Role Play Sentralisasi-Obat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Irna 2 dilaksanakan pada obat injeksi  yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok 2 berencana akan mensosialikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Irna 2, kami akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut. 1.2 Tujuan 1.2.1



Tujuan Umum



Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat. 1.2.2



Tujuan Khusus a.



Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.



b.



Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawatRuang Irna 2 dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat



c.



Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang irna 2 dalam penggunaan obat sesuai dengan program terapi..



d.



Mampu



meningkatkan



kepuasan dan pasien



dan



keluarga



atas



asuhan



keperawatan yang diberikan. e.



Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2007)



2.2 Tujuan Pengelolaan Obat Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.



Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa



obat perlu disentralisasi, antara lain : 1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien. 2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama. 3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“. 4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan 5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum. 6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadarluarsa. 7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif. 8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas. 9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 ).



2.3 Teknik Pengelolaan Oabat (Sentralisasi) Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. 1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. 2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat 3. Penerimaan obat.



a. Oabat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambi;l oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian). c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat. d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat ( Nursalam,2007) 4. Pembagaian obat a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian obat. b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien. c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau  wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada psie. d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nurussalam, 2007) 5. Penambahan obat baru a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat. b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007) 6. Obat Khusus



a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja. b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer. c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007) Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara – cara berikut ini: 1. Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf: 2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan didinding : 3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat; 4. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf: 5. Sediakan



satu



atau



lebih



eksemplar



buku



farmakologi



sederhana



diperpustakaan ( Mc Mahon, 1999 ) 7. Menyimpan persediaan obat a. Pemeriksaan ulang Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persedian. b. System kartu persediaan Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam system kartu persediaan, masing – masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.  c. Lemari obat



Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar. 2.4 Peran 1. Kepala Ruangan a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek. b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi. c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi. 2. Katim a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat. b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat. c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi. 3. Anggota Tim Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat. 2.5 Pelaksanaan Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama sampai dengan minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang anak. Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruang nurse station dan ruang perawatan. Metode yang digunakan adalah ODD (One Day Dose), dengan melibatkan depo farmasi ruangan.



2.6 Instrumen 1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat 2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\ 3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi 4. Format pemberian obat oral dan injeksi



2.7 Mekanisme Kegiatan Tahap Persiapan



Kegiatan



 Katim mengucapkan salam dan



Waktu



Tempat



10 menit



Nurse Station



Pelaksana Katim



melaporkan kegiatan sentralisasi kepada Karu  Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi



Karu



 Katim menyebutkan hal-hal yang sudah



Katim



disiapkan  Karu memeriksa kelengkapan Karu



administrasi sentralisasi obat (meliputi :informed consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah terima obat) Pelaksanaan  Katim menerima obat dari depo farmasi,



Nurse station



Katim



dengan model one day dose.  Katim melakukan pencatatan pada format



Nurse station Katim



penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi :  Identitas pasien  Nama



obat,



dosis



dan



cara



pemberiannya  Jumlah



obat



yang



diterima



dari



farmasi  Jam dan nama penerima obat Bed pasien  Katim dan anggota tim menjelaskan Bed pasien



informed consent sentralisasi obat



Katim, anggota tim



 Katim dan anggota tim Menyiapkan Bed pasien



kartu serah terima obat oral.



Katim, anggota tim  Katim



memberikan



penjelasan



pada



pasien dan keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan, manfaat, dosis, cara Katim



pemberian, efek samping dan kontraindikasinya.  Katim dan anggota tim memberikan obat



Bed pasien



dan



anggota tim



oral kepada pesien sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.



 Anggota tim memberikan obat kepada



Bed pasien Nurse station Anggota tim



pasien dengan melibatkan keluarga.



 Kemudian anggota tim menandatangani format pemberian obat oral maupun



Nurse station



injeksi serta mengobservasi efek samping



Anggota tim



dari obat yang telah diberikan. Anggota tim  Karumengecek



kembalikelengkapan



pendokumentasian sentralisasi obat



Karu,katim, anggota tim 2.8 Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat 1 Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain. 2 Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien yang bersangkutan. 3 Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat. 4 Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent (yaitu diawal klien MRS). 5 Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.



2.9 Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat 1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan. 2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis, dan cara pemberian. 3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.



4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi 5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf 6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta nama perawat atau paraf. 7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih ada setelah pemberian beserta nama perawat



2.10Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat(UNTUK FARMASI) 1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat. 2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan. 3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima. 4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi. 5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang menerima.



2.11Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat 1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal MRS) 2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal MRS) 3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day Dose) 4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat 5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.



LEMBAR PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama               :                                               L/P *) Umur               : Alamat             : Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien : Nama               : Umur               : Alamat             : Ruang              : No. Reg.          : Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter. Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat. 2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk dilakukan pengadaan obat. 3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya 4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima. 5. Obat akan disimpan di kantor perawatan. 6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan pada pasien. 7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada pasien/keluarga.                  Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.             Katim                                                               Yang membuat persetujuan



Saksi-saksi 1. ……………………………..                                     2.. ……………………………



LEMBAR SERAH TERIMA OBAT DI RUANG Nama Pasien  :                                                                             No. Kamar : Umur             :                                                                             No. Reg.      : No. Tanggal Nama Obat Jumlah TTD / TTD/ nama terang nama terang perawat keluarga pasien 1 2 3 4 5



Keterangan



FORMULIR PEMBERIAN OBAT Nama Pasien :                               Umur :                         Ruang :                        No. Reg : Tgl Nama Terima Obat : (jumlah) Dosis :



Penerim a



Cara Pemberian (rute) :



Jam Paraf Jam Para f



Jam Paraf Jam Para f



Jam Paraf Jam Paraf



Jam Paraf Jam Para f



Jam Paraf Jam Para f



Jam Paraf Jam Paraf



Sisa Tgl Nama Obat : Dosis : Cara Pemberian (rute) :



Terima (jumlah) Penerim a rina



Sisa Tgl Nama Obat : Dosis :



Terima (jumlah) Penerim a



Jam Paraf Jam Para f



Jam Paraf Jam Para f



Jam Paraf Jam Paraf



Cara Pemberian (rute) :



Sisa             2.12Kegiatan Sentralisasi Obat 1. Penanggung Jawab   : 2. Tujuan : Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar. 3. Rencana Strategi : a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi. b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian farmasi c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat. 4. Pelaksanaan : Topik



:



Hari/Tanggal :  Waktu 







Tempat



:



Karu



:



Katim



:



Perawat



:



Pelaksana



:



Pembimbing : Supervisor a.



:



Struktur (input) 1 Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang 2 Persiapan dilakukan sebelumnya.



3 Perawat yang betugas. b.



Proses 1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentutan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilkukan sentralisasi obat. 2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.



c.



Hasil 1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat. 2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar. 3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat. 4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.



DAFTAR PUSTAKA Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan Profesional, Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek. Jakarta : Salemba Medika.



Role Play Sentralisasi Obat Pemain Imey Priscillia : Dokter



Wahyu Pratita : Ibu



Iffah wardah : Perawat 1



Julian W



Alfia Ellyka



Novita Erike : Apotik



: Perawat 2



Nur Rochma : Perawat 3



: Pasien



Irre Risa          :Petugas Laboratorium



Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai melakukan tugasnya. Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV kemudian perawat memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter datang untuk melakukan visite di ruang dahlia. Di Ruang Dahlia Perawat 1        : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ? Perawat 2        : dari timbang terima tadi kondisinya cukup baik sus Perawat 3        : lebih baik kita segera melakukan TTV saja sus. Perawat 1&2   : baik sus. Semua perawat berjalan untuk melakukan TTV menuju ke Ruang pasien. Perawat 1        : selamat pagi, apa benar dengan Tn. Julian ? Pasien              : selamat pagi juga sus, iya benar Perawat 1        : Saya cek tensi, nadi dan suhunya dulu ya. Ibu pasien        : bagaimana sus hasilnya ? Perawat 1        : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70 mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan ) Ibu pasien        : Alhamdulillah sus jika hasilnya baik. Perawat 1        : kaki Tn. Julian sejak kapan bengkak Bu ? Ibu pasien        : sejak semalam sus. Perawat 1        : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Tn. Julian, kalo begitu saya permisi dulu.



Ibu pasien        ; iya sus. Perawat 1        : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station )   Dokter datang di ruang Dahlia ( menuju Ners Station) Dokter             : selamat pagi sus ada pasien saya ? Perawat 1        : ada dok mari saya antar ( berjalan menghampiri dokter )   Di kamar pasien Dokter             : selamat pagi Tn. Julian Pasien              : selamat pagi Dok. Dokter             : saya periksa dulu ya (sambil memeriksa pasien ) Perawat 1



 : kaki Tn. Julian bengkak sejak semalam Dok.



Dokter             : nanti di cek laboratorium ya sus. Pasien              : bagaimana dok keadaan saya ? Dokter             : keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti bapak akan diambil darahnya intuk pemeriksan laboratorium. Pasien              : iya dok. Dokter             : saya permisi dulu (meninggalkan tempat tidur ) Ibu pasien        : iya dok terimakasih.   Di Ners Station. Dokter               : sus ini saya beri resep untuk Tn Julian, nanti jika hasil Labnya keluar tolong beri tahu saya. ( sambul menulis resep) Perawat 1        : iya dok. Dokter             : kalo begitu saya permisi dulu ya sus   Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Tn Julian untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi dokter untuk memberitahukan hasil labolatorium. Perawat 1



: Assalamualaikum, saya ambil darahnya ya pak?



Pasien              : Walaikumsalam, iya sus silahkan. Perawat 1        : saya lakulan sekarang buk, Bismillah..( mengambil darah IV ) Sudah selesai Pak, saya permisi dulu Ibu pasien        : iya sus.



Perawat menuju ners station dan menelefon laboratorium P. Lab



: Hallo laboratorium terpadu dengan Irre disini (mengangkat telfon )



Perawat 3       : iya mbak ini dari ruang dahlia , mbak bisa kesini ya ada darah yang mau di cek. P.Lab              : iya mbak saya kesana sekarang. Assalamualaikum (menutup telefon) Perawat 3        : waalaikumsalam.



Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek P. Lab



: permisi mbak mana sempel darah yang akan di cek ?



Perawat 3        : ini mbak ( menyerahkan sempel darah ) P. Lab



: iya mbak saya cek dulu ya ( menerima sempel darah dan pergi ke laboratorium )



Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai petugas laboratorium menyerahkan hasil laboratorium ke Ruang Dahlia. P. Lab



: mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)



Perawat 3        : ooh iya mbak terimakasih (menerima hasil laboratorium) P. Lab



: kalo begitu saya permisi dulu ya mbak. (meninggalkan ruang dahlia )



Di ners station. Hasil laboratorium keluar Perawat1         :hallo selamat siang dok, ini dari perawat Iffah dari ruang dahlia ingin menyampaikan hasil Lab. Dari Tn. Julian tadi dok. Dokter             : oh iya sus bagaimana hasilnya ? Perawat 1       : iya dok hasilnya albumin Tn.Julian kurang hanya 8 mg. Dokter             : kalo begitu tolong diresepkan tambahan albumin ya sus. Perawat 1        : baik dok jadi Tn. Julian diberikan tambahan albumin ya dok ? Dokter             : iya sus



Perawat 1       : iya dok, terimakasih.



Tn. Julian kemudian diresepkan tambahan albumin. Perawat kemudian memberitahu keluarga untuk membeli albumin di apotik. Di Ners Station Ibu pasien        : selamat siang sus , saya ibu Tn. Julian tadi di panggil ya ? Perawat 3        : iya Bu, saya ingin memberikan resep Tn. Julian yang baru Bu. Ibu pasien        : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ? Perawat 3        : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu. Ibu pasien        : iya sus.



Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit. Ibu pasien        : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini. (Menyerahkan resep obat tersebut) P. Apotik



: baik bu (menerima dan membaca nama obatnya) maaf Bu obat yang diresep ini harganya mahal.



Ibu pasien        : iya mbak berapapun harganya akan saya bali P. Apotik



: baik bu akan saya ambilkan, tunggu sebentar



Ibu pasien        : iyaa mbak.



Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien. P. Apotik



: ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati



Ibu pasien        : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati



Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat. Sesampai diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin menyimpanya sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya mahal, tetapi niat ibu tersebut ketahuan oleh perawat. Perawat 2          : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di sentralisasi obat ?



Ibu pasien         : Ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya tertukar dengan pasien lain suuuss…. Perawat 2         : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat ini sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis, pemberian waktu, kesalahan obat. Ibu pasien       : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan dan obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan obat harganya mahal. Perawat 2         : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan rumah sakit ini Ibu pasien        : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ? Perawat 2        : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat. Ibu pasien        : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal. Perawat 2       : bauk Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini harus ada sentralisasi obat. Ibu pasien        : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor. Perawat 2        : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani. Ibu pasien        : TTD apa ? Perawat 2       :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa dituntut bu, Ibu pasien       : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster apabila ada kesalahan Perawat 2        : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani (memberikan surat persetujuan) Ibu pasien        : iya sus dan ini obatnya



Waktu pemberian obat Perawat 2        : permisi pak saya akan memberikan obat ini ke bapak Ibu pasien        : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal. Perawat 2



 : iya bu, saya akan berhati – hati



Saya akan memasukkan ya pak Pasien              : iya sus Perawat 2        : (perawat selesai memasukkan obat) pak ini saya sudah selesai memasukkan obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa memanggil saya di ruang perawat. Selamat istirahat bu