RPP Batu Beton, Keramik, Genting I [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERDASARKAN KURIKULUM 2013



Satuan Pendidikan Program Studi Keahlian Program Keahlian Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Pertemuan Waktu



: UPTD SMK NEGERI BINAAN PEMPROVSU : Teknik Bangunan : Teknik Gambar Bangunan : Konstruksi Bangunan : X (Ganjil) : Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton, Keramik dan Genting : 4 (1 Pertemuan) : 7 x 45 menit



A. Kompetensi Inti 1.



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.



2.



Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.



3.



Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.



4.



Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian N o 1



Aspek Afektif



Kompetensi Dasar 1.1



Menambah



Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.1 Mengubah prilaku menjadi



keimanan dengan



pribadi yang lebih baik



menyadari hubungan



dengan menyadari



keteraturan dan



kebesaran Tuhan.



kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 1.2 Menyadari



1.2.1 Mengimani kebesaran



kebesaran Tuhan



Tuhan dengan mensyukuri



yang menciptakan



segala nikmat yang



dan mengatur



diberikanNya seperti



kebutuhan manusia



segala kebutuhan yang



terhadap kebutuhan



berkaitan dengan ilmu



yang berkaitan



bangunan.



dengan ilmu bangunan 2.1



Menunjukkan



2.1.1 Berakhlak mulia seperti



perilaku ilmiah



bersikap aktif, teliti,



(memiliki rasa ingin



bertanggung jawab, dan



tahu; objektif; jujur;



kreatif dalam berdiskusi



teliti; cermat; tekun;



yang berkaitan dengan



hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai



ilmu bangunan. 2.1.2 Membentuk pendapat dalam melakukan percobaan dan diskusi. 2.1.3 Mempertanyakan hal-hal yang belum dimengerti yang berkaitan dengan proses pembelajaran.



wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi. 2.2



Menghargai kerja



individu dan kelompok dalam



2.2.1 Mendengarkan pendapat orang lain. 2.2.2 Membangun kerja sama



aktivitas sehari-hari



yang baik antara individu



sebagai wujud



maupun kelompok dalam



implementasi



menyelesaikan masalah



melaksanakan



yang diberikan.



percobaan dan melaporkan hasil percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan akan ilmu bangunan sebagai cerminan kehidupan dan pergaulan di bermasyarakat. 2



Kognitif



3.2 Menerapkan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik dan genting untuk konstruksi bangunan



3.2.1 Menjelaskan jenis batu beton, keramik, dan genting 3.2.2 Mengklasifikasi batu beton, keramik dan genting 3.2.3 Mengemukakan proses pembuatan batu beton 3.2.4 Mengemukakan proses pembuatan keramik 3.2.5 Mengemukakan proses pembuatan genting 3.2.6 Memerinci pemerksaan sifat fisik dan mekanik secara visual



3



Psikomot orik



4.2 Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting



4.2.1 Mengidentifikasi karakteristik dan spesifikasi batu beton 4.2.2 Mengidentifikasi karakteristik dan



untuk konstruksi bangunan



spesifikasi dinding 4.2.3 Mengidentifikasi karakteristik dan spesifikasi keramik



C. Tujuan Pembelajaran Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar, diharapkan : 1. Siswa mampu mengubah perilaku menjadi lebih baik dari sebelumnya. 2. Siswa mampu mengimani kebesaran Tuhan dengan mensyukuri segala nikmat yang diberikanNya seperti segala kebutuhan yang berkaitan dengan ilmu bangunan. 3. Siswa mampu berakhlak mulia seperti bersikap aktif, teliti, bertanggung jawab, dan kreatif dalam berdiskusi yang berkaitan dengan ilmu bangunan. 4. Sisw mampu membentuk pendapat dalam melakukan percobaan dan diskusi dengan sopan. 5. Siswa mampu mempertanyakan hal-hal yang belum dimengerti yang berkaitan dengan proses pembelajaran. 6. Siswa mampu menjelaskan jenis batu beton dengan benar 90 % 7. Siswa mampu mengklasifikasi batu beton dengan benar 90% 8. Siswa mampu mengidentifikasi karakteistik dan spesifikasi batu beton dengan benar 80% 9. Siswa mampu mengemukakan proses pembuatan batu beton dengan benar 90 % 10. Siswa mampu menjelaskan proses pembuatan batu beton dengan benar 90 % 11. Siswa mampu memerinci pemeriksaan sifat fisik secara visual dengan benar 90% 12. Siswa mampu memerinci pemeriksaan sifat mekanik secara visual dengan benar 90%



D. Materi Pembelajaran 1. Klasifikasi batu beton 2. Karakteristik dan spesifikasi batu beton 3. Proses pembuatan batu beton 4. Pemeriksaan sifat fisik secara visual



5. Pemeriksaan sifat mekanik secara visual



E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran



: Scientific Learning



Model Pembelajaran



: Model Student Teams Achievement Divisions (STAD).



Metode Pembelajaran



: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, penugasan



F. Alat dan Media Pembelajaran Alat Pembelajaran



: Spidol dan White board, Laptop dan Infokus, Lembar penilaian



Media Pembelajaran : Power Point tentang Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton, Keramik, dan Genting



G. Sumber Pembelajaran 1.



H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan



Guru



Siswa



Alokasi Waktu



Pendahuluan  Membuka pelajaran dengan memberikan salam dan berdoa.  Mengabsensi siswa.  Mengevaluasi pertemuan sebelumnya.  Mengajukan pertanyaan tentang pemahaman siswa tentang pondasi dan



 Siswa menjawab salam dan berdoa.



 Siswa mendengarkan absensi, evaluasi dan penjelasan guru.



20 Menit



daya dukung tanah.  Memberikan gambaran manfaat dari materi.  Menjelaskan proses belajar yang akan dilaksanakan.  Menanggapi situasi



 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang karakteristik dan spesifikasi batu beton, keramik dan genting



kelas. Inti



Mengamati : 



Membaca bahan bacaan terkait dengan







bahan-bahan bangunan sesuai SNI Mengamati berbagai jenis bahan







bangunan Menyimak informasi tentang perkembangan teknologi bahan bangunan



Menanya : 



Mengkondisikan siswa untuk secara aktif bertanya tentang topik yang berkaitan dengan proses pembuatan dan pemeriksaan fisik dan mekanik secara visual



Mengeksplorasi : 



Membuat rangkuman hasil pembelajaran







tentang proses pembuatan Melakukan eksperimen pemeriksaan fisik







dan mekanik secara visual Membuat laporan hasil pemeriksaan



Mengasosiasi : 



Menyajikan hasil rangkuman dari pembelajaran tentang proses







pembuatan Menganalisis hasil pemeriksaan fisik







dan mekanik secara visual Menyimpulkan hasil pemeriksaan



Mengkomunikasikan : 



Mempresentasikan hasil pemeriksaan dalam bentuk lisan, tulisan atau media lainnya Model Student Teams



.



Achievement Divisions (STAD)  Guru memebentuk



 Siswa membentuk kelompok.



kelompok yang



240 Menit



beranggotakan 4-6 orang secara hetorogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll)  Guru menyajikan materi.  Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.



 Siswa menyimak penyajian guru.  Siswa berdiskusi mengerjakan tugas yang diberikan guru.  Anggota kelompok yang sudah mengerti, dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.  Siswa menjawab kuis.



 Guru memberi kuis kepada seluruh



siswa. Pada saat menjawab kuis, tidak boleh saling membantu. Penutup



Guru bersama siswa



 Siswa bersama



baik secara individual



guru melakukan



maupun kelompok



refleksi untuk



melakukan refleksi



mengevaluasi



untuk mengevaluasi:



seluruh



 Seluruh rangkaian



rangkaian



aktivitas



aktivitas



pembelajaran dan



pembelajaran



hasil-hasil yang



dan hasil belajar.



diperoleh untuk



 Siswa



selanjutnya secara



mendengarkan.



bersama menemukan  Berdoa. manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.  Memberikan umpan balik terhadap proses dan



hasil



pembelajaran.  Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok  Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan



 Tertib.



20 Menit



berikutnya.  Guru menutup dengan memberikan salam dan berdoa.



I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis 2. Prosedur Penilaian: N



Aspek yang dinilai



o 1.



Sikap



2.



a. Terlibat aktif dalam pembelajaran menginterpretasikan ilmu konstruksi bangunan. b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. Pengetahuan a. Menjelaskan kembali materi mengenai pondasi dan daya



3.



Teknik Penilaian Pengamatan



Waktu Penilaian Selama pembelajaran dan saat diskusi



Pengamatan



Penyelesaian tugas individu



dan tes



dan kelompok



Pengamatan



Penyelesaian tugas (baik



dukung tanah. Keterampilan a. Terampil dalam mempresentasikan hasil diskusi. b. Terampil dalam memahami dan



individu maupun kelompok) dan saat diskusi



menjawab semua pertanyaan tentang pondasi dan daya dukung tanah. J. Instrumen Penilaian Hasil belajar Tes tertulis Instrumen Penilaian No



Soal



Kunci Jawaban



Skor Maks.



1.



Jelaskan sifat dan



30 



Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta



karakteristik



tegangan hancur tarik yang rendah;



beton ! 



Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen



konstruksi



yang



memikul



momen lengkung atau tarikan; 



Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin – lama makin besar;







Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi;







Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga



beton



dapat



dipadatkan



dengan mudah; 



Kelebihan



air



dari



jumlah



yang



dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang; 



Dengan



perkiraan



desain)



dibuat



memeriksa



komposisi rekayasa



dan



(mix untuk



mengetahui



perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi; 



Selama proses pengerasan campuran beton,



kelembaban



beton



harus



dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan;







Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya;







Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik;







Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik;







Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah;







Beton



hampir



perawatan



dan



mencapai



50



tidak



memerlukan



masa



konstruksinya



tahun



konstruksinya



serta



yang



elemen



mempunyai



kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran; 



Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi; dan







Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak.



2.



Sebutkan



Kelebihan beton:



kelebihan dan kekurangan beton !



30 



Dapat dibentuk sesuai keinginan;







Mampu memikul beban tekan yang berat;







Tahan terhadap temperatur tinggi; dan







Biaya pemeliharaan rendah/ kecil.



Kekurangan beton: 



Bentuk yang sudah dibuat sulit diubah;







Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi;







Berat;







Daya pantul suara besar;







Membutuhkan



cetakan



sebagai



alat



pembentuk; 



Tidak memiliki kekuatan tarik;







Setelah



dicampur



beton



segera



mengeras; dan 



Beton



yang



mengeras



sebelum



pengecoran, tidak bisa didaur ulang.



3.



Jelaskan cara menentukan



30 



Basahi kerucut terpancung dan pelat dengan kain basah agar tidak menyerap kandungan air pada beton.







Letakkan kerucut terpancung diatas



nilai slump !



pelat.



4.







Kerucut terpancung diisi dalam 3 lapis. Setiap lapis beton segera dirojok dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Perojokan harus merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh sampai masuk kedalam lapisan beton sebelumnya.







Setelah pemadatan terakhir, permukaan bagian atas diratakan dengan tongkat pemadat sehingga rata dengaan sisi atas cetakan.







Setelah itu didiamkan selama 1 menit. kemudian kerucut diangkat perlahanlahan tegak lurus keatas agar bagian bawah cetakan tidak menyentuh campuran beton.







Pengukuran nilai slump dilakukan dengan meletakkan kerucut disamping beton segar dan meletakkan penggaris/batang baja diatasnya mendatar sampai diatas beton segar.







Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak bentuk kerucutnya hilang sama sekali, meluncur dan dengan demikian nilai slump tidak dapat diukur, sehingga benda uji harus diulang. Beton yang mempunyai perbandingan campuran yang baik adlah apabila setelah pengangkatan menunjukkan penurunan bagian atas secara perlahanlahan dan bentuk kerucutnya tidak hilang.



Jelaskan pengujian kuat



10 



Ambil benda uji beton silinder yang telah berumur 28 hari kemudian permukaan benda uji beton tersebut di lap dan ditimbang masing-masing beratnya.







Letakkan benda uji pada tempat yang telah tersedia pada mesin desak.



tekan !







Jalankan mesin desak dan lakukan penekanan sampai benda uji hancur dan mencatat beban maksimum (P) yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.



Keterangan : 



Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.







Peserta uji dinyatakan mencapai kompetensi jika mencapai nilai KKM 75.



LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP Mata Pelajaran



: Konstruksi Bangunan



Kelas / Semester



:X



Tahun Pelajaran



: 2016/2017



Waktu Pengamatan



: Selama Pembelajaran



Indikator sikap Spiritual dalam pembelajaran : 1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten 3. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran selama dalam proses pembelajaran



Indikator sikap Jujur dalam pembelajaran : 1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang berintegritas dalam bertindak dan berbicara secara terus menerus dan ajeg/konsisten 2. Baik jika menunjukkan sikap yang berintegritas dalam bertindak dan berbicara tetapi belum ajeg/konsisten 3. Kuran baik jika menunjukkan sikap yang sama sekali tidak berintegritas dalam bertindak dan berbicara selama proses pembelajaran



Indikator sikap Disiplin dalam pembelajaran : 1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang selalu tepat waktu, tidak melanggar aturan, dan rapi dalam berpakaian secara terus menerus dan ajeg/konsisten 2. Baik jika menunjukkan sikap yang selalu tepat waktu, tidak melanggar aturan, dan rapi dalam berpakaian tetapi belum ajeg/konsisten



3. Kurang baik jika menunjukkan sikap yang tidak selalu tepat waktu, melanggar aturan, dan tidak rapi dalam berpakaian selama proses pembelajaran



Indikator sikap bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok : 1. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten 3. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam kegiatan kelompok Indikator sikap percaya diri dalam pembelajaran : 1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang berani memberi pendapat secara terus menerus dan ajeg/konsisten. 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap yang berani memberi pendapat tetapi masih belum ajeg/konsisten. 3. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bersikap yang berani memberi pendapat selama proses pembelajaran Indikator sikap santun dalam pembelajaran : 1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang bertata krama dalam berbicara dan bertindak secara terus menerus dan ajeg/konsisten. 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap yang bertata krama dalam berbicara dan bertindak tetapi masih belum ajeg/konsisten. 3. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bersikap yang bertata krama dalam berbicara dan bertindak selama proses pembelajaran Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. 1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. 2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.



3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.



3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27



Gulo Ali Rizky Ramadhan Siregar Anggi Tresya Br. Surbakti Arindayati Pratiwi Dinda Dwi Ramadhani Edison Yandre Mangaratua Siahaan Eunike Br. Perangin-Angin Fatimah Silaban Geri Andriansyah Nainggolan Hairani Situmorang Hendri Gusmala Henny Simarmata Ibnu Qalam Maulana Jenita Sari Hasibuan Jupita Indah Simanungkalit Mia Prihatni Moreno Al-Hafidz Nasution Nanda Humairah Br. Padang Reynaldi Parbina Siboro Royanto Tamba Tua Nadeak Syafrida Gurning Tengku Nadzira Salsyabilla Tomy Hutapea Tsalitsabila Utami Yehezkiel Dwi Febrian



Santun



Percaya diri



Bertanggung



Ade Raihan Ramadhan Lubis Agus Kuterima Riang Gea Al Inayat Ezra Areta Jasa



Jawab



1 2



Disiplin



Nama Peserta Didik



Jujur



No



Spritual



Sikap



Jumla



Nilai



h



Akhir



Ket



28 29



Lumban Tobing Yemima Br.Purba Yusnita Buulolo



Keterangan Penskoran : 4



= apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap



3



= apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspeksikap dan kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap



2



= apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering tidak sesuai aspek sikap



1



= apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap



Nilai Akhir ( NA ) =



jumlah skor yang diperoleh x 100 jumlah aspek penilaian



LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN



Mata Pelajaran



: Konstruksi Bangunan



Kelas/Semester



:X



Tahun Pelajaran



: 2016/2017



Waktu Pengamatan



: Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok)



Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat gambar sebagai bahasa teknik 1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi batu dan beton. 2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi batu dan beton.. 3. Sangat terampil, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi batu dan beton. Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Nama Siswa Ade Raihan Ramadhan Lubis Agus Kuterima Riang Gea Al Inayat Ezra Areta Jasa Gulo Ali Rizky Ramadhan Siregar Anggi Tresya Br. Surbakti Arindayati Pratiwi Dinda Dwi Ramadhani Edison Yandre Mangaratua Siahaan Eunike Br. Perangin-Angin Fatimah Silaban Geri Andriansyah Nainggolan Hairani Situmorang Hendri Gusmala Henny Simarmata Ibnu Qalam Maulana Jenita Sari Hasibuan



Keterampilan Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah KT T ST



17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29



Jupita Indah Simanungkalit Mia Prihatni Moreno Al-Hafidz Nasution Nanda Humairah Br. Padang Reynaldi Parbina Siboro Royanto Tamba Tua Nadeak Syafrida Gurning Tengku Nadzira Salsyabilla Tomy Hutapea Tsalitsabila Utami Yehezkiel Dwi Febrian Lumban Tobing Yemima Br.Purba Yusnita Buulolo



Keterangan: KT



: Kurang terampil



T



: Terampil



ST



: Sangat terampil



Medan, Mengetahui,



September 2016



Mahasiswa PPLT



Guru Pamong



Drs. M. Girsang



Annisa Elvira. S



NIP.



NIM . 5133 111 005



Lampiran (Hand Out)



1.1 Batu Dalam geologi, batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi. Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, Batu



juga dipakai untuk campuran beton serta untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam. Untuk Pondasi/ Talud, batu yang sering dipakai adalah batu : 



Batu kali Sesuai namanya batu kali ini berasal dari kali atau sungai. Batu kali mempunyai pori yang



lebih



kecil,



sehingga



lebih



padat



dan



lebih



keras/



kuat.



Batu kali sangat banyak digunakan orang untuk talud dan pondasi bangunan.







Batu belah Batu belah batu belah diperoleh dengan membelah batu-batuan yang sangat besar. Batu belah mempunyai pori-pori yang lebih besar daripada batu kali namun masih cukup keras dan kuat. Batu belah selain banyak digunakan orang untuk talud dan pondasi bangunan. Juga digunakan untuk aanstamping/batu kosong /lapisan bawah pembuatan jalan raya.







Batu Cadas/ Padas Batu cadas/ padas adalah semacam batu lapisan yang terdiri dari bermacam mineral kontak, diantaranya adalah kuarsa, mika fesper, kapur, lempung. Menurut kekerasannya, batu



cadas



dikatagorikan



sebagai



batu



lunak



(4



kg/cm2







8



kg/cm2).



Batu Cadas/ Padas digunakan orang-orang di daerah pegunungan yang bercadas sebagai pondasi rumah non permanen atau semi permanen. 



Batu Karang Batu karang adalah batu yang berasal dari pantai/ laut. Batu ini sebenarnya adalah sejenis kumpulan



tanaman



laut



yang



sudah



mati.



Batu karang digunakan orang-orang di daerah pesisir sebagai pondasi rumah non permanen atau semi permanen. 



Batu rai Batu rai adalah batu belah yang dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai permukaan yang cukup rata. Biasanya digunakan untuk bagian paling luar dari pemasangan pondasi atau talud yang tidak tertimbun tanah. Sehingga didapat kesan keindahannya.



Untuk beton cor, batu yang sering dipakai adalah batu : 



Batu koral / Split Batu koral/ split adalah salah satu bahan bangunan yang digunakan untuk pembuatan beton konstruksi/ cor.Koral/split adalah batuan atau agregat yang ukuran butirannya berkisar 1 cm - 5 cm.Meskipun split adalah padanan kata untuk koral tapi biasanya kami lebih senang memakai istilah koral untuk batuan atau agregat yang ukurannya 2cm x 3cm atau lebih besar. Sedang untuk batuan atau agregat yang berukuran 2cm x 2cm atau yang lebih kecil dari itu disebut split. Split biasanya diperoleh dari hasil pemecahan/ penggilingan batu ( Pabrikasi ).Sedangkan koral lebih banyak diperoleh dari hasil galian ( penambangan ).



Untuk dinding, batu yang sering dipakai adalah batu : 



Batu Bata adalah batu buatan yang terbuat dari tanah liat dalam keadaan lekatdicetak, dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehinggatidak dapat hancur lagi apabila direndam dalam air.



1.2 Beton Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari kehidupan sosial modern. Beton sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara semen, air dan



aggregat. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah. Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya. Kemudian pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 1855. Lalu J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka



metal



sebagai



tulangan



beton



untuk



mengatasi



tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,seorang warga negara Jerman yang bernama Koenen



menerbitkan



tulisan



mengenai



teori



dan



perancangan



struktur



beton.



Sejarah penemuan teknologi beton dimulai dari : 



Aspdin (1824) Penemu Portland Cement;







J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama – sama memikul beban);







F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa dan kubah;







Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk mengurangi beban akibat berat sendiri;







Neuman melakukan analisis letak garis netral;







Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan







E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.



Contoh Pemakaian Konstruksi Beton pada Jamannya: 



Bangunan kubah Pantheon didirikan th 27 SM;







Pemakaian Pot bunga dari beton yang menggunakan kawat anyaman (produk dipatenkan oleh Joseph Monier tahun 1867);







Pembuatan kapal beton yang dilengkapi penulangan (tahun 1855);







Jembatan Lamnyong-Darussalam; dan







Menara Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.



Sejarah Analisis dasar perhitungan di Indonesia: 



PBI 1955 – PBI 1971 yang lebih dikenal dengan perhitungan lentur cara – n; dan







SK SNI 1991 ( T-15-1991-03) tentang Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton.



Sifat dan karakteristik beton: 



Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah;







Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan;







Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin – lama makin besar;







Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi;







Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah;







Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang;







Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi;







Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan;







Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya;







Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik;







Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik;







Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah;







Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran;







Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi; dan







Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak.



Beton dibedakan dalam 2 kelompok besar yaitu: 



Beton keras Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan strukturt beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain: 1



Uji kekuatan tekan (compression test);



2



Uji kekuatan tarik belah (spillting tensile test);







3



Uji kekuatan lentur;



4



Uji lekatan antara beton dan tulangan; dan



5



Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.



Beton segar Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton: 1



Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume; dan



2



Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan segregation.



Walaupun begitu adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan antara lain: 1



Slump test;



2



Compaction test;



3



Flow test;



4



Remoulding test;



5



Penetration test; dan



6



Mixer test.



Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah: 



Kualitas semen;







Proporsi semen dalam campuran beton;







Kekuatan dan kebersihan agregat;







Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat;







Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton; dan







Pemadatan beton dan perawatan. Seperti disebutkan oleh L.J. Murdock dan K.M. Brock bahwa “kecakapan tenaga kerja



adalah salah satu faktor penting dalam produksi suatu bangunan. 3 kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton: 



Memenuhi kriteria konstruksi yaitu mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomi;







Kekuatan tekan tinggi; dan







Durabilitas atau keawetan tinggi.



Agregat yang dipakai untuk campuran beton : 



Agregat halus ( pasir ) dengan diameter maksimal 1 cm; dan







Agregat kasar ( split ) dengan diameter 2 cm atau lebih.



Kelebihan beton: 



Dapat dibentuk sesuai keinginan;







Mampu memikul beban tekan yang berat;







Tahan terhadap temperatur tinggi; dan







Biaya pemeliharaan rendah/ kecil.



Kekurangan beton: 



Bentuk yang sudah dibuat sulit diubah;







Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi;







Berat;







Daya pantul suara besar;







Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk;







Tidak memiliki kekuatan tarik;







Setelah dicampur beton segera mengeras; dan







Beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur ulang. Menurut SNI-15-1990-03, untuk penggunaan beton dengan kekuatan tidak lebih dari 10



MPa boleh menggunakan campuran 1 pc:2 psr:3 batu pecah/split dengan slump untuk pengukuran pengerjaannya tidak lebih dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan lebih dari 20 MPa harus menggunakan campuran berat. Salah satu yang kita kenal adalah Beton Ringan (lightweight concrete) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hebel. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan bisa disebut sebagai beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC) yang mempunyai bahan baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan pengembang yang kemudian dirawat dengan tekanan uap air. Pada umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 – 1600 kg/m3. Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete (semen dengan cairan kimia penghasil gelembung udara ), Porous Concrete, dan di Inggris disebut Aircrete and Thermalite. Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman Barat di tahun 1943. Pada tahun 1967 bekerja sama dengan Asahi Chemicals dibangun pabrik Hebel pertama di Jepang.



Sampai saat ini Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat. Ada beberapa kelebihan dari Beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete (AAC), yaitu: 



Balok AAC mudah dibentuk;







Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, sehingga dapat meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai;







AAC dapat mempermudah proses konstruksi;







Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi;







Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah;







Mengurangi biaya penguat atau pondasi;







Waktu pembangunan lebih pendek;







Kedap suara;







Anti jamur;







Anti serangga;







Nyaman.



Selain kelebihan, Beton AAC juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 



Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran yang tanggung, akan memakan waste yang cukup besar;







Perekat yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan produsennya, umumnya adalah semen instan;







Nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat tidak dianjurkan penggunaan untuk perkuatan (struktural); dan







Harganya cenderung lebih mahal dari bata konvesional.



Ada tiga macam cara membuat beton aerasi, yaitu: 



Yang paling sederhana yaitu dengan memberikan agregat/campuran isian beton ringan;







Menghilangkan agregat halus (agregat halusnya disaring, contohnya debu/abu terbangnya dibersihkan); dan







Meniupkan atau mengisi udara di dalam beton. Dengan berbagai kelebihan dari beton ringan yang telah disebutkan di atas, saat ini beton



ringan banyak diaplikasi dalam pelbagai proyek dalam bentuk: 



Blok (bata);







Panel; dan







Ready mix.



Jenis Beton yaitu : a



Beton normal Beton normal merupakan bahan yang relatif cukup berat, dengan berat jenis berkisar 2,4 atau berat 2400 kg/m3 . Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton atau mengurangi sifat penghantaran panas maka telah banyak dipakai beton ringan. Beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m3 biasa disebut dengan beton ringan. Pada dasarnya beton ringan diperoleh dengan cara penambahan pori-pori udara ke dalam campuran betonnya. Oleh karena itu pembuatan beton ringan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : 



Dengan membuat gelembung gelembung gas/udara dalam adukan semen. Dengan demikian akan terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Bahan tambah khusus (pembentuk udara dalam beton) yaitu air entrance ditambahkan ke dalam semen akan timbul gelembung-gelembung udara.







Dengan menggunakan aggrerat ringan, misalnya tanah liat bakar, dan batu apung. Dengan demikian beton yang terbentuk akan menjadi lebih ringan daripada beton normal.







Pembuatan beton tidak menggunakan aggregat halus. Beton yang dihasilkan merupakan beton non pasir. Beton jenis ini hanya dibuat dengan menggunakan semen dan aggregat kasar saja. Dengan penggunaaan ukuran maksimal butir aggregat kasar sebesar 10 atau 20 mm. Beton non pasir mempunyai pori-pori yang hanya berisi udara (yang semula terisi oleh butir-butir aggregat halus).



b



Beton bertulang Pada dasarnya beton bertulang merupakan gabungan logis dari dua jenis bahan/ material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton polos merupakan bahan yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah Sedangkan tulangan baja akan memberi kekuatan tarik yang besar sehingga tulangan baja akan memberi kekuatan tarik yang diperlukan. Dengan adanya kelebihan masing-masing elemen tersebut, maka konfigurasi antara beton dan tulangan baja diharapkan dapat saling bekerjasama dalam menahan gaya-gaya yang berkerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan ditahan oleh beton, dan tarik ditahan oleh tulangan baja. Baja dan beton dapat bekerja sama atas dasar beberapa hal : 1



Lekatan (bond) yang merupakan interaksi antara tulangan baja dengan beton di sekelilingnya, yang akan mencegah slip dari baja relatif terhadap beton.



2



Campuran beton yang memadai yang memberikan sifat anti resap yang cukup dari beton untuk mencegah karat baja.



3



Angka kecepatan muai yang relatif serupa menimbulkan tegangan antara baja dan beton yang dapat diabaikan di bawah perubahan suhu udara.



c



Beton pratekan Beton pratekan dapat didefinisikan sebagai beton yang diberikan tegangan tekan internal sedemikian rupa sehingga dapat meng-eleminir tegangan tarik yang terjadi akibat beban eksternal sampai suatu batas tertentu. Ada 3 ( tiga ) konsep yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan dan menganalisa sifat-sifat dasar dari beton pratekan atau prategang : 1



Sistem pratekan/prategang untuk mengubah beton yang getas menjadi bahan yang elastis.



2



Sistem pratekan untuk kombinasi baja mutu tinggi dan beton mutu tinggi



3



Sistem prategang untuk mencapai keseimbangan beban



Parameter-prameter yang mempengaruhi kekuatan beton adalah : a



Kualitas semen (PC)



b



Proporsi semen dalam campuran beton



c



Kekuatan dan kebersihan agregat



d



Ikatan/ adesi anatara pasta, semen dan agregat



e



Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton



f



Pemdatan beton dan perwatan



Kelebihan dan Kekurangan Beton Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan tinggi. tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi. sehingga secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah : 1



2



Kelebihan beton : a



Dapat dibentuk sesuai keinginan



b



Mampu memikul beban tekan yang berat



c



Tahan terhadap temperatur tinggi



d



Biaya pemeliharaan rendah / kecil



Kekurangan beton a



Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah



b



Pelaksanaa pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi



c



Berat



d



Daya pantul suara besar



e



Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk



f



Tidak memiliki kekuatan tarik



g



Setelah dicampur beton segera mengeras



h. Beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang



Perencanaan Campuran dan Pembuatan Beton Perencanaan Komposisi Beton 



Hitung kuat tekan rata-rata.







f’cr = f’c + m







m = 9,84







Tentukan nilai factor air semen ( f a s ) bebas.







Tentukan nilai slump







Tentukan ukuran maksimum kerikil







Tentukan kadar air bebas.







Jumlah semen = kadar air bebas/ f a s.







Jumlah semen minimum.







Susunan butir agregat halus zone 2







Persentase agregat halus







Berat jenis relative agregat.







Berat volume beton.







Kadar agregat gabungan = Berat volume beton –(jumlah semen +kadar air bebas )







Agregat halus.







Kadar agregat kasar.







Sebelum dipakai cetakan beton bagian dalamnya diberi minyak pelumas atau oli agar beton yang dicetak tidak melekat pada cetakan.







Timbang bahan sesuai kompsisi yang sudah ditetapkan.







Campur semua bahan dalam mesin pengaduk.







Setelah campuran dianggap cukup plastis, ukur nilai slumpnya.







Pengisian adukan beton dilakukan dalam 3 lapisan yang tiap lapisnya kira-kira bervolume yang sama.







Tiap lapis dirojok dengan batang baja penumbuk 25 kali, agar pori-pori yang terjadi seminimal mungkin.







Setelah dirojok ratakan bagian atas cetakan dengan tongkat perata.







Pindahkan cetakan yang sudah terisi beton kedalam ruangan yang lembab/laboratorium, diamkan







Selama 24 jam sebelum cetakan dibuka.







Setelah cetakan dibuka, tutupi beton dengan karung goni yang telah dibasahi air. Perawatan dilakukan 2 hari sekali dengan menyiram beton dan karung goni dengan air selama 28 hari ( terhitung mulai saat cetakan dibuka )







Setelah umur 28 hari dilakukan uji kuat tekan beton untuk silinder



Pembuatan Beton Penentuan Nilai Slum Alat yang digunakan : 



Cetakan berupa corong kerucut terpancung dengan diameter dasar 20 cm, diameter atas 10 cm dan tinggi 30 cm ( bagian atas dan bagian bawah cetakan terbuka ).







Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung bulat (dibuat dari baja tahan karat ).







Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.







sendok spesi/cetok.







penggaris/mistar.



Cara kerja : 



Basahi kerucut terpancung dan pelat dengan kain basah agar tidak menyerap kandungan air pada beton.







Letakkan kerucut terpancung diatas pelat.







Kerucut terpancung diisi dalam 3 lapis. Setiap lapis beton segera dirojok dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Perojokan harus merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh sampai masuk kedalam lapisan beton sebelumnya.







Setelah pemadatan terakhir, permukaan bagian atas diratakan dengan tongkat pemadat sehingga rata dengaan sisi atas cetakan.







Setelah itu didiamkan selama 1 menit. kemudian kerucut diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas agar bagian bawah cetakan tidak menyentuh campuran beton.







Pengukuran nilai slump dilakukan dengan meletakkan kerucut disamping beton segar dan meletakkan penggaris/batang baja diatasnya mendatar sampai diatas beton segar.







Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak bentuk kerucutnya hilang sama sekali, meluncur dan dengan demikian nilai slump tidak dapat diukur, sehingga benda uji harus diulang. Beton yang mempunyai perbandingan campuran yang baik adlah apabila setelah pengangkatan menunjukkan penurunan bagian atas secara perlahan-lahan dan bentuk kerucutnya tidak hilang.



Pengujian Kuat Tekan Beton Alat yang digunakan : 



Mesin desak ELE dengan kemampuan 2500 KN.







Plat.







Timbangan.



Jalannya Pengujian : 



Ambil benda uji beton silinder yang telah berumur 28 hari kemudian permukaan benda uji beton tersebut di lap dan ditimbang masing-masing beratnya.







Letakkan benda uji pada tempat yang telah tersedia pada mesin desak.







Jalankan mesin desak dan lakukan penekanan sampai benda uji hancur dan mencatat beban maksimum (P) yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.



Perhitungan kuat tekan Silinder : Luas permukaan tekan ( F ) :  



= 15 cm. F = ¼ x 3,14 x d2F = ¼ x 3,14 x ( 150 )2



= 17671,5 mm2 Kuat tekan beton ( fc ) : fc =



dimana P adalah Gaya Tekan Menghitung Kuat tekan silinder beton rata-rata : F cr = Jumlah semua kuat tekan benda uji dibagi dengan jumlah semua benda uji.



Menghitung Standar Deviasi Dimana : fc’



= kuat tekan beton



f’cm = kuat tekan beton rata-rata M=kxS K = factor yang ada hubungannya dengan jumlah kubus. Maka kuat tekan beton karakteristik = f’cr – M PEMBEBANAN BENDA UJI A. Jadwal Pelaksanaan Hari / Tanggal : Jum’at 22 Mei 2015 Waktu : 08.00 – 12.00 Lokasi : Universitas Negeri Medan Tempat : Lab. Teknik Sipil B. Tujuan Pemeriksaan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu untuk mengetahui kuat tekan dari masing-masing benda uji. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu : a. Mengenal dan menggunakan peralatan dengan baik dan benar b. Mengetahui dan memahami cara pemeriksaan campuran agregat c. Menganalisis data karakteristik agregat hasil pemeriksaan d. Membuat kesimpulan dari pemeriksaan C. Referensi Butarbutar, Ronald. Petunjuk Praktikum Merencanakan Komposisi Campuran Beton Struktural. Universitas Negeri Medan. 2015 D. 1. 2. 3.



Peralatan Alat ukur sisi benda uji Timbangan Peralatan pembebanan



E. Bahan



Benda uji F. 1. 2. 3. 4.



Prosedur Pelaksanaan Benda uji yang direndam kemudiang dikeringkan hingga kering permukaan Sebelum diberi pembebanan diukur masing-masing sisi dari benda uji Percobaan pembebanan dilakukan oleh mesin pembebanan (loading tester) Beban tekan maksimum dapar dipikul benda uji adalah beban maksimum yang terbaca pada mesin pembebanan



G. Perhitungan P σ= A