Resume Taksonomi Bloom [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RINGKASAN MATERI TAKSONOMI BLOOM MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA



Oleh: Nama: Saumi Zahara NIM: 170740043



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH REULEUT, ACEH UTARA 2019



A. Pengertian Taksonomi Bloom Secara etimologis, kata “taksonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tassein” yang artinya mengklasifikasikan, dan “nomos” yang artinya aturan. Sehingga arti taksonomi dapat didefinisikan sebagai hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Taksonomi adalah sistem klasifikasi. Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika itu.



Secara



singkat, Taksonomi Bloom adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi yang dibuat berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai berbagai hal yang dikelompokkan dalam sistematika. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Samuel Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan dengan tujuan pendidikan. Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu; ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, dimana setiap ranah dibagi lagi lebih rinci menjadi beberapa bagian.



B. Klasifikasi Taksonomi Adapun tasonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif (cognitive domain) Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran, atau pikiran. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam tingkatan proses berpikir: No. Klasifikasi



Deskripsi



Kata Kerja Operasional



1



Kemampuan dalam mengingat dan menjelaskan kembali mengenai istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi.



mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, mengidentifikasi, mendaftar, membilang, menunjukkan, memberi label, memasangkan, menamai, membaca, meniru, mencatat, meninjau, mempelajari, memilih, menelusuri, memberi kode, mentabulasi, menulis, dan



Pengetahuan (Knowledge)



sebagainya



2



Pemahaman (Comprehension)



Kemampuan dalam memahami materi atau instruksi tertentu, menginterpretasikan, dan menyatakan kembali dengan katakata sendiri. Kemampuankemampuan tersebut, yaitu; translasi, interpretasi, ekstrapolasi. Contoh; merangkum materi pelajaran.



menjelaskan, mengkategorikan, memperkirakan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan, menghitung, membandingkan, mengkontraskan, mengubah, menguraikan, mendiskusikan, menggali, menerangkan, mencontohkan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, merangkum, menjabarkan, dan sebagainya



3



Penerapan (Application)



Kemampuan dalam menerapkan informasi, konsep, dan prinsip pada situasi nyata yang belum pernah dialami sebelumnya. Contoh; menggunakan pedoman dalam menghitung gaji karyawan.



memerlukan, menyesuaikan, mengalokasikan, mengurutkan, menerapkan, menentukan, menugaskan, memperoleh, mencegah, mencanangkan, menangkap, memodifikasi, melengkapi, membangun, membiasakan, menentukan, mendemonstrasikan, menggambarkan, melatih, mengemukakan, menangani, mengadaptasi, memanipulasi, dan sebagainya



4



Analisis (Analysis)



Kemampuan dalam menguraikan suatu materi menjadi komponenkomponen yang lebih jelas. Contoh; analisis penyebab meningkatnya harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponenkomponennya.



memeriksa, menganalisis, memecahkan, merasionalkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, mendokumentasikan, menjamin, menguji, mencerahkan, menjelajah, mengumpulkan, menata, mengelola, mengedit, menyimpulkan, menelaah, memerintahkan, dan sebagainya.



5



Sintesis (Synthesis)



Kemampuan memproduksi dan mengombinasikan berbagai elemen untuk membentuk suatu struktur yang unik. Pada jenjang ini, individu diharapkan dapat membuat hipotesis atau teori sendiri dengan memadukan berbagai ilmu pengetahuan.



mendisain, mengombinasikan, mengarang, menciptakan, merevisi, merancang, merangkai, menghubungkan, merekontruksi, menyimpulkan, mengintegrasikan, mengorganisir, mengintegrasikan, menyimpulkan, dan sebagainya



6



Evaluasi



Kemampuan dalam mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan



membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, menjustrifikasi,



(Evaluation)



norma, acuan atau kriteria. Contoh; membandingkan hasil ujian pelajar dengan kunci jawabannya.



mempertahankan, mengkaji, mengevaluasi, membuktikan, menyesuaikan, mengkoreksi, menemukan, melengkapi, dan sebagainya.



2. Ranah Afektif (Affective Domain)



Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.



Kawasan



afektif



yaitu



kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif ini disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara lain: No.



Klasifikasi



Deskripsi



Kata Kerja Operasional



1



Penerimaan (Receiving)



Kemampuan dalam menunjukkan atensi dan apresiasi terhadap orang lain. Contoh; mendengarkan pendapat orang lain.



mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, mengidentifikasi, memperhatikan, menjawab, dan sebagainya.



2



Partisipasi (Responding)



Kemampuan dalam berpartisipasi secara aktif dalam suatu kegiatan dan memiliki motivasi untuk mengambil tindakan atas suatu kejadi. Contoh; berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dalam kelas.



membantu, menjawab, memenuhi, mentaati, menyetujui, menyetujui, melakukan, menyajikan, memilih, mempresentasikan, menulis, melaporkan, menyelesaikan, mempraktekkan, dan sebagainya.



3



Nilai yang Dianut (Valuing)



Kemampuan dalam membedakan mana yang baik dan yang tidak baik terhadap suatu objek atau kejadian, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh;



memilih, membedakan, menunjukkan, mengikuti, mendemonstrasikan, memenuhi, menjelaskan,



mengusulkan kegiatan gotongroyong untuk kebersihan lingkungan.



melaksanakan, membentuk, mengusulkan, melaporkan, membenarkan, menolak, dan sebagainya



4



Organisasi (Organization)



Kemampuan dalam membentuk suatu sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh; menyepakati dan mentaati etika profesi.



merancang, mengatur, mematuhi, mentaati, mengkombinasikan, mengidentifikasi, merumuskan, menyamakan, mempertahankan, menghubungkan, mengintegrasikan, mengaitkan, menggabungkan, memperbaiki, menyesuaikan, melengkapi, membandingkan, dan sebagainya



5



Karakterisasi (Characterization)



Kemampuan dalam mengendalikan perilaku sesuai dengan nilai yang dianut serta memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal, dan social. Contoh; menunjukkan sikap kooperatif dalam kegiatan berkelompok.



memperlihatkan, melaksakan, melakukan, membedakan, memisahkan, menunjukkan, mendengarkan, mengusulkan, merevisi, memperbaiki, membatasi, membuktikan, mempertimbangkan, mengajukan, membantu, dan sebagainya



3. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain) Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.



Kawasan



psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan



jasmani. Rician dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:



No. Klasifikasi



Deskripsi



Kata Kerja Operasional



1



Persepsi (Perception)



Kemampuan dalam menggunakan saraf sensori dalam memperkirakan sesuatu. Contoh; menaikkan suhu AC ketika merasa kedinginan.



mendeteksi, memilih, menggambarkan, menghubungkan, mengidentifikasi, mengisolasi, membedakan, menyeleksi, dan sebagainya



2



Kesiapan (Set)



Kemampuan dalam mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi, ketika menghadapi suatu hal. Contoh; melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan urutannya.



mengawali, memulai, memprakarsai, memperlihatkan, membantu, mempersiapkan, menunjukkan, mendemonstrasikan.



3



Reaksi yang Diarahkan (Guided Response)



Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. Pada tahap mempelajari suatu keterampilan termasuk di dalamnya gerakan coba-coba atau meniru.



meniru, mengikuti, mencoba, mentrasir, mengerjakan, membuat, mempraktekkan, memasang, menanggapi, memperlihatkan, dan sebagainya



4



Reaksi yang Natural (Mechanical Response)



Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan tanpa memperlihatkan contoh karena sudah cukup latihan. Contoh; mengetik dengan cepat dan tepat karena sudah terbiasa.



membangun, mengoperasikan, membongkar, memasang, melaksanakan, memperbaiki, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, memperlancar, mempertajam, menangani, dan sebagainya



5



Reaksi yang Kompleks (Complex Response)



Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan yang terdiri dari berbagai tahapan dengan lancar, tepat, dan efisien. Contoh; membongkar dan memasang kembali suatu peralatan dengan tepat.



memasang, mengoperasikan, membongkar, memperbaiki, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat, mencampur, mempertajam, mengujur, mengorganisir, dan sebagainya



6



Adaptasi



Kemampuan untuk mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola sesuai



merevisi, mengubah, mengadaptasikan, mengatur



7



(Adjustment)



dengan yang dibutuhkan. Contoh; melakukan perubahan dengan cepat dan tepat pada suatu kejadian tak terduga tanpa merusak pola yang ada.



kembali, memodifikasi, dan sebagainya



Kreativitas (Creativity)



Kemampuan untuk menciptakan pola gerakan baru berdasarkan inisiatif sendiri. Contoh; menciptakan kreasi tari yang baru.



merancang, membangun, menciptakan, memprakarsai, mendisain, membuat, mengkombinasikan, dan sebagainya



C. Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom Prinsip belajar sebagai dasar dalam upaya pembelajaran ini meliputi: a. Kematangan Jasmani dan Rohani Kematangan jasmani ini, telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya cukup kuat untuk melakuka kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani yaitu telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar seperti kemampuan berpikir, ingatan dan sebagainya. b. Kesiapan Kesiapan ini harus dimiliki oleh seorang yang hendak melakukan kegiatan belajar yaitu kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlegkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan memiliki minat dan motivasi yang cukup. c. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa dan ke mana arah tujuannya serta manfaat apa bagi dirinya. Dengan mengetahui tujuan belajar akan dapat mengadakan persiapan yang diperlukan, baik fisik maupun mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan memuaskan. d. Memiliki Kesungguhan Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan belajar agar hasil yang diperoleh memuaskan dan penggunaan waktu dan tenaga tidak terbuang percuma yaitu lebih efisien.



e. Ulangan dan Latihan Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Versi lain dalam buku Belajar dan Pembelajaran oleh Dimyati dan Mudjiono menyebutkan prinsip belajar antara lain: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.



DAFTAR PUSTAKA Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Winkel,W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Mudjiono, dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka cipta. Santrock, John W.. 2007. Psikologi Pendidikan.terj. Tri Wibowo. Jakarta: Kencana.