Resume Komunikasi Efektif Pada Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME KOMUNIKASI EFEKTIF PADA LANSIA



Oleh Artika Wulandari (1801100510)



Kelas: Arcturus / Progsus Prima Husada



PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KENDEDES MALANG JL. R. PANJI SUROSO NO. 6 MALANG TAHUN 2020



RESUME KOMUNIKASI EFEKTIF PADA LANSIA



Dalam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan faktor fisik, psikologi, (lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang tepat. 1.



KARAKTERISTIK LANSIA Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengelompokan usia lanjut menjadi empat macam meliputi: 1) Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 samapai 59 tahun 2) Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60 samapai 70 tahun 3) Usia lanjut usai (old) kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun 4) Usaia tua (veryold)kelompk usia di atas 90 tahun



2.



STRATEGI KOMUNIKASI EFKTIF PADA LANSIA Strategi komunikasi pada lansia pada lansia harus menggunakan beberapa pendekatan: 1) Pendekatan fisik 2) Pendekatan psikis 3) Pendekatan sosial 4) Pendekatan spiritual Komuikasi Verbal dan Non Verbal Komunikasi verbal dan non verbal yang digunakan untuk berkomunikasi dengan lansia antara lain : 1) Saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan sapaan hormat dan nama panggilan lengkap. 2) Gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasikan non verbal. 3) Menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusikan hanya satu topik.



4) Dimulailah dengan pertanyaan yang sederhana dan gunakan bahasa yang sering digunakan oleh klien secara singkat dan terstruktur. 5) Gunakan pertanyaan terbuka – tertutup dan ciptakan suasana yang nyaman. 6) Klarifikasi pesan secara periodik, validasikan apakah klien sudah mengerti dengan maksud perawat. 7) Pertahankan kontak mata, tingkatkan perhatian, dan mendorong untuk memberi informasi yang jelas. 8) Bersikaplah empati, jaga selalu privasi klien. 9) Mintalah izin sebelum menanyakan status mental, memori dan kemampuan yang lain. 10) Tuliskan perintah atau hal – hal penting untuk diingat. 3.



TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA 1) Teknik asertif Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan etika berkomunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.  2) Responsif   Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera menanyakan atau klarifikasi tentang perubahan tersebut, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, "Apa yang sedang Bapak/Ibu pikirkan saat ini ? Apa yang bisa saya bantu ?". Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.  3) Fokus Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pernyataanpernyataan diluar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena



umumnya klien lansia senang menceritakan yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugas kesehatan 4) Supportif Perubahan yang terjadi pada lansia baik pada aspek fisik maupun psikis secara bertahap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan menganggung kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai sesama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi dukungan baik secara moril maupun materil, petugas kesehatan jangan sampai terkesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya. Ungkapanungkapan yang bisa memberi motivasi, meningkatkan kepercayaan diri klien tanpa terkesan menggurui atau mengajari misalnya : "Saya yakin Bapak/Ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu kami yakin Bapak/Ibu mampu melaksanakan....dan bila diperlukan kami siap membantu".  5) Klarifikasi Dengan berbagai perubahan yang terjadi dengan lansia, sering proses komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh klien. "Bapak/Ibu bisa menerima apa yang saya sampaikan tadi ? bisa minta tolong Bapak/Ibu untuk menjelaskan kembali apa yang saya sampaikan tadi?"  6) Sabar dan Ikhlas Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umunya mengalami perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan. Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terpeutik, solutif, namun dapat berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.



4.



HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA 1) Agresif Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya di tandai dengan prilaku-prilaku di bawah ini: a)



Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)



b)



Meremehkan orang lain



c)



Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain



d)



Menonjolkan diri sendiri



e)



Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan maupun tindakan.



2) Non asertif Tanda tanda dari non asertif ini antara lain : a)



Menarik diri bila di ajak berbicara



b)



Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)



c)



Merasa tidak berdaya



d)



Tidak berani mengungkap keyakinaan



e)



Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya



f)



Tampil diam (pasif)



g)



Mengikuti kehendak orang lain



h)



Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain.



5.



TIPS KOMUNIKASI EFEKTIF PADA LANSIA tips-tips tertentu yang perlu di perhatikan agar komunikasi berjalan dengan efektif antara lain a)



Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien



b)



Keraskan suara anda jika perlu



c)



Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat melihat mulut anda.



d)



Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik. Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang cukup.



e)



Ketika



merawat



orang



tua



dengan



gangguan



komunikasi,



ingat



kelemahannya. Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien tidak kooperatif. f)



Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang tidak mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner yang tugasnya memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan pemahamannya.



g)



Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat  pendek dengan bahasa yang sederhana.



h)



Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual.



i)



Serasikan bahasa tubuh anda denagn pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan hasil tes yang di inginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita tersebut adalah bagus seharusnya di buktikan dengan ekspresi, postur dan nada suara anda yang menggembirakan (misalnya denagn senyum, ceria atau tertawa secukupnya).



j)



Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut.



k)



Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda.



l)



Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung, tahan keinginan anda menyelesaikan kalimat.



m)



Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkanya.



n)



Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.



o)



Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat ruangan bersama anda. Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat membantu proses komunikasi.



6.



HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT BERINTERAKSI PADA LANSIA a. Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak”, “ibu”, kecuali apabila sebelumnya pasien telah meminta anda untuk memanggil panggilan kesukaannya. b. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien c. Pertahankan kontak mata dengan pasien



d. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif e. Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya f. Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana. g. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien h. Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien i. Menyederhanakan atau menuliskan instruksi j. Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien k. Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri kenyamanan, dan beri penerangan yang cukup saat berinteraksi. l. Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan. Lengan, atau bahu. m. Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.