Rock Cycle [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ROCK CYCLE Pada umumnya, bumi tersusun atas Kerak, yang merupakan lapisan tipis dan keras yang terdiri atas batuan. Kerak terdiri dari dua jenis yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua adalah lapisan luar bumi yang membentuk daratan, sedangkan kerak samudera adalah lapisan terluar bumi yang berada di bawah samudera. Ada beberapa jenis batuan yang membentuk bumi diantaranya : batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Selain tiga jenis batuan ini dalam pembelajaran geologi kita juga mengenal salah satu jenis batuan lain yaitu batuan gunung api atau batuan pyroklastik. Kita dapat mempelajari tentang proses pembentukan batuan melalui siklus batuan atau disebut juga Rock Cycle Berikut merupakan gambar bagan dari siklus batuan atau rock cycle :



Siklus batuan merupakan salah satu kejadian yang terjadi pada kerak benua yang menggambarkan seluruh proses dimana batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Mekanisme siklus batuan yaitu magma mengalami proses siklus pendinginan, terjadi kristalisasi membentuk batuan beku pada siklus ini, ketika batu didorong jauh di bawah permukaan bumi, maka batuan dapat melebur menjadi magma (yang merupakan suatu cairan berpijar yang terbentuk di dalam mantel bumi). Selanjutnya batuan beku tersebut mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi. Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang disebut erosi dan terangkut dalam bentuk larutan ataupun tidak larut, diendapkan, sedimentasi dan membentuk batuan sedimen. Ada pula yang langsung mengalami peubahan bentuk menjadi metamorf saat siklus berlangsung. Selanjutnya pada siklus ini, batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik secara kontak, dynamo dan hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan menjadi metamorf. Siklus berikutnya, batuan metamorf yang mencapai lapisan bumi yang suhunya tinggi mungkin berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi.Setelah mengalami siklus mulai dari magma tadi, batuan akan berubah bentuk dan jenisnya menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf kemudian menjadi magma kembali jika terdorong ke dalam bumi dan meleleh. Proses-proses yang terjadi pada Siklus batuan berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya“THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”.



Batuan mengalami proses pelapukan dimana Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:







Pelapukan organik: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut







Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim .contoh : perubahan cuaca







Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia



Selain karena pelapukan terjadi juga akibat erosi dimana erosi ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya :Curah hujan,Sifatsifat tanah,Lereng dan Manusia. Erosi terdiri dari bebrapa jenis diantaranya : 1. Erosi yang disebabkan oleh air atau Ablasi Jenis erosi yang pertama adalah erosi atau pengikisan yang disebabkan oleh air. Air yang dimaksud disini adalah air sungai Pergerakan air sungai yang deras nantinya akan menyebabkan pengikisan. Pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah tanpa kita sadari telah membawa lapisan tanah secara perlahan- lahan terangkat.pada umumnya terjadi saat selesai banjir



2. Erosi yang disebabkan oleh air laut atau Abrasi Erosi yang disebabkan oleh air laut dinamakan dengan abrasi. Apabila kekuatan air sungai untuk melalukan pengikisan terletak pada arusnya, maka kekuatan air laut untuk melakukan pengikisan ini terletak pada ombaknya. 3. Erosi yang disebabkan oleh angin atau Deflasi Tanpa kita sadari, perlahan- lahan angin dengan kekuatannya bisa mengangkat partikel- partikel yang dimiliki oleh tanah untuk kemudian dipindahkan ke tempat yang lain. Akibatnya, seiring dengan berjalannya waktu tanah tersebut nantinya akan terkikis, dan inilah yang disebut dengan erosi. Erosi yang disebabkan oleh angin ini kita kenal dengan istilah deflasi. Deflasi banyak terjadi terustama di daerah yang mempunyai cukup angin yang besar. 4. Erosi yang disebabkan oleh gletser atau Eksarasi Gletser atau geyser merupakan es padat yang telah mencair. Gletser atau geyser ini apabilah telah mengalir akan menimbulkan dorongan yang begitu kuat. Geyser ini dapat menimbulkan dorongan yang sangat besar yang mana pada akhirnya bisa mengakibatkan erosi, terutama pada benda- benda yang telah dilewati oleh gletser atau geryser tersebut. 5. Korosi Korosi ini terjadi karena hembusan angin yang membawa butiranbutiran pasir. Butiran pasir yang tertiup oleh angin ini akan menerpa bagian batuan tertentu sehingga akan menimbulkan kejadian batuan tersebut terkikis dan akan melapuk. Maka korosi ini akibat angin yang membawa butiran- butiran pasir.



Contoh gambar Erosi :



Siklus dari batuan tersebut berhubungan dengan batuan batuan pembentuk bumi, berikut penjelasan tentang batuan tersebut :



1.



Batuan Beku



Batuan beku atau sering disebut Igneous Rocks adalah adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Batuan beku terdiri atas tiga yang pertama adalah batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk atau mendingin dalam waktu yang sangat lama karena terbentuk dalam inti bumi karena perbedaan suhu lingkungannya tidak terlalu signifikan sehingga terbentuk atau membeku dalam waktu yang relative lama, akibat dari waktu proses terbentuknya maka jenis batuan ini memiliki ciri yaitu Kristal-kristal dalam batuan ini relative besar. Contoh batuan beku dalam ini seperti gabro, diorite, dan granit. Yang kedua adalah batuan beku Ekstrusif atau batuan beku Luar yakni batuan beku yang terbentuk akibat magma yang ter-erupsi keluar ke permukaan bumi dan mendingin atau membeku dalam waktu yang sangat cepat karena perbedaan suhu yang sangat signifikan, akibat dari proses terbentuknya yang sangat cepat tidak sempat mengalami proses kristalisasi yang sempurna, ciri dari batuan ini adalah Kristal yang terdapat dalam batuan sangat kecil Contohnya adalah basalt, andesit, Obsidian, dan dacite.



Yang ketiga adalah Batuan Beku Korok, merupakan batuan beku di mana pada proses berlangsungnya siklus tempat pembekuannya berada dekat dengan lapisan kerak bumi.



Batuan beku pada umumnya memiliki ciri – ciri sebagai berikut :  Warna Pada dasarnya batuan beku terdiri dari 4 jenis warna : a.Warna Cerah, menunjukkan batuan beku tersebut bersifat asam. b. Warna Gelap-Hitam, batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau memiliki sifat intermediet (menengah) c. Warna Hitam Kehijauan, batuan Dengan warna hitam kehijauan mempunyai sifat kimia basa. d. Warna Hijau Kelam, warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam batuan ultra basa.  Tekstur Batuan Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah: Gelas, Afanitik, berbutir sangat halus,Faneritik Berbutir cukup besar,Porfiritik, Piroklastik (pyroklastik)  Bentuk Kristal Untuk kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi: 1. Euhedral: Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang jelas. 2. Subhedral: Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidang-bidang kristal 3. Anhedral: Apabila bidang batas kristal tidak jelas



 Komposisi Mineral dan Deskripsi Batuan Beku Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dentifikasi mineral yaitu: a. Warna mineral b. Kilap, yaitu kenampakan mineral jika dikenai cahaya. Dalam mineralogi dikenal kilap logam dan non logam. Kilap non logam terbagi lagi atas :      



Kilap intan Kilap tanah. Kilap kaca. Kilap mutiara. Kilap dammar. Kilap sutera.



c. Kekerasan, yaitu tingkat resistansi mineral terhadap goresan, umumnya ditentukan dengan skala Mohs. d. Cerat, yaitu warna mineral dalam bentuk serbuk. e. Belahan, yaitu kecenderungan mineral untuk membelah pada satu atau lebih arah tertentu sebagai bidang dengan permukaan rata. f.



Pecahan, jika kecenderungan untuk arah tak beraturan. Macamnya :







Concoidal : seperti pecahan botol, contoh: kuarsa.  Fibrous : kenampakan berserat, contoh: asbes, augit.  Even: bidang pecahan halus, contoh: mineral-mineral lempung  Uneven : bidang pecahan kasar, contoh: magnetit, garnet.  Hackly : bidang pecahan runcing-runcing, contoh: mineral-mineral logam. Komposisi mineral penyusun batuan beku dibedakan menjadi: a. Mineral Primer: Merupakan mineral hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku, terdiri atas: 



Mineral Utama (essential minerals) : yaitu mineral yang jumlahnya cukup banyak (>10%). Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena menentukan nama batuan.  Mineral tambahan (accessory minerals) : yaitu mineral-mineral yang jumlahnya sedikit (