RMK Bab 15 SPM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ORGANISASI MULTINASIONAL”



Disusun Oleh : KELOMPOK 2 IRMA SURYANI



A31114032



HULWANA



A31114036



WINDA RIWANMINGWA HAFSARI



A31114037



SAKINAH



A31114038



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016



1 | Page



Terdapat tiga masalah khusus dalam organisasi global: perbedaan kebudayaan, harga transfer, dan perbedaan nilai tukar mata uang. A. Perbedaan Budaya Salah satu variabel konteksual yang penting yang memengaruhi pengendalian manajemen di dalam sebuah perusahaan multinasional adalah perbedaan budaya antar Negara. Menurut defiinisinya, sebuah organisasi multinasional akan beroperasi di banyak negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya seiring dengan koodinasi dan pengendalian yang dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya. Baik dalam konteks sebuah organisasi atau suatu bangsa, kata “budaya” akan merujuk kepada nilai-nilai, asumsi dan norma perilaku yang diakui bersama. Ketika sebuah organisasi merentangkan operasinya melintasi berbagai Negara, perbedaan budaya yang sangat besar yang berkaitan dengan karakter nasional dan regional yang ada, mempunyai hubungan yang penting dengan pengendalian manajemen. Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada empat dimensi: 1. Jangkauan kekuasaan Merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan dipusatkan secara tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi termasuk Filipina, Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah termasuk Israel, Denmark, dan Austria. 2. Individualisme/ koltivisme Merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya sendiri sebagai seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya individualistik yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Budaya kolektiitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru. 3. Menghindari ketidakpastian Merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh situasi yang tidak menentu budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk Jepang, Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah termasuk Singapura, Hongkong, dan Denmark.



4. Maskulinitas/feminitas 2 | Page



Merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu dari kedua nilai dominant tersebut apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu dari kedua nilai dominant tersebut berupa penekanan ketegasan dan materialism (maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kulitas hidup (feminism). Contoh dari budaya maskulin tinggi termasuk Austria, Swiss, dan Italia. Budaya feminism termasuk Swedia, Norwegia, Belanda, dan Denmark.



B. Harga Transfer Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologu merupakan salah satu dari perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi domestik dan luar negeri. Namun dalam operasi luar negeri, dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya untuk dapat sampai kepada suatu harga transfer. Pertibangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan, peraturan pemerintah, tarif pengendalian devisa, akumulasi dana, dan joint venture. Perpajakan Tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masingmasing Negara-negara asing, sistem harga transfer yang memungkinkan pengalihan keuntungan ke Negara-negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh dunia. Peraturan Pemerintah Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk meminimalkan laba kena pajak di Negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang tinggi. Namun demikian, otoritas pajak pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung. Tarif Tarif sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu produk. Semakin rendah harganya senakin rendah pula tarif yang akan dikenakan. Timbulnya tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak pendapatan di dalam harga transfer. Meskipun tariff untuk barang-barang yang dikirimkan ke suatu Negara tertentu akan lebih rendah jika harga transfernya juga rendah, keuntungan yang dicatat di Negara itu dan karenanya pajak penghasilan lokal atas laba akan ikut tinggi. Jadi, efek bersih dari faktorfaktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan harga transfer yang tepat. Karena



3 | Page



pajak penghasilan umumnya memiiki jumlahnya yang lebih besar daripada tarif, harga transfer internasional biasanya lebih banyak didasarkan pada pajak penghasilan daripada tarif. Pengendalian Devisa Beberapa Negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih besar. Akumulasi Dana Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu Negara tertenttu daripada di Negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana tersebut ke dalam atau ke luar Negara tertentu. Joint Venture Joint venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Andai kata sebuah perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan local Jepang. Jika induk perusahaan AS membebankan harga lebih tinggi bagi komponen yang dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan menolak harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil. Penggunaan Metode Harga Transafer Tampilan 1 memperlihatkan metode harga transfer yang digunakan oleh sebuah contoh perusahaan multinasional yang memiliki kantor di Kanada, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat untuk pengiriman antarperbatasan mereka. Pertimbangan Hukum Hampir semua Negara melakukan beberapa pembatasan pada fleksibilitas perusahaan dalam menetapkan harga transfer untuk transaksi dengan anak-anak perusahaan di luar negeri. Alasannya adalah untuk mencegah perusahaan multinasional melakukan penghindaran pajak penghasilan di Negara tuan rumah. Perhatikanlah contoh-contoh berikut ini: 



Untuk meminimalakn pajak, perusahaan- perusahaan multinasional di Amerika Serikat mengalihkan aset- asetnya ke Negara dengan pajak penghasilan yang rendah.



4 | Page







Perusahaan- perusahaan multinasional di Amerika Serikat memindahkan kantor perusahaan “di atas kertas mereka” ke Bermuda yang tidak mengenakan pajak penghasilan perusahaan.







Perusahaan yang memindahkan property intelektual (paten) ke Irlandia , sebuah Negara dengan tingkat pajak yang rendah.



Tampilan 1. Harga Transfer yang digunakan oleh Perusahaan Multinasional



Metode Penetapan Harga



Kanada



Jepang



Inggris



Amerika



Biaya variable- actual/ standar



5%



3%



5%



1%



Biaya penuh – actual



-



-



-



4



Biaya penuh – standar



26



38



28



7



Biaya variable ditambah Markup



-



-



-



1



Biaya penuh ditambah Markup



2



-



5



28



Jumlah berbasis Biaya



33%



41%



38%



41%



Harga pasar



-



-



-



26



Harga pasar dikurangi biaya penjualan



-



-



-



12



Lain- lain



-



-



-



8



Jumlah berbasis pasar



37%



37%



31%



46%



Harga Negoisasi



26%



22%



20%



13%



Lain- lain



4%



-



11%



100%



100%



100%



Metode Berbasis Biaya:



Metode Berbasis Pasar:



100%



Section 482 mencoba untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi financial antara unit-unit dari wajib pajak yang sepengendali (perusahaan yang dapat mengendalikan transaksi yang terjadi antara pusat keuntungannya di dalam negeri dan luar negeri) diselenggarakan seakanakan unit-unit tersebut merupakan wajib pajak yang tidak sepengendali (entitas independen



5 | Page



yang melakukan transaksi satu sama lain secara sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi yang wajar). Section 482 memberikan aturan-aturan untuk menentukan harga transfer pada penjualan antaranggota dari kelompok yang sepengendali. Metode-metode harga antarperusahaan sepengendali yang dapat diterima, disusun menurut prioritasnya dari yang paling penting adalah sebagai berikut: 1. Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali. Harga yang wajar dapat dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang tidak memiliki hubungan istimewa, atau antara dua perusahaan yang masing-masing tidak saling memiliki hubungan istimewa. 2. Metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak bekerja mundur dari harga penjualan final pada saat kekayaan yang dibeli dari perusahaan afiliasi dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak sepengendali. Harga jual kembali ini dikurangi denga persentase keuntungan (markup) yang semestinya berdasarkan penjualan tidak sepengendali oleh afiliasi yang sama atau oleh penjual lain yang menjual barang yang sama di pasar dapat diperbandingkan. Peraturan meminta metode ini digunakan jika (1) jika tidak tersedia penjualan sepengendali yang sebanding, (2) penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum atau sesudah pembelian antarperusahaan sepengendali, (3) penjualan kembali tidak menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang bersangkutan dengan mengubahnya secara fisik. 3. Metode biaya plus. Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah di antara ketiga metode yang diuraikan, titik awal untuk menentukan harga yang wajar adalah biaya untuk memproduksi produk, dihitung menurut praktik akuntansi yang benar. Ke dalam biaya ini ditambahkan laba kotor yang wajar yang dinyatakan dalam persentase tertentu dari biaya dan didasarkan pada penjualan tidak sepengendali yang serupa yang dilakukan oleh pihak penjual, atau penjual lain, atau tingkat berlaku untuk industri tersebut. Gambaran-gambaran skematis ketiga metode ini adalah sebagai berikut: 1. Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali: Harga transfer = Harga yang digunakan dalam penjualan tidak sepengendali yang sebanding ± Penyesuaian



6 | Page



Dalam penjualan sepengendali, transaksi yang terhadi adalah antara dua anggota kelompok sepengendali. Dalam penjualan tidak sepengendali, salah satu pihak bukan anggota kelompok sepengendali. 2. Metode harga jual kembali: Harga transfer = Harga jual kembali yang berlaku – Markup yang memadai ± Penyesuaian Harga jual kembali yang berlaku adalah harga di mana aktiva yang dibeli melalui penjualan sepengendali, dijual kembali oleh pembeli dalam penjualan yang tidak sepengendali. Markup yang memadai = Harga jual kembali yang berlaku * Persentase markup yang wajar Persentase markup yang wajar = Persentase dari laba kotor (diekspresikan dalam persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak sependali yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali. 3. Metode biaya-plus: Harga transfer = Biaya + Markup memadai ± Penyesuaian Markup yang memadai = Biaya * Persentase laba kotor yang memadai Persentase laba kotor yang memadai = Persentase laba kotor (diekspresikan dalam persentase dari biaya) yang diperoleh dari penjual kembali atau pihak lain pada penjualan tidak sepengendali yang sama dengan penjualan sepengendali. Implikasi dari Section 482 Dari sudut pandang pengendalian manajemen, terdapat dua implikasi penting dari Section 482, yang masing-masing dibahas di bawah ini: 1. Meskipun terdapat pembatasan hukum terhadap fleksibilitas perusahaan dalam menentukan harga transfer, namun masih terdapat cukup ruang gerak di dalam pembatasan ini. 2. Dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat mendikte jenis-jenis harga transfer yang harus ditetapkan. Ruang Gerak dalam Harga Transfer 7 | Page



Di banyak perusahaan multinasional terdapat perbedaan antara harga transfer yang murni akan digunakan oleh manajemen hanya untuk tujuan pengendalian dan harga transfer yang secara ukum diperkenankan untuk meminimalkan akibat dari dampak jumlah pajak dan tarif. Karena terdapat sejumlah subjektivitas yang berkaitan dengan penerapan Section 482 untuk banyak barang dan jasa, maka mungkin terdapat serangkaian harga transfer yang diizinkan untuk jenis barang tertentu. Manajemen dapat meminimalkan jumlah pajak penghasilan dan tarif dengan menetapkan harga transfer sejauh mungkin dari ujung rangkaian yang memadai. Ada dua kebijakan ekstrim dalam menangani masalah ini. Beberapa perusahaan mengizinkan anak perusahaan berurusan satu sama lain sesuai dengan prinsip ekonomi yang wajar dan membiarkan dampak akibat pajak serta tarif apa adanya. Dengan kebijakan ini, tak ada lagi keraguan tentang legalitas harga transfer karena anak perusahaan mencoba melakukan hal ini sesuai dengan yang diminta oleh peraturan yang berlaku. Dengan kebijakan ini, kebijakan harga transfer untuk negara asing pada pokoknya akan sama dengan harga transfer untuk domestik. Akibatnya, sistem harga transfer akan mendukung sistem pengendalian manajemen. Namun pada sisi yang lain, kebijakan ini dapat menghasilkan total biaya yang lebih tinggi. Pada sisi ekstrim yang lain, harga transfer untuk negara asing dapat hampir seluruhnya dikontrol oleh kantor pusat perusahaan dengan maksud untuk meminimalkan biaya total perusahaan, memaksimalkan arus kas atau memperoleh kombinasi yang optimum untuk posisi mata uang. Akan tetapi, kebijakan semacam ini dapat sangat membatasi kegunaan sistem pengendalian, karena dalam keadaan tertentu harga transfer tersebut tidak berhubungan dengan harga yang berlaku jika unit-unit yang melakukan pembelian dan penjualan adalah independen. Salah satu kemungkinan adalah menyesuaikan laba untuk tujuan evaluasi internal agar merefleksikan harga-harga pasar yang kompetitif. Sebagai contoh, total perbedaan antara harga aktual yang dapat dibebankan dengan harga-harga yang tidak mempertimbangkan pajak dapat ditambahkan kepada pendapatan anak perusahaan yang menjual dan biaya anak perusahaan yang membeli ketika laporan anggaran keuntungan dianalisis. Banyak perusahaan menggunakan harga transfer untuk meminimalkan pajak dan tarif menggunakan harga transfer yang sama untuk persiapan anggaran keuntungan dan pelaporan sebagaimana yang digunakan untuk tujuan akuntansi dan perpajakan. Anggaran yang disetujui merefleksikan segala ketidakseimbangan yang ditimbul oleh harga transfer.



8 | Page



Jika anggaran dan laporan laba merefleksikan harga transfer yang tidak ekonomis, kehatihatian harus diambil untuk memastikan bahwa para manajer anak perusahaan membuat keputusan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan. Pembatasan Hukum dalam Sistem Harga Transfer Di dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat meminta digunakannya sistem harga transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai untuk tidak digunakan. Dalam situasi lain, pendekatan ”full cost” yang implisit dalam Section 482 dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk mentransfer beberapa produk kurang dari full cost-nya. Karena perusahaan mungkin tidak berkeberatan menggunakan harga transfer yang disesuaikan untuk tujuan perpajakan, maka tidak ada salahnya menggunakan dua macam pembukuan. Kepentingan Minoritas Ketika kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak dalam mendistribusikan laba antara anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi karena pihak minoritas mempunyai hak hukum untuk memperoleh pembagian yang adil dari laba perusahaan. Dalam kasus ini, anak perusahaan sebisa mungkin melakukan transaksi secara wajar. C. Nilai Tukar Mata Uang Arus kas dari sabuah perusahaan domestic dinominasikan dalam dolar, dan pada suatu waktu tertentu, setiap dolar mempunyai nilai yang sama dengan nilai dolar lainnya. Sebaliknya, arus kas perusahaan multinasional didenominasikan dalam beberapa mata uang di mana nilai setiap mata uang relative kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan perbedaan waktu. Variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja anak perusahaan dan para manajernya. Lebih spesifika lagi, perusahaan multinasional memiliki eksposur akibat translasi, transaksi dan ekonomi perubahan nilai tukar. Nilai Tukar Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata uang yang lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata uang negara induk perusahaan yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing (kita sebut penawaran langsung) atau sejumlah mata uang asing yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang induk perusahaan (penawaran tidak langsung) 9 | Page



Berbagai Jenis Eksposur Nilai Tukar Eksposur translasi atas nilai tukar adalah eksposur dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan multinasional terhadap perubahan yang terjadi dalam nilai tukar nominal. Eksposur transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan untuk transaksitransaksi antarnegaranya ketika transaksi semacam itu dicatat hari ini tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan di kemudian hari. Eksposur ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan terhadap perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut eksposur operasional atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar. Pilihan Metrik dalam Evaluasi Kinerja Pada dasarnya, terdapat tiga kemungkinan pemilihan metric dalam penerapan dan pelacakan anggaran : nilai tukar yang berlaku pada saat anggaran ditentukan (nilai tukar awal), nilai tukar yang diproyeksikan pada saat anggaran ditentukan (nilai tukar yang diproyeksikan), atau nilai tukar aktual yang berlaku pada saat anggaran dilacak (nilai tukar akhir) Permasalahan dalam Perancangan Sistem Pengendalian Dari sudut pandang evaluasi kinerja, di bawah ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting di dalam perancangan suatu sistem pengendalian : 1. Haruskan para manajer anak perusahaan dianggap bertanggung jawab atas dampak fluktuasi nilai tukar terhadap hasil akhir mereka ? 2. Haruskan induk perusahaan menggunakan mata uang negara induk perusahaan, atau haruskah mereka menggunakan mata uang lokal dalam evaluasi kinerja ? Selanjutnya, haruskah induk perusahaan menggunakan nilai tukar awal, nilai tukar proyeksi, atau nilai tukar akhir dalam menetapkan dan melacak anggaran ? 3. Haruskah induk perusahaan membedakan akibat dari perbedaan jenis eksposur nilai tukar sembari mengevaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan ? Jika ya, bagaimanakah caranya ? 4. Bagaimana seharusnya perbedaan jenis eksposur nilai tukar akan memengaruhi evaluasi kinerja ekonomi dari anak perusahaan, apakah seperti yang membedakan dari evaluasi manajer yang bertanggung jawab atas anak perusahaan tersebut ? Efek Translasi Manajer anak perusahaan tidak perlu ambil pusing terhadap keputusan-keputusan strategis dan opersional (seperti penetapan harga dan sumbernya) untuk merespons perubahan nilai 10 | P a g e



tukar. Tambahan lagi, perubahan nilai tukar seluruhnya berada di luar kendali manajer anak perusahaan. Maka dari itu, terlihat cukup adil jika para manajer anak perusahaan tidak perlu mempertanggungjawabkan dampak dari translasi. Jika mereka menggunakan laba atau rugi akibat translasi di dalam mengevaluasi kinerja manajer anak perusahaan, maka akan timbul beberapa masalah : (1) Hal ini akan membuat manajer anak perusahaan bertanggungjawab terhadap faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka; (2) hal ini tidak akan menghilangkan adanya laba atau rugi akibat translasi; (30 hal ini tidak memperhitungkan jenis eksposur nilai tukar lain yang dihadapi oleh anak perusahaan; dan (4) hal ini akan mengacaukan kinerja manajer dan akan perusahaan. Ketika perusahaan memberikan laporan kepada para pemegang saham, mereka harus mengonsolidasikan angka-angka akuntansi dari anak perusahaan di Negara asing dengan angka-angka akuntansi dari induk perusahaan. Laba dan rugi akibat translasi yang ditimbulkan dari konversi neraca dan laporan laba rugi anak perusahaan di luar negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan tidak seharusnya memengaruhi evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan. Eksposur Ekonomi Dalam hal eksposur ekonomi, merupakan suatu hal yang tepat bagi system pengendalian untuk mengevaluasi manajer anak perusahaan atas keputusan-keputusan yang seharusnya memungkinkan anak perusahaan merespon perusahaan yang terjadi pada nila tukar riil. Importir murni adalah anak perusahaan yang menjual sebagian besar produknya di dalam negaranya sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya dari luar negeri; eksportir murni adalah anak perusahaan yang menjual kebanyakan produknya keluar negeri, tetapi membeli sebagian besar bahan mentahnya di dalam Negara tersebut. Pada hakikatnya, seraya di satu sisi kita telah memperlihatkan bahwa tidaklah adil memberikan imbalan atau menghukum para manajer anak perusahaan atas perubahan nilai tukar , dan pada sisi yang lain adalah penting untuk mengevaluasi kinerja para manajer dalam hal kualitas keputusan mereka ketika perubahan dalam nilai tukar riil menciptakan kesempatan strategis. Efek Transaksi Pendekatan



mendasar



dalam



menangani



eksposur



transaksi



adalah



dengan



menggunakan strategi lindung nilai mata uang asing yang tepat. Lindung nilai (hedging) 11 | P a g e



adalah transaksi-transaksi yang dapat menurunkan kemungkinan risiko yang berhubungan dengan arus kas di masa depan. Dalam prosesnya, perusahaan yang membeli instrument lindung nilai mengalihkan risiko kepada entitas yang menjual instrument tersebut biasanya adalah bank komersial dalam kasus untuk pasar valuta. Tentunya sudah pasti jasa semacam itu membutuhkan biaya. Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan sebagai contoh, kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung perusahaan tersebut tengah melakukan transaksi lindung nilai internasional, dan hal itu dipergunakan sebagai cara untuk mengatasi efek eksposur transaksi. Untung memberikan ilustrasi yang sederhana; jika sebuah perusahaan Amerika menjual produknya kepada perusahaan Prancis dengan harga yang dinyatakan dalam franc Prancis, ia dapat secara bersamaan membeli hak untuk membeli franc Prancis dengan nilai tukar yang sama seperti jika terjadi pada tanggal di masa depan di mana piutangnya akan jatuh tempo. Jika perusahaan tersebut mengalami rugi transaksi di dalam penjualan, maka ia akan mendapatkan keuntungan pasar opsi dan menyamakan aktiva/pasiva dan pendapatan/pengeluaran dengan mata uang yang sama. Teknik lindung nilai yang umum, menggunakan pasar transaksi forward dan masa depan, juga pasar opsi valuta aisng. Dari perspektif evaluasi kinerja, pertanyaan kuncinya adalah apakah para manjer anak perusahaan bertanggung jawab atas eksposur dari transaki lindung nilai. Kinerja Anak Perusahaan Sejauh ini kita telah mengusulkan bahwa adalah penting untuk membedakan antara kinerja ekonomi anak perusahaan dan kinerja para manajernya, dan pedoman-pedoman yang dibicarakan di atas semata-mata hanya menangani pengisolasian dampak nilai tukar terhadap kinerja manajer anak perusahaan. Adalah penting untuk menyadari bahwa kinerja ekonomi anak perusahaan itu sendiri harus merefleksikan akibat-akibat negatif atau psositif atas eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi. Jika kinerja ekonomi jangka panjang anak perusahaan (setelah memasukkan efek nilai tukar) terus memburuk, meskipun kinerja manajernya memuaskan, maka induk perusahaan harus mengeluarkan pertanyaan yang lebih mendasar : apakah hal itu memberikan artian ekonomis secara berkelanjutan bagi perusahaan multinasional untuk meneruskan beroperasi di Negara tersebut, atau apakah ia sebaiknya memindahkan bisnisnya ke tempat lain? Jawaban atas pertanyaan ini akan kembali kepada keputusan lokasi bisnis, daripada keputusan evaluasi kinerja; hal ini seharusnya merupakan sebuah keputusan independent. 12 | P a g e



Pertimbangan Manajemen Dalam mendesain system evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional, perusahaan dapat mengunakan pedoman-pedoman berikut ini: 



Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab terhadap efek translasi. Cara termudah untuk mencapai tujuan ini adalah membandingkan anggaran dengan hasil actual dengan menggunakan metrik yang sama dan mengisolasi efek yang berhubungan dengan inflasi melalui analisis varians. Tak ada gunanya bagi para manajer untuk khawatir tentang metrik yang tepat. Perusahaan multinasional hendaknya memilih metrik apa saja yang ia anggap lebih mudah untuk digunakan.







Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinisasi terpusat dari kebutuhan lindung nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan. Hal ini kemungkinan besar akan jauh lebih murah dan sederhana, dan dapat mencegah manajer anak perusahaan menjadi peramal dan spekulan nilai tukar.







Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.







Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi operasi di sebuah Negara atau merelokasi operasi dari sebuah Negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi.



Pada survey yang dilakukan pada tahun 1982, Sapy-Mazella et al, menemukan dalam evaluasi kinerja manajer anak perusahaan, 79% respondennya menggunakan metrik yang berbeda untuk menyiapkan anggaran dan melaporkan kinerja; 66% mempergunakan beberapa peramalan atas nilai tukar untuk menyiapkan anggaran dan menggunakan nilai tukar aktual pada akhir periode untuk melaporkan kinerja anak perusahaan secara relative terhadap anggarannya; dan 13% mempergunakan nilai tukar awal untuk mempersiapkan anggaran dan nilai tukar actual pada akhir periode untuk melaporkan kinerja. Temuan-temuan ini tidak konsisten dengan pedoman yang telah kita kembangkan di atas.



13 | P a g e



Terdapat dua kemungkinan penjelasan untuk ketidakkonsistenan ini. Pertama, kebanyakan dari system pengendalian ini dikembangkan pada tahun 1950-an dan 1960-an, ketika nilai tukar adalah tetap; dimana nilai tukar fleksibel hanya baru-baru ini saja diperkenalkan, perusahaan multinasional tidak boleh menyesuaikan system evaluasi kinerja mereka dengan kenyataan yang baru. Kedua, banyak perusahaan tidak dapat membedakan antara kinerja keuangan manajer dan kinerja keuangan anak perusahaan multinasional. Apa pun alasannya, adalah penting untuk memahami perusahaan multinasional yang memilih untuk menggunakan metrik yang berbeda untuk menyiapkan anggaran anak perusahaan dan melaporkan kinerja aktualnya akan memiliki berbagai jenis risiko yang telah kita bahas sebelumnya.



14 | P a g e