RPP KD 3.4 Dan 4.4 Teks Novel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri Banda Aceh Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII/I (Genap) Tahun Ajaran: 2014/2015 Materi Pokok : Teks novel Alokasi Waktu : 4 x 45 menit



1. KI 1 : KI 2 :



KI 3 :



KI 4 :



Kompetensi Inti



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 2.



Kompetensi Dasar dan Indikator A. Kompetensi Dasar 1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyajikan novel 3.3 Mengidentifikasi teks novel baik melalui lisan maupun tulisan 4.3 Mengabstraksi teks novel sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan



B. Indikator 1.2.1



Bersedia menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai



sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui mengidentifikasi stuktur teks dan kaidah bahasa teks novel 2.3.1 Bersedia menunjukan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam pembelajaran teks novel bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali teks novel baik lisan maupun tulis 3.4.1 mengidentifikasi alur 3.4.2 mengiidentifikasi latar 3.4.3 mengidentifikasi penokahan 4.4.1



3.



Meringkas teks novel ( menulis sinopsis novel)



Tujuan Pembelajaran



Setelah pembelajaran ini berakhir, siswa diharapkan: 1.



Besedia menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai



wujud rasa syukur terhadap Tuhan YME memalui pembelajaran teks novel sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi



lisan



dan



tulis



dapat



menunjukan



sikap



santun



dalam



memberikan/menanggapi pendapat orang lain 2. Bersedia menunjukan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam pembelajaran teks novel bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali teks novel baik lisan maupun tulis 4.



5.



Materi Pembelajaran a) Alur dalam novel Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan 2. Metode



: Pendekatan Saintifik : Inkuri dan Diskusi,



6.



Media Pembelajaran a) Contoh sinopsis novel



7.



Alat (1) Laptop (2) LCD Projector



8.



9.



Sumber Belajar 



Internet







Teori Pengkajian Fiksi Burhan Nurgiantoro



Langkah-langkah Pembelajaran



a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit ) (1) Guru membuka pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa bersama (2) Guru memberikan informasi tentang pembelajaran novel yang akan dipelajari siswa (3) Guru bertanya



jawab tentang novel dengan menghubungkannya dengan



pengalaman siswa (4) Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan manfaat tentang pentingnya mempelajari teks novel



b. Kegiatan Inti (90 menit) Mengamati/observasi : (1)



Guru membagikan sebuah sinopsis teks novel yang berjudul “Ayat-



Ayat Cinta” Siswa mengamati teks novel yang dibagikan oleh guru. (2) Siswa membaca teks yang dibagikan guru. Menanya : (1) (2)



Guru bertanya tentang alur dan jenisnya Siswa menyampaikan pemahamannya tentang kaidah alur dalam teks



novel Mengumpulkan informasi: (1) (2)



Guru meminta siswa mengidentifikasi alur dalam teks ayat-ayat cinta Masing-masing membahas materi yang sudah ditugaskan



Mengolah informasi: (1) Setelah siswa berhasil mengidentifikasi alur, siswa mendiskusikan bersama temannya tentang penemuannya (2) Siswa selanjutnya mengembangkan alur tersebut enjadi sinopsis cerita Mengomunikasikan : (1) Beberapa siswa mewakili mempresentasikan hasil menulis sinopsis novel didepan kelas (2)



Teman yang lain memnberikan tanggapan



(3)



Guru memberikan penguatan sekaligus memberi kesimpulan.



c. Kegiatan Penutup (1) siswa bersama guru bersama-sama mengidentifikasi hambatanhambatan yang dialami saat memahami dan tema teks novel (2) Dengan sikap peduli, responsif, dan santun siswa mendengarkan tindak lanjut dan dari guru tentang teks novel



10.



Penilaian



Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik



Bentuk



Pengamatan Sikap



Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik



Tes Tertulis



Tes Uraian



10. Instrumen Penilaian a.



Pengamatan Sikap



(1)



Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa



Disiplin



JawabTanggung



NamaSiswa



Jujur



Sikap Bersyukur



No



Keterangan Skor Nilai



1 2 3



Aminah Aisyah (2) Pedoman Penskoran: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan



Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:



Skor Diperoleh x x 100% = Skor Maksimal Penilaian b.



Penilaian kemampuan dan keterampilan a. b.



No 1



Teknik penilaian Bentuk instrument Indikator Mengidentifikasi jenis pengaluran



2



Menulis sinopsis novel



1 2 3



: tes uraian : rubrik Kriteria



Skor



a. Sangat mampu b. Mampu c. Kurang mampu d. Tidak mampu



1 2 3 4



a. Sangat mampu b. Mampu c. Kurang mampu d. Tidak mampu



1 2 3 4



Keterangan: Skalapenilaiansikapdibuatdenganrentangantara 1 s.d.4 = sangatkurang = kurang = baik



4



= sangatbaik Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:



SkorDiperoleh x 100 SkorMaksimal PenilaianPengetahuan =



Mengetahui,



Banda Aceh, 02 Juli 2014



Kepala SMA Negeri Banda Aceh



Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia



……………………………….



Desi Malasari, S. Pd.



Materi PEMPLOTAN 1.



HAKIKAT PLOT DAN PEMPLOTAN



Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur fiksi yang lain. Pengertian plot dan pemplotan. Hal-hal yang dikemukakan diatas kiranya dapat lebih memperjelas perbedaan antara cerita dengan plot seperti dikemukakan Forster. Namun sebenarnya, kisah yang pertamapun mengandung juga unsur kausalita, walau kausalitas yang lebih bersifa logik dan impilsit. Plot: Misterius Intelektual. Plot sebuah karya fiksi, menurut Forster (1970:94-5), memiliki sifat misterius dan intelektual. Plot menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik yang mampu menarik atau bahkan mencekam pembaca. 2.



PERISTIWA, KONFLIK, DAN KLIMAKS



Peristiwa, konflik dan klimaks merupakan tiga unsur yang amat esensial dalam pengembangan sebuah plot cerita. Eksistensi plot itu sendiri sangat ditentukan oleh ketiga unsur tersebu. a.



Peristiwa



Sejauh ini telah berkali-kali disebut istilah peristiwa dan atau kejadian dalam pembicaraan tentang fiksi, namun belum dikemukakan apa sebenarnya peristiwa itu Peristiwa kaitan adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa penting (baca:peristiwa fungsional) dalam pengurutan penyajian cerita (atau: secara plot).



b.



Konflik



Konflik (conflict), yang notabene adalah kejadian yang tergolong penting (jadi, ia akan berupa peristiwa fungsional, utama, atau kernel), merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek&Warren, 1989:285). c. Klimaks Konfliks dan klimaks merupakan hal yang amat penting dalam struktur Plot, keduanya merupakan unsur utama plot pada karya fiksi. Klimaks menurut Stanton (1965:16), adalah saat konflik telah mencapai tingkat itensitas tertinggi, dan saat (hal) itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya SINOPSIS AYAT-AYAT CINTA



Fahri adalah seorang pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di di Universitas Al-Azhar, Mesir. Syarat menjadi pelajar di Universitas Al-Azhar adalah harus dapat menghapal Al-Quran. Fahri yang merupakan pribadi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan dalam agama Islam tentu saja hapal AlQuran. Nilai-nilai keimanan itulah yang dia dipraktikan dalam kehidupan seharihari. Meskipun ia tinggal di sebuah rumah susun tanpa sanak keluarga dari Indonesia, namun dia tetap beruntung karena mengenal sebuah keluarga yang begitu baik terhadapnya, keluarga Maria. Maria adalah seorang gadis muda dengan mata yang indah, bulu mata yang begitu menarik, kulit yang putih dan rambut pirang, karena seorang keturunan indo. Walaupun Maria adalah seorang kristiani, tetapi Maria hapal beberapa surat dalam kitab suci Al-Quran. Salah satu surat yang paling dia hapal adalah surat Maryam. Karena Maria seorang kristiani, dia kuliah di salah satu Universitas Kristen terkemuka di Mesir. Pertemuan Fahri dan Maria berawal ketika Fahri pindah ke sebuah rumah satu lantai di bawah rumah Maria. Sejak itu mereka saling mengenal walaupun mereka belum begitu akrab. Fahri begitu kagum terhadap Maria yang selalu menutup auratnya walaupun Maria tidak mengenakan jilbab. Selain itu, Maria adalah gadis yang pintar, apalagi dalam hapalan Al-Qurannya. Dia juga wanita yang lembut, sopan



dan sangat beretika. Suatu hari, saat Fahri tengah berada di luar rumah susun dan berjalan hendak berangkat mengaji ke Musthafawiyah, Maria memanggil Fahri dari kamarnya. Dia menitip jus mangga kesukaannya dengan memberikan uang kepada Fahri lewat keranjang yang dia turunkan dari kamarnya. Begitulah kebiasaan wanita Mesir. Ketika mereka sedang tidak ingin keluar dari rumahnya untuk membeli sesuatu pada pedagang yang lewat, mereka menurunkan keranjang kecil dari rumahnya yang telah berisi sejumlah uang untuk pembayaran, lalu pedagang itu akan memberikan barang yang diinginkan oleh pembelinya. Fahri begitu terkejut ketika dia telah selesai mengaji seperti biasanya, Ustad Jamal ,guru mengajinya, bertanya kapan dia akan menikah. Ustad Jamal hendak menjodohkan Fahri dengan keponakannya. Fahri diajak untuk ta’aruf, yaitu salah satu kebiasaan di Mesir sebelum menikah, keluarga kedua pasangan mengadakan ta’aruf(perkenalan). Fahri menyetujui untuk melakukan ta’aruf di rumah Ustad Jamal beberapa hari kemudian. Suatu waktu lewat tengah malam, terdengar suara keributan dan teriakan seorang wanita di rumah susun itu. Meskipun teriakan dan tangisan gadis itu begitu histeris, namun tak ada seorang pun yang berani keluar rumah karena mereka tahu keributan itu berasal dari keluarga Bahadur yang sedang menyiksa anaknya, Noura. Namun, Fahri adalah pemuda yang sangat lembut perasaannya. Tetapi, tidak mungkin dia yang menolong Noura, karena dia berpikir hal itu hanya akan mengundang fitnah terhadap dirinya. Akhirnya, Fahri menghubungi Maria lewat handphone-nya dan Maria menuruti kata-kata Fahri untuk menolong Noura dan menyembunyikan Noura di rumah temannya Maria. Tiba saatnya dimana Fahri menyetujui untuk melakukan ta’aruf dengan seorang wanita yang akan dijodohkannya. Fahri pergi ke Musthafawiyah terlebih dahulu untuk bertemu dengan Ustad Jamal lalu pergi ke rumahnya. Ketika wanita yang hendak dijodohkan dengannya masuk ke ruang tamu Ustad Jamal, Fahri yang tengah duduk di ruangan itu langsung melihat ke arah wanita itu. Ketika wanita tersebut membuka cadarnya, Fahri merasa kaget sekali karena wanita itu pernah ia temui sebelumnya dikereta bawah tanah ketika suatu saat dia pulang dari Musthafawiyah. Aisha nama wanita bercadar itu.Saat Fahri menyetujui untuk



menikah dengan Aisha dan mereka telah menetapkan tanggal pernikahannya serta membuat undangan pernikahan. Nurul yang merupakan seorang mahasiswi dari Indonesia dan telah mengenal Fahri cukup lama merasa sangat sedih bahkan sikapnya terhadap Fahri berubah karena ternyata Nurul menyukai Fahri. Di sisi lain, Fahri yang menganggap Maria sebagai sahabatnya, dia ingin Maria dapat menghadiri pernikahannya, namun saat Fahri mendatangi rumah Maria, rumahnya kosong, karena Maria sedang pergi ke rumah neneknya bersama keluarganya. Baru saja Fahri menikah beberapa waktu lalu dengan Aisha, Fahri di tangkap oleh polisi karena penuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Padahal Fahri tidak perna hmenyentuh Noura, walaupun hanya sekedar berjabat tangan. Di saat itu pula Maria telah kembali ke rumahnya, dan Maria merasa sangat sedih begitu mengetahui rumah Fahri telah kosong karena Fahri pindah ke rumah istrinya, Aisha. Aisha yang begitu kebingungan menghadapi permasalahan ini, dia hendak meminta bantuan Ustad Jamal untuk membebaskan Fahri, karena Noura pernah mengirim surat kepada Fahri melewati Ustad Jamal dimana isi surat tersebut menjelaskan mengenai semua peristiwa malam mengenaskan saat Noura diusir dari rumah Bahadur. Namun, sayang Ustad Jamal telah meninggal dan surat dari Noura puntidak ditemukan oleh istri Ustad Jamal di rumahnya. Satu-satunya saksi yang dapat membantu membebaskan Fahri saat itu adalah Maria. Namun, Maria pun sedang terbaring koma di rumah sakit akibat kecelakaan.Aisha yang begitu ingin membebaskan Fahri dari penjara, dia meminta Fahri datang ke rumah sakit untuk menikahi Maria agar Maria dapat disentuh oleh Fahri, karena Aisha tahu Fahri tidak akan berani menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Fahri menolak pernikahan itu, tapi Aisha memaksanya. Akhirnya Fahri menikahi Maria dan menemaninya dengan harapan Maria akan sadar sebelum Fahri kembali ke penjara. Namun, Maria belum sadar-sadar juga sedangkan Fahri harus menghadapi persidangan keesokan harinya.Saat semua saksi memberatkan Fahri sebagai tersangka pemerkosaan terhadap Noura dan hakim akan memberikan keputusan bahwa Fahri akan dijatuhi hukuman sesuai apa yang dituduhkan padanya, tiba-tiba saja Maria datang bersama seorang wanita yang mendorong kursi rodanya. Maria yang membawa bukti-bukti kuat meyakinkan hakim dan seluruh orang yang ada di persidangan itu bahwa bukan Fahri yang melakukan perbuatan hina itu. Kesaksian Maria tidak



dapat dibantah lagi oleh Noura karena Maria adalah orang yang menolong Noura pada malam itu, dan akhirnya Noura mengaku bahwa Noura di suruh memfitnah Fahri oleh ayah tirinya, Bahadur,yang telah melakukan perbuatan hina itu pada Noura. Akhirnya, Fahri dibebaskan dari penjara dan kesehatan Maria pun mulai membaik, juga Aisha pun sedang mengandung anak dari Fahri. Saat Aisha di rawat dirumah sakit karena usia kandungannya sudah mendekati kelahiran, saat itu pula Maria dirawat di rumah sakit karena penyakitnya yang semakin parah. Suatu malam Maria bermimpi bertemu dengan Ibunda Maryam, sosok yang diceritakan dalam surat Maryamyang dia hapal dan selalu di bacakan olehnya. Ketika terbangun, dia meminta agar Aisha dan Fahri membimbingnya untuk masuk Islam, lalu Maria berwudhu dan kembalitidur. Namun, di tidurnya yang kali ini Maria tidak bangun lagi untuk selama-lamanya. Maria meninggal dalam keadaan Islam. Sumber http://www.yadi82.com/2012/09/sinopsis-novel-ayat-ayatcinta.html#ixzz36AzzWlUM CARA MERINGKAS YANG BAIK Meringkas buku adalah kegiatan mencatat dari hal-hal yang di anggap penting dalam sebuah buku. Ringkasan di susun berurutan seperti tulisan aslinya. Kegunaan meringkas buku adalah untuk menguasai isi yang terdapat dalam teks asli, namun singkat dan padat.



Meringkas buku bisa dibilang susah-susah gampang. Bagi yang sudah berpengalaman meringkas buku bukanlah pekerjaan yang sulit, tapi bagi pemula ini bisa menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Bagi pemula biasanya akan bertanya-tanya “mana yang harus



saya tulis, karena saya pikir semuanya adalah penting”, sehingga tidak jarang mereka



menulis semua apa yang ada di dalam buku. Kalau demikian berarti kita tidak meringkas melainkan menyalin.



Bentuk-Bentuk Ringkasan 1. Sinopsis. 2. Rangkuman. 3. Intisari/Abstrak.



4. Singkatan (precis). 5. Cernaan (digest).



Kegiatan meringkas ini dilakukan dengan berbagai tujuan, bisa karena tugas kuliah



ataupun keinginan kita sendiri. Kalau untuk keperluan sendiri, kita mungkin bisa lebih selektif, tapi kalau ini adalah tugas maka, kita perlu cara yang jitu agar tugas yang kita kerjakan bisa selesai tepat waktu.



Untuk dapat meringkas buku dengan baik, ada beberapa tips meringkas buku yang efektif untuk mendapatkan hasil ringkasan yang baik dan bermanfaat. Diantaranya adalah sebagai berikut:



1.Membaca Naskah Asli Langkah awal yang harus dilakukan dalam meringkasan yaitu harus membaca



naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis



juga



perlu



mengetahui



maksud



pengarang



dan



sudut pandang



pengarang. Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar is idapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki



hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan



sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan. 2.Mencatat Gagasan Utama Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang



harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian d e m i b a g i a n , a l i ne a d e m i a l i n e a s a m b i l me n c a t a t g a g a s a n - g a g a s a n p e n ti n g y a n g tersirat dalam bagian atau alinea itu dengan menggarisbawahi atau dicatat. 3. Mengadakan Reproduksi



Dari langkah kedua diatas, langkah selanjutnya adalah menyusun ringkasan tersebut sesuai dengan urutan yang terdapat dalam naskah asli. Akan tetapi untuk menyusun ringkasan



tersebut, hendaknya menggunakan kata-kata baru sesuai dengan pilihan kata yang kita inginkan. Agar hasil ringkasan sesuai dengan yang kita harapkan. Serta ringkasan mudah kita pahami kembali saat kita lupa. Satu hal penting lainnya yaitu kalimat penulis asli



hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat 4. Ketentuan Tambahan Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik. a. Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. b. Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja. c. Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. d. Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.



e. Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan. f.



Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan



sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang



pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.



g. Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada.