Review Film American Factory [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Lisda Mardiana



NIM



: 1982111043



Tugas MK



: Berpikir Sistem dan Mutu Yankes



Review Film American Factory Film American Factory bercerita tentang kebangkrutan perusahaan raksasa General Motors (GM), sebuah pabrik otomotif di Ohio, Amerika Serikat yang tutup pada tahun 2008 dan terpaksa harus memutuskan hubungan kerja dengan ribuan pekerjanya. Kemudian setelah beberapa tahun, sebagian dari pekerja yang kena PHK ini direkrut oleh sebuah perusahaan kaca otomotif asal Tiongkok, Fuyao Glass America, yang menempati pabrik bekas pabrik General Motors. Berdirinya Fuyao Glass America ini menjadi bagian yang krusial dalam Film American Factory. Melalui film ini Barack Obama ingin menyampaikan pesan bahwa orangorang dapat keluar dari diri mereka sendiri dan mengalami serta memahami kehidupan orang lain. Di perusahaan Fuyao Glass America ini pekerja warga negara Amerika Serikat dan Tiongkok ditempatkan dalam satu divisi yang sama. Padahal seperti yang kita ketahui umumnya mereka mempunyai budaya kerja dan cara pikir yang berbeda. Dari sini kita melihat bagaimana dua hal yang berbeda atau bahkan saling bertolak belakang ini saling berbenturan dan memunculkan berbagai reaksi yang berbeda para pekerja tersebut. Ada banyak cerita dan isu yang disoroti di sepanjang film, mulai dari perbedaan budaya kerja, kurangnya perhatian terhadap keamanan dan keselamatan kerja, kesulitan berkomunikasi akibat kendala bahasa, sampai isu-isu politik dan Hak Asasi Manusia seperti serikat pekerja. Kombinasi antara rekaman interview dan peristiwa-peristiwa yang terjadi punya bobot seimbang dan saling mengisi satu sama lain. Maksud “Cultures Collide. Hope survives” dalam film ini adalah adanya benturan budaya dan harapan untuk bertahan. Perbedaan budaya antara Tiongkok dan Amerika yang kontras terutama dalam dunia kerja membuat benturan yang bisa merugikan kedua belah pihak. Sehingga perlu adanya cara untuk tetap bertahan yaitu dengan berubah menjadi lebih baik dan saling memahami.



Dalam film ini pekerja Tiongkok dianggap lebih bermutu dari pekerja Amerika karena pekerja Tiongkok tidak mementingkan hari libur dan pemenuhan hak-hak karyawan lainnya. Sedangkan pekerja dari Amerika dianggap sebagai pemalas yang tidak punya etos kerja tinggi dan bisanya cuma menuntut. Menurut Denny Siregar film ini penting karena kondisi yang terjadi dalam film tersebut bisa mewakili kondisi Indonesia saat ini dimana para pekerjanya mirip dengan pekerja Amerika yang cuti dan liburnya banyak, pengeluh, penuntut, kualitasnya rendah, dan lebih sibuk gabung dengan serikat pekerja yang mempolitisasi mereka. Sehingga inilah yang membuat para investor asing enggan berinvestasi di Indonesia. Film American Factory ini akhirnya meraih penghargaan Oscar karena menyuarakan isu-isu dan peristiwa penting dengan cara yang mudah diterima sehingga menjadi salah satu alasan kuat menarik untuk ditonton. Film ini juga membuat kita berpikir tentang gambaran nyata dari efek globalisasi. Jalan cerita dari film ini juga seakan menyadarkan semua orang kalau perubahan etos kerja sedang terjadi di dunia, tidak hanya di Tiongkok. Melihat kondisi saat ini apa yang ada di dalam film American Factory bisa saja terjadi di Bali karena adanya dampak globalisasi dan Bali merupakan destinasi wisata yang mendunia sehingga menarik para investor asing. Akan tetapi, para pekerja lokal yang cenderung memiliki karakteristik banyak cuti dan liburnya, pengeluh, penuntut, dan kualitasnya rendah sehingga para investor asing bisa saja tidak tertarik untuk merekrut pekerja lokal. Hal ini jelas sangat merugikan. Oleh karena itu, pesan yang bisa diambil dari film ini intinya adalah kalau kita tidak mau berubah menjadi lebih baik, jangan harap kita bisa bertahan.