RPP Jawa VII Semester 2.OK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN VI SatuanPendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu



: SMP Pancasila 14 Eromoko : Bahasa Jawa : VII/2 : Teks dengaran tentang peristiwa budaya :4 x 40 menit (2 x Pertemuan)



A. Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah dan menyajidalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolahdan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B.



Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi



3.1 Memahami wacana deskripsi tentang peristiwa budaya .



3.1.1



4.1 Menanggapi isi teks deskripsi tentang peristiwa budaya



4.1.1



3.1.2



4.1.2 4.1.3 4.1.4 4.1.5



Mengemukakan secara lisan isi wacana deskripsi yang didengar Menyampaikan nilai positif dari wacana deskripsi Membaca wacana deskripsi tentang peristiwa budaya Mengartikan kata-kata yang dianggap sulit Mengajukan pertanyaan bacaan Menuliskan ringkasan bacaan Menanggapi isi teks deskriptiif tentang peristiwa budaya dalam ragam krama



B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. mengemukakan secara lisan isi wacana deskripsi yang didengar 2. menyampaikan nilai positif dari wacana deskripsi Pertemuan 2 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. membaca wacana deskripsi tentang peristiwa budaya 2. mengartikan kata-kata yang dianggap sulit 3. mengajukan pertanyaan bacaan 4. menuliskan ringkasan bacaan 5. menanggapi isi teks deskriptiif tentang peristiwa budaya dalam ragam krama. C. Materi Pembelajaran 1. Materi Reguler



 Jinising wacan: a. Deskripsi (nggambarake samubarang) b. Persuasi (isine pangajak) c. Narasi (nyritakake prastawa) d. Eksposisi (nyritakake proses) e. Argumentasi (nyritakake panemu)  Wacan deskripsi yaiku wacan kang nggambarake kanthi cetha salah sawijining kahanan (obyek) kaya-kaya pamaca uga nonton, ngrasa, krungu, lan ngalami dhewe.  Titikane wacan deskripsi: a. Nggambarake samubarang upamane kahanan, papan, utawa manungsa b. Nggunakake panca indra c. Bisa ngajak pamaca kaya-kaya bisa ngrasakke dhewe  Tuladha wacan deskripsi ngenani prastawa budaya 2. Materi Remidi Arti kata – kata yang sulit dalam teks bacaan “Dugderan”



3. Materi Pengayaan Teks Bacaan tradisi harip harip E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : saintifik 2. Model : membaca pemahaman, menulis imajinatif F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media : Tayangan bacaan teks peristiwa budaya melalui PPT 2. Alat : Laptop dan LCD 3. Sumber Belajar : majalah, internet G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 RINCIAN KEGIATAN Pendahuluan



WAKTU 10



   



Guru mengucapkan salam Memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik Guru mengajak siswa untuk mensyukuri kekayaan budaya bangsa Indonesia Apersepsi: menunjukkan gambar –gambar tentang peristiwa budaya melalui tayangan PPT untuk membangkitkan minat siswa  Menyampaikan tujuan pembelajaran  Menyampaikan tehnik penilaian Kegiatan Inti 60 Mengamati  Peserta didik mengamati tayangan PPT teks deskriptif tentang peristiwa budaya “Dugderan” dalam ragam bahasa krama  Peserta didik mendengarkan bacaan teks deskriptif yang ditayangkan pada PPT b. Menanya  Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan.  Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang dengaran cerita deskripsi c. Mengumpulkan informasi  Peserta didik diarahkan oleh guru untuk membentuk 5 kelompok , dengan anggota tiap kelompok 3 orang  Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi tentang isi wacana yang didengarkan.  Peserta didik dan kelompoknya menuliskan pokok –pokok isi wacana yang didengarkan dalam ragam bahasa krama d. Mengasosiasikan  Peserta didik bersama kelompoknya menuliskan kembali isi cerita teks “Dugderan” berdasarkan pokok –pokok isi wacana dalam ragam bahasa krama e. Mengkomunikasikan  Salah satu peserta didik maju untuk membacakan teks “Dugderan” yang telah ditulis ulang oleh kelompoknya Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi PBM.  Guru bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai.  Peserta didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran  Guru memberikan evaluasi secara lisan  Peserta didik bersama guru merencanakan program pembelajaran berikutnya. Guru menugaskan peserta didik agar mencari teks deskriptif tentang peristiwa budaya yang ada di lingkungan peserta



10







didik Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam



Pertemuan 2 RINCIAN KEGIATAN Pendahuluan



WAKTU 10



a. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya b. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. c. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan d. Untuk menarik minat dan menggugah kesadaran siswa agar mencintai dan mengenal budaya Indonesia, siswa diberi sajian wacana deskripsi tentang peristiwa budaya. e. Menyampaiakn tujuan pembelajaran f. menyampaikan tehnik penilaian Kegiatan Inti



60



Mengamati 1. Peserta didik mengamati tayangan PPT teks deskriptif tentang peristiwa budaya “Dugderan” 2. Peserta didik mendengarkan bacaan teks deskriptif yang ditayangkan pada PPT b. Menanya 3. Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam wacana yang didengarkan. 4. Peserta didik mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang dengaran cerita deskripsi c. Mengumpulkan informasi 5. Peserta didik diarahkan oleh guru untuk membentuk 3 kelompok , dengan anggota tiap kelompok 5 orang 6. Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi memilih isi teks/wacana tentang peristiwa budaya yang merupakan tugas pada petrmuam sebelumnya untuk diubah dalam ragam krama 7. Peserta didik dan kelompoknya menuliskan pokok –pokok isi wacana yang yang sudah dipilih d. Mengasosiasikan 8. Peserta didik bersama kelompoknya menuliskan kembali isi cerita teks yang sudah dipilih dalam ragam bahasa krama e. Mengkomunikasikan 9. Salah satu peserta didik maju untuk membacakan teks “yang sudah dipilih ” yang telah ditulis ulang oleh kelompoknya dalam ragam bahasa karma Kelompok lain menanggapi



Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi PBM.  Guru bersama peserta didik melakukan refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai.  Peserta didik menyampaikan rasa puas atau tidaknya mengikuti kegiatan pembelajaran  Guru memberikan evaluasi secara lisan  Peserta didik diminta guru untuk mempelajari kembali teks deskriptif baik yang dalam bahasa ngoko maupun krama untuk evaluasi tertulis pada pertemuan berikutnya  Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam



H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Teknik Penilaian a. Sikap



: Observasi/jurnal



10



b. Pengetahuan c. Ketrampilan



: tes tertulis : kinerja proses dan produk



2. Instrumen penilaian a. Sikap (terlampir) b. Pengetahuan (terlampir) c. Ketrampilan (terlampir) 3. Remidial dan Pengayaan 1. Pembelajaran Remedial :Pembelajaran remedial dilakukan dalam pemberian tugas bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian 2. Pembelajaran Pengayaan : Berdasarkan analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/pendalaman materi



Mengetahui, Kepala Sekolah



Anis Mardiyati, S.Pd



Eromoko, Juli 2020 Guru Mata Pelajaran,



.



Dwi Hariyanto, S.E



Lampiran 1 : Materi Pelajaran 1. Materi Reguler Dhugdheran Sing ana pancen mung ing kutha Semarang, Dhug-Dher…! Wiwit dhek jamane Kanjeng Adipati Raden Mas Tumenggung Arya (RMTA) ing antarane taun 1881. Dhug-Dher kae mau (mbarengi swara bedhug di tabuh, binarung swarane/unine mercon “dheeerrr…” kang nandhani wiwitane wulan Ramadhon kanggo umat Islam nglakoni pasa sesasi muput. Mangkono saben-saben wulan Ramadhon kawiwitan mesthi dibukani mawa swara mriyem utawa mercon diunekake pratandha kuwajiban pasa ing dina (esuke). Kuwi jaman semana kelakone samangsa titi wanci pambiwara dening RMTA Purbaningrat saben ngancik wulan Ramadhon kawiwitan, ing srambi masjid Agung Kauman Semarang. Bedhug ditabuh sing swarane dhug! Banjur mriyem diunekake dibarengi uga swarane mercon dhwueeerrr…! Kang dening ilat masarakat katelah Dhug-Dher. Swarane bedhug lan swarane mercon apadene mriyem, gawe meriahe kahanan nalika semana, ing Masjid Agung Kauman Semarang mriyem lan mercon isih dadi sarana mbukani Wulan Ramadhon ing jamane kuwi ora dilarang. Ing sabanjure saben wanci Maghrib (buka puasa) mriyem mau diunekake minangka pratandha buka puasa mau. Kanggone masyarakat sakiwa tengene kutha Semarang jarak antarane 5 nganti 9 km. bisa keprungu jumlegure swara mriyem ing wanci Maghrib. Bab iki sadurunge, wong tuwa enom padha teka ing pinggir desa saka bulak utawa sawah mung saperlu ndeleng keluke mriyem kang mbledhos ing akasa sing wujud pega bunder banjur disusul swara “Dhuuulll” keluk utawa pega dhisik sing katon lagi muni dhul ndadekake rasa lega. Banjur sing padha sangu udut, sakala disumet minangka bukane karo playon dhisik-dhisikan mulih. Ngono mau minangka hiburan/kasenengan jroning nunggu wayah buka duk semana awit swara “dhul” mau diantu-antu banget, banjur swara kenthongan ing mesjid, langgar-langgar (Mushola) ditabuh prasasat kumrutug ngebaki akasa. Wondene swara “dhul” saka mriyem mau ora mung ing wanci buka puasa wae nanging ing kalane ndungkap wektu al imsaq iya watesing puasa swara “dhul” mau tetep mrebawani kahanan sayuk taat. Mbaleni bab pambukaning wulan Ramadhon ing jaman semana masyarakat tetep padha nunggu pawarta ing srambi masjid Agung Kauman Semarang saperlu mirengake pambiwarane Kanjeng RMTA Purbaningrat kang asung biwara kawiwitane Wulan Ramadhon. Nah ing kene ikilah para bapak padha ngejak anake (sing isih balita) ing srambi masjid. Iya ing kono kuwi larise dodolan dolanan kanggo bocah sing arupa apa wae dadi kelarisan. Kanggo taun-taun sabanjure sing padha dodolan dolanan kanggo bocah katelah “mrema”, lire dedodolan barang dagangan dolanan bocah saya ndrebala. Nganti ana sing gawe “warakwarakan” lire ngentha warak sing digawe saka kertas digunting-gunting embane wulune merak. Halah dalah, jebul iki saya ndrebala saben wanci dhug-dheran. Tembung dhug dheran iki iya saka dhug-dher kae mau (unine bedhug lan mercon) ditambahi tembung panambang “an” dadi “dhugdheran”. Kaya dene tembung wiwit dadi “wit-witan”, lebar dadi “lebaran” sapiturute. Nah, ngrembug bab dolanan warak kae mau teka banjur ana tembung “warak-ngendhog” iki kang banjur mbutuhake panjlentreh sawatara sing karepe kanggo ngawekani sing rumangsa gawok, mosok warak ngendhog athik ing gegere. Lire dolanan warak-warakan kae mau ing gegere ana endhoge bebek asin sing disunduk mawa sujen sate utawa biting. Mangka, satemene ora kasengaja murih karan “warak-ngendhog”. Mung nalika simbok bakul ngadhep dagangane arupa warak-warakan mau karo ngiras momong ngejak anake (lanang) sing lagi ngglithis-ngglithise. Tumambenglah katelahe. Nalika ana bakul lonthong sate-ayam liwat, sibocah ditukokake uga simbok bakul butuh mangan lonthong sate mau. Lha ing kene iki dumadine si bocah tumambeng bubar mangan lonthong sate, mau sujene sate ora dibuwang nanging dikumpulake. Kanthi uwat-uwet ora dikawruhi embokne sing lagi ibut ngladeni sing padha tuku, si bocah tumambang mau njupuki endhog bebek asin sing banjur disunduki nganggo sujen sate sing sabanjure dicublesake ing gigire warak-warakan serep ing mburine emboke. “Mbok wayake endog bok!” celathune si bocah ora dipaelu embokne sing pancen lagi nengenake ngladeni sing padha tuku endhog bebek lan warak-warake. Bareng sing padha tuku wis rada kendho lire wis arang sing nyedhak, lagi minger ngulati anake sing lagi upleg nyuduki endhog dipasang ing geger warak, semu njondhil kaget. “Mbok wayak endog, mbok…” ngono si bocah wadul anggone petingkah. Karepe ngandhakake “warake ngendhog” ngono marag emboke. Simbok ora srengen kepara malah thukul panggraitane, e sapa ngerti pokal gawene anake sing mbeling kuwi kepara dadi lan “barokah dhug-dheran”. E, malah warak-warakan sing dipasangi endhog mau dipasang kabeh ana dhasaran karo ditawakake marang sing padha mblader ing ngarepane. “Mangga-mangga Pak, Buk warake ngendhog mirah, mangga kangge putra-putrine…” ngono olehe cluluk marang para rawuh ing dhug-dheran. E lha dalah, jebul malah laris dagangane warak-ngendhog mau.



Mangkono dumadine “warak ngendhog” sing babar pisan ora kanyana. Mung merga kenakalane bocah tumambeng ngrusuhi embokne sing lagi dodolan mrema ing dhug-dheran. Jebul malah dadi laris manis. Kanggo sateruse saben wayah dhug-dheran dolanan “warak ngendhog” mau kepara nambahi grengsenge kahanan. Alun-alun sing katelah “Pasar Ya’ik” prasasat aglar mawurahan “warak-warakan” gedhe cilik dadi dagangan sing lagi misuwur. Wondene sing jeneng “warak ngendhog” kuwi akeh-akehe warak sing gigire dipasangi endhog bebek asin, sing gedhene kira-kira sak kucing. Dene warak sing gedhe ora dipasangi endhog. Saiki ngancik (taun 2012) sing jeneng “Pasar Ya’ik” kae mau wis manglar (malah dadi Yaik Permai) ya kuwi pertokoan moderen sing adol dedolanan paling moderen. Dene “warak ngendhog” prasasat ketendhang tekane dedolanan arupa ROBOT sing malik-grembyang kahanan jaman. Dolanan sing isi batu batrai utawa sing nganggo puteran mahanani bisa mlaku kaya ta, robot king-kong, apa kura-kura, bulus lan apa wae sing kuwagang ngendhih dolanan tradhisional sing regane murah tur mlutrah, ing kalane “dhug-dheran” jaman mau. Saiki dolanan “warak ngendhog” mung kari ucapan. Dene yen isih ana siji loro merga langka payune kalindhih dedolanan sing super modern. Mahanani dedolanan sing tradhisional “warak ngendhog” kadidene katelah majer, wis ora ngendhog meneh. Wondene sing karan “Dhug-Dher” swara bedhug di tabuh tetep muni “dhug”, nanging wis ora nganggo “dher” swara mercon utawa mriyem jalaran wis dilarang, mung wae diganti swara “Nguuueeeng…” sirine minangka pratandha buka puasa apa dene wektune “al imsaq” wiwit pasa. 2. Materi remidi Kendurenan menika sami kaliyan slametan padatan lenggahipun ingkang rawuh ing kendurenan kanthi lenggah lesehan ing klasa.Kendurenan dipunwontenaken kanthi ancas raos syukur dhumateng Gusti sedaya kanugrahan. Ingkang ngandharaken ancas nalika kendurenan menika naminipun kaum. Sarana kangge kendurenan menika ambeng lan lawuhipun. kekalihipun dipuntata ing salebeting tampah utawa baskom. Menawi sampun dipundongani ambeng kala wau dipunbikak dipunrahabilan ingkang sami kempal mendhet dhaharan ing salebeting baskom. Sasampunipun rampung anggenipun ngedhapi para warga ingkang kempal lajeng kondhur. (Sumber: “Marsudi Basa lan Sastra Jawa 1”) 3.



Materi Pengayaan



Tradhisi Harip-Harip Ngleluri tradhisi tinggalane luluhur, upacara labuh sesaji harip-harip ing pesisir Sine wiwit jaman biyen nganti saiki isi lestari.Malah sedina sadurunge hari H, kegiatan luru iwak dipungkasi. Ora kaya padatan ing saben dinane, isih esuk umun-umun watara jam lima, para nelayan wis nyiapake ubarampe kanggo “melaut”, esuk iku ora. Mula mesin motor tempel sing biasane padha dipanggul, banjur dipasang ing prau perangan mburi mung dijarake “turu” ana omah. Semono uga jaring lan jirigen plastik isi banyu tawa. Jum’at Kliwon, TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Dhusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Tulungagung, kang dienggo panggonan olah-olah sesaji, wiwit jam 01.00 WIB kudu wis steril saka kaum wanita. Sing kajibah masak ubarampe kudu wong lanang kabeh, kathik kudu pasa lan ora oleh clometan. Sandhang penganggone ora kena nganggo warna abang getih lan ijo gadhun, marga iku warna busana kebesaran-e Nyai Ratu Mas, panguwasa kraton segara kidul. “Leluhur sing ninggali warisan tradhisi iki priya tama saka Mataram, sing keplayu golek slamet saka degsiyane Walanda. Bebarengan karo warga sing ngetutake, priya tama kasebut bebadra ing gisiking segara Sine, babad alas lan tetanen. Eloking lelakon, sawise warga bisa gawe pondhok lan tandutane kari ngundhuh, keteka pageblug,” kandhane Lamirin (72), juru kunci pesisir Sine. Wargane gedhe-cilik, lanang-wadon akeh sing lara lan tiwas. Nalika iku sasi Sela.Mula banjur diarani pageblug Selanan.Saka anggone teteki, priya tama oleh wisik supaya nganakake labuh sesaji harip-harip katur Kanjeng Nyai Ratu Kidul utawa Nyai Ratu Mas, panguwasa keraton segara Kidul. Anggone golek wektu sing cocog kanggo labuhan, let rong dina sawise ketekan pageblug, yaiku dina Jum’at Kliwon. Anggone nguncalake harip-harip saka pinggire segara, sineksenan para warga. “Sing nggawe sesaji harip-harip mligi wong lanang, wong wadon ora diolehi. Nyai Ratu Kidul ora seneng marang wanita. Yen ana wong wedok melu nggawe harip-harip, iwak sing arep dijaring ora bakal kena,” kandhane Tarmuji(49) salah sawijining nelayan.



Miturut katrangane Tarmuji, tradhisi harip-harip iku yen ing tradhisi nandur pari padha karo mbukak sawah.Mung bedane yen mbukak sawah, sadurunge njegur sawah lumrahe didhisiki nganggo slametan mbukak sawah kanthi ubarampe nyambung tuwuh, lha yen tradhisi harip-harip ora nganggo ubarampe nyambung tuwuh. Ubarampe harip-harip yaiku: jenang sengkala jenang sepuh, jenang kemba, jenang manca warna, jenang sewu, jenang apura, jenang palang, buceng kuat, buceng padha maca, buceng robyong, buceng mas, gedhang setangkep, jajan pasar, gula gimbal gula gringsing lan sajen kang wujude kendhi, kambi, miri, endhog, menyan, suruh, jambe lan badheg. “Sasedane priya tama, tradhisi harip-harip ing Sine sajroning wektu limang taun vakum. Putune priya tama sing digadhang-gadhang bakal nggenteni dadi juru labuh, durung gelem nglakoni. Nalika priya tama seda, putune isih lunga lelana. Eloke, telung dina saka sedane embah kakunge, putune wis ana ing kuburan priya tama, turu nglepus ing kana,” kandhane Lamirin. Bareng wis limang taun tradhisi harip-harip leren, putune sing wis bali menyang omahe banjur nerusake tradhisi iku nganti sedane. Bakda ngono nganti saiki tradhisi harip-harip ing Sine isih tetep dilestarikake. Saiki dipimpin dening juru kunci lan disengkuyung kabeh warga nelayan Sine. Ubarampe harip-harip sing dilabuhake dhek dina Jum’at Kliwon jam 11.00 WIB iku dumadi saka gambar sawernane iwak, sajen lan sakabehing jenang. Dene ubarampe liyane, kayata sakabehing buceng, ambengan, ingkung ayam panggang lan sakabehing lelawuhan (sambel goreng, srundeng, kacang, kulupan, iwak segara) dipurak rame-rame para tamu undangan sawise diujubake lan didongani. Bakda kuwi banjur diterusake acara labuhan.Ning emane, nalika acara slametan ora kabeh warga gelem teka.Apa merga dirawuhi Pak Camat? Embuh! Sing cetha warga sing teka mung sethithik. Saengga akeh kursi kang padha kosong. “Jebul nglumpukake wong luwih angel tinimbang nglumpukake dhuwit. Ning yo ora apa-apa, sing penting tanpa dadak ditagih wis padha mbayar dhewe-dhewe saengga upacara harip-harip ora kekurangan apa-apa,” cluluke sesepuh desa sadurunge ndongani. Ya untunge ana bapak-bapak lan ibu-ibu guru kang mriksani ritual labuh sesaji iki. Sabanjure dening panitia banjur diaturi lenggah ana kursi kosong.“Aku dadi guru limalas taun ana kene, ya isih iki melu genduren,” ujare Mariyatun (44) marang PS. Ritual labuh sesaji harip-harip dina iku sing akeh malah pengunjunge dudu pesertane. Ora kaya bengine (malem Jum’at Kliwon) kabeh warga Sine padha tumpleg bleg ana TPI. Keneng apa? Merga ing TPI bengi iku ana ritual nggawe beras kang dienek-enek. Sing nggawe kudu wong lanang wis nate luru iwak ana segara. Lan syarate nggawe kudu sesuci lair batine. Mungguh kang diarani nyuceni lair iku kanthi sarana adus krama kang resik. Wondene nyuceni batin iku kanthi sarana nyenyuda lan nahan ubaling hawa nafsu yaiku sarana nglakoni pasa tirakat. Keneng apa? Merga jarene wedi yen kesurupan! Bakda kuwi udakara jam setengah pitu padha nindakake tahlil. Sabanjure, ritual nggawe gambar iwak kang diwiwiti jam 21.00 WIB, rampunge wis jam 22.00 WIB. Bakda kuwi isih diacarani nonton uyon-uyon.Sadurung ritual nggawe gambar iwak diwiwiti dianakake laporan keuangan dening panitia, disekseni Kades Widodo (41).Ing kalodhangan iki uga dianakake rapat nelayan. Asile rapat bengi iku, sapa wae sing nglanggar, kena sanksi dhenda utama paukuman. Ora perduli alasane apa, yen ora mbayar utama ora teka ing ritual nggawe gambar iwak tetep kena sanksi. Apa maneh taun 2009 kelompok nelayan Mitra Usaha Sine maju menyang tingkaty nasional sawise taun 2008 juwara I OPTIKAPI (Optimal Penangkapan) tingkat Jawa Timur. Miturut katrangane Jaiman (40) ketua kelompok nelayan Mitra Usaha, kang dinilai wektu iku yaiku: kegiatan kelompok, arisan, pertemuan saben telung sasi sepisan, pembukuan lan pendapatan hasil tangkap (produksi). Jurine saka Dinas Kelautan dan Perikanan Tingkat I Jawa Timur. Kejaba oleh bebungah arupa dhuwit Rp 3 yuta uga oleh 2 unit GPS (Global Pasitions Sistem) kanggo njupuk dalan posisi, lan 2 unit Fusraden kanggo ndelok jerune segara. Dene kanggo mbukani upacara ritual labuh sesaji harip-harip dina iku, diwiwiti kanthi ngobong sesaji kukusing dupa kanggo sarana mangenku pula semedi dhumateng Gusti Allah Kang Maha Agung. Bakda kuwi gamelan ditabuh minangka pratandha yen jaranane wiwit njoged. Nabuh gamelan mengku karep ngusir barisan dhemit lan roh alus saka segara Kidul sing mbarung sinang karo penonton labuhan, supaya ndang bali menyang panggonane ing Kraton Kidul. (Sumber: Panjebar Semangat 9-28 Pebruari 2009)



Lampiran 2 : Penilaian A. Jurnal Sikap JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SPIRITUAL No



Tanggal



Nama peserta didik



Catatan perilaku



Butir sikap



Tanda Tangan



Rencana tindak lanjut



Tanda Tangan



Rencana tindak lanjut



Bersyukur



JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL No



Tanggal



Nama peserta didik



Catatan perilaku



Butir sikap



Jujur Disiplin Disiplin Tekun Kerjasama



B. Penilaian Pengetahuan a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-kisi No. No Materi KD Pokok 1. 3.1 Memahami teks deskripsi tentang peristiwa budaya



: Tes Tertulis : Tes uraian : Indikator No. Soal Siswa mampu 1 menuliskan isi wacana narasi tentang peristiwa atau kejadian



Butir Soal



Kunci Jawaban



Tulisen nilai positif ing teks deskripsi “Dhugdheran”



Kebijaksanan Guru berpedoman pada skor penilaian



Pedoman Penskoran No. Aspek dan Kriteria 1. Kelengkapan  Penggunaan ejaan, tanda baca, istilah-istilah bahasa Jawa lengkap dan mudah dipahami  Penggunaan ejaan, tanda baca, dan istilah bahasa Jawa kurang lengkap dan kurang dipahami  Penggunaan ejaan, tanda baca, dan istilah bahasa Jawa tidak lengkap dan tidak dipahami 2. Kesesuaian isi  Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan ragam bahasa yang santun  Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai dengan ragam bahasa Jawa yang santun  Data (kalimat) tidak mendukung atau kurang sesuai dengan ragam bahasa Jawa yang santun 3 Kerapian  Penulisan sangat rapi dan tidak terdapat coretan yang berarti  Penulisan kurang rapi dan sedikit coretan yang berarti  Penulisan tidak rapi dan banyak coretan yang berarti



Skor 30 20 10



30 20 10



30 20 10



Perhitungan Nilai Akhir (Skor Tercapai x 10) : 9 C. Penilaian Keterampilan



a. Teknik Penilaian : Tes praktik b. Bentuk Instrumen : Tes uji petik kerja c. Instrumen : Critakna ing ngarep kelas, kepriye tanggapanmu bab prastawa adat “Dhugdheran”! Rubrik Penilaian: No Nama Siswa Isi Keruntutan Unggah-Ungguh Penampilan 1-30 1-30 1-25 1-15 1. ... 2. ...



Mengetahui Kepala Sekolah,



Anis Mardiyati, S.Pd



Jumlah



Eromoko, Januari 2021 Guru Mata Pelajaran,



Dwi Hariyanto, S.E



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN VII Satuan pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu



: : : : :



SMP Pancasila 14 Eromoko Bahasa Jawa VII / II Teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)



A. Kompetensi Inti 3. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar 3.2



Indikator Pencapaian Kompetensi



Memahami teks Piwulang Wulangreh pupuh Sinom



(Serat 3.2.1 Membaca teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom . 3.2.2 Mengartikan kata-kata yang dianggap sulit 3.2.3 Menjawab pertanyaan tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 4.2 Menanggapi isi isi teks Piwulang (Serat 4.2.1 Membaca teks Piwulang Serat Wulangreh Wulangreh pupuh Sinom) pupuh Sinom. 4.2.2 Mendiskusikan nasihat yang terdapat teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 4.2.3 Menuliskan isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 4.2.4 Memberikan tanggapan atau komentar secara tertulis tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 4.2.5 Menyampaikan tanggapan secara lisan terhadap isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom. C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. membaca teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 2. mengartikan kata-kata yang dianggap sulit 3. menjawab pertanyaan tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom Pertemuan 2 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. membaca teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom. 2. mendiskusikan nasihat yang terdapat teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 3. menuliskan isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 4. memberikan tanggapan atau komentar secara tertulis tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom 5. menyampaikan tanggapan secara lisan terhadap isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom.. D. Materi Pembelajaran 1. Materi Reguler



a. Tembang Sinom Piwulang ing serat Wulangreh iku maneka warna .Pustaka kang diserat dening Sunan Pakubuwana IV arupa tembang. a. Paugeran Tembang Tembang macapat duweni patokan, paugeran utawa aturan kang gumathok.Aturan iki ora bisa diowahi. Paugerane yaiku



 Guru gatra (cacahing larik utawa baris sak pada)  Guru wilangan (cacahing wanda (suku kata) saben sagatra)  Guru lagu / dhong-dhing (tibaning swara (a,i,u,e,o) ing pungkasaning gatra Paugeran tembang Pangkur:  Guru gatra :9  Guru wilangan : 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12  Guru lagu : a, i, a, i, i, u a, i, a 2.



Materi Remidi Paugeran tembamg pupuh wulang reh 3. Materi Pengayaan `Tembang Sinom E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : membaca indah, membaca pemahaman, menulis kreatif F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media : tayangan pembacaan tembang macapat Sinom 2. Alat : laptop, LCD, speaker 3. Sumber Belajar : Serat Wulangreh pupuh Sinom G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan 1. Siswa merespon salam pembuka yang disampaikan guru 2. Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik 3. Guru mengajak siswa mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan pada hari ini 4. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Kegiatan Inti No.



Deskripsi Kegiatan



1



Mengamati  Diperdengarkan tembang macapat dari Serat Wulangreh pupuh sinom untuk menarik minat siswa  Siswa membaca bersama – sama tembang macapat Serat Wulangreh pupuh sinom



2



Menanya  Siswa menanyakan hal – hal yang kurang dipahami dslsm tembang macapat Serat Wulangreh pupuh sinom  Siswa menuliskan di papan tulis secara bergantian kata – kata yang dianggap sulit dalam tembang macapat Serat Wulangreh pupuh sinom Mengumpulkan Informasi  Siswa diarahkan oleh guru untuk membentuk 5 kelompok dengan anggota masing – masing kelompok 3 orang  Guru membagikan lembar kerja Siswa (LK) yang berisi kata – kata yang dianggap sulit dan pertanyaan yang berhubungan dengan tembang macapat  Siswa berdiskusi dan mencari informasi mengartikan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam tembang macapat Serat Wulangreh pupuh Sinom dari berbagai sumber termasuk dari internet Mengasosiasi  Siswa bersama kelompoknya menuliskan arti kata – kata yang dianggap sulit  Siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom yang ada dalam Lembar Kerja Siswa Mengkomunikasikan  Setiap kelompok memajang hasil pekerjaannya di didinding kelas  *Kelompok lain memeriksa hasil pekerjaan dan memberikan nilai serta mencantumkan jawaban yang benar apabila salah  Hasil pekerjaan yang sudah dikoreksi dan diberi nilai kelompok lain dikumpulkan kepada guru



3



4



5



 Guru memeriksa dan meluruskan informasi apabila ada yang salah



3. Kegiatan Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 2. Siswa bersama guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami makna isi teks piwulang serat Wulangreh pupuh Sinom 3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran 4. Guru mengucapkan salam penutup Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan  Siswa merespon salam yang diucapkan oleh guru  Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa menerima pelajaran  Guru mengajak siswa mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan pada hari ini  Siswa menjawab pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Kegiatan Inti No. 1



2



3



4



5



Deskripsi Kegiatan Mengamati  Siswa diberi lembaran teks tembang macapat Piwulang Serat Wulangreh pupuh sinom  *Siswa membaca teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom Menanya  Siswa menuliskan di selembar kertas tentang hal – hal yang ingin diketahui dari Piwulang Serat Wulangreh  Beberapa siswa dimainta untuk menuliskan pertanyaannya di papan tulis  Guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan temannya  Guru meluruskan informasi yang salah Mengumpulkan data  Siswa diarahkan guru untuk bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan yang lalu  Setiap kelompok diberi lembar kerja Siswa  Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mencari informasi tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom Mengasosiasi  Siswa bersama kelompoknya menuliskan isi teks Piwulang Serat Wulangreh Pupuh Sinom pada lembar kerja Siswa (LK)  Siswa bersama kelompoknya memberikan tanggapan atau komentar secara tertulis tentang isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom pada lembar kerja Siswa Mengkomunikasikan  Perwakilan siswa tiap kelompok menyampaikan tanggapan secara lisan terhadap isi teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom..  Guru meluruskan apabila ada kesalahan informasi



c. Kegiatan Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.  Siswa bersama guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami bacaan teks piwulang serat Wulangreh pupuh Sinom  Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami teks piwulang serat Wulangreh pupuh Sinom  Siswa menyimak informasi mengenai rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.



H. Penilaian



Teknik Penilaian a. Sikap b. Pengetahuan c. Ketrampilan



: Observasi/jurnal : tes tertulis : kinerja proses dan produk



2. Instrumen penilaian a. Sikap (terlampir) b. Pengetahuan (terlampir) c. Ketrampilan (terlampir) 3. Remidial dan Pengayaan 1. Pembelajaran Remedial :Pembelajaran remedial dilakukan dalam pemberian tugas bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian 2. Pembelajaran Pengayaan : Berdasarkan analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/pendalaman materi



Mengetahui, Kepala Sekolah



Anis Mardiyati, S.Pd



Eromoko, Juli 2020 Guru Mata Pelajaran,



.



Dwi Hariyanto, S.E



Lampiran 1: Materi Pelajaran a.



b.



Tembang Sinom Piwulang ing serat Wulangreh iku maneka warna .Pustaka kang diserat dening Sunan Pakubuwana IV arupa tembang. Salah sawijining Pupuh tembang kasebut yaiku Sinom .Ing serat Wulangreh pupuh Sinom cacahe ana 33 pada. Pada 1 lan sateruse ngemu surasa kang ana gegayutane. Isine bab-bab dhasardhasaring utawa tuntunan tingkah laku manungsa, Paugeran Tembang Tembang macapat duweni patokan, paugeran utawa aturan kang gumathok.Aturan iki ora bisa diowahi. Paugerane yaiku  Guru gatra (cacahing larik utawa baris sak pada)  Guru wilangan (cacahing wanda (suku kata) saben sagatra)  Guru lagu / dhong-dhing (tibaning swara (a,i,u,e,o) ing pungkasaning gatra



Paugeran tembang Pangkur:  Guru gatra : 9  Guru wilangan  Guru lagu



: 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12 : a, i, a, i, i, u a, i, a



c. Tembang Sinom “Piwulang Serat Wulangreh” Ambege kang wus utama, tan ngendhak gunaning jalmi, amiguna ing aguna, sasolahe kudhu bathi, pintere denalingi, bodhone dinokok ngayun, pamrihe den inaa, aja na ngarani bangkit, suka lila denina sapadha-padha. Ingsun uga tan mangkana balilu kang sun alingi, kabisan sundekek ngarsa, isin menek den arani, balilu ing sujanmi, nanging batiningsun cubluk, parandene jroning tyas, lumaku ingaran wasis, tanpa ngrasa prandene sugih carita. Pangeran kang sipat murah, njurungi kajating dasih, ingkang temen tinemen, pan iku ujaring dalil, nyatane ana uga, iya Ki Ageng ing Tarub, wiwitane nenedha, tan pedhot tumekeng siwi, wayah buyut canggah warenge kang tampa.



Lampiran 2 : Penilaian A. Penilaian Sikap JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SPIRITUAL No



Tanggal



Nama peserta didik



Catatan perilaku



Butir sikap



Tanda Tangan



Rencana tindak lanjut



Tanda Tangan



Rencana tindak lanjut



Bersyukur



JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL No



Tanggal



Nama peserta didik



Catatan perilaku



Butir sikap



Jujur Disiplin Disiplin Tekun Kerjasama B. Penilaian Pengetahuan



No. 1.



No KD 3.2



Materi Pokok Teks Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom



Indikator Siswa mampu menjawab pertanyaan tentang isi Piwulang Serat Wulangreh pupuh Sinom



No. Soal 1



Butir Soal Wangsulana kang patitis (Tembang terlampir)



Kunci Jawaban Terlampir



Lampiran: Serat Wulangreh pupuh Sinom Ambege kang wus utama, tan ngendhak gunaning jalmi, amiguna ing aguna, sasolahe kudhu bathi, pintere denalingi, bodhone dinokok ngayun, pamrihe den inaa, aja na ngarani bangkit, suka lila denina sapadha-padha. Soal: Wangsulana pitakonan kanthi patitis! 1. Sapa sing nganggit Serat Wulangreh? 2. Yen disemak kanthi temenan, tembang ing dhuwur nuduhake sipate wong sing kepriye? 3. Tumindak kaya sing disebutake kalebu tumindak sing kepriye? 4. Sebutna paugeran saka tembang Sinom ing dhuwur (guru gatra,guru lagu,guru wilangan)! 5. Sebutna pitutur saka tembang Sinom kasebut! Kunci Jawaban:



1. Paku buwana IV



2. Wong sing utama utama andhap asor 3. Tumindak kang becik lan utama 4. guru gatra : 9 guru wilangan: 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12 guru lagu : a, i, a, i, i, u, a, i, a 5. Dadi wong kudu duweni sipat andhap asor, ning donya aja umuk, sanajan di ina dening liyan ora nesu lan jengkel Pedoman Penskoran 1. Skor maksimal: 10 2. Skor maksimal: 20 3. Skor maksimal: 20 4. Skor maksimal: 25 5. Skor maksimal: 25 Jumlah skor maksimal: 100 C. Penilaian Keterampilan Critakna ing ngarep kelas tanggapanmu bab isi teks piwulang serat Wulangreh Pupuh Sinom sing wis kowaca! Rubrik Penilaian No Nama Siswa 1. 2.



Lafal 1-25



Intonasi 1-25



Irama 1-25



Ekspresi 1-25



Jumlah



... ...



Mengetahui Kepala Sekolah,



Eromoko, Januari 2021 Guru Mata Pelajaran,



Anis Mardiyati, S.Pd



Dwi Hariyanto, S.E



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN VIII Satuan pendidikan Matapelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu



: : : : :



SMP Pancasila 14 Eromoko Bahasa Jawa VII/2 Teks cerita wayang Ramayana lakon Kidang Kencana 4 x 40 menit (2 x pertemuan)



A. Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencpaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi



Kompetensi Dasar



wayang 3.3.1 Mengartikan kata-kata yang dianggap sulit. 3.3.2 Mengajukan/menjawab pertanyaan bacaan. 3.3.3 Menuliskan isi cerita 3.3.4 Mengungkapkan pesan yang tersirat dalam cerita secara tertulis 4.3 Meringkas teks cerita wayang Ramayan 4.3.1 Membaca pemahaman teks cerita wayang Kidang Kencana Ramayana 4.3.2 Mendiskusikan unsur instrinsik Ramayana 4.3.3 Menuliskan ringkasan cerita 3.3



Memahami isi teks cerita Ramayana Kidang Kencana



4.3.4



Menceritakan kembali isi bacaan secara lisan



C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. mengartikan kata-kata yang dianggap sulit. 2. mengajukan/menjawab pertanyaan bacaan. 3. menuliskan isi cerita 4. mengungkapkan pesan yang tersirat dalam cerita secara tertulis Pertemuan 2 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. membaca pemahaman teks cerita wayang Ramayana 2. mendiskusikan unsur intrinsik Ramayana 3. menuliskan ringkasan cerita 4. menceritakan kembali isi bacaan secara lisan



C. Materi Pembelajaran * Materi Reguler Unsur intrinsik yaiku unsur kang bangun crita iku saka jero teks, yaiku: 1. Tema Yaiku inti sari / underaning crita, tuladha: kemlaratan, kasarasan, pendidikan lsp. 2. Paraga/penokohan Carane pengarang nggambarake lan njlentrehake karakter (watak-watak) tokoh. Kanggo ngambarke tokoh kanthi teknik:  Teknik analitik: karakter tokoh dijlentrehke kanthi langsung.  Teknik dramatik: dijlentrehke kanthi panggambaran bab fisik lan tindak- anduk tokoh, lingkungan, tata basane, dalan pikirane, tokoh liyane.



 Tokoh protagonist ((apik), antagonis (watak ala) ,tritagonis, figuran. 3. Alur/ plot, lakuning crita/ urut-urutan crita saka wiwitan-pungkasan. Bagian alur:  Pengenalan bab situasi utawa kahanan crita (exposition), pngarang nepungake para tokoh, nata adegan  Jlentrehke kadadeyan (complication)  Konflik (rising action)  Puncak konflik (klimaks)  Rerampungan (ending) Alur maju, mundur 4. Latar/setting Papan kadadean crita lan wektu. Jinise ana: latar panggonan (latar kang dadi papan panggonan nalika kadadeyan-kadadeyan ana ing crita), latar wektu (wektu nalika kadadeyan-kadadeyan ana ing crita), latar kahananan (kahanan lingkungan sosial nalika kadadeyan-kadadeyan ana ing crita) 5. Sudut Pandang utawa cara mawas utawa point of view Yaiku dununge panulis ing crita wong ka 1 panulis mapanke minangka “aku”, wong ka 3 panulis mapanke awake dhewe ing sajabane crita 6. Amanat Piwulang kang bisa dijupuk saka crita kang di waca Kanthi tersirat....wong sing maca goleki dw pesene Kanthi tersurat...pesen wis ana ing cerita  Materi Remidial 1. Sudut pandang utawa cara mawas utawa point of view 2. Amanat cerita  Materi Pengayaan Cerita wayang yang lain E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : ceramah, membaca pemahaman F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media : wayang 2. Alat : laptop, LCD, speaker 3. Sumber Belajar : internet, Ramayana, majalah G. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1



Kegiatan



Deskripsi Kegiatan 1. 2. 3.



Pendahul uan



4. 5. 6.



Alokasi Waktu



Peserta didik membalas salam dari guru. Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran Peserta didik disiapkan guru secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik diajak guru untuk mensyukuri nikmat yang 10 menit diberikan Tuhan pada hari ini berupa kesehatan Tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai disampaikan oleh guru. Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan



Kegiatan Inti Mengamati



Deskripsi Kegiatan 1.



Peserta didik diberi teks bacaan wayang



Alokasi Waktu



2. 3. Menanyakan



1. 2. 3.



Ramayana Kidang Kencana Peserta didik mendengarkan bacaan cerita wayang Ramayana Kidang Kencana Peserta didik mencatat kata – kata yang dianggap sulit Peserta didik menulis kata – kata yang dianggap sulit dipapan tulis. Peserta didik yamg lain diberi kesempatan untuk menjawab Guru meluruskan informasi yang salah.



60 menit



Menalar/ 1. Guru memandu peserta didik untuk Mengumpulkan membentuk 3 kelompok dengan anggota data kelompok masing – masing 5 orang 2. Setiap kelompok diminta mendiskusikan topik yang berbeda a. Kelompok 1 berdiskusi tentang unsur instrinsik tema dan peraga (penokohan) b. Kelompok 2 berdiskusi tentang unsur instrinsik alur(plot) dan Latar (setting) c. Kelompok 3 berdiskusi tentang unsur intrinsik sudut pandang (cara mawas) dan amanat. 3. Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi mencari informasi dari berbagai sumber untuk mencari jawaban dari topic yang diberikan Mengasosiasi 1. Peserta didik bersama kelompoknya menyimpulkan berbagai informasi yang telah dikumpulkan 2. Peserta didik bersama kelompoknya menuliskan hasil diskusi Mengkomuni kasikan



Kegiatan



1. Tiap kelompok . menunjuk salah satu peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas 2. Kelompok lain menanggapi presentasi 3. Guru menyimpulkan dan meluruskan informasi yang salah.



Deskripsi Kegiatan 1. 2.



Penutup 3.



Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran Peserta didik bersama guru mengidentifikasi hambatan – hambatan yang dialami saat memahami makna wacana cerita wayang Ramayana Kidang Kencana yang telah didengar Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam



Alokasi Waktu



10 menit



berdiskusi Guru memberi tugas untuk membaca teks wacana cerita Ramayana Kidang Kencana Peserta didik menjawab salam penutup dari guru



4. 5.



Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan 1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 4. Untuk menarik minat dan menggugah kesadaran siswa agar mencintai dan mengenal budaya Indonesia, siswa diberi sajian wacana cerita wayang Ramayana Kidang Kencana. b. Kegiatan Inti No. Deskripsi Kegiatan Mengamati 1 a. Peserta didik diminta mngamati tayangan PPT cerita Ramayana Kidang kencana b. Salah satu peserta didik diminta untuk membaca teks cerita Ramayana Kidang Kencana 2 Menanya a. Peserta didik menulis pertanyaan di papan tulis berkaitan dengan isi teks cerita Ramayana Kidang kencana b. Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi 3



4



5



Mengumpulkan data a. Guru memandu Peserta didik untuk membentuk kelompok dengan anggota masing – masing kelompok 3 orang sehingga terbentuk 5 kelompok b. Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi mencari pokok – pokok cerita pada teks cerita Ramayana Kidang Kencana c. Peserta didik bersama kelompoknya menuliskan pokok – pokok cerita pada teks cerita Ramayana Kidang Kencana Mengasosiasi Peserta didik bersama kelompoknya menuliskan kembali cerita Ramayana Kidang kencana berdasarkan pokok – pokok cerita yang telah mereka cari Mengkomunikasikan a. Masing – masing kelompok mepresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dengan membaca teks cerita wayang Ramayana Kidang Kencana yang telah mereka tulis ulang



Kegiatan



Penutup



Deskripsi Kegiatan 1. Peserta didik dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran. 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja baik. 3. Guru memberikan evaluasi secara lisan 4. Guru memberikan informasi tes tertulis yang akan diadakan pada pertemuan berikutnya 5. Peserta didik membalas salam penutup dari guru



G. Penilaian



Teknik Penilaian a. Sikap b. Pengetahuan c. Ketrampilan



: Observasi/jurnal / Angket : tes tertulis : kinerja proses dan produk



2. Instrumen penilaian



Alokasi Waktu 10 menit



a. Sikap (terlampir) b. Pengetahuan (terlampir) c. Ketrampilan (terlampir) 3. Remidial dan Pengayaan 1. Pembelajaran Remedial :Pembelajaran remedial dilakukan dalam pemberian tugas bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian 2. Pembelajaran Pengayaan : Berdasarkan analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/pendalaman materi



Mengetahui, Kepala Sekolah



Anis Mardiyati, S.Pd



Eromoko, Juli 2020 Guru Mata Pelajaran,



.



Dwi Hariyanto, S.E



Lampiran 1 : Materi Pembelajaran Kidang Kencana Kacarita, Prabu Dasarata sampun sepuh sanget.Sang Prabu arsa lereh kaprabon. Rama ginadhang-gadhang nggentosi kalenggahanipun ingkang rama. Ananging, Dewi Kekayi boten narimakaken manawi Rama kawisudha minangka Raja Ayodya.Dewi Kekayi ngersakaken Barata, putranipun ingkang jumeneng nata.Kanthi awrat ing manah, panyuwunipun Dewi Kekayi dipunsembadani dening Prabu Dasarata.Wusananipun Rama kedah nglampahi gesang ing wana dangunipun 14 warsa. Tindakipun Raden Rama kadherekaken ingkang garwa, Dewi Sinta, dalah Laksmana.Lampahipun dumugi ing Wana Dhandhaka.Ing papan punika, tetiganipun kapanggih Sarpakenaka, rayinipun Prabu Rahwana, Raja Alengkadiraja.Sarpakenaka ingkang asipat raseksa wanodya punika kepencut kabagusaning Rama.Rama boten nglanggati.Sarpakenaka lajeng manggihi Laksmana. Laksmana babar pisan boten kirang weweka. Raseksa wanodya, rayinipun Prabu Dasamuka, lajeng karumpung grananipun saha kaperung talinganipun.Piyambakipun lajeng ngadhep ingkang raka.Rakanipun karerepa murih malesaken wirangipun.Prabu Rahwanaraja sagah.Lampahipun Prabu Dasamuka tumuju Wana Dhandhaka nitih kreta kencana ngambah kadherekaken Kala Marica. Dumugi Wana Dhandhaka, Kala Marica ingkang asipat raseksa wewah wujud dados kidang kencana, kidang elok ing warni asisik emas endah ngelam-elami, ngengreng merak ati. Kidang rukmi nunten wira-wiri sacelaking papan dunungipun tiyang tetiga.Sinta sumerep kabregasaning kidang.Piyambakipun gawokk, tuwuh prentuling manah kepengin ngingah kidang rukmi. Rama kasuwun nyepengaken kewan ingkang ngelam-elami saha memencut manah punika. “Dhuh Raden, pangayoming jiwa-raga kula. Ing sangajenging netra wonten kidang kencana ingkang elok ing warni. Inggih nembe sapisan punika kula sumerep wujuding kidang ingkang ulesipun kencana. Mendah senenging manah kula manawi saged ngingah kidang punika minangka panglipuring manah ing salebeting wana ingkang bawera punika,” aturipun Putri Mantili “Yayi, salumahing bumi sakureping langit tan ana kang ngembari.Tresnane pun kakang marang sliramu tanpa pepindhan.Labuh tresnaku marang sliramu, saiki uga bakal dakwujudi pepenginanmu.Kidang kang kokkarepake bakal dakcekel.Mula lilanana pun kakang linggar saka pakuwon,” ngandikanipun Raden Rama dhumateng ingkang garwa. “Inggih, Kakangmas. Donga kula saking papan pasutapan tansah umiring tindak paduka,” aturipun Sinta sinarta esem ingkang ngujiwat. “Ya, Yayi.Welinge pun kakang, aja pisan-pisan metu saka pagering pakuwon tanpa palilahku.Wis yayi, karia slamet,” ngandikanipun Raden Rama. Kidang dipuntut wingking dening Raden Rama arsa kacepeng.Kidang nebih.Rama ngetut malih.Kidang mlajeng sangsaya tebih.Rama ngetog karosanipun kanthi nututi mlajeng. Danguning dangu plajenging kidang tebih saking dununging pakuwon. Raden Rama suda kasabaranipun.Putra Ayodya punika lajeng menthang gendhewa nglepasaken jemparing.Kidang kapanah, kenging cumeprot.Sakala kidang njola, mbekik sarosanipun ngantos kapireng dening Sinta.Pambekiking kidang lamat-lamat kados pisambatipun Raden Rama.Dewi Sinta ndugi bilih Rama manggih katiwasan.Laksmana kapurih nglari puruging swanten.Kanthi gegancangan, Laksmana ngestokaken dhawuh.Samangke Sinta tanpa rowang.



Raden Rama punika putra kakungipun Prabu Dasarata, raja ing Ayodya kaliyan Dewi Kosalya. Ing satunggaling dinten Raden Rama ngumbara sesarengan kaliyan ingkang garwa, Dewi Sinta, lan ingkang rayi Lesmana. Nalika tetiganipun dumugi ing wana, Dewi Sinta pirsa kumlebating kidang kencana, kidang ingkang warni emas. Kidang kala wau kekiter ing sacelaking papan kala wau. Rumaos kesengsemendahing kidang kencana, Dewi Sinta nyuwun dhateng ingkang garwa supados dipuncepengaken kidang kala wau. Awit tresnanipun dhateng garwa mila Raden Rama ugi nuruti panyuwunipun Dewi Sinta. Raden Rama enggal mbujeng kidang kencana. Rumaos dipunbujung, kidang kencana lumebet wana saengga pisah kaliyan ingkang garwa lan ingkang rayi. Nalika Rama, Sinta, lan Lesmana ngumbara, tindakipun dumugi ing tengahing wana. Boten antawis dangu kekiteran satunggaling kidang kencana. Pirsa kidang kencana, Dewi Sinta nyuwun dipuncepengaken dening ingkang garwa. Sang Rama tumuli ambujung



kidang kencana. Pegat, apisah, Rama lan Shinta, kidang kncana tanggap ing sasmita, hangendering cancut mlajeng lumebet wana, saya hanengah, saya tebih, denira apepisahan kalawan garwa. Ngancik telenging wana, peteng ndhedhet lelimengan, ical lacaking kidang sapandurat kumlebet katingal kidang kencana haleledhang, Rama sigra hangembat gendhewa, menthang langkap, wastra lumepas, hangener dhateng kidang, tumancep warayang mring hangganing kidang sangsam kencana, gumulundhung pejah. Kala Marica hangemba-emba swaranipun Rama, jelih-jelih asesambat mring Laksmana. Sinta lan Laksmana ingkang hanganti dhatenging Rama dinandak mireng swara nyaring asesambat tiwasing dhiri. Kusumaning ayu Sinta nuhoni swantenipun Rama, mila trataban. Sinta dhawuh mring Laksmana, supaya enggal aweh pitulungan marang Rama. Laksmana sampun paring pemut, bilih swanten punika sanes swantenipun si Rama. Rama uninga kalamun kenging apusipun kidang kencana. Banjur wangsul ing papanipun Sinta lan Laksmana. Ing satengahing margi Rama kepanggih kaliyan Laksmana. Kekalihipun kaget, amarga Sinta boten wonten ing papanipun, Ing tengahing margi Rama lan Lesmanakepanggih kaliyan peksi Jathayu. Sasampunipun cariyos menawi Sinta kadhusta dening Prabu Dasamuka ing Ngalengka, peksi Jathayu pejah. Pejahipun peksi Jathayu amargi kenging gamanipun Dasamuka nalika peksi Jathayun ngalang-alangi Dasamuka nggondhol Sinta. Rama lan Laksmana banjur nglajengaken lampah madosi Sinta ingkang kadhusta Rama. Ing satengahing margi kepanggih kaliyan wanara seta pun Anoman, banjur badhe ngabdi dhateng Prabu Rama. Pramila Rama lan Lesmana anggenipun madosi Sinta kabantu sening Anoman. (Sumber: http://boniephoel.wordpress.com/2010/04/26cerita wayang-ramayana-sinthakadhusta)



Lampiran 2 : Penilaian A. Penilaian Sikap



1. Penilaian Sikap Spiritual a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-Kisi No 1. 2.



: Penilaian Diri : Lembar Penilaian Diri :



Sikap / Nilai Selalu menghormati orang lain saat berkenalan Berbicara dengan sopan terhadap orang lain



Butir instrument Lampiran 1



Penilaian Sikap Spiritual (Penilaiandiri) InstrumenObservasi:



Digunakan untuk menilai sikap spiritual peserta didik, pada indikator: Menghormati orang lain pada saat berbicara .



Petunjuk: 1. Isilah lembar angket di bawah ini berdasarkan sikap yang Kalian dapatkan. 2. Berikan tanda check list pada alternative jawaban Lembar Angket Penilaian Sikap Spiritual No



Alternative jawaban SS S KS TS



Pernyataan



1.



Saya merasa senang bisa berkenalan dengan orang lain karena bisa menambah teman. 2 Saya tidak senang berkenalan dengan orang lain karena bisa mempengaruhi saya. 3 Berkenalan dengan orang lain menggunakan bahasa krama 4 Berkenalan dengan orang lain menggunakan bahasa ngoko supaya lebih akrab 5 Saya tidak membedakan orang dalam berkenalan Kriteria Penskoran 1. Sangatsetuju (SS) 4 2. Setuju (S) 3 3. Kurangsetuju (KS) 2 4. Tidaksetuju (TS) 1 PEDOMAN PENILAIAN SKOR NILAI SKOR 1 0,2 6 2 0,4 7 3 0,6 8 4 0,8 9 5 1 10 2. Penilaian Sikap Sosial a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-kisi No. 1. 2. 3. 4.



NILAI 1,2 1,4 1,5 1,8 2



NILAI 2,2 2,4 2,6 2,8 3



SKOR 16 17 18 19 20



NILAI 3,2 3,4 3,6 3,8 4



: Observasi : Lembar Observasi Nilai / Sikap



Rasa ingin tahu Teliti Hati-hati Tanggung jawab



SKOR 11 12 13 14 15



Butir instrument Lampiran 2



3. Penilaian Sikap Saat diskusi a. Teknik Penilaian : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi c. Kisi-kisi No



Aspek yang dinilai Sikap selama kegiatan diskusi



Perilaku yang ditunjukkan pada saat berlangsung kegiatan diskusi kelas



2



Mengajukan pertanyaan



Dapat mengajukan pendapat dengan baik



3



Menjawab pertanyaan



Dapat menjawab pertanyaan dengan benar



4



Menerima pendapat orang lain



Menerima pendapat orang lain (tidak mau menang sendiri)



1



Indikator



PEDOMAN PENILAIAN Skor total Nilai maksium TABEL SKOR SKOR NILAI 1 5 2 10 3 15 4 20 5 25



SKOR 6 7 8 9 10



Skor dan Kriteria 1. Tidak tekun dan kurang antusias 2. Kurang tekun dan kurang antusias 3. Cukup tekun tetapi kurang antusias 4. Cukup tekun dan Antusias mengikuti diskusi 5. Tekun dan antusias mengikuti diskusi 1. Pasip 2. Kurang aktif 3. Cukup aktif 4. Aktif 5. Sangat aktif 1. Pasip 2. Kurang aktip 3. Cukup aktif 4. Aktif 5. Sangat aktif 1. Tidak toleran dan melecehkan 2. Tidak toleran 3. Cukup toleran 4. Toleran 5. Sangat toleran



: 20 : 100



NILAI 30 35 40 45 50



SKOR 11 12 13 14 15



NILAI 55 60 65 70 75



SKOR 16 17 18 19 20



NILAI 80 85 90 95 100



B . Penilaian Pengetahuan a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-Kisi/Soal No. 1.



No KD 3.3



Materi Pokok Teks cerita wayang Ramayana Kidang Kencana



: Tes Tertulis : Tes uraian : Indikator Siswa mampu menuliskan isi Cerita wayang Ramayana Kidang Kencana



No. Soal 1



Butir Soal Tulisen isi carita wayang Ramayana lakon Kidang Kencana”



Kunci Jawaban Kebijaksanan Guru berpedoman pada skor penilaian



Pedoman Penskoran No. 1.



2.



3



Aspek dan Kriteria Kelengkapan  Penggunaan ejaan, tanda baca, istilah-istilah bahasa Jawa lengkap dan mudah dipahami  Penggunaan ejaan, tanda baca, dan istilah bahasa Jawa kurang lengkap dan kurang dipahami  Penggunaan ejaan, tanda baca, dan istilah bahasa Jawa tidak lengkap dan tidak dipahami Kesesuaian isi  Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan ragam bahasa yang santun  Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai dengan ragam bahasa Jawa yang santun  Data (kalimat) tidak mendukung atau kurang sesuai dengan ragam bahasa Jawa yang santun Kerapian  Penulisan sangat rapi dan tidak terdapat coretan yang berarti  Penulisan kurang rapi dan sedikit coretan yang berarti  Penulisan tidak rapi dan banyak coretan yang berarti



Skor 30 20 10



40 20 10 30 20 10



Perhitungan Nilai Akhir (Skor Tercapai x 10) : 9 C Penilaian Keterampilan



1. Teknik Penilaian : Tes praktik 2. Bentuk Instrumen : Tes unjuk produk Instrumen : Tulisen ringkesan carita Ramayana lakon kidang Kencana banjur critakna ing ngarep kelas! Rubrik Penilaian: No Nama Siswa Isi Keruntutan Unggah-Ungguh Penampilan Jumlah 1-30 1-30 1-25 1-15 1. ... 2. ...



Mengetahui Kepala Sekolah,



Anis Mardiyati, S.Pd



Eromoko, Januari 2021 Guru Mata Pelajaran,



Dwi Hariyanto, S.E



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IX Sekolah Matapelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu



: : : : :



SMP Pancasila 14 Eromoko Bahasa Jawa VII/2 Teks dialog/percakapan yang diambil dari cerkak 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)



A. Kompetensi Inti (KI) 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 4.4



Menelaah dialog/percakapan



4.4 Menulis teks dialog/percakapan



3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4 4.4.1 4.4.2 4.4.3 4.4.4



Membaca dialog/percakapan Mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi dialog Menulis pokok-pokok isi dialog Menceritakan kembali isi dialog Mencermati teks dialog Menyusun kembali pokok-pokok pikiran teks dialog yang dibaca Menyusun pokok-pokok pikiran sebagai kerangka untuk membuat teks dialog Mengembangkan pokok-pokok pikiran menjadi teks dialog



C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. membaca dialog/percakapan 2. mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi dialog 3. menulis pokok-pokok isi dialog 4. menceritakan kembali isi dialog Pertemuan 2 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. mencermati teks dialog 2. menyusun kembali pokok-pokok pikiran teks dialog yang dibaca 3. menyusun pokok-pokok pikiran sebagai kerangka untuk membuat teks dialog 4. mengembangkan pokok-pokok pikiran menjadi teks dialog.



D. Materi Pembelajaran Materi Reguler 1.



Tata Krama ing guneman dipunwastani unggah-ungguh basa/undha-usuking basa, kang kaperang dadi:



a. Ngoko Lugu b. Ngoko Alus c. Krama Lugu d. Krama Alus (Inggil) 2. Bacaan Cerkak dalam basa Ngoko alus dengan judul Sowan Pak RT Materi Remidial Bahasa Krama Alus (Inggil) Materi Pengayaan Bacaan cerkak dalam bahasa Krama inggil



E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : membaca pemahaman, demontrasi



F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media : tayangan pacelathon 2. Alat : laptop, LCD dan speaker 3. Sumber Belajar: kamus unggah-ungguh, majalah, internet G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1



a. Kegiatan Pendahuluan 5. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 6. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 7. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 8. Untuk menarik minat dan menggugah kesadaran siswa agar mencintai dan mengenal budaya Indonesia, siswa diberi sajian dialog/percakapan yang diambil dari cerkak 2.



Kegiatan Inti No. 1



Guru menjelaskan tentang unggah-ungguh



Deskripsi Kegiatan



2



Siswa membaca dialog/percakapan



3 4 5



Siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang isi dialog Siswa menulis pokok-pokok isi dialog Siswa menceritakan kembali isi dialog isi wacana



3. Kegiatan Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 2. Siswabersama guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami makna wacana narasi tentang peristiwa atau dialog/perckapan yang telah didengar. 3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran. Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan 4. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 5. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 6. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan b. Kegiatan Inti No. 1



Siswa mencermati teks dialog



Deskripsi Kegiatan



2 3 4



Siswa menyusun kembali pokok-pokok pikiran teks dialog yang dibaca Siswa menyusun pokok-pokok pikiran sebagai kerangka untuk membuat teks dialog Siswa mengembangkan pokok-pokok pikiran menjadi teks dialog



c. Kegiatan Penutup 7. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 8. Siswabersama guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami makna dialog/percakapanyang telah didengar. 9. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran H. Penilaian Teknik Penilaian a. Sikap b. Pengetahuan c. Ketrampilan



: Observasi/jurnal / Angket : tes tertulis : kinerja proses dan produk



2. Instrumen penilaian a. Sikap (terlampir) b. Pengetahuan (terlampir) c. Ketrampilan (terlampir) 3. Remidial dan Pengayaan 1. Pembelajaran Remedial :Pembelajaran remedial dilakukan dalam pemberian tugas bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian 2. Pembelajaran Pengayaan : Berdasarkan analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/pendalaman materi



Mengetahui, Kepala Sekolah



Anis Mardiyati, S.Pd



Eromoko, Juli 2020 Guru Mata Pelajaran,



.



Dwi Hariyanto, S.E



Lampiran 1 : Materi Tata Krama ing guneman dipunwastani unggah-ungguh basa/undha-usuking basa, kang kaperang dadi: 1. Ngoko Lugu Titikane: wujude tembung ngoko kabeh. Kanggone:  Omongane bocah karo bocah sing wis kulina (umur sepantaran)  Wong tuwa marang anak  Yen lagi ngunandika (omong dewe/batin) Tuladha:  “Kowe arep nendi, Di?”  “Nok, jupukna buku iku!”  “Kapan ya aku duwe sepeda?” 2. Ngoko Alus Titikane: tembunge ngoko kacampur tembung krama inggil  Kriyane (kata kerjane) wong sing diajak guneman/ wong sing digunem  Tembung aku tetep dadi aku  Tembung kowe dadi panjenengan  Ater-ater lan panambange tetep ngoko (di,dak,kok, e, ake, ana) Kanggone:  Ibu marang bapak  Adhi marang kangmase  Anak marang wong tuwane  Guru padha guru kang wis akrab Tuladha:  “Pak yen arep dhahar kae lo”  “mas, kersa ngunjuk kopi dakjupuke”  “bu, yen arep tindak dakterke.”  “Lo Bu, astane ki kena apa iki” 3. Krama Lugu Titikane: wujude tembung krama Kanggone:  Panganggone tumrap wong sing durung kulina  Wong tuwa marang wong enom  Kabeh tembung dikramake, mung panambange e/ake tetep ngoko Tuladha: Bukune sampun dipunbektake 4. Krama Alus (Inggil) Krama Inggil iku basa kang ngajeni banget. Tembunge krama kabeh, nanging ater lan panambang krama. di- -- dipundak- kula kok panjenengan e/ne - ipun ake/ke -aken Kanggone:  Kanggo gunemana marang wong sing kudu diajeni  Guneman bocah enom marang wong tuwa  Tembung kang dikramake inggil kayata peranganing awak, kriya, solah bawa lsp Tuladha:  Ibu mundhut pisang badhe dipuncaosaken Bu Camat  Bapak tumut kula mriksani bioskup  Kula badhe adus riyin Tembung krama inggil ora kena kanggo awake dhewe



Cerita Cerkak Sowan Pak RT Nuju sawijining sore, Cahyana lan Fatimah sowan Pak Hadi. Cahyana lan Fatimah minangka wakil pengurus pemudha ing desane, dene Pak Hadi minangka Ketua RT. Kang dadi underane rembung adicara tirakatan malem pitulasan ing tlatah Bongsari RT 02 RW O2. Kecamatan Semarang Barat ing bale desa, dina Setu malem Minggu, tanggal 16 Agustus 2011. 1. Cahyana : “ Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh.”



2.Pak Hadi 3. Fatimah 4. Pak Hadi 5. Fatimah 6. Cahyana



7. Pak Hadi 8. Fatimah



9.Cahyana



10.Pak Hadi



11. Cahyana 12. Pak Hadi



13. Cahyana 14. Fatimah Materi Percakapan



:” Wa ‘alaikum salam warahmatullah, e e… nak Cahyana karo nak Fatimah ta iki mau, kene-kene mlebu kene” :” Inggih Pak Hadi.” :”Kadingaren sore-sore dolan mrene, sajake kok ana bab sing penting.” : “Mas Cahya, kowe sing matur pak Hadi lho, sabab mas Cahya sing luwih ngerti acara sing arep diaturake!” :”Inggih, Pak Hadi. Bapak minangka Ketua RT ing ngriki, kula lan Fatimah punika minangka wakilipun kanca-kanca pemudha Mekar Sari ing Bongsari ngriki badhe matur prakawis adicara tirakatan mengeti dinten kamardikan Setu ngajeng punika. ” :”Kepriye sidane miturut para pemudha apa sida arep nanggap dhangdhut!” :”Anu Pak…. , babagan usulan dhangdhut rumiyin punika pranyata namung guyonanipun Mas Rama, ingkang nyemoni Cesar ingkang remenipun dhangdhut. Sareng sami pirembagan kanthi musawarah, sedaya sami sarujuk ingkang ngisi adicara punika inggih sedaya warga Bongsari ngriki kemawon, Pak.” :”Kajawi ngirit ragat, ingkang baku nuwuhaken gregetipun para warga kangge ngisi kamardikan punika. Manawi dipunetang meh sedaya warga saged dipunwakili ngaturaken kagunan kangge ngisi malem tirakatan punika. Dhik Utik, Cempluk kaliyan Iik badhe mbeksa kukila, punika makili warga ingkang Sekolah Dasar, Mas Wawan kaliyan groupipun badhe ngedalaken solo organ, ing ngriku dipunsengkuyung kanca-kanca saking SMA, ingkang nembang, wonten ingkang pop, campursari, lagu perjuangan ugi saged. Pandi ugi badhe ura-ura utawi nyekar ugi. Beni ingkang nembe sekolah ing TK Kuncup Melathi badhe dheklamasi. :“Wah…, sajak malah dadi pepak, lan regeng. Banjur sing dadi pranata adicara apa ya wis ana? Yen ora kleru kudu ana sing mandhegani nembang lagu kebangsaan Indonesia Raya. Yen bisa paragane aja padha, awit pemudha kene iki akeh banget. Na terus sing mandhegani ndedonga uga kudu ditemtokake sisan.” :” Ingkang mranatacara benjang Mas Nurhadi, dene ingkang mandhegani lagu Indonesia Raya Mbak Fatimah, Pak.” :” Bagus tenan. Malah kebeneran aku nyuwun tulung, sowana Pak Burhan diaturi mandhegani donga besuk. Aja lali sisan matur becike adicara donga kuwi mapan ana wiwitan apa sing pungkasan, awit wingi sajake isih mangu-mangu. ” :”Inggih Pak Hadi, kadosipun cekap, punika rancangan adicaranipun, mangke manawi wonten ewah-ewahan lajeng dhawuh kemawon dhateng Mas Nur. ” :”Mangga Pak!”



: “Assalamualaikum” : “Walaikumsalam, mangga Pak pinarak!” : “Inggih, maturnuwun. Kados pundi kabaripun!” : “Alhamdulilah, sae, pangestu panjenengan. Kadingaren tindak mriki?” : “Ingkang sepisan badhe silaturohmi, lan kang kaping kalih badhe kepanggih, putramu Arum.” Pak Y : “Inggih matunuwun rawuhipun. Wonten kersa punapa nggih kaliyan Arum?” Pak X : “Anu, kalawingi lare kula dipuntimbali BK. Lha kula badhe takon kaliyan piyambake. Kenging punapa lare kula dipuntimbali BK?” Pak Y : “Oalah, sekedhap nggih. Rum...Arum mrene ndhuk, dipadosi Pak X.” Arum : “Inggih pak” Pak : “Iki lho, Pak X tindak mrene arep ketemu kowe.” Contoh Percakapan telepon Angga : “Hallo, punika leres kaliyan Pak Arif nggih? Pak Arif : “Iya bener, iki Pak Arif, punika sinten nggih? Angga : “Kula badhe mundhut pirsa Pak?” Pak Arif : “Bab apa Ngga?” Pak X Pak Y Pak X Pak Y Pak X



Angga Pak Arif



: “Punapa leres mangke sonten kanca-kanca dipundhawuhi tindak sekolahan, Pak?” : “Bener, apa Angga ora mlebu !



1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis b. Bentuk Instrumen : Tes uraian c. Kisi-Kisi/Soal : No. No Materi Pokok Indikator No. KD Soal 1. 3.4 Teks Siswa mampu 1 dialog/percakapan menceritakan kembali isi dialog



Butir Soal



Kunci Jawaban



Tulisen isi dialog “Sowan Pak RT”!



Kebijaksanan Guru berpedoman pada skor penilaian



Pedoman Penskoran No. 1.



2.



3



Aspek dan Kriteria Kelengkapan  Penggunaan ejaan, tanda baca, istilah-istilah bahasa Jawa lengkap dan mudah dipahami  Penggunaan ejaan, tanda baca, dan istilah bahasa Jawa kurang lengkap dan kurang dipahami  Penggunaan ejaan, tanda baca, dan istilah bahasa Jawa tidak lengkap dan tidak dipahami Kesesuaian isi  Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan ragam bahasa yang santun  Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai dengan ragam bahasa Jawa yang santun  Data (kalimat) tidak mendukung atau kurang sesuai dengan ragam bahasa Jawa yang santun Kerapian  Penulisan sangat rapi dan tidak terdapat coretan yang berarti  Penulisan kurang rapi dan sedikit coretan yang berarti  Penulisan tidak rapi dan banyak coretan yang berarti



Skor 30 20 10



30 20 10 30 20 10



Perhitungan Nilai Akhir (Skor Tercapai x 10) : 9 2. Penilaian Keterampilan a. Teknik Penilaian : Tes praktik b. Bentuk Instrumen : Tes uji petik kerja dan produk c. Instrumen : Gawea dialog antarane guru lan siswa kanthi tema nyuwun ulangan susulan! Rubrik Penilaian: No Nama Siswa Ketepatan Tata Tulis Unggah-Ungguh Tema 1-20 1-50 1-50 1. ... 2. ...



Jumlah



Mengetahui Kepala Sekolah,



Kota Anda, .................... 2018 Guru Mata Pelajaran,



.................................... NIP ............................



..................................... NIP .............................



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok



: SMP Pancasila 14 Eromoko : Bahasa Jawa : VII/ 2 : 1. Paragraf cerita (Kidang Kencana) huruf Latin 2. Paragraf berhuruf Jawa penerapan sandhangan, pasangan, dan angka Jawa yang tewrdapat kesalahan tulis Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x Pertemuan) A. Kompetensi Inti (KI) 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan kejadian nyata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar



Indikator Pencapaian Kompetensi



4.5 Mengalihaksarakan paragraf Kidang 4.5.1 Mengalihaksarakan satu paragraf cerita Kencana berhuruf Latin ke huruf Jawa. Kidang Kencana 4.5.2 Mencermati kesalahan dalam alih aksara Jawa 4.5.3 Membetulkan alih aksara yang salah



C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. mengalih aksarakan satu paragraf cerita Kidang Kencana Pertemuan 2 Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu: 1. mencermati kesalahan dalam alih aksara Jawa 2. membetulkan alih aksara yang salah



E. Materi Pembelajaran Materi Regular 1. Pasangan Aksara Jawa 2. Sandhangan Wyanjana Materi Remidial Pasangan Aksara Jawa



Materi Pengayaan Bacaan menggunakan aksara Jawa E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Metode : ceramah, penugasan F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media : tayangan aksara Jawa 2. Alat : laptop, LCD dan speaker 3. Sumber Belajar : Pedoman penulisan huruf Jawa, internet, majalah G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 a. Kegiatan Pendahuluan



1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 4. Untuk menarik minat dan menggugah kesadaran siswa agar mencintai dan mengenal budaya Indonesia, siswa diberi sajian tayangan huruf Jawa. b. Kegiatan Inti 4 No. Deskripsi Kegiatan 1 Guru menjelaskan huruf Jawa dan penulisannya dalam paragraf 2



Siswa membaca paragraf huruf



3



Siswa mengalihaksarakan satu paragraf cerita Kidang Kencana



c. Kegiatan Penutup 5. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 6. Siswabersama guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami penulisan paragraf huruf Jawa. 7. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran



Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan 8. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya 9. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 10. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan b. Kegiatan Inti No. Deskripsi Kegiatan 1 Siswa mencermati kesalahan dalam alih aksara Jawa 2



Siswa membetulkan alih aksara yang salah



c. Kegiatan Penutup 11. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran 12. Siswabersama guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami penulisan paragraph berhuruf Jawa 13. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran H. Penilaian Penilaian Keterampilan a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Instrumen



: Tes tertulis : Tes uraian :



Paragraf ing ingisor iki alih aksarakna ing aksara Jawa! Kidang dipuntut wingking dening Raden Rama arsa kacepeng.Kidang nebih.Rama ngetut malih.Kidang mlajeng sangsaya tebih.Rama ngetog karosanipun kanthi nututi mlajeng. Danguning dangu plajenging kidang tebih saking dununging pakuwon. Kunci Jawaban:



?fumugiwndnDk,klmricai=k=asiptRsekS[wwhwujufF[fosKf=kevCn,k if=[a[lokHi=w/niasisikHem[sHnFhzelmHelmMi,[z=[zR=merkHti.ki f=rukMinunTenWirwiriscelkKi=ppnF|n=uzipunTiy=titig.sinTsume xpKb}gsni=Nkif=. Pedoman Penskoran:



Rubrik Penilaian No Nama Siswa 1. 2.



Ketepatan alih aksara 1-90



Tata tulis 1-10



Jumlah



... ...



Mengetahui Kepala Sekolah,



Anis Mardiyati, S.Pd



Eromoko, Januari 2021 Guru Mata Pelajaran,



Dwi Hariyanto, S.E



Lampiran 1 : Materi Pelajaran Pasangan Aksara Jawa Aksara pasangan



Ha



Na



Ca



Ra



Ka



Da



Ta



Sa



Wa



La



Pa



Dha



Ja



Ya



Nya



Ma



Ga



Ba



Tha



Nga



Sandhangan Wyanjana Sandhangan Wyanjana wujude ana 5: a.Cakra wujude gandheng aksara sing dieloni ] b. kered wujude gandheng aksara sing dieloni } c. pengkal wujude gandhengaksara sing dielonid. panjingan wa wujude gandheng karo aksara sing dieloni W e.panjingan la wujude ora gandheng karo aksara sing dieloni L k] : Kra tuladha -------krakal : k]kl\ k} : Kre tuladha -------kreteg : k}teg\ k-: Kya tuladha -------kyai : k-yi kW: kwa tuladha…………kwaci:kWci kL: kla tuladha………...klapa:kLp