24 0 6 MB
RIGID PAVEMENT MATERIAL PERALATAN METODE
BA CK
to Outline
MATERIAL SUBGRADE
LEAN CONCRETE
SEPARATOR
TULANGAN
BETON
JOINT SEALANT
BA CK
to Outline
Ø Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan Ø CBR > 4 % Ø γ d Properties tanah ≥ 1,2 t/m3 Ø Yang terpenting adalah kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih dari kotoran apapun diatasnya. Ø Derajat Kepadatan 100 % (Standard Proctor) Ø Jenis tes yang dilakukan : sand cone, CBR test.
CK BackBtoAOutline
Pekerjaan lean concrete menggunakan beton dengan mutu K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai
CK BackBtoAOutline
 Fungsi untuk mencegah keluarnya air semen.  Material yang digunakan biasanya plastik tipis (polyethene dengan tebal 125 mikron).  Syarat minimum pemasangan overlap plastik yaitu 300 mm
CK BackBtoAOutline
•
TULANGAN PELAT – – –
Fungsi ‘memegang beton’ agar tidak retak, bukan menahan momen atau gaya lintang. Bisa dirangkai sendiri atau fabrikasi (wire mesh), umumnya Ø10 – 150. Lokasi tulangan ¼ tebal pelat dari atas.
Pada proyek jalan tol, konstruksi rigid pavement di daerah tol gate menggunakan tulangan (wire mash), yang dimaksudkan untuk mengantisipasi antrian kendaraan pada saat keluar atau masuk tol. Sedangkan perkerasan selain di daerah tol gate tidak menggunakan wire mash, hanya menggunakan dowel dan tie bar
WIRE MESH
TULANGAN SAMBUNGAN Sambungan Melintang (Dowel) ¾ Fungsi sebagai sliding and load transfer device ¾ Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan. ¾ Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya. Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya. ¾ Berbentuk polos, D-19 mm
DOWEL SHOP DRAWING DUDUKAN
Sambungan Memanjang (Tie Bar) ¾ Fungsi sebagai unsliding and rotation device ¾ Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak lurus as jalan. ¾ Lekat pada kedua sisi beton. ¾ Berbentuk ulir, diameter yang digunakan D-13 mm
TIE BAR
SHOP DRAWING
CK BackBtoAOutline
DOWEL BA CK
to Outline
TIE BAR
BA CK
to Outline
Nilai slump beton untuk perkerasan beton antara 2,0 – 2,5 cm. Perbandingan air/semen tidak boleh lebih dari 0,50. Kekuatan lentur (flexural strength) beton minimum yang biasa digunakan adalah 40 dan 45 kg/cm2 pada umur 28 hari, diuji dengan AASHTO T97. Kekuatan lentur minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur minimum tersebut Plasticiser (aditif pengurang air) tidak boleh digunakan. Aditif untuk mempercepat pengerasan dan yang mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.
CONTOH MIX DESIGN 25
Silica fume (Kg/m3)
-
Slump (cm) 2/
2+1
Minimum compressive strength at 28 days by cube test (Kg/m2) 3/5/
Water Cement Ratio W/C (%)
40,0
Water Cement Ratio W/C (%)
40,0
Water Content W (Kg/m3)
160
Water Content W (Kg/m3)
160
Cement Content C (Kg/m3)
400
Cement Content C (Kg/m3)
400
Fine Aggregate S (Kg/m3)
791
Fine Aggregate S (Kg/m3)
791
Maximum Size of Coarse Aggregate (mm)
Coarse Agregate G (Kg/m3)
1,077
Coarse Agregate G (Kg/m3)
1,077
CK BackBtoAOutline
Pelaksanaan joint sealant dilaksanakan sesegera mungkin setelah pelaksanaan saw cutting untuk mencegah masuknya bahan / benda ke dalam celah. Jika perlu disemprot blower dahulu. Material joint sealant harus bersifat thermoplastic, misal rubber asphalt, coal tars dan rubber tars.
CK BackBtoAOutline
PERALATAN
PEK. TANAH
PEK. BETON
FINISHING
BA CK
to Outline
PEKERJAAN TANAH Dump Truck Bulldozer
Back Hoe
Vibro roller
Motor grader Wheel loader CK BackBtoAOutline
PEKERJAAN BETON
Concrete paver
Slipform Paver SP500
Concrete paver
Slipform Paver SP500 CK BackBtoAOutline
FINISHING
JIDAR ALUMINIUM
GROOVER
JIDAR 40 CM
SPRAYER
SAW CUTTER
CK BackBtoAOutline
FLOW CHART
PERSIAPAN
PEK.TANAH
BEKISTING
METODE PEMAS. PLASTIK
TULANGAN
LEAN CONCRETE
PENGECORAN RIGID
FINISHING
BA CK
to Outline
START A
PERSIAPAN
B
PEKERJAAN TANAH
C
LEAN CONCRETE
D
PEMASANGAN BEKISTING
E
PENGGELARAN PLASTIK
F
PEMASANGAN TULANGAN
G
PENGECORAN RIGID PAVEMENT
H
FINISHING FINISH
START A
PERSIAPAN
B
PEKERJAAN TANAH
C
LEAN CONCRETE
d
PENGHAMPARAN BETON MENGGUNAKAN SLIPFORM PAVER
E
FINISHING FINISH
CK BackBtoAOutline
• SURVEYING
CK BackBtoAOutline
SUB GRADE
SUB BASE
1. TINJAUAN TEKNIS PEKERJAAN TANAH 2. FOTO-FOTO PEKERJAAN SUBGRADE
Pemadatan mendekati elevasi akhir menggunakan sheep foot roller
Pemotongan permukaan sekaligus membentuk elevasi rencana dengan motor grader
Pemadatan akhir subgrade dengan smooth drum
Permukaan subgrade ditutup untuk menjaga kadar airnya
DUMPING MATERIAL SUB BASE
PENGHAMPARAN DENGAN MOTOR GRADER
PEMADATAN MATERIAL DENGAN VIBRO ROLLER
HASIL PEMADATAN
BA CK
to Outline
PEKERJAAN SUBBASE
1.
PENGANGKUTAN + DUMPING MATERIAL SUB BASE COARSE MENGGUNAKAN DUMP TRUCK
2. PENGHAMPARAN DAN PERATAAN BASE COARSE MENGGUNAKAN GRADER
3. PEMADATAN BASE COARSE MENGGUNAKAN VIBRO ROLLER 8-12 TON
Note : Pada proyek besar (misal jalan tol), tidak menggunakan subbase. Setelah lapisan subgrade, langsung diteruskan dengan lean concrete. Contoh rigid pavement pada proyek Citarum Paket IV, masih menggunakan subbase karena jalan ini nantinya hanya digunakan sebagai jalan inspeksi BA CK
to Outline
PEMASANGAN BEKISTING -Pemasangan bekisting setelah diadakan pengukuran secara benar (kelurusan & kerataan) -Elevasi top bekisting = elevasi top rencana jalan, toleransi perbedaan ketinggian maksimum 5 mm -Bekisting terbuat dari besi plat 3 mm & sisi-sisinya diperkuat dengan besi siku L 30.30.3 dan setiap jarak 80 cm dipasang perkuatan siku L 30.30.3 -Dipasang pasak Ø 16 mm ketanah pada posisi perkuatan bekisting -Bekisting harus bersih & dilapisi pelumas sebelum penegecoran
Plat t = 3 mm
Pasak besi Ø 16
Besi siku L 30.30.3
Sisi Luar Bekisting
Bekisting pada Sambungan
Pemasangan Bekisting
Pembersihan bekisting
Diberi pelumas CK BackBtoAOutline
PENGGELARAN PLASTIK Penggelaran plastik dimaksudkan untuk mencegah hilangnya air semen beton. Pemasangan plastik dilaksanakan tiap blok (6.00 m) sesuai urutan pengecoran. Pemasangan plastik yang disambung, overlap minimal 300 mm.
PEMASANGAN PLASTIK
CK BackBtoAOutline
PEMASANGAN TULANGAN TULANGAN SAMBUNGAN 1. Sambungan Melintang (Dowel) • Fungsi sebagai sliding and load transfer device • Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan. • Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya. Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya. • Berbentuk polos, berukuran besar dan ujungnya digerinda.Diameter 19 mm
FOTO DOWEL
• Sebelum pengecoran, posisi dowel diberi tanda, untuk tempat cutting
2. Sambungan Memanjang (Tie Bar) • Fungsi sebagai unsliding and rotation device • Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak lurus as jalan. • Lekat pada kedua sisi beton. • Berbentuk ulir dan berukuran kecil, D13 mm.
FOTO TIE BAR
CK BackBtoAOutline
PEKERJAAN LEAN CONCRETE Pekerjaan lean concrete dengan beton K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran ini terlebih dahulu telah dilaksanakan pekerjaan periapan bekisting terlebih dahulu. Dokumentasi pekerjaan lean concrete dapat dilihat di bawah ini :
CK BackBtoAOutline
PENGECORAN METODE KONVENSIONAL MENGGUNAKAN ALAT
PELAKSANAAN PENGHAMPARAN C O N TO H P R O Y EK :C ITA R U M P A K ET IV KONVENSIONAL METODE
1
2 1. Sebelum beton dituang dilaksanakan slump test (antara 8~10 cm) 2. Beton dituang dari truck mixer melalui talang cor, diratakan secara manual dengan sekop dan cangkul, dipadatkan dengan vibrator
ILUSTRASI PENGECORAN BETON bekisting arah pengecoran 3.00 truck mixer talang cor
6.00
1 blok = 2.70 m³
- Pengecoran dilaksanakan per blok, setelah satu blok selesai truck mixer maju, kemudian dilanjutkan persiapan blok kedua yaitu pemasangan plastik dan pembesian - Truck mixer mundur untuk meneruskan pengecoran blok kedua - Demikian berulang untuk proses pengecoran blok selanjutnya Untuk kondisi area yang cukup lebar, posisi truck mixer dapat berada diluar bekisting dan pada kondisi tersebut pemasangan plastik dan besi bisa dilaksanakan langsung untuk beberapa blok mthd pek – F
BA CK
to Outline
PELAKSANAAN PENGECORAN DENGAN MENGGUNAKAN CONCRETE PAVER
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan beberapa tahap pekerjaan :
INSTALL ALAT
INSTALL REL DUDUKAN ALAT
HAULING & POURING
SPREADING & VIBRATING
1. Bagian depan dari alat paver berfungsi mendorong adukan beton yang melebihi tinggi yang ditentukan 2. Beton dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator
+
+
+
+
++
++ + +
+
+
++
+
Siklus I
+
[ Ilustrasi Siklus Pelaksanaan Concrete Pavement ] :
Pengerjaan section 2 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 1 Pengerjaan section 3 dilaksanakan 2 hari sesudah section 2
Setiap pergatian lajur, dibutuhkan waktu ½ hari untuk setting alat paver
4
2
3
+
+
+
3.5 m
+
+
+
++
+
2.25 m
1
++
+
SIKLUS BERIKUTNYA
Pengerjaan section 4 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 3
3.5 m
4m
TITIK AWAL
[Ilustrasi Siklus Pelaksanaan Concrete Pavement ] : Siklus II Pengerjaan section 3 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 4 Pengerjaan section 2 dilaksanakan 2 hari sesudah section 3
4
2
3
1
Pengerjaan section 1 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 2
Mobilisasi alat untuk Silklus III
Setiap pergatian lajur, dibutuhkan waktu ½ hari untuk setting alat paver 2.25 m
3.5 m
3.5 m
4m
SIKLUS BERIKUTNYA
CONTOH MIX DESIGN Maximum Size of Coarse Aggregate (mm)
25
Silica fume (Kg/m3)
-
Slump (cm) 2/
2+1
-
Water Cement Ratio W/C (%)
40,0
Minimum compressive strength at 28 days by cube test (Kg/m2) 3/5/
Water Content W (Kg/m3)
160
Cement Content C (Kg/m3) Fine Aggregate S (Kg/m3) Coarse Agregate G (Kg/m3)
Water Cement Ratio W/C (%)
40,0
Water Content W (Kg/m3)
160
400
Cement Content C (Kg/m3)
400
791
Fine Aggregate S (Kg/m3)
791
1,077
Coarse Agregate G (Kg/m3)
1,077
BA CK
to Outline
FINISHING 1 (DENGAN ALAT PAVER) Begitu selesai dituangkan, beton harus segera disebarkan, dipadatkan dan diratakan dengan mesin finishing. Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan tidak boleh menggetarkan atau menggoyahkan acuan sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan finishing.
Balok pemadat dari alumunium atau kayu keras beralas besi, ukuran tidak kurang dari lebar 75 mm, tinggi 225 mm dan daya penggeraknya tidak kurang dari 250 mm per meter lebar perkerasan beton. Permukaan jalan harus diukur kerataannya paling sedikit 2 kali lintasan mistar datar yang digeserkan sepanjang tidak kurang dari 1,8 meter. Apabila permukaan rusak karena mistar datar, karena permukaan tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti dengan mistar datar lagi
FINISHING 2 (JIDAR ALUMINIUM)
Metode Manual dilakukan dengan trowel memanjang ukuran tidak kurang dari panjang 350 mm dan lebar 150 mm dilengkapi dengan pengaku agar tidak melengkung, dioperasikan dari atas jembatan antara kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, pergerakan sejajar sumbu jalan.
FINISHING 3 (DENGAN TROWEL)
GROOVER
GROOVING
PEKERJAAN PENYEMPURNAAN GROOVING
TAMPAK PERMUKAAN RIGID SETELAH GROOVING
CURING COMPOUND
CURING DENGAN GEOTEXTILE
Setelah finishing dengan sikat, permukaan beton dilapis / disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak 0,22 -0,27 lt/m2 (cara mekanis) atau 0,27 0,36 lt/m2 (cara manual), Kemudian rigid pavement ditutup dengan geotextile Pembongkaran Bekisting Pembongkaran dilakukan minimum setelah 24 jam. Setelah bekisting dibongkar, bagian sisi plat beton dirawat (curing). Bagian yang keropos besar harus dibongkar dan diganti.
PEKERJAAN TENDA PELINDUNG
Selain perawatan beton dengan curing, perlu juga dilakukan pekerjaan untuk melindungi beton dari sinar matahari secara langsung dengan menggunakan atap tenda.
JOINT CUTTING
CUTTING MACHINE
-
Untuk dilatasi digunakan alat cutter (cutting machine) Cutting dilaksanakan dengan membentuk alur kedalaman ¼ h (h=tebal beton) ditiap-tiap panjang 1 blok (5 - 6m)
PEKERJAAN JOINT SEALANT MENGGUNAKAN ASPHALT
HASIL AKHIR
CK Back BtoAOutline