Role Play Teori Precede [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ROLE PLAY TEORI PRECEDE-PROCEED Helvin eka



: kepala desa



Faricha



: health promotor (perawat)



Aprida



: health promotor (perawat)



Devita



: warga



Ajeng



: warga



Di sebuah desa terpencil tepatnya di Desa Slorok Kecamatan Doko. Banyak warga yang datang berobat ke puskesmas setempat mengeluh diare berhari-hari dan terjadi secara bergantian setiap anggota rumah. Dikarenakan pihak puskesmas menerima banyak laporan kasus diare di desa Slorok dan diare tersebut tidak disebabkan oleh makanan, akhirnya pihak puskesmas memutuskan untuk melapor ke kepala desa Slorok.



Faricha : “Selamat pagi Ibu, saya Faricha dan ini teman saya Aprida. Kami selaku perawat di puskesmas desa slorok ingin melaporkan bahwa beberapa minggu terakhir ini kami banyak kedatangan pasien diare dan beberapa warga juga melaporkan bahwa diare terjadi secara bergantian” Aprida : “Setelah dilakukan pemeriksaan, diare yang terjadi pada beberapa warga tersebut tidak disebabkan oleh makanan bu” Helvin : “ Apakah ada warga yang mengatakan diare terjadi karena faktor lain selain makanan?” Faricha : “Tidak ada bu, mereka juga bertanya kepada kami dan merasa bingung karena mereka juga tidak memakan makanan yang menurut mereka berbahaya, tapi diare terus terjadi secara bergantian” Helvin : “ Memang di desa kami ada beberapa warga yang masih BAB di sungai, apa itu bias menjadi salah satu faktornya?” Aprida : “ Bisa saja bu” Faricha : “ lalu langkah apa yang harus kita ambil bu? Untuk memberikan edukasi kepada para warga yang masih BAB di sungai” Icha : “ Langkah pertama kita harus mengumpulkan data terlebih dahulu, bias dilakukan dengan mewawancarai informan kunci” Aprida : “Baik bu, kira-kira kapan kami bias melakukan wawancara ya bu?” Icha : “ Besok saya akan mendatangkan beberapa warga yang akan di wawancara, silahkan kalian datang ke kantor pukul 09.00 pagi ya” Faricha : “Baik bu” Keesokan harinya…



Aprida : “ Selamat pagi ibu, saya Aprida dan teman saya Faricha selaku perawat puskesmas desa slorok. Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu-ibu terkait wabah diare yg menyerang beberapa warga di desa ini ya bu” Ajeng dan Devita : “Baik mbak” Faricha : “ Seperti yang sudah ibu-ibu ketahui, beberapa minggu terakhir ini banyak warga yang menderita diare, dan menurut laporan dari kepala desa ada beberapa warga disini yang masih BAB di sungai, apakah itu benar ibu?” Devita : “Iya, benar sekali mbak. Bahkan saya dan keluarga juga masih BAB di sungai” Ajeng : “Saya juga mbak, dan beberapa tetangga saya juga masih ada yang BAB di sungai” Aprida : “Menurut data yang kami dapat, kebanyakan pasien yg diare berasal dari lokasi rumah ibu dan sekitarnya” Devita : “Iya mbak, memang di daerah RT saya itu masih ada beberapa yang BAB di sungai” Faricha : ”Kalau boleh saya tau, apa alasan anda dan keluarga anda tetap BAB di sungai?” Ajeng : “Ya kalau saya dan keluarga sebenarnya bisa dan mampu saja untuk membangun jamban, tapi ya namanya sudah terbiasa” Devita : “Kalau saya dan keluarga sebenarnya juga bias dan mampu membangu jamban, tapi ya itu kita sudah terbiasa BAB di sungai dan merasa aneh jika harus BAB di jamban, dan dirumah saya itu air bersih mending untuk masak dan minum daripada untuk kebutuhan yg lain seperti mandi, mencuci baju, BAB, BAK” Aprida : “Baik, jadi seperti ibu ya bu. Mungkin untuk hari ini wawancara nya cukup dan saya ingin memebrikan sedikit edukasi untuk ibu-ibu. Begini ya bu, BAB di sungai bisa menjadi salah satu faktor yang kuat penyebab terjadi nya diare pada ibu dan keluarga ibu” Faricha : “ Iya bu, karena salah satu faktor terjadinya diare itu bisa disebabkan oleh bakteri bu, nah dengan ibu BAB di sungai itu sangat beresiko terdapat adanya bakteri bu dan bisa memicu terjadinya diare” Ajeng : “Ooo seperti itu ya mbak, saya kira ya aman-aman saja” Devita : “Iya lo mbak, saya kira diare hanya bisa disebabkan oleh makanan saja” Aprida : “ Selain bisa menyebabkan diare, BAB di sungai juga bisa mencemari lingkungan ibu-ibu. Lingkungan yang tercemar juga bisa menjadi faktor terjadinya penyakit. Yasudah bu kami rasa wawancara hari ini cukup sampai disini, nanti untuk selanjutnya akan di beri tau kepala desa bu” Ajeng : “ Baik mbak” Faricha : “ Terimakasih bu” Devita dan ajeng : “sama-sama mbak”



Keesokan harinya, perawat faricha dan perawat aprida datang ke kantor desa untuk menemui kepala desa



Faricha : “Selamat pagi bu, saya dan teman saya kemarin sudah melakukan wawancara kepada warga” Icha : “Lalu bagaimana hasilnya?” Aprida : “ Memang benar bu ada beberapa wagra yang masih BAB di sungai, kami juga sudah memberikan edukasi kepada mereka” Icha : “Baik, sudah ada data yang terkumpul. Selanjutnya kita menentukan apa rencana yang akan kita buat untuk mengatasi warga yang masih BAB di sungai” Faricha : “ Rencana kami setelah memberikan edukasi kepada mereka harapan kami mereka mau untuk membangun jamban untuk kehidupan yang lebih nyaman dan sehat” Aprida : “ Benar sekali bu, karena menurut data yang kami dapatkan, tidak ada masalah dana bu jadi hanya karena kurang pemahaman akan pentingnya kebersihan” Icha : “ Baik, besok saya akan mengumpulkan warga yng masih BAB di sungai, dan saya akan menerapkan kebijakan untuk mereka yang menolak membangun jamban dan tetap BAB di sungai” Keesokan harinya perawat Faricha, perawat Aprida dan kepala desa berkumpul dengan beberapa warga yang masih BAB di sungai. Icha : “Selamat pagi semuanya, seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya. Dan juga sudah diberikan edukasi dari pihak puskesmas. Jadi untuk mengatasi wabah diare yang terjadi beberapa minggu terakhir ini, saya harap bapak ibu sekalian untuk membangun jamban dan berhenti untuk BAB di sungai. Selain untuk kesehatan, juga untuk menjaga lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat. Dan dengan ini saya juga menerapkan kebijakan baru jika dalam waktu dua bulan ada warga yang menolak untuk membangun jamban dan tetap BAB di sungai, saya akan menjatuhkan denda kepada kepala keluarga yang tetap menolak kebijakan yang sudah ditetapkan” Setelah kepala desa mengumumkan kebijakan baru tersebut, dalam waktu kurang dari satu bulan sudah ada beberapa warga yang mau membangun jamban dan tidak lagi BAB di sungai. Tidak ditemukan kendala selama proses pembangunan di beberapa rumah warga. Satu tahun kemudian, pihak puskesmas dan desa melakukan evaluasi hasil terhadap intervensi yang telah dilakukan. Icha : “Selamat siang, tujuan saya mengadakan pertemuan ini adalah untuk melakukan evaluasi hasil terhadap para warga sudah tidak BAB di sungai” Faricha :” Sejauh ini menurut data yang ada sudah tidak ada lagi kejadian seperti satu tahun yang lalu, wabah diare yang diduga disebabkan karena kurang bersihnya tempat BAB” Icha : “Seluruh warga sudah mematuhi kebijakan dengan baik, dengan ini saya nyatakan intervensi ini sukses dilakukan, prosesnya sesuai dengan yang direncanakan, dan terjadi perubahan yang diharapkan.



Kesimpulannya adalah Teori PRECEDE-PROCEED ini memiliki beberapa fase, seperti yang sudah kami ilustrasikan dalam adegan diatas. Mulai dari fase diagnosa suatu masalah kesehatan, melakukan perencanaan, implementasi, evaluasi proses, dan evaluasi dampak. Hasil yang kami harapkan yaitu status kesehatan masyarakat meningkat, perilaku masyarakat berubah menjadi lebih baik, dan lebih sadar akan kesehatan dan kebersihan. Terimakasih