormal. Beberapa macam kebutuhan yang terkait dengan konseling yaitu sebagai berikut:



a. Memberi dan menerima kasih sayang b. Kebebasan c. Memiliki kesenangan d. Menerima stimulasi e. Perasaan mencapai prestasi f. Memiliki harapan g. Memiliki ketenangan h. Memiliki tujuan hidup secara nyata 2. Kompetensi intra pribadi Kekuatan psikologis sangat dittentukan oleh seberapa jauh orang mengenal dan berhubungan dengan diri pribadi. Kompetensi intra pribadi adalah kecakapan yang dipelajari yang dapat membantu orang berhubungan secara baik dengan dirinya. Tujuan kompetensi intrapribadi adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemenuhan kebutuhan pribadi. Hubungan dengan orang lain mempunyai kesamaan dan keterkaitan, apabila orang mampu berhubungan dengan dirinya sendiri secara efektif, maka efektif pula dalam berhubungan dengan orang lain. sebaliknya kegagalan dalam berhubungan dengan diri sendiri, dapat menimbulkan kegagalan berhubungan dengan orang lain. 3. Kompetensi antar pribadi Kompetensi antar pribadi merupakan kecakapan yang dipelajari, yang memungkinkan orang berhubungan dengan orang lain dalam cara-cara saling memenuhi. Kompetensi antar pribadi melengkapi kompetensi intrapribadi karena keduanya dibutuhkan untuk pertumbuhan psikologis. Apabila orang dapat berhubungan dengan dirinya dan orang lain secara baik, maka ia akan mengalami pemenuhan kebutuhan secara fisik. Kompetensi intrapersonal bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan dirinya dengan dunia luar. Makin banyak jembatan maka makin kuat dirinya dan banyak kebutuhan yang



harus dipenuhi juga semakin banyak sumber-sumber psikologis yang akan dimiliki untuk berbagi dengan oranglain. Berikut ini dikemukakan beberapa kompetensi yang berkaitan dengan kurangnya kompetensi antar pribadi. a. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain b. Ketegasan diri c. Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain d. Menjadi diri yang bebas e. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain B. Konselor dalam Bimbingan dan Konseling Konselor dan penulis sependapat bahwa kepribadian seseorang konselor merupakan faktor yang paling penting dalam konseling. Kepribadian konselor merupakan titik tunpu yang berfungsi sebagai penyeimbang antara pengetahuan mengenai dinamika perilaku dan keterampilan. ketika titik tumpu ini kuat, pengetahuan dan keterampilan bekerja secara seimbang dengan kepribadian yang berpengaruh pada perubahan perilaku positif dalam konseling. Kepribadian konselor merupakan kunci yang berpengaruh dalam hubungan konseling, akan tetapi kepribadian konselor tidak dapat mengganti kekurangan pengetahuan tentang perilaku dan keterampilan. pembentukan kualitas kepribadian tidak sama dengan proses perolehan pengetahuan tentang perilaku dan keterampilan. Kualitas kepribadian berkembang dan perpaduan yang terjadi terus menerus antar genetika, konstitusi, pengaruh lingkungan, dan caracara unik orang dalam memadukan semua itu sehingga menjadi pribadi yang khas 1. Kualitas konselor Konselor mengetahui secara baik mengenai dirinya sendiri, apa yang dilakukan, mengapa melakukan itu, masalah yang dihadapi, pentingnya pengetahuan konselor tentang dirinya sendiri dengan alasan karena seorang konselor yang mengetahui dirinya sendiri dengan baik cenderung



mengetahui persepsi diri konsell yang sedang dibantu. Dengan demikian semakin besar kemampuan yang dimiliki semakin besar pula kemampuan untuk memahami konseli. Kompetensi sangat penting bagi seorang konselor karena konseli datang ke konseling untuk belajar dan mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai hidup yang lebih efektif dan bahagia. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki konselor maka semakin besar kemungkinan konselor dapat membantu konseli dengan baik secraa langsung maupun tidak langsung dalam memperoleh kompetensi hidup. Seorang konselor harus memiliki kesehatan psikologis karena kesehatan psikologis akan mendasari pemahaman perilaku dan keterampilan, dan akan memberikan dampak yang positif bagi konseli. konselor yang memiliki kekurangan kesehatan psikologisnya dapat menimbulkan kecemasan dalam diri konseli akibatnya konselor akan menjadi sumber masalah bagi konseli 2. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh konselor pemula. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh konselor pemula agar dapat berkembang menjadi konselor yang memiliki kompetensi antara lain : a. Kesehatan psikologis b. Tanggung Jawab konselor c. Kepedulian dan penerimaan BAB V BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN A. Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Pada dasarnya, bimbingan dan konseling terdri atas dua bentuk, yaitu: 1. Bimbingan konseling individual Bimbingan ini dilakukan secara perorangan. Teknik bimbingan individual lebih menjamin komunikasi dua arah antara pembimbing dan orang yang dibimbing.



2. Bimbingan konseling kelompok Bimbingan dan konseling ini dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Bimbingan dan konseling kelompok ini lebih menekankan pada komitmen kebersamaan dari masing-masing individu. Bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara sehingga data yang benar tentang orang yang dibimbing berikut persoalan-persoalan yang dihadapinya dapat ditemukan oleh pembimbing dan konseling (konselor). Teknik bimbingan dan konselingnya antara lain : a. Wawancara b. Observasi c. Angket atau daftar isian 3. Kesiapan untuk konseling Kesiapan merupakan suatu kondisi yang harus dipenuhi sebelum konseli membuat hubungan konseling. Kesiapan konseli untuk konseling ini ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya : a. Motivasi untuk memperoleh bantuan b. Pengetahuan konseli tentang konseling c. Kecakapan intelektual Beberapa hambatan yang sering dijumpai dalam mencapai kesiapan konseling adalah : a. Penolakan secara kultural b. Situasi fisik dalam konseling c. Pengalaman pertama dan konseling yang tidak menyenangkan 4. Metode penyiapan konseli Untuk mencapai kesiapan konseli dalam konseling, dapat ditempuh metoda-metoda sebagai berikut :



a.Melalui pembicaraan dengan berbagai pihak atau lembaga mengenai topik-topik masalah dan pelayanan konseling yang diberikan b. Menghubungi sumber-sumber referal misalnya organisasi sekolah, guru dan sebagainya c. Melalui proses pendidikan itu sendiri 5. Teknik-teknik hubungan Hubungan antara konselor dengan konseli merupakan inti proses konseling dan psikoterapi. Oleh karena itu para konselor hendaknya menguasai berbagai teknik dalam menciptakan hubungan diantaranya : a. Teknik Rapport Teknik Rapport mempunyai makna sebagai suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuan utama teknik rapport adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor dengan konseli, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap konseli dan masalahnya. Dalam teknik rapport ini akan tercipta suatu hubungan yang ditandai dengan saling mempercayai. b. Refleksi perasaan Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk katakata yang enak didengar dan sikap yang baik. Refleksi ini merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan dibuat dan sebelum pemberian informasi dan tahap interpretasi dimulai. c. Teknik-teknik penerimaan. Teknik penerimaan merupakan cara bagaimana konselor melakukan tindakan agar konseli merasa diterima dalam proses konseling. Dalam teknik penerimaan ada tiga unsur, yaitu : (1) Ekspresi muka (2) Tekanan suara (3) Jarak dan perawakan. d. Teknik Menstrukturkan



Teknik Menstrukturkan merupakan proses penetapan batasan oleh konselor tentang hakekat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya, dan hubungan tertentu pada khususnya. Menata struktur akan memberikan kerangka kerja atau orientasi terapi pada konseli. B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 1. Karakteristik bimbingan di sekolah dasar Karakteristik dan bimbingan konseling di sekolah dasar, tergambar bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar muncul sebagai konsekuensi logis dan karakteristik dan masalah perkembangan murid sekolah dasar itu sendiri. Karena itu, memahami karakteristik murid sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting di dalam perkembangan anak dan untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Begitu pula layanan bimbingan dan konseling akan terpusat pada pemberdayaan kualitas fungsi guru sebagai pembimbingnya. 2. Tujuan bimbingan dan konseling disekolah dasar Bimbingan konseling di sekolah dasar memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dan pendidikan selanjutnya. Selain itu konseling di sekolah dasar juga bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial, pribadi, pendidikan dan karir. 3. Bidang layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupannya dengan muatan materi motivasi, keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan pemecahan masalah , keaktifan dalam hubungan pribadi dan lain sebagainya. Dalam sistem perencanaan individual yaitu untuk membantu siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, mempersiapkan masa depan karir dan dunia kerja. 4. Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar



Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar, berbeda dengan pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah menengah. Perbedaan ini terutama berkaitan dengan personil bimbingan itu sendiri. Bila di sekolah menengah tersedia pembimbing atau konselor yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang bimbingan dan konseling, maka hampir sebagian besar sekolah dasar tidak memilikinya. Karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar lebih banyak menitik beratkan pada peran bimbingan yang di berikan oleh guru, terutama dalam proses belajar mengajarnya. Kepedulian guru untuk melaksanakan peran pembimbing dalam proses belajar mengajar, tidak hanya mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan dalam program bimbingan dan konseling di sekolah, melainkan berperan juga dalam mencapai keberhasilan program pendidikan pada umumnya, sebab keberhasilan belajar siswa akan memadai apabila dilandasi oleh keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajarya. 5. Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar Layanan bimbingan konseling di SD meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan atau penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Layanan orientasi di sekolah dasar ditunjukan untuk siswa baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan di sekolah lainnya yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan. Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuam dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi sehari-hari dan mengambil keputusan.. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan. C. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Lanjutan



Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada individu yang bermasalah, tetapi meliputi seluruh siswa. Adapaun program bimbingan harus berdiferensiasi, baik dari segi pendekatan, teknik, kegiatan, sumber, maupun pihak-pihak yang terlibat. Bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan ini bertujuan untuk mengembangkan keimanan, hubungan sosial sebagai siswa agar sesuai dengan norma masyarakat, yaitu mengetahui,memahami, menerima, mau dan mampu mengerjakan peran sosial pria atau wanita sesuai norma masyarakat. Bidang isi bimbingn dirumuskan de dalam tiga komponen utama, yaitu layanan bimbingan, layanan responsip dan layanan perencanaan individual. Selain bidang bimbingan dukungan sistem juga dapat mempengaruhi konseling di sekolah lanjutan. Dukungan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memanfaatkan, memelihara serta meningkatkan program bimbingan. D. Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi Pemberian layanan bimbingan mahasiswa di desak oleh banyaknya problema yang dihadapi oleh para mahasiswa dalam perkembangan studinya. Belajar di perguruan tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian, baik dalam pekalsanaan kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa untuk memilih dan menentukan program studi yang sesuai dengan bakat, minat, dan cita-citanya. Bimbingan mahasiswa merupakan usaha membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problema akademik, serta problema sosial-pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka. Bimbingan akademik ini bertujuan untuk pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi, potensi, dan karakteristik mahasiswa, membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan di perguruan tinggi, membantu mengatasi problema-problema sosial-pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mahasiswa.