Sabtu Bersama Bapak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SABTU BERSAMA BAPAK



Oleh



: Adhitya Mulya



Nama



: M Farel Aristo Hamid



Kelas



: X IPS.2



Guru Pembimbing



: Yusnita S.Pd



SMA NEGERI 1 PALEMBANG TAHUN AJARAN 2018



I.



Identitas Buku Judul Buku Penulis Penerbit Tahun Tebal Harga buku



II.



: Sabtu Bersama Bapak : Adhitya Mulya : Gagasmedia : 2014 : 277 halaman : Rp.69.000,00



Sinopsis “Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan. “Ini Bapak. Iya, benar kok, ini Bapak. Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra. **** Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian. Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian. Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian. Ingin tetap dapat mengajarkan kalian. Bapak sudah siapkan. Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban. I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance. Bapak ada di sini. Di samping kalian. Bapak sayang kalian.” ****



Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka. III.



Kelebihan dan Kekurangan Buku a. Kelebihan/Keunggulan Novel Sabtu Bersama Bapak ini sarat akan nilai kekeluargaan yang tinggi. Ceritanya sangat menarik karena selain kekeluargaan ada juga kisah tentang percintaan. Bahasa yang digunakan sangat sederhana jadi mudah untuk dipahami pembaca. Novel ini mengandung banyak sekali pelajaran, yaitu bagaimana menjadi orang tua yang baik, dan membesarkan anak dengan baik.



b. Kelemahan/Kekurangan Novel Novel sabtu bersama bapak ini banyakmenggunakan ungkapan atau istilah asing,yang belum tentu semua orang dapat memahaminya. c. Unsur Intrinsik Unsur Intrinsik Novel 1.



Tema



Novel yang berjudul Sabtu Bersama Bapak ini mengangkat tema kekeluargaan. hal ini dapat dilihat dalam isi novel yang sebagian besar menceritakan bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak. Selain tema kekeluargaan, novel ini juga memiliki tema sampingan, yaitu percintaan. Hal ini terlihat dalam isi novel yang menceritakan kisah cinta Cakra.



2.



Alur



Novel yang berjudul Sabtu Bersama Bapak menggunakan alur campuran. Dapat dilihat dalam novel alur maju mundur dimulai dari tahun 1976 kemudian maju hingga tahun 2000-an, kemudian kembali lagi tahun 1990-an dan maju lagi tahun 2012. Biasanya diawal bab dituliskan tahun peristiwa itu terjadi. Seperti pada halaman 3 novel tersebut, diawal bab dituliskan Januari, 1993.



3.



Penokohan



Terdapat beberapa tokoh utama dalam novel Sabtu Bersama Bapak yaitu Gunawan Garnida, Itje Garnida, Satya Garnida, dan Satya Garnida. 1. Gunawan Garnida merupakan sosok ayah yang diidolakan anak-anaknya. Beliau merupakan sosok ayah yang bertanggung jawab dan patut untuk ditiru, walaupun dia tahu usianya tidak lama lagi tapi dia tetap berusaha untuk mempersiapkan masa depan anakanaknya dengan membuat vidio yang berisi nasihat dan pelajaran baik. 2. Itje Garnida merupakan sosok ibu yang sangat tangguh, walaupun dia sudah ditinggal suaminya dan harus merawat kedua anaknya dengan bekal yang sudah disiapkan almarhum suaminya. 3. Satya Garnida merupakan anak sulung dari Gunawa Garnida dan Itje Garnida, Satya memiliki sikap yang dewasa, cerdas, pekerja keras dan disiplin tinggi. Terlihat ketika dia memperlakukan anak-anaknya supaya menjadi orang yang cerdas seperti dia. 4. Cakra Garnida merupakan anak bungsu dari pasangan Gunawan dan Itje bisa dibilang Cakra adalah tuna asmara. Walaupun dia sudah memiliki pekerjaan yang layak, sudah memiliki rumah sendiri tapi dia tidak



5.



6.



7.



8.



9.



4.



memikirkan untuk memiliki seorang pendamping hidup. Dia hanya mementingkan karirnya sampai ibunya menjodohkan dia dengan anak teman ibunya. ü Rissa merupakan istri dari Satya Garnida, Rissa memiliki sifat penyabar dalam menghadapi suami yang begitu disiplin dan keras kepala, Dia juga sangat penyayang terhadap suami dan ketiga buah hatinya, Ryan, Miku, dan Dani merupakan buah hati dari Satya dan Rissa, mereka bertiga sangat nurut sama kedua orang tuanya. Apalagi sama bapaknya yang begitu disiplin. Wati, Firman, dan Bambang merupakan rekan kerja Cakra yang memiliki sifat humoris, mereka bertiga bisa dibilang bandit asmara. Mereka sangat berusaha untuk membantu Cakra untuk mendapatkan cintanya dengan Ayu. Salman merupakan saingan Cakra untuk mendapatkan Ayu, memiliki sifat tukang tebar pesona terhadap perempuan. Ayu memiliki paras cantik yang menjadi rebutan banyak lelaki, Dia memiliki sifat patuh kepada orang tua, buktinya ketika Ayu diminta sang Ibu untuk menemui anak temannya yang mau dijodohkan dengannya walaupun Dia sudah ada gebetan Dia tetap mau menuruti kemauan Ibunya.



Latar dan Setting 1. Latar waktu Novel ini ditulis selama 2 tahun, tapi kisahnya terjadi selama 36 tahun. Dimulai dari tahun 1976 sampai tahun 2012. Pada awal bab biasanya dituliskan tahun peristiwa itu terjadi.



2. Latar tempat Novel ini berlatar belakang di Bandung tepatnya dirumah Ibu Itje, selain itu novel ini juga berlatar tempat di Jakarta, di kantor Cakra, di tengah laut Denmark, di ruang keluarga, di kamar, di gedung pernikahan, di museum Fatahillah. 3. Latar suasana Suasana yang terdapat dalam novel ini sebagian besar adalah rasa hangat kekeluargaan. Tetapi kadang kala terdapat suasana menegangkan menyedihkan.berikut salah satu kalimat yang menunjukkan suasana kekelargaan. “Ibu Itje duduk di salah satu kursi, menyaksikan ketiga cucu bermain dari dekat. Kemewahan yang jarang sang ibu nikmati. Satya duduk rapat di sebelahnya. Memegang tangan sang ibu di atas meja. Kemewahan yang jarang si sulung nikmati. Rissa duduk rapat di sebelah mertua, merindukan kepala di pundaknya, menikmati kemewahan yang sama.” 5.



Amanat



Dari cerita novel Sabtu Bersama Bapak dapat kita petik amanat: 1. Tanggung jawab seorang bapak kepada anak-anaknya dan juga istrinya. 2.



Kasih sayang anak kepada orang tuanya yang luar biasa.



3.



Sikap Ibu Itje yang tidak mau merepotkan anak-anaknya.



6.



Sudut Pandang



Novel ini menggunakan sudut pandang orang ke-3. Penulis merupakan orang ketiga serba tahu. Kata ganti yang digunakan adalah dia atau mereka. Beriku kalimat yang menunjukkan sudut pandang orang ke-3. “Ibu Itje selesai mengirim SMS kepada Cakra. Dia meletakkan HPnya di atas nakas ranjang.”



7.



Gaya Bahasa a.



Istilah dan Ungkapan Asing ü “Let’s just say, this is me, keeping up with you.” ü “I can’t ask for a better wife.” b. Kalimat diuntai dengan indah Minggu sore pada pertengahan September, 2016. Hari yang penuh dengan hujan, angin, dan awan tebal di tengah laut ini. c. Mengandung kalimat humor Terlihat pada percakapan antara Wati, Firman, Bambang ketika memesan makanan kepada pramusaji “Pesen apa, Mas?” tanya pramusaji “Cinta dan kasih sayang Mbk, yang tulus,” ujar Bambang. “Sepiring asmara yang menggelora,” ujar Firman.