Rukti Jenazah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dona
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengajian – Tuntunan Praktis Merawat Jenazah Editor: Dona Devina



Dosen: Alfis Khoirul Khisoli, S. Kom.I, M. S. I



Materi yang terkait: -



Adab Menjenguk Orang Sakit Sakaratul Maut Adab Mendampingi Sakaratul Maut Pasca Meninggal



Adab Menjenguk Orang Sakit 1. Mengucapkan salam



2. Memberi Kabar Gembira



3. Memberi Nasihat



4. Tidak Mengatakan Sesuatu Kecuali yang Baik-baik



5. Mendoakan



6. Membatasi banyaknya pengunjung 7. Membuat suasana tenang 8. Tidak membawa/memberi makanan untuk orang sakit yang dilarang



Datangnya Kematian Menurut Alquran -



Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian



Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QSAliImran,3:154) -



Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung dibalik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini



-



Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar



-



Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat



Mengerikannya Proses Sakaratul Maut Diantara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut:



“Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata ‘rasakan olehmu siksa neraka yang membakar’ (niscaya kamu akan merasa sangat nyeri)” (QS Al Anfal: 50)



-



Ketika kematian itu datang kepada seorang manusia, rasanya seperti seribu pukulan pedang atau lebih dahsyat



-



-



-



Ali bin Abi Thalib juga mengatakan: “Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, seribu tebasan pedang adalah lebih ringan daripada kematian di atas tempat tidur.” Imam Ghozali; mengutip Atsar Al Hasan: “Demi Allah, seandainya jenazah yang kalian tangisi bisa berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut dan mulai menangisi diri kalian sendiri.”



Ka’b al-Ahbar berpendapat: “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa.”



Pendampingan Kerohanian Saat Sakaratul Maut 1. Mentalqinkan



2. Mendoakan & Berkata Baik



3. Berbaik Sangka



4. Membaca Yasin



5. Membasahi dengan air (tenggorokan & bibir) “Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.” (Al-Mughni:2/450 milik Ibnu Qudamah) 6. Menghadapkan orang yang sakaratul maut kearah kiblat



Adab Memperlakukan Orang yang Telah Meninggal 1. Memejamkan Mata



2. Melemaskan dan Meluruskan Tubuh Jenazah



3. Letakkan ke dua tangan (sedekap) diatas dada lalu di ikat 4. Ditutup muka wajahnya dan seluruh tubuhnya



5. Mengucapkan kalimat tarji’



6. Mendoakan jenazah 7. Melepas pakaian yang melekat di badannya



Nb, Dilakukan sahabat ketika mau mensucikan 8. Mendoakan



Menyebarluaskan berita kematiannya, mempersiapkan keperluan perawatan jenazah, keluarga terutama ahli waris segera menyelesaikan hak insani 9. Menyegerakan pemakaman



10. Melunasi hutang dan menjalankan wasiat



Hal-hal yang Haram Dilakukan Oleh Kerabat Mayyit 1. Meratapi Jenazah



2. Memukul-mukul pipi dan merobek baju



“Bukanlah dari golongan kami orang yang memukul-mukul pipi (ketika ditimpa musibah) dan yang merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan Jahiliyyah.” Muttafaq‘alaih: Shahiih al-Bukhari (Fat-hulBaari (III/163,no.1294)), Shahiih Muslim (I/99,no.103), Sunanat-Tirmidzi (II/234,no.1004), Sunanan-Nasa-i(IV/19). 3. Menggundul



4. Mengurai Rambut



Rukti Jenazah; Memandikan, Mengkafani, Mensholatkan, Menguburkan Hukum Merukti Jenazah -



Hukum memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan Jenazah Merupakan Fardhu kifayah, yang mana jika telah dilakukan orang lain maka sebagian lain tidak menanggung dosa



Syarat orang yang memandikan jenazah -



Muslim, berakal sehat dan baligh. Niat karena Allah Terpercaya, amanah (menjaga kerahasiaan yang ada pada jenazah), mengetahui hukum mensucikan jenazah. Laki-laki bila jenazahnya laki-laki, perempuan bila jenazahnya perempuan, kecuali bila jenazahnya masih anak-anak. Kalau tidak ada orang sejenis, maka jenazahnya ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan lapis tangan. Suami boleh memandikan jenazah isterinya dan sebaliknya.



Syarat Jenazah yang dimandikan: -



Muslim Ada wujud (tubuh walau sebagian) Bukan yang mati syahid



Hal-hal yang perlu disiapkan -



Tempat tertutup (ruang untuk memandikan) Papan untuk memandikan (miring) Air bersih yang suci



-



Air sabun/ air bidara Air kapur barus Sampo untuk rambut kepala Ember untuk air dan kain kotor Kain sobekan untuk menggosok Kain basahan untuk menutup aurat Kain handuk APD



Cara memandikan Jenazah: -



Niat Karena Allah Perukti menggunakan APD lengkap. Jenazah tempatkan ditempat pemandian yang tertutup. (membujur keutara, kepala diutara kaki diselatan) Lepas pakaian jenazah dan tutupi auratnya dengan kain basahan. Perutnya diurut (ditekan) agar kotoran tuntas keluar. Kemudian gigi, mulut dan hidungnya dibersihkan. Memulai menyiram anggota wudlu terlebih dahulu (bukan mewudhukan), dengan mendahulukan anggota sebelah kanan. Menyiram seluruh tubuh hingga rata dengan bilangan ganjil 1,3,5,7 atau sesuai dengan kebutuhan. Menggosok seluruh tubuh dengan air sabun dan mengkramasi rambut kepala dengan sampo. Bilas hingga bersih Miringkan jenazah (kekiri) unt membersihkan bagian kanan dari belakang tubuh jenazah & sebaliknya. Bersihkan kuku2 jari tangan dan kaki. Menyiram seluruh tubuh dengan air bersih hingga merata Menyiram air bidara/ kapur barus untuk terakhir kalinya. Keringkan jenazah dengan Handuk Bila jenazahnya masih mengeluarkan cairan boleh dibunteti dengan perban/ plastik.



Perhatian: -



-



Adanya kaki palsu, tangan palsu, mata palsu, gigi palsu tidak mempengaruhi mayat (boleh dicopot dan boleh tidak dicopot) baik pada waktu dimandikan maupun pada waktu dikuburkan. Adapun gigi palsu dari emas boleh dilepas untuk dimanfaatkan. Untuk jenazah wanita setelah dimandikan rambutnya dipintal menjadi tiga. Boleh memakai wangi-wangian.



-



Tidak boleh menganiaya mayat (memotong kuku, rambut dsb.). Orang meninggal dalam peperangan (Syahid) cukup dimakmkan dengan pakaiannya tanpa dimandikan, kafani & disholatkan. Meninggal syahid karena lahiran, tenggelam, longsor (selainperang) dimandikan seperti biasa. Jika meninggal dalam kondisi berIkhram, dirukti biasa tanpa di beri wangi2an Jenazah umur 4 tahun keatas dirukti biasa



Mengkafani Jenazah



Cara mengkafani jenazah:



Tata Cara Mensholatkan Jenazah Syarat-syarat orang yang mensholatkan jenaazah:



Syarat-syarat jenazah yang di sholatkan: 1. Orang islam 2. Telah dimandikan dan dikafani 3. Jenazah berada di arah kiblat orang yang mensholatkan



Cara Sholat Jenazah Pertama:



Kedua:



Tata Cara Menguburkan Jenazah Adapun cara mengubur mayat adalah sebagai berikut: Sesudah mayat itu disholatkan, antarlah kepemakaman dengan segera, boleh dengan tenaga manusia ataupun dengan kendaraan. Dan iringkanlah dengan diam. Bagi yang berjalan kaki, berjalanlah disekelilingnya, dan kuburkanlah mayat itu dalam lubang dan kuburkanlah mayat itu dalam lubang yang baik dan cukup dalam