Resume Instek SOD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI



SALPINGO OOFOREKTOMI DEXTRA (SOD) DENGAN DIAGNOSA CYSTOMA OVARII DI OK 6 (GINEKOLOGI)



Oleh :



RAMLAN SUDMA HASTRA YUDA, Amd.Kep.



INSTALASI BEDAH SENTRAL RSSA MALANG Tahun 2013 1



RESUME TEHNIK INSTRUMENTASI SOD Di OK 6 (GINEKOLOGI) RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG PADA PASIEN Ny.M / 58 th DENGAN DIAGNOSA CYSTOMA OVARII DEXTRA



A. Diagnosa : Cystoma Ovarii Dextra B. Tindakan : Salpingo Oophorectomy Dextra (SOD) ` C. Pengertian Salpingo oophorectomy adalah pengangkatan ovarium dan tuba falloppi pada salah satu sisi (kanan/kiri saja) yang disebabkan adanya kista ovarium, kanker, atau untuk mencegah berkembangnya kanker ovarium. Apabila pengangkatan tuba faloppi dan ovarium pada kedua sisi (kanan/kiri) maka disebut bilateral salpingo oophorectomy). Dalam tindakannya, sampel kista tersebut akan diperiksa pada patologi anatomi untuk menentukan keganasannya yang disebut vries coupe (VC) dengan tindakan pembedahan berupa SOVC (Salpingo oophorectomy vries coupe) .Jika jinak akan dilakukan pengangkatan ovarium dan tuba. Apabila didapat keganasan, akan dilakukan tindakan Surgirel Staging yang meliputi Total Abdominal Histerektomy Bilateral Salpingo Ooforektomy (TAH BSO) Omentektomy, Apendiktomy untuk mencegah adanya metastase ke organ lain.



Tekhnik Instrumentasi SOD adalah suatu tekhnik manajemen Instrumen selama tindakan SOD yang di awali dengan SOVC. D. Alur Tindakan Ganas



Surgirel Staging (TAH BSO, Omentektomy,



Apendiktomy) SOVC



Vries Coupe



SOD Jinak



SOS BSO



2



E. Tujuan



:



1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrument. 2. Memperlancar handling instrument. 3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi.



F. Persiapan : 1. Persiapan pasien a.



Puasa.



b.



Menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu.



c.



Pasien dalam kondisi bersih, daerah Operasi terbebas dari rambut, serta memakai pakaian khusus kamar operasi.



d.



Pasien telah memberikan Informed consent dan mendapatkan pendidikan kesehatan post. operasi



e.



Lavement.



2. Persiapan Lingkungan a. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, couter, lampu operasi, meja operasi, meja mayo dan meja instrumen. b. Memberikan perlak pada meja operasi dan diberi duk dan dilapisi dengan underpad. c. Mempersiapkan linen steril dan instrumen yang akan digunakan. d. Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah dijangkau.. 3. Persiapan Alat dan bahan a. Persiapan Alat tidak Steril 1.



Meja Operasi



1



2.



Lampu Operasi



1



3.



Plat Diatermi



1



4.



Mesin Couter



1



5.



Mesin Suction



1



6.



Meja instrumen



1



7.



Meja Mayo



1



8.



Standar infus



1



9.



Standar Waskom



1



10. Tempat sampah medis



1



11. Duk panjang meja operasi



1



3



12. Schort



4



b. Persiapan Alat Steril 1.



Meja Instrumen  Duk besar



2



 Duk sedang



2



 Duk kecil



2



 Sarung meja mayo



1



 Handuk steril



5



 Baju operasi steril



5



 Kabel couter



1



 Selang dan kanul Suction



1



 Bengkok



1



 Kom besaR + NS



1



2.



Meja mayo







Duk (towel) klem







Desinfeksi klem (washing and dressing forceps)



1







Pinset chirurgis



2







Pinset anatomis



2







Pinset manis



1







Gunting Metzembaum



1







Gunting kasar



1







Gunting benang



1







Handle mess no. 4 :



1







Klem pean bengkok sedang



2







Klem pean bengkok besar



4







Klem khocker sedang



2







Klem pean cantik



1







Klem peritonium



4







Nald foeder



2







Ring klem



4







Langen back



1







Retraktor Richarsond Eastman



1







Haak dalam



1







Cucing berisi betadin



1







Bengkok



1







Jarum round besar/sedang/cutting kecil



5



1/1/1



4



c. Bahan Habis Pakai  Sarung tangan sesuai ukuran



4



 Mess No. 22



1



 NS 0,9% 1000cc



2



 Big Kass



5



 Deppers



40



 Kassa kecil



10



 Betadin cair 50cc



1



 Sufratule



1



 Hypafix 30 cm x 15 cm



1



 Savlon 4 – 50 cc



1



 Spongostan



2



 Catgut plain 1-0/2-0



(1/1)



 Safil 1 / Safil 0



(1/1)



 Monosyn 2.0  Spuit 10cc/50 cc



1 1/1



 Underpad



2



 Foly Kateter no. 16



1



 Urobag



`1



 Zide 2 .0



1



D. Teknik Intrumentasi : 1. Pasien datang ke OK, melakukan sign in yang meliputi : 



Identitas pasien







Apakah pasien sudah tahu dengan tindakan yang akan dilakukan







Persetujuan tindakan







Penandaan area operasi







Riwayat alergi



Pada perawat anestesi ditanyakan tentang :  Persiapan mesin dan obat anastesi  Fungsi pulse oksimetri  Faktor penyulit  Resiko pendarahan dan penanganannya 5



2. Instrument melakukan scrubbing ( cuci tangan), gowning (memakai gaun) dan gloving (memakai handscoon), kemudian membantu operator dan asisten menggunakan handuk, gown, dan handscoon. 3. Perawat sirkuler memasang kateter dan melakukan disinfeksi pada lapang operasi kemudian dikeringkan dengan duk steril 4. Perawat instrumen memberikan disinfeksi klem dan bengkok yang berisi kasa dan cucing berisi betadin dan kassa pada asisten untuk melakukan antisepsis . 5. Dilakukan drapping dengan menggunakan underpad steril di atas simpisi, 2 duk besar untuk menutup bagian atas dan bawah serta 2 duk sedang untuk samping kiri dan kanan. Dan berikan duk klem untuk memfiksasi tiap sudutnya. Berikan duk kecil diatas simpisis. 6. Lalu pasang kabel couter dan slang suction, ikat dengan kasa lalu fiksasi dengan doek klem. Cek fungsi kelayakan alat lalu dekat meja mayo dan meja instrument 7. Time out dipimpin oleh perawat sirkuler dilanjutkan berdoa yang dipimpin oleh operator. 8. Instrument memberikan pincet chirugis untuk marker daerah insisi dan memastikan pasien sudah tidak merasakan sakit. 9. Lalu berikan headle mess no 4 dengan mess no 22 untuk insisi, dan pinset chirurgis untuk mengatasi pendarahan sedangkan assiten diberikan kassa dan mosquito(klem pean) untuk mengatasi pendarahan.juga dapat dengan menggunakan haemostatic pada couter. 10. Insisi fat dengan menggunakan cauter. Sampai terlihat , facia di insisi ± 1-2 cm. 11. Berikan pincet chirugis dan gunting kasar kepada operator dan berikan satu lagi pincet chirugis kepada assiten untuk mengangkat faciascia ( dapat pula menggunakan kocher). Berikan langen back untuk memperlebar lapang pandang. 12. Otot dibuka secara tumpul dengan menggunakan kepala pincet 13. Membuka peritoneum, semua kassa dan intrumen kecil di singkirkan dari dareah lapang operasi, berikan pada operator 1 pinset anatomis dan gunting matzembaum untuk membuka peritoneum. Berikan big kass basah pada asisten untuk merawat perdarahan. 14. Untuk memperlebar lapang pandang, berikan retraktor Richarson pada operator 15. Rongga abdomen terbuka, berikan spuit 50 cc untuk aspirasi cairan untuk pemeriksaan sitologi ( cairan peritonium ) atau dengan memasukkan NS 0,9% 50 cc pada peritonium dan mengaspirasi kembali kemudian berikan big kass basah untuk melindungi usus. 16. Selanjutnya operator melakukan explorasi, didapatkan:  Kista ovarium dextra diameter  15 cm, konsistensi kenyal. Kemudian observasi adanya perlengketan. Didapatkan sedikit perlengketan pada omentum. Dilakukan pemisahan dengan memberikan NS 0,9% hangat, instrumen melakukan suction. Diberikan hak dalam untuk memperluas lapang operasi. 17. Masih terjadi perlengketan, berikan gunting metzembaum dan pinset anatomis untuk memisahkan perlengketan.



6



18. Kista pecah, keluar cairan coklat. Lakukan suction. Diputuskan untuk dilakukan ooforektomy. 19. Setelah dapat dipisahkan dari perlengketan, berikan pada operator 2 klem pean panjang dan gunting kasar untuk memotong tuba faloppi di antara dua klem. 20. Berikan naldfoeder benang safil no. 0 untuk jaringan yang ditinggal. Berikan klem pean sedang untuk memfiksasi ujubg benang. Rawat pendarahan dengan couter. 21. Setelah kista terlepas berikan pada perawat sirkulasi untuk dilakukan pemeriksaan vries coupe. Hasil vries coupe tidak ganas, diputuskan untuk meneutup abdomen. 22. Keluarkan big kass dan berikan NaCl 0,9% hangat untuk mencuci abdomen. Memberikan steel depers dan berikan suction, dipatkan lesi pada daeerah sigmoid. Rawat dengan couter dan observasi sampai perdarahan berhenti. 23. Setelah dicuci kembali dan tidak didapatkan perdarahan, perawat instrumen menghitung jumlah kasa dan instrumen yang digunakan. 24. Perawat sirkuler melakukan sign out. 25. Setelah selesai operator menutup rongga abdomen lapis demi lapis. Menutup peritoneum, berikan 4 peritoneum klem untuk menjepit peritoneum atas, bawah , kanan dan kiri , dan berikan pinset anatomis. Jahit dengan catgut plain no 1 jarum round sedang. Kemudian angkat klem peritonium. 26. Muskulus dijahit dengan catgut plain 2-0 jarum round kecil. Berikan pinset cirugis untuk memegang jaringan. Berikan depress untuk memperjelas daerah yang akan dijahit. 27. Berikan klem kocher untuk mengangkat fasia pada ujung kanan kiri. Fasia dijahit dengan vicryl / safil no. 1 dan pinset chirugis. Potong benang dengan gunting benang atau gunting kasar. 28. Jahit fat dengan catgut plain 2-0 jarum cutting. Berikan pinset cirugis pada operator dan pean pada asisten untuk memegang ujung benang.potong benang dengan gunting benang atau gunting kasar. 29. Jahit kulit dengan monosyn 2-0 berikan pinset chirurrgis dan gunting benang atau gunting kasar untuk memotong benang, rapikan jahitan luar dengan menggunakan pinset chirugis. 30. Luka dibersihkan dengan kasa basah, kasa kering, tutup dengan sufratule dan kasa kering, tutup dengan hipafix 31. Operasi selesai,pasien dirapikan, alat-alat dibereskan



Malang, 6 September 2013 Pembimbing OK 6



7



(____________________________)



8