Resume Jurnal Knee Chest Position & Squating Position Kep Anak II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME JURNAL KNEE CHEST POSITION DAN SQUATING POSITION Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II Dosen Pengampu : Ghulam Ahmad, S.Kp., M.Kep



Disusun Oleh : Nurul Halimah (C1AA20073)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI 2022



A. KNEE CHEST POSITION NO



KETERANGAN



PEMBAHASAN



1.



Topik



PENGARUH KNEE TO CHEST DAN PELVIC TILTING EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG BAWAH



PADA



PEKERJA



ADMINISTRASI



DALAM



AKTIVITAS DUDUK LAMA 2.



Peneliti



Ifa Gerhanawati



3.



Tahun



2021



4.



Hasil



Uji bebas kelompok 1 Inclinometer (p=0,007) MST (p=0,007), kelompok 2 Inclinometer (p=0,017) MST (p=0,002), kelompok 3 Inclinometer (p=0,000) MST (p=0,005), uji beda antar kelompok K1-K2 Inclinometer (p=0,516) MST (p=0,600), K1K3



Inclinometer



(p=0,011)



MST



(p=0,056),



K2-K3



Inclinometer (p=0,003) MST (P=0,014) 5.



Kesimpulan



Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh pelvic tilting exercise pada fleksibilitas otot punggung bawah pada pekerja administrasi akibat aktivitas dengan posisi duduk lama. 2. Terdapat pengaruh knee to chest exercise pada fleksibilitas otot punggung bawah pada pekerja administrasi akibat aktivitas dengan posisi duduk lama. 3. Terdapat pengaruh knee to chest exercise dan pelvic tilting exercise pada fleksibilitas otot punggung bawah pada pekerja administrasi akibat aktivitas dengan posisi duduk lama



N



KETERANGAN



PEMBAHASAN



Topik



Penanganan Perioperatif Pasien Dengan TOF dan Kardiomiopati



O 1.



Dilatatif Disertai Multiple Thrombus di Semua Ruang Jantung 2.



Peneliti



Fajar Perdhana, Prieta Adriane



3.



Tahun



2017



4.



Hasil



Tetrallogy of Fallot (TOF) dijumpai pada 10 % kasus penyakit jantung kongenital, TOF adalah bentuk paling umum dari penyakit jantung sianotik. Dokter Prancis Etienne Fallot, 1888, pertama kali mempublikasikan deskripsi kelainan klinik dan anatomik secara komprehensif, berdasarkan sejumlah penelitian postmortem. TOF ditandai dengan adanya Ventricular Septal Defect (VSD), Overriding aorta, right ventricular hypertrophy, stenosis pulmonal (infundibular atau subvalvular, valvular, supravalvular atau kombinasi). Terjadinya episode hipoksia pada pasien TOF dapat mengancam jiwa. Spell lebih sering terjadi pada pasien sianosis dengan frekuensi puncak spell usia antara 23 bulan. Timbulnya spell biasanya memerlukan intervensi bedah segera. Hiperpnea paroksismal adalah gejala awal. Ada peningkatan laju dan kedalaman respirasi, yang mengarah ke peningkatan sianosis dan potensi sinkop, kejang atau kematian. Selama spell, bayi akan tampak pucat dan lemas akibat aliran darah jantung yang berkurang. Hiperpnea meningkatkan konsumsi oksigen melalui peningkatan kerja pernapasan. Hipoksia menginduksi penurunan systemic vascular resistance (SVR), yang selanjutnya meningkatkan R-L shunt Terapi pada spell meliputi : Kompresi arteri femoralis atau menempatkan pasien dalam kneechest position meningkatkan systemic vascular resistance (SVR) dan mengurangi R-L shunt.



5.



Kesimpulan



Kompresi manual atau menempatkan pasien dalam kneechest position sangat efektif untuk pasien dalam pembiusan. Setelah



dada terbuka, ahli bedah dapat mengkompresi aorta asending untuk meningkatkan impedansi ejeksi LV



NO



KETERANGAN



PEMBAHASAN



1.



Topik



PENGARUH POSISI KNEE CHEST TERHADAP KEJADIAN SPELL HIPOKSIK PADA TODLER DENGAN TETRALOGY OF FALLOT DI RUANG RAWAT ANAK RS JANTUNG HARAPAN KITA



2.



Peneliti



Yeni Poernamasari



3.



Tahun



2012



4.



Hasil



Hasil analisis pada penelitian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap saturasi oksigen antara pemberian posisi knee chest pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan posisi knee chest dapat mengurangi aliran pirau dari kanan ke kiri sehingga mengurangi aliran balik vena sistemik dan dapat meningkatkan sistemic vascular resistence yang berakibat aliran darah ke paru bartambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat, sehingga saturasi darah arterial pun meningkat, lalu terjadi juga peningkatan saturasi oksigen di perifer hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Park MK (2007) bahwa pemberian posisi knee chest dapat memutus mata rantai dari sirkulus vitious yaitu terjadi peningkatan systemic vascular resistence sehingga menyebabkan penurunan dari systemic venous return sehingga shunt dari kanan ke kiri berkurang yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan O2 dan penurunan tekanan CO2 di arteri pulmonalis (PaO2). Hasil ini juga sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Li et all (2009) diadopsi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jean-Cristhope Philip (2000) yang menyatakan bahwa pemberian posisi knee chest yang di adopsi dari posisi squating pada penderita TOF yang mengalami spell hipoksik dapat meningkatkan saturasi oksigen arteri sebanyak 5 % dengan p value 0,001. Adapun bentuk intervensi yang dilakukan oleh Li et all (2009) adalah pemberian posisi knee chest selama 30 menit dengan masa pengamatan saturasi oksigen selama 10 menit dibandingkan dengan posisi supine pada klien dengan TOF yang mengalami spell hipoksik. Hasil analisis yang lain adalah membandingkan frekuensi napas dengan



pemberian posisi knee chest pada anak usia todler, hasil yang didapatkan adalah ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi napas dengan pemberian pemberian posisi knee chest dengan nilai p value sebesar 0,000 dan 0,000. Hasil analisis berikutnya yaitu membandingkan frekuensi nadi dengan pemberian posisi knee chest pada anak usia todler dengan TOF yang mengalami spell hipoksik, hasil yang didapat yaitu ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi nadi dengan pemberian posisi knee chest dengan p value sebesar 0,001 dan 0,000. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maynard, Bignall dan Kotchen (2000) yang melakukan penelitian pada bayi dengan TOF yang mengalami spell hipoksik dilakukan posisi knee chest jika dibandingkan dengan posisi supine nilai rata-ratanya yaitu 161,94 kali/menit pada posisi knee chest menjadi 157,51 kali/menit pada posisi supine. 5.



Kesimpulan



1. Mayoritas anak usia todler dengan TOF yang mengalami spell hipoksik berjenis kelamin laki-laki dengan rerata usia 24 sampai 35 bulan. 2. Nilai saturasi oksigen pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sifatnya setara, hal ini memudahkan dalam menentukan hipotesa yang didapatkan karena perbedaan perlakuan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol sehingga dapat ditentukan pengaruh atau tidaknya intervensi yang dilakukan pada kelompok intervensi. 3. Frekuensi napas pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol juga sifatnya setara yang juga akan mempermudah penegakkan hipotesa jika dikaitkan dengan intervensi yang dilakukan. 4. Pada Frekuensi nadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol juga mempunyai sifatnya yang setara sehingga mempermudah penegakkan



hipotesa jika dikaitkan dengan intervensi yang dilakukan. 5. Terdapat perbedaan yang signifikan saturasi oksigen pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value < alpha. Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian posisi knee chest pada klien dengan TOF yang mengalami spell hipoksik efektif mempengaruhi saturasi oksigen. 6. Pemberian posisi kneee chest dalam penelitian ini memberikan perbedaan yang signifikan terhadap frekuensi nafas terbukti p value < alpha. Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian posisi knee chest pada klien dengan TOF yang mengalami spell hipoksik efektif mempengaruhi frekuensi nafas. 7. Untuk frekuensi nadi terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value < alpha. Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian posisi knee chest pada klien dengan TOF yang mengalami spell hipoksik efektif mempengaruhi frekuensi nadi.



B. SQUATING POSITION NO



KETERANGAN



PEMBAHASAN



1.



Topik



ORAL AND DENTAL MANAGEMENT IN CHILDREN WITH TETRALOGY OF FALLOT



2.



Peneliti



Welly Anggarani, Sandy Christiono, Prima Agusmawanti



3.



Tahun



2021



4.



Hasil



Penyakit jantung kongenital merupakan kelainan struktural atau



susunan



jantung



dan



pembuluh



darah



besar



intratoraks, yang berpotensi atau secara nyata memberikan pengaruh fungsional yang signifikan, mungkin sudah terdapat sejak lahir. Tetralogy of Fallot (ToF) merupakan penyakit jantung kongenital sianotik yang paling banyak ditemukan, yakni lebih kurang 10% dari seluruh kejadian penyakit jantung congenital pada anakanak. Tetralogy of fallot memiliki empat kelainan khas, yaitu ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, stenosis pulmonal, serta hipertrofi ventrikel kanan. Kelainan yang menentukan derajat beratnya penyakit, adalah stenosis pulmonal, yang bervariasi dari sangat ringan hingga berupa atresia pulmonal. Salah satu manifestasi yang penting pada ToF adalah terjadinya serangan sianotik (cyanotic spells, hypoxic spells, paroxysmal hyperpnea) yang ditandai oleh timbulnya sesak napas mendadak, napas cepat dan dalam, sianosis bertambah, lemas, bahkan dapat pula disertai kejang atau sinkop. Serangan tersebut dapat berlangsung selama beberapa menit hingga jam, sehingga hipoksemia dapat berujung pada kerusakan sel – sel otak. Serangan yang hebat dapat berakhir dengan koma, bahkan kematian. Anak dengan ToF biasanya belajar untuk meringankan gejala yang dialaminya dengan posisi jongkok (squatting position) setelah berjalan beberapa lama, anak akan



berjongkok untuk beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali. Hal ini terjadi sebagai mekanisme kompensasi. 5.



Kesimpulan



Posisi jongkok (squatting position) dapat menyebabkan peningkatan



resistensi



sistemik



vaskular



dengan



melekukkan arteri femoralis, sehingga menurunkan pirau kanan ke kiri dan meningkatkan aliran darah ke paru



DAFTAR PUSTAKA Gerhanawati, I. (2021) PENGARUH KNEE TO CHEST DAN PELVIC TILTING EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA ADMINISTRASI DALAM AKTIVITAS DUDUK LAMA Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2 Anggarani, Welly, Sandy Christiono, and Prima Agusmawanti. 2021. “Oral and Dental Management in Children With Tetralogy of Fallot : A Literature Review.” ODONTO : Dental Journal 8 (1): 108. https://doi.org/10.30659/odj.8.1.108-113. Hasyim, Djatun, Ratno Samodro, Himawan Sasongko, and Ery Leksana. 2012. “Jurnal Anestesiologi Indonesia.” Jurnal Anestesi 5 (2): 22–33 Poenamasari, Y. (2012) PENGARUH POSISI KNEE CHEST TERHADAP KEJADIAN SPELL HIPOKSIK PADA TODLER DENGAN TETRALOGY OF FALLOT DI RUANG RAWAT ANAK RS JANTUNG HARAPAN KITA Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, FIK UMJ, Jl. Cempaka Putih Jakarta Pusat 10510