24 0 270 KB
STIKES HORIZON KARAWWANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L (47 TAHUN) DENGAN Cronic Kidney Desease (CKD) DI RUANGAN PANGKALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh : RIFALDI FADILAH NIM: 0433131440118032
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG Jalan. Pangkal Perjuangan Km.01 By Pass Karawang 41316 Karawang Juli 2020
1
STIKES HORIZON KARAWWANG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L (47 TAHUN) DENGAN Cronic Kidney Desease (CKD) DI RUANGAN PANGKALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
TUGAS AKHIR Tugas Akhir Ini Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan Program Studi Keperawatan Diploma III Tahun 2020/2021
Disusun Oleh : RIFALDI FADILAH NIM: 0433131440118032
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG Jalan. Pangkal Perjuangan Km.01 By Pass Karawang 41316 Karawang (Juli 2020)
2
LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan oleh: Nama
: RIFALDI FADILAH
NIM
: 0433131440118032
Program Studi
: Keperawatan Diploma III
Jutul Tugas Akhir
: Asuhan Keperawatan Pada Ny.L (47 Tahun) Dengan Chronik Kidney Disease (CKD) di Ruang Pangkalan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada program Studi Keperawatan Diploma III STIKes Horizon Karawang.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
: Nita Syamsiah, M.kep
(
)
(
)
NIDN: 0031017501 Penguji I
: Uun Nurjanah, M.kep NIDN: 00459972
Ditetapkan di
: Karawang
Tanggal
: 24 Juni 2021 Mengetahui: Ka. Prodi D III Keperawatan - STIKes Horizon Karawang
(Dwi Sulisttyo Cahyaningsih, M.Kep) NIK. KRW-2019-0052
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan oleh: Nama
: RIFALDI FADILAH
NIM
: 0433131440118032
Program Studi
: Keperawatan Diploma III
Jutul Tugas Akhir
: Asuhan Keperawatan Pada Ny.L (47 Tahun) Dengan Chronik Kidney Disease (CKD) di Ruang Pangkalan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Keperawatan Diploma III STIKes Horizon Karawang.
Karawang, Juli 2020
PEMBIMBING:
Nita Syamsiah, M.kep
4
ABSTRAK Program Studi Keperawatan STIKes Horizon Karawang Karya Tulis Ilmiah, 24 juni 2021 Rifaldi Fadilah
Asuhan Keperawatan Pada Ny.L (47 Tahun) dengan Chronik Kidney Disease (CKD) di ruang pangkalan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Viii + 63 halaman + 1 gambar + 4 Tabel + 1 Lampiran Gagal ginjal merupakan penyakit kronis yang meningkatkan angka kejadian hemodialisa atau kematian, setiap tahun angka kejadian gagal ginjal kronik semakin
meningkat.
Tujuan
penulisan
ini
mampu
melakukan
Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik melalui studi kasus. Manifestasi klinis pada pasien CKD yaitu Kelemahan, keletihan, penurunan rentang gerak, perubahan warna urine, oliguria, edema jaringan umum dan pitting edema pada kaki atau telapak tangan, ureum dan kreatinin meningkat. Resiko Ketidak Seimbangan Elektrolit, Gangguan integritas Kulit, Resiko Aspirasi, Resiko Perdarahan. Intervensi yang dilakukan yaitu Gagal Ginjal, Kekurangan Volume Cairan, Manajemen jalan nafas, Pencegahan Perdarahan Rekomendasi untuk rumah sakit yaitu bentuk tim perencanaan pulang pada pasien CKD untuk meningkatkan kemampuan perawat mandriri pada pasien dirumah. Kata kunci : Gagal Ginjial Kronik, Askep Bahan Bacaan : 8 (2016-2019)
5
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas akhir ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.L (47 Tahun) Dengan Cronic Kidney Desease (CKD) di Ruang Pangkalan Rumah Sakit Umum Daerah Krawang”, disusun sebagai ssalah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Keperawatan di STIKes Horizon Karawang. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan,hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu menulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang mau maju adalah orang yang mau menerima kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini sebagau ucapan rasa syukur penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sangat mendalam kepada : 1. Hj.Uun Nurjanah, M.kep selaku ketua STIKes Horizon Karawang 2. Hj. Nita Syamsiah, M.Kep selaku wakil ketua STIKes Horizon Karawang dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian selama pembuatan tugas ini. 3. Dwi Sulisttyo Cahyaningsih, M.Kep, selaku ketua Prodi Diploma III Keperawatan 4. Nita Puspita, M.kep selaku kordinator mata ajaran tugas akhir 5. Ns. Ahmad Syahroni, S.kep selaku pembimbing laha praktek RSUD karawang 6. Staf Dosen Prodi Diploma III Keperawatan STIKes Horizon Karawang, yang telah banyak memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini 7. Kedua Orang Tua yang selalu menjadi sumber kebahagiaan, dan senantiasa memberikan semangat, kekuatan yang dapat menumbuhkan
6
rasa percaya diri dalam menghadapi kehidupan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti dipanjatkan untuk saya 8. Sahabat seperjuangan yang telah membantu memberikan bantuan dan dukungannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan 9. Ari Aditya Mukti yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan 10. Aldi Komara yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan 11. Muhammad Rizki Frlanda yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan 12. Kiki Baehaqi yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan 13. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis imliah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Karawang, 23 Juni 2021
Penulis
7
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii ABSTRAK..............................................................................................................iii KATA PENGANTAR............................................................................................iv DAFTAR ISI.........................................................................................................vix DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii DAFTAR TABEL...................................................................................................ix BAB 1......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................4 C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4 D. Metode Penulisan..........................................................................................5 E. Sistematika Penulisan...................................................................................5 BAB II......................................................................................................................8 TINJAUAN TEORI.................................................................................................8 A. KONSEP DASAR CKD (CHRONIK KIDNEY DISEASE).......................8 B. KONSEP ASHUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CKD (Chorik Kidney Disease)....................................................................................15 BAB III..................................................................................................................27 TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN........................................................27 A. TINJAUSN KASUS...................................................................................27 B. PEMERIKSAAN FISIK.............................................................................31 C. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................32 D. ANALISA DATA.......................................................................................34 E. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................35 F.
RENCANA KEPERAWATAN..................................................................35
G. PEMBAHASAN.........................................................................................42
8
BAB IV..................................................................................................................50 PENUTUP..............................................................................................................50 A. KESIMPULAN...........................................................................................50 B. REKOMENDASI........................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ LAMPIRAN I............................................................................................................
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Patofisiologi CKD .....................................................11
10
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pola Kebiasaan .........................................................................29
Tabel 3.2
Pemeriksaan Penunjang...........................................................33
Tabel 3.3
Analisa Data .............................................................................34
Tabel 3.4
Perencanaan Keperawatan......................................................36
11
12
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan pada fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dimana tubuh tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit sehingga
terjadi
uremia.Uremia
pada
pasien
hemodialisis
dapat
menyebabkan pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah, kehilangan energidan protein,dan penurunan produksi kreatinin yang menyebabkan penurunan produksi energi untuk skeletal dan mengakibatkan fatigue atau kelelahan (Brunner&Suddart,2014). Adapun tanda dan gejala penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) antara lain terjadinya kelainan pada urin terdapat dalam protein, sel darah putih/lekosit, darah/eritrosit, bakteri, creatine darah naik, hemoglobin turun, protein yang selalu positif (Warianto, 2011). Studi Global Burden of Disease (GBD) 2015 memperkirakan bahwa pada tahun 2015, 1,2 juta orang meninggal karena gagal ginjal, meningkat 32% sejak tahun 2005. Pada tahun 2010, diperkirakan 2,3-7.100.000 orang dengan penyakit ginjal stadium akhir meninggal tanpa akses ke dialisis kronis. Selain itu, setiap tahun, sekitar 1,7 juta orang diperkirakan meninggal akibat cedera ginjal akut. Secara keseluruhan, diperkirakan 510 juta orang meninggal setiap tahun dari penyakit ginjal (Luyckx et al., 2018). Menurut World Health Organization(WHO) penderita gagal ginjal akut maupun kronik mencapai 50%, dan diketahui yang mendapat pengobatan sebanyak 25%, sedangkan yang terobati dengan baik hanya 12,5% (Indrasari, 2015). Kasus gagal ginjal kronik di Amerika Serikat,
1
2
menunjukkan prevalensi sangat meningkat sehingga jumlah yang dirawat dengan dialisisis & transplantasi diproyeksikan sekitar 390.000 pada tahun 1992, dan 651.000 ditahun 2010. Data menunjukkan bahwa setiap tahun, Amerika Serikat menjalani hemodialisa sebanyak 200.000 orang, karena gangguan ginjal kronik, artinya 1140 dalam 1 juta orang Amerika adalah pasien dialisis (Fahmi, & Hidayanti, 2016). Dalam hasil Riskesdas 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis (permil) ≥ 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter, di indonesia menunjukkan persentase gagal ginjal kronik (GGK) mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Yaitu sebesar 3,8% pada tahun 2018, dengan kenaikan sebesar 1,8% dari tahun 2013 (2%). Dengan persentase tertinggi berada di provinsi Kalimantan utara (6,4%), Maluku utara (5%), dan Sulawesi utara (4,8%). Dan terdapat 5 provinsi lainnya yang memiliki angka kejadian GGK lebih tinggi dari angka kejadian di indonesia, yaitu diantaranya Gorontalo (4,7%), Sulawesi tengah (4,7%), NTB (4,7%), Aceh (4,5%), dan Jawa barat (4,4%) (Riskesdas, 2018).
Menurut data yang di kumpulkan oleh perkumpulan Nefrologi indonesia (PENEFRI) tahun 2014 – 2015, pasien baru yang baru menjalani hemodialisa tahun 2014 berjumlah 17193, meningkat pada tahun 2015 menjadi 21050 atau terjadi peningkatan sebesar 22,56%. Di Jawa barat pasien yang baru pertama kali menjalani hemodialisa dari tahun 2013 – 2014 mengalami peningkatan dari 4846 menjadi 5029, peningkatan terjadi sekitar 3,8% dari tahun sebelumnya. Unit pelayanan hemodialisa di Jawa barat juga terus meningkat tajam dari 46 unit pada tahun 2011 menjdi 125 unit pelayanan hemodialisa pada tahun 2015. Tujuan terapi diet bagi penyakit ginjal adalah untuk mengurangi beban kerja ginjal dalam mengendalikan keseimbangan cairan dan mengeluarkan berbagai produk limbah. Dalam diet ini harus dipertimbangkan kandungan protein, natrium, dan kalium pada makanan. Jumlah unsur-unsur gizi
3
tersebut dikurangi bila ekskresi terganggu dan ditingkatkan bila terjadi kehilangan yang abnormal lewat urine (Beck, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan Makmur (2013) menyebutkan 63,4% responden mengalami penurunan kadar ureum setelah hemodialisis dan 61,0% reponden mengalami penurunan kadar kreatinin. Padapenelitian ini terdapat pengaruh hemodialisis terhadap perubahan kadar ureum dan kreatinin(Makmur, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medic rumah sakit umum daerah karawang, angka penderita yang mengalami gagal ginjal kronik atau CKD pada tahun 2015 sebanyak 526 orang, dan pada bulan januari sampai dengan bulan april 2021 sebanyak 219 orang, dengan jumlah yang banyak bila tidak ditangani segera akan menimbulkan komplilkasi, sebagian penderita tidak segera memeriksakan dirinya kerumah sakit karena alasan finansial, sehingga pasien ketika datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang berat dan akan menggangu aktivitas dan produktifitas. Peran perawat dalam menangani penyakit gagal ginjal Hendaknya melakukan pendokumentasian secara lengkap dan berkesinambungan setiap sift sehingga perubahan dan perkembangan klien dapat diketahui dengan jelas dan sebagai alat komunikasi dengan sift lainya. Perawat hendaknya memberikan asuhan keperawatan yang diberikan secara professional berdasarkan spesifikasi penyakit yang dialami klien dengan tujuan untuk mengurangi hari rawat klien, melalui efektifitas pelayanan maka biaya perawatan yang dikeluarkan lebih efisien. Perawat hendaknya mengoptimalkan SAK yang telah ada tentang implikasi keperawwatan dalam memonitoring dari setiap efek obat yang diberikan untuk meningkatkan kinerja dan tinggkat keberhasilan keperawatan terhadap pasien CKD.
4
Perawat hendaknya melakukan pelayanan discarharge plening pada setiap pasien yang dirawat, untuk meningkatkan pelayanan sehingga keluarga dapat melakukan perawatan pasien CKD dirumah. B. Rumusan Masalah Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan pada fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dimana tubuh tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit sehingga
terjadi
uremia.Uremia
pada
pasien
hemodialisis
dapat
menyebabkan pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah, kehilangan energidan protein,dan penurunan produksi kreatinin yang menyebabkan penurunan produksi energi untuk skeletal dan mengakibatkan fatigue atau kelelahan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut “Asuhan Keperawatan Pada Ny. L Dengan Chronic Kidney Disease (CKD) Di Ruang Pangkalan RSUD Karawang”.
C. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD secara langsung dan konprehensif meliputi aspek, bio, pesiko, social, dan spiritual melalui pendekatan proses keperawatan.
2.
Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian pada pasien Ny.L dengan CKD. b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul, baik yang actual maupun yang resiko tinggi. c. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan tujuan. d. Melaksanakan
tindakan
keperawatan
sesuai
asuhan
keperawatan pada pasien CKD. e. Mengevaluasi
sejauh
mana
hasil
yang
dicapai
dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan CKD.
5
f. Mendokumtasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD.
D. Metode Penulisan Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini dengan menggukan metode deskriftif yang berbentuk studi kasus yaitu metode penulisan yang menerangkan sebuah kasus yaitu meliputi pengumpulan data, menganalisa data dan menarik kesimpulan dari kasus yang diamati. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam peenyusunan tugas akhir ini adalah : 1. Wawancara Wawancara dilakukan dalam rangka pengumpulan data pada pasien melalui proses pengkajian. 2. Observasi langsung pada pasen Dengan cara melihat secara keseluruhan keadaan pasien. 3. Pemeriksaan pisik Dilakukan dengan cara memeriksa kondisi pasien dari kepala sampai ujung kaki, sampai didapatkan data data yang akurat tentang kondisi pasien. 4. Studi dokumentasi Dengan cara melihat catatan perawat dan status klien 5. Studi literature Dengan melihat berbagai referensi yang menunjang pada masalah.
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari : BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematia penulisan. BAB II: Tinjauan teoritis tentang konsep dasar CKD meliputi pengertian, etiologi,
patofisiologi, manifestasi
klinis, pemeriksaan penunjang,
6
komplikasi, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan secara teoritis pada pasien CKD. BAB III : Tinjauan kasus dan pembahasan, tinjauan kasus meliputi pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, perencanaan, kesenjangan antara teori dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD meliputi pengkajian, perancanaan, penatalaksanaan dan evaluasi, serta factor- factor pendukung dan penghambat yang ada selama penulisan melakukan asuhan keperawatan serta penyelesaiannya. BAB IV : Penutup meliputi kesimpulan dan rekomendasi.
7
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR CKD (CHRONIK KIDNEY DISEASE) 1. Pengertian Gagal Ginjal Kronis adalah perburukan fungsi ginjal yang lambat, progresif, dan irreversibel yang menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk membuang produk sisa dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Akhirnya, ini mengarah ke penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) dan membutuhkan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal untuk mempertahankan hidup (Morton, et al, 2016).
Penyakit ginjal kronis tidak dapat di kembalikan atau di pulihkan (irreversible) dan terjadi penurunan progresif jaringan fungsi ginjal. Ketika masa ginjal yang tersisa tidak dapat lagi menjaga lingkungan internal tubuh, maka akibatnya adalah gagal ginjal. Penyakit ini disebut CKD (Chronic Kidney Disease) (Morton, et al, 2016). Penyebab gagal ginjal kronis bermacam-macam, namun diabetes melitus dan hipertensi sampai sejauh ini adalah dua penyebab tersering yang dilaporkan masing-masing untuk lebih dari 30% dan 20% kasus ESRD." Penyebab lain mencakup glomerulonefritis (baik primer maupun sekunder akibat penyakit sistemik), nefritis interstisial, malformasi kongenital, penyakit genetik, neoplasma, sindrom
hepatorenal,
uropati
obstruktif,
dan
penyebab
mikroangiopati seperti skleroderma dan penyakit ateroembolik (Morton, et al, 2016). 2. Etiologi
9
Penyebab utama Chronik Kidney Disease ( CKD ) sangat bervariasi antara satu negara dengan negara lain. Penyebab utama gagal ginjal kronik di Amerika Serikat diantaranya yaitu Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyebab terbesar gagal ginjal kronik sebesar 37% sedangkan tipe 1 7%. Hipertensi menempati urutan kedua sebesar 27%. Urutan ketiga penyebab gagal ginjal kronik adalah glomerulonefrtitis sebesar 10%, nefrtitis interstisialis 4%, dilanjutkan dengan nefritis interstisialis, kista, neoplasma serta penyakit lainnya yang masing-masing sebesar 2%. 20 Perhimpunan
Nefrologi
Indonesia
(Pernefri)
tahun
2014
menyebutkan bahwa penyebab gagal ginjal di Indonesia diantaranya adalah glomerulonefritis 46.39%, DM 18.65% sedangkan obstruksi dan infeksi sebesar 12.85% dan hipertensi 8.46% sedangkan penyebab lainnya 13,65% (Drakbar, 2008). Dikelompokkan pada sebab lain diantaranya, nefritis lupus, nefropati urat, intoksikasi obat, penyakit ginjal bawaan, tumor ginjal, dan penyebab yang tidak diketahui. Etiologi gagal ginjal kronik dapat disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, glomerulonefritis kronis, pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter seperti penyakit ginjal polikistik (Suzanne & Bare 2008). 3. Patofisiologi Gagal ginjal dapat menyebabkan fungsi renal menurun dan GFR menurun,produk akhir metabolism protein (yang normalnya di ekteresikan kedalam urine) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka ginjal akan semakin berat. Banyak gejala uremia setelah dialysis.
10
Peningkatan kadar ureum dapat menimbulkan penumpukan Kristal dikulit yang akan menyebabkan pruritis, meningkatnya ureum juga dapat menimbulkan iritasi membara mukosa lambung yang akan merangsang sekresi asam lambung sehingga terjadi peningkatan HCI lambung yang membuat pasien merasa mual dan anoreksia. Banyak masalah penurunan gagal ginjal dapat mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah glomerulus yang dapat menyebabkan penurunan klirens Menurunnya
fioltrasi
glomerulus
(akibat
tidak
menurunya
glomeruli) klirens kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin akan meningkat. Selain itu dapat menyebabkan terjadinya peningkatakan sekresi renin angiotensis I dan II yang dapat menyebabkan terjadinya retensi aldosteron yang mempengaruhi retensi natrium dan air menimbulkan transudasi cairan le inttertisial sehingga terjadi edema dan casokontriksi pembuluh yang dapat menimbulkan tekanan darah meningkat. Gangguan fungsi ginjal mengakibatkan terjadinya anemia karena produksi eritopoetin yang tidak adekuat sehingga kadar hemoglobin mengalami penurunan yang berdampak pada transportasi oksigen dalam darah kejaringan terganggu trauma jaringan perifer.
11
Gambar 2.1 Skema Patofisiologi CKD Gagal Ginjal
Gangguan
Fungsi Renal
GFR
Ginjal tidak mampu mengeluarkan sisa metabolik
Peningkatan sekresi renin angiotensin I
Vasokontriksi pembuluh darah
Terjadinya retensi
Tekanan darah meningkat
Penumpukan kristas di kulit
Hemoglobin menurun
Adanya retensi Na dan H2O
Adanya retensi Na dan H2O
Meningkatkan ureum
Menurunya Produksi eritopoetin
Oksigen tidak diikat dengan adekuat
Transudasi cairan ke intertisial Transportasi O² dalam darah Edema Iritasi membrane mukosa lambung
Anemia
Pruritis Merangssang sekresi asam lambung
HCL
Sumber : Brunner & Suddar
Mual
12
4. Manifestasi Klinis a. Kardiovaskuler -
Hipertensi
-
Pitting edema (kaki, tangan, secrum)
-
Friction rub pericardial
-
Pembesar vena leher
b. Integumen -
Warna kulit abu-abu meningkat
-
Kulit kering
-
Pruritis
-
Ekimosis
-
Kuku tipis dan rapuh
-
Rambut tipis dan kasar
c. Pulmoner -
Krekles
-
Sputumkenal
-
Nafas dangkal
-
Pernafasan kusmaul
d. Gastrointestinal -
Nafas berbau amoniak
-
Ulseralis dan perdarahan pada mulut
-
Anoreksia, mual dan muntah
-
Konstipasi dan diare
-
Perdarahan di saluran gastrointestinal
e. Neurologi -
kelemahan dan keletihan
-
Disorientasi
-
Kejang
-
Kelemahan dan tungkai
-
Rasa panas pada telapak kaki
13
f. Musculoskeletal -
Keram otot
-
Kekakuan otot hilang
-
Fraktur tulang
5. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien CKD untuk mengetahui penyebab dan daerah yang terkena menurut, Suzzane C. Smletzer (2009) adalah sebagai berikut: a. Urine : Volume kurang dari 40ml/24 jam (oliguria), warna keruh, berat jenis kurang dari 1.015, osmolalitas kurang dari 250 m.osan/kg, klirens kreatinin menurun kurang dari 10ml/menit, natrium lebih dari 40mEq/L proteinuria. b. Darah : BUN/ Kreatinin meningkat lebih dari table dari 10mg/dl, HT menurut, Hb kurang dari 7-8 gr/dl, SDM waktu hidup menurun, AGD (PH menurun dan terjadi asidosis metabolic kurang dari 7,2), natrium serum rendah, kalium meningkat
6,5
mEq
meningkat
kalsium
atau
lebih
besar,magnesium/fosfat
menurun,protein
khususnya
albumin
menurun. c. Osmolalitas serum : lebih besar dari 285 nOsm/kg, sering sama dengan urine. d. Elektrokardiografi (EKG) : untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda pericarditis, aritmia dan gangguan elektrolit (hyperkalemia dan hipokalsemia). e. Foto polos abdomen : sebaikna tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal, menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu obstruksi lain. f. Pemeriksaan radiologi tulang : mencari osteoitrofi ( terutama tulang atau jari) dan klasifikasi metatistik.
14
6. Komplikasi Pasien dengan CKD biasanya sedikit banyak mengalami kelebihan Na+ dan air, yang mencerminkan kekurangannya ekresi garam dan air oleh ginjal. Ingesti Na+ yang berlebihan dan terus menerus kut berperan menyebabkan gagal jantung kognitif, hipertensi, edema perifer, dan penambahan berat badan. 7. Penatalaksanaan Pengobatan gagal ginjal kronik dibagi menjadi 2 tahap yaitu: tindakan konservatif dan dialisis atau transflatasi ginjal. a. Tindakan konservatif Tujuan pengobatan pada tahap ini adalah untuk meredakan atau memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif. 1) Pengaturan diet protein,kalium,natrium dan cairan a) Pembatasan protein b) Diet rendah kalium c) Diet rendah kalium d) Pengaturan cairan 2) Pencegahan dan pengobatan komplikasi a) Hipertensi Hipertensi dapat dikontrol dengan pembatasan natrium dan cairan. Pemberian obat anti hipertensi : amlodipine, kaptropil metildopa (aldomet). Apabila penderita sedang mengalami terapi hemodialisa, pemberian anti hipertensi dihentikan karena dapat mengakibatkan hipotensi dan syok yang di akibatkan oleh keluarnya cairan intravaskuler melalui ultrafiltrasi. Pemberian deurik: furosemide (Lasix). b) Hiperkalemia Hyperkalemia dapat diobati dengan pemberian glukosa dan insulin intravena, yang akan memasukan K+
15
kedalah sel, atau dengan pemberian kalsium glukonat 10% c) Anemia Pengobatannya adalah dengan peemberian hormon eritropoetin, yaitu rekombinan eritropoetin (r-EPO). Selain dengan pemberian vitamin dan asam folat, besi dan transfuse darah. d) Asidosis Asidosis ginjal biasanya tidak diobati kecuali HCO³ plasma turun dibawah angka 15 mEq/L. Bila asidosis berat akan di koreksi dengan pemberian Na HCO³ (Natrium Bikarbonat) parentral. e) Diet rendah fosfat Yaitu dengan pemberian gel yang dapat mengikat fosfat didalam usus. Gel ini harus dimakan bersama makanan. b. Dialisis dan transflantasi Pengobatan CKD stadium akhir adalah dengan dialisi dan transflantasi
ginjal.
Dialisis
dapat
digunakan
unntuk
mempertahankan penderita dalam keadaan klinis yang optimal sampai tersedia donor ginjal. Dialisis dilakukan apabila kadar kreatinin serum biasanya diatas 6mg/100 ml pada laki-laki atau 4ml pada wanita, dan GFR kurang dari 4ml/menit.
F. KONSEP ASHUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CKD 1. Pengkajian keperawatan a. Aktifitas atau istirahat Gejala: -
Kelemahan malaise
-
Kelemahan ekstream
-
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau samnolen)
16
Tanda: -
Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentan gerak
b. Sirkulasi Gejala: -
Gagal hipertensi lama atau berat
-
Palpitasi nyeri dada (angina) Tanda:
-
Hiperteensi,dadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan
-
Nadi lemah, halus, hipotensi ortostatik
-
Disritmia jantung
-
Pucat pada kulit
-
Friction lub pericardial
-
Kecenderungan pendarahan
c. Integritas ego Gejala: -
Factor stress, misalnya masalah finansial, hubungan dengan orang lain.
-
Perassaan tidak berdaya
Tanda: -
Menolak, ansietas, takut, marah, perubahan kepribadian, mudah tersinggung
d. Eliminasi Gejala: -
Perubahan frekuensi urin, oliguria, anuria, (gagal tahap lanjut)
-
Diare, konstipasi, abdomen kembung
Tanda: -
Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, coklat, kemerahan, berwarna
17
-
Oliguria, dapat menjadi anuria
e. Makanan / cairan Gejala: -
Peningkatan BB cepat edema, perubahan BB (mal nutrisi)
-
Anoreksia, mual/muntah, nyeri ulu hati, rasa logam tidak sedap pada mulut (pernafasan amoniak)
Tanda: -
Distensi abdomen / ansietas, pembesaran hati
-
Edema
(umum,
tergantung0),
perubahan
turgor
kulit/kelembaban -
Ulseria gusi, perdarahan gusi / lidah
-
Penurunan otot, penurunan lemak, subkutaan, penampilan tidak bertenaga
f. Neurosensori Gejala: -
Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, rasa terbakar, sakit kepala, penglihatan kabur
-
Telapak kaki kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstermitas bawah (neuropati perifer)
Tanda: -
Gangguan
status
mental,
contohnya
ketidakmapuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, penurunan lapang perhatian, stupor, koma -
Kejang, fasikulasi otot, aktifitas kejang
-
Rambut tipis, kuku tipis dan rapuh
g. Nyeri / kenyamanan Gejala: -
Skakit kepala, kram otot/nyeri kaki, nyeri pinggul Tanda:
-
Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah
h. Pernafasan
18
Gejala: -
Dyspnea, nafas pendek, nocturnal paroksimal, batuk tanpa sputum Tanda:
-
Dyspnea, takipnea, pernafasan kusmaul
-
Batuk produktif dengan sputum merah mudah encer ( edema paru)
i. Intraksi social Gejala: -
Kesulitan menurunkan kondisi, contoh: tidak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
j. Seksualitas Gejala: -
Amenorea, infertilitas, penurunan libido
2. Diagnose keperawatan CKD a. Resiko Ketidak Seimbangan Elektrolit B.D Gagal Ginjal b. Gangguan integritas Kulit B.D Kekurangan Volume Cairan c. Resiko Aspirasi B.D Manajemen jalan nafas d. Resiko Perdarahan B.D Pencegahan Perdarahan 3. Rencana tindakan keperawatan a. Diagnose keperawatan : Resiko Ketidak Seimbangan Elektrolit B.D Gagal Ginjal 1) Tujuan Dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan: -Warna Feses normal -Konsistensi dan bau feses dalam batas normal 2) Rencana tindakan: -Auskultasi nadi apical, monitor frekuensi nadi -Catat bunyi jantung
19
-Pantau tekanan darah -Monitor bunyi dan pola nafas -Monitor kulit terhadap pucat atau sianosis -Anjurkan klien untuk istirahat -Hindari tekanan pada bawah lutut -Tingkatkan ambulasi atau aktivitas sesuai toleransi b. Diagnosa Keperawatan : Gangguan integritas Kulit B.D Kekurangan Volume Cairan 1) Tujuan Dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : -Turgor kulit menjadi elastis -tidak ada edema -kulit lembab dan tidak bersisik 2) Rencana Tindakan: -Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit untuk menjaga
keutuhan,
kelembaban,
dan
mencegah
perkembangan mikoorganisme -hindari kulit kering dari berbahan dasar alkohol. -anjurkan menggunakan pelembab seperti lotion/serum. -anjurkan minum air yang cukup -anjurkan meningkatkan asupan nutrisi. -anjurkan mengkonsumsi buah dan sayur. -anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya. c.
Diagnosa Keperawatan : Resiko aspirasi B.D Manajemen Jalan nafass 1) Tujuan Dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan: -jalan nafas membaik
20
-Respirasi membaik 2) Rencana tindakan: -monitor posisi selang endotrakea ( ETT ), terutama setelah mengubah posisi. -kurangi tekanan balon secara periodeik setiap sift -jelaskan pasien dan/ keluarga pasien tujuan dan prosedur pemasangan jalan nafas buatan. -kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang tidak dapat dilakukan penghisapan. d.
Diagnosa
Keperawatan
:
Resiko
Perdarahan
B.D
Pencegahan Perdarahan 1) Tujuan Dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan: - BAB dan Muntah yang berwarna hitam dapat teratasi 2) Rencana Tindakan - monitor tanda dan gejala pendarahan.-kurangi tekanan balon secara periodeik setiap sift -pertahankan bed rest selama pendarahan -jelasskan tanda dan gejala pndarahan. -kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarhan ,jika perlu
4. INTERVENSI KEPERAWATAN intervensi keperawatanresikogangguan integritas kulitpada klien CKD Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Tujuan jangka
1) Kembalinya
1). Observasi kondisi
1). Menentukan
panjang: Klien
integritas
kulit minimal sehari
apakah klien
21
terhindar
permukaan kulit
sekali untuk
mengalami
darigangguan
(Ackley&
perubahan pada
kehilangan sensai
integritas
Ladwiq)
warna dan tekstur,
atau rasa sakit.
kulitsetelah
2) Klien akan
kondisi kulit atau
Pemeriksaan secara
diberikan
menjaga
luka (Ackley &
sistematis bisa
asuhan
integritas kulit
Ladwig, 2017).
mengenali masalah
keperawatan 3 x dengan
yang akan datang
24 jam
memperlihatkan
2). Observasi
sejak awal (Ackley &
(Muttaqin
cara perawatan
terhadap kekeringan
Ladwig, 2017).
&Sari,
kulit(Black &
kulit, pruritus,
2014).Tujuan
Hawks, 2014).
ekskoriasi, dan
2). Perubahan
jangka
3) Menunjukan
infeksi (Muttaqin &
mungkin disebabkan
pendek:Klien
pemahaman
Sari 2014).
oleh penurunan
menunjukan
tentang faktor
permukaan
resikogangguan
3). Observasi
keringat atau
integritas kulit
integritas
terhadap adanya
pengumpulan
dalam kondisi
kulit(Ackley &
petekie dan purpura
kalsium dan fosfat
yang
Ladwig, 2017).
(Muttaqin & Sari
pada lapisan
optimalsetelah
4) Kulit tidak
2014).
kutaneus(Muttaqin &
dilakukan
kering dan gatal
tindakan
(Muttaqin & Sari 4). Observasi lipatan
aktivitas kelenjar
Sari 2014)
keperawatan 1 x 2014)
kulit dan area yang
3). Perdarahan yang
24 jam
5) Hiperpigmen-
mengalami edema
abnormal sering
tasi berkurang
(Muttaqin & Sari
dihubungkan dengan
(Muttaqin & Sari 2014).
keadaan menurunnya
2014).
jumlah dan fungsi
6) Melaporkan
5). Observasi kondisi
platelet akibat uremia
perubahan
kulit untuk klien yang (Muttaqin & Sari
sensasi atau
memiliki hambatan
nyeri area yang
mobilitas dengan
beresiko (Ackley
menutupi kulit
4). Daerah-daerah
dan Ladwiq,
dengan tulang yang
seperti ini sangat
2014)
22
2017)
menonjol (Ackley &
mudah mengalami
Ladwig, 2017).
injuri (Muttaqin & Sari 2014).
6). Observasi perawatan kulit klien,
5). Tekanan ulserasi
catat jenis sabun dan
biasanya terjadi pada
bahan pembersih lain
tulang yang menonjol
yang digunakan,
(Ackley & Ladwig,
temperature air dan
2017).
frekuensi membersihkan kulit
6). Disesuaikan
(Ackley & Ladwig,
dengan kondisi dan
2017).
kebutuhan kulit klien (Ackley & Ladwig,
7). Anjurkan mandi
2017).
dan menggunakan sabun (PPNI, 2018)
7). Mandi 2 kali sehari untuk menjaga
8). Lakukan
kulit tetap bersih dan
penilaianskor pada
gunakan sabun yang
kulit keringdan
sesuai dengan kondisi
pruritusklien.
kulit.
9). Berikan bantalan
8). Untuk mengetahui
pada titik tekan atau
tingkat
tonjolan tulang
kekeringandan
(PPNI, 2018)
gatalpada kulit klien secara keseluruhan.
10). Gunakan kasur khusus, jika perlu
9). Mencegah
(PPNI, 2018).
terjadinya luka tekan pada area tulang yang
23
11). Berikan KIE
menonjol.
tentang penyebab munculnya masalah
10). Mengurangi
kulit.
tekanan dan meratakan tekanan
12)Gunting kuku dan
pada kulit (kasur
pertahankan kuku
angina, kasur air bisa
tetap pendek dan
untuk memberikan
bersih (Nursalam &
sensasi dingin).
Batticaca, 2009).
11). Mengetahui penyebab munculnya
13).Lakukan
masalah kulit.
mobilisasi dengan merubah posisi klien
12). Memotong kuku
sesuai kondisi
untuk meminimalisir
klientiap 2 jam
terjadinya luka
(Black & Hawks,
karenagarukan
2014).
(Nursalam &
14)Pakai emolien,
Batticaca, 2009).
lotion atau pelembab(minyak
13). Mengurangi
mineral, minyak bayi, tekanan pada tonjolan lanolin) (Black &
tulang (Black &
Hawks,2014).
Hawks, 2014).
15)Hindarkan bahan
14). Emolien
pembersih yang
mengurangi
keras, air panas,
penguapan dan
gesekan kuat dan
menjga kelembapan
ekstrim atau sering
kulit (Black &
membersihkan
Hawks, 2014).
(Ackley & Ladwig,
24
2017).
15). Meminimalisir kulit kering dan
16)Gunakan pakaian
iritasi (Ackley &
katun
Ladwig, 2017).
yanglonggar,tipis dan dingin (Black &
16). Meminimalkan
Hawks, 2014).
iritasi dan gatal (Black & Hawks,
17)Menjaga linen
2014).
tetap bersih, kering dan bebas dari
17). Menimalisir
kerutan(Bulechek et
gesekanantara kulit
al, 2013).
kering dan sprei (Bulechek et al,
18)Mandikan dengan
2013).
air hangat suam-suam kuku(32,2-40,5°C)
18).Meminimalisirkul
dan keringkan dengan it kering dan menepuk (Bulechek
terjadinya irirtasi
et al, 2013).
karena gesekan (Bulechek et al,
19)Kolaborasi dalam
2013).
pemberian obat antipruritus sesuai
19). Mengurangi
anjuran (Muttaqin &
stimulus gatal pada
sari 2014).
kulit (Muttaqin &
20)Kolaborasi
Sari, 2014).
pemberian diuretik (Black & Hawks,
20). Mengurangi
2014).
retensi cairan dan meningkatkan
21). Catat intake-
diuresis (Black &
25
output dan hitung
Hawks, 2014).
balans cairan 24 jam (PPNI, 2018).
21). Untuk mempertahankan
22). Diskusikan
keseimbangan cairan.
tentang pilihan terapi dialisis (hemodialisa,
22). Menurunkan
peritoneal dialisis)
kadar ureum dalam
(PPNI, 2018)
darah
(Ackley & Ladwig, 2017; Black & Hawks, 2014; Muttaqin & Sari 2014, PPNI, 2018)
5. Implementasi Keperawatan Implementasi digunakan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan melalui penerapan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi. Pada tahap ini perawat harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif, mampu menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, observasi sistematis, mampu memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan dalam advokasi dan evaluasi (Asmadi, 2008). Implementasi adalah tindakan
yang
sudah
direncanakan
dalam
rencana
perawatan.Tindakan ini mncangkup tindakan mandiri dan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah, 2011). 6.
Evaluasi Keperawatan Evaluasi bertujuan untuk mencapai tujuan yang sudah disesuaikan dengan kriteria hasil selama tahap perencanaan yang dapat dilihat melalui kemampuan klien untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2012).
26
Berdasarkan
masalah
CKD
yang
dialami,
maka
evaluasi
keperawatannya, yaitu: 1)
Kembalinya integritas permukaan kulit (Ackley & Ladwiq, 2017)
2)
Klien dapat menjaga integritas kulit dengan memperlihatkan cara perawatan kulit(Black & Hawks, 2014)
3)
Klien
dapat
menunjukan
pemahaman
tentang
faktor
resikogangguan integritas kulit(Ackley & Ladwig, 2017) 4)
Kulit tidak kering dan tidak gatal (Muttaqin & Sari, 2014)
5)
Berkurangnya hiperpigmentasi (Muttaqin & Sari, 2014)
6)
Melaporkan perubahan sensasi atau nyeri area yang beresiko (Ackley dan Ladwiq, 2017)
27
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan menggambarkan atau menguraikan “Asuhan Keperawatan Pada Ny. L Dengan Chronic Kidney Disease (CKD) Di Ruang Pangkalan RSUD Karawang” penulis mengambil data yang mencakup data primer dan data sekunder, yaitu dokumentasi klien di ruang pangkalan. Data diperoleh dengan wawancara langsung dengan klien dan keluarga serta observasi. Asuhan keperawatan yang diberikan dengan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari tahap. 1. Anamnesa a. Identitas Pasien Klien bernama Ny.L kelahiran 7 Januari 1974 berumur 47 tahun, jenis kelamin perempuan, klien beragama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga ( IRT ), status perkawinan sudah menikah, suku sunda, bangsa Indonesia, alamat klien Desa paracis rt/rw 02/11 tanjung pura kecamatan karawang barat kabupaten karawang, pasien masuk ke RSUD karawang pada tanggal 24 April 2021 jam 00:23 WIB, dengan Nomor RM 00373967 dengan diagnosa Chronik Kidney Disease ( CKD ). b. Resume Ny. L berusia 47 tahun datang ke IGD RSUD Karawang pada jam 00:23 WIB, didampingi oleh keluarga pada tanggal 24 April 2021 pasien datang dengan kesadaran penuh atau composmentis,datang dengan keluhan perut membesar sejak 4 hari yang lalu, BAB Hitam (+) oedem daerah kaki, Muntah Hitam (+) dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Tekanan Darah: 180/100mmHg,Nadi: 112x/mnt, Respirasi: 32x/mnt, Suhu:37⁰c, SaO2: 98%. Nomor Register 00373967 selama passien melakukan
28
perawatan di ruang pangkalan, pasien setiap hari dilakukan observasi tanda-tanda vital dan bemberian terapi Nacl 0,9/24jam, furosemid 2x1 amp, omeprazol 2x1, asam mafenamat 3x1,asam folat 3x1 CaCo 3 3x1, ketorolac 6 3x1. c. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama Pada saat pengkajian tanggal 24 april 2021 klien mengatakan perut membesar 4 hari yang lalu dan sering muntah yang berwarna hitam dan BAB yang berwarna hitam,dan menurut pasien itu sangat mengganggu aktivitasnya. 2) Riwayat kesehatan sekarang Keluarga passien mengatakan perut membesar 4 hari yang lalu dan sering muntah yang berwarna hitam dan BAB yang berwarna hitam 3) Riwayat kesehatan masa lalu Keluarga mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat gagal ginjal sebelumnya. d. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit seperti ini sebelumnya. 1) Genogram dan Keluarga
29
2) Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko yaitu tidak ada yang menderita sakit ataupun penyakit keturunan Pola dan kebiasaan Tabel 3.1 Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
Dirumah: klien
Dirumah Sakit: klien
mengatakan makan
mengatakan makan
3x/hari dengan lauk
3x/hari dengan lauk
pauk seadanya, makan
pauk nafsu makan
selalu habis.
menurun, hanya habis ½ porsi. Dirumah Sakit:
Dirumah:
BAB: 1-2 hari sekali BAB: b. Pola Eliminasi BAB&BAK
tidak
pagi dan sore dengan menentu,untuk warna hitam.
warna
hitam.
BAK: ±2-4x/hari dengan BAK: warna kuning. Dirumah: klien
c. Pola Aktivitas
1x/hari
±
1-2x/hari
dengan warna kuning. biasa Dirumah Sakit: klien
bangun pagi jam 5 subuh tidak
bedres
lalu melakukan kegiatan ming
kanan/kiri
layaknya
ibu
mampu bisa
rumah duduk klo ke kamar
tangga,dan tidur malam mandi harus di antar jam10 Dirumah: ± 7jam /hari Dirumah Sakit: Ketika biasa mulai tidur pada berada di RS waktu d. Pola Tidur
pukul 20.00 tidak ada tidur hambatan/
tidak
menentu
gangguan kadang Cuma 2-4 jam/
pada saat tidur
hari,dikarenakan sering
Dirumah:
merasa mual Dirumah sakit:
30
Sikat gigi: 2x/hari e. Pola Kebersihan Mandi: 3x/hari Keramas: 2x/minggu
Sikat gigi: 1x/hari Mandi: 1x/hari Keramas: (-)
e. Riwayat Tumbuh Kembang Ny.L berusia 47tahun, Dari balita sampai usia sekarang klien mengatakan tidak ada hambatan pertumbuhan baik dari tinggi badan maupun bentuk fisik. f. Riwayat Sexualitas Klien dengan pihak suami saling mencintai satu sama lain,dan untuh berhubungan suami istri klien mengatakan tidak ada permasalahan dalam berhubungan. g. Riwayat pengetahuan Klien mengatakan mengerti dengan penyakit yang dideritanya sekarang,dan klien juga mengetahui penyebab penyakit tersebut bisa muncul,klien juga mengerti atau mau menerima edukasi yang diajarkan oleh perawat h. Riwayat pesikososial dan Spiritual Dirumah: klien sering bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya,dan klien mengatakan sering mengikuti pengajian di majlis, serta klien juga sering melaksanakan kewajiban solat 5 waktu. Dirumah Sakit: klien tidak terlalu sering bicara dengan pasien yang berada pada 1ruang,dan klien juga merasa kesulitan untuk melaksanakan ibadah solat 5 waktu yang dilakukannya dengan cara berbaring di tempat tidur.
G. PEMERIKSAAN FISIK
31
1. Keadaan Umum (27 April 2021 jam 20.00 WIB) Kesadaran
: Composmentis (CM)
Yang dirasakan
: Ringan
Postur umum
: Sedang
Vital sign: TD:180/100 mmHg, Nadi: 112x/mnt, Suhu: 37⁰C RR:34x/mnt Berat badan
: 55 kg
Tinggi badan
: 150 cm
Tingkat nyeri
: Sedang
2. Sistem pengindraan Mata: penglihatan normal,konjungtiva anemis,sklera ikteri, pupil isokhor,ukuran pupil 3mm,reflek terhadap cahaya normal. Telinga: fungsi pendengaran normal,bagian koklea terlihat kotor,tidak ada nyeri tekan pada daun telinga. Hidung: fungsi penciuman normal ketika di tes menggunakan beberapa bahan seperti miyak kayu putih dan bubuk kopi,bentuk hidung simetris dan tidak ada lesi 3. Sistem integumen Warna kulit sawo matang,terdapat edema pada ekstremitas bawah, kulit kering dan bersisik turgor kulit tidak elastis >3dtk tidak ada lesi,kapilari repil 3,13
Absolute Limfosit Coui
1,584/ul
Untuk covid cut off