Resume Manajemen Operasi Dan Produktivitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS A.



MANAJEMEN OPERASI



Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan faktor produksi: tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.. Apa Yang Bisa Dilakukan Manajer Operasi dan Orientasi Manajer Operasi Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Tanggung Jawab Manajer Operasi:  Menghasilkan barang dan jasa.  Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi.  Mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Fungsi Produksi Dan Operasi:  Proses produksi dan operasi.  Jasa-jasa penunjang pelayanan produksi.  Perencanaan.  Pengendalian dan pengawasan. Ruang Lingkup Manajemen Operasi: 1. Perancangan atau disain sistem produksi dan operasi  Seleksi dan perancangan disain produk  Seleksi dan perancangan proses dan peralatan  Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi  Rancangan tata letak dan arus kerja  Rancangan tugas pekerjaan



 Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas 2. Pengoperasian sistem produksi dan operasi  Penyusunan rencana produk dan operasi  Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan  Pemeliharaan mesin dan peralatan  Pengendalian mutu  Manajemen tenaga kerja (SDM) Pengambilan Keputusan, Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, ada 4 macam pengambilan keputusan: 1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti 2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko 3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti 4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain. Beberapa Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Operasi :  Proses: keputusan mengenai proses fisik dan fasilitas yang dipakai  Kapasitas: keputusan untuk menghasilkan jumlah, tempat dan waktu yang tepat  Persediaan: keputusan persediaan mencakup mengenai apa yang dipesan, berapa banyak, kualitas dan kapan bahan baku dipesan  Tenaga kerja : keputusan tenaga kerja mencakup seleksi, recruitment, penggajian, PHK,



pelatihan,



supervise,



kompensasi



dan



promosi



terhadap



karyawan,



penggunaan tenaga spesialis.  Kualitas/mutu : keputusan untuk menentukan mutu barang dan jasa yang dihasilkan, penetapan standar, disain peralatan, karyawan trampil, dan pengawasan produk dan jasa. Keputusan Dalam Manajemen Sistem Produksi  Keputusan perencaan strategik jangka panjang dalam sumber daya  Disain sistem produktif : pekerjaan, jalur proses, tata arus, dan susunan saran fisik  Keputusan implementasi operasi : harian, mingguan dan bulanan. Keputusan Perencanaan Strategis:  Pemilihan disain rangkaian produk dan jasa  Keputusan perencanaan kapasitas, lokasi gudang, rencana ekspansi  Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik. Pengertian Sistem Produksi: Wahana yang dipakai untuk mengubah masukan-masukan sumberdaya untuk menciptakan barang dan jasa. Ada tiga macam sistem dalam proses produksi: 1. Proses produksi yang kontinyu



2. 3.



Proses produksi terputus-putus Proses produksi bersifat proyek STRATEGI OPERASI Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Tipe: : 1. Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi:  Teknologi tinggi, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu terjamin.  Bagian pemasaran dan keuangan mendukung. 2. Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru:  Harga bukan masalah dalam pemasaran.  Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru. PERENCANAAN PABRIK Perencanaan pabrik (factoy planning) angat penting karena diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dengan efektif dan efisien. Perencanaan Pabrik:  Penentuan lokasi pabrik  Perencanaan bangunan pabrik  Penyusunan peralatan pabrik  Penerangan, pengaturan suara rebut, dan udara dalam pabrik. Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan perencanaan lokasi pabrik adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik: Faktor utama:  Lingkungan masyarakat  Kedekatan dengan pasar  Tenaga kerja  Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok  Fasilitas dan biaya transportasi  Sumberdaya alam lainnya Faktor sekunder



 Harga tanah  Dominasi masyarakat  Peraturan tenaga kerja  Rencana tata ruang  Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing  Tingkat pajak  Cuaca/iklim  Keamanan  Peraturan lingkungan hidup Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya:  Dekat dengan pasar  Dekat dengan sumber bahan baku saja  Tersedia tenaga kerja Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi:  Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .  Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.  Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.  Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah. Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik 1. Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih. 2. Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi 3.



pabrik. Mempertimbangkan



dan



menilai



alternatif



pilihan



yang



menguntungkan.



METODE EVALUASI ALTERNATIF LOKASI Metode Pemeringkatan Faktor Keenam tahapannya adalah : 1. mengembangkan daftar-daftar faktor terkait 2. menetapkan bobot pada setiap faktor 3. mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor 4. meminta manajer menentukan skor untuk setiap faktor 5. mengalikan faktor tersebut dengan bobot setiap faktor, dan menentukan jumlah total 6. membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal



Analisis titik impas lokasi Ketiga tahapannya adalah : 1. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk tiap lokasi 2. Plot biaya untuk setiap lokasi 3. Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah Metode Pusat Gravitasi Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematika dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang



akan meminimalisasi biaya



distribusi. Dalam



menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi pusat distribusi, metode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirim ke pasar itu, dan biaya pengangkutan. Model Transportasi Tujuan



dari



model



transportasi



ini



adalah



untuk



menentukan



pola



pengangkutan yang terbaik dari beberapa titik penawaran ke beberapa titik permintaan agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Analisis biaya Konsep biaya tetap dan biaya variabel dapat membantu dalam penentuan lokasi. Kombinasi biaya tetap dan biaya variabel bagi lokasi yang berbeda-beda dapat menciptakan persamaan biaya yang menunjukkan hubungan antara biaya danvolume produksi, yang berlaku bagi masing-masing lokasi. Metoda transportasi Metoda transportasi adalah suatu teknik riset operasi (operation research) yang dapat sangat membantu dalam pembuatan keputusan-keputusan lokasi pabrik atau gudang. Metoda ini terutama digunakan bila perusahaan yang mempunyai beberapa pabrik dan beberapa gudang bermaksud menambah kapasitas satu pabriknya atau realokasi pelayanan dari setiap pabrik serta penambahan pabrik atau gudang baru.



Metoda Grid Metoda ini juga memusatkanperhatiannya pada pencarian lokasi yang meminimumkan biaya transportasi antarfasilitas abru dan berbagai fasilitas yang sudah ada, sumber-sumber suplai, dan pasar-pasar. Perancangan Tata Letak (Lay out) dan Alur Produksi Perancangan Tata Letak (Lay out) unit usaha tani bunga potong (kebun) adalah susunan penempatan sarana produksi tanaman, tanaman dan produknya di kebun dan unit pengolahan produknya (pasca panen). Penataletakan tersebut merupakan salah satu fase dalam perancangan sistem produksi tanaman. Tata letak unit usaha tani yang baik diartikan sebagai penyusunan atau penempatan yang teratur dari semua sarana produksi tanaman, tanaman (juga ternak dalam sistem terpadu), dan karyawan dikebun. Sarana produksi tanaman mencakup bahan-bahan dan alat-alat/mesin yang digunakan dalam proses produksi tanaman,



termasuk



tempat



penerimaan/penyimpanan



bahan



dan



pengiriman/penyimpanan produk. Tujuan penataletakan adalah mencapai arus proses produksi tanaman yang efektif dan efisien dengan adanya arus bahan dan hasil serta pergerakan alat/mesin dan karyawan yang lancar di kebun/unit pengolahan (pasca panen). Terdapat dua pola penataletakan unit usaha berbentuk pabrik yakni penetaletakan atas dasar proses (disebut process lay out) dan penataletakan atas dasar arus (disebut flow/line lay out). Di dalam praktek usahatani yang hanya berupa kebun (agricultur), penataletakan berdasarkan proses merupakan pola peletakan yang umum. Sehingga Desain kebun untuk bunga dan tanaman hias dapat diidentikan dengan desain kebun buah-buahan yang menurut Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB (1998) pada prinsipnya terdiri atas zona-zona sebagai berikut. 1. Zona produksi lapang 2. Zona penanganan pasca panen 3. Zona pelayanan 4. Zona perumahan 5. Zona umum atau zona penerimaan



Zona Produksi Lapang Zona produksi merupakan inti kebun dan mewadahi aktivitas budidaya tanaman. Zona ini terdiri atas pertanaman di lapang dan areal pembibitan. Zona ini seharusnya berada dalam suatu hamparan yang tidak terputus-putus, terbebas dari penggunaan lain seperti bangunan perumahan. Zona ini merupakan zona yang terluas dibandingkan keempat zona lainnya. Luasnya, tidak termasuk sekitar 4-5 % untuk jalan kebun dan saluran drainase, mencapai 90-95 % total area. Mengingat hal tersebut maka zona produksi ini dapat diletakkan relatif jauh terhadap akses utama kebun. Namun demikian dalam zona produksi haruslah terdapat jalan untuk pelayanan kebun atau service path yang secara hirarkhis dapat menjangkau hingga ke pelosok kebun, bahkan jika memungkinkan dapat menjangkau satuan-satuan baris ganda tanaman. Zona Penanganan Pasca Panen Zona penanganan pasca panen merupakan area kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil. Proses penanganan pasca panen dan pengolahan hasil dilakukan oleh atau dengan suatu manajemen agroindustri. Dalam zona ini terdapat bangunan atau fasilitas sebagai berikut. 1. Emplasemen (area penampungan hasil). 2. Bangunan pabrik untuk pengolahan hasil dan atau penanganan pascapanen (packing house). 3. Gudang bahan mentah (hasil panen). 4. Gudang bahan pembantu (bahan kimia, karton untuk packing, tali). 5. Gudang hasil/produk akhir (gudang penimbunan sementara). Hasil dari kebun diterima di emplasemen, sebagian disimpan sementara di gudang bahan mentah, yang lain ditangani (dibersihkan, dipilah dan diklasifikasi, dikemas) di packing house. Hasil yang telah dikemas disimpan sementara di gudang produk akhir. Zona Pelayanan Zona pelayanan (service area) merupakan tempat untuk fasilitas-fasilitas di bawah ini. 1. Bengkel/workshop.



2. Gudang peralatan kebun, peralatan umum dan gudang perkakas. 3. Gudang pupuk, pestisida dan kapur pertanian. 4. Garasi traktor, truk pengangkut, mobil box dan sejenisnya. Zona Perumahan Pada zona perumahan ini terdapat fasilitas antara lain fasilitas olah raga, masjid, unit penjernihan air (untuk air minum), ruang pertemuan dan sebagainya. Zona perumahan perlu berada jauh dari zona penanganan pasca panen untuk menghindari dampak kegiatan pasca panen yaitu polusi udara, air, suara, bau dan sebagainya. Zona perumahan perlu dirancang sedemikian, sehingga penataannya menginduksi kemungkinan kontak sosial yang besar antar tetangga. Pola (konfigurasi) cul de sac (gang buntu) dan loop pendek dapat merupakan alternatif yang direkomendasikan. Pada pola estate, rancangan lingkungan sedemikian dan ditambah dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang memadai dapat menambah daya tarik calon investor. Zona Umum atau Penerimaan Zona umum merupakan etalase perkebunan. Zona ini menampung aktivitas menerima tamu, kunjungan, melakukan promosi dan sebagainya. Dalam zona ini masyarakat dan klien pihak perkebunan dapat meminta layanan informasi, mengadakan transaksi jual beli dan sebagainya. Oleh karena itu zona ini harus dekat dengan akses keluar-masuk misalnya dengan jalan raya dan sebagainya.



B.



MANAJEMEN PRODUKTIVITAS



Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang didapat dari produksi



yang



menggunakan



satu



atau



lebih



faktor



produksi,



produktivitas biasanya dihitung sebagai indeks dan rasio antara output dengan input.¹) Pengertian produktivitas, antara lain : 1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 2. Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksimenunjukkan



pertambahan



jumlah



hasil



yang



dicapai,



sedangkan



peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun. 3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk : a.



Jumlah



keluaran



(output)



dalam



mencapai



tujuan



meningkat



dengan



menggunakan sumber daya (input) yang sama. b. Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit. c. Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil. 4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Produktivitas adalah keluaran (output) produk atau jasa per setiap masukan (input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses



produksi. Tingkat ukur produktivitas sangat beragam bergantung kepada kepentingan yang terkait. Produktivitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan ukuran finansial (financial productivity) apabila kepentingan tersebut adalah keuntungan. Produktivitas dapat menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukur. Apabila waktu menjadi kepentingan manajemen produktivitas maka dapat menggunakan ukuran moneter sebagai tolak ukurnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen produktivitas adalah bagaimana cara mengelola suatu usaha supaya lebih efisien dalam penggunaan input untuk memaksimalkan produksi output (barang dan/atau jasa), secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber daya lainnya, dengan tujuan



untuk



mencapai



hasil



yang



telah



ditetapkan”.



Manajemen



produktivitas merupakan salah satu sasaran penting suatu organisasi atau perusahaan



/



lembaga.



Hal



ini



disebabkan



karena



manajemen



produktivitas dapat menunjang kesuksesan dan keberhasilan suatu perusahaan / pemberi jasa untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan. TUJUAN MANAJEMEN PRODUKTIVITAS. Tujuan dari manajemen produktivitas adalah efektif dan efisiensi, yaitu



memberdayakan



sumberdaya



seminimal



mungkin



untuk



mendapatkan hasil yang maksimal. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi. Efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output ¹). Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik, dan efisiensi berorientasi pada masukan (input) yang lebih sedikit, maka dalam manajemen produktivitas berorientasi pada keduanya.



LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Tahapan peningkatan produktivitas yang komprehensif dan terintegrasi :



1. Analisa situasi Langkah awal manajemen produktivitas harus mampu menganalisa situasi sebelum mengambil keputusan ataupun mengambil tindakan yang akan ditetapkan . Contoh : Pada sebuah RS, kunjungan pasien lagi menurun drastis dari biasanya, maka tidak perlu menambah tenaga kerja / perawat baru.



2. Merancang program peningkatan produktivitas Untuk peningkatan produktivitas maka dibutuhkan pula dasar program dengan rancangan yang tepat, efektif dan efisien. Contoh : Untuk menambah kunjungan pasien rawat jalan disebuah RS, maka bisa dilakukan langkah-langkah promosi, baik dilakukan melalui media iklan, maupun bisa langsung melaksanakan program pemeriksaan gula darah gratis, khitanan gratis dan lain sebagainya. 3. Menciptakan kesadaran akan produktivitas Kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam sebuah perusahaan / lembaga, merupakan kunci penting untuk peningkatan produktivitas seperti yang diharapkan. Contoh : Karyawan mematikan alat-alat listrik yang tidak sedang digunakan, untuk menghemat energi dengan tujuan menghemat pengeluaran biaya. 4. Menerapkan Program Untuk meningkatkan produktivitas program sudah disusun dan diputuskan, maka harus diimplementasikan dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan akhir. Contoh : Program peningkatan keterampilan SDM dengan cara mengadakan berbagai pelatihan seperti tehnik infus bayi dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas. 5. Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik Untuk menilai hasil akhir maka perlu dilakukan evaluasi program dengan memberikan umpan balik. Contoh : Mengevaluasi hasil dari



pelatihan tehnik infus bayi, apakah perawat tersebut lebih profesional setelah mengikuti pelatihan tersebut.