Resume Film San Andreas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME FILM



Memberikan bantuan (pertolongan) kepada korban, para personel penyelamat (rescuer) diperlukan memiliki kemampuan penyelamatan. Kemampuan ini secara dasarnya adalah sama, namun secara khusus kemampuan tersebut akan berkaitan dengan jenis dari penyelamatan itu sendiri. Penyelamatan pertolongan dapat dilakukan kepada seseorang ataupun kelompok yang mengalami kecelakaan ataupun karena bencana alam. Banyaknya kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh faktor human error (kurangnya kehati-hatian dalam melakukan aktifitas) terlebih dalam aktifitas yang memiliki resiko dan membutuhkan perhatian tinggi. Kecelakaan bisa terjadi kepada siapa saja termasuk orang yang berpengalaman apalagi yang tidak memiliki pengalaman. Selain diakibatkan karena faktor individu yang mengakibatkan kecelakaan, bisa juga disebabkan karena bencana alam. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau searngkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 1. Tahapan dan kegiatan dalam manajeman bencana yaitu sebagai berikut. a. Pra bencana Pada tahap pra bencana ini melipti dua keadaan yaitu. 1) Situasi tidak terjadi bencana Situasi ini merupakan kondisi suatu wilayah berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode waktu tertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi. a) Perencanaa penanggulangan bencana. b) Pengurangan risiko bencana. c) Pencegahan d) Pemanduan dalam perencanaan pembangunan e) Persyaratan analisis risiko bencana f) Pelaksaan dan penegakan rencana tata ruang. g) Pendidikan dan pelatihan, dan h) Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.



2) Situasi terdapat potensi bencana a) Kesiapsiagaan b) Peringatan dini c) Mitigasi bencana b. Tanggap darurat Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi. 1) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya dilakukan untuk mengidenfikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakn prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan, dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan. 2) Penentuan status keadaan darurat bencana. Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala bencana. 3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan darurat, dan atau evakuasi korban. 4) Pemenuhan kebutuhan dasar. 5) Perlindungan terhadap kelompok rentan 6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital c. Pasca bencana Penyelengaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana meliputi. 1) Rehabilitasi Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi. 2) Rekonstruksi Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.



2. Pertolongan pertama pada korban bencana Triage  adalah tindakan mengkategorikan pasien menurut kebutuhan perawatan dengan memprioritaskan mereka yang paling perlu didahulukan. Paling sering terjadi di ruang gawat darurat, namun triage juga dapat terjadi dalam pengaturan perawatan kesehatan di tempat lain di mana pasien diklasifikasikan menurut keparahan kondisinya. Tindakan ini dirancang untuk memaksimalkan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya tenaga medis dan fasilitas yang terbatas. Triage dapat dilakukan di lapangan maupun didalam rumah sakit. Proses triage meliputi tahap pra-hospital/lapangan dan hospital atau pusat pelayana kesehatan lainnya. Triage lapangan harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai terus menerus karena status triage pasien dapat berubah. Metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori : a. Merah Merah merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan  pernapasan, perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol,  penurunan status mental, dan membutuhakan pertolongan segera seperti RJP, pemberian cairan melalui IV line, menghentikan perdarahan. b. Kuning Kuning merupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau kerusakan alat gerak, patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan, cedera punggung. c. Hijau Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai ‘Walking Wounded” atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri, tidak membutuhkan stabilisasi segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas serta gawat darurat psikologis). d. Hitam Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan. Pada film San Andreas, pada manajeman bencana yaitu adanya peringatan dini berupa sirine peringatan tsunami, dan triage yang dialami korban pada film yaitu triage merah. Pada film penolong sudah melakukan tindakan pertolongan pertama



pada korban sesuai dengan jenis triage yaitu dengan melakukan RJP kepada pasien sehingga pasien pada film dapat diselamatkan.



Selain itu Ada beberapa macam tindakan penyelamatan atau pertolongan kepada korban yang mengalami kecelakaan maupun karena bencana alam yaitu sebagai berikut. 1. Teknik Vertical Rescue Penyelamatan vertical rescue adalah teknik evakuasi (memindahkan ke lokasi yang lebih aman) obyek (baik barang maupun manusia atau korban) dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi ataupun sebaliknya, pada medan yang curam atau vertical baik kering maupun basah. Vertical rescue merupakan salah satu bentuk kegiatan teknis penyelamatan korban yang paling berbahaya. Tingkatan pelatihan, kerjasama tim dan komitmen individu merupakan hal yang terpenting yang diperlukan untuk pemulihan korban yang terjebak dalam lingkungan vertikal. Dalam penyelamatan vertical rescue diperlukan alat-alat untuk melakukan penyelamatan seperti safety helmet, safety glasses, gloves, sepatu, pakaian, harness yang berfungsi sebagai dudukan atau tambatan tubuh, atau alat yang digunakan sebagai pendukung keselamatan saat bekerja atau beraktifitas di ketinggian, rescue rope, carabiner atau cincin kait adalah metal pengunci yang berfungsi sebagai penghubung antar peralatan. Ada 3 teknik Evakuasi yang dilakukan dalam vertical rescue yaitu sebagai berikut. a. Hauling Hauling adalah teknik vertical rescue evacuation yang dilakukan dengan cara memindahkan obyek atau korban dari posisinya ke titik atau tempat yang lebih tinggi. Proses pemindahan ini dilakukan dengan menggunakan sistem yang dikenal dengan nama hauling system sebagai upaya untuk mengurangi berat obyek atau korban saat dilakukan penarikkan ke atas. Obyek atau korban dapat dinaikkan dengan atau tanpa menggunakan stretcher (tandu). b. Lowering Lowering adalah kebalikan dari hauling. Teknik ini dilakukan dengan cara menurunkan obyek atau korban ke titik atau tempat yang lebih rendah di bawahnya. Sama seperti hauling, dalam penyelamatan obyek atau korban dapat diturunkan dengan atau tanpa menggunakan stretcher (tandu). c. Suspension



Suspension adalah teknik pemindahan obyek atau korban dengan cara diseberangkan baik ke titik atau tempat yang lebih tinggi, sejajar, maupun lebih rendah dari posisi obyek atau korban berada. Teknik ini merupakan alternatif terakhir mengingat penggunaan teknik ini akan memakan waktu cukup lama dan peralatan yang digunakan juga relatif lebih kompleks. Dalam penolongan atau penyelamatan dalam film San Andreas, teknik ataupun alat yang digunakan penolong sudah sesuai dengan teori. Teknik yang digunakan dalam film yaitu hauling karena penolong memindahkan korban korban dari posisinya ke titik atau tempat yang lebih tinggi dan korban dinaikkan tanpa menggunakan stretcher (tandu). Serta penolong sudah mengunakan alat ataupun peralatan yang sesuai dengan teori. 2. Water Rescue Water Rescue merupakan salah satu teknik pertolongan yang dilakukan di air atau suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jika manusia dan segala sesuatu yang berharga berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan di air. Dalam penyelamatan teknik water rescue langkah-langkah dasar yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut. a. Perhitungan dan pertimbangan Kemampuan penolong untuk memilih



dan menentukan kemampuan



dan



keterampilan yang dimiliki, serta  metode yang harus dilakukan. Penolong akan lebih mudah memilih prosedur pertolongna yang paling cepat dengan resiko yang sangat kecil. b. Pengetahuan Banyak bahaya-bahaya di air, pengetahuan ini sangat perlu karena dapat diterapkan setiap langkah usaha pertolongan. c. Keahlian seorang petugas Di dalam air, seorang petugas harus mempunyai keahlian pada semua aspek pertolongan. Perlengkapan yang diperlukan dalam penyelamatan teknik water rescue yaitu sebagai berikut. a. Perahu



Perahu yang digunakan harus perahu yang aman dan mudah dikendalikan. Jenisjenis perahu yang digunakan saat penyelamatan yaitu perahu karet, landing craft rubber (LCR), river boat, kayak. b. Helm Penutup kepala berguna untuk melindungi kepala bagian kening, pelipis, telinga, dan kepala bagian belakang. c. Jaket pelampung Berguna untuk mengapungkan tubuh, melindungi tubuh dari dingin dan bagian tubuh yang penting. d. Peluit Digunakan untuk membantu pemberitahuan kode bahaya tertentu. Metode pertolongan korban menggunakan teknik water rescue yaitu sebagai berikut. a. Reach Pertolongan yang dilakukan dari pinggir lokasi kejadian (kolam, sungai, danau) dengan cara meraih korban karena posisinya dipinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain. b. Throw Throw merupakan lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman. c. Row Metode row dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach atau throw. d. Tow atau carry Tow atau carry merupakan metode paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban. Dalam film San Adreas, perlengkapan yang digunakan dalam penyelamatan hanya perahu jenis river boat, dan teknik yang digunakan dalam penyelamatan yaitu teknik tow atau carry karena posisi korban yang berada di dalam gedung yang tidak memungkinkan perahu untuk mendekati korban. Maka penolong harus kontak langsung dengan korban.



IMPLIKASI KEPERAWATAN Sebagai tenaga kesehatan, perawat harus mampu menjadi tenaga kesehatan yang tanggap dalam hal penanggulangan bencana baik sebelum terjadinya bencana ataupun pasca bencana. Peran perawat sebelum terjadi bencana yaitu berupa memberikan edukasi dan simulasi bencana kepada masyarakat guna untuk meminimalkan korban pada saat bencana terjadi. Serta perawat harus paham dan mengerti jenis triage berdasarkan jenis pasien yang gunanya untuk memberikan tindakan segera dan mengurangi kematian pada korban bencana. Selain itu seorang perawat harus mengikuti pelatihan pertolongan pertama, tujuannya agar perawat lebih paham dan terlatih mengenai teknik-teknik pertolongan kepada korban yang mengalami kecelakaan ataupun bencana alam.



KESIMPULAN Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Manajemen bencana di mulai dari tahap prabecana, tahap tanggap darurat, dan tahap pascabencana. Pertolongan pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk meminimalkan kerugian dan korban jiwa. Pertolongan pertama pada keadaan bencana menggunakan prinsip triage, dan penyelamatan korban bisa menggunakan teknik vertical recue, dan water rescue.



DAFTAR PUSTAKA



Hartuti, Rine, Evi. 2009.Buku Pintar Gempa.Yogyakarta : DIVA Press. Nurjannah, dkk. 2011. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta Ramli, Soehatman. Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster Management). Jakarta : PT.Dian Rakyat, 2011



RESUME FILM SAN ANDREAS



OLEH : LUH PUTU AYU MAHENDRA YANTI A13.02/16130087



PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2019