Resume Seminar SNBP Dan SNBT Tahun 2023 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Resume Seminar 6 Oktober 2022 SNBP, SNBT dan PTK I.



RESUME SEMINAR SNBP (1) Point penentu Nilai Akhir Siswa (NAS) di SNBP (a) Aspek Sekolah yang terdiri dari : •



Akreditasi sekolah, (X1)







Rasio Alumni SNBP (X4)







Rasio Alumni dan SNBT (X5)







Rasio Alumni Mandiri (jika seleksi dengan SM) (X6)







Trend IPK alumni (X7)







Data Pendukung yang lain (Xn) Catatan : untuk Sekolah baru (baru ada siswa kelas ujung), maka semua aspek alumni dihilangkan dalam penilaian, sehingga yang dinilai hanya : (1) Akreditasi sekolah, (2) Data Pendukung yang lain (Track Record Sekolah, Nilai UTBK Alumni (Top 1000) dan Indeks Kewilayahan)



(b) Aspek siswa yang terdiri dari : •







nilai Rapor dan kelengkapannya, (X2) - Rapor semester 1 dan 2 masing-masing berbobot 10% -



Rapor semester 3 dan 4 masing-masing berbobot 15%



-



Rapor semester 5 berbobot 50%



-



Nilai mata uji sekunder berbobot 30%



-



Nilai mata uji primer berbobot 70%



peringkat berdasarkan kompetensi dasarnya (X3) Catatan : Masing-masing aspek dan komponennya mempunyai bobot yang ditentukan oleh PTN sesuai dengan kebutuhan-nya masing-masing. a. Karena point penentu NAS SNBP ada beberapa aspek, maka hendaknya siswa mempelajari semua aspek dalam memutuskan pilihannya, dan menghindari menentukan pilihan hanya dari salah satu aspek saja. b. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menentukan pilihan : o



Pilihan pertama harus merupakan pilihan dengan prospek tertinggi.



o



Pilihan program studi harus sesuai dengan kompetensi dasarnya. Misal : a) b)



pilihan Akuntansi harus berdasarkan fakta bahwa siswa unggul di pelajaran Matematika, Ekonomi dan Bahasa Inggris. Pilihan Pendidikan Dokter harus berdasarkan fakta bahwa siswa unggul di pelajaran Kimia, Biologi dan Matematika.



o



Perhatikan potensi siswa lain dengan pilihan yang sama (Prodi maupun PTNnya)



c. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memasukkan data di PDSS (Pangkalan Data Siswa dan Sekolah) : Pastikan semua data telah diverifikasi dengan benar. Perbedaan data di dokumen kasar dan dokumen yang diunggah berpotensi menggagalkan kelulusan siswa di SNBP. d. Jika tersedia, diharapkan siswa mengunggah bukti prestasi terbaik, baik akademik (Olimpiade dan Penelitian/Karya tulis) atau non akademik (Organisasi/Pramuka, Olah Raga dan Seni). Unggahan bukti prestasi sangat mempengaruhi potensi daya saing siswa di SNBP. e. Untuk semester tersisa, (1) Rencanakan nilai dan targetnya sesuai dengan tujuan dan harapan pilihan SNBP, Perhatikan dan pertahankan nilai berikut, usahakan trend-nya positif : 1.



Untuk siswa SMA/MA dengan konsentrasi IPA : Matematika IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, PPKn, Sejarah Indonesia, Seni Budaya dan PJOK



2.



Untuk siswa SMA/MA dengan konsentrasi IPS : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, PPKn, Sejarah Indonesia, Seni Budaya dan PJOK



3.



Untuk siswa SMA/MA dengan konsentrasi Bahasa : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Bahasa Asing (salah satu yang relevan), Antropologi, PPKn, Sejarah Indonesia, Seni Budaya dan PJOK



4.



Untuk siswa SMA/MA dengan konsentrasi Agama Islam : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir dan Ushul Fiqh, PPKn, Sejarah Indonesia, Seni Budaya dan PJOK



5.



Untuk siswa SMK/MAK : Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bidang Studi Produktif (Ketrampilan), PPKn, Sejarah Indonesia, Seni Budaya dan PJOK



(2) Perhatikan pencapaian nilai terhadap KKM (Kriteria Ketuntasan Minimalnya) 1. Pencapaian nilai terhadap KKM menunjukkan tingkat ksiswa terhadap standar minimal yang ditetapkan. 2. Jika KKMnya 75,00 maka usahakan nilai Pengetahuan (NHB) atau Nilai ketrampilan tidak kurang dari 75,00, minimal 1,07 x KKM. (3) RESUME SEMINAR SNBT a. Penilaian UTBK 2022 menggunakan 3 fase penilaian: Fase 1 : menggunakan Clasical Theory Test - CTT (Jika benar = 1, jika Salah = 0, dan jika kosong = 0), fase ini bukan untuk penilaian akhir tapi untuk menentukan 3 variabel pokok penilaian yaitu : ▪



Faktor a = daya beda soal







Faktor b = tingkat kesulitan soal (dari respon peserta)







Faktor  = tingkat kompetensi peserta



Fase 2 : menggunakan Items Response Theory – IRT. Dengan menggunakan semua variabel penilaian di fase 1 (dengan CTT), ditentukan probabilitas peserta untuk mendapatkan nilai 1 per butir. Pada fase ini, dilakukan pembobotan per butir soal berdasarkan tingkat kesulitan soal. Fase 3 : menggunakan Uji-Z yang berbasis CEEB. Dengan menggunakan semua variabel penilaian di fase 2 (dengan IRT) ditentukan. •



Nilai mentah per mata uji







Nilai rata-rata per mata uji







Nilai simpangan baku per mata uji dan







Nilai CEEB per Mata uji berdasarkan Nilai mentah, nilai rata-rata dan nilai simpangan baku.



Framework Soal UTBK (1) Potensi Kognitif (TPS) A. Sub Tes Penalaran Umum : (30 soal/30 menit) Komponen Kemampuan Penalaran Umum dalam TPS menguji kemampuan seseorang untuk secara terarah dan terkendali menggunakan prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya. Kemampuan yang diujikan mencakup: 1. Kemampuan memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya 2. Kemampuan bernalar secara abstrak yang tidak semata-mata merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya Pengujian dilakukan untuk menilai bagaimana seseorang dapat berpikir secara induktif, deduktif, serta bagaimana seseorang dapat bernalar dengan menggunakan angka-angka yang disebut sebagai kemampuan penalaran kuantitatif. 1) Kemampuan berpikir secara induktif : kemampuan untuk mengamati fakta-fakta atau kejadian-kejadian untuk menemukan prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang mendasarinya. (10 soal/10 menit) 2) Kemampuan berpikir secara deduktif : kemampuan seseorang untuk bernalar secara logis dengan menggunakan premis-premis dan prinsip-prinsip yang telah diketahui sebelumnya. (10 soal/10 menit) 3) Kemampuan berpikir melalui penggunaan angka adalah kemampuan berpikir yang melibatkan kuantitas, hubungan matematika sederhana, yang melibatkan penggunaan operator aritmetika dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. (10 soal/10 menit) B. Sub Tes Pemahaman Bacaan dan Menulis (20 soal/25 menit) Kemampuan membaca dan menulis adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh seseorang yang meliputi : a) kemampuan dasar dalam membaca, b) kelancaran membaca, dan c) keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan ekspresi pikiran melalui tulisan. Kemampuan ini mencakup kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan yang lebih kompleks seperti memahami wacana tertulis dan menulis cerita. C. Sub Tes Pengetahuan dan Pemahaman Umum (20 soal/15 menit) Pada komponen ini yang diujikan adalah : a) kemampuan untuk memahami dan b) mengkomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya Indonesia terutama : • keterampilan dalam berbahasa, • menggunakan kata, dan • keluasan serta kedalaman pengetahuan umum. Termasuk dalam kemampuan ini adalah pengetahuan praktis seseorang tentang bahasa, informasi, dan konsepkonsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan. D. Sub Tes Pengetahuan Kuantitatif (15 soal/20 menit) Pengetahuan kuantitatif menilai :



1) kedalaman dan luasnya pengetahuan yang terkait dengan matematika, yang merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan 2) kemampuan untuk menggunakan informasi kuantitatif dan memanipulasi simbol-simbol angka. Kemampuan ini mencakup : • pengetahuan mengenai ukuran perhitungan matematika, • pemecahan masalah matematika, dan • pengetahuan umum matematika. Pengetahuan kuantitatif : sekumpulan pengetahuan matematika yang diperoleh seseorang, termasuk kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika. Penalaran kuantitatif : kemampuan untuk menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah-masalah yang berupa angka-angka. (2) Tes Literasi Kata “literasi” memiliki arti yang luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata literasi sebagai 1) kemampuan menulis dan membaca, 2) pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, misalnya, literasi komputer; dan 3) kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Literasi dalam Bahasa Indonesia (30 soal/45 menit) Literasi dalam Bahasa Inggris (20 soal/30 menit) Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris berfokus pada : Literasi Membaca (Reading Literacy) : kemampuan seseorang memahami, menggunakan, mengevaluasi, merenungkan, dan berinteraksi secara aktif dan berkelanjutan (engage) dengan teks dengan arah untuk : 1) mencapai tujuan, 2) mengembangkan pengetahuan dan potensi, serta 3) untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Dengan pengertian tersebut, Literasi Membaca = suatu proses aktif membangun makna seluruh bacaan berdasarkan interaksi antara pembaca dan teks. Untuk mengonstruksi makna seluruh bacaan, diperlukan penalaran dan pengetahuan strategi membaca yang efektif. Dalam proses membaca, seorang pembaca menggunakan repertoar kompetensi kebahasaan dan strategi kognitif untuk mengonstruksi makna bacaan. Terdapat dua hal utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan seorang pembaca dalam mengonstruksi makna seluruh bacaan, yaitu: ⊛ Kompetensi Kebahasaan Kompetensi kebahasaan merupakan penguasaan kebahasaan yang dimiliki oleh pembaca atas bacaan yang digunakan dalam bacaan—dalam konteks SNPMB ini adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kompetensi kebahasaan peserta tes akan diuji melalui pemahaman peserta tes atas perbendaharaan kata yang disajikan dalam bacaan. Bacaan yang disajikan menggunakan bahasa baku baik dari segi tata bahasa maupun kosakata sehingga kompetensi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris baku pembaca atau peserta tes pun menjadi tuntutan. ⊛ Strategi Kognitif Dalam proses membaca, seorang pembaca tidak hanya berhadapan dengan teks, tetapi juga ia harus mampu menemukan konteks yang melingkungi teks sehingga pemahaman atas bacaan menjadi utuh. Konteks teks yang disajikan dalam SNPMB merupakan bidang teks personal dan bidang teks keilmuan yang bervariasi dan familiar dengan pembaca (peserta tes).



Bidang teks mencakupi bidang ilmu pengetahuan alam, yang mencakupi sains dan teknologi, dan bidang ilmu pengetahuan sosial dan humaniora. Berdasarkan isi informasi dan kandungan pengetahuan di dalamnya, teks atau bacaan yang digunakan dapat dipilah ke dalam 4 (empat) kategori, yakni (1) teks umum, (2) teks sastra, (3) teks saintek, dan (4) teks sosial humaniora. Teks umum berupa bacaan bergenre inspiratif dan informasi umum, teks sastra berupa teks bergenre novel, sedangkan teks saintek dan sosial humaniora berupa teks bergenre eksplanatif, ulasan, dan argumentatif. Konten teks sebagaimana dimaksud di atas berupa teks yang hadir dalam (1) konteks-personal inspiratif, (2) konteks novel remaja, dan (3) konteks informasi dan pengetahuan umum popular. Sedangkan keterampilan kognitif yang digali meliputi: 1. menggali dan mengungkapkan informasi dalam bacaan; 2. memadukan informasi dan menafsirkan makna bacaan; 3. mengapresiasi karya sastra (dalam novel remaja); 4. menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan; 5. menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan; dan 6. menganalisis dan mengevaluasi ulasan (objek bahasan) dalam bacaan. Distribusi dari keterampilan kognitif serta kompleksitas teks Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris, adalah seperti yang dirangkum sebagai berikut: 1



2



3



4



menggali dan mengungkapkan informasi teks personal inspiratif



a. menentukan inti bacaan



memadukan informasi dan menafsirkan makna teks umum



a. menentukan makna kontekstual kata



menginterpretasi dan menganalisis unsur ekksplanatif teks popular saintek dan sosial humaniora



a. menemukan tema dalam teks sastra



menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatiff teks popular saintek dan sosial humaniora



a. menentukan unsur sebab-akibat bacaan eksplanatif



b. menyimpulkan isi bacaan



b. menentukan tema dalam teks sastra



b. menemukan nilai dalam teks sastra c. menentukan unsur proses dalam bacaan eksplanatif



b. menentukan kelengkapan paparan kekhasan objek bahasan dalam bacaan ulasan c. menentukan keakuratan paparan kelebihan objek bahasan dalam bacaan ulasan d. menentukan keakuratan paparan kekurangan objek bahasan dalam bacaan ulasan e. menentukan ketepatan opini atas objek bahasan dalam bacaan ulasan



6



menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif teks popular saintek dan sosial humaniora



a. menentukan gagasan pendirian yang relevan/tidak relevan dengan isi bacaan argumentatif b. menentukan fakta/data yang relevan/tidak relevan dengan gagasan pendirian dalam bacaan argumentatif c. menentukan simpulan yang relevan/tidak relevan dengan gagasan pendirian dan fakta/data dalam bacaan argumentatif d. menentukan inferensi meyakinkan dalam bacaan argumentatif



(3) Penalaran Matematika (20 soal/30 menit) Penalaran matematika : kemampuan individu untuk melakukan penalaran secara matematis yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan permasalahan atau informasi yang melibatkan aspek kuantitatif. Proses yang melibatkan literasi matematika memiliki beberapa elemen pendukung seperti prosedur, fakta, dan alat. Elemen-elemen ini dipakai untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki penalaran matematika cenderung akan mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan didasarkan pada penalaran yang sistematis, analitis dan logis. • •



Penekanan penalaran matematika yang dipakai menekankan : Kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas individu untuk menggunakan matematika dalam konteks. Aspek keluasan pengalaman yang ditunjukkan dengan pengalaman individu dalam menyelesaikan masalah-masalah matematis di berbagai konteks misalnya bidang, situasi atau hal-hal yang membatasi cara meninjau permasalahan tersebut. Dengan kata lain, ada dua hal yang ditekankan dalam penalaran matematika, yaitu: ⊛ Penggunaan konsep matematika dalam mengatasi masalah dalam sebuah konteks ⊛ Penggunaan pengalaman di dalam kelas untuk mengatasi masalah Penekanan kemampuan penalaran matematika juga dikaitkan dengan proses kognitif yang terlibat dalam penyelesaian masalah yang dilakukan. Tiga proses kognitif yang dilibatkan tersebut adalah sebagai berikut: ⊛ Memformulasikan (formulate) ⊛ Menggunakan/Menerapkan (employ) ⊛ Menginterpretasikan (interpret) Ketiga proses kognitif ini semuanya terkait dengan konteks yang membatasi permasalahan yang ditelaah. Sejak dari proses awal, konteks diharapkan menjadi elemen yang selalu menyertai proses kognitif tersebut. Mulai dari memformulasikan permasalahan, formulasi masalah harus memperhatikan konteks masalah. Misalnya, individu harus mampu memahami perbedaan dalam memformulasikan tren perubahan harga barang yang berbeda dengan tren perubahan tinggi tanaman. Demikian juga pada proses penerapan prinsip-prinsip matematika, individu harus mengenali kapan sebuah prinsip matematika dapat diterapkan pada sebuah



masalah dan kapan prinsip tersebut tidak dapat diterapkan sehingga harus menggunakan prinsip lainnya.



⊛ Penentuan Domain Penalaran Matematika ⊛ Pengukuran Penalaran Matematika ⊛ Konten Pengukuran Penalaran Matematika Penentuan Domain Penalaran Matematika Berdasarkan paparan di atas, penalaran matematika terdiri dari tiga elemen yang sangat berkaitan, yaitu proses, konten dan konteks. Proses



Proses menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk mengaitkan masalah matematika sesuai dengan konteksnya.



Konten



Konten menunjukkan substansi materi yang dilibatkan dalam pengukuran yang dilakukan



Konteks



Konteks adalah letak atau posisi dari permasalahan yang harus diatasi dalam semesta situasi, kondisi, waktu, ruang atau tempat masalah.



⊛ Model Dinamika Proses Penalaran Matematika Model Dinamika Proses Penalaran Matematika











Diagram di atas menjelaskan proses yang dialami oleh individu ketika menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematika. Memformulasikan Masalah. Proses bekerjanya penalaran matematika berawal dari identifikasi sebuah masalah dalam konteks tertentu. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan prinsip-prinsip matematika. Keberhasilan dalam mengidentifikasi masalah ini tergantung dari kemampuan individu dalam melakukan formulasi atau perumusan masalah. Proses perumusan yang optimal ditunjukkan dengan efektivitas individu dalam mengenali dan mengidentifikasi peluang untuk menggunakan prinsip matematika dalam mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya, individu kemudian merumuskan masalah tersebut dengan cara dikontekstualisasikan ke dalam bentuk matematika. Menerapkan Prinsip Matematika. Setelah individu memahami keterkaitan antara masalah yang ditelaah tersebut dengan prinsip matematika yang paling relevan untuk dipakai dalam meninjaunya, individu mulai masuk ke dalam proses menerapkan. Ketika berhasil pada titik ini individu dapat dikatakan berhasil merumuskan masalah secara matematis. Pada proses ini individu melakukan penerapan yang dilakukan dengan cara melakukan perhitungan,











manipulasi dan menerapkan konsep dan fakta yang mereka ketahui untuk sampai pada solusi secara matematis. Menginterpretasikan Solusi. Penerapan solusi berdasarkan prinsip matematika terhadap sebuah masalah akan menghasilkan sebuah hasil atau solusi yang ditemukan. Proses penalaran dengan menggunakan kemampuan penalaran matematika belum berakhir karena individu harus menafsirkan ketepatan solusi tersebut dengan konteks masalah. Kemampuan dalam menginterpretasikan hasil menunjukkan kemampuan individu dalam merefleksikan solusi atau kesimpulan matematis yang ditemukan kemudian menafsirkannya dalam konteks masalah dunia nyata. Mengevaluasi Hasil. Interpretasi terhadap solusi yang ditemukan tidak dapat digeneralisasikan secara langsung. Generalisasi dapat dilakukan ketika ada keselarasan kondisi atau karakteristik antara hasil yang didapatkan dengan solusi atau rekomendasi yang diberikan. Pada titik ini interpretasi terhadap masalah yang sudah ditemukan perlu dievaluasi agar solusi atau rekomendasi yang diberikan memiliki ketepatan yang tinggi. Terkait hal ini, misalnya individu juga diharapkan mampu untuk menemukan apakah hasil atau kesimpulan yang ditemukan tersebut logis ataukah tidak, mengatasi pokok masalah yang disasar ataukah meleset, merupakan solusi terbaik ataukah bukan. Pengukuran Penalaran Matematika Pengukuran terhadap kemampuan penalaran matematika dilakukan mengombinasikan berapa aspek berupa konten, proses kognitif dan konteks. Konten ukur menyasar pada aspek substantif domain konstruk ukur yang relevan dengan materi-materi yang diujikan. Proses kognitif menekankan pada proses mental yang melibatkan aspek kognitif individu untuk mengatasi sebuah permasalahan. Di dalam kaitannya dengan kemampuan numerasi, identifikasi terhadap proses kognitif dalam sebuah pengukuran kemampuan numerik dapat juga dilihat sebagai sebuah upaya melakukan formalisasi proses ini. Artinya, proses kognitif sebenarnya muncul dalam setiap proses pemecahan masalah kuantitatif namun seringkali tidak dijelaskan secara eksplisit sebagai domain kemampuan yang dilaporkan secara formal menjadi sebuah skor. Konteks adalah sesuatu yang membatasi sebuah informasi berdasarkan beberapa aspek seperti ruang lingkup, jangkauan waktu atau bidang yang ditekankan. Konteks adalah sebuah elemen penting yang membuat informasi lebih spesifik sehingga mudah dipahami dan dijabarkan lebih rinci. Konten Pengukuran Penalaran Matematika Konten pengukuran penalaran matematika pada UTBK 2023 akan melibatkan empat domain ukur yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, ketidakpastian dan data, serta aljabar. Semua konten ini sesuai dengan framework asesmen melalui AKM sehingga proses pengukuran penalaran matematika sejalan dengan arah kebijakan saat ini.



⊛ Bilangan Bilangan (quantity) adalah atribut dari sekumpulan objek yang memiliki harga kuantitatif dan diekspresikan melalui sebuah bilangan. Sesuai dengan framework dari AKM tahun 2021 domain ukur bilangan ini terdiri atas sub domain berupa representasi, sifat urutan, dan operasi. Representasi. Sub domain ini terkait dengan representasi bilangan cacah, bulat, pecahan, desimal, irasional, berpangkat dan notasi ilmiah. Pengukuran pada domain ini banyak diarahkan pada seberapa tepat individu memahami berbagai representasi bilangan dalam bentuk-bentuk harga kuantitatif. Sifat Urutan. Sifat Urutan. Sub domain ini berkaitan dengan sifat urutan dari suatu harga kuantitatif. Pengukuran pada domain ini diarahkan pada pembandingan informasi yang diekspresikan pada harga kuantitatif yang jamak. Individu yang memahami sub domain ini



dengan baik akan mampu mengidentifikasi objek mana yang memiliki harga kuantitatif yang lebih besar atau mengurutkannya berdasarkan kuantitasnya. Operasi Hitung. Sub domain ini mengukur sejauh mana pemahaman individu dalam penggunaan bilangan dalam sebuah operasi hitung. ⊛ Pengukuran dan Geometri Berdasarkan framework AKM dalam pengukuran geometri dan pengukuran, domain geometri dan pengukuran menekankan pada penalaran individu terhadap masalah-masalah yang melibatkan ruang bidang. Ada tiga dimensi yang diukur yaitu bangun geometri, pengukuran, dan penalaran spasial. Kemampuan yang diukur menekankan pada kemampuan individu untuk: Penguasaan individu terhadap konsep dan penerapan untuk mengenali kuantitas dari atributatribut dari sebuah bangun ruang (misalnya luas dan volume). Penguasaan individu terhadap harga kuantitatif dari atribut bangun ruang yang terskala (metrik), baik dalam skala satuan pokok (panjang, massa, waktu) maupun skala satuan turunan (luas, debit, volume). Penguasaan individu terhadap atribut ruang spasial seperti arah, sistem koordinat petak, dan sistem koordinat kartesius. ⊛ Data dan Ketidakpastian Berdasarkan framework AKM tahun 2021, data dan ketidakpastian merujuk pada data dan representasinya. Mulai dari penyajian data secara sederhana, menggunakan turus dan diagram gambar hingga mengevaluasi data yang lebih kompleks. Ketidakpastian dan peluang merujuk pada adanya kejadian yang mungkin atau tidak mungkin yang disimpulkan berdasarkan peluang dari berbagai kejadian yang bersifat majemuk. Menurut OECD (2017) kemampuan yang terkait dengan domain ini adalah kemampuan dalam mengenali adanya variasi dalam suatu proses, memiliki sensitivitas terhadap adanya variasi dalam proses dan hasil kuantifikasi, memahami adanya ketidakpastian dan kesalahan dalam pengukuran, atau mengetahui tentang peluang. Kemampuan berikut ini juga dilihat termasuk dalam domain ini: kemampuan dalam membentuk sesuatu (forming), ketepatan dalam menafsirkan dan ketepatan mengevaluasi suatu kesimpulan yang ditarik dari sebuah situasi penuh dengan ketidakpastian. Kemampuan dalam melakukan penyajian dan interpretasi data dilihat sebagai kemampuan pokok yang melandasi berbagai kemampuan tersebut.



Pada tingkat sekolah menengah atas, siswa telah mempelajari adanya faktor acak (random) yang dapat mempengaruhi ekspresi atau manifestasi dari sebuah informasi.



Siswa juga telah belajar untuk menggunakan data untuk melakukan estimasi dan membuat inferensi berdasarkan kemungkinan yang paling tepat. Mereka dapat membandingkan kualitas laporan penelitian berdasarkan data dan dapat menggunakan data simulasi untuk membuat perkiraan dan menginformasikan penilaian. ⊛ Aljabar Berdasarkan framework AKM dalam pengukuran aljabar, domain aljabar terdiri atas sub domain persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi. Dalam pengukuran aljabar, aspek penalaran lebih ditekankan daripada teori aljabar semata sehingga domain ini dapat dikatakan sebagai penalaran aljabar. Oleh karena menekankan kepada aspek penalaran maka pengukuran aljabar tidak hanya berfokus pada pemecahan atau penyederhanaan persamaan rumus aljabar yang memiliki kompleksitas tinggi. Sub domain persamaan dan pertidaksamaan, pemahaman yang dinilai mulai dari menyelesaikan persamaan sederhana hingga sistem persamaan linear tiga variabel.



Pengukuran relasi dan fungsi, pemahaman. Sub domain ini menekankan pada kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dengan melibatkan suatu fungsi aljabar. Pengukuran rasio dan proporsi. Sub domain ini menekankan pada pemahaman konsep rasio/skala dalam permasalahan sehari- hari hingga menyelesaikan masalah aritmetika sosial. Penalaran aljabar melibatkan berbagai macam proses kognitif misalnya menerjemahkan masalah yang diekspresikan dalam bentuk kalimat ke dalam ekspresi baik berupa persamaan atau pertidaksamaan. Kemampuan ini merupakan kemampuan dasar yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal dalam domain ukur aljabar. Selanjutnya, proses penyelesaian soalsoal aljabar melibatkan proses memecahkan persamaan linear atau pertidaksamaan dengan satu variabel hingga tiga variabel, menafsirkan persamaan linear, ekspresi, atau pertidaksamaan dalam konteks dan memahami bagaimana grafik linier berkaitan dengan persamaan atau sistem persamaan atau pertidaksamaan.