Rezha Tugas PR Nyusahin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 1 Masalah Dasar Teorotis: Merumuskan Kategori Teori Pulic Relations



A. PENGERTIAN TEORI DAN MODEL  Kerlinger (1986) mendefinisikan teori sebagai “seperangkat interelasai antara konstruk, definisi dan proposisi, yang menjelaskan suatu fenomena secara sistematis dengan cara menjelaskan relasi antar variable, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut”  Neuman (2006) menyebut teori sebagai pengetahuan tentang dubia nyata yang terorganisasi sehingga membantu orang untuk memvisualkan dan menjelaskan sesuatu.  Kaplan seperti dikutip oleh Littlejohn dan Foss (2008:15) mengatakan. Bahwa “teori tidak hanya upaya menemukan sesuatu yang tersembunyi tetapi juga cara memilih fakta, mengorganisasi dan menjelaskannya. Lalu bagaimana dengan Model ? Apakah model sama dengan Teori ? Model adalah gambaran Informatif untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Fisher menyebut model sebagai teori yang disederhanakan.dalam konteks komunikasi,dapat disimpulkan dalam Littlejohn dan Fost (2008) dam West & Turner (2007) bahwa model adalah gambaran simbolis yang sederhana dari suatu benda,gagasan atau proses komunikasi B. TEORI DAN REALITA Dapat disimpulkan bahwa teori berpijak dalam teori empiris berusaha menjelaskan cara kerja fenomena tersebut serta meramalkan akibat yang ditimbulkannya a. b. c. d.



Teori hanya menjelaskan beberapa aspek dari fenomena didunia nyata Suatu Teori fokus pada suatu sisi dan mengabaikan sisi yang lain Teori dan fenomena berkembang terus Teori “abstraksi rtealita dan bukan realitas itu sendiri”



C. TEORI DAN REALITAS Menunjukan bahwa metode ilmiah dan teori sebagai produknya bukanlah bersifat pasti objektif bukan bersifat netral dan bebas nilai, dan bukan merupaka representasi sesungguhnya dari realitas dari rekonstruksi ilmuan



D. BAGAIMANA TEORI YANG BAIK Littlejohn dan Fosst (2008) menyebut kriteria teori yang baik yaitu valid, parsimoni, keterbukaan, kontribusi bagi literatur prinsip validitas ini samadengan dua prinsip yang disampaikan West & Turner (2007) bahwa teori harus memiliki sifat konsistensi logis dan kegunaan praktis.



E. FUNGSI TEORI DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Carl H Botan & Vincent Hazleton, jr .(1989), ada 4 fungsi teori bagi praktisi public relations   



Fungsi deskripsi Fungsi pemahaman Fungsi prediksi dan kontrol



F. TEORI DAN REALITAS Menunjukan bahwa metode ilmiah dan teori sebagai produknya bukanlah bersifat pasti objektif bukan bersifat netral dan bebas nilai, dan bukan merupaka representasi sesungguhnya dari realitas dari rekonstruksi ilmuan



G. BAGAIMANA TEORI YANG BAIK Littlejohn dan Fosst (2008) menyebut kriteria teori yang baik yaitu valid, parsimoni, keterbukaan, kontribusi bagi literatur prinsip validitas ini samadengan dua prinsip yang disampaikan West & Turner (2007) bahwa teori harus memiliki sifat konsistensi logis dan kegunaan praktis.



H. FUNGSI TEORI DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Carl H Botan & Vincent Hazleton, jr .(1989), ada 4 fungsi teori bagi praktisi public relations



I.



J.



 Fungsi deskripsi  Fungsi pemahaman  Fungsi prediksi dan kontrol PERKEMBANGAN PARADIGMA ILMU PUBLIC RELATIONS Botan&Taylor (2004, dikutip di ihlen & Van Ruler 2009:4:Botan &Hazleton,2009:6) Mendeskripsikan perkembangan yang dialami public relations : pada 20 tahun terakhir ini public relations telah berkembang menjadi kajian utama berbasis komunikasi terapan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Public relations telah berkembang bukan lagi sekedar suatu praktik komunikasi corporate, melainkan berkembang menjadi bidang yang menjadi dasar teoritis dan penelitian yang potensial dan menyatukan macam macam bidang dalam komunikasi yang terapan . TEORI TEORI KHAS DAN PINJAMAN  James E .Grunig (1989) Mengatakan “ ilmuan public relations banyak meminjam praktek teori dan ilmu sosial lainnya “.







Menurut Greenwood (2010;458)like”like other emerging academic fields,...public relations has borrowed or adapted many of its theories from other disciplines”. Artinya “sebagai imu baru wajar bila public relations meminjam atau mengadaptasi banyak teorinya dari teori displin lainya untuk mengembangkan teori sendiri meskipun menurut mulyana (2001) teori yang baru ini menampakan keorisinalitasnya



K. KATEGORI TEORI TEORI PUBLIC RELATIONS Berdasarkan penerapammya teori public relations terbagi menjadi 2 Kategori besar  



Teori yang langsung diterapkan dalam konteks aktivitas public relations ,tepri ini tidak mengalami oerubahan dalam aktivitas public relatios Teori yang khas public relations ,teori ini merupakan pengembangan teori bidang lain yang dijadikan lindasan awal pengembangannya.



Bab 2 Metateori Teori Public Relations A. GENDRE DAN TRADISI TEORI KOMUNIKASI Perkembangan teori public reations tidak lepas dari perkembangan teori komunikasi sebagai payung keilmuannya . artinya pemikiran awal yang mendasari teori awal komunikasi dapat disebut akar teori public relations karna teori komunikasi tersebut diadopsi dalam kajian public relations B. TAHAP PERKEMBANGAN ILMU Ada tiga tahap perkembngan ilmu versi Auguste Cumte(suriasumantri,2001,dikutip dikriantono 2012) tahap religius, metafisik dan positif.  Tahap religius yaitu tahap yang menjadikan azaz postulat ilmiah sehingga ilmu merupakan edukasi atau penjabaran dari ajaran realigi.  Tahap metafisik /tahap filsafat karna mengacu pada comte,ornag memulai berspekulasi tentang metafisik atau keberadaan wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbebas dari dogma religi dan mengembangkan sistem oengetahan diatas dasar postulat metafisik tersebut  Tahap positf tahap pengetahuan ilmiah yang sudah menggunakan prinsip prinsip metode ilmiah yang diuji secata positif dalam proses yang objektif



Bab 3 Akar Perkembangan Teori Public Relations A. TEORI RETORIKA KEMAMPUAN DASAR PRAKTISI PUBLIC RELATIONS Agar dapat menghasilkan pesan yang efektif memengaruhi pemaksaan publik terhadap organisasi maka publik relations mesti memiliki kemampuan makna akan simbol Heath mengatakan “praktisi dibayar untuk memengarruhi apa yang diketahui, dipikirkan , dan dikerjakan orang (melalui penggunaan simbol).



1. Retorika era yunani kuno hingga zaman penjarahan Retorika dikambangkan oleh arostoteles dalam bukunya De Arte Retorika sebenarnya aristoteles melanjutkan pemikiran plato,yang meletakan dasar dasar retorika ilmiah tentang perlunya pembicara engenal sikologi khalayaknya . Retorika terdiri dari 3 unsur : a. erthos (kredibilitas sumber) b. Pathos (emosi atau perasaan ) c. logos (fakta) ajaran aristoteles menjadi 5 hukun atau jadi ajaran retorika yaitu : a.penemuan ( invention ) b.penyusunan (disposition) c.gaya (eloquotio) d.memori (memoria) e.penyampaian (pronunciation ) 2. Teori retorika kontenporer Teori retorika adalah “bergeser fokusnya dari pidato dari semua penggunaan simbol (littlejohn dan fost 2005)apa yang kita ketahui dan bagaimana kita bertindak sebagai masyarakat selalu dikomunikasikan melalui retorika Teori retorika sejak yunani kuno hingga era kontenporer sekarang menggangap simbol mengandung tujuan persuasi artinya dapat makna tertentu dari penggunaan simbol yang ditunjukan memengruhi ornag lain 3. Retorika dalam kajian public relations Kajian retorika membuka kesadaran praktisi public relations bahwa proses persuasi dapt terjadi secara terbuka artinya terjadi melalui perdebatan dan perbedaan opini publik memiliki peluang menyampaian pemikiran dan penilaiannya terhadap pesan yang disampaikan public relations 4. Metode penelitian retorika pada public relations Menurut Sproule (1988,dikutip ditoth,1992),Public relations memberikan fokus cukup besar pada penggunaan media massa menjangkau khalayak cukup besar pada penggunaan media masa pada khalayak massa atau masyarakat yang lebih luas dengan fokus pertama kali pada individu yang memiliki pengaruh dimasyarakat B. TEORI EVOLISI: AKAR PROPOSISI POKOK PUBLIC RELATIONS Teori ini memiliki kontribusi besar perhadap perkebangan ilmu komunikasi,termasuk kajian public relations .perkembangan populasi mendorong oesaingan untuk bertahan hidup karna populasi bersaing memperebutkan makaanan .kemudian akan terjadi kekuakan seleksi menyisihkan pihak yang lemah dan memungkinkan species baru yang berkembang yaitu spesies yang cocok dnegan kondisi lingkungan. Contoh pemikiran darwin yang diadopsi oleh kajian public relations antaralain a. b. c. d. e.



Paradigma ekologi Teori nonverbal komunikasi antar budaya Asumsi dasar (presupposion) Teori ekologi media Teori sosiologi yang dipinjam ilmu komunikasi dalam pengembangan teorinya



C. TEORI PSIKOANALISIS AKAR KAJIAN PERSUASI Teori psioanalisis melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan keinginan terpendam (homo valens).menurut Rogers 1997 dapat dideskripsikan psikoanalisis yang dibangun oleh sigmund freud (1856-1939) telah menjadi teori yang sangat kuat pengaruhnya bagi psikologi,sosiologi,ilmu politik,antropologi,dan ilmu komunikasi. 1.Konsep kepribadian manusia 2.Psikoanalisis dan Ilmu komunikasi dan Public Relatios D. Marxisme dan Pengaruhnya pada teori komunikasi Teori Marx (Marxime) yaitu teori tentang masyarakat kapitalis, Marx yakin bahwa pada dasarnya manusia itu produktif, artinya masnusia berkeinginan bekerja di dalam dengan alam agar dapat bertahan hidup.



BAB 4 PUBLIC DAN STAKEHOLDER A. TINJAUAN UMUN TENTANG PUBLIK Publik yaitu target utama setiap program Public Relations Praktisi public relations mesti menhidentifikasi bagaimana Public merespon pesan yang disebarkannya. Istilah public relations sering di artikan menjadi hubungan Masyarakat (Humas) sebenarnya penggunaan hubungan masyarakatb ini tidak tepat. Arti kata Public dalam public Relations berbeda dengan kata masyarakat, dalam hubungan masyarakat istilah Masyarakat terlalu luas. Sedangkan Publik hanya bagian dari masyarakat itu. B. TEORI STAKEHOLDEER : MEMAHAMI KELOMPOK PENGARUH Tori stakeholder memberikan teoretis dasar bagi praktisi publik relations untuk memahami bagi individu kelompok dan organisasi ekstenal mempengaruhi aktifitas organisasi tempat dia bekerja teori ini proses membangun relasi yang dilakukan organisasi dengan para aktor di sekitas yang terkait dengan operasioal organisasi seharihari. C. PREMIS DASAR TEORI STAKEHOLDER Asumsi dasar ini dapat diartikan juga sebagai Premis, yaitu proposisi yang digunakan sebagai landasan argumentasi teori untuk menjelaskan fenomena.



D. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN PUBLIK Konsep Publik dalam Buku ini merujuk pada istilah lebih spesifik dari pada Stakeholder yaitu sekumpulan orang yang memiliki perhatian yang sama (karna itu mereka sudah tahap meyadari) terhadap suatu Isu dan memungkinkan merespon dengan perilaku tertentu, Verbal maupun Nonverbal. Berdasarkan keberadaannya posisi terhadap organisasi, Stakeholder dan Publik dapat di kelompokan menjadi 2, yaitu : Internal dan Eksternal. Public Internal yaitu publi yang berada dalam organisasi tempat Public Relations bekerja, misalnya karyawan dan keluarga maupun pihak manajemen. Adapun



publik Ekstenal antara lain konsumen atau pelanggan, Komunitas, kelompok masyarakat dan media massa. E. MODEL IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN PUBLIK Pada dasarnya strategi identifikasi ini dapat digunakan untuk dua konsep tersebut. Hanya jika ingin mengalami siapa saja dari Stakeholder yang bisa di kategorikan sebagai publik. Dan berikut disampaikan beberapa model atau strategi identifikasi yang dapat digunakan. 1. Model prioritas atribut dari freeman 2. Model key linkages dari Sman 3. Model Four Categories Of linkages dari Smith 4. Model Fungsional dari Michell 5. Model jaring-jaring segmentasi 6. Model Stakeholde Primer dan Sekunder 7. Teori Stakeholder dalam penelitian Public Relations 8. Teori Stake Holder dalam praktik Public Relations



BAB 5 TEORI SISTEM DAN FUNGSI BONDARY SPANNING A. Perkembangn teori Sistem Sistem merupakan dasar kehidupan manusia. Teori sistem memfokuskan perhatian untuk memahami bagaimana kualitas fungsi yang dijalankan setiap sistem dalam suatu relasi dimanmis dengan sistem-sistem lainnya jika teori sistem ini di terapkan, makan prinsip pokok yang berlaku yaitu organisasi merupakan slah satu bagian dari suatu sistem sosial yang lebih komplekas karna saling berhubungan, saling tergantung dan memengaruhi satu sama lainnya. B. Komunikasi sebagai perekat sistem Organisasi yaitu suatu sistem, didalamnya terdapat hubungan antar bagian atau komponennya. Kualitas adaptasi ditentukan dalam beberpa bagian kunci organisasi seperti Indivu, struktur dan kelompok fungsional. Sebagai suatu sistem organisasi memiliki karakteristik yang dimiliki setiap sistem sosial, yaitu : 1. Keseluruhan dan Saling bergantung 2. Hierarki 3. Peraturan sendiri dan Kontrol 4. Pertukaran dengan Lingkungan 5. Keseimbangan 6. Perubahan dan kemampuan adaptasi 7. Sama Tujuan C. Public Relations sebagai subsistem dalam organisasi Teori sistem sangat mewarnai proses public relations. Praktisi public relation dapat menjadikan teori ini sebagai dasar menjalin hubungan dengan Publiknya. Teori sistem menganggap bahwa aktifitas organisasi mengakibatkan konsekuensi bagi publiknya. Sebaliknya tindakan publik sebagai respon terhadap aktifitas organisasi juga menimbulkan konsekuensi tertentu bagi organisasi. D. Peran Public Relations dalam menjalin hubugan



Komunikasi ini penting bagi lancarnya operasional seluruh sistem organisasi, karna komunikasi mengintegrasikan semua elemen dalam bentuk kordinasi dan terjalin kerjasama sehingga bisa menjaga stabilitas sistem. Public Relation adalah proses mengelola strategi komunikasi untuk membangun relasi yang baik antara organisasi dan Publiknya. Karnanya, aktifitas Public Relations dapat dibagi kedalam dua Perspektif : 1. Public Relations sebagai metode Komunikasi 2. Public Relations sebagai teknik komunikasi E.



Aktifitas Boundary Spanning Tidak jarang terjadi ketegangan hubungan antara organisasi dengan Publik Internal ataupun organisasi dengan Publik Eksternal. Tidak jarang Pula persoalan ini sampai dibawa kemeja pengadilan. F. Sistem terbuka dan Tertutup Aktifitas “boundary – Spanning “ merupakan ciri-ciri dari sifat organisasi yang menerapkan sistem terbuka. Sistem terbuka yaitu sistem yang membuka diri untuk proses tukar menukar informasi dan sumberdaya dengan lingkungannya



BAB 7 Teori Contigency Of Accomodation In Public Relations A. TEORI DAN PELENGKAP TEORI EXELLENCE Menurut Cameron, Fritz Cropp, Bryan Reber, Amanda E Cancel, Lynne Sallot dan Michael Mitrook (1997 ; 2001 ; 2003 ) Teori CA adalah modifikasi dan pelengkap dari teori normatif (teori exellence) Karens berdasarkan kontinum tertentu, CA dianggap merupakan potret yang lebih realistis dari strategi PR. Kontinum merupakan representasi dari kemungkinan sikap organisasi terhadap publik. B. KONTIGENSI : AKOMODASI DAN ADVOKASI Aakomodasi dapat diarikan sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan. Penyesuaian ini juga mencangku kemampuan untuk berkolaborasi dengan pihak lain. Degan kata lain, Akoodasi yaitu situasi dimana Public relations berupaya memenuhi kebutuhan organisasinya dan publiknya.advokasi dapat diatikan sebagai upaya memberikan dukungan dan pembelaan terhadap krbijakan organisasi. C. VARIABEL TEORI CONTIGENCY OF ACCOMMODATION Yang menjadi pertanyaan yaitu pada kontinum yang bagaimana seharusnya proses komunikasi public relations terjadi ? dimanakah posisi organisasi dalam kontinum di atas ? kapan public relations bersifat akomodasi ? kapan bersikap advokasi ? kata kunci untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas yaitu “it depends”(tergantung)(cancel,dkk.,1997;Cameron, dkk.,2001;Reber & Cameron, 2003) D. VARIABEL EXSTERNAL 1.Ancaman-ancaman (threats) 2.Lingkungan industri (industry environment) 3.Level ketidakpastian kondisi sosial polotik atau perubahan budaya eksternal 4.Publik eksternal (individu, kelompok) 5.Isu yang dipertanyakan E. VARIABEL INTERNAL



1.Karakteristik 2.Karakteristik Departemen Public Relations 3.Karakteristik koalisi dominan (top management) 4.Ancaman internal (internal threats) 5.Karakteristik individual (praktisi public relations, koalisi dominan, line managers) 6.Karakteristik hubungan F. VARIABEL PREDISPOSING 1.Ukuran organisasi (Organization size) 2.Budaya organisasi (organization culture) 3.Terapan bisnis (business exposure) 4.Afiliasi atau akses dengan kelompok dominan G. VARIABEL SITUASIONAL 1.Ancaman, seperti pemberitaan negatif yang pemerintah;persoalan hukum (itigasi) 2.Biaya dan keuntungan akomodasi 3.Keseimbangan kepentingan antara berbagai publik 4.Persepsi publik terhadap isu 5.Reputasi organisasi 6.Karakteristik publik eksternal dan tuntutan-tuntutannya



dimuat



media;intervensi



H. APLIKASI TEORI CA DALAM PENELITIAN DAN PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Public relations yaitu aktivitas yang cair dan mudah berubah menyesuaikan situasi.penelitian CA ini dapat diterapkan secara kuantitatif maupun kuantitatif.Begitupula teori CA. Teori ini dapat diterpkan dalam penelitian tentang krisis . BAB 8 MENGUKUR GANGGUAN DENGAN TEPRI MATEMATIKA KOMUNIKASI A. RAGAM MAKNA INFORMASI Informasi merupakan salah satu unsur dasar omunikasi.tetapi pengertian informasi yang berlaku dimsyarakat sangat beragam.dalam interaksi sosial,saya sering mendengar masyarakat sangat beragam. Masyarakat mendefinisikan arti informasi kedalam 2 kelompok, yaitu :  Mendefinisikan Informasi sebagai hasil proses komunikasi berupa Fakta atau data. Dalam proses komunikasi, terjadi transfer pesan yang didalamnya terdapat perpindahan sejumlah fakta atau data yang dapat dipindahkan dari stu titik ke titik lain, Informasi dapat dikirim dan diterima dari komunikator krpada komunikan dengan menggunakan berbagai saluran, seperti saluran Interpersonal, media masa, atau nirmasa.  Informasi diartikan sebagai makna data atau simbol, atau pesan disini informasi diartikan sebagai arti, maksud, atau makna yang dikandung data, atau simbol atau pesan. B. TEORI DAN MODEL INFORMASI MATEMATIKA Terori informasi ini digagas oleh dua ahli matematika yang bekerja di perusahaan Telponbel, yaitu Calude Shannoh dan Warren Weafer. Teori ini menggambarkan proses komunikasi antar manusia sebagai proses tranmisi yang linier antara komunikator kepada komunikan. Informasi dianggap sebagai materi fisik yang berpindah dari satu titik ke titik lainnya.



C. INFORMASI : ALTERNATIF PILIHAN Teori Matematika komunikasi memberikan pengertian informasi yang berbeda dari beberapa pengertian yang disebut kebanyakan orang diawal bab ini. Informasi tidak diartikan sebagai makna pesan informasi memiliki beberapa karakteristik : 1. Untuk memperoleh informasi, dibutuhkan paling sedikit dua alternatif pilihan 2. Informasi bersifat memlih atau seleksi alternatif 3. Semakin seseorang berada dalam ketidakpastian maka semakin banyak alternatif pilihan atau informasi yang dapat digunakan 4. Informasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian atau keraguraguan 5. Kualitas informasi sangat ditentukan oleh nilai keberan yang dikandungnya D. TEORI INFORMASI (MATEMATIKA KOMUNIKASI) DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIK RELATIONS Teori informasi dari Shannon dan Weafer ini dapat diterapkan untuk mengukur gangguan atau hambatn yang terjadi dalam proses komunikasi antara organisasi dan publiknya . Berbagai gangguan ini daat menyebabkan kesalahan presepsi atau Miss Komunication sehingga pesan yang disampaikan Publik Relation ternyata di persepsi berbeda oleh Publiknya. Dapat disimpulkan bahwa informasi yang berkualitas yaitu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Mampu memenuhi aspek kebutuhan informasi dari publik b. Informasi berkualitas jika berguna, bernilai, faktual, dapat dipercaya, ketepatan. Dan keberanannya. BAB 9 TEORI UNCERTAINTY RECUCTION: MENJAGA KETERSEDIAAN DAN KUALITAS INFORMASI A. KETIDAK PASTIAN AWAL KERAGUAN Teori yang diciptakan Charles Burger dan Richard Calabrese pada 1975 ini menjelaskan bagimana anda menggunakan komunikasi untuk mengurangi keraguraguan, memahami orang lin dan diri anda, dan membuat prediksi tentang perilaku orang lain ketika berinteraksi dengan orang lain saat pertama bertemu. Tujuan komunikasi yaitu memilimalkan ketidak pastian yang anda rasakan tentang lingkungan dan orang orang disekitar anda. Anda merasakan ketidakpastian pada saat pertama interaksi, dan ketidakpastan itu dirasakan sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Biasanya terjadi karna kedua pihak yang berinteraksi belum saling mengenal. B. LEVELL PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN Informasi yaitu sesuatu yang dapat mengurangi ketidakpastian akan situasi tertentu semakin anda merasakan ketidakpastian makan semakin banyak informasi yang anda butuhkan. Coba anda perhatikan, sat anda berkomunikasi dengan orang lain, anda mempunyai motifasi dan juga rencana tertentu, bisajadi anda termotivasi atau ingin mengetahui latar belakang pendidikan orang yang anda ajjak bicara, maka dalam pikiran anada ada rencana-rencana untuk menanyakan pendidikan. C. MOTIVASI MENGURANGI KETIDAKPASTIAN Beberapa ondisi yang membuat level pengurangan ketidakpastian yang sangat tinggi, yaitu kondisi yang membuat anda sangat ingin mengetahui banyak informasi tentang orang lain. Beberapa kondisi itu antara lain :



a. Prediksi bahwa anda akan komunikasi dengan orang lain tersebut diwaktu lain yang akan datang. b. Anda merasa bahwa komunikasi dengan seseorang menghasilkan keuntungan bagi anda c. Bila anda berinteraksi dengan orang orang yang memiliki perilaku yang tidak lazim atau ubnormal menurut kacamata anda. D. JENIS-JENIS KETIDAKPASTIAN 1. Ketidakpastian perilaku berkitan dengan ketidakpastian akan perilaku mana yang seharusnya seseorang lakukan dalam suatu situasi. 2. Ketidakpastian kkongnisi berkaitan dengan ketidakpastian tenatang apa yang mesti dipikirkan tentang suatu atau orang lain. E. CARA MENGURANGI KETIDAKPASTIAN a. Strategi Pasif strategi ini terjadi jika seseorang hanya mengamati perilaku orang lain b. Strategi Aktif jika seseorang secara aktif mencari informasi tentang orang lain melalui pihak ketiga, misalnya bertanya si A tentang si B c. Strategi interaktif yaitu dengan secara langsung bertanya dengan orang yang menjadi target komunikan



F. AKSIOMA TEORI UNCERTAINTY REDUCTION 1. Hubungan ketidakpastian dengan komunikasi Verbal 2. Hubungan ketidakpastian komunikasi Nonverbal 3. Hubungan ketidakpastian dengan pencari informasi 4. Hubungan ketidakpastian dengan keakraban 5. Hubungan ketidakpastian dengan Resiprositas 6. Hubungan ketidakpastian dengan presepsi akan kesamaan dan ketidaksaan 7. Hubungan ketidakpastian dengan perasaan suka G. TEORI UNCERTAITY REDUCTION DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATION Tugas pokok public relations yaitu menciptakan citra positif dan mendukung reputasi positif organisasi dimata publiknya. Citra positif dapat terbentuk bila publik mempunyai presepsi yang positif terhadap organisasi persepsi ini harus lengkap dan tidak sepotong-sepotong, sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang keliru terhadap organisasi. Untuk meminimalkan ketidakpastian dengan menerapkan strategi komunikasi sebagai berikut : a. Mengumumkan berbagai perubahan sedini mungkin b. Memfasilitasi partisi pasistaf dalam proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah c. Menjaga agar aliran informasi terjadwal dengan baik H. PENELITIAN KONTEMPORER TUR DALAM PUBLIC RELATIONS Pentinnya saluran informasi yang disediakan organisasi untuk digunakan publik dalam mengurangi ketidakpastiannya sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian, berikut beberapa topik penelitian Tur dalam bil=dang Public Relations yang dapat anda dilakukan : 1. Menguji beberapa aksioma dan proposisi tour untuk mengetahui apakah saluran komunikasi public relations dapat mengurangi ketidakpastian yang dirasakan publiknya 2. Mengombinasikan beberapa aksioma tur sehungga menghasilkan proposisi baru 3. Meneiti tiga dimensi terkait upaya mengurasngi ketidakpastian



BAB 10 SITUATIONAL THEORY OF THE PUBLICS



A. TEORI SITUATIONAL OF THE PUBLICS : TEORI TENTANG PUBLIK Teori Situational of the Publics (STP) ini bermanfaat untuk mengidentifikasi publik sehingga dapat membuat kategori publik berdasarkan perilaku komunikasi dari individu dan efek komunikasi yang diterima dari individu tesebut. Menurut Gurunig teori situational of the public mempunyai bebrapa asumsi dasar yaitu : a. Individu yang berbeda diasumsikan mempunyai perilaku yang lebih konsisten b. Persepsi seseorang pada suatu situasi akan menentukan kapan dia merespon c. Setiap individu akan berusaha beradaptasi pada situasi dalam cara tertentu d. Publik bersifat situasional tergantung pada situasi yang dihadapi e. Karna bersifat situasional, masalah atau isu bersifat dinamis, maka publik pun bersifat dinamis B. TIPE-TIPE PUBLIK Geruning (1979) membagi populasi umum (stakeholder) menjadi 3 tipe macam publik, yaitu: a. Publik tersembunyi adalah sekelompok orang yang sebenarnya mempunyai permasalahan yang sama, tetapi tdk dapat mengidentifikasi atau meyadari permasalahan itu sehingga mereka tidak memberikan respon b. Publik teridentifikasi yaitu bentuk perkembangan dari laten publik, yaitu jika kelompok itu kemudian menyadari dan dapat mengidentifikasi suatu permasalahan maka kelompok itu berkembang menjadi “aware republik” c. Publik Aktif adalah sekelompok orang yang mendiskusikan dan merespon permasalahan itu dengan mengeluarkan opini atau melakukan opsi-opsi tertentu C. VARIABLE PERILAKU KOMUIKASI DAN PERSEPSI SITUASIONAL Variable perilaku komunikasi adalah variable tergantung dan variable persepsi bersifat independen. 1. Variable Independen : Persepsi situasional ini memiliki 4 subvariable yaitu : a. Problem rekognition adalah mempresentasikan sejauh mana orang mengenal atau menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang atau ada sesuatu ang salah dalam situasi tertentu b. Kontstrain rekognetion mempresentasikan sejauh mana seseorang memerepsi pembatasan dalam suatu situasi yang membatasi kebebasannya untuk mengkonstruksi perilakunya. c. Level of invivement mempresentasikan sejauh mana seseorang mengaitkan dirinya dengan objek didalam situasi d. Riverent Criterion variable yang mepresentasikan sikap yang rtelah dimilikiseseornag yang menjadi dasar seseorang bertindak dalam suatu situasi 2. Variable Dependen : Perilaku komunikasi Variable perilaku komunikasi mempunyai dua subvariable yaitu pencaria informasi dan pemrosesan informasi. Pencarian informasi disebut perilaku aktif karna seseorang individu harus terlibat dalam mencari dan mendapatkan informasi dengan cara merencanakan informasi apa yang dia butuhkan dan bagaimana cara mendapatkannya. Kombinasi ini menghasilkan 4 tipe, persepsi situasional yaitu : a. Problem – Faching behavior b. Consentrained behavior c. Routine behavior d. Fatalistik behavior



D. TEORI SITUASIONAL THEORY OF THE PUBLIC DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Teori ini menjadi dasar dalam praktisi public relations untuk dapat mengidantifikasi dan mengantifikasi, untuk menjaga epentingan atau menjaga ketertarikannya sebagai anggota publik dari organsasi. Publik Aktif adalah publik yang lebih dapat mengaruhi operasioan organisasi, mereka dapat bersifat mendukung seperti mengadopsi kampanye yang disampaikan organisasi dan membeli produk organisasi. Publik aktif lebih sulit dipersuasi, dari pada publik yang pasif E. CARA MENELITI VARIABLE PERSEPSI SITUASIONAL Teori ini dapat digunakan praktisi publik relations untuk mengukur opini publik, misalnya penelitian yang dilakukan gruning untuk mengupas perilaku komunikasi yang dilakukan publik terhadap isu isu corporate sosial responsibility untuk menguji pengaruh strategi publik relation terhadap kontribusi publik



F. APLIKASI STP DALAM PENELITIAN PUBLIK RELATIONS a. Sriramesh, Moghan, dan Wei (2007) b. Major (1998) c. Lee dan Rodrigues (2008) G. TEORI GOAL COMPABILITY Compability berasal dari kata Compatible, yang berarti harmonis, bekerjasama tanpa konflik atau konsisten dengan orang lain. Teori Situasioan of the publik bermanfaat dalam memberikan dasar pemahaman tentang konsep publik, perilaku komunikasi publik, dan variable-variable membuat segmentasi publik. H. APLIKASI TEORI Praktisi publik relation dalam mengatahui presepsi publik tentang goal compability dengan melakukan riset sebelum melakukan kampanye publik relations. Kemudian, informasi tentang persepsi publik ini dapat digunakan dalam merencanakan strategi komunikasi terhadap publik tesebut. Dengan kata lain, publik relation jangan hanya berdasarkan kepentingan organisasi tetapi juga berdasarkan apa yang dibutuhkan Publiknya BAB 11 TEORI ATRIBUSI DALAM KRISIS A. PERKEMBANGAN TEORI ATRIBUSI Teori atribusi membahas tentng bagaimana individu menarik kesimpulan tentang penyebab dari suatu perilaku baik itu perilaku, dirinya maupun perilaku seorang lainnya. Teori ini juga dapat digunakan membahas fenomena lain seperti perilaku organisasi B. PROSES DAN JENIS ATRIBUSI Proses komunikasi sangan ditentukan iole interpretasi masing masing terhadap perilaku dirinya dan lawan bicaranya. Menurut teori ini atribusi disebut sebagai proses memberikan atribut Atribut terdiri dari dua jenis. Pertama, atribusi internal, terjadi jika seseorang menginterpretasi perlaku orang lain disebabkan oleh sesuatu dari diri orang lain.



Kedua, atribusi eksternal terjadi ketika seseorang menginterpretasi periolaku orang lain disebabkan ole situasi diluar diri orang lain itu. C. TEORI ATRIBUSI UTUK SITUASI KRISIS Teori ini, reputasi organisasi akan jatuh jika oranisasi diyakini sebagai pihak yang bersalah dan menjadi penyebab sehingga musti bertanggung jawab, anggapan bila organisasi bersalah bahka dapat memunculkan kemarahan publik seperti demonstrasi dan aksi boikot. D. TEORI ATRIBUSI DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Dalam teori ini jika sumber informasi di dominasi oleh saluran informal, bisa berakibat : a. Organisasi tidak sehat, karna sistem komunikasi orgisasi formal tidak brjalan b. Informasi yang berkembang bisa dianggap sebagai suatu kebenaran, apabila dijadika sumber berita oleh media c. Menjadi informasi bagi publik dalam menginterpretasi dalam menginterpretasi situasi



BAB 12 TEORI APOLOGIA UNTUK MERESPON KRISIS A. PERKEMBANGAN TEORI APOLOGIA Pada mulanya, teori apologia membahas upaya individu mempertahankan diri atas serangan atau tuduhan telah bertindak salah, termasuk serangan yang melecehkan dirinya. Dalam perkebangannya, teori ini telah ditawarkan sebagai upaya bagi organisasi menghadapi situasi krisis B. APOLOGIA DAN SITUASI KRISIS Dalam lingkungan bisnis yang semakin dinamis dan tingkat persaingan yang ketat, gesekangesekan sosial akibat aktifitas organisasi yang berdampak terhadap lingkungannya semakin sering terjadi C. APOLOGIA, LEGITIMASI SOSIAL, DAN KATEGORIA Elemen legitimasi yaitu kompetensi dan berkarakter. Proses disebut legitimasi jika perusahaan atau ornanisasi dipandang menimbulkan kerusakan atau kerugian yang menyebabkan kemarahan dan rasa antipasi publik terhadap perusahaan. D. STRATEGIA APOLOGIA Strategi Apologia terdapat 4 Strategi : a. Strategi menolak atau menyangkal b. Strategi Bolstering c. Strategi mendefinisikan kembali E. APLIKASI TEORI APOLOGIA DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Ketika teori ini dikembangkan bukan hanya untuk konteks individu, tetapi juga untuk menjelaskan fenomena keorganisasian. Ada beberapa contoh penelitian teori antara lain, a. Meneliti efektifitas strategi apologia b. Meneliti faktor-faktor apa yang mempengaruhi penentuan strategi apologia c. Meneliti pengaruh strategi apologia dengan penurunan Reputasi



BAB 13 Situasional Crisis CommunicationTheory A. PUBLIK ADALAH PRIORITAS,REPUTASI MENYUSUL Teoriini mengidentifikasi bagaimana aspek dari situasi krisis memengaruhi atribusi tentang krisis dan reptasi yang dibuat oleh publik. Pada dasarnya publik mempunyi atribusi tertentu tentang krisis, dimana atribusi itu akan menentukan reputasi organisasi.point penting teori ini yaitu penekanan pada upaya melindungi publik dan stakeholder dari kerugian dan kerusaka daripasa melindungi reputasi organisasi. B. KRISIS DAN REPUTASI Teori SCC membantu praktisi public relationssebagai manajer krisis mengukur situasi krisis untuk menguji tingatan ancaman terhadap reputasi organisasi. Yang dimaksud ancaman adalah sejumlah kerusakan yang diimbulkan krisis terhadap reputasi jika organisasi tidak mengambil tindak menyelesaikan krisis dengan baik. C. VARIBEL- VARIABEL TEORI SCC DAN KLASTER KRISIS Teori situasional crisis comunication menjelaskan tiga variabel-penanggung jawab krisis pertama;sejarah krisis;dan reputasi sebelumnya-dalam situsasi krtisis yang berpotensi memengaruhi reputasi organisasi D. MODEL TEORI SITUASIONAL CRISIS COMMUNICATION Model ini membantu public relations mengevaluasi ancaman terhadap reputasi organisasi,melalui dua langkah.pertama,menentukann bagaimana level dari variabel penanggung jawab krisis .langkah kedua, SCC mengadaptasi pemikiran harnold kelley tentang faktor faktor yang menentukan atribusi seseorang terhadap orang lain,yaitu konsistensi dandistinctiveness. E. STRATEGI MERESPON MENGATASI KRISIS Setiap krisis mendorong organisasi mempunyai tim manajemen krisis yang bertugas mengatasi krisis dan memperbaiki reputasi pascakrisis.upaya yang dilakukan oleh tim ini yaitu merancang strategi merespons krisis. F. APLIKASI TEORI SCC DALAM RKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Pemahaman praktisi public relations terhadap teori situasional crisis comunication dapat menjadi pedoman dasar menerapkan strategi komunikasi dalam situasi krisis. Dapat disimpulkan bahwa organisasi yang mempunyai reputasi yang baik berati mempunyai lgitimasi di masyarakat.legitimasi adalah hak organisasi untuk eksis dan melakukan oprasi sehari hari. BAB 14 Teori spiral of silence untuk mengukur opini A. OPINI PUBLIK DAN PENGARUHNYA BAGI ORGANISASI Publik adalah individu yang memiliki perhatian yang sama pada suatu isi, dimungkinkan aktif mencari info tentang isu itu, dan berdiskusi dengan ndividu lain yang memiliki perhatian yang sama terhadap isu itu untuk berusaha mendapatkan solusi. B. OPINI PUBLIK



Definisi opini publik dibagi menjadi 2 definisi ,yaitu definisi rasional dan kontrol sosial. Definisi rasional menganggap opini publik sebagai instrumen dalam proses pembentukan opini dan pengambilan keputusan dalam negara demokrasi. Definisi kontrol sosial menganggap opini publik sebagai alat menciptakan integrasi sosial dan konsensus sosial. C. ASUMSI TEORI SPRAL OF SILENCE Teori spiral of silence ini ada dua asumsi pokok: a. Individu memiliki keinginan untuk menyampaikan opininya sebagai fungsi dari presepsinya terhadap opini publik b. Ide,sikap,dan prilaku individu dipengaruhi oleh presepsinya terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain. D. MEDIA MASSA SEBAGAI PEMBENTUK OPINI PUBLIK Media massa memiliki potensi besar membentuk opini publik.media masa berperan mengarahkan suatu opini,misalnya dengna memilih angle tertentu,memberi penekanan pada aspek tertentu, atau memilih aspek berita . E. HARDCORE DAN AVAN-GRADE Hardcore adalah individu yang memilici opini berbeda dengan mayoritas, tetapi tetap menyuarai opininya secara terbuka. F. PUBLIC RELATIONS DAN TEORI SPIRAL OF SILENCE Aktivitas organisasi memungkinkan menimbulkan isi isu tertent.isu adalah berbagai perkembangan ,biasanya didalam arena publik, yang jika berlanjut dapat secara signifikan mempengaruhi oprasional atau kepentingan jangka panjang. Bab 15 Teori kontruksi sosial dalam krisis A. REALITAS: KONTRUKSI SOSIAL Aktor utama dalam teori ini mengatakan bahwa rekontruksi dilakukan secara sosial ketika seseorang atau kelompok berinteraksi bersama dalam situasi sistem sosial. B. PERTARUNGAN KONTRUKSI SELAMA KRISIS: PERBEDAANNYA DENGAN TEORI SISTEM Dapat dikatakan bahwa kegiatan organisasi merupakan suatu realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga segala mavam upaya mengatasi masalah yang terjadi ,opini,dan berbagai macam prilaku yang terjadi secara sosial dikonstruksi oleh individu yang terlibat didalamnya. C. APLIKASI TEORI KONSTRUKSI SOSIAL DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Berdasarka kontruksi sosial,pubic relations adalah hasil kontruksi praktisi public relations,dan setelah disebarkan akan dikontruksi leh publik. Praktisi public relations mesti mengeksplorasi bagaimana kontruksi sosial publik, seperti presepsi,atribusi,atau ekspektasi mereka berkaitan dengan situasi krisis. Bab 16 Teori Impression management,footing,face,dan politenesis: Presentasi Organisasi membangun Citra Positif



A. PUBLIC RELATIONS: PRESENTASI DIRI ORGANISASI Public relations memiliki fungsi sebagai jembatan antara organisasi dan publiknya,baik publik internal maupun eksternal.public relations harus mampu menciptakan kesan positif pihak yang diajak komunikasi terhadap organisasinya..layaknya komunikasi interpersonal,public relations menggunakan simbol verbal dan non verbal untuk mempresentasikan organisasinya. B. TEORI IMPRESSIN MANAGEMENT Teori manajemen impresi menyebut,bahwa dalam interaksi sosial setiap individu berupaya menampilkan gambaran dirinya atau konsep dirinya di depan orang lain. Upaya ini disebut manajemen impresi, yaitu individu secara sengaja menggunakan komunikasi untuk mencitakan impresi yang di ingginkan dari orang lain terhadapnya. C. PRESENTASI DIRI UNTUK MANAJEMEN IMPRESI DALAM ORGANISASI Dapat di dimpulkan bahwa manajemen impresi terkait dengan strategi individu atau organisasi untuk mempertasikan dirinya selama interaksi dengan pihak lain. Kelima tipoligi presentasi diri dari edward 9metts,2009) antara lain: 1. Strategi ingratiation 2. Strategi self-promotion 3. Strategi exemplification 4. Strategi supplication 5. Strategi intimidation D. TEORI IMPRESSION MANAGEMENT DALLAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Organisasi tidak berbeda dengan seorang individu,yaitu orang aktor dalam panggung pertunjukan kehidupan sosisal dalam berbagai seting interaksi di depan khalayaknya. Teori ini juga menarik diterapkan untuk mengkaji perilaku komunikasi antara managger dan anggot organisasi.misalnya untuk memahami bagaimana proses pembangunnya identitas organisasi dan mengominukasikan identitas itu (dikenal dengan pencitraan). E. TEORI FOOTING DALAM PRAKTIK REATIONS Footing yaitu teori yang membahas bagaimana posisi atau sikap atau postur dalam interaksi itu.Dalam konteks public relations teori ini membahas bagaimana sikap dan potur publik relations sebgai comunication dan berinteraksi dengan publik dan karenanya menentukan strategi pencitraan. F. TEORI FACE DAN POLITINESS DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS “face yaitu sesuatu yang diinvesasikan secara emosional,dan dapat hilang,dijaga atau dikembangkan dan harus hadir secara konstant dalam interaksi” .dengan kata lain face yaitu “public self-image” atau”public performance”. G. APLIKASI PENELITIAN TEORI IMPRESSION MANAGEMENT DALAM PUBLIC RELATIONS Teori impression management memiliki posisi penting sebagai bidang peneliti dalam kajian public relations. Penelitian di bidang ini dapat dilakukan dengan mendeskripsikan tiga hal:



a. Bagaimana presentasi diri individu dalam organisasi dan presentasi diri organisasi melalui produk komunikasi public relations. b. Bagaimana motif yang mendasari oresentasi diri itu. c. Kemudian mendeskripsikan bagaimana presentasi diri tersebut di presepsi pihak lain.



Bab 17 Teori image Restoration: Memperbaiki Citra dan reputasi Reori image restoration dapat di terapkan dalam konteks individu dan kelompok atau organisasi, yaitu membahas respon individu atau organisasi saat citra positif dan reputasinya terancam. A. ASUMSI DASAR TEORI Teori image restoration juga disebut teori image repair,karna membahas upaya memperbaiki atau merestorasi citra dan reputasi yang buruk. 1. Strategi menyangkal 2. Strategi menghindari tanggung jawab 3. Strategi mengurangi serangan 4. Tindakan korektif 5. Menanggung akibat krisis B. TIPOLOGI BERSIFAT CAIR Tipologi bersifat cair, yaitu penggunaannya bervariasi.dimungkinkan organisasi menggunakan tipologi di atas secara bergantian atau bersamaan,atau mengombinasikan satu dengan lainnya. C. TEORI IMAGE RESTORATION DALAM PRAKTIK PULIC RELATIONS Dalam praktik public relations, TIR memberikan panduan bagi praktisi surat menerapkan strategi mengatasi krisis, Beberapa hal yang perlu dilakukan praktisi public relations : a. Mengidentifikasi opini atau tuduhan apa saja yang berpotensi mengancam citra dan reputasi Organisasi. b. Publik yang memberikan perhatian pada kasus yang terjadi (salient public atau aware public) c. Mengidentifikasi isu apasaja yang diketahui publik. d. Organisasi jangan memandang ringan kasus yang terjadi. e. Organisasi harus menetukan siapa target sasaran dari pesan-pesan komunikasinya. f. Menentukan strategi restorasi berdasarkan evaluasi terhadap situasi krisis. g. Mengevakuasi sejauh mana strategi merestorasi citra telah berjalan, apakah mampu mengembalikan citra positif atau belum.



D. PENELITIAN TIR UNTUK PUBLIC REALATIONS Teori ini memberikan inspirasi bagi akademisi untuk melakukan penelitian terus menerus tentang bagimana mengatasi krisis, khususnya krisis yang diakibatkan kesalahan operasional Organisasi.



Ada beberapa peluang penelitian yang dapat dilakukan. 1. Melakukan penelitian studi kasus serial terhadap beberapa kasus yang sama/mirip. 2. Membandingkan dampak dari bermacam strategi restorasi citra yang diterapkan dalam suatu krisis. BAB 18 TEORI STRUKTURASI : REPRODUKSI STRUKTUR DALAM ORGANISASI A. TEORI STRUKTURASI DALAM KONTEKS ORGANISASI Teori Strukturasi ini digagas oleh Anthony Giddens pada 1984 (Falkheimer, 2007) dan dibangun berdasarkan teori interaksi sosial. Giddens membangun teori ini berdasarkan pandangannya bahwa individu mempunyai kemampuan mengubah struktur sosial. Struktur yaitu aturan-aturan tertulis atau tidak, formal atau tidak dan sumber daya yang digunakan menjaga keberlangsungan kelompok atau organisasi. Perbedaan antara teori sistem dan strukturasi disampaikan berikut ini : Dalam bidan publik relations, teori ini dapat berada ditengah tengah dua teori besar lainnya, teori instrumental agency-oriented yang tidak mengakui adanya kekuatan struktur; kedua, teori kritis yang hanya memandang public relationssebgai strategi tersembunyi yang digunakan elite untuk mendominasi ruang publik (Falkheimer, 2007;288) Fungsi struktur bagi suatu organisasi (Dainton & Zelley;2005 : 182 ) :  Struktur menyediakan berbagai sarana koordinasi dan kontrol  Struktur membantu anggota organisasi mendefinisikan identitas mereka didalam organisasi.  Struktur menyediakan sarana untuk memonitor prestasi kerja  Struktur membantu organisasi hubungan dengan lingkungan B. ASUMSI TEORI STRUKTURASI Berdasarkan pendapa Giddens terdapat beberapa asumsi pokok teori strukturasi :  Manusia adalah aktor (agen) yang menentukan pilihan sendiri atas perilakunya.  Organisasi diproduksi dan di reproduksi melalui struktur – yaitu penggunaan aturan dan sumber daya – dalam interaksi sosial. C. DUALITAS STRUKTUR Disatu sisi teori ini berpendapat bahwa mwlalui proses strukturasi, individu bebas dalam memilih perilaku komunikasi (agency) sehingga tercipta struktur tertentu. Giddens menyebut sebagai struktur atau tindakan yang baru (a fresh act), yaitu setiap interaksi akan memunculkan struktur baru. Menurut teori strukturasi, organisasi struktur dan agency hidup dalam konteks ruang dan waktu. Ruang dan waktu merupakan kondisi dasar bagi sistem sosial dan perilaku sosial. Organisasi menurut teori strukturasi dipandang sebagai suatu proses terbuka dan terus menerus berubah, bukan suatu struktur yang tetap dan statis melaikan dinamis dan mengalami transformasi. Organisasi merupakan hasil konstruksi (memproduksi dan mereproduksi struktur) anggotanya melalui komunikasi (Falkheimer 2007) D. TEORI STRUKTURASI DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Teori strurasi memandang praktisi publik=c relations sebagai kekuatan komunikasi yang melayani terjadinya reproduksi dan/atau transformasi suatu ideologi (struktur) dominan dari suatu organisasi. Berikut beberapa Contoh implikasi praktis dan teori strukturasi yang dikutip dari Dainton dan Zelley (2005: 185 ) :



Rekomendasi untuk dilakukan Restrukturisasi Organisasi



Mengomunikasikan mengapa



Eksperimen



Hati-hati pada komunikasi tertulis



Ajak anggota organisasi ikut serta



Penjelasan Restrukturasi yaitu hal normal dari kehidupan organisasi menajemen dituntut melakukan dialog dengan karyawan tentang suatu struktur dan bagaimana struktur itu digunakan selama ini. Jangan hanya mempresentasikan struktur secara detail kepada karyawan, tetapi juga jelaskan landasan filosofis dibalik struktur itu. Hal ini akan memberi peluang karyawan untuk memproduksi struktur itu secaya kreatif (misalnya, memberimasukan atau ide kepada manajemen) Lakukan “test-drive” terhadap struktur untuk menemtukan apakah struktur itu dapat diterapkan seperti yang dimaksud. Lakukan evaluasi terhadap akibat-akibat yang tidak diinginkan. Dengarkan Respons karyawan Menyampaikan struktur dalam bentuk tertulis (seperti stanard operational procedure/SOP dan manual penggunaan ssuatu alat) dapat memberikan informasi yang sama pada setiap karyawan, tetapi jika tidak hati hati dapat menimbulkan kesalahpahaman, karena itu tulisan mesti jelas disertai contoh Bila ada masalah, dialog dan membuka forum bersama yaitu solusi terbaik, karena dapat membuka berbagai perspektif dalam proses strukturasi. Jangan dahulu mengandalkan peran konsultan untuk menyelesaikan persoalan.



E. TEORI STRUKTURASI DALAM PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Peluang pengembangan teori ini dengan melakukan penelitian masih terbuka seperti :  Sejauh mana agency dapat dilakukan oleh para agen dalam organisasi tertutup ?  Sejauh mana proses integrasi sosial terjadi pada organisasi dengan budaya tingkat tinggi (seperti budaya saling toleransi, ewuh pakewuh) dan foodalistik?  Apakah ada perbedaan pengaruh berbagai authoritative resources dalam organisasi yang berbeda budaya?  Bagaimana peran public relations dalam memediasi proses strykktutasi diorganisasinya? BAB 19 TEORI MOTIVASI DAN GAYA MANAJERIAL A. TEORI HIERARKI KEBUTUHAN Menurut Abraham Maslow menyebut beberapa tingkatan kebutuhan yang harus dipenuhi agar seseorang merasa terpuaskan. Tinhkatan kebutuhan itu antara lain : 1. Kebutuhan fisiologi 2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan akan penghargaan diri (self-esteem) 5. Kebutuhan aktualisasi diri



B. TEORI X DAN Y Menurut Douglas McGregor (1967) mengenalkan dua macam teori tentang motivasi yang juga menentukan gaya manajerial seorang manajer, yaitu teori X dan Y. Teori X dideskripsikan sebagai upaya untuk mengelola orang dengan memotivasi mereka sejak awal dengan kekuatan fisik dan kekuasaan. Dan Kebalikan Teori X, McGregor mengenal teori Y yang mengasumsikan bahwa indivisu secara alami mempunyai keinginan dan kebutuhan, dalah satunya yaitu kebutuhan untuk bekerja, peran majaer lebih untuk mendorong dan menyediakan peluang agar kebutuhan dan keinginan itu dapat terpenuhi. C. TEORI V Sebagai pengembangan dari pandangan McGregor diatas, Ward L. Quaal dan James A Brown (1976) menyampaikan teori V, yang dikenal juga sebagai the “v” theory of nanagement. Secara garis besar, teori V memandang proses manajerial sebagai proses relasi daua arah (birelational) Proses ini terjadi bila tujuan dari manajer diarahkan untuk dan di ekseskusi dalam tindakan karyawan. D. TEORI KESEHATAN MOTIVATOR Sama halnya teori X dan Y serta V, teori ini memandang motivasi sebagai elemen pokok perilaku ditempat kerja. Digagas oleh Frederick Harzberg pada 1959. Menurut teori ini dapat, terdapat dua faktor kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Yaitu motivator antara lain : Penghargaan, tanggung jawab, kemajuan pekerjaan, prestasi kerja, perkerjaan itu sendiri, dan peluang pengembangan diri. Adapun faktor-faktor kesehatan mencakup : gaji, supervisi, keamanan kerja, kebijakan organisasi, kondisi lingkungan kerja, administrasi dan hubungan dengan rekan kerja. E. EMPAT GAYA MANAJERIAL DARI LIKERT (LIKERT’S FOUR SYSTEMS) Likert membagi tipe manajerial ini sebagai berikut : 1. Sistem 1 : Gaya penguasa mutlak (the exploitative authoritative) a. Motivasi b. Pengawasan (Supervisi) c. Interaksi d. Pengambilan keputusan e. Komunikasi f. Level tanggung jawab pada tujuan organisasi g. Kinerja 2. Sistem 2 : Gaya seni mutlak (the benevolent authotitative system) a. Motivasi b. Pengawasan c. Interaksi d. Pengambilan keputusan e. Komunikasi f. Level tanggung jawab pad kebutuhan organisasi g. Kinerja 3. Sistem 3 : Gaya penasihat (the consultative system) a. Motivasi b. Pengawasan c. Interaksi d. Pengambilan keputusan e. Komunikasi f. Level tanggung jawab pada kebutuhan Organisasi g. Kinerja 4. Sistem 4 : Gaya pengajak-serta (the participative management system)



a. Motivasi b. Pengawasan c. Interaksi d. Pengambilan keputusan e. Komunikasi f. Level tanggung jawab pada tujuan organisasi g. Kinerja F. APLIKASI TEORI MOTIVASI DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Motivasi adalah faktor yang menjadi alasan seseorang melakukan pekerjaan tertentu. Angat penting bagi praktisi public relations untuk memahami motivasi karyawan. Pengetahuan tentang motivasi merupakan feedback bagi manajemen dalam merumuskan strategi meningkatkan motivasi karyawan. Diharapkan motivasi tinggi akan meningkatkan kinerja dan produktivitas organisasi.



BAB 20 TEORI CO-ORIENTATION A.



PENGEMBANGAN MODEL CO-ORIENTATION DALAM PUBLIC RELATIONS Teori ini dikembangkan oleh McLeod dan Chaffee pada 1973, dengan menciptakan model co-orientation yang juga untuk komunikasi interpersonal (Kutzschenbach & Bronn, 2006: Vercic, 2007). Model co-orientation McLeod&Chaffee ini berasumsi bahwa masing masing komunikator memiliki dua komponen kognisi, yaitu persepsi diri (self perceptions) terhadap objek komunikasi dan persepsi terhadap orang lain (other perceptions)



BAB 21 PUBLIC RELATIONS KRITIS A. PUBLIC RELATIONS KRITIS Pendekatan Public Relations kritis menganggap organisasi seperti sistem politik yang didalamnya terdapat bentuk dominasi. Organisasi terdiri dari publik Internal dan Eksternal yang mempunyai kepentingan yang berbeda dan saling berusaha memenuhi kepentingan itu. Setiap publik akan berusaha menggunakan power dan pengaruhnya untuk memperluas kepentingannya, Sebagai bentuk dominasi, beberapa publik dianggap tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk akses kedalam organisasi. B. KRITIK TERHADAP PENDEKATAN OBJEKTIF Beberapa pakar seperti Bernays, Robinson (Culbertson, 1993 ) mengatakan bahwa public relations bersifat cair yaitu bersinggungan dengan disiplin ilmu lainnya : dan ompleks, yaitu terjadi dalam multi konteks kehidupan manusia. C. MENGAPA PUBLIK RELATIONS KRITIS ? Menurut mickey (2003) berargumen bahwa dekonstruksi mendorong munculnya refleksi kritis trhadap public relations. Argumen ini diperkuat fakta bahwa dekonstruksi menanyakan secara kritis beberapa aspek publik relations, seperti : apa tujuan suatu program public relations, apa maksud komunikasi dengan karyawan, lobbying, community relations, crisis, communication, atau juga promosi produk. Mengapa pendekatan kritis perlu ?



1. 2. 3. 4. 5.



Mengugkap realitas dalam praktik public relations yang selama ini terpendam Mengkritik dan menantang asumsi yang sedang berlangsung diarea public relations Mengubah paradigma atau cara pandang yang sudah menjadi kebenaran umum Mengkritik kebijakan atau praktik dalam area public relations Suatu kebutuhan untuk para teoris sifat kritis agar lebih jelas membangun kontribusi pendekatan kritis, sehngga dapat mengembangkan bukan hanya teori public relations, tetapi juga riset untuk praktik. D. POSTMODERNISM PUBLIC RELATIONS Menurut Postmodernisme, tidak ada struktur yang nyata secara objektif atau makna sentral dan struktur represif bersifat sementara. Terdapat pertarunagn antara kepentingan dan ide yang bersifat cair dan berubah ubah. Toth (2002) memberikan lima karakteristik postmodernisme a. Menekankan pada realitas individual bukan pada suatu realitas saja b. Menakankan pada tanggung jawab etis masyarakat, tanggung jawab etis ini mendukung ilmu dan teknologi tetapi juga menekankan imajinasi, sensitifitas emosi, humanitas, dan apresiasi pada perbedaan. c. Akomodasi berbagai ide dan perspektif yang berbeda, termasuk modernisme, postmodernisme khawatir terjadi dominasi ideologi atau metanarasi karena cenderung mengontrol dimana public relations digunakaan untuk meneguhkan dominasi ideologi, disadari atau tidak d. Resusten terhadap ppositivisme e. Filasafat yang langsung diterapkan daripada menunggu kondisi ideal dari masyarakat E. TEORI FEMINIS Teori ini bermaksud memperjuangkan emansipasi dalam masyarakat. Para feminis beranggapan bahwa perlakuan gender telah memberikan kontribusi untuk mempertahankan steoreotip bahwa wanita adalah ”bentuk berbeda dari norma-norma” (Pompper, 2005:142) F. CULTURAL STUDIES Cultural Studies mengkaji bagaimana suatu tatanan, dalam hal ini budaya, dibangun atau diciptakan dan disebarluasakan. Budaya dalam cultural studies dapat dimaknai sebagai pola pikir, perilaku termasuk material yang digunakan dalam aktivitas sehari hari dan juga sebagai ideologi untuk memaknai pengalaman hidup. BAB 22 ENCROAHMENT THEORY DAN STANDAR KOMPETENSI PUBLIC RELATIONS A. KONSEP DASAR ENCROACHMENT Teori ancroahment ini membahas fenomena public relations yang dilakukan oleh orang orang yang bukan berlatar belakang pendidikan ilmu public relations ]atau ilmu komunikasi. Encroachment secara harfiah dapat diartikan mengambil alih kewenangan orang lain. Dalam organisasi pengambilalihan (encroachment) ini dapat terjadi, menurut Lauren (1992, dikutip di Lee 2005); Swager 2008 ketika pimpinan organisasi atau top manajemen mempekerjakan, mempromosikan atau memindahkan individu dari beberapa depatement dan/atau profesi lain diluar departement public relations untuk melakukan peran manajerial praktisi public relations. B. MENGURANGI ENCROACHMENT Encroacment berdampak negatif bagi para praktik public relations. Encroacment dapat mereduksifungsi public relations dari meran manajerial menjadi hanya peran teknisi. Encroachment juga dapat menciptakan peresepsi bahwa public relations bukan aktivitas yang penting sehingga kehadirannya sering terlupakan atau setidaknya di tempatkan dibawah kordinasi lain.



C. PENELITIAN TEORI ENCROACHMENT PUBLIC RELATIONS Teori ini demikian menempati posisi paling penting dikajian public relations.penelitian dapat mengunggkap faktor apa saja yang diprediksi mengganggu proses public relations agar sesuai dengan fungsi public relations yang ideal. D. TEORI KOMPETENSI INTERPERSONAL PUBLIC RELATIONS Fungsi public relations sebagai majaerial maupun teknisi komunikasi mentut penguasaan kopetensi tertentu. Membangun kopetensi Interpersonal public relations berdasarkan tujuh asumsi kopetensi interpersonal yang dikenalkan spitzberg & cupach (1994),yaitu : a. Kopetensi di presepsi atau cocok relevan dan evektif b. Kopetensi bersifat kontekstual. c. Kopetensi memiliki derajat tingkatan tertentu. d. Kopetensi mencangkup molardan molecular e. Kopetensi komunikasi bersifat fungsional. f. Kopetensi yaitu sifat saling begantung g. Kopetensi yaitu suatu impresi interpersonal.



E. INSTRUMEN MENGUKUR KOPETENSI PUBLIC RELATIONS Saat melakukan penelitian yang disebt studi xcellence ,menggunakan instrumen untuk mengukur identifikasi peran teknisi dan manajerial dari public relations .instrumen tersebut antara lain:  Pengetahuan teknis.  Skill Teknis  Motivasi teknis  Pengetahuan Manajerial  Skill Manajerial  Motivasi Manajerial BAB 23 TEORI RELATIONSHIP MANAJEMEN : UPAYA MENJAGA RELASI SALING MENGUNTUNGKAN A. Manajemen relasi : Inti public relations teori ini menjadi suatu teori penting public relations, karna terkait dengan fungsi dasar public relation, yaitu aktivitas komunikasi yang menghubungkan organsasi dan publik. Teori ini fokus membahan proses manajemen relasi antara organissi dan publiknya, internal maupun eksternal, karnanya teori ini juga dikenal sebagai ousat atau inti public relations. Definisi tersebut menekankan bahwa relasi yaitu fokus inti dari aktibvita public relations. B. Prinsip dasar manajemen relasi. Proses manajemen untuk membangun relasi mulai dari perencanaan, implementasi, hingga evaluasi, menurut teori relationship management harus berdasarkan beberapa prinsip dasar berikut ini : 1. Fokus utama public realations yaitu membangun relasi 2. Relasi yang berhasil jika didasarkan upaya meraih keuntungan bagi kedua pihak organisasi dan publik 3. Organiasasi public relationship bersifat dinamis sehingga selalu berubah setiap saat 4. Relasi didorong oleh kebutuhan dan keinginan dari organisasi dan publik



5. Manajemen OPR yang efektif akan meningkatkan pemahaman dan keuntungan bagi organisasi dan publik 6. Keberhasilan OPR diukur berdasarkan kualitas relasi 7. Komunikasi yaitu alat strategi manajemen relasi OPR dipengaruhi oleh sejarah relasi, sifat interaksi frekuensi pertukarn, dan reprositas timbal balik C. Penelitian teori relationship manajement Metode ini berisi empat dimensi, yaitu “ kepercayaan komitmen kepuasan dan kontrol kebersamaan. Kepercayaan merujuk pada sejauh mana inddividu dapat bersifat terbuka dan jujur kepada individu lainnya, ada tiga dimensi epercayaan, yaitu Integritas, relasi bersifat fair, reliability BAB 24 STRATEGI NARASI MEMERSUASI PUBLIK A. PERKEMBANGAN NARATIF PARADIGM & STORYTELLING Menurut Teori Narative paradigm dan storytelling ini pesan persuasif dan efektif bukanlah pesan fakta rasional, melainkan lebih kepada pesan narasi yang mampu meyakinkan hal layak tentang alasan atau argumen atau justifikasi yang baik.



B. ASUMSI DASAR PARAGIMA NARATIVE DAN STORYTELLING Ada beberapa asumsi dasar paradigma narative ini, yaitu : a. Manusia secara alamiah adalah makhluk bercerita, individu cenderung tertarik untuk menyampaikan dan menerima sesuatu tentang kehidupan di sekitarnya. b. Manuasia itu bersifat unik dan berbeda dengan makhluk lainnya karna memiliki kemampuan dan dorongan untuk bercerita atau menyamoiakan sutu cerita c. Individu memerlukan cara untuk menentukan cerita yang bisa dipercaya dan mana yang tidak d. Penilaian tentang good reasons diatas sangat ditentukan oleh budaya, karakter, latar belakang ataupun kesukaan masing masing individu e. Poses mengkonstruksi narasi dan produksi makna bersifat dinamis f. Rasionalitas daro pesan komunikasi sangat ditentukan oleh bagimana cara seseorang bercerita C. PARADIGMA NARATIVE DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Asumsi dasar paradigma narative ini juga terjadi pada suatu organisasi. Aktivitas sehari-hari public relations juga mencakup kegiatan menceritakan dan mengelola cerita tentang individu organisasi dan kelompok. Public Relations dituntut utuk membangun suatu narasi yang menjelaskan situasi yang dihadapi BAB 25 TEORI DISONASI KOGNITIF MEMENGARUHI KOGNISI MENGUBAH PERILAKU A. KOGNISI VS PERILAKU Teori ini memusatkan perhatian pada reaksi individu terhadap kondisi mental yang inkonsisten, yaitu terjadi ketidaksesuaian antara kognisi sebagai aspek sikap dan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Hipotesis utama ini yaitu jika seorang individu merasakan tidak nyaman secara psikologis, maka dia akan termotivasi untuk mengurangi perasaan ketidak nyamanan terjadi dengan cara mengembalikan kondisi mental agar seimbang lagi. Interaksi antara kognisi dan perilaku, memungkinkan menghasilkan macam macam relasi.



a. Irrelevance b. Consonnan c. Dissonance B. SKEMATA DALAM DIRI INDIVIDU Skemata yaitu sistem dari kognisi saya yang bertugas menyimpan dan mengola informasi. Jadi fungsinya seperti perpustakaan dari semua pengalaman hidup manusia. 1. Persepsi terhadap pentingnya isu 2. Rasiodisonasi 3. Rasionalisasi 4. Proses persepsi C. APLIKASI TEORI DALAM PRAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Teori kognitif disonance ini mengasumsikan bahwa individu secara alamiah lebih menyukai kesesuaian atau konsistensi antara apa yang diyakininya dan apa yang dilakukannya. Dalam konteks teori ini jika individu mengubah salah satu dari kognisi atau perilakunya maka berarti dia telah terpesuasi. Maka dalam membuat pesan persuasif praktisi public relations harus memperhatikan beberapa hal berikut ini : a. Buatlah pesan persuasif yang memiliki kegunaan bagi khalayak b. Buatlah pesan persuasif yang mengambil kejujuran c. Buatlah pesan persuasif yang mampu menarik perhatian khalayak sehingga bernilai d. Buatlah pesan persuasif yang dianggap tdk mengandung ancaman yang mengganggu kepentingan khalayak BAB 26 TEORI INTEGRASI INFORMASI DAN PERUBAHAN SIKAP A. INFORMASI SEBAGAI ALAT PENGUBAH SIKAP Tugas public relations yaitu mengaruhi sikap publik dan memberikan informasi tertentu. Teori ini begitu sederhana, yaitu menjelaskan bahwa individu membentuk sikapnya dengan cara memadukan atau mengintegrasikan informasi atau hal hal yang positif maupun nagative. B. SIKAP CENDERUNG SULIT BERUBAH Dapat dikatakan bahwa sikap seseorang kecenderungan bersikap konsisten dan sulit berubah. Ada beberapa faktor penyebabnya : 1. Sikap terhadap suatu objrk yaitu perkumpulan atau akunulasi pengetahuan atau informasi tentang objek itu dari proses interaksi dalam kurun waktu tertentu 2. Sikap mencerminkan kesukaan dan keyakinan individu yang telah mengalami proses pembentukan melalui pengetahuan dan pengalaman 3. Yaitu individu memiliki selektivitas dalam memperhatikan objek C. VAROIABLE PENGAUH SIKAP ; VALENSI DAN BOBOT INFORMASI Teori information integration menjelaskan bagaimana individu dapat dipengaruhi oleh informasi.Informasi dianggap sebagai esensi kegiatan persuasi, karna informasi dapat mempengaruhi sikap kemudian, sikap dimungkinkan dapat saling beriknteraksi dan memengaruhi maksud dari perilaku tertentu. Variable valensi berkaitan dengan arah informasi artinya informasi itu mengarah positif atau negative. D. APLIKASI TEORI INFORMASI INTEGRASI DALAM PAKTIK DAN PENELITIAN PUBLIC RELATIONS Public relations dapat menerapkan teori ini dalam program kampanye untuk mengubah sikap publik. BAB 27 ELABORATED LIKELIHOOD MODEL A. ASUMSI DASAR ELM



B.



C.



D.



E.



F.



Teori ini muncul pertama kali dalam disiplin psikologi sosial dalam kaitannya dengan perubahan sikap. Saat ini ELM banyak diterapkan untuk mengkaji fenomena komunikasi, misalnya penelitian marketing dan perilaku konsumen PESAN PERSUASI CENTRAL ROUTE Central Route yaitu teknik yang digunakan jika sasara pesanpersuasi diasumsikan dalam situasi secara aktf memikirkan atau melibatkan diri dengan ide atau informasi atau isu atau pesan persuasi dalam centran route ini akan berhasil jika sasaran penerima pesan aktif melibatkan diri dalam penukaran pesan. Penerima aktif mempunyai karakterisktik : a. Mempunyai motivasi tinggi terhadap isu atau ide atau informasi yang disampaikan b. Mempunyai kemampuan untuk memproses pesan persuasi tersebut JENIS-JENIS PESAN YANG TERELABORASI Praktisi public relations mesti memahami karakteristik sasaran penerima ketika membuat pesan persuasinya. Public relations mesti membuat predisi tentang reaksi sasaran yang kemungkinan muncul ketika menerima pesan itu PESAN-PESAN PERSUASI PERIPHEARAL ROUTE Praktisi Public relations bisa menggunakan teknik perpheral untuk memersuasi sasaran yang tidak memiliki perhatian yang tinggi terhadap de atau isu yang dipersuasikan. JENIS-JENIS PESAN PERIPHERAL Pesan peripheral yang positif yaitu pesan yang dianggap penerima yang mengandung hal hal yang menjanjikan. Pesan ini akan berdampak positif bagi perubahan sikap, meskipun belum tentu dibarengi dengan perubhan perilaku secara langsung. APLIKASI TEORI DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Pengetahuan akan model ini oenting bagi public relations dalam menyampaikan pesan persuasinya. Jika penerima pesan yang dituju memiliki karakter : 1. Mempunyai perhatian tinggi pada isu 2. Termotivasi untuk meluangkan waktu mencari informasi tentang isu



BAB 28 FRAMING DAN PUBLIC RELATINS



A. PROSES FRAMING Frame ini digunakan saat berinteraksi dengan lingkungannya. Artnya perilaku apa yang dipilih pada situasi apa sangat dipengaruhi oleh frame tersebut. Karna itu, kumpulan pengalam mental dan emosiolan diatas pada dasrnya merupakan filter dan pedoman bagi seseorang untuk bersikap dan berperilaku dalam interaksi sosial. Proses membingkai pengalaman mental dan emosional diatas disebut framing. Proses framing ini tidak hanya terjadi untuk diri saya tetapi juga terjadi pada diri orang lain. B. TEORI FRAME : PENDEKATAN SOSIOLOGI PADA KOMUNIKASI INTERPERSONAL Sosiologi memberi sumbangan besar dalam memahami fenomena interaksi sosial, khususnya proses komunikasi interpersonal. C. FRAME DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS Public Relations pada dasarnya merupakan aktifitas mengkonstrksi realita sosial. Artinya fungsi public relations berkaitan dengan upaya memengaruhi persepsi public dalam mendefinisikan realitas misalnya terhadap suatu isu atau kebijakan organisasi D. MODEL FRAME DALAM PESAN PESAN PUBLIC RELATIONS Frame adalah Proses membuat pesan dengan cara menyeleksi dan menonjolkan bagian bagian tertentu dari isu untuk disampaikan. Peublic relations dapat disebarkan kepada publik dalam beberapa bentuk pesan : a. Jargon aau selogan organisasi b. Manajement event



c. Artefak d. Product tulisan public relations E. FRAME ORGANISASI VS FRAME MEDIA Dalam praktik jurnaslistik media masa memperoleh informasi tentang sesuatu peristiwa dari berbagai sumber. Media tentu mengalami kesulitan dalam mengkover semua peristiwa, karna terbatasnya sejumlah wartawan. Hal ini dimungkinkan karna kemampuan media dalam menjangkau khalayak dan mengulang-ngulang pesan secara simultan BAB 29 TEORI AGENDA BUILDING INFORMASI SUBSIDIS SEBAGAI DASAR PENDAPAT PEMBERITAAN MEDIA A. INFORMASI SUBSIDIS Teori agenda setting ini dapat diperluas dalam membahas bagaimana proses penentuan agenda media dan agenda public relations yang dilakukan oleh praktisi public relations. Perluasan bahasan teori agenda setting ini berangkat dariasumsi bahwa public relations harus proaktif menyediakan informasi dan bahkan memengaruhi agenda media dan publik



B. MEDIA MASA SEBAGAI PEMBENTUK AGENDA Proses pengaru media ini erjadi melalui 4 tahap : a. Media membentuk agendanya sendiri b. Media meyebarkan agendanya kepublik c. Efek agenda media d. Agennda publik C. DUA KLEVEL AGENDA SETTING Dapat dijelaskna bahwa teori agenda setting memiliki dua level agenda : a. Mentransmisikan Penonjolan objek b. Mentransmisikan penonjolan atribut suatu objek tersebut D. TEORI AGENDA SETTING DALAM PRAKTIK PUBLLIC RELATIONS Media masa memiliki posisi penting dalam public relations. Media masa memiliki kuasa membentuk dan memengaruhi opini publik karna kemampuannya dalam transmisi dan menggandakan pesan secara cepat E. PENELITIAN AGENDA SETTING DALAM PUBLIC RELATIONS Teori agenda setting yaitu teori yang lahir dari kajian komunikasi masa khususnya penelitian tentang relasi media dan pembentukan opini publik. Hal ini dibuktikan dari beberapa hasil penelitian, yaitu aktofitas public relations sangan krusial membentuk agenda media khususnya mengaruhi berita tentang bisnis yang akhirnya mengaruhi opini publik, prestasi finansial, dan reputasi organisasi. BAB 30 USES DAN GRAFITICATION DAN EXPECTANCY VALUE : MEMBUAT PESAN SESUAI KEBUTUHAN PUBLIK A. TIPOLOGI MOTIF PENGGUNAAN MEDIA Adalah teori yang berangkat dari kajian komunikasi masa. Berbeda dengan teori agenda setting yang berdasarkan asumsi bahwa media memilki kekuatan dalam memengaruhi khalayak. Khalaya secara aktif memilih program atau bacaan tertentu yang diinginkan. B. ASUMSI DASAR TEORI USES DAN GRAFITICATION Asumsi ini dicetuskan oleh Katz yaitu :



a. Khalayak media bersifat akti dan penggunaan media didasarkan oleh motif-motif tertentu yang ingin dipenuhi b. Individu harus berinisiatif menyeleksi dan melibatkan media kedalam lehidupannya c. Perilaku komunikasi individu juga ditentukan oleh faktor faktor sosial dan psikologis personal d. Media selalu nerkompetisi dengan sumber pemuasan kebutuhan lain C. PUBLIC RELATION BERORIENTASI KEBUTUHAN PUBLIC Asumsi –asumsi teori ini bermanfata besar jika diaplikasikan dalam praktik public relations sehari-hari. Fungsi publik relations sebagai mediator komunikasi antara organisasi dan publik D. PENELITIAN USES DAN GRAFITICATION UNTUK PUBLIC RELATIONS Objek kajian U dan G selanjutnya yaitu menggunakan product product komunikasi oleh publiknya, yaitu bagaimana motif publik dan apakah ada kesenjangan antara motif dan kepusan.



BAB 31 PUBLIC RELATIONS DAN KEARIFAN LOCAL INDONESIA A. DOMINASI PERSPEKTIF BARAT DALAM KAJIAN PUBLIC RELATIONS Fenomena public relations yang merupakan bagian dari fenomena komunikasi dikaji dengan menggunakan kacamata atau ukuran barat dan dianggap berlaku universal dominasi perspektif barat ini disebabkan : a. Ketertinggalan pendidikan di indonesia akibat Praktik Impralisme b. Sistem politik kekuasaan otoriter yang juga membelenggu kebebasan akademi sampai era orde baru c. Budaya akademik yang belumbangkit untuk berkembang d. Penguasaan teknilogi komunikasi e. Banyaknya sarjana indonesia melanjutkan study kenegara barat B. KEARIFAN LOKAL : BERSIFAT EMPIRIS DAN PROKMATIS Dapat dideskripsikan bahwa kearfan lokal merupakan pemikiran atau ide setempat yang mengandung milai nilainbijaksana kearifan kebaikan dan terinternalisasi secara turun temurun C. TEORI PULIC RELATION DALAM PERSPEKTIF LOKAL Dibagian ini saya menawarkan untuk mengeksplorasi kearifan lokal indonesia untuk diterapkan dala teori public relations. D. TEORI PUBLIC RELATIONS LOKAL INDONESIA 1. Perspektif lokal pada fungsi dan proses public relations 2. Prespektif lokal pada declaration of prinsiple : Tell the Truth 3. Perspektif lokal pada fungsi dominan coalition 4. Dua proposisi public relations dalam perspektif lokal 5. Karakter personal public relations dalam falsafah jawa 6. Public relations Islami