Revisi Dikit Naskah Role Play Jiwa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Disebuah rumah sakit A terdapat salah satu pasien bernama Nn. L, pasien baru dirawat dirumah sakit A. Nn. L hanya murung, diam, kadang menangis, marah, sedikit berhalusinasi, tidak berinteraksi dengan yg lainnya, tidak bisa tidur, dan tidak mau makan. Dari data yang di dapat oleh keluarga, Nn. L seperti itu semenjak kekasihnya meninggal dunia sejak kecelakaan 2 minggu yang lalu. Suatu pagi, ketika yang lainnya sedang melakukan aktifitasnya, Nn.L hanya berdiam diri dikamar, dan perawat pun menghampiri untuk meminimalkan yang sedang dialami Nn. Lia (Tahapan Meningkari) (Fase Orientasi) Perawat 1 : “Hallo, assalamualaikum. Ini lia ya? Saya suster Gian, saya bertugas dari pukul 07.30-14.00 WIB. Lia kok dari tadi di kamar aja sih. Engga keluar dengan yang lainnya? Pasien



: (Menatap dengan tatapan kosong dan hanya terdiam)



Perawat1



: “Lia, boleh suster berbincang dengan lia?”



Pasien



: “Iya” (Mulai membuka diri)



Perawat 1



: “Lia mau berbincangnya dimana?”



Pasien



: “Disini aja”



Perawat 1 : “Yaudah iya kita berbincang disini aja ya. Cuma 15 menit aja kok, lia setuju?” Pasien



: “Iya”



(Fase Kerja) Perawat 1 : “Lia, coba ceritakan pada suster, apa sih yang lia rasakan sekarang?” Pasien : “Lia sedih sus, pacar lia tidak datang-datang. Lia sudah menunggu lama tapi tidak datang-datang” Perawat 1 : “Lia.. Pacar lia sudah tidak ada, pacar lia sudah meninggal dunia. Lia harus sabar, lia harus ikhlas, kemarin pacar lia sudah di makamkan di TPU dekat rumahnya. Pasien : “Tidak sus, berita itu tidak benar! Bohongg… Pacar lia lagi di kantor kok. Baru saja



habis telepon lia” Perawat : “Suster mengerti apa yang lia rasakan,( sambil menyentuh) yaudah nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya. Lia, kok makanannya masih ada? ayo di makan, biar badannya tidak lemas” Pasien



: “Tidak mau sus”



Perawat



: “Sedikit aja ya biar badannya tidak lemas”



Pasien



: “Iya deh”



Perawat



: “Lia mau makan sendiri atau mau di suapin sama suster”



Pasien



: “Sendiri aja deh. Lia bisa makan sendiri, ”



Perawat : “Yasudah iya kalau mau makan sendiri, suster temenin ya makannya” Pasien



: “Tidak, tidak. Suster pergi aja sana”



Perawat



: “Beneran mau sendirian aja?”



Pasien



: “Iya ih suster”



(Fase terminasi) Perawat : “Yasudah iya, tapi makannya harus dihabisin ya. Oh iya besok suster mau ngobrolngobrol lagi ya sama lia. Lia mau jam berapa?” Pasien



: “Terserah”



Perawat



: “Kalau jam 10 pagi aja gimana? Lia setuju?”



Pasien



: “Iya”



Perawat



: “Tempatnya mau dimana?”



Pasien



: “Disini aja sus”



Perawat



: “Baiklah kalau begitu, suster tinggal ya. Di habiskan makanannya. Assalamualaikum”



Perawat pun pergi dan kembali ke ruangan. Sedangkan lia hanya diam dan sama sekali tidak menyentuh makanannya sedikitpun. Malam harinya pun keluarga pasien datang. Keluarga



: “Assalamualaikum, punten suster, lia lagi dimana ya?”



Perawat 2



: “Walaikumsalam ibu, lia lagi dikamarnya bu”



Keluarga kemarin?



: “Astagfiruloh, bagaimana keadaannya sus? Apakah masih seperti



Perawat 2 : “Iya ibu, lia masih berkurung diri di kamar dan tidak mau berinteraksi keluar dengan yang lainnya” Keluarga



: “Boleh saya ke kamarnya sus?”



Perawat



: “Iya bu, silahkan. Mau saya antar bu?



Keluarga



: “Tidak usah sus, terima kasih”



Keluarga pasien pun menghampiri lia. Dan lia masih saja murung. Keluarga



: “Assalamualaikum nak, kamu sudah makan”



Pasiem



: “Hanya diam”



Keluarga ikhlas”



: “Nak, sadar nak. Kemarin gilang sudah di makamkan. Kamu harus



Pasien



: “Ibu apaan sih! Dateng-dateng bicara tidak jelas”



Keluarga



: (Langsung memeluk pasien) Nak, kuat na. Ada ibu disini”



Pasien : “Ih apaan sih! Gilang masih di kantor. Ini lia lagi nungguin. Tuh tuh suara mobil gilang tuh bu” Keluarga



: “Astagfiruloh nak, istigfar nak” (Kembali memeluk pasien)



Pasien : “Ibu mending pergi aja deh sana” (Kemudian melempar barang yang ada didekatnya) Mendengar keributan didalam ruangan, perawat pun segera menghampiri kamar Nn. L karena takut terjadi yang tidak diharapkan. Perawat datang dan langsung menenangkan Nn.L dan meminta keluarga untuk keluar dari ruangan. (Tahapan Marah) Perawat lia”



: “Lia, tenang ya. Lia tidak boleh seperti ini. Ibu lia sayang dengan



Pasien



: “Tidak! Ibu jahat!



Perawat



: “Ibu sangat sayang dengan lia. Yuk lia istirahat ya”



Keesokan harinya. Nn.L dan perawat 1 pun bertemu kembali untuk berbincang-bincang.. (Tahapan Marah) (Fase orientasi)



Perawat



: “Assalamualaikum, selamat pagi lia..”



Pasien



: (Diam)



Perawat : “Lia, ini suster Gian yang kermarin kontrak waktu dengan lia untuk berbincang-bincang hari ini. Bagaimana, lia sudah siap?” Pasien



: “Iya sus”



(Fase kerja) Perawat : “Yaudah ya kita mulai, nah sekarang coba ceritakan apa yang lia rasakan sekarang” Pasien



: “Lia kesal!”



Perawat



: “Apa yang membuat lia kesal?”



Pasien : “Lia cape nunggu sus, lia cape dari kemarin gilang engga datengdateng. Padahal kemarin dia telepon katanya masih dikantor dan mau jemput lia. Tapi mana, dia engga dateng-dateng” (sambil melempar apa yang ada didekatnya) Perawat : (Sambil menggenggam tangan lia) “Lia... Lia harus sadar dengan apa yang terjadi kemarin. Gilang sudah engga ada disini” Pasien : “(menangis )siapa sih yang tabrak dia kenapa dia ditabrak apa salah dia sus ? kenapa orang itu jahat, tuhan tidak adil sama liaa! ” Perawat : “Lia... dengerin suster ya. Lia harus bisa ikhlas. Suster mengerti apa yang lia rasakan saat ini. Ini memang sangat berat buat lia, tapi lia harus bisa terima. Masa depan lia masih sangat panjang.” Pasien



: “ sudah sus jangan bicara itu lagi”



Perawat : “Suster punya cara untuk meredakan kekesalan. Lia bisa tarik nafas sedalamdalamnya, lalu keluarkan melalui mulut. Ayo kita coba” (Perawat mengajari teknik relaksasi) Perawat



: “Bagaimana? Sudah enakan belum?”



Pasien



: (Mengangguk)



Perawat : “ ada cara lain selain teknik tarik nafas dalam yaitu dengan istigfar. selain itu, lia bisa ambil wudhu kemudian shalat, mengaji atau melakukan aktifitas yang lia suka, agar hati lia tenang” Pasien



: “baiklah”



Perawat : “Lia bisa pakai cara itu ketika lia tidak bisa mengontrol perasaan lia. Lia mengerti?” Pasien



: “Iya mengerti sus”



Perawat : “Nah, sekarang lia istirahat ya. Kalau lia sedang tidak sibuk, lia bisa berjalan-jalan keluar, bertemu dengan teman-teman yang lain” Pasien



: (Diam)



Perawat



: “Atau lia mau dijadwalkan buat aktifitas yang ingin lia lakukan?”



Pasien



: (Mengangguk)



(Fase terminasi ) Perawat : “ nah tadi suster sudah mengajarkan teknik untuk meredakan kekesalan lia , bisa lia sebutkan lagi apa saja? Pasien sholat



:” dengan tarik nafas,mengaji, istigfar , wudhu kemudian



Perawat : “Benar sekali lia, Baiklah kalau begitu bagaimana kita kontrak waktu lagi untuk membicarakan aktifitas yang akan lia lakukan. Lia mau kapan?” Pasien



: “Besok aja sus”



Perawat



: “Yaudah besok, lia mau dimana?”



Pasien



: “Ditaman aja sus”



Perawat : “Oke baiklah. Lia istirahat ya, ingat pesan suster yang tadi ya. Assalamualaikum” Pasien



: “Walaikumsalam”



Sejak berbincang-bincang dengan perawat 1, lia sedikit bisa mengontrol emosinya dengan cara yang telah diberikan oleh perawat. Keesokan harinya, perawat dan lia pun berbincang kembali. (Tahapan tawar menawar) (Fase oreintasi ) Perawat



: “Hallo, assalamualaikum lia”



Pasien



: “Walaikumsalam sus”



Perawat : “ sesuai janji kita kemarin kita akan berbincang bincang lagi sekitar 15 menit Ya. Oyaa Bagaimana dengan cara yang sudah suster berikan kemarin, apa telah dilakukan?” Pasien



: “Iya sus. Sus, lia mau cerita”



(Fase kerja ) Perawat



: “Iya lia, silahkan katakan aja apa yang lia mau ceritakan”



Pasien : “Coba aja ya waktu itu lia engga suruh gilang jemput aku, pasti gilang masih ada disini” Perawat takdir”



: “Iya lia, suster sangat mengerti. Itu bukan salah lia, itu sudah



Pasien



: “Tapi sus”



Perawat : “Lia.. kita engga tau kapan kematian seseorang. Hanya allah yang tau. Ini semua sudah di takdirkan. Sekarang lia harus bisa ikhlas, bisa sabar. Doakan yang terbaik untuk gilang” Pasien



: “Sus” (Menangis)



Perawat : (Memeluk) “Iya lia, lia harus kuat ya. Nah sekarang lia bisa melakukan aktifitas yang lia sukai. Lia suka mengerjakan apa kalau lagi dirumah” Pasien



: (Diam)



Perawat



: “Lia... Lia kok diam begitu?”



Pasien



: “Suster pergi deh dari sini, aku mau sendiri”



(Terminasi ) Perawat : “Baiklah kalau lia mau sendiri dulu, suster hanya pesan. Kalau lia merasa bersalah atau lia tidak bisa mengontrol perasaan lia, lia bisa pakai cara yang suster beri kemarin. Nanti kita berbincang lagi, tempatnya mau dimana?” Pasien



: “ disini “



Perawat



: “ baik disini jam berapa?”



Pasien



:” terserah”



Perawat : “ jam 10 ya, sekitar 20 menit. Baik suster pergi dulu ya , assalamualikum” Perawat pun pergi dari taman. Dan lia terdiam sendiri ditaman sampai sore. Perawat 2 pun menghampiri lia dan lia hanya diam saja tidak mau bicara (Depresi) (Fase Orientasi) Perawat



: “Hallo, assalamualaikum lia”



Pasien



: (Diam)



Perawat



: “Lia, kok sendirian aja disini. Yuk masuk kedalam yu, disini dingin”



Pasien



: (Masih terdiam)



Perawat



: “Lia apa yang sedang lia pikirkan?”



Pasien



: “Suster pergi, lia ingin sendiri”



Perawat



: “Lia bisa cerita sama suster”



Pasien



: “Gilang kenapa kamu tinggalin lia (menangis )”



Perawat ya”



: “ (sentuhan ) baiklah lia , kalau tidak ingin bicara dulu suster pergi



Keadaan lia makin sulit, lia kembali terdiam. Bahkan tidak mau berbicara dengan perawat. Keesokan harinya perawat 1 kembali menemui lia yang sedang terdiam dikamar. (Fase kerja ) Perawat



: “Assalamualaikum, lia. Suster boleh duduk disamping lia”



Pasien



: (Diam)



Perawat



: “Lia masih belum bisa ikhlas ya?



Pasien



: (Menangis)



Perawat



: “Jangan ditahan, katakan apa yang lia mau katakan”



Pasien



: “Lia jahat sus, lia jahat”



Perawat : “Lia disini engga ada yang salah. Lia harus bisa ikhlaskan gilang. Disini lia engga sendiri. Masa depan lia masih panjang. Yuk sekarang tarik nafas” Pasien



: (Tarik nafas dalam)



Perawat : “Bagaimana? Sudah agak enakan? Lia bisa melakukan aktifitas yang lia sukai. Tidak dengan berdiam seperti ini” Pasien



: “Terima kasih sus”



Perawat lagi ya”



: “Yaudah sekarang makan dulu. Suster gak mau liat lia kaya gini



Pasien



: “Iya sus”



(Terminasi ) Perawat : “Baiklah, suster mau pergi dulu ya. Ada urusan mendadak.nanti kta berbicang lagii . lia ingin dimana?jam berapa? Pasien Perawat



: “ disitu ( menunjuk halaman depan ) jam 10 : “ baikalah kalau begitu , suster pergi ya. Assalamuaikum”



Pasien



:” waalikumsalam



Sejak itu, lia sudah mulai melakukan aktifitas yang lia sukai. Lia mulai merajut. Sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Suatu hari perawat melihat lia yang sedang merajut sapu tangan (Tahapan menerima ) (Fase oreintasi ) Perawat



: “Hallo, assalamualaikum lia”



Pasien



: “Walaikumsalam sus”



Perawat : “ sesuai janji kemarin kita berbincang lagi yaa, bagaimana perasaan lia?” Pasien



:”iya baik sus, sudah sedikit lega sus”



Perawat



: “Wah, lia sedang bikin apa?”



Pasien



: “Lia lagi bikin sapu tangan nih”



Perawat



: “Lia jago banget nih. Suster seneng deh liat lia ceria lagi”



Pasien



: “Iya sus. Terima kasih ya sus”



(Fase Kerja) Perawat



: “Kembali kasih ya lia, sekarang apa yang lia rasakan?”



Pasien : “Lia sudah sadar sus, lia sudah mencoba untuk bisa ikhlas. Lia sadar gilang tidak pernah bisa kembali ke sisi lia. Lia juga sadar, lia masih punya keluarga yang sayang sama lia, masih ada suster disini. Masih punya teman-teman juga” Perawat : “Alhamdulilah lia sudah bisa mengikhlaskan gilang. Lia sudah sadar bahwa takdir itu rahasia allah yang tidak bisa kita hentikan. Suster harap, lia bisa melakukan aktifitas seperti semula lagi. Suster yakin lia pasti bisa. Iya terima kasih sus” Ketika sedang berbincang dengan perawat 1, kemudian perawat 2 datang bersama keluarga pasien Perawat 2



: “Assalamualaikum, wah lagi pada ngapain nih?”



Keluarga



: “Nak” (langsung memeluk pasien)



Pasien



: “Ibu maafin lia”



Keluarga : “Iya nak, ibu sangat khawatir. Alhamdulilah kamu kembali seperti semula lagi” Perawat 2



: “Lia lagi bikin apa sih?”



Pasien



: “Lagi bikin sapu tangan dong”



Perawat 2



: “Suster mau dong”



Pasien



: “Iya sus, nanti lia kasih satu-satu deh”



Keluarga



: “Ibu engga dikasih nih?”



Pasien



: “ Ih buat ibu mah khusus aku bikinin sweter “



Perawat : “ alhamdulilahlia sudah bisa beraktifitas seperti biasa lagi ya bu, jangan lupa teknik suster ajarkan untuk mereda kekesalan lia di terapkan pada saat dirumah nanti , apa saja tekniknya ?” Pasien shalat”



:” teknik nafas dalam, beristigfar, mengaji , berwudh dan



Perawat :” iya betul sekali lia, baik kalau begitu lanjutkan saja membuat saputanganya . suster pamit yaa, jaga kesehatan ya lia.. Pasien Perawat



:” terimakasih banyak suster,,,” :” iya sama sama”



Akhirnya Lia pun bisa menerima kepergian kekasihnya dan tidak lama kemuadian, setelah menjalani semua proses, lia diperbolehkan pulang dan beraktifitas seperti semula...



SEKIAN



ROLE PLAY KLIEN DENGAN BERDUKA/KEHILANGAN Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I yang diampu oleh : Indah Irianti, S.KM, M.Si Tantri W. U, M.Kep, Sp.Kep Jiwa Dra Yunani S.A, M.Kes Drs I Nengah Mustika, M.Kes Bram B, S.KM, M.Kep



Oleh : Fitri Andientin Sinfani (P17320313012) Gian Aprilia (P17320313041) Hany Apriantiny (P17320313004) Herliyana (P17320313057)



Tingkat IIA



POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN RI BANDUNG PRODI KEPERAWATAN BOGOR 2015