4 0 1 MB
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RANCANGAN BAHAN
DISUSUN OLEH :
KUSTIN ANDRIYANTI, S.Pd.
SMK NEGERI 5 MALANG 2019
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 KOTA MALANG
(STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL ) Jl. Ikan Piranha Atas, Malang 65142 Tlep (0341) 478195, Fax (0341) 477087
E-mail : [email protected] http : www.smkn5malang.sch.id
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMK Negeri 5 Malang
Program Keahlian
: Tata Busana
Mata Pelajaran
: Pembuatan Busana Custome Made
Sub Materi
: Rancangan bahan
Kelas / Semester
: XII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2019 - 2020
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung- jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) gaun (busana pesta)
IPK 3.5.1. Menjelaskan pengertian merancang bahan IPK 3.5.2. Menjelaskan cara merancang bahan IPK 3.5.3.Menjelaskan tujuan merancang bahan IPK 3.5.4. Menentukan alat dan bahan yang dipergunakan dalam merancang bahan IPK 3.5.5. Mengidentifikasi langkah membuat rancangan bahan
4.5 Membuat rancangan bahan (lab sheet) gaun (busana pesta)
IPK 4.5.1. Menyiapkan alat dan bahan membuat rancangan bahan IPK 4.5.2. Membuat rancangan bahan busana pengantin (pengantin)
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran dengan model Project Based Learning (PJBL)peserta didik dapat : 1. Menjelaskan pengertian merancang bahan dengan tepat secara mandiri, 2. Menguraikan tujuan/kegunaan rancangan bahan dengan tepat, 3. Mengidentifikasi 3 macam cara merancang bahan dengan tepat dan teliti, 4. Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam merancang bahan dengan tepat dan mandiri, 5. Membuat rancangan bahan sesuai langkah-langkah secara tepat dan bertanggungjawab D. Materi Pembelajaran 1. Faktual
: Membuat rancangan bahan
2. Konseptual
: Pengertian merancang bahan Macam-macam cara merancang bahan Tujuan merancang bahan
Alat dan bahan merancang bahan 3. Prosedural
: Langkah kerja membuat rancangan bahan.
E. Pendekatan, Strategi, Model, dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Saintifik
2. Model Pembelajaran
: Project Based Learning (PJBL)
3. MetodePembelajaran
: Ceramah, diskusi kelompok, Pengamatan, tanya Jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Bahan Ajar 1) Media : Powerpoint merancang bahan, contoh rancangan bahan bustier 2) Alat
: Laptop, LCD, gunting, alat tulis, lem, skala, pensil/bolpoint merah-biru
3) Bahan
: Pecah Pola bustier dan rok 1/2 lingkaran, Kertas coklat/HVS, kertas dorslag.
G. Langkah Kegiatan / Skenario Pembelajaran Kegiatan
Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Sintak
Waktu 5 menit
Pembukaan Guru memberi salam, membimbing doa dan mengecek kesiapan siswa,kehadiran, kondisi kebersihan dan kerapihan kelas Siswa menjawab salam, siap mengikuti pembelajaran
dengan
diawali
berdoa
bersama, dan menginfokan teman yang tidak hadir
Review Siswa memperhatikan dan merespon informasi yang disampaikan guru tentang materi sebelumnya pembuatan pola gaun pengantin
Motivasi Guru memotivasi secara komunikatif dengan menampilkan video merancang gaun pengantin untuk memacu semangat belajar Siswa. Apersepsi Guru melakukan apersepsi keterkaitan materi merancang bahan gaun pengantin Siswa menyimak penjelasan apersepsi oleh guru Inti
Fase 1 : Penentuan pertanyaan
Mengamati Siswa mengamati gambar/slide PPT yang ditayangkan oleh guru tentang Pengertian
mendasar
merancang
bahan,
cara
merancang
bahan, tujuan merancang bahan, alat dan bahan merancang bahan, serta langkah membuat rancangan bahan. Menanya
15 menit
Setelah
mengamati
slide
PPT
pengertian
memahami
siswa
merancang
bahan, cara merancang bahan, tujuan merancang
bahan,
merancang membuat muncul Fase 2 : Mendisain perencanaan
bahan, rancangan
rumusan
alat
dan
serta
bahan langkah
bahan.sehingga,
masalah
“Bagaimana
membuat rancangan bahan?” Mengumpulkan data
10 menit
Siswa membentuk kelompok dengan jumlah 6 orang untuk membahas tema yang sudah
proyek
ditetapkan
(membuat
rancangan
bahan
busana pengantin) dengan melihat dan membaca langkah kerja yang ada pada PPT.
Siswa
secara
berkelompok
menyusun
rencana pembuatan rancangan bahan busana pengantin dengan bahan utama, bahan furing, dan bahan pelapis sesuai dengan desain .
Fase 3 :
Guru menentukan waktu yang dibutuhkan
Menyusun
dalam menyelesaikan pembuatan kemasan
jadwal
busana anak Siswa
35 menit
memecahkan
masalah,
membagi
peran, membagi pekerjaan dalam kelompok, Fase 4 :
dan memperjelas tugas kelompok Mengasosiasi
Memonitor
Siswa
peserta didik
secara
berkelompok
membuat
ranvcangan bahan sesuai dengan desain Guru memonitor kemajuan siswa dalam membuat
rancangan
memberikan
saran
pembuatan Fase 5 : Menguji hasil
serta
kritik
terkait
dan
rancangan
pengantin. Siswa menguji
bahan
hasil
bahan dari
5 menit
busana
pembuatan
rancangan bahan utama, bahan furing, dn bahan pelapis busana pengantin
dengan
berkonsultasi kepada guru Guru
memberi
saran
pembuatan
rancangan
pengantin,
siswa
pembuatan
rancangan
pengantin
terhadap bahan
mulai
sesuai
busana
berdasarkan
Fase 6 :
rencana yang sudah disusun Mengkomunikasikan
Mengevaluasi
Siswa mempresentasikan hasil pembuatan
hasil
5 menit
busana
mengerjakan
bahan
desain
hasil
rancangan bahan utama, bahan furing, dn bahan pelapis busana pengantin
dengan
perwakilan berkelompok
10 menit
Guru mengevaluasi secara garis besar hasil dari praktek membuat rancangan bahan utama, bahan furing, dn bahan pelapis busana pengantin yang dibuat siswa secara Penutup
berkelompok Guru membimbing
siswa
materi pembelajaran
menyimpulkan
membuat rancangan
bahan utama, bahan furing, dn bahan pelapis busana pengantin Siswa
aktif
pembelajaran
menyimpulkan
materi
membuat rancangan bahan
utama, bahan furing, dn bahan pelapis
5 menit
busana pengantin Guru
menyampaikan
sekilas
materi
selanjutnya yang akan dipelajari Siswa menyimak penjelasan guru Guru menutup pelajaran dan memberi salam Siswa menjawab salam
H. Sumber Belajar Aprilia,A, 2012. The Art of Kebaya, PT Gramedia Pustaka, Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008. Modul Tata Busana , Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Internet : Fanny, 2018. Belajar merancang bahan dan harga, https://www.fesyendesign.com/belajar-merancang-bahan-dan-harga/ (diakses tanggal 6 Agustus 2019) Rinartati,A, 2018. Modul Pembuatan Busana Costume Made untuk kelas XI, School of fashion & Garment Production, Surabya. I. Penilaian Hasil Belajar No
Kompetensi Dasar
1.
4.5 Membuat rancangan bahan (lab sheet) gaun (busana pesta)
Teknik Penilaian - Tes kinerja
Bentuk Instrumen
Waktu Penilaian
- Rubrik
- Presentasi Kelompok - Hasil rancangan bahan siswa
J. Rencana Tindak Lanjut Hasil Penilaian (Remedial dan Pengayaan) No
Pembelajaran
1.
Remedial
2.
Pengayaan
Kegiatan - Dilaksanakan untuk siswa yang mendapatkan nilai evaluasi kurang dari 75 melakukan bimbingan khusus untuk membuat rancangan bahan busana pengantin hingga tepat. - Dilaksanakan untuk siswa yang mendapatkan nilai di atas 95 untuk dapat membuat pecah pola besar busana pengantin sesuai desain masing-masing.
Mengetahui,
Malang, 02 September 2019
Guru Pamong,
Guru PPLPPG,
Dra.Umi Kulsum, M.Pd.
Kustin Andriyanti, S.Pd.
NIP. 19650624 199601 2 001
NIM. 193151735212
LAMPIRAN 1: HAND OUT MATERI
HAND OUT MATERI MERANCANG BAHAN
DISUSUN OLEH :
KUSTIN ANDRIYANTI, S.Pd
MERANCANG BAHAN A. PENGERTIAN MERANCANG BAHAN
Merancang bahan adalah membuat rancangan mengenai bahan yang akan dipergunakan untuk memproduksi suatu model pakaian. Menghitung banyaknya bahan yang diperlukan dalam membuat suatu model pakaian. Merancang bahan sangat diperlukan untuk mendapatkan efisiensi bahan, memastikan kebutuhan bahan minimum yang diperlukan sehingga menghindari terjadinya kekurangan bahan atau pun pemakaian bahan yang berlebih. Caranya adalah dengan menyusun pola yang telah diberi kampuh di atas bahan dan diatur sehingga menghasilkan pemakaian bahan yang sehemat mungkin dengan tetap memperhatikan arah serat dan motif bahan. B. CARA MERANCANG BAHAN Terdapat dua cara merancang bahan, yaitu: 1. Merancang bahan secara global, 2. Merancang bahan dengan mempergunakan pola-pola kecil yaitu : a. Dengan cara manual b. Dengan tehnik marker (untuk Industri)
1) Merancang Bahan Secara Global Merancang bahan secara global adalah menghitung kebutuhan bahan untuk membuat suatu model pakaian dengan menghitung panjang pakaian yang akan dibuat (mis: blus, gaun, rok, celana panjang kemeja) ditambah panjang lengan (lengan panjang atau pendek, jika pakaian yang akan dibuat menggunakan lengan), berikut kampuhnya. Contoh menghitung bahan secara global Pada umumnya, lebar bahan yang terdapat di pasaran yaitu 90cm, 100cm, 110cm, 115cm, 120cm, atau 150cm, yang semuanya dapat dipergunakan untuk membuat pakaian. Permasalahannya adalah berapa panjang kain yang diperlukan. Untuk itulah kita perlu membuat suatu rancangan bahan. Contoh 1 : Merancang bahan untuk sebuah blus berlengan panjang Untuk membuat sebuah blus lengan panjang diperlukan bahan dengan lebar 90 cm sampai 110 cm, Perhitungan kebutuhan bahannya adalah : • diperlukan dua kali panjang blus yang dikehendaki, • satu kali panjang lengan yang dikehendaki, ditambah kelebihan kelim dan kampuh. Misalnya, panjang blus 56 cm, ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm untuk kelim dikalikan dua (56 +2+4) x 2 = 124 cm ditambah satu kali panjang lengan (54cm) ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm untuk kelim. 54 + (2+4) = 60 cm Jadi jumlah bahan yang diperlukan adalah 124 cm + 60 cm = 184 cm atau 1,84 m.
2) Merancang Bahan dengan Pola Kecil
Pada penghitungan secara global/kasar, terkadang hasilnya kurang memuaskan. Kita harus memperhitungkan model pakaian dan motif kainnya. Dengan demikian dapat terjadi kekurangan atau kelebihan bahan karena kurang teliti dalam memperhitungkan kebutuhan bahan. Kekurangtelitian ini di antaranya adalah karena kurang memperhatikan motif bahan, postur tubuh orang, atau kurang memperhitungkan bahan-bahan pelapis atau penunjang lain yang dipergunakan untuk membuat model pakaian. Agar dapat membuat rancangan bahan secara tepat maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat rancangan bahan dengan membuat pola-pola kecil. Merancang bahan menggunakan pola-pola kecil adalah membuat rancangan bahan berdasarkan pola yang sudah diubah sesuai model dengan menggunakan skala kecil. Pola kecil berasal dari pola sesungguhnya yang dibuat dengan skala kecil. Pada umumnya skala yang dipergunakan adalah skala 1:4, skala 1:6, dan skala 1:8. a. Dengan cara manual Langkah pertama sebelum membuat perencanaan adalah: 1. Mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan model yang dikehendaki atau telah ditentukan. 2. Membuat semua pola-pola bagian busana termasuk lapisan-lapisan yang diperluan sesuai model pakaiannya. 3. Mengutip tiap-tiap bagian pola tersebut menggunakan kertas dorslag 4. Menggunting tiap-tiap bagian pola yang telah dikutip di kertas dorslag 5. Mempersiapkan kertas payung (yang dianggap sebagai fragmen bahan) dengan lebar sesuai dengan ukuran lebar bahan yang dibutuhkan (misalnya 90 cm, 110 cm, atau 150 cm dengan menggunakan skala ukuran yang sama dengan yang dipakai untuk membuat pola.) Kertas dilipat dua memanjang apabila model pakaian yang akan dibuat simetris, atau dibentangkan secara keseluruhan jika model pakaiannya asimetris. 6. Susunlah pola-pola kecil di atas kertas payung sehingga mendapatkan pemakaian bahan yang se-efisien mungkin. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata pola, di antaranya adalah: a. Tempelkan pola-pola yang besar terlebih dahulu, baru kemudian polapola yang lebih kecil; b. Letakkan pola sesuai dengan arah serat kain yang benar; c. Atur pola dengan teliti, perhatikan mana yang harus diletakkan pada lipatan kain, pada tepi kain, dan sebagainya d. Perhatikan tambahan kampuh dan kelim yang diperlukan untuk tiap bagian pola Apabila telah menemukan susunan pola yang tepat, maka rekatkan pola tesebut dengan lem sesuai tempatnya. Anda dapat langsung menggunakan pola dengan ukuran sebenarnya dalam penyusunan ini. Dengan menggunakan pola-pola kecil, kita dapat menghitung banyaknya bahan yang diperlukan, sedangkan apabila dengan menggunakan
pola besar langsung, kita dapat mempergunakan bahan yang ada sehemat mungkin. b. Dengan tehnik marker (untuk Industri) Merancang bahan dengan teknik marker adalah merancang bahan yang akan digunakan untuk memproduksi pakaian dalam jumlah besar. Biasanya satu model pakaian dibuat dalam beberapa ukuran (grading) sesuai dengan pesanan. Pola-pola dari berbagai ukuran tersebut diletakkan pada satu lembar kertas marker dengan ukuran sebenarnya. Kemudian diletakkan di atas kain (biasanya tumpukan beberapa lapis kain berdasarkan kapasitas pakaian yang dikehendaki). Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merancang bahan, baik menggunakan pola kecil maupun dengan pola dan bahan sebenarnya, adalah sebagai berikut : 1. Untuk merancang bahan simetris, bahan dapat dilipat memanjang dengan bagian muka kain (bagian baik) berada di dalam, sedangkan untuk model asimetris bahan harus digelar sepenuhnya. 2. Perhatikan arah serat benang. Letakkan pola dengan tepat sehingga garis panah, atau garis yang menunjukkan bahwa garis itu harus terletak pada arah yang lurus, benar-benar terletak sejajar benang lungsinnya. 3. Perhatikan motif bahan, terutama untuk motif searah jangan sampai salah satu bagian terbalik motifnya, demikian pula dengan bahan polos searah (seperti bahan berkilau, berbulu dan koduray), karena jika diletakkan terbalik akan memberikan kesan yang berbeda. Untuk motif bunga besar harus diatur letaknya agar bagian satu dengan yang lain dapat bertemu motifnya, terutama tengah muka ataupun bagian tengah belakang. 4. Untuk bahan dengan motif bergaris, perlu pula diperhatikan garis-garisnya. 5. Untuk motif kotak-kotak sebaiknya pada polanya diberi tanda untuk memudahkan pada saat meletakkannya di atas motif, sesuai dengan garis atau kotaknya. 6. Susun pola di atas bahan dengan efektif untuk mendapatkan kebutuhan kain sekecil-kecilnya tanpa mengabaikan segi keindahan dan arah serat. 7. Jangan lupa tambahan untuk kampuh, biasanya 2 cm, dan tambahan kelim 4 – 5 cm.
C. TUJUAN MERANCANG BAHAN 1. Menghitung banyaknya bahan utama yang diperlukan dalam membuat suatu model pakaian. 2. Menghitung banyaknya bahan pelapis yang diperlukan dalam membuat suatu model pakaian. 3. Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan. 4. Sebagai pedoman waktu menggunting agar tidak terjadi kesalahan. 5. Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan.
D. ALAT DAN BAHAN MERANCANG BAHAN
Alat : Pensil, penggaris, skala, gunting kertas, lem, pensil merah-biru Bahan : Kertas dorslag, kertas coklat E. LANGKAH MEMBUAT RANCANGAN BAHAN a) Langkah-langkah merancang bahan 1. Menyiapkan / menjiplak bagian-bagian pola kecil yang sudah dirubah 2. Melengkapi pola dengan arah serat, tanda pola, dan kampuh 3. Memberi kode pola dan jumlah kebutuhan potongan pada setiap pola 4. Periksa kelengkapan pola (dari bagian terbesar sampai terkecil) 5. Menyiapkan kertas coklat sebagai media bahan atau kain dengan lebar bahan menyesuaikan kebutuhan (garis pada kertas coklat diumpamakan arah serat kain) 6. Meletakkan pola pada kertas coklat dimulai dari pola besar dahulu kemudian pola yang kecil, agar menghemat bahan 7. Meletakkan pola harus mempertimbangkan arah serat dengan motif bahan b) Teknik meletakkan pola pada bahan : 1. Peletakan pola diletakkan searah untuk bahan berkilau, berbulu dan motif searah.
Gambar 1: Rancangan bahan satin/dutches 2. Peletakan pola diletakkan tidak searah/bolak balik untuk bahan tidak berkilau, tidak berbulu, motif serak, dan furing.
Gambar 2: Rancangan bahan bolak balik 3. Rancangan bahan utama dan furing menggunakan bahan utama
Gambar 3: Rancangan bahan utama dan furing
4. Peletakan pola rok 1/2lingkar Lipatan Kain
Panjang kain
Gambar 4: Rancangan bahan rok ½ lingkar
LAMPIRAN 2: LEMBAR KERJA DISKUSI
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 6 orang. 2. Buatlah rancangan bahan pembuatan busana pengantin sesuai desain kelompok pada lembar kerja yang sudah disiapkan! ( Kertas Manila) a) Rancangan bahan utama. b) Rancangan bahan furing (Lining) c) Rancangan bahan pelapis (Interlining) 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
LAMPIRAN 3: INSTRUMEN PENILAIAN
1) LEMBAR KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran
: ...............................................
Materi
: ...............................................
Kelompok
: ...............................................
Keterangan pengisian skor: 5 = Sangat tinggi 4 = Tinggi 3 = Cukup tinggi 2 = Kurang Nilai = Total Skor x 5 Keterangan :
2) LEMBAR PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK PENILAIAN
Ketepatan (waktu)
NAMA SISWA
NO.
5
1 0
15
2 0
Ketepatan meletakkan pola
Tanda pola (arah serat, lipatan, TM-TB)
1 0
1 0
20
30
2 0
30
NILAI
Kebersihan
5
10
15
20
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja No. 1.
Aspek yang Dinilai Ketepatan (waktu)
2.
Jika pengumpulan tepat waktu Jika pengumpulan lebih 5 menit Jika pengumpulan lebih 10 menit Jika pengumpulan lebih diatas 10 menit Jika tidak mengumpulkan Ketepatan meletakkan pola
3.
Jika pola yang besar diletakkan terlebih dahulu Jika pola diletakkan tidak beraturan Jika pola yang kecil diletakkan terlebih dahulu Tanda pola (arah serat, lipatan, TM-TB)
4.
Jika semua pola diberi tanda lengkap pada ketiga bahan (utama, furing,interlining) Jika sebagian pola diberi tanda pada ketiga bahan (utama, furing,interlining) Jika tidak ada satupun pola yang diberi tanda pada ketiga bahan (utama, furing,interlining) Kebersihan Rancangan (3 bahan) dalam keadaan bersih Terdapat kotoran 1-25% pada rancangan (3 bahan)
Skor Skor Maks 20 20 15 10 5 0 Skor Maks 30 30 20 10 Skor Maks 30 30 20 10 Skor Maks 20 20 15
Terdapat kotoran 26%-50% pada rancangan (3 bahan) Terdapat kotoran lebih dari 50% pada rancangan (3 bahan) JUMLAH SKOR Nilai = skor yang diperoleh x100 skor total Predikat penilaian: Sangat Baik Baik Cukup Kurang
= 91 – 100 = 75 – 90 = 60 – 74 = < 60
3) INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP ( PSIKOMOTORIK) Pedoman pengamatan sikap sosial Nama Peserta didik
: ............................................................
Kelas/ No Absensi
: ............................................................
10 5 100
Tanggal pengamatan
: ............................................................
Materi Pokok
: Bentuk Busana Blus
No 1 2 3 4 5
Aspek Pengamatan
1
Skor 2 3
4
Aktif dalam kerja kelompok Suka menolong teman/orang lain Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan Rela berkorban untuk orang lain Mau memaafkan kesalahan kesalahan orang lain Jumlah skor
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = Sering,apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Petunjuk penskoran Skor akhir menggunakan skala 1- 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Skor yang diperoleh Skor Akhir =
X4 Skor maksimal
Sangat baik
: apabila memperoleh skor 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik
: apabila memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup
: apabila memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang
: apabila memperoleh skor ≤ 1,33
Perumusan indikator Tabel konversi dari skor (1 - 100) ke (1 - 4) INTERVAL SKOR 96-100 91-95 86-90
HASIL KONVERSI 4,00 3,66 3,33
PREDIKAT A AB+
KRITERIA SB B
81-85 75-80 70-74 65-69 60-64 55-59 ≤ 54
3,00 2,66 2,33 2,00 1,66 1,33 1,00
B BC+ C CD+ D
C K