Resume Pendidikan Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME Pendidikan Kesehatan Dosen Pembimbing: Ns. Devi Nurmalia, S. Kep., M. Kep



OLEH: KELOMPOK 1



Farah Mahfiroh



(22020118120001)



Luthfi Hanifah



(22020118120002)



Siti Khariroh



(22020118120003)



Faradini Pravitarini



(22020118120006)



Aura Fitria Shafa S



(22020118120008)



Mega Kharisma A.O



(22020118120011)



Rahajeng Widiastuti



(22020118120012)



Noviantika Sari



(22020118120014)



Miftahul Ridha



(22020118120017)



Naela Rosyada



(22020118120019)



Rizka Nur Fadhila



(22020118120021)



Nur Fitria Anisa Hutami



(22020118120023)



DEPATEMEN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2019



PENDIDIKAN KESEHATAN



Kesuksesan dan efektifitas pengobatan bukan hanya bergantung terhadap obat apa dan seberapa ampuh obat tersebut dalam menyembuhkan penyakit yang diderita oleh pasien. Justru menurut H.L.Blum. Blum mengatakan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan. Selanjutnya perilaku yang mempunyai andil penting nomor dua. Pelayanan kesehatan, dan keturunan mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan. Menurut Lawrence Green perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi 3 faktor pokok yakni : 1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors) 2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) 3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors) Maka dari itu untuk meningkatkan status kesehatan, tenaga kesehatan harus pandai merangkul masyarakat agar sadar dengan status kesehatan mereka. Untuk merealisasikannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukannya pendidikan kesehatan bagi masyarakat luas. Pendidikan kesehatan (penkes) yaitu kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik individu, kelompok, maupun masyarakat luas dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan seseorang untuk menjaga kesehatan diri. (Utari, Arneliwati , & Novayelinda). Susilo (2011) mengungkapkan tujuan dari penkes yang berkaitan dengan pembatasan kesehatan yaitu untuk mengubah kebiasaan tidak sehat menjadi kebiasaan sehat. Sedangkan manfaat yang berkaitan dengan budaya yaitu mengubah secara perlahan-lahan kebiasaan, sikap, dan perilaku yang sudah membudaya di masyarakat menjadi kebiasaan yang lebih baik dan berdampak baik bagi kesehatan. Susilo membagi perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan kesehatan menjadi 3, yaitu perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat, secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat di dalam kelompok, serta mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat. Berdasarkan program pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia, sasaran pendidikan kesehatan dikhususkan untuk : 1. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan. 2. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperi wanita, pemuda, remaja.



3. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu. Untuk mensukseskan pendidikan kesehatan tersebut, perlu adanya metode yang tepat dalam menyampaikannya. Beberapa metode yang dapat digunakan yaitu secara : 1. Individu Dapat dilakukan dengan cara wawancara maupun penyuluhan 2. Kelompok a. Kelompok besar Dapat dilakukan melalui ceramah dan seminar b. Kelompok kecil Metode dalam kelompok kecil dilakukan dengan cara diskusi kelompok, curah pendapat, bermain peran, simulasi, dan cara yang lainnya. Tempat untuk melakukan penkes sendiri dapat di berbagai tempat, tergantung dengan siapa sasaran penkes yang akan dituju, seperti di sekolah dengan sasaran murid dan guru, di tempat kerja dengan sasaran karyawan, di tempat umum seperti di pasar, bandara, maupun tempat perbelanjaan dengan sasaran berbagai individu maupun kelompok yang ada di tempat tersebut, dan yang terakhir adalah melakukan penkes di fasilitas pelayanan kesehatan seperti di puskesmas maupun rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga pasien. Seperti telah dijelaskan pada paragraf pertama, efektifitas proses penyembuhan pasien tidak hanya bergantung pada poses pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu sangatlah penting pelaksanaan penkes di rumah sakit bagi pasien dan keluarganya. Salah satu manfaat diadakannya pendidikan kesehatan dirumah sakit yaitu guna membantu ataupun mengedukasi pasien mengenai bagaimana kita seharusnya menjaga kesehatan supaya tidak terjangkit penyakit dan mengurangi risiko kambuh penyakit yang di deritanya. Nilai utama dari penkes di rumah sakit ini yaitu untuk menimbulkan kepatuhan pasien terhadap prosedur pencegahan maupun pengobatan. Dengan pengetahuan yang cukup maka seorang pasien akan termotivasi dan sadar akan pentingnya kesehatan, sehingga mereka dapat sembuh lebih cepat. Selain bermanfaat untuk pasien, pelaksanaan pendidikan kesehatan di rumah sakit juga membawa dampak positif bagi rumah sakit, yaitu rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Promosi kesehatan di rumah sakit dapat memberikan pelayanan psikososial yang merupakan hak pasien untuk meningkatkan derajat kesehatannya. (Tiraihati, 2017) Guna merealisasikan dan mensukseskan kegiatan pendidikan kesehatan ini diperlukan media yang berfungsi untuk menarik perhatian dari sasaran dan juga sebagai sarana untuk



mempermudah dalam menyampaikan informasi. Menurut Nursalam (2008) media pendidikan kesehatan adalah saluran komunikasi yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan. Media dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Media Cetak : leaflet, flyer (selebaran), poster, rubik, booklet, foto, dan lain sebagainya 2) Media Elektronik : TV, radio, slide, video, film strip 3) Media papan (bill board) Dengan sasaran, tempat, serta media yang tepat pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik, dan diharapkan dapat diterima baik pula oleh masyarakat, dengan demikian mutu kesehatan masyarakat Indonesia sedikit demi sedikit akan meningkat. Dalam pengaplikasian pendidikan kesehatan, terdapat beberapa tahapan dalam melakukanya yaitu: 1. Fase 1 (Diagnosis Sosial) Peninjauan masalah melalui indikator sosial terkait kesehatan dan kualitas hidup masyarakat secara spesifik. 2. Fase 2 (Diagnosis epidemiologi) Proses pengidenifikasian keburukan kualitas hidup yang merupakan pengaruh dari masalah sosial pada fase 1. 3. Fase3 (Penilaian Pendidikan dan Ekologis) Faktor mediasi yang memfasilitasi masyarakat agar kembali ke lingkungan yang poitif. Dikelompokan menjadi 3 kategori : faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Green and Kreuter, 2005) 4. Fase 4 (Admisitrasi dan Penilaian Kebijakan serta Keselarasan Intervensi) Fase untuk memperbaiki status kesehatan yang dapat didukung ataupun dihambat oleh kebijakan yang ada. 5. Fase 5 (Implementasi atau Pelaksanaan) Proses penyampain program dan simulasi pelaksanaan program 6. Fase 6 (Proses Evaluasi) Proses evaluasi terhadap kejadian yang muncul pada saat pelaksaan program 7. Fase 7 (Pengaruh Evaluasi) Proses evaluasi yang diukur setelah program selesai untuk mencari tau pengaruh intervensi dalam perilaku atau lingkungan. 8. Fase 8 (Hasil atau keluaran evaluasi)



Merupakan evaluasi terakhir secara menyeluruh mencakup kualitas hidup dan derajat kesehatan.



Adapun contoh pengaplikasian pendidikan kesehatan di rumah sakit ialah : 1. Pendidikan kesehatan kepada ibu pasca melahirkan mengenai pemberian ASI secara dini. 2. Pendidikan kesehatan kepada pasien rawat inap saat perawat memberikan cek kesehatan rutin. 3. Pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan di rumah sakit. 4. Pendidikan kesehatan kepada pasien secara intensif mengenai makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi agar menunjang kesembuhan pasien. 5. Pendidikan kesehatan kepada pasien pengidap diabetes melalui kegiatan senam.



Daftar Pustaka



Green, L. W. dan Kreuter, M. W. (2005) Health Program Planning : An Educational and Ecological Approach. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill. Tiraihati, Z. W. (2017). ANALISIS PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN OTTAWA CHARTER DI RS ONKOLOGI SURABAYA. 5. Utari, W., Arneliwati , & Novayelinda, R. (n.d.). EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA).